Ekonomi Teknik ( Analisis Jurnal)

download Ekonomi Teknik ( Analisis Jurnal)

of 8

description

analisis ekonomi teknik

Transcript of Ekonomi Teknik ( Analisis Jurnal)

1. KAJIAN EKONOMI TEKNIK TENTANG PENERAPAN LAT PERONTOK PADI :Tujuan penelitian ini untuk melihat keuntungan sosial bagi masyarakat dari beberapa cara perontokan dan melihat keuntungan pribadi dari penerapan pedal thresher bagi para pemilik, pemilik dan pengguna serta bagi pengguna. Studi kasus ini dilakukan di Kabupaten Deli Serdang dari bulan Juni sampai Agustus 2005. Sampel yang diambil mewakili cara perontokan injak, pukul dan banting. Kemudian para pemilik pedal thresher, pemilik dan pengguna pedal thresher serta pengguna pedal TRESHER.

2.PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP OUTPUT SEKTOR INDUSTRI KECIL ANALISIS PANEL DATAPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh investasi sektor industri kecil dan industri kecil tenaga kerja sektor ke sektor industri kecil .Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder mengenai investasi sektor industri kecil , sektor tenaga kerja industri kecil , industri kecil keluaran sektor menggunakan data time series tahun 2000-2009 dari Biro Pusat Statistik . Penelitian ini menggunakan model regresi data panel yang menggabungkan time series data dan cross section dengan bantuan software Eviews 4.0 . Untuk menguji bersama-sama digunakan uji F dan untuk menguji penggunaan parsial uji t .Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sektor investasi industri kecil dan kecil tenaga kerja sektor industri bersama-sama dan sebagian mempengaruhi output sektor industri kecil

3. KAJIAN EKONOMI TEKNIK TENTANG PENERAPAN ALAT PERONTOK PADIPADA TINGKAT PETANI DI KABUPATEN DELI SERDANGTujuan penelitian ini untuk melihat keuntungan sosial bagi masyarakat dari beberapa cara perontokan dan melihat keuntungan pribadi dari penerapan pedal thresher bagi para pemilik, pemilik dan pengguna serta bagi pengguna. Studi kasus ini dilakukan di Kabupaten Deli Serdang dari bulan Juni sampai Agustus 2005. Sampel yang diambil mewakili cara perontokan injak, pukul dan banting. Kemudian para pemilik pedal thresher, pemilik dan pengguna pedal thresher serta pengguna pedal thresher.

4. ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MENABUNGPADA BANK UMUM DI YOGYAKARTAPenelitian ini mempunyai tiga tujuan, yaitu (1) Mengi dentifikasi berbagai manfaat yang dicari konsumen dalam menabung pada bank umum, (2) Untuk mengidentifikasi apakah terdapat perbe daan perilaku konsumen dalam menabung dilihat dari tingkat pendapatanya, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan pemilihan jenis bank. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kotamadya Yogyakarta, dengan mengambil sampel sebanya k 60 responden. Prosedur pengambi lan sampel menggunakan metode purposive. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, sedangkan pengukuran variabelnya digunakan skala interval dari Likert dengan lima rentangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat yang dicari konsumen dalam menabung adalah: (1) untuk memperoleh manfaat keamanan, (2) untuk memperoleh manfaat praktis, (3) untuk memperoleh man faat ekonomis (4) untuk memperoleh manfaat emosional. Ditinjau dari segi tingkat pendapatan konsumen , yang dibagi menjadi pendapatan tinggi, pendapatan menengah dan pendapatan rendah serta pemilihan jenis bank antara bank pemerintah dan bank swasta , ada hubungan terhadap manfaat yang dicari konsumen dalam menabung secara signifika n, sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan yang pernah dicapai, tidak mempunyai hubungan terhadap manfaat yang dicari dalam menabung oleh konsumen.

5. PENGARUH PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA TERHADAP PENGHASILAN PETANI IKANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal dan kredit bekerja untuk pendapatan , di Kecamatan Turi Sleman jumlah regency.The dari sampel 30 petani . Hasil yang workingcapital dan kredit harus karena nilai p < 5 % dampak positif terhadap pendapatan petani ikan ini ditunjukkan oleh nilai dihitung untuk t 2,447-18,667 untuk modal dan kredit , dan pengujian simultan juga diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan modal variabel dan kredit untuk para petani pendapatan , ditunjukkan dengan nilai F dari 622,869 dengan tarafsignifikansi 5 % . Pengaruh modal dan kredit bekerja untuk pendapatan 78,5 % dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian .

6. PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, KURS, DAN PERTUMBUHAN PDB TERHADAPINDEKS HARGA SAHAM GABUNGANPengaruh Inflasi , suku bunga , nilai tukar , dan pertumbuhan PDB Menuju Indonesia Composite Index . Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki secara empiris pengaruh variabel ekonomi makro yang dipilih , yaitu , tingkat inflasi , Bank Indonesia Tingkat sertifikat , nilai tukar pada IDR, dan pertumbuhan PDB di Indonesia Composite Indeks di The Bursa Efek Indonesia ( BEI ) . Makalah ini membahas pengaruh langsung yang dipilih variabel ekonomi makro di Indonesia Composite Index . kertas mempekerjakan model analisis regresi . Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya nilai tukar pada Rp signifikan berpengaruh ke Indonesia Composite Index . Tingkat inflasi , Bank Tingkat sertifikat , dan pertumbuhan PDB tidak mempengaruhi untuk Indonesia Indeks Komposit . ini Penelitian hanya mencakup empat variabel makroekonomi yang dipilih . Oleh karena itu , lanjut Penelitian harus memeriksa variabel makroekonomi potensial lainnya .

7. ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI , TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIATidak stabilnya situasi moneter yang tercermin dari nilai tukar rupiah, suku bunga, dan inflasi mengakibatkan kekacauan dalam perekonomian. Hal tersebut menunjukkan eratnya pengaruh makro ekonomi terhadap indeks harga saham di pasar saham. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji mengenai pengaruh indikator ekonomi makro, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar rupiah, terhadap indeks harga saham gabungan selama periode tahun 2007-2011.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi linier berganda. Data diperoleh dari Monthly Statictic, Indonesia Stock Exchange, Indikator ekonomi dari Badan Pusat Statistik, dan Laporan bulanan Bank Indonesia. Data dikumpulkan dengan teknik Dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap indeks harga saham gabungan sedangkan variabel tingkat suku bunga SBI, dan nilai tukar rupiah, berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks harga saham gabungan.

8. INFLASI DI INDONESIA : SUMBER-SUMBER PENYEBAB DAN PENGENDALIANNYAKrisis moneter yang melanda negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, telah menyebabkan rusaknya sendi-sendi perekonomian nasional. Krisis moneter menyebabkan terjadinya imported inflation sebagai akibat dari terdepresiasinya secara tajam nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, yang selanjutnya mengakibatkan tekanan inflasi yang berat bagi Indonesia. Fenomena inflasi di Indonesia sebenarnya semata-mata bukan merupakan suatu fenomena jangka pendek saja dan yang terjadi secara situasional, tetapi seperti halnya yang umum terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang lainnya, masalah inflasi di Indonesia lebih pada masalah inflasi jangka panjang karena masih terdapatnya hambatan-hambatan struktural dalam perekonomian negara. Dengan demikian, maka pembenahan masalah inflasi di Indonesia tidak cukup dilakukan dengan menggunakan instrumen-instrumen moneter saja, yang umumnya bersifat jangka pendek, tetapi juga dengan melakukan pembenahan di sektor riil, yaitu dengan target utama mengeliminasi hambatan-hambatan struktural yang ada dalam perekonomian nasional.

9. PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP PENENTUAN KEBIJAKAN SUKU BUNGA SBIDalam penelitian ini dianalisis mengenai pengaruh variabel-variabel ekonomi makro (Konsumsi, Investasi, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi) terhadap penentuan kebijakan suku bunga SBI. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan penelitian langsung pada objek penelitian dan data yang sudah tersedia di website Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, dan Kementerian Keuangan. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan untuk melihat keterkaitan dan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap penentuan kebijakan suku bunga SBI. Dengan didukung oleh beberapa teori tentang Suku Bunga, SBI, Konsumsi, Investasi, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi, maka penelitian ini dapat dilakukan untuk melihat berbagai pengaruh variabel-variabel tersebut. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Hasil penelitian yang diperoleh, variabel Investasi berpengaruh secara signifikan terhadap suku bunga SBI, sementara itu variabel Konsumsi, JUB, dan Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan suku bunga SBI. Karena pentingnya upaya peningkatan Investasi dalam negeri maka disarankan dengan menghilangkan berbagai hambatan-hambatan investasi baik dibidang ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya dan memberikan kemudahan-kemudahan bagi investor dengan menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan dunia usaha sehingga dapat menarik minat untuk berinvestasi baik melalui investor luar negeri untuk jangka panjang maupun investor dalam negeri.

10. PENGARUH PENDAPATAN NASIONAL, INFLASI, DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIAPenelitian ini berjudul "Pengaruh Pendapatan Nasional, Inflasi dan Suku Bunga Deposito di Konsumsi Swasta di Indonesia". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Nasional Pendapatan, Inflasi dan Suku Bunga Deposito Konsumsi oleh Masyarakat Indonesia. Data yang menggunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari data Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS), data menggunakan data kuartalan dari kuartal pertama 2000 untuk kuartal kedua 2009.Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan ECM (Error Correction Model) metode, ECM adalah model yang digunakan untuk memperbaiki persamaan regresi antara variabel yang individual tidak stasioner untuk kembali ke ekuilibrium nilai jangka panjang dengan kebutuhan adanya hubungan kointegrasi antara variabel konstituen. Statistik uji melibatkan t-test, uji F, dan uji R2 (koefisien determinasi) serta asumsi uji klasik yang meliputi uji multicoleniarity dan uji autokorelasi.Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Pendapatan Nasional, Inflasi dan Suku Bunga Deposito berpengaruh signifikan terhadap konsumsi masyarakat di jangka panjang, sementara di Pendapatan Nasional jangka pendek, Inflasi dan Suku Bunga Deposito telah menunjukkan hasil tidak signifikan.11. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Tingkat Investasi dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Jawa TengahPDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. Dimana Tingkat PDRB dapat menggambarkan pertumbuhan Ekonimi suatu wilayah. Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dengan tingginya nilai PDRB menunjukkan bahwa daerah tersebut mengalami kemajuan dalam perekonomian. Propinsi Jawa Tengah adalah propinsi yg memeliki PDRB paling rendah di pulau jawa dibandingkan propinsi-propinsi yg lain dimana secara dominan sumber penerimaan PDRB jawa tengah dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu PAD, Tingkat Investasi, dan Tenaga kerja maka dari itu Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh PAD, Tingkat Investasi, dan Tenga Kerja terhadap PDRB di Jawa Tengah.Metode Penelitian menggunakan Analisis regresi berganda dengan menggunakan data rentang waktu 15 tahun mulai tahun 1994 hingga 2008. Hasil analisa data menunjukkan bahwa model penelitian ini lolos uji asumsi klasik dengan R-square model sebesar 0,958. PAD, Tingkat Investasi, Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial maupun simultan terhadap PDRB Jawa tengah. Koefisien PAD sebesar 0,812. Adanya pengaruh yg positif antara Tingkat Investasi dengan PDRB Jawa Tengah berdasarkan hasil regresi dapat dilihat koefisien tingkat investasi 0,036.Adanya pengaruh yg positif antara Tenaga Kerja dengan PDRB Jawa Tengah berdasarkan hasil regresi dapat dilihat koefisien 0,924 Tenaga Kerja

12. DAMPAK DEPRESIASI NILAI TUKAR DAN PERTUMBUHAN UANG BEREDAR TERHADAP INFLASI: APLIKASI THRESHOLD MODELMakalah ini menyelidiki dampak depresiasi nilai tukar dan pertumbuhan uang kepada CPIinflasi di Indonesia . Menggunakan data bulanan dari tahun 1980 : 1 sampai 2008: 12 , ekonometrik menunjukkan bukti kami bahwa memang ada efek ambang pertumbuhan uang terhadap inflasi , tetapi tidak ada efek ambang pertukaran Tingkat penyusutan pada inflasi . Meskipun nilai ambang batas untuk depresiasi nilai tukar ditemukan di 8,4 % , F -test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara koefisien bawah dan yang di atas nilai ambang batas . Sementara , dua nilai ambang batas yang ditemukan untuk pertumbuhan uang , yaitu 7,1 % dan 9,8 % , dan mereka secara statistik berbeda . Dampak terhadap inflasi tinggi ketika uang tumbuh hingga 7,1 % , itu adalah moderat ketika uang tumbuh sebesar 7,1 % menjadi 9,8 % , dan rendah ketika uang tumbuh dengan di atas 9,8 % .

13. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) NATA DE COCO DI SUMEDANG, JAWA BARAT.Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk membantu UKM Aneka Sari melihat kelayakan usaha pengembangan yang akan dijalankan. Beberapa hal yang dikaji dan dalam analisis kelayakan finansial antara lain biaya investasi dan produksi, harga pokok penjualan, dan kriteria kelayakan usaha yang meliputi Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV), Payback Period (PP), dan Incremental Rate of Return dan Ratio B/C. Hasil perhitungan kelayakan finansial UKM Aneka Sari adalah, akan mencapai BEP dengan menjual produk sebanyak 15.560 kg atau senilai Rp. 21.783.556 setiap bulannya. NPV senilai Rp 119.278.467,41, Payback Perode selama 2 tahun 9 bulan, IRR senilai 71,2 % serta Ratio B/C 1.13 di tahun pertama dan 1,45 pada tahun kedua dan ketiga.

14. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN PABRIK SGA (SMELTER GRADE ALUMINA) MEMPAWAH DENGAN PROSES BAYERPeningkatan nilai tambah mineral dan batubara (minerba) merupakan kewajiban bagi setiap perusahaan tambang minerba sesuai amanat yang tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Ketentuan ini membawa konsekuensi bagi pengusaha agar produk pertambangan yang masih bentuk mentah, harus dilakukan pengolahan menjadi barang jadi atau setengah jadi sebelum diekspor, sehingga ada nilai tambah yang bisa didapatkan serta dapat memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Amanat UU pertambangan tersebut, direspon dengan baik oleh PT. Aneka Tambang (Antam), Tbk; selaku produsen bauksit dalam negeri, dengan merencanakan pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina (SGA) yang akan dibiayai dengan dana sendiri. Pabrik SGA memiliki kapasitas 1.000.000 ton alumina per tahun, dengan mengolah 2.499.999 ton bijih bauksit. Rencananya, pada 2014, operasi komersial perdana akan dilakukan. Pabrik SGA dengan nilai proyek US$ 1 miliar ini, nantinya akan menghasilkan alumina sebagai bahan baku logam aluminium PT. Inalum. Kebutuhan bahan baku untuk Pabrik SGA ini dipasok dari tambang bauksit di Sanggau dengan total cadangan yang dimiliki oleh PT. Antam Tbk berjumlah sebesar 188,30 juta ton, yang luasnya 36.410 ha. Dengan asumsi tingkat produksi tetap, maka umur tambang perusahaan ini sekitar 75,62 tahun. Dari rencana pembangunan pabrik SGA ini dilakukan analisis finansial, untuk mengetahui kelayakan rencana pendirian pabrik tersebut dan kemampuan investasinya dalam memberikan keuntungan terhadap jumlah modal yang ditanamkan. Analisis finansial ini bertujuan untuk mengkaji aspek finansial dari pembangunan pabrik komersial SGA. Metode yang digunakan dalam analisis finansial ini meliputi kriteria Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Return on Invesment (ROI), Pay Back Period (PBP), Laba Bersih dan Laba Kotor, Benefit Cost Ratio (B/C R),serta Break Even Point (BEP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan pabrik komersial SGA secara finansial layak dijalankan dan proyek dapat diterima. Dengan menggunakan beberapa variabel pengukuran yang umumnya digunakan dalam menganalisis sensitivitas usaha, yaitu harga jual SGA diasumsikan diturunkan sebesar 5% dan biaya produksi dinaikkan sebesar 5%, ternyata rencana pembangunan pabrik SGA di Mempawah ini tidak sensitif terhadap penurunan harga jual, juga tidak sensitif terhadap peningkatan biaya produksi.15. ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN USAHA PRODUKSIKOMODITAS LOKAL: MIE BERBASIS JAGUNGPengolahan jagung menjadi mie dapat menjadi peluang usaha untuk meningkatkan nilai tambah jagung dan juga menjadikan diversifikasi olahan pangan non gandum dan non beras. Penggunaan jagung sebagai bahan baku mie merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu, bahan baku utama pembuatan mie pada umumnya. Oleh karena itu, kajian finansial terhadap pengembangan usaha produksi mie berbasis jagung menjadi sangat strategis. Dari perhitungan analisa finansial diperoleh hasil Net Present Value bernilai positif sebesar Rp 34.668.709, Internal Rate of Return sebesar 59,19 %, Payback Periode selama 13 bulan, rasio B/C sebesar 1,3 apabila asumsi yang direncanakan terpenuhi. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan

pendapatan 5% dan kenaikan biaya operasional 5% berpengaruh terhadap kelayakan proyek. Dari pertimbangan kriteria investasi di atas menunjukkan bahwa kegiatan usaha produksi mie jagung instan layak untuk dijalankan selama proyek berjalan sesuai dengan asumsi dan parameter teknis yang ditentukan.