Endoftalmitis Bab II
-
Upload
nia-anestya -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Endoftalmitis Bab II
-
8/22/2019 Endoftalmitis Bab II
1/9
BAB II
Endoftalmitis
Definisi
Adalah peradangan intraokular yang mempengaruhi rongga vitreus yang
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme secara endogen dan eksogen ke dalam
mata (Kernt and Kampik, 2010).
Epidemiologi
Pada endoftalmitis eksogenpost traumatic angka kejadiannya masih relatif tinggi
sekitar 58,1%. Pada endoftalmtis eksogen post operative seperti setelah operasi
katarak, angka kejadiannya sekitar 41,9% (Gharamah et al, 2012). Sedangkan
pada endoftalmitis endogen menempati urutan dengan angka kejadian paling kecil
yaitu sekitar 2-8% (Novosad and Callegan, 2010).
Etiologi
1. Endoftalmitis eksogen:
Post-operative
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus aureus
Enterococcus faecalis
Klebsiella Oxytoca
Post-traumatic
S. epidermidis
Propionibacterium acnes
Pseudomonas Aeroginosa
5
-
8/22/2019 Endoftalmitis Bab II
2/9
Klebsiella Pneumonia
Jamur
2. Endoftalmitis endogen:
Streptococcus species
S. aureus
Klebsiella
Candida albicans
Kriptokokus
Fusarium
Klasifikasi
Endoftalmitis eksogen dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Endoftalmitis pasca operasi: Endoftalmitis setelah operasi biasanya
terjadi pada orang yang sudah melakukan operasi katarak. Insisi pada
sklera dan limbus kornea dapat mempengaruhi terjadinya endoftalmitis
dikarenakan naik turunnya tekanan intraokular yang berpotensi untuk
memudahkan masuknya bakteri ke dalam luka yang telah ditutup.
b. Endoftalmitis pasca trauma: Endoftalmitis setelah trauma biasa terjadi
pada trauma mata dengan luka terbuka. Biasanya dihasilkan dari
kontaminasi pada infeksi kornea, sklera, dan luka disekitarnya yang
berdekatan.
Endoftalmitis endogen: Merupakan infeksi yang biasa terjadi melalui peredaran
darah yang dimana mikroorganisme di darah masuk ke dalam mata melalui blood-
retina barrier dan menginfeksi jaringan okular. Karena tingginya aliran darah,
6
-
8/22/2019 Endoftalmitis Bab II
3/9
koroid dan corpus siliar menjadi perhatian utama dalam infeksi dengan
melibatkan retina dan vitreus (Gambar 3) (kernt and Kampik, 2010).
Gambar 3
Blood Retinal Barrier
Patofisiologi
Dalam keadaan di bawah normal, blood-occular-barrier memiliki perlindungan
alami terhadap invasi dari mikroorganisme.
Pada endoftalmitis endogenous, pasien yang memiliki riwayat bakterimia seperti
endokarditis, bakteri akan beredar di dalam darah dan menginvasi secara langsung
melalui pembuluh darah endothelium yang disebabkan oleh meningkatnya
substrat selama infeksi. Kerusakan jaringan intraokular disebabkan karena invasi
dari mediator inflamasi pada organism yang berespon pada sistem imun.
Pada endoftalmitis eksogen, segala macam prosedur operasi, trauma akan
membuka struktur jaringan yang kuat pada bola mata, sehingga memudahkan
bakteri dan jamur dengan mudahnya masuk (Medscape).
7
-
8/22/2019 Endoftalmitis Bab II
4/9
Manifestasi klinis
- Riwayat trauma
- Riwayat penyakit
- Mata merah
- Kelopak mata sukar dibuka
- Penurunan penglihatan
- Kemosis
Diagnosis
- Hipopion (Gambar 4)
- Fotofobia
- Refleks fundus negatif
- Udem kornea
- Injeksi konjunctiva
- Penurunan visus
Gambar 4
Hipopion
8
-
8/22/2019 Endoftalmitis Bab II
5/9
Pemeriksaan penunjang
- Ultrasonografi: Dipakai saat segment posterior sudah tidak dapat terlihat
lagi.
- Kultur: Digunakan untuk mendeteksi bakteri atau jamur.
- PCR: Digunakan untuk mendeteksi bakteri atau jamur yang menginfeksi
dengan tingkat sensitivitas lebih tinggi dari kultur.
- Biopsi retinal: Untuk menyingkirkan diagnosis chorioretinitis karena
retinal biopsy dapat menunjukkan toksoplasma dan cytomegali sebagai
diagnosis . Endoftalmitis tidak pernah disebabkan oleh virus.
Pemeriksaan penunjang khusus untuk endoftalmitis endogen:
Tes lab
- Pemeriksaan darah lengkap: Untuk mengevaluasi adanya tanda infeksi,
perubahan jumlah leukosit
- Urea nitrogen darah: Untuk mengevaluasi adanya gagal ginjal
- Kadar kreatinin: Untuk evaluasi adanya gagal ginjal
Foto rontgen
- Radiografi dada: Untuk menentukan sumber infeksi
- Ultrasonografi jantung: Menentukan apakah adanya endokarditis atau
tidak
- CT scan/MRI: Untuk lebih memastikan dan menyingkirkan diagnosis
lainnya.
Tes lainnya
- Kultur darah
9
-
8/22/2019 Endoftalmitis Bab II
6/9
- Kultur urin
- Cairan serebrospinal
- Kultur sputum
Terapi
Post-operatif
- Pars plana vitreoctomy dengan tambahan antibiotik intravitreal
(vancomycin, amikacin, ceftazidime)
- Pasien tidak perlu di rawat inap
- Antibiotik sistemik dapat dipertimbangkan
Post-traumatic
- Pasien harus dirawat
- Antibiotik sistemik seperti aminoglyseride, vancomycin, sefalosporin
generasi ketiga di indikasikan
- Antibiotik topical biasanya digunakan
- Pertimbangan untuk dilakukan pars plana vitrectomy
- Siklopegik tetes dipertimbangkan
Endoftalmitis endogen
- Pasien harus dirawat
- Antibiotik injeksi spectrum luas seperti vancomysin, aminoglyseride, atau
sefalosporin generasi ketiga
- Antibiotik periokular dan antibiotik intravitreal di indikasikan
- Siklopegik tetes
- Steroid topical
10
-
8/22/2019 Endoftalmitis Bab II
7/9
- Pars Plana Vitrectomy mungkin diperlukan untuk organism yang purulen
Endoftalmitis jamur
- Pasien dirawat
- Oral fluconazole di indikasikan
- Amfoterisn B 500mg/vial IV dipertimbangkan
- Siklopegik tetes (Medscape).
Antibiotik Fungsi
Vancomycin Menghambat pembentukan dinding sel bakteri,
mengganggu permeabilitas membran sel dan
pembentukan RNA bakteri.
Gentamicin Menghambat pembentukan sintesis protein bakteri
Ceftriaxone Menghambat pertumbuhan bakteri khususnya untuk
bakteri yang sudah resisten
Cefotaxime Mencegah pembentukan dinding sel dan menghambat
pertumbuhan bakteri
Clindamycin Menghambat pembentukan protein bakteri dengan cara
mencegah susunan ikatan peptide
Ceftazidime Mencegah pembentukan dinding sel dan menghambat
pertumbuhan bakteri
Sefalosporin generasi ketiga
Antifungi Fungsi
Amfoterisin B Merubah permeabilitas membrane sel jamur dengan
cara mengikat sterol yang akan mengakibatkan
kematian sel jamur.
11
-
8/22/2019 Endoftalmitis Bab II
8/9
Pars Plana Vitrectomy
Pars Plana Vitrectomy adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk
mengambil cairan vitreous yang sudah tidak berwarna jernih atau kotor karena
adanya suatu infeksi. Biasanya Pars Plana Vitrectomy dilakukan pada penyakit
meliputi:
- Perdarahan pada retinopati diabetikum
- Berbagai komplikasi pada vitreous
- Inflamasi Vitreous
- Adanya benda asing setelah operasi
- Inflamasi pada seluruh lapisan mata seperti pada endoftalmitis (Novosad
and Callegan, 2010).
Prosedurnya adalah sebagai berikut:
Pertama gunakan anastesi lokal atau anastesi umum. Kemudian antiseptik di
sekitar periorbita. Setelah buka mata dengan menggunakan spekulum khusus.
Kemudian buatlah insisi sepanjang 2mm di sekitar sisi-sisi kornea. Lalu
masukkan Gunting mikroskop untuk mengaspirasi cairan vitreous. Cahaya
mikroskopik juga diperlukan untuk melihat bagian dalam mata khususnya pada
saat melakukan kauter pada pembuluh darah yang terluka atau pada saat
mengeluarkan jaringan parut.
Pada pasien yang sudah melakukan Pars Plana Vitrectomy, dianjurkan untuk
selalu rajin melakukan kontrol pada 2-3 minggu pertama khususnya pada 7-10
hari pertama untuk tetap tiduran agar minyak silikon dapat menahan retina dengan
permanen dalam posisi alami (Novosad and Callegan, 2010).
12
-
8/22/2019 Endoftalmitis Bab II
9/9
Diagnosis banding
1. Chorioretinitis: Peradangan yang terjadi pada koroid dan retina, biasanya
disebabkan oleh virus. Untuk menegakkan diagnosisnya yaitu dengan
melihat retina apakah ada nekrosis atau tidak (Davis, 2012).
2. Panoftalmitis: Merupakan peradangan pada bola mata termasuk sclera dan
kapsul tenon sehingga bola mata menjadi sulit untuk digerakkan (Sidartha,
2006).
Prognosis
Ad malam
Endoftalmitis mempunyai prognosa lebih buruk dari endoftalmitis eksogen
(Medscape).
13