Ekonomi Lebih Penting Dari Puasa

download Ekonomi Lebih Penting Dari Puasa

of 4

Transcript of Ekonomi Lebih Penting Dari Puasa

  • 8/14/2019 Ekonomi Lebih Penting Dari Puasa

    1/4

    EKONOMI LEBIH PENTING DARI PUASAOleh: A Khudori Soleh

    Al-Qur'an menyatakan bahwa apa yang disebut kebaikantidak hanya kalau kita menghadapkan wajah ke timur dan kebarat (shalat). Kebaikan adalah beriman kepada Allah, hari akhir,malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi; memberikan harta yangdicintai kepada kerabat, anak-anak yatim, orang miskin, musafirdan peminta-minta; mendirikan shalat, menunaikan zakat;menepati janji; sabar dalam kesempitan, penderitaan danpeperangan (QS. al-Baqarah, 177).

    Berdasarkan ayat tersebut berarti ada lima jenis kebaikanyang diberikan Tuhan. Pertama , beriman kepada Tuhan, malaikat,nabi-nabi, kitab suci dan seterusnya. Jelasnya, menetapi rukuniman. Iman berkaitan dengan hati dalam hubungannnya dengan

    Yang Maha Tinggi. Karena itu, dalam agama, iman menentukanditerima tidaknya suatu perbuatan. Juga penentu dalam soal baikdan buruknya amal manusia.

    Perbuatan manusia tidak hanya berdimensi duniawi, tetapi juga ukhrawi; tidak hanya sosial tetapi juga spiritual, yangmasing-masing mempunyai penilaian tersendiri. Sebuah

    perbuatan bisa dikatakan baik dan benar jika dilakukan sesuaidengan aturan-aturan yang ada pada kedua dimensi tersebut.Untuk dimensi duniawi, dimensi sosial, perbuatan dinilai baik jikamemberi manfaat dan dampak positif kepada kemanusiaan.Sedang untuk kebaikan ukhrawi, dimensi spiritual, perbuatanbaik adalah perbuatan yang dilakukan semata-semata mencariridla Tuhan. Artinya, perbuatan tersebut mesti didasari niat ihlasdan hanya ditujukan atau dipersembahkan kepada Tuhan, bukandemi atasan, mencari kedudukan, demi meraih simpati massadalam pemilu dan sejenisnya. Dan ini tidak bisa dilakukan kecualidengan beriman kepada Allah. Tanpa adanya iman kepada Tuhan,ruh perbuatannya tidak akan bisa menembus ke alam ukhrawi,alam spiritual. Tidak hidup dan tidak bermakna. Ia hanyaberputar-putar di atmosfir bumi dan hanya dikenal dikalanganmanusia, tetapi tidak dikenal oleh Tuhan.

    Kedua , memberikan nafkah kepada kaum kerabat, anak-anak yatim, fakir miskin, para peminta dan lain-lain. Pemberiannafkah kepada mereka tentu tidak cukup hanya denganmemberikan dana ala kadarnya, atau membantu kaum fakir padawaktu-waktu tertentu, tetapi membantu mereka bagaimana bisamandiri yang sekarang dikenal dengan istilah pengentasan

    kemiskinan.Ketiga , mendirikan shalat, puasa, haji dan lain-lain. Atau,mengerjakan rukun Islam. Keempat , menepati janji bila berjanji.

    Janji yang paling utama dan paling berat adalah janji pada dirisendiri. Ini mengandung konsekuansi bahwa seseorang mestimelakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,

  • 8/14/2019 Ekonomi Lebih Penting Dari Puasa

    2/4

    sesuai dengan keahliannya, bukan yang diluar itu. Orang yangmemegang janji pada diri sendiri tidak akan melakukan tindakan-

    tindakan yang ada diluar batas kemampuannya atau diluar bataskewenangannya, apalagi memaksakan kehendak denganmenghalalkan segala cara. Dalam bahasa modern, inilah yangdimaksud dengan istilah profesional.

    Kelima , bersabar ketika dalam kesempitan, kesusahan dandalam peperangan. Dalam kondisi yang benar-benar sulit sepertisaat ini, sabar bukan berarti tenang dan pasif menunggu takdir.Sabar adalah melakukan usaha dengan penuh perhitungan,strategi dan taktik agar tujuan akhir bisa tercapai, sesuai dengankemampuan yang ada. Artinya, orang yang bersabar tidak akanmelakukan tindakan secara gegabah dan semborono tanpaperhitungan.

    Pada kebanyakan perjuangan moral seperti yang dilakukanmahasiswa saat ini, atau gerakan-gerakan keagamaan dansosial, kemandegan dan "kehancuran" mereka lebih karena tidakdiperdulikannya persoalan ini. Mereka terlalu tergesa dan inginceat mendapat hasil, tanpa melihat bagaimana kondisi yang ada,bagaimana kesiapan dan kemampuan yang dimiliki. Alqur'an

    jauh-jauh telah memperingatkan bahwa pada era modern kelak,atau pada saat moralitas diabaikan, kebenaran dan kemanusiandicampakkan, gerakan-gerakan moral dan perjuangan kebenaran

    tidak akan membawa hasil, kecuali yang dilandasi empat hal;iman, SDM yang berkualitas, dilakukan atas dasar kebenaran dankesabaran (QS. Al-Ashr). Artinya, dalam sebuah perjuangan demikebanaran sekalipun, modal iman atau optimisme dan kualitasSDM yang baik tidak menjamin tercapainya keberhasilan. Perlutaktik dan strategi. Dan inilah yang dimaksud dengan sabar.

    Lebih Penting.Dalam herarkhi penyebutan lima jenis kebaikan diatas,

    Tuhan menempatkan persoalan kemiskinan dan ekonomi padaurutan kedua, sebelum menyebut kategori ketiga; tentangshalat, puasa, haji dan lainnya dari rukun Islam.

    Urut-urutan ayat tersebut tentu tidak sembarangan.Dengan urutan seperti itu bisa diartikan bahwa Tuhan sangatmemperdulikan persoalan ekonomi. Dengan menempatkan soalpemberian nafkah kepada keluarga, fakir miskin dan pengemis diatas pelaksanaan shalat, zakat, puasa dan seterusnyamenunjukkan bahwa persoalan ekonomi dan pengentasankemiskinan adalah lebih, minimal tidak kalang penting dibandingdengan ibadah-ibadah yang lain, hatta pelaksanaan shalat yangdianggap sebagai tiang agama.

    Rasul sendiri, dalam beberapa haditsnya menunjukkanbetapa pentingnya soal ekonomi atau pengentasan kemiskinan.Disabdakan bahwa maju mundurnya sebuah bangsa ataukebudayaan sangat dipengaruhi faktor ekonomi --disampingpenguasaan ilmu pengetahuan. Rasul tidak menyebut yang lain.Misalnya, kalau masyarakat muslim rajin wiridan, rajin istighasah,

  • 8/14/2019 Ekonomi Lebih Penting Dari Puasa

    3/4

    berkali-kali naik haji, rajin puasa, tahlilan atau yang lain.Sejalan dengan itu, dalam Muqaddimah, Ibn Khaldun

    menyatakan bahwa kemakmuran (ekonomi) adalah pendorongmaju mundurnya sebuah peradaban. Di kota-kota Islam abadpertengahan, seperti Baghdad, Kordova, Basrah, Kufah danlainnya, sains dan peradaban berkembang pesat ketikakemakmuran menyelimuti penduduk negeri. Sebaliknya, ketikakemakmuran kota-kota tersebut menurun, peradaban danperkembangan sainspun ikut surut. Pindah ke kota-kota lain yanglebih makmur.

    Pernyataan tersebut diperkuat para sarjana modern seperti JD. Bernal. Dalam bukunya "Science in History", ia menyatakanbahwa periode-periode tumbuh sumburnya peradaban dan sainssejalan dengan aktivitas perekonomian. Jejak dan perkembangansains, mulai dari Mesir kuno dan Mesopotamia hingga Yunani,dari Spanyol Islam hingga Renaisans Italy, bahkan dari Perancismenuju revolosi industri di Skotlandia dan Inggris, semua persisberjalan sesuai dengan perkembangan ekonomi dan industri.

    Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menyaksikanbagaimana pentingnya soal ekonomi ini dalam masyarakat.Banyak karena alasan ekonomi dan kemiskinan, seseorangkemudian rela menjual diri, keluarga, kehormatan, negara danbahkan menjual aqidah. Dan akhir-akhir ini, banyak orang stres

    kemudian mudah terpancing melakukan tindakan kriminal jugakarena alasan ekonomi. Penulis sendiri pernah terjun ke sebuahlokalisasi di Jawa Timur. Dari sekian banyak wanita penghuninya,tidak sedikit dari mereka yang mengerti agama. Bahkan adayang alumni sebuah pesantren, atau anak-anaknya di pesantrendan mereka tidak tahu bahwa ibunya bekerja di lumpur dosa.Mengapa bisa demikian? Jawabnya sangat klise tapi nyata, yaitukarena tekanan ekonomi dan kemiskinan.

    Menghadapi persoalan-persoalan sosial seperti ini, jelastidak cukup dengan pidato di atas mimbar atau di televisi bahwalokalisasi haram, zina adalah dosa dan lain-lain. Harus dilihat dandiatasi akar permasalahannya. Yakni, bahwa mereka harusdientas dan dibantu tekanan ekonominya. Tanpa itu, ceramah-ceramah keagamaan, membinaan mental, penataran dansejenisnya hanya akan dianggap angin lalu, atau sedikit hiburan--karena ceramah agama sering banyak guyonannya-- ditengah-tengah kerasnya persaingan hidup.

    Rasul sendiri melakukan tindakan nyata dalam mengatasipersoalan-persoalan ekonomi dan kemiskinan. Ketika dijumpaiada seorang anak kecil tidak ikut bergembira bersama teman-temannya, karena ibunya yang miskin tidak mempunyai uang

    untuk membelikan baju baru untuknya, Rasul tidak lantasmengatakan bahwa itu merupakan cobaan dan menyuruh si kecilbersabar. Sebaliknya, Rasul langsung mengajak pulang si bocah,memberinya pakaian dan mengambilnya sebagai anak,bersaudarakan Hasan dan Husain. Atau, kalau sekarang dikenaldengan istilah "orang tua asuh".

  • 8/14/2019 Ekonomi Lebih Penting Dari Puasa

    4/4

    Karena itu, bersamaan dengan pelaksanaan puasaRamadlan kali ini, ada satu hal yang harus direnungkan, apakah

    kita juga telah punya kepedulian terhadap orang-orang miskin?Apakah kita telah membantu meringankan beban orang-orangyang terlantar, yang tergusur, yang telah diambil paksa hak-hakkehidupannya?

    --------