EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA...
Transcript of EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
MODEL LEARNING CYCLE 7E MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA
SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR
(Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Geneng Kabupaten Ngawi
Tahun Pelajaran 2011/2012)
SKRIPSI
OLEH :
DWIKI ADI SEPTIAN
K4608104
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN
PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO
DARI TAHUN 2007 Sampai 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Dwiki Adi Septian
NIM : K4608104
Jurusan/Program Studi :POK / Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul
ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Dwiki Adi Septian
NIM. K4608104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
KSPERIMENASI PJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL
LEARNING CYCLE 7E MENGGUNAKAN MEDIA LEMBAR KERJA
SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR
(Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Geneng Kabupaten Ngawi
Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh :
DWIKI ADI SEPTIAN
K4608104
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN
PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO
DARI TAHUN 2007 Sampai 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Januari 2013
Pembimbing I
Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
NIP. 19651128 199003 1 001
Pembimbing II
Drs. Budhi Satyawan. M.Pd
NIP. 195650909 199403 1 003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua : Waluyo, S.Pd, M.Or ( )
Sekretaris : Drs. Sarwono, M. S
( )
Anggota I : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd ( )
Anggota II : Drs. Budhi Satyawan. M.Pd ( )
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
t itu sering di cabut, dipotong,
dihancurkan, dan di bakar sekalipun rumput akan tetap tumbuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya yang tersusun dengan penuh kesungguhan dan
ketulusan hati ini, Kupersembahkan kepada:
Ibuku Bapakku tersayang dan semua keluargaku,
sayang,
semangat, dukungan, pengorbanan, dan harapan
yang selalu tercurah untukku.
Sahabat terdekatku Andreas Dwi Septarini
Teman- menjaga
kebersamaan yang indah.
UNS yang selalu kubanggakan.
Pengurus Nasa Archery Club Ponorogo
khususnya Bpk. Slamet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Dwiki Adi Septian. STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. November 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pembinaan atlet pada Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011. (2) Prasarana dan sarana Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011. (3) Program latihan Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011. (4) Prestasi yang diraih Nasa archery club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan strategi studi kasus terpancang tunggal yaitu sasaran yang akan diteliti sudah dibatasi dan ditentukan serta terpusat pada satu lokasi yang mempunyai karakteristik tersendiri. Sumber data yang digunakan adalah sumber benda, tempat, peristiwa, informan, dan dokumen. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Sampling yang digunakan adalah purposive dan bersifat snowball sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian, dimana peneliti memilih informan yang dipandang mengetahui permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya dan dapat berkembang setelah penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini, untuk mencari validitas data digunakan dua teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu data yang terkumpul kemudian disusun untuk dianalisis sehingga dapat diperoleh gambaran dari variabel-variabel yang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: (1) Pembinaan yang dilakukan Nasa Archery Club Ponorogo sudah cukup baik, karena pelatih mampu melakukan pembinaan prestasi dalam berlatih maupun dalam lapangan. (2) Prasarana dan sarana yang dimiliki dan digunakan Nasa Archery Club Ponorogo masih belum cukup baik. Sehingga belum dapat mendukung secara maksimal dalam kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan. (3) Program latihan yang dijalankan Nasa Archery Club Ponorogo sudah cukup baik, karena latihan yang diberikan merupakan latihan biasa untuk sehari-hari dan terprogram dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. (4) Perkembangan prestasi yang pernah diraih oleh para atlet Nasa Archery Club Ponorogo di tingkat Nasional dari tahun 2007 sampai dengan 2011 sudah cukup memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Dwiki Adi Septian. STUDY ABOUT MANAGEMENT ARCHERY ATHLETE ON NASA ARCHERY CLUB PONOROGO FROM 2007 TO 2011. Thesis. Education and Teacher Training Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. Nopember 2012.
The purpose of this research is to find out: (1) Guidance on Nasa Archery Club Ponorogo from 2007 to 2011. (2) Infrastructure and facilities of Nasa Archery Club Ponorogo from 2007 to 2011. (3) Training program of Nasa Archery Club Ponorogo from 2007 to 2011. (4) Achievement was reached by Nasa Archery Club Ponorogo from 2007 to 2011.
This research was using descriptive qualitative method. This study used a case study strategy of single spikes to the goal that will be examined was limited and determined, and focused on one location that has its own characteristics. Data source was used was object source, place, event, informant, and document. Collecting data with observation technique, interview, and document analyzes. Sampling technique was used was purposive and snowball sampling characteristic that was take sample based on the purpose of the study, where researcher chose informant that looked at detecting of troubleshoot exhaustively and can be trusted also can be amended after the research in the range. In this research, to look for the validity data was used two technique triangulasi that was data triangulasi and method triangulasi. Analyzes data technique was used descriptive qualitative, that is gathered data is later;then made arrangements for to be analysed so that can be obtained by picture of accurate variables.
Based on the results obtained conclusions: (1) Development carried Nasa Archery Club Ponorogo is good enough, because the coach was able to guide that covers all areas, both in learning and achievement in the field. (2) Infrastructure and facilities owned and used Nasa Archery Club Ponorogo still not good enough. So it cannot support the maximum smoothness activities undertaken. (3) Training programs being run Nasa Archery Club Ponorogo is good enough, because the training provided is a common practice for the day-to-day and programmed in the short, medium and long term. (4) The development accomplishments ever achieved by the athletes Nasa Archery Club Ponorogo at national level from 2007 to 2011 has been quite satisfactory.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ......................................................................................................
PERNYATAAN .........................................................................................
PENGAJUAN ............................................................................................
PERSETUJUAN ........................................................................................
PENGESAHAN .........................................................................................
MOTTO .....................................................................................................
PERSEMBAHAN ......................................................................................
ABSTRAK .................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
D. Manfaat Penelitian ...................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA .....................................................................
A. Kajian teori dan hasil penelitian yang relevan .........................
1. Panahan ................................................................................
a. Pengertian Panahan ..........................................................
b. Perkembangan Olahraga Panahan di Indonesia ...............
c. Perkembangan Olahraga Panahan di Ponorogo ...............
d. Ronde-ronde Panahan ......................................................
2. Organisasi .....................................................................................
a. Pengertian Organisasi ......................................................
b. Jenis Organisasi ......................................................................
c. Struktur dan Bagan Organisasi ........................................
d. Unsur-unsur dalam Organisasi ........................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xiii
xiv
xv
1
1
4
4
5
6
6
6
6
6
7
7
8
8
11
12
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
3. Manajemen .........................................................................
a. Pengertian Umum Manajemen ......................................
b. Manajemen Olahraga .....................................................
4. Pembinaan ..........................................................................
a. Pemassalan Olahraga .....................................................
b. Pembibitan Pemain ........................................................
c. Pemanduan Bakat ..........................................................
d. Pelatih ............................................................................
5. Prasarana dan Sarana ..........................................................
a. Prasarana ........................................................................
b. Sarana ............................................................................
6. Program Latihan .................................................................
a. Pengertian Latiha ...........................................................
b. Pengertian Program Latihan ..........................................
c. Periodesasi Latihan ........................................................
d. Prinsip-prinsip Latihan ..................................................
7. Prestasi ...............................................................................
B. Kerangka Berpikir ..................................................................
BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..........................................
C. Data dan Sumber Data ........................................................
D. Teknik Pengambilan sampel ...............................................
E. Pengumpulan Data ..............................................................
F. Uji Validitas Data ................................................................
G. Analisis Data ......................................................................
H. Prosedur Penelitian ..............................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN ...............................................................
A. Diskripsi Data .....................................................................
1. Pembinaan Nasa Archery Club Ponorogo .....................
2. Prasarana dan Sarana Nasa Archery Club Ponorogo ....
17
17
18
19
21
22
23
25
26
27
31
35
35
36
37
38
42
44
45
45
45
46
46
47
48
49
49
51
51
51
51
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
3. Program Latihan Nasa Archery Club Ponorogo ............
4. Prestasi ............................................................................
B. Deskripsi Temuan Penelitian ...............................................
1. Pembinaan .....................................................................
2. Prasarana dan Sarana ....................................................
3. Program Latihan ...........................................................
C. Pembahasan ..........................................................................
1. Pembinaan .....................................................................
2. Prasarana dan Sarana .....................................................
3. Program Latihan .............................................................
4. Prestasi ............................................................................
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................
A. Simpulan .................................................................................
B. Implikasi ...................................................................................
C. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................
51
52
54
54
54
55
56
56
59
60
65
68
68
69
70
71
73
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Shooting line layout-Olympic Round Teams Finals
Gambar 2 Range Layout-Major Events
Gambar 3 Range Layou-Other Events
Gambar 4 Range Layout-Olympic Round Final
Gambar 5 Busur
Gambar 6 Panah
Gambar 7 Jenis mata dan bulu panah
Gambar 8 Pelindung Jari, Lengan Bawah, dan Tempat Panah ..
Gambar 9 Target Face
27
28
29
30
31
32
32
33
34
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Ronde dan ukuran target
Tabel 2. Jadwal peneliti
Tabel 3. Prasarana dan Sa
Tabel 4. Prestasi Nasa Archery Club Ponorogo
Tabel 5. Dosis Latihan
34
49
50
52
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Hasil Wawancara Nasa Archery Club Ponorogo ................
Lampiran 2 Gambar Dokumentasi .........................................................
Lampiran 3 Susunan Kepengurusan ........................................................
Lampiran 4 Sertifikat Pelatih ..................................................................
Lampiran 5 Program Latihan ..................................................................
Lampiran 6 Prestasi dari 2007 sampai 2011 ...........................................
Lampiran 7 Surat Perizinan .....................................................................
73
82
90
92
93
98
177
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga Panahan adalah olahraga yang membutuhkan skill khusus, baik
ketepatan, koordinasi maupun melatih mental dan meningkatkan kondisi jasmani
secara prima. Perkembangan olahraga panahan di Indonesia merupakan wujud dari
perkembangan olahraga ini di daerah-daerah. Semakin banyaknya perkumpulan-
perkumpulan olahraga panahan ditiap-tiap daerah di Indonesia telah turut
meramikan olahraga ini untuk dapat dikenal dan berkembang di masyarakat.
Banyak event-event perlombaan yang diadakan sebagai wujud untuk menciptakan
prestasi dan untuk memperoleh bibit atlet-atlet handal serta pada dasarnya untuk
meningkatkan agar prestasi olahraga panahan Indonesia menjadi lebih bagus.
Dalam upaya untuk meningkatkan perkembangan prestasi olahraga panahan
Indonesia maka tentunya pula diperlukan suatu kerja keras seperti pelatihan yang
sistematis, pembinaan yang tepat, bibit atlet berpotensi, organisasi yang baik,
pelatih yang berkualitas serta prasarana dan sarana yang memadai. Komponen-
komponen tersebut merupakan kesatuan yang saling berhubungan dan tidak dapat
dipisahkan.
Seiring dengan berkembangnya olahraga panahan di Indonesia maka
perlu juga untuk meningkatkan prestasi olahraga panahan agar menjadi lebih baik.
Oleh karena itu perlu adanya jalan keluar untuk meningkatkan prestasi olahraga
panahan di Indonesia yang nantinya pula akan melibatkan berbagai pihak yang
terkait. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan prestasi olahraga panahan,
mestinya pihak-pihak yang terkait bukan hanya pelatih dan pemain saja, tetapi
berbagai pihak baik pengurus organisasi bahkan pemerintah mampu mencarikan
jalan pemecahannya. Pembinaan yang terencana dan dilaksanakan terus-menerus
merupakan langkah yang harus ditempuh serta merupakan tanggung jawab dari
semua pihak yang ikut berperan aktif dalam kegiatan olahraga panahan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Untuk dapat bermain dan berprestasi dalam olahraga panahan diperlukan
persyaratan skill khusus, baik ketepatan, koordinasi maupun melatih mental dan
meningkatkan kondisi jasmani secara prima. Unsur-unsur yang penting serta
mendukung didalam upaya meningkatkan prestasi olahraga panahan antara lain
pembinaan prestasi. Organisasi olahraga adalah suatu wadah yang bergerak
dibidang olahraga yang bertujuan untuk meraih prestasi maksimal dalam olahraga.
Kerjasama antar orang-orang yang terlibat didalamnya harus terjalin dengan baik,
mempunyai rencana kerja atau program kerja yang jelas. Melalui organisasi, maka
akan lebih jelas langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan
tujuannya. Hubungan yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja
yang baik, sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan
prestasi maksimal dapat tercapai.
Prestasi maksimal merupakan obsesi dari setiap atlet yang menekuni
olahraga yang di pelajarinya. Keberhasialan prestasi atlet tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak. Seorang pelatih yang berkualitas memegang peranan
penting terhadap peningkatan kemampuan atlet. Pelatih mempunyai peranan
penting, dimana pelatih harus mampu menerapkan program latihan yang sesuai
dengan kemampuan atletnya, harus memantau setiap latihan yang dilakukan serta
membina terus menerus. Disamping itu juga seorang pelatih harus mampu
menyalurkan dan mengembangkan prestasi yang dimiliki atlet.
Munculnya klub-klub panahan baik di kota maupun di daerah yang
tergabung dalam Persatuan Panahan Indonesia yang di singkat PERPANI
merupakan perwujudan perkembangan olahraga panahan di Indonesia. Jawa
Timur adalah salah satu provinsi yang ikut andil besar dalam mengembangkan
bakat-bakat atlet panahan. Ada beberapa kota yang tergabung dalam PERPANI
Jawa Timur antara lain kota Blitar, Bojonegoro, Lamongan, Madiun, Ponorogo,
Sidoarjo, Surabaya, Tulungagung, dan masih banyak kota lainnya. Kota Ponorogo
yang merupakan kota ataupun daerah kecil yang mungkin dikenal kebanyakan
orang dengan keseniannya, namun ternyata kota Ponorogo adalah salah satu kota
yang turut meramaikan perkembangan olahraga panahan di Indonesia. Walau
sebenarnya di kota Ponorogo sendiri cabang olahraga panahan kurang di mengerti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
akan keberadaan dan perkembangannya, tapi ternyata klub yang ada di Ponorogo
juga ikut andil dalam peningkatan prestasi olahraga panahan yang ada di
Indonesia.
NASA ARCHERY CLUB merupakan salah satu klub yang berada
dibawah naungan PERPANI Ponorogo. NASA ARCHERY CLUB Ponorogo
telah turut membawa PERPANI Ponorogo sebagai salah satu kota yang
diunggulkan dan disegani prestasinya di daerah Jawa Timur dan khususnya
Indonesia. Namun dari hasil prestasi yang di capai PERPANI Ponorogo tersebut
apakah juga mempengaruhi perkembangan prestasi masing-masing klub yang di
dikelolanya seperti misalnya NASA ARCHERY CLUB Ponorogo. Pengelolaan
PERPANI Ponorogo yang juga ada hubungan dan diperuntukan bagi klub, apakah
juga berpengaruh pada pengelolaan dimasing-masing klub khususnya NASA
ARCHERY CLUB Ponorogo. Melihat kenyataan tersebut, maka dapat memicu
proses kegiatan di NASA ARCHERY CLUB Ponorogo baik itu pengorganisasian
dan kepengurusan, pembinaan yang diberikan pada atletnya, program latihan yang
diterapkan, ataupun dari segi keberadaan fasilitas pendukung atau prasarana dan
sarana yang dimiliki serta berbagai prestasi yang pernah diraih diberbagai
kejuaraan yang pernah diikuti.
Untuk memperoleh data tersebut maka penelitian ini akan meneliti
NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Maksud
penelitian mengambil data pada NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dikarenakan
dilihat dari manajemen klub yang kurang baik namun klub tersebut mampu
memberikan prestasi yang membanggakan. NASA ARCHERY CLUB Ponorogo
juga merupakan klub yang pernah menghasilkan pemain yang pernah menjadi
atlet nasional seperti Lukman Wahyudi dan Anang Eko Setiyawan. Sedang
maksud penelitian mengambil data dari tahun 2007 sampai 2011 adalah bentuk
dari kepengurusan 5 tahun terakhir. Sehubungan dengan hal tersebut, guna
mengetahui dan memperoleh hasil yang sesungguhnya maka penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah ada, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pembinaan atlet yang dilakukan NASA ARCHERY CLUB
Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011?
2. Bagaimanakah prasaran dan sarana yang digunakan NASA ARCHERY
CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011?
3. Bagaimanakah program latihan yang diterapkan oleh NASA ARCHERY
CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011?
4. Bagaimanakah prestasi yang diraih NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari
tahun 2007 sampai 2011?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka
penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pembinaan atlet pada NASA ARCHERY CLUB Ponorogo
dari tahun 2007 sampai 2011.
2. Untuk mengetahui prasarana dan sarana NASA ARCHERY CLUB Ponorogo
dari tahun 2007 sampai 2011.
3. Untuk mengetahui program latihan NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari
tahun 2007 sampai 2011.
4. Untuk mengetahui prestasi yang diraih NASA ARCHERY CLUB Ponorogo
dari tahun 2007 sampai 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dapat sebagai bahan evaluasi untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas prestasi atlet panahannya.
2. Dapat memberikan motivasi yang positif bagi pengurus dan pelatih NASA
ARCHERY CLUB Ponorogo untuk senantiasa meningkatkan pembinaan yang
dilaksanakan.
3. Sebagi masukan bagi para pelatih, olahragawan, pembina olahraga dalam
upaya peningkatan prestasi maupun struktur organisasi cabang olahraga
panahan.
4. Sebagai masukan bagi penulis pada khususnya dan untuk teman-teman
mahasiswa pada umumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Panahan
a. Pengertian Panahan
Panahan atau memanah adalah suatu kegiatan menggunakan busur
panah untuk menembakkan anak panah. Mengenai pengertian panahan
Husni, Hakim, Gayo (1990) berpendapat, Panahan adalah salah satu cabang
olahraga yang menggunakan busur dan anak panah. Dalam permainan ini,
setiap pemain harus mampu menembakkan anak panahnya mengenai sasaran
y (hlm. 294). Bukti-bukti menunjukkan bahwa sejarah
panahan telah dimulai sejak 5.000 tahun yang lalu yang awalnya digunakan
untuk berburu dan kemudian berkembang sebagai senjata dalam
pertempuran dan kemudian sebagai olahraga ketepatan. Seseorang yang
gemar atau merupakan ahli dalam memanah disebut juga sebagai pemanah.
b. Perkembangan Olahraga Panahan di Indonesia
Panahan sudah dikenal di Indonesia sejak berabad-abad yang
lampau, hal ini dapat dibuktikan dan dilihat pada cerita-cerita wayang yang
menceritakan bahwa busur dan panah digunakan sebagai alat berburu dan
berperang.
Mengenai perkembangan olahraga panahan di Indonesia, Nurhayati
(2011) menyatakan, PERPANI sebagai induk organisasi panahan didirikan
pada tanggal 21 juli 1953 dengan pendiri GPAA Paku Alam VIII yang
kemudian menjabat sebagai ketua sampai seperempat abad. Perlombaan
Kejuaraan Panahan Indonesia pertama diselenggarakan di Surabaya pada
tahun 1959 3). Sejak saat itu panahan berkembang sebagai olahraga
nasional, walaupun pada awal perkembangan kegiatan panahan hanya
terdapat di daerah jawa. Pada perkembangan selanjutnya kegiatan panahan
telah dikenal dan dilatih diseluruh penjuru tanah air.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Di Indonesia, dikenal 4 jenis olahraga panahan yaitu ronde FITA,
PERPANI, COMPOUND, DAN TRADISIONAL. Keempat ronde ini
termasuk dalam acra pertandingan resmi dalam setiap kejuaraan Nasional
maupun PON.
c. Perkembangan Olahraga Panahan di Ponorogo
Olahraga Panahan tampaknya semakin berkembang di kota kecil
seperti Ponorogo. Hal ini juga diungkapkan oleh Pengurus PERPANI kota
Ponorogo bahwa olahraga panahan merupakan salah satu olahraga yang
mulai diminati dan digemari di kalangan masyarakat kota Ponorogo baik itu
untuk kalangan kelas kecil, menengah dan juga kelas atas. Walau olahraga
ini di kenal sebagai olahraga mahal karena peralatannya tapi olahraga ini
mempunyai tempat tersendiri bagi masyarakat Ponorogo kususnya. Dari
kesetaraan itu tampaknya olahraga Panahan juga dapat dijadikan sarana
untuk menghapus strata yang ada di masyarakat dan hal itu semakin
membuat PERPANI kota Ponorogo berkeinginan untuk mengembangkan
dan melanjutkan pembinaan yang sudah dilakukan. Dan hasil yang didapat
khususnya untuk kota Ponorogo, dan Indonesia pada umumnya.
Meskipun tempat latihan khusus untuk panahan belum ada dan
peralatan pendukung belum begitu memadai tapi pengurus ataupun pelatih
berusaha memberikan yang terbaik untuk kemajuan olahraga panahan di
Ponorogo. Seperti yang diuangkapkan oleh pengurus PERPANI Ponorogo,
sebenarnya cabang olahraga panahan ini sendiri mengalami pasang surut.
Tapi dengan keberhasilan prestasi yang diraih dan semakin banyaknya minat
masyarakat terhadap olahraga ini maka olahraga ini masih tetap bertahan
walau banyak kekurangan yang belum dapat di selesaikan.
d. Ronde-ronde Panahan
Ronde-ronde yang dilombakan adalah:
a) Ronde FITA
b) Ronde Nasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c) Ronde Compound
d) Ronde Tradisional
Ronde FITA dan nasional cara memanahnya sama, yaitu
dilaksanakan dengan cara berdiri, dan yang berbeda adalah jarak tembak,
peralatan busur, peralatan lapangan, serta anak panahnya. Untuk Ronde
Tradisional, memanahnya dilakukan dengan cara duduk. Jarak tembaknya
sama dengan jarak tembak Ronde Nasional. Peralatan berupa busur dan anak
panah selurunya terbuat dari bambu.
Untuk Nasa Archery Club Ponorogo sendiri, memiliki atlet panahan
yang masuk dalam Ronde FITA, Ronde Nasional, dan Compound. Untuk
Ronde Tradisional, dulu mempunyai atlet di ronde tradisional tapi sekarang
sudah tidak ada atlet di Ronde tersebut.
2. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
Perkataan Organisasi sering kita hubungkan dengan pemerintah,
perusahaan negara atau swasta, partai politik, golongan karya, rukun warga,
rukun tetangga, OSIS dan sebagainya. Terdapat beberapa teori dan
perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan
ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat
atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan),
sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Dilain pihak setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu
menjadi anggota dari beberapa macam organisasi, sperti organisasi sekolah,
perkumpulan olahraga, kelompok musik, militer ataupun organisasi
perusahaan.
Pada prinsipnya organisasi adalah setiap bentuk kerja sama antara
manusia yang terikat oleh suatu ketentuan, yang bermaksud untuk mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
tujuan bersama. Banyak para ahli mengemukakan batasan-batasan mengenai
pengertian tentang organisasi.
Menurut Siagian yang dikutip Pandjaitan (1992) mengemukakan
bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau
lebih yang bekerja bersama secara formal terikat dalam rangka pencapaian
suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat
seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang
(hlm. 1). Sedangkan menurut Atmosudirjo yang
dikutip Pandjaitan (1992) mengemukakan bahwa organisasi adalah
Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara teratur untuk
bersama-sama (hlm. 1).
Selanjutnya menurut Barnard yang dikutip oleh Soemarno, Dalimin
& Hartoko (1998) suatu sistem dari pada
aktivitas kerja yang dilakukan oleh kedua orang atau lebih (hlm. 9).
Sedangkan menurut Handoko (2003)
pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi
dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi
(hlm. 167).
Dari berbagai pengertian organisasi diatas maka dapat disimpulkan
bahwa organisasi adalah satu jenis wadah perlengkapan di masyarakat yang
dibikin oleh orang-orang dengan tujuan dapat memperoleh efesiensi kerja
tertentu yang sebesar-besarnya.
Kata organisasi memiliki dua arti umum, arti yang pertama
mengacu pada suatu lembaga atau kelompok fungsional seperti organisasi
perusahaan, rumah sakit, perkumpulan olharaga, atau badan pemerintahan.
Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian yaitu pengaturan
pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan diantara anggota organisasi sehingga
tujuan dapat tercapai dengan efisien.
Dalam setiap kegiatan baik yang individu maupun kelompok tidak
akan lepas dari adanya organisasi dan manajemen. Demikian juga dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
kegiatan olahraga dalam suatu organisasi tidak terlepas adanya dana
peralatan (fasilitas).
Kalau memperhatikan penjelasan di atas tentang pengertian
organisasi maka dapatlah di katakan bahwa setiap bentuk organisasi akan
mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :
(1) Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah atau
tempat dimana orang-orang dapat bekerja sama untuk mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian tempat di sini dalam arti fungsi
yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka
organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang
mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi
wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.
(2) Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga
merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam
praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka
organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses
kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai
kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti
tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara,
di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan
kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
(3) Jelas dengan tugas dan kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-
masing orang atau pihak yang berhubungan satu dengan yang lain akan
dapat terlihat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan pekerjaan yang
menumpuk dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain
tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya
dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
(4) Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang
manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik
akan cendrung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik
tetapi organisasi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisiasi
secara baik akan mendapat keuntungan yaitu pelaksanaan tugas
pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien
dan efektif.
Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar
adalah :
(1) Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
(2) Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
(3) Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
(4) Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.
Organisasi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap
kegiatan olahraga, karena organisasi didalam olahraga adalah
merupakan wadah untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud
adalah peningkatan prestasi yang maksimal.
b. Jenis Organisasi
Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi
beberapa macam. Jenis organisasi yang dapat dilihat dari aktifitas dan tujuan
yang dilakukan, sehingga dengan demikian organisasi tersebut dapat
diketahui status organisasinya. Bergerak dalam suatu bidang tertentu dan
berjalan dengan baik akan memberi gambaran yang jelas tentang jenis
organisasi tersebut.
Jenis organisasi-organisasi itu bermacam-macam, seperti organisasi
politik, organisasi sosial, organisasi kampus, organisasi sekolah dan
organisasi olahraga
Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan organisasi pada
umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada kegiatan atau aktifitas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari organisasi olahraga
tersebut. Organisasi olahraga merupakan usaha dari sekelompok orang yang
bergerak dalam bidang olahraga tertentu dan saling kerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu prestasi maksimal.
Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat yang berkedudukan di Jakarta.
KONI Pusat ini membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi
olahraga di Indonesia. Dengan demikian akan terjalin kerjasama yang baik
antar organisasi olahraga, baik di tingkat daerah maupun pusat. Sehingga
tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi maksimal dapat tercapai dengan
baik.
Olahraga panahan merupakan salah satu olahraga yang berkembang
di Indonesia. Di Indonesia olahraga panahan dijalankan dan dikelola penuh
oleh suatu organisasi tersendiri yaitu PERPANI (Persatuan Panahan
Indonesia). Didalam struktur kepengurusan PERPANI membawahi dan
mengawasi PERPANI di tingkat propinsi dan daerah, selanjutnya PERPANI
daerah membawahi dan mengelola di tingkat cabang kota, dan sruktur
selanjutnya PERPANI cabang kota membawahi mengelola klub-klub atau
perkumpulan panahan yang ada diwilayahnya. Keberadaan PERPANI
didalam keoorganisasian olahraga di Indonesia posisinya berada dibawah
naungan dan pengawasan KONI Pusat bersama Pengurus Besar (PB)
olahraga lainnya.
c. Struktur dan Bagan Organisasi
Menurut Handoko (2003) Struktur organisasi dapat
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana
(hlm. 169). Jadi struktur organisasi adalah perencanaan
formal guna mencapai pembagian tenaga yang efisien serta efektifitas
koordinasi aktivitas-aktivitas para pekerjanya. Struktur Organisasi adalah
cara bagaimana tugas dan pekerjaan dibagi, dikelompokan dan dikoordinasi
secara formal. Hakekatnya suatu organisasi harus membentuk struktur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
organisasi serta menuangkan struktur tersebut kedalam bagan organisasi.
Untuk dapat menyusun struktur organisasi yang baik, dimungkinkan apabila
senantiasa berpegang teguh dan menerapkan organisasi secara baik dan
benar.
Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi
dan departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama. Bagan
organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi berupa kotak-kotak
yang disalurkan dengan garis wewenang antara yang satu dengan yang
lainnya dan bagan juga disebut dengan gambar rancangan, gambar denah,
skema. Dengan melihat bagan organisasi, maka juga dapat dilihat bagaimana
kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi. Kedudukan yang ditempati
seseorang dalam sebuah organisasi harus mampu melaksanakan tugas-
tugasnya dan hubungan kerjasama yang baik dengan yang lainnya, sebab
apabila tidak mampu melaksanakan tugasnya dan tidak ada kerjasama yang
baik, maka organisasi tersebut tidak sehat dan tidak lancar.
Handoko (2003) menyatakan bagan organisasi menggambarkan
lima aspek utama suatu struktur organisasi, yang secara ringkas dapat
diuraikan sebagai berikut :
(1) Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukan individu atau satuan organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi tersebut, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.
(2) Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah menunjukan hubungan wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai karyawan terendah dalam organisasi. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi mempunyai suatu kaitan dengan manajer puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas, dimana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang manajer dan melaporkan pertanggung jawaban juga hanya kepada seorang manajer
(3) Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Labek dan deskripsi pada tiap kotak menunjukan pekerjaan organisasional atau bidang tangung jawab yang berbeda.
(4) Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan menunjukan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementalisasi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
(5) Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukan manajer dan bawahan tapi juga keseluruhan hirarki manajemen (hlm. 172). Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut
Handoko (2003) dapat digambarkan sebagai berikut : (1) Bentuk Piramida,
(2) Bentuk Vertikal, (3) Bentuk Horisontal, (4) Bentuk Iingkaran (hlm.
174)
Berdasarkan bentuk dan isi bagan organisasi maka akan
memudahkan dalam menentukan bentuk badan organisasi yang sesuai
dengan organisasi yang dijalankan. Organisasi yang sehat dan baik adalah
organisasi yang setiap satuan tertentu mampu melaksanakan tugasnya
dengan baik dan menghasilkan kualitas yang baik pula, sehingga membawa
kemajuan organisasi. Setiap bagian tertentu harus mampu menjalankan
tugasnya dengan baik dan menghasilkan kerja yang efektif dan efisien.
Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
kedudukannya merupakan cermin kerja yang baik. Rangkaian yang harus
dilaksanakan, proses kerjasama yang baik, serta pembagian tugas yang tepat,
sehingga akan meningkatkan kualitas organisasi.
d. Unsur-unsur dalam Organisasi
Didalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur unit pejabat
yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut
mempunyai tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan
satu dengan yang lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh
setiap unsur organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang
baik dan memajukan organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan
berjalan dengan baik.
Unsur-unsur organisasi tersebut adalah :
a) Pengurus
Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab cukup besar dalam organisasi. Pengurus merupakan orang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
memegang kendali jalannya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu
organisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung dari suatu
aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya
dipegang oleh seorang pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak sebagai
seorang pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format sebagai
berikut :
1) Ketua Umum
2) Wakil Ketua Umum
3) Sekretaris
4) Bendahara
5) Seksi-seksi
6) Penasehat
Adapun kepengurusan Nasa Archery Club Ponorogo atau
Pengurus Cabang Persatuan Panahan Indonesia Kabupaten Ponorogo
masa bakti 2009-2013 pada saat ini adalah sebagai berikut :
1) Pelindung : 1. Bupati Kabupaten Ponorogo
2. KONI Kabupaten Ponorogo
2) Penasihat : Sunardi, B.A.
3) Ketua : Slamet
4) Wakil Ketua : Drs. Bukari
5) Sekertaris : Andri Malik. A.Md.Kep.
6) Wakil Sekertaris : Heru Sucahyono
7) Bendahara : Nurul Fajarwati.ST.
8) Wakil Bendahara : Ryska Aprilia
9) Kepelatihan : 1. Anang Eko Setiawan, A.MA.
2. Agung Setiyono
10) Bidang Organisasi : Djuni Riyanto
11) Bidang pembinaan : 1. Sarju
2. Lukman Wahyudi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
12) Bidang Perwasitan : Drs. Agung Setiyabudi
13) Humas : 1. Moch. Lutfi Nugroho
2. Sutoyo
14) Bidang Peralatan : 1. Rudianto
2. Syaiful Fanani
15) Pembantu Umum : 1. Sugeng Prayogi
b) Anggota
Selain pengurus unsur yang tidak kalah pentingnya dalam
organisasi adalah anggota. Keterlibatan seorang anggota didalam suatu
organisasi sangat diperlukan, meskipun keberadaan anggota dalam
organisasi tidak begitu aktif bila dibandingkan dengan keterlibatkan
seorang pengurus. Kewajiban pokok seorang anggota dalam organisasi
adalah mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.
c) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Dasar adalah merupakan landasan pokok dan sebagai
dasar pelaksana kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai
dengan ketentuan dalam organisasi. Anggaran Rumah Tangga merupakan
petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan dalam organisasi.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga keduanya merupakan
dasar dan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
d) Rencana Kerja
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat
adanya rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditetapkan. Agar rencana kerja dapat terlaksana dengan baik, maka
diperlukan kerja sama yang baik antara unsur-unsur yang terlibat didalam
organisasi.
e) Anggaran Belanja
Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai
rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
anggaran belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Anggaran
Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realitis, luwes, dan kontinyu.
Anggaran yang dibuat harus mampu mengatasi kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan,
serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan
perhitungan yang sudah direncakan.
3. Manajemen
a. Pengertian Umum Manajemen
Sampai sekarang ini para ahli manajemen memberikan tentang
pengertian manajemen masih berbeda-beda dan belum jelas batasan ruang
lingkupnya, karena mendifinisikan manajemen secara tepat merupakan
masalah yang sulit, karena definisinya sangat universal.
Manajemen erat hubungannya dengan organisasi. Demikian pula
dengan organisasi olahraga yang dalam pelaksanaanya harus sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan dan disepakati bersama, baik anggota maupun
pengurus dalam keorganisasian harus berdasarkan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga.
Pengertian manajemen menurut Siagan dalam Hartoko, Dalimin
dan Soemarno (1998)
untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui
(hlm. 4), menurut Gie dalam Hartoko, Dalimin dan
Soemarno (1998) adalah -tindakan atau proses
menggerakan tindakan dalam usaha kerja sama manusia sehingga tujuan
yang telah ditentukan benar- (hlm. 4), dan menurut Terry
juga dalam Hartoko, Dalimin dan Soemarno (1998)
yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan
kegiatan orang lain 4).
Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya
tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang,
seperti yang dikemukakan oleh Stoner yang dikutip oleh Handoko (2003)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya- sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
(hlm. 8).
Berdasarkan dari berbagai pengertian manajemen diatas maka
dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah kemampuan untuk bertindak
melalui kegiatan orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan dan
melalui proses yang terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen yaitu terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, pengkoordinasian, dan
pengendalian. Suatu manajemen yang tercipta bagus maka didalam
pelaksanaannya tentu akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan.
Sebuah organisasi akan berjalan dengan baik dan lancar, jika
pengelolaan manajemennya juga baik. Dapat dikatakan, berjalan atau
tidaknya sebuah organisasi sangat bergantung dari manajemennya. Oleh
karena itu, dalam suatu organisasi peranan manajemen sangat penting dan
harus berjalan dengan baik dan benar.
b. Manajemen Olahraga
Di masyarakat luas banyak dibentuk suatu organisasi cabang
olahraga yang bertujuan bermacam-macam. Organisasi olahraga di
masyarakat meliputi sekelompok orang dari bermacam-macam profesi yang
ada di masyarakat untuk membentuk organisasi cabang olahraga sesuai yang
diminatinya.
Organisasi olahraga tersebut merupakan wadah bagi anggota
masyarakat yang berminat pada cabang olahraga tertentu. Di samping itu
kelompok orang yang berprofesi tertentu yang selalu terlibat dengan
kegiatan olahraga, membentuk suatu organisasi fungsional. Dengan
banyaknya organisasi tersebut banyak diperlukannya pengelolaan
manajemen yang baik sehingga tujuan organisasi dapat terwujudkan.
Saat ini manajemen olahraga menjadi hal yang sangat penting
didalam dunia olahraga modern, seperti yang dikatakan Husdarta (2009)
bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Organisasi olahraga lebih-lebih pendidikan jasmani dihadapkan dengan kekurangan kronis, berupa ketiadaan infrastruktur , lemahnya dukungan, kecilnya dana yang disediakan, dan kesulitan lain untuk menumbuhkan programnya. Dalam situasi seperti itu, kemampuan manajerial sangat dibutuhkan yang intinya adalah pelaksanaan fung-fungsi manajemen, dan terkait pula dengan kompetensi manjer beserta personalnya (hlm. 42).
Dan menurut Harsuki (2003) menyatakan bahwa Kesuksesan
suatu organisasi sangat tergantung dari kesadaran dari manajer akan :
tingkat pekerja, kemampuan SDM, peran serta motivasi dalam pencapaian
(hlm. 168-169).
Kenyataan ini membuktikan pentingnya manajemen dalam
olahraga, kerena pada dasarnya olahraga juga memiliki struktur organisasi,
dimana dalam pengelolaan sebuah organisasi olahraga diperlukan
kerjasama manajemen masing-masing komponen yang sangat berperan
penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
4. Pembinaan
Sumber daya atlet memiliki peran yang sangat strategis dalam pola
pembinaan olahraga, karena atlet adalah merupakan objek yang menjadi faktor
yang berpengaruh terhadap berhasil tidaknya suatu cabang olahraga dapat
berprestasi merupakan sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh suatu cabang
olahraga, sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal. Untuk mencapai
prestasi yang optimal, maka usaha pembinaan harus dilaksanakan dengan
menyusun strategi dan perencanaan yang rasional sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas serta mempunyai program yang jelas. Hal ini penting
agar program pembinaan dapat mencapai sasaran yang tepat yaitu prestasi yang
tinggi, seperti apa yang diinginkan.
Seorang pakar kepelatihan Hadisasmita dan Syarifudin (1996)
menyatakan tentang karakteristik pembinaan bahwa:
Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi tinggi menuju ketaraf internasional. Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
apabila ditunjang dan ditumbuhkan dengan suatu sistem pembinaan yang mantap, yang diorganisasikan oleh pembinaan olahraga secara terpadu dan berkesinambungan (hlm. 89).
Dalam pembinaan harus menempuh pola yang tepat dan dilakukan
dengan tahap-tahap tertentu, sehingga potensi yang dimiliki atlet dapat
berkembang secara maksimal. Untuk mencapai prestasi yang maksimal bukan
kegiatan mudah, dimana upaya mencapai prestasi yang tinggi harus dilakukan
pembinaan secara sistematis dan terprogram. Karena semua itu dipengaruhi
oleh banyak faktor, memerlukan preses dan waktu yang cukup lama, sumber
dana atau biaya yang cukup, prasarana dan sarana yang memadai, dan juga
dukungan dari masyarakat maupun pemerintah. Sebagai satu keutuhan prestasi
itu merupakan kombinasi antara kondisi fisik, kemampuan mental, penguasaan
teknik, kecakapan taktik yang diantar melalui pembinaan hingga mencapai
prestasi puncak. Menurut Prawirasaputra, Lutan, Yusup (1999) beberapa faktor
yang menjadi fokus perhatian adalah:
(1) Prakondisi kesehatan dan kemampuan fisik, pada anak usia SLTP misalnya, kondisi fisik mereka sudah mulai berkembang pesat seperti kekuatan, kecepatan dan daya tahannya sehingga ia lebih siap untuk menerima beban latihan yang lebih berat dibandingkan dengan siswa SD
(2) Aspek mental menunjukkan kesiapan sifat-sifat psikologis seperti kesetabilan emosi, pengendalian diri, keberanian dan ketekunan. Siswa pada usia SLTP sudah menunjukkan kesiapan mental untuk berlatih
(3) Aspek sosial, menunjukkan kesiapan untuk bekerja sama, menerima kepemimpinan dan tanggung jawab. Sisiwa SLTP sudah menunjukkan sudah menunjukkan kematangan dari sisi perkembangan social (hlm. 47).
Dalam melakukan pembinaan harus dilakukan melalui tahap-tahap
tertentu, dimana tahapan tersebut merupakan salah satu proses untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kemampuan pemain pada
periode tertentu. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
proses pembinaan olahraga prestasi dibutuhkan tahap persiapan meliputi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pemassalan, pembibitan, dan pemanduan bakat agar dihasilkan bibit-bibit atlet
yang berkualitas sehingga mampu menciptakan prestasi maksimal.
a. Pemassalan Olahraga
Pemassalan merupakan suatu upaya untuk mengikutsertakan
seluruh lapisan masyarakat dengan sasaran melibatkan semua kelompok
umur. Pelaksanaan kegiatan pemassalan harus dilakukan secara terus
menerus, sehingga nantinya mampu menciptakan bibit-bibit atlet yang baik.
Hal ini seperti dikemukakan Hadisasmita dan Syarifudin (1996) bahwa,
Pemassalan olahraga ialah suatu proses dalam upaya mengikutsertakan
peserta sebanyak mungkin supaya mau terlibat dalam kegiatan olahraga
dalam rangka pencarian bibit-bibit atlet yang berbakat yang dilakukan
dengan cara teratur dan terus- (hlm. 36). Sedangkan menurut
Irianto, dkk. (2009)
berolahraga secara menyeluruh agar diperoleh bibit-bibit olahragawan
handal (hal. 6).
Tujuan pemasaalan olahraga yang dilaksanakan antara lain agar
masyarakat menyadari pentingnya olahraga prestasi, sehingga akan
memunculkan bibit-bibit atlet yang baik. Hadisasmita dan Syarifudin (1996)
mengemukakan bahwa tujuan pemassalan adalah untuk:
(a) Membina dan meningkatkan kesegaran jasmani. (b) Meningkatkan kesegaran rohani atau untuk mendapatkan
kegembiraan (c) Pembentukan watak atau kepribadian. (d) Menanamkan dasar-dasar keterampilan gerak dalam usaha
pencapaian prestasi tinggi (hal. 36).
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuan pemassalan olahraga disamping untuk mendapatkan bibit-bibit atlet
yang baik, juga untuk menyadarkan masyarakat tentang arti pentingnya
olahraga terhadap peningkatan prestasi olahraga.
Agar masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam pemassalan
olahraga prestasi, maka perlu ditempuh langkah-langkah yang baik dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tepat.Langkah-langkah yang ditempuh tersebut diharapkan mampu
mewujutkan tujuan pemassalan olahraga yang telah dilaksanakan. Menurut
Hadisasmita dan Syarifudin (1996) Strategi pemassalan olahraga antara lain.
(1) Meyediakan prasarana dan sarana olahraga yang memadai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Apabila pemassalan olahraga ini akan diterapkan disekolah-sekolah, maka yang perlu disediakan prasarana dan sarana yang sesuai dengan kemampuan masing-masing tingkatannya.
(2) Menyediakan penyiapan pengadaan tenaga pengajar atau pelatih olahraga yang bener-bener memiliki kemampuan untuk menggerakan olahraga anak-anak usia muda disekolah.
(3) Mengadakan berbagai bentuk pertandingan cabang olahraga bagi anak-anak sekolah, baik pertandingan antar kelas, sekolah maupun antara perkumpulan.
(4) Mengadakan demontrasi pertandingan antar atlet-atlet yang berprestasi.
(5) Mengadakan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa. (6) Memberikan motifasi kepada para siswa untuk mau berolahraga. (7) Merangsang minat para siswa dengan melalui media masa maupun
elektronik (hal. 39). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemassalan
olahraga dapat dilakukan disekolah-sekolah maupun diluar sekolah.
Pemassalan dapat berjalan dengan baik, apabila didukung prasarana dan
sarana yang memadai, tenaga pengajar atau pelatih, diadakan pertandingan
olahraga, ditambahkan minat berolahraga pada siswa, serta adanya
kerjasama dengan para orang tua siswa.
Strategi diatas perlu diperhatikan agar tujuan dalam pemassalan
olahraga dapat tercapai yaitu diperolehnya bibit-bibit atlet yang baik. Bibit-
bibit atlet yang baik tersebut akan menopang dalam pembinaan olahraga
selanjutnya, sehingga potensi yang ada pada dirinya dapat dikembangkan
dan prestasi maksimal dapat diciptakan.
b. Pembibitan Pemain
Prestasi maksimal bukan merupakan hal yang mudah dicapai.
Prestasi maksimal dapat dihasilkan melalui proses yang panjang. Latihan
sejak dini atau usia muda dimungkinkan dapat dilakukan pembinaan dalam
rentang waktu yang relatif panjang. Disamping latihan sejak dini, bibit-bibit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pemain yang baik mempunyai pengaruh terhadap pencapai prestasi. Bibit
pemain yang baik dan berbakat, maka akan lebih mudah untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki sampai pada batas kemampuan
maksimal.
Menurut Suharno (1992), aspek-aspek yang dilihat dalam mencari
bibit atlet antara lain :
(1) Segi Anatomis : Tinggi, berat badan, proporsi dan badan macam otot-otot perlu diteliti secara cermat
(2) Segi Fisiologis : keadaan jantung, paru-paru, peredaran darah, pencernaan makanan, susunan syaraf dll. Harus dipriksakan dokter.
(3) Kemampuan gerak : - Unsure-unsur gerak (kekuatan, daya tahan dst) - Kecakapan gerak dalam cabang olahraga.
(4) Segi mental : Kejiwaan, Kepribadian, temperament (5) Kesehatan : Kesehatan fisik dan mental (6) Segi social ekonomi : latar belakang social ekonomi (hal. 78).
Jadi dengan upaya mencari dan menemukan individu-individu yang
memiliki potensi, adalah untuk individu-individu tersebut agar dapat
mencapai prestasi olahraga di kemudian hari, pembibitan pemain juga sebagi
langkah atau tahap lanjutan dari permasalahan olahraga.
c. Pemanduan Bakat
Bakat merupakan salah satu faktor penting didalam mencapai
prestasi yang tinggi pada suatu cabang olahraga. Bakat merupakan potensi
dalam diri pemain yang dapat dikembangkan dan menunjang keberhasialan
dalam olahraga. Tanpa memiliki bakat yang sesuai dengan olahraga yang
dipelajari maka prestasi maksimal akan sulit di tercapai. Menurut Sullivan
(1986) -masing memiliki bakat-bakat alam yang memang
(hlm. 5).
Pada setiap individu memiliki faktor yang diperlukan dalam
olahraga, hanya saja dengan perbandingan atau porsi yang berlainan. Untuk
itu cirri-ciri yang terdapat dalam individu perlu dikendalikan agar dihasilkan
bibit-bibit pemain yang berkualitas. Untuk mengetahui apakah seseorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
memiliki bakat dalam cabang olahraga tersebut dibutuhkan sistem yang
disebut pemanduan bakat. Pemanduan bakat ini didasarkan pada kriteria-
kriteria tertentu yang mengacu pada cabang olahraga yang dipelajarinya.
Gunarsa, Satiadarma dan Hardjolukito (1996) mengemukakan bahwa
berpotensi, memilih olahraga yang sesuai dengan potensi serta minatnya dan
memperkirakan peluangnya untuk berhasil dalam program pembinaan
seh
(hlm. 95).
Faktor bakat mempunyai peranan penting agar atlet menjadi juara
begitu pun dalam pemanduan bakat mempunyai peranan penting untuk
mendapatkan bibit atlet yang baik. Pemanduan bakat merupakan upaya
untuk memprediksi dengan probabilitas yang tinggi seberapa besar peluang
seseorang untuk mencapai prestasi maksimalnya dan apakah seirang atlet
muda mampu secara sukses menyelesaikan atau melewati program latihan
dasar untuk kemudian ditingkatkan hasilnya menuju prestasi puncaknya.
Pemanduan bakat dapat dilakukan melalui pengamatan melalui bibit-bibit
atlet yang dibinanya. Pengamatan tersebut meliputi antara lain minat
terhadap olahraga, kemampuan fisik dan sebagainya.
Menurut Hadisasmita dan Syarifudin (1996) langkah-langkah
pemanduan bakat antara lain :
(1) Adakah pengamatan terhadap sikap peserta didik pada kegiatan olahraga, baik di sekolah maupun di luar sekolah atau dilingkungan tempat tinggalnya.
(2) Adakah pengamatan terhadap karakteristik dari peserta didiknya, baik mengenai kemampuan fisiknya, bentuk fisiknya, ukuran fisik atau tubuhnya, sifat atau asal-usulnya.
(3) Adakah pengamatan terhadap perkembangan fisik dari peserta didik tersebut.
(4) Setelah mengadakan pengamatan yang dilakukan secara cermat dan penuh ketelitian, kemudian untuk langkah berikutnya coba adakan pemilihan atau penyaringan atau yang dipakai untuk mengukur atau instrument dari cabang olahraga yang bersangkutan.
(5) Di dalam mengadakan seleksi tersebut, hendaknya didasarkan pada karakteristik antropometrik, serta kemampuan dan perkembangan dari fisik peserta didik (hlm. 57).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Langkah-langkah pemanduan bakat tersebut mempunyai arti
penting untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini disebabkan
pemanduan bakat merupakan langkah yang tepat, karena melalui proses
tertentu atau penyaringan yang lebih teliti melalui alat ukur atau instrument
terhadap cabang olahraga yang dibinanya. Dengan demikian akan diketahui
seberapa besar bakat yang dimiliki atlet tersebut, sehingga untuk
melaksanakan pembinaan dapat lebih baik. Menurut Suharno (1992)
berbakat umur muda dapat ditemukan : di sekolah-sekolah, dalam
perkumpulan-perkumpulan olahraga (club), pada organisasi-organisasi
pemuda dan dikampung- (hlm. 78).
d. Pelatih
Pelatih adalah seorang sosok yang kadang dipuji dan kadang dicaci.
Hal ini sangat tergantung pada keberhasilannya meningkatkan prestasi
atletnya. Seperti yang diungkapkan Suharno (1992)
terutama di Indonesia isinya pengorbanan melulu, apalagi bila atletnya
(hlm. 3).
Pelatih adalah seorang / sekelompok orang yang mengelola /
menangani sekelompok / seseorang untuk mencapai keberhasilan tertentu.
Menjadi pelatih adalah pekerjaan yang unik, didalamnya terbentang luas
aspek garapan yang sarat dengan tantangan, persaingan, aspek peningkatan
diri, peningkatan kemampuan, menjaga dan memelihara kewibawaan,
terampil berkomunikasi, cermat mengambil keputusan dan masih banyak
lagi aspek pendukung yang kesemuanya bermuara pada upaya untuk sukses
dalam bertugas sebaga pelatih. Prawirasaputra, Lutan, Yusup (1999)
(hlm. 2).
Pelatih yang berkualitas adalah seorang pelatih disamping
memberikan latihan-latihan fisik dan teknik juga mampu memberikan jalan
keluar dari setiap masalah yang ada pada atlet baik jasmani, mental
emosional, maupun social. Seorang pelatih perlu membekali diri dengan hal-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
hal yang berhubungan dengan tugasnya, sehingga didalam melatih tidak
akan mengalami kesulitan yang mengakibatkan gagalnya dalam mencapai
tujuan.
Seorang pelatih yang berkualitas harus sadar akan kenyataan bahwa
ia dapat benar-benar dapat mempengaruhi dan membentuk watak (karakter)
dan kepribadian atlet dalam hal tertentu. Sepert pendapat Pate,
h
tantangan dan selalu berubah. Pelatih yang berhasil selalu bersedia
menerima informasi-informasi baru, namun tetap dapat mengenali
pendekatan tradisional yang paling sesuai
Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat positif maupun negatif, bermanfaat,
dan dapat merusak atau mengganggu, dan yang jelas dapat berpengaruh
relatif tahan lama atau permanen pada seluruh kehidupan atlet asuhannya.
5. Prasarana dan Sarana
Pengembangan olahraga prestasi juga didukung oleh adanya sarana-
prasarana yang memadai atau sesuai dengan standar yang digunakan dalam
pertandingan resmi cabang olahraga tersebut. Dalam setiap cabang olahraga
memang secara khusus mempunyai prasarana dan sarana tersendiri. Demikian
juga dalam cabang olahraga panahan. Keadaan prasarana dan sarana yang
mendukung sangat diperlukan untuk memperlancar dalam melakukan
kegiatan.
Didalam berolahraga tidak cukup hanya mengandalkan kesiapan
fisik yang baik saja, tetapi juga didukung prasarana dan sarana yang
memungkinkan olahraga tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Terutama
untuk mencapai prestasi maksimal, akan dipengaruhi adanya prasarana dan
sarana yang memadai. Dengan prasarana dan sarana yang baik, akan
memberikan kemudahan bagi pelatih dalam memberikan program latihan.
Begitu juga bagi atlet akan bergairah dan bersemangat dalam melakukan
latihan. Sedangkan prasarana dan sarana yang diperlukan dalam olahraga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
panahan adalah lapangan latihan terbuka, mess atlet, kesekretariatan,
poliklinik, transportasi dan prasarana lain yang mendukung.
Peralatan yang baik tak ubahnya seperti teman yang baik, karena
dapat menambah kesenangan bagi pengguna peralatan tersebut. Peralatan yang
baik juga sangat penting, sebab akan menentukan terhadap penampilan yang
baik.
a. Prasarana
1) Lapangan Permainan
Menurut FITA yang dikutip Riyanto (2006: 13-16) Lapangan
perlombaan panahan yang disarankan seperti gambar berikut:
Gambar 1. Shooting line layout-Olympic Round Teams Finals
(Sumber. Riyanto, 2006: 13)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar 2. Range Layout-Major Events
(Sumber. Riyanto, 2006: 14)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Gambar 3. Range Layou-Other Events
(Sumber. Riyanto, 2006: 15)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 4. Range Layout-Olympic Round Final
(Sumber. Riyanto, 2006: 17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Sarana
Menurut FITA yang dikutip Riyanto (2006: 2-10) ingin
memperkenalkan peralatan-peralatan yang digunakan dalam olahraga
panahan mulai dari busur, asesorisnya, anak panah, bantalan / sasaran.
Peralatan yang digunakan dalam panahan antara lain: busur (bow), panah (arrow), pelindung jari (finger tab), pelindung lengan (armguard), alat pembidik (visir/sighter/bowsight), alat peredam getaran (stabilizer), kantong panah (side quiver), teropong (field glasses). Sedangkan peralatan penunjang antara lain: sasaran yang terdiri dari bantalan (buttress), penopang bantalan (standard), kertas sasaran (target face).
1) Busur
Busur terdiri dari beberapa komponen, diantaranya adalah: 1) Bagian pegangan (handle section/riser), 2) Dahan busur atas (upper limb), 3) Dahan busur bawah (lower limb), 4) Tali busur (bow string), 5) lilitan tengah (serving), 6) Pembatas nock/ekor panah (nock locator), 7) lilitan ujung, 8) Tempat pegangan (grip), 9) Alat pembidik (visit/sighter), 10) klicker, 11) Tempat sandaran panahan (arrow rest), 12) Stabilisator pendek, 13) Torque flight compensator (TFC), 14) Stabilisator Panjang, 15) Stabilisator Pendek, 16) Ukuran busur 68 inchi dan berat tarikan 40 pound. Untuk lebih jelas komponen-komponen tersebut, dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Bagian-bagian busur
(Sumber. Riyanto, 2006: 7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2) Panah
Bagian-bagian anak panah adalah sebagai berikut: 1) Bedor
(arrow head/point), 2) Gandar (shaft), 3) Hiasan (crestting), Bulu
(fletching), 5) Ekor panah (nock), Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Gambar 6
Gambar 6. Bagian-bagian panah
(Sumber. Riyanto, 2006: 8)
Untuk lebih jelas untuk mengenai bagian-bagian anak panah,
terutama jenis anak panah dan bulu panahdapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Jenis mata dan bulu panah
(Sumber. Riyanto, 2006: 8)
3) Pelindung Jari, Lengan Bawah dan Tempat Panah
Peralatan penting lainnya yang harus disediakan pemanah selain
busur dan panah, antara lain pelindung jari (finger tab), pelindung lengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
bawah (armguard), dan tempat panah (quivers). Untuk lebih jelas
peralatan tersebut, dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Pelindung Jari, Lengan Bawah, dan Tempat Panah
(Sumber. Riyanto, 2006: 10-11)
4) Bantalan dan target face
Bantalan dan target face yang digunakan pada panahan berbeda-
bade tergantung pada ronde apa yang digunakan. Pada ronde tradisional
target face berukuran 80 cm, ronde nasional (perpani) 80 cm, dan ronde
FITA 122 cm untuk jarak 60 m, dan 70 m. Sedangkan jarak 30 m dan 50
m digunakan 80 cm. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 1. Ronde dan ukuran target
Sedangkan bantalan/sasaran dan target face dapat dilihat pada
Gambar 9 sebagai berikut:
Gambar 9. Bantalan dan target face
(Sumber. Riyanto, 2006: 13)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
6. Program Latihan
a. Pengertian Latihan
Banyak orang merasa berlatih tetapi sebenarnya itu hanya perasaan
mereka saja. Pada umumnya yang bersangkutan kurang memahami
pengertian tentang latihan yang sebenarnya. Irianto, dkk. (2009)
mengemukakan pendapatnya tentang pengertian latihan adalah : Proses
sistematik untuk menyempurnakan kualitas kinerja atlet berupa: kebugaran,
keterampilan, dan kapasitas energi, (b) Memperhatikan aspek pendidikan,
(c) Menggunakan pendekatan ilmiah (hlm. 1).
Hal serupa juga diungkapkan oleh Harsono yang dikutip oleh
Hadisasmita dan Syarifudin (1996) latihan adalah
proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang,
dengan demikian kian hari menambah jumlah beban serta intensitas
(hlm. 126). Didalam latihan terdapat proses yang sistematis,
dilakukan berulang-ulang dan tetap dengan selalu meningkatkan beban
latihan untuk mencapai tujuan. Tujuan pokok dari latihan yaitu pencapaian
prestasi maksimal.
Dari beberapa pengertian latihan di atas, didapat unsur-unsur
latihan antara lain :
(1) Sistematis yaitu berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem
tertentu, metodis, dari yang sederhana ke yang lebih rumit.
(2) Berulang-ulang yaitu setiap teknik haruslah diulang sesering mungkin,
dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan
menjadi mudah, dan otomatis pelaksanaanya menjadi menghemat
energi.
(3) Kian hari bertambah beban yaitu setiap kali, secara periodik, segera
setelah tiba saatnya beban latihan ditambah. Jika beban tidak bertambah
prestasi pun sulit meningkatkan.
Menurut Harsono (1988) tujuan serta sasaran utama dari latihan
adalah membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu, ada empat aspek latihan yang
diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu :
(1) Latihan Fisik (Physical Training) Beberapa komponen fisik yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan seperti: daya tahan kekuatan, kekuatan otot, kecepatan, daya tahan kardiovaskuler, kelincahan, kelentukan, ketepatan, keseimbangan, dan stamina.
(2) Latihan Teknik (Technical Training) Latihan teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan guna membentuk dan memperkembang kebiasaan-kebiasan motorik atau perkembangan neuromuskular.
(3) Latihan Taktik (Tactical Training) Latihan taktik meliputi pertahanan maupun penyerangan termasuk didalamnya penyusunan strategi, sistem, pola, dan tipe.
(4) Latihan Mental (Mental Training) Latihan-latihan mental adalah latihan-latihan yang lebih menekankan pada perkembangan kedewasaan atlet serta perkembangan emosional impulsif; misalnya semangat bertanding, sikap pantang menyerah, keseimbangan emosi meskipun berada dalam situasi stress, sportivitas, kejujuran, percaya diri, dan sebagainya (hlm. 100).
b. Pengertian Program Latihan
Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus
dilakukan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus mengacu
pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan
program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan pemainnya
akan meningkatkan kualitas pemain secara maksimal. Untuk menghasilkan
program latihan yang baik, peranan seorang pelatih mempunyai arti yang
penting dalam menetukan program latihan. Dalam menentukan program
latiha harus mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pokok dari
program latihan adalah untuk meningkatkan kemampuan pemain dan
mencapai prestasi yang maksimal.
Program latihan merupakan rencana kegiatan yang sudah tersusun
dan harus dilaksanakan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan
harus menyatu dalam beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan
atletnya akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu hal yang
harus diperhatikan dalam menyusun program latihan adalah menentukan
terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang hendak dicapai. Hal itu
penting agar atlet dapat berlatih dengan motifasi untuk mencapai sasaran.
Penyusunan program latihan harus memperhitungkan periodisasi
latihan. Dimana dalam pembagian waktu latihan harus tepat sasarannya.
Sehingga dalam periode latihan yang satu dengan periode yang lain dapat
berjalan sesuai dengan rencana. Dengan memperhatikan periode latihan dan
musim latihan, maka dalam menentukan tahap-tahap latihan lebih cermat,
tepat dan menyasar, sehingga kemampuan pemain akan meningkat lebih
baik dan prestasi maksimal dapat dicapai. Seperti yang diungkapkan
Hadisasmita dan Syarifudin (1996)
ditingkatkan prestasinya setinggi-tingginya, diperlukan jangka waktu yang
lama.Oleh karena membutuhkan waktu yang lama, maka latihan-latihan
tersebut dilaksanakan secara bertahap, yang terdiri dari Program jangka
(hlm. 141).
Membina atlet tidaklah biasa dalam waktu yang singkat atau
instan, sehingga untuk itu diperlukan seorang pelatih menyusun program
latihan yang direncanakan dan diperhitungkan dengan baik dan matang,
sehingga pada waktu yang telah ditetapkan prestasi yang diinginkan dapat
diraihnya. Oleh sebab itu, maka latihan-latihan tersebut dilaksanakan secara
bertahap yang terdiri dari program jangka panjang, dan program tahunan.
c. Periodesasi Latihan
Tujuan dan tuntunan dalam latihan adalah mencapai prestasi
semaksimal mungkin. Latihan yang sudah terprogram dengan baik akan
memerlukan waktu yang panjang, untuk itu dibuatlah jadwal latihan. Jadwal
latihan perlu dibagi menjadi beberapa tahapan. Pembagian tahapan dalam
program latihan ini disebut periodesasi latihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Hadisasmita dan Syarifudin (1996) menyatakan bahwa periodesasi
(hlm. 128).
Adapun kegunaan dari periodesasi latihan adaah sebagai berikut :
(1) Peatih akan dapat mengatur setiap komponen-komponen latihan dari
rencana tahunan
(2) Membantu peatih dalam menetukan puncak latihan yang tepat,
pertandingan pertandingan sasaran (diantara pertandingan utama
selama kalender tahunan).
Pembagian waktu latihan harus tepat sasarannya, sehingga antara
periode latihan satu dengan periode latihan yang lain dapat berjalan sesuai
dengan rencana. Menurut Suharno (1992) program tahunan secara garis
besar dibagi menjadi periodesasi-periodesaso latihan sebagai berikut :
(1) Periode persiapan Mencari bibit atlit yang unggul atau seleksi atlit berpotensi tinggi.
(2) Periode Pertandingan Pelatih harus melakukan penyusunan taktik dan pemberian dorongan mental atlit agar semangat juang dan dedikasi meningkat
(3) Periode Peralihan Mengevaluasi kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan baik secara umum maupun secara individual (hlm. 58-59)
Periodesasi latihan dibuat agar mempermudah seseorang pelatih
dalam menyusun program latihan. Dengan memperhatikan periode latihan
dan musim latihan, maka dalm menentukan tahap-tahap latihan lebih cermat,
tepat, dan menyasar, sehingga kemampuan pemain akan meningkat lebih
baik dan prestasi yang maksimal dapat tercapai.
d. Prinsip-Prinsip Latihan
Kekurangan yang umum terdapat pada atlet-atlet dan pelatih-
pelatih kita adalah bahwa mereka kurang mengetahui dan kurang mengerti
akan prinsip-prinsip latihan yang sebenarnya. Tanpa mengetahui prinsip-
prinsip serta tujuan-tujuan latihan tak mungkin atlet berlatih atau dilatih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dengan sukses. Latihan yang baik harus menganut beberapa prinsip latihan,
sehingga dalam memberi atau meningkatkan beban latihan tidak menganut
pada prinsip latihan yang tepat akan merusak kondisi atletnya. Hal yang
demikian ini harus dihindari serta dalam memberikan beban latihan harus
disesuaikan kemampuan dari masing-masing pemainnya.
Dengan mengetahui prinsip-prinsip latihan diharapkan prestasi
seorang atlet dapat cepat meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seseorang
atlet atau pelatih tidak mungkin akan berhasil dalam latihannya. Suharno
(1992) menyarankan agar seluruh program latihan sebaiknya menerapkan
prinsip latihan sebagai berikut:
1) Prinsip Kontinyuitas Dalam Latihan (Latihan harus sepanjang tahun tanpa terseling) Prestasi, adaptasi atlet akan menurun lagi bila beban latihan menjadi ringan dan latihan tidak kontinyu (terus-menerus secara rutin). Perlu adanya latihan yang bersifat menyeluruh dari cabang olahraga tersebut, agar prestasi dan adaptasi atlet yang positif tidak mengalami kemunduran.
2) Kenaikan Beban Latihan Yang Teratur Latihan makin lama makan meningkat beratnya, tetapi kenaikan beban latihan harus sedikit demi sedikit. Hal ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi over training dan proses adaptasi atlet terhadap loading akan terjamin keteraturannya.
3) Prinsip Individual Perbedaan-perbedaan setiap atlet sebagai manusia yang berbeda-beda perlu diperhatikan oleh pelatih agar pemberian dosis latihan, metode latihan dapat serasi untuk mencapai mutu prestasi tiap-tiap individual.
4) Prinsip Interval Prinsip interval sangat penting dalam rencana latihan dari yang bersifat harian, mingguan, bulanan, tahunan yang berguna untuk pemulihan fisik dan mental atlit dalam menjalankan latihan.
5) Prinsip Stress (Penekanan) Stress fisik dan mental penting untuk meningkatkan prestasi, tetapi pemberian stress terus menerus tanpa memperhatikan kondisi atlet sangat bebahaya dan akan menimbulkan hal yang negatif terhadap atlet, misalnya : prestasi menurun, cedera, over training, takut latihan, jemu latihan dsb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
6) Prinsip Stres (Spesifik) Latihan harus memiliki cirri dan bentuk yang khas sesuai dengan cabang olahraganya. Hal tersebut sesuai dengan sifat dan tuntutan tiap-tiap cabang ilahraga yang selalu berbeda.
7) Prinsip Nutrisium (Gizzi Olahraga) (hlm. 8-14) Dan menurut Irianto, dkk. (2009) dalam penyusunan dan
pelaksanaan program latihan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
latihan, sebagai berikut:
(1) Partisipasi Aktif Pencapaian prestasi merupakan perpaduan usaha atlet itu sendiri d an kerja keras pelatih, sehingga keduanya yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program latihan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi.
(2) Perkembangan Multilateral Tahap perkembangan multilateral diletakkan pada awal program pembinaan sebelum memasuki tahapan spesialisasi, yakni pada usia : 6-15 tahun, bertujuan : mengembangkan dan mengoreksi gerak dasar (jalan, lompat, loncat, lempar, tangkap).
(3) Individual Setiap atlet memiliki potensi yang berbeda-beda dan berkarakter unik, setiap latihan menimbulkan respon yang berbeda pula.
(4) Overload Untuk meningkatkan kemampuan atlet perlu latihan dengan beban lebih (overload), yakni beban yang diberikan cukup menantang atau benar-benar membebani pada wilayah ambang batas kemampuan atlet (critical point).
(5) Spesifikasi Program latihan hendaknya direncanakan khusus sesuai dengan : - Cabang olahraga (permainan, beladiri dll) - Peran olahragawan (penjaga gawang, smasher, picher dll) - Sistem gerak (anaerobik, aerobik) - Pola gerak (close skill-open skill, siklis-siklis) - Keterlibatan otot (otot pada organ apa saja) - Biomotor (kekuatan, kecepatan, daya teahan dll)
(6) Kembali Asal (Reversible) Yang diartikan sebagi kemunduran kemampuan atlet yang diakibatkan ketidak teraturan dalam menjalankan program latihan
(7) Variasi Model dan metode latihan yang monoton akan mengakibatkan kebosanan sehingga sasaran latihan tidak dapat dicapai, untuk itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
perlu dirancang model dan metode latihan yang beranekaragam, dengan tetap mengacu pada sasaran latihan (hlm. 1).
Sedangkan Hadisasmita dan Syarifudin (1993) menyarankan agar
dalam latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Prinsip Beban-lebih (overlood) Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menenkankan pada pembebanan latihan yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukan oleh atlet. Seorang atlet harus berlatih dengan beban yang lebih berat, namun beban tersebut harus sesuai dengan kemampuan atlet.
2) Prinsip Perkembangan Multilateral Prinsip ini sebaiknya diterapkan pada atlet-atlet muda. Pada permulaan belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar dengan demikian mereka memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk ketrampilan spekulasinya kelak.
3) Prinsip Intensitas latihan Perubahan fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet dilatih atau berlatih melalui program latihan yang intensitif, dimana pelatih secara progresif menambahkan beban kerja. Jumlah pengurangan gerakan (repetition) serta kadar intensitas dari repetisi tersebut.
4) Prinsip Kualitas Latihan Latihan dikatakan berkualitas apabila latihan dan dril-dril yang diberikan memang benar-benar bermanfaatkan dan sesuai dengan kebutuhan atlet. Koreksi-koreksi yang tepat dan kontruksi sering diberikan, pengawas dilakukan oleh pelatih sampai sedetail gerakan dan setiap kesalahan segera diberikan, prinsip-prinsip overload diterapkan, baik dalam aspek fisik maupun mental.
5) Prinsip Beppikir Positif Jika ingin berprestasi, atlet harus berani sakit dalam latihan. Pelatih harus tahu bagaimana kata hati atlet, apa yang mereka katakan pada dirinya sendiri. Dan pelatih harus mempengaruhi kata hatinya, melatih atlet untuk slalu berpikit posifit dan pesimis, mengubah sikap berpikir positif lebih baik dari pada berpikir negatif.
6) Variasi Dalam Latihan Latihan yang dilakukan biasanya banyak menuntut waktu, pikiran, dan tenaga. Karena itu bukan mustahil jika latihan yang intensif dan terus-menerus terkadang akan menimbulkan rasa bosan pada atlet. Jika sudah bosan, maka gairah pada atlet dan motifasinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
untuk berlatih biasanya menurun atau bahkan hilang sama sekali. Karena itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mencegah timbulnya kebosanan berlatih, misalnya dengan cara merencanakan dan menyelenggarakan variasi-variasi dalam latihan.
7) Prinsip Individualisasi Setiap berbeda dalam segi fisik maupun mental, maka setiap individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu beban yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu persoalan pribadi bagi atlet dan tidak bisa disama ratakan bagi semua atlet. Latihan harus direncanakan disesuaikan bagi setiap individu atlet agar dapat menghasilkan prestasi yang baik.
8) Penetapan Sarana (Goal setting) Seringkali suatu tim atau atlet tidak berlatih bersungguh-sungguh, atau kurangnya motivasi untuk berlatih karena tidak ada tujuan atau sasaran yang jelas untuk apa atlet berlatih. Karena itu menetapkan sasaran latihan untuk atlet sangat penting.
9) Prinsip Perbaikan Latihan Kalau atlet sering melakukan kesalahn gerak, maka pada
waktu memperbaiki kesalahan tersebut pelatih harus menekankan pada penyebab terjadinya kesalahan (hlm. 130). Dengan mengetahui prinsip-prinsip latihan tersebut, maka seorang
pelatih dapat melakukan penyusunan dan pelaksanaan program latihan
dengan sistematis dan terarah, sehingga akan mendukung sang atlet dalam
meningkatkan kualitas latihan dan bisa dengan cepat meningkatkan prestasi.
7. Prestasi
Pristasi tinggi merupakan suatu impian atau tujuan setiap atlet yang
berkecimpung dibidang olahraganya. Kenyataan menunjukan bahwa prestasi
yang dicapai akan mengharumkan nama daerah serta para pemain didalamnya
dan juga pelatih yang menanganinya, apalagi apabila sudah membawa nama
Negara. Untuk mencapai tujuan prestasi tersebut bukan suatu pekerjaan yang
mudah, karena memerlukan waktu yang lama, sumberdana yang besar dan
sarana dan prasarana yang memadai, seperti yang diungkapkan Sajoto (1990)
rupakan usaha yang
benar-benar harus diperhitungkan secara masak dengan suatu usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
pembinaan, melalui suatu pembibitan secara dini, serta peningkatan melalui
pendakatan ilmiah terhadap ilmu- (hlm. 10-11).
Menurut Lenk (1983) yang dikutip oleh Lutan (1992) dikatakan
b
ciri hakiki pada manusia. Karena itulah, manusia dapat bertahan dan terus kian
maju melalui proses aktif dalam membentuk dirinya dan dunia sekitarnya
(hlm. 14). Dengan demikian, maka dalam pencapaian suatu prestasi, potensi
diri dan pengembangan diri dalam suatu aktivitas tertentu merupakan faktor-
faktor yang menentukan tingkat pencapaian suatu prestasi. Tentang hal ini,
Lutan (1988) menjelaskan sebagai berikut:
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi digolongkan menjadi dua katagori yaitu: 1) Faktor endogen dan, 2) Faktor eksogen. Yang dimaksud faktor endogen ialah atribut atau ciri-ciri yang melekat pada aspek fisik dan psikis seseorang, sementara faktor eksogen diartikan semua faktor di luar diri individu baik yang terdapat di lingkungan tempat berlatih maupun di lingkungan yang lebih umum pengertiannya. (hlm.13)
Dalam proses pembinaan atlet bagi suatu cabang olahraga perlu
memperhatikan kondisi dari faktor endogen dan eksogen atlet. Seperti
dikemukakan di atas bahwa faktor eksogen adalah semua hal di luar diri
individu, maka bagi seorang atlet faktor eksogen ini dapat berupa latihan-
latihan, sarana dan prasarana latihan, keadaan lingkungan, penghargaan dan
lain sebagainya. Dalam proses pembinaan atlet hendaknya fungsi faktor
eksogen harus benar-benar optimal, artinya kondisi dari pelatihan yang ada
dapat memberikan kontribusi yang positif dan menunjang terhadap pencapaian
tujuan.
Faktor pemain menjadi faktor utama dalam pencapaian prestasi
maksimal karena pemain merupakan pelaku utama dalam suatu pertandingan.
Begitu juga dalam olahraga panahan, pemainnya atau atletnya dituntut untuk
menguasai ketrampilan memanah secara menyeluruh, karena tanpa ada proses
pembinaan dan latihan seorang atlet tidak akan berkembang menjadi prestasi
tinggi. Tugas dan tanggung jawab seorang pelatih dalam sebuah tim panahan di
sangat dominan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
B. Kerangka Berpikir
Panahan merupakan olahraga yang belum memasyarakat di Indonesia, itu
terlihat dari hanya beberapa daerah saja yang mempunyai klub panahan daerah,
tapi dengan banyaknya kejuaraan dan banyaknya partisipasi klub-klub daerah
tersebut telah membantu olahraga ini dapat berkembang dengan cepat.
Perkembangan sebuah prestasi dalam olahraga tidak serta merta didapat
secara instan ataupun langsung. Untuk mendapatkan prestasi yang tinggi banyak
faktor yang harus dipenuhi. Faktor ini adalah Organisasi atau Manajemen klub
yang baik, pembinaan dan program latihan, sarana dan prasarana yang memadai,
atlet ataupun pelatih. Seluruh faktor ini yang saling berkaitan dan membentuk satu
kesatuan dalam perolehan prestasi yang tinggi. Apabila seluruh faktor dalam
keadaan baik maka prestasi yang tinggi pun dapat dicapai
Berkaitan dengan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana manajemen atlet panahan pada Nasa Archery Club Ponorogo dari kurun
waktu 2007-2011. Informasi ini digali dari keadaan pembinaan, program latihan,
sarana dan prasarana, dan prestasi yang di raih. Dengan mengacu pada informasi
yang digali dapat diketahui bagaimana yang sebenarnya manajemen atlet panahan
Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011.
Gambar 10. Bagan Kerangka Berpikir
Nasa Archery Club Ponorogo
Manajemen Atlet
Pembinaan Sarana dan Prasarana Program Latihan Prestasi
Studi Tentang Manajemen Atlet Panahan Pada Nasa Archery Club Ponorogo
Dari Tahun 2007 sampai 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Untuk memperoleh berbagai keterangan yang dibutuhkan dalam
pemecahan masalah, maka penelitian ini di lakukan di halaman rumah Bpk
Slamet sebagai Lapangan Panahan dan Sekertariatan NASA ARCHERY
CLUB PONOROGO di Desa Sumoroto Kabupaten Ponorogo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian
yang digunakan, ditetapkan berdasarkan pada tujuan dan hasil penelitian yang
diharapkan. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut perlu memiliki metode
penelitian yang tepat. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode yang dipilih dan
dipakai adalah metode deskriptif. Alasan yang mendasarinya adalah karena dalam
penelitian ini mengambil masalah manajemen atlet panahan Nasa Archery club
Ponorogo, yang disajikan secara deskriptif, bukan merupakan pernyataan jumlah
dan tidak dalam bentuk angka-angka.
Pengertian metode deskriptif menurut Nasir (2005
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian diskriptif ini adalah untuk membuat diskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
(hlm. 54). Adapun prosedur penelitian
guna mempercepat waktu menyelesaikan penelitian melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
1. Langkah pertama : Orientasi
2. Langkah kedua : Menetapkan hari pelaksanaan pengambilan data.
3. Langkah ketiga : Mengadakan interview atau wawancara
4. Langkah keempat : Mengadakan observasi dan pemotretan prasarana dan
sarana, dan pada waktu pembinaan latihan.
5. Langkah kelima : Penyusunan skripsi
C. Data dan Sumber Data
Studi penelitian ilmiah harus memiliki sumber data yang jelas. Sumber
data yang digunakan dalam suatu penelitian dapat berasal dari manusia, dokumen,
arsip dan benda-benda lainnya baik sarana dan prasarananya. Dalam penelitian ini
data diperoleh dari wawancara baik dengan pelatih, pengurus maupun atlet,
observasi secara langsung mengenai sarana dan prasarananya, dan arsip dokumen
yang berhubungan dengan manajemen atlet panahan Nasa Archery Club Ponorogo
dari tahun 2007 sampai 2011.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian kualitatif, teknik pengambilan sampel dipilih secara
purposive dan bersifat snowball sampling. Penentuan sampel sumber data, pada
proposal masih bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian setelah
peneliti di lapangan. Sampel sumber data pada tahap awal memasuki lapangan
dipilih orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi sosial atau obyek
aja peneliti akan
melakukan pengumpulan data. Sebagaimana pendapat Spradley (1990) bahwa:
Situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang di dalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagi berikut. (1) Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses
enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
(2) Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
(3) Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil
(4) sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber (Sugiyono, 2009: 303).
Penelitian ini menetapkan siapa yang dijadikan sumber data, dan berapa
jumlahnya dapat diketahui setelah penelitian selesai. Jadi tidak dapat disiapkan
sejak awal atau dalam proposal.
E. Pengumpulan Data
Menurut pend Pengumpulan data
adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang
diperluk 97). Proses pengumpulan data
merupakan rangkaian kegiatan yang sangat penting untuk memperoleh data yang
valid. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagi berikut:
1. Observasi Langsung
Pengumpulan data dengan observasi langsung menurut Sunarno dan
ara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa
ada pertolongan alat yang dipergunakan untuk keperluan tersebut (hlm. 98).
Pengumpulan secara langsung ini dipilih peneliti dikarenakan memiliki
beberapa keuntungan antara lain data dapat secara cepat diperoleh oleh
peneliti. Sehingga hal-hal yang kecil dapat mudah diingat apabila ada data
yang tertinggal. Pengamatan langsung dapat dilakukan terhadap sumber data
baik verbal maupun tidak.
2. Analisis Dokumen
Teknik pengumpulan data dengan analisis dokumen, dalam
melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki atau mencari benda-
benda tertulis seperti buku-buku majalah dokumen, notulen rapat, catatan
harian dan sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen
yang berhubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Adapun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
sebagai alat untuk mengumpulkan data meliputi pembinaan, sarana dan
prasarana, program latihan, dan prestasi yang pernah diraih oleh Nasa Archery
Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011.
3. Wawancara
Pada dasarnya pelaksanaan wawancara merupakan suatu proses
pembicaraan antara seseorang dengan orang lain yang bertujuan untuk
memperoleh data yang diinginkan oleh peneliti. Wawancara yang akan
dilakukan akan terarah pada pengumpulan data penelitian sesuai dengan
pedoman wawancara yang terlebih dahulu disediakan. Dalam penelitian ini
wawancara ditunjukkan kepada pengurus, pelatih, serta atlet.
F. Uji Validitas Data
Validitas data adalah pengujian terhadap kebenaran data yang diperoleh.
Dalam penelitian yang bersifat diskriptif kualitatif, teknik yang digunakan untuk
memeriksa validitas data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Moleong
(2010) riangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (hlm. 330). Di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode.
Triangulasi data dipilih dalam penelitian ini dikarenakan peneliti
menggunakan beberapa sumber data untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sumber data yang dimaksud adalah dari
pengurus, pelatih, dan atlet.
Triangulasi metode dalam penelitian ini digunakan sebab peneliti
menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk memperoleh data yang
sejenis, akan tetapi menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi langsung,
menganalisis dokumen, dan wawancara yang berhubungan dengan manajemen
atlet panahan pada Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
G. Analisis Data
Analisis data sangat penting artinya dalam membuat kesimpulan. Data
yang telah terkumpul kemudian dianalisis. Menganalisis data berarti melakukan
kategorisasi, penataan manipulasi data, peringkasan data untuk memperoleh
jawaban bagi pertanyaan penelitian. Sunarno dan Sihombing (2011) menyatakan
Kegunaan analisis data ialah untuk mereduksi data yang terkumpul menjadi
perwujudan yang dapat dipakai dan ditafsirkan dengan cara tertentu hingga relasi
masalah penelitian ditelaah serta d lm. 100).
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Nantinya hasil wawancara akan dibandingkan dengan hasil observasi
langsung dan analisis dokumen. Dan setelah dilakukan analisis dari ketiga data
tersebut maka akan dapat disimpulkan. Dari data yang telah dianalisis akan
diperoleh gambaran yang sesungguhnya mengenai variabel yang diteliti.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebuah serangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan secara bertahap dan tahap-
tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, seminar
proposal, dan perijinan penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Maret
sampai Juli 2012.
2. Tahap pelaksanaan, meliputi pengumpulan data dari lapangan dan pengolahan
data. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012.
3. Tahap penyusunan laporan, meliputi analisis data dan penyusunan laporan.
Tahap ini dilaksanakan pada bulan juni 2012-selesai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 2. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan
Feb mar apr mei jun jul ags sep
1 Tahap Persiapan
- Pengajuan judul
- Penyusunan proposal
- Seminar proposal
- Perijinan penelitian
2 Tahap Pelaksanaan
- Pengumpulan data
- Pengolahan data
3 Tahap Penyelesaian
- Analisis data
- Penyusunan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Data-data yang terkumpul menurut hasil deskripsi lokasi atau
pengambilan data adalah sebagai berikut:
1. Pembinaan Atlet Nasa Archery Club Ponorogo
Pembinaan atlet Nasa Archery Club Ponorogo yang dilakukan dari
tahun 2007 sampai 2011 adalah sebagi berikut :
a. Pelaksanaan pembinaan yang dilakukan Nasa Archery Club Ponorogo
meliputi dalam hal usaha Pemassalan, Pembibitan, Pemanduan Bakat, dan
usaha Seleksi atlet
b. Peran pelatih sangat dirasakan bagi para atlet Nasa Archery Club
Ponorogo
c. Pelatih yang menangani Nasa Archery Club Ponorogo
2. Prasarana dan Sarana Nasa Archery Club Ponorogo
Prasarana dan sarana yang dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo
adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Prasarana dan Sarana yang di miliki Nasa Archery Club Ponorogo
No Prasarana Panahan Jumlah Keterangan
1. Lapangan Panahan - Sementara lapangan panahan belum
memiliki, jadi pemusatan latihan para
atlet masih menggunakan halaman
rumah Bapak Slamet.
No Sarana Panahan Jumlah Keterangan
1. Busur 25 Kebanyakan atlet rata-rata memiliki
perlengkapannya sendiri, kecuali
atlet-atlet pemula. Sebab Peralatan
2. Busur Compound 3
3. Anak Panah ± 250
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
4. Sasaran/Target face 8 tersebut beberbeda setingan pada
setiap Ronde dan setiap anatomi
tubuh atlet.
5. Hand Protector 25
6. Quivers 25
7. Sight 25
8. Tab 25
9. Armsguart 25
3. Program Latihan Nasa Archery Club Ponorogo
a. Program latihan
Program latihan yang dilakuakan Nasa Archery Club Ponorogo
adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan Fisik
2) Kemampuan Tehnik
3) Kemampuan Psikis
4) Target Day (Skor Bersama)
b. Isi Materi Latihan
Dalam pelaksanaan latihan harian di Nasa Archery Club
Ponorogo terdiri dari tiga materi latihan yang meliputi bagian pemanasan,
inti, dan pendinginan.
c. Periodesasi Latihan
Periodesasi latihan atau tahap-tahap latihan pada Nasa Archery
Club Ponorogo adalah tahap persiapan pertandingan dan pada saat
pertandingan.
d. Prinsip-prinsip Latihan
Pada kegiatan latihan atau tahap-tahap latihan pada Nasa Archery
Club Ponorogo terdapat beberapa hal yang mengidentifikasikan adanya
prinsip-prinsip dalam latihan. Adapun prinsip-prinsip itu adalah sebagai
berikut :
1) Prinsip Individu
2) Prinsip Penambahan Beban
3) Prinsip Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
4) Variasi Dalam Latihan
5) Prinsip Perbaikan Latihan
4. Prestasi
Event-event yang pernah diikuti oleh Nasa Archery Club Ponorogo
selama kurun waktu 2007 sampai 2011 antara lain: Kejurda/Selekda Panahan
Jawa Timur, Pekan Olahraga SD/MI Se-Jawa Timur, Asian Grand Prix I,
POPDA Ke VII-2008 Jawa Timur, Kejurnas Panahan Yunior, Kejuaraan
Panahan Piala Walikota Surabaya, Kejurnas PPLP, Kejurda/Selekda Panahan
Yunior Jawa Timur, PORPROV dan masih ada beberapa kejuaraan lain.
Dari event-event yang pernah diikuti, Nasa Archery Club Ponorogo
hampir kesemuanya memperoleh prestasi walau tidak kesemuanya nomor
perlombaan dapat di menangkan. Tapi setidaknya Nasa Archery Club
Ponorogo selalu berpartisipasi dalam setiap kejuaraan yang ada.
B. Deskripsi Temuan Penelitian
Dari deskripsi data tersebut, perkembangan Nasa Archery Club
Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011 terdapat temuan penelitian sebagai
berikut:
1. Pembinaan
Suatu pembinaan akan berjalan dengan baik apabila pembinaan
dilaksanakan dengan menyusun strategi dan perencanaan yang rasional
sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas serta mempunyai program yang
jelas. Dalam pembinaan harus menempuh pola yang tepat dan dilakukan
dengan tahap-tahap tertentu, sehingga potensi yang dimiliki atlet dapat
berkembang secara maksimal. Tapi dalam upaya mencapai sebuah prestasi
yang maksimal tidak mudah, harus dilakukan pembinaan secara sistematis dan
terprogram. Karena semua itu dipengaruhi oleh banyak faktor yang
menjadikan tujuan itu bisa tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Jadi dari pengertian diatas pembinaan harus berorientasi kedepan dan
mempunyai program yang jelas dan pembinaan olahraga prestasi dibutuhkan
tahap persiapan meliputi pemassalan, pembibitan, dan pemanduan bakat. Dan
dalam pembinaan Nasa Archery Club Ponorogo ternyata juga memiliki
pembinaan yang berorientasi jauh kedepan. Dalam pembinaan Nasa Archery
Club Ponorogo juga memprogramkan pembinaan atlet panahannya dengan
adanya pembibitan serta pemanduan bakat terhadap atlet-atlet muda agar
diperoleh bibit-bibit atlet panahan yang professional, yang kemudian dibina
dan dikembangkan.
2. Prasarana dan Sarana
Didalam membentuk seorang atlet yang berprestasi tidak hanya
mengandalkan kesiapan fisik yang baik saja, tetapi juga didukung prasarana
dan sarana yang memungkinkan olahraga tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik. Terutama untuk mencapai prestasi yang maksimal, tentu sangat
dipengaruhi adanya prasarana dan sarana yang memadai. Dengan prasarana
dan sarana yang baik, akan memberikan kemudahan bagi pelatih dalam
memberikan program latihan. Peralatan yang baik tak ubahnya seperti teman
yang baik, karena dapat menambah kesenangan bagi pengguna peralatan
tersebut. Peralatan yang baik sangat penting, sebab akan menentukan terhadap
penampilan yang baik.
Tapi tidak dengan para atlet panahan yang ada pada Nasa Archery
Club Ponorogo. Mereka seperti memberikan pengertian kalau sebuah prestasi
itu dapat diraih tidak hanya dengan sarana dan prasarana yang baik untuk
menentukan sebuah prestasi seorang atlet panahan. Walau tidak dapat di
pungkiri kalau seorang atlet panahan sangat membutuhkan peralatan yang
baik untuk menunjang prestasi tersebut. Para atlet panahan Nasa Archery
Ponorogo masih dapat berprestasi dengan baik dan bisa disebut
membanggakan dengan kekurangan-kekurangan yang ada selama ini. Kenapa
bisa dibilang sarana prasarana atlet kurang, mereka masih bisa berprestasi
walau mereka tidak memiliki lapangan panahan yang standar mereka berlatih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
setiap harinya di sebuah halaman rumah saja, mereka juga masih bisa
berprestasi dengan baik walau peralatan panahan mereka dibilang sangat
kurang. Peralatan yang dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo sangat terbatas,
jadi bagi atlet yang belum memiliki busur dan anak panah sendiri mereka
biasanya dipinjami oleh senior mereka yang memiliki busur lebih dari satu
karena tidak murah untuk membeli setu set busur beserta anak panah.
Jadi mereka patut berbangga hati dengan prestasi-prestasi yang sudah
di peroleh. Dengan sarana dan prasana yang bisa dikatakan sangat kurang, tapi
mereka masih bisa berprestasi dengan sangat baik setiap tahunnya.
3. Program Latihan
Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus
dilakukan dalam latihan Dalam menentukan program latihan harus mengacu
pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan
program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya akan
meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Penyusunan program latihan
harus memperhitungkan periodisasi latihan. Dimana dalam pembagian waktu
latihan harus tepat sasarannya. Sehingga dalam periode latihan yang satu
dengan periode yang lain dapat berjalan sesuai dengan rencana. Penyusunan
sebuah program latihan yang direncanakan harus diperhitungkan dengan baik
dan matang.
Pernyataan tersebut seperti apa yang sudah dilakukan manajemen,
atlet Nasa Archery Club Ponorogo, dan pelatih. Mereka sudah memiliki
program jangka pendek dan jangka panjang untuk membina para atlet panahan
yang dimilikinya. Selain itu program latihan yang sudah ada ternyata juga
sudah cukup baik. Di dalam program latihan tersebut memiliki tahapan-
tahapan dalam latihan yang harus dijalankan oleh setiap atlet Nasa Archery
Club Ponorogo bahkan atlet PERPANI Kabupaten Ponorogo. Dan tentunya
pada setiap tahunnya manjemen dan pelatih mengevaluasi dan memberikan
perbaikan pada program-program latihan tersebut. Dengan adanya evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
dan perbaikan program latihan tersebut manajemen dan pelatih bermaksud
prestasi yang diraih dapat bertambah baik pada setiap tahunnya.
Selain ketiga temuan tersebut, peneliti juga menemukan keunikan
pada Nasa Archery Club Ponorogo. Ternyata Nasa Archery club Ponorogo
mempunyai karakteristik tersendiri. Yang dimaksudkan dengan karakteristik
tersebut adalah hanya ada satu klub dibawah naungan PERPANI Ponorogo
yaitu Nasa Archery Club Ponorogo tersebut. Kenapa bisa dikatakan begitu,
karena biasanya Pengcab yang ada di kota atau daerah lain minimal memiliki
2 samapai 3 klub binaan.
C. Pembahasan
Dari deskripsi lokasi tersebut, perkembangan Nasa Archery Club
Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011 dapat dianalisis dan disajikan sebagi
berikut :
1. Pembinaan
Pembinaan yang baik harus menempuh pola yang tepat dan
dilakukan dengan tahap-tahap tertentu, sehingga potensi yang dimiliki atlet
dapat berkembang secara maksimal. Tahap-tahap yang di butuhkan olahraga
prestasi adalah tahap pelaksanaan meliputi pemassalan, pembibitan,
pemanduan bakat, dan seleksi atlet. Sedangkan pembinaan yang dijalankan
Nasa Archery Club Ponorogo sendiri sudah berjalan sesuai dengan pembinaan
yang baik, dan Nasa Archery Club Ponorogo menganggap bahwa peran
pelatih sangat berpengaruh dalam meningkatkan prestasi atlet-atlet Nasa
Archery Club Ponorogo. Walaupun keberadaan pengurus masih berjalan
setengah-setengah tetapi pelatih dapat berperan penting dalam pembinaan
Nasa Archery Club Ponorogo. Adapun tahap-tahap pembinaan yang dilakukan
oleh Nasa Archery Club Ponorogo adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembinaan yang dilakukan Nasa Archery Club
Ponorogo selain melakukan latihan rutin setiap sore juga memberikan
materi atau tahapan bagi atlet-atlet pemula. Yang dimaksud tahapan disini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
yaitu bisa di contohkan dengan tidak langsung memberikan latihan dengan
menggunakan peralatan panahan yang standar bagi atlet pemula. Jadi ada
tahapan yang meliputi dengan latihan menggunakan karet terlebih dahulu
agar lengan dapat terbiasa dan kuat pada saat menarik busur nantinya.
Setelah dilihat latihan dengan menarik karet tersebut atlet sudah dirasa
terbiasa dan kuat lalu latihan berlanjut dengan busur modifikasi. Tujuan
memberikan latihan dengan busur modifikasi tersebut agar atlet pemula
tersebut mengerti tehnik-tehnik dalam olahraga panahan. Setelah
menggunakan busur modifikasi tersebut atlet dirasa suadah siap
menggunakan busur standar maka, atlet baru di beri materi latihan dengan
menggunakan busur yang sesungguhnya. Selain pembelajaran tersebut,
pelaksanaan pembinaan meliputi dalam hal usaha pemassalan, pembibitan,
pemanduan bakat, dan seleksi atlet panahan.
1) Pemassalan
Usaha untuk meningkatkan atau menambah anggota (pemain)
Nasa Archery Club Ponorogo adalah dengan seringnya di adakan
perlombaan panahan ronde paralon untuk memperingati 17 Agustus,
selain itu juga diadakan sosialisasi di sekolah-sekolah, adanya
beberapa ekstrakurikuler di sekolah-sekolah walaupun masih terbatas
dan ada juga atlet yang datang sendiri ke tempat latihan Nasa Archery
Club Ponorogo. Namun sayangnya usaha pemassalan ini belum bisa
mencakup semua daerah yang ada di Ponorogo, tapi masih di daerah-
daerah yang dekat dengan sekertariat dan sekaligus tempat latihan
panahan. Kendala yang menyebabkan sulitnya mencari atlet-atlet muda
adalah kurang strategisnya tempat latihan, olahraga panahan terkesan
olahraga mahal, dan pendanaan dalam usaha sosialisasi.
2) Pembibitan
Usaha yang dilakukan untuk mendapat bibit atlet panahan
yang potensial dan profesional, maka Nasa Archery Club Ponorogo
membuka dan member kesempatan seluas-luasnya bagi semua atlet
untuk mengembangkan bakat memanah yang dimiliki masing-masing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
atlet. Adapun dengan melakukan pengamatan-pengamatan pada atlet
pemula dan dengan pemantaun disetian kejuaraan. Dengan demikian
akan diperoleh bibit-bibit atlet panahan yang professional, yang
kemudian dibina dan dikembangkan.
3) Pemanduan Bakat
Pemanduan bakat diadakan setiap saat, pemanduan bakat
dilakukan dengan melihat kemampuan anak-anak di setiap perlombaan
dan dilihat di setiap proses ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah-
sekolah tersebut. Dan pemanduan bakat tersebut tertuju pada anak-
anak SD atau SMP, karena kelompok usia tersebut masih punya waktu
atau kesempatan untuk dibina dan dapat ditingkatkan prestasinya.
Walau tidak menutup kemungkinan di usia remaja masih memiliki
potensi yang baik.
4) Seleksi Atlet
Untuk mendapat atlet panahan yang dipersiapkan untuk
mewakili klub ataupun Pengcab disetiap kejuaraan panahan, Nasa
Archery Club Ponorogo mengadakan seleksi bagi atlet-atletnya dengan
di adakannya Target Day (skor bersama). Dengan demikian atlet-atlet
panahan yang mendapat skor terbanyak pada saat target day akan
mewakili klub ataupun pengcab panahan ponorogo dalam sebuah
kejuaraan panahan.
b. Peran Pelatih
Dalam pelaksanaan pembinaan prestasi Nasa Archery Club
Ponorogo, peran pelatih sangat dirasakan bagi para atlet panahan. Selama
ini apa yang disampaikan pelatih bagi para atlet Nasa Archery Club
Ponorogo dianggap sudah sesuai dengan kemampuan mereka. Dan dalam
pembinaan, peran pelatih Nasa Archery Club Ponorogo selalu berupaya
agar para atletnya mampu berkompetisi dengan baik, karena dengan
penampilan yang baik maka akan menghasilkan prestasi tersendiri. Selain
itu peran pelatih sangatlah dirasakan bagi orang tua atlet sendiri. Kenapa
begitu, karena hubungan pelatih dengan orang tua atlet sangatlah baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Karena dengan baiknya hubungan dengan orang tua, pelatih dapat
membantu atlet menyampaikan perkembangan putra-putrinya dalam
kegiatan panahan, selain itu juga apabila peralatan atlet rusak dan
waktunya untuk diganti dengan yang baru pelatih dapat membantu
menyampaikan keluhan tersebut kepada orang tua atlet. Sebab peralatan
yang terbilang mahal, tidak mudah orang tua mampu memenuhi keinginan
anaknya dan di situlah peran pelatih sangat dibutuhkan untuk memberi
solusi menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Karena dalam olahraga
panahan peralatan sangatlah penting dalam menentukan prestasi seorang
atlet.
c. Pelatih yang Menangani Nasa Archery Club Ponorogo
Pelaksanaan kepelatihan yang dilakukan pada Nasa Archery Club
Ponorogo ditangani oleh pelatih yang rata-rata sudah bersertifikat. Sebab,
persyaratan mengikuti sebuah kejuaran panahan pelatih harus bersertifikat.
Jadi Nasa Archery Club Ponorogo beberapa pelatihnya sudah mengantongi
sertifikat kepelatihan panahan tersebut. Adapun beberapa nama pelatih
yang menangani Nasa Archery Club Ponorogo adalah sebagai berikut :
1) Bpk. Sarju
2) Bpk. Slamet
3) Rudianto
4) Anang Eko Setiawan, A.MA.
5) Agung Setiyono
Dari hasil pembahasan tentang pembinaan yang dijalankan Nasa
Archery Club Ponorogo dirasa sudah bisa dikatakan baik. Pernyataan
tersebut bisa dilihat dari ketentuan PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG
PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN mengenai Pembinaan dan
Pengembangan Olahraga pada Pasal 34 yang berbunyi:
1) Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi menjadi tanggung
jawab induk organisasi cabang olahraga, organisasi cabang olahraga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
tingkat provinsi, dan organisasi cabang olahraga tingkat
kabupaten/kota.
2) Induk organisasi cabang olahraga, organisasi cabang olahraga tingkat
provinsi, dan organisasi cabang olahraga tingkat kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam memenuhi tanggung
jawabnya melaksanakan pemassalan, pembibitan, pembinaan dan
pengembangan prestasi olahragawan, pemberdayaan perkumpulan
olahraga, pengembangan sentra pembinaan olahraga, dan
penyelenggaraan kompetisi dan kejuaraan secara berjenjang dan
berkelanjutan.
3) Dalam hal melaksanakan pembinaan dan pengembangan olahragawan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), induk organisasi cabang
olahraga, organisasi cabang olahraga tingkat provinsi, dan organisasi
cabang olahraga tingkat kabupaten/kota berkewajiban meningkatkan
kualifikasi dan kompetensi tenaga keolahragaan.
4) Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pelatih sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan melalui program pelatihan, pendidikan dan
penataran secara berjenjang dan berkelanjutan.
5) Pemberdayaan perkumpulan olahraga sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan melalui pemberian fasilitas, pendampingan
program, dan/atau bantuan pendanaan.
6) Pemberian bantuan pendanaan kepada perkumpulan dan klub olahraga
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditujukan untuk:
a. penyelenggaraan kompetisi;
b. pelatihan, pendidikan, dan penataran;
c. penyediaan fasilitas sarana olahraga; dan/atau
d. peningkatan mutu organisasi.
Dari pasal 34 tersebut, pembinaan Nasa Archery Club Ponorogo
sudah cukub baik karena beberapa bidang sudah memenuhi persyaratan
atau ketentuan dalam pembinaan. Contohnya, pembinaan Nasa Archery
Club Ponorogo sudah menerapkan pemassalan, pembibitan, pembinaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
dan pengembangan prestasi olahragawan selain itu juga sudah
memberikan fasilitas penunjang bagi atlet-atlet walaupun masih banyak
yang harus diperbaiki lagi kedepannya.
2. Prasarana dan Sarana
Didalam berolahraga, prasarana dan sarana juga sangat mendukung
agar olahraga tersebut dapat dilaksanaskan dengan baik. Terutama untuk
mencapai prestasi yang maksimal, akan dipemgaruhi adanya prasarana dan
sarana yang memadai dan sesuai dengan standar PERPANI. Dengan prasarana
dan sarana yang baik, akan memberikan kemudahan bagi pelatih dalam
memberikan program latihan. Begitu pula bagi atlet akan bergairah dan
bersemangat dalam melakukan latihan. Sedangkan prasarana dan sarana yang
dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo sebagaian belum memadai karena
fasilitas yang sudah ada belum sesuai dengan standar PERPANI untuk
dipergunakan bagi para pengurus, pelatih, dan atlet.
Prasarana dan sarana yang dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo
adalah sebagi berikut :
Tabel 3. Prasarana dan Sarana yang di miliki Nasa Archery Club Ponorogo
No Prasarana Panahan Jumlah Keterangan
1. Lapangan Panahan - Sementara lapangan panahan belum
memiliki, jadi pemusatan latihan para
atlet masih menggunakan halaman
rumah Bapak Slamet.
No Sarana Panahan Jumlah Keterangan
1. Busur 25 Hampir semua atlet rata-rata
memiliki perlengkapannya
sendiri, kecuali atlet-atlet
pemula. Sebab Peralatan
tersebut mempunyai setingan
yang berbeda pada setiap
Ronde dan setiap anatomi
2. Busur Compound 3
3. Anak Panah ± 125
4. Sasaran/Target face 8
5. Hand Protector 25
6. Quivers 25
7. Sight 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
8. Tab 25 tubuh atlet. Sehingga setiap
atlet memiliki peralatan
tersebut.
9. Armsguart 25
Dari hasil Sarana dan Prasarana yang telah diketahui tersebut
sebenarnya hanya sebagian saja prasarana yang mungkin bisa dibilang
memenuhi standar dalam perlombaan. Tapi kalau hanya untuk menunjang
atlet pemula dalam hal latihan ataupun pembelajaran dalam panahan masih
bisa dipergunakan. Karena dengan alat yang di miliki tersebut 20 sampai 25
atlet Nasa Archery Club Ponorogo dapat berlatih dengan menggunakan
peralatan tersebut. Sebab atlet-atlet senior ataupun atlet yang sudah berprestasi
rata-rata sudah memiliki peralatan panahan sendiri yang diperoleh dari
pembelian pribadi ataupun bantuan dari pemerintah. Sehingga pada saat
program latihan berjalan atlet dapat menggunakan peralatan tidak dengan
bergantian.
Mengenai prasarana atau lapangan panahan yang standar belum
dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo. Hanya halaman rumah Bpk. Slamet lah
yang sementara ini dipergunakan sebagai tempat latihan sehari-hari para atlet.
Halaman rumah itu pun hanya berjarak kurang lebih 50m jadi apabila atlet-
atlet berlatih untuk mempersiapkan sebuah event atau kejuaraan dengan jarak
tembak yang lebih dari 50m, mereka harus mengusung peralatan tersebut ke
lapangan Taap yang berada di Kecamatan Sumoroto yang jaraknya 500m dari
tempat latihan biasanya, dan yang lebih memprihatinkan halaman rumah
Bapak Slamet yang di gunakan sebagai tempat latihan tersebut tepat dipinggir
jalan jadi sangat membahayakan atlet dan tentunya kurang memberi
kenyamanan pada saat latihan.
Dari hasil pembahasan dan keadaan yang diperoleh tentang sarana
prasarana Nasa Archery club Ponorogo tersebut sangat berbeda jauh dengan
ketentuan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN
KEOLAHRAGAAN Pasal 70 yang berbunyi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
1) Produksi sarana olahraga dalam negeri wajib memenuhistandar sarana
olahraga sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
2) Standar sarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
standar teknis kecabangan olahraga, standar kesehatan, dan standar
keselamatan.
3) Pengujian standar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh
lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
4) Untuk sarana olahraga yang lulus pengujian standar sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diberikan sertifikat kelayakan sarana olahraga.
5) Keterangan mengenai bahan baku, penggunaan, tata cara pemanfaatan, dan
hasil pengujian sarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilekatkan pada sarana dan/atau kemasan sarana olahraga.
Dilihat dari PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 tersebut, sarana dan prasarana yang
dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo sangatlah kurang memenuhi
persyaratan tersebut. Apalagi dilihat dari prasarana yang dimiliki, tempat
latihan yang dimiliki saat ini sebenarnya sangat membahayakan atlet karena
terletak di pinggir jalan. Belum mengenahi kenyamanan atlet, sebab
sebenarnya olahraga panahan sangatlah perlu konsentrasi yang tinggi.
3. Program Latihan
Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada beberapa
faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Untuk menghasilkan program
latihan yang baik, harus mempunyai tahapan-tahapan program latihan yang
terbagi atas : (1) Program latihan jangka panjang, (2) Program latihan jangka
menengah, (3) Program latihan jangka pendek. Peranan pelatih juga memiliki
peran penting dalam menentukan program latihan bagi atlet didikannya.
Tujuan pokok dari program latihan adalah untuk meningkatkan kemampuan
atlet dan mencapai prestasi yang maksimal.
Program latihan yang dilakukan Nasa Archery Club Ponorogosudah
terprogram dengan baik, karena mempunyai tahapan-tahapan dalam program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
latihan. Materi yang ada dalam program latihan Nasa Archery Club Ponorogo
adalah berbeda dari tahun ke tahun sesuai dengan evaluasi dari pengurus dan
pelatih terhadap prestasi atlet.
Program latihan yang dilakukan Nasa Archery Club Ponorogo adalah
sebagai berikut :
e. Program Latihan
Latihan yang dilakukan di Nasa Archery Club Ponorogo
terlampir pada tabel jadwal latihan.
Dalam menyusun atau merencanakan program latihan, Nasa
Archery Club Ponorogo menyesuaikan dengan dosis latihan dengan
tahapan-tahapan latihan dalam menghadapi sebuah kejuaraan yang dapat
dilihat sebagai berikut :
Tabel 5. Dosis Latihan
No Tahapan Persiapan
Kem
am.
Fis
ik
Kem
am.
Teh
nik
Kem
am.
Men
tal
Alat
1 Persiapan Umum 60% 20% 10% 10%
2 Persiapan Khusus 30% 40% 20% 10%
3 Pra Pertandingan 30% 50% 10% 10%
4 Pertandingan 10% 30% 20% 40%
Kegiatan yang dilakukan di Nasa Archery Club Ponorogo terdiri
dari :
1) Kemampuan Fisik
a) Fisik Umum
b) Kelentukan
c) Daya Tahan Kekuatan
d) Daya Tahan Umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Untuk latihan Daya Tahan contohnya lari 2,4 km selain lari
mengelilingi desa tempat mereka latihan terkadang juga para atlet di
ajak high king 10 km di Gunung Srandil.
2) Kemampuan Tehnik
a) Perbaikan dan pengembangan tehnik
b) Pematangan tehnik
c) Pemantapan tehnik
d) Otomatisasi tehnik
3) Kemampuan Psikis
Dalam melatih Psikis/mental pelatih member materi sebagai
berikut :
a) Peningkatan people skill
b) Desire Leam
c) Burning Desire
d) Willing ti win
4) Kematangan Juara
Guna mematangkan permainan atau kemampuan menembak
para atlet melakukan target day (Skor bersama) setiap hari minggu
pagi. Bentuk latihan kematangan juara berguna untuk :
a) Pendataan dan Evaluasi kemampuan atlet
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil latihan dan hasil skor day
c) Rencana penyusunan program latihan berikutnya
Dalam menyusun program latihan untuk kurun waktu tahun 2007
sampai dengan tahun 2011 Nasa Archery Club Ponorogo mengacu
pada buku Pelatihan panahan.
f. Isi Materi Latihan
Dalam pelaksanaan latihan harian di Nasa Archery Club
Ponorogo terdiri dari beberapa materi latihan yang meliputi bagian
pemanasan, inti, dan pendinginan. Adapun materi latihan harian tersebut
adalah sebagi berikut :
1) Pemanasan (latihan fisik)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
- Streaching
- Warming up
- Jogging 2,4 km
- Sit Up, Back Up, Push Up
- Hand Stand, Rolling
- Flexibility
2) Latihan Inti
Latihan yang dimaksud adalah latihan rurin yang diberikan pelatih
sehari-hari.
- Blind Shoting, 15 m untuk 60 anak panah
- Latihan teknik 350 anak panah
Untuk latihan teknik tahapannya adalah 50 m dan 40 m (pagi)
sedangkan 30 m (sore) dengan total tembakan anak panah sebanyak
350 anak panah
3) Pendinginan
Setiap selesai latihan para atlet diharapkan melakukan gerakan
pendinginan sehari-hari dan kemudian diberikan evaluasi oleh pelatih
tentang latihan yang baru saja dilakukan.
g. Periodesasi Latihan
Periodesasi latihan atau tahap-tahap latihan pada Nasa Archery
Club Ponorogo adalah tahap persiapan pertandingan dan pada saat
pertandingan. Adapun tahap latihan tersebut adalah sebagi berikut :
1) Tahap Persiapan Pertandingan
Pada tahap ini sasaran yang hendak dicapai adalah sebagai
berikut :
a) Mengembangkan dan meningkatkan fisik serta ketrampilan
b) Meningkatkan intensitas latihan
c) Meningkatkan kemampuan menembak anak panah pada sasaran
d) Mengevaluasi teknik dalam latihan
e) Mempersiapkan kondisi fisik saat latihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
f) Mempersiapkan peralatan yang akan dipakai oleh setiap atlet untuk
bertanding
2) Tahap Pertandingan
Pada tahap ini sasaran yang hendak dicapai adalah menjaga
kondisi fisik dan memantapkan ketrampilan dan mempersiapkan
peralatan sebaik mungkin serta mental bertanding yang kuat.
h. Prinsip-prinsip Latihan
Pada kegiatan pelatihan di Nasa Archery Club Ponorogo terdapat
beberapa hal yang mengidentifikasikan adanya prinsip-prinsip dalam
latihan. Adapun prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut :
1) Prinsip Individu
Dalam pemberian latihan para pelatih memberikan latihan sesuai
dengan kemampuan dan kondisi masing-masing atletnya.
2) Prinsip Penambahan Beban
Pemberian beban latihan yang diberikan pelatih dilakukan secara
bertahap disetiap latihan. Para atlet melakukan latihan dengan memuali
latihan yang sederhana menuju latihan yang lebih kompleks atau lebih
sulit.
3) Prinsip Interval
Pada kegiatan latihan Nasa Archery Club Ponorogo, latihan yang
diberikan sehari-hari selalu diselingi dengan istirahat.
4) Variasi Dalam Latihan
Guna mengantisipasi kebosanan dalam latihan pada setiap atlet, maka
dalam setiap latihan para pemain diberikan suatu bentuk variasi
latihan.
5) Prinsip Perbaikan Latihan
Dalam kegiatan latihan sehari-hari sering kali para atlet panahan Nasa
Archery Club Ponorogo melakukan kesalahan-kesalahan baik itu gerak
maupun teknik, maka pelatihpun selalu membenarkan kesalahan yang
dilakuakan oleh tiap-tiap atlet dan diharapkan dengan adanya
perbaikan langsung atlet tidak mengulangi kesalahan serupa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
4. Prestasi
Dalam setiap cabang olahraga prestasi yang maksimal merupakan
tujuan utama yang harus dicapai oleh setiap klub dan atlet (pemain). Untuk
mencapai tujuan tersebut bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena
memerlukan waktu yang lama, sumber dana yang besar dan prassarana dan
sarana yang memadai. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi
maksimal dalam olahraga antara lain pemain, pelatih, dan pengurus. Begitu
juga dengan Nasa Archery Club Ponorogo mempunyai tugas dan tanggung
jawab yang besar dalam meningkatkan prestasi olahraga panahan walau
dengan kekurangan yang dimiliki oleh klub tersebut. Untuk dapat mencapai
tujuan yang maksimal, para atlet Nasa Archery Club Ponorogo di tuntut
menguasai ketrampilan olahraga panahan secara menyeluruh dan juga para
pelatih Nasa Archery Club Ponorogo berkompeten dan mempunyai bekal
pengetahuan serta dapat memaksimalkan semua prasarana dan sarana yang di
berikan oleh klub dalam pembinaan atlet yang berprestasi. Setelah usaha yang
keras yang ditunjukkan oleh para pelatih dan atlet Nasa Archery Club
Ponorogo, dari tahun 2007 sampai dengan 2011 Nasa Archery Club Ponorogo
mengikuti beberapa kejuaraan panahan dan meraih prestasi yang
membanggakan ditingkat nasional maupun regional. Adapun prestasi yang
dimaksud adalah sebagi berikut :
Tabel. Prestasi yang diraih oleh Nasa Archery Club Ponorogo di
tingkat nasiaonal maupun regional dari tahun 2007 sampai dengan 2011.
Tabel 4. Prestasi Nasa Archery Club Ponorogo
No Kejuaraan Yang Di Ikuti Tahun Tempat Keterangan
1. KEJURDA/SELEKDA
PANAHAN JAWA TIMUR
2007 SURABAYA 7 Emas, 2
Perak, 3
Perunggu
2. PEKAN OLAHRAGA
SD/MI SE JAWA TIMUR
2007 BLITAR 3 Emas, 3
Perak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
3. ASIAN GRAND PRIX I 2008 THAILAND Salah satu
atlet panahn
Ponorogo
ikut
memperkuat
indonesia
4. POPDA KE VII-2008
JAWA TIMUR
2008 SURABAYA 5 Emas, 2
Perak, 3
Perunggu
5. KEJURNAS PANAHAN
YUNIOR
2008 JAKARTA 4 Emas, 1
Perak, 3
Perunggu
6. KEJUARAAN PANAHAN
PIALA WALIKOTA
SURABAYA
2008 SURABAYA 9 Emas, 7
Perak, 8
Perunggu
7. 3 ATLET PANAHAN
PONOROGO MEWAKILI
JAWA TIMUR DI PON
XVII
2008 KALIMANTA
N TIMUR
1 Emas, 1
Perak
8. KEJURNAS PPLP 2008 YOGYAKAR
TA
5 Perak
9. ASEAN UNIVERSITY
GAMES
2008 MALAYSIA 2 Atlet
panahan
ponorogo
ikut
memperkuat
Indonesia
10. PORPROV II JAWA
TIMUR
2009 MALANG 4 Emas, 1
Perak, 2
Perunggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
11. POR SD/MI JAWA TIMUR 2009 MALANG 1 Perunggu
12. POPDA JAWA TIMUR 2010 NGANJUK 3 Emas, 8
Perak, 5
Perunggu
13. KEJURDA PANAHAN
YUNIOR JAWA TIMUR
2010 SURABAYA 13 Emas, 10
Perak, 6
Perunggu
14. KEJURDA/SELEKDA
PANAHAN YUNIOR SE-
JAWA TIMUR
2011 SURABAYA 10 Emas, 13
Perak, 9
Perunggu
15. PORPROV III JAWA
TIMUR
2011 BLITAR 4 Emas, 3
Perak, 8
Perunggu
16. POR SD/MI JAWA TIMUR 2011 SIDOARJO 1 Emas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang perkembangan prestasi Nasa
Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai dengan 2011, secara garis besar
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembinaan atlet yang dilakukan Nasa Archery Club Ponorogo sudah cukup
baik, karena pelatih mampu melakukan pembinaan prestasi dalam berlatih
maupun dalam lapangan. Pelatih dan pengurus juga melaksanakan perubahan-
perubahan dalam memberikan metode serta pola pembinaan tidak hanya
program-program yang lama. Kemudian atlet juga memiliki motivasi yang
tinggi untuk lebih berprestasi.
2. Prasarana dan sarana yang dimiliki dan digunakan Nasa Archery Club
Ponorogo masih belum cukup baik. Sehingga belum dapat mendukung secara
maksimal dalam kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Jadi masih
sangat diperlukan tambahan-tambahan prasarana dan sarana yang sesuai agar
dapat membantu kelancaran kegiatan atlet Nasa Archery Club Ponorogo.
3. Program latihan yang dijalankan Nasa Archery Club Ponorogo sudah cukup
baik, karena latihan yang diberikan merupakan latihan biasa untuk sehari-hari
dan terprogram dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. Serta disisi
lain adanya periodesasi latihan yang dipersiapkan untuk sebuah kejuaraan
tertentu.
4. Perkembangan prestasi yang pernah diraih oleh para atlet Nasa Archery Club
Ponorogo di tingkat Nasional dari tahun 2007 sampai dengan 2011 sudah
cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat pada kejuaraan-kejuaraan yang
diikuti. Atlet Nasa Archery Club Ponorogo mampu meraih prestasi yang baik,
dengan meraih mendali di setiap kejuaraan yang diikuti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
B. Implikasi
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan masukan
kepada para pengurus, pelatih, dan atlet Nasa Archery Club Ponorogo tentang
keadaan manajemen atlet panahan Nasa Archery Club Ponorogo selama ini.
Pelaksanaan pembinaan yang telah dilakukan hendaknya terus ditingkatkan dan
tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai, kelemahan dan kekurangan
harus diperbaiki dan dibenahi.
Dari hasil penelitian ini semoga dapat digunakan sebagi motivasi bagi
kemajuan prestasi Nasa Archery Club Ponorogo khususnya, sehingga prestasi
Nasa Archery Club Ponorogo dapat terus berkembang dan memberikan yang
terbaik bagi peningkatan prestasi olahraga panahan di Ponorogo dan tentunya
untuk Indonesia pada umumnya.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian Studi Tentang Manajemen Atlet Panahan
Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai dengan 2011, maka dapat
diajukan beberapa saran yang berguna. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagi
berikut :
1. Untuk para pengurus organisasi Nasa Archery Club Ponorogo, perlu
meningkatkan kinerja dalam kepengurusan agar organisasi yang sudah
terbentuk dapat berjalan dengan lebih baik.
2. Untuk para pengurus dan pelatih, didalam melaksanakan pembinaan selama
ini harus dapat ditingkatkan lagi, agar prestasi yang diraih dapat meningkat
lebih baik lagi.
3. Prasarana dan sarana yang dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo perlu
dirawat dengan baik, selain itu juga bagi pengurus agar dapat memberikan
sarana dan prasarana yang layak bagi para atlet.
4. Para pelatih sebaiknya memperhatikan dan mengevaluasi program latihan
untuk ditingkatkan lagi, selain itu dengan kondisi sarana dan prasarana yang
sedemikian rupa hendaknya tetap mengoptimalkan latihan atau pembinaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
hubungan kekeluargaan pengurus, pelatih, dan atlet untuk dapat
dipertahankan.
5. Prestasi yang telah diraih Nasa Archery Club Ponorogo perlu dipertahnkan
dan tentunya dapat ditingkatkan lagi. Prestasi yang telah dicapai supaya
dijadikan suatu motivasi dalam meningkatkan prestasi pada kejuaraan-
kejuaraan mendatang yang disesuaikan dengan agenda yang ada.