EKSTRAKSI SENYAWA KURKUMINOID

8
EKSTRAKSI SENYAWA KURKUMINOID DARI KUNYIT (Curcuma Domestica) OLEH: KELOMPOK 2 Intan Ramadhani 1314051023 Ivana Regin S 1314051024 Venni Elsa 1314051049

description

ekstraksi kunyit dengan soxhlet

Transcript of EKSTRAKSI SENYAWA KURKUMINOID

EKSTRAKSI SENYAWA KURKUMINOIDDARI KUNYIT (Curcuma Domestica)

OLEH:

KELOMPOK 2

Intan Ramadhani 1314051023Ivana Regin S 1314051024Venni Elsa 1314051049

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG2015EKSTRAKSI SENYAWA KURKUMINOID DARI KUNYIT (curcuma longa linn)Kunyit mengandung 28% glukosa, 12% fruktosa, 8% protein, vitamin C dan mineral kandungan kalium dalam rimpang kunyit cukup tinggi (Rismunandar, 1998), 1,3-5,5% minyak atsiri yang terdiri 60% keton seskuiterpen, 25% zingiberina dan 25% kurkumin berserta turunannya. Keton Seskuiterpen yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah tumeron dan antumeron, sedangkan kurkumin dalam rimpang kunyit meliputi kurkumin (diferuloilmetana), dimetoksikurkumin (hidroksisinamoil feruloilmetan), dan bisdemetoksi-kurkumin (hidroksisinamoil metana) (Stahl, 1985). Klasifikasi Tanaman Kunyit (Fauziah, 2006):Divisio: SpermatophytaSub-diviso: AngiospermaeKelas: MonocotyledoneaeOrdo: ZingiberalesFamili: ZungiberaceaeGenus: CurcumaSpecies: Curcuma domestica Val.

Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat manfaat lainnya. Kandungan Zat, kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 %, Demetoksikurkumin : R1 =OCH3, R2 = H 1-5 % Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = H, sisanya minyak atsiri atau volatil oil (Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil), lemak 1-3%, karbohidrat 3%, protein 30%, pati 8%, vitamin C 45-55%, dan garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium) (Sharma R.A, A.J. Gescher, W.P. Steward, 2005). Kurkuminoid adalah kelompok senyawaan fenolik yang terkandung dalam rimpang tanaman famili zingikeraceae antara lain: Curcuma longa syn, Curcuma domestica (kunyit) dan Curcuma xanthorhoza (temulawak). Kurkuminoid bermanfaat untuk mencegah timbulnya infeksi berbagai penyakit. Kandungan utama dari kurkuminoid adalah kurkumin yang berwarna kuning. Kandungan kurkumin di dalam kunyit berkisar antara 3-4% (Singh, Wahajuddin* and Jain G. K., 2010).Kurkumin (C2H20O6) atau diferuloyl methane pertama kali diisolasi pada tahun 1815. Kemudian tahun 1910, kurkumin didapatkan berbentuk kristal dan bisa dilarutkan pada tahun 1913. Kurkumin tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam etanol dan aseton (Gmez-estaca J, 2010). Sifat-sifat kurkumin adalah sebagai berikut : Berat molekul : 368,37 (C = 68,47%: H = 5,47%: O = 26,06%), Warna : light yellow, Melting point : 183c, Larut dalam alkohol dan asam asetat glacial dan tidak larut dalam air. Kandungan utama dari kurkuminoid adalah kurkumin yang berwarna kuning jingga. Kandungan kurkumin di dalam kunyit berkisar 3-4% (Joe dkk., 2004; Eigner dan Schulz, 1999). Tiga varietas unggul kunyit memiliki kadar kurkumin cukup tinggi yaitu 8,7%.Salah satu cara pengambilan kurkumin dari rimpangnya adalah dengan cara ekstraksi.

Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan dan isolasi zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu untuk mengeluarkan komponen campuran dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika solute dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara distilasi/penguapan. Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor, seperti sifat dari bahan mentah tanaman dan daya penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak dari tanaman. Sifat dari bahan mentah tanaman merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam memperoleh metode ekstraksi.

Proses ekstraksi dimulai dari persiapan Bahan dengan cara kunyit mula-mula dipilih dan dibersihkan, kemudian dipotong kecil-kecil/tipis-tipis. Pada persiapan sampel ini kami yang kami lakukan yang pertama menyiapkan alat dan bahan. Kemudian kunyit dicuci sampai bersih, setelah itu kunyit dikupas untuk dipisahkan dengan kulitnya agar mempermudah kita untuk mendapatkan ekstrak kunyit, karena pada kunyit yang paling banyak mengandung kurkumin yaitu pada daging kunyit yang berwarna orange. Untuk mengupasnya menggunakan silet yang masih baru agar tidak terkontaminasi dengan pengotor, apabila silet yang sudah dipakai untuk memotong yang lain ditakutkan pada waktu kita memotong kunyit, kunyit akan terkontaminasi misalnya karat yang akan merusak struktur dari kurkumin. Selanjutnya setelah dipotong tipis-tipis dan kecil-kecil yang bertujuan untuk memperluas permukaan kunyit agar diperoleh ekstrak kunyit lebih banyak, dikeringkan di dalam oven pada suhu 70C agar kunyit tidak mengandung kadar air terlalu banyak. Setelah kering kunyit ditimbang dengan neraca analitik agar nilai yang diperoleh valid karena penimbangan yang kami lakukan merupakan uji kuantitatif. Diperoleh berat kunyit seberat 19,526 gram. Setelah ditimbang kunyit dimasukkan dalam timbel yang terbuat dari kertas saring untuk memisahkan ekstrak kunyit dengan ampasnya pada waktu ekstraksi, ekstraksi yang kami gunakan merupakan ekstraksi soxhlet. Menggunakan metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan ekstrak yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas. Kemudian labu alas bulat pada ekstraktor soxhlet diisi dengan etanol 96% sampai 2/3 volume labu, etanol 96% digunakan sebagi pelarut kunyit karena sifat dari ektraknya merupakan nonpolar sedangkan etanol sifatnya semi polar seperti pada pernyataan like of dislike dimana larutan yang nonpolar dapat dilarutkan dengan pelarut nonpolar begitu juga sebaliknya. Untuk metode ekstraksi soxhlet ini kita harus pintar-pintar memilih pelarut, yang harus kita perhatikan diantaranya masalah titik didihnya, apabila titik didih pelarut besar maka akan dibutuhkan waktu yang lama untuk mengekstrak suatu larutan. Pada etanol 96% ini titik didihnya sekitar 75oC, maka pada waktu dilakukan ekstraksi pemanasannya harus diantara 75oC atau mendekati suhu tersebut. Sedangkan titik didih kurkumin sekitar 70oC. Pada labu alas bulat juga dimasukkan batu didih bertujuan untuk meratakan pemanasan dan agar pelarut lebih cepat panas dan merata dalam pemanasan. Kemudian rangkaian soxhlet dirangkai. Setelah itu, larutan dipanaskan dengan suhu 70oC agar kurkumin yang kita hasilkan tidak rusak strukturnya dan agar diperoleh lebih cepat pada waktu pemanasan, hubungannya dengan pemanasan cepat karena pelarut yang digunakan etanol dengan titik didih sekitar 70-75oC. Ekstraksi soxhlet ini dilakukan sampai 8 sirkulasi untuk mendapatkan ekstrak yang pekat lebih dari 8 sirkulasi tidak apa-apa asalkan ekstrak sudah pekat dengan perubahan warna menjadi pucat (dari orange menjadi agak coklat). Hasil dari ekstraksi merupakan senyawa kurkuminoid.

Dimana O pada etanol menyerang H alfa pada kurkumin yang terletak antara gugus keton. Unsur C yang ditinggal H menjadi karbanion, karbanion itu memberikan muatannya kepada ikatan yang ada disampingnya sehingga ikatan rangkap pada O memberikan ikatannya pada O sehingga muatan O menjadi negative. Selanjutnya unsur O yang karbanion tersebut menyerang H pada etanol yang kelebihan H (karbokation), sehingga O yang karbanion tadi mengikat H menjadi OH. Unsur H pada OH yang dihasilkan tadi menjadi tarik menarik antara O yang ada disebelahnya, sehingga namanya enol-.sedangkan keto- merupakan struktur awal dari kurkumin yang mana kurkumin itu mengandung gugus keton.

Setelah dilakukan proses ekstraksi, maka didapat senyawa aktif kurkuminoid beserta pelarutnya. Dilakukan penguapan pada ekstrak dengan rotary evaporator agar pelarut yang ada pada ekstrak dapat diuapkan, sehingga akan diperoleh ekstrak kurkuminoid. Prinsip kerja dari rotary sendiri yaitu penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu di bawah titik didihnya. Rotary Evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut dibawah titik didih sehingga zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang tinggi. Apabila pelarut sudah tidak ada, langkah selanjutnya ekstrak yang diperoleh dimasukkan dalam wadah dan dimasukkan dalam desikator yang bertujuan untuk menyerap sisa air yang ada pada ekstrak, ditunggu sampai ekstrak pekat 1 hari.

Asghari G.A. Mostajeran and M. Shebli, 2009,Curcuminoid and essential oil components of turmeric at different stages of growth cultivated in,School of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, Isfahan University of Medical Sciences, Isfahan, IR.Iran.Brian. 1993.Vogel Text Book Of Practical Organic Chemistry 5thEdition.London: Longman Group VRBrown, H.K. 1995.Organic Chemistry. Saunder College Publishing. Philadelphia, New YorkDevy, N.U. 2011.Ekstraksi(Online), (http://www.majarimagazine.com, diakses 6 April 2011)Ennie. 2010.Rotary Evaporator, (http://blogkita.info/rotary-evaporator, diakses19 April 2011)Khamdinal. 2009.Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka PelajarMulyono. 2008.Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.Rahayu, Hertik DI. 2010.Pengaruh Pelarut yang Digunakan Terhadap Optimasi Ekstraksi Kurkumin Pada Kunyit (Curcuma domestica Vahl.)Rohman, Abdul dan Ibnu Gholib G. 2006.Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka PelajarTrully, M.S.P dan Kris H.T. 2006.Pengaruh Penambahan Asam Terhadap Aktivitas Antioksidan Kurkumin. BSS_194_1Wahyuni, dkk. 2004.Ekstraksi Kurkumin dari Kunyit. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses 2004 ISSN : 1411-4216