Eksperimen Franck - Hertz
-
Upload
meli-muchlian -
Category
Documents
-
view
659 -
download
1
Transcript of Eksperimen Franck - Hertz
TUGAS
MEKANIKA KUANTUM
EKSPERIMEN FRANCK - HERTZ
DAN EKSPERIMEN STERN - GERLACH
MELI MUCHLIAN
1021220005
PROGRAM STUDI FISIKA
PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011
A. EKSPERIMEN FRANCK - HERTZ
Konsep atom Born mengatakan bahwa atom memiliki tingkat energi diskrit. Konsep
Bohr ini diverifikasi melalui eksperimen Franck-Hertz yang dilakukan pada tahun 1914
dengan menembak atom yang terisolasi dengan elektron dan menunjukkan adanya energi
diskrit elektron yang hilang bergantung pada karakteristik setiap elemen. Selanjutnya, mereka
mampu menunjukkan bahwa penembakan elektron pada energi yang tepat akan menyebabkan
emisi optik pada spektrum frekuensi yang sesuai dengan energi itu.
Percobaan ini melibatkan sebuah tabung berisi gas bertekanan rendah yang dilengkapi
dengan tiga elektroda: sebuah katoda memancarkan elektron, sebuah grid untuk percepatan,
dan anoda. Anoda memiliki potensial listrik relatif sedikit negatif terhadap grid (meskipun
positif dibandingkan dengan katoda), sehingga elektron harus memiliki setidaknya energi
kinetik untuk mencapai anoda setelah melewati grid.
Gambar 1. Skema diagram perangkat Franck-Hertz
Menggunakan perangkat yang disajikan pada gambar 1, mereka mengamati energi
transmisi maksimum dan minimum elektron, dengan meningkatkan potensial percepatan
elektron ke arah kolektor melalui tabung tertutup mengandung uap merkuri pada tekanan
rendah. Ketika tegangan percepatan (V) meningkat melebihi 1,5 V, maka ada nilai arus yang
teramati (gambar. 2). Intensitas meningkat karena bertambahnya tegangan sampai ambang
tertentu, di mana timbul titik turun yang tajam. Hal ini terjadi karena energi kinetik dari atom
merkuri diakuisisi oleh elektron berdasarkan perbedaan energi antara keadaan dasar dan
keadaan tereksitasi.
Jika energi elektron dalam berkas kurang dari pemisahan energi keadaan tereksitasi
pertama, maka tidak ada energi yang dialihkan dengan tumbukan elastis. Jika energi sama
dengan atau lebih besar dari pemisahan, maka energi diserap oleh elektron menuju keadaan
eksitasi dan terjadi tumbukan tidak elastis. Jika potensial ditingkatkan lagi dari drop pertama,
arus akan mulai naik lagi hingga mencapai nilai ketika turun tajam lagi maka elektron
mengalami dua tumbukan inelastic.
Gambar. 2 Hubungan mempercepat potensial pada nilai arus
Jika elektron masuk memiliki energi kinetik (EK) yang kurang dari perbedaan
tegangan dengan tingkat energi merkuri (ΔE), maka menghasilkan tumbukan elastis terlihat
pada gambar 3. Ini adalah kasus ketika EK lebih kecil 4,9 eV.
Gambar 3.
Jika elektron memiliki EK sama dengan ΔE, atom merkuri menjadi dipercepat.
Sebuah elektron dibangkitkan dan seluruh energi elektron dipindahkan ke atom seperti pada
gambar 4. Secara implisit dianggap energi elektron dibentuk oleh energi kuantum yang unik.
Atom bergerak tidak stabil dan dalam interval waktu singkat, jatuh pada keadaan bawah
dengan mengemisikan foton.
Gambar 4.
Ketika EK elektron lebih besar dari ΔE. Sebagai contoh, sebuah elektron dengan EK
6 eV menumbuk atom merkuri 4,9 eV dan elektron tetap dengan 1,1 eV seperti pada gambar
5. Maka elektron mengalami tumbukan elastis dengan atom merkuri lainnya sehingga
kunduktivitas gas meningkat.
Gambar 5
B. EKSPERIMEN STERN - GERLACH
Dalam mekanika kuantum, percobaan Stern-Gerlach, adalah percobaan yang
meneliti defleksi partikel elementer. Percobaan ini sering digunakan untuk menunjukkan
prinsip dasar mekanika kuantum. Percobaan Stern-Gerlach dapat digunakan untuk
mendemonstrasikan elektron dan atom yang memiliki sifat-sifat kuantum intrinsik, dan
bagaimana pengukuran dalam mekanika kuantum memengaruhi sistem yang sedang diukur.
Teori dasar
Gambar 1. Elemen dasar eksperimen Stern–Gerlach
Dalam percobaan Stern-Gerlach, seberkas partikel dikirimkan melalui medan magnet
tidak homogen, dan kemudian diamati defleksinya. Hasilnya menunjukkan bahwa partikel
tersebut memiliki momentum sudut intrinsik yang analog dengan momentum sudut sebuah
objek klasik yang berputar seperti gasing (spinning). Namun nilai momentum sudut ini hanya
mengambil nilai-nilai tertentu yang terkuantisasi.
Percobaan ini biasanya dilakukan terhadap partikel netral atau atom. Hal tersebut
digunakan untuk menghindarkan defleksi besar terhadap orbit sebuah partikel bermuatan
yang bergerak melalui medan magnet dan memungkinkan efek dominasi akibat spin. Bila
partikel diperlakukan sebagai dipol klasik yang berotasi, akan terjadi presesi dalam medan
magnet akibat torsi yang dilakukan medan magnet terhadap dipol tersebut. Bila partikel
tersebut bergerak melalui medan magnet homogen, torsi medan magnet pada ujung-ujung
dipol akan saling menghilangkan, dan lintasan partikel tersebut tidak terpengaruh. Namun
bila medan magnet tersebut tidak homogen, gaya pada salah satu ujung dipol akan lebih besar
daripada gaya terhadap ujung lain, sehingga ada gaya netto yang membelokkan lintasan
partikel.
Bila partikel tersebut merupakan objek klasik yang berputar, kita akan
memperkirakan distribusi vektor spin momentum sudutnya acak dan kontinu. Tiap partikel
akan dibelokkan dengan gaya yang berbeda-beda, dan menghasilkan distribusi di layar
detektor. Namun pengamatan menunjukkan bahwa partikel yang melewati peralatan
percobaan Stern-Gerlach dibelokkan ke atas atau ke bawah dalam jarak tertentu. Hasil ini
menunjukkan momentum spin sudut terkuantisasi (hanya dapat mengambil nilai-nilai
diskret), sehingga tidak ada distribusi kontinu dari momentum sudut yang mungkin terjadi.
Bila percobaan ini dilakukan menggunakan partikel bermuatan seperti elektron, akan
ada gaya Lorentz yang cenderung membelokkan lintasan dalam bentuk lingkaran. Gaya ini
dapat dihilangkan menggunakan medan listrik dengan kekuatan tertentu, dengan orientasi
tegak lurus terhadap arah partikel bermuatan tersebut.
Gambar 2. Nilai Spin Fermion.
Elektron adalah partikel dengan spin-1 ⁄ 2. Partikel seperti ini hanya memiliki dua nilai
momentum sudut yang diukur sepanjang sembarang sumbu, +ħ/2 atau −ħ/2. Bila nilai ini naik
karena partikel berotasi layaknya planet, masing-masing partikel haruslah berotasi sangat
cepat. Bila jari-jari elektron sebesar 14 nm (jari-jari elektron klasik), permukaannya haruslah
berotasi dengan kecepatan 2.3×1011 m/s. Kecepatan rotasi permukaan ini akan melebihi laju
cahaya 2.998×108 m/s, dan karena itu tidak mungkin.
Momentum sudut spin ini merupakan fenomena mekanika kuantum murni. Karena
nilainya selalu sama, nilai ini dianggap sebagai sifat intrinsik elektron, dan karena itu disebut
sebagai "momentum sudut intrinsik" (untuk membedakannya dengan momentum sudut
orbital, yang dapat bervariasi dan tergantung kepada kehadiran partikel lain).
Untuk elektron ada dua nilai yang mungkin buat momentum sudut spin yang diukur
sepanjang sebuah sumbu. Hal ini juga berlaku untuk proton dan neutron, yang merupakan
partikel komposit yang terdiri atas tiga kuark (yang masing-masingnya merupakan partikel
spin-1 ⁄ 2).
Untuk percobaan menggunakan partikel spin +1⁄2 secara matematis, lebih mudah
menggunakan notasi bra-ket dari Dirac. Bila partikel melewati peranti Stern-Gerlach, mereka
"diamati". Aksi pengamatan ini dalam mekanika kuantum setara dengan pengukuran. Peranti
pengukuran ini adalah detektor, dan dalam hal ini kita dapat mengamati salah satu dari dua
nilai yang mungkin, yaitu spin atas dan spin bawah. Ini dideskripsikan oleh bilangan kuantum
momentum sudut j, yang dapat bernilai salah satu, +ħ/2 atau −ħ/2. Pengamatan (pengukuran)
ini berkorespondensi dengan operator Jz. Dalam persamaan matematika,
Konstanta c1 dan c2 adalah bilangan kompleks. Kuadrat dari nilai mutlaknya, (|c1|2 dan
|c2|2) menentukan probabilitas menemukan salah satu dari dua nilai j yang mungkin dalam
keadaan . Konstanta ini juga harus dinormalisasi agar probabilitas menemukan salah satu
nilai ini adalah 1. Namun, informasi ini tidak cukup untuk menentukan nilai c1 dan c2, karena
keduanya mungkin saja bilangan kompleks. Karena itu pengukuran hanya menghasilkan nilai
konstanta mutlak.
Urutan Percobaan
Bila kita merangkaikan beberapa aparatus Stern-Gerlach, kita dapat melihat bahwa
mereka tidak hanya bertindak sebagai penyeleksi sederhana, tapi juga mengubah keadaan
yang diamati (seperti dalam polarisasi cahaya), menurut hukum mekanika kuantum: