Epitel Pkm

4
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan penyakit periodontal dapat dilakukan dengan prosedur bedah atau nonbedah (Apatzidou dan Kinane, 2010). Dalam prosedur bedah periodontal, dapat dipastikan gingiva mengalami perlukaan (Olivia dkk, 2012). Gingiva merupakan bagian dari jaringan pendukung gigi dan mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi prosesus alveolar (Carranza dkk, 2002). Luka didefinisikan sebagai hilangnya kontinuitas jaringan (Touger-Decker dkk, 2005). Penyembuhan luka merupakan prosedur penting yang membantu mempertahankan homeostasis dan mengembalikan integritas jaringan yang terluka (Park dkk, 2010), yang melibatkan serangkaian interaksi antara berbagai  jenis sel, mediator sitokin, dan matriks ekstraseluler (Mackay dan Miller, 2003). Secara umum, ada tiga tahapan utama penyembuhan luka meliputi : inflamasi,  proliferasi, dan remodeling (Werner dan Grose, 2003). Pada fase proliferasi, terjadi proses re-epitelisasi. Re-epitelisasi merupakan salah satu parameter keberhasilan penyembuhan luka yang dilihat dari peningkatan ketebalan epitel (DiPietro dan Burns, 2003). Saat ini telah banyak dilakukan penelitian dengan menggunakan zat aktif dari bahan alami untuk mempercepat penyembuhan luka, dan salah satunya diambil dari membran kulit telur ayam. Telur ayam merupakan salah satu sumber  pangan yang dapat diolah menjadi berbagai olahan masakan. Sisa dari olahan

description

epitel

Transcript of Epitel Pkm

Page 1: Epitel Pkm

7/17/2019 Epitel Pkm

http://slidepdf.com/reader/full/epitel-pkm 1/4

1

BAB I 

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perawatan penyakit periodontal dapat dilakukan dengan prosedur bedah atau

nonbedah (Apatzidou dan Kinane, 2010). Dalam prosedur bedah periodontal,

dapat dipastikan gingiva mengalami perlukaan (Olivia dkk, 2012). Gingiva

merupakan bagian dari jaringan pendukung gigi dan mukosa rongga mulut yang

mengelilingi gigi dan menutupi prosesus alveolar (Carranza dkk, 2002). Luka

didefinisikan sebagai hilangnya kontinuitas jaringan (Touger-Decker dkk, 2005).

Penyembuhan luka merupakan prosedur penting yang membantu

mempertahankan homeostasis dan mengembalikan integritas jaringan yang

terluka (Park dkk, 2010), yang melibatkan serangkaian interaksi antara berbagai

 jenis sel, mediator sitokin, dan matriks ekstraseluler (Mackay dan Miller, 2003).

Secara umum, ada tiga tahapan utama penyembuhan luka meliputi : inflamasi,

 proliferasi, dan remodeling (Werner dan Grose, 2003). Pada fase proliferasi,

terjadi proses re-epitelisasi. Re-epitelisasi merupakan salah satu parameter

keberhasilan penyembuhan luka yang dilihat dari peningkatan ketebalan epitel

(DiPietro dan Burns, 2003).

Saat ini telah banyak dilakukan penelitian dengan menggunakan zat aktif

dari bahan alami untuk mempercepat penyembuhan luka, dan salah satunya

diambil dari membran kulit telur ayam. Telur ayam merupakan salah satu sumber

 pangan yang dapat diolah menjadi berbagai olahan masakan. Sisa dari olahan

Page 2: Epitel Pkm

7/17/2019 Epitel Pkm

http://slidepdf.com/reader/full/epitel-pkm 2/4

  2

masakan berbahan telur ayam berupa cangkang dan membran kulit telur (Yang

dkk, 2002). Banyak penelitian sedang dikembangkan untuk menelaah manfaat

dari zat-zat yang terkandung didalam membran kulit telur ayam. Menurut

Kaweewong dkk (2013), membran kulit telur merupakan membran double-layer

 berwarna merah muda terang sampai putih yang terdiri dari ikatan protein keratin,

kolagen tipe I, V dan X, elastin ,dan asam uronik. Membran kulit telur juga

merupakan sumber baru alamiah yang melimpah akan senyawa bioaktif seperti

glukosamin, kondroitin sulfat, asam hialuronat, dan protein kaya sulfur (Ruff,

2012).

Menurut penelitian yang dilakukan Yang dkk (2002), dressing  luka dengan

membran kulit telur yang diaplikasikan pada penyembuhan luka bakar, secara

efektif meningkatkan epitelisasi dan mengurangi sensasi rasa sakit. Glukosamin,

yang merupakan salah satu kandungan yang terdapat pada membran kulit telur,

 berfungsi meningkatkan produksi asam hialuronat pada fase proliferasi

 penyembuhan luka. Glukosamin juga terlibat dalam proses stimulasi sintesis

glikosaminoglikan dan kolagen pada penyembuhan luka (Mackay dan Miller,

2003).

Sebagai alasan lain digunakan membran kulit telur dalam penelitian ini

adalah ketersediaan dan konsumsi telur yang tinggi di Indonesia. Bappenas

mencatat, produksi telur pada tahun 2004 mencapai 1,1 juta ton dan tahun 2005

meningkat menjadi 1,15 juta ton dengan wilayah penghasil utama telur adalah

Pulau Jawa (Bappenas, 2006). Membran kulit telur ayam, yang merupakan salah

satu limbah dari konsumsi telur, murah dan mudah didapat (Yang dkk, 2002).

Page 3: Epitel Pkm

7/17/2019 Epitel Pkm

http://slidepdf.com/reader/full/epitel-pkm 3/4

  3

Tikus putih ( Rattus norvegicus) digunakan sebagai hewan percobaan pada

 penelitian ini karena hewan ini mudah diperoleh, mempunyai respon yang cepat,

memberikan gambaran secara ilmiah yang mungkin terjadi pada manusia, dan

harganya relatif murah (Sihombing dan Tuminah, 2011). Konsentrasi ekstrak

membran kulit telur yang digunakan adalah 10%. Penggunaan obat baru

konsentrasi yang digunakan sebagai standar ekstrak yaitu konsentrasi 10%

(Depkes RI, 2009). Sediaan gel digunakan pada penelitian ini karena mudah

diaplikasikan dan terabsorbsi lebih baik dibandingkan sediaan lainnya (Yanhendri

dan Yenny, 2012).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, timbul suatu permasalahan,

apakah aplikasi gel ekstrak membran kulit telur konsentrasi 10% berpengaruh

terhadap ketebalan epitel (re-epitelisasi) yang terbentuk dalam proses

 penyembuhan luka gingiva (kajian pada Rattus norvegicus)?

C. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai membran kulit telur sudah pernah diteliti sebelumnya

oleh Yang dkk (2002) mengenai aplikasi membran kulit telur sebagai bahan

alamiah dressing luka, dan Ruff dkk (2012) mengenai evaluasi toksisitas dari

konsumsi natural eggshell membrane  (NEM) untuk mengurangi nyeri pada

 pasien osteoarthritis.

Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian kali ini,

akan diuji pengaruh gel ekstrak aplikasi gel ekstrak membran kulit telur

konsentrasi 10% berpengaruh terhadap ketebalan epitel (re-epitelisasi) yang

Page 4: Epitel Pkm

7/17/2019 Epitel Pkm

http://slidepdf.com/reader/full/epitel-pkm 4/4

  4

terbentuk dalam proses penyembuhan luka gingiva (kajian pada  Rattus

norvegicus).

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi gel ekstrak

membran kulit telur konsentrasi 10 % terhadap ketebalan epitel (re-epitelisasi)

yang terbentuk dalam proses penyembuhan luka gingiva (kajian pada  Rattus

norvegicus).

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.  Memberikan sumbangan informasi ilmiah bagi perkembangan ilmu

kedokteran gigi khususnya mengenai pengaruhnya yang dapat membantu

 proses penyembuhan luka gingiva pasca bedah periodontal

2. 

Memberikan alternatif pengobatan untuk penyembuhan luka gingiva

3.  Pemanfaatan bahan limbah yaitu membran kulit telur yang lebih mudah

dijangkau, lebih murah dan lebih mudah digunakan, dalam pengobatan

atau terapi herbal.