Web viewdraft final 7 april 2016. panduan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan . implementasi...

85
DRAFT FINAL 7 APRIL 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 2016 i PANDUAN PELAKSANAAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM SMP TAHUN 2016

Transcript of Web viewdraft final 7 april 2016. panduan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan . implementasi...

DRAFT FINAL 7 APRIL 2016

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA2016

i

PANDUAN PELAKSANAAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM SMP

TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah berhasil menyusun Panduan Pelaksanaan Pelatihan dan Pendampingan Implementasi Kurikulum Jenjang SMP Tahun 2016. Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Implementasi Kurikulum di SMP merupakan salah satu bentuk dukungan Direktorat Pembinaan SMP (Pemerintah) untuk SMP dalam mempersiapkan dan melaksanakan Kurikulum.

Panduan ini memberikan acuan bagi Direktorat Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Instruktur Nasional (IN), Instruktur Provinsi (IP) maupun Instruktur Kabupaten/Kota (IK), induk kluster, dan sekolah imbas dalam penyiapan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan pelatihan dan pendampingan. Panduan ini akan disempurnakan dari tahun ke tahun dengan antara lain memperhatikan masukan-masukan dari berbagai pihak, perubahan peraturan-peraturan terkait dengan penyelenggaraan pendidikan (terutama kurikulum) di tingkat SMP, dan pengalaman empiris pelaksanaan pelatihan dan pendampingan pelaksanaan kurikulum.

Direktorat Pembinaan SMP menyampaikan penghargaan kepada semua pihak atas waktu, tenaga, dan sumbangan pemikirannya dalam penyusunan panduan ini. Semoga panduan ini dapat memandu penyelenggaraan pelatihan dan pendampingan implementasi Kurikulum dengan baik. Diharapkan setelah memperoleh pelatihan dan pendampingankesiapan sekolah menjadi optimum dan pelaksanaan Kurikulum berjalan dengan mantap.

Jakarta, April 2016Direktur Pembinaan SMP

Dr. Supriano, M.Ed.NIP. 19620816 199103 1

001

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. iiDAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

BAB I

PENDAHULUAN....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1

B. Landasan Hukum................................................................................................ 2

C. Tujuan Panduan................................................................................................... 3

D. Sasaran Panduan.................................................................................................. 4

BAB II PELATIHAN IMPLEMENTASI K13 ...................................................................... 5

A. Konsep Dasar Pelatihan....................................................................................... 5

B. Durasi, Materi, dan Metode Pelatihan.............................................................. 6

C. Pelaksanaan Pelatihan......................................................................................... 8

D. Penilaian Kinerja Peserta Pelatihan................................................................... 15

E. Pendanaan .............................................................................................................. 16

F. Peran dan Tanggung Jawab ............................................................................... 16

G. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Layanan Informasi........................... 18

BAB III PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI K13 ......................................................... 22

iii

A. Konsep Dasar Pendampingan Implementasi K13.......................................... 22

B. Pelaksanaan Pendampingan Implementasi K13............................................. 23

C. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Layanan Informasi.......................... 30

BAB IV PENDANAAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI K13 ............................. 35

A. Pengertian Bantuan Pemerintah Pendampingan Implementasi K13 ........... 35

B. Penerima dan Besaran Bantuan Pemerintah Pendampingan Implementasi K13 ......................................................................................................................... 35

C. Mekanisme Bantuan Pemerintah Pendampingan Implementasi K13 .......... 36

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 45

LAMPIRAN ...............................................................................................................

............ 46

iv

BAB IPENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pasal 4 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 menyatakan bahwa: Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020.Ketentuan ini memberi kesempatan kepada sekolah yang belum siap melaksanakan K13 untuk tetap melaksanakan Kurikulum 2006 sambil melakukan persiapan-persiapan sehingga selambat-lambatnya pada tahun 2019/2020 sekolah tersebut telah mengimplementasikan K13 setelah mencapai kesiapan yang optimal.

Untuk memfasilitasi sekolah (SMP) meningkatkan kompetensi kepala sekolah dan guru serta membantu sekolah mengimplementasikan K13, Direktorat Pembinaan SMP menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan pelaksanaan K13 bagi SMP. Pelatihan dan pendampingan pelaksanaan K13 tersebut – dengan sejumlah program pendukung lainnya – diharapkan mampu menjadikan jumlah SMP pelaksana K13 naik secara signifikan setiap tahun. Pada tahun 2016 ditargetkan sekitar 9.319 (25%) SMP telah melaksanakan K13, sementara tahun 2017 diharapkan 22.091 SMP (60%), tahun 2018 sebanyak 36.819 SMP (100%) di seluruh wilayah Indonesia sudah melaksankan K13.

Pelatihan dan pendampingan implementasi K13 diselenggarakan dengan melibatkan peranserta Direktorat Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, LPMP, sekolah induk, dan sekolah imbas dengan peran/tugas masing-masing. Agar semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pelatihan dan pendampingan tersebut dapat menjalankan peran/tugasnya dengan baik, perlu dibuat panduan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan pelaksanaan K13 di SMP. Panduan tersebut antara lain mengatur ketentuan mengenai tujuan, sasaran/peserta, struktur program, materi, strategi, pendanaan, pengelolaan, dan pelaporan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan. Panduan ini memuat ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan pelatihan dan pendampingan implementasiK13 pada tingkat SMP pada tahun 2016 yang memuat butir-butir di atas.

1

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;3. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025;4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan

dan Penyelenggaraan Pendidikan;5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan jo Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 58 Tahun 2014TentangKurikulum 2013 SMP/MTs;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 61 Tahun 2014TentangKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor62 Tahun 2014TentangKegiatan Ekstrakurikulerpada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 63 Tahun 2014TentangPendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 79 Tahun 2014 tentang Mutan Lokal Kurikulum 2013;

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2014 tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum;

16. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan;

17. Peraturan Bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5496/C/KR/2014 dan Nomor 7915/D/KP/2014

2

Tentang Petunjuk Teknis Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 pada Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

18. Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;19. Permendikbud No. ... Tahun Tentang ... Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) semua mata pelajaran (2015);

20. PeraturanMenteri Pendidikan dan KebudayaanRepublikIndonesiaNomor 53 Tahun 2015Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan MenengahPeraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 57 Tahun 2015Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional, dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan MelaluiUjian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat.

C. Tujuan Panduan

Panduan ini disusun dengan tujuan utama sebagai berikut:1. memberi petunjuk operasional kepada Direktorat Pembinaan SMP

dalam pelaksanaan pelatihan dan pendampingan implementasi K13 sesuai tugas dan perannya;

2. memberi petunjuk operasional kepada Dinas Pendidikan Provinsi dalam pelaksanaan pelatihan dan pendampingan implementasi K13 sesuai tugas dan perannya;

3. memberi petunjuk operasional kepada LPMP dalam mempersiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melaporkan pelaksanaan pelatihan instruktur Kabupaten/Kota (TPK Kabupaten/Kota), pelatihan sekolah sasaran, dan pendampingan implementasi K13;

4. memberi petunjuk operasional kepada sekolah induk dalam mempersiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melaporkan pelaksanaan pendampingan In;

5. memberi petunjuk operasional kepada sekolah imbas dalam mempersiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melaporkan pelaksanaan pendampingan On.

D. Sasaran Panduan

Sasaran panduan ini adalah:1. Pengelola kegiatan pelatihan dan pendampingan di pusat (Direktorat

PSMP);2. Dinas Pendidikan Provinsi;3. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP);4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;5. Pengelola kegiatan pendampingan di sekolah induk kluster;dan6. Pengelola kegiatan pendampingan di sekolah imbas.

3

BAB IIPELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM

A. Konsep Dasar Pelatihan

1. Pengertian pelatihan

Pelatihan implementasi kurikulum dalam panduan ini didefinisikan sebagai proses fasilitasi pemerolehan dan/atau peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan Kurikulum.

2. Tujuan umum pelatihan

Pelatihan pelaksanaan Kurikulum TERUTAMA bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam:

a. menyusun RPP;b. menyusun instrumen penilaian;c. melaksanakan pembelajaran antara lain dengan pendekatan

saintifik, problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan integrasi penumbuhan budi pekerti;

d. melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

e. memberi pelatihan implementasi Kurikulum ; danf. memberi pendampingan implementasi Kurikulum .

3. Prinsip-prinsip pelatihan

Pelatihan pelaksanaan kurikulum diberikan oleh instruktur dengan prinsip-prinsip berikut:

a. Profesional, yaitu instruktur memiliki kompetensi (penguasaan mengenai pelaksanaan kurikulum) yang memadai dan memberikan pelatihan dengan baik;

b. Berdasarkan kebutuhan, yaitu materi pelatihan adalah butir-butir yang relevan dan masih belum dikuasai dan/atau memerlukan penguatan;

c. Integral, yaitu materi dan aktivitas pelatihan memfasilitasi peserta memperoleh kesatuan kompetensi utuh yang diperlukan dalam mengimplementasikan K13;

d. Kolegial, yaitu hubungan kesejawatan antara instruktur dan peserta pelatihan; dan

e. Berkelanjutan, yaitu bahwa pelatihan pelaksanaan kurikulum dilanjutkan oleh guru/sekolah sendiri dan/atau melalui MGMP, MGBK, MKKS, dan forum lainnya yang relevan.

4. Jenjang Pelatihan4

Pelatihan dilaksanakan secara berjenjang dengan urutan pelatihan Instruktur Nasional, pelatihan Instruktur Provinsi, pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota, dan pelatihan Sekolah Sasaran.

B. Durasi, Struktur Program, dan Materi Pelatihan

Pelatihan Kurikulum 2013 diselenggarakan untuk Instruktur Nasional, Instruktur Provinsi, Instruktur Kabupaten/Kota, dan Sekolah Sasaran. Durasi, struktur program, materi, dan aktivitas pelatihan semua tingkat pelatihan tersebut pada dasarnya sama. Berikut adalah deskripsi durasi, struktur program, materi, dan aktivitas pelatihan tersebut.

1. Durasi

Pelatihan Instruktur Nasional, pelatihan Instruktur Provinsi, pelatihanInstruktur Kabupaten/Kota, dan pelatihan Sekolah Sasaran diselenggarakan dengan durasi 52 jam pelatihan (@ jam pelatihan 45 menit).

2. Struktur program

Struktur program pelatihan Instruktur Nasional, Instruktur Provinsi, Instruktur Kabupaten/Kota, dan Sekolah Sasaran pada dasarnya sama. Materi pelatihan dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu materi umum, materi pokok, dan materi penunjang. Materi umum diberikan kepada semua peserta dengan isi dan metode yang sama dalam sidang/sesi pleno, materi pokok diberikan kepada kelompok-kelompok guru mata pelajaran dengan materi sesuai kebutuhan mata pelajaran masing-masing, dan materi penunjang merupakan pelengkap penyelenggaraan pelatihan. Tabel 1 menyajikan struktur program pelatihan tersebut.

5

Tabel 1: Struktur Program PelatihanNo.

Materi Alokasi Waktu (JP @45 Menit)

1 Materi Umum 10

1.1. Pembelajaran Aktif 21.2. Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti dan Sekolah Aman

2

1.3. Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum

2

1.4. Gerakan Literasi di SMP 21.5. Penyelenggaraan Pelatihan dan Pendampingan Berbasis Sekolah

2

2 Materi Pokok 382.1. Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian

4

2.2. Analisis Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaiana. Analisis Dokumen: SKL, KI-KD, Silabus, dan

Pedoman Tematik/Mapel4

b. Analisis Materi dalam Buku Teks Pelajaran 4c. Analisis Penerapan Model Pembelajaran 4d. Analisis Penilaian Hasil Belajar 42.3. Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

6

2.4. Praktik Pembelajaran dan Penilaiana. Praktik Pembelajaran dan Penilaian 6b. Review Hasil Praktik 22.5. Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar

4

3 Materi Penunjang 43.1. Tes Awal 13.2. Pembukaan: Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan

1

3.3. Tes Akhir 13.4. Penutupan: Review dan Evaluasi Pelatihan 1

TOTAL JAM PELATIHAN 52

3. Materi pelatihan

Untuk menjamin mutu pelaksanaan pelatihan di setiap tingkat, telah disusun silabus dan materi untuk setiap mata latih. Setiap materi mata latih berisi rumusan tujuan, uraian materi, skenario/aktivitas pelatihan yang dilengkapi dengan LK, dan teknik penilaian kinerja peserta pelatihan.

C. Pelaksanaan Pelatihan

1. Pelatihan Instruktur Nasional (IN)

a. Tujuan khusus

Pelatihan Instruktur Nasional diselenggarakan untuk menghasilkan Instruktur Nasional dengan kompetensi berikut:

6

1) mampu menyusun RPP;2) mampu melatih penyusunan RPP;3) menyusun instrumen penilaian;4) mampu melatih penyusunan instrumen penilaian;5) melaksanakan pembelajaran antara lain dengan

pendekatan saintifik, problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan integrasi penumbuhan budi pekerti;

6) mampu melatih pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan integrasi penumbuhan budi pekerti

7) mampu melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

8) mampu melatih pelaksanaan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

9) mampu melatih penyelenggaraan pelatihan yang terdiri atas persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan; dan

10) mampu melatih penyelenggaraan pendampingan yang terdiri atas persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.

b. Peserta

1) Jumlah dan unsur peserta

Jumlah peserta pelatihan Instruktur Nasional adalah 165 orang yang terdiri unsur-unsur berikut:

a) Tim Pengembang Kurikulum (Penulis KI dan KD, Penulis Buku Mata Pelajaran, Penulis Pedoman Penilaian);

b) Praktisi Pendidikan (Guru, Kepala Sekolah, Pengawas);c) Akademisi (Dosen LPTK, Widyaiswara LPMP,

Widyaiswara P4TK);d) Manajemen (Direktorat, Puskurbuk, Puspendik, Dinas

Pendidikan, dan LPMP) serta unsur yang berasal dari Mitra Internasional; dan

e) Unsur lainnya, antara lain yayasan/lembaga/himpunan pengembang kurikulum Indonesia (Hipkin).

2)Kriteria

Kriteria peserta pelatihan Instruktur Nasional adalah:

a) Telah mengikuti pelatihan pelaksanaan Kurikulum 2013;b) Pendidikan sekurang-kurangnya S1/D4 di bidang

pendidikan – diutamakan S2 atau S3;c) Telah mengajar sekurang-kurangnya 10 tahun;

7

d) Diutamakan memiliki prestasi akademik pada tingkat kabupaten/kota atau lebih tinggi;

e) Diutamakan telah memiliki pengalaman sebagai narasumber/pendamping/fasilitator pelaksanaan K13;

f) Bersedia melaksanakan pelatihan dengan prosedur dan mekanisme yang ditetapkan Direktorat Pembinaan SMP;

g) Berkepribadian baik; danh) Diijinkan oleh atasan yang berwenang.

c. Waktu dan tempat pelatihan

Pelatihan Instruktur Nasional dilaksanakan di Pusdiklat Dikbud, Sawangan, Bogor.

d. Narasumber

Narasumber pelatihan Instruktur Nasional adalah para pejabat dan staf Direktorat PSMP, Puspendik, dan Puskurbuk, dan para narasumber nasional (NN) implementasi K13 yang terdiri atas unsur dosen, guru, kepala sekolah, pengawas, dan widyaiswara.

e. Pelaksana

Pelatihan Instruktur Nasional dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Biaya kegiatan ini berasal dari Pemerintah Pusat (APBN) melalui Satuan Kerja Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP Tahun Anggaran 2016.

2. Pelatihan Instruktur Provinsi (IP)

a. Tujuan khusus

Pelatihan Instruktur Provinsi diselenggarakan untuk menghasilkan instruktur dengan kompetensi berikut:

1) mampu menyusun RPP;2) mampu melatih penyusunan RPP;3) mampu menyusun instrumen penilaian;4) mampu melatih penyusunan instrumen penilaian;5) mampu melaksanakan pembelajaran antara lain dengan

pendekatan saintifik, problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan integrasi penumbuhan budi pekerti;

6) mampu melatih pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, problem-based learning, project-

8

based learning, dan discovery learning dengan integrasi penumbuhan budi pekerti;

7) mampu melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

8) mampu melatih pelaksanaan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

9) mampu melatih penyelenggaraan pelatihan yang terdiri atas persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan; dan

10) mampu melatih penyelenggaraan pendampingan yang terdiri atas persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.

b. Peserta

1) Jumlah dan unsur peserta

Peserta pelatihan Instruktur Provinsi digolongkan menjadi 2 (dua kelompok), yaitu kelompok Instruktur Provinsi dari unsur mata pelajaran dan kelompok Instruktur Provinsi dari unsur Dinas Pendidikan Provinsi dan Kab./Kota (Kasikur SMP) dan Pengelola Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Implementasi K13 dari LPMP.

a) Peserta kelompok Instruktur Provinsi dari unsur mata pelajaran

Secara keseluruhan jumlah peserta pelatihan kelompok ini adalah 795 orang (53 tim IP Provinsi @ 15 orang). Satu tim IP terdiri atas guru/widyaiswara mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, PJOK, Prakarya, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti @ satu orang).

Peserta kelompok ini mengikuti semua sesi pelatihan dan harus menguasai baik materi umum maupun materi pokok.

b) Peserta kelompok Instruktur Provinsi dari unsur Dinas Pendidikan Provinsi dan Kab/Kota (Kasikur SMP) dan Pengelola Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Implementasi K13 dari LPMP

Secara keseluruhan jumlah peserta pelatihan kelompok ini adalah 614 orang yang terdiri atas 34 Kasikur Provinsi (yang menangani SMP), 514 orang Kasikur

9

Kabupaten/Kota (yang menangani SMP) dan 66 orang yang berasal dari 33 LPMP.

Peserta kelompok ini mengikuti sesi-sesi materi umum yang dipersiapkan sebagai narasumber materi umum untuk pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota.

2) Kriteria

Peserta pelatihan kelompok Instruktur Provinsi dari unsure mata pelajaran adalah guru, kepala sekolah, WI, dan pengawas dengan kriteria:

a) Telah mengikuti pelatihan pelaksanaan Kurikulum 2013;b) Pendidikan sekurang-kurangnya S1/D4 di bidang

pendidikan;c) Telah mengajar sekurang-kurangnya 10 tahun;d) Diutamakan memiliki prestasi akademik pada tingkat

kabupaten/kota atau lebih tinggi;e) Diutamakan telah memiliki pengalaman sebagai

narasumber/pendamping/fasilitator pelaksanaan K13;f) Bersedia melaksanakan pelatihan dengan prosedur dan

mekanisme yang ditetapkan Direktorat Pembinaan SMP; dan

g) Berkepribadian baik.

c. Waktu dan tempat pelatihan

Pelatihan Instruktur Provinsi direncanakan dilaksanakan dalam 2 (dua) angkatan di 6 (enam) region.

d. Narasumber

Narasumber pelatihan Instruktur Provinsi adalah Narasumber Nasional yang kompeten bersama Instruktur Nasional yang telah mengikuti pelatihan Instruktur Nasional dan dinyatakan lulus serta mendapatkan sertifikat sebagai IN.

e. Pelaksana

Pelatihan Instruktur Provinsi dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Biaya kegiatan ini berasal dari Pemerintah Pusat (APBN) melalui Satuan Kerja Peningkatan Mutu Pembelajaran SMPTahun anggaran 2016.

3. Pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota (IK)

10

a. Tujuan khusus

Pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota diselenggarakan untuk menghasilkan instruktur dengan kompetensi berikut:

1) mampu menyusun RPP;2) mampu melatih penyusunan RPP;3) mampu menyusun instrumen penilaian;4) mampu melatih penyusunan instrumen penilaian;5) mampu melaksanakan pembelajaran antara lain dengan

pendekatan saintifik, problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan integrasi penumbuhan budi pekerti;

6) mampu melatih pelaksanaan pembelajaran antara lain dengan pendekatan saintifik, problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan integrasi penumbuhan budi pekerti

7) mampu melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

8) mampu melatih pelaksanaan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

9) mampu melatih penyelenggaraan pendampingan In yang terdiri atas persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan; dan

10) mampu melatih penyelenggaraan pendampingan On yang terdiri atas persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.

b. Peserta

1) Jumlah dan unsur

Jumlah peserta pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota seluruh Indonesia adalah 17.520 orang (1.168 tim Instruktur Kabupaten/Kota @ 15 orang). Satu tim Instruktur Kabupaten/Kota terdidi atas unsur guru, kepala sekolah dan/atau pengawas dengan latar belakangmata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, Penjasorkes, Prakarya, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti @ satu orang.

Peserta pelatihan dari masing-masing Kabupaten/Kota adalah 1 (satu) hingga 3 (tiga) tim Instruktur Kab/Kota,

11

proporsional dengan jumlah sekolah yang telah mengimplementasikan K13.

Bagi daerah-daerah tertentu dan mengingat kondisi geografi, dalam hal dana yang dialokasikan tidak mencukupi untuk membiayai pelatihan IK bagi seluruh tim IK karena tingginya biaya transportasi dari dan ke kabupaten/kota yang bersangkutan, jumlah anggota tim IK dari Kabupaten/Kota tersebut dapat dikurangi. Namun demikian, peserta tim IK yang mengikuti pelatihan IK sekurang-kurangnya terdiri atas 5 (lima) orang meliputi rumpun mata pelajaran MIPA (matematika dan IPA), IPS (IPS dan PPKn), Bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris), Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan rumpun mata pelajaran kelompok B (PJOK, Seni Budaya, dan Prakarya).

2) Kriteria

Kriteria peserta pelatihan kelompok Instruktur Kabupaten/Kota adalah guru, kepala sekolah, dan pengawas dengan kriteria:

a) Telah mengikuti pelatihan pelaksanaan Kurikulum 2013;b) Pendidikan sekurang-kurangnya S1/D4 di bidang

pendidikan – diutamakan S2 atau S3;c) Telah mengajar sekurang-kurangnya 10 tahun;d) Diutamakan memiliki prestasi akademik pada tingkat

kabupaten/kota atau lebih tinggi;e) Diutamakan telah memiliki pengalaman sebagai

narasumber/pendamping/fasilitator pelaksanaan K13;f) Berasal dari sekolah yang telah mengimplementasikan

K13;g) Bersedia melaksanakan pelatihan dengan prosedur dan

mekanisme yang ditetapkan Direktorat Pembinaan SMP;h) Berkepribadian baik; dani) Diijinkan oleh atasan yang berwenang.

c. Waktu dan tempat pelatihan

Pelatihan jenjang ini direncanakan dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 di LPMP setempat dan/atau sekolah, sanggar, atau gedung lainnya yang memiliki fasilitas memadai yang terjangkau lokasinya oleh para peserta TANPA menginap.

d. Narasumber

Narasumber pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota adalah Narasumber Nasional, Instruktur Nasional dan Instruktur Provinsi (IP) yang telah mengikuti pelatihan Instruktur Provinsi dan dinyatakan lulus serta mendapatkan sertifikat sebagai IP.

12

e. Pelaksana

Pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh LPMP.Biaya kegiatan ini berasal dari DIPA LPMP tahun anggaran 2016.

4. Pelatihan Sekolah Sasaran

a. Tujuan khusus

Pelatihan bagi sekolah sasaran diselenggarakan untuk memfasilitasi guru dan kepala sekolah memperoleh dan/atau meningkatkan kompetensinya dalam:

1) menyusun RPP;2) menyusun instrumen penilaian;3) melaksanakan pembelajaran antara lain dengan

pendekatan saintifik, problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan integrasi penumbuhan budi pekerti;

4) melaksanakan penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

5) mengelola hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

6) menyelenggarakan pendampingan In yang terdiri atas persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan; dan

7) menyelenggarakan pendampingan On yang terdiri atas persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.

b. Peserta

1) Sekolah sasaran

Peserta pelatihan sekolah sasaran adalah semua SMP yang mulai (kembali) mengimplementasikan K13 pada tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 5.320 sekolah di seluruh Indonesia.

2) Peserta dari setiap sekolah

a) Jumlah

Jumlah peserta dari setiap sekolah adalah 11 orang yang terdiri dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, Penjasorkes, Prakarya, Pendidikan Agama Islam

13

dan Budi Pekerti (@ 1 orang) dan 1 (satu) orang guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, atau Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti. Guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti selain Islam yang dikirim adalah salah satu Pendidikan Agama yang peserta didiknya paling banyak di sekolah sasaran yang bersangkutan.

Salah satu dari 11 peserta tersebut adalah kepala sekolah yang mewakili guru mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan latar belakang pendidikan.

b) Kriteria

Peserta pelatihan dari masing-masing sekolah sasaran dipilih dengan ketentuan berikut:

i. Guru mata pelajaran yang mengajar kelas VII;ii. Kepala sekolah yang sekaligus mewakili guru mata

pelajaran yang diampunya;iii. Pendidikan sekurang-kurangnya S1/D4 di bidang

pendidikan;iv. Dapat menggunakan komputer (laptop) terutama

Word, PPt, dan internet;v. Diutamakan PNS;vi. Berkepribadian baik;vii. Sehat; danviii.Diijinkan oleh atasan yang berwenang.

c. Waktu dan tempat pelatihan

Pelatihan sekolah sasaran dilaksanakan dengan durasi 52 Jam Pelatihan (@ 45 menit). Pelatihan ini direncanakan dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2016 di LPMP, sekolah, sanggar, atau gedung lainnya yang memiliki fasilitas memadai yang terjangkau lokasinya oleh para peserta TANPA menginap.

d. Narasumber

Narasumber pelatihan Sekolah Sasaran adalah Instruktur Kabupaten/Kota (IK) yang telah mengikuti pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota dan dinyatakan lulus serta mendapatkan sertifikat sebagai IK bersama IP dan IN.

e. Pelaksana

14

Pelatihan sekolah sasaran dilaksanakan oleh LPMP. Biaya kegiatan ini berasal dari DIPA LPMP tahun anggaran 2016.

D. Penilaian Kinerja Peserta Pelatihan

1. Cakupan/aspek penilaian

Selama mengikuti pelatihan, setiap peserta pelatihan Instruktur Nasional, Instruktur Provinsi, Instruktur Kabupaten/Kota, dan sekolah sasaran dinilai kinerjanya. Kinerja yang dimaksud mencakup pemahaman K13, kemampuan fasilitasi K13, dan sikap.

2. Teknik dan instrumen penilaian

Penilaian dilakukan dengan teknik observasi dan tes. Selama mengikuti pelatihan setiap peserta diamati kinerjanya oleh instruktur. Instruktur menulis catatan-catatan (perkembangan) kinerja setiap peserta dalam jurnal harian. Pada akhir pelatihan peserta mengikuti post-test untuk mengetahui tingkat penguasaan K13 mereka. Berdasarkan jurnal (perkembangan) kinerja peserta dan skor post-test mereka, setiap peserta dinilai kinerjanya dengan menggunakan Lembar Penilaian Instruktur dengan skor rentang 1 s.d. 4.

Instruktur merekap hasil penilaian dan menyatakan LULUS atau TIDAK LULUS dengan ketentuan:

a. Nilai ≥ 3 : LULUSb. Nilai < 3 : TIDAK LULUS

3. Sertifikat

Setiap peserta yang lulus memperoleh sertifikat Instruktur Nasional, Instruktur Provinsi, Instruktur Kabupaten/Kota, atau Peserta Pelatihan Sekolah Sasaran Implementasi Kurikulum 2013 sesuai dengan jenis pelatihan yang diikuti.

E. Pendanaan

Biaya yang diperlukan untuk pelatihan Instruktur Nasional dan Instruktur Provinsi bersumber dari APBN Pusat melalui DIPA Kegiatan Peningkatan Mutu Pembelajaran, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Tahun Anggaran 2016. Sementara itu Bimbingan Teknis Instruktur Kabupaten/Kota dan pelatihan Sekolah Sasaran berasal dari DIPA LPMP Tahun Anggaran 2016.

15

F. Peran dan Tanggung Jawab

1. Pusat

a. Menyiapkan panduan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013;

b. Menyiapkan materi pelaksanaan pelatihan implementasi Kurikulum 2013;

c. Melakukan sosialisasi kegiatan pelatihan dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013;

d. Melaksanakan pelatihan Instruktur Nasional;e. Melaksanakan pelatihan Instruktur Provinsi;f. Melakukan penjaminan kualitas pelaksanaan pelatihan

implementasi Kurikulum2013 baik pelatihan Instruktur Nasional, pelatihan Instruktur Provinsi, pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota, pelatihan Sekolah Sasaran, maupun pelaksanaan pendampingan;

g. Menetapkan kuota pelaksana K13 di setiap Kabupaten/Kota dan menetapkan SMP pelaksana K13 di setiap Kabupaten/Kota dengan memperhatikan usulan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

h. Melakukan koordinasi pelaksanaan pelatihan dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP; dan

i. Merangkum laporan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan implementasi kurikulum dari LPMP.

2. Provinsi

a. Dinas Pendidikan Provinsi melakukan tugas-tugas koordinasi sesuai dengan kewenangannya; dan

b. Melakukan penjaminan kualitas pelaksanaan pelatihan implementasi Kurikulum 2013 baik pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota, pelatihan Sekolah Sasaran, maupun pelaksanaan pendampingan.

3. LPMP

a. Melaksanakan pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota;b. Menetapkan SMP Induk Kluster dan sekolah imbas;c. Melaksanakan pelatihan Sekolah Sasaran;d. Melakukan penjaminan kualitas pelaksanaan pelatihan

implementasi Kurikulum 2013 bagi Sekolah Sasaran dan pelaksanaan pendampingan;

e. Menyiapkan dan menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan Pemerintah bersama-sama dengan sekolah induk kluster;

f. Menyalurkan Bantuan Pemerintah kepada sekolah induk kluster setelah persyaratan dipenuhi;

16

g. Melakukan koordinasi pelaksanaan pelatihan dengan Direktorat Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; dan

h. Melaporkan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan pelaksanaan K13.

4. Kabupaten/Kota

a. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan tugas-tugas koordinasi sesuai dengan kewenangannya;

b. Mengusulkan sekolah-sekolah pelaksana K13 tahun 2016 kepada Direktorat Pembinaan SMP;

c. Mengajukan sekolah-sekolah yang diusulkan sebagai sekolah induk dan imbas kepada Direktorat Pembinaan SMP; dan

d. Melakukan penjaminan kualitas pelaksanaan pendampingan implementasi K13.

G. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Layanan Informasi

1. Monitoring

a. Tujuan

Tujuan monitoring adalah untuk:1) mengetahui apakah pelatihan dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan; dan2) membantu memecahkan masalah/hambatan pelaksanaan

pelatihan (bila ada).

b. Cakupan/aspek

Monitoring dilakukan untuk semua tingkatan pelatihan dengan cakupan/aspek monitoring minimal meliputi:1) materi pelatihan;2) metode/aktivitas pelatihan;3) waktu pelaksanaan dan durasi pelatihan;4) instruktur;5) peserta;6) pendanaan;7) akomodasi dan konsumsi; dan8) manajemen.

c. Teknik dan instrumen pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, pengamatan, wawancara, dan studi dokumen. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, lembar pengamatan, petunjuk wawancara, dan rubrik analisis dokumen.

17

d. Pelaksana

Pelaksana monitoring adalah:

1) Direktorat Pembinaan SMP untuk monitoring pelaksanaan pelatihan Instruktur Nasional, Instruktur Provinsi, Instruktur Kabupaten/Kota, sekolah sasaran.

2) Dinas Pendidikan Provinsi untuk monitoring pelaksanaan pelatihan Instruktur Provinsi, Instruktur Kabupaten/Kota, dan sekolah sasaran.

3) LPMP untuk monitoring pelaksanaan pelatihan Instruktur Provinsi, Instruktur Kabupaten/Kota, sekolah sasaran.

4) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk monitoring pelaksanaan pelatihan sekolah sasaran.

e. Waktu pelaksanaan

Monitoring dilaksanakan pada saat pelatihan dan pendampingan sedang berlangsung.

2. Evaluasi pelaksaaan pelatihan

a. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya evaluasi pelaksanaan pelatihan adalah:

1) mengetahui apakah pelatihan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan;

2) mengetahui kesesuaian desain (terutama tujuan, meteri, metode, durasi) pelatihan dengan kebutuhan peserta;

3) mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pelatihan;4) mengidentifikasi kelebihan-kelebihan pelatihan yang telah

dilaksanakan untuk; dan5) mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pelatihan yang

telah dilaksanakan.

b. Cakupan/aspek

Aspek-aspek yang dicakup dalam evaluasi pelaksanaan pelatihan sekurang-kurangnya meliputi:

1) kesesuaian tujuan pelatihan2) kesesuaian materi pelatihan;3) kesesuaian metode/aktivitas pelatihan;4) kesesuaian waktu pelaksanaan pelatihan5) kecukupan durasi pelatihan;6) kompetensi instruktur;7) kinerja peserta;8) kelayakan pendanaan;9) kelayakan akomodasi dan konsumsi;

18

10) kelayakan manajemen;11) ketercapaian tujuan pelatihan;12) kelebihan-kelebihan pelaksanaan pelatihan;13) kekurangan-kekurangan pelaksanaan pelatihan;14) saran-saran perbaikan pelaksanaan pelatihan; dan15) best practice.

c. Teknik dan instrumen pengumpulan data

Pengumpulan data dapat menggunakansatu atau lebih teknik, yaitu angket, pengamatan, wawancara, dan studi dokumen. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, lembar pengamatan, petunjuk wawancara, dan rubrik analisis dokumen.

d. Pelaksana

Pelaksana evaluasi adalah panitia pelaksana pelatihan.

e. Waktu pelaksanaan

Evaluasi pelaksanaan pelatihan dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan setiap pelatihan.

3. Pelaporan

Sebagai salah satu bentuk akuntabilitas, pelaksana pelatihan pada setiap tingkat pelatihan menyusun laporan, yaitu:

a. laporan pelaksanaan kegiatan, danb. laporan keuangan.

Kedua laporan tersebut selesai disusun dan diserahkan kepada Direktorat PSMP selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah kegiatan diselesaikan.

4. Sanksi

Sanksi terhadap penyelenggaraan pelatihan yang tidak sesuai dengan ketentuan akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk sesuai tingkat keseriusan pelanggaran. Berikut adalah beberapa contoh sanksi yang dapat diberikan:

a. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja).

b. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu dana yang terbukti disalahgunakan agar dikembalikan kepada kas negara.

19

c. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan penyimpangan dana.

d. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan pendidikan yang bersumber dari APBN pada tahun berikutnya kepada LPMP dan sekolah bilamana terbukti pelanggaran tersebut dilakukan secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi, kelompok, atau golongan.

5. Layanan informasi

Layanan informasi dan aduan ditangani oleh:

a. Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan alamat:

Subdit Kurikulum, Dit.PSMP, Telp. 021 5725685, 57900083, 57900342

b. Dinas Pendidikan Provinsi setempat;c. LPMP setempat; dand. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.

20

BAB IIIPENDAMPINGAN IMPLEMENTASI K13

A. Konsep Dasar Pendampingan Implementasi K13

1. Pengertian pendampingan

Pendampingan pelaksanaan kurikulum adalah pemberian bantuan teknis operasional perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum kepada sekolah (terutama guru dan kepala sekolah) yang diberikan oleh Instruktur Kabupaten/Kota yang datang langsung ke sekolah induk kluster dan sekolah imbas.

2. Tujuan pendampingan

Sasaran utama pendampingan adalah guru mata pelajaran dan kepala sekolah. Bagi guru,tujuan utamanya adalah bahwa guru meningkat keterampilan operasionalnya dalam: a. menyusun RPP;b. menyusun instrumen penilaian;c. melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik,

problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan integrasi penumbuhan budi pekerti;

d. melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan; dan

e. menyelesaikan hambatan-hambatan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian.

Sementara itu, bagi kepala sekolah, diharapkan mereka meningkat keterampilan praktiknya dalam:

a. menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif;b. mengelola pelaksanaan kurikulum;c. mengelola pemenuhan Standar Nasional Pendidikan untuk

mendukung pelaksanaan kurikulum; dand. menyelesaikan hambatan-hambatan pengelolaan

pelaksanaan Kurikulum 2013.

3. Prinsip-prinsip pendampingan

Pendampingan pelaksanaan kurikulum diberikan oleh Instruktur Kabupaten/Kota dengan prinsip-prinsip berikut:

a. Profesional, yaitu instruktur memiliki kompetensi (penguasaan mengenai pelaksanaan kurikulum) yang memadai dan memberikan pendampingan dengan baik;

21

b. Berdasarkan kebutuhan, yaitu aspek-aspek pendampingan adalah butir-butir yang guru atau kepala sekolah secara riil perlu memperoleh asistensi praktis;

c. Integral, yaitu aspek-aspek dan aktivitas pendampingan memfasilitasi guru dan kepala sekolah mengimplementasikan K13 secara utuh;

d. Kolegial, yaitu hubungan kesejawatan antara instruktur, guru, dan kepala sekolah; dan

e. Berkelanjutan, yaitu bahwa pendampingan pelaksanaan kurikulum dilanjutkan oleh sekolah sendiri melalui mekanisme yang dikembangkannya.

B. Pelaksanaan Pendampingan Implementasi K13

1. Alur pelaksanaan pendampingan

Sebagaimana disebutkan di depan, pendampingan pelaksanaan kurikulum adalah pemberian bantuan teknis operasional perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum kepada sekolah, terutama guru dan kepala sekolah dengan Instruktur Kabupaten/Kota datang langsung ke sekolah. Bantuan teknis operasional ini diberikan pada bagian akhir dari serangkaian kegiatan fasilitasi pelaksanaan implementasi K13 oleh pemerintah. Pendampingan diberikan setelah sekolah sasaran memperoleh pelatihan pelaksanaan K13 dan (mulai) melaksanakan K13. Gambar 3.1 menyajikan letak pelaksanaan pendampingan implementasi K13 dalam rangkaian kegiatan fasilitasi tersebut.

Berdasarkan alur pelaksanaan pendampingan pada Gambar 3.1, pendampingan implementasi K13 dilaksanakan setelah pelatihan IN, IP, IK, dan Sekolah Sasaran diselenggarakan. Untuk persiapan pelaksanaan pendampingan, sekolah induk kluster memperoleh asistensi pelaksanaan Bantuan Pemerintah melalui sebuah workshop (langkah 8) dan telah menerima dana Bantuan Pemerintah untuk pendampingan implementasi K13 (langkah 9).

22

Gambar 1: Alur Kegiatan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013

Workshop Asistensi Bantuan Pemerintah untuk Pendampingan Kurikulum 2013 tahun 2016 dilaksanakan oleh LPMP bagi SMP Induk Kluster untuk memberi pembekalan tentang proses pelaksanaan pendampingan dan asistensi penyusunan Rencana Anggaran Biaya pendampingan, penandatanganan surat perjanjian Bantuan Pemerintah, penandatanganan kwitansi penerimaan bantuan, dan penyerahan fotokopi nomor rekening buku tabungan atas nama sekolah serta persyaratan administrasi lainnya (lihat Tabel 9 untuk

23

1. Dit. PSMP menetapkan Kuota Tambahan Sasaran

Pelaksana Kurikulum

6. LPMP menyelenggarakan Pelatihan Instruktur

Kabupaten (IK)

2. LPMP menetapkan SMP induk kluster Pendampingan

9. LPMP Menyalurkan Bantuan Pemerintah untuk

Pendampingan

10. Sekolah Induk Kluster dan

Sekolah Imbas melaksanakan Pendampingan

3. Dit. PSMP melaksanakan Pelatihan Instruktur

Nasional (IN)

8. LPMP menyelenggarakan Workshop Asistensi Bantuan

Pemerintah untuk Pendampingan

4. Sinkronisasi Pelaksanaan Pendampingan Kurikulum

antara Dit.PSMP dengan LPMP

5. Dit. PSMP melaksanakan Pelatihan Instruktur

Provinsi (IP)

11. Analisis terhadap hasil monev dan laporan pelaksanaan pendampingan

7. LPMP menyelenggarakan Pelatihan Sekolah Sasaran

(SS)

kelengkapan adminsitrasi). Workshop dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dengan narasumber dari LPMP.

Tujuan workshop tersebut adalah:

a. Memberikan pemahaman tentang kebijakan, substansi, dan mekanisme pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013;

b. Menyusun dan menyepakati rencana kerja pendampingan Kurikulum 2013;

c. Menyusun dan menyepakati Rencana Anggaran Biaya (RAB) Bantuan Pemerintah untuk pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013; dan

d. Menandatangani surat perjanjian penyelenggaraan dan penggunaan dana Bantuan Pemerintah untuk pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013.

Selanjutnya LPMP menyalurkan Bantuan Pemerintah baik untuk sekolah induk kluster maupun sekolah imbas melalui sekolah induk kluster dalam satu tahap sebesar 100% dari jumlah dana Bantuan Pemerintah setelah kepala sekolah SMP induk kluster dan LPMP menandatangani Surat Perjanjian dan kuitansi penerimaan bantuan serta melengkapi seluruh persyaratan administrasi.

2. Strategi

Pendampingan implementasi K13 pada jenjang SMP dilaksanakan dengan strategi kegiatan In dan kegiatan On. Pendampingan In sekurang-kurangnya diberikan 2 (dua) kali, sementara pendampingan On paling tidak 1 (satu) kali. Satu kali pendampingan diberikan satu hari dengan 7 jam pelatihan. Berikut adalah urutan pelaksanaan pemberian pendampingan In dan On:

In 1 –On 1 – In 2 (– Dst.)

3. Pendampingan In

a. Pengertian

Pendampingan In adalah asistensi implementasi Kurikulum 2013 yang diberikan kepada guru dan kepala sekolah (sebagai wakil guru mata pelajaran yang diampunya) pada semua sekolah dalam satu kluster secara klasikal di induk kluster.

b. Peserta

Peserta pendampingan In sekurang-kurangnya sama dengan peserta pelatihan sekolah sasaran. Jumlah peserta pendampingan In dari setiap sekolah minimal 11 orang yang terdiri dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn,

24

Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, PJOK, Prakarya, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (@ 1 orang) dan 1 (satu) orang guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, ATAU Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti. Guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti SELAIN Islam yang dikirim adalah yang peserta didiknya paling banyak di sekolah yang bersangkutan.

Salah satu dari 11 peserta tersebut adalah kepala sekolah yang mewakili guru mata pelajaran yang diampu sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

c. Instruktur

Instruktur pendampingan In adalah Instruktur Kabupaten/Kota (IK) yang telah mengikuti pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota yang dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat sebagai IK.

d. Materi dan aktivitas

Materi (fokus) pendampingan In 1 dan In 2 adalah pelaksanaan pembelajaran dan penilaian sebagaimana disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2: Struktur Program Pendampingan In 1No. Materi JP

1. Pembukaan dan Penjelasan Teknis Pendampingan In 1

2. Workshop Penyusunan RPP (untuk pembelajaran riil pada On 1)

2

3. Workshop Penyusunan Instrumen Penilaian (untuk pembelajaran riil pada On 1)

2

4. Simulasi Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian dan Refleksi

2

JUMLAH 7

Tabel 3: Struktur Program Pendampingan In 2

No. Materi JP

1. Refleksi lesson learned dari pendampingan On 1 1

2. Workshop Penyusunan RPP (untuk pembelajaran riil) 2

3. Workshop Penyusunan Instrumen Penilaian (untuk penilaian riil)

2

25

4. Simulasi Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian dan Refleksi

2

JUMLAH 7

e. Output

Produk yang diharapkan dihasilkan dari Pendampingan In disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4: Output Pendampingan In

No. Pendampingan Output

1. In 1 1. RPP untuk dilaksanakan pada On 1;2. Instrumen penilaian untuk dipakai pada

On 1; dan3. Umpan balik simulasi.

2. In 2 1.Daftar best practice dari On 1;2. RPP untuk dilaksanakan di kelas;3. Instrumen penilaian untuk dipakai di

kelas; dan4. Umpan balik simulasi.

f. Pelaksana

Pelaksana pendampingan In adalah Sekolah Induk yaitu oleh panitia pelaksana yang dibentuk melalui rapat pembentukan panitia pelaksana pendampingan In yang dihadiri oleh semua kepala sekolah dalam satu kluster, wakil kepala sekolah sekolah induk, dan para guru serta kepala dan staf TU sekolah induk.

Struktur panitia pelaksana pendampingan In adalah sebagai berikut:

Penanggungjawab : Kepala Sekolah (sekolah induk)Ketua : Wakaur KurikulumSekretaris : Guru senior yang dipilih oleh forum rapatBendahara : Bendahara sekolahSeksi akademik : Guru yang dipilih oleh forum rapatSeksi sarpras : Wakaur Sarpras dan dua staf TUSeksi konsumsi : Guru yang dipilih oleh forum rapat

dan seorang staf TU

g. Waktu dan tempat pelaksanaan

26

Pendampingan In dilaksanakan pada Agustus s.d. Oktober 2016. Pendampingan In dilaksanakan di sekolah induk kluster.

4. Pendampingan On

a. Pengertian Pendampingan On

Pendampingan On adalah asistensi pelaksanaan kurikulum yang diberikan guru secara individual di sekolah yang bersangkutan.

b. Peserta Pendampingan On

Peserta pendampingan On sekurang-kurangnya sama dengan peserta pendampingan In. Jumlah peserta pendampingan On dari setiap sekolah minimal 11 orang yang terdiri dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, Penjasorkes, Prakarya, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (@ 1 orang) dan 1 (satu) orang ATAU LEBIH guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, ATAU Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti. Guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti selain Islam yang mengikuti adalah yang peserta didiknya paling banyak di sekolah yang bersangkutan. Salah satu dari 11 peserta tersebut adalah kepala sekolah yang mewakili guru mata pelajaran yang diampun sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

c. Instruktur Pendampingan On

Instruktur pendampingan On adalah Instruktur Kabupaten/Kota yang telah mengikuti pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota yang dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat sebagai IK.

d. Materi dan aktivitas Pendampingan On

Materi (fokus) pendampingan On adalah pelaksanaan pembelajaran dan penilaian sebagaimana disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5: Struktur Program Pendampingan On (1)No. Materi JP*

1. Pembukaan dan Penjelasan Teknis Pendampingan On (1 kali)

1

27

2. (Observasi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam Kelas A

2

3. (Observasi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam Kelas B

2

4. Refleksi Pembelajaran dan Penilaian dan Revisi RPP dan Instrumen Penilaian

2

JUMLAH 7

Kluster-kluster yang sekolah imbasnya hanya satu atau dua, pendampingan On agar diberikan lebih dari 1 (satu) kali. Berikut adalah struktur program pendampingan On 2.

Tabel 6: Struktur Program Pendampingan On 2

No. Materi JP*

1. Pembukaan dan Penjelasan Teknis Pendampingan In (1 kali)

1

2. (Observasi dan refleksi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam Kelas A

2

3. (Observasi dan refleksi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam Kelas B

2

4. Pengolahan hasil penilaian 2

JUMLAH 7

e. Output Pendampingan On

Produk yang diharapkan dihasilkan dari pendampingan On disajikan dalam Tabel 7.

Tabel 7: Output Pendampingan On

No. Pendam-pingan

Output

1. On1 1. Umpan balik pembelajaran;2. Umpan balik penilaian;4. RPP dan instrumen penilian yang telah

direvisi.

2. On 2 (bila

dilakukan)

1. Umpan balik pembelajaran;2. Umpan balik penilaian;3. Contoh pengolahan nilai.

f. Pelaksana Pendampingan On

28

Pelaksana pendampingan On adalah Sekolah Imbas yaitu oleh panitia pelaksana yang dibentuk melalui rapat pembentukan panitia pelaksana pendampingan On yang dihadiri oleh kepala sekolah semua wakil kepala sekolah, dan para guru serta kepala dan staf TU.

Struktur panitia pelaksana pendampingan On adalah sebagai berikut:Penanggungjawab : Kepala Sekolah Ketua : Wakaur KurikulumSekretaris : Guru senior yang dipilih oleh forum rapatBendahara : Bendahara sekolahSeksi akademik : Guru yang dipilih oleh forum rapatSeksi sarpras : Wakaur Sarpras dan satu staf TUSeksi konsumsi : Guru yang dipilih oleh forum rapat dan satu

staf TU

g. Waktu dan tempat pelaksanaan Pendampingan On

Pendampingan On dilaksanakan pada September s.d. November 2016. Pendampingan On dilaksanakan di semua sekolah pelaksana K13 (induk kluster dan sekolah imbas) yang berjumlah 9.319 SMP di selurub Indonesia.

5. Penetapan sekolah induk kluster

a. Kriteria sekolah induk kluster

1) Telah melaksanakan K13 sekurang-kurangnya sejak tahun pelajaran 2015/2016;

2) Memiliki manajemen yang baik;3) Memiliki paling sedikit 15 ruang kelas dengan perabotan

(meja, kursi, papan tulis) yang layak; 4) Memiliki sumber daya listrik minimal 3.300 watt;5) Memiliki sumber air bersih yang memadai;6) Memiliki laboratorium IPA;7) Memiliki perpustakaan;8) Dapat dicapai dengan mudah dan cepat oleh anggota-

anggota kluster;9) Diutamakan memiliki sarana dan prasarana TIK dan akses

internet;10) Diutamakan memiliki aula;11) Diutamakan memiliki sarana dan prasarana olahraga;12) Diutamakan memiliki ruang layanan BK;13) Diutamakan memiliki laboratorium bahasa.

b. SK sekolah induk kluster

29

Sekolah induk kluster ditetapkan oleh LPMP melalui SK penetapan Sekolah Induk Kluster dengan memperhatikan usulan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

C. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Layanan Informasi

1. Monitoring pelaksanaan pendampingan

a. Tujuan

Tujuan dilakukannya monitoring adalah untuk:1) mengetahui apakah pendampingan dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan; dan2) membantu memecahkan masalah/hambatan pelaksanaan

pendampingan (bila ada).

b. Cakupan/aspekMonitoring dilakukan untuk pelaksanaan pendampinganIn maupun On dengan cakupan/aspek monitoring minimal meliputi:1) fokus pendampingan;2) metode/aktivitas pendampingan;3) waktu pelaksanaan dan durasi pendampingan;4) instruktur;5) kinerja peserta;6) pendanaan;7) konsumsi; dan8) manajemen.

c. Teknik dan instrumen pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, pengamatan, wawancara, dan studi dokumen. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, lembar pengamatan, petunjuk wawancara, dan rubrik analisis dokumen.

d. Pelaksana

Pelaksana monitoring pelaksanaan pendampingan adalah:1) Direktorat Pembinaan SMP untuk monitoring pengelolaan

pendampingan oleh LPMP dan pelaksanaan pendampingan di sekolah induk dan sekolah imbas;

2) Dinas Pendidikan Provinsi untuk monitoring pelaksanaan pendampingan di sekolah induk dan sekolah imbas;

30

3) LPMP untuk monitoring pelaksanaan pendampingan di sekolah induk dan sekolah imbas; dan

4) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk monitoring pelaksanaan pendampingan di sekolah induk dan sekolah imbas.

c. Waktu pelaksanaan

Monitoring dilaksanakan pada saat pendampingan sedang berlangsung.

2. Evaluasi pelaksaaan pendampingan

a. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya evaluasi pelaksanaan pendampingan adalah:1) mengetahui apakah pendampingan telah dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan;2) mengetahui kesesuaian desain (terutama tujuan, fokus,

metode, durasi) pendampingan dengan kebutuhan guru dan kepala sekolah;

3) mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pendampingan;4) mengidentifikasi kelebihan-kelebihan pendampingan yang

telah dilaksanakan untuk; dan5) mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pendampingan

yang telah dilaksanakan.

b. Cakupan/aspek

Aspek-aspek yang dicakup dalam evaluasi pelaksanaan pendampingan sekurang-kurangnya meliputi:1) kesesuaian tujuan pendampingan;2) kesesuaian fokus pendampingan;3) kesesuaian metode/aktivitas pendampingan;4) kesesuaian waktu pelaksanaan pendampingan;5) kecukupan durasi pendampingan;6) kompetensi instruktur;7) peserta;8) kelayakan pendanaan;9) kelayakan konsumsi;10) kelayakan manajemen;11) ketercapaian tujuan pendampingan;12) kelebihan-kelebihan pelaksanaan pendampingan;13) kekurangan-kekurangan pelaksanaan pendampingan;14) saran-saran perbaikan pelaksanaan pendampingan; dan15) best practice.

c. Teknik dan instrumen pengumpulan data

31

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, pengamatan, wawancara, dan studi dokumen. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, lembar pengamatan, petunjuk wawancara, dan rubrik analisis dokumen.

d. Pelaksana

Pelaksana evaluasi adalah panitia pelaksana pelatihan.

e. Waktu pelaksanaan

Evaluasi pelaksanaan pelatihan dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan setiap pelatihan.

3. Pelaporan

Sebagai salah satu bentuk akuntabilitas, pelaksana pendampingan menyusun laporan, yaitu:a. laporan pelaksanaan kegiatan, danb. laporan keuangan.

Kedua laporan tersebut selesai disusun selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah kegiatan diselesaikan. Laporan kemudian diserahkan kepada pengelola kegiatan di atasnya dengan ketentuan:

a. Sekolah imbas menyerahkan laporan kepada sekolah induk kluster;

b. Sekolah induk menyusun laporan dengan mengintegrasikan laporan pelaksanaan pendampingan dari sekolah imbas;

c. Sekolah induk kluster menyerahkan laporan kepada LPMP; dan

d. LPMP menyusun laporan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan secara keseluruhan dan menyerahkan laporan kepada Direktorat Pembinaan SMP.

4. Sanksi

Sanksi terhadap penyelenggaraan pendampingan yang tidak sesuai dengan ketentuan akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk sesuai tingkat keseriusan pelanggaran. Berikut adalah beberapa contoh sanksi yang dapat diberikan:

a. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja).

b. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu dana yang terbukti disalahgunakan agar dikembalikan kepada kas negara.

32

c. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan penyimpangan dana.

d. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan pendidikan yang bersumber dari APBN pada tahun berikutnya kepada LPMP dan sekolah bilamana terbukti pelanggaran tersebut dilakukan secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi, kelompok, atau golongan.

5. Layanan informasi

Layanan informasi dan aduan ditangani oleh:

a. Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan alamat: Subdit Kurikulum, Dit.PSMP, Telp. 021 5725685, 57900083, 57900342

b. Dinas Pendidikan Provinsi setempat;c. LPMP setempat; dane. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.

33

BAB IVPENDANAAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI K13

Pembiayaan kegiatan pendampingan implementasi Kurikulum 2013 menggunakan skema dana Bantuan Pemerintah yang disalurkan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) kepada 2.930 SMP Induk Kluster. Bantuan Pemerintah pendampingan implementasi Kurikulum 2013 SMP diberikan melalui SMP Induk Kluster digunakan untuk pelaksanaan pendampingan yang meliputi kegiatan pendampingan In dan pendampingan On.

Bab ini menguraikan pengertian, besaran Bantuan Pemerintah, mekanisme penyaluran, penggunaan, dan pelaporan pelaksanaan Bantuan Pemerintah untuk pendampingan implementasi K13.

A. Pengertian Bantuan Pemerintah Pendampingan Implementasi K13

Bantuan Pemerintah pendampingan implementasi Kurikulum 2013 adalah dana bantuan Pemerintah Pusat yang diberikan kepada sekolah induk kluster dan sekolah imbas melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) untuk penyelenggaraan pendampingan implementasi K13.

B. Penerima dan Besaran Bantuan Pemerintah

Penerima Bantuan Pemerintah pendampingan implementasi Kurikulum 2013 adalah 2.930 SMP induk kluster dan 9.319 SMP pelaksana K13 di 34 provinsi yang tersebar di 514 kabupaten/kota (Lihat Lampiran 1 untuk sebaran SMP pelaksana K13 tahun 2016). Jumlah bantuan untuk sekolah induk kluster bervariasi menurut provinsi/wilayah, sedangkan besarnya bantuan pemerintah bagi sekolah imbas untuk pelaksanaan kegiatan pendampingan On di 9.319 sekolah sama, yaitu sebesar Rp 5.000.000,00 untuk setiap sekolah. Sekolah induk kluster juga memperoleh bantuan sosial untuk pelaksanaan kegiatan On di sekolah yang bersangkutan. Besaran bantuan pemerintah untuk sekolah induk cluster disajikan pada Tabel. 8 berikut:

34

Tabel 8: Besaran Bantuan Pemerintah Pendampingan Pelaksanaan K13 pada Jenjang SMP Tahun 2016 *)

NO PROVINSI BANTUAN PEMERINTAH(RUPIAH)

1 Gorontalo 35.000.000,-2 DKI Jakarta 35.000.000,-3 Jawa Barat 35.000.000,-4 Jawa Tengah 35.000.000,-5 D.I.Yogyakarta 35.000.000,-6 Jawa Timur 35.000.000,-7 Bali 35.000.000,-8 Bengkulu 35.000.000,-9 Banten 35.000.000,-

10 Kalimantan Selatan 45.000.000,-11 Kalimantan Timur 45.000.000,-12 Sulawesi Utara 45.000.000,-13 Sulawesi Tengah 45.000.000,-14 Sulawesi Selatan 45.000.000,-15 Sulawesi Tenggara 45.000.000,-16 Sulawesi Barat 45.000.000,-17 Kalimantan Tengah 45.000.000,-18 Kalimantan Barat 45.000.000,-19 Aceh 45.000.000,-20 Sumatera Utara 45.000.000,-21 Sumatera Barat 45.000.000,-22 Riau 45.000.000,-23 Jambi 45.000.000,-24 Sumatera Selatan 45.000.000,-25 Lampung 45.000.000,-26 Nusa Tenggara Barat 45.000.000,-27 Kepulauan Riau 50.000.000,-28 Nusa Tenggara Timur 50.000.000,-29 Bangka Belitung 50.000.000,-30 Papua Barat 59.250.000,-31 Papua 59.250.000,-32 Maluku 59.250.000,-33 Maluku Utara 59.250.000,-

Catatan: *) Besaran dana masih bersifat sementara, menunggu hasil akhir dari Kemenkeu.

C. Mekanisme Bantuan Pemerintah Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013

35

1. Ketentuan umum Bantuan Pemerintah Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 untuk SMP

Ketentuan dan mekanisme penyaluran dana Bantuan Pemerintah diatur sebagai berikut:

a. Besarnya dana Bantuan Pemerintah yang diberikan kepada 2.930 SMP Induk Kluster ditetapkan berdasarkan lokasi sekolah. Lihat Tabel 8 untuk besarnya dana tersebut.

b. Bantuan Pemerintah bersumber dari APBN melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun anggaran 2016.

c. Jangka waktu penggunaan dana Bantuan Pemerintah mulai dari diterimanya dana s.d. 31 Desember 2016.

d. Penyaluran dana Bantuan Pemerintah akan dilakukan melalui KPPN Provinsi setempat dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara (Pemerintah Pusat c.q Kementerian Keuangan) ke Rekening Sekolah (bukan atas nama pribadi atau yayasan) melalui lembaga perbankan yang terpilih.

e. Rekening sekolah yang digunakan adalah rekening penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

f. Penyaluran Bantuan Pemerintah ke sekolah induk Kluster dan sekolah imbas diberikan dalam satu tahap sebesar 100% dari jumlah dana Bantuan Pemerintah, setelah sekolah penerima dan pemberi Bantuan Pemerintah menandatangani Surat Perjanjian dan kuitansi penerimaan bantuan serta melengkapi seluruh persyaratan administrasi. Lihat contoh format RAB pada Lampiran 2 dan Surat Perjanjian pada Lampiran 3.

g. Kelengkapan administrasi penyaluran dana Bantuan Pemerintah yang perlu disiapkan oleh LPMP dan SMP penerima Bantuan Pemerintah disajikan pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9. Kelengkapan Administrasi PenyaluranBantuan PemerintahPendampingan Implementasi Kurikulum2013

No. Komponen LPMP

Penerima Bantuan

Pemerintaha. Surat Keputusan Penetapan SMP

penerimaBantuan Pemerintah Pendampingan Kurikulum2013 tahun 2016

-

b. Rencana Anggaran Biaya (RAB)penggunaan Bantuan Pemerintah pendampingan implementasi Kurikulum 2013 per sekolah, yang telah disempurnakan sesuai dengan hasil asistensi sekolah dengan LPMP

-

c. Surat perjanjian pemberian dan penggunaan Bantuan Pemerintah pendampingan implementasi Kurikulum 2013, dibuat 4 (empat) rangkap, semua bermaterai Rp. 6.000,- ditandatangani oleh pemberi dan penerima Bantuan Pemerintah

36

No. Komponen LPMP

Penerima Bantuan

Pemerintahd. Kuitansi pembayaran dana Bantuan

Pemerintah meliputi: Kwitansi yang ditandatangani oleh Kepala

Sekolah penerima Bantuan Pemerintah, Bendahara Pengeluaran dan Pejabat Pembuat Komitmen LPMP yang dibubuhi stempel masing-masing instansi yang terkait.

Kwitansi dibuat dalam 6 (enam) rangkap (lembar 1, bermaterai Rp. 6.000,-).

Contoh kwitansi penerimaan Bantuan Pemerintah pada Lampiran 4.

e. Fotokopi rekening Bank: Foto copy rekening yang dilegalisir oleh

pejabat bank yang bersangkutan dan distempel asli.

Rekening harus atas nama sekolah penerima bantuan, bukan atas nama pribadi atau yayasan.

Pengambilan dana atas nama 2 (dua) orang yaitu Kepala sekolah dan Bendahara sekolah yang bersangkutan.

-

f. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama sekolah

-

g. Fotokopi pengangkatan Kepala Sekolah yang bersangkutan

-

h. Fotokopi ijin pendirian sekolah (bagi SMP Negeri) dan akte pendirian yayasan dan ijin operasional sekolah (bagi SMP Swasta)

-

i. Fotokopi Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN)

-

2. Prinsip penggunaan dana Bantuan Pemerintah pendampingan Kurikulum 2013

a. Swakelola dan partisipatif

Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara swakelola (direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri) dengan melibatkan warga sekolah dan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam memberikan dukungan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Transparan

Pengelolaan dana bantuan harus dilakukan secara terbuka agar warga sekolah dan masyarakat dapat memberikan saran, kritik, serta melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan.

37

c. Akuntabel

Pengelolaan dana bantuan harus dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi kualitas, kuantitas pekerjaan maupun penggunaan keuangan, sesuai dengan proposal yang telah disetujui. Apabila terjadi perubahan penggunaan dana harus membuat revisi, dan disetujui oleh pemberi bantuan.

d. Demokratis

Penyusunan perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah selalu ditempuh melalui jalan musyawarah/mufakat dengan memberikan kesempatan kepada setiap individu yang berkepentingan untuk mengajukan saran, kritik atau pendapat.

e. Efektif dan efisien

Pengelolaan dana bantuan harus efektif dan efisien. Menghindari pemborosan dan penggunaan uang untuk pekerjaan yang kurang bermanfaat. Mengutamakan pemberdayaan potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh warga sekolah dan masyarakat sekitarnya.

f. Tertib administrasi dan pelaporan

Penerima bantuan harus membuat pembukuan dan menyimpan bukti pengeluaran dana serta menyusun dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan sesuai ketentuan yang dipersyaratkan.

g. Saling percaya

Pemberian bantuan berlandaskan pada rasa saling percaya (mutual trust) antara pemberi dan penerima Bantuan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kepercayaan tersebut dengan memegang amanah dan komitmen yang ditujukan semata-mata hanya untuk membangun pendidikan yang lebih baik dan bertaraf internasional.

3. Sifat Bantuan Pemerintah

Dana Bantuan Pemerintah pendampingan implementasi Kurikulum 2013 bersifat stimulan, dan penggunaannya akan difokuskan untuk membiayai kegiatan pendampingan implementasi Kurikulum2013.

4. Peruntukan Bantuan Pemerintah pendampingan implementasi Kurikulum2013 tahun 2016

38

Bantuan Pemerintah yang diberikan kepada induk kluster digunakan untuk pembiayaan seluruh kegiatan In dan pembiayaan honor dan transport instruktur kegiatan On. Sementara itu, Bantuan Pemerintah yang disalurkan kepada sekolah imbas digunakan untuk pembiayaan kegiatan On selain honor dan transport instruktur.

Bantuan Pemerintah yang diterimakan kepada sekolah induk kluster digunakan untuk:

a. penggandaan bahan pendampingan In;b. honor dan transport instruktur baik pada kegiatan pendampingan

In maupun On sesuai dengan ketentuan daerah;c. bantuan transport peserta pendampingan In sesuai dengan

ketentuan daerah;d. konsumsi pendampingan In sesuai dengan ketentuan daerah;

39

e. ATK pendampingan In; danf. manajemen (pelaporan dan panitia) pendampingan In.

Sementara itu, Bantuan Pemerintah yang diterimakan kepada sekolah imbas digunakan untuk:

a. penggandaan bahan pendampingan On;b. konsumsi pendampingan On sesuai dengan ketentuan daerah;c. ATK pendampingan On; dand. manajemen (pelaporan dan panitia) pendampingan On.

5. Pengelolaan keuangan

a. Pertanggungjawaban penggunaan dana

Dana Bantuan Pemerintah harus digunakan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam panduan pelaksanaan ini, surat perjanjian dan RAB Bantuan Pemerintah serta mengacu peraturan keuangan yang berlaku.

b. Pembukuan dan pencatatan penggunaan dana

Seluruh penggunaan dana harus dicatat/dibukukan secara tertib dan rapi dalam buku tersendiri, sesuai dengan ketentuan pembukuan keuangan yang berlaku.Contoh Format Pembukuan Kas Umum pada Lampiran 5.

c. Penyimpanan dokumen dan rekaman

Seluruh berkas pendukung baik yang berkaitan dengan berkas pemberian Bantuan Pemerintah (rencana pelaksanaan kegiatan, RAB, Surat Perjanjian), laporan dan hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan implementasi Kurikulum 2013, laporan penggunaan dana dan bukti pertanggungjawaban keuangan harus dikelola dan disimpan secara tertib dan teratur sampai batas waktu minimal 3 tahun, sesuai dengan ketentuan kearsipan dan penyimpanan dokumen negara yang berlaku.

d. Pengalihan dan penyimpangan penggunaan dana

Apabila terdapat perubahan kegiatan dan atau penggunaan Bantuan Pemerintah, maka sekolah penerima harus terlebih dahulu mengajukan usulan revisi secara tertulis dilengkapi dengan alasan pengalihan/perubahannya, ditujukan kepada pemberi bantuan.Apabila terjadi penyimpangan terhadap penggunaan dana subsidi sebagaimana diatur pada buku petunjuk pelaksanaan ini, dan atau jika ada laporan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka pihak penerima Bantuan Pemerintah akan diberikan sangsi berdasarkan ketentuan hukum

40

yang berlaku dan mengembalikan dana yang tidak sesuai penggunaannya pada Kas Negara.

e. Pemungutan dan penyetoran pajak

Berbagai jenis pajak yang timbul sebagai akibat pembayaran transaksi yang dilakukan pihak penerima subsidi, harus langsung dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Nilai nominal pada faktur pembelian atau kuitansi sebagai bukti pembayaran suatu transaksi yang akan mengakibatkan pembayaran pajak, maka nilai nominal tersebut harus sudah termasuk pajak, dan dinyatakan dalam faktur atau kuitansi.

2) Segala penghasilan (honor) yang diberikan kepada personil yang melaksanakan tugas (misalnya: honor fasilitator) dikenakan PPh pasal 21 sesuai dengan aturan yang berlaku, yang dipungut oleh penerima Bantuan Pemerintah dan disetorkan ke Kas Negara.

f. Penyetoran sisa dana

1) Apabila masih terdapat sisa Bantuan Pemerintah yang tidak habis dipakai, maka sisa dana tersebut harus disetorkan ke Rekening Kas Negara melalui KPPN setempat dengan menggunakan Blangko Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP). Contoh Pengisian SSBP pada Lampiran 6.

2) Setoran sisa Bantuan Pemerintah disetorkan melalui Bank Persepsi, antara lain: Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Bukopin dan Bank mitra KPPN setempat.

g. Apabila terjadi sesuatu yang mengakibatkan kerugian negara akibat kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah sepenuhnya menjadi tanggungjawab mutlak penerima bantuan.

6. Larangan penggunaan Bantuan Pemerintah

Dana Bantuan Pemerintah merupakan amanah dan kepercayaan, sehingga penting untuk secara bersama-sama menjaga amanah tersebut. Agar terhindar dari segala macam bentuk manipulasi dan penyimpangan keuangan negara, dilarang melakukan hal-hal berikut ini:

a. Membiayai kegiatan lain di luar ketentuan yang sudah disepakati dalam Surat Perjanjian Penggunaan Dana dan Rencana Anggaran Biaya;

b. Melakukan korupsi, manipulasi, pemberian upeti, atau pemotongan dalam bentuk apapun, dengan alasan apapun, oleh siapapun dan untuk kepentingan apapun;

41

c. Melakukan pekerjaan tidak dengan swakelola, yaitu memborongkan kepada pihak kontraktor/perusahaan;

d. Membiayai kegiatan-kegiatan serupa yang telah dibiayai oleh dana yang berasal dari RKAS, APBD kabupaten/kota dan APBD provinsi; dan

e. Memindahkan dana Bantuan Pemerintah dari rekening rutin sekolah ke rekening pribadi untuk tujuan dan alasan apapun.

7. Sanksi

Apabila berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi, penerima Bantuan Pemerintah terbukti secara sah melakukan kekeliruan/kesalahan dalam melaksanakan program dan pengelolaan keuangan yang dapat merugikan keuangan negara, maka LPMP memberi peringatan/teguran secara lisan atau tertulis.Penerima bantuan wajib mengindahkan peringatan/teguran tersebut. Jika tidak, LPMP akan memberikan sanksi kepada penerima bantuan sesuai dengan jenis pelanggarannya berupa:

a. Meminta bantuan institusi pemeriksa/auditor yang berwenang (Inspektorat Jenderal/BPKP/BPK) untuk melakukan pemeriksaan langsung ke penerima bantuan;

b. Menarik kembali bantuan dana yang telah disalurkan ke penerima bantuan untuk disetorkan ke Kas Negara; dan

c. Memasukkan penerima bantuan ke dalam daftar sekolah/lembaga/yayasan yang melanggar aturan (apabila terbukti) untuk kemudian tidak diberikan bantuan lagi di masa mendatang.

8. Ketentuan Lainnya

Penanggungjawab penerima Bantuan Pemerintah adalah kepala sekolah. Apabila terjadi pergantian kepala sekolah pada saat pelaksanaan program sedang berjalan, maka pejabat lama wajib menyerahkan dan mempertanggungjawabkan seluruh pekerjaan yang sudah dilakukan dan sisa anggaran yang belum dilaksanakan dituangkan dalam berita acara serah terima pekerjaan. Pejabat baru wajib meneruskan seluruh program dan kegiatan sesuai ketentuan yang sudah disepakati dengan pemberi bantuan.

9. Hasil dan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) keuangan

Seluruh kegiatan harus dapat menghasilkan sesuatu dalam bentuk bukti fisik sesuai dengan tujuan dan sasaran/target yang telah ditetapkan. Tabel 10 menyajikan contoh Format Hasil dan SPJ Keuangan.

Tabel 10. Contoh Format Hasil dan SPJ Keuangan

42

Kegiatan Hasil BentukSPJ Keuangan

1. Belanja pengiriman surat dinas

Tanda terima pengiriman surat

Dst.

Faktur pengiriman surat

2. Belanja bahan ATK Tanda terima

panduan dan materi pendampingan

Daftar menu makanan

Dst.

Kwitansi pembelian ATK yang ditandatangani dan distempel

Kwitansi rumah makan yang ditandatangani dan distempel

Dst.Dst. Dst. Dst.

10. Pengendalian dan pengawasan

Pengendalian dan pengawasan penggunaan Bantuan Pemerintah pendampingan implementasi Kurikulum 2013 dilakukan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi. Monitoring bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap penggunaan dana bantuan yang meliputi aspek kualitas, kuantitas, waktu pelaksanaan, pengelolaan keuangan, administrasi serta mengetahui seberapa besar peran dan partisipasi masyarakat. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan program bantuan berjalan lancar sesuai sasaran yang diharapkan. Hasil monitoring dan evaluasi akan dijadikan bahan pengambilan keputusan dan perencanaan program ke depan.

Monitoring dan evaluasi oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan atau instansi lain dari Pusat dapat dilaksanakan pada saat program/kegiatan sedang berlangsung atau setelah program/kegiatan selesai dilaksanakan. Monitoring dan evaluasi dapat juga melibatkan unsur masyarakat yang diwakili oleh komite sekolah dan dewan pendidikan. Media masa dapat dilibatkan secara independent untuk melakukan peliputan pelaksanaan program dana bantuan bilamana diperlukan.

11. Pelaporan

Laporan yang harus disiapkan oleh setiap SMP penerima Bantuan Pemerintah pendampingan implementasi Kurikulum2013, terdiri atas:

a. Laporan pelaksanaan program Laporan pelaksanaan program berisi tentang informasi antara lain tentang keterlaksanaan kegiatan, ketercapaian sasaran/target, kesesuaian waktu pelaksanaan dengan rencana jadwal, permasalahan/kendala yang dihadapi, upaya pemecahan masalah dan rencana tindak lanjut.

43

b. Laporan penyerapan dan penggunaan dana Bantuan Pemerintah disusun dengan ketentuan sebagai berikut:a) Laporan penyerapan dana (mencakup: rencana dan realisasi

penggunaan dana serta sisa dana, pajak yang dipungut dan disetor ke kas negara), dilengkapi dengan bukti penggunaan dana yang terdiri atas: Bukti-bukti pertanggungjawaban penggunaan dana, sesuai dengan jenis pengeluaran yang digunakan/dikeluarkan (honor, transport, konsumsi, pengadaan ATK, penggandaan bahan, dan lain-lain). Bukti setor pajak dan bukti setor sisa dana (bila ada).

b) Laporan penyerapan dana dan seluruh bukti penggunaan dana di atas, dibuat rangkap 2 (dua).

Pengesahan, peruntukan, waktu pengiriman laporan, dan berita acara serah terima hasil pembelian/pengadaan barang diatur sebagai berikut:

a. Laporan penggunaan dana, ditandatangani oleh kepala sekolah penerima Bantuan Pemerintah.

b. Bukti pertanggungjawaban penggunaan dana, ditandatangani oleh kepala sekolah penerima Bantuan Pemerintah.

c. Laporan penyerapan dan penggunaan Bantuan Pemerintah, dibuat sebanyak 2 (dua) rangkap diperuntukan sebagai berikut :1) 1 (satu) naskah laporan dilampiri dengan bukti SPJ yang ASLI,

untuk arsip sekolah.2) 1 (satu) naskah laporan dilampiri dengan lembar

kedua/fotokopy bukti SPJ, disampaikan kepada:

Kepala LPMPProvinsi ....Alamat….

12. Pengaduan masyarakat

Dalam rangka memfasilitasi penyelesaian atau jalan keluar atas pengaduan masyarakat tentang pelaksanaan dana Bantuan Pemerintahpendampingan implementasiKurikulum 2013, LPMP membentuk Unit Pelayanan Masyarakat (UPM). Pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat sangat penting bagi pengelola program dalam rangka transparansi/keterbukaan terhadap masyarakat sebagai komponen turut serta mengawasi pelaksanaan program sesuai dengan prinsip pengelolaan Bantuan Pemerintah, yang berfungsi sebagai: (1) mediator antara masyarakat dan pengelola dana Bantuan Pemerintahpendampingan implementasiKurikulum 2013, (2) pusat pelayanan masyarakat (internal dan eksternal), dan (3) pusat informasi umum pemberian Bantuan Pemerintahpendampingan implementasiKurikulum 2013.

Pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat dapat dilakukan melalui:

44

a. HotlineBantuan Pemerintah PendampinganKurikulum 2013, telepon, faximile, dan e-mail LPMP.

b. Tertulis dengan alamat:

Kepala LPMPProvinsi ...Alamat ...

BAB V PENUTUP

Implementasi Kurikulum 2013 memerlukan keterlibatan semua unsur sekolah untuk saling mendukung dan berperan serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Agar pelaksanaan Kurikulum 2013 sesuai dengan kebijakan dan konsep yang diinginkan maka guru yang telah dilatih perlu mendapatkan pendampingan dalam mengimplementasikan hasil pelatihan. Melalui pendampingan akan terjadi interaksi dan kolaborasi antara pendamping dan yang didampingi untuk saling berbagi melaksanakan Kurikulum 2013. Interaksi tersebut diharapkan mampu memperkuat pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah.

Keberhasilan pelatihan dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013 tahun 2016 sangat dipengaruhi oleh kualitas proses pelaksanaan mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi dan pelaporan. Oleh karena itu, agar pelatihan dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013 di SMP dapat terlaksana sesuai tujuan diperlukan adanya komitmen dari seluruh pihak yang terkait baik unsur pusat, LPMP, provinsi, kabupaten/kota, SMP Induk Kluster, maupun sekolah imbas untuk bersama-sama mengupayakan keberhasilan keseluruhan kegiatan pelatihan dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing.

Melalui panduan ini diharapkan semua pihak yang terkait dengan pelatihan dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013 dapat melaksanakan tugas dan perannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. SMP Induk Kluster dan sekolah imbas dapat mengembangkan lebih lanjut kegiatan pendampingan sesuai dengan kebutuhan dengan tetap mengikuti rambu-rambu yang ada dalam panduan ini. Bila menemukan permasalahan ataupun pertanyaan yang terkait dengan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan dapat menghubungi Tim Kurikulum LPMP setempat dan/atau Direktorat Pembinaan SMP melalui Subdit Kurikulum di nomor telepon 021- 57900083.

45

Lampiran 1: Sebaran Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun 2016

RENCANA IMPLEMENTASI SEKOLAH KURIKULUM 2013TAHUN 2016

NO PROVINSITotal

Sekolah

Sekolah K13

Tahun 2015

Rencana Sekolah

K13 Tahun 2016

Jumlah Pelaksana

K13 2015 & 2016

Total Induk Kluster

1 Aceh 1,031 202 56 258 932 Bali 402 104 10 114 313 Banten 1,334 78 258 336 874 Bengkulu 420 25 80 105 385 DI Yogyakarta 435 32 77 109 306 DKI Jakarta 1,096 70 204 274 707 Gorontalo 320 36 44 80 278 Jambi 629 43 114 157 549 Jawa Barat 4,652 243 920 1,163 309

10 Jawa Tengah 3,212 483 320 803 21411 Jawa Timur 4,393 749 347 1,096 28812 Kalimantan Barat 1,226 55 252 307 10713 Kalimantan Selatan 576 35 109 144 5114 Kalimantan Tengah 770 42 151 193 6915 Kalimantan Timur 582 221 21 242 8316 Kalimantan Utara 152 17 21 38 1417 Kep. Bangka Belitung 196 42 7 49 1818 Kepulauan Riau 310 69 9 78 2819 Lampung 1,280 154 166 320 10920 Maluku 597 78 71 149 5021 Maluku Utara 440 45 65 110 4522 Nusa Tenggara Barat 832 80 128 208 7123 Nusa Tenggara Timur 1,483 107 264 371 12924 Papua 590 41 107 148 7425 Papua Barat 262 29 37 66 3026 Riau 1,067 64 203 267 9127 Sulawesi Barat 324 57 24 81 2828 Sulawesi Selatan 1,593 151 247 398 13829 Sulawesi Tengah 792 80 118 198 6830 Sulawesi Tenggara 706 52 125 177 6131 Sulawesi Utara 700 62 113 175 6332 Sumatera Barat 760 74 116 190 6433 Sumatera Selatan 1,243 192 119 311 10334 Sumatera Utara 2,414 187 417 604 196

Total 36,819 3,999 5,320 9,319 2,930

Lampiran 2: Contoh RAB Bantuan Pemerintah Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013

46

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) BANTUAN PEMERINTAHPROGRAM PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP

TAHUN 2016NAMA SMP :KAB./KOTA :PROVINSI :

No. Rincian Kegiatan Harga Satuan

1Persiapan Pelaksanaan Pendampingan- Surat menyurat- ATK

2 Rapat Koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kab./Kota dan Kluster- Transport

orang x 1 Hr x 1 Kl- Konsumsi

orang x 1 Hr x 1 Kl3 Kegiatan IN

a. Panduan/Bahan/MateriOrg x 1 Eks x SMP

b. Honor Pengarah dan Narasumber- Honor Pengarah Unsur Dinas Kab./kota

1 Org x 2 Jam x 1 Hr x 6- Honor Narasumber/Fasilitator

5 Org x 3 Jam x 3 Hr x 6- Honor Moderator

1 Org x 1 Kl x 3 Hr x 6- Honor Panitia

2 Org x 1 Keg x 6 SMPc. Transpor Pengarah dan Narsum/Fasilitator/Tim Pendamping- Transport Pengarah

1 Org x 1 Hr x 6 SMP- Transport Narasumber

5 Org x 3 Hr x 6 SMPd. Konsumsi

4 Kegiatan ONa. Honor Guru Pendamping

19 Org x 3 SMP x 2 Hr x 1 Klb. Transport Guru Pendamping

19 Org x 3 SMP x 2 Hr x 1 Kl5 Honor Penyusunan Laporan

1 Org x 4 Lap x 3 Hr

Jumlah Total

47

Lampiran 3: Contoh Surat Perjanjian Pemberian Dana Bantuan PemerintahPendampingan Implementasi Kurikulum2013 SMP

SURAT PERJANJIANPEMBERIAN DANA BANTUAN PEMERINTAH

PENDAMPINGAN IMPLEMENTASIKURIKULUM 2013 TAHUN 2016ANTARA

PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN ...............................................ATASLEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI.........

DENGANSEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) ......................

Nomor :Tanggal :

Pada hari ini ....... tanggal ............ bertempat di ....... telah diadakan Perjanjian Pemberian Dana Bantuan Pemerintah untuk Penyelenggaraan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016, antara:

1. Nama : ......................................NIP : ......................................Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan ...................................... yang diangkat

dengan Surat Keputusan ...................................... Nomor: ............................... tanggal .....................

Alamat : ......................................

Bertindak atas nama Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi ...................., yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA sebagai pemberi dana bantuan untuk Penyelenggaraan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016

2. Nama :Jabatan : Kepala SMP ............. yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan ...............Alamat : .................

Bertindak untuk dan atas nama SMP..........., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA, sebagai penerima dana bantuan untuk Penyelenggaraan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016,

KEDUA BELAH PIHAK menyepakatiperjanjian kerjasama Pemberian Dana Bantuan Pemerintah dalam bentuk Surat Perjanjian untuk Penyelenggaraan dan Penggunaan Dana Bantuan Pemerintah Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016, dengan ketentuan sebagai berikut:

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Bantuan dana diberikan dalam bentuk Bantuan Pemerintah yang bersifat full grant.

(1) Bantuan adalah dana Bantuan Pemerintah yang diberikan kepada .... SMP untuk mendukung Penyelenggaraan Pendampingan Implemetasi Kurikulum 2013 Tahun 2016,

(2) Sekolah penerima dana Bantuan Pemerintah adalah Sekolah Menengah Atas (SMP), baik negeri maupun swasta yang divalidasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan SMP sebagai Penyelenggara Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016.

48

Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota tentang Penetapan SMPPenyelenggara Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016, pada Lampiran 1.

BAB IIT U J U A N

Pasal 2Tujuan pemberian dana Bantuan Pemerintah adalah untuk mendukung pembiayaan Penyelenggaraan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016.

BAB IIIPEMBIAYAAN

Pasal 3Jumlah Subsidi

Jumlah dana Bantuan Pemerintah yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp. ………………… (…………………h)sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) masing-masing sekolah penyelenggara pendampingan.

Perincian biaya penggunaan bantuan dana Bantuan Pemerintah pada Lampiran 2.

Pasal 4Tata Cara Penyaluran Dana Bantuan Pemerintah

(1) Penyaluran dana Bantuan Pemerintahdilakukan melalui proses pemindahbukuan secara langsung melalui Bank Penyalur yang ditunjuk BNI Cabang Senayan ke rekening pihak PIHAK KEDUApada Nama Bank ........... Cabang/Unit ........... Nomor Rekening ..............................Atas nama SMP ...........................

(2) Dana Bantuan Pemerintah akan disalurkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA seluruhnya atau sebesar 100% dari jumlah dana subsidi sebagaimana yang tercantum pada Pasal 3 di atas, setelah kesepakatan perjanjian dan kuitansi ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Pasal 5Jangka Waktu Penggunaan Bantuan Pemerintah

(1) Dan Bantuan Pemerintah digunakan untuk membiayai kegiatan Penyelenggaraan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016 sesuai waktu yang telah ditetapkan dalam Panduan Pelaksanaan dan Jadwal Kegiatan yang telah disetujui oleh Direktorat pembinaan SMP;

(2) Dana Bantuan Pemerintah harus sudah selesai digunakan selambat-lambatnya pada tanggal 31 Desember 2016.

Pasal 6Tata Cara Pengelolaan Dana Bantuan Pemerintah

Pengelolaan dana Bantuan Pemerintah dilakukan secara swakelola dengan ketentuan sebagai berikut:(1) Menerapkan prinsip keterbukaan, kejujuran dan efisiensi (hemat dan tepat guna).(2) Pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan program, strategi dan jadwal yang telah ditetapkan dalam

Panduan Pelaksanaan.(3) Penggunaan dana Bantuan Pemerintahharus sesuai dengan perincian biaya yang telah disepakati.(4) Pertanggungjawaban keuangan harus sesuai dengan peraturan keuangan yang berlaku.(5) Seluruh pengeluaran dana Bantuan Pemerintah harus dicatatdandibukukan secara tersendiri, sesuai

dengan peraturan tentang pembukuan keuangan.(6) Seluruh bukti pengeluaran (SPJ) dimaksud, dibuat rangkap 2 (dua), 1 (satu) rangkap asli untuk arsip

sekolah penerima dana Bantuan Pemerintahdan 1 (satu) rangkap untuk Direktorat Pembinaan SMP.

Pasal 7Sumber Pembiayaan

Pemberian dana Bantuan Pemerintah dibiayai dengan Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN) Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan tahun 2016 melalui DIPA ................................................

BAB IVHAK DAN KEWAJIBAN

49

Pasal 8Hak Pihak Pertama

(1) Menyiapkan berbagai perangkat pendukung penyelenggaraan pendampingan implementasiKurikulum 2013 Tahun 2016.

(2) Menetapkan jumlah dana Bantuan Pemerintahuntuk setiap sekolah penyelenggara pendampingan implementasiKurikulum 2013 Tahun 2015.

(3) Menerima laporan penggunaan dana dan Laporan Penyelenggaraan pendampingan implementasiKurikulum 2013 Tahun 2015dari PIHAK KEDUA.

Pasal 9Kewajiban Pihak Pertama

(1) Menyalurkan dana Bantuan Pemerintah kepada PIHAK KEDUA, sesuai dengan RAB dan ketentuan yang berlaku.

(2) Melakukan bantuan teknis dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pendampingan implementasiKurikulum 2013 Tahun 2016, mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi dan pelaporan.

(3) Mengolah laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 10Hak Pihak Kedua

(1) Menerima dana Bantuan Pemerintah sesuai dengan hasil kesepakatan bersama antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang dituangkan dalam RAB.

(2) Menetapkan berbagai strategi/cara dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan tetap memperhatikan ketentuan yang tercantum dalam Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2015, RAB dan Surat Perjanjian yang telah disepakati dan ditandatangani bersama antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

(3) Mengelola dana Bantuan Pemerintah sesuai dengan ketentuan yang diatur pada BAB III Pasal 3 s.d. Pasal 7 di atas dan peraturan keuangan yang berlaku.

Pasal 11Kewajiban Pihak Kedua

(1) Melaksanakan Penyelenggaraan Pendampingan ImplementasiKurikulum 2013 Tahun 2016 sesuai dengan RAB dan Surat Perjanjian yang telah disepakati dengan PIHAK PERTAMA.

(2) Mempertanggungjawabkan penggunaan dana Bantuan Pemerintah yang telah diterima oleh PIHAK KEDUA, sesuai dengan peraturan keuangan yang berlaku serta ketentuan lain yang diatur dalam perjanjian kerjasama ini dan Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Bantuan PemerintahPenyelenggaraan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016.

(4) Mengkonsultasikan dan mengusulkan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA, apabila terjadi perubahan kegiatan dan atau penggunaan dana Bantuan Pemerintah yang mengakibatkan adanya ketidaksesuaian dengan Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016 dan dokumen lain yang terkait.

(5) Berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Direktorat Pembinaan .SMP dalam keseluruhan proses Penyelenggaraan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh sekolah penerima dana Bantuan Pemerintah.

(6) Menyampaikan laporan Pelaksanaan Penyelenggaraan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016 di sekolah yang bersangkutan dan penggunaan dana Bantuan Pemerintah kepada PIHAK PERTAMA, sesuai dengan ketentuan yang diatur pada BAB V Surat Perjanjian ini.

Pasal 12TANGGUNG JAWAB MUTLAK

(1) PIHAK KEDUA bertanggungjawab mutlak secara Administrasi, teknis, dan keuangan terhadap pengelolaan pembelanjaan dan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan yang diterima dari PIHAK PERTAMA.

(2) Apabila terjadi penyalahgunaan dalam pengelolaan dan penggunaan dana bantuan yang diterima dari PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA bertanggungjawab mutlak terhadap konsekuensi hokum yang berlaku, termasuk apabila terjadi kehialangan dana bantuan social, akibat pencurian atau penyebab lainnya.

50

BAB VPELAPORAN

Pasal 13(1) Laporan terdiri atas:

(a) Laporan Pelaksanaan Penyelenggaraan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016.(b)Laporan penggunaan dana Bantuan Pemerintah.

(2) Laporan pelaksanaan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016mencakup antara lain : Daftar SMP pelaksana Kurikulum 2013 dalam wilayah koordinasinya, proses dan hasil sosialisasi Kurikulum 2013 di .SMP pelaksana Kurikulum 2013 di wilayahnya (jadwal, peserta, narasumber/fasilitator, materi, hasil), kegiatan On (jadwal, petugas, hasil), kegiatan In (jadwal, peserta, narasumber/fasilitator, materi, hasil)

(3) Laporan penggunaan dana disusun tersendiri, terdiri atas laporan penyerapan dana, sisa dana (bila ada) dan dilengkapi dengan bukti pertanggungjawaban penggunaan dana (SPJ).

(4) Laporan disusun sesuai dengan rambu-rambu yang tercantum dalam Panduan Pelaksanaan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Tahun 2016.

(5) Sekolah Penyelenggara Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016 harus sudah menyelesaikan dan menyerahkan(a) Laporan pelaksanaan kegiatan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah kegiatan

pendampingan berakhir.(b)Laporan penggunaan dana selambat-lambatnya tanggal 14 Januari 2017.

BAB VIS A N K S IPasal 14

(1) PIHAK PERTAMA akan menyampaikan teguran, baik secara lisan maupun tertulis kepada PIHAK KEDUA apabila berdasarkan evaluasi terbukti telah melakukan kekeliruan/kelalaian, baik dalam melaksanakan Pendampingan ImplementasiKurikulum 2013 maupun pengelolaan keuangan yang dinilai merugikan negara.

(2) PIHAK PERTAMA memberikan sanksi apabila PIHAK KEDUA tidak mengindahkan teguran yang disampaikan oleh PIHAK PERTAMA.

BAB VIILAIN – LAIN

Pasal 15(1) Surat Perjanjian Penyelenggaraan dan Penggunaan dana bantuan/Bantuan Pemerintah Pendampingan

Implementasi Kurikulum 2013 ini dibuat rangkap 3 (tiga), masing-masing untuk PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

(2) Surat perjanjian ini sah setelah ditandatangani oleh KEDUA BELAH PIHAK serta ditempel materai Rp 6.000 dan stempel instansi masing-masing.

(3) Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan diatur lebih lanjut dalam surat perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

BAB VIIIP E N U T U P

Pasal 15Surat perjanjian penyelenggaraan dan penggunaan dana Bantuan Pemerintah dalam rangka Pelaksanaan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016 ini merupakan jaminan bagi kepentingan KEDUA BELAH PIHAK yang menandatangani perjanjian ini.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

__________________ ................... NIP. NIP. .....

51

SURAT PERJANJIAN MENGACU PADA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor: 168/PMK.05/2015

Lampiran4: Contoh Kuitansi Dana Bantuan Pemerintah Pendampingan Implementasi Kurikulum2013

KUITANSI

Nama Sekolah : SMP....................................

Alamat : ........................ No. Telp: .........

NPSN: .........

Kabupaten/Kota : .........................

Nama Pemegang Rekening : .........................

Mempunyai Rekening pada : .........................

Alamat Bank : .........................

Dengan Nomor Rekening : .........................

Yang Berhak Melakukan

Penarikan Dana : 1. ..................... Kepala SMP ..............

2. ..................... Bendahara SMP.....

Sudah terima dari : ............................................

Banyaknya Uang :

Untuk Pembayaran : Bantuan Dana Bantuan Pemerintah Dalam Rangka Pelaksanaan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum2013 Tahun 2016

JUMLAH Rp. :

Setuju dibayar,Pejabat Pembuat komitmen...............................................

.......................................NIP.

Lunas dibayar Tgl.Bendahara ...................

.............................................

...........,............. 2016Penerima Bantuan PemerintahKepala SMP..................

TTD - StempelMaterai Rp. 6000,0

...........................

52

=== DUA RATUS TIGA PULUH DELAPAN JUTA RUPIAH ===

Lampiran5: Contoh Kerangka Laporan Penggunaan Dana Bantuan PemerintahPendampingan Implementasi Kurikulum 2013

SMP ...................Jln......................Telp...................Kab./Kota...........Provinsi............

53

CONTOH

Laporan Penggunaan Dana Bantuan PemerintahPendampingan Implementasi Kurikulum 2013

Tahun 2016

KERANGKA LAPORANDANA BANTUAN PEMERINTAH

PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUANBerisi penjelasan tentang: Latar Belakang, Tujuan dan Hasil yang diharapkan (dapat menyalin dari BAB I - Panduan).

BAB II PROGRAM DAN REALISASI KEGIATANBerisi penjelasan tentang keterlaksanaan SETIAP KEGIATAN yang tercantum dalam RAB (Lampiran 2, Rencana Kerja dan Pembiayaan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013) khusus untuk kegiatan yang dibiayai Bantuan Pemerintah. Substansi BAB II meliputi:a. Tujuan dan sasaran setiap kegiatanb. Hasil yang telah dicapaic. Permasalahan, Kendala dan Upaya pemecahan permasalahan yang telah

dilaksanakan (termasuk bila terjadi keterlambatan atau kondisi kritis/mengganggu keberlangsungan program secara menyeluruh)

BAB III PERKEMBANGAN PENGGUNAAN KEUANGANBerisi tentang penjelasan singkat tentang:a. Jumlah dan presentase penggunaan dana dan kesesuaian dengan rencana

penyerapan dana.b. Pengalihan peruntukan dana (harus melalui persetujuan Direktorat Pembinaan

SMP)

LAMPIRAN:1. Format A-Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 20132. Format B- Laporan Penggunaan Dana BantahPendampingan Pelaksanaan Kurikulum 20133. Format C- Contoh Kuitansi dan Faktur Pembelian Barang

54

Format ALAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

SMP....................

No Jenis dan Indokator Kegiatan

SasaranRealisasi

PelaksanaanKegiatanJadwal

Keg. *) Uraian Kegiatan

Sasaran Pelaksanaan Ket

Vol Sat Vol Sat (Tgl/Bln/Thn)

MenyetujuiKepala SMP ………………….

Bendahara Penerima,SMP.......................

TTD-Stempel – Nama JelasNIP.

TTD-Stempel – Nama JelasNIP.

55 | © 2016, Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah

FORMAT BCONTOH FORMAT

LAPORAN KEUANGANBANTUAN PEMERINTAHPENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM2013

SMP ...........................

Penerimaan Pengeluaran

Tgl Uraian Jumlah

Tgl Uraian Jumlah

Rp. Rp.

15/7 Dana Bantuan Pemerintah

20/7 Toko ………. Pembelian ATK

CV………….. Penggandaan21/7 Penerimaan Pajak CV…… :  21/7 Setor Pajak CV………..

PPN (10 %) PPN

PPh Pasal 22 (1,5 %) PPh Pasal 2222/7 PPh Pasal 21 (15 %) – Honor

a.n (narasumber), dkk  22/7 Honor Narasumber a.n …..22/7 PPh Pasal 21 (15 %) – Honor

a.n (Fasilitator), dkk 22/7 Honor Fasilitator a.n ……….

Jumlah Penerimaan Jumlah Pengeluaran

JUMLAH JUMLAH

CATATAN:Dilampiri dengan foto copy seluruh bukti bukti pengeluaran

Menyetujui Kepala SMP …………………. Bendahara Penerima,

SMP ....................... TTD – Stempel

TTD – Stempel

Nama Jelas Nama Jelas NIP. NIP.

Format C

CONTOH BUKTI PENGELUARAN

Uraian Harga Satuan JumlahBanyaknya

FAKTUR

Sudah terima dari : SMP ………………... (Nama Sekolah Penerima Bantuan Sosial)

Banyaknya Uang :

Untuk Pembayaran :

………………… 2016

Jumlah Rp. ………………

……………………

=== ……………………………. rupiah ===

Pembelian ATK Kegiatan Bimtek Kurikulum 2013, sesuai faktur terlampir

2 | © 2016, Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah

Contoh Kwitansi & Faktur Pembelian

Barang

SUDAH TERIMA DARI : SMP ……………..(Nama Sekolah Penerima Bantuan Sosial)

BANYAKNYA UANG : Rp.

UNTUK PEMBAYARAN : Honorarium ………. Dalam Rangka ………………………….

Kab/Kota …………….

Honorarium

PPh ps 21 (15% )Diterimakan

TERBILANG :

Setuju dibayar Lunas dibayar tgl. …………………………(Tgl. Penyerahan Honor)

Kepala Sekolah Bendahara Pengeluaran,

……………...(Nama Bendahara)NIP. …………….. (NIP Bendahara)

………………... (Nama Kasek) Penerima HonorNIP. …………... (NIP Kasek)

KUITANSI

………………

=== …………………………. rupiah ===

Yang menerima uang

STEMPEL SEKOLAH

3 | © 2016, Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah

Lampiran 6. Contoh Pengisian Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) Bantuan PemerintahPendampingan Implementasi Kurikulum 2013

Lembar

untuk

……………………….. Nomor : ...............................................(2)WAJIB SETOR/BENDAHARA

PENERIMA

Tanggal : ...............................................(3)

A. 1. NPWP Wajib Setor/Bend.

2. Nama Bendahara : BENDAHARA PENGELUARAN DIT. PEMBINAAN SMA

3. Alamat : Jl. RS Fatmawati - Cipete

Jakarta Selatan

B. 1. Kementerian/Lembaga : KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2. Unit Organisasi Eselon I : DITJEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

3. Satuan Kerja : DIT. PEMBINAAN SMA

4. Fungsi/Subfungsi/Program :

PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH

5. Kegitan/Subkegiatan :

BANSOS PENDAMPINGAN BIMTEK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

6. Lokasi : INSTANSI PUSAT

C. MAP dan Uraian Penerimaan :

PENGEMBALIAN SISA BELANJA TAHUN 2015

D. Jumlah Setoran : Rp. 500,000.00

Dengan Huruf : ===== LIMA RATUS RIBU RUPIAH =====

E. Nomor :………………………………… Tanggal : ………………..

KPPN …………………………………

Untuk Keperluan : (17)

Medan, 25 Maret 2016Tanggal ............................................................................................ (25)

DRS. ROBERT SIMANGUNSONG Tanda Tangan ................................................................................... (26)

NIP. 130 000 000 Nama Terang ..................................................................................... (27)

:

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DITJEN PERBENDAHARAAN

KPPN

KE REKENING KAS NEGARA NOMOR : ............................................................................................................................. (4)

Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)

PERHATIAN

Diterima Oleh:

BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO

Apabila Pengembalian Sisa Dana dilakukan pada Tahun 2016

Surat Penagihan (SPN) Atau Surat Pemindahan Penagihan Piutang Negara (SP3N)

Pengembalian Dana Bansos Pendampingan Bimtek Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Anggaran 2015

1

0 2 3

0 3

4 1 9 5 1 4

1 0 0 2 0 3 0 6

5 6 2 7 0 5 2

0 1 9 9

Bacalah dahulu Petunjuk pengisian formulir SSPB pada halaman belakang lembar ini

4 2 3 9 5 7

6)

7)

8)

9)

10)

11)

12)

13)

14)

15)

16)

1)

17)

16)

18)

19)

0 0 6 6 7 0 6 5 7 0 1 6 0 0 0

20)

23)

22)21)

24)

4 | © 2016, Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah

Nomor

1

345678

910

12

13

14

151617181920

21 & 2223 & 24

25

26 & 27

2

PETUNJUK PENGISIAN SURAT SETORAN BUKAN PAJAK (SSBP)

Diisi dengan Kode KPPN (3) tiga digit dan uraian KPPN Penerima SetoranDiisi dengan nomor SSPB dengan metode penomoran Kode Satker Nomor(XXXXXXXXXX)

Uraian Isian

Catatan : - Diisi dengan huruf kapital atau diketik

Diisi dengan Nama dan Tanda Tangan Penerima di Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro serta Cap

Diisi Kode Kabupaten/Kota (2) digit Diisi Kode Lokasi Provinsi (2) digit

Diisi dengan tanggal diterimanya setoran tersebut oleh Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro

Diisi Nomor SPN dan SP3N, kalau ada Surat Penetapannya

Diisi sesuai dengan tempat dan tanggal dibuatnya SSBP

Diisi dengan Alamat Jelas Wajib Setor/Wajib BayarDiisi Kode diikuti dengan uraian Kementerian/Lembaga sesuai dengan yang tercantum pada pagu anggaranDiisi dengan Kode Unit Organisasi Eselon I dan UraianDiisi dengan Kode Satker (6) enam digit dan uraian SatkerDiisi dengan Kode Fungsi (2) dua digit, Kode Subfungsi (2) dua digit, dan

Diisi dengan Tanggal SSPB dibuat

Diisi NPWP Bendahara SatkerDiisi dengan Nama/Jabatan Wajib Setor/Wajib Bayar

Diisi dengan Kode Mata Anggaran Penerimaan (6) enam digit disertai dengan Uraian Penerimaan sesuai dengan format

Diisi dengan Jumlah Rupiah Setoran PenerimaanDiisi dengan Jumlah Rupiah yang dibayarkan dengan huruf

11Kode Program (4) empat digit

*Diisi (4) digit kode kegiatan apabila penyetoran untuk Satker Pengguna PNBP

Diisi Kode Rekening Kas Negara (KPPN bersangkutan ……diisi petugas Bank)

Diisi keperluan pembayaran

Diisi sesuai nama Wajib Setor, NIP, dan stempel Satker

Diisi Kode 3 (tiga) digit dan Nama KPPN Penerbit SPN dan Penerima SP3N

- Satu formulir SSBP hanya berlaku untuk setoran satu Mata Anggaran Penerimaan (MAP)

Diisi Tanggal SPN dan SP3N

*Diisi (4) digit kode Subkegiatan apabila penyetoran untuk Satker Pengguna PNBP

5 | © 2016, Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah