emerging re-emerging

6
EMERGING DAN RE-EMERGING DISEASE DISUSUN OLEH: Kelompok 9 Hutomo Rezky 1102009134 Meta Adriani 1102009171 Nandika Nurfitria 1102009201 R.A. Wita Ferani K 1102009229 KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI PERIODE 30 JUNI 2014 – 25 JULI 2014

description

emerging re-emerging

Transcript of emerging re-emerging

Page 1: emerging re-emerging

EMERGING DAN RE-EMERGING DISEASE

DISUSUN OLEH:

Kelompok 9

Hutomo Rezky 1102009134

Meta Adriani 1102009171

Nandika Nurfitria 1102009201

R.A. Wita Ferani K 1102009229

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

PERIODE 30 JUNI 2014 – 25 JULI 2014

Page 2: emerging re-emerging

1. Sebanyak 70% kasus Emerging dan Re-emerging Disease yang terjadi di Indonesia

dan seluruh dunia adalah zoonosis. Faktor apa yang mempengaruhi tingginya angka

tersebut? Indonesia pun telah melakukan berbagai cara dalam mengurangi angka

tersebut. Menurut pendapat Anda sebagai seorang dokter, sektor manakah yang lemah

(kurang efektif)? Jelaskan!

2. Jelaskan cara pelaporan KLB (Kejadian Luar Biasa) di suatu wilayah kerja atau

daerah tertentu!

JAWABAN

JAWABAN NO. 1:

JAWABAN NO. 2:

Standar baku surveilence KLB bagi instansi pemerintah dalam bidang kesehatan yaitu :

1. Laporan Kewaspadaan (Dilaporkan dalam waktu 24 jam)

Laporan kewaspadaan adalah laporan adanya penderita, atau tersangka penderita penyakit

yang dapat menimbulkan wabah. Yang diharuskan menyampaikan laporan kewaspadaan

adalah :

a. Orang tua penderita atau tersangka penderita/orang dewasa yang tinggal serumah

dengan penderita tau tersangka penderita/ kepala keluarga/ ketua RT/ RW/ Kepala

dukuh

b. Dokter, petugas kesehatan yang mnemerikasa penderita/dokter hewan yang memeriksa

hewan tersangka penderita

c. Kepala Stasiun kereta api, kepala Terminal kendaraan bermotor, kepala asrama, kepala

sekolah,/ pimpinan perusahaan, kepala unit kesehatan pemerintah atau swasta

d. Nahkoda kendaraan air dan udara

Laporan kewaspadaan disampaikan kepada Kepala Lurah atau Kepala Desa dan atau

Unit Kesehatn terdekat selambat-lambatnya 24 jam sejak mengetahui adanya penderita

atau tersangka penderita KLB/ baik dengan cara lisan, maupun tertulis. Kemudian

laporan kewaspadaan tersebut harus diteruskan kepada laporan kepala Puskesmas

setempat.

Isi laporan kewaspadaan tersebut adalah :

Page 3: emerging re-emerging

Rumah Sakit, Instansi lain (Stasiun, Perush)

Dinas Kesehatan Camat

Puskesmas pembantu/bidan desa

PUSKESMAS Desa/kelurahan

Dusun/RT/RW

Masyarakat

Penyelidikan epidemiologi dan

penanggulanangan KLBAlur laporan

Penyelidikan dan penanggulangan

Bantuan Penyelidikan dan penanggulangan

Nama penderita hidup atau telah meninggal

Golongan umur

Tempat dan alamat kejadian

Waktu kejadian

Jumlah yang sakit dan meninggal

ALUR LAPORAN KEWASPADAAN

2. Laporan Kejadian Luar Biasa (W1) Dilaporkan Dalam Waktu 1 x 24 jam

Merupakan salah satu laporan kewaspadaan yang dibuat oleh unit kesehatan, segera

setelah mengetahui adanya KLB penyakit tertentu/keracunan makanan. Laporan ini

digunakan untuk melaporkan KLB atau wabah, sebagai laporan peringatan dini kepada

pihak-pihak yang menerijma laporan akan adanya KLB penyakit tertentu di suatu wilayah

tertentu. Laporan KLB ini harus memperhatikan asas dini, cepat, dapat dipercaya dan

bertanggung jawab yang dapat dilakukan dengan lisan atau tertulis

Laporan KLB (W1) ini harus diikuti dengan laporan Hasil Penyidikan KLB dan Rencana

Penanggulangannya.

Unit kesehatan yang membuat laporan KLB (W1) adalah Puskesmas, Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dan Propoinsi, dengan berpedoman pada format Laporan KLB (W1).

Page 4: emerging re-emerging

Menteri Kesehatan (Dirjen PPM&PL) Gubernur Bupati/walikota

Dinas Kesehatan Propinsi Dinas Kesehatan kab/kota

Rumah sakit

Puskesmas

Camat

Formulir Laporan KLB (W1) adalah sama untuk Puskesmas, Kab/Kota dan Propinsi,

dengan Kode berbeda. Berisi nama daerah KLB (desa, kecamatan, kabupaten/kota dan

nama puskesmas), jumlah penderita dan menibnggal pada saat laporan, nama penyakit,

dan langkah-langkah yang sedang dilakukan. Satu formulir W1 berlaku untuk 1 jenis

penyakit saja.

ALUR LAPORAN KLB (W1)

Laporan KLB Puskesmas (W1PU) :

Laporan KLB Puskesmas (W1Pu) dibuat oleh Puskesmas kepada camat dan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota

Laporan KLB Rumah Sakit (KD/RS) :

Laporan adanya penyakit KLB di RS dibuat oleh Rumah sakit dikirim ke Puskesmas dan

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Laporan KLB Kabupaten/Kota (W1Ka) :

Laporan KLB Kabupaten/Kota (W1Ka) dibuat oleh dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Kepada Bupati/Walikota dan Dinas Kesehatan Propinsi.

Laporan KLB Propinsi (W1Pr):

Laporan KLB Propinsi (W1Pr) dibuat oleh Dinas Kesehatan Propinsi kepada Gubernur

dan Departemen Kesehatan, ub. Direktorat Jenderal yang menangani KLB Penyakit

(Dirjen PPM&PL)