Enal Arang
-
Upload
dades-setiyanto-arsenalovers -
Category
Documents
-
view
101 -
download
5
Transcript of Enal Arang
LAPORAN PRAKTIKUMENERGI ALTERNATIF
PENGARANGAN (KARBONISASI)
Oleh:
Destri SetiyantoNIM. A1H011067
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arang tempurung kelapa adalah produk yang diperoleh dari pembakaran
tidak sempurna terhadap tempurung kelapa. Sebagai bahan bakar, arang lebih
menguntungkan dibanding kayu bakar. Arang memberikan kalor pembakaran
yang lebih tinggi, dan asap yang lebih sedikit. Arang dapat ditumbuk, kemudian
dikempa menjadi briket dalam berbagai macam bentuk. Briket lebih praktis
penggunaannya dibanding kayu bakar. Arang dapat diolah lebih lanjut menjadi
arang aktif, dan sebagai bahan pengisi dan pewarna pada industri karet dan
plastik.
PIROLISIS
Pembakaran tidak sempurna pada tempurung kelapa menyebabkan
senyawa karbon kompleks tidak teroksidasi menjadi karbon dioksida. Peristiwa
tersebut disebut sebagai pirolisis. Pada saat pirolisis, energi panas mendorong
terjadinya oksidasi sehingga molekul karbon yang komplek terurai sebagian besar
menjadi karbon atau arang. Pirolisis untuk pembentukan arang terjadi pada suhu
150~3000C. pembentukan arang tersebut disebut sebagai pirolisis primer. Arang
dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi karbon monoksida, gas hidrogen
dan gas-gas hidrokarbon. Peristiwa ini disebut sebagai pirolisis sekunder.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami cara pembuatan arang dengan menggunakan
drum kiln.
2. Mahasiswa mengetahui prinsip pengarangan atau karbonisasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Karboniasi/pengarangan adalah proses pirolisis primer lambat merupakan
teknologi yang telah dipraktekkan oleh manusia sejak 10.000 tahun yang lalu pada
proses pembuatan arang. Pada laju pemanasan lambat pada suhu 150-300 oC,
reaksi utama yang terjadi adalah dehidrasi (kehilangan kandungan air). Hasil
reaksi keseluruhan adalah karbon padatan (C = arang), air (H2O), karbon
monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2). Semakin lambat proses umumnya
mutu arang yang dihasilkan semakin baik. Hasil pirolisis berupa arang yang
tersusun atas karbon yang berwarna hitam.
Prinsip proses pirolisis adalah pembakaran biomassa dengan kehadiran
oksigen minimum, sehingga yang terlepas hanya zat yang mudah menguap,
sedangkan karbon tetap tinggal didalamnya. Biomassa adalah bahan organik yang
berasal dari jasad hidup, baik tumbuhtumbuhan maupun hewan, salah satunya
kotoran kuda (feses). dimana kotoran (feses) digunakan sebagai bahan bakar untuk
memasak, hal ini dilakukan seiring ketersediaan minyak tanah yang langka dan
harganya mahal, serta semakin sulit memperoleh kayu bakar. Proses
pengolahannya sangat sederhana yaitu kotoran kuda yang sudah kering langsung
dipakai sebagai bahan bakar. (Daugherty E.C, 2001).
Jenis-jenis arang
1) Arang kayu
Arang kayu adalah arang yang terbuat dari bahan dasar kayu. Arang kayu paling
banyak digunakan untuk pekerluan memasak seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Sedangkan penggunaan arang kayu yang lainnya adalah sebagai penjernih air,
penggunaan dalam bidang kesehatan, dan masih banyak lagi. Bahan kayu yang
digunakan untuk dibuat arang kayu adalah kayu yang masih sehat, dalam hal ini
kayu belun membusuk.
2) Arang serbuk gergaji
Arang serbuk gergaji adalah arang yang terbuat dari serbuk gergaji yang dibakar.
Serbuk gergaji biasanya mudah didapat ditempat-tempat penggergajian atau
tempat pengrajin kayu. serbuk gergaji adalah bahan sisa produksi yang jarang
dimanfaatkan lagi oleh pemilknya. Sehingga Briket biomassa prinsipnya sama
dengan karbon-karbon lain yang sudah beredar di masyarakat, seperti kayu, arang
sekam, dan arang tempurung kelapa, yang di dalamnya masih memiliki energi
untuk pembakaran. Perbedaannya terletak pada nyala yang cepat, kuat, aman
digunakan dan lebih tahan lama pada saat dibakar. Menurut Hambali et al. (2007),
briket bioarang didefinisikan sebagai bahan bakar yang berwujud dan berasal dari
sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya
tekan tertentu
III. METODELOGI
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Drum kiln (tungku pengarangan model pembakaran dari bahan itu
sendiri/pembakaran didalam) untuk proses karbonisasi.
2. Bahan baku arang berupa limbah pertanian: tempurung kelapa, sekam
padi dan lain-lain.
3. Bahan kimia untuk mengukur mutu arang
4. Bomb calorimeter untuk mengukur nilai kalor pada bahan
5. Oven, desikator untuk mengukur kadar air.
6. Tanur, untuk mengukur kadar abu.
7. Termometer infrared untuk mengukur suhu pada bahan.
8. Timbangan untuk mengetahui berat pada bahan.
9. Peralatan untuk mengukur sifat kimia arang (volatile matter,
kandungan karbon)
B. Prosedur Kerja
Tahapan-tahapan pelaksanaan praktikum adalah:
1. Semua alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu
2. Sebelum dilakukan pengarangan, bahan baku ditimbang dan diukur kadar
air dengan metode gravimetri (metode oven) dan nilai kalornya
menggunakan alat bomb calorimeter.
3. Setelah bahan baku ditimbang, bahan baku dimasukkan kedalam drum kiln
lalu dibakar dan ditutup agar pembakaran terjadi dengan maksimal.
4. Pada saat pembakaran berlangsung, suhu pembakaran diukur secara
periodik (misalnya tiap 10 menit) menggunakan thermometer infrared,
dengan demikian dapat dideteksi berapa suhu pembakaran yang terjadi.
5. Bila asap sudah tidak keluar dari cerobong asap berarti pengarangan sudah
selesai, maka drum kiln segera didinginkan dengan cara menutup cerobong
asap dengan kain basah, hal tersebut bertujuan untuk mempercepat
pendinginan. Setelah seluruh badan drum kiln dingin, arang dibongkar.
6. Menimbang arang, bedakan antara arang yang terjadi sempurna, arang
yang setengah jadi dan bahan baku yang masih belum terakar serta abu
arang (masing-masing berapa persen)
7. Setelah diketahui masa dan persen arang, selanjutnya diukur sifat kimia
arang meliputi kadar air, volatile matter, fixed carbon, kadar abu dan nilai
kalor.
8. Efisiensi pembakaran dihitung dengan membandingkan kalor yang
dihasilkan dengan input kalor.
9. Rendemen dihitung dengan membandingkan antara massa arang dengan
massa bahan baku.
10. Pengukuran nilai kalor menggunakan alat bomb calorimeter.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Bahan dan alat disiapkan.
2. Tempurung kelapa ditimbang sebanyak 1 kg dan dimasukkan kedalam drum
kiln beserta sekam padi dan sedikit bensin.
3. Suhu diukur pada beberapa bagian dari drum kiln dan suhu lingkungan drum.
4. Api dinyalakan dan ditunggu hingga api stabil (± 5 menit) kemudian drum
kiln ditutup.
5. Pengukuran suhu dilakukan kembali setelah 10 menit hingga menit ke 50.
6. Pada pembakaran/karbonisasi 10 menit terakhir bagian corong ditutup dengan
menggunakan kain basah.
7. Setelah 10 menit kain diambil dan tutup dibuka kemudian arang dikeluarkan,
suhu kembali diukur.
8. Arang dipisahkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu arang sempurna, arang ½
(setengah) jadi dan abu arang.
9. Arang jadi dan setengah jadi ditimbang untuk mendapatkan rendemen abu
dan arang.
10. Pengukuran kadar air dilakukan dengan mengaoven selama 24 jam potongan
tempurung kelapa yang sebelumnya telah ditimbang.
0 10 20 30 40Dinding Cerobong Dalam 37 150 270 269 227Dinding Cerobong Luar 36 52,9 83 105,6 110Dinding Tutup 35 59,4 107 134,6 138,7Dinding Luar Drum 36 82,5 82,8 118 141Bawah Luar Drum 30 72 190 232 356Tbk 30 30,5 30 29,5 29Tbb 29 30 29,5 29 28,5
Hasil pengarangan
Cawan: 87,81 gram
Arang: 65,59 gram
Abu: 934,41 gram
Rendemen arang=65,591000
x100 %=6,559 %
Rendemen abu=934,411000
x 100 %=93,441 %
Kadar air
Cawan: 3,0728 gram.
Cawan + bahan sebelum di oven: 9,6984 gram.
Cawan + bahan setelah di oven: 8,7878 gram.
B. Pembahasan
Karbonisasi merupakan suatu proses pembakaran tidak sempurna dari
bahan-bahan organik dengan jumlah oksigen yang sangat terbatas, yang
menghasilkan arang serta menyebabkan penguraian senyawa organik yang
menyusun struktur bahan berupa selulosa, hemiselulosa dan lignin serta
membentuk uap air, methanol, uap-uap asam asetat dan hidrokarbon. Dengan
adanya proses karbonisasi maka zat-zat terbang yang terkandung dalam briket
diturunkan serendah mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau dan berasap.
Pirolisis atau devolatilisasi disebut juga sebagai gasifikasi parsial. Suatu
rangkaian proses fisik dan kimia terjadi selama proses pirolisis yang dimulai
secara lambat pada T < 100 °C dan terjadi secara cepat pada T > 200 °C.
Komposisi produk yang tersusun merupakan fungsi temperatur, tekanan, dan
komposisi gas selama pirolisis berlangsung. Proses pirolisis dimulai pada
temperatur sekitar 230 °C, ketika komponen yang tidak stabil secara termal,
seperti volatile matters pada batubara, pecah dan menguap bersamaan dengan
komponen lainnya. Produk cair yang menguap mengandung tar dan PAH
(polyaromatic hydrocarbon). Produk pirolisis umumnya terdiri dari tiga jenis,
yaitu gas ringan (H2, CO, CO2, H2O, dan CH4), tar, dan arang.
Pirolisis adalah pengembangan dari teknik karbonisasi kayu yang
berkembang di masyarakat. Teknik karbonisasi yang digunakan masyarakat
umumnya dengan pembakaran kayu langsung dalam suatu tungku/drum/lubang
dalam tanah dengan hasil utamanya arang dan hasil samping berupa asap yang
dibuang ke udara dan asap yang dihasilkan dari proses karbonisasi tersebut
memiliki kontribusi terhadap pemanasan global. Berbeda dengan teknik
karbonisasi dengan pirolisis adalah proses pemanasan bahan kayu dengan suhu
tinggi dalam wadah/tempat kedap udara dalam waktu tertentu, dimana asap yang
dihasilkan dari pembakaran tidak dilepaskan ke udara, tetapi dikondensasi
sehingga akan terbentuk cairan hitam yang disebut asap cair atau
cairan pirolygneous liquor/crud.
Menurut kondisi operasi yang digunakan, pirolisis terbagi menjadi 2 yaitu
conventional pyrolysis dan fast pyrolysis. Conventional pyrolysis yang biasa
disebut dengan slow pyrolysis menggunakan wajtu penyelesaian operasi yang
cukup lambat dibandingkan dengan fast pyrolysis. Untuk sebab itu proses ini
memakan waktu yang lebih lama dibandingkan fast pyrolysis sehingga dianggap
conventional.
Conventional pyrolysis atau yang bisa disebut slow pirolisis merupakan
salah satu jenis pirolisis yang sudah lama digunakan. Laju pemanasan di dalam
Conventional pyrolysis terbilang kecil jika dibandingkan dengan fast pyrolysis
untuk sebab itu dikatakan sebagai slow pyrolysis. Pada proses conventional
pyrolysis, laju pemanasan yang digunakan antara 0,1-1 K/s.
Metode pirolisis jenis ini memiliki keunggulan yaitu temperatur pemanasan
pirolisis yang lebih rendah dari fast pyrolysis sehingga mempengaruhi biaya yang
dikeluarkan juga kalor yang didapat untuk melakukan proses pirolisis
membutuhkan bahan baku yang lebih sedikit apabila bahan bakar berasal dari
arang ataupun bahan bakar lainnya.
Beberapa macam metode karbonisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Drum kiln dari logam yang tahan panas, biasanya menggunakan drum oli untuk
mengkarbonisasi arang. Metode inilah yang banyak digunakan saat ini untuk
proses karbonisasi, karena biayanya yang relative murah dan tidak terikat
dengan lokasi (dapat dipindah-pindahkan).
2. Drum kiln dengan reverse draught: silinder dari logam tahan panas hanya saja
terdapat cerobong yang letaknya pada bagian bawah tabung, dengan maksud
untuk mengurangi besarnya draft yang diakibatkan oleh aliran udara dan gas
sisa pembakara. Metode ini biasa digunakan untuk skala besar.
3. Eartle pit kiln; bahan baku arang (kayu atau tempurung kelapa) diletakkan
dalam tanah yang terlebih dahulu telah digali sampai ketinggian rata dengan
tanah kemudian diantaranya diberi daun-daun kering sebagai pemicu nyala api.
Setelah api menyala hingga bagian paling bawah, pada bagian atas kemudian
ditutup dengan tanah hingga semua bagian kayu tertutup. Hal ini untuk
mengurangi suplai oksigen yang masuk ke dalam ruang karbonisasi.
4. Brick Klin; ruang pembakaran yang terbuat dari tanah liat atau batu bara yang
dibuat sedemikian rupa membentuk ruang pembakaran kemudian bahan baku
arang dimasukkan ke dalamnya dan dibakar. Metode ini memiliki keuntungan
panas pembakaran yang tinggi.
Arang adalah suatu bahan padat berpori yang dihasilkan dari pembakaran
pada suhu tinggi dengan proses karbonisasi, yaitu proses pembakaran tidak
sempurna, sehingga bahan hanya terkarboninasi dan tidak teroksidasi. Sebagian
besar pori - pori pada arang masih tertutup dengan hidrokarbon, ter dan senyawa
organik lainnya.
Arang sendiri terdapat perbedaan ciri khas Antara arang berkualitas bagus
dengan arang yang berkualitas kurang bagus. Berikut ini akan dijabarkan
mengenai ciri-ciri arang berkualitas bagus sesuai dengan standar produksi arang:
a. Warna hitam dan bila dinyalakan api berwarna kebiru-biruan. Arang yang
memiliki kualitas yang baik, jika dibakar akan menghasilkan nyala api yang
kebiruan. Hal ini menandakan bahwa panas yang dihasilkan sangat tinggi dan
baik digunakan untuk memasak. Hasil masakannya pun akan cepat matang.
b. Mengkilat pada bagian yang pecah. Bila arang dipecah atau dibelah pada
bagaian yang terbelah tersebut akan berwarna hitam mengkilat. Hal ini terjadi
karena adanya unsur karbon yang tersisa setelah melalui proses pengarangan.
c. Tidak mengotori tangan. Tidak mengotori tangan maksudnya bahwa arang
tidak memiliki zat beracun yang dapat menyebabkan penyakit. Setelah
memegang arang, tangan hanya terkotori oleh serpihan-serpihan arang yang
sangat halus.
d. Tidak berasap, berbau dan tidak memercik. Pernyataan bahwa arang
berkualitas adalah arang yang tidak berasap, tidak berbau, dan tidak memercik
maksudnya adalah pada saat digunakan untuk membakar, arang tersebut tidak
mengeluarkan asap tidak seperti saat membakar kayu bakar. Tidak
mengeluarkan bau yang tajam karena unsur yang tersisa didalam arang hanya
tinggal unsur karbon yang tidak berbau. Arang yang berkualitas jika dibakar,
tidak pecah dan tidak memercik.
e. Tidak cepat habis apabila dibakar. Arang yang baik memiliki kemampuan
untuk tahan lama selama digunakan atau dibakar. Oleh karena itu penggunaan
arang dapat lebih menghemat pengeluaran. Berdenting seperti logam apabila
dipukul. Hal yang menyebabkan arang berdenting seperti logam jika dipukul
adalah berat arang yang sangat ringan ditambah dengan struktur arang yang
padat. Sehingga akan menghasilkan bunyi yang nyaring jika dipukul.
Dengan memahami kriteria dan ciri-ciri arang berkualitas, diharapkan dapat
dijadikan sebagai patokan oleh produsen dalam memproduksi arang.
Arang memiliki Sifat fisika dan kimia, sifat terssebut adalah sebagai berikut:
Arang memiliki kerapatan sebesar 0,45 g/cm3 dengan kerapatan total sebesar 1,38-
1,46 g/cm. Nilai porositas arang 70% dengan permukaan dalam 50 m dan
kekuatan pemampatan sebesar 26 N/mm2. Berat bagian terbesarnya 80-220 kg/m2
dengan nilai kandungan air sebesar 5-8%, kandungan karbon 80-90%, kandungan
abu 1-2%. Sedangkan nilai kalori antara 29-33 MJ/kg dan zat-zat yang mudah
menguap anatara 10-18%.
Batu arang digunakan sebagai bahan bakar. Arang pada awalnya digunakan
sebagai pengganti mesiu. Arang juga digunakan dalam metalurgi sebagai reducing
agent, walaupun sekarang sudah ditinggalkan. Sebagian orang menggunakan
arang sebagai media gambar. Tetapi sebagian besar produki charcoal digunakan
sebagai bahan bakar. Hasil pembakarannya lebih bersih daripada kayu biasa.
1) Pembakaran
Batu arang lazim dipakai untuk membakar makanan di luar ruangan dan
pada saat berkemah. Di beberapa negara Afrika, arang digunakan oleh sebagian
besar masyarakat sebagai alat memasak sehari-hari. Pemakaian arang untuk
memasak makanan di dalam ruangan memiliki risiko berbahaya terhadap
kesehatan, karena karbon monoksida yang dihasilkan. Sebelum Revolusi Industri,
arang digunakan sebagai bahan bakar industri metalurgi.
Arang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
Arang atau kayu dibakar di dalam generator gas kayu untuk menggerakan mobil
dan bus. Di Perancis pada saat Perang Dunia II, produksi kayu dan arang untuk
kendaraan bermotor meningkat dari 50.000 ton sebelum perang menjadi 500.000
ton pada tahun 1943.
2) Batang arang yang sebagai media seni rupa.
Arang digunakan dalam seni rupa seperti pensil atau krayon. Media ini
banyak digunakan untuk membuat sketsa dalam ukuran besar atau media yang
membutuhkan garis sketsa yang kuat, seperti kanvas. Sebagai media seni rupa,
charcoal dijual dalam bentuk batangan.
Arang memiliki sifat lembut, ringan, hitam, dan sekaligus mudah patah.
Media ini sangat disenangi pelukis dalam membuat sketsa sebab sketsa yang
dihasilkan sangat jelas, bahkan dalam proses pengecatan sekalipun.
3) Peternakan
Banyak sekali kegunaan dari arang aktif, selain memang kegunaan
utamanya adalah menyerap zatzat yang tidak dibutuhkan dalam suatu zat cair,
yaitu zat-zat yang bisa ditarik oleh karbon. Akan tetapi untuk zat-zat yang tidak
bisa ditarik oleh karbon arang aktif tidak bisa digunakan sebagai penyerap. Salah
satu kegunaan arang aktif diluar tugasnya di pabrik gula sebagai penyerap dan
pemutih, juga berguna untuk bidang peternakan:
a) Untuk sapi, seringkali arang digunakan untuk mengurangi bau kotoran kandang
dengan cara melapisi lantai kandang dengan arang setebal 10-15 cm.
b) Untuk campuran pakan ayam, berguna untuk :
1. Mencegah penyakit ternak seperti diare.
2. Membantu proses pembentukan tulang dan kulit telur.
3. Kandungan kuning telur lebih pekat.
4. Kesegaran telur tahan lebih lama.
5. Daging ternak lebih segar berwarna kemerahan.
6. Mengurangi kandungan lemak dan kolesterol.
7. Menjadi lebih subur dan bertelur lebih banyak
8. Menghindari bau tidak sedap pada kotoran.
9. Menyerap kandungan racun dan gas dalam perut.
c) Untuk lingkungan pemeliharaan di sekitar kandang ayam, arang berguna untuk:
1. Mengurangi bau kotoran
2. Mengurangi gangguan hama dan lalat sehingga penyakit tidak menyebar
3. Kelembaban lingkungan saat terjadi perubahan cuaca menjadi lebih stabil
4. Penghilang bau kandang ayam sehingga memberikan kondisi yang segar
5. Membuang bau kotoran sehingga bebas dari lalat pembawa kuman
6. Kandang tetap kering dengan lingkungan yang terasa lebih segar
7. Kotoran menyuburkan tanaman di sekitarnya
8. Arang bekas dari kandang dapat ditambahkan pada kompos organik atau
digunakan langsung sebagai pupuk untuk tanaman pekarangan dan sawah
4) Untuk pembibitan, arang digunakan untuk :
a. Media pembibitan lebih subur
b. Merangsang aktivitas mikroba
c. Meningkatkan kelembaban dan menyediakan bahan gizi
d. Menyerap air dan membuat peredaran udara lebih baik
e. Pertumbuhan akar halus dan lebih banyak
f. Memperpendek masa pembibitan
g. Menghasilkan buah lebih banyak
h. Akarnya tumbuh lebih dalam dan banyak
i. Memperkecil kematian bibit
5) Dalam memperbaiki kondisi tanah arang berguna untuk :
a. Tata cara penggunaan tambahan arang pada tanah mirip dengan cara
pembakaran lading.
b. Mengkondisikan agar siap ditanami
c. Dalam musim hujan, daya serap terhadap air meningkat
d. Dalam musim kemarau, daya menyalurkan air meningkat
e. pH tanah meningkat
f. Pori-pori arang menangkap dan menyimpan gizi untuk kesuburan tanaman
g. Memungkinkan mikro-organisme hidup
h. Menetralisir kandungan racun/gas
i. Merangsang pertumbuhan akar-akar halus
j. Merangsang tanaman untuk tumbuh subur, kokoh, lebih cepat dan sehat
dengan daun yang lebih hijau.
Adapun grafik hubungan antara suhu hasil pengamatan dengan waktu pengukuran
Grafik 1. Hubungan suhu dinding dalam cerobong dengan waktu
0 menit 10 menit 20 menit 30 menit 4 menit0
50
100
150
200
250
300
suhu
suhu
Terlihat pada grafik, bahwa suhu dari dinding bagian dalam cerobong semakin
lama semakin tinggi dan ketika pembuatan arang sudah hampir jadi suhu
menurun.
Grafik 2. Hubungan suhu dinding luar cerobong dengan waktu
0 menit 10 menit 20 menit 30 menit 40 menit0
20
40
60
80
100
120
Suhu
Suhu
Terlihat pada grafik, bawah suhu bagian luar cerobong semakin lama semakin
tinggi suhunya karena suhu di dalam yang panas terus ditransfer keluar.
Grafik 3.Hubungan suhu dinding tutup dengan waktu
0 menit 10 menit 20 menit 30 menit 40 menit0
20
40
60
80
100
120
140
160
Suhu
Suhu
Terlihat pada grafik, bawah suhu bagian tutup semakin lama semakin tinggi
suhunya karena suhu di dalam yang panas terus ditransfer keluar.
Grafik 4.Hubungan suhu dinding luar drum dengan waktu
0 menit 10 menit 20 menit 30 menit 40 menit0
20
40
60
80
100
120
140
160
Suhu
Suhu
Terlihat pada grafik, bawah suhu bagian luar dinding drum semakin lama semakin
tinggi suhunya karena suhu di dalam yang panas terus ditransfer keluar.
Grafik 5. Hubungan suhu bawah drum luar dengan waktu
0 menit 10 menit 20 menit 30 menit 40 menit0
50
100
150
200
250
300
350
400
Suhu
Suhu
Terlihat pada grafik, bawah suhu bagian bawah luar drum semakin lama semakin
tinggi suhunya karena suhu di dalam yang panas terus ditransfer keluar, dan suhu
disini paling tinggi dikarenakan paling dekat dengan pembakaran.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Cara pembuatan arang menggunakan drum kiln yaitu: a. Semua alat
dan bahan disiapkan terlebih dahulu. b. Sebelum dilakukan pengarangan,
bahan baku ditimbang dan diukur kadar air dengan metode gravimetri
(metode oven) dan nilai kalornya menggunakan alat bomb calorimeter. c.
Setelah bahan baku ditimbang, bahan baku dimasukkan kedalam drum kiln
lalu dibakar dan ditutup agar pembakaran terjadi dengan maksimal. d. Pada
saat pembakaran berlangsung, suhu pembakaran diukur secara periodik
(misalnya tiap 10 menit) menggunakan thermometer infrared, dengan
demikian dapat dideteksi berapa suhu pembakaran yang terjadi. e. Bila
asap sudah tidak keluar dari cerobong asap berarti pengarangan sudah selesai,
maka drum kiln segera didinginkan dengan cara menutup cerobong asap
dengan kain basah, hal tersebut bertujuan untuk mempercepat pendinginan.
Setelah seluruh badan drum kiln dingin, arang dibongkar. f. Menimbang
arang, bedakan antara arang yang terjadi sempurna, arang yang setengah jadi
dan bahan baku yang masih belum terakar serta abu arang (masing-masing
berapa persen). g.Setelah diketahui masa dan persen arang, selanjutnya
diukur sifat kimia arang meliputi kadar air, volatile matter, fixed carbon,
kadar abu dan nilai kalor. h.Efisiensi pembakaran dihitung dengan
membandingkan kalor yang dihasilkan dengan input kalor. i. Rendemen
dihitung dengan membandingkan antara massa arang dengan massa bahan
baku. j. Pengukuran nilai kalor menggunakan alat bomb calorimeter.
2. Prinsip pengarangan adalah dengan pirolisis, yaitu pengembangan dari teknik
karbonisasi kayu yang berkembang di masyarakat. Teknik karbonisasi yang
digunakan masyarakat umumnya dengan pembakaran kayu langsung dalam
suatu tungku/drum/lubang dalam tanah dengan hasil utamanya arang dan
hasil samping berupa asap yang dibuang ke udara dan asap yang dihasilkan
dari proses karbonisasi tersebut memiliki kontribusi terhadap pemanasan
global. Berbeda dengan teknik karbonisasi dengan pirolisis adalah proses
pemanasan bahan kayu dengan suhu tinggi dalam wadah/tempat kedap udara
dalam waktu tertentu, dimana asap yang dihasilkan dari pembakaran tidak
dilepaskan ke udara, tetapi dikondensasi sehingga akan terbentuk cairan
hitam yang disebut asap cair atau cairan pirolygneous liquor/crud.
B. Saran
Sebaiknya alat drum kiln lebih dirawat agar praktikum lebih optimal. Praktikum
sudah berlangsung baik, lanjutkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi Arianto. 2012. Laporan Praktikum Energi Alternatif. Teknik Pertanian UNSOED. Purwokerto
Tim Asisten. 2014. Panduan Praktikum Energi Alternatif. Teknik Pertanian UNSOED. Purwokerto.