embriologi

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Embriologi adalah ilmu yang tentang perkembangan embrio dari pembuahan sel telur ke tahap janin. Janin atau embryo adalah makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa. 1..2 Proses Pembentukan Janin Spermatogenesis Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu : 1.Spermatocytogenesis Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.

Transcript of embriologi

Page 1: embriologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Embriologi adalah ilmu yang tentang perkembangan embrio dari

pembuahan sel telur ke tahap janin. Janin atau embryo adalah makhluk yang

sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam

tubuh induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan

dari bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa.

1..2 Proses Pembentukan Janin

Spermatogenesis

Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang

masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang

berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus

seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

1.Spermatocytogenesis

Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang

akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif

dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis.

Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang

menjadi spermatosit primer.

Page 2: embriologi

Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti

selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel

anak, yaitu spermatosit sekunder.

2. Tahapan Meiois

Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin

banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan

meiosis II.

Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih

yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan

(Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II

memiliki inti yang gelap.

3 .Tahapan Spermiogenesis

Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi

4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil

akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa

kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari

spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang

23 pasang kromosom itu akan dipertahankan..

Oogenesis

Sel-Sel Kelamin Primordial

Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm

embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium

germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing

Page 3: embriologi

sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang

melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk

folikel primordial.

Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan

folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel primordial berupaya

berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi

tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat

menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya

terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.

Oosit Primer

Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu

pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan

disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu

kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut

DNA.

Pembelahan Meiosis Pertama

Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami

pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah

sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing

mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena

mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih

kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat

membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.

Page 4: embriologi

Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid

pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan

bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa

pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah

satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua

sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan

genetik yang polanya berbeda.

Oosit Sekunder

Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala

spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah

membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau

tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang

berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum

yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan

embrional.

Page 5: embriologi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Fertilisasi

Menurut Sri Sudarwati (1990) fertilisasi merupakan proses peleburan dua

macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic yang

berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Wildan Yatim (1990)

fertilisasi merupakan masuknya spermatozoa kedalam ovum. Setelah spermatozoa

masuk, ovum dapat tumbuh menjadi individu baru.

Fertilisasi ovum yang telah matang oleh spermatozoa tunggal (23,X atau

23.Y) berlangsung di tuba falopii dalam beberapa jam pasca ovulasi. dengan

demikian maka komposisi genetik spermatozoa akan menentukan gender

konseptus.

Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim

hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar

dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak

korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu

sperma saja. Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk ke

dalam ovum. Segera setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti

(nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu

dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom diploid (2n).

Fertilisasi berperan sebagai pemicu bagi oosit sekunder untuk

menyelesaikan proses meiosis II. pronukleus laki-laki dan perempuan (masing-

Page 6: embriologi

masing haploid) menyatu untuk membentuk zygote yang memiliki jumlah

kromosom diploid.

2.2Pembelahan

Menurut yatim (1990:155) pada manusia pembelahan terjadi secara

holobastik tidak teratur. Dimana bidang dan waktu tahap-tahap pembelahan tidak

sama dan tidak serentak pada berbagai daerah zigot. Awalnya zigot membelah

menjadi 2 sel, kemudian terjadi tingkat 3 sel, kemudian tingkat 4 sel, diteruskan

tingkat 5 sel, 6 sel, 7 sel, 8 sel, dan terus menerus hingga terbentuk balstomer

yang terdiri dari 60-70 sel, berupa gumpalan massif yang disebut morula.

Pembelahan atau segmentasi terjadi setelah pembelahan. Zigot membelah

berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomer.

Pembelahan itu bias meliputi seluruh bagian, bias pula hanya sebagian kecil zigot.

Pembelahan ini terjadi secara mitosis. Bidang yang ditempuh oleh arah

pembelahan ketika zigot mengalami mitosis terus-menerus menjadi banyak sel,

disebut bidang pembelahan. Ada 4 macam bidang pembelahan yaitu meridian,

vertical, ekuator dan latitudinal.

Pembelahan awal menghasilkan tahap “dua sel” yang selanjutnya

menghasilkan tahap “empat sel” dan tahap “delapan sel”. Pembelahan semacam

ini terus berlangsung selama embrio berada dalam tuba falopii. Selanjutnya

terbentuklah bola sel padat yang disebut morula. Morula memasuki uterus pada

hari ke 3 – 4 pasca fertilisasi. Akumulasi cairan diantara blastomere menyebabkan

terbentuknya rongga berisi cairan yang mengubah bentuk morula menjadi

blastokis. Sekelompok sel padat berkumpul pada satu kutub blastokis dan

Page 7: embriologi

dinamakan “inner cell mass” yang kelak akan menghasilkan embrio. Pinggiran

luar blastokis membentuk “sel trofoektoderm” yang kelak akan menjadi

plasenta.

3.Blastulasi dan Nidasi

Setelah sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka akan

terbentuk rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin besar dan berisi cairan.

Embrio yang memiliki rongga disebut blastula, rongganya disebut blastocoel,

proses pembentukan blastula disebut blastulasi.

Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan

berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus.

Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen

uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo akan mengadakan pertautan

dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa

terpautnya antara embryo pada endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi.

Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136) .

Sebelum peristiwa implantasi, kumpulan sel yang mengelilingi blastokis

(zona pellucida) menghilang dan kemudian blastokista menempel pada

endometrium. Peristiwa ini disebut aposisi. Blastokista kemudian menginvasi

endometrium. Implantasi selesai pada hari ke 24 – 25 (10 – 11 hari pasca

konsepsi).

4.Gastrulasi

Menurut Tenzer (2000:212) Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan

dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini

Page 8: embriologi

merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi embryo. Pada gastrulasi terjadi

perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan

bentuk sel dan pengorganisasian embryo dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan

sel yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk

melakukan interkasi yang bersifat merangsang dalam pembentukan sistem organ-

organ tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm

di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar.

5. Tubulasi

Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau

disebut juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau

ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri sehingga

berupa bumbung, berongga. Yang tidak mengalami pembumbungan yaitu

notochord, tetapi masif. Mengiringi proses tubulasi terjadi proses differensiasi

setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada pertumbuhan

berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif. Ketika tubulasi

ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah

bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang

menjadi medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm

terjadi differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada

bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka,

bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat

urogenitalia.

Page 9: embriologi

Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan

differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi

bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi

suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk

definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embryo

mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan

psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu. Organogenesis pada

bumbung-bumbung:

1. Bumbung epidermis

Menumbuhkan:

• Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertekstur

(susunan kimia) tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.

• Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh,

kelenjar ludah, kelenjar lender, kelenjar air mata.

• Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra peraba.

• Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti

lapisan email gigi, kelenjar ludah dan indra pengecap.

• Proctodeum menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang

menghasilkan bau tajam.

• Lapisan enamel gigi.

2. Bumbung endoderm

• Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan mulai faring sampai

rectum

Page 10: embriologi

• Kelenjar-kelenjar pencernaan misalnya hepar, pancreas, serta

kelenjar lender yang mengandung enzim dlam esophagus, gaster

dan intestium.

• Lapisan epitel paru atau insang.

• Kloaka yang menjadi muara ketiga saluran: pembuangan (ureter),

makanan (rectum), dan kelamin (ductus genitalis).

• Lapisan epitel vagina, uretra, vesika urinaria dan kelenjar-

kelenjarnya.

3.Bumbung neural (saraf)

• Otak dan sumsum tulang belakang.

• Saraf tepi otak dan punggung.

• Bagian persyarafan indra, seperti mata, hidung dan kulit.

• Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigment.

4.Bumbung mesoderm

• Otot:lurik, polos dan jantung.

• Mesenkim yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai

macam

sel dan jaringan.

• Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya.

• Ginjal dan ureter.

• Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis,

tunica adventitia, tunica musclarismucosa dan serosa)

Page 11: embriologi

berbagai saluran dalam tubh, seperti pencernaan, kelamin,

trakea, bronchi, dan pembuluh darah.

• Lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat:

plera, pericardium, peritoneum dan mesenterium.

• Jaringan ikat dalam alat-alat seperti hati, pancreas, kelenjar

buntu.

• Lapisan dentin, cementum dan periodontum gigi, bersama

pulpanya.

Pada minggu ke 5 embryo berukuran 8 mm. Pada saat ini otak

berkembang sangat cepat sehingga kepala terlihat sangat besar. Pada minggu ke 6

embrio berukuran 13 mm. Kepala masih lebih besar daripada badan yang sudah

mulai lurus, jari-jari mulai dibentuk. Pada minggu ke 7 embryo berukuran 18 mm,

jari tangan dan kaki mulai dibentuk, badan mulai memanjang dan lurus, genetalia

eksterna belum dapat dibedakan. Setelah tahap organogenesis selesai yaitu pada

akhir minggu ke 8 maka embrio akan disebut janin atau fetus dengan ukuran 30

mm.

6.Tahap Perkembangan Fetus/Janin

Tahap perkembangan janin dimulai pada bulan ke 3 sampai ke 10.

Pada 6 bulan terakhir perkembangan manusia digunakan untuk meningkatkan

ukuran dan mematangkan organ-organ yang dibentuk pada 3 bulan pertama.

Pada saat janin memasuki bulan ke 3, panjangnya 40 mm. Janin sudah

mempunyai sistem organ seperti yang dipunyai oleh orang dewasa. Pada usia ini

Page 12: embriologi

genitalnya belum dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan serta denyut

jantung sudah dapat didengarkan.

Pada bulan ke 4 ukuran janin 56 mm. Kepala masih dominan

dibandingkan bagian badan, genitalia eksternal nampak berbeda. Pada minggu ke

16 semua organ vital sudah terbentuk. Pembesaran uterus sudah dapat dirasakan

oleh ibu.

Pada bulan ke 5 ukuran janin 112 mm, sedangkan akhir bulan ke 5 ukuran

fetus mencapai 160 mm. Muka nampak seperti manusia dan rambut mulai nampak

diseluruh tubuh (lanugo). Pada yang jantan testis mulai menempati tempat dimana

ia akan turun ke dalam skrotum. Gerakan janin sudah dapat dirasakan oleh ibu.

Paru-paru sudah selesai dibentuk tapi belum berfungsi.

Pada bulan ke 6 ukuran tubuh sudah lebih proporsional tapi nampak kurus,

organ internal sudah pada posisi normal.

Pada bulan ke 7 janin nampak kurus, keriput dan berwarna merah.

Skrotum berkembang dan testis mulai turun untuk masuk ke skrotum, hal ini

selesai pada bulan ke 9. system saraf berkembang sehingga cukup untuk mengatur

pergerakan fetus, jika dilahirkan 10% dapat bertahan hidup.

Pada bulan ke 8 testis ada dalam skrotum dan tubuh mulai ditumbuhi

lemak sehingga terlihat halus dan berisi. Berat badan mulai naik jika dilahirkan

70% dapat bertahan hidup.

Pada bulan ke 9, janin lebih banyak tertutup lemak (vernix caseosa). Kuku

mulai nampak pada ujung jari tangan dan kaki.

Pada bulan ke 10, tubuh janin semakin besar maka ruang gerak menjadi berkurang

Page 13: embriologi

dan lanugo mulai menghilang. Percabangn paru lengkap tapi tidak berfungsi

sampai lahir. Induk mensuplai antibodi plasenta mulai regresi dan pembuluh

darah palsenta juga mulai regresi.

Page 14: embriologi

BAB III

KESIMPULAN

Embriologi adalah ilmu yang tentang perkembangan embrio dari

pembuahan sel telur ke tahap janin. Janin atau embryo adalah makhluk yang

sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam

tubuh induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari

bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa.

Perkembangan janin sejak fertilisasi sampai aterm melalui beberapa tahap.

Dimulai dari : Zigot >> blastomer >> morula >> blastula >> grastula >>

embrioblast >> fetus.