endoftalmitisku

download endoftalmitisku

of 16

description

mata

Transcript of endoftalmitisku

PENDAHULUAN

ENDOFTALMITIS1. Pendahuluan Endoftalmitis merupakan suatu keadaan dimana terjadi inflamasi pada rongga bola mata yang melibatkan humor aquous dan atau vitreous yang diakibatkan infeksi bakteri atau jamur. Retina atau koroid bisa terlibat, kadang-kadang disertai dengan infeksi skeliritis atau keratitis.1Endoftalmitis merupakan kejadian yang jarang namun merupakan komplikasi yang membahayakan. Endoftalmitis sering terjadi setelah trauma pada mata termasuk setelah dilakukannya operasi mata yang merupakan faktor risiko masuknya mikroorganisme ke dalam mata. Mikroorganisme ini menyebabkan infeksi intraokuler yang disebut endoftalmitis.1Kebanyakan kasus endoftalmitis adalah eksogen dan terjadi setelah operasi mata yaitu 75% dari kasus endoftalmitis. Jika terjadi akut tapi ringan kemungkinan disebabkan oleh Staphylococcus epidermidis. Jika terjadi akut dan parah kemungkinan akibat S. Aureus, streptococcus, atau gram negatif. Jika pertanggungannya kronik kemungkinan disebabkan oleh S.epidermidis, Propionibacterium acnes, atau jamur. 15-20% kasus endoftalmitis terjadi setelah trauma tembus okuli. Biasanya terjadi di daerah pedesaan, perbaikan yang terlambat, atau adanya benda asing atau kontaminasi bahan organik kemungkinan berasal dari spesies stapilococccus, atau Bacillus cereus.1,2Endoftalmitis endogen terjadi ketika bakteri atau jamur disebarkan secara hematogen ke dalam sirkulasi okuli, kejadiannya sekitar 5-10% dari kasus endoftalmitis. Steril endoftalmitis merupakan kasus dimana dicurigai adanya endoftalmitis tetapi hasil kulturnya negatif.12. Anatomi dan Fisiologi Vitreous Humour

Vitreous humour atau badan kaca menempati daerah belakang lensa. Struktur ini merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 98%), sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreous mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat. Berfungsi mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa. Kebeningan badan vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan badan vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan funduskopi.3,4

Gambar 1 anatomi penampang sagital bola mata3. Definisi Endoftalmitis Endoftalmitis merupakan radang purulen pada seluruh jaringan intraokuler, disertai dengan terbentuknya abses di dalam badan kaca. Bila terjadi peradangan lanjut yang mengenai ketiga dinding bola mata, maka keadaan ini disebut panoftalmitis.3 Pasien terlihat sakit disertai dengan demam, dan pada mata timbul gejala berupa mata sakit, merah, kelopak bengkak, edema kornea, keratik presipitat, disertai hipopion, refleks fundus hilang akibat adanya nanah di dalam badan kaca. Tajam penglihatan sangat menurun.2

Endoftalmitis dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kategori yaitu eksogen seperti post operasi atau trauma, dan endogen yang berasal dari hematogen.54. Epidemiologi EndoftalmitisEndoftalmitis endogen jarang terjadi, hanya terjadi pada 2-15% dari semua kasus endoftalmitis. Kejadian rata-rata tahunan adalah sekitar 5 per 10.000 pasien yang dirawat. Dalam beberapa kasus, mata kanan dua kali lebih mungkin terinfeksi dibandingkan mata kiri, mungkin karena lokasinya yang lebih proksimal untuk mengarahkan aliran darah ke arteri karotid kanan. Sejak tahun 1980, infeksi Candida dilaporkan pada pengguna narkoba suntik telah meningkat. Jumlah orang yang beresiko mungkin meningkat karena penyebaran AIDS, sering menggunakan obat imunosupresif, dan lebih banyak prosedur invasif (misalnya, transplantasi sumsum tulang).6 Sebagian besar kasus endophthalmitis eksogen (sekitar 60%) terjadi setelah operasi intraokular. Ketika operasi merupakan penyebab timbulnya infeksi, endophthalmitis biasanya dimulai dalam waktu 1 minggu setelah operasi. Di Amerika Serikat, endophthalmitis postcataract merupakan bentuk yang paling umum, dengan sekitar 0,1-0,3% dari operasi menimbulkan komplikasi ini, yang telah meningkat selama beberapa tahun terakhir. Walaupun ini adalah persentase kecil, sejumlah besar operasi katarak yang dilakukan setiap tahun memungkinkan untuk terjadinya infeksi ini lebih tinggi.6 Post traumatic Endophthalmitis terjadi pada 4-13% dari semua cedera penetrasi okular. Insiden endophthalmitis dengan cedera yang menyebabkan perforasi pada bola mata di pedesaan lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah perkotaan. Keterlambatan dalam perbaikan luka tembus pada bola mata berkorelasi dengan peningkatan resiko berkembangnya endophthalmitis. Kejadian endophthalmitis yang disebabkan oleh benda asing intraokular adalah 7-31%.65. Etiologi EndoftalmitisKarena badan vitreus hanya terdiri dari beberapa elemen seluler (hialosit), peradangan pada badan diterus hanya mungkin bila sel-sel inflamasi dapat mencapai ruang vitreus dari uvea atau pembuluh darah retina. Hal ini bisa terjadi melalui salah satu mekanisme berikut:

Mikroba patogen seperti bakteri, jamur atau virus masuk ke dalam badan vitreus baik melalui kontaminasi langsung misalnya melalui penetrasi langsung atau operasi bola mata ataupun metastasis sebagai akibat dari sepsis. Virulensi patogen dan sistem kekebalan tubuh pasien apakah inflamasi akan berkembang secara akut, subakut, atau kronik. Infeksi bakteri lebih sering terjadi dibandingkan jamur, namun pada pasien dengan imunokompromis lebih sering terjadi akibat jamur (endoftalmitis mikotik) dan paling sering disebabkan dari spesies Candida.

Proses inflamasi (mikroba atau autoimun) pada struktur yang berdekatan dengan badan seperti uveitis atau rutinitas dapat memicu reaksi sekunder pada badan diterus.

Endoftalmitis akut merupakan sindrom klinis yang serius karena dapat menyebabkan hilangnya mata dalam beberapa jam.76. Patofisiologi Endoftalmitis Dalam keadaan normal, sawar darah-mata (blood-ocular barrier) memberikan ketahanan alami terhadap serangan dari mikroorganisme. Dalam endophthalmitis endogen, mikroorganisme yang melalui darah menembus sawar darah-mata baik oleh invasi langsung (misalnya, emboli septik) atau oleh perubahan dalam endotelium vaskular yang disebabkan oleh substrat yang dilepaskan selama infeksi. Kerusakan jaringan intraokular dapat juga disebabkan oleh invasi langsung oleh mikroorganisme dan atau dari mediator inflamasi dari respon kekebalan.6

Kerusakan jaringan terjadi akibat dari toksin yang dilepaskan oleh bakteri atau jamur dan oleh enzim lirik yang dihasilkan dari sel PMN yang nekrosis. Efek akut yang paling serius adalah lisis retina dan vaskulitis yang luas yang menyebabkan kematian jaringan di segmen anterior. Adanya proses perbaikan seperti fibrasi pada bilik mata depan akan mengganggu sirkulasi humor aquous dan menyebabkan glaukoma. Adanya penarikan dari diterus akan menyebabkan lepasnya retina dan mendistorsi badan silia sehingga mungkin terjadi hipotonik.5 Endophthalmitis dapat terlihat nodul putih yang halus pada kapsul lensa, iris, retina, atau koroid. Hal ini juga dapat timbul pada peradangan semua jaringan okular, mengarah kepada eksudat purulen yang memenuhi bola mata. Selain itu, peradangan dapat menyebar ke jaringan lunak orbital. Setiap prosedur operasi yang mengganggu integritas bola mata dapat menyebabkan endophthalmitis eksogen seperti katarak, glukoma, retina, radial keratotomi, injeksi intravitreal.67. Manifestasi Klinis Endoftalmitis

Anamnesis merupakan hal yang paling penting, terutama pasien yang baru saja melakukan operasi intraokular misalnya katarak atau trabekulektomi, dan juga traua tembus mata. Gejalanya berupa ketidaknyamanan pada mata dan kehilangan penglihatan. Infeksi endogen mungkin terjadi pada pasien dengan imunokompromis, penyalahgunaan obat intravena, dan pasien dengan infeksi sistemik yang mengarah ke emboli skeptik misalnya endokarditis.5 Gejala

Severe ocular pain Mata merah

Lakrimasi

Penurunan visus Fotofobia Sakit kepala medscape Tanda Kelopak mata bengkak dan eritema

Konjungtiva tampak chemosis

Kornea edema, keruh, tampak infiltrate

Hypopion (lapisan sel-sel inflamasi dan eksudat di ruang anterior) Eksudat pada vitreus Abses vitreus8. Jenis-Jenis Endoftalmitisa. Endoftalmitis Akut Pasca Bedah Katarak Merupakan bentuk yang paling sering dari endoftalmitis, dan hampir selalu disebabkan oleh infeksi bakteri. Tanda-tanda infeksi dapat muncul dalam waktu satu sampai dengan enam minggu dari operasi. Namun, dalam 75-80% kasus muncul di minggu pertama pasca operasi. Sekitar 56-90% dari bakteri yang menyebabkan endoftalmitis akut adalah gram positif, dimana yang paling sering adalah Staphylococcus epidermis, Staphylococcus aureus dan Streptococcus. Pada pasien dengan endoftalmitis akut pasca operasi biasa ditemui Injeksi silier, hilangnya reflek fundus, hipopion, pembengkakan kelopak mata, fotofobia, penurunan visus dan kekeruhan vitreus.2,8

Gambar 2 Endoftalmitis Akut Pasca Bedah Katarakb. Endoftalmitis Postoperasi Kronik

Endoftalmitis pasca operasi kronis memiliki perjalanan klinis yang khas, dengan beberapa kekambuhan dari inflamasi kronis pada mata yang sebelumnya telah menjalani operasi, biasanya pada ekstraksi katarak. Inflamasi berulang ini biasanya terjadi 1-2 minggu setelah operasi tetapi sering tertunda sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Endoftalmitis pasca operasi kronis dapat dibagi menjadi penyebab bakteri atau jamur. Endoftalmitis jamur pasca operasi kronis harus dibedakan dengan endoftalmitis jamur yang biasanya disebabkan oleh Candia atau spesies Aspergillus. Endoftalmitis bakteri pasca operasi kronis paling sering disebabkan oleh Proprionebacterium acnes. Bakteri lain seperti Staphylococcus epidermidis dan spesies Corinebacterium juga dapat menyebabkan infeksi kronis yang sama. P.acnes merupakan bakteri komensal anaerobik gram positif yang ditemukan pada kulit palpebra dan konjungtiva secara normal. Diperkirakan bahwa mungkin P.acnes terserap diantara implan lensa intraokular (IOL) dan kapsul posterior. Dalam hal ini lingkungan bersifat anaerobik yang menyebabkan organisme tumbuh dan membentuk koloni yang tampak sebagai plak keputihan di antara implan IOL dan kapsul posterior. Pasien mungkin dating dengan penglihatan sedikit kabur, peradangan granulomatosa dimulai sekitar 3-4 bulam pasca operasi. Infeksi ini awalnya dapat merespon baik terhadap kortikosteroid baik tipikal maupun regional namun sering memburuk atau berulang ketika dilakukan Tappering off. Mungkin ditemukan adanya peradangan pada diterus, dekompensasi kornea, bahkan neovaskularisasi iris pada kasus yang sangat parah dan tidak ditangani.1

Endoftalmitis jamur pasca operasi kronis dapat ditemukan dengan cara yang sangat mirip dengan bakteri P.acnes. Beberapa organisme jamur yang terlibat dalam peradangan kronis yaitu Candida parapsilosis, Paecilomyces lacinus, serta spesies Verticillium. Kasus ini paling banyak terjadi pasca operasi katarak, meskipun operasi lain merupakan predisposisi terjadinya endoftalmitis jamur. Pasien mungkin datang dengan onset yang tertunda, peradangan progresif yang tidak merespon dengan kortikosteroid. Beberapa tanda klinis yang dapat dibedakan dengan etiologi bakteri, termasuk ditemukannya infiltran pada kornea dan edema, adanya snow ball di diterus dan string of pearls appereance dapat mengidentifikasi peradangan akibat jamur.1

Gambar 3 Endoftalmitis Pasca Operasi Kronikc. Endoftalmitis Pasca Trauma

Setelah terjadinya cedera mata, endoftalmitis terjadi dalam persentase tinggi (20%), terutama jika cedera ini terkait dengan adanya benda asing intraokular. Dengan temuan klinis berupa luka perforasi, infeksi berkembang sangat cepat. Tanda-tanda infeksi biasanya berkembang segera setelah cedera, tapi biasanya diikuti oleh reaksi post-traumatic jaringan mata yang rusak. Informasi yang sangat penting dalam anamnesis adalah apakah pasien berasal dari lingkungan pedesaan atau perkotaan, cedera di lingkungan pedesaan lebih sering diikuti oleh endoftalmitis (30%) dibandingkan dengan pasien dari lingkungan perkotaan. (11%). Secara klinis, Endoftalmitis pasca-trauma ditandai dengan rasa sakit, hiperemi ciliary, gambaran hipopion dan kekeruhan pada vitreous body. Dalam kasus endoftalmitis pasca-trauma, agen causative paling umum adalah bakteri dari kelompok Bacillus dan Staphylococcus. Dalam Endoftalmitis post-traumatik, khususnya dengan masuknya benda asing, sangat penting untuk dilakukan vitrekomi sesegera mungkin, dengan membuang benda asing intraokular dan aplikasi terapi antibiotik yang tepat.6d. Endoftalmitis Endogen

Pada bentuk endoftalmitis ini tidak ada riwayat operasi mata ataupun trauma mata. Biasanya ada beberapa penyakit sistemik yang mempengaruhi, baik melalui penurunan mekanisme pertahanan host atau adanya fokus sebagai tempat potensial terjadinya infeksi. Dalam kelompok ini penyebab tersering adalah; adanya septicaemia, pasien dengan imunitas lemah, penggunaan catethers dan Kanula intravena kronis. Kondisi predisposisi termasuk diabetes melitus, keganasan sistemik, anemia sel sabit, sistemik lupus eritematosus dan HIV. Operasi gastrointestinal yang luas, endoskopi, pencabutan gigi dapat meningkatkan resiko terjadinya endoftalmitis endogen. Meskipun mata merupakan daerah yang terinfeksi, tetapi ada fokus ekstraokular ditemukan pada 90% kasus. Salah satu yang harus dipertimbangkan yaitu pneumonia, infeksi saluran kemih, meningitis bakteri, tau abses hepar yang mungkin merupakan sumber infeksi. Agen bakteri yang biasanya menyebabkan endoftalmitis endogen adalah Staphylococcus aureus biasanya pada infeksi kulit, spesies Bacillus akibat pengobatan intravena dan spesies Streptococcus misalnya pada endokarditis. Bakteri gram negatif seperti Neisseria meningitis, Haemophilus influenza, Escherechia coli, dan spesies Klebsiella.. Namun, agen yang paling sering menyebabkan Endoftalmitis endogen adalah jamur (62%), gram positive bakteri (33%), dan gram negatif bakteri dalam 5% dari kasus.1

Gambar 4 Endoftalmitis Endogene. Fungal Endoftalmitis Fungal endoftalmitis dapat terjadi secara fokol maupun multifokal yang berasal dari korioretinitis. Peradangan granulomatous dan nongranulomatous dapat ditemukan adanya kreatif presipita, hipopion, dan viridis dengan agregasi seluler. Infeksi biasanya berasal dari koroid dengan ditemukannya lesi yellow-white , dan adanya cotton wool pots.Fungal endoftalmitis dapat berkembang melalui mekanisme endogen setelah beberapa trauma atau prosedur bedah dengan inokulasi langsung ke ruang anterior atau vitreous body, atau transmisi secara hematogen dalam bentuk candidemia. Tidak seperti fungal chorioretinitis yang disebabkan oleh kandidiasis, yang disertai dengan tanda peradangan minimal pada vitreous body, fungal endoftalmitis merupakan penyakit serius dengan karakteristik tanda-tanda endoftalmitis akut.1

Gambar 5 Fungal Endoftalmitis9. Diagnosa Banding

Endophthalmitis yang disebabkan oleh bakteri dan jamur seringkali sulit untuk dibedakan dengan peradangan intraocular lainnya. Peradangan berlebihan tanpa endopthalmitis sering ditemui pasca operasi yang rumit, uveitis yang sudah ada sebelumnya dan keratitis, diabetes, terapi glaukoma, dan bedah sebelumnya. Toxic anterior segment syndrome (TASS) juga termasuk dalam diagnosis diferensial endoftalmitis. TASS disebabkan oleh pengenalan substansi zat beracun selama operasi yang umumnya disebabkan oleh instrumen, cairan, atau lensa intraokular. Keratitis dan infeksi pasca operasi sering disertai dengan hipopion tanpa infeksi intraokular. lt ini penting untuk menghindari memperkenalkan infeksi eksternal (seperti dalam kasus keratitis bakteri) ke mata dengan melakukan paracentesis yang tidak perlu. Sel tumor dari limfoma mungkin menumpuk di vitreous, atau sel retinoblastoma dapat terakumulasi di ruang depan, simulasi peradangan intraocular. Pada retinoblastoma intraokular biopsi merupakan kontraindikasi. karakteristik yang paling membantu untuk membedakan endophthalmitis yang benar adalah bahwa vitritis ini progresif dan keluar dari proporsi lain temuan segmen anterior. Jika ragu, dokter harus menangani kondisi ini sebagai suatu proses infeksi.610. Pemeriksaan PenunjangLaboratorium Endoftalmitis eksogen: sampel vitreous (vitreous tap) diambil untuk diteliti mikroorganisme penyebab dari endoftalmitis. Endoftalmitis endogen: darah lengkap dan kimia darah mengetahui sumber infeksiStudi Imaging

B-scan (USG): tentukan apakah ada keterlibatan peradangan vitreous. Hal ini juga penting untuk mengetahui dari ablasi retina dan Choroidal, yang nantinya penting dalam pengelolaan dan prognosis. Chest x-ray - Mengevaluasi untuk sumber infeksi

USG Jantung - Mengevaluasi untuk endokarditis sebagai sumber infeksi Prosedur Diagnosa (evaluasi ophtalmologi)

Periksa visus Slit lamp Tekanan intraokular Melebar funduscopy ultrasonografi 11. Terapi Pengobatan tergantung pada penyebab yang mendasari endophthalmitis. Hasil akhir ini sangat tergantung pada penegakan diagnosis dan pengobatan tepat waktu. Tujuan dari terapi endophthalmitis adalah untuk mensterilkan mata, mengurangi kerusakan jaringan dari produk bakteri dan peradangan, dan mempertahankan penglihatan. Dalam kebanyakan kasus terapi yang diberikan adalah antimikroba intravitreal, periokular, dan topikal. sedangkan dalam kasus yang parah, dilakukan vitrectomy. antibiotik di endophthalmitis.6a. Non Farmakologi1. Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita memiliki prognosa yang buruk yang mengancam bola mata dan nyawa apabila tidak tertangani.2. Menjelaskan bahwa penyakit tersebut dapat mengenai mata satunya, sehingga perlu dilakukan pengawasan yang ketat tentang adanya tanda-tanda inflamasi pada mata seperti mata merah, bengkak, turunnya tajam penglihatan, kotoran pada mata untuk segera untuk diperiksakan ke dokter mata.3. Menjelaskan bahwa penderita menderita diabetes yang memerlukan pengontrolan yang ketat baik secara diet maupun medikamentosa. Hal ini disebabkan oleh karena kondisi hiperglikemia akan meningkatkan resiko terjadinya bakteriemi yang dapat menyerang mata satunya, atau bahkan dapat berakibat fatal jika menyebar ke otak.4. Perlunya menjaga kebersihan gigi mulut, sistem saluran kencing yang memungkinkan menjadi fokal infeksi dari endoftalmitis endogen. Terapi endoftalmitis pasca operasi

Vitrektomi pars plana atau aspirasi vitreous dan memberikan antibiotik intravitreal, misalnya vankomycin, amikasin, ceftazidime. Perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik sistemik demikian pula steroid intravitreal.

Terapi endoftalmitis traumatik

Tangani ruptur jika ada, antibiotik sistemik termasuk vancomycin dan aminoglikosida atau generasi ketiga cefalosporin diindikasikan. Pemberian clyndamicin hingga spesies Bacillus dapat disingkirkan. Dapat diberi antibiotik topikal, viterktomi pars plana, dan pemberian imunisasi tetanus.

Terapi endoftalmitis bakteri endogen

Antibiotik intravena spektrum luas, pemberian clymdamicin intravena sampai spesies Bacillus dapat disingkirkan, kadang diindikasikan antibiotik periokular, antibiotik intravitreal diindikasikan, dan steroid tipikal.

Terapi endoftalmitis jamur endogen

Fluconazole oral diindikasikan, Amphotrrycin B intravena atau intravitreal dianjurkan.a. Farmakologi1. Antibiotik Terapi antimikroba empiris harus komprehensif dan harus mencakup semua kemungkinan patogen dalam konteks pengaturan klinis.Intravitreal antibiotik

Pilihan pertama : Vancomicin 1 mg dalam 0.1 ml + ceftazidine 2.25 mg dalam 0.1ml

Pilihan kedua : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + amikacin 0.4 mg dalam 0.1 ml

Pilihan ketiga : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + gentamicin 0.2 mg dalam 0.1 mlAntibiotik topikal

Vancomicin (50 mg/ml) atau cefazolin (50 mg/ml), dan

Amikacin (20 mg/ml) atau tobramycin (15mg%)

Antibiotik sistemik (jarang). Ciprofloxacin intravena 200 mg BD selama 2-3hari, diikuti

500 mg oral BD selama 6-7 hari, atau

Vancomicin 1gm IV BD dan ceftazidim 2g IV setiap 8 jam2. Terapi steroid

Dexamethasone intravitreal 0.4 mg dalam 0.1 ml

Dexamethasone 4 mg (1 ml) OD selama 5 7 hari Steroid sistemik. Terapi harian dengan prednisolone 60 mg diikuti dengan 50 mg, 40 mg, 30 mg, 20 mg, dan 10 mg selama 2 hari.3. Terapi suportif

Siklopegik. Disarankan tetes mata atropin 1% atau bisa juga hematropine 2% 2 3 hari sekali. Obat-obat antiglaucoma disarankan untuk pasien dengan peningkatan tekanan intraokular. Acetazolamide (3 x 250 mg) atau Timolol (0.5 %) 2 kali sehari.12. Operatif Vitrectomy adalah tindakan bedah dalam terapi endophthalmitis. Bedah debridemen rongga vitreous terinfeksi menghilangkan bakteri, sel-sel inflamasi, dan zat beracun lainnya untuk memfasilitasi difusi vitreal, untuk menghapus membran vitreous yang dapat menyebabkan ablasio retina, dan membantu pemulihan penglihatan. Endophthalmitis vitrectomy Study (EVS) menunjukkan bahwa di mata dengan akut endophthalmitis operasi postcataract dan lebih baik dari visi persepsi cahaya. Vitrectomy juga memainkan peran penting dalam pengelolaan endoftalmitis yang tidak responsif terhadap terapi medikamentosa.513. Pencegahan1. Identifikasi keadaan pasien yang memiliki faktor resiko sebelum operasi (blepharitis, kelainan drainase lakrimal, adanya infeksi yg aktif)2. Persiapan operasi, termasuk :

Pov. Iodine 5-10% Sarung tangan steril Profilaksis topikal / perikoular antibiotik Profilaksis intravitreal (pada kasus kasus trauma)14. Prognosis

Prognosis dari endoftalmitis sendiri bergantung Durasi dari endoftalmitis, jangka waktu infeksi sampai penatalaksanaan, Virulensi bakteri dan Keparahan dari trauma. Diagnosa yang tepat dalam waktu cepat dengan tatalaksana yang tepat mampu meningkatkan angka kesembuhan endoftalmitis.5KESIMPULAN

Endophthalmitis adalah adanya peradangan hebat intraokular, terjadi yang diakibatkan dari bakteri, jamur atau keduanya. Tanda dan gejala yang ditunjukan antara lain adanya penurunan visus, hiperemi konjungtiva, nyeri, pembengkakan, dan hipopion. Konjungtiva chemosis dan edema kornea. Sedangkan jenis dari endoftalmitis ini sendiri Endoftalmitis akut pasca bedah katarak, Endoftalmitis pseudofaki kronik, Endoftalmitis pasca operasi filtrasi anti-Glaukoma, Endoftalmitis pasca trauma, Endoftalmitis endogen, Endoftalmitis jamur. Pemeriksaan penunjang untuk endoftalmitis adalah vitreous tap untuk mengetahui organisme penyebab sehingga terapi yang diberikan sesuai. Terapi operatif (vitrectomy) dilakukan pada endoftalmitis berat. Prognosis dari endoftalmitis sendiri bergantung durasi dari endoftalmitis, jangka waktu infeksi sampai penatalaksanaan, virulensi bakteri dan keparahan dari trauma. Diagnosa yang tepat dalam waktu cepat dengan tatalaksana yang tepat mampu meningkatkan angka kesembuhan endoftalmitis.DAFTAR PUSTAKA1. Gregory L. Skuta, MD, Louis B. Cantor, MD, Jayne S. Weiss, MD, Intraocular Inflammation and Uveitis section 9. Chapter 8 : Endophtalmitis. American Academy of Ophthalmology 2011-2012; 269-80. 2. Goodman, L. Randall. Ophto Notes Teh Essentials Guide, Infectious Endophtalmitis, Thieme 2003; 250-2.

3. Vaughan D, Asbury T. Korpus Vitreum Dalam:. Oftalmologi Umum (General Opthalmology). Edisi 16. Jakarta, Widya Medika: 1994; 195 96.

4. Ilyas, Sidarta, Prof. Rahayu, Sri. Ilmu Penyakit Mata edisi Kelima, Badan Kaca. FKUI 2014; 35

5. Sehu, K, Weng. Lee, R William. Ophtalmic Patology An Ilustrated Guide for Clinicians, Endophtalmits/Panophtalmitis Chapter 8. BMJ;160-5.6. Daniel J Egan, MD, Endophtalmitis Treatment and Management. Medscape 2015.

7. Gerard K. Lang, MD. Ophthalmology A Short Textbook. Vitreus Body. Thieme New York 2000; 290-2.

8. Khaw PT, Shah P, Elkington AR. ABC of Eyes, Fourth Edition. Infective endophtalmitis, BMJ Books 1997; 50.Benz MS, Scott IU, Flunn HW. Endophtalmits isolates and antibiotic sensitivites: A 6 years review of culture proven cases. Am J Ophtalmol 2004; 137:1:38-42.Callegan MC, Elenbert M, Parke DW. Bacterial endophthalmitis: Epidemiology, therapeutics, and bacterialhost interactions. Clin Microbiol Rev 2002;15:1:111-24.Cooper Ba, Holekamp Nm, Bohigian G, Thompson PA. Case- control study of endophthalmitis after cataract surgery comparing scleral and corneal wounds. Am J Ophtalmol 2003; 136: 300-5.Gordon Y. Vancomycin prophylaxis and emerging resistance: Are ophtalmologists the villains ? The heroes? Am J Ophtalmol 2001; 131:3:371-6.Gan IM, Ugahary LC, van Dissel JT, Feron E, PeperkampE, Veckeneer M et al. Intravitreal dexamethasone as adjuvant in the treatment of postoperative endophthalmitis:a prospective randomized trial. Graefes Arch Clin Exp Ophthalmol.2005;243(12):1200-5.Hanscom TA. Postoperative edophthalmitis. Clin Infect Dis 2004; 38:4:542-6.Hatch WV, Cernat G, Wong D, Devenyi R, Bell CM. Risk factors for acute endophthalmitis after cataract surgery: a population-based study. Ophthalmology 2009;116(3):425-30.Ilyas S. Dalam: Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta, FKUI: 1998; 5 Kalamalarajah S, Silvestri G, Sharma N. Surveillance of endophthalmitis following cataract surgery in the UK. Eye 2004; 18:6: 580-7.Lunstrom M, Wejde G, Stenevi U. Endophthalmitis after cataract surgery: a nationwide prospective study avaluating incidence in relation to incision type and location. Ophthalmology 2007;114: 1004-9.Maguire JI. Postoperative endophthalmitis: optimal management and the role and timing of vitrectomy surgery. Eye 2008;22(10):1290-300. Miller JJ,Scott IU, Flynn HW. Endophthalmitis caused by Streptococcus pneumoniae. Am J Ophtalmol 2004; 138:2:231-6.Mistlberger A, Ruckhofer J, Raithel E. Anterior chamber contamination during cataract surgery with intraocular lens implantation. J Cataract Refract Surg 1997;23:1064-9.Prajna NV, Sathish S, Rajalakshmi PC, George C. Microbiological profile of anterior chamber aspirates following uncomplicated cataract surgery. Indian J Ophthalmol 1998;46(4):229-32.Scheidler V, Scott IU, Flun HW. Culture-proven endogenous endophtalmitis: Clinical features and visual acuity outcomes. Am J Ophtalmol 2004;137:4 Sherwood Dr, Rich WJ, Jacob JS. Bacterial contamination of intraocular and extraocular fluids during extracapsular cataract extraction. Eye 1989;3:308-12.Smith MA, Sorenson JA, D'Aversa G, Mandelbaum S, Udell I, Harrison W. Treatment of experimental methicillin-resistant Staphylococcus epidermidis endophthalmitis with intravitreal vancomycin and intravitreal dexamethasone.J Infect Dis 1997; 175(2):462-6.Smith SR, Kroll AJ, Lou PL, Ryan EA. Endogenousbacterial and fungal endophthalmitis. Int OphthalmolClin 2007;47(2):173-83.Trofa D, Gcser A, Nosanchuk JD. Candida parapsilosis,an emerging fungal pathogen. Clin Microbiol Rev 2008;21(4):606-25.Vaughan D, Asbury T. Korpus Vitreum Dalam:. Oftalmologi Umum (General Opthalmology). Edisi 14. Jakarta, Widya Medika: 1994; 195 96

Wejde G, Montan P, Lundstrm M, Stenevi U, ThorburnW. Endophthalmitis following cataract surgery in Sweden: national prospective survey 1999-2001. Acta Ophthalmol Scand 2005;83(1):7-10.