Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

23
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA EKSPLORASI BAHAN AKTIF MIKROALGA LAUT Nannochloropsis oculata SEBAGAI ANTIBAKTERI (PENGHAMBAT) Vibrio alginolyticus BIDANG KEGIATAN : PKM Penelitian Di usulkan Oleh : Diana Meritasari 060710148P (Ketua) Riyadhul Jannah 060710128P (Anggota) Dina Irshalina 060710388P (Anggota) Sathiul Innayah 140911076 (Anggota) UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2010

Transcript of Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

Page 1: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

EKSPLORASI BAHAN AKTIF MIKROALGA LAUT

Nannochloropsis oculata SEBAGAI ANTIBAKTERI (PENGHAMBAT)

Vibrio alginolyticus

BIDANG KEGIATAN : PKM Penelitian

Di usulkan Oleh : Diana Meritasari 060710148P (Ketua) Riyadhul Jannah 060710128P (Anggota) Dina Irshalina 060710388P (Anggota) Sathiul Innayah 140911076 (Anggota)

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2010

Page 2: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

HALAMAN PENGESAHAN

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : EKSPLORASI BAHAN AKTIF MIKROALGA

LAUT Nannochloropsis oculata SEBAGAI

ANTIBAKTERI (PENGHAMBAT) Vibrio

alginolyticus

2. Bidang Kegiatan : (√) PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKM-T ( ) PKM-M 3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA (√) Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan 4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Diana Meritasari b. NIM : 060710148P c. Jurusan : S-1 Budidaya Perairan d. Universitas/Institut/Politeknik : Airlangga Surabaya e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jln. Kapas Madya VI/12 -

085655797863 f. Alamat email : [email protected]

5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 Orang 6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : A. Shofy Mubarak., S.Pi., M.si b. NIP : 19731101 200112 1 002 c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :Perum Sidoarjo / 081332194973

7. Biaya Kegiatan Total : Rp 8.100.000,- a. Dikti : Rp 8.100.000,- b. Sumber lain : -

8. Jangka Waktu Pelaksanaan :4 bulan Surabaya, 8 Oktober 2010

Menyetujui

Wakil Dekan I Ketua Pelaksana Kegiatan

(Moch Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph. D) ( Diana Meritasari )

NIP. 19700116 199503 1 002 NIM. 060710148 P

Wakil Rektor Direktur Kemahasiswaan Dosen Pendamping

(Prof. Dr. Imam Mustofa,drh., M. Kes) (A. Shofy Mubarak., S.Pi., M.si)

NIP. 19600427 198701 1 001 NIP. 19731101 200112 1 002

Page 3: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

A. JUDUL PROGRAM

EKSPLORASI BAHAN AKTIF MIKROALGA LAUT Nannochloropsis

oculata SEBAGAI ANTIBAKTERI (PENGHAMBAT) Vibrio alginolyticus

B. LATAR BELAKANG

Dua pertiga luas wilayah Indonesia terdiri dari lautan didalamnya

terdapat bermacam – macam makhluk hidup baik berupa tumbuhan maupun

hewan. Salah satu makhluk hidup yang rumbuh dan berkembang di periran

laut adalah alga laut. Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok

tumbuhan yang berklorofil terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk

koloni. Di dalam alga terkandung bahan – bahan organik seperti hormon,

vitamin, mineral, poliskarida dan senyawa bioaktif. Sejauh ini pemanfaatan

alga sebgai komoditas perdagangan atau bahan baku industry masih

relatifkecil dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di

Indonesia. Padahal komponen kimiawi yang terdapat dalam alga negative

bermanfaat bagi bahan baku industry makanan, kosmetik, farmasi dan lain-

lain (Putra, 2007)

Alga merupakan bagian dari kelompok tanaman yang mewakili

kisaran yang luas dalam ukuran dan klasifiukasi dari tanaman mikroskopis

satu sel (yang berdiameter hanya beberapa mikrometer) sampaai tanman

makroskopis tingkat tinggi. Dengan demikian, alga dpata dikatakan

mempunyai kisaran dalam ukuran sangat luas. Batang dari alga disebut

thallus karena tidak dapat dipisahkan secra sempurna antara akar, batang dan

daun. Semua jenis alga yang mampu melakukan fotosintesis mempunyai

chlorofil-a yang biasa terdapat pada kloroplast (Herawati & Kusriani, 2006).

Berbagai jenis alga seperti Griffithsia, Ulva, Enteromorpha,

Gracilaria dan Euchema telah dikenal luas sebagai sumber potensial

karagenan yang dibutuhkan oleh industri gel. Begitupun Sargasssum,

Chlorella, Nannochloropsis yang telah dimanfaatkan sebagai adsorden

logam berat, Osmudaria, Hypnea dan Gelidium sebagai sumber senyawa

bioaktif, Laminariales dan Sargassummuticum yang mengandung senyawa

Page 4: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

alginate yang berguna dalam industri farmasi. Pemanfaatan berbagai jenis

alga lain adalah sebagai biometanol dan biodiesel ataupun pupuk organk

(Putra, 2007).

Penelitian penanggulangan penyakit Vibrio alginolyticus masih

terbatas pada pemakaian bahanbahankimia seperti formalin, malachite green

serta beberapa jenis antibiotik seperti chloramfenicol (Brown,1998 dalam

Suryati et al, 1998).

Penggunaan antibiotik tersebut belum diperoleh hasil yang

memuaskan karena pada umumnya bahan-bahan tersebut tidak selektif

sehingga dikhawatirkan akan menurunkan mutu lingkungan dan bersifat

resisten (Suryati et al, 1998).Pemanfaatan sumber bahan aktif dari algabelum

banyak dilakukan berdasarkan proses biosintesisnya, alga laut kaya akan

senyawa turunan dari oksidasi asam lemak yang disebut oxylipin, melalui

senyawa ini berbagai jenis senyawa metabolit sekunder diproduksi. Metabolit

sekunder secara umum digunakan sebagai antibakteri. Dalam hal ini

antibakteri untuk penyakit vibriosis yang disebabkan oleh penyakit vibrio sp.

yang sering menyerang pada ikan, udang dan berbagai komoditas lainnya

tetapi secara umum yang sering diserang adalah ikan dan udang. Ada

beberapa metabolit sekunder yang sering ditemukan untuk antibakteri yaitu

terpenoid, flavonoid, alkaloid (Chasanah, 2007). Kandunagn zat aktif tersebut

dalam nanaklorosifd.

Di Indonesia penyakit Vibriosis yang disebabkan oleh bakteri Vibrio

sp. saat ini telah dikenal sekitar 20 jenis yang menyerang berbagai komoditas

perikanan seperti ikan, molusca, crustacea, Kepiting, Lobster dan berbagai

jenis udang. Untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh bakteri ini

perlu diketahuinya senyawa aktif yang terdapat dalam Nannochloropsis

oculata yang dapat menghambat penyakit Vibriosis yang disebabkan oleh

Vibrio alginolyticus sehingga nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan

antibakteri yang ramah lingkungan (Prajitno, 2007).

Page 5: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

C. PERUMUSAN MASALAH

Vibrio alginolyticus merupakan bakteri gram negatif yang

menyebabkan penyakit Vibriosis. Upaya penggunaan antibiotik dapat

menimbulkan masalah baru dalam pencemaran liungkungan dan akumulasi

antibiotic bagi organisme perairan..

Penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana mendapatkan senyawa aktif metabolik Nannochloropsis

oculata?

2. Apakah bahan aktif Nannochloropsis oculata hasil isolasi dapat

digunakan sebagai anti bakteri Vibrio alginolyticus?

D. TUJUAN

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengiidentifikasi bahan aktif Nannochloropsis oculata sebagai

antibakteri terhadap Vibrio alginolyticus.

2. Untuk mengetahui efektifitas bahan aktif Nannochloropsis oculata sebagai

antibakteri terhadap Vibrio alginolyticus.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah mendapatkan isolat

bahan aktif dari Nannochloopsis oculata sebagai senyawa antibakteri

terhadap Vibrio alginolyticus dan mengetahui bahan aktif Nannochloropsis

oculata sesuai sebagai anti bakteri Vibrio alginolyticus dalam waktu yang

cukup singkat serta mengetahui dosis yang tepat.

F. KEGUNAAN PROGRAM

Penelitian ini menjelaskan manfaat Nannochloropsis oculata sebagai

antibakteri dan dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi peneliti lain

yang akan melakukan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan

Nannochloropsis oculata. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan

Page 6: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

sebagai referensi bagi pembudidaya untuk antibakteri pada ikan atau

organisme lain yang terserang penyakit vibriosis yang disebabkan oleh

bakteri Vibrio alginolyticus.

G. TINJAUAN PUSTAKA

a. Nannochloropsis oculata

Adehong dan Kevin Fitz Simon (2001) dalam Tjahjo dkk. (2002)

mengklasifikasikan Nannochloropsis oculata Sebagai berikut :

Kingdom : Protista

Super Divisi : Eukaryotes

Divisi : Chromophyta

Kelas : Eustigmatophyceae

Genus : Nannochoropsis

Spesies : Nannochloropsis oculata

Nannochloropsis oculata Merupakan fitoplankton berukuran 2-4

µm, berwarna hijau dan memiliki 2 flagel (heterokontous) yang salah satu

flagel berambut tipis (Lohmann, 1909 and Sieburt et al., 1978 dalam

Tomas, 1993; wikipediaus, 201 dalam Tjahjo dkk., 2002).

Nannochloropsis oculata Memiliki kloroplas dan nukleus yang dilapisi

membran, kloroplas ini memiliki stigma (bintik mata) yang sensitif

terhadap cahaya, selain itu Nannochloropsis oculata termasuk jenis alga

yang dapat berfotosintesis karena memiliki klorofil C, dan yang paling

khas dari organisme ini adalah memiliki dinding sel yang terbuat dari

komponen selulosa (Sleigh, 1989; Williams, 1991 dalam Tjahjo dkk.,

2002). Morfologi Nannochloropsis oculata dapat dilihat gambar 1.

Page 7: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

Gambar 1. Nannochloropsis oculata

b. sifat dan ekologi dan fisiologi

Nannochloropsis oculata bersifat kosmopolit, yaitu dapat tumbuh

dimana-mana kecuali pada tempat yang sangat kritis bagi kehidupannya

seperti di gurun pasir dan salju abadi. Salinitas optimum untuk

pertumbuhannya 20-25 promil, tetapi dapat tumbuh dalam salinitas 0-35

promil. Suhu 25-300C merupakan kisaran suhu yang optimal untuk

pertumbuhannya (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Hasil penelitian

yang dilakukan Setiawan dkk. (2004) terhadap Nannochloropsis oculata

yang dikultur pada berbagai tempat menunjukkan bahwa Nannochloropsis

oculata dapat tumbuh di berbagai lokasi seperti cool room, warm room,

under the roof, dan yang terkena sinar matahari langsung (direct sun

light). pH optimal untuk pertumbuhannya bervariasi antara 7,4-9,5, tetapi

ada beberapa spesies yang oleran terhadap kisaran pH dan salinitas yang

tinggi, asalkan unsur hara yang diperlukan tersedia (Fulks and Main, 1991

dalam Setyawati dkk., 2004).

c. Kegunaan Nannochloropsis oculata

Nannochloropsis oculata lebih dikenal dengan nama Chlorella

laut, dalam pembenihan mempunyai tiga peranan yaitu digunakan sebagai

pakan pada klutur rotifer, untuk pengkayaan rotifer, dan untuk

menghasilkan efek “green water” pada pemeliharaan larva (Lubzens et al.,

Page 8: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

1995 dalam Cheng – Wu et al., 2001). Nannochloropsis oculata dapat

digunakan sebagai pakan rotifer, karena ukuran tubuhnya sesuai dengan

bukaan mulut rotifer, mempunyai kandungan vitamin B12 dan

eicosapentaenoicacid (EPA) sebesar 30,5% dan total kandungan ω3 HUFA

sebesar 42,7 %. Vitamin B12 sangat pentung untuk populasi rotifer dan

EPA penting untuk nilai nutrisi rotifer untuk pakan larva dan juvenil ikan

laut (Fulks and Main, 1991 dalam Tjahjo dkk.,2002). Hasil analisis

proksimat kandungan nutrient Nannochloropsis oculata menurut www.

Microalgae. com (2004) dapat dilihat pada Lampiran 3.

d. Kultur Nannochloropsis oculata

Kultur Nannochloropsis oculata dimulai dari kegiatan isolasi

kemudian dikembangkan sedikit demi sedikit secara bertingkat. Media

kultur yang dikembangkan mula-mula hanya beberapa mililiter, kemudian

secara bertahap meningkat ke volume yang lebuh besar hingga mencapai

skalamassal. Kultur fitiplankton hingga volume 3 liter masih dilakukan di

dalam laboratorium sehingga sering disebut dengan kultur skala

laboratorium. Selanjutnya dilakukan kultur semi outdoor yang dapat

mencapai volume 60-100 liter. Kultur outdoor merupakan tahapan kultur

selanjutnya yang dimulai dari volume 1 ton hingga lebih dari 20 ton,

tergantung besar kecilnya skala pembenihan. Prinsip kultur fitoplankton

yang menggunakan proses bertingkat dari volume kecil ke volume yang

lebih besar disebut dengan kultur bertingkat seperti terlihat pada gambar 2

(Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995).

Page 9: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

Gambar 2. Skema kultur Nannochloropsis oculata secara bertingkat

Achmad (1993) mengatakan, keberhasilan budidaya

Nannochloropsis oculata. sangat ditentukan oleh kemurnian, kepadatan

awal, pupuk, kualitas air, intensitas cahaya, suhu, pH, dan salinitas serta

sanitasi dan higienis. Kemurnian Nannochloropsis oculata. ditentukan

oleh penanganan yang bersih, penggunaan peralatan yang steril serta

kultur dengan dosis pupuk yang tepat sehingga dapat digunakan sebagai

bibt dalam kultur skala besar yang meruoakan makanan bagi rotifer dan

ikan budidaya.

Isolat pada media agar-agar/ cair

Kultur pada tabung reaksi ± 10 ml

Kultur pada erlenmeyer 50-100 ml

Kultur pada erlemenyer 100-500 ml

Pemeliharaan biakan murni

Kultur pada erlenmeyer 50-100 ml

Kultur pada erlenmeyer 100-500 ml

Gallon/ stoples volume ±3 lt

Gallon/ stoples Volume ± 3 lt

Kultur volume 60-100 lt

Kultur volume 60-100 lt

Kultur Volume ≥ 1 ton

Kultur volume ≥ 1 ton

Kultur Intermediate

Kultur Laboratorium

Kultur Massal

Page 10: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan suatu jenis

fitoplankton dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal yang berpengaruh terhadap sifat-sifat

pertumbuhan fitoplankton adalah faktor genetik (Isnansetyo dan

Kurniastuty, 1995). Faktor eksternal berkaitan dengan kertersedian unsur

hara amkro dan mikro serta kondisi lingkungan. Faktor-faktor lingkungan

yang berpengaruh terhadappertumbuhan fitoplankton antara lain cahaya,

salinitas, suhu, kandungan O2, kandungan CO2 dalam air, dan pH air (Taw,

1990). Yamasaki and Hirata (1995) menyatakan diperkirakan beberapa

macam sumber carbon dapat disuplay untuk memperoleh kepadatan

Nannochloropsis oculata yang tinggi dibawah intensitas cahaya yang

kuat. Rocha et al. (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Nannochloropsis oculata dapat ditingkatkan dengan periode penyinaran

yang lebih lama, mengkontrol pH, dan pemasukkan urea sebagai tambahan

sumber nitrogen.

Pertumbuhan fitoplankton dalam kultur secara visual dapat

ditandai dengan adanya perubahan warna air dari awalnya bening menjadi

berwarna (hijau muda kemudian menjadi hijau tua dan seterusnya),

perubahan ini disertai dengan menurunya tranparasi. Kejadian tersebut

merupakan indikasi meningkatnya ukuran sel dan bertambahnya jumlah

sel yang secara langsung akan berpengaruh terhadap kepadatan plankton

(PT. Central Pertimi Bahari, 2003).

Cahyaning dkk. (2003) menyatakan, selama masa inkubasi

Nannochloropsis oculata mengalami proses pertumbuhan yang terbagi

menjadi 4 fase. Empat fase dalam pertumbuhan Nannochloropsis oculata

adalah :

1. Fase lag (Istirahat)

Fase dimana populasi tidak mengalami oerubahan, tetapi ukuran sel

meningkat. Fotosintesis masih aktif berlangsung dan organisme

mengalami metabolisme tetapi belum terjadi pembelahan sel sehingga

kepadatannya belum meningkat.

Page 11: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

2. Fase Logaritmik (Pertumbuhan Eksponensial)

Fase yang diawali dengan pembelahan sel dengan laju pertumbuhan

yang terus menerus, pertumbuhan pada fase ini mencapai maksimal.

3. Fase Stasioner (Pertumbuhan Stabil)

Fase dengan pertumbuhan yang dimulai mengalami penurunan

dibandingkan fase logaritmik. Laju reproduksi sama dengan laku

kematian dalam arti penambahan dan pengaurangan plankton relatif

sama sehingga kepadatan plankton cenderung tetap.

4. Fase Kematian

Fase dimana terjadi penurunan jumlah atau kepadatan plankton, pada

fase ini laju kemtian lebih cepat dibandingkan laju reproduksi. Laju

kematian plankton dipengaruhi oleh ketersedian nutrien, cahaya,

temperatur, dan umur plankton itu sendiri.

Martosudarmo (1990) dalam Antono (1994) menyatakan, faktor-

faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan Nannochloropsis

oculata adalah sebagai berikut :

1. Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya merupakan faktor abiotik utama yang sangat

berpengaruh bagi pertumbuhan alga. Pertumbuhan fitoplankton sangat

tergantung pada intensitas cahaya, panjang gelombang dan lamanya

penyinaran. Ruang untuk kultur intensitas cahayanya berkisar antara

500 sampai dengan 1000 lux.

2. pH

Nannochloropsis oculata dapat hidup pada pH 7,5-8,5. pH yang tidak

sesuai dengan habitatnya akan mengganggu pertumbuhan plankton

tersebut.

3. Salinitas

Salinitas merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

kehidupan di air, terutama dalam mempertahankan keseimbangan

osmotik antara protoplasma organisme dengan media air lingkungan.

Page 12: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

Salinitas optimum untuk pertumbuhan Nannochloropsis oculata

berkiasar antara 20-25 promil.

4. Kandungan Karbondioksida (CO2)

Karbondioksida merupakan gas yang terpenting bagi fitiplankton.

Tanpa CO2, proses fotosintesis tidak dapat terjadi, sehingga

fitiplankton tidak dapat tumbuh dan berkembang pesat. CO2 yang

berlebihan akan mengakibatkan pH menurun dari batas optimum.

5. Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat

metabolisme suatu organisme. Suhu rendah (19-200C) diteapkan

sebagai suhu optimum dalam ruangan kultur penyediaan bibit alga.

6. Nutrien

Makro nutrien dan mikro nutrien merupakan nutrien penting yang

sangat dibutuhkan fitoplanktn untuk tumbuh. Unsur mokro yang

dibutuhkan diantaranya K, N, S, P, Na, Si, Ca, dan NH4, sedangkan

unsuk mikro yang dibutuhkan meliputi Fe, Zn, Mn, Cu, Mg, Mo, dan

Co. Setiap unsur hara mempunyai fungsi-fungsi khusus yang tercermin

pada pertumbuhan dan kepadatan yang dicapai. Unsur N, P, dan S

penting untuk pembentukan protein dan K berfungsi dalam

metabolisme karbohidrat. Fe dan Na berperan untuk pembentukan

klorofil, sedangkan Si dan Ca merupakan bahan untuk pembentukan

dinding sel atau cangkang. Vitamin B12 banyak digunakan untuk

memacu pertumbuhan melalui rangsangan fotosintetik.

e. Vibrio alginolyticus

Bakteri Vibrio alginolyticus adalah salah satu jenis bakteri vibrio

penyebab penyakit vibriosi yang cukup merugikan. Menutut Bergey’s

Manual of Bacteriology (Buchanan and Gibbons, 1974) bakteri Vibrio

alginolyticus diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Page 13: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

Class : Gammaprotobacteria

Ordo : Vibrionales

Family : Vibrionaceae

Genus : Vibrio

Species : Vibrio alginolyticus

Gambar 3. Vibrio alginolyticus

Bakteri Vibrio alginolyticus sering di isoloasi langsung dari darah,

kemudian dilakukan inokulsi pada media Thiosulfat citrate bile agar

(TCBA), Tryptoni Soya Agar (TSA) yang disiapkan dengan air laut atau

agar air laut. Masa inkubasi 2 – 7 hari dengan suhu 15 – 25 °C (Austin

and Austin, 1978). Selanjutnaya menurut Kamiso (1996) bakteri Vibrio

alginolyticus juga dapat di isolasi dengan media Brain Heart Infution

Agar (PHIA) yang ditambahkan NACl antara 0,5 – 3,5 % dan di inkubasi

pada sushu kamar 18 – 30 °C dalam waktu 24 – 48 jam. Bakteri Vibrio

alginolyticus akan tumbuh dengan baik membentuk kolono bulat, tepi

rata, konvek dan berwarna krem sampai cokelat muda.

Bakteri Vibrio alginolyticus memepunyai ciri – ciri antara lain

berbentuk batang pendek, bersifat gram negatif, bergerak dengan

flagellum polar, tidak berspora, tidak berkapsul, bersifat facultatif

anaerob dan berkembnag biak dengan pembelahn binar. Bakteri ini bila

ditumbuhkan pada media TCBS akan memebentuk koloni padat

menyebar rata (swarning). Selain itu bakteri ini juga mampu melakukan

fermentasi, meruduksi nitrat dan dapat tumbuh pada suhu 37°C serta

Page 14: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

pada salinitas diatas 7 %. Bakteri ini juga memproduksi katalase,

oksidase, indole, H2S, Lysin dekarboxylase, ornithine dekarboxylase dan

phenilalanini deaminase. Selain itu juga mendegradasi chitin, gelatin,

lipid, urea dan zat tepung. Produksi asam diperoleh dari maltose,

mannitol, mannose, salicin dan sucrose (Austin and Austin, 1978;

istiqomah, dkk, 2001).

Pengendalian suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri salah

satunya adalah dengan pengobatan. Sebelum suatu obat digunakan,

terlebih dahulu harus ditentukan potensinya terhadap bakteri tersebut

(Bailey and scott, 1994). Pemeriksaan uji kepekaan bakteri terhadap zat

bakteri disebut uji sensitivitas yaitu dengan menggunakan metode

pengenceran (dilution methods). Zat antibakteri adalah suatu zat yang

dapat mengahmbat pertumbuhan atau membunuh bakteri. Zata

antibakteri apabila berfungsi mengahambat pertumbuhan bakteri disebut

bakteriostatik dan memebunuh bakteri disebut bakterisidal (pelzcar dan

chan, 1988).

H. METODE PELAKSANAAN

Materi pada penelitian ini meliputi ekstraksi Nannochloropsis oculata

yang kemudian dilanjutkan dengan uji KLT (Kromatografi Lapis Tipis) untuk

mengidentifikasi bahan aktif Nannochloropsis oculata, kemudian dilakukan

uji efektifitas bahan aktif Nannochloropsis oculata terhadap bakteri Vibrio

alginolyticus.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan metode eksperimen yaitu dengan melakukan ekstraksi

Nannochloropsis oculata kemudian dilanjutkan dengan uji KLT

(Kromatografi Lapis Tipis) untuk mengidentifikasi bahan aktif

Nannochloropsis oculata, serta dilanjutkan dengan uji efektifitas bahan aktif

Nannochloropsis oculata terhadap bakteri Vibrio alginolyticus. Metode

eksperimen merupakan metode yang dilakukan dengan mengadakan

manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Nazir, 2006).

Page 15: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)

dimana setiap perlakuan sepenuhnya dilakukan secara acak pada unit-unti

eksperimen dimana pengaturan perlakuan dilakukan langsung terhadap

individu yang diteliti. Rumus dari metode RAL adalah sebagai berikut :

Y = µ+τ+ε

Dimana; Y adalah nilai pengamatan

µ adalah nilai rata – rata harapan

τ adalah pengaruh perlakuan

ε adalah galat

Penelitian terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Sebagai

perlakuan adalah pemberian Nannochloropsis oculata dengan konsentrasi

yang berbeda. Adapunperlakuan tersebut adalah sebagai berikut :

A = Pemberian ekstrak Nannochloropsis oculata dengan konsentrasi 0 %

B = Pemberian ekstrak Nannochloropsis oculata dengan konsentrasi 20 %

C = Pemberian ekstrak Nannochloropsis oculata dengan konsentrasi 25 %

D = Pemberian ekstrak Nannochloropsis oculata dengan konsentrasi 30 %

E = Pemberian ekstrak Nannochloropsis oculata dengan konsentrasi 35 %

F = Pemberian ekstrak Nannochloropsis oculata dengan konsentrasi 40 %

Masing – masing perlakuan diulang 4 kali sehingga jumlah sampel

syang diamati adalah sebanyak 24. Denah percobaan seperti pada gambar

dibawah ini :

A1 B3 D2 E2

C2

F2

B1 D1

C3

F4 A2

E1 D3 F3 B2

A4

E3

B4 D4 F1

C1

C4

A3

E4

Page 16: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

Keterangan

A, B, C, D, E, F : Perlakuan

1, 2, 3, 4 : Ulangan

Prosedur Penelitian

1. Persipan Sampel Nannochloropsis oculata

Sampel Nannochloropsis oculata diambil dari CV. Mutiara Biru

yang tempatnya beradai di sitobondo. Sampel berupa bubur

Nannochloropsis oculata yang sebelumnya sudah dipadatkan terlebih

dahulu karena yang diambil hanhya berupa endapan Nannochloropsis

oculata. Sampel Nannochloropsis oculata yang diambil sebnayak 500

liter.

2. Proses Preparasi Nannochloropsis oculata

1. Hasil panen Nannochloropsis oculata disaring dengan menggunakan

kertas saring

2. Bahan di oven dengan suhu 80 °C atau dengan panas matahari samapi

kering (bebas kandungan air)

3. Setelah kering bahan di haluskan dengan menggunakn blender sampai

halus.

3. Proses Ekstraksi Nannochloropsis oculata (Darwis, 2009)

1. Mengekstraksi Nannochloropsis oculata secara sokletasi

2. Meletakkan Sampel Nannochloropsis oculata sebanyak 30 gramdan

ditaruh dalam timbel

3. Mengambil hasilnya bila sampel pelarut yang digunakan bening atau

tidak berwarna

4. Menyabunkan dengan KOH 10%.

4. Uji Kromatografi Lapis Tipis (Attmimi, 2001)

1. Mengekstraksi sampel Nannochloropsis oculata dengan etanol

Page 17: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

2. Memeriksa dengan lempeng KLT dengan ukuran 20x20 cm

3. Memberikan beberapa campuran eluen pada lempeng KLT.

4. Melakukan uji KLT terpenoid, flavonoid dan alkaloid dengan

perlakuan yang berada (disemprot vanili dan asam sulfat, diuapi

dengan NH3 atau lampu semprot dengan ragendroft)

5. Metode Dilusi (Tube dilution Test)

1. Menyiapkan ekstrak bahan alam dengan berbagai konsentarai di

dalam tabung – tabung steril dengan pengenceran TSB, masing –

masingdengan volume 1ml.

2. Menyiapkan suspensi bakteri stok dengan konsentrasi 0,5 Mc fartand

(sektar 1x 10 CPU/ml )

3. Membuat suspense bakteri uji (perlakuan awal ) 1x 106 CPU/ml,

dengan cara mengencerkan suspensi bakteri stok

4. Menambahkan tabung berisi bahan alam masing – masing dengan 1

ml suspensi bakteri uji, sehingga volume total tabung menjadi 2 ml

5. Menyiapkan tabung yang berisi kontrol pertumbuhan positif (1 ml

suspensi bakteri uji + 1 ml TSB), dan tabung berisi control

pertumbuhan negatif (1 ml bahan alami + 1 ml TSB)

6. Mengambil 1 ose (0,05 ml)dan diinokulasi pada permukaan medium

agar padat TSA. Jumlah koloni yang tumbuh nanti adalah

merupakanjumlah inokulum awal (dari tabung control pertumbuhan

positif)

7. Menginkubasi smua preparat pada 35 °C

8. Mengamati adanya kekeruhan dalam tabung konsentrasi bahan alami

yang menunjukkan tidak adanya kekeruhan (jernih) adalah K3-iM

jumlah koloni yang tumbuh pada medium TSA dihitung

9. Menfambil 1 ose dan diinokulasikan pada medium agar padat TSA

(dari masing – masing tabung yang jernih).

Keesokan harinya, diambil dan dihitung jumlah koloni yang

tumbuh konsentrasi bahan alam paling kecil yang menghasilkan

Page 18: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

pertumbuhan koloni ≤ 0,1% (atau menyebabkan kematian bakteri 99,9%)

dari inokulum awal adalah KBM.

6. Analisiss data

Untuk menganalisis adanya perlakuan dosis ekstrak bahan aktif

Nannochloropsis oculata maka perlu dilakukan analisis keragaman atau uji

F dilakukan untuk mempengaruhi tingkat pengaruh perlakuan dan apabila

berbeda secara nyata dilakukan dengan uji BNT untuk mengetahui

perbedaan tiap – tiap perlakuan pada taraf 0,05 (derajat kepercayaan 95 %)

maupun taraf 0,01 (derajat kepercayaan 99%). Hubungan antara perlakuan

dengan hasil dilakukan dengan perhitungan analisi regresi yang tujuannya

untuk mengetahui dan fungsi regresi yang memberikan keterangan tentang

pengaruh respon terhadap perlakuan. perlakuan.

I. JADWAL KEGIATAN

Adapun rincian jadwal kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :

No. Kegiatan Bulan Ke-

1 2 3 4 5

1. Persiapan Penelitian

1. Perijinan

2. Persiapan alat dan bahan

XXXX

XXX

XXX

2. Pelaksanaan penelitian XXXX XXXX

3. Pengolahan data XXXX

4. Pembuatan draft laporan XX

5. Presentasi di depan viewer XX

6. Penyusunan laporan akhir XXXX

7. Pengiriman laporan XX

Page 19: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

J. RANCANGAN BIAYA

1. Rekapitulasi biaya

No. Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp)

1 2 3

1. Pelaksanaan penelitian 5.500.000,-

2. Transportasi 1.600.000,-

3. Dokumentasi 460.000,-

4. Penyusunan laporan 540.000,-

Total dana diperlukan 8.100.000,-

2. Rincian Pengeluaran

a. Pelaksanaan penelitian

4. Perijinan Rp 200.000,-

5. Biaya penginapan Rp 300.000,-

6. Alat dan Bahan Penelitian Rp 2.500.000,-

7. Uji Laboratorium Rp. 2.000.000,-

8. Olah data Rp 500.000,- +

Jumlah Rp. 5.500.000,-

b. Transportasi

1. Pra kegiatan Rp 100.000,-

2. Pelaksanaan kegiatan Rp 1.400.000,-

3. Pasca kegiatan Rp 100.000,- +

Jumlah Rp 1.600.000,-

c. Dokumentasi

1. Sewa kamera digital Rp 60.000,-

2. Cuci cetak dan scanner Rp 150.000,-

3. Sewa Handycam Rp 150.000,-

4. Transfer ke CD Rp 100.000,- +

Page 20: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

Jumlah Rp 460.000,-

d. Penyusunan Laporan

1. Kertas A4 3 rim @ Rp 30.000,- Rp 90.000,-

2. Tinta Printer 4@ Rp 30.000,- Rp. 120.000,-

3. Penggandaan Rp 150.000,-

4. Pengarsipan Rp 100.000,-

5. Copy CD kegiatan Rp 80.000,- +

Jumlah Rp 540.000,-

TOTAL PENGELUARAN Rp 8.100.000,-

K. DAFTAR PUSTAKA

Achmad, T. 1993. Pedoman Teknis Pembenihan Ikan Bandeng. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perikanan badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Jakarta. 66 hal.

Austin, B. dan D. A. Austin. 1987. Bacterial Fish Pathogen : Disease of

Farmed and Wild Fish. Praxis Publising. Chicester. P 107 – 238.

Buchanan, R. E and N.E Gibbons .1979. Bergey’s Manual of Deserminative

Bacteriology. 8th Edition. Wiliams and Wlkins. Baltimone.

Cheng – Wu, Z., O. Zmora., 2001. An industrial – size Falt Plate Glass

Reaktor for Mass Production of Nannochloropsis. Aquacultur, 195

: 35 – 49.

Isnanstyo, A. Dan Kurniastuti. 1995. Teknik Kultiur Phytoplankton dan

Zooplankton. Kansius. Jogjakarta. 198 hal.

Istiqomah, L., Triyanto, A Isnanstyo, Kamiso, H. N dan Murdjani. 2001.

Pathogenitas Vibrio fluvialis yang diisolasi Kerapu Tikus. Jurnal

Perikanan Indonesia.

Kamiso, H. N. 1996. Vibriosis Pada Ikan dan Alternatif Cara

Penanggulangannya. Jurnal Perikanan UGM I (1) : 78 – 86 p.

Page 21: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

Kusringrum. 2007. Dasar Rancangan Percobaan dan Rancangan Acak

Lengkap. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.

Surabaya.

Murdjani, M. 2002. Identifikasi dan Pathologi Bakteri Vibrio alginolyticus

Pada Ikan Kerapu Tikus. Disertasi. Program Pasca Sarjana.

Universitas Brawijaya.

L. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK

Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama : Diana Meritasari

b. NIM : 060710148P

c. Tempat tanggal Lahir : Surabaya, 06 Mei 1989

d. Fakultas/Program Studi : Perikanan dan Kelautan / S1 Bud.Perairan

e. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga (UNAIR)

f. Waktu Untuk Kegiatan : 8 Jam/Minggu

(Diana Meritasari)

Anggota Pelaksana

Anggota 1

a. Nama : Riyadhul Jannah

b. NIM : 060710128P

c. Tempat tanggal Lahir : Surabaya, 03 Mei 1989

d. Fakultas/Program Studi : Perikanan dan Kelautan / S1 Bud.Perairan

e. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga (UNAIR)

f. Waktu Untuk Kegiatan : 8 Jam/Minggu

(Riyadhul Jannah)

Page 22: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

Anggota 2

a. Nama : Dina Irshalina

b. NIM : 060710388P

c. Tempat tanggal Lahir : Surabaya, 24 Desember 1988

d. Fakultas/Program Studi : Perikanan dan Kelautan / S1

Bud.Perairan

e. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga (UNAIR)

f. Waktu Untuk Kegiatan : 8 Jam/Minggu

(Dina Irshalina)

Anggota 3

a. Nama : Sathi’ul Inayah

b. NIM : 140911076

c. Tempat tanggal Lahir :Surabaya, 10 September 199i

d. Fakultas/Program Studi : Perikanan dan Kelautan / S1

Bud.Perairan

e. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga (UNAIR)

f. Waktu Untuk Kegiatan : 8 Jam/Minggu

(Sathi’ul Inayah)

K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PEMBIMBING

a. Nama dan Gelar : A. Shofy Mubarak., S.Pi., M.si

b. NIP : 19731101 200112 1 002

c. Golongan dan pangkat : -

d. Jabatan fungsional : -

Page 23: Eksplorasi Bahan Aktif Mikroalga Laut

e. Fakultas : Perikanan dan Kelautan

f. Perguruan Tinggi : Universitas airlangga

g. Bidang Keahlian : Budidaya Pakan Alami

h. Waktu untuk kegiatan : 6 jam/minggu

(A. Shofy Mubarak., S.Pi., M.si)