EKOWAN
-
Upload
sophan-hadie -
Category
Documents
-
view
13 -
download
7
description
Transcript of EKOWAN
-
1
VARIASI JENIS AVES DI DESA NIPAH PANJANG KECAMATAN BATU AMPAR
KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Oleh : Nurlia Khofiyya
MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNTAN
ABSTRAK
Indonesia meupakan urutan ke empat dunia dalam keanekaragaman aves, terdapat
sekitar 1531 jenis aves, yang 381 jenis diantaranya adalah endemik. Keanekaragaman aves
tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, termasuk di Kalimantan Barat. Oleh
karena itu, dilakukanlah penelitian aves di Desa Nipah Panjang Kecamatan Batu Ampar
Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Area tersebut merupakan area hutan
bakau (mangrove), pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode point count dan line
transect. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi keragaman jenis aves
di kawasan hutan bakau, Desa Nipah Panjang, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu
Raya,Provinsi Kalimantan Barat. Dari hasil pengamatan didapatkan 47 jenis burung yang
berbeda. Yang salah satu diantaranya merupakan burung endemic Kalimantan yaitu burung
Sikatan Rimba Gunung.
Kata Kunci : Aves, Nipah panjang, bakau
PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai kekayaan
jenis burung yang luar biasa. Terdapat
1531 jenis burung dengan 381 jenis di
antaranya adalah jenis endemik. Di dunia,
Indonesia merupakan urutan ke-4 dalam
hal keanekaragaman burung setelah
Columbia dan Peru (Meijard.E,et.all,
2004).
Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki hutan mangrove
terbesar dan memiliki keanekaragaman
hayati yang tinggi, baik pada tingkat
ekosistem maupun dalam spesies, diantara
ekosistem tersebut adalah ekosistem hutan
mangrove. Luas hutan mangrove Indonesia
antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar
(Soemarwoto 2001). Kawasan mangrove
Batu Ampar, Kalimantan Barat merupakan
salah satu kawasan mangrove, di mana
pada desa nipah panjang memiliki
kawasan hutan bakau yang cukup luas.
Kawasan ini kaya akan flora dan fauna,
salah satunya adalah burung (aves).
-
2
Di Sumatra terdapat 464 jenis aves,
138 jenis diantaranya juga dijumpai di
kawasan Sunda, 16 jenis burung hanya
ditenui di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 11
jenis di Kalimantan dan Sumatra.
(Iskandar,1989)
Keberagaman jenis aves
disebabkan oleh posisi geografis Indonesia
yang terletak di antara benua Asia dan
benua Australia merupakan salah satu
sebab beragamnya jenis ini . Indonesia
yang terletak disekitar garis khatulistiwa
khatulistiwa mempunyai iklim tropis.
Daerah ini selalu mendapatkan cahaya
matahari secara terus menerus sepanjang
tahun, baik dimusim kemarau (panas)
maupun musim hujan (dingin). Hujan
cukup banyak dan hampir merata di
seluruh wilayah. Semua ini mengakibatkan
adanya alam tumbuhan atau flora dengan
rimba rayanya yang selalu menghijau
(Redaksi Ensiklopedi Indonesia, 1992).
Penyebaran itu didukung oleh
kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap
berbagai faktor-faktor lingkungan dimana
mereka dapat hidup dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang mereka tempati
(Bufalloe, 1969).
Aves merupakan kelas dalam
Kingdom animalia. Classis Aves memiliki
ciri-ciri umumyaitu berbulu dan
kebanyakan spesiesnya dapat terbang. Hal
ini merupakan keunikan tersendiridari
kelompok hewan tersebut. Aves memiliki
beberapa karakteristik yaitu tubuh terdiri
ataskepala, leher, badan, tungkai, dan ekor.
Bulu adalah ciri khas kelas Aves yang
tidak dimiliki olehvertebrata lain.
Campbell (2003), menyatakan bahwa
vertebrata yang termasuk ke dalam
kelasaves seluruh anggotanya memiliki
bulu. Hampir seluruh tubuh Aves ditutupi
oleh bulu, yangsecara filogenetik berasal
dari epidermal tubuh, yang mana bila
dibandingkan pada reptile serupadengan
sisik. Bulu pada aves di bedakan atas dua
macam, yaitu bulu lengkap yang terdiri
atasbatang bulu dan lembaran bulu. Batang
bulu dibedakan atas calamus dan rachis,
sedangkanlembaran bulu tersusun atas
deretan barbae yang mana terdapat
barbular berkait Bulu tak lengkap
dibedakan atas plumulae dan filoplumae.
Secara embriologis bulu Aves bermula
daripapil dermal yang selanjutnya mencuat
menutupi epidermis. Dasar bulu itu
melekuk ke dalampada tepinya sehingga
terbentuk folikulus yang merupakan
lubang bulu pada kulit. Selaputepidermis
sebelah luar dari kuncup bulu menanduk
dan membentuk bungkus yang halus,
sedangepidermis membentuk lapisan
penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu
mempunyai bagianepidermis yang lunak
dan mengandung pembuluh darah sebagai
pembawa zat-zat makanan danproses
-
3
pengeringan pada perkembangan
selanjutnya (Soemadji, 1996).
Kelas Aves menunjukkan
kemajuan bila dibandingkan dengan kelas-
kelas lain yang mendahuluinya dalam hal
tubuh memiliki penutup bersifat isolasi,
daerah vena dan arteri terpisah secara
sempurna dalam sirkulasi pada jantung,
pengaturan suhu tubuh, rata-rata
metabolismenya tinggi, memiliki
kemampuan untuk terbang, suaranya
berkembang dengan baik dan menjaga
anaknya secara khusus. (Jasin,1992)
Aves adalah hewan yang memiliki
bulu yang indah, suaranya yang merdu,
dan tingkah lakunya yang menarik. Hal
tersebut membuat adanya minat
masyarakat pada burung tinggi, dan sering
menjadikannya sebagai binatang
peliharaan. Akan tetapi tidak sedikit pula
dari beberapa jenis burung yang di
percayai sebagai pertanda buruk dan
pertanda baik. Bahka dibeberapa daerah
aves menjadi sebuah lambang suatu
wilayah atau kekuasaan. Aves memiliki
kemampuan mobilitas yang tinggi
sehingga penyebarannya sangat luas.
(Iskandar,1989)
Aves memiliki kepentingan
ekonomi, sebagian dari mereka dapat
dijadikan sebagai hewan peliharaan dan
hewan ternak yang mana dapat
diperdagangkan. Aves juga dapat dijadikan
sumber bahan makanan karena
mengandung protein yang tinggi. Selain
bernilai ekonomi aves juga bernilai ilmiah
seperti dijadikan sebagai indikator
lingkungan, dan bahan penelitian ilmiah
(Jasin, 1992)
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi keragaman jenis aves di
kawasan hutan bakau, Desa Nipah
Panjang, Kecamatan Batu Ampar,
Kabupaten Kubu Raya,Provinsi
Kalimantan Barat.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di kawasan
Desa Nipah Panjang, Kecamatan Batu
Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi
Kalimantan Barat. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 09 11 Januari
2015 di lokasi pertambakan pinggiran
sungai. Alat yang digunakan pada
penelitian ini adalah teropong binocular,
alat tulis, kamera, kompas dan jam tangan.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah
dan buku identifikasi aves. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan
metode point count dan line transect.
Pengamatan dilakukan pada titik yang
dianggap tempat bermain atau mencari
makan dan mencatat semua burung yang
-
4
terbang melewati titik tersebut. Waktu
pengamatan dimulai pukul 07.00 11.00
WIB pada pagi hari dan pukul 14.00
15.30 WIB pada sore hari.
Metode sensus burung dilakukan
dengan membuat satu seri daftar jenis
burung yang berada/tampak di sepanjang
lokasi penyisiran selama waktu
pengamatan (Elfidasari dan Junardi, 2006).
HASIL DAN PEMBAHASAN
No. Nama Indonesia Nama Latin Jumlah Waktu Aktivitas
1 Pelatuk kundang Reinwardtipicus validus 2 08.23 Hinggap
2 Cekakak cina Halcyon pileata 2 08.07 Hinggap
3 Elang laut perut putih Haliaeetus leucogaster 3 07.20 Terbang
4 Elang paria Milvus migrans 1 10.45 Terbang
5 Walet Palem Asia Cypsiurus balasiensis 100 07.05 Terbang
6 Kirik-kirik biru Merops viridis 1 07.35 Hinggap
7 Layang-layang rumah Delichon dasypus 8 14.10 Terbang
8 Sikatan rimba gunung Rhinomyias gularis 5 07.10 Hinggap
9 Kolibri ninja Aethopyga siparaja 6 08.15 Hinggap
10 Sikatan sisi gelap Muscicapa sibirica 3 08.25 Hinggap
11 Layang-layang pasir Riparia riparia 1 08.10 Hinggap
12 Bondol Rawa Loncura Malacca 2 08.30 Hinggap
13 Burung gereja Paser montanus 8 14.15 Hinggap
14 Bubut Centropus sinensis 2 08.23 Hinggap
15 Burung kuntul kerbau Bubulcus ibis 13 15.05 Terbang
16 Elang Bondol Haliastur Indus 4 09.15 Terbang
17 Burung Kacamata Zosterops paleobrosus 5 14.39 Terbang
18 Pergam Laut Ducula bicolor 1 06.00 Hinggap
19 Elang alap jambul Accipiter tripirgatus 4 07.35 Terbang
20 Trinil Pantai Actitis hypolencos 8 08.53 Hinggap
21 Kekep Babi Artamus leochorhyncus 1 0610 Hinggap
22 Pekaka Emas Pelargopsis capensis 1 0618 Hinggap
23 Elang coklat Ichtyuphaga humilis 4 14.30 Terbang
24 Burung berkepala
Oren
Orthotomus ruficeps 14 14.38 Terbang
25 Burung Layang-
layang
Aerodramus salanganus 16 15.22 Terbang
26 Sterna alentica 30 15.28 Terbang
27 Kroak Pacicepala grisola 2 06.00 Terbang
28 Merbah cerukcuk Pycnono furgoiavies 1 06.58 Hinggap
29 Merbah mata merah Pycnono fusbrunneus 4 07.07 Hinggap
30 Burung madu sriganfi Nectar iniacalcostetha 3 07.20 Hinggap
31 Sikatan Narsis Ficedulanar asrina 2 07.23 Hinggap
32 Kerak basialisnitam Acrocephalus bistrigiceps 2 07.28 Hinggap
33 Raja udang biru Alcedo curyzona 1 07.35 Hinggap
34 Clnencn kelabu Orthoto muraficeps 1 07.40 Hinggap
-
5
35 Kipasan belang Rhipiduaja arnica 2 07.47 Hinggap
36 Kedodi gelgol Calidris fereagi 1 07.21 Hinggap
37 Elang rawa katak Cirais aeruginosus 1 07.53 Terbang
38 Bendol rawa Lonchura malaeca 1 07.22 Terbang
39 Ciung air coreng Macronous
gularisjavanica
1 07.15 Hinggap
40 Trini hijau Tringa ocharpus 1 07.25 Terbang
41 Layang-layang api Hirundo rusfica 1 08.05 Hinggap
42 Burung madu bakau Nectar iniacalcostetha 2 08.06 Hinggap
43 Wallet gunung Colloca liaesculenta 6 07.40 Terbang
44 Apung tanah Anthusnovaes eelandiae 1 14.23 Hinggap
45 Celadi belacan Dendrocapus macei 1 14.27 Hinggap
46 Kantul karang Egretta sacra 9 08.07 Hinggap
47 Bangau terbang Leptopfilos javanicus 1 14.15 Terbang
Desa Nipah Panjang Kecamatan
Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya
Provinsi Kalimantan Barat yang
merupakan kawasan hutan bakau alami
yang masih banyak terdapat berbagai jenis
tanaman dan berbagai jenis hewan,
khususnya burung. Jenis burung yang
terdapat di kawasan hutan bakau tersebut
termasuk banyak, karena ketika dilakukan
pengamatan selama 1 hari dari pukul
07.00-11.00 tahap pertama (pagi hari) dan
lanjut lagi pada pukul 14.00-15.30 untuk
tahap kedua (sore hari) dengan
menempatkan pengamatan 6 titik
disepanjang hutan bakau desa Nipah
Panjang mendapatkan 47 jenis burung
yang berbeda. Namun hutan yang terletak
di desa Nipah panjang itu sudah terjamah
oleh tangan manusia, hal tersebut
dibuktikan bahwa terdapat banyaknya
tambak dan rumah burung walet di
kawasan hutan bakau tersebut. Pada saat
pengamatan tidak tampak aktivitas
penduduk, ada tapi hanya beberapa yang
tidak mengganggu aktivitas burung atau
dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh
aktivitas penduduk yang berarti terhadap
aktivitas burung.
Dari burung yang telah diamati
terdapat beberapa burung yang merupakan
burung endemik dari Kalimantan, salah
satunya yaitu burung sikatan rimba gunung
dengan nama ilmiah Rhinomyias gularis
yang hanya diketahui hidup di Jajaran
Pegunungan Kalimantan bagian utara dengan
status Resiko Rendah (LC). Burung
Rhinomyias gularis berukuran 15 cm,
dengan ekor pendek. Berwarna coklat-
kemerahan; dengan tubuh bagian atas coklat
merah-karat, muka kemerahan, kekang dan
alis kuning-tua khas; tubuh bagian bawah
abu-abu yang kontras dengan tenggorokan
dan perut bawah yang putih. Iris coklat, paruh
hitam, Kaki abu-abu.
-
6
Dari sejumlah jenis burung yang
ada, ternyata beberapa jenis burung
tersebut termasuk hewan langka yang
keberadaannya terancam punah, misalnya
burung Bangau Terbang (Leptoptilos
javanicus) yang merupakan salah satu
hewan yang keberadaanya sudah jarang
ditemukan. Hal ini dikarenakan burung-
burung tersebut diburu oleh warga
setempat baik sebagai hewan peliharaan
maupun dipakai dalam upacara adat (bulu
dari hewan yang ditangkap). Akibat diburu
terus menerus maka menyebabkan lambat
laun keberadaan burung-burung tersebut
semakin jarang ditemukan.
Berdasarkan pengamatan yang
paling banyak ditemukan adalah burung
walet palem asia yang memiliki nama
ilmiah Cypsiurus balasiensis dengan
jumlah 100 ekor yang terbang pada pagi
hari. Dari pengamatan yang dilakukan di 6
stasiun menunjukkan kelimpahan jenis
burung yang berada di Desa Nipah
Panjang, Kecamatan Batu Ampar memiliki
kelimpahan jenis burung yang tinggi,
karena dari 6 stasiun diperoleh 47 spesies
burung yang berbeda.
KESIMPULAN
Keanekaragaman (biodioversitas)
burung di Hutan bakau di Desa Nipah
Panjang, Kecamatan Padang Tikar,
Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat
tergolong tinggi hal tersebut dibuktikan
dengan ditemukannya 47 spesies burung
pada saat pengamatan langsung dalam 1
hari. Burung yang ditemukan di dominasi
oleh burung yang berhabitat di hutan
bakau dan burung laut yang
mengkonsumsi ikan dan hewan laut lain
dan juga burung yang berkoloni seperti
burung walet. Spesies burung langka yang
ditemukan salah satunya adalah bangau
terbang yang status perlindungannya sudah
kritis dan beberapa burung endemik, salah
satunya yaitu sikatan rimba gunung.
REFERENSI
Buffalo, N.P.1968. Animal and Plant
Diversity. Prentice-Hall.
Eglewoo Cliffs: New Jersey
Campbell. 2001. Biologi jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Elfidasari D dan Junardi. 2006.
Keragaman Burung Air di
Kawasan Hutan Mangrove Peniti,
Kabupaten Pontianak.
Biodiversitas Journal Volume 7
Hal 63-66.
Iskandar, J. 1989. Jenis Burung yang
Umum di Indonesia. Djambatan : Jakarta
-
7
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata Untuk
Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya :
Suarabaya
Meijard.E,et.all (2004). Hutan Pasca
Pemanenan (Melindungi Satwa
Liar dalam Kegiatan Hutan
Produksi di Kalimantan. Bogor:
CIFOR Programme.
Soemadji, M. S. 1996. Materi Pokok Zoologi.
Jakarta: Universitas Terbuka Press.
Soemarwoto O. 2001. Atur-Diri-Sendiri
Paradigma Baru Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Pembangunan
Ramah Lingkungan, Berpihak
PadaRakyat, Ekonomis
Berkelanjutan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.