Em Briolo Gi
-
Upload
dita-widiyanti -
Category
Documents
-
view
44 -
download
10
Transcript of Em Briolo Gi
TUGAS EVOLUSI
“PERBANDINGAN EMBRIOLOGI MAKHLUK HIDUP
SEGABAI BUKTI EVOLUSI”
Oleh:
Imam Ghozali (103204050)
Dita Widiyanti Sawitri (103204065)
PENDIDIKAN BIOLOGI A 2010
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan kita sehari-hari banyak sekali diperdebatkan mengenai terjadi
tidaknya proses evolusi hingga banyak peneliti yang saling menyampaikan pendapatnya
mengenai evolusi. Banyak kalangan yang sangsi akan terjadinya evolusi, tetapi di sisi lain
banyak ditemukan bukti-bukti adanya evolusi yang terjadi di bumi.
Bukti evolusi yang ada dan masih di teliti hingga saat ini salah satunya yaitu bukti
evolusi embriologi. Embriologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai asal mula
kehidupan suatu makhluk hidup (embrio) yang dikaji yaitu mengenai struktur serta
perkembangan dari embrio yang ada saat ini dikaitkan dengan embrio yang ditemukan
dahulu atau kaitannya dengan embrio yang ada sebelumnya.
Pada hampir semua mahluk hidup suatu generasi baru dimulai dari suatu telur yang
telah difertilisasi (dibuahi), atau zigot yaitu suatu sel hasil penggabungan dari sel induk
betina dan sel induk jantan, dimana masing-masing induk berperan dalam menentukan
sifat-sifat individu baru yakni dalam hal ukuran, bentuk, perlengkapan fisiologis dan pola
perilakunya. Pada proses perkembangan manusia melalui berbagai tahap yang dimulai dari
gametogenesis pada masing-masing induk, dimana induk jantan mengalami
spermatogenesis (proses pembentukan sperma), dan induk betina mengalami oogenesis
( proses pembentukan ovum). Setelah terjadi vertilisasi (proses peleburan dua gamet
sehingga terbentuk individu dengan sifat genetik yang berasal dari kedua induknya) maka
akan terbentuk zigot. Zigot akan mulai membentuk suatu organisme yang multiseluler
yang dilakukan dengan proses-proses pembelahan. Pembelahan awal yang terjadi disebut
sebagai blastulasi dimana sel yang merupakan hasil fertilisasi antara dua induk mengalami
pembelahan menjadi 2, 4,8, 16, 32, 64, 128, 256, dsb
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan embriologi?
2. Bukti embriologi seperti apa yang dapat menunjukkan adanya evolusi?
3. Contoh embrio apa saja yang dapat dijadikan sebagai bukti evolusi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetahuan mengenai embriologi.
2. Untuk mengetahui bukti embriologi seperti apa yang dapat menunjukkan terjadinya
evolusi.
3. Untuk memberikan contoh embrio apa saja yang selama ini dijadikan sebagai bukti
evolusi.
D. Manfaat
BAB II
ISI
A. Pengertian Bukti Evolusi
Darwin mencatat kesamaan yang mencolok di antara embrio-embrio hewan kompleks seperti manusia, ayam, katak, reptil, dan ikan. Dia menulis bahwa keseragaman adalah bukti evolusi. Dia menunjukkan bahwa embrio manusia melewati beberapa tahap embrio diwarisi dari nenek moyang mereka karena mereka telah mewarisi mekanisme perkembangan dari satu nenek moyang. Mekanisme ini telah dimodifikasi dengan cara yang unik untuk cara organisme hidup.
Kesamaan dalam embriologi komparatif juga terlihat dalam tahap awal pengembangan. Misalnya, ikan, burung, kelinci, dan embrio manusia mirip dalam penampilan pada tahap awal. Mereka semua memiliki celah insang, hati dua bilik, dan ekor dengan otot untuk memindahkannya. Kemudian, sebagai embrio tumbuh dan berkembang, mereka menjadi kurang dan kurang serupa.
B. Pengertian Embriologi
Embriologi adalah ilmu yang tentang perkembangan embrio dari pembuahan sel
telur ke tahap janin. Setelah pembelahan, sel-sel membagi, atau morula, menjadi bola
berongga, atau blastula, yang mengembangkan lubang atau pori pada salah satu ujungnya.
Pada hewan bilateral, blastula berkembang di salah satu dari dua cara yang membagi
kerajaan binatang menjadi dua bagian.
Jika dalam blastula pori pertama (blastopori) menjadi mulut hewan, itu adalah suatu
protostome, jika pori pertama menjadi anus maka itu adalah suatu deuterostome. Para
protostomes termasuk hewan yang paling invertebrata, seperti serangga, cacing dan
moluska, sedangkan deuterostoma termasuk vertebrata. Pada waktunya, perubahan
blastula menjadi struktur yang lebih terdiferensiasi disebut gastrula tersebut.
Para gastrula dengan blastopori yang segera mengembangkan tiga lapisan yang
berbeda dari sel-sel (lapisan kuman) dari mana semua organ tubuh dan jaringan kemudian
mengembangkan:
Lapisan terdalam, atau endoderm, menimbulkan organ pencernaan, paru-paru dan
kandung kemih.
Lapisan tengah, mesoderm atau, menimbulkan otot, kerangka dan sistem darah.
Lapisan luar sel, atau ektoderm, menimbulkan sistem saraf dan kulit.
Pada manusia, embrio merujuk pada sel membagi bola dari saat zigot implan itu
sendiri pada dinding rahim sampai akhir minggu kedelapan setelah konsepsi. Di luar
minggu kedelapan, manusia berkembang ini kemudian disebut fetus. Embrio dalam
banyak spesies sering muncul mirip satu sama lain dalam tahap perkembangan awal.
Alasan untuk ini adalah karena kesamaan spesies memiliki sejarah evolusi bersama.
Kesamaan antara spesies ini disebut homolog struktur, yang merupakan struktur yang
memiliki fungsi yang sama atau serupa dan mekanisme telah berevolusi dari satu nenek
moyang.
Banyak prinsip-prinsip embriologi berlaku untuk kedua hewan invertebrata serta
vertebrata. Oleh karena itu, studi tentang embriologi invertebrata telah maju mempelajari
vertebrata embriologi. Namun, ada banyak perbedaan juga.
Sebagai contoh, spesies invertebrata banyak rilis larva sebelum pembangunan
selesai, pada akhir periode larva, seekor binatang untuk pertama kalinya datang ke
menyerupai orang dewasa mirip dengan induknya atau orang tua. Meskipun avertebrata
embriologi mirip dalam beberapa cara untuk hewan invertebrata yang berbeda, ada juga
variasi yang tak terhitung jumlahnya. Sebagai contoh, sementara laba-laba dari telur
langsung melanjutkan ke bentuk dewasa banyak serangga berkembang melalui setidaknya
satu tahap larva.
C. Asal-Usul Embrio
Kehidupan di alam semesta yang diramaikan oleh para makhluk hidup, awalnya
bermula dari sebuah benda mungil sebesar titik. Namun, benda itu hidup. Memiliki daya
hidup, sumber hidup, dan ciri-ciri kehidupan seperti layaknya makhluk hidup biasa. Itulah
yang disebut dengan embrio. Cikal bakal seluruh makhluk hidup yang diciptakan Tuhan di
bumi ini.
Dalam definisinya, ada berbagai pengertian tentang embrio, seperti berikut.
1. Dalam dunia hewan, disebut dengan viviparous hewan atau bakalan muda dari seekor
hewan, terutama pada mamalia, yang pada tahap pertama berkembang dalam
rahim. Setiap hewan yang multisel. Bakalan muda itu melalui tahap perkembangan
sebelum sampai pada kelahiran atau menetas.
2. Di dunia pertanian, dikenal istilah embrio, yakni calon benih tumbuhan atau tanaman.
3. Pada manusia, dalam bahasa kedokteran, embrio adalah tahap pertama dari
perkembangan bayi pada saat-saat fertilisasi atau pembuahan.
Meski banyak definisi dan pengertian yang didapatkan. Namun pada dasarnya
mengacu pada satu hal yang mutlak, yakni benda ini adalah cikal bakal atau calon
kehidupan dari suatu mahluk hidup.
D. Fase Embriogenesis
1. Proses Morula
Pembelahan zigot (mitosis) menjadi banyak blastomer yang kemudian
blastomer-blastomer tersebut berkumpul membentuk seperti buah arbei yang di
namakan morula. Morula memiliki dua macam kutub yaitu kutub animal dan kutub
vegetal.
a) Amphioxus
Pada binatang amphioxus memiliki telur yang berisi suatu inti atau nukleus,
sitoplasma kutub animal berisi beberapa telur yang mengelilingi inti, sehingga sel
telurnya di sebut meiolacithal. Jumlah kuning telur yang sedikit pada talur
amphioxus tidak dapat manghalangi pembelahan sel secara sempurna. Dua
pembelahan pertama secara vertikal dari kutub animal ke kutub vegetal,
pembelahan yang ketiga secara horizontal hanya lewat di atas equator yang
berbentuk empat micromeres lapisan atas yang lebih kecil dekat dengan polar
body, dan empat megameres dengan ukuran yang sedikit lebih besar, yang
kemudian pembelahan selanjutnya menjadi tidak teratur dan membentuk sel-sel
yang di sebut morula.
b) Amphibi
Seperti yang sudah kita ketahui masuknya sperma katak ke dalam telur
katak memprakarsai beberapa kejadian. Ketika meosis telur sudah selesai
(sempurna) maka sabit abu-abu muncul bersebrangan dengan titik sperma itu
memasuki telur, dan nukleus sperma dan nukleus telurmelebur. Segera setelah
bagian vital dalam proses pembuahan sudah sempurna mka terjadilah pembelahan
pertama. Nukleus zigot berbelah melalui mitosis dan muncullah sebuah telur yang
memanjang secara membujur melalui kutub telur tersebut, maka segeralah telur
membelah menjadi dua paruhan.
Sekitar satu jam dari pembelahan pertama dalam telur katak juga melalui
kutub tapi tegak lurus pada yang pertama. Empat sel yang terbentuk kemudian
secara serempak membelah lagi dalam bidang horizontal. Bidang ini terletak
lebih dekat dengan kutub animal daripada kutub vegetal, sehingga akibatnya sel-
sel kutub hewan lebih kecil daripada sel-sel yang berisi kuning telur pada kutub
vegetal. Pemeblahan akan terus berlanjut sehingga akan membentuk kumpulan-
kumpulan seperti buah arbei.
c) Aves
Pada kelas aves memiliki telur yang paling besar di antara seluruh mahluk
hidup lain, sebagi contoh telur ayam yang hanya terdiri atas sejumlah kecil
tambahan sitoplasma yang menempel pada permukaan bola besar kuning telur
(putih telurnya hanya merupakan protein asesoris non seluler). Bila pembelahan
terjadi pada telur ayam, alur belahan tidak berlanjut menembus massa kuning
telurnya. Akibatnya setiap sel yang terbentuk dalam tahapan belahan yang awal
terikat pada puncak dan pada sisi-sisinya dengan membran sel, tetapi dasar selnya
berhubungan langsung dengan masa kuning telur.
d) Mamalia
Proses terbentuknya morula (morulasi) pada mamalia tidak jauh berbeda
dari hewan lain. Namun keberadaan antara sel yang satu dengan yang lainnya
adalah rapat.
2. Proses Blastula
Blastula adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami
pembelahan, bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan
mengadakan pelekukan yang tidak beraturan, di dalam blastula terdapat cairan sel
yang disebut dengan blastosoel. Adapun proses pembentukan blastula di sebut
blastulasi. Blastulasi (proses pembentukan blastula) menunjukan perbedaan pada
tingkat takson masing-masing. Sebagai contoh blastulasi pada amphioxus, katak,
ayam, dan babi memiliki tahap pembentukan alat yang berbeda-beda dari tiap daerah
bakalnya sendiri-sendiri.
a) Amphioxus
Morula selanjutnya mengalami pembelahan menjadi berbentuk cekung,
blastosoel yang merupakan rongga pusat memiliki cairan, morula memiliki
lapisan sel tunggal dengan micromeres yang akan menghadap sisi atas dan
megameres yang akan menghadap sisi bawah. Embrio yang sekarang adalah
blastula, memiliki sedikit posterior akhir di bagan bawah. Dalam pembelahan
urutan pembagian dari materi sitoplasmik telah emgmbil tempat dan blastula telah
memiliki sel-sel jaringan tubuh yang lengkap. Lapisan sel tiang ektodermal
terletak pada sisi ventral, sel-sel kuning telur atau lapisan endodermal terletak
pada sisi dorsal, selanjutnya adalah sel-sel kecil dari lapisan mesodermal, terletak
pada sisi anterior yang merupakan area dari sel-sel chorda-neural yang akan
membentuk notochord dan nerve cord.
b) Amphibi
Hanya sedikit yang dapat diketahui dalam proses blastula untuk amphibi
ini. Blastula akan terbentuk ketika sel embrio amphibian (stuktur blastomere)
terus mengalami pembelahan, bergerak dan akhirnya akan membentuk rongga-
rongga pada bagian dalam (membentuk stuktur berongga) yang sering atau biasa
disebut dengan blastocels. Pada blastosol ini berisi cairan internal yang dibatasi
oleh sel epitel.
c) Aves
Pada bangsa aves epiblast, akan menjadi ectoderm, mesoderm, dan
notochord. Bakal endoderm berasal dari hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan
menyebar ke bawah ke daerah rongga blastocoel. Bakal ectoderm epidermis
mengisi daerah yang bakal jadi anterior emrio lapisan epiblast. Bakal ectoderm
yang berupa sabit terletak di posterior lapisan epiblast. Bakal notochord dan
prechord di posterior ectoderm saraf sedang bakal mesoderm di paling posterior
lapisan epiblast. Pre-chorda berupa lempeng terletak tepat di bakal yang menjadi
poros embrio.
d) Mamalia
Tahap perkembanagan pada mamalia ovarium akan mengeluarkan sel
telur yang telah matang dan siap dibuahi, karena adanya seperma yang masuk
akhirnya terjadi sterilisasi. Sel telur yang telah dibuahi akan berjalan terus yang
akhirnya akan melekat pada dinding uterus untuk berkembang terus menerus.
Namun pada saat sel telur akan menuju ke uterus maka dengan otomatis
akan terbentuk yang namanya zona pelusida. Zona aaaapelusida ini akana
menjaga kesetabilan waktu pembuahan terjadi didalam rahim. Setelah zona
pelusida terbentuk maka pembelahan akan terjadi,dimana yang sebelumnya
menjadi 2 akan membelah menjadi 4, 8, 16, 32 dan akan terus berlanjut.
3. Proses Gastrula
Gastrulasi adalah proses perubahan blastula menjadi gastrula. Dalam gastrulasi
sel masih terus membelah dan memperbanyak diri. Selain terjadi perbanyakan sel, di
dalam gastrulasi juga terjadi berbagai gerakan untuk mengatur dan menyusun deretan
sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh dari individu spesies masing-masing, yaitu
gerakan epiboli dan gerakan emboli.
a) Amphioxus
Gerakan epiboli pada amphioxus berlangsung pada seluruh bakal
ectoderm yaitu di sepanjang anteriror-anterior tubuh. Proses epiboli ini
berlangsung mengiringi proses membesar dan melonjongnya embrio. Gerakan
invaginasi terjadi pada daerah hypoblast yaitu di bagian median daerah yang
berbatasan dengan sabit dorsal yaitu daerah blastocoel sampai bertemu dengan
epiblast. Hypoblast mengalami perpanjangan menurut porors embrio akibat
adanya pertambahan jumlah sel. Daerah terjadinya invaginasi di sebut juga
blastopore yang memiliki tiga bibir, yaitu bibir dorsal, ventral, dan lateral.
Gerakan involusi berlangsung pada bakal notochord dari sabit dorsal yang
sesuai dengan gerakan hypoblast ke arah anterior, sehingga notochord akan
terletak di dorso-median tepatnya persis di bawah ectoderm. Gerakan ekstensi
berlangsung pada seluruh daerah bakal pembentukan alat sehhingga keseluruhan
embrio memanjang dan membesar. Gerakan terakhir adalah konvergensi yang
terjadi di daerah bakal mesoderm ke arah dorso-median blastopore tepatnya di
daerah bibir latera.
b) Amphibi
Gastrulasi pada katak juga melibatkan beberapa gerakan yang di mulai
dengan berinvaginasinya hypoblast pada celah yang terbentuk pada awal proses.
Invaginasi ini disertai oleh pre-chorda di daerah dorso-median bibir dorsal yang
bergerak ke arah anterior bakal embrio. Gerakan ini di ikuti oleh bakal notochord
yang bergerak ke posterior ke arah bibir dorsal yang kemudian berinvolusi di
daerah dorso-median menyertakan pre-chorda. Sel-sel notochord yang terletak di
bibir lateral berkonvergensi secara perlahan menuju bibir dorsal. Notochord akan
berada persis di bawah bakal actoderm saraf dorsal-median.
Bakal mesoderm yang terletak pada ke dua sisi bakal notochord
bekonvergensi ke bibir dorsal kemudian berinvolusi ke celah antara ectoderm dan
endoderm. Di kedua sisi embrio dan juga ke arah ventral.
c) Aves
Di awali dengan penebalan di daerah bakal median embrio di caudal yang
di sebut primitive streak (lempeng awal). Primitive streak pertama kali terbentuk
di daerah posterior area pellucida yang tumbuh dari sel epiblast yang bergerak ke
arah median di posterior kemudian sel-sel primitive streak memperbanyak diri.
Bakal pre-chorda, notochord, dan mesoderm berkonvergensi ke primitive streak
kemudian berinvolusi di antara hypoblast dan epiblast.
Dengan bergerak terus ke anterior maka primitive streak mrndekati bakal
pre-chorda notochord. Pre-chorda dan notochord akan membentuk primitive pit
dengan melakukan invaginasi. Dari sabit notochord, sel-sel pre-chorda yang di
iringi sel –sel notochord berkonvergensi semenjak di primitive streak menuju
primitive groove kemudian berinvolusi lalu melakukan extensi ke depan
sepanjang garis median di antara endoderm dan ectoderm saraf.
Ketika embrio berumur 18 jam eram pimitive streak telah lengkap
terbentuk. Aera pellucida telah terbentuk lengkap. Area pellucida berubah bentuk
dari bentuk bundar ke bentuk lonjong. Pada ectoderm berlangsung proses epiboli
sampai melingkupi ke daerah yolk. Ectoderm juga memanjang ke arah anterior
dan menjadi berbentuk pita yang di sebut keping neural.
d) Mamalia
Proses gastrulasi berawal dari pembentukan primitive streak yang berasal
dari konvergensi epiblat. Sel-sel epiblat memperbanyak diri dengan cepat
sehingga terjadilah penebalan yang kemudian membentuk hensen’s node. Dari
anterior hensen’s node sel-sel ectoderm saraf berkonvergensi ke garis median
kemudian berepiboli ke arah anterior membentuk keping neural. Di posterior
hansen’s node melakukan invaginasi sehingga terbentuklah primitive pit.
Pre-chorda merupakan bahan daerah caput (kepala) embrio yang
pertumbuhannya diatur oleh host organizer bagian depan notochord di sebut trunk
organizer yang akan mengatur pertumbuhan daerah bagian badan (truncus).
Hypoblast akan menjadi endoderm akan bertemu dengan bagian posterior
hensen’s node. Sel-sel bakal mesoderm membentuk semacam sayap dengan
bagian berdelaminasi ke anterior yaitu di daerah antara hypoblast dan epiblast di
sepanjang kedua sisi notochord.
Mesoderm embryonal akan menumbuhkan mesoderm embrio sedangkan
mesoderm extra embryonal akan menumbuhkan dan membina selaput embrio,
amnion, kantong yolk, allantois chorion.
4. Neurulasi
Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi
saraf, jaringan ini berasal dari diferensiasi ectoderm, sehingga disebut neural
ectoderm. Sebagai inducer pada proses neurulasi adalah chorda mesoderm yang
terletak di bawah neural ectoderm.
Neurulasi sering juga disebut dengan proses awal pembentukan sistem saraf
yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan
pembentukan keping neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta
penutupan lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding
tubuh dan berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan berakhir dengan
terbentuknya bumbung neural atau neural tube.
a) Amphibia.
Pada amphibi berupa katak saat neurulasi diawali dengan terbentuknya
notochord dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas
arkenteron. Yang kemudian bumbung neuron berawal sebagai lempengan
ectoderm dorsal, tepat diatas notochord yang sedang berkembang. Setelah
notocord terbentuk,lempeng neuron melipat kearah dalam dan menggulung
menjadi bumbung neuron (neural tube). Setelah terbentuk jaringan pada daerah
pertemuan pinggur-pinggir bumbung atau tabung memisah dari tabung sebagai
pial neuron (neural cest) yang bertujuan membentuk banyak stuktur, yang
nantinya akan membentuk tulang dan otot tengkorak, sel-sel pigmen kulit dan
adrenal,dan ganglia peripheral system saraf.
Akhirnya embrio dengan tabung neuron (bumbung neuron) yang sudah
selesai terbentuk, kemudian membentuk somit atau ruas-ruas yang nantinya akan
terisi sel-sel saraf.
b) Aves
Neurulasi pada aves terbentuk pada saat primitif streak atu arkenteron
dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio menjauhi yolk.
Bagian pertengahan dari panjang embrio akan tetap bertaut ke yolk melalui
batangnya yang sebagian besar terbentuk dari sel-sel hipoblas. Pembentukan
bumbung neuron, perkembangan notochord dan somit sama pada amphibian
(katak).
5. Organogenesis
Setelah semua tahapan telah mengalami ketiga tahapan tersebut maka tahapan
yang terahir adalah pada tahaan organogenesis. Daalm tahapan organogenesis ini
berarti embrio telah mengalami yang namanya kesempurnaan dalm pertumbuhanya.
Tahapan yang akan dilalui dalm organogenesis ini adalah:
1. Perubahan polaritas, dari kutub animal-vegetal menjadi arah anterior-posterior
dari tubuh embrio.
2. tiga lapisan germinal (ektoderm, endoderm, mesoderm) mulai menempatkan
diri untuk berkembang menjadi jaringan yang akan menjadi organ dewasa
(histogenesis).
3. Ketiga lapisan germinal tersebut saling berinteraksi untuk membentuk organ
dari jaringan yang sudah terbentuk (organogenesis).
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan
hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
Jumlah lapisan yang ada adalah pada hewan-hewan sebagai berikut:
a) Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio
berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan
tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan
semua Vertebrata.
b) Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio,
berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti
Porifera dan Coelenterata. Setelah ketiga tahapan tersebut telah selesai dalam
urutanya, maka tahapan selanjutnya akan terjadi yang namanya
organogenesis. Organogenesis adalah proses pembentukan organ-organ tubuh
pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal
dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
Contohnya :
1) Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak
(sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2) Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka
(tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran
darah dan alat ekskresi seperti ren.
3) Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan,
kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.
4)
E. Fase Pasca Embrionik.
Fase pasca embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup setelah masa embrio. Dalam fase ini terjadi adanya penyempurnaan alat-alat
reproduksi setelah dilahirkan. Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi
biasanya hanya peningkatan ukuran bagian-bagian (organ) tubuh dari makhluk hidup itu
sendiri. Kecepatan pertumbuhan dari masing-masing makhluk hidup berbeda-beda satu
dengan yang lain. Banyak faktor yang mempengaruhi dalm kecepetan pertumbuhan.
Salah satu faktornya adalah kebutuhan nutrisi atau kecukupan nutrisi yang masuk kedalm
tubuh, lingkungan atau habitat dari mkhluk hidup itu sendiri sesuai atau tidak, dan masih
banyak lagi faktor yang berpengaruh didalm pertumbuhan.
F. Perbandingan Embrio
Gambar Perbandingan Embrio ikan, manusia, aves, dan amphibia
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sibarok. 2013. Evolusi Perbandinagn Embriologi. (online)
http://www.sibarasok.web.id/2013/04/evolusi-perbandingan-embriologi.html diakses
pada tanggal 28 april 2013
Medicalnet. 2013. What is Embriologi (Indonesia). (online)
http://www.news-medical.net/health/Embryology-What-is-Embryology-
(Indonesian).aspx diakses pada tanggal 28 april 2013
Cliff. 2012. Evidence For Evolution. (online)
http://www.cliffsnotes.com/study_guide/Evidence-for-Evolution.topicArticleId-
8741,articleId-8636.html diakses pada tanggal 28 april 2013