EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA...

88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 7E MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR (Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Geneng Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2011/2012) SKRIPSI OLEH : DWIKI ADI SEPTIAN K4608104 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013 STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011

Transcript of EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA...

Page 1: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

MODEL LEARNING CYCLE 7E MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA

SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

(Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Geneng Kabupaten Ngawi

Tahun Pelajaran 2011/2012)

SKRIPSI

OLEH :

DWIKI ADI SEPTIAN

K4608104

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN

PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO

DARI TAHUN 2007 Sampai 2011

Page 2: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Dwiki Adi Septian

NIM : K4608104

Jurusan/Program Studi :POK / Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul

ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI

ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Januari 2013

Yang membuat pernyataan

Dwiki Adi Septian

NIM. K4608104

Page 3: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KSPERIMENASI PJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL

LEARNING CYCLE 7E MENGGUNAKAN MEDIA LEMBAR KERJA

SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

(Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Geneng Kabupaten Ngawi

Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh :

DWIKI ADI SEPTIAN

K4608104

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN

PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO

DARI TAHUN 2007 Sampai 2011

Page 4: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Januari 2013

Pembimbing I

Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd

NIP. 19651128 199003 1 001

Pembimbing II

Drs. Budhi Satyawan. M.Pd

NIP. 195650909 199403 1 003

Page 5: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua : Waluyo, S.Pd, M.Or ( )

Sekretaris : Drs. Sarwono, M. S

( )

Anggota I : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd ( )

Anggota II : Drs. Budhi Satyawan. M.Pd ( )

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 6: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

t itu sering di cabut, dipotong,

dihancurkan, dan di bakar sekalipun rumput akan tetap tumbuh

Page 7: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya yang tersusun dengan penuh kesungguhan dan

ketulusan hati ini, Kupersembahkan kepada:

Ibuku Bapakku tersayang dan semua keluargaku,

sayang,

semangat, dukungan, pengorbanan, dan harapan

yang selalu tercurah untukku.

Sahabat terdekatku Andreas Dwi Septarini

Teman- menjaga

kebersamaan yang indah.

UNS yang selalu kubanggakan.

Pengurus Nasa Archery Club Ponorogo

khususnya Bpk. Slamet

Page 8: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Dwiki Adi Septian. STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. November 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pembinaan atlet pada Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011. (2) Prasarana dan sarana Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011. (3) Program latihan Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011. (4) Prestasi yang diraih Nasa archery club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan strategi studi kasus terpancang tunggal yaitu sasaran yang akan diteliti sudah dibatasi dan ditentukan serta terpusat pada satu lokasi yang mempunyai karakteristik tersendiri. Sumber data yang digunakan adalah sumber benda, tempat, peristiwa, informan, dan dokumen. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Sampling yang digunakan adalah purposive dan bersifat snowball sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian, dimana peneliti memilih informan yang dipandang mengetahui permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya dan dapat berkembang setelah penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini, untuk mencari validitas data digunakan dua teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu data yang terkumpul kemudian disusun untuk dianalisis sehingga dapat diperoleh gambaran dari variabel-variabel yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: (1) Pembinaan yang dilakukan Nasa Archery Club Ponorogo sudah cukup baik, karena pelatih mampu melakukan pembinaan prestasi dalam berlatih maupun dalam lapangan. (2) Prasarana dan sarana yang dimiliki dan digunakan Nasa Archery Club Ponorogo masih belum cukup baik. Sehingga belum dapat mendukung secara maksimal dalam kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan. (3) Program latihan yang dijalankan Nasa Archery Club Ponorogo sudah cukup baik, karena latihan yang diberikan merupakan latihan biasa untuk sehari-hari dan terprogram dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. (4) Perkembangan prestasi yang pernah diraih oleh para atlet Nasa Archery Club Ponorogo di tingkat Nasional dari tahun 2007 sampai dengan 2011 sudah cukup memuaskan.

Page 9: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Dwiki Adi Septian. STUDY ABOUT MANAGEMENT ARCHERY ATHLETE ON NASA ARCHERY CLUB PONOROGO FROM 2007 TO 2011. Thesis. Education and Teacher Training Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. Nopember 2012.

The purpose of this research is to find out: (1) Guidance on Nasa Archery Club Ponorogo from 2007 to 2011. (2) Infrastructure and facilities of Nasa Archery Club Ponorogo from 2007 to 2011. (3) Training program of Nasa Archery Club Ponorogo from 2007 to 2011. (4) Achievement was reached by Nasa Archery Club Ponorogo from 2007 to 2011.

This research was using descriptive qualitative method. This study used a case study strategy of single spikes to the goal that will be examined was limited and determined, and focused on one location that has its own characteristics. Data source was used was object source, place, event, informant, and document. Collecting data with observation technique, interview, and document analyzes. Sampling technique was used was purposive and snowball sampling characteristic that was take sample based on the purpose of the study, where researcher chose informant that looked at detecting of troubleshoot exhaustively and can be trusted also can be amended after the research in the range. In this research, to look for the validity data was used two technique triangulasi that was data triangulasi and method triangulasi. Analyzes data technique was used descriptive qualitative, that is gathered data is later;then made arrangements for to be analysed so that can be obtained by picture of accurate variables.

Based on the results obtained conclusions: (1) Development carried Nasa Archery Club Ponorogo is good enough, because the coach was able to guide that covers all areas, both in learning and achievement in the field. (2) Infrastructure and facilities owned and used Nasa Archery Club Ponorogo still not good enough. So it cannot support the maximum smoothness activities undertaken. (3) Training programs being run Nasa Archery Club Ponorogo is good enough, because the training provided is a common practice for the day-to-day and programmed in the short, medium and long term. (4) The development accomplishments ever achieved by the athletes Nasa Archery Club Ponorogo at national level from 2007 to 2011 has been quite satisfactory.

Page 10: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ......................................................................................................

PERNYATAAN .........................................................................................

PENGAJUAN ............................................................................................

PERSETUJUAN ........................................................................................

PENGESAHAN .........................................................................................

MOTTO .....................................................................................................

PERSEMBAHAN ......................................................................................

ABSTRAK .................................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

A. Latar Belakang Masalah ................................................................

B. Rumusan Masalah ...........................................................................

C. Tujuan Penelitian .............................................................................

D. Manfaat Penelitian ...................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA .....................................................................

A. Kajian teori dan hasil penelitian yang relevan .........................

1. Panahan ................................................................................

a. Pengertian Panahan ..........................................................

b. Perkembangan Olahraga Panahan di Indonesia ...............

c. Perkembangan Olahraga Panahan di Ponorogo ...............

d. Ronde-ronde Panahan ......................................................

2. Organisasi .....................................................................................

a. Pengertian Organisasi ......................................................

b. Jenis Organisasi ......................................................................

c. Struktur dan Bagan Organisasi ........................................

d. Unsur-unsur dalam Organisasi ........................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

x

xiii

xiv

xv

1

1

4

4

5

6

6

6

6

6

7

7

8

8

11

12

14

Page 11: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

3. Manajemen .........................................................................

a. Pengertian Umum Manajemen ......................................

b. Manajemen Olahraga .....................................................

4. Pembinaan ..........................................................................

a. Pemassalan Olahraga .....................................................

b. Pembibitan Pemain ........................................................

c. Pemanduan Bakat ..........................................................

d. Pelatih ............................................................................

5. Prasarana dan Sarana ..........................................................

a. Prasarana ........................................................................

b. Sarana ............................................................................

6. Program Latihan .................................................................

a. Pengertian Latiha ...........................................................

b. Pengertian Program Latihan ..........................................

c. Periodesasi Latihan ........................................................

d. Prinsip-prinsip Latihan ..................................................

7. Prestasi ...............................................................................

B. Kerangka Berpikir ..................................................................

BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..........................................

C. Data dan Sumber Data ........................................................

D. Teknik Pengambilan sampel ...............................................

E. Pengumpulan Data ..............................................................

F. Uji Validitas Data ................................................................

G. Analisis Data ......................................................................

H. Prosedur Penelitian ..............................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN ...............................................................

A. Diskripsi Data .....................................................................

1. Pembinaan Nasa Archery Club Ponorogo .....................

2. Prasarana dan Sarana Nasa Archery Club Ponorogo ....

17

17

18

19

21

22

23

25

26

27

31

35

35

36

37

38

42

44

45

45

45

46

46

47

48

49

49

51

51

51

51

xii

Page 12: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

3. Program Latihan Nasa Archery Club Ponorogo ............

4. Prestasi ............................................................................

B. Deskripsi Temuan Penelitian ...............................................

1. Pembinaan .....................................................................

2. Prasarana dan Sarana ....................................................

3. Program Latihan ...........................................................

C. Pembahasan ..........................................................................

1. Pembinaan .....................................................................

2. Prasarana dan Sarana .....................................................

3. Program Latihan .............................................................

4. Prestasi ............................................................................

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................

A. Simpulan .................................................................................

B. Implikasi ...................................................................................

C. Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

LAMPIRAN ..............................................................................................

51

52

54

54

54

55

56

56

59

60

65

68

68

69

70

71

73

xiii

Page 13: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Shooting line layout-Olympic Round Teams Finals

Gambar 2 Range Layout-Major Events

Gambar 3 Range Layou-Other Events

Gambar 4 Range Layout-Olympic Round Final

Gambar 5 Busur

Gambar 6 Panah

Gambar 7 Jenis mata dan bulu panah

Gambar 8 Pelindung Jari, Lengan Bawah, dan Tempat Panah ..

Gambar 9 Target Face

27

28

29

30

31

32

32

33

34

43

Page 14: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Ronde dan ukuran target

Tabel 2. Jadwal peneliti

Tabel 3. Prasarana dan Sa

Tabel 4. Prestasi Nasa Archery Club Ponorogo

Tabel 5. Dosis Latihan

34

49

50

52

61

Page 15: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Wawancara Nasa Archery Club Ponorogo ................

Lampiran 2 Gambar Dokumentasi .........................................................

Lampiran 3 Susunan Kepengurusan ........................................................

Lampiran 4 Sertifikat Pelatih ..................................................................

Lampiran 5 Program Latihan ..................................................................

Lampiran 6 Prestasi dari 2007 sampai 2011 ...........................................

Lampiran 7 Surat Perizinan .....................................................................

73

82

90

92

93

98

177

Page 16: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga Panahan adalah olahraga yang membutuhkan skill khusus, baik

ketepatan, koordinasi maupun melatih mental dan meningkatkan kondisi jasmani

secara prima. Perkembangan olahraga panahan di Indonesia merupakan wujud dari

perkembangan olahraga ini di daerah-daerah. Semakin banyaknya perkumpulan-

perkumpulan olahraga panahan ditiap-tiap daerah di Indonesia telah turut

meramikan olahraga ini untuk dapat dikenal dan berkembang di masyarakat.

Banyak event-event perlombaan yang diadakan sebagai wujud untuk menciptakan

prestasi dan untuk memperoleh bibit atlet-atlet handal serta pada dasarnya untuk

meningkatkan agar prestasi olahraga panahan Indonesia menjadi lebih bagus.

Dalam upaya untuk meningkatkan perkembangan prestasi olahraga panahan

Indonesia maka tentunya pula diperlukan suatu kerja keras seperti pelatihan yang

sistematis, pembinaan yang tepat, bibit atlet berpotensi, organisasi yang baik,

pelatih yang berkualitas serta prasarana dan sarana yang memadai. Komponen-

komponen tersebut merupakan kesatuan yang saling berhubungan dan tidak dapat

dipisahkan.

Seiring dengan berkembangnya olahraga panahan di Indonesia maka

perlu juga untuk meningkatkan prestasi olahraga panahan agar menjadi lebih baik.

Oleh karena itu perlu adanya jalan keluar untuk meningkatkan prestasi olahraga

panahan di Indonesia yang nantinya pula akan melibatkan berbagai pihak yang

terkait. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan prestasi olahraga panahan,

mestinya pihak-pihak yang terkait bukan hanya pelatih dan pemain saja, tetapi

berbagai pihak baik pengurus organisasi bahkan pemerintah mampu mencarikan

jalan pemecahannya. Pembinaan yang terencana dan dilaksanakan terus-menerus

merupakan langkah yang harus ditempuh serta merupakan tanggung jawab dari

semua pihak yang ikut berperan aktif dalam kegiatan olahraga panahan tersebut.

Page 17: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Untuk dapat bermain dan berprestasi dalam olahraga panahan diperlukan

persyaratan skill khusus, baik ketepatan, koordinasi maupun melatih mental dan

meningkatkan kondisi jasmani secara prima. Unsur-unsur yang penting serta

mendukung didalam upaya meningkatkan prestasi olahraga panahan antara lain

pembinaan prestasi. Organisasi olahraga adalah suatu wadah yang bergerak

dibidang olahraga yang bertujuan untuk meraih prestasi maksimal dalam olahraga.

Kerjasama antar orang-orang yang terlibat didalamnya harus terjalin dengan baik,

mempunyai rencana kerja atau program kerja yang jelas. Melalui organisasi, maka

akan lebih jelas langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan

tujuannya. Hubungan yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja

yang baik, sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan

prestasi maksimal dapat tercapai.

Prestasi maksimal merupakan obsesi dari setiap atlet yang menekuni

olahraga yang di pelajarinya. Keberhasialan prestasi atlet tidak lepas dari

dukungan berbagai pihak. Seorang pelatih yang berkualitas memegang peranan

penting terhadap peningkatan kemampuan atlet. Pelatih mempunyai peranan

penting, dimana pelatih harus mampu menerapkan program latihan yang sesuai

dengan kemampuan atletnya, harus memantau setiap latihan yang dilakukan serta

membina terus menerus. Disamping itu juga seorang pelatih harus mampu

menyalurkan dan mengembangkan prestasi yang dimiliki atlet.

Munculnya klub-klub panahan baik di kota maupun di daerah yang

tergabung dalam Persatuan Panahan Indonesia yang di singkat PERPANI

merupakan perwujudan perkembangan olahraga panahan di Indonesia. Jawa

Timur adalah salah satu provinsi yang ikut andil besar dalam mengembangkan

bakat-bakat atlet panahan. Ada beberapa kota yang tergabung dalam PERPANI

Jawa Timur antara lain kota Blitar, Bojonegoro, Lamongan, Madiun, Ponorogo,

Sidoarjo, Surabaya, Tulungagung, dan masih banyak kota lainnya. Kota Ponorogo

yang merupakan kota ataupun daerah kecil yang mungkin dikenal kebanyakan

orang dengan keseniannya, namun ternyata kota Ponorogo adalah salah satu kota

yang turut meramaikan perkembangan olahraga panahan di Indonesia. Walau

sebenarnya di kota Ponorogo sendiri cabang olahraga panahan kurang di mengerti

Page 18: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

akan keberadaan dan perkembangannya, tapi ternyata klub yang ada di Ponorogo

juga ikut andil dalam peningkatan prestasi olahraga panahan yang ada di

Indonesia.

NASA ARCHERY CLUB merupakan salah satu klub yang berada

dibawah naungan PERPANI Ponorogo. NASA ARCHERY CLUB Ponorogo

telah turut membawa PERPANI Ponorogo sebagai salah satu kota yang

diunggulkan dan disegani prestasinya di daerah Jawa Timur dan khususnya

Indonesia. Namun dari hasil prestasi yang di capai PERPANI Ponorogo tersebut

apakah juga mempengaruhi perkembangan prestasi masing-masing klub yang di

dikelolanya seperti misalnya NASA ARCHERY CLUB Ponorogo. Pengelolaan

PERPANI Ponorogo yang juga ada hubungan dan diperuntukan bagi klub, apakah

juga berpengaruh pada pengelolaan dimasing-masing klub khususnya NASA

ARCHERY CLUB Ponorogo. Melihat kenyataan tersebut, maka dapat memicu

proses kegiatan di NASA ARCHERY CLUB Ponorogo baik itu pengorganisasian

dan kepengurusan, pembinaan yang diberikan pada atletnya, program latihan yang

diterapkan, ataupun dari segi keberadaan fasilitas pendukung atau prasarana dan

sarana yang dimiliki serta berbagai prestasi yang pernah diraih diberbagai

kejuaraan yang pernah diikuti.

Untuk memperoleh data tersebut maka penelitian ini akan meneliti

NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Maksud

penelitian mengambil data pada NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dikarenakan

dilihat dari manajemen klub yang kurang baik namun klub tersebut mampu

memberikan prestasi yang membanggakan. NASA ARCHERY CLUB Ponorogo

juga merupakan klub yang pernah menghasilkan pemain yang pernah menjadi

atlet nasional seperti Lukman Wahyudi dan Anang Eko Setiyawan. Sedang

maksud penelitian mengambil data dari tahun 2007 sampai 2011 adalah bentuk

dari kepengurusan 5 tahun terakhir. Sehubungan dengan hal tersebut, guna

mengetahui dan memperoleh hasil yang sesungguhnya maka penelitian ini

Page 19: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah ada, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pembinaan atlet yang dilakukan NASA ARCHERY CLUB

Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011?

2. Bagaimanakah prasaran dan sarana yang digunakan NASA ARCHERY

CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011?

3. Bagaimanakah program latihan yang diterapkan oleh NASA ARCHERY

CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011?

4. Bagaimanakah prestasi yang diraih NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari

tahun 2007 sampai 2011?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka

penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pembinaan atlet pada NASA ARCHERY CLUB Ponorogo

dari tahun 2007 sampai 2011.

2. Untuk mengetahui prasarana dan sarana NASA ARCHERY CLUB Ponorogo

dari tahun 2007 sampai 2011.

3. Untuk mengetahui program latihan NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari

tahun 2007 sampai 2011.

4. Untuk mengetahui prestasi yang diraih NASA ARCHERY CLUB Ponorogo

dari tahun 2007 sampai 2011.

Page 20: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dapat sebagai bahan evaluasi untuk

mempertahankan dan meningkatkan kualitas prestasi atlet panahannya.

2. Dapat memberikan motivasi yang positif bagi pengurus dan pelatih NASA

ARCHERY CLUB Ponorogo untuk senantiasa meningkatkan pembinaan yang

dilaksanakan.

3. Sebagi masukan bagi para pelatih, olahragawan, pembina olahraga dalam

upaya peningkatan prestasi maupun struktur organisasi cabang olahraga

panahan.

4. Sebagai masukan bagi penulis pada khususnya dan untuk teman-teman

mahasiswa pada umumnya.

Page 21: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Panahan

a. Pengertian Panahan

Panahan atau memanah adalah suatu kegiatan menggunakan busur

panah untuk menembakkan anak panah. Mengenai pengertian panahan

Husni, Hakim, Gayo (1990) berpendapat, Panahan adalah salah satu cabang

olahraga yang menggunakan busur dan anak panah. Dalam permainan ini,

setiap pemain harus mampu menembakkan anak panahnya mengenai sasaran

y (hlm. 294). Bukti-bukti menunjukkan bahwa sejarah

panahan telah dimulai sejak 5.000 tahun yang lalu yang awalnya digunakan

untuk berburu dan kemudian berkembang sebagai senjata dalam

pertempuran dan kemudian sebagai olahraga ketepatan. Seseorang yang

gemar atau merupakan ahli dalam memanah disebut juga sebagai pemanah.

b. Perkembangan Olahraga Panahan di Indonesia

Panahan sudah dikenal di Indonesia sejak berabad-abad yang

lampau, hal ini dapat dibuktikan dan dilihat pada cerita-cerita wayang yang

menceritakan bahwa busur dan panah digunakan sebagai alat berburu dan

berperang.

Mengenai perkembangan olahraga panahan di Indonesia, Nurhayati

(2011) menyatakan, PERPANI sebagai induk organisasi panahan didirikan

pada tanggal 21 juli 1953 dengan pendiri GPAA Paku Alam VIII yang

kemudian menjabat sebagai ketua sampai seperempat abad. Perlombaan

Kejuaraan Panahan Indonesia pertama diselenggarakan di Surabaya pada

tahun 1959 3). Sejak saat itu panahan berkembang sebagai olahraga

nasional, walaupun pada awal perkembangan kegiatan panahan hanya

terdapat di daerah jawa. Pada perkembangan selanjutnya kegiatan panahan

telah dikenal dan dilatih diseluruh penjuru tanah air.

Page 22: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Di Indonesia, dikenal 4 jenis olahraga panahan yaitu ronde FITA,

PERPANI, COMPOUND, DAN TRADISIONAL. Keempat ronde ini

termasuk dalam acra pertandingan resmi dalam setiap kejuaraan Nasional

maupun PON.

c. Perkembangan Olahraga Panahan di Ponorogo

Olahraga Panahan tampaknya semakin berkembang di kota kecil

seperti Ponorogo. Hal ini juga diungkapkan oleh Pengurus PERPANI kota

Ponorogo bahwa olahraga panahan merupakan salah satu olahraga yang

mulai diminati dan digemari di kalangan masyarakat kota Ponorogo baik itu

untuk kalangan kelas kecil, menengah dan juga kelas atas. Walau olahraga

ini di kenal sebagai olahraga mahal karena peralatannya tapi olahraga ini

mempunyai tempat tersendiri bagi masyarakat Ponorogo kususnya. Dari

kesetaraan itu tampaknya olahraga Panahan juga dapat dijadikan sarana

untuk menghapus strata yang ada di masyarakat dan hal itu semakin

membuat PERPANI kota Ponorogo berkeinginan untuk mengembangkan

dan melanjutkan pembinaan yang sudah dilakukan. Dan hasil yang didapat

khususnya untuk kota Ponorogo, dan Indonesia pada umumnya.

Meskipun tempat latihan khusus untuk panahan belum ada dan

peralatan pendukung belum begitu memadai tapi pengurus ataupun pelatih

berusaha memberikan yang terbaik untuk kemajuan olahraga panahan di

Ponorogo. Seperti yang diuangkapkan oleh pengurus PERPANI Ponorogo,

sebenarnya cabang olahraga panahan ini sendiri mengalami pasang surut.

Tapi dengan keberhasilan prestasi yang diraih dan semakin banyaknya minat

masyarakat terhadap olahraga ini maka olahraga ini masih tetap bertahan

walau banyak kekurangan yang belum dapat di selesaikan.

d. Ronde-ronde Panahan

Ronde-ronde yang dilombakan adalah:

a) Ronde FITA

b) Ronde Nasional

Page 23: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

c) Ronde Compound

d) Ronde Tradisional

Ronde FITA dan nasional cara memanahnya sama, yaitu

dilaksanakan dengan cara berdiri, dan yang berbeda adalah jarak tembak,

peralatan busur, peralatan lapangan, serta anak panahnya. Untuk Ronde

Tradisional, memanahnya dilakukan dengan cara duduk. Jarak tembaknya

sama dengan jarak tembak Ronde Nasional. Peralatan berupa busur dan anak

panah selurunya terbuat dari bambu.

Untuk Nasa Archery Club Ponorogo sendiri, memiliki atlet panahan

yang masuk dalam Ronde FITA, Ronde Nasional, dan Compound. Untuk

Ronde Tradisional, dulu mempunyai atlet di ronde tradisional tapi sekarang

sudah tidak ada atlet di Ronde tersebut.

2. Organisasi

a. Pengertian Organisasi

Perkataan Organisasi sering kita hubungkan dengan pemerintah,

perusahaan negara atau swasta, partai politik, golongan karya, rukun warga,

rukun tetangga, OSIS dan sebagainya. Terdapat beberapa teori dan

perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan

ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat

atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan

sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam

memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan),

sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien

dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Dilain pihak setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu

menjadi anggota dari beberapa macam organisasi, sperti organisasi sekolah,

perkumpulan olahraga, kelompok musik, militer ataupun organisasi

perusahaan.

Pada prinsipnya organisasi adalah setiap bentuk kerja sama antara

manusia yang terikat oleh suatu ketentuan, yang bermaksud untuk mencapai

Page 24: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

tujuan bersama. Banyak para ahli mengemukakan batasan-batasan mengenai

pengertian tentang organisasi.

Menurut Siagian yang dikutip Pandjaitan (1992) mengemukakan

bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau

lebih yang bekerja bersama secara formal terikat dalam rangka pencapaian

suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat

seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang

(hlm. 1). Sedangkan menurut Atmosudirjo yang

dikutip Pandjaitan (1992) mengemukakan bahwa organisasi adalah

Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara

sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara teratur untuk

bersama-sama (hlm. 1).

Selanjutnya menurut Barnard yang dikutip oleh Soemarno, Dalimin

& Hartoko (1998) suatu sistem dari pada

aktivitas kerja yang dilakukan oleh kedua orang atau lebih (hlm. 9).

Sedangkan menurut Handoko (2003)

pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi

dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi

(hlm. 167).

Dari berbagai pengertian organisasi diatas maka dapat disimpulkan

bahwa organisasi adalah satu jenis wadah perlengkapan di masyarakat yang

dibikin oleh orang-orang dengan tujuan dapat memperoleh efesiensi kerja

tertentu yang sebesar-besarnya.

Kata organisasi memiliki dua arti umum, arti yang pertama

mengacu pada suatu lembaga atau kelompok fungsional seperti organisasi

perusahaan, rumah sakit, perkumpulan olharaga, atau badan pemerintahan.

Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian yaitu pengaturan

pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan diantara anggota organisasi sehingga

tujuan dapat tercapai dengan efisien.

Dalam setiap kegiatan baik yang individu maupun kelompok tidak

akan lepas dari adanya organisasi dan manajemen. Demikian juga dalam

Page 25: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kegiatan olahraga dalam suatu organisasi tidak terlepas adanya dana

peralatan (fasilitas).

Kalau memperhatikan penjelasan di atas tentang pengertian

organisasi maka dapatlah di katakan bahwa setiap bentuk organisasi akan

mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :

(1) Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama

Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah atau

tempat dimana orang-orang dapat bekerja sama untuk mencapai suatu

tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian tempat di sini dalam arti fungsi

yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang

untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka

organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang

mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi

wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.

(2) Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang

Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga

merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam

praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka

organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses

kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai

kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti

tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara,

di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan

kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

(3) Jelas dengan tugas dan kedudukannya masing-masing

Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-

masing orang atau pihak yang berhubungan satu dengan yang lain akan

dapat terlihat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan pekerjaan yang

menumpuk dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain

tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya

dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.

Page 26: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

(4) Ada tujuan tertentu

Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang

manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik

akan cendrung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik

tetapi organisasi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisiasi

secara baik akan mendapat keuntungan yaitu pelaksanaan tugas

pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien

dan efektif.

Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar

adalah :

(1) Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.

(2) Harus ada orang-orang yang bekerja sama.

(3) Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.

(4) Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.

Organisasi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap

kegiatan olahraga, karena organisasi didalam olahraga adalah

merupakan wadah untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud

adalah peningkatan prestasi yang maksimal.

b. Jenis Organisasi

Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi

beberapa macam. Jenis organisasi yang dapat dilihat dari aktifitas dan tujuan

yang dilakukan, sehingga dengan demikian organisasi tersebut dapat

diketahui status organisasinya. Bergerak dalam suatu bidang tertentu dan

berjalan dengan baik akan memberi gambaran yang jelas tentang jenis

organisasi tersebut.

Jenis organisasi-organisasi itu bermacam-macam, seperti organisasi

politik, organisasi sosial, organisasi kampus, organisasi sekolah dan

organisasi olahraga

Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan organisasi pada

umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada kegiatan atau aktifitas yang

Page 27: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari organisasi olahraga

tersebut. Organisasi olahraga merupakan usaha dari sekelompok orang yang

bergerak dalam bidang olahraga tertentu dan saling kerjasama untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu prestasi maksimal.

Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite

Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat yang berkedudukan di Jakarta.

KONI Pusat ini membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi

olahraga di Indonesia. Dengan demikian akan terjalin kerjasama yang baik

antar organisasi olahraga, baik di tingkat daerah maupun pusat. Sehingga

tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi maksimal dapat tercapai dengan

baik.

Olahraga panahan merupakan salah satu olahraga yang berkembang

di Indonesia. Di Indonesia olahraga panahan dijalankan dan dikelola penuh

oleh suatu organisasi tersendiri yaitu PERPANI (Persatuan Panahan

Indonesia). Didalam struktur kepengurusan PERPANI membawahi dan

mengawasi PERPANI di tingkat propinsi dan daerah, selanjutnya PERPANI

daerah membawahi dan mengelola di tingkat cabang kota, dan sruktur

selanjutnya PERPANI cabang kota membawahi mengelola klub-klub atau

perkumpulan panahan yang ada diwilayahnya. Keberadaan PERPANI

didalam keoorganisasian olahraga di Indonesia posisinya berada dibawah

naungan dan pengawasan KONI Pusat bersama Pengurus Besar (PB)

olahraga lainnya.

c. Struktur dan Bagan Organisasi

Menurut Handoko (2003) Struktur organisasi dapat

didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana

(hlm. 169). Jadi struktur organisasi adalah perencanaan

formal guna mencapai pembagian tenaga yang efisien serta efektifitas

koordinasi aktivitas-aktivitas para pekerjanya. Struktur Organisasi adalah

cara bagaimana tugas dan pekerjaan dibagi, dikelompokan dan dikoordinasi

secara formal. Hakekatnya suatu organisasi harus membentuk struktur

Page 28: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

organisasi serta menuangkan struktur tersebut kedalam bagan organisasi.

Untuk dapat menyusun struktur organisasi yang baik, dimungkinkan apabila

senantiasa berpegang teguh dan menerapkan organisasi secara baik dan

benar.

Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi

dan departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama. Bagan

organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi berupa kotak-kotak

yang disalurkan dengan garis wewenang antara yang satu dengan yang

lainnya dan bagan juga disebut dengan gambar rancangan, gambar denah,

skema. Dengan melihat bagan organisasi, maka juga dapat dilihat bagaimana

kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi. Kedudukan yang ditempati

seseorang dalam sebuah organisasi harus mampu melaksanakan tugas-

tugasnya dan hubungan kerjasama yang baik dengan yang lainnya, sebab

apabila tidak mampu melaksanakan tugasnya dan tidak ada kerjasama yang

baik, maka organisasi tersebut tidak sehat dan tidak lancar.

Handoko (2003) menyatakan bagan organisasi menggambarkan

lima aspek utama suatu struktur organisasi, yang secara ringkas dapat

diuraikan sebagai berikut :

(1) Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukan individu atau satuan organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi tersebut, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.

(2) Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah menunjukan hubungan wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai karyawan terendah dalam organisasi. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi mempunyai suatu kaitan dengan manajer puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas, dimana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang manajer dan melaporkan pertanggung jawaban juga hanya kepada seorang manajer

(3) Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Labek dan deskripsi pada tiap kotak menunjukan pekerjaan organisasional atau bidang tangung jawab yang berbeda.

(4) Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan menunjukan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementalisasi)

Page 29: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

(5) Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukan manajer dan bawahan tapi juga keseluruhan hirarki manajemen (hlm. 172). Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut

Handoko (2003) dapat digambarkan sebagai berikut : (1) Bentuk Piramida,

(2) Bentuk Vertikal, (3) Bentuk Horisontal, (4) Bentuk Iingkaran (hlm.

174)

Berdasarkan bentuk dan isi bagan organisasi maka akan

memudahkan dalam menentukan bentuk badan organisasi yang sesuai

dengan organisasi yang dijalankan. Organisasi yang sehat dan baik adalah

organisasi yang setiap satuan tertentu mampu melaksanakan tugasnya

dengan baik dan menghasilkan kualitas yang baik pula, sehingga membawa

kemajuan organisasi. Setiap bagian tertentu harus mampu menjalankan

tugasnya dengan baik dan menghasilkan kerja yang efektif dan efisien.

Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan

kedudukannya merupakan cermin kerja yang baik. Rangkaian yang harus

dilaksanakan, proses kerjasama yang baik, serta pembagian tugas yang tepat,

sehingga akan meningkatkan kualitas organisasi.

d. Unsur-unsur dalam Organisasi

Didalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur unit pejabat

yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut

mempunyai tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan

satu dengan yang lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh

setiap unsur organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang

baik dan memajukan organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan

berjalan dengan baik.

Unsur-unsur organisasi tersebut adalah :

a) Pengurus

Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung

jawab cukup besar dalam organisasi. Pengurus merupakan orang yang

Page 30: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

memegang kendali jalannya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu

organisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung dari suatu

aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya

dipegang oleh seorang pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak sebagai

seorang pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format sebagai

berikut :

1) Ketua Umum

2) Wakil Ketua Umum

3) Sekretaris

4) Bendahara

5) Seksi-seksi

6) Penasehat

Adapun kepengurusan Nasa Archery Club Ponorogo atau

Pengurus Cabang Persatuan Panahan Indonesia Kabupaten Ponorogo

masa bakti 2009-2013 pada saat ini adalah sebagai berikut :

1) Pelindung : 1. Bupati Kabupaten Ponorogo

2. KONI Kabupaten Ponorogo

2) Penasihat : Sunardi, B.A.

3) Ketua : Slamet

4) Wakil Ketua : Drs. Bukari

5) Sekertaris : Andri Malik. A.Md.Kep.

6) Wakil Sekertaris : Heru Sucahyono

7) Bendahara : Nurul Fajarwati.ST.

8) Wakil Bendahara : Ryska Aprilia

9) Kepelatihan : 1. Anang Eko Setiawan, A.MA.

2. Agung Setiyono

10) Bidang Organisasi : Djuni Riyanto

11) Bidang pembinaan : 1. Sarju

2. Lukman Wahyudi

Page 31: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

12) Bidang Perwasitan : Drs. Agung Setiyabudi

13) Humas : 1. Moch. Lutfi Nugroho

2. Sutoyo

14) Bidang Peralatan : 1. Rudianto

2. Syaiful Fanani

15) Pembantu Umum : 1. Sugeng Prayogi

b) Anggota

Selain pengurus unsur yang tidak kalah pentingnya dalam

organisasi adalah anggota. Keterlibatan seorang anggota didalam suatu

organisasi sangat diperlukan, meskipun keberadaan anggota dalam

organisasi tidak begitu aktif bila dibandingkan dengan keterlibatkan

seorang pengurus. Kewajiban pokok seorang anggota dalam organisasi

adalah mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.

c) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Anggaran Dasar adalah merupakan landasan pokok dan sebagai

dasar pelaksana kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai

dengan ketentuan dalam organisasi. Anggaran Rumah Tangga merupakan

petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan dalam organisasi.

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga keduanya merupakan

dasar dan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

d) Rencana Kerja

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat

adanya rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan-

kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditetapkan. Agar rencana kerja dapat terlaksana dengan baik, maka

diperlukan kerja sama yang baik antara unsur-unsur yang terlibat didalam

organisasi.

e) Anggaran Belanja

Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai

rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun

Page 32: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

anggaran belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Anggaran

Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realitis, luwes, dan kontinyu.

Anggaran yang dibuat harus mampu mengatasi kemungkinan-

kemungkinan yang terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan,

serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan

perhitungan yang sudah direncakan.

3. Manajemen

a. Pengertian Umum Manajemen

Sampai sekarang ini para ahli manajemen memberikan tentang

pengertian manajemen masih berbeda-beda dan belum jelas batasan ruang

lingkupnya, karena mendifinisikan manajemen secara tepat merupakan

masalah yang sulit, karena definisinya sangat universal.

Manajemen erat hubungannya dengan organisasi. Demikian pula

dengan organisasi olahraga yang dalam pelaksanaanya harus sesuai dengan

rencana yang telah ditentukan dan disepakati bersama, baik anggota maupun

pengurus dalam keorganisasian harus berdasarkan anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga.

Pengertian manajemen menurut Siagan dalam Hartoko, Dalimin

dan Soemarno (1998)

untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui

(hlm. 4), menurut Gie dalam Hartoko, Dalimin dan

Soemarno (1998) adalah -tindakan atau proses

menggerakan tindakan dalam usaha kerja sama manusia sehingga tujuan

yang telah ditentukan benar- (hlm. 4), dan menurut Terry

juga dalam Hartoko, Dalimin dan Soemarno (1998)

yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan

kegiatan orang lain 4).

Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya

tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang,

seperti yang dikemukakan oleh Stoner yang dikutip oleh Handoko (2003)

Page 33: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya- sumber daya organisasi lainnya agar mencapai

(hlm. 8).

Berdasarkan dari berbagai pengertian manajemen diatas maka

dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah kemampuan untuk bertindak

melalui kegiatan orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan dan

melalui proses yang terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen yaitu terdiri

dari perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, pengkoordinasian, dan

pengendalian. Suatu manajemen yang tercipta bagus maka didalam

pelaksanaannya tentu akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan.

Sebuah organisasi akan berjalan dengan baik dan lancar, jika

pengelolaan manajemennya juga baik. Dapat dikatakan, berjalan atau

tidaknya sebuah organisasi sangat bergantung dari manajemennya. Oleh

karena itu, dalam suatu organisasi peranan manajemen sangat penting dan

harus berjalan dengan baik dan benar.

b. Manajemen Olahraga

Di masyarakat luas banyak dibentuk suatu organisasi cabang

olahraga yang bertujuan bermacam-macam. Organisasi olahraga di

masyarakat meliputi sekelompok orang dari bermacam-macam profesi yang

ada di masyarakat untuk membentuk organisasi cabang olahraga sesuai yang

diminatinya.

Organisasi olahraga tersebut merupakan wadah bagi anggota

masyarakat yang berminat pada cabang olahraga tertentu. Di samping itu

kelompok orang yang berprofesi tertentu yang selalu terlibat dengan

kegiatan olahraga, membentuk suatu organisasi fungsional. Dengan

banyaknya organisasi tersebut banyak diperlukannya pengelolaan

manajemen yang baik sehingga tujuan organisasi dapat terwujudkan.

Saat ini manajemen olahraga menjadi hal yang sangat penting

didalam dunia olahraga modern, seperti yang dikatakan Husdarta (2009)

bahwa :

Page 34: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Organisasi olahraga lebih-lebih pendidikan jasmani dihadapkan dengan kekurangan kronis, berupa ketiadaan infrastruktur , lemahnya dukungan, kecilnya dana yang disediakan, dan kesulitan lain untuk menumbuhkan programnya. Dalam situasi seperti itu, kemampuan manajerial sangat dibutuhkan yang intinya adalah pelaksanaan fung-fungsi manajemen, dan terkait pula dengan kompetensi manjer beserta personalnya (hlm. 42).

Dan menurut Harsuki (2003) menyatakan bahwa Kesuksesan

suatu organisasi sangat tergantung dari kesadaran dari manajer akan :

tingkat pekerja, kemampuan SDM, peran serta motivasi dalam pencapaian

(hlm. 168-169).

Kenyataan ini membuktikan pentingnya manajemen dalam

olahraga, kerena pada dasarnya olahraga juga memiliki struktur organisasi,

dimana dalam pengelolaan sebuah organisasi olahraga diperlukan

kerjasama manajemen masing-masing komponen yang sangat berperan

penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

4. Pembinaan

Sumber daya atlet memiliki peran yang sangat strategis dalam pola

pembinaan olahraga, karena atlet adalah merupakan objek yang menjadi faktor

yang berpengaruh terhadap berhasil tidaknya suatu cabang olahraga dapat

berprestasi merupakan sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh suatu cabang

olahraga, sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal. Untuk mencapai

prestasi yang optimal, maka usaha pembinaan harus dilaksanakan dengan

menyusun strategi dan perencanaan yang rasional sebagai usaha untuk

meningkatkan kualitas serta mempunyai program yang jelas. Hal ini penting

agar program pembinaan dapat mencapai sasaran yang tepat yaitu prestasi yang

tinggi, seperti apa yang diinginkan.

Seorang pakar kepelatihan Hadisasmita dan Syarifudin (1996)

menyatakan tentang karakteristik pembinaan bahwa:

Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi tinggi menuju ketaraf internasional. Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik

Page 35: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

apabila ditunjang dan ditumbuhkan dengan suatu sistem pembinaan yang mantap, yang diorganisasikan oleh pembinaan olahraga secara terpadu dan berkesinambungan (hlm. 89).

Dalam pembinaan harus menempuh pola yang tepat dan dilakukan

dengan tahap-tahap tertentu, sehingga potensi yang dimiliki atlet dapat

berkembang secara maksimal. Untuk mencapai prestasi yang maksimal bukan

kegiatan mudah, dimana upaya mencapai prestasi yang tinggi harus dilakukan

pembinaan secara sistematis dan terprogram. Karena semua itu dipengaruhi

oleh banyak faktor, memerlukan preses dan waktu yang cukup lama, sumber

dana atau biaya yang cukup, prasarana dan sarana yang memadai, dan juga

dukungan dari masyarakat maupun pemerintah. Sebagai satu keutuhan prestasi

itu merupakan kombinasi antara kondisi fisik, kemampuan mental, penguasaan

teknik, kecakapan taktik yang diantar melalui pembinaan hingga mencapai

prestasi puncak. Menurut Prawirasaputra, Lutan, Yusup (1999) beberapa faktor

yang menjadi fokus perhatian adalah:

(1) Prakondisi kesehatan dan kemampuan fisik, pada anak usia SLTP misalnya, kondisi fisik mereka sudah mulai berkembang pesat seperti kekuatan, kecepatan dan daya tahannya sehingga ia lebih siap untuk menerima beban latihan yang lebih berat dibandingkan dengan siswa SD

(2) Aspek mental menunjukkan kesiapan sifat-sifat psikologis seperti kesetabilan emosi, pengendalian diri, keberanian dan ketekunan. Siswa pada usia SLTP sudah menunjukkan kesiapan mental untuk berlatih

(3) Aspek sosial, menunjukkan kesiapan untuk bekerja sama, menerima kepemimpinan dan tanggung jawab. Sisiwa SLTP sudah menunjukkan sudah menunjukkan kematangan dari sisi perkembangan social (hlm. 47).

Dalam melakukan pembinaan harus dilakukan melalui tahap-tahap

tertentu, dimana tahapan tersebut merupakan salah satu proses untuk

mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kemampuan pemain pada

periode tertentu. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

proses pembinaan olahraga prestasi dibutuhkan tahap persiapan meliputi

Page 36: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

pemassalan, pembibitan, dan pemanduan bakat agar dihasilkan bibit-bibit atlet

yang berkualitas sehingga mampu menciptakan prestasi maksimal.

a. Pemassalan Olahraga

Pemassalan merupakan suatu upaya untuk mengikutsertakan

seluruh lapisan masyarakat dengan sasaran melibatkan semua kelompok

umur. Pelaksanaan kegiatan pemassalan harus dilakukan secara terus

menerus, sehingga nantinya mampu menciptakan bibit-bibit atlet yang baik.

Hal ini seperti dikemukakan Hadisasmita dan Syarifudin (1996) bahwa,

Pemassalan olahraga ialah suatu proses dalam upaya mengikutsertakan

peserta sebanyak mungkin supaya mau terlibat dalam kegiatan olahraga

dalam rangka pencarian bibit-bibit atlet yang berbakat yang dilakukan

dengan cara teratur dan terus- (hlm. 36). Sedangkan menurut

Irianto, dkk. (2009)

berolahraga secara menyeluruh agar diperoleh bibit-bibit olahragawan

handal (hal. 6).

Tujuan pemasaalan olahraga yang dilaksanakan antara lain agar

masyarakat menyadari pentingnya olahraga prestasi, sehingga akan

memunculkan bibit-bibit atlet yang baik. Hadisasmita dan Syarifudin (1996)

mengemukakan bahwa tujuan pemassalan adalah untuk:

(a) Membina dan meningkatkan kesegaran jasmani. (b) Meningkatkan kesegaran rohani atau untuk mendapatkan

kegembiraan (c) Pembentukan watak atau kepribadian. (d) Menanamkan dasar-dasar keterampilan gerak dalam usaha

pencapaian prestasi tinggi (hal. 36).

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

tujuan pemassalan olahraga disamping untuk mendapatkan bibit-bibit atlet

yang baik, juga untuk menyadarkan masyarakat tentang arti pentingnya

olahraga terhadap peningkatan prestasi olahraga.

Agar masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam pemassalan

olahraga prestasi, maka perlu ditempuh langkah-langkah yang baik dan

Page 37: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

tepat.Langkah-langkah yang ditempuh tersebut diharapkan mampu

mewujutkan tujuan pemassalan olahraga yang telah dilaksanakan. Menurut

Hadisasmita dan Syarifudin (1996) Strategi pemassalan olahraga antara lain.

(1) Meyediakan prasarana dan sarana olahraga yang memadai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Apabila pemassalan olahraga ini akan diterapkan disekolah-sekolah, maka yang perlu disediakan prasarana dan sarana yang sesuai dengan kemampuan masing-masing tingkatannya.

(2) Menyediakan penyiapan pengadaan tenaga pengajar atau pelatih olahraga yang bener-bener memiliki kemampuan untuk menggerakan olahraga anak-anak usia muda disekolah.

(3) Mengadakan berbagai bentuk pertandingan cabang olahraga bagi anak-anak sekolah, baik pertandingan antar kelas, sekolah maupun antara perkumpulan.

(4) Mengadakan demontrasi pertandingan antar atlet-atlet yang berprestasi.

(5) Mengadakan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa. (6) Memberikan motifasi kepada para siswa untuk mau berolahraga. (7) Merangsang minat para siswa dengan melalui media masa maupun

elektronik (hal. 39). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemassalan

olahraga dapat dilakukan disekolah-sekolah maupun diluar sekolah.

Pemassalan dapat berjalan dengan baik, apabila didukung prasarana dan

sarana yang memadai, tenaga pengajar atau pelatih, diadakan pertandingan

olahraga, ditambahkan minat berolahraga pada siswa, serta adanya

kerjasama dengan para orang tua siswa.

Strategi diatas perlu diperhatikan agar tujuan dalam pemassalan

olahraga dapat tercapai yaitu diperolehnya bibit-bibit atlet yang baik. Bibit-

bibit atlet yang baik tersebut akan menopang dalam pembinaan olahraga

selanjutnya, sehingga potensi yang ada pada dirinya dapat dikembangkan

dan prestasi maksimal dapat diciptakan.

b. Pembibitan Pemain

Prestasi maksimal bukan merupakan hal yang mudah dicapai.

Prestasi maksimal dapat dihasilkan melalui proses yang panjang. Latihan

sejak dini atau usia muda dimungkinkan dapat dilakukan pembinaan dalam

rentang waktu yang relatif panjang. Disamping latihan sejak dini, bibit-bibit

Page 38: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

pemain yang baik mempunyai pengaruh terhadap pencapai prestasi. Bibit

pemain yang baik dan berbakat, maka akan lebih mudah untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki sampai pada batas kemampuan

maksimal.

Menurut Suharno (1992), aspek-aspek yang dilihat dalam mencari

bibit atlet antara lain :

(1) Segi Anatomis : Tinggi, berat badan, proporsi dan badan macam otot-otot perlu diteliti secara cermat

(2) Segi Fisiologis : keadaan jantung, paru-paru, peredaran darah, pencernaan makanan, susunan syaraf dll. Harus dipriksakan dokter.

(3) Kemampuan gerak : - Unsure-unsur gerak (kekuatan, daya tahan dst) - Kecakapan gerak dalam cabang olahraga.

(4) Segi mental : Kejiwaan, Kepribadian, temperament (5) Kesehatan : Kesehatan fisik dan mental (6) Segi social ekonomi : latar belakang social ekonomi (hal. 78).

Jadi dengan upaya mencari dan menemukan individu-individu yang

memiliki potensi, adalah untuk individu-individu tersebut agar dapat

mencapai prestasi olahraga di kemudian hari, pembibitan pemain juga sebagi

langkah atau tahap lanjutan dari permasalahan olahraga.

c. Pemanduan Bakat

Bakat merupakan salah satu faktor penting didalam mencapai

prestasi yang tinggi pada suatu cabang olahraga. Bakat merupakan potensi

dalam diri pemain yang dapat dikembangkan dan menunjang keberhasialan

dalam olahraga. Tanpa memiliki bakat yang sesuai dengan olahraga yang

dipelajari maka prestasi maksimal akan sulit di tercapai. Menurut Sullivan

(1986) -masing memiliki bakat-bakat alam yang memang

(hlm. 5).

Pada setiap individu memiliki faktor yang diperlukan dalam

olahraga, hanya saja dengan perbandingan atau porsi yang berlainan. Untuk

itu cirri-ciri yang terdapat dalam individu perlu dikendalikan agar dihasilkan

bibit-bibit pemain yang berkualitas. Untuk mengetahui apakah seseorang

Page 39: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

memiliki bakat dalam cabang olahraga tersebut dibutuhkan sistem yang

disebut pemanduan bakat. Pemanduan bakat ini didasarkan pada kriteria-

kriteria tertentu yang mengacu pada cabang olahraga yang dipelajarinya.

Gunarsa, Satiadarma dan Hardjolukito (1996) mengemukakan bahwa

berpotensi, memilih olahraga yang sesuai dengan potensi serta minatnya dan

memperkirakan peluangnya untuk berhasil dalam program pembinaan

seh

(hlm. 95).

Faktor bakat mempunyai peranan penting agar atlet menjadi juara

begitu pun dalam pemanduan bakat mempunyai peranan penting untuk

mendapatkan bibit atlet yang baik. Pemanduan bakat merupakan upaya

untuk memprediksi dengan probabilitas yang tinggi seberapa besar peluang

seseorang untuk mencapai prestasi maksimalnya dan apakah seirang atlet

muda mampu secara sukses menyelesaikan atau melewati program latihan

dasar untuk kemudian ditingkatkan hasilnya menuju prestasi puncaknya.

Pemanduan bakat dapat dilakukan melalui pengamatan melalui bibit-bibit

atlet yang dibinanya. Pengamatan tersebut meliputi antara lain minat

terhadap olahraga, kemampuan fisik dan sebagainya.

Menurut Hadisasmita dan Syarifudin (1996) langkah-langkah

pemanduan bakat antara lain :

(1) Adakah pengamatan terhadap sikap peserta didik pada kegiatan olahraga, baik di sekolah maupun di luar sekolah atau dilingkungan tempat tinggalnya.

(2) Adakah pengamatan terhadap karakteristik dari peserta didiknya, baik mengenai kemampuan fisiknya, bentuk fisiknya, ukuran fisik atau tubuhnya, sifat atau asal-usulnya.

(3) Adakah pengamatan terhadap perkembangan fisik dari peserta didik tersebut.

(4) Setelah mengadakan pengamatan yang dilakukan secara cermat dan penuh ketelitian, kemudian untuk langkah berikutnya coba adakan pemilihan atau penyaringan atau yang dipakai untuk mengukur atau instrument dari cabang olahraga yang bersangkutan.

(5) Di dalam mengadakan seleksi tersebut, hendaknya didasarkan pada karakteristik antropometrik, serta kemampuan dan perkembangan dari fisik peserta didik (hlm. 57).

Page 40: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Langkah-langkah pemanduan bakat tersebut mempunyai arti

penting untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini disebabkan

pemanduan bakat merupakan langkah yang tepat, karena melalui proses

tertentu atau penyaringan yang lebih teliti melalui alat ukur atau instrument

terhadap cabang olahraga yang dibinanya. Dengan demikian akan diketahui

seberapa besar bakat yang dimiliki atlet tersebut, sehingga untuk

melaksanakan pembinaan dapat lebih baik. Menurut Suharno (1992)

berbakat umur muda dapat ditemukan : di sekolah-sekolah, dalam

perkumpulan-perkumpulan olahraga (club), pada organisasi-organisasi

pemuda dan dikampung- (hlm. 78).

d. Pelatih

Pelatih adalah seorang sosok yang kadang dipuji dan kadang dicaci.

Hal ini sangat tergantung pada keberhasilannya meningkatkan prestasi

atletnya. Seperti yang diungkapkan Suharno (1992)

terutama di Indonesia isinya pengorbanan melulu, apalagi bila atletnya

(hlm. 3).

Pelatih adalah seorang / sekelompok orang yang mengelola /

menangani sekelompok / seseorang untuk mencapai keberhasilan tertentu.

Menjadi pelatih adalah pekerjaan yang unik, didalamnya terbentang luas

aspek garapan yang sarat dengan tantangan, persaingan, aspek peningkatan

diri, peningkatan kemampuan, menjaga dan memelihara kewibawaan,

terampil berkomunikasi, cermat mengambil keputusan dan masih banyak

lagi aspek pendukung yang kesemuanya bermuara pada upaya untuk sukses

dalam bertugas sebaga pelatih. Prawirasaputra, Lutan, Yusup (1999)

(hlm. 2).

Pelatih yang berkualitas adalah seorang pelatih disamping

memberikan latihan-latihan fisik dan teknik juga mampu memberikan jalan

keluar dari setiap masalah yang ada pada atlet baik jasmani, mental

emosional, maupun social. Seorang pelatih perlu membekali diri dengan hal-

Page 41: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

hal yang berhubungan dengan tugasnya, sehingga didalam melatih tidak

akan mengalami kesulitan yang mengakibatkan gagalnya dalam mencapai

tujuan.

Seorang pelatih yang berkualitas harus sadar akan kenyataan bahwa

ia dapat benar-benar dapat mempengaruhi dan membentuk watak (karakter)

dan kepribadian atlet dalam hal tertentu. Sepert pendapat Pate,

h

tantangan dan selalu berubah. Pelatih yang berhasil selalu bersedia

menerima informasi-informasi baru, namun tetap dapat mengenali

pendekatan tradisional yang paling sesuai

Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat positif maupun negatif, bermanfaat,

dan dapat merusak atau mengganggu, dan yang jelas dapat berpengaruh

relatif tahan lama atau permanen pada seluruh kehidupan atlet asuhannya.

5. Prasarana dan Sarana

Pengembangan olahraga prestasi juga didukung oleh adanya sarana-

prasarana yang memadai atau sesuai dengan standar yang digunakan dalam

pertandingan resmi cabang olahraga tersebut. Dalam setiap cabang olahraga

memang secara khusus mempunyai prasarana dan sarana tersendiri. Demikian

juga dalam cabang olahraga panahan. Keadaan prasarana dan sarana yang

mendukung sangat diperlukan untuk memperlancar dalam melakukan

kegiatan.

Didalam berolahraga tidak cukup hanya mengandalkan kesiapan

fisik yang baik saja, tetapi juga didukung prasarana dan sarana yang

memungkinkan olahraga tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Terutama

untuk mencapai prestasi maksimal, akan dipengaruhi adanya prasarana dan

sarana yang memadai. Dengan prasarana dan sarana yang baik, akan

memberikan kemudahan bagi pelatih dalam memberikan program latihan.

Begitu juga bagi atlet akan bergairah dan bersemangat dalam melakukan

latihan. Sedangkan prasarana dan sarana yang diperlukan dalam olahraga

Page 42: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

panahan adalah lapangan latihan terbuka, mess atlet, kesekretariatan,

poliklinik, transportasi dan prasarana lain yang mendukung.

Peralatan yang baik tak ubahnya seperti teman yang baik, karena

dapat menambah kesenangan bagi pengguna peralatan tersebut. Peralatan yang

baik juga sangat penting, sebab akan menentukan terhadap penampilan yang

baik.

a. Prasarana

1) Lapangan Permainan

Menurut FITA yang dikutip Riyanto (2006: 13-16) Lapangan

perlombaan panahan yang disarankan seperti gambar berikut:

Gambar 1. Shooting line layout-Olympic Round Teams Finals

(Sumber. Riyanto, 2006: 13)

Page 43: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Gambar 2. Range Layout-Major Events

(Sumber. Riyanto, 2006: 14)

Page 44: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Gambar 3. Range Layou-Other Events

(Sumber. Riyanto, 2006: 15)

Page 45: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 4. Range Layout-Olympic Round Final

(Sumber. Riyanto, 2006: 17)

Page 46: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Sarana

Menurut FITA yang dikutip Riyanto (2006: 2-10) ingin

memperkenalkan peralatan-peralatan yang digunakan dalam olahraga

panahan mulai dari busur, asesorisnya, anak panah, bantalan / sasaran.

Peralatan yang digunakan dalam panahan antara lain: busur (bow), panah (arrow), pelindung jari (finger tab), pelindung lengan (armguard), alat pembidik (visir/sighter/bowsight), alat peredam getaran (stabilizer), kantong panah (side quiver), teropong (field glasses). Sedangkan peralatan penunjang antara lain: sasaran yang terdiri dari bantalan (buttress), penopang bantalan (standard), kertas sasaran (target face).

1) Busur

Busur terdiri dari beberapa komponen, diantaranya adalah: 1) Bagian pegangan (handle section/riser), 2) Dahan busur atas (upper limb), 3) Dahan busur bawah (lower limb), 4) Tali busur (bow string), 5) lilitan tengah (serving), 6) Pembatas nock/ekor panah (nock locator), 7) lilitan ujung, 8) Tempat pegangan (grip), 9) Alat pembidik (visit/sighter), 10) klicker, 11) Tempat sandaran panahan (arrow rest), 12) Stabilisator pendek, 13) Torque flight compensator (TFC), 14) Stabilisator Panjang, 15) Stabilisator Pendek, 16) Ukuran busur 68 inchi dan berat tarikan 40 pound. Untuk lebih jelas komponen-komponen tersebut, dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Bagian-bagian busur

(Sumber. Riyanto, 2006: 7)

Page 47: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2) Panah

Bagian-bagian anak panah adalah sebagai berikut: 1) Bedor

(arrow head/point), 2) Gandar (shaft), 3) Hiasan (crestting), Bulu

(fletching), 5) Ekor panah (nock), Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

Gambar 6

Gambar 6. Bagian-bagian panah

(Sumber. Riyanto, 2006: 8)

Untuk lebih jelas untuk mengenai bagian-bagian anak panah,

terutama jenis anak panah dan bulu panahdapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Jenis mata dan bulu panah

(Sumber. Riyanto, 2006: 8)

3) Pelindung Jari, Lengan Bawah dan Tempat Panah

Peralatan penting lainnya yang harus disediakan pemanah selain

busur dan panah, antara lain pelindung jari (finger tab), pelindung lengan

Page 48: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

bawah (armguard), dan tempat panah (quivers). Untuk lebih jelas

peralatan tersebut, dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Pelindung Jari, Lengan Bawah, dan Tempat Panah

(Sumber. Riyanto, 2006: 10-11)

4) Bantalan dan target face

Bantalan dan target face yang digunakan pada panahan berbeda-

bade tergantung pada ronde apa yang digunakan. Pada ronde tradisional

target face berukuran 80 cm, ronde nasional (perpani) 80 cm, dan ronde

FITA 122 cm untuk jarak 60 m, dan 70 m. Sedangkan jarak 30 m dan 50

m digunakan 80 cm. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 49: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 1. Ronde dan ukuran target

Sedangkan bantalan/sasaran dan target face dapat dilihat pada

Gambar 9 sebagai berikut:

Gambar 9. Bantalan dan target face

(Sumber. Riyanto, 2006: 13)

Page 50: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

6. Program Latihan

a. Pengertian Latihan

Banyak orang merasa berlatih tetapi sebenarnya itu hanya perasaan

mereka saja. Pada umumnya yang bersangkutan kurang memahami

pengertian tentang latihan yang sebenarnya. Irianto, dkk. (2009)

mengemukakan pendapatnya tentang pengertian latihan adalah : Proses

sistematik untuk menyempurnakan kualitas kinerja atlet berupa: kebugaran,

keterampilan, dan kapasitas energi, (b) Memperhatikan aspek pendidikan,

(c) Menggunakan pendekatan ilmiah (hlm. 1).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Harsono yang dikutip oleh

Hadisasmita dan Syarifudin (1996) latihan adalah

proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang,

dengan demikian kian hari menambah jumlah beban serta intensitas

(hlm. 126). Didalam latihan terdapat proses yang sistematis,

dilakukan berulang-ulang dan tetap dengan selalu meningkatkan beban

latihan untuk mencapai tujuan. Tujuan pokok dari latihan yaitu pencapaian

prestasi maksimal.

Dari beberapa pengertian latihan di atas, didapat unsur-unsur

latihan antara lain :

(1) Sistematis yaitu berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem

tertentu, metodis, dari yang sederhana ke yang lebih rumit.

(2) Berulang-ulang yaitu setiap teknik haruslah diulang sesering mungkin,

dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan

menjadi mudah, dan otomatis pelaksanaanya menjadi menghemat

energi.

(3) Kian hari bertambah beban yaitu setiap kali, secara periodik, segera

setelah tiba saatnya beban latihan ditambah. Jika beban tidak bertambah

prestasi pun sulit meningkatkan.

Menurut Harsono (1988) tujuan serta sasaran utama dari latihan

adalah membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya

Page 51: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu, ada empat aspek latihan yang

diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu :

(1) Latihan Fisik (Physical Training) Beberapa komponen fisik yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan seperti: daya tahan kekuatan, kekuatan otot, kecepatan, daya tahan kardiovaskuler, kelincahan, kelentukan, ketepatan, keseimbangan, dan stamina.

(2) Latihan Teknik (Technical Training) Latihan teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan guna membentuk dan memperkembang kebiasaan-kebiasan motorik atau perkembangan neuromuskular.

(3) Latihan Taktik (Tactical Training) Latihan taktik meliputi pertahanan maupun penyerangan termasuk didalamnya penyusunan strategi, sistem, pola, dan tipe.

(4) Latihan Mental (Mental Training) Latihan-latihan mental adalah latihan-latihan yang lebih menekankan pada perkembangan kedewasaan atlet serta perkembangan emosional impulsif; misalnya semangat bertanding, sikap pantang menyerah, keseimbangan emosi meskipun berada dalam situasi stress, sportivitas, kejujuran, percaya diri, dan sebagainya (hlm. 100).

b. Pengertian Program Latihan

Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus

dilakukan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus mengacu

pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan

program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan pemainnya

akan meningkatkan kualitas pemain secara maksimal. Untuk menghasilkan

program latihan yang baik, peranan seorang pelatih mempunyai arti yang

penting dalam menetukan program latihan. Dalam menentukan program

latiha harus mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pokok dari

program latihan adalah untuk meningkatkan kemampuan pemain dan

mencapai prestasi yang maksimal.

Program latihan merupakan rencana kegiatan yang sudah tersusun

dan harus dilaksanakan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan

harus menyatu dalam beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan.

Page 52: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan

atletnya akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu hal yang

harus diperhatikan dalam menyusun program latihan adalah menentukan

terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang hendak dicapai. Hal itu

penting agar atlet dapat berlatih dengan motifasi untuk mencapai sasaran.

Penyusunan program latihan harus memperhitungkan periodisasi

latihan. Dimana dalam pembagian waktu latihan harus tepat sasarannya.

Sehingga dalam periode latihan yang satu dengan periode yang lain dapat

berjalan sesuai dengan rencana. Dengan memperhatikan periode latihan dan

musim latihan, maka dalam menentukan tahap-tahap latihan lebih cermat,

tepat dan menyasar, sehingga kemampuan pemain akan meningkat lebih

baik dan prestasi maksimal dapat dicapai. Seperti yang diungkapkan

Hadisasmita dan Syarifudin (1996)

ditingkatkan prestasinya setinggi-tingginya, diperlukan jangka waktu yang

lama.Oleh karena membutuhkan waktu yang lama, maka latihan-latihan

tersebut dilaksanakan secara bertahap, yang terdiri dari Program jangka

(hlm. 141).

Membina atlet tidaklah biasa dalam waktu yang singkat atau

instan, sehingga untuk itu diperlukan seorang pelatih menyusun program

latihan yang direncanakan dan diperhitungkan dengan baik dan matang,

sehingga pada waktu yang telah ditetapkan prestasi yang diinginkan dapat

diraihnya. Oleh sebab itu, maka latihan-latihan tersebut dilaksanakan secara

bertahap yang terdiri dari program jangka panjang, dan program tahunan.

c. Periodesasi Latihan

Tujuan dan tuntunan dalam latihan adalah mencapai prestasi

semaksimal mungkin. Latihan yang sudah terprogram dengan baik akan

memerlukan waktu yang panjang, untuk itu dibuatlah jadwal latihan. Jadwal

latihan perlu dibagi menjadi beberapa tahapan. Pembagian tahapan dalam

program latihan ini disebut periodesasi latihan.

Page 53: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Hadisasmita dan Syarifudin (1996) menyatakan bahwa periodesasi

(hlm. 128).

Adapun kegunaan dari periodesasi latihan adaah sebagai berikut :

(1) Peatih akan dapat mengatur setiap komponen-komponen latihan dari

rencana tahunan

(2) Membantu peatih dalam menetukan puncak latihan yang tepat,

pertandingan pertandingan sasaran (diantara pertandingan utama

selama kalender tahunan).

Pembagian waktu latihan harus tepat sasarannya, sehingga antara

periode latihan satu dengan periode latihan yang lain dapat berjalan sesuai

dengan rencana. Menurut Suharno (1992) program tahunan secara garis

besar dibagi menjadi periodesasi-periodesaso latihan sebagai berikut :

(1) Periode persiapan Mencari bibit atlit yang unggul atau seleksi atlit berpotensi tinggi.

(2) Periode Pertandingan Pelatih harus melakukan penyusunan taktik dan pemberian dorongan mental atlit agar semangat juang dan dedikasi meningkat

(3) Periode Peralihan Mengevaluasi kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan baik secara umum maupun secara individual (hlm. 58-59)

Periodesasi latihan dibuat agar mempermudah seseorang pelatih

dalam menyusun program latihan. Dengan memperhatikan periode latihan

dan musim latihan, maka dalm menentukan tahap-tahap latihan lebih cermat,

tepat, dan menyasar, sehingga kemampuan pemain akan meningkat lebih

baik dan prestasi yang maksimal dapat tercapai.

d. Prinsip-Prinsip Latihan

Kekurangan yang umum terdapat pada atlet-atlet dan pelatih-

pelatih kita adalah bahwa mereka kurang mengetahui dan kurang mengerti

akan prinsip-prinsip latihan yang sebenarnya. Tanpa mengetahui prinsip-

prinsip serta tujuan-tujuan latihan tak mungkin atlet berlatih atau dilatih

Page 54: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dengan sukses. Latihan yang baik harus menganut beberapa prinsip latihan,

sehingga dalam memberi atau meningkatkan beban latihan tidak menganut

pada prinsip latihan yang tepat akan merusak kondisi atletnya. Hal yang

demikian ini harus dihindari serta dalam memberikan beban latihan harus

disesuaikan kemampuan dari masing-masing pemainnya.

Dengan mengetahui prinsip-prinsip latihan diharapkan prestasi

seorang atlet dapat cepat meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seseorang

atlet atau pelatih tidak mungkin akan berhasil dalam latihannya. Suharno

(1992) menyarankan agar seluruh program latihan sebaiknya menerapkan

prinsip latihan sebagai berikut:

1) Prinsip Kontinyuitas Dalam Latihan (Latihan harus sepanjang tahun tanpa terseling) Prestasi, adaptasi atlet akan menurun lagi bila beban latihan menjadi ringan dan latihan tidak kontinyu (terus-menerus secara rutin). Perlu adanya latihan yang bersifat menyeluruh dari cabang olahraga tersebut, agar prestasi dan adaptasi atlet yang positif tidak mengalami kemunduran.

2) Kenaikan Beban Latihan Yang Teratur Latihan makin lama makan meningkat beratnya, tetapi kenaikan beban latihan harus sedikit demi sedikit. Hal ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi over training dan proses adaptasi atlet terhadap loading akan terjamin keteraturannya.

3) Prinsip Individual Perbedaan-perbedaan setiap atlet sebagai manusia yang berbeda-beda perlu diperhatikan oleh pelatih agar pemberian dosis latihan, metode latihan dapat serasi untuk mencapai mutu prestasi tiap-tiap individual.

4) Prinsip Interval Prinsip interval sangat penting dalam rencana latihan dari yang bersifat harian, mingguan, bulanan, tahunan yang berguna untuk pemulihan fisik dan mental atlit dalam menjalankan latihan.

5) Prinsip Stress (Penekanan) Stress fisik dan mental penting untuk meningkatkan prestasi, tetapi pemberian stress terus menerus tanpa memperhatikan kondisi atlet sangat bebahaya dan akan menimbulkan hal yang negatif terhadap atlet, misalnya : prestasi menurun, cedera, over training, takut latihan, jemu latihan dsb.

Page 55: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

6) Prinsip Stres (Spesifik) Latihan harus memiliki cirri dan bentuk yang khas sesuai dengan cabang olahraganya. Hal tersebut sesuai dengan sifat dan tuntutan tiap-tiap cabang ilahraga yang selalu berbeda.

7) Prinsip Nutrisium (Gizzi Olahraga) (hlm. 8-14) Dan menurut Irianto, dkk. (2009) dalam penyusunan dan

pelaksanaan program latihan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip

latihan, sebagai berikut:

(1) Partisipasi Aktif Pencapaian prestasi merupakan perpaduan usaha atlet itu sendiri d an kerja keras pelatih, sehingga keduanya yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program latihan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi.

(2) Perkembangan Multilateral Tahap perkembangan multilateral diletakkan pada awal program pembinaan sebelum memasuki tahapan spesialisasi, yakni pada usia : 6-15 tahun, bertujuan : mengembangkan dan mengoreksi gerak dasar (jalan, lompat, loncat, lempar, tangkap).

(3) Individual Setiap atlet memiliki potensi yang berbeda-beda dan berkarakter unik, setiap latihan menimbulkan respon yang berbeda pula.

(4) Overload Untuk meningkatkan kemampuan atlet perlu latihan dengan beban lebih (overload), yakni beban yang diberikan cukup menantang atau benar-benar membebani pada wilayah ambang batas kemampuan atlet (critical point).

(5) Spesifikasi Program latihan hendaknya direncanakan khusus sesuai dengan : - Cabang olahraga (permainan, beladiri dll) - Peran olahragawan (penjaga gawang, smasher, picher dll) - Sistem gerak (anaerobik, aerobik) - Pola gerak (close skill-open skill, siklis-siklis) - Keterlibatan otot (otot pada organ apa saja) - Biomotor (kekuatan, kecepatan, daya teahan dll)

(6) Kembali Asal (Reversible) Yang diartikan sebagi kemunduran kemampuan atlet yang diakibatkan ketidak teraturan dalam menjalankan program latihan

(7) Variasi Model dan metode latihan yang monoton akan mengakibatkan kebosanan sehingga sasaran latihan tidak dapat dicapai, untuk itu

Page 56: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

perlu dirancang model dan metode latihan yang beranekaragam, dengan tetap mengacu pada sasaran latihan (hlm. 1).

Sedangkan Hadisasmita dan Syarifudin (1993) menyarankan agar

dalam latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Prinsip Beban-lebih (overlood) Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menenkankan pada pembebanan latihan yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukan oleh atlet. Seorang atlet harus berlatih dengan beban yang lebih berat, namun beban tersebut harus sesuai dengan kemampuan atlet.

2) Prinsip Perkembangan Multilateral Prinsip ini sebaiknya diterapkan pada atlet-atlet muda. Pada permulaan belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar dengan demikian mereka memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk ketrampilan spekulasinya kelak.

3) Prinsip Intensitas latihan Perubahan fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet dilatih atau berlatih melalui program latihan yang intensitif, dimana pelatih secara progresif menambahkan beban kerja. Jumlah pengurangan gerakan (repetition) serta kadar intensitas dari repetisi tersebut.

4) Prinsip Kualitas Latihan Latihan dikatakan berkualitas apabila latihan dan dril-dril yang diberikan memang benar-benar bermanfaatkan dan sesuai dengan kebutuhan atlet. Koreksi-koreksi yang tepat dan kontruksi sering diberikan, pengawas dilakukan oleh pelatih sampai sedetail gerakan dan setiap kesalahan segera diberikan, prinsip-prinsip overload diterapkan, baik dalam aspek fisik maupun mental.

5) Prinsip Beppikir Positif Jika ingin berprestasi, atlet harus berani sakit dalam latihan. Pelatih harus tahu bagaimana kata hati atlet, apa yang mereka katakan pada dirinya sendiri. Dan pelatih harus mempengaruhi kata hatinya, melatih atlet untuk slalu berpikit posifit dan pesimis, mengubah sikap berpikir positif lebih baik dari pada berpikir negatif.

6) Variasi Dalam Latihan Latihan yang dilakukan biasanya banyak menuntut waktu, pikiran, dan tenaga. Karena itu bukan mustahil jika latihan yang intensif dan terus-menerus terkadang akan menimbulkan rasa bosan pada atlet. Jika sudah bosan, maka gairah pada atlet dan motifasinya

Page 57: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

untuk berlatih biasanya menurun atau bahkan hilang sama sekali. Karena itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mencegah timbulnya kebosanan berlatih, misalnya dengan cara merencanakan dan menyelenggarakan variasi-variasi dalam latihan.

7) Prinsip Individualisasi Setiap berbeda dalam segi fisik maupun mental, maka setiap individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu beban yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu persoalan pribadi bagi atlet dan tidak bisa disama ratakan bagi semua atlet. Latihan harus direncanakan disesuaikan bagi setiap individu atlet agar dapat menghasilkan prestasi yang baik.

8) Penetapan Sarana (Goal setting) Seringkali suatu tim atau atlet tidak berlatih bersungguh-sungguh, atau kurangnya motivasi untuk berlatih karena tidak ada tujuan atau sasaran yang jelas untuk apa atlet berlatih. Karena itu menetapkan sasaran latihan untuk atlet sangat penting.

9) Prinsip Perbaikan Latihan Kalau atlet sering melakukan kesalahn gerak, maka pada

waktu memperbaiki kesalahan tersebut pelatih harus menekankan pada penyebab terjadinya kesalahan (hlm. 130). Dengan mengetahui prinsip-prinsip latihan tersebut, maka seorang

pelatih dapat melakukan penyusunan dan pelaksanaan program latihan

dengan sistematis dan terarah, sehingga akan mendukung sang atlet dalam

meningkatkan kualitas latihan dan bisa dengan cepat meningkatkan prestasi.

7. Prestasi

Pristasi tinggi merupakan suatu impian atau tujuan setiap atlet yang

berkecimpung dibidang olahraganya. Kenyataan menunjukan bahwa prestasi

yang dicapai akan mengharumkan nama daerah serta para pemain didalamnya

dan juga pelatih yang menanganinya, apalagi apabila sudah membawa nama

Negara. Untuk mencapai tujuan prestasi tersebut bukan suatu pekerjaan yang

mudah, karena memerlukan waktu yang lama, sumberdana yang besar dan

sarana dan prasarana yang memadai, seperti yang diungkapkan Sajoto (1990)

rupakan usaha yang

benar-benar harus diperhitungkan secara masak dengan suatu usaha

Page 58: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

pembinaan, melalui suatu pembibitan secara dini, serta peningkatan melalui

pendakatan ilmiah terhadap ilmu- (hlm. 10-11).

Menurut Lenk (1983) yang dikutip oleh Lutan (1992) dikatakan

b

ciri hakiki pada manusia. Karena itulah, manusia dapat bertahan dan terus kian

maju melalui proses aktif dalam membentuk dirinya dan dunia sekitarnya

(hlm. 14). Dengan demikian, maka dalam pencapaian suatu prestasi, potensi

diri dan pengembangan diri dalam suatu aktivitas tertentu merupakan faktor-

faktor yang menentukan tingkat pencapaian suatu prestasi. Tentang hal ini,

Lutan (1988) menjelaskan sebagai berikut:

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi digolongkan menjadi dua katagori yaitu: 1) Faktor endogen dan, 2) Faktor eksogen. Yang dimaksud faktor endogen ialah atribut atau ciri-ciri yang melekat pada aspek fisik dan psikis seseorang, sementara faktor eksogen diartikan semua faktor di luar diri individu baik yang terdapat di lingkungan tempat berlatih maupun di lingkungan yang lebih umum pengertiannya. (hlm.13)

Dalam proses pembinaan atlet bagi suatu cabang olahraga perlu

memperhatikan kondisi dari faktor endogen dan eksogen atlet. Seperti

dikemukakan di atas bahwa faktor eksogen adalah semua hal di luar diri

individu, maka bagi seorang atlet faktor eksogen ini dapat berupa latihan-

latihan, sarana dan prasarana latihan, keadaan lingkungan, penghargaan dan

lain sebagainya. Dalam proses pembinaan atlet hendaknya fungsi faktor

eksogen harus benar-benar optimal, artinya kondisi dari pelatihan yang ada

dapat memberikan kontribusi yang positif dan menunjang terhadap pencapaian

tujuan.

Faktor pemain menjadi faktor utama dalam pencapaian prestasi

maksimal karena pemain merupakan pelaku utama dalam suatu pertandingan.

Begitu juga dalam olahraga panahan, pemainnya atau atletnya dituntut untuk

menguasai ketrampilan memanah secara menyeluruh, karena tanpa ada proses

pembinaan dan latihan seorang atlet tidak akan berkembang menjadi prestasi

tinggi. Tugas dan tanggung jawab seorang pelatih dalam sebuah tim panahan di

sangat dominan.

Page 59: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

B. Kerangka Berpikir

Panahan merupakan olahraga yang belum memasyarakat di Indonesia, itu

terlihat dari hanya beberapa daerah saja yang mempunyai klub panahan daerah,

tapi dengan banyaknya kejuaraan dan banyaknya partisipasi klub-klub daerah

tersebut telah membantu olahraga ini dapat berkembang dengan cepat.

Perkembangan sebuah prestasi dalam olahraga tidak serta merta didapat

secara instan ataupun langsung. Untuk mendapatkan prestasi yang tinggi banyak

faktor yang harus dipenuhi. Faktor ini adalah Organisasi atau Manajemen klub

yang baik, pembinaan dan program latihan, sarana dan prasarana yang memadai,

atlet ataupun pelatih. Seluruh faktor ini yang saling berkaitan dan membentuk satu

kesatuan dalam perolehan prestasi yang tinggi. Apabila seluruh faktor dalam

keadaan baik maka prestasi yang tinggi pun dapat dicapai

Berkaitan dengan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana manajemen atlet panahan pada Nasa Archery Club Ponorogo dari kurun

waktu 2007-2011. Informasi ini digali dari keadaan pembinaan, program latihan,

sarana dan prasarana, dan prestasi yang di raih. Dengan mengacu pada informasi

yang digali dapat diketahui bagaimana yang sebenarnya manajemen atlet panahan

Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011.

Gambar 10. Bagan Kerangka Berpikir

Nasa Archery Club Ponorogo

Manajemen Atlet

Pembinaan Sarana dan Prasarana Program Latihan Prestasi

Studi Tentang Manajemen Atlet Panahan Pada Nasa Archery Club Ponorogo

Dari Tahun 2007 sampai 2011

Page 60: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Untuk memperoleh berbagai keterangan yang dibutuhkan dalam

pemecahan masalah, maka penelitian ini di lakukan di halaman rumah Bpk

Slamet sebagai Lapangan Panahan dan Sekertariatan NASA ARCHERY

CLUB PONOROGO di Desa Sumoroto Kabupaten Ponorogo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian

yang digunakan, ditetapkan berdasarkan pada tujuan dan hasil penelitian yang

diharapkan. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut perlu memiliki metode

penelitian yang tepat. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode yang dipilih dan

dipakai adalah metode deskriptif. Alasan yang mendasarinya adalah karena dalam

penelitian ini mengambil masalah manajemen atlet panahan Nasa Archery club

Ponorogo, yang disajikan secara deskriptif, bukan merupakan pernyataan jumlah

dan tidak dalam bentuk angka-angka.

Pengertian metode deskriptif menurut Nasir (2005

metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran, ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari

penelitian diskriptif ini adalah untuk membuat diskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

(hlm. 54). Adapun prosedur penelitian

guna mempercepat waktu menyelesaikan penelitian melalui langkah-langkah

sebagai berikut:

Page 61: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

1. Langkah pertama : Orientasi

2. Langkah kedua : Menetapkan hari pelaksanaan pengambilan data.

3. Langkah ketiga : Mengadakan interview atau wawancara

4. Langkah keempat : Mengadakan observasi dan pemotretan prasarana dan

sarana, dan pada waktu pembinaan latihan.

5. Langkah kelima : Penyusunan skripsi

C. Data dan Sumber Data

Studi penelitian ilmiah harus memiliki sumber data yang jelas. Sumber

data yang digunakan dalam suatu penelitian dapat berasal dari manusia, dokumen,

arsip dan benda-benda lainnya baik sarana dan prasarananya. Dalam penelitian ini

data diperoleh dari wawancara baik dengan pelatih, pengurus maupun atlet,

observasi secara langsung mengenai sarana dan prasarananya, dan arsip dokumen

yang berhubungan dengan manajemen atlet panahan Nasa Archery Club Ponorogo

dari tahun 2007 sampai 2011.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian kualitatif, teknik pengambilan sampel dipilih secara

purposive dan bersifat snowball sampling. Penentuan sampel sumber data, pada

proposal masih bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian setelah

peneliti di lapangan. Sampel sumber data pada tahap awal memasuki lapangan

dipilih orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi sosial atau obyek

aja peneliti akan

melakukan pengumpulan data. Sebagaimana pendapat Spradley (1990) bahwa:

Situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang di dalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagi berikut. (1) Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses

enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya

Page 62: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

(2) Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi

(3) Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil

(4) sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber (Sugiyono, 2009: 303).

Penelitian ini menetapkan siapa yang dijadikan sumber data, dan berapa

jumlahnya dapat diketahui setelah penelitian selesai. Jadi tidak dapat disiapkan

sejak awal atau dalam proposal.

E. Pengumpulan Data

Menurut pend Pengumpulan data

adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang

diperluk 97). Proses pengumpulan data

merupakan rangkaian kegiatan yang sangat penting untuk memperoleh data yang

valid. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagi berikut:

1. Observasi Langsung

Pengumpulan data dengan observasi langsung menurut Sunarno dan

ara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa

ada pertolongan alat yang dipergunakan untuk keperluan tersebut (hlm. 98).

Pengumpulan secara langsung ini dipilih peneliti dikarenakan memiliki

beberapa keuntungan antara lain data dapat secara cepat diperoleh oleh

peneliti. Sehingga hal-hal yang kecil dapat mudah diingat apabila ada data

yang tertinggal. Pengamatan langsung dapat dilakukan terhadap sumber data

baik verbal maupun tidak.

2. Analisis Dokumen

Teknik pengumpulan data dengan analisis dokumen, dalam

melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki atau mencari benda-

benda tertulis seperti buku-buku majalah dokumen, notulen rapat, catatan

harian dan sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen

yang berhubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Adapun

Page 63: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

sebagai alat untuk mengumpulkan data meliputi pembinaan, sarana dan

prasarana, program latihan, dan prestasi yang pernah diraih oleh Nasa Archery

Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011.

3. Wawancara

Pada dasarnya pelaksanaan wawancara merupakan suatu proses

pembicaraan antara seseorang dengan orang lain yang bertujuan untuk

memperoleh data yang diinginkan oleh peneliti. Wawancara yang akan

dilakukan akan terarah pada pengumpulan data penelitian sesuai dengan

pedoman wawancara yang terlebih dahulu disediakan. Dalam penelitian ini

wawancara ditunjukkan kepada pengurus, pelatih, serta atlet.

F. Uji Validitas Data

Validitas data adalah pengujian terhadap kebenaran data yang diperoleh.

Dalam penelitian yang bersifat diskriptif kualitatif, teknik yang digunakan untuk

memeriksa validitas data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Moleong

(2010) riangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (hlm. 330). Di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode.

Triangulasi data dipilih dalam penelitian ini dikarenakan peneliti

menggunakan beberapa sumber data untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sumber data yang dimaksud adalah dari

pengurus, pelatih, dan atlet.

Triangulasi metode dalam penelitian ini digunakan sebab peneliti

menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk memperoleh data yang

sejenis, akan tetapi menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Adapun

teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi langsung,

menganalisis dokumen, dan wawancara yang berhubungan dengan manajemen

atlet panahan pada Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011.

Page 64: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

G. Analisis Data

Analisis data sangat penting artinya dalam membuat kesimpulan. Data

yang telah terkumpul kemudian dianalisis. Menganalisis data berarti melakukan

kategorisasi, penataan manipulasi data, peringkasan data untuk memperoleh

jawaban bagi pertanyaan penelitian. Sunarno dan Sihombing (2011) menyatakan

Kegunaan analisis data ialah untuk mereduksi data yang terkumpul menjadi

perwujudan yang dapat dipakai dan ditafsirkan dengan cara tertentu hingga relasi

masalah penelitian ditelaah serta d lm. 100).

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Nantinya hasil wawancara akan dibandingkan dengan hasil observasi

langsung dan analisis dokumen. Dan setelah dilakukan analisis dari ketiga data

tersebut maka akan dapat disimpulkan. Dari data yang telah dianalisis akan

diperoleh gambaran yang sesungguhnya mengenai variabel yang diteliti.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah serangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan secara bertahap dan tahap-

tahap sebagai berikut:

1. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, seminar

proposal, dan perijinan penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Maret

sampai Juli 2012.

2. Tahap pelaksanaan, meliputi pengumpulan data dari lapangan dan pengolahan

data. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012.

3. Tahap penyusunan laporan, meliputi analisis data dan penyusunan laporan.

Tahap ini dilaksanakan pada bulan juni 2012-selesai.

Page 65: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 2. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan

Feb mar apr mei jun jul ags sep

1 Tahap Persiapan

- Pengajuan judul

- Penyusunan proposal

- Seminar proposal

- Perijinan penelitian

2 Tahap Pelaksanaan

- Pengumpulan data

- Pengolahan data

3 Tahap Penyelesaian

- Analisis data

- Penyusunan laporan

Page 66: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data-data yang terkumpul menurut hasil deskripsi lokasi atau

pengambilan data adalah sebagai berikut:

1. Pembinaan Atlet Nasa Archery Club Ponorogo

Pembinaan atlet Nasa Archery Club Ponorogo yang dilakukan dari

tahun 2007 sampai 2011 adalah sebagi berikut :

a. Pelaksanaan pembinaan yang dilakukan Nasa Archery Club Ponorogo

meliputi dalam hal usaha Pemassalan, Pembibitan, Pemanduan Bakat, dan

usaha Seleksi atlet

b. Peran pelatih sangat dirasakan bagi para atlet Nasa Archery Club

Ponorogo

c. Pelatih yang menangani Nasa Archery Club Ponorogo

2. Prasarana dan Sarana Nasa Archery Club Ponorogo

Prasarana dan sarana yang dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo

adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Prasarana dan Sarana yang di miliki Nasa Archery Club Ponorogo

No Prasarana Panahan Jumlah Keterangan

1. Lapangan Panahan - Sementara lapangan panahan belum

memiliki, jadi pemusatan latihan para

atlet masih menggunakan halaman

rumah Bapak Slamet.

No Sarana Panahan Jumlah Keterangan

1. Busur 25 Kebanyakan atlet rata-rata memiliki

perlengkapannya sendiri, kecuali

atlet-atlet pemula. Sebab Peralatan

2. Busur Compound 3

3. Anak Panah ± 250

Page 67: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

4. Sasaran/Target face 8 tersebut beberbeda setingan pada

setiap Ronde dan setiap anatomi

tubuh atlet.

5. Hand Protector 25

6. Quivers 25

7. Sight 25

8. Tab 25

9. Armsguart 25

3. Program Latihan Nasa Archery Club Ponorogo

a. Program latihan

Program latihan yang dilakuakan Nasa Archery Club Ponorogo

adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan Fisik

2) Kemampuan Tehnik

3) Kemampuan Psikis

4) Target Day (Skor Bersama)

b. Isi Materi Latihan

Dalam pelaksanaan latihan harian di Nasa Archery Club

Ponorogo terdiri dari tiga materi latihan yang meliputi bagian pemanasan,

inti, dan pendinginan.

c. Periodesasi Latihan

Periodesasi latihan atau tahap-tahap latihan pada Nasa Archery

Club Ponorogo adalah tahap persiapan pertandingan dan pada saat

pertandingan.

d. Prinsip-prinsip Latihan

Pada kegiatan latihan atau tahap-tahap latihan pada Nasa Archery

Club Ponorogo terdapat beberapa hal yang mengidentifikasikan adanya

prinsip-prinsip dalam latihan. Adapun prinsip-prinsip itu adalah sebagai

berikut :

1) Prinsip Individu

2) Prinsip Penambahan Beban

3) Prinsip Interval

Page 68: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

4) Variasi Dalam Latihan

5) Prinsip Perbaikan Latihan

4. Prestasi

Event-event yang pernah diikuti oleh Nasa Archery Club Ponorogo

selama kurun waktu 2007 sampai 2011 antara lain: Kejurda/Selekda Panahan

Jawa Timur, Pekan Olahraga SD/MI Se-Jawa Timur, Asian Grand Prix I,

POPDA Ke VII-2008 Jawa Timur, Kejurnas Panahan Yunior, Kejuaraan

Panahan Piala Walikota Surabaya, Kejurnas PPLP, Kejurda/Selekda Panahan

Yunior Jawa Timur, PORPROV dan masih ada beberapa kejuaraan lain.

Dari event-event yang pernah diikuti, Nasa Archery Club Ponorogo

hampir kesemuanya memperoleh prestasi walau tidak kesemuanya nomor

perlombaan dapat di menangkan. Tapi setidaknya Nasa Archery Club

Ponorogo selalu berpartisipasi dalam setiap kejuaraan yang ada.

B. Deskripsi Temuan Penelitian

Dari deskripsi data tersebut, perkembangan Nasa Archery Club

Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011 terdapat temuan penelitian sebagai

berikut:

1. Pembinaan

Suatu pembinaan akan berjalan dengan baik apabila pembinaan

dilaksanakan dengan menyusun strategi dan perencanaan yang rasional

sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas serta mempunyai program yang

jelas. Dalam pembinaan harus menempuh pola yang tepat dan dilakukan

dengan tahap-tahap tertentu, sehingga potensi yang dimiliki atlet dapat

berkembang secara maksimal. Tapi dalam upaya mencapai sebuah prestasi

yang maksimal tidak mudah, harus dilakukan pembinaan secara sistematis dan

terprogram. Karena semua itu dipengaruhi oleh banyak faktor yang

menjadikan tujuan itu bisa tercapai.

Page 69: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Jadi dari pengertian diatas pembinaan harus berorientasi kedepan dan

mempunyai program yang jelas dan pembinaan olahraga prestasi dibutuhkan

tahap persiapan meliputi pemassalan, pembibitan, dan pemanduan bakat. Dan

dalam pembinaan Nasa Archery Club Ponorogo ternyata juga memiliki

pembinaan yang berorientasi jauh kedepan. Dalam pembinaan Nasa Archery

Club Ponorogo juga memprogramkan pembinaan atlet panahannya dengan

adanya pembibitan serta pemanduan bakat terhadap atlet-atlet muda agar

diperoleh bibit-bibit atlet panahan yang professional, yang kemudian dibina

dan dikembangkan.

2. Prasarana dan Sarana

Didalam membentuk seorang atlet yang berprestasi tidak hanya

mengandalkan kesiapan fisik yang baik saja, tetapi juga didukung prasarana

dan sarana yang memungkinkan olahraga tersebut dapat dilaksanakan dengan

baik. Terutama untuk mencapai prestasi yang maksimal, tentu sangat

dipengaruhi adanya prasarana dan sarana yang memadai. Dengan prasarana

dan sarana yang baik, akan memberikan kemudahan bagi pelatih dalam

memberikan program latihan. Peralatan yang baik tak ubahnya seperti teman

yang baik, karena dapat menambah kesenangan bagi pengguna peralatan

tersebut. Peralatan yang baik sangat penting, sebab akan menentukan terhadap

penampilan yang baik.

Tapi tidak dengan para atlet panahan yang ada pada Nasa Archery

Club Ponorogo. Mereka seperti memberikan pengertian kalau sebuah prestasi

itu dapat diraih tidak hanya dengan sarana dan prasarana yang baik untuk

menentukan sebuah prestasi seorang atlet panahan. Walau tidak dapat di

pungkiri kalau seorang atlet panahan sangat membutuhkan peralatan yang

baik untuk menunjang prestasi tersebut. Para atlet panahan Nasa Archery

Ponorogo masih dapat berprestasi dengan baik dan bisa disebut

membanggakan dengan kekurangan-kekurangan yang ada selama ini. Kenapa

bisa dibilang sarana prasarana atlet kurang, mereka masih bisa berprestasi

walau mereka tidak memiliki lapangan panahan yang standar mereka berlatih

Page 70: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

setiap harinya di sebuah halaman rumah saja, mereka juga masih bisa

berprestasi dengan baik walau peralatan panahan mereka dibilang sangat

kurang. Peralatan yang dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo sangat terbatas,

jadi bagi atlet yang belum memiliki busur dan anak panah sendiri mereka

biasanya dipinjami oleh senior mereka yang memiliki busur lebih dari satu

karena tidak murah untuk membeli setu set busur beserta anak panah.

Jadi mereka patut berbangga hati dengan prestasi-prestasi yang sudah

di peroleh. Dengan sarana dan prasana yang bisa dikatakan sangat kurang, tapi

mereka masih bisa berprestasi dengan sangat baik setiap tahunnya.

3. Program Latihan

Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus

dilakukan dalam latihan Dalam menentukan program latihan harus mengacu

pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan

program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya akan

meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Penyusunan program latihan

harus memperhitungkan periodisasi latihan. Dimana dalam pembagian waktu

latihan harus tepat sasarannya. Sehingga dalam periode latihan yang satu

dengan periode yang lain dapat berjalan sesuai dengan rencana. Penyusunan

sebuah program latihan yang direncanakan harus diperhitungkan dengan baik

dan matang.

Pernyataan tersebut seperti apa yang sudah dilakukan manajemen,

atlet Nasa Archery Club Ponorogo, dan pelatih. Mereka sudah memiliki

program jangka pendek dan jangka panjang untuk membina para atlet panahan

yang dimilikinya. Selain itu program latihan yang sudah ada ternyata juga

sudah cukup baik. Di dalam program latihan tersebut memiliki tahapan-

tahapan dalam latihan yang harus dijalankan oleh setiap atlet Nasa Archery

Club Ponorogo bahkan atlet PERPANI Kabupaten Ponorogo. Dan tentunya

pada setiap tahunnya manjemen dan pelatih mengevaluasi dan memberikan

perbaikan pada program-program latihan tersebut. Dengan adanya evaluasi

Page 71: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dan perbaikan program latihan tersebut manajemen dan pelatih bermaksud

prestasi yang diraih dapat bertambah baik pada setiap tahunnya.

Selain ketiga temuan tersebut, peneliti juga menemukan keunikan

pada Nasa Archery Club Ponorogo. Ternyata Nasa Archery club Ponorogo

mempunyai karakteristik tersendiri. Yang dimaksudkan dengan karakteristik

tersebut adalah hanya ada satu klub dibawah naungan PERPANI Ponorogo

yaitu Nasa Archery Club Ponorogo tersebut. Kenapa bisa dikatakan begitu,

karena biasanya Pengcab yang ada di kota atau daerah lain minimal memiliki

2 samapai 3 klub binaan.

C. Pembahasan

Dari deskripsi lokasi tersebut, perkembangan Nasa Archery Club

Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011 dapat dianalisis dan disajikan sebagi

berikut :

1. Pembinaan

Pembinaan yang baik harus menempuh pola yang tepat dan

dilakukan dengan tahap-tahap tertentu, sehingga potensi yang dimiliki atlet

dapat berkembang secara maksimal. Tahap-tahap yang di butuhkan olahraga

prestasi adalah tahap pelaksanaan meliputi pemassalan, pembibitan,

pemanduan bakat, dan seleksi atlet. Sedangkan pembinaan yang dijalankan

Nasa Archery Club Ponorogo sendiri sudah berjalan sesuai dengan pembinaan

yang baik, dan Nasa Archery Club Ponorogo menganggap bahwa peran

pelatih sangat berpengaruh dalam meningkatkan prestasi atlet-atlet Nasa

Archery Club Ponorogo. Walaupun keberadaan pengurus masih berjalan

setengah-setengah tetapi pelatih dapat berperan penting dalam pembinaan

Nasa Archery Club Ponorogo. Adapun tahap-tahap pembinaan yang dilakukan

oleh Nasa Archery Club Ponorogo adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembinaan yang dilakukan Nasa Archery Club

Ponorogo selain melakukan latihan rutin setiap sore juga memberikan

materi atau tahapan bagi atlet-atlet pemula. Yang dimaksud tahapan disini

Page 72: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

yaitu bisa di contohkan dengan tidak langsung memberikan latihan dengan

menggunakan peralatan panahan yang standar bagi atlet pemula. Jadi ada

tahapan yang meliputi dengan latihan menggunakan karet terlebih dahulu

agar lengan dapat terbiasa dan kuat pada saat menarik busur nantinya.

Setelah dilihat latihan dengan menarik karet tersebut atlet sudah dirasa

terbiasa dan kuat lalu latihan berlanjut dengan busur modifikasi. Tujuan

memberikan latihan dengan busur modifikasi tersebut agar atlet pemula

tersebut mengerti tehnik-tehnik dalam olahraga panahan. Setelah

menggunakan busur modifikasi tersebut atlet dirasa suadah siap

menggunakan busur standar maka, atlet baru di beri materi latihan dengan

menggunakan busur yang sesungguhnya. Selain pembelajaran tersebut,

pelaksanaan pembinaan meliputi dalam hal usaha pemassalan, pembibitan,

pemanduan bakat, dan seleksi atlet panahan.

1) Pemassalan

Usaha untuk meningkatkan atau menambah anggota (pemain)

Nasa Archery Club Ponorogo adalah dengan seringnya di adakan

perlombaan panahan ronde paralon untuk memperingati 17 Agustus,

selain itu juga diadakan sosialisasi di sekolah-sekolah, adanya

beberapa ekstrakurikuler di sekolah-sekolah walaupun masih terbatas

dan ada juga atlet yang datang sendiri ke tempat latihan Nasa Archery

Club Ponorogo. Namun sayangnya usaha pemassalan ini belum bisa

mencakup semua daerah yang ada di Ponorogo, tapi masih di daerah-

daerah yang dekat dengan sekertariat dan sekaligus tempat latihan

panahan. Kendala yang menyebabkan sulitnya mencari atlet-atlet muda

adalah kurang strategisnya tempat latihan, olahraga panahan terkesan

olahraga mahal, dan pendanaan dalam usaha sosialisasi.

2) Pembibitan

Usaha yang dilakukan untuk mendapat bibit atlet panahan

yang potensial dan profesional, maka Nasa Archery Club Ponorogo

membuka dan member kesempatan seluas-luasnya bagi semua atlet

untuk mengembangkan bakat memanah yang dimiliki masing-masing

Page 73: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

atlet. Adapun dengan melakukan pengamatan-pengamatan pada atlet

pemula dan dengan pemantaun disetian kejuaraan. Dengan demikian

akan diperoleh bibit-bibit atlet panahan yang professional, yang

kemudian dibina dan dikembangkan.

3) Pemanduan Bakat

Pemanduan bakat diadakan setiap saat, pemanduan bakat

dilakukan dengan melihat kemampuan anak-anak di setiap perlombaan

dan dilihat di setiap proses ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah-

sekolah tersebut. Dan pemanduan bakat tersebut tertuju pada anak-

anak SD atau SMP, karena kelompok usia tersebut masih punya waktu

atau kesempatan untuk dibina dan dapat ditingkatkan prestasinya.

Walau tidak menutup kemungkinan di usia remaja masih memiliki

potensi yang baik.

4) Seleksi Atlet

Untuk mendapat atlet panahan yang dipersiapkan untuk

mewakili klub ataupun Pengcab disetiap kejuaraan panahan, Nasa

Archery Club Ponorogo mengadakan seleksi bagi atlet-atletnya dengan

di adakannya Target Day (skor bersama). Dengan demikian atlet-atlet

panahan yang mendapat skor terbanyak pada saat target day akan

mewakili klub ataupun pengcab panahan ponorogo dalam sebuah

kejuaraan panahan.

b. Peran Pelatih

Dalam pelaksanaan pembinaan prestasi Nasa Archery Club

Ponorogo, peran pelatih sangat dirasakan bagi para atlet panahan. Selama

ini apa yang disampaikan pelatih bagi para atlet Nasa Archery Club

Ponorogo dianggap sudah sesuai dengan kemampuan mereka. Dan dalam

pembinaan, peran pelatih Nasa Archery Club Ponorogo selalu berupaya

agar para atletnya mampu berkompetisi dengan baik, karena dengan

penampilan yang baik maka akan menghasilkan prestasi tersendiri. Selain

itu peran pelatih sangatlah dirasakan bagi orang tua atlet sendiri. Kenapa

begitu, karena hubungan pelatih dengan orang tua atlet sangatlah baik.

Page 74: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Karena dengan baiknya hubungan dengan orang tua, pelatih dapat

membantu atlet menyampaikan perkembangan putra-putrinya dalam

kegiatan panahan, selain itu juga apabila peralatan atlet rusak dan

waktunya untuk diganti dengan yang baru pelatih dapat membantu

menyampaikan keluhan tersebut kepada orang tua atlet. Sebab peralatan

yang terbilang mahal, tidak mudah orang tua mampu memenuhi keinginan

anaknya dan di situlah peran pelatih sangat dibutuhkan untuk memberi

solusi menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Karena dalam olahraga

panahan peralatan sangatlah penting dalam menentukan prestasi seorang

atlet.

c. Pelatih yang Menangani Nasa Archery Club Ponorogo

Pelaksanaan kepelatihan yang dilakukan pada Nasa Archery Club

Ponorogo ditangani oleh pelatih yang rata-rata sudah bersertifikat. Sebab,

persyaratan mengikuti sebuah kejuaran panahan pelatih harus bersertifikat.

Jadi Nasa Archery Club Ponorogo beberapa pelatihnya sudah mengantongi

sertifikat kepelatihan panahan tersebut. Adapun beberapa nama pelatih

yang menangani Nasa Archery Club Ponorogo adalah sebagai berikut :

1) Bpk. Sarju

2) Bpk. Slamet

3) Rudianto

4) Anang Eko Setiawan, A.MA.

5) Agung Setiyono

Dari hasil pembahasan tentang pembinaan yang dijalankan Nasa

Archery Club Ponorogo dirasa sudah bisa dikatakan baik. Pernyataan

tersebut bisa dilihat dari ketentuan PERATURAN PEMERINTAH

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN mengenai Pembinaan dan

Pengembangan Olahraga pada Pasal 34 yang berbunyi:

1) Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi menjadi tanggung

jawab induk organisasi cabang olahraga, organisasi cabang olahraga

Page 75: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

tingkat provinsi, dan organisasi cabang olahraga tingkat

kabupaten/kota.

2) Induk organisasi cabang olahraga, organisasi cabang olahraga tingkat

provinsi, dan organisasi cabang olahraga tingkat kabupaten/kota

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam memenuhi tanggung

jawabnya melaksanakan pemassalan, pembibitan, pembinaan dan

pengembangan prestasi olahragawan, pemberdayaan perkumpulan

olahraga, pengembangan sentra pembinaan olahraga, dan

penyelenggaraan kompetisi dan kejuaraan secara berjenjang dan

berkelanjutan.

3) Dalam hal melaksanakan pembinaan dan pengembangan olahragawan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), induk organisasi cabang

olahraga, organisasi cabang olahraga tingkat provinsi, dan organisasi

cabang olahraga tingkat kabupaten/kota berkewajiban meningkatkan

kualifikasi dan kompetensi tenaga keolahragaan.

4) Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pelatih sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) dilakukan melalui program pelatihan, pendidikan dan

penataran secara berjenjang dan berkelanjutan.

5) Pemberdayaan perkumpulan olahraga sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dilakukan melalui pemberian fasilitas, pendampingan

program, dan/atau bantuan pendanaan.

6) Pemberian bantuan pendanaan kepada perkumpulan dan klub olahraga

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditujukan untuk:

a. penyelenggaraan kompetisi;

b. pelatihan, pendidikan, dan penataran;

c. penyediaan fasilitas sarana olahraga; dan/atau

d. peningkatan mutu organisasi.

Dari pasal 34 tersebut, pembinaan Nasa Archery Club Ponorogo

sudah cukub baik karena beberapa bidang sudah memenuhi persyaratan

atau ketentuan dalam pembinaan. Contohnya, pembinaan Nasa Archery

Club Ponorogo sudah menerapkan pemassalan, pembibitan, pembinaan

Page 76: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

dan pengembangan prestasi olahragawan selain itu juga sudah

memberikan fasilitas penunjang bagi atlet-atlet walaupun masih banyak

yang harus diperbaiki lagi kedepannya.

2. Prasarana dan Sarana

Didalam berolahraga, prasarana dan sarana juga sangat mendukung

agar olahraga tersebut dapat dilaksanaskan dengan baik. Terutama untuk

mencapai prestasi yang maksimal, akan dipemgaruhi adanya prasarana dan

sarana yang memadai dan sesuai dengan standar PERPANI. Dengan prasarana

dan sarana yang baik, akan memberikan kemudahan bagi pelatih dalam

memberikan program latihan. Begitu pula bagi atlet akan bergairah dan

bersemangat dalam melakukan latihan. Sedangkan prasarana dan sarana yang

dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo sebagaian belum memadai karena

fasilitas yang sudah ada belum sesuai dengan standar PERPANI untuk

dipergunakan bagi para pengurus, pelatih, dan atlet.

Prasarana dan sarana yang dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo

adalah sebagi berikut :

Tabel 3. Prasarana dan Sarana yang di miliki Nasa Archery Club Ponorogo

No Prasarana Panahan Jumlah Keterangan

1. Lapangan Panahan - Sementara lapangan panahan belum

memiliki, jadi pemusatan latihan para

atlet masih menggunakan halaman

rumah Bapak Slamet.

No Sarana Panahan Jumlah Keterangan

1. Busur 25 Hampir semua atlet rata-rata

memiliki perlengkapannya

sendiri, kecuali atlet-atlet

pemula. Sebab Peralatan

tersebut mempunyai setingan

yang berbeda pada setiap

Ronde dan setiap anatomi

2. Busur Compound 3

3. Anak Panah ± 125

4. Sasaran/Target face 8

5. Hand Protector 25

6. Quivers 25

7. Sight 25

Page 77: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

8. Tab 25 tubuh atlet. Sehingga setiap

atlet memiliki peralatan

tersebut.

9. Armsguart 25

Dari hasil Sarana dan Prasarana yang telah diketahui tersebut

sebenarnya hanya sebagian saja prasarana yang mungkin bisa dibilang

memenuhi standar dalam perlombaan. Tapi kalau hanya untuk menunjang

atlet pemula dalam hal latihan ataupun pembelajaran dalam panahan masih

bisa dipergunakan. Karena dengan alat yang di miliki tersebut 20 sampai 25

atlet Nasa Archery Club Ponorogo dapat berlatih dengan menggunakan

peralatan tersebut. Sebab atlet-atlet senior ataupun atlet yang sudah berprestasi

rata-rata sudah memiliki peralatan panahan sendiri yang diperoleh dari

pembelian pribadi ataupun bantuan dari pemerintah. Sehingga pada saat

program latihan berjalan atlet dapat menggunakan peralatan tidak dengan

bergantian.

Mengenai prasarana atau lapangan panahan yang standar belum

dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo. Hanya halaman rumah Bpk. Slamet lah

yang sementara ini dipergunakan sebagai tempat latihan sehari-hari para atlet.

Halaman rumah itu pun hanya berjarak kurang lebih 50m jadi apabila atlet-

atlet berlatih untuk mempersiapkan sebuah event atau kejuaraan dengan jarak

tembak yang lebih dari 50m, mereka harus mengusung peralatan tersebut ke

lapangan Taap yang berada di Kecamatan Sumoroto yang jaraknya 500m dari

tempat latihan biasanya, dan yang lebih memprihatinkan halaman rumah

Bapak Slamet yang di gunakan sebagai tempat latihan tersebut tepat dipinggir

jalan jadi sangat membahayakan atlet dan tentunya kurang memberi

kenyamanan pada saat latihan.

Dari hasil pembahasan dan keadaan yang diperoleh tentang sarana

prasarana Nasa Archery club Ponorogo tersebut sangat berbeda jauh dengan

ketentuan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN

KEOLAHRAGAAN Pasal 70 yang berbunyi:

Page 78: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

1) Produksi sarana olahraga dalam negeri wajib memenuhistandar sarana

olahraga sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

2) Standar sarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

standar teknis kecabangan olahraga, standar kesehatan, dan standar

keselamatan.

3) Pengujian standar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh

lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik

sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

4) Untuk sarana olahraga yang lulus pengujian standar sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) diberikan sertifikat kelayakan sarana olahraga.

5) Keterangan mengenai bahan baku, penggunaan, tata cara pemanfaatan, dan

hasil pengujian sarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilekatkan pada sarana dan/atau kemasan sarana olahraga.

Dilihat dari PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 tersebut, sarana dan prasarana yang

dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo sangatlah kurang memenuhi

persyaratan tersebut. Apalagi dilihat dari prasarana yang dimiliki, tempat

latihan yang dimiliki saat ini sebenarnya sangat membahayakan atlet karena

terletak di pinggir jalan. Belum mengenahi kenyamanan atlet, sebab

sebenarnya olahraga panahan sangatlah perlu konsentrasi yang tinggi.

3. Program Latihan

Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada beberapa

faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Untuk menghasilkan program

latihan yang baik, harus mempunyai tahapan-tahapan program latihan yang

terbagi atas : (1) Program latihan jangka panjang, (2) Program latihan jangka

menengah, (3) Program latihan jangka pendek. Peranan pelatih juga memiliki

peran penting dalam menentukan program latihan bagi atlet didikannya.

Tujuan pokok dari program latihan adalah untuk meningkatkan kemampuan

atlet dan mencapai prestasi yang maksimal.

Program latihan yang dilakukan Nasa Archery Club Ponorogosudah

terprogram dengan baik, karena mempunyai tahapan-tahapan dalam program

Page 79: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

latihan. Materi yang ada dalam program latihan Nasa Archery Club Ponorogo

adalah berbeda dari tahun ke tahun sesuai dengan evaluasi dari pengurus dan

pelatih terhadap prestasi atlet.

Program latihan yang dilakukan Nasa Archery Club Ponorogo adalah

sebagai berikut :

e. Program Latihan

Latihan yang dilakukan di Nasa Archery Club Ponorogo

terlampir pada tabel jadwal latihan.

Dalam menyusun atau merencanakan program latihan, Nasa

Archery Club Ponorogo menyesuaikan dengan dosis latihan dengan

tahapan-tahapan latihan dalam menghadapi sebuah kejuaraan yang dapat

dilihat sebagai berikut :

Tabel 5. Dosis Latihan

No Tahapan Persiapan

Kem

am.

Fis

ik

Kem

am.

Teh

nik

Kem

am.

Men

tal

Alat

1 Persiapan Umum 60% 20% 10% 10%

2 Persiapan Khusus 30% 40% 20% 10%

3 Pra Pertandingan 30% 50% 10% 10%

4 Pertandingan 10% 30% 20% 40%

Kegiatan yang dilakukan di Nasa Archery Club Ponorogo terdiri

dari :

1) Kemampuan Fisik

a) Fisik Umum

b) Kelentukan

c) Daya Tahan Kekuatan

d) Daya Tahan Umum

Page 80: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Untuk latihan Daya Tahan contohnya lari 2,4 km selain lari

mengelilingi desa tempat mereka latihan terkadang juga para atlet di

ajak high king 10 km di Gunung Srandil.

2) Kemampuan Tehnik

a) Perbaikan dan pengembangan tehnik

b) Pematangan tehnik

c) Pemantapan tehnik

d) Otomatisasi tehnik

3) Kemampuan Psikis

Dalam melatih Psikis/mental pelatih member materi sebagai

berikut :

a) Peningkatan people skill

b) Desire Leam

c) Burning Desire

d) Willing ti win

4) Kematangan Juara

Guna mematangkan permainan atau kemampuan menembak

para atlet melakukan target day (Skor bersama) setiap hari minggu

pagi. Bentuk latihan kematangan juara berguna untuk :

a) Pendataan dan Evaluasi kemampuan atlet

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil latihan dan hasil skor day

c) Rencana penyusunan program latihan berikutnya

Dalam menyusun program latihan untuk kurun waktu tahun 2007

sampai dengan tahun 2011 Nasa Archery Club Ponorogo mengacu

pada buku Pelatihan panahan.

f. Isi Materi Latihan

Dalam pelaksanaan latihan harian di Nasa Archery Club

Ponorogo terdiri dari beberapa materi latihan yang meliputi bagian

pemanasan, inti, dan pendinginan. Adapun materi latihan harian tersebut

adalah sebagi berikut :

1) Pemanasan (latihan fisik)

Page 81: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

- Streaching

- Warming up

- Jogging 2,4 km

- Sit Up, Back Up, Push Up

- Hand Stand, Rolling

- Flexibility

2) Latihan Inti

Latihan yang dimaksud adalah latihan rurin yang diberikan pelatih

sehari-hari.

- Blind Shoting, 15 m untuk 60 anak panah

- Latihan teknik 350 anak panah

Untuk latihan teknik tahapannya adalah 50 m dan 40 m (pagi)

sedangkan 30 m (sore) dengan total tembakan anak panah sebanyak

350 anak panah

3) Pendinginan

Setiap selesai latihan para atlet diharapkan melakukan gerakan

pendinginan sehari-hari dan kemudian diberikan evaluasi oleh pelatih

tentang latihan yang baru saja dilakukan.

g. Periodesasi Latihan

Periodesasi latihan atau tahap-tahap latihan pada Nasa Archery

Club Ponorogo adalah tahap persiapan pertandingan dan pada saat

pertandingan. Adapun tahap latihan tersebut adalah sebagi berikut :

1) Tahap Persiapan Pertandingan

Pada tahap ini sasaran yang hendak dicapai adalah sebagai

berikut :

a) Mengembangkan dan meningkatkan fisik serta ketrampilan

b) Meningkatkan intensitas latihan

c) Meningkatkan kemampuan menembak anak panah pada sasaran

d) Mengevaluasi teknik dalam latihan

e) Mempersiapkan kondisi fisik saat latihan

Page 82: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

f) Mempersiapkan peralatan yang akan dipakai oleh setiap atlet untuk

bertanding

2) Tahap Pertandingan

Pada tahap ini sasaran yang hendak dicapai adalah menjaga

kondisi fisik dan memantapkan ketrampilan dan mempersiapkan

peralatan sebaik mungkin serta mental bertanding yang kuat.

h. Prinsip-prinsip Latihan

Pada kegiatan pelatihan di Nasa Archery Club Ponorogo terdapat

beberapa hal yang mengidentifikasikan adanya prinsip-prinsip dalam

latihan. Adapun prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut :

1) Prinsip Individu

Dalam pemberian latihan para pelatih memberikan latihan sesuai

dengan kemampuan dan kondisi masing-masing atletnya.

2) Prinsip Penambahan Beban

Pemberian beban latihan yang diberikan pelatih dilakukan secara

bertahap disetiap latihan. Para atlet melakukan latihan dengan memuali

latihan yang sederhana menuju latihan yang lebih kompleks atau lebih

sulit.

3) Prinsip Interval

Pada kegiatan latihan Nasa Archery Club Ponorogo, latihan yang

diberikan sehari-hari selalu diselingi dengan istirahat.

4) Variasi Dalam Latihan

Guna mengantisipasi kebosanan dalam latihan pada setiap atlet, maka

dalam setiap latihan para pemain diberikan suatu bentuk variasi

latihan.

5) Prinsip Perbaikan Latihan

Dalam kegiatan latihan sehari-hari sering kali para atlet panahan Nasa

Archery Club Ponorogo melakukan kesalahan-kesalahan baik itu gerak

maupun teknik, maka pelatihpun selalu membenarkan kesalahan yang

dilakuakan oleh tiap-tiap atlet dan diharapkan dengan adanya

perbaikan langsung atlet tidak mengulangi kesalahan serupa.

Page 83: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

4. Prestasi

Dalam setiap cabang olahraga prestasi yang maksimal merupakan

tujuan utama yang harus dicapai oleh setiap klub dan atlet (pemain). Untuk

mencapai tujuan tersebut bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena

memerlukan waktu yang lama, sumber dana yang besar dan prassarana dan

sarana yang memadai. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi

maksimal dalam olahraga antara lain pemain, pelatih, dan pengurus. Begitu

juga dengan Nasa Archery Club Ponorogo mempunyai tugas dan tanggung

jawab yang besar dalam meningkatkan prestasi olahraga panahan walau

dengan kekurangan yang dimiliki oleh klub tersebut. Untuk dapat mencapai

tujuan yang maksimal, para atlet Nasa Archery Club Ponorogo di tuntut

menguasai ketrampilan olahraga panahan secara menyeluruh dan juga para

pelatih Nasa Archery Club Ponorogo berkompeten dan mempunyai bekal

pengetahuan serta dapat memaksimalkan semua prasarana dan sarana yang di

berikan oleh klub dalam pembinaan atlet yang berprestasi. Setelah usaha yang

keras yang ditunjukkan oleh para pelatih dan atlet Nasa Archery Club

Ponorogo, dari tahun 2007 sampai dengan 2011 Nasa Archery Club Ponorogo

mengikuti beberapa kejuaraan panahan dan meraih prestasi yang

membanggakan ditingkat nasional maupun regional. Adapun prestasi yang

dimaksud adalah sebagi berikut :

Tabel. Prestasi yang diraih oleh Nasa Archery Club Ponorogo di

tingkat nasiaonal maupun regional dari tahun 2007 sampai dengan 2011.

Tabel 4. Prestasi Nasa Archery Club Ponorogo

No Kejuaraan Yang Di Ikuti Tahun Tempat Keterangan

1. KEJURDA/SELEKDA

PANAHAN JAWA TIMUR

2007 SURABAYA 7 Emas, 2

Perak, 3

Perunggu

2. PEKAN OLAHRAGA

SD/MI SE JAWA TIMUR

2007 BLITAR 3 Emas, 3

Perak

Page 84: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

3. ASIAN GRAND PRIX I 2008 THAILAND Salah satu

atlet panahn

Ponorogo

ikut

memperkuat

indonesia

4. POPDA KE VII-2008

JAWA TIMUR

2008 SURABAYA 5 Emas, 2

Perak, 3

Perunggu

5. KEJURNAS PANAHAN

YUNIOR

2008 JAKARTA 4 Emas, 1

Perak, 3

Perunggu

6. KEJUARAAN PANAHAN

PIALA WALIKOTA

SURABAYA

2008 SURABAYA 9 Emas, 7

Perak, 8

Perunggu

7. 3 ATLET PANAHAN

PONOROGO MEWAKILI

JAWA TIMUR DI PON

XVII

2008 KALIMANTA

N TIMUR

1 Emas, 1

Perak

8. KEJURNAS PPLP 2008 YOGYAKAR

TA

5 Perak

9. ASEAN UNIVERSITY

GAMES

2008 MALAYSIA 2 Atlet

panahan

ponorogo

ikut

memperkuat

Indonesia

10. PORPROV II JAWA

TIMUR

2009 MALANG 4 Emas, 1

Perak, 2

Perunggu

Page 85: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

11. POR SD/MI JAWA TIMUR 2009 MALANG 1 Perunggu

12. POPDA JAWA TIMUR 2010 NGANJUK 3 Emas, 8

Perak, 5

Perunggu

13. KEJURDA PANAHAN

YUNIOR JAWA TIMUR

2010 SURABAYA 13 Emas, 10

Perak, 6

Perunggu

14. KEJURDA/SELEKDA

PANAHAN YUNIOR SE-

JAWA TIMUR

2011 SURABAYA 10 Emas, 13

Perak, 9

Perunggu

15. PORPROV III JAWA

TIMUR

2011 BLITAR 4 Emas, 3

Perak, 8

Perunggu

16. POR SD/MI JAWA TIMUR 2011 SIDOARJO 1 Emas

Page 86: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang perkembangan prestasi Nasa

Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai dengan 2011, secara garis besar

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembinaan atlet yang dilakukan Nasa Archery Club Ponorogo sudah cukup

baik, karena pelatih mampu melakukan pembinaan prestasi dalam berlatih

maupun dalam lapangan. Pelatih dan pengurus juga melaksanakan perubahan-

perubahan dalam memberikan metode serta pola pembinaan tidak hanya

program-program yang lama. Kemudian atlet juga memiliki motivasi yang

tinggi untuk lebih berprestasi.

2. Prasarana dan sarana yang dimiliki dan digunakan Nasa Archery Club

Ponorogo masih belum cukup baik. Sehingga belum dapat mendukung secara

maksimal dalam kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Jadi masih

sangat diperlukan tambahan-tambahan prasarana dan sarana yang sesuai agar

dapat membantu kelancaran kegiatan atlet Nasa Archery Club Ponorogo.

3. Program latihan yang dijalankan Nasa Archery Club Ponorogo sudah cukup

baik, karena latihan yang diberikan merupakan latihan biasa untuk sehari-hari

dan terprogram dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. Serta disisi

lain adanya periodesasi latihan yang dipersiapkan untuk sebuah kejuaraan

tertentu.

4. Perkembangan prestasi yang pernah diraih oleh para atlet Nasa Archery Club

Ponorogo di tingkat Nasional dari tahun 2007 sampai dengan 2011 sudah

cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat pada kejuaraan-kejuaraan yang

diikuti. Atlet Nasa Archery Club Ponorogo mampu meraih prestasi yang baik,

dengan meraih mendali di setiap kejuaraan yang diikuti.

Page 87: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan masukan

kepada para pengurus, pelatih, dan atlet Nasa Archery Club Ponorogo tentang

keadaan manajemen atlet panahan Nasa Archery Club Ponorogo selama ini.

Pelaksanaan pembinaan yang telah dilakukan hendaknya terus ditingkatkan dan

tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai, kelemahan dan kekurangan

harus diperbaiki dan dibenahi.

Dari hasil penelitian ini semoga dapat digunakan sebagi motivasi bagi

kemajuan prestasi Nasa Archery Club Ponorogo khususnya, sehingga prestasi

Nasa Archery Club Ponorogo dapat terus berkembang dan memberikan yang

terbaik bagi peningkatan prestasi olahraga panahan di Ponorogo dan tentunya

untuk Indonesia pada umumnya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian Studi Tentang Manajemen Atlet Panahan

Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai dengan 2011, maka dapat

diajukan beberapa saran yang berguna. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagi

berikut :

1. Untuk para pengurus organisasi Nasa Archery Club Ponorogo, perlu

meningkatkan kinerja dalam kepengurusan agar organisasi yang sudah

terbentuk dapat berjalan dengan lebih baik.

2. Untuk para pengurus dan pelatih, didalam melaksanakan pembinaan selama

ini harus dapat ditingkatkan lagi, agar prestasi yang diraih dapat meningkat

lebih baik lagi.

3. Prasarana dan sarana yang dimiliki Nasa Archery Club Ponorogo perlu

dirawat dengan baik, selain itu juga bagi pengurus agar dapat memberikan

sarana dan prasarana yang layak bagi para atlet.

4. Para pelatih sebaiknya memperhatikan dan mengevaluasi program latihan

untuk ditingkatkan lagi, selain itu dengan kondisi sarana dan prasarana yang

sedemikian rupa hendaknya tetap mengoptimalkan latihan atau pembinaan dan

Page 88: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …/Studi...STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai 2011. perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

hubungan kekeluargaan pengurus, pelatih, dan atlet untuk dapat

dipertahankan.

5. Prestasi yang telah diraih Nasa Archery Club Ponorogo perlu dipertahnkan

dan tentunya dapat ditingkatkan lagi. Prestasi yang telah dicapai supaya

dijadikan suatu motivasi dalam meningkatkan prestasi pada kejuaraan-

kejuaraan mendatang yang disesuaikan dengan agenda yang ada.