Epi Lepsi

19
EPILEPSI

description

farmakologi

Transcript of Epi Lepsi

EPILEPSI

EPILEPSI EPILEPSI Epilepsi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kecenderungan untuk mengalami kejang berulang. Kejang merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel sarafkorteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan,aktivitas motorik, atau gangguan fenomena sensori.

Epilepsi juga merupakan suatu gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala, biasanya dengan perubahan kesadaran. Penyebabnya adalah aksi serentak dan mendadak dari sekelompokbesar sel-sel saraf di otak. Aksi ini disertai pelepasan muatan listrik. 2% dari penduduk dewasapernah mengalami kejang. Sepertiga dari kelompok tersebut mengalami epilepsi.PatogenesisKejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan eksitatori pada otak

Ketidakseimbangan bisa terjadi karena :Kurangnya transmisi inhibitori Contoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau selama penghentian pemberian agonis GABA (alkohol, benzodiazepin)Meningkatnya aksi eksitatori meningkatnya aksi glutamat atau aspartat

Jenis epilepsi Epilepsi Primer (Idiopatik)Epilepsi primer hingga kini tidak ditemukan penyebabnya, tidak ditemukan kelainan padajaringan otak diduga bahwa terdapat kelainan atau gangguankeseimbangan zat kimiawi dan sel-sel saraf pada area jaringan otak yang abnormal

Epilepsi Sekunder (Simtomatik)Epilepsi yang diketahui penyebabnya atau akibat adanya kelainan pada jaringan otak. Kelainanini dapat disebabkan karena dibawah sejak lahir atau adanya jaringan parut sebagai akibatkerusakan otak pada waktu lahir atau pada masa perkembangan anak, cedera kepala (termasukcedera selama atau sebelum kelahiran), gangguan metabolisme dan nutrisi (misalnyahipoglikemi, fenilketonuria (PKU), defisiensi vitamin B6), faktor-faktor toksik (putus alkohol,uremia), ensefalitis, anoksia, gangguan sirkulasi, dan neoplasma

KLASIFIKASI EPILEPSI Berdasarkan tanda klinik dan data EEG, kejang dibagi menjadi :

kejang umum (generalized seizure) jika aktivasi terjadi pd kedua hemisfere otak secara bersama-sama

kejang parsial/focal jika dimulai dari daerah tertentu dari otak. Kejang umum terbagi atas:

Tonic-clonic convulsion = grand malmerupakan bentuk paling banyak terjadipasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah, keluar air liurbisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidahterjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah, kebingungan, sakit kepala atau tidur

Abscense attacks = petit maljenis yang jarangumumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remajapenderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan kepala terkulaikejadiannya hanya beberapa detik, dan bahkan sering tidak disadari

Myoclonic seizurebiasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidurpasien mengalami sentakan yang tiba-tibajenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien normal

Atonic seizurejarang terjadipasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot jatuh, tapi bisa segera recovered

Kejang parsial terbagi menjadi :

Simple partial seizurespasien tidak kehilangan kesadaranterjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh

Complex partial seizurespasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali: gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran

Penggolongan obat epilepsi Penggolongan obat AntiepilepsiGolongan HidantoinGolongan BarbituratGolongan OksazolidindionGolongan SuksinimidaKarbamazepinGolongan Benzodiazepin Asam ValproatAntiepilepsi lain

Golongan HidantoinHidantoin merupakan senyawa laktam dari asam ureidoasetat ( 2,4-diokso-imidazolidin ). Keuntungan dari senyawa ini adalah bahwa ia bekerja anti konvulsi kuat dan berbeda dari barbiturat, hanya bersifat sedatif lemah, malahan kadang-kadang bersifat stimulan.Salah satu contohnya adalah FenitoinFenentoin

Fenitoin, mula-mula disebut difenil hidantoin, efektif dalam menekan serangan-serangan tonik-klonik dan parsial dan merupakan suatu obat pilihan untuk terapi pertama terutama dalam mengobati orang dewasa

Mekanisme kerja : Fenitoin menstabilkan membran sel saraf terhadap depolarisasi dengan cara mengurangi masuknya ion-ion natrium dalam neuron pada keadaan istirahat atau selama depolarisasi. Fenitoin juga menekan dan mengurangi influks ion kalsium selama depolarisasi dan menekan perangsangan sel saraf yang berulang-ulang.

Efek samping : Depresi saraf pusat terjadi terutama dalam serebelum dan sistem vestibular, menyebabkan nistagmus dan ataksia. Masalah gastrointestinal ( mual, muntah ) sering terjadi. Hiperpelasia gusi bisa menyebabkan gusi tumbuh dan melampaui gigi terutama pada anak-anak. Perubahan tingkah laku seperti kebingungan, halusinasi dan mengantuk sering terjadi.

Interaksi obat : Inhibisi metabolisme mikrosomal fenitoin dalam hati disebabkan oleh kloramfenikol, dikomarol, simetidin, sulfinamid, dan isoniazid. Penurunan konsentrasi fenitoin dalam plasma disebabkan oleh karbamazepin yang memperkuat fenitoin. Fenitoin menginduksi sistem P-450 yang menyebabkan peningkatan metabolisme anti epilepsi lain, anti koagulan, kontrasepsi oral : kuinidin, doksisiklin, siklosporin, mexiletina, metadon, dan levodopa

Golongan BarbituratMemiliki sifat anti konvulsi yang baik terlepas dari sifat hipnotiknya. Digunakan terutama senyawa kerja panjang untuk memberikan jaminan yang lebih kontinu terhadap serangan grand mal.Salah Satu Contohnya adalah Fenobarbital

Fenobarbital

Mekanisme kerja : Fenobarbital memiliki aktivitas anti epilepsi, membatasi penyebaran lepasan kejang didalam otak dan meningkatkan ambang serangan epilepsi. Mekanisme kerjanya tidak diketahui tetapi mungkin melibatkan potensiasi efek inhibisi dari neuron-neuron yang diperantarai oleh GABA ( asam gama aminobutirat). Untuk mengatasi efek hipnotiknya obat ini dapat dikombinasi dengan kofein.

Efek samping : Sedasi seperti pusing, mengantuk, ataksia.Nistagmus, vertigo. Agitasi dan kebingungan terjadi pada dosis tinggi.

Interaksi obat : Bersifat menginduksi enzim, dan antara lain mempercepat penguraian kalsiferol ( Vitamin D2 ) dengan kemungkinan timbulnya rachitas ( penyakit inggris pada anak kecil ). Penggunaannya bersama dengan valproat harus hati-hati, karena kadar darah fenobarbital dapat ditingkatkan.

Golongan SuksinimidaSuksinimida berbeda konstitusinya secara kimia dengan definilhidantoin hanya dengan penggantian gugus NH pada posisi 1 dengan CH2berbeda dengan fenitoin, suksinimida hanya berkhasiat pada berbagai epilepsi tipe petit mal sedangkan gejala grand mal akan lebih diperkuat dengan pemberian obat ini.Salah satu contohnya adalah Etoksuksimida

Etoksuksimida

Mekanisme kerja : Etoksuksimida mengurangi perambatan aktivitas listrik abnormal didalam otak dan merupakan pilihan pertama pada serangan absence.

Efek samping : Berupa sedasi, antara lain rasa mengantuk dan termenung, sakit kepala, anoreksia, dan mual, juga bertahap. Leukopemia jarang terjadi, namun gambaran darah juga fungsi hati dan urin perlu dikontrol secara teratur

KarbamazepinKarbamazepin merupakan turunan dibenzazepin mempunyai sistem cincin yang sama seperti timoleptika opipramol dan hanya berbeda dari senyawa ini pada subsitituen N. Disaat ini senyawa ini merupakan salah satu anti epileptika yang terpenting dan paling banyak digunakan.

Mekanisme kerja : Karbamazepin mengurangi perambatan impuls abnormal didalam otak dengan cara menghambat kanal natrium, sehingga menghambat timbulnya potensial kerja yang berulang-ulang didalam fokus epilepsi.

Efek samping : Pemberian kronik karbamazepin dapat menyebabkan stupor, koma dan depresi pernapasan bersamaan dengan rasa pusing, vertigo, ataksia dan pandangan kabur. Obat ini bersifat merangsang lambung dan bisa timbul mual dan muntah. Anemia aplastik, agranulositosis dan trombositopenia telah terjadi pada beberapa penderita.

Interaksi obat : Metabolisme karbamazepin dalam hati dihambat oleh beberapa obat. Gejala-gejala toksik bisa timbul bila dosis tidak disesuaikan.

17Golongan Benzodiazepin

Dari senyawa benzodiazepin yang digunakan sebagai anti epileptika terutama diazepam, dan nitrazepam yang mempunyai kerja mencegah dan menghilangkan kejang. Snyawa-senyawa ini terutama digunakan pada epilepsi petit-mal pada bayi dan anak-anak. Senyawa benzodiazepin terutama berkahasiat untuk absence piknoileptik, serangan mioklonik astatik dan serangan propulsif.

Mekanisme Kerja : menekan serangan yang berasal dari fokus epileptogenik dan efektif pada serangan absence dan mioklonik tetapi terjadi juga toleransi.

Efek samping : Benzodiazepin, yakni mengantuk, termenung-menung, pusing, dan kelemahan otot.

Asam ValproatAsam valproat ( asam dipropil asetat ) terutama amat berkhasiat pada absence piknoleptik, disamping itu senyawa ini digunakan juga pada serangan grand mal dan mioklonik.

Mekanisme kerja : Asam valproat mengurangi perambatan lepasan listrik abnormal di dalam otak. Asam valproat bisa memperkuat keja GABA pada sinaps-sinaps inhibisi. Mekanisme kerjanya diperkirakan berdasarkan hambatan enzim yang menguraikan GABA ( g-amino-butyric acid ) sehingga kadar neurotransmiter ini diotak meningkat.

Efek samping : Keluhan saluran cerna, rambut rontok, gangguan pembekuan darah dan terutama kerusakan hati.

Interaksi obat : Asam valproat menghambat metabolisme fenobarbital sehingga meningkatkan kadar barbiturat tersebut dalam sirkulasi. Karena dapat meningkatkan kadar fenobarbital dan fenitoin di dalam darah, dosisnya harus dikurangi sampai 30-50 % guna menghindari sedasi berlebih sebaliknya khasiatnya juga dIperkuat oleh anti epileptika lainnya.