Entomologi evi.pdf

32
ENTOMOLOGI Evi Umayah Ulfa

Transcript of Entomologi evi.pdf

  • ENTOMOLOGI

    Evi Umayah Ulfa

  • Pendahuluan

    Sejarah

    Joseph Nott (1848)

    yellow fever dan malaria disebarkan oleh nyamuk

    Patrick Manson (1878)

    elephenthiasis (Wuchereria bancrofti) disebarkan oleh vektor nyamuk spesies Culex quinquefasciatus

    Ronald Ross (1897)

    malaria disebarkan oleh vektor nyamuk

    Problem kesehatan masyarakat di Indonesia

    Dengue

    Malaria

    Filaria

  • Serangga Merugikan

    Serangga Penyebab Langsung Penyakit

    Kutu

    Laba-Laba (Spider)

    Skabies

    Serangga Perantara Penyakit (Vektor)

    Nyamuk Culex, Ae aegypty

    Lalat Tsetse (Protozoa Tripanosoma gambiense)

  • Serangga Berdaya Guna

    1. Serangga penyerbukan

    2. Serangga penghasil (sutera)

    3. Pemakan serangga hama pertanian

    4. Pemakan bahan organik yang membusuk

    5. Serangga dalam ilmu genetika :

    Drosophilla

    6. Serangga sebagai Obat (Maggot

    debridement, madu, afrodisiak)

  • An Introduction to Maggots

    The larva of a fly is called a maggot. Flies lay their eggs in tissue that is dead or rotting, because maggots

    need to feed on the dead tissue to survive.

    In certain aspects of medicine, maggots can be much more effective than any physician.

    Maggots used for medical purposes are hatched in a controlled and sterile environment to prevent an introduction of bacteria.

  • How are maggots currently

    used in medicine?

    Maggot Debridement Therapy (MDT) The use of maggots in the removal of necrotic tissue.

    Maggots are used in wounds that are non receptive to antibiotics and are deemed as non-healing wounds.

    Maggots from the Green Blowfly are used, because they are a species that only eat necrotic tissue.

  • Arthropod borne diseases

    Sejak jaman dahulu

    demam kuning (yellow fever)

    plague (pes)

    malaria

    trypanosomiasis Afrika, penyakit chagas

    filariasis limphatik

    Baru dikenal pd akhir-akhir ini (Arthropod related disorders)

    Lyme disease

    Human granuloma ehrlichiosis.

    Reemerging diseases : malaria.

    7

  • Envenominasi

    Arthropoda beracun gigitan / sengat (sting)

    tawon, spiders, scorpion

    Produksi toxin (tersentuh atau teringesti). .

    caterpillars mensekresi toksin kontak dermatitis.

    Envenominasi pd kulit

    kemerahan, rasa sakit, papula erytrematous

    Reaksi alergi

    Gigitan kutu, kutu busuk, pinjal, tawon, lebah, semut, nyamuk

    Kontak alergi

    kumbang (beetles)

    ulat bulu (caterpillars) pd kulit.

    Saluran respirasi (terhirup) partikel dari lipas, pinjal, mites

    Tergantung sensitifitas penderita dan alergen ringan-berat

    Invasi pada jaringan

    Myasis

    infestasi larva lalat pd jaringan manusia hidup.

    Scabiosis

    infestasi mites (Sarcoptes scabiei) pada kulit

    8

  • Faktor - faktor berperan dalam vector borne diseases

    9

    Organisme Vektor

    Hospes (Manusia)

    Lingkungan fisik

    Faktor biologi

  • Komponen - komponen yang berperan

    Organisme penyebab penyakit

    Spesies atau strain

    Temperatur siklus ekstrinsik ( malaria)

    Vektor

    Keperluan reproduksi Temperatur dan kelembaban

    Kontak dengan manusia

    Kepekaan terhadap infeksi

    Kebiasaan makan dan istirahat

    Kemampuan (jarak) terbang

    Distribusi musiman

    Diapause (periode pertumbuhan, perkembangan)

    Longevity (lamanya hidup)

    Kemampuan bereaksi dengan insektisida

    10

  • Hospes manusia

    Imunitas.

    Organisasi social (urban / rural)

    Kondisi rumah, pembuangan air, pengadakan air

    Pekerjaan

    Sistim pertanian (pengairan)

    Perpindahan penduduk (migrasi, transmigrasi)

    Tindakan intervensi (parasit, vektor, lingkungan)

    Lingkungan fisik

    Temperatur, kelembaban

    Curah hujan, Angin

    Ketinggian, Topografi

    Permukaan air di bawah tanah

    Tanah

    Penggunaan pestisida

    Faktor biologi yang lain

    Predator, Parasit, Patogen , Genetik 11

  • Siklus interaksi dinamik

    patogen, vektor, hospes , lingkungan

    H

    Patogen

    Virus

    Bakteri

    Protozoa

    Nematoda

    Rickettia

    Hospes

    Mamalia (manusia)

    Burung

    Reptil

    Amphibi

    Vektor

    Diptera (flies)

    Phtiraptera (lice)

    Hemiptera (bugs)

    Siponaptera (fleas)

    Acari (tick mites)

    V

    Faktor lingkungan * Faktor fisik * Faktor biologi * Faktor sosio-ekonomi

    Transmisi vector borne diseases

    * mekanik

    * biologi

  • Arthropoda sebagai penyebab dermatitis

    FAMILI SARCOPTIDAE

    Spesies : Sarcoptes scabiei var hominis

    Penyakit : scabies, gudik

    Morfologi

    Tubuh : kepala dan badan yang bulat

    Ukuran

    betina : 330-450 X 250-350 mikron

    jantan : 200-240 X 150-200 mikron

    Kaki 4 pasang

    dua pasang dibagian anterior

    dua pasang di bagian posterior.

    Ujung-ujung kaki terdapat bulu panjang dan diakhiri dg pulvilli yg seperti lonceng ( bell

    shaped).

  • 14

    Gejala kinis scabiosis /Skabies

    pd kulit yg tipis di sela-sela jari, lipatan-lipatan kulit : axilla, lutut, siku, umbilicus, genitalia, mamae.

    parasit membuat terowongan pd lapisan kulit stratum corneum

    permukaan kulit tampak gelembung kecil, digaruk akan berdarah dan menyebabkan scab (bersisik).

    rasa gatal yg intensif pada malam hari

  • Sarcoptes scabiei

    Tungau betina bertelur, 3-4 hari menetas menjadi larva membuat terowongan baru dan dewasa dalam 4 hari.

    Cara penularan

    kontak secara langsung (tungau dewasa berpindah).

    menggunakan pakaian atau handuk penderita.

    Kontrol dan pengobatan

    Pakaian, seprai, handuk penderita dicuci dg air mendidih atau digodok.

    Permethrin cream (5%).

    Lindane lotion (1.0 %)

  • Mites sebagai penyebab alergi

    Ada dua spesies

    Dermatophagoides farinae Dermatophagoides pteronyssinus.

    Penyebab alergi (hause dust mites) Menimbulkan gejala

    gangguan respirasi bagian atas pembengkaan mukosa hidung dan sinus bersin batuk asma.

    Protein dari tinja lebih allergenik dibanding dg mites.

    Penyebaran seluruh dunia terutama di lingkungan

    hangat dan lembab

    di dalam rumah (di kasur, bantal, perabot rumah, karpet, dll)

  • Poison Arthropod

    Order Arachnida : Scorpion menghasilan racun toxalbumin bersifat

    neurotoksin

    hemolisin

    hemorrhagin

    agglutinin tergantung species

    koagulan

    cardiac toxin

    vascular toxin

    Spiders (Aranea) :

    (1). Systemic arachnidism

    (2). Necrotic arachnidism

    Order Hymenoptera : lebah, tawon dan semut

  • Myasis

    Myasis : investasi larva lalat (maggots) pd vertebrata (manusia)

    hidup pd periode tertentu, makan jaringan mati, jaringan hidup atau cairan tubuh.

    Myasis diklasifikasikan : Spesifik : larva hanya menginvestasi jaringan hidup (obigat parasit

    jaringan), telur atau larva pd luka kulit, kulit normal, lubang hidung.

    Semispesifik : larva secara normal menginvestasi tubuh binatang yg mati, kadang-kadang telur atau larva didepositkan pd jaringan nekrotik hospes yg masih hidup juga pd jaringan hidup.

    Accidental : larva dapat termakan dan masuk dalam jaringan saluran pencernaan atau jaringan genitourinari.

    Pembagian myasis secara anatomi (lokasi jaringan yg diinvestasi) intestinal cutaneus (subcutaneous) nasal opthalmik telinga dll.

    18

  • ORDO ACARINA

    Famili IXODIDAE (Hard ticks)

    Species

    Dermacentor andersoni Dermacentor variabilis Ixodes holocyclus

    Tick paralisis

    toxin yg mempengaruhi susunan syaraf pusat dan neuromuscular junction.

    Dikeluarkan oleh kelenjar saliva Toxaemia ditandai dg gejala yg cepat :

    peningkatan suhu sampai 40C ascending paralysis kesulitan menelan dan respirasi kematian karena kelumpuhan syaraf

    pernafasan dan jantung

    19

  • Kelas Insecta (Hexapoda)

    Orde Anoplura (sucking lice)

    Orde Siponaptera (fleas)

    Orde Blattaria (cockroaches)

    Orde Heteroptera (true bugs)

    Orde Coleoptera (beetles)

    Orde Hymenoptera (bees, wasps, ants)

    Orde Lepidoptera (moths, butterflies)

    Orde Diptera (flies)

    20

  • Orde Anoplura (Kutu Penghisap)

    Pediculus humanus capitis ( Kepala)

    Pediculus humanus humanus (badan)

    Tubuh pipih dorso-ventral

    Kepala kecil dibanding thorax, sepasang anthena

    Thorax, abdomen bersegmen, terdapat spiracel (lubang pernafasan)

    3 pasang kaki yang berkuku (claw)

    Phtirus pubis

    Habitat pada rambut pubis

    Tubuh lebih pendek dari pada Pediculus humanus Ukuran 1-2 mm, warna putih keabu-abuan Kaki kuat, berkuku menyerupai ketam (crab lice) Kaki pertama lebih kecil dari pada kaki yang lain.

  • Peranan medis kutu badan

    Diperkirakan penular AIDS atau HIV. Epidemic typhus (Rickettsia prowazekii ) di Eropa, Afrika, Asia Epidemic relapsing fever (Borrelia recurrentis) di Afrika Timur. Kontrol dan pemberantasan

    Kutu badan (body lice)

    pakaian disiram air mendidih atau direbus. Insektisida

    10% DDT (dichloro-diphenil trichloroethane) 1% lindane / gama HCH (hexachlorocyclohexane) 1% malathion.

    Kutu kepala : insektisida bentuk lotion 0,5% malathion 0,5% carbaryl (mematikan telur, nympha, dewasa). 1% lindane .

    Phtiriasis (pedikulosis pubis)

    DDT 10% mencukur rambut kemaluan. Pd ketiak, rambut dada, jenggot, alis, bulu mata diambil manual.

    22

  • Ordo Siphonaptera ( Flea/Pinjal)

    Serangga parasit pada hewan, kadang pada manusia

    Pinjal menghisap darah inang

    Contoh : Ctenocephalides felis ( Pinjal kucing)

    Ctenocephalides canis (Pinjal Anjing)

    Pullex irritans ( Pinjal manusia)

  • Dampak Medis Pinjal

    Radang dan alergi ( ludah dari pinjal)

    Vektor penyakit

    Tifus (Rickettsia typi)

    Cacing pita (Dipylidium caninum dan Hymenolepis diminuta) Pinjal Ctenocephalides canis dan C. Felis)

    Pes/Plak bakteri Yersinia pestis.

  • Sangat mematikan

  • Kontrol

    Insektisida bentuk bubuk untuk membunuh pinjal diazinon fenitrothion 2% gamma HCH 3% carbaryl 5% malathion 10% DDT

  • Periplaneta americana

    Ukuran tubuh 3-4 cm Berwarna coklat tua kemerahan Anthena panjang (filiform) Sayap berkembang baik (dapat terbang) Blatta orientalis

    Ukuran tubuh 2-3 cm

    Warna coklat hitam dg bintik hitam Sayap lebih pendek, betina sayap rudimenter

    Blattela germanica

    Ukuran 2-2,5cm, warna coklat muda.

    Pronotum terdapat dua garis hitam longitudinal Sayap sempurna, menutup seluruh dorsal abdomen

    OrdoBlattaria ( Lipas/Kecoa)

  • Dampak Medis Lipas/Kecoa

    Pengganggu, Bau, Alergi Penular patogen:

    Protozoa intestinal: Entamoeba histolytica, Entamoeba coli , Endolimax nana, Giardia lamblia, Balantidium coli

    Cacing : Trichuris trichiura, Enterobius vermicularis

    Bakteri : Diphteria, Antrax, Tetanus, Salmonella typosa.

    28

  • Cara Aplikasi Insektisida Formulasi

    Surface spray Bendiocarb

    Chlorpyrifos

    Deltamethrin

    Permethrin

    Propoxur

    Propoxur

    50% WP

    30% EC

    1% SC

    25% WP

    20% EC

    80% WP

    Space spray Dichlorvos

    Pyrethrins dan Piperonyl

    Butoxide

    Hydroprene

    High pressure aerosol

    atau fogging

    High pressure aerosol

    atau fogging

    One shot aerosol

    Dusting Boric acid

    Bendiocarb

    Permethrin

    Propoxur

    Pyrethrins (dengan Rotenon

    dan Piperonyl Butoxide)

    1% dust

    17,3 % dust

    1% dust

    1% dust

    0.2% dust

    Baiting Trichlorphon dan Dichlorvos Umpan siap pakai

  • Orde Heteroptera (Bed Bugs/Kutu Busuk)

    Cimex hemipterus

    Kutu busuk/tinggi

    Banyak ditemukan pada tempat tidur, kursi

    Menggisit dan menghisap darah mnusia

    Beraroma sangat menyengat

    30

    Kontrol

  • Dampak medis Kutu Busuk

    Gatal-katal

    Alergi Gigitan rasa gatal, papular

    urticaria

    Menularkan penyakit hepatitis B (secara

    mekanik)

    Vector virus HIV. (virus tidak mengalami replikasi)

  • Peranan bidang kedokteran

    Pengendalian dan pemberantasan Cimex

    tempat persembunyian di vacuum dan cuci dg detergent semprot Insektisida residual

    organoclorine 2% malathion 1% carbaryl 0,5% diazinon

    dikombinasi : 0.1-0,2% pyrethrin (sintetik pyrethroid) keluar dari persembunyiannya