enzim
-
Upload
aang-febrizal -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
description
Transcript of enzim
Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Rabu/5 November 2014
Mikrobiologi Waktu : 11:00 WIB
PJP : Ivone W B. S.Si M.Si
Asisten : Ade Setiawan, AMd.
Embun Novita A., AMd.
UJI AKTIVITAS ENZIMATIS MIKROORGANISME
Kelompok 2
Aang Febrizal J3L113020
PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
PROGRAM DIPLOMA IPB
2014
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Mikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik
untuk bertahan hidup. Jasad renik tersebut dapat hidup hampir di semua tempat
di permukaan bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang
sangat dingin hingga lingkungan yang relatif panas, dari lingkungan yang asam
hingga lingkungan yang relatif panas, serta dari lingkungan yang asam hingga
basa. Mikroba ini tidak dapat dilihat secara kasat mata. Oleh karena itu, untuk
melihat miroorganisme diperlukan alat bantu berupa mikroskop (Afriyanto
2005).
Aktivitas metabolisme tidak terlepas dari adanya enzim. Enzim adalah
molekul biopolimer yang tersusun dari serangkaian asam amino dalam
komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim memegang peranan
penting dalam berbagai reaksi di dalam sel. Sebagai protein, enzim diproduksi
dan digunakan oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi, antara lain konversi
energi dan metabolisme pertahanan sel (Volk 1998). Berdasarkan tempat
kerjanya, bakteri juga memiliki jenis enzim yaitu endoenzim dan eksoenzim.
Endoenzim yaitu enzim yang bekerja di dalam sel. Sistem endoenzim selain
bersifat anabolik dapat juga bersifat katabolik. Sedangkan eksoenzim yaitu
enzim yang disekresikan ke luar sel dan berdifusi ke dalam media. Sebagian
besar eksoenzim bersifat hidroliktik, yang berarti bahwa eksoenzim
menguraikan molekul kompleks menjadi molekul yang molekul-molekul yang
lebih sederhana. Molekul-molekul yang lebih kecil ini kemudian dapat
memasuki sel dan digunakan untuk kepentingan sel (Waluyo 2004).
Contoh enzim atara lain enzim amylase, lipase, protease, katalase, dan
banyk lagi. Enzim amilase berfungsi untuk memecah amilum yang merupakan
polimer dari glukosa mencadi monomernya yaitu glukosa. Mekanisme kerja
dari enzim alfa amilase adalah dengan cara memecah ikatan α-1,4-glikosidik
rantai glukan pati dari sebelah dalam. Bakteri yang memiliki enzim amylase
berarti bersifat amililitik. Kebanyakan jenis mikroorganisme amilolitik adalah
kapang, tetapi beberapa jenis bakteri juga ada, jenis yang mempunyai spesies
bersifat Amilolitik misalnya Clostridium butyricium dan Bacillus subtilis
(Fardiaz 1992). Enzim protease adalah enzim yang memiliki daya katalitik
yang spesifik dan efesien terhadap ikatan peptida dari suatu molekul peptide
atau protein. Mikroorganisme melalui suatu sistem enzim yang kompleks,
memecah protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.(Durham
1987). Bakteri proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease
ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi di dalam sel
kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri mempunyai enzim
protease di dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim protease
ekstraseluler. Enzim katalase berfungsi untuk memecah hidrogen peroksida
(H2O2) yang terbentuk dari proses respirasi aerob dan bersifat toksik terhadap
bakteri, menjadi dihidrogen oksida (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak
toksik.(Raihana N 2011).
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi
metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Kemampuan
bakteri menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber
energi yang dapat digunakan untuk identifikasi. Uji-uji biokimia yang
biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme.
Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam dunia
mikrobiologi. Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan
identifikasi bakteri atau mikroorganisme yaitu antara lain adalah uji katalase,
hidrolisis gelatin, uji Oksidatif/Fermentatif, uji Motilitas dan uji Oksidase
(Dwidjoseputro 1994).
2. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengamati aktivitas enzimatik pada bakteri
Aeromonas sp. dan Bacillus sp. melalui uji amilolitik, uji proteolitik dan uji katalase.
B. Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah biakan cair
bakteri Aeromonas sp. dan Bacillus sp., larutan HCl, Nutrient Agar yang
mengandung pati, lugol’s iodine, skim milk agar (SMA), petri disk, object
glass, Ose, covacs, HCl 10% dan larutan H2O2 3%.
C. Prosedur Kerja
Uji amilolitik. Nutrient Agar yang mengandung pati dituang ke dalam
petri disk, ditunggu hingga keras, kemudian diberi garis pada bagian bawah
agar terbagi menjadi dua bagian dan diberi tanda untuk penggoresan bakteri
Aeromonas sp. dan Bacillus. Masing – masing bakteri digorekan pada tempat
yang telah diberi tanda yang sesuai. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C.
Setelah selesai inkubasi teteskan cawan dengan lugol’s iodine secukupnya
sehingga ke seluruh permukaan media. Hidrolisis sel pati terlihat zona jernih
disekeliling koloni, sedangkan hasil negatif ditunjukkan warna koloni tetap
biru hitam.
Uji proteolitik. Skim Milk Agar dalam petri disk diberi garis agar terbagi
menjadi dua bagian dan diberi tanda untuk penggoresan bakteri Aeromonas sp.
dan Bacillus. Bakteri digorekan sesuai dengan tempat yang telah diberi tanda.
Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C. Setelah selesai inkubasi teteskan
cawan dengan HCl 10% secukupnya sehingga ke seluruh permukaan media.
Aktivitas proteolitik ditunjukkan oleh terbentuknya zona jernih di sekeliling
koloni setelah ditetesi HCl 10%.
Uji katalase. Koloni bakteri diambil satu ose secara aseptis dan
diinokulasikan pada object glass. H2O2 3% ditetskan pada object glass
tersebut. Larutan diamati terbentuknya gelembung untuk hasil positif dan tidak
terbentuk gelembung untuk hasil negatif.
Uji indol. Media pepton dalam dua tabung reaksi disiapkan, kemudian
tabung tersebut diberi lebel bakteri Aeromonas sp. dan Bacillus sp., setelah itu
bakteri diinokulasi kedalam media dengan menggunakan jarum ose sesuai
bakteri yang digunakan. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C. Setelah
selesai inkubasi teteskan reagen covacs pada tabung reaksi sebagai indikator.
Aktivitas indol ditunjukkan oleh terbentuknya warna merah muda pada
permukaan setelah ditetesi covacs.
D. Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 1 Hasil Pengamatan Aktivias Enzim bakteri Aeromonas sp. dan Bacillus
sp.
Uji Bakteri Hasil Pengamatan Gambar
Amilolitik Aeromonas sp. + a
Bacillus sp. ++ b
proteolitik Aeromonas sp. + c
Bacillus sp. ++ d
katalase Aeromonas sp. ++ e
Bacillus sp. + f
Indol Aeromonas sp. - g
Bacillus sp. - h
Keterangan: (-) = Tidak ada
(+) = Ada
(++) = Ada Banyak
a b c d
g
e f
h Gambar 5 Uji Indol Aeromonas sp.
dan Bacillus sp
Gambar 1 Uji Amilolitik
Aeromonas sp. dan Bacillus sp
Gambar 2 Uji
Proteolitik Aeromonas
sp. dan Bacillus sp
Gambar 5 Uji
Katalase Aeromonas
sp.
Gambar 4 Uji Katalase
Bacillus sp.
E. Pembahasan
Aktivitas metabolisme tidak terlepas dari adanya enzim. Berdasarkan
tempat bekerjanya, bakteri memiliki juga jenis enzim yaitu endoenzim dan
eksoenzim. Endoenzim yaitu enzim yang berkerja dalam sel sedangkan
eksoenzim yaitu enzim yang bekerja di luar sel. Pada percobaan ini, akan diuji
aktivitas enzimatis mikroba yaitu uji aktivitas eksoenzim yang terdiri atas uji
amilolitik dan uji proteolitik. Untuk uji endoenzim terdiri atas uji katalase.
Percobaan kali ini membutuhkan keadaan yang cukup steril agar tidak terjadi
kontaminan yang tidak diinginkan. Proses sterilisasi sangat penting dibutuhkan
sebelum memulai maupun mengakhiri sebuah pekerjaan di laboratorium
dengan menggunakan teknik aseptik. Alkohol 70% yang disemprotkan pada
tangan, kaca preparat dan meja, bahkan tangan pun sebelumnya harus dicuci
dengan sabun terlebih dahulu. Hal tersebut berfungsi untuk membunuh
mikroorganisme yang tak diinginkan agar mendapatkan pengukuran yang
akurat.
Percobaan ini dilakukan beberapa uji aktivitas dari enzim amilase,
protease, katalase, dan indol. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media
memproduksi tipe metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba
dengan reagen test yang mana menghasilkan perubahan warna reagen (Murray
2009). Uji aktivitas tersebut dilakukan dengan menggunakan medium NA yang
ditambah dengan pati dan Skim Milk Agar yang merupakan substrat yang baik
untuk mengisolasi bakteri penghasil enzim amilase dan protease yang
digunakan dalam uji amilolitik dan uji proteolitik. Sedangkan dalam uji
Katalase tidak memerlukan medium agar hanya dengan penambahan H2O2.
Perbenihan indol digunakan untuk melihat kemampuan bakteri mendegradasi
asam amino triptofan secara enzimatik.
Bakteri Amilolitik merupakan mikroorganisme yang mampu memecah
pati menjadi menjadi senyawa yang lebih sederhana, terutama dalam bentuk
glukosa. Kebanyakan mikroorganisme Amilolitik tumbuh subur pada bahan
pangan yang banyak mengandung pati atau karbohidrat, misalnya pada
berbagai jenis tepung. Kebanyakan jenis mikroorganisme amilolitik adalah
kapang, tetapi beberapa jenis bakteri juga ada, jenis yang mempunyai spesies
bersifat Amilolitik misalnya Clostridium butyricium dan Bacillus
subtilis (Fardiaz, 1992). Uji amilolitik dilakukan dengan membiakkan
bacillus/aeromonas di media NA dengan campuran pati sebanyak (2g/L).
Selama 24 jam diinkubasi dalam inkubator, kemudian ditambahkan dengan
larutan iodin sebagai indikator saat pengamatan. Iodin digunakan karena akan
bereaksi memasuki pati yang memiliki struktur spiral dan menghasilkan warna
biru keunguan. Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa sama seperti literatur
yang meyatakan bahwa bakteri bacillus yang merupakan bakteri amilolitik ini
ditandai dengan adanya zona bening setelah penambahan iodin. Karena pati
yang berada dalam media NA sudah di hidrolisis oleh bacillus sp. yang
menghasilkan enzim amilase. Hal tersebut akan membuat pati menjadi bentuk
polisakarida yang lebih kecil (dextrin) dan maltosa. Sehingga pada saat
penambahan larutan iodin tidak terbentuk warna biru karena iodin sudah tidak
dapat bereaksi lagi dengan pati. Percobaan menunjukkan hasil yang positif
pada keduanya, saat diteteskan Iodin zona bening terbentuk pada permukaan
Aeromonas sp. dan Bacillus sp.. Reaksi mekanisme kerja enzim amilase dapat
dilihat pada gambar 6.
Gambar 6 Reaksi uji Amilolitik (Rehm dan Reed 1987).
Uji proteolitik digunakan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme
untuk menghasilkan enzim protease. Protease atau enzim proteolitik adalah
enzim yang memiliki daya katalitik yang spesifik dan efisien terhadap ikatan
peptida dari suatu molekul polipeptida atau protein. Protease dapat diisolasi
dari tumbuhan (papain dan bromelin), hewan (tripsin, kimotripsin, pepsin, dan
renin), mikroorganisme seperti bakteri, kapang, virus, dan cacing parasitik
seperti cestoda, trematoda, dan nematoda. (Todorovo 2000). Percobaan ini
menggunakan protein kasein susu pada media skim milk agar proses ini disebut
juga dengan peptonisasi atau proteolisis. Kasein merupakan protein utama
susu, suatu makromolekul yang tersusun atas subunit asam amino yang
dihubungkan dengan ikatan peptida. Kasein berfungsi sebagai substrat bagi
enzim protease (Susanti VH E 2002). Bakteri proteolitik adalah bakteri yang
memproduksi enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang
diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri
mempunyai enzim protease di dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim
protease ekstraseluler. Aktivitas mikroba dalam mendegradasi protein
ditunjukkan dengan adanya zona halo (lingkaran jernih) di sekitar koloni (Putri
dkk 2012). Percobaan menunjukkan hasil yang positif pada keduanya, saat
diteteskan HCl 10% zona bening terbentuk pada Aeromonas sp. dan Bacillus
sp. Reaksi mekanisme kerja enzim protease dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7 Reaksi uji Proteolitik (Durham 1987).
Uji Katalase dilakukan untuk melihat terdapat atau tidaknya enzim
katalase. Enzim katalase berfungsi untuk memecah hidrogen peroksida (H2O2)
yang terbentuk dari proses respirasi aerob dan bersifat toksik terhadap bakteri,
menjadi dihidrogen oksida (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak toksik.(Raihana
N 2011). Ini sebabnya untuk menguji enzim katalase ini bakteri ditambahkan
larutan H2O2, dan dinyatakan positif ketika terbentuk gelembung. Gelembung-
gelembung gas tersebut berasal dari hidrogen peroksida (H2O2) yang terurai
menjadi air dan O2 oleh aktivitas enzim katalase yang dimiliki oleh semua
isolatbakteri toleran uranium (Jayanti MW dkk 2013). Reaksinya yaitu:
H2O2→ H2O + O2
Percobaan menunjukkan hasil yang positif pada keduanya, saat diteteskan
H2O2 gelembung terbentuk pada Aeromonas sp. dan Bacillus sp.
Tryptophan merupakan asam amino esensial yang dapat mengalami
oksidasi dengan cara kegiatan enzimatik beberapa bakteri. Konversi triptofan
menjadi produk metabolik di mediasi oleh enzim Tryptophanase. Media ini
biasanya digunakan dalam indetifikasi yang cepat. Perbenihan indol digunakan
untuk melihat kemampuan bakteri mendegradasi asam amino triptofan secara
enzimatik. Hasil uji indol yang diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan
(cincin) berwarna merah muda pada permukaan biakan, artinya bakteri ini
tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai sumber karbon, yang dapat
diketahui dengan menambahkan larutan kovaks. Asam amino triptofan
merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga
asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat
penguraian protein (Volk dan Wheeler, 1993). Pada uji ini menggunakan
larutan kovacs yang berguna sebagai indikatior pemberi warna karena
mengandung P-dimetil amino benzaldehida yang akan bereaksi dengan indol
mengasilkan warna merah muda pada permukaan larutan yang berisi bakteri.
media yang digunakan ialah trypton karena spesifik untuk uji indol.
Berdasarkan hasil yang didapatkan, bakteri Aeromonas sp. dan Bacillus sp.
menghasilkan uji negatif karena tidak menghasilkan warna merah muda pada
permukaan.
F. Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa pada uji
amilolitik dan uji proteolitik bakteri Aeromonas sp. dan Bacillus sp. hasinya
positif ditandai dengan adanya zona bening di sekitar bakteri. Uji katalase
bakteri Bacillus dan Aeromonas menghasilkan uji positif ditandai dengan
adanya gelembung. Sedangkan pada uji indol, Aeromonas sp. dan Bacillus sp.
menghasilkan hasil yang negatif karena tidak menghasilkan warna merah muda
pada permukaan larutan.
G. Daftar Pustaka
Afrianto L. 2004. Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala
(Suplemen pikiran rakyat untuk iptek). Bandung Farmasi : FMIPA ITB
Durham, D.R., D.B. Stewart, and E.J. Stellwag. 1987. Novel alkaline and heat
stable serine proteases from alkalaphilic Bacillus sp. strain GX6638. J.
Bacterial. 169(6):2762- 2768
Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jakarta: Djambaran.
Hadioetomo. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika
Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi pangan I. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Fersht A.1977. Ikhtisar Biokimia Dasar A. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Friedmann dan Herbert. 1981. Biokimia. Jakarta: Gramedia
Jayanti MW, Octavia B, Yazid M. 2013. Karakterisasi Bakteri Toleran
Uranium dalam Limbah Uranium Fase Organik Tbp-Kerosin. Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX Pusat Teknologi
Limbah Radioaktif-BATAN. ISSN 1410-6086
Murray Robert K, Daryl K. Granner dan Victor W. Radwell. 2009. Biokimia
Harper Edisi 27. Dr. Brahm U. Pendit, penerjemah. Jakarta : EGC.
Terjemahan dari : Harper’s Illustrated Biochemistry 27th Ed.
Panil Zulbadar. 2004. Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar Medis.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Pujiyanti Sri. 2007. Menjelajah Dunia Biologi 3. Jakarta : Platinum.
Putri, Ratna Ika, Mila Fauziyah dan Agus Setiawan. 2009. Penerapan Kontroler
Neural Fuzzy Untuk Pengendalian Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa pada
Mesin Sentrifugal. INKOM. Vol 3 : 1-2
Raihana N. 2011. Profil Kultur dan Uji Sensitivitas Bakteri Aerob dari Infeksi
Luka Operasi Laparatomi di Bangsal Bedah Rsup Dr. M. Djamil Padang.
Padang : Universitas Andalas
Rehm H J dan G Reed. 19987. Biotechnology. Vol 8: Enzyme Technology.
VCH Verlags gessell schaff, mbH, Weinhaim.
Susanti VH E. 2002. Isolasi dan Karakterisasi Protease dari Bacillus subtilis
1012M15. Biodiversitas. Vol 4 (1) : 12-17. ISSN: 1412-033X
Todorovo. 2000. Karakterisasi Protease dari Ekskretori/sekretori Stadium l3
ascaridia galli
Volk and Wheleer. 1993. Analisis Praktikum Mikrobiologi Umum untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UGM Press
Waluyo Iud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM-Press.
Wedhastri S. 2002. “ Isolasi dan Seleksi Azotobacter spp. Penghasil Faktor
Tumbuh Dan Penambat Nitrogen Dari Tanah Masam”, Jurnal Ilmu
Tanah dan Lingkungan Vol 3, No. 1.