EKSPERIMEN II

24
EKSPERIMEN II PENGUJIAN BUKTI FISIK TINTA DAN KERTAS A.TUJUAN 1. Mengetahui beberapa cara pengujian kertas 2. Mengetahui pengujian tinta secara kimia dan kromatografi B.DASAR TEORI Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau. Dalam proses pembuatan kertas, benang-benang selulosa dipisahkan terlebih dahulu hingga menjadi bubur kertas. Berikut ini langkah-langkahnya; 1. Kayu dirajang menjadi serpih sebesar kotak korek api, kemudian dimasukkan ke dalam tangki raksasa yang disebut pencerna. Di dalam alat ini kayu diberi tekanan dan panas. Beberapa jam kemudian kayu berubah menjadi bahan lunak seperti kapas. Inilah yang disebut bubur kertas atau pulp.

Transcript of EKSPERIMEN II

Page 1: EKSPERIMEN II

EKSPERIMEN II

PENGUJIAN BUKTI FISIK TINTA DAN KERTAS

A.TUJUAN

1. Mengetahui beberapa cara pengujian kertas

2. Mengetahui pengujian tinta secara kimia dan kromatografi

B.DASAR TEORI

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat

yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung

selulosa dan hemiselulosa.

Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan

banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih

(tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.

Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang

menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-

bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai

dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang,

sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara

beberapa abad lampau.

Dalam proses pembuatan kertas, benang-benang selulosa dipisahkan terlebih

dahulu hingga menjadi bubur kertas. Berikut ini langkah-langkahnya;

1.  Kayu dirajang menjadi serpih sebesar kotak korek api, kemudian dimasukkan ke dalam

tangki raksasa yang disebut pencerna.

Di dalam alat ini kayu diberi tekanan dan panas. Beberapa jam kemudian kayu berubah

menjadi bahan lunak seperti kapas. Inilah yang disebut bubur kertas atau pulp.

2.  Setelah keluar dari pencerna, bubur kertas dicampur air. Bubur dengan kadar air 90% ini

kemudian dilewatkan pada mesin yang disebut kotak kepala.

3.  Kotak kepala membentangkan bubur kertas yang berair itu di atas sebuah ayakan

bergerak yang disebut kawat. Sewaktu gilingan menekan bubur kertas ke kawat, sekitar

98% airnya terperas keluar.

4.  Serangkaian gilingan lain kemudian mengeluarkan hampir seluruh sisa air dari kertas

yang mengering itu. Kini hanya tinggal sedikit sekali molekul air yang ada.

5.  Kertas yang baru saja terbentuk dilewatkan pada silinder tambahan yang dipanaskan dari

dalam. Silinder ini akan mengeluarkan air lagi dari kertas yang berjalan.

Page 2: EKSPERIMEN II

6.  Serat selulosa kini telah menjadi jalinan yang saling terkait. Gelendong besar yang

disebut penggulung mengumpulkan kertas menjadi gulungan raksasa.

7. Gulungan ini kemudian dipotong menjadi gulungan-gulungan kecil atau lembaran dan

dikirim ke luar dari pabrik

Ukuran kertas secara Internasional terdapat seri A, B, dan C. Ukuran R dan F

muncul sesuai permintaan pasar.Berikut ukuran-ukuran dari setiap seri dalam Milimeter

o Seri A biasa digunakan untuk cetakan umum dan perkantoran serta penerbitan.

Dasar ukuran adalah A0 yang luasnya setara dengan satu meter persegi. Setiap

angka setelah huruf A menyatakan setengah ukuran dari angka sebelumnya.Jadi A1

adalah setengah dari A0 dan demikian seterusnya. ukuran yang paling banyak

digunakan adalah A4.

o Seri B besarnya kira-kira di tengah antara 2 ukuran seri A, biasa digunakan untuk

poster dan lukisan dinding

o Seri C biasa digunakan untuk map, kartu post dan amplop

o Seri R biasa digunakan untuk kertas jenis Foto untuk mencetak foto

o Seri F biasa digunakan untuk perkantoran dan fotocopy, biasa disebut kertas HVS

o Ukuran lain, ada beberapa ukuran lain yang kadang-kadang memakai nama Inggris,

diantaranya Letter, Legal, Kwarto (sedikit lebih kecil dari A4), A4+, A3+

Adapun jenis-jenis kertas yang sering dipergunakan adalah :

1. Canvas Paper

Jenis kertas ini jika kita gunakan untuk mencetak photo akan menghasilkan cetakan

dengan sentuhan canvas layaknya sebuah lukisan. Hasil akhir cetakan akan menampilkan

photo yang persis dengan kertas canvas.

2. Pemium Glossy Photo Paper

Kertas jenis ini biasa disebut oleh para penggunanya dengan sebutan high glossy, kertas

jenis ini mampu menghasilkan cetakan dengan efek yang lebih mengkilap. Kertas jenis ini

sangat cocok untuk mengcetak photo dengan resolusi tinggi. Walaupun harga kertas ini

lebih mahal tetapi jika kita gunakan, akan menghasilkan cetakan photo yang maksimal dan

lebih cerah.

3. Double-Side Paper

Jenis kertas ini mampu digunakan untuk mencetak photo pada kedua sisinya (depan dan

belakang). Kualitas photo yang dihasilkan juga cukup bagus, tidak terlalu mengkilap dan

cenderung doff. Jenis kertas ini cocok digunakan untuk mencetak pamflet yang biasanya

digunakan untuk sarana promosi, sehingga para konsumen dapat melihat dikedua sisinya.

4. Laster Photo Paper

Page 3: EKSPERIMEN II

Laster photo paper biasanya digunakan untuk keperluan dokumenter karena jenis kertas ini

sangat awet bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun, tidak mudah pudar, mampu

menghasilkan efek doff, dan sangat cocok untuk photo dengan resolusi tinggi. Permukaan

kertas yang mirip kulit jeruk adalah ciri khas untuk membedakan dengan jenis kertas lain.

Ketahanan hasil cetakan membuat para konsumen puas, mungkin jenis ini bisa menjadi

pertimbangan jika kita ingin serius didunia digital photo printing.

5. Glossy Photo Paper

Kertas ini merupakan jenis standar cetak photo. Dengan jenis kertas yang mengkilap dan

putih mampu menghasilkan cetakan yang cemerlang. Dapat digunakan untuk photo resolusi

tinggi dan harga kertas yang relatif murah (standar cetak photo).

6. Sticker Glossy Photo Paper

Sering kita menjumpai sticker yang menampilkan photo dengan warna dasar kertas putih

dan mengkilap, jenis ini sangat cocok untuk keperluan pembuatan sticker serta mampu

mencetak photo beresolusi tinggi.

7. Inkjet Paper

Kertas ini kurang cocok untuk keperluan digital photo printing, jenis kerta inkjet ini

biasanya digunakan untuk keperluan grafis, seperti mencetak sketsa gambar, proof

arsitektur rumah, grafik bar, dan sebagainya. Kualitas kertasnya lebih bagus dari jenis HVS

karena serapan pada tinta lebih bagus dan cepat kering.

8. Sublim Paper

Kertas jenis ini bukan digunakan untuk mencetak photo sebagai pajangan dirumah,

didompet atau untuk dibingkai tetapi kertas ini digunakan sebagai mediator (media

perantara) transfer gambar ke t-shirt (kaos). Jadi bila kita ingin sebuah gambar

dipindahkannya ke t-shirt (kaos) maka gunakanlah jenis Sublim Paper karena kertas ini

mampu memindahkan tinta dengan maksimal ke t-shirt.

Pengujian kertas pada pemalsuan dokumen merupakan hal yang penting, karena

banyak pemalsu yang tertangkap menggunakan kertas yang salah. Berbagai uji analitik

yang dilakukan harus didasari oleh pemahaman tentang bahan-bahan yang digunakan dan

alur proses pembuatan suatu jenis kertas.

Uji awal yang dilakukan pada pengujian kertas meliputi uji-uji fisik kertas misalnya

tentang ketebalan, berat per meter persegi, ataupun jenis “watermark”-nya, juga beberapa

uji warna dan uji mikroskopis tentang jenis serat bahan pembuat kertas, produsen dan

mungkin kisaran masa pembuatannya.

Disamping uji awal, ada beberapa uji analitik tambahan yang biasa dipergunakan

yaitu:

1. Suatu metode untuk mempersiapkan cuplikan yang bersih untuk dipergunakan

pada uji mikrokimia.

Page 4: EKSPERIMEN II

2. Metode spektrografikuntuk mengidentifikasi adanya substansi anorganik dalam

kertas.

3. Metode kromatografi untuk mendeterminasi adanya logam-logam alkali dan

logam-logam alkali tanah.

Selain pengujian kertas, satu hal lain yang yang juga sangat penting untuk dilakukan

adalh pengujian tinta. Pada suatu kasus sangat jarang terjadi bahwa tinta yang diuji

berbentuk cair. Hal ini menyulitkan pemeriksaan tinta pada kasus pemalsuan dokumen,

karena untuk mendapatkan tinta dari dokumen yang akan diperiksa ada kemungkinan akan

terjadi kerusakan dokumen tersebut.

Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmen warna yang digunakan

untuk mewarnai suatu permukaan. Tinta bersama pena dan pensil digunakan untuk menulis

dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang sangat kompleks, berisikan pelarut,

pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-

ion polimer polar dengan resin tahan air), surfaktan (yaitu unsur basah yang menurunkan

tekanan permukaan dari sebuah cairan, memungkinkan penyebaran yang mudah, surfaktan

juga menurunkan tekanan antar permukaan antara dua cairan), materi-materi partikuler,

pemijar, dan material-material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan

banyak fungsi: pembawa tinta, pewarna, dan dan bahan-bahan addiktiv lainnya digunakan

untuk mengatur aliran, ketebalan dan rupa tinta ketika kering.bahan

Bermacam jenis tinta terkini termasuk tinta Mesir, bermacam celupan natural yang

terbuat dari bahan metal, kulit ataupun bagian luar yg menutupi kacang-kacangan atau

bebijian, dan makhluk-makhluk laut seperti cumi-cumi (tinta dari bahan ikan cumi-cumi

disebut sepia). Tinta India berwarna hitam dan berasal dari Asia. Tinta serpihan besi (tinta

hitam keunguan yg terbuat dari besi dan tannin yg berasal dari sumber tetumbuhan) dulu

digunakan oleh banyak pelukis kuno. Tinta walnut (sejenis buah kenari) diperkirakan juga

pernah digunakan para pelukis kuno, meski tidak ada bukti tentang hal ini. Tinta walnut, jika

ini pernah digunakan maka akan memburam dengan cepat dan karenanya tidaklah sesuai.

Tinta berpigmen berisi unsur-unsur lain yang memperkuat peresapan dari pigmen

pada permukaan dan menghindarkan tinta dari terhapus oleh gesekan mekanis. Material-

material ini biasanya berkaitan sebagai resin (dalam tinta berbahan celupan) atau unsur

pengikat (dalam tinta berbahan dasar air).

Dikarenakan tinta berpigmen berada di permukaan kertas, tidak ada tinta yang

diperlukan untuk membuat intensitas warna sebagaimana tinta berbasis pelarut. Tinta

berpigmen juga ditengarai lebih tahan ketika tercuci, karenanya tinta-tinta jenis ini sangat

disarankan untuk penggunaan permanen. Tinta-tinta jenis jel selalu tahan hapus dan

seringkali sangat disarankan sekali bahkan oleh mereka yg biasa membuat pemalsuan

dokumen.

Page 5: EKSPERIMEN II

Ukuran partikel dari pigmen adalah hal yang penting untuk keawetan dalam larutan

tinta. Kualitas seperti corak, jenuh, terang atau cahaya merupakan bagian dari tinta, dan

bervariasi tergantung asal dan jenis pigmen tersebut.

Security inks adalah tinta cetak offset yang dipakai dalam bisnis percetakan biasanya

digunakan untuk security printing yang juga menggunakan jenis security paper, diaplikasikan

sebagai fitur pengaman pada pencetakan dokumen dari tindakan pemalsuan, perubahan

atau duplikasi dokumen sekuritas tersebut, antara lain adalah:

Bleeding Ink

Tinta ini tercetak dengan warna hitam, tetapi ketika terkena semacam zat cair

(air) tinta ini akan berubah luntur (bleber) menjadi warna merah. Bisa dengan

mudah dicek dengan hanya mengusapkan jemari yang sudah dibasahi atau

tisu basah langsung terlihat luntur tintanya. Tinta ini hanya dapat dicetak

pada proses cetak offset printing (kondisi kering).

Coin Reactive Inks

Teks atau gambar yang dihasilkan dengan tinta sekuriti ini berwarna putih

atau transparan. Teks atau gambar akan timbul manakala sisi ujung sebuah

koin digunakan untuk menggosok permukaan tinta. Tinta tidak akan bereaksi

selain dengan koin logam. Ini digunakan sebagai tindakan verifikasi cepat

tanpa menggunakan alat khusus. Tinta jenis ini tidak dapat di copy atau di-

scan. Tinta dapat dipergunakan pada proses cetak flexo ataupun offset

printing (kondisi kering atau basah).

Erasable Ink

Tinta ini banyak digunakan sebagai latar belakang atau background dari

suatu materi cetak dokumen sekuritas. Ketika suatu bagian teks atau gambar

dicoba untuk dihapus, maka teks atau gambar akan hilang. Biasa digunakan

pada pencetakan background cheque atau sertifikat saham. Tidak disarankan

untuk penggunaan pada laser printer pada dokumen yang telah dicetak

dengan tinta ini, karena panas dari printer akan membuat hilang tinta

tersebut. Tinta ini dapat dipergunakan pada proses cetak offset printing

(kondisi kering atau basah).

Pen Reactive Ink

Tinta ini bersifat transparan dan hanya akan bereaksi timbul bila

menggunakan ujung pena khusus. Tinta ini dapat dicetak pada proses cetak

offset printing (kondisi kering).

Visible Infrared Inks

Tinta ini mempunyai efek khusus, bisa terbaca dan juga bisa tidak terlihat.

Ketika dicetak, tinta akan tampakk terlihat biasa saja. Tapi begitu disinari

Page 6: EKSPERIMEN II

(ditembak) oleh lampu infrared, satu permukaan tinta akan terbaca dan

lapisan lain akan menghilang. Penggunaan dua macam tinta ini (satu lapis

bisa terbaca oleh infrared, lapisan lainnya menghilang bila terkena infrared)

biasa diaplikasikan pada materi barcode. Pada kasus pemalsuan barcode,

biasanya pemalsu hanya menggunakan teknik cetak dengan tinta offset biasa

yang tidak bisa terbaca oleh scanner infra red. Tinta ini bisa untuk proses

cetak offset printing (kondisi kering atau basah)

Optically Variable Inks

Warna tinta ini akan berubah-ubah bila dilihat dari berbagai sudut. Biasanya

dipakai pada pencetakan hologram. Efek khusus teks yang menggunakan

tinta ini tidak dapat dicopy atau discan.

Thermochromic Ink

Tinta bereaksi atau timbul terlihat hanya bila terkena suhu panas tertentu dan

akan kembali normal ke warna aslinya bila suhunya kembali normal. Bisa

ditest dengan mudah menggunakan jari tangan yang kering, tekan/jepit

sebentar maka warna tintanya akan berubah. Teks dengan tinta ini tidak bisa

dicopy atau discan. Tinta ini dapat dicetak pada proses cetak offset printing

(kondisi kering atau basah) dan cetak flexo.

UV Invisible Fluorescent Inks

Tinta Ultraviolet yang bersifat transparan atau putih dan hanya dapat

dideteksi dengan menggunakan sinar Ultraviolet (UV). Teks atau gambar

hanya akan timbul bila disinari dengan lampu UV. Teks dengan tinta UV tidak

bisa dicopy atau discan. Tinta ini dapat dicetak pada proses cetak offset

printing (kondisi kering), cetak flexo atau gravure. Diaplikasikan untuk

mencegah beredarnya uang palsu.

Seperti halnya kertas, untuk dapat melakukan pengujian tinta perlu dipahami juga

komposisi, proses pembuatan, sejarah perkembangan berbagai jenis tinta yang biasa

digunakan pada rentang masa tertentu. Hal yang terakhir ini akan membantu untuk

pembuktian pemalsuan dokumen-dokumen zaman dahulu.

Beberapa uji kimia yang dapat dilakukan untuk pengujian tinta pada kertas adalah:

1. Penggunaan reagen-reagen kimia untuk tes warna yang bias dilakukan baik

langsung pada dokumen ataupun dengan mengisolasi tinta dari dokumen

bersangkutan.

2. Uji kromatografik untuk menidentifikasi komponen-komponennya.

3. Identifikasi komponen-komponen spesifik dari tinta, seperti FeCl2 atau FeSO4 dan

dilengkapi pula dengan uji kuantitatif dari komponene tersebut.

4. Determinasi umur tinta.

Page 7: EKSPERIMEN II

C.MATERI DAN METODE

1. PENGUJIAN KERTAS

1.1 Penetapan Kadar Abu

i. MATERI (ALAT DAN BAHAN)

Alat-Alat :

Furnace

Cawan Porselin

Desikator

Pinset

Bahan-Bahan:

Bermacam-macam jenis kertas

ii. SKEMA KERJA

-dipotong ukuran 1 x 1 cm

-ditimbang beratnya

-diletakkan pada cawan

- dipijarkan

-diletakkan dalm furnace suhu 500°C

-diletakkan dalam desikator

-ditimbang hingga berat konstan

1.2 Identifikasi Watermark

i. MATERI (ALAT DAN BAHAN)

Bahan-Bahan:

Bermacam-macam jenis kertas

iii. SKEMA KERJA

Kertas

Abu

Sisa abu

Kertas ukuran 1 x 1 cm

Kertas dan cawan

Hasil

Kertas

Page 8: EKSPERIMEN II

-dilihat jenis anyaman

-digambar jenis anyaman

2.PENGUJIAN TINTA

2.1 Spot Test

i. MATERI (ALAT DAN BAHAN)

Alat-Alat:

Plat Tetes

Pipet Tetes

Batang pengaduk

Penangas air

Bahan-Bahan:

Bermacam-macam tinta

Dokumen

Reagen:

o Asam Oksalat ±5%

o Asam Sitrat ±5%

o H2SO4 15%

o HNO3 20%

o NaOH 4%

o NH4OH ±10%

o KCN ±2%

o HCL 10%

ii. SKEMA KERJA

-diteteskan pada plat tetes

-diteteskan reagen

-diamati perubahan warna yang terjadi

2.2 Kromatografi Kertas Untuk Pengujian Tinta

Hasil

Tinta

Hasil

Page 9: EKSPERIMEN II

i. MATERI (ALAT DAN BAHAN)

Alat-Alat:

Kertas Kromatografi

Chamber

Gelas Beaker

Gelas Ukur

Tabung Reaksi

Pipet Kapiler

Kertas Saring

Bahan-Bahan:

Bermacam-macam tinta dan bahan pewarna

Aseton

Amonia

Propanol

Fenol

Asam Asetat

Aquadest

ii. SKEMA KERJA

#persiapan fase gerak

-dijenuhkan dalam chamber

#preparasi sampel

-diekstraksi

#Proses kromatografi

-ditotolkan pada kertas kromatografi

-dielusi sampai tanda batas

-dikeringkan

Larutan pengembang Propanol : Amonia 25% : air = 8

: 2 : 2

Larutan pengembang Propanol : Amonia 25% : air = 8

: 2 : 2 jenuh

Tinta + aseton

Ekstrak aseton

Ekstrak aseton

Page 10: EKSPERIMEN II

-ditandai

-dihitung nilai Rf

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengujian Kertas

1.1 Penetapan Kadar Abu

Abu adalah zat organic sisa hasil pembakaran suatu bahan organic. Kandungan abu

dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuanya. Kadar abu ada

hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu bahan

terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam yaitu garam organic dan

garam anorganik. Yang termasuk dalam garam organic misalnya garam-garam asam mallat,

oksalat, asetat, pektat. Sedangkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat,

karbonat, klorida, sulfat, nitrat. Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral

berbentuk sebagai senyawaan komplek yang bersifat organis.

Pada penentuan kadar abu pada kertas, kertas dipotong dengan ukuran 1 x 1 cm,

ditimbang kemudian diletakkan dalam cawan yang telah diketahui beratnya, dipijarkan untuk

mendapatkan sisa abu. Setelah itu cawan diletakkan dalam furnace dan temperature dibuat

500°C hingga kertas telah menjadi abu. Cawan diletakkan dalam desikator untuk

didinginkan kemudian ditimbang hingga beratnya konstan. Adapun jenis kertas yang

digunakan adalah kertas buram yang berwarna agak kecoklatan. Tujuan dari penentuan

kadar abu ini adalah untuk mengetahui kemampuan rongga udara (pori-pori) kertas dalam

menyerap zat cair dalam hal ini tinta cetak. Semakin tinggi nilai daya serap kertas maka

semakin banyak menyerap tinta. Selain itu dapat juga untuk mengetahui banyaknya

kandungan yang terdapat dalam kertas itu sendiri.

Kadar abu dapat dihitung dengan rumus :

Dimana:

A = (Berat cawan + abu)-Berat cawan

K = Berat kertas

Dari hasil perhitungan pada percobaan ini didapatkan kadar abu:

Berat cawan (C) = 33,37 gram Nilai A = CA-C

Berat cawan + abu (CA) = 33,37 gram = 33,37 gram – 33,37 gram = 0 gram

Noda hasil pemisahan

Hasil

Kadar Abu = A/K x 100%

Page 11: EKSPERIMEN II

Nilai K = 0,01 gram

Kadar abu = A/K x 100%

= 0 %

Hasil perhitungan yang didapat sebesar 0%. Secara teoritis hasil yang didapatkan tidak 0%

karena dalam kertas tentu terdapat bahan-bahan yang menghasilkan kadar (karena kertas

sendiri terbuat dari selulosa yang banyak terdapat kandungan senyawa organiknya).

Kesalahan ini terjadi mungkin disebabkan oleh alat ukur (timbangannya) yang tidak baik

sehingga tidak didapatkan berat yang konstan. Hasil yang didapatkan juga tidak

menunjukkan kemampuan serapan kertas dan jumlah kandungan yang terdapat dalam

kertas Dari literature semakin kecil nilai kadar abu semakin banyak rongga udara dan

semakin kuat daya serapnya. Nilai kadar abu juga mempengaruhi skala pendebuan. Kadar

abu yang tinggi akan mempengaruhi tingginya nilai skala pendebuan pada kertas tersebut.

Skala pendebuan yang baik adalah pada skala 1 - 2. Jika lebih besar dari 2 maka mutu

cetak akan kurang baik karena terjadinya bintik - bintik putih, terutama pada cetakan blok.

Hal ini juga berpengaruh pada lamanya proses produksi, dimana operator cetak setiap kali

harus menbersihkan debu atau serat - serat yang terbawa sampai ke silinder acuan yang

menyebabkan mutu cetak kurang baik.

1.2. Identifikasi Watermark

Watermarking adalah salah satu solusi teknis yang diusulkan untuk menangani

keamanan materi digital. Watermarking adalah potongan informasi yang disisipkan pada

materi data dan berfungsi sebagai alat untuk identifikasi kepemilikan, hak penggunaan,

control distribusi dan integritas data. Secara umum watermarking dapat diterapkan pada

audio,video, maupun teks. Dalam kehidupan sehari-hari, watermarking telah umum

digunakan sebagai alat pengaman pada uang kertas, ijazah, sertifikat. Selain itu, watermark

adalah teknik yang digunakan untuk menunjukkan keaslian barang-barang cetakan. Dengan

kemampuan tersebut, maka watermark telah dapat dijadikan sebagai salah satu bukti

hukum yang kuat.

Pada identifikasi watermark pada percobaan ini, digunakan kertas buram yang

berwarna coklat. Dua buah kertas buram disiapkan, salah satu kertas dibasahi dengan air,

kemudian dua kertas dilihat jenis anyamannya di bawah sinar matahari

Berdasarkan hail pengamatan, bentuk anyaman pada kertas buram adalah garis-

garis. Pada kertas yang telah dibasahi, anyaman terlihat lebih jelas dibandingkan pada

kertas yang kering. Watermarking pada setiap jenis kertas berbeda-beda sehingga dengan

watermark dari suatu kertas dapat membantu dalam kasus pemalsuan dokumen atau uang

palsu.

2. Pengujian Tinta

Page 12: EKSPERIMEN II

2.1 Spot Test

Komponen atau jenis tinta dapat diketahui dengan melakukan penguian. Tinta diproduksi

umumnya menggunakan beberapa zat warna. Dalam percobaan ini dilakukan pengujian

terhadap beberapa tinta dengan metode spot test. Tinta yang digunakan dalam percobaan

ini adalah 5 jenis tinta yaitu,

1. Tinta Hijau (Merk Zenith)

2. Tinta Merah (Merk Zenith)

3. Tinta HItam (Merk Pelikan)

4. Tinta Hitam ( Merk Snowman)

5. Tinta Biru (merk Snowman)

Dalam pengujian dengan spot test dimana tinta akan diuji dengan berbagai macam reagen :

Asam Oksalat ±5%, Asam Sitrat ±5%, H2SO4 15%, HNO3 20%, NaOH 4%, NH4OH ±10%,

KCN ± 2%, HCL 10%.

Dari hasil percobaan didapatkan hasil sebagai berikut:

Reagen Asam

Oksalat

±5%

Asam

Sitrat

±5%

H2SO4

15%

HNO3

20%

NaOH

4%

NH4OH

±10%

KCN ±

2%

HCL

10%Tinta

Hijau

(Merk

Zenith)

Tidak

ada

perubah

an

Tidak

ada

perubah

an

Orange Orange Biru Biru Merah

Tua

Coklat

Hitam

(Merk

Snowm

an)

Memisah Memisa

h

Memisa

h

Memisa

h

Memisa

h

Memisa

h

Memisa

h

Memisa

h

Hitam

(Merk

Pelikan)

Tidak

ada

perubah

an

Tidak

ada

perubah

an

Tidak

ada

perubah

an

Tidak

ada

perubah

an

Tidak

ada

perubah

an

Tidak

ada

perubah

an

Tidak

ada

perubah

an

Tidak

ada

perubah

an

Merah

(Merk

Zenith)

Merah Merah Merah Merah Hitam Hitam Merah Merah

Biru

(Merk

Snowm

Hijau

Kekuning

an

Biru Biru Merah Hitam Biru Merah Kuning

Page 13: EKSPERIMEN II

an)

Dari table diatas, dapat dilihat bahwa pada penambahan reagen-reagen kimia tidak begitu

menunjukkan perubahan yang signifikan. Hasil yang didapat juga 100% tidak sama dengan

table, tetapi kemungkinan jenis tinta yang terkandung pada kelima sampel tinta adalah

nigrosin karena dari table jenis tinta nigrosin tidak memiliki perubahan warna yang berbeda

dengan reagen-reagen yang ditambahkan. Kesamaan jenis tinta pada kelima sampel

menunjukkan bahwa tinta-tinta tersebut memiliki kandungan kimia yang mirip sehingga

jenisnya pun sama.

2.2 Kromatografi Kertas Untuk Pengujian Tinta

Kromatografi kertas merupakan salah satu cara pemisahan zat secara sederhana.

Kromatografi merupakan metode untuk mengidentfikasi dan memisahkan campuran

berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase stasionr dan fase gerak. Perbedaan

terikatnya suatu komponen pada fase stasioner pada perbedaan kelarutan pada fase gerak

menyebabkan suatu campuran dapat dipisahkan dari komponen-komponennya. Komponen

yang kurang larut dalam fase gerak atau lebih kuat (terjerat) pada fase stasioner akan

tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut atau kurang terjerat akan bergerak lebih

cepat, karena molekul yang beriatan kuat dengan kolom akan cenderng bergerak lebih

lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Pada Kromatografi kertas jika setetes

cuplikan diteteskan pada sepotong kertas saring, maka cupikan tersebut akan meluas dan

membentuk noda bulatan . Jika noda telah kering, kemudian kertas dimasukan bejana yang

berisi pelarut yang sesuai, maka pelarut akan bergerak melalui serat-serat kertas saring oleh

gaya kapiler lalu menggerakan komponen-komponen yang terdapat dalam cupikan dengan

jarak yang berbeda-beda, seringkali digunakan pelarut lebih dari satu. Jika komponen –

komponennya berwarna akan terlihat sebagai noda-noda yang terpisah. Jika komponennya

tidak berwarna dapat dideteksi dengan menggunakan pereaksi yang dapat memberikan

warna yang berbeda.

Dalam percobaan kromatografi ini digunakan untuk mengidentifikasi komponen -

komponen penyusun warna pada tinta, yang lebih menfokuskan pada pengidentifikasian

komponen penyusun warna tersebut, karena sesungguhnya warna yang terlihat oleh

pandangan kita mempunyai penyusun warna yang tidak terlihat secara langsung. Misalnya

spidol warna merah tersusun dari warna ungu, pink, dan kuning.

Pada awalnya larutan pengembang diletakkan pada chamber, kemudian ditutup.

Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer dalam gelas kimia

terjenuhkan dengan uap pelarut. Penjenuhan udara dalam gelas kimia dengan uap

menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas.

Page 14: EKSPERIMEN II

Karena pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen yang berbeda dari

campuran tinta akan bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan

berdasarkan pada perbedaan bercak warna. Larutan pengembang yang digunakan dalam

percobaan ini adalah propanol:ammonia 25%:air = 8:2:2 sebanyak 50 ml. Tinta

diekstraksikan dengan aseton secukupnya, digunakan aseton karena aseton merupakan

pelarut yang semipolar, mudah menguap sehingga cepat kering dan komponen warna

menjadi mudah terlihat. Ekstrak aseton kemudian ditotolkan pada kertas kromatografi yang

sebelumnya telah ditandai batas atas dan batas bawahnya(batas atas=1cm, batas

bawah=0,5cm, panjang batas=7,9cm). Setelah penotolan, dilakukan elusi sampai tanda

batas dan ketika noda telah mencapai tanda batas kertas kromatografi diangkat dari

chamber kemudian dikeringkan.

Dari hasil pengamatan didapatkan diperlukan waktu yang cukup lama saat noda

mencapai tanda batas, warna tinta tampak semakin mendekati batas atas semakin terang.

Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan

tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang sama walaupun ukuran

jarak plat nya berbeda. Nilai perhitungan tersebut adalah nilai Rf, nilai ini digunakan sebagai

nilai perbandingan relatif antar sampel. Nilai Rf juga menyatakan derajat retensi suatu

komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf sering juga disebut faktor retens. Nilai Rf dapat

dijadikan bukti dalam mengidentifikasikan senyawa. Bila identifikasi nilai Rf memiliki nilai

yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang sama atau

mirip. Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda, senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan

senyawa yang berbeda. Nilai Rf dapat dihitung pada kromatografi kertas dengan rumus:

Rf= Jarak tempuhanalitJarak tempu h pelarut

Adapun nilai Rf yang didapatkan pada percobaan kromatografi kertas ini adalah sebagai

berikut :

Jenis Tinta Warna pada Tinta Nilai Rf (cm)

Zenith, Tinta Hijau Hijau 0,99

Zenith, Tinta Merah Merah 0,57

Pelikan, Tinta Hitam Hitam 0,13

Snowman, Tinta Hitam Hitam 0

Snowman, Tinta Biru Biru 0,95

Page 15: EKSPERIMEN II

Dari nilai Rf, dapat dilihat bahwa tiap-tiap tinta memiliki nilai Rf yang berbeda, tinta

hijau merk Zenith memiliki nilai Rf yang lebih besar dan tinta hitam (merk snowman) memiliki

nilai Rf paling kecil yaitu 0.

E. KESIMPULAN

Pengujian Kertas

Tujuan dari penentuan kadar abu ini adalah untuk mengetahui kemampuan rongga

udara (pori-pori) kertas dalam menyerap zat cair. Selain itu dapat juga untuk

mengetahui banyaknya kandungan yang terdapat dalam kertas itu sendiri.

Hasil perhitungan yang didapat pada penetapan kadar abu sebesar 0%.

Secara teoritis hasil yang didapatkan tidak 0% karena dalam kertas tentu terdapat

bahan-bahan yang menghasilkan kadar.

Dari literature semakin kecil nilai kadar abu semakin banyak rongga udara dan

semakin kuat daya serapnya.

Watermarking adalah salah satu solusi teknis yang diusulkan untuk menangani

keamanan materi digital.

Berdasarkan hail pengamatan, bentuk anyaman pada kertas buram adalah garis-

garis.

Pada kertas yang telah dibasahi, anyaman terlihat lebih jelas dibandingkan pada

kertas yang kering.

Watermarking pada setiap jenis kertas berbeda-beda sehingga dengan watermark

dari suatu kertas dapat membantu dalam kasus pemalsuan dokumen atau uang

palsu.

Pengujian Tinta

Komponen atau jenis tinta dapat diketahui dengan melakukan pengujian, salah

satunya spot test.

Dari hasil percobaan didapatkan hasil sebagai berikut:

Reagen Asam

Oksalat

±5%

Asam

Sitrat ±5%

H2SO4 15% HNO3

20%

NaOH

4%

NH4OH

±10%

KCN ± 2% HCL

10%Tinta

Hijau

(Merk

Zenith)

Tidak ada

perubahan

Tidak ada

perubahan

Orange Orange Biru Biru Merah Tua Coklat

Hitam

(Merk

Snowma

n)

Memisah Memisah Memisah Memisah Memisah Memisah Memisah Memisah

Hitam Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Tidak Tidak ada Tidak

Page 16: EKSPERIMEN II

(Merk

Pelikan)

perubahan perubahan perubahan perubahan ada

perubah

an

ada

perubah

an

perubahan ada

perubah

an

Merah

(Merk

Zenith)

Merah Merah Merah Merah Hitam Hitam Merah Merah

Biru

(Merk

Snowma

n)

Hijau

Kekuningan

Biru Biru Merah Hitam Biru Merah Kuning

kemungkinan jenis tinta yang terkandung pada kelima sampel tinta adalah nigrosin

Kesamaan jenis tinta pada kelima sampel menunjukkan bahwa tinta-tinta tersebut

memiliki kandungan kimia yang mirip sehingga jenisnya pun sama.

Kromatografi ini digunakan untuk mengidentifikasi komponen - komponen penyusun

warna pada tinta, yang lebih menfokuskan pada pengidentifikasian komponen

penyusun warna tersebut.

Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer dalam

gelas kimia terjenuhkan dengan uap pelarut.

Digunakan aseton karena aseton merupakan pelarut yang semipolar, mudah

menguap sehingga cepat kering dan komponen warna menjadi mudah terlihat.

Nilai Rf menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai

Rf sering juga disebut faktor retens.

Adapun nilai Rf yang didapatkan pada percobaan kromatografi kertas ini adalah

sebagai berikut :

Jenis Tinta Warna pada Tinta Nilai Rf (cm)

Zenith, Tinta Hijau Hijau 0,99

Zenith, Tinta Merah Merah 0,57

Pelikan, Tinta Hitam Hitam 0,13

Snowman, Tinta Hitam Hitam 0

Snowman, Tinta Biru Biru 0,95

Dari nilai Rf, dapat dilihat bahwa tiap-tiap tinta memiliki nilai Rf yang berbeda, tinta

hijau merk Zenith memiliki nilai Rf yang lebih besar dan tinta hitam (merk snowman)

memiliki nilai Rf paling kecil yaitu 0.

Page 17: EKSPERIMEN II

F.DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Tinta,<http://id.wikipedia.org/wiki/Tinta> diakses tanggal 15 Maret

2011.

Anonim, 2011, Sejarah Pembuatan Tinta,

<http://wong168.wordpress.com/2011/03/19/sejarah-pembuatan-tinta/> diakses

tanggal 15 Maret 2011.

Anonim, 2011, Ukuran Kertas, <http://id.wikipedia.org/wiki/Ukuran_kertas> diakses

tanggal 9 maret 2011.

http://greenhati.blogspot.com/2009/01/kromatografi-lapis-tipis.html

Anonim, Kertas,<http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas> diakses tanggal 9 Maret 2011.

J.B. Harborne, 2006, Metode Fitokimia, ITB, Bandung. Sastrohamidjojo,H , 2000, Kromatografi, Liberti, Jakarta.

Smanti, Laskar, Jenis-Jenis Kertas, <http://www.scribd.com/doc/38304096/jenis-

jenis-kertas> diakses tanggal 9 maret 2011.

G.DATA

EKSPERIMEN ASLI