EPIDEMIOLOGI

20
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR KOLERA Dosen: Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH Disusun oleh : 1. Muryanti (P07133114066) 2. Tri Purna Anggraini (P07133114080) Kelas reguler B Hakli II POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

description

Tugas epidemiologi

Transcript of EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGIPENYAKIT MENULAR KOLERADosen: Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH

Disusun oleh :1. Muryanti(P07133114066)2. Tri Purna Anggraini(P07133114080)Kelas reguler B Hakli II

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTAD III KESEHATAN LINGKUNGAN2014/2015KATA PENGANTARPuji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Saya ucapkan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dan arahan kepada semua pihak yang telah membantu, antara lain : Bapak Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH selaku dosen pengampu mata kuliah Epidemiologi Orang tua yang telah mendukung Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per SatuKami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah kami selanjutnya dari semua pihak.Kami berharap makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Dan semoga,ilmu yang kami peroleh ini dapat kami terapkan dalam kehidupan. Aamiin.

Yogyakarta, 22 Mei 2015

penyusun

DAFTAR ISI

Halaman judul1Kata pengantar2Daftar isi3BAB I . PENDAHULUANA. Latar belakang..4B. Rumusan masalah..5C. Tujuan..5BAB II . HASIL DAN PEMBAHASANA. Pengertian penyakit kolera ..6B. Etiologi penyakit kolera...C. Factor agent , host dan environmental D. Riwayat alamiah.E. Distribusi penyakitF. Masa inkubasi dan diagnosis.G. Cara penularannya H. Pencegahan dan penanggulangan BAB III . PENUTUPA. Kesimpulan ..B. Saran .

BAB IPENDAHULUAN A. Latar BelakangCholeraumumnya merupakan penyakit yang menyebar karena sanitasi yang buruk yang menyebabkan kontaminasi sumber air. Cara ini jelas merupakan mekanisme utama penyebaran penyakit cholera dalam lingkungan masyarakat miskin di Amerika selatan.Fasilitas sanitasi yang baik di Eropa dan Amerika serikat mengakibatkan hamper tidak pernah terjadi wabah choera. Vibrio Cholera memproduksi racun Cholera, model untuk Enteretoksin, yang tindakan pada epitel mukosa bertanggung jawab atas diare karakteristik penyakit kolera. Dalam masnifestasi exterm, kolera adalah salah satu penyakit fatal cepat paling dikenal seseorang yang sehat dapat menjadi hipotensi satu jam setelah timbulnya gejala dan mungkin meninggal dalam waktu 2-3 jam jika pengobatan tidak disediakan lebih umum, penyakit ini berlangsung dari bangku cair pertama yang mengejutkan di 4-12 jam, dengan kematian berikut dalam 18 jam untuk beberapa hari.Penyakit saluran pencernaan akut yang disebabkan oleh bakteri dan ditandai gejala dalam bentuknya yang berat dengan onset yang tiba-tiba, diare terus menerus, cair seperti air cucian beras, tanpa sakit perut, disertai muntah dan mual di awal timbulnya penyakit. Pada kasus-kasus yang tidak diobati dengan cepat dan tepat dapat terjadi dehidrasi, asidosis, kolaps, hipoglikemi pada anak serta gagal ginjal. Infeksi tanpa gejala biasanya lebih sering terjadi dari pada infeksi dengan gejala, terutama infeksi oleh biotipe El Tor; gejala ringan dengan hanya diare, umum terjadi, terutama dikalangan anak-anak. Pada kasus berat yang tidak diobati (kolera gravis), kematian bisa terjadi dalam beberapa jam, dan CFR-nya bisa mencapai 50 %. Dengan pengobatan tepat, angka ini kurang dari 1 %.Diagnosa ditegakkan dengan mengisolasi Vibrio cholera dari serogrup O1 atau O139 dari tinja. Jika fasilitas laboratorium tidak tersedia, Cary Blair media transport dapat digunakan untuk membawa atau menyimpan specimen apus dubur (Rectal Swab).Untuk diagnose klinis presumtif cepat dapat dilakukan dengan mikroskop medan gelap atau dengan visualisasi mikroskopik dari gerakan vibrio yang tampak seperti shooting stars atau bintang jatuh, dihambat dengan antisera sero tipes pesifik yang bebas bahan pengawet. Untuk tujuan epidemiologis, diagnose presumtif dibuat berdasarkan adanya kenaikan titer antitoksin dan antibody spesifik yang bermakna. Di daerah non-endemis, organisme yang diisolasi dari kasus indeks yang dicurigai sebaiknya dikonfirmasikan dengan pemeriksaan biokimiawi dan pemeriksaan serologis yang tepat serta dilakukan uji kemampuan organisme untuk memproduksi toksin kolera atau untuk mengetahui adanya gen toksin. Pada saat terjadi wabah, sekali telah dilakukan konfirmasi laboratorium dan uji sensitivitas antibiotik, maka terhadap semua kasus yang lain tidak perlu lagi dilakukan uji laboratorium.

B. Rumusan Masalah1. Apa definisi penyakit kolera ?2. Bagaimana etiologi , masa inkubasi dan diagnosis penyakit kolera ?3. Bagaimana cara penularan penyakit kolera ?4. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan penyakit kolera ?

C. Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian penyakit kolera2. Untuk mengetahui etiologi, masa inkubasi, diagnosis penyakit kolera3. Untuk mengetahui cara penularan penyakit kolera4. Untuk mengetahui pencegahan dan penanggulangan penyakit kolera

BAB IIHASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Kolera

Kolera adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi dengan bakteri vibrio cholerae (v. Cholerae). Kolera menjadi masalah kesehatan bagi penduduk di negara-negara berkembang di dunia, terutama di Amerika, Asia selatan dan Amerika Latin.Sebagin orang yang terkena kolera akan mengalami diare dalam jumlah berlebih dan mengalami dehidrasi hebat hingga menyebabkan kematian. Umumnya orang akan terkena kolera setelah menelan bekteri vibrio cholera yang sudah mengkontaminasi sumber makanan atau air.

Etiologi Penyakit KoleraKolera adalah mikroorganisme berbentuk batang,berukuran pendek, sedikit melengkung dapat bergerak, bersifat gram negatif dan mempunyai flagela polar tunggal. Terdapat berbagai sero tipe V. Kolera yang dapat menimbulkan diare akut. V. Kolera tumbuh dengan mudah pada bermacam media laboratorium non selektif yaitu agar Mac Conkey dan beberapa media selektif termasuk agar garam empedu, agar gliserin-telurit-taurokholat serta agar trosulfat-sitrat-garam-empedu-sukrosa (TCBS). Dikenal 2 biotipe V.Kolera. 01 diklasifikasikan sebagai klasik dan Elthor berdasarkan atas hemolisin,hemaglutinasi, kerentanan terhadap polimiksin B, dan kerentanan terhadap bakteriofag. Basil ini juga dibagi menjadi serogrup (yaitu serovar) didasarkan pada aniten somatik atauO.V. Kolera 01 mempunyai dua tipe antigenik O mayor (Ogawadan India) dan tipe intermediate tidak stabil (Hikojima).

Gejala Pada orang yang fesesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yang dialami.Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang ditampakkan , antara lain ialah : Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus. Faeces atau kotoran tinja yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putuh keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis , tetapi seperti manis yang menusuk. Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih. Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak. Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yag terjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya. Kejang otot perut bias juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat. Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tandanya seperti : detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.(www.spesialis.info/?waspada-gejala-penyakit-kolera-(cholera)310)

D. Riwayat alamiah 1. Tahap Pre-PatogenesaPada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk kedalam tubuh pejamu. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda tanda penyakit dan daya tahan tubuh pejamu masih kuat dan dapat menolak penyakit.Keadaan ini disebut sehat.2. Tahap Patogenesaa. Tahap InkubasiTahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh pejamu, tetapi gejala- gejala penyakit belum nampak. Masa inkubasi HIV membutuhkan waktu yang lama sekitar 2 bulan sampai 10 tahun. Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Pada suatu saatpenyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis yang membatasi antara tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison klinik.b. Tahap Penyakit DiniTahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi dengan berobat jalan.Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan masyarakat, terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena tubuh masih kuat mereka tidak datang berobat, yang akan mendatangkan masalah lanjutan, yaitu telah parahnya penyakit yang di derita, sehingga saat datang berobat sering talah terlambat.c. Tahap Penyakit LanjutApabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan.d. Tahap Akhir PenyakitPerjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :1) Sembuh sempurna: penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit.2) Sembuh tetapi cacat: penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh. Sayangnya kesembuhantersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat pada pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat sosial.3) Karier: pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memangtidak tampak lagi. Padahal dalam diri pejamu masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan karier ini tidak hanya membahayakan diri pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan4) Kronis: perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yangseperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap beradadalam keadaan sakit.5) Meninggal dunia: terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi karena pejamumeninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan keperawatan.

Tahapan Riwayat alamiah perjalanan penyakit :a. Tahap Pre-Patogenesa Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk kedalam tubuh pejamu. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda tanda penyakit dan daya tahan tubuh pejamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.b. Tahap Patogenesa1) Tahap InkubasiTahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh pejamu, tetapi gejala- gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda, ada yang bersifat seperti influenza, penyakit kolera masa inkubasinya hanya 1- 2 hari, penyakit Polio mempunyai masa inkubasi 7 14 hari, tetapi ada juga yang bersifat menahun misalnya kanker paru-paru, AIDS dan sebagainya.Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Pada suatu saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis yang membatasi antara tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison klinik.2) Tahap Penyakit DiniTahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi dengan berobat jalan.Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan masyarakat, terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena tubuh masih kuat mereka tidak datang berobat, yang akan mendatangkan masalah lanjutan, yaitu telah parahnya penyakit yang di derita, sehingga saat datang berobat sering talah terlambat.3) Tahap Penyakit LanjutApabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan.4) Tahap Akhir PenyakitPerjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :1. Sembuh sempurna : penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit.2. Sembuh tetapi cacat : penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat pada pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat sosial.3. Karier : pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri pejamu masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan karier ini tidak hanya membahayakan diri pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan4. Kronis : perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap berada dalam keadaan sakit.5. Meninggal dunia : terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan keperawatan.5. KONSEP TERJADINYA PENYAKITAda beberap sejarah perkembangan teori terjadinya penyakit yaiut di antaranya sebagai beriktu:1. Pada awalnya persepsi tentang terjadinya penyakit dianggap akibat gangguan makhluk halus2. Teori Hipocrates menyatakan bahwa penyakit penayakit terjadi akibat pengaruh lingkunganterutama air, udara dan lain-lainnya3. Teori Humoral menerangkan bahwa terjadinya penaykit dapt disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh4. Teori Miasma merumuskan bahwa penyebab dari suatau penaykit dikarenakan sisa dari mahluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan pengotoran udara & lingkungan5. Teori jasad renik atau teori germ berkembang setelah di dapatkannya mikroskop & dilengkapi dengan teori imunitas6. Teori nutrisi & resistensi hasil berbagai pengamatan epimiologis7. Teori ekologi lingkungan menjelaskan bahwa bahwa manusia berinteraksi dengan lingkungan tertentu sehingga dari interkasi tersebutdapt menimbulka terjadi penyakitSecara lebih rinci penyebab terjadinya suatu penyakit dijelaskan melalui Segitiga Epidemiologi sebagai berikut:1. AGENTyang disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang dikarenakan oleh mikro organisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protzoa, metazoa, dll), unsur nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan, unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon monoksid, obat-obatan, arsen, pestida, dll), unsur fisika yang disebabkan oleh panas, benturan, dll, serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan heriditer atau keturun. Demikian juga dengan unsur kebiasaan hidup (rokok, alcohol, dll), perubahan hormonal dan unsur fisioloigis seperti kehamilan, persalinan, dll.2. HOSTHost atau penajmau ialaha keadaan manusia yangsedemikan rupa sehingga menjadi faktor risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh faktor intrinsik. Factor penjamuyang biasanya menjkadi factor untuk timbulnya suatu penyakit sebagai berikut1. Umur. Misalnya, usia lanjut lebih rentang unutk terkena penyakit karsinoma, jantung dan lain-lain daripada yang usia muda.2. Jenis kelamin (seks). Misalnya , penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, diabetes melitus cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang hanya terjadi pada wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi pada laki-laki atau yang cenderung terjadi pada laki-laki seperti hipertensi, jantung, dll.3. Ras, suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang beda kerentangannay terhadapa suatu penyakit.4. Genetik (hubungan keluarga). Misalnya penyakit yang menurun seperti hemofilia, buta warna, sickle cell anemia, dll.5. Status kesehatan umum termasuk status gizi, dll6. Bentuk anatomis tubuh7. Fungsi fisiologis atau faal tubuh8. Keadaan imunitas dan respons imunitas9. Kemampuan interaksi antara host dengan agent10. Penyakit yang diderita sebelumnya11. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri3. ENVIRONMENTFaktor lingkungan adalah faktor yang ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit, hali ini Karen faktor ini datangnya dair luar atau bisas disebut dengan faktor ekstrinsik. Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi:1. Lingkungan Biologis (flora & fauna)Mikro organisme penyebab penyakit Reservoar, penyakit infeksi (binatang, tumbuhan). Vektor pembawa penyakit umbuhan & binatang sebagai sumber bahan makanan, obat dan lainnya2. Lingkungan FisikYang dimaksud dengan lingkunganfisik adalah yang berwujud geogarfik dan musiman. Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari udara, keadaan tanah, geografis, air sebagai sumber hidup dan sebagai sumber penyakit, Zat kimia atau polusi, radiasi, dll.3. Lingkungan Sosial EkonomiYang termasuk dalam faktor lingkungan soial ekonomi adalah sistem ekonomi yang berlaku yang mengacu pada pekerjaan sesorang dan berdampak pada penghasilan yang akan berpengaruh pada kondisi kesehatannya. Selain itu juga yang menjadi masalah yang cukup besar adalah terjadinya urbanisasi yang berdampak pada masalah keadaan kepadatan penduduk rumah tangga, sistem pelayanan kesehatan setempat, kebiasaan hidup masyarakat, bentuk organisasi masyarakat yang kesemuanya dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan terutama munculnya bebagai penyakit.Penyebab suatu penyakit dapat dikelompokkan menjadi:1. Penyabab primer seperti biologis, nutrisi, kimia, fisik, psikis dll2. penyebab skunder yang merupakan Interaksi antar agent6. KLASIFIKASI PENYAKITTujuan untuk mengklasifikasikan jenis penyakit adalah sebagai berikut:1. Mengenal ada tidaknya suatu penyakit di masyarakat2. Dapat membedakan satu penyakit dengan penyakit lainnya, sehingga jika dilakukan pengukuran tentang frekuensi dan penyebaran tersebut tidak sampai tergabung dengan penyakit lainnya yang berbeda.1. Secarra Epidemiologi dapat dibedakan atas 2 macam:a) Menurut kriteria manifestasi penyakit yang bertujuan untuk membantu cara pengobatan berbagai penyakit penyakit. Adapun kelompok dari kriteria ini adalah sebagai berikut Gejala (misalnya batuk-batuk) Keluhan (misalnya sakit kepala) Kelainan bentuk (misalnya tumor) Kelainan fungsi tubuh (misalnya patah tulang) Pyrexia (Gejala berkeringat banyak) Locales (Gejala setempat) Neroses (Gejala neurosis) Cachexiae (Gejala tubuh kurus & melemah)b) Menurut Kriteria penyebab penyakit yang bertujuanuntuk membantu untuk pencegahan dan penaggulangan suatu penyakit suatu penyakit. Contoh klasifikasi menurut penyebab penyakit yaitu, penyakit Silikosis tyang disebabkan oleh debu silikat, Filariasis yang disebabkan oleh cacing filarial, Salmanellosis yang disebabkan oleh kuman salmanella dan lain-lain.2. Sedangkan klasifikasi menuru International Classification of Diseases (ICD)a) Salah satu dari klasifikasi penyakit yang banyak dipakai sebagai acuan adalah: klasifikasi penyakit yang disusun oleh WHO yang dikenal dengan nama International Classification of Diseases (ICD) yang disusun pertama kalinya pada tahun 1900. Cara klasifikasi yang dipergunakan ialah memanfaatkan kriteria manifestasi & atau penyebab untuk kemudian pada setiap penyakit yang telah dikelompokkan tersebut diberikan nama tertentu (nosology)b) Indonesia juga mempergunakan ICD dalam menyusun klasifikasi penyakitnya. Untuk itu disusunlah daftar nama penyakit yang menurut kegunaannya dibedakan atas 2 macam yaitu KODE A untuk fasilitas kesehatan yang > mampu serta pengobatan rawat dan KODE B untuk fasilitas kesehatan yang kurang mampu serta pengobatan jalan. Kedua kode ini telah disahkan pemakaiannya oleh DepKes RI 19 Juli 1955, saat ini telah beberapa kali mengalami penyempurnaanc) Ada 17 Kelompok Utama Penyakit Menurut ICD1. Penyakit infeksi & parasit2. Neoplasma3. Penyakit endokrin, nutrisi & metabolik dan gangguaan imunitas4. Penyakit darah & organ pembuluh darah5. Gangguan mental6. Sistem saraf dan alat indra7. Sistem peredaran darah8. Sistem pernafasan9. Sistem pencernakan10. Sistem Kencing dan kelamin11. Komplikasi Kehamilan, persalinan & nifas12. Kulit dan jaringan bawah kulit13. Sistem otot rangka dan jaringan ikat14. Kelainan bawaan15. Keadaan tertentu dari masa perinatal16. Gejala, tanda & keadaan tidak jelas17. Cedera dan keracunan3. Klasifikasi menurut WHO4. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan maupun teknologi maka para ahli membuat klasifikasi baru yaitu:1. Berdasarkan risikoko yang ditimbulkan oleh penyakit. Hal yang paling menentukan dari suatu penyakit misalnya tekanan darah pada penyakit hipertensi, kadar gula darah pada DM & kadar kolesterol pada penyakit jantung2. Berdasarkan derajat kelainan fungsi tubuh yang ditimbulkan oleh penyakit. Misalnya pada kelainan virus ditemukan kelainan pendengaran, kelainan pembicaraan3. Berdasarkan pengaruhnya terhadap indeks kesehatan penduduk. Misalnya terhadap CDR, IMR, MMR, & Live expecten.4. Berdasarkan sifat Multidimensional menggabungkan pelbagai hal. Misalnya gejala yang digabung dengan risiko serta kelainan fungsi yang ditimbulkannya.

(https://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/23/riwayat-alamiah-perjalanan-penyakit-natural-history-of-disease/)