Enzim
-
Upload
nurul-musdalifah-aprilia -
Category
Documents
-
view
216 -
download
2
description
Transcript of Enzim
![Page 1: Enzim](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072003/563db9ff550346aa9aa1cc51/html5/thumbnails/1.jpg)
Enzim
Pengertian Enzim
Enzim (dalam bahasa yunani, en = di dalam dan zyme = ragi) adalah senyawa organik
yang tersusun atas protein, dihasilkan oleh sel, dan berperan sebagai biokatalisator dalam reaksi
kimia. Oleh karena merupakan katalisator dalam sistem biologi, enzim sering disebut
biokatalisator. Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat reaksi kimia, tetapi tidak
mengubah kesetimbangan reaksi atau tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi.
Zat itu sendiri (enzim) tidak ikut dalam reaksi sehingga bentuknya tetap atau tidak
berubah. Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis
oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi-reaksi kimia dalam
tubuh akan berjalan lambat sehingga reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan
sel juga terganggu.
Enzim dalam reaksi biokimia
bertindak mengurangi energi aktivasi (Ea)
yang diperlukan agar reaksi biokimia
berlangsung. Energi aktivasi adalah energi
yang kita tambahkan agar reaksi dapat
berlangsung (Ea).
Enzim dapat bekerja mempercepat
suatu reaksi dengan menurunkan energi
aktivasi. Untuk bekerja, enzim
membutuhkan substrat. Dengan menurunkan energi aktivasi, maka terbentuknya kompleks
enzim-substrat menjadi lebih cepat, sehingga reaksi cepat terjadi.
Cara aktivasi enzim: enzim merupakan suatu protein. Enzim akan teraktifkan saat masuk ke
aparatus golgi, untuk penambahan suatu substansi dalam proses pematangan (packaging).
Cara inaktivasi enzim dengan feed back mechanism. Ada 2 macam feed back, yaitu feed back
positif (inducible), dan feed back negatif (inhibitor). Dengan mekanisme feed back negatif,
enzim dapat diinaktifkan.
![Page 2: Enzim](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072003/563db9ff550346aa9aa1cc51/html5/thumbnails/2.jpg)
Penggolongan Enzim
Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing enzim
diberi nama menurut substratnya, misalnya urease, arginase, dan lain-lain. Disamping itu ada
pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama, misalnya pepsin, tripsin, dan lain-lain.
Oleh Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam
enam golongan besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia dimana enzim memegang
peran. Enam golongan enzim tersebut adalah:
a. Oksidoreduktase
Enzim yang melaksanakan katalis dengan melibatkan reaksi oksidasi suatu senyawa
ataupun reduksi dengan senyawa lain.
b. Transferase
Enzim melaksanakan katalis reaksi yang mengalihkan suatu gugus yang mengandung C,
P, N, S suatu senyawa ke senyawa lain
c. Hidrolase
Enzim yang melaksanakan katalis pemecah hidroik atau sebaliknya
d. Liase
Enzim yang melaksanakan katalis pemusatan ikatan C-C, C-O, C-N dsb, tanpa
melibatkan hidrolisis atau oksidasi reduksi
e. Isomerase
Enzim yang melaksanakan katalis reaksi isomerisasi yang merupakan penataan kembali
atom yang membentuk suatu molekul
f. Ligase
Enzim yang melaksanakan katalis reaksi-reaksi pembentukan ikatan antara dua moekul
substrat yang terkait dengan pemusatan ikatan pirofosfat dalam ATP atau senyawa
energi tinggi lainnya.
![Page 3: Enzim](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072003/563db9ff550346aa9aa1cc51/html5/thumbnails/3.jpg)
Macam Enzim Pencernaan
Ada beberapa macam enzim pencernaan. Beberapa macam enzim pencernaan tersebut
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Enzim Ptialin
Terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi enzim ptialin
untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.
2. Enzim Amilase
Dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar pankreas. Kerja
enzim amilase yaitu: amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau
pati.Enzim amilase memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul
yang lebih sederhana yaitu maltosa.
3. Enzim Maltase
Terdapat di usus dua belas jari Berfungsi memecah molekul maltosa menjadi
molekul glukosa
4. Enzim Pepsin
Dihasilkan oleh kelenjar lambung berupa pepsinogen. Pepsinogen bereaksi
dengan asam lambung menjadi pepsin. Cara kerja enzim pepsin yaitu enzim pepsin
memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang sederhana yaitu
pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh darah.
5. Enzim Tripsin
Dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan dialirkan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum). Cara kerja: asam aminoo memiliki molekul yang lebih sederhaba jika
dibanding molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan
dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali
asam amino-asam amino membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.
6. Enzim Renin
Dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Untuk mengendapkan kasein dari
air susu . Kasein merupakan protein susu sering disbut keju.Setelah kasein dapat
diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat di cerna.
![Page 4: Enzim](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072003/563db9ff550346aa9aa1cc51/html5/thumbnails/4.jpg)
7. Enzim Lipase
Dihasilkan oleh dinding lambung. Dikeluarkan bersama dengan pepsin dan renin.
Berfungsi dalam proses katabolisme, yaitu memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
8. Enzim Sukrase
Berperan dalam mengubah atau menguraikan sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa. Dikeluarkan melalui getah usus halus manusia.
9. Enzim Peptidase
Dikeluarkan bersama getah usus halus (intestinum). Menguraikan ikatan peptida
menjadi asam amino (protein).
10. Enzim Ribonuklease
Berperan dalam proses replikasi DNA. Enzim ribonuklease dapat menghidrolisis
RNA. Dapat memisahkan ikatan fosfat yang saling menghubungkan nukleotida.
11. Asam Khlorida (HCl)
Asam klorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan oleh
kelenjar di dalam dinding lambung. Asam klorida berfungsi untuk membunuh
mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam klorida
yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang lambung yang
sering disebut penyakit “maag”.
12. Cairan Empedu
Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantung empedi.
Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran
sisa pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah
merah (eritrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel
darah merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi
butiran-butian menjadi halus, sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah
berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih
sederhana lagi.
![Page 5: Enzim](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072003/563db9ff550346aa9aa1cc51/html5/thumbnails/5.jpg)
Komponen Enzim
Enzim merupakan senyawa organik berupa protein yang berfungsi sebagai katalis dalam
metabolisme tubuh, sehingga disebut juga biokatalisator.
Komponen penyusun enzim terdiri dari :
1. Apoenzim, yaitu bagian enzim aktif yang tersusun atas protein yang bersifat labil (mudah
berubah) terhadap faktor lingkungan.
2. Kofaktor,yaitu komponen non protein yang berupa :
a. Ion-ion anorganik (aktivator)
Berupa logam yang berikatan lemah dengan enzim, Fe, Ca, Mn, Zn, K, Co. Ion
klorida, ion kalsium merupakan contoh ion anorganik yang membantu enzim amilase
mencerna karbohidrat (amilum)
b. Gugus prostetik
Berupa senyawa organik yang berikatan kuat dengan enzim, FAD (Flavin Adenin
Dinucleotide), biotin, dan heme merupakan gugus prostetik yang mengandung zat
besi berperan memberi kekuatan ekstra pada enzim terutama katalase, peroksidae,
sitokrom oksidase.
c. Koenzim
Berupa molekul organik non protein kompleks, seperti NAD (Nicotineamide
Adenine Dinucleotide), koenzim-A, ATP, dan vitamin yang berperan dalam
memindahkan gugus kimia, atom, atau elektron dari satu enzim ke enzim lain.
Fungsi dan Cara kerja enzim
a. Fungsi Enzim
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama
![Page 6: Enzim](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072003/563db9ff550346aa9aa1cc51/html5/thumbnails/6.jpg)
b. Cara Kerja Enzim
1. Kompleks enzim substrat
Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat harus ada hubungan atau kontak
antara enzim dengan substrat. Oleh karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat berhubungan
dengan substrat. Hubungan antara substrat dengan enzim hanya terjadi pada bagian atau tempat
tertentu saja. Tempat atau bagian enzim yang mengadakan hubungan atau kontak dengan
substrat dinamai bagian aktif (active site). Hubungan hanya mungkin terjadi apabila bagian aktif
mempunyai ruang yang tepat dapat menampung substrat. Apabila substrat mempunyai bentuk
atau konformasi lain, maka tidak dapat ditampung pada bagian aktif suatu enzim. Dalam hal ini
enzim itu tidak dapat berfungsi terhadap substrat. Ini adalah penjelasan mengapa tiap enzim
mempunyai kekhasan terhadap substrat tertentu.
a. Lock and key (gembok dan kunci)
Menurut teori kunci-
gembok, terjadinya reaksi
antara substrat dengan enzim
karena adanya kesesuaian
bentuk ruang antara substrat
dengan situs aktif (active site)
dari enzim, sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci masuk ke
dalam situs aktif, yang berperan sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim-substrat.
Pada saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim
akan kembali pada konfigurasi semula. Berbeda dengan teori kunci gembok. Jika enzim
mengalami denaturasi (rusak) karena panas, maka bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat
tidak sesuai lagi.
b. Teori Kecocokan I nduksi (Daniel Koshland)
Menurut teori kecocokan induksi reaksi antara enzim dengan substrat berlangsung karena
adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim sedemikian rupa sehingga keduanya
merupakan struktur yang komplemen atau saling melengkapi. Menurut teori ini situs aktif tidak
bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.
![Page 7: Enzim](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072003/563db9ff550346aa9aa1cc51/html5/thumbnails/7.jpg)
2. Persamaaan Michaelis – Menten
Leonor Michaelis dan Maude Menten pada tahun 1913 mengajukan hipotesis bahwa
dalam reaksi enzim terjadi dahulu kompleks enzim-substrat yang kemudian menghasilkan hasil
reaksi dan enzim kembali. Secara sederhana hipotesis Michaelis dan Menten itu dapat dituliskan
sebagai berikut :
Enzim (E) + Substrat (S) kompleks enzim-substrat (ES) Enzim (E) + Hasil
reaksi (P)
Michaelis dan Menten berkesimpulan bahwa kecepatan reaksi tergantung pada
konsentrasi kompleks enzim-substrat [ES], sebab apabila tergantung pada konsentrasi substrat
[S], maka penambahan konsentrasi substrat akan menghasilkan pertambahan kecepatan reaksi
yang apabila digambarkan akan merupakan garis lurus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi enzim
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu:
a. Konsent ra si enzim , pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah
dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
b. Konsentr a si Substrat , hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim
yang tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi.
Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan reaksi
walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Dengan demikian konsentrasi kompleks enzim
substrat makin besar dan hal ini menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi. Pada
suatu batas konsentrasi substrat tertentu, semua bagian aktif telah dipenuhi oleh substrat
atau telah jenuh dengan substrat. Dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi
substrat tidak menyebabkan bertambah besarnya kosentrasi kompleks substrat, sehingga
jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar.
c. Suhu , pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang
lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Di samping itu, karena enzim adalah suatu
protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi, sehingga
bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim
![Page 8: Enzim](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072003/563db9ff550346aa9aa1cc51/html5/thumbnails/8.jpg)
menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun menurun. Kenaikan suhu sebelum
terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi. Namun kenaikan suhu
pada saat terjadinya denaturasi akan mengurangi kecepatan reaksi. Oleh karena ada dua
pengaruh yang berlawanan, maka akan terjadi suatu titik optimum, yaitu suhu yang
paling tepat bagi suatu proses reaksi yang menggunakan enzim tersebut.
d. pH , struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungan. Enzim dapat berbentuk ion
positif, ion negative atau ion bermuatan ganda (zwitter ion). Dengan demikian perubahan
pH lingkungan akan berpengaruh terhadap efektifitas bagian aktif enzim dalam
membentuk kompleks enzim substrat. Tinggi rendahnya pH juga dapat menyebabkan
denaturasi yang dapat menurunkan aktifitas enzim, sehingga diperlukan suatu pH
optimum yang dapat menyebabkan kecepatan reaksi enzim yang paling tinggi.
e. Produk/hasil reaksi (dapat menghambat enzim)
f. Zat penggiat (aktivator) , misalnya logam alkali, logam alkali tanah, Mn, Mg, dan Cl.
g. Zat penghambat ( Inhibitor ) , yaitu molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi
pembentukan kompleks enzim-substrat. Hambatan yang dilakukan oleh inhibitor dapat
berupa hambatan tidak revesibel atau hambatan revesibel.
Penghambatan Enzim
yaitu molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi pembentukan kompleks enzim-
substrat. Hambatan yang dilakukan oleh inhibitor dapat berupa hambatan tidak reversibel atau
hambatan reversibel.
a. Hambatan Reversibel
Hambatan revesibel dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan tidak bersaing.
- Hambatan bersaing.
Hambatan bersaing disebabkan karena ada molekul mirip dengan substrat, yang dapat
pula membentuk kompleks, yaitu kompleks enzim inhibitor (EI) pembentukan
kompleks ES, yaitu melalui penggabungan inhibitor dengan enzim pada bagian aktif
enzim. Dengan demikian terjadi persaingan antara inhibitor dengan substrat terhadap
bagian aktif enzim melalui reaksi sebagai berikut :
E + S -------------- ES
E + I --------------- EI
![Page 9: Enzim](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072003/563db9ff550346aa9aa1cc51/html5/thumbnails/9.jpg)
Inhibitor yang menyebabkan hambatan bersaing disebut inhibitor bersaing. Inhibitor
ini menghalangi terbentuknya kompleks ES dengan cara membentuk kompleks EI dan
tidak dapat membentuk hasil reaksi ( P).
E + S -------------- ES ------------ E + P (membentuk hasil reaksi)
E + I -------------- EI ------------ ( tidak terbentuk hasil reaksi)
Dengan demikian adanya inhibitor bersaing dapat mengurangi peluang bagi
terbentuknya kompleks ES dan hal ini menyebabkan berkurangnya kecepatan reaksi.
- Hambatan tak bersaing
Hambatan tidak bersaing ( non competitive inhibition ) tidak di pengaruhi oleh
besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya (inhibitor tidak
bersaing). Dalam hal ini inhibitor dapat bergabung dengan enzim di luar bagian aktif.
Penggabungan antara inhibitor dengan enzim ini terjadi pada enzim bebas, atau pada
enzim yang telah mengikat substrat yaitu kompleks enzim substrat.
E + I ----------- EI
ES + I ------------ ESI
b. Hambatan tidak reversibel
Hambatan tidak reversibel ini dapat terjadi karena inhibitor bereaksi tidak reversibel dengan
bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk enzim. Dengan
demikian mengurangi aktivitas katalik enzim tersebut. Reaksi ini berlangsung tidak
reversibel sehingga menghasilkan produk reaksi dengan sempurna.
c. Hambatan Alosterik
Hambatan yang terjadi pada enzim alosterik dinamakan hambatan alosterik, sedangkan
inhibitor yang menghambat dinamakan inhibitor alosterik. Bentuk molekul inhibitor alosterik
berkaitan dengan enzim pada tempat diluar bagian aktif enzim. Dengan demikian, hambatan
ini tidak akan dapat diatasi dengan penambahan sejumlah besar substrat. Terbentuknya ikatan
antara enzim dengan inhibitor mempengaruhi konformasi enzim, sehingga bagian aktif
mengalami perubahan bentuk. Akibatnya ialah penggabungan substrat pada bagian aktif
enzim terhambat.
![Page 10: Enzim](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072003/563db9ff550346aa9aa1cc51/html5/thumbnails/10.jpg)
- Inhibitor/penghambat kompetitif, produk (sebagai zat inhibitor) berkompetisi
dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Dapat diatasi dengan
menambahkan konsentrasi substrat.
- Inhibitor/penghambat alosterik (non-kompetitif), produk (sebagai zat inhibitor)
berikatan pada bagian enzim selain sisi aktif enzim yang disebut sisi alosterik dan
menyebabkan sisi aktif berubah sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan enzim.