ELMET

12
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTROMETRI I. NOMOR PERCOBAAN : V II. NAMA PERCOBAAN : Analisis Konduktometri Air III. TUJUAN PERCOBAAN : Mempelajari penggunaan metode konduktometri untuk analisis air. Menentukan daya hantar berbagai air. IV. DASAR TEORI Titrasi konduktometri merupakan metode analisa kuantitatif yang didasarkan pada perbedaan harga konduktansi masing-masing ion. Dalam konduktometri diperlukan sel konduktometrinya, yaitu alat mengukur tahanan sel. Namun titrasi ini kurang bermanfaat untuk larutan dengan konsentrasi ionik yang terlalu tinggi. Perbedaan titrasi konduktometri dengan titrasi lainnya adalah bagaimana cara mengetahui titik ekivalen. Titik ekivalen titrasi konduktometri ini dapat diketahui dari daya hantar larutan yang kita ukur, jika daya hantar sudah konstan berarti titrasi sudah mencapai ekivalen. Titrasi ini juga tidak perlu menggunakan indikator. (Khopkar, 2008) Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan. Daya

Transcript of ELMET

LAPORAN PRAKTIKUMELEKTROMETRII. NOMOR PERCOBAAN: VII. NAMA PERCOBAAN: Analisis Konduktometri AirIII. TUJUAN PERCOBAAN: Mempelajari penggunaan metode konduktometri untuk analisis air. Menentukan daya hantar berbagai air.IV. DASAR TEORITitrasi konduktometri merupakan metode analisa kuantitatif yang didasarkan pada perbedaan harga konduktansi masing-masing ion. Dalam konduktometri diperlukan sel konduktometrinya, yaitu alat mengukur tahanan sel. Namun titrasi ini kurang bermanfaat untuk larutan dengan konsentrasi ionik yang terlalu tinggi. Perbedaan titrasi konduktometri dengan titrasi lainnya adalah bagaimana cara mengetahui titik ekivalen. Titik ekivalen titrasi konduktometri ini dapat diketahui dari daya hantar larutan yang kita ukur, jika daya hantar sudah konstan berarti titrasi sudah mencapai ekivalen. Titrasi ini juga tidak perlu menggunakan indikator. (Khopkar, 2008)Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan R, sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1. Bila arus listrik dialirkan ke dalam suatu larutan melalui dua elektroda, maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas bidang elektroda, maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas bidang elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l). Jadi,

Dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm-1cm-1. (Khopkar, 2008)Biasanya konduktometri merupakan prosedur titrasi, sedangkan konduktansi bukanlah prosedur titrasi. Metode konduktasi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktasi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen. Tetapan sel harus diketahui. Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear dengan konsentrasi. (Khopkar, 2008)Titrasi konduktometri sangat berguna bila hantaran sebelum dan sesudah reaksi cukup banyak berbeda. Metode ini kurang bermanfaat untuk larutan dengan konsentrasi ionik terlalu tinggi, misalkan titrasi Fe3+ dengan KMnO4, dimana perubahan hantaran sebelum dan sesudah titik ekivalen terlalu kecil dibandingkan besarnya konduktasi total. (Khopkar, 2008)Konduktivitas suatu larutan elektrolit, pada setiap temperatur hanya bergantung pada ion-ion yang ada, dan konsentrasi ion-ion tersebut. Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah. (Bassett, J. dkk., 1994)Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan, larutan ditaruh dalam sebuah sel yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat, misalnya suatu larutan kalium klorida standar. Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansinya diukur. (Bassett, J. dkk., 1994)Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas, maka harus dikalikan faktor 1000. nilai d/a=Smerupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebuttetapan sel. Metode konduktometri memiliki aplikasi yang jauh lebih terbatas ketimbang prosedur-prosedur visual, potensiometri ataupun amperometri. (Bassett, J. dkk., 1994)Sifat-sifat fisik dari suatu larutan ditentukan oleh perbandingan relatif atau konsentrasi dari berbagai komponen larutannya. Telah diberikan beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi. Misalnya telah dipelajari mengenai molaritas dan normalitas yang merupakan satuan konsentrasi yang berguna untuk memecahkan soal-soal stoikiometri dari reaksi yang terjadi dalam larutan. Dengan cara yang sama telah ditemukan bahwa beberapa satuan konsentrasi yang dipakai untuk pengungkapan sifat fisik dari larutan. (Bassett, J. dkk., 1994)Untuk elektrolit kuat, nilai batas dari konduktivitas molar, Ao, dapat ditentukan dengan meneruskan pengukuran sampai konsentrasi-konsentrasi rendah dan lalu mengekstrapolasi grafik antara konduktivitas terhadap konsentrasi, sampai ke konsentrasi nol. Untuk elektrolit lemah seperti asam asetat dan ammonia metode ini tidak dapat digunakan, karena disosiasinya adalah jauh dari sempurna pada konsentrasi terendah yang dapat diukur dengan baik (~10-14 M). Namun, konduktans batas ini bisa juga dihitung atas dasar hukum migrasi tak bergantung (independen) dari ion. (Svehla, 1990)Metode konduktometri dapat digunakan untuk reaksi titrasi jika perbedaan antar konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen. Tetapan sel harus diketahui, berarti sebelum dan sesudah penambahan reagen. Tetapan sel harus diketahui, berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linier lagi dengan konsentrasi. Titrasi konduktometri ini sangat berguna bila hantaran sebelum dan sesudah reaksi cukup banyak berbeda. Metode ini kurang bermanfaat untuk larutan dengan konsentrasi ionik terlalu tinggi, dimana titik ekivalen terlalu kecil dibandingkan dengan konduktivitas total. (David E. Goldberg, 2004)Penambahan suatu elektrolit kepada suatu larutan elektrolit pada kondisi-kondisi yang tak menghasilkan perubahan volume yang berarti. Daya hantar jenis C merupakan pengukuran dan kemampuan larutan berair untuk mengemban arus listrik. Kemampuan ini bergantung pada kehadiran ion, konsentrasi total, mobilitas, valensi, CO2, dan temperatur pada saat pengukuran. Molekul senyawa organik dalam larutan akan mengalirkan arus dengan lemah. (David E. Goldberg, 2004)

VII. DATA HASIL PENGAMATAN Larutan StandarNOLarutan KCLG (Siemens)

111

221

331

Larutan SampelNOLarutan SampelG (Siemens)

1Akuadest0,52

2Air Keran0,71

3Air Mineral0,96

Analisa :Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa air mineral memiliki nilai konduktor yang lebih besar dibandingkan dengan aquadest dan air keran. Hal ini dikarenakan air mineral banyak terdapat mineral-mineral sedangkan mineral seperti yang kita ketahui tersusun atas ion-ion jadi nilai konduktornya lebih besar.

VIII. PERHITUNGAN Diketahui : G = 0,001412 Siemens t = 25oC R KCl = = C.Cm-1 = (0,001412)(R KCl) = (0,001412) = (0,001412) = (0,001412) ( 1 +0 ) = (1) (1) = 1

IX. PEMBAHASANPada percobaan kali ini, praktikan melakukan percobaan mengenai analisa konduktometri air. Pada dasarnya praktikan harus mengetahui terlebih dahulu maksud dari konduktometri. Konduktometri salah satu metode analisa yang didasarkan pada daya hantar suatu larutan. Berdasarkan mampu atau tidaknya menghantarkan arus listrik, larutan dibagi menjadi dua jenis yakni larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik . Larutan elektrolit ini terbagi menjadi dua bagian yakni larutan elektrolit kuat yang dapat terionisasi sempurna didalam air, contohnya larutan kalium klorida dan yang kedua larutan elektrolit lemah yang terionisasi sebagian di dalam air. Contoh dari larutan elektrolit lemah seperti larutan asam asetat atau larutan yang memiliki derajat dissosiasi. Larutan nonelektrolit tidak memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik karena tidak dapat terionisasi didalam air, contohnya benzena.Disini alat yg digunakan untuk mengukur daya hantar tersebut dikenal dengan konduktometer. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya hatar listrik diantaranya kehadiran ion, jumlah ion, mobilitas dan ukuran ion. Daya hantar listrik akan berbanding lurus dengan kehadiran ion, jumlah ion serta mobilitas ion. Tetapi daya hantar listrik akan berbanding terbalik dengan ukuran ion.Pada percobaan ini, praktikan menggunakan tiga jenis air sebagai sampel diantaranya air aquades, air keran dan air mineral. Sebelum menggunakan konduktometer terlebih dahulu dikalibrasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat kesalahan alat dan memperbesar tingkat ketelitiannya. Untuk melakukan kalibrasi pada alat konduktometer ini digunakan larutan kalium klorida sebagai larutan standar. Hal ini dikarenakan larutan kalium klorida tersebut stabil dan juga disebabkan karena mobilitas atau pergerakan ion kalium dan klor nya sama. Setelah alat kondutometer tersebut selesai dikalibrasi, maka alat ini siap untuk digunakan dengan tingkat ketelitian yang relatif besar.

X. KESIMPULAN1. Larutan kalium klorida berfungsi sebagai larutan standar.2. Fungsi kalibrasi untuk meminimalisir kesalahan ketika penggunaan alat.3. Daya hantar air mineral paling besar karena pada air mineral terdapat banyak ion-ion yang membuat mobilitas ion besar sehingga daya hantar listriknya juga besar.4. Daya hantar aquades paling kecil karena air ini sudah dalam keadaan bebas mineral sehingga tidak ada lagi ion-ion yang terdapat pada aquades menyebabkan daya hantar listrik kecil.5. Analisa yang digunakan pada percobaan ini analisa kuantitatif. Hal ini dapat dilihat ketika praktikan menghitung besarnya daya hantar listrik pada sampel air.

Daftar Pustaka

Bassett, J. dkk., 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.Goldberg, David E. 2004. Kimia untuk Pemula. Jakarta : Erlangga.Khopkar. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press. Shevla. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.