EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT...

28
EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2000-2017 PROPOSAL SKRIPSI Oleh Bagus Adi Prasetyo NIM 140210302029 PROGAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2018

Transcript of EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT...

Page 1: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

i

EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT

KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER

TAHUN 2000-2017

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh

Bagus Adi Prasetyo

NIM 140210302029

PROGAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018

Page 2: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

ii

PROPOSAL SKRIPSI

EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT

KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER

TAHUN 2000-2017

Oleh

Bagus Adi Prasetyo

NIM 140210302029

Pembimbing :

Dosen Pembimbing Utama : Drs. Sumarjono, M.Si.

Dosen Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Bambang Soepeno, M.Pd.

Page 3: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1

1.2 Penegasan Pengertian Judul ...........................................................................6

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................................8

1.4 Rumusan Masalah ..........................................................................................9

1.5 Tujuan ............................................................................................................9

1.6 Manfaat ..........................................................................................................9

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................11

BAB 3. METODE PENELITIAN .........................................................................19

3.1 Prosedur Penelitian ......................................................................................19

3.2 Sumber Penelitian ........................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................24

iii

Page 4: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki peran

penting dalam perekonomian Indonesia. Komoditi kopi diperkirakan menjadi

sumber pendapatan utama sekitar 1,82 juta keluarga yang sebagian besar

mendiami kawasan pedesaan di wilayah-wilayah Indonesia khusunya. Selain itu,

komoditi kopi merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia sebagai

penyumbang devisa yang cukup besar (Hadi, 2014:1). Bagi Indonesia, kopi

merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki peran yang cukup

tinggi. Pada tahun 1981 menghasilkan devisa sebesar $ 347,8 juta dari ekspor kopi

sebesar 210,8 ribu ton. Tercatat pada tahun 1988 dapat menghasilkan devisa $

818,4 juta dan meduduki peringkat pertama sebagai komoditi ekspor perkebunan

(Najiyati, 2001:1).

Perkebubunan kopi diproduksi oleh dua pihak yang berperan penting

dalam pengusahaannya yakni perkebunan perusahaan dan perkebunan kopi rakyat.

Perkebunan kopi rakyat berperan penting dalam produksi komoditi kopi, karena

wilayah untuk pertanaman perkebunan kopi rakyat sangat luas dibandingkan

dengan perkebunan kopi perusahaan. Usaha penanaman kopi di Indonesia pertama

kali pada tahun 1696 dengan menggunakan jenis bibit kopi Aabika. Namun

penanaman jenis kopi ini masih kurang berhasil (Raharjo, 2012:12). Kurang

berhasilnya pengusahaan kopi pada tahun 1696 membuat Pemerintah Kolonial

Belanda mendatangkan lagi bibit kopi. Penyebab tidak berhasilnya pengusahaan

komoditi kopi tersebut karena mati oleh banjir, sehingga padatahun 1699

Pemerintah Kolonial Belanda mendatangkan lagi bibit-bibit yang baru yang

kemudian dikembangkan di wilayah sekitar Jakarta dan Jawa Barat (Prastowo,

2010:1).

Pada awalnya hanya ada satu jenis kopi yang dikembangkan di Indonesia

oleh pemerintah kolonial Belanda yaitu kopi arabika. Selain terkenal akan

kualitasnya, jenis kopi arabika tumbuh dengan baik di pulau Jawa. Masuknya

jenis kopi Robusta ke Indonesia disebabkan oleh penyakit karat daun yang

1

Page 5: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

2

menyerang kopi arabika pada tahun 1878. Selain adanya penyakit karat daun yang

menyerang, jenis kopi arabika tidak dapat berkembang dengan baik pada

ketinggian dibawah 1000 m d.p.l, sehingga didatangkan jenis kopi robusta untuk

mengatasi permasalahan tersebut (Pudji Raharjo, 2012:12).

Kopi robusta dan arabika merupakan dua jenis kopi yang berkembang baik

di Indonesia dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta diperdagangkan secara

nasional maupun Internasional. Komoditi kopi yang diusahakan di Indonesia

didominasi jenis kopi robusta. Pada tahun 2014, hasil produksi komoditi kopi

Indonesia sebesar 643.857 ton dan sebanyak 73,57 % atau 473.672 ton adalah

jenis kopi robusta (Kementrian Pertanian, 2016). Hasil produksi komoditi kopi

Indonesia secara nasional berasal dari beberapa pihak yang berperan penting

dalam produksi komoditi kopi. Pengusahaan komoditi kopi di Indonesia

diusahakan oleh tiga pihak, yaitu diusahakan oleh Perkebunan Rakyat (PR)

sebesar 96,19 % dan diusahakan oleh Perkebunan Besar Swasta (PBS) sebesar

1,99 % serta Perkebunan Besar Negara (PBN) sebesar 1,82 % (Ditjen Perkebunan,

2016).

Perkebunan rakyat menjadi produsen komoditi terbesar di Indonesia setiap

tahunnya karena luas garapan kopi yang diusahakan oleh rakyat sangat luas

sehingga produksi komoditi kopi yang dihasilkan sangat besar. Berdasarkan luas

lahan garapan dalam pengusahaan komoditi kopi di Indonesia, pengusahaan oleh

Perkebunan Rakyat (PR) yang menjadi produsen utama dalam pengusahaan

komoditi kopi (Ditjen Perkebunan, 2017). Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), Perkebunan Rakyat (PR) adalah budidaya perkebunan kopi

yang dilakukan oleh rakyat yang diusahakan secara baik serta terencana agar

mendapatkan penghasilan yang sebesar-besarnya (Departemen Kebudayaan dan

Pendidikan, 1898).

Salah satu provinsi di Indonesia sebagai sentra perkebunan kopi rakyat

adalah provinsi Jawa Timur. Salah satu jenis kopi yang banyak dihasilkan di

provinsi Jawa Timur adalah robusta. Jenis kopi robusta masuk ke Jawa Timur

pada tahun 1900 dengan pembelian benih kopi robusta oleh perusahaan

perkebunan yang bernama Cultuur Mij Soember Agoeng yang berkantor di kota

Page 6: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

3

s’Gravenhage di Belanda. Benih-benih jenis kopi robusta tersebut didatangkan

dari Kongo Belgia (sekarang Zaire) yang terletak di Afrika Barat. Bibit kopi jenis

robusta tersebut ditanam di perkebunan Soember Agoeng yang berlokasi di

Dampit, berjarak sekitar 40 Km dari kota Malang ke arah Tenggara. Upaya

memasukkan kopi robusta ke Jawa Timur dilakukan oleh gabungan pengusaha

perkebunan di wilayah Kediri tahun 1901 (Raharjo, 2012:13). Lebih lanjut kopi

baru masuk ke wilayah Besuki pada akhir tahun 1900 (Prastowo, 2010:1).

Salah satu kabupaten di Jawa Timur sebagai sentra produksi kopi yakni

kabupaten Jember. Selain potensi sebagai produsen kopi, di kabupaten Jember

terdapat Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PUSLITKOKA). Kecamatan

yang paling besar dalam memproduksi kopi yakni kecamatan Silo. Luas wilayah

pertanaman dan hasil produksi kopi rakyat di Kecamatan Silo menjadi yang

terbesar dibandingkan kecamatan lainnya di kabupaten Jember. Potensi

Kecamatan Silo sebagai Kecamatan penghasil kopi rakyat terbesar di Kabupaten

Jember didukung oleh desa yang mengusahakan kopi rakyat. Terdapat empat desa

yang menjadi sentra kopi rakyat di Kecamatan Silo yakni, desa Sidomulyo, desa

Garahan, desa Pace, dan desa Mulyorejo.

Peran petani kopi rakyat di empat desa tersebut sangat penting dalam

produktivitas komoditi kopi di Kecamatan Silo, karena wilayah untuk pengusahan

komoditi kopi sangat luas dibandingkan dengan desa lainnya. Selain itu mayoritas

masyarakat di empat desa tersebut menjadi petani kopi dan buruh kopi, sehingga

produksi kopi yang dihasilkan oleh petani kopi rakyat sangat besar. Dalam

budidaya kopi, petani kopi di empat desa tersebut ada yang masih menggunakan

cara tradisional. Desa Mulyorejo dan desa Pace dalam budidaya kopi masih

menggunakan cara yang tradisional (wawancara dengan Jupri 10 Februari 2018).

Dua desa lainnya yakni desa Sidomulyo dan Garahan sudah menggunakan

pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari 2018).

Jenis kopi yang diusahakan oleh petani kopi di desa Sidomulyo, Garahan, Pace

dan Mulyorejo adalah kopi robusta. Kopi robusta hidup dan berkembang baik di

wilayah empat desa tersebut.

Page 7: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

4

Menurut Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian (1984)

Secara umum terdapat empat aspek yang menjadi alur dalam budidaya komoditi

kopi, yakni :

1) Penanaman

Dalam penanaman kopi hal yang perlu diperhatikan yakni persiapan lahan.

Lahan yang dipersiapkan dalam untuk pertanaman kopi harus sesuai dengan

kriteria kopi yang akan ditanam agar bibit kopi yang ditanam dapat tumbuh

dengan baik.

2) Perawatan

Perawatan dilakukan agar kopi yang diusahakan tumbuh dengan baik.

Dibutuhkan pemahaman dan ketelatenan dalam perawatan kopi. Dalam

perawatan hal yang perlu diperhatikan adalah pemupukan, pemangkasan dan

pengaturan naungan agar kopi dapat tumbuh dengan baik.

3) Panen

Panen merupakan pemetikan buah kopi yang sudah tua berwarna merah.

Pemetikan dilakukan menggunakan tangan secara manual dengan bantuan

pekerja (buruh kopi). Terdapat tiga tahapan dalam proses pemetikan pada saat

panen, yakni : 1) pemetikan pendahuluan; 2) pemetikan utama; dan 3)

pemetikan akhir.

4) Pasca Panen

Pasca panen merupakan langkah selanjutnya yang dilakukan setelah

melakukan panen raya. Setelah pasca panen petani kopi melakukan tiga hal

pada hasil panen kopi. Langkah tersebut pada dasarnya mengacu pada

kemauan petani kopi secara individu. Setelah pasca panen hal yang dilakukan

oleh petani kopi rakyat dibagi menjadi dua, yakni :

a. Pengelolaan Hasil

Pengelolaan hasil bagi petani kopi rakyat adalah hasil panen kopi

diolah sendiri hingga kopi terpisah dari kulit luarnya, sehingga

meningkat harga jual kopi.

b. Pemasaran

Page 8: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

5

Setelah kopi di panen, sebagian petani kopi rakyat langsung

memasarkan hasil kopi yang diperoleh. Dalam hal ini seringkali

petanikopi rakyat mengalami kerugian karena harga jual kopi menjadi

lebih rendah.

Secara umum petani kopi rakyat di desa Sidomulyo, Garahan, Pace dan

Mulyorejo juga menggunakan alur budidaya kopi seperti yang terurai diatas.

Namun dalam pelaksanaan alur budidaya kopi, petani kopi rakyat di desa

Sidomulyo, Garahan, Pace dan Mulyorejo memiliki sosial budaya tersendiri

dalam proses budidaya kopi. Sistem sosial budaya petani kopi rakyat di empat

desa tersebut dalam alur budidaya kopi menggunakan cara tradisional dan

modern. Sehingga menarik untuk dikaji dan di deskripsikan dalam bentuk karya

tulis ilmiah.

Dalam pengusahaan kopi petani kopi rakyat menggunakan lahan sendiri

yang sudah disertifikatkan secara sah dan juga menggunakan lahan perhutani

sebagai usaha budidaya komoditi kopi. Sebelum adanya fatwa K.H Abdurrahman

Wahid (Gus Dur) penanaman kopi di lahan perhutani di desa Sidomulyo dan

Garahan bersifat ilegal. Setelah adanya fatwa K.H Abdurrahman Wahid (Gus

Dur) bahwa “hutan adalah milik rakyat” ketika menjadi Presiden Rebublik

Indonesia, penanaman kopi di lahan perhutani di desa Sidomulyo dan Garahan

bersifat legal dengan sistem bagi hasil. Sehingga ketika panen hasil kopi rakyat

yang diusahakan di lahan perhutani akan dikenakan beban sewa yang harus

diberikan kepada pihak Perhutani. Perhutani akan diberi sebesar 30 % dari hasil

panen kopi di lahan perhutani (wawancara dengan Gedheng 13 Januari 2018)

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan fokus menguraikan tentang sosial

budaya petani kopi rakyat dalam proses budidaya kopi di desa Sidomulyo,

Garahan, Pace dan Mulyorejo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Ketertarikan

peneliti terhadap kopi rakyat di empat desa tersebut karena wilayah kopi rakyat di

desa Sidomulyo, Garahan, Pace dan Mulyorejo merupakan yang paling luas di

Kecamatan Silo Kabupaten Jember, sehingga peneliti ingin mengetahui tentang

latar belakang adanya perkebunan kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten

Jember. Penulis juga ingin mendeskripsikan sosial budaya petani kopi rakyat

Page 9: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

6

dalam proses budidaya kopi dan nilai-nilai budaya petani kopi rakyat di desa

Sidomulyo, Garahan, Pace dan Mulyorejo Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis memilih judul skripsi :

“Eksistensi Sosial Budaya Petani Kopi Rakyat Kecamatan Silo Kabupaten

Jember Tahun 2000-2017”. Maksud dari judul skripsi tersebut adalah

pengusahaan komoditi kopi yang diusahakan oleh rakyat di Kecamatan Silo

memiliki sosial budaya yang menarik dalam proses budidaya kopi sehingga tetap

eksis hingga saat ini. Alasan memilih judul tersebut adalah permasalahan

perkebunan kopi rakyat sangat menarik untuk dikaji. Sistem perkebunan kopi

rakyat erat kaitannya dengan sosial budaya yang ada di masyarakat dalam usaha

meningkatkan produktivitas, penanaman, perawatan dan pemasaran.

1.2 Penegasan Pengertian Judul

Penegasan pengertian judul bertujuan agar dalam menginterpretasikan

istilah-istilah atau kata-kata yang terdapat dalam judul penelitian . Penulis merasa

perlu adanya memberikan penegasan pengertian judul yaitu “Eksistensi Sosial

Budaya Petani Kopi Rakyat Kecamatan Silo Tahun 2000-2017”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Eksistensi merupakan

keberadaan atau kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan Abidin

(2007:16) mengartikan eksistensi sebagai suatu proses yang dinamis, menjadi atau

mengada. Dalam arti lain eksistensi tidak bersifat kaku melainkan bersifat lentur

dan mengalami perkembangan atau kemunduran, tergantung pada kemampuan

untuk memanfaatkan potensi-potensi yang ada.

Menurut Supardan (2007:25) medefinisikan sosial sebagai saling

ketergantungan antar manusia untuk mempertahankan hidup. Kesaling

tergantungan tersebut akan menghasilkan kerjasama tertentu yang bersifat tetap

dan menghasilkan bentuk masyarakat tertentu. Menurut Soekanto (1993:464)

mengartikan sosial sebagai paerilaku interpersonal atau yang berkaitan dengan

proses-proses sosial.

Budaya atau kebudayaan berasal dari kata sansekerta yaitu

Buddhayah,yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal)

Page 10: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

7

diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia (Soepeno,

2017:302). Menurut Koentjaraningrat (1980:193) menjelaskan bahwa kebudayaan

adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia yang di dapat

dengan belajar. Ada tiga wujud kebudayaan yakni (J.J. Cohigmann, dalam

Koentjaraningrat, 2002:186) :

1. Kebudayaan sebagai suatu ide-ide, gagasan dan norma-norma. Wujud

kebudayaan yang pertama bersifat abstrak dan tidak dapat foto karena

bertempat di pikiran masyarakat.

2. Kebudayaan sebagai tindakan. Wujud kebudayaan yang kedua terdiri dari

aktivitas-aktivitas manusia dalam berinteraksi, berhubungan, dan beraktivitas,

sehingga wujud yang kedua dapat dilihat karena terjadi setiap hari di keliiling

kita.

3. Kebudayaan sebagai wujud dari karya manusia. Wujud kebudayaan yang

ketiga adalah keseluruhan dari hasil fisik dari masyarakat serta dapat

dipegang, dilihat dan diabadikan.

Menurut Soekanto (2013:149) budaya adalah individu yang berkumpul

dan menghasilkan kebudayaan. Tidak ada masyarakat yang tidak memiliki

kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah

dan pendukung. Dengan kata lain tidak ada suatu masyarakat yang tidak memiliki

budaya. Tingkah laku dan aktivitas suatu masyarakat merupakan kebudayaan

yang menjadikan suatu ciri khas dari suatu kelompok masyarakat.

Dapat diartikan sosial budaya adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh

manusia berdasarkan ide-ide dan tindakan dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam arti lain manusia membuat sesuatu sebagai sesuatu yang diperuntukkan

dalam kehidupan di masyarakat.

Kopi merupakan komoditi ekspor penting sebagai penghasil devisa negara

dan juga sebagai sumber penghasilan bagi petani kopi rakyat. Selain itu,

berdasarkan data United States Departement of Agriculture (USDA) Indonesia

dikenal sebagai negara produsen dan eksportir kedua setelah Vietnam di kawasan

ASEAN. Sebagai negara eksportir kopi terbesar kedua setelah vietnam,

Page 11: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

8

membuktikan bahwa kopi Indonesia memiliki kualitas yang baik. Selain itu,

Indonesia tercatat sebagai negara penghasil kopi keempat terbesar di dunia setelah

Brazil, Vietnam dan Columbia (Kementrian Pertanian, 2016).

Kecamatan Silo merupakan Kecamatan terbesar sebagai produsen

komoditi kopi di Kabupaten Jember. Kecamatan Silo Kabupaten Jember secara

geografis dikelilingi oleh hutan, dan pegunungan tinggi serta wilayahnya yang

berupa dataran tinggi. Masyarakat kecamatan Silo pada umumnya bekerja dalam

sektor perkebunan dan pertanian. Salah satu sektor perkebunan yang menjadi

mata pencaharian yakni komoditi kopi. terdapat empat desa sebagai sentra kopi

rakyat di Kecamatan Silo, yakni desa Sidomulyo, Garahan, Pace dan Mulyorejo.

Berdasarkan uraian diatas maka pengertian judul “Eksistensi Sosial

Budaya Petani Kopi Rakyat Kecamatan Silo Kabupaten Jember Tahun 2000-

2017” adalah sosial budaya petani kopi rakyat dalam proses budidaya kopi di

Kecamatan Silo dalam meningkatkan pengusahaan komoditi kopi serta nilai-nilai

budaya dalam pengusahaan komoditi kopi rakyat dari tahun 2000 – 2017.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menghindari penyimpangan

dalam penguraian yang akan dikaji oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti

memberikan batasan uraian yang akan disajikan oleh penulis yakni, temporal,

spasial dan materi.

Lingkup tamporal dalam penelitian ini ialah dari tahun 2000-2017. Tahun

2000 dipilih sebagai awal tahun penelitian oleh peneliti karena ingin mengetahui

perkembangan, budaya dalam proses budidaya dan nilai-nilai budaya yang ada

pada petani kopi rakyat Kecamatan Silo khususnya desa Sidomulyo, Garahan,

Pace dan Mulyorejo hingga terus mengalami perkembangan dalam meningkatkan

kualitas kopi hingga tahun 2017. Ruang lingkup spasial atau tempat yang dikaji

dalam penelitian ini ialah desa Sidomulyo, Garahan, Pace dan Mulyorejo dan

lembaga serta instansi yang terkait dengan penelitian ini, seperti Dinas

Perkebunan, Badan Pusat Tatistik, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Kelompok

Tani Kopi rakyat, kantor kepala desa, kantor Kecamatan Silo. Ruang lingkup

Page 12: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

9

materi dalam penelitian ini fokus pada latar belakang perkebunan kopi rakyat di

kecamatan Silo, sosial budaya petani kopi rakyat dalam proses budidaya kopi

serta nilai-nilai budaya penanaman kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten

Jember.

1.4 Rumusan Masalah

Dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif tentu terdapat rumusan masalah

agar permasalahan yang dibahas tidak menyimpang dari judul yang telah

ditentukan dan pembahasannya fokus pada ruang lingkupnya. Adapun rumusan

masalah dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Apa latar belakang perkebunan kopi rakyat di kecamatan Silo?

2. Bagaimana sosial budaya petani kopi rakyat dalam proses budidaya

kopi di Kecamatan Silo tahun 2000-2017?

3. Bagaimana pengaruh nilai-nilai budaya dalam penanaman perkebunan

kopi rakyat di Kecamatan Silo?

1.5 Tujuan

Tujuan pembahasan merupakan suatu sarana yang akan dicapai oleh

penulis dalam suatu penelitian, oleh sebab itu dalam penulisan skripsi atau

penulisan karya ilmiah lainnya harus memiliki tujuan yang jelas. Adapun tujuan

dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Mengetahui latar belakang perkebunan kopi rakyat di Keecamatan Silo.

2. Mendekripsikan sosial budaya petani kopi rakyat dalam proses budidaya

kopi di Kecamatan Silo.

3. Mendeskripsikan nilai-nilai budaya dalam penanaman kopi rakyat di

Kecamatan Silo.

1.6 Manfaat

Manfaat dari penulisan skripsi ini diharapkan sesuai dengan sasaran yang

telah direncanakan penulis. Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :

Page 13: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

10

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi koleksi tentang penulisan sejarah

perkebunan kopi rakyat khususnya di kecamatan Silo sebagai salah satu

kecamatan di kabupaten Jember.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak yang

berwenang dan berkepentingan dalam mengambil keputusan.

3. Bagi pihak penulis skripsi ini merupakan implementasi pemahan teori yang

didapat selama kuliah.

Page 14: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

11

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi tentang uraian sistematis tentang hasil-hasil

penelitian terdahulu dan yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan

dilakukan. Dalam meriview penelitian tersebut mengemukakan apa kekurangan

para peneliti terdahulu dan permasalahan yang perlu diteliti (Abdurahman,

2007:61).

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh penulis adalah skripsi “Perkembangan Perkebunan Kopi Rakyat Desa

Sidomulyo Kecamatan Silo Jember Pada Tahun 2004-2013”. Penelitian tersebut

dilakukan oleh Rahman (Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember,

2016). Penelitian tersebut menguraikan perkembangan kopi rakyat yang ada di

desa Sidomulyo kecamatan Silo kabupaten Jember. Penelitian tersebut fokus

menguraikan latar belakang, perkembangan perkebunan kopi rakyat serta

pengaruhnya terhadap kehidupan sosial ekonomi di desa Sidomulyo.

Perkembangan kopi rakyat di desa Sodomulyo berdampak pada kehidupan sosial,

ekonomi dan lingkungan sekitar perkebunan kopi rakyat. Masyarakat yang ada di

sekitar perkebunan kopi rakyat memiliki pekerjaan sehingga mengurangi

pengangguran yang ada di lingkungan perkebunan kopi rakyat didesa Sidomulyo.

Dalam skripsi milik Rahman tersebut penulis dapat mengetahui dampak serta

perkembangan kopi rakyat di Desa Sidomulyo sebagai salah satu Desa di

Kecamatan Silo.

Penelitian kedua adalah “Analisis Kelayakan Pada Usaha Tani Kopi

Rakyat di Kabupaten Jember” oleh Laksono (Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas

Pertanian Universitas Jember, 2014). Ia mengemukakan bahwa kelayakan pada

usaha tani kopi rakyat Kabupaten Jember dipengaruhi oleh aspek teknis terkait

dengan penentuan lokasi, luasan produksi, penggunaan tehnologi dan layout

produksi. Kegiatan usaha tani kopi rakyat di Kabupaten Jember pada prakteknya

sebagian besar telah memenuhi standar minimal dan dapat dikatakan layak. Usaha

tani kopi rakyat di Kabupaten Jember layak diusahakan dan dilanjutkan dalam

aspek finansial. Kopi rakyat di Kabupaten Jember memiliki nilai NPV sebesar

11

Page 15: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

12

Rp.12.177.566,27 yang nilainya lebih dari nol. Dengan kriteria tersebut usaha tani

kopi rakyat di Kabupaten Jember dapat dilanjutkan dan dapat ditingkatkan

kualitasnya menggunakan tehnologi yang sesuai dengan standar yang telah

ditentukan. Dapat diartikan bahwa kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten

Jember layak dikembangkan dan diusahakan.

Penelitian selanjutnya adalah Executive Summary oleh Budiharjo dan

Sasongko (Lembaga Penelitian Universitas Jember) yang diterbitkan pada

Desember 2014. Penelitian ini fokus membahas menegenai “Jaringan Pemasaran

Kopi Rakyat di Kabupaten Jember”. Fokus penelitian ini adalah alur pemasaran

kopi rakyat di Kabupaten Jember. Budiarjo dan Sasongko menguraikan hasil

produksi kopi di Kabupaten Jember serta Kecamatan Silo sebagai Kecamatan

penghasil kopi teresar di Kabupaten Jember. Sistem pemasaran kopi rakyat di

Kabupaten Jember bersifat monopsoni atau oligopsoni dimana petani sebagai

penerima harga dan pedagang sebagai penentu harga. Petani kopi dalam menjual

kopi masih dalam bentuk biji asalan ke pedagang pengepul, setelah itu pengepul

menjual ke pedagang besar di pasar Dampit Malang. Dengan demikian alur

pemasaran kopi rakyat di Kecamatan Silo bersifat bebas dan tidak terikat.

Penelitian terdahulu selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian yang

akan dilakukan yakni “Peningkatan Daya Saing Kopi Rakyat di Kabupaten

Jember”. Jurnal oleh Prayuginingsih, Santosa, Hazmi dan rizal (Staf Pengajar

Fakultas Pertanian dan Fakultas Tehnik Universitas Jember) terbit pada 3

November 2012. Dalam jurnal penelitian ini diuraikan tentang sistem daya saing

petani kopi rakyat di Kabupaten Jember. Daya saing dalam meningkatkan kualitas

kopi tentunya akan dipengaruhi oleh metode yang digunakan oleh petani kopi.

Metode yang digunakan oleh petani kopi rakyat adalah dalam pengelolaan pasca

panen kopi terdapat dua metode di Kabupaten Jember, yaitu metode olah basah

dan olah kering. Usaha tani kopi rakyat Kabupaten Jember memiliki daya saing

kompetitif dan komparatif yang tinggi. Petani kopi rakyat yang ada di Kecamatan

Silo secara otomatis juga menggunakan metode olah basah dan olah kering dalam

mengelolaan kopi yang diusahakan.

Page 16: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

13

Selanjutnya jurnal Agrirop Ilmu-ilmu Pertanian yakni “Analisis

Keberlanutan Usaha Tani Kopi Rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember”.

Jurnal ini menguraikan tentang keberlanjutan usaha tani kopi rakyat di kecamatan

Silo. Penelitian ini dilakukan oleh Retno Murwanti, Soetriono dan Rudi Hartadi

(Fakultas Pertanian Universitas Jember) terbit pada Desember 2013. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa permasalahan utama dalam

keberlanjutan usaha tani kopi rakyat di Kecamatan Silo yakni kurangnya

penggunaan tehnologi dalam agroindustri kopi. Penggunaan tehnologi sangat

penting, karena dapat mempengaruhi kualitas produk kopi rakyat, penerapan

tehnologi ini antara lain pada pengelolaan pasca panen, yang pada akhirnya akan

meningkatkan kesejahteraan petani. Dapat diartikan bahwa petani kopi rakyat di

Kecamatan Silo belum secara totalitas dalam penggunaan tehnologi dalam

agroindustri kopi. Sehingga perlu adanya peningkatan penggunaan tehnologi

agroindustri kopi untuk meningkatkan kualitas dari kopi rakyat di Kecamatan Silo

Kabupaten Jember.

Penelitian lain yang hampir sama dengan penelitian yang akan

dilaksanakan mengenai “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usaha

Tani Kopi Rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember” oleh Ardiansah,

Widjajanti, Jumiati (Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Jember, 2014). Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan

terdapat variabel modal yang mempengaruhi positif dan signifikan terhadap

produksi kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Variabel tenaga kerja

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kopi rakyat di Kecamatan Silo

Kabupaten Jember. Sedangkap dalam aspek kelayakan usaha tani kopi rakyat

layak untuk diusahakan karena nilai NPV > 0 dan Net B/C > 1. Berdasarkan

uraian tersebut modal dan buruh kopi menjadi faktor yang penting dalam produksi

usaha kopi rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

Penelitian lain yang masih berkaitan dengan penelitian penulis adalah

“Penerapan Sistem Pengolahan Kopi Olah Basah Pada Usaha Tani Kopi Rakyat

Oleh Anggota Kelompok Tani Sidomulyo di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo

Kabupaten Jember” tahun 2017 oleh Nindya Ayuningtyas. dalam penelitian ini

Page 17: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

14

menguraikan bahwa peran kelompok tani di Desa Sidomulyo berperan cukup

penting dalam sistem olah basah kopi. Dengan demikian salah satu Desa di

Kecamatan Silo yang menerapkan tehnik olah kopi basah oleh kelompok tani

adalah Desa Sidomulyo sebagai salah satu Desa penghasil kopi rakyat di

Kecamatan Silo.

Penelitian “Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kemakmuran Petani Kopi

Desa Mulyorejo Kecamatan Silo Kabupaten Jember” oleh Suharto dan Meri

menguraikan bahwa pemerintah Kabupaten tidak boleh gegabah dalam menilai

suatu wilayah, sehingga dalam melakukan penilaian harus di dasari oleh data di

lapangan. Apabila data-data yang diuraikan sesuai fakta di lapangan maka akan

meningkatkan perekonomian yang maju sebuah Kabupaten. Selain itu, perlu

adanya pembedaan antara petani kopi dan buruh kopi. Petani kopi tingkat

perekonomiannya lebih tinggi sedangkan buruh kopi tingkat perekonomiannya

lebih rendah, karena mayoritas masyarakat di Desa Mulyorejo bekerja sebagai

Petani Kopi rakyat. Berdasarkan uraian dari penelitian tersebut perlu adanya

peningkatan kesejahteraan bagi buruh tani kopi rakyat di Desa Mulyorejo

Kecamatan Silo.

Penelitian “Analisis Usaha Tani Kopi Rakyat dan Kontribusinya Terhadap

Pendapatan Total Keluarga” tugas akhir skripsi milik Suseno tahun 2015.

Menguraikan bahwa pendapatan kopi rakyat di Kabupaten Wringin Kabupaten

Situbondo dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi rakyat beserta

keluarganya. Dengan kata lain usaha tani kopi rakyat memberikan kontribusi yang

penting dalam pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi rakyat.

Terlihat bahwa pengusahaan komoditi kopi rakyat memiliki nilai ekonomis yang

tinggi sehingga dapat menyejahterakan keluarga petani kopi rakyat.

Penelitian yang berjudul “Analisis Peluang Pilihan Saluran Pemasaran

Kopi Rakyat di Kecamatan Sumber Baru Kabupaten Jember” milik Mitra (tanpa

tahun). Menguraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan saluran

pemasaran di Desa Sumberbaru Kabupaten Jember yaitu : Luas lahan, pendapatan

dan penguasaan lahan. Ia mengatakan bahwa saluran pemasaran kopi rakyat

yakni, Petani – Tengkulak – Pedagang besar – Eksportir. Perlu adanya saluran

Page 18: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

15

pemasaran kolektif agar dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi rakyat.

Dengan adanya pemasaran yang kolektif akan meningkatkan kesejahteraan petani

kopi rakyat.

Penelitian “Analisis Kelayakan Usaha Tani Kopi di Desa Silosanen

Kecamatan Silo Kabupaten Jember” tahum 2016. Dalam penelitian ini diuraikan

mengenai kelayakan usaha tani kopi. Berdasarkan NPV, usaha tani kopi di desa

Siloanen Kecamatan Silo Kabupaten Jember menunjukkan kriteria layak

diusahakan. Desa Silosanen merupakan salah satu desa di Kecamatan Silo sebagai

sentra kopi rakyat. Berdasarkan penelitian tersebut kopi di desa Silosanen

Kecamatan Silo memenuhi syarat untuk dikembangkan.

Penenlitian-penelitian terdahulu diatas merupakan penelitian yang

memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis.

Persamaan yang dimaksud adalah sama-sama membicarakan persoalan “kopi

rakyat”. Penelitian-penelitian terdahulu diatas memberikan penjelasan mengenai

permasalahan-permasalahn tentang kopi rakyat. Berdasarkan uaraian diatas masih

belum ada penelitian tentang Eksistensi Sosial Budaya Petani Kopi Rakyat

Kecamatan Silo Kabupaten Jember Tahun 2000-2017, sehingga penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian baru.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan antropologi

budaya berdasarkan kajian yang yang akan diteliti. Antropologi budaya adalah

fokus pada kebudayaan manusia dalam menjalankan cara hidup di masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat (2002) Antropologi budaya adalah keseluruhan sistem

gagasan tindakan, dan hasil karya manusia yang didapat dengan cara belajar.

Fokus kajian penelitian yang akan dilakukan berdasarkan unsur

kebudayaan secara universal. Menurut Koentjaraningrat (1997) unsur-unsur

kebudayaan secara general terbagi menjadi tujuh, diantaranya adalah :

1. Bahasa

Bahasa merupakan saran bagi masyarakat untuk berinteraksi antar

individu maupun antar kelompok. Bahasa terbagi menjadi tiga bentuk,

yakni lisan, tulisan maupun gerak (simbol) berbeda antara kebudayaan

satu dengan lainnya. Secara universal bahasa dikembangkan oleh

Page 19: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

16

masyarakat karena merupakan kebutuhan untuk berkomunikasi dengan

masyarakat lainnya.

2. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan dalam arti universal berkaitan dengan

peralatan dan tehnologi yang digunakan oleh masyarakat. Unsur

pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide masyarakat. Dapat

diartikan bahwa pengetahuan merupakan bagaimana cara manusia untuk

mempertahankan hidupnya.

3. Sistem kekerabatan dan Organisasi Sosial

Setiap kelompok masyarakat memiliki adat-istiadat dan aturan

sebagai pedoman untuk menjalankan kahidupan sehari-hari. Kesatuan

sosial yang paling dekat yakni adalah kerabatnya, meliputi keluarga inti

dan kerabat dekat yang dekat dengan keluarganya. Kekerabatan berkaitan

dengan perkawinan dalam suatu masyarakat, karena perkawinan

merupakan dasar dalam pembentukan suatu organisasi sosial.

4. Sistem peralatan hidup atau tehnologi

Peralatan dan tehnologi merupakan alat yang digunakan oleh

masyarakat dalam kehidupan sebagai peralatan hidup. Unsur kebudayaan

ini digolongkan dalam wujud kebudayaan fisik, karena berbentuk dan

dapat dipegang. Peralatan atau tehnologi yang digunakan oleh masyarakat

meliputi alat produktif, senjata, wadah, alat menyalakan api, pakaian,

tempat berlindung atau rumah, dan alat transportasi.

5. Sistem mata pencaharian

Mata pencaharian merupakan usaha ekonomi masyarakat untuk

mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem mata pencaharian masyarakat

tradisional terbagi menjadi lima, yakni : 1) Berburu dan meramu; 2)

beternak; 3) bercocok tanam di ladang; 4) menangkap ikan; 5) bercocok

tanam menetap dengan sistem irigasi. Lima sistem mata pencaharian

tersebut merupakan sistem lama yang dilakukan pada masa lampau,

namun pada saat ini sudah banyak masyarakat yang beralih ke mata

pencaharian lain.

Page 20: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

17

6. Sistem religi dan kepercayaan

Religi dan kepercayaan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan

manusia karena manusia memiliki emosi keagamaan. Dengan adanya rasa

emosi keagamaan, mendorong masyarakat melakukan tindakan yang

religius dan memunculkan konsepsi benda-benda yang dianggap sakral

dalam kehidupan manusia.

7. Kesenian

Kesenian merupakan hasil karya suatu kelompok masyarakat sebagai hasil

tindakan, aktivitas yang memiliki estetika tinggi. Berdasarkan jenisnya budaya

dibedakan menjadi seni rupa, seni musik, seni sastra, seni gerak dan seni tari.

Suatu penelitian akan lebih relevan apabila teori yang digunakan sesuai

dengan penelitian yangakan dilaksanakan. Teori merupakan kumpulan pernyataan

yang memiliki kaitan logis sebagai gambaran (deskripsi) berdasarkan realita di

lapangan (Soepeno, 2016:1). Dalam penelitian ini Penulis menggunakan teori

struktural fungsional pada permasalahan yang akan dikaji. Struktur merupakan

hubungan antar individu dan antar kelompok, sedangkan strktur sosial adalah

hubungan, kedudukan, dan jumlah orang yang memberikan keanggotaan bagi

organisasi manusia dalam kelompok kecil dan keseluruhan manusia. Sehingga

teori struktural fungsional memahami masyarakat sebagai sebuah sistem dari

beberapa bagian yang saling berhubungan satu sama lain (Soepeno, 2016:294).

Teori Struktural fungsional yang akan fokus digunakan yakni milik Talcot

Parson. Menurut Parson terdapat empat fungsi untuk semua sistem tindakan,

yakni : Adaptasi (Adaptation) merupakan proses penyesuaikan diri demi

keberlangsungan hidup, pencapaian tujuan (Goal Attaintment) merupakan

pemusatan untuk mencapai tujuan apa yang diharapkan atau yang telah ditentukan

, Integrasi (Integration) merupakan kemampuan menjalin hubungan satu sama

lain antar sistem dalam masyarakat, pemeliharaan pola (latensi) merupakan

bagaimana sistem harus melengkapi, menjaga serta memperbaharui motivasi

individu dan pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi

tersebut. Lebih jelas konsep teori yang akan digunakan dalam penelitian terurai

pada diagram 1.1.

Page 21: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

18

Diagram 1.1

Struktural

Fungsional

Adaptasi Pecapaian

Tujuan

Latensi Integrasi

Penanaman,

perawatan, pasca

panen (pasarkan,

diproduksi) kopi

rakyat, pemasaran

kopi rakyat

Cara yang

dilakukan

oleh petani

kopi rakyat

dalam

mencapai

tujuan yang

akan dicapai

Nilai-nilai

apa yang

muncul dan

proses

pengelolaan

orientasi

budaya

dalam

budidaya

penanaman

kopi

Upaya

memelihara

nilai-nilai

sosial

budaya

dalam

penanaman

budidaya

petani kopi

rakyat

Talcott Parson

Page 22: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

19

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Prosedur Penelitian

Pelaksanaan suatu penelitian tidak lepas dari suatu metode yang akan

digunakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian Sejarah. Metode sejarah adalah

proses menganalisa serta menguji secara kritis peninggalan sejarah pada masa

lampau untuk mendapatkan data yang dapat dipercaya (Gottschalk, 1985:32).

Metode sejarah dapat diartikan sebagai cara untuk mendapatkan informasi atau

data yang terjadi pada masa lampau baik berupa dokumen maupun peninggalan-

peninggalan. Terdapat empat langkah yang digunakan dalam metode penelitian

sejarah, yaitu : (1) heuristik; (2) kritik; (3) interpretasi dan; (4) historiografi.

Langkah pertama dalam penelitian sejarah adalah heuristik. Heuristik

merupakan mencari dan mengumpulkan sumber-sumber baik tertulis maupun

tidak tertulis. Sumber yang dicari dandikumpulkan adalah sumber primer. Sumber

primer merupakan sumber yang disampaikan oleh saksi mata, baik dalam bentuk

dokumen, arsip atau wawancara langsung dengan saksi mata maupun pelaku

sejarah (Abdurahman, 2007:65). Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti yakni

mencari dan mengumpulkan buku, jurnal, penelitian terdahulu, data-data dari

lembaga dan instansi yang berhubungan dengan dengan sosial budaya petani kopi

rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

Data yang dikumpulkan peneliti juga melalui wawancara. Wawancara

adalah kegiatan mengumpulkan keterangan dan bahan dalam melakukan tanya

jawab secara lisan, bertatap muka berdasarkan tujuan yang telah ditentukan

(Kuntowijoyo, 1980:24). Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa

narasumber yang terlibat langsung dalam kegiatan kopi rakyat di Kecamatan Silo.

selain petani kopi, peneliti juga melakukan wawancara kepada buruh kopi,

Kelompok tani, Pengepul, Pedagang Besar dan Pengawas Pemilih Lapangan

(PPL) kopi di Kecamatan Silo. Serta pihak lain yang berkaitan dengan sosial

budaya kopi rakyat di Kecamatan Silo.

Langkah kedua metode penelitian sejarah adalah kritik. Kritik sumber

dilakukan setelah mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Kritik sumber adalah

21

Page 23: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

20

langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk menyeleksi sumber-sumber yang telah

dikumpulkan secara kritis agar mendapatkan fakta yang akan dipilih terkait

dengan penelitian (Kuntowijoyo, 1995:89). Untuk menguji keabsahan tentang

keaslian sumber dilakukam kritik ekstern dan keabsahan tentang kesahihan diuji

dengan cara kritik intern (Abdurahman, 2007:68).

Kritik ekstern dilakukan oleh penulis untuk menguji keabsahan sumber-

sumber tertulis. Peneliti menganalisi dan menelaah sumber-sumber yang akan

digunakan oleh peneliti, sehingga latar belakang penulis, tahun terbit, penerbit

ditelusuri oleh peneliti agar dapat diketahui keasliannya. Kritik ekstern dilakukan

agar pernyataan dan kesaksian yang didapatkan dari informan mengenai eksistensi

sosial budaya petani kopi rakyat Kecamatan Silo Kabupaten Jember tahun 2000-

2017 sesuai berdasarkan fakta. Kritik intern dilakukam untuk menghindari

subjektivitas dari penulis. Dengan melakukan kritik intern untuk mengetahui

relevansi sumber yang digunakan, sehingga dapat diandalkan sebagai sumber

dalam penelitian.

Langkah ketiga dalam metode penelitian sejarah adalah interpretasi.

Interpretasi merupakan kesimpulan yang diuraikan berdasarkan sumber sejarah

yang telah diuji kebenarannya menggunakan kritik sumber (Sugiyanto, 2011:41).

Dapat diartikan interpretasi adalah menganalisis fakta-fakta yang terdapat pada

sumber sejarah, sehingga dapat diuraikan secara logis oleh peneliti dan menjadi

sebuah fakta sejarah yang kronologis.

Langkah keempat atau terakhir pada metode penelitian sejarah adalah

pemaparan hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian sejarah harus

memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian dari awal hingga

akhir (Abdurahman, 2007:76). Historiografi merupakan tahap akhir dalam

penelitian sejarah yang disusun secara kronologis untuk menjaga mutu dari suatu

penelitian sejarah. Oleh sebab itu, dalam penyusunan historiografi harus

menggunakan bahasa yang baik sehingga dapat dimengerti serta menjelaskan apa

yang dikemukakan oleh peneliti dengan menyertakan bukti-bukti. Sehingga

nantinya akan menjadi sebuah karya tulis sejarah yang baik dan indah. “Eksistensi

Sosial Budaya Petani Kopi Rakyat Kecamatan Silo Tahun 2000 - 2017”

Page 24: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

21

merupakan penelitian lapang, sehingga pembaca dapat menjadikan sebuah

pemahaman serta pengetahuan tentang kopi rakyat.

3.2 Sumber Penelitian

Sumber sejarah merupakan tiap bagian dari kesaksian dan setiap objek

yang dapat memberikan informasi atau keterangan mengenai kisah manusia pada

masa lampau (Sugiyanto, 2011:20). Karena penelitian ini tergolong penelitian

sejarah, maka sumber-sumber yangdigunakan adalah sumber sejarah. Sumber

lisan dan tulisan dibagi menjadi dua jenis, yakni : sumber primerdan sumber

sekunder (Gottschalk, 1985:35). Sumber-sumber yang akan digunakan oleh

penulis akan diuraikan sebagai berikut.

Latar belakang yang dimaksudkan adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi adanya kopi rakyat serta potensi Kecamatan Silo sebagai sentra

kopi rakyat di Kabupaten Jember digunakan sumber tulisan, dokumen dan lisan.

Sumber tulisan yakni berupa buku yang berjudul Paduan Budidaya dan

Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta karya Pudji Raharjo, Kopi Budidaya dan

Penanganan Lepas Panen karya Sri Najiyati dan Danarti, Budidaya Tanaman Kopi

karya AAK, Statisti perkebunan Indonesia oleh Kementrian Pertanian, Pedoman

Teknis Budidaya Kopi yang Baik karya Hadi dkk, Budidaya dan Pasca Panen

Kopi karya Bampang Prastowo. Sumber dokumen yang akan digunakan adalah

dokumen dari Kecamatan Silo khusunya tentang desa Sidomulyo, Garahan, Pace

dan Mulyorejo yang akan dijadikan objek penelitian di Kecamatan Silo. Sumber

lisan yang akan digunakan oleh penulis adalah keterangan dari Petani kopi rakyat

di desa Sidomulyo (Gedheng), Garahan (Yatim), Pace (Zaini) dan Mulyorejo

(Jupri) serta buruh kopi melalui wawancara guna mendapatkan keterangan dan

informasi serta data-data yang terdapat pada lembaga dan instansi yang

berhubungan dengan penelitian.

Menjawab rumusan yang kedua untuk mendeskripsikan sosial budaya

petani kopi rakyat dalam proses budidaya kopi di Kecamatan Silo Kabupaten

Jember sumber yang digunakan oleh penulis adalah sumber lisan, dokumen,

tulisan dan pengamatan. Sumber tulisan yakni berupa buku yang berjudul Paduan

Page 25: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

22

Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta karya Pudji Raharjo, Kopi

Budidaya dan Penanganan Lepas Panen karya Sri Najiyati dan Danarti, Budidaya

Tanaman Kopi karya AAK, Statisti perkebunan Indonesia oleh Kementrian

Pertanian, Pedoman Teknis Budidaya Kopi yang Baik karya Hadi dkk, Budidaya

dan Pasca Panen Kopi karya Bampang Prastowo. Sumber dokumen yang akan

digunakan adalah dokumen dari desa Sidomulyo, Garahan, Pace dan Mulyorejo

yang akan dijadikan objek penelitian di Kecamatan Silo. Sumber lisan yang akan

digunakan oleh penulis adalah keterangan dari Petani kopi rakyat di desa

Sidomulyo (Gedheng), Garahan (Yatim), Pace (Zaini) dan Mulyorejo (Jupri) serta

buruh kopi melalui wawancara guna mendapatkan keterangan dan informasi serta

data-data yang terdapat pada lembaga dan instansi yang berhubungan dengan

penelitian. Selanjutnya penulis menguraikan hasil penelitian berdasarkan

pengamatan di lapangan terkait dengan sosial budaya petani kopi rakyat dalam

budidaya kopi di Kecamatan Silo.

Mendeskripsikan nilai-nilai budaya dalam penanaman kopi rakyat di

Kecamatan Silo digunakan sumber lisan dan hasil pengamatan. Sumber lisan yang

akan digunakan oleh penulis adalah keterangan dari Petani kopi rakyat dan buruh

kopi melalui wawancara guna mendapatkan keterangan dan informasi.

Selanjutnya penulis menguraikan hasil penelitian berdasarkan pengamatan di

lapangan terkait dengan sosial budaya petani kopi rakyat dalam budidaya kopi di

Kecamatan Silo.

Rencana Sistematika skripsi dalam penelitian yang berjudul “Eksistensi

Petani Kopi Rakyat Kecamatan Silo Tahun 2000-2017” adalah penyusunan

peristiwa sejarah dalam bentuk karya ilmiah skripsi dengan sistematika penulisan

yang terdiri dari 7 bab. Bab 1 Pendahuluan yang berisi gambaran permasalahan,

ruang lingkup penelitian, tujuan serta manfaat penelitan. Selanjutnya bab 2

tinjauan pustaka berisi tentang penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan penelitian yang akan dilakukan untuk membantu memudahkan penelitian

yang akan dilaksanakan. Bab 3 metode penelitian berisi tentang uraian singkat

metode penelitian sejarah, karena penelitian yang akan dilakukan tergolong

Page 26: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

23

penelitian sejarah serta kritik sumber yang akan digunakan dalam penelitian

untuk menguji kelayakan sumber yang akan digunakan dalam penelitian.

Bab 4 berisi pembahasan latar belakang mengenai faktor yang mendorong

adanya kopi rakyat dan potensi yang ada di Kecamatn Silo sehingga menjadi

sentra kopi rakyat terbesar di Kabupaten Jember. Bab 5 sosial budaya petani kopi

rakyat dalam proses budidaya kopi rakyat di Kecamatan Silo tahun 2000-2017.

Bab 6 nilai-nilai budaya dalam penanaman kopi rakyat di Kecamatan Silo. Bab 7

penutup berisi simpulan berdasarkan hasil dari hasil penelitian serta saran sebagai

masukan yang membangun baik bagi pembaca maupun penelitian selanjutnya.

Page 27: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

24

DAFTAR PUSTAKA

Sumber tertulis :

AAK.1988. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta : Kanisius.

Abdurahman, D. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta : Ar-Ruzz

Media Group.

Abidin, Z. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persad.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1975. Kamus Besar Indonesia. Jakarta :

Balai Pustaka.

Direktorat Jendral Perkebuan. 2017. Statistik Perkebunan Indonesia. Kementrian

Pertanian.

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Terjemahan oleh Nugroho

Notosusanto.1985. Jakarta : Yayasan penerbit Universitas Indonesia.

Hadi dkk. 2014. Pedoman Teknis Budidaya Kopiyang Baik (Good Agriculture

Practices/GAP on Coffe). Kementrian Pertanian Direktorat Jendral

Perkebunan.

Koentjaraningrat, 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Kuntowijoyo. 1980. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Kuntowijoyo. 1995.Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Padmo, S. 2004. Bunga Rampai : Sejaarah Sosial-Ekonomi Indonesia.

Yogyakarta : Aditya Media.

Prastowo, B dkk Online. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Tidak ada.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jendral. 2016. Outlook

Kopi : Komoditas Pertanian Subsektor Perkebunan. Kementrian Pertanian.

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan

Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta.

Soekanto, S. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta : Raja Grafindo.

24

Page 28: EKSISTENSI SOSIAL BUDAYA PETANI KOPI RAKYAT …sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/15/2018/03/... · pengolahan kopi secara modern (wawancara dengan Gedheng 13 Januari

25

Soepeno, B. 2017. Fungsi dan Aplikasi : Teori dalam Penelitian Sosial. Jember

University Press.

Sri Najiyati dan Danarti. 2001. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.

Jakarta : Penebar Swadaya.

Sugiyanto.2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Jember : Universitas Jember.

Supardan, D. 2013. Pengantar Ilmu Sosial : sebuah pendekatan kajian struktural.

Jakarta : Bumi Aksara.

Universitas Jember. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember University

Press.

Sumber lisan:

Wawancara dengan Jupri (Petani Kopi Rakyat desa Mulyorejo)

Wawancara dengan Gedheng (Petani Kopi Rakyat desa Sidomulyo)

Wawancara dengan Zaeni (Petani Kopi Rakyat desa Pace)

Wawancara dengan Yatim (Petani Kopi Rakyat desa Garahan)