Epistemologi makna & kebenaran ok

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup didunia tidak hanya memerlukan kebutuhan pokok saja. Akan tetapi manusia juga memerlukan informasi untuk mengetahui keadaan di lingkungan sekitar mereka. Dalam upaya untuk memperoleh informasi, manusia seringkali melakukan komunikasi ataupun cara-cara lain yang bisa digunakan. Salah satu informasi yang didapat dari komunikasi adalah pengetahuan. Pengetahuan sangat diperlukan bagi kehidupan manusia karena dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan. Dalam mencari pengetahuan, tak jarang manusia harus mempelajari Epistemologi. Epistemologi disebut juga sebagai teori pengetahuan karena mengkaji seluruh tolok ukur ilmu-ilmu manusia, termasuk ilmu logika dan ilmu-ilmu manusia yang bersifat gamblang, merupakan dasar dan pondasi segala ilmu dan pengetahuan.

Transcript of Epistemologi makna & kebenaran ok

Page 1: Epistemologi makna & kebenaran ok

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia hidup didunia tidak hanya memerlukan kebutuhan pokok saja. Akan

tetapi manusia juga memerlukan informasi untuk mengetahui keadaan di

lingkungan sekitar mereka. Dalam upaya untuk memperoleh informasi, manusia

seringkali melakukan komunikasi ataupun cara-cara lain yang bisa digunakan.

Salah satu informasi yang didapat dari komunikasi adalah pengetahuan.

Pengetahuan sangat diperlukan bagi kehidupan manusia karena dapat memberikan

manfaat yang sangat besar bagi kehidupan. Dalam mencari pengetahuan, tak

jarang manusia harus mempelajari Epistemologi. Epistemologi disebut juga

sebagai teori pengetahuan karena mengkaji seluruh tolok ukur ilmu-ilmu manusia,

termasuk ilmu logika dan ilmu-ilmu manusia yang bersifat gamblang, merupakan

dasar dan pondasi segala ilmu dan pengetahuan.

Sejak semula, epistemologi merupakan salah satu bagian dari filsafat

sistematik yang paling sulit. Sebab epistemologi menjangkau permasalahan-

permasalahan yang membentang luas, sehingga tidak ada sesuatu pun yang boleh

disingkirkan darinya. Selain itu pengetahuan merupakan hal yang sangat abstrak

dan jarang dijadikan permasalahan ilmiah di dalam kehidupan sehari-hari.

Pengetahuan biasanya diandaikan begitu saja. Oleh sebab itu, perlu diketahui apa

saja yang menjadi dasar-dasar pengetahuan yang dapat digunakan manusia untuk

mengembangkan diri dalam mengikuti perkembangan informasi yang pesat.

Page 2: Epistemologi makna & kebenaran ok

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Epistemologi ?

2. Bagaimana ruang lingkup Epistimologi ?

3. Apa saja aliran- aliran yang ada dalam Epistemologi ?

4. Bagaimana pengaruh Epistemologi terhadap peradaban manusia ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Epistemologi

2. Untuk mengetahui ruang lingkup Epistemoligi

3. Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam Epistemologi

4. Untuk mengetahui pengaruh epistemologi bagi kehidupan

Page 3: Epistemologi makna & kebenaran ok

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Epistemologi

Istilah “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “episteme” yang

berarti pengetahuan dan ‘logos” berarti perkataan, pikiran, atau ilmu. Kata

“episteme” dalam bahasa Yunani berasal dari kata kerja epistamai, artinya

menundukkan, menempatkan, atau meletakkan. Maka, secara harafiah episteme

berarti pengetahuan sebagai upaya intelektual untuk menempatkan sesuatu dalam

kedudukan setepatnya. Bagi suatu ilmu pertanyaan yang mengenai definisi ilmu

itu, jenis pengetahuannya, pembagian ruang lingkupnya, dan kebenaran

ilmiahnya, merupakan bahan-bahan pembahasan dari epistemologinya.

Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge).

Epistemologi lebih memfokuskan kepada makna pengetahuan yang berhubungan

dengan konsep, sumber, dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain

sebagainya.

Beberapa ahli yang mencoba mengungkapkan definisi dari pada

epistemologi adalah P. Hardono Hadi. Menurut beliau epistemologi adalah cabang

filsafat yang mempelajari dan mencoba menentukan kodrat dan skope

pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasarnya, serta pertanggung jawaban

atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Tokoh lain yang mencoba

mendefinisikan epistemoogi adalah D.W Hamlyin, beliau mengatakan bahwa

epistemologi sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup

Page 4: Epistemologi makna & kebenaran ok

pengetahuan, dasar dan pengandaian – pengandaian serta secara umum hal itu

dapat diandalkannya sebagai penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan.[1]

Runes dalam kamusnya menjelaskan bahwa epistemology is the branch of

philosophy which investigates the origin, stukture, methods and validity of

knowledge. Itulah sebabnya kita sering menyebutnya dengan istilah epistemologi

untuk pertama kalinya muncul dan digunakan oleh J.F Ferrier pada tahun 1854

(Runes, 1971-1994).

B. Ruang Lingkup Epistemologi

M. Arifin merinci ruang lingkup epistemologi, meliputi hakekat, sumber

dan validitas pengetahuan. Mudlor Achmad merinci menjadi enam aspek, yaitu

hakikat, unsur, macam, tumpuan, batas, dan sasaran pengetahuan. Bahkan, A.M

Saefuddin menyebutkan, bahwa epistemologi mencakup pertanyaan yang harus

dijawab, apakah ilmu itu, dari mana asalnya, apa sumbernya, apa hakikatnya,

bagaimana membangun ilmu yang tepat dan benar, apa kebenaran itu,

mungkinkah kita mencapai ilmu yang benar, apa yang dapat kita ketahui, dan

sampai dimanakah batasannya. Semua pertanyaan itu dapat diringkat menjadi dua

masalah pokok ; masalah sumber ilmu dan masalah benarnya ilmu. Mengingat

epistemologi mencakup aspek yang begitu luas, sampai Gallagher secara ekstrem

menarik kesimpulan, bahwa epistemologi sama luasnya dengan filsafat. Usaha

menyelidiki dan mengungkapkan kenyataan selalu seiring dengan usaha untuk

menentukan apa yang diketahui dibidang tertentu.

Dalam pembahasa-pembahsan epistemologi, ternyata hanya aspek-aspek

tertentu yang mendapat perhatian besar dari para filosof, sehingga mengesankan

Page 5: Epistemologi makna & kebenaran ok

bahwa seolah-olah wilayah pembahasan epistemologi hanya terbatas pada aspek-

aspek tertentu. Sedangkan aspek-aspek lain yang jumlahnya lebih banyak

cenderung diabaikan.

M. Amin Abdullah menilai, bahwa seringkali kajian epistemologi lebih

banyak terbatas pada dataran konsepsi asal-usul atau sumber ilmu pengetahuan

secara konseptual-filosofis. Sedangkan Paul Suparno menilai epistemologi banyak

membicarakan mengenai apa yang membentuk pengetahuan ilmiah. Sementara

itu, aspek-aspek lainnya justru diabaikan dalam pembahasan epistemologi, atau

setidak-tidaknya kurang mendapat perhatian yang layak.

Namun, penyederhanaan makna epistemologi itu berfungsi memudahkan

pemahaman seseorang, terutama pada tahap pemula untuk mengenali sistematika

filsafat, khususnya bidang epistemologi. Hanya saja, jika dia ingin mendalami dan

menajamkan pemahaman epistemologi, tentunya tidak bisa hanya memegangi

makna epistemologi sebatas metode pengetahuan, akan tetapi epistemologi dapat

menyentuh pembahasan yang amat luas, yaitu komponen-komponen yang terkait

langsung dengan “bangunan” pengetahuan.

C. Aliran-Aliran Epistemologi

Ada beberapa aliran yang berbicara tentang ini, diantaranya :

1. Empirisme

Kata empiris berasal dari kata yunani empieriskos yang berasal dari kata

empiria, yang artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh

Page 6: Epistemologi makna & kebenaran ok

pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata

yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman inderawi. Manusia tahu

es dingin karena manusia menyentuhnya, gula manis karena manusia

mencicipinya.

John locke (1632-1704) bapak aliran ini pada zaman modern

mengemukakan teori tabula rusa yang secara bahasa berarti meja lilin. Maksudnya

ialah bahwa manusia itu pada mulanya kosong dari pengetahuan, lantas

pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, lantas ia memiliki pengetahuan.

Mula- mula tangkapan indera yang masuk itu sederhana, lama-lama sulit, lalu

tersusunlah pengetahuan berarti.berarti, bagaimanapun kompleks (sulit)-nya

pengetahuan manusia, ia selalu dapat dicari ujungnya pada pengalaman indera.

Sesuatu yang tidak dapat diamati dengan indera bukan pengetahuan yang benar.

Jadi, pengalaman indera itulah sumber pengetahuan yang benar.

Karena itulah metode penelitian yang menjadi tumpuan aliran ini adalah

metode eksperimen. Kesimpulannya bahwa aliran empirisme lemah karena

keterbatasan indera manusia. Misalnya benda yang jauh kelihatan kecil,

sebenarnya benda itu kecil ketika dilihat dari jauh sedangkan kalau dilihat dari

dekat benda itu besar.

2. Rasionalisme

Secara singkat aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian

pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal.

Manusia, menurut aliran ini, menmperoleh pengetahuan melalui kegiatan akal

menangkap objek. Bapak aliran ini adalah Descartes (1596-1650). Descartes

Page 7: Epistemologi makna & kebenaran ok

seorang filosof yang tidak puas dengan filsafat scholastic yang pandangannya

bertentangan, dan tidak ada kepastian disebabkan oleh kurangnya metode berpikir

yang tepat. Dan ia juga mengemukakan metode baru, yaitu metode keragu-raguan.

Jika orang ragu terhadap segala sesuatu, dalam keragu-raguan itu jelas ia sedang

berpikir. Sebab, yang sedang berpikir itu tentu ada dan jelas ia sedang erang

menderang. Cogito Ergo Sun (saya berpikir, maka saya ada).

Rasio merupakan sumber kebenaran. Hanya rasio sajalah yang dapat

membawa orang kepada kebenaran. Yang benar hanya tindakal akal yang terang

benderang yang disebut Ideas Claires el Distictes (pikiran yang terang benderang

dan terpilah-pilah). Idea terang benderang inilah pemberian tuhan seorang

dilahirkan ( idea innatae = ide bawaan). Sebagai pemberian tuhan, maka tak

mungkin tak benar. Karena rasio saja yang dianggap sebagai sumber kebenaran,

aliran ini disebut rasionlisme. Aliran rasionalisme ada dua macam , yaitu dalam

bidang agama dan dalam bidang filsafat. Dalam bidang agama , aliran

rasionalisme adalah lawan dari otoritas dan biasanya digunakan untuk mengkritik

ajran agama. Adapun dalam bidang filsafat, rasionalisme adalah lawan dari

empirisme dan sering berguna dalam menyusun teori pengetahuan .

3. Positivisme

Tokoh aliaran ini adalah august compte (1798-1857). Ia menganut paham

empirisme. Ia berpendapat bahwa indera itu sangat penting dalam memperoleh

pengetahuan. Tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan

eksperimen. Kekeliruan indera akan dapat dikoreksi lewat eksperimen.

Eksperimen memerlukan ukuran-ukuran yang jelas. Misalnya untuk mengukur

Page 8: Epistemologi makna & kebenaran ok

jarak kita harus menggunakan alat ukur misalnya meteran, untuk mengukur berat

menggunakan neraca atau timbangan misalnya kiloan . Dan dari itulah kemajuan

sains benar benar dimulai. Kebenaran diperoleh dengan akal dan didukung oleh

bukti empirisnya. Dan alat bantu itulah bagian dari aliran positivisme. Jadi, pada

dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang dapat berdiri sendiri. Aliran ini

menyempurnakan empirisme dan rasionalisme.

4. Intuisionisme

Henri Bergson (1859-1941) adalah tokoh aliran ini. Ia menganggap tidak

hanya indera yang terbatasa, akal juga terbatas. Objek yang selalu berubah,

demikian bargson. Jadi, pengetahuan kita tentangnya tidak pernah tetap.

Intelektual atau akal juga terbatas. Akal hanya dapat memahami suatu objek bila

ia mengonsentrasikan dirinya pada objek itu, jadi dalam hal itu manusia tidak

mengetahui keseluruhan (unique), tidak dapat memahami sifat-sifat yang tetap

pada objek. Misalnya manusia menpunyai pemikiran yang berbeda-beda. Dengan

menyadari kekurangan dari indera dan akal maka bergson mengembangkan satu

kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki manusia, yaitu intuisi.

5. Kritisme

Aliran ini muncul pada abad ke-18 suatu zaman baru dimana seseorang

ahli pemikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara

rasionalisme dengan empirisme. Seorang ahli pikir jerman Immanuel Kant (1724-

18004) mencoba menyelesaikan persoalan diatas, pada awalnya, kant mengikuti

Page 9: Epistemologi makna & kebenaran ok

rasionalisme tetapi terpengaruh oleh aliran empirisme. Akhirnya kant mengakui

peranan akal harus dan keharusan empiris, kemudian dicoba mengadakan sintesis.

Walaupun semua pengetahuan bersumber pada akal (rasionalisme), tetapi adanya

pengertian timbul dari pengalaman (empirime).

Jadi, metode berpikirnya disebut metode kiritis. Walaupun ia mendasarkan

diri dari nilai yang tinggi dari akal, tetapi ia tidak mengingkari bahwa adanya

persoalan-persoalan yang melampaui akal.

6. Idealisme

Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik

hanya dapat dipahami dalam kaitan dengan jiwa dan roh. Istilah idealisme diambil

dari kata idea yaitu suatu yang hadir dalam jiwa. Pandangan ini dimiliki oleh plato

dan pada filsafat modern.

Idealisme mempunyai argumen epistemologi tersendiri. Oleh karena itu,

tokoh-tokoh teisme yang mengajarkan bahwa materi tergantung pada spirit tidak

disebut idealisme karena mereka tidak menggunakan argumen epistemologi yang

digunakan oleh idealisme. Idealisme secara umum berhubungan dengan

rasionalisme. Ini adalah mazhab epistemologi yang mengajarkan bahwa

pengetahuan apriori atau deduktifdapat diperoleh dari manusia denganakalnya

D. Pengaruh Epistemologi

Secara global epistemologi berpengaruh terhadap peradaban manusia.

Suatu peradaban, sudah tentu dibentuk oleh teori pengetahuannya. Epistemologi

Page 10: Epistemologi makna & kebenaran ok

mengatur semua aspek studi manusia, dari filsafat dan ilmu murni sampai ilmu

sosial. Epistemologi dari masyarakatlah yang memberikan kesatuan dan koherensi

pada tubuh, ilmu-ilmu mereka itu suatu kesatuan yang merupakan hasil

pengamatan kritis dari ilmu-ilmu dipandang dari keyakinan, kepercayaan dan

sistem nilai mereka. Epistemologilah yang menentukan kemajuan sains dan

teknologi. Wujud sains dan teknologi yang maju disuatu negara, karena didukung

oleh penguasaan dan bahkan pengembangan epistemologi. Tidak ada bangsa yang

pandai merekayasa fenomena alam, sehingga kemajuan sains dan teknologi tanpa

didukung oleh kemajuan epistemologi. Epistemologi menjadi modal dasar dan

alat yang strategis dalam merekayasa pengembangan-pengembangan alam

menjadi sebuah produk sains yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Demikian

halnya yang terjadi pada teknologi. Meskipun teknologi sebagai penerapan sains,

tetapi jika dilacak lebih jauh lagi ternyata teknologi sebagai akibat dari

pemanfaatan dan pengembangan epistemologi.

Epistemologi senantiasa mendorong manusia untuk selalu berfikir dan

berkreasi menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Semua bentuk

teknologi yang canggih adalah hasil pemikiran-pemikiran secara epistemologis,

yaitu pemikiran dan perenungan yang berkisar tentang bagaimana cara

mewujudkan sesuatu, perangkat-perangkat apa yang harus disediakan untuk

mewujudkan sesuatu itu, dan sebagainya.

Page 11: Epistemologi makna & kebenaran ok

E. Makna dan Kebenaran

Kebenaran adalah suatu nilai utama di dalam kehidupan manusia, sebagai

nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia, artinya sifat manusiawi atau

martabat kemanusiaan selalu berusaha memeluk suatu kebenaran (Syam dalam

Sofyan, 2010: 425). Sedangkan menurut Russel (dalam Sofyan, 2010: 425)

mengatakn bahwa kebenaran adalah suatu sifat kepercayaan dan diturunkan dari

kalimat yang menyatakan kepercayaan tersebut. Kebenaran merupakan suatu

hubungan antara suatu kepercayaan dan fakta. Menurut Djaelani (dalam Sofyan,

2010: 425) kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan dengan fakta-fakta itu

sendiri atau pertimbangan (judgment) dan situasi yang dipertimbangkan itu

berusaha melukiskannya.

Kebenaran adalah soal hubungan antara pengetahuan dan apa yang

dijadikan objeknya, yaitu apabila terdapat persesuaian dalam hubungan antara

objek dan pengetahuan kita tentang objek itu (Gazalba dalam Sofyan, 2010: 426).

Menurut adalah kesesuaian dengan fakta. Kebenaran adalah perwujudan dari

pemahaman subjek tentang sesuatu, terutama yang bersumber dari sesuatu yang di

luar subjek, yaitu fakta, peristiwa, nilai-nilai (norma hukum) yang bersifat umum.

Kebenaran menurut Plato dan Aritoteles adalah pernyataan yang dianggapbenar

itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya (Jalaludin

dalamSofyan, 2010: 426). Kebenaran itu tampaknya bersifat relatif sebab apa

yang dianggap benar oleh suatu masyarakat atau bangsa, belum tentu akan dinilai

sebagai suatu kebenaran oleh masyarakat atau bangsa lain. Dari beberapa

pengertian di atas, penulis memahami bahwa kebenaran adalah sesuatu yang nyata

Page 12: Epistemologi makna & kebenaran ok

dan sesuai dengan fakta dan bersifat relatif. Artinya apa yang dianggap seseorang

benar, belum tentu orang lain menganggap benar.

1. Sifat Kebenaran

Menurut Mintaredja (dalamSofyan, 2010: 430) mengatakan kebenaran

dapat digunakan sebagai suatu benda yang konkret atau abstrak. Subjek

menyatakan suatu preposisi yang diuji memiliki suatu kualitas, sifat, hubungan,

dan nilai itu sendiri. Kebenaran dalam filsafat dibedakan menjadi tiga hal.

a. Pengetahuan biasa memiliki inti kebenaran sifatnya subjektif, artinya

amat terikat pada subjek yang mengenal. Dengan demikian,

pengetahuan tahap pertama ini memiliki sifat selalu benar, sejauh

sarana untuk memperoleh pengetahuan bersifat normal atau tidak ada

penyimpangan.

b. Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang tetap menetapkan objek

yang khas atau spesifik dengan menerapkan metodologi yang khas

pula. Kebenaran ilmiah bersifat relatif, maksudnya kandungan

kebenaran mendapatkan revisi yaitu selalu diperkaya oleh penemuan

yang paling mutakhir.

c. Pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan yang pendekatannya melalui

metodologi pemikiran filsafat yang sifatnya mendasar dan menyeluruh

dengan model pemikiran yang analitis, kritis, dan spekulatif. Sifat

kebenaran dalam pengetahuan filsafat itu absolut.

d. Kebenaran pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama

memiliki sifat dogmatis. Suatu agama selalu dihampiri oleh keyakinan

Page 13: Epistemologi makna & kebenaran ok

tertentu, sehingga pernyataan dalam kitab suci agama memiliki

kebenaran sesuai dengan keyakinan yang digunakan untuk memahami.

a) Teori-Teori Kebenaran

a. Teori koherensi

Teori ini menegaskan bahwa suatu proposisi (pernyataan suatu

penegetahuan) diakui benar atau sahih jika proposisi itu memiliki hubungan

dengan ide atau gagasan dari proposisi sebelumnya yang juga sahih dan dapat

dibuktikan secara logika sesuai dengan keterangan dan ketentuan logika. Teori

koherensi adalah kebenaran yang ditegakkan atas dasar hubungan keputusan baru

dengan keputusan-keputusan yang telah diketahui dan diakui kebenarannya

terlebih dahulu. Matematika dan silogisme adalah contoh teori koherensi. Contoh:

3 + 4= 7; 5 + 2=7; 6 + 1=7. Tiga pernyataan tadi benar dan konsisten, sebab

pernyataan dan kesimpulan yang ditariknya adalah konsisten dengan pernyataan

dan kesimpulan terdahulu yang dianggap benar.

b. Teori Korespondensi

Teori ini mengatakan bahwa suatu pengetahuan itu benar, apabila

proposisi bersesuaian dengan realitas yang menjadi objek pengetahuan itu dan

kepastian inderawi. Dengan demikian, kesahihan pengetahuan itu dapat

dibuktikan secara langsung. Suatu pernyataan benar apabila materi pengetahuan

yang dikandung pernyataan itu berkoresponden (berhubungan) dengan objek yang

dituju. Ibu kota Indonesia adalah Jakarta. Maka pernyataan itu benar oleh karena

Page 14: Epistemologi makna & kebenaran ok

pernyataan itu berkorespenden dengan objek aktual yaitu Jakarta memang Ibu

Kota Republik Indonesia.

c. Teori Pragmatis

Menegaskan bahwa pengetahuan itu sahih, jika proposisinya memiliki

konsekuensi kegunaan atau benar-benar bermanfaat bagi yang memiliki

pengetahuan itu. Aliran pragmatisme menyatakan bahwa nilai akhir dari suatu ide

atau kebenaran yang disepakati adalah kegunaannya untuk menyelesaikan

masalah-masalah praktis. Teori kesahihan pragmatis adalah teori kesahihan yang

termasuk teori tradisional, selain koheren dan korespodensi. Teori berkembang

pada abad XIX dan awal abad XX.

Suatu pernyataan benar diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut

bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Konsekuensi dari pernyataan

tersebut memunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Sekiranya ada

orang mengatakan teori X tersebuat dikembangkan teknik Y dalam meningkatkan

kemampuan belajar dan ternyata secara aktual bahwa teknik Y dalam

meningkatkan kemampuan belajar, maka teori X dianggap benar, sebab teori X ini

adalah bersifat fungsional dan memunyai kegunaan. Suatu benar kalau dapat

dimanfaatkan secara praktis dan tidak mempermasalahkan hakikatnya.

d. Teori kesahihan semantik

Teori yang menekankan arti dan makna suatu proposisi. Menurut teori ini

arti dan makna sesungguhnya mengacu pada referensi atau realitas dan bisa juga

arti definitif dengan menunjuk ciri khas yang ada. Teori kebenaran semantik

Page 15: Epistemologi makna & kebenaran ok

menyatakan bahwa proposisi itu memunyai nilai kebenaran bila proposisi itu

memiliki arti.

e. Teori kebenaran sintaksis

Proposisi yang mengikuti keteraturan gramatika yang telah diisyaratkan.

Suatu adalah benar, bila mengikuti atau mematuhi hal yang diisyaratkan dari

proposisi itu tidak mengikuti syarat atau keluar dari hal yang diisyaratkan, maka

proposisi itu memunyai arti.

f. Teori kesahihan logika yang berlebihan

Teori ini hendak menunjukkan bahwa proposisi menunjukkan bahwa

proposisi logis yang memiliki term berbeda, tetapi berisi informasi sama, dan

tidak perlu dibuktikan lagi atau sudah menjadi bentuk logik yang berlebihan.

Misal, siklus adalah lingkaran atau lingkaran adalah bulatan dan sebagainya.

Proposisi lingkaran bulat tidak perlu dibuktikan lagi karena lingkaran adalah

sesuatu yang terdiri dari rangkaian titik tertentu, sehingga berupa garis yang bulat.

Teori ini banyak dianut olah kelompok aliran positivism, seperti Ayer, Gallagher.

F. Kepercayaan

Disamping berdimensi berfikir maka manusia itu berdimensi percaya.

Percaya adalah sikap dan sifat, membenarkan sesuatu, atau menganggap sesuatu

sebagai benar. Kepastian adalah sikap mental atas dasar keyakinan bahwa ada

kebenaran, tetapi kebenaran yang diselidiki sendiri. Adapula kemungkinan bahwa

Page 16: Epistemologi makna & kebenaran ok

orang memunyai keyakinan akan kebenaran bukan karena penyelidikkan sendiri,

melainkan atas pemberitahuan pihak lain. Ahli ilmu falak mengatakan misalnya

bahwa pada tanggal tertentu akan ada gerhana bulan. Penulis yakin bahwa

pemberitahuan itu benar, jadi setelah diberitahu itu, penulis tahu akan sesuatu

kebenaran. Pengetahuan yang tercapai itu disebut kepercayaan. Kepastian terdapat

karena percaya ini tidak perlu kurang pastinya dari kepastian yang diperoleh

sendiri. Jadi, kepercayaan itu adalah anggapan atau sikap mental bahwa sesuatu

itu benar. Arti lain dari kepercayaan adalah sesuatu yang diakui sebagai benar.

Kita tidak bisa membayangkan manusia dapat hidup tanpa kepercayaan apapun

baik dalam arti yang pertama maupun dalam arti yang kedua.

Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia

merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.

Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu

benar atau keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Jika keyakinan tidak

ada keraguan yang akan muncul dan kesalahan akan sering kali menghalangi.

Keyakinan sangat penting dalam kehidupan seperti keyakinan dalam memeluk

agama. Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang

menganggap suatu premisi benar. Kita yakin dalam satu hal maka kepercayaan

akan muncul. Keyakinan sangan berdampingan dalam hidup. Contoh, pada saat

kesulitan menghampiri maka sangat di perlukan sikap keyakinan agar kesulitan

yang di alami dapat di lewatkan. Kenyakinan sangat vital dalam hidup. Tidak

ada salahnya kita gunakan keyakinan kita dengan penuh percaya, mudah-mudahan

bisa membantu dalam hidup.

Page 17: Epistemologi makna & kebenaran ok

1. Macam-macam Kepercayaan

a. Kepercayaan dalam kehidupan sehari-hari

Kita lihat dalam kehidupan sehari-hari yang kita akui sebagai ibu kandung

kita, sesungguhnya kita terima semata-mata atas dasar kepercayaan karena kita

tidak merasa perlu membuktikannya. Kita dapat makan sebagai hal yang dapat

kita lakukan sehari-hari, apabila kita senantiasa dikuasai kesangsian atau

ketidakpercayaan atas setiap makanan yang kita makan itu. Dihubungkan dengan

contoh lain, kita tidak akan pernah naik kendaraan bermotor yang dikemudikan

orang lain bila kita tidak memunyai kepercayaan atas kendaraan (mobil, kereta

api, kapal laut, pesawat terbang, dan sebagainya) yang kita tumpangi dan bila kita

memunyai kepercayaan kepada pengemudinya tanpa kita terlebih dahulu

mempelajari dan menyelidiki secara ilmiah segala seluk beluk mesin kendaraan.

Tanpa kita terlebih dahulu mengetes dan mengecek kemampuan dan kemahiran

pengemudi secara seksama. Walaupun yang kita percayai pada mulanya dengan

begitu saja itu mungkin saja kemudian dapat diperkuat dengan bukti-bukti hasil

penyelidikan rasional, namun itu masalah kemudian bukan masalah permulaan.

b. Kepercayaan dalam ilmu pengetahuan

Amidjaja, Rektor ITB pernah mengemukakan bahwa dalam ilmu

pengetahuan yang dilandasi dengan kesangsian, namun masalah kepercayaan

tidak dapat dikesampingkan. Para pemula dalam disiplin ilmu pengetahuan

tertentu pertama-tama menerima saja terlebih dahulu suatu dalil atau aksioma atas

dasar kepercayaan. Walaupun dalam perkembangan kemudia melalui proses

analisa dan penelitian rasional akhirnya sampai juga pada dalil aksioma yang pada

Page 18: Epistemologi makna & kebenaran ok

mulanya diterima begitu saja atas dasar kepercayaan itu. Ilmu pengetahuan dalam

mengemukakan pendapat bersandar pada ponstulat-ponstulat tertentu atau

kebenaran-kebenaran yang sudah diterima dengan begitu sebelum secara mutlak

yang diterima begitu saja atas dasar kepercayaan semat-mata. Sekali lagi kita

tegaskan bahwa dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan sekalipun yang konon

diawali dengan keraguan dan kesangsian itu sendiri.

c. Kepercayaan dalam filsafat

Seseorang yang terkemukan dari penyangsi modern ialah Descartes (1596-

1650) seorang ilmu pasti yang paling ulung pada zamannya yang juga peletak

dasar rasionalisme yang sebenarnya di Eropa. menurut aliran rasionalime akal

manusia itu memang cukup kuat untuk memecahkan segala soal, cukup kuat

untuk mencapai kebenaran yang terakhir setidak-tidaknya cukup kuat untuk

mengejarnya atas dasar akal sendiri. Penuh keyakinan aliran rasionalisme percaya

dengan maksud percaya adalah esa, akan hal manusia sebagai kunci yang

membuka segala rahasia. Hanyalah dapat ditanyakan keyakinan itu berdasarkan

atas apa? Pada pikiran hemat kami tidak dapat dihindarkan, keterangan bahwa

penelitian akal manusia sebagai dasar atas pangkal filsafat dan ilmu pengetahuan

adalah suatu pemilihan yang ada pada tidak akal sifatnya. Rasionalisme memilih

akal itu karena kepercayaan terhadap akal. Dalam kepercayan itu tidak dicapai

dengan jalan pikiran yang akali melainkan kepercayaan itulah tidak lain daripada

keyakinan. Atas dasar rasionalisme memilih akal manusia sebagai titik berangkat

atau akal pikiran.

Page 19: Epistemologi makna & kebenaran ok

Tiap-tipa filosof membutuhkan suatu pangkal pikiran atau titik berangkat.

Ada yang memilih akal sebagai titik berangkat, ada yang memilih arus hidup ada

yang memilih eksistensi. Pemilihan itu tergantung daripada keyakinan ahli pikir

sendiri. Jadi dalam filsafat sekalipun yang katanya mencari keberanaran secara

radikal, integral, universal itu, terbukti bahwa ada unsur atau faktor kepercayaan

tersebut menjadi pangkal tolaknya sendiri.

d. Kepercayaan dalam agama

Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayan. Hal itu akan

mengahadirkan nilai-nilai guna untuk menopang hidupnya. Sikap kepercayaan

atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat terjadi, tetapi selain kepercayaan

itu dapat dianut sesuai dengan kebutuhan demikian pula cara kepercayaanpun

harus benar pula. Menganut kepercayaan yang salah bukan saja dikehendaki,

tetapi bahkan berbahaya. Disebabkan kepercayaan itu diperlukan maka dalam

kenyataannya kita temui bentuk-bentuk kepercayaan iu berbeda satu dengan yang

lainnya.

Faktor kepercayaan ini mutlak dalam agama. Dalam agama, kepercayaan

merupakan suatu unsur yang amat penting dan dalam hal ini amat masuk akal

alaannya kebenaran yang dipercayai oleh kaum yang beragama ini diyakini sebab

diberitahukan oleh yang tak dapat berdusta (Tuhan sendiri) atau paling sedikit

seorang yang menerima tugas memberitahukan kebenaran ini kepada umat

manusia, ia patut dipercaya. Percaya ialah menerima kebenaran demi

kewibawaan.

Page 20: Epistemologi makna & kebenaran ok

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengetahuan dapat diperoleh melalui beberapa hal yaitu:

1. Pengetahuan diperoleh dari akal, yakni pengetahuan yang didapatkan

melalui proses berpikir yang logis sehingga dapat diterima oleh akal. Dari

sini memunculkan aliran rasionalisme.

2. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, yakni pengetahuan baru muncul

ketika indera manusia menimba pengalaman dengan cara melihat dan

mengamati berbagai kejadian dalam kehidupan, jadi ketika manusia lahir

benar-benar dalam keadaan yang bersih dan suci dari apapun. Aliran yang

mempunyai paham ini adalah aliran empirisme.

3. Pengetahuan diperoleh dari intuisi, yakni pengetahuan yang bersifat

personal, dan hanya orang-orang tertentu yang mendapatkan pengetahuan

ini.

B. Saran

Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap

dari yang telah ditetapkan atau seharusnya. Apalagi dalam kegiatan menyusun

makalah ini. Untuk itu, penulis harapkan dari pembaca, mohon kritik dan

sarannya guna perbaikkan penyusunan selanjutnya.

Page 21: Epistemologi makna & kebenaran ok

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad tafsir, 2009. filsafat umum akal dan hati sejak thales sampai capra. Remaja Rosdakarya, Bandung.hal 23

Ahmad Tafsir,2009. Filsafat umum akal dan hati sejak thales sampai capra.Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Hal 24-28

Achmadi,asmoro,2012. Filsafat umum. PT. Raja grafindo persada, jakarta. Hal 118-119

Hakim, M.A. dan Drs. Bani Ahmad Saebani, M.Si. 2008. filsafat umum dari metologi sampai teofilosofi. Pustaka Setia, Bandung. Hal 206