Ekologi Perairan III

48
EKOLOGI PERAIRAN TAWAR Forcep Rio Indaryanto, S.Pi Jurusan Perikanan - Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Transcript of Ekologi Perairan III

Page 1: Ekologi Perairan III

EKOLOGI PERAIRAN TAWAR

Forcep Rio Indaryanto, S.Pi

Jurusan Perikanan - Fakultas PertanianUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa

Page 2: Ekologi Perairan III

Komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua macam, yaitu komponen biotik dan abiotik.

Komponen biotik adalah komponen yang terdiri atas makhluk hidup, sedangkan

Komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda mati.

Komponen biotik dalam suatu ekosistem membentuk komunitas. Dengan demikian, ekosistem dapat diartikan sebagai kesatuan antara komunitas dengan lingkunagn abiotiknya.

Page 3: Ekologi Perairan III

BATUAN

EKOSISTEM

Page 4: Ekologi Perairan III

Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil menurut Dokuchaev: tanah adalah suatu benda

fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi.

Dalam pengertian tradisional tanah adalah medium alami untuk pertumbuhan tanaman daratan

Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, dan menempati ruang

Komponen Abiotik : Tanah

Page 5: Ekologi Perairan III

Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda.

Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.

Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda.

Page 6: Ekologi Perairan III

Jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tanah Humus Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat

Tanah Pasir Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil

Page 7: Ekologi Perairan III

Lanjutan….

Tanah Alluvial / Tanah Endapan Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian

Tanah Podzolit Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin

Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi

Page 8: Ekologi Perairan III

Lanjutan….

Tanah Laterit Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung

Tanah Mediteran / Tanah Kapur Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur

Tanah Gambut / Tanah Organosol Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera

Page 9: Ekologi Perairan III

Lapisan Tanah

Lapisan tanah adalah formasi yang dibentuk oleh berbagai lapisan dalam tanah yang secara spesifik dapat dibedakan secara geologi, kimia, dan biologi, termasuk proses pembentukannya.

Setiap tanah biasanya memiliki tiga atau empat lapisan yang berbeda. Lapisan dibedakan umumnya pada keadaan fisik yang terlihat, warna dan tekstur adalah yang utama.

Sebagian besar jenis tanah mengacu pada pola utama lapisan tanah yang terkadang disebut dengan lapisan tanah yang ideal. Setiap lapisan ditandai dengan huruf, dengan urutannya sebagai berikut: O-A-B-C-R

Page 10: Ekologi Perairan III

O Horizon - Bagian atas, lapisan tanah organik, yang terdiri dari humus daun dan alas (decomposed masalah organik)

A Horizon - juga disebut lapisan tanah, yang ditemui di bawah cakrawala O dan E di atas cakrawala. Bibit akar tanaman tumbuh dan berkembang dalam lapisan warna gelap. Itu terdiri dari humus (decomposed masalah organik) dicampur dengan partikel mineral

E Horizon - Ini eluviation (leaching) adalah lapisan warna terang dalam hal ini adalah lapisan bawah dan di atas A Horizon B Horizon. Hal ini terdiri dari pasir dan lumpur, setelah kehilangan sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan melalui air tanah (dalam proses eluviation)

B Horizon - juga disebut lapisan tanah sebelah bawah - ini adalah lapisan bawah dan di atas E Horizon C Horizon. Mengandung tanah liat dan mineral deposit (seperti besi, aluminium oxides, dan calcium carbonate) yang diterima dari lapisan di atasnya ketika mineralized bertitisan air dari tanah di atas

C Horizon - juga disebut regolith: di lapisan bawah dan di atas Horizon B R Horizon. Terdiri dari sedikit rusak bedrock-up. Tanaman akar tidak menembus ke dalam lapisan ini, sangat sedikit bahan organik yang ditemukan di lapisan ini

R Horizon - The unweathered batuan (bedrock) yang lapisan bawah semua lapisan lainnya

Page 11: Ekologi Perairan III

Komponen Abiotik : Batuan

Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain.

Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah :

batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks).

Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.

Page 12: Ekologi Perairan III

Batuan beku

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.

Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.

Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh : gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah), Sedangkan

Batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite

Page 13: Ekologi Perairan III

Batuan Sediment Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan

yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan.

Batuan sediment ini bisa digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik.

Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung.

Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt).

Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.

Page 14: Ekologi Perairan III

Batuan Metamorf

Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya.

Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula.

Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.

Page 15: Ekologi Perairan III

Komponen Abiotik : Air

Air adalah asal muasal dari segala macam bentuk kehidupan di planet bumi ini. Dari air bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan berkembang. Logika sederhananya, tanpa air peradaban akan surut dan bahkan kehidupan akan musnah karena planet bumi akan menjadi sebuah bola batu dan pasir raksasa yang luar biasa panas, masif, dan mengambang di alam raya menuju kemusnahan.

Air disebut “Pelarut universal ( sedunia)” karena air melarutkan lebih banyak zat daripada cairan apapun. Ini berarti bahwa di mana air mengalir, baik melalui tanah maupun melalui badan kita, air itu membawa serta zat-zat berharga seperti zat kimia, zat mineral (tambang) dan bahan gizi.

Air menopang kehidupan manusia, termasuk kehidupan dan kesinambungan rantai pangan mahluk hidup di bumi. Karena itulah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mendeklarasikan bahwa air merupakan hak azasi manusia; artinya, setiap manusia di muka bumi ini mempunyai hak dasar yang sama terhadap pemakaian air.

Page 16: Ekologi Perairan III

Kegunaan air bagi kehidupan manusia: irigasi (70%) : pertanian, perkebunan, perikanan air minum dan higiene sanitasi industri dan rumah sakit transportasi rekreasi DLL

Setiap orang di muka bumi ini membutuhkan kurang lebih 2 liter air bersih untuk minum setiap hari dan sekitar 13 juta m3 untuk seluruh penduduk dunia setiap harinya.

Namun, inilah yang saat ini menjadi pokok masalah kita, umat manusia. Air secara sangat cepat menjadi sumberdaya yang makin langka dan tidak ada sumber penggantinya. Walaupun sekitar 70 persen permukaan bumi ditempati oleh air, namun 97 persen darinya adalah air asin dan tidak dapat langsung dikonsumsi manusia.

Page 17: Ekologi Perairan III

SUMBER-SUMBER AIR Air hujan langsung

Air permukaanadalah air hujan yang turun dan mengalir di permukaan bumi dan berkumpul pada suatu tempat yang relatif rendah, Kuantitas air permukaan dipengaruhi oleh musimseperti : air sungai, mata air, air danau, air situ, air beku/salju,dll

Air tanahAir tanah dalam dan air tanah dangkal. Secara kualitas : baik, sebagai sumber air minum tetapi Ca, Mg dan kesadahan yang tinggi.

Air tanah dangkal < 40m, Air tanah dalam 40-200 m, Air tanah sangat dalam >200 m

Page 18: Ekologi Perairan III

Kualitas Air

Pengertian kualitas air sangat luas, mencakup karakteristik atau sifat fisik, kimia, dan biologi ini terdiri dari berbagai jenis, yang ditentukan oleh peruntukan air sendiri.

Kualitas air / baku matu air tingkat nasional yaitu pedoman penetapan baku mutu lingkungan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup nomor: Kep-02/MENKLH/I/1988 dan Peraturan Pemerintah no. 20, tentang Pengendalian Pencemaran Air.

Di dalam kedua peraturan di atas dinyatakan empat golongan peruntukan baku mutu air, yaitu:

Page 19: Ekologi Perairan III

Golongan A

air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu

Golongan B

air dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan untuk keperluan rumah tangga

Golongan C

air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan

Golongan D

air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri,

dan listrik tenaga air

Page 20: Ekologi Perairan III

Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 1990

(penggalan) Daftar Kriteria Kualitas Air Golongan A, B, C & D

Parameter SatuanKadar Maks

(Gol A)Kadar Maks

(Gol B)Kadar Maks

(Gol C)Kadar Maks

(Gol D)

FisikaSuhuZat padat terlarutBauRasa

oC

mg/L

-

-

Suhu ±3oC

1.000

-

-

Suhu ±3oC

1.000

-

-

Suhu ±3oC

1.000

-

-

Suhu ±3oC

2.000

-

-

Kimia AnorganikAir RaksaAmoniak bebasArsen

mg/L

mg/L

mg/L

0,001

-

0,05

0,001

0,5

0,05

0,002

0,02

1

0,005

0,02

1

Page 21: Ekologi Perairan III

Parameter SatuanKadar Maks

(Gol A)Kadar Maks

(Gol B)Kadar Maks

(Gol C)Kadar Maks

(Gol D)

BesiNitratNitritpHTembagaTimbal

mg/L

mg/L

mg/L

-

mg/L

mg/L

0,3

10

1

6,5-8,5

1

0,05

5

10

1

5-9

1

0,1

--

--

0,06

6-9

0,002

0,03

Tergantung kepekaan maks tanaman

Kimia OrganikChlordaneDDTFenol

mg/L

mg/L

mg/L

0,0003

0,03

-

0,003

0,042

0,002

--

0,002

0,001

Tergantung kepekaan maks tanaman

MikrobiologikKoliform tinjaTotal koliform

Jml/100ml

Jml/100ml

0

3

2.000

1.000

--

--

---

---

Page 22: Ekologi Perairan III

Komponen Abiotik : Lainnya Suhu, berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan

syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.

Air mempunyai beberapa sifat unik berkaitan dengan panas yang secara bersama-sama mengurangi perubahan suhu sampai pada tingkat minimal, sehingga suhu di dalam air perubahannya lebih lambat jika dibandingkan dengan yang terjadi di udara. Keunikan tersebut karena air memiliki sifat :

Panas jenis air tinggi, artinya diperlukan panas yang relatif banyak untuk menaikan suhu 1oC dibutuhkan panas 1 kalori

Panas pelelehan air tinggi, artinya untuk melelehkan 1 gram es menjadi air dibutuhkan 80 gram kalori

Page 23: Ekologi Perairan III

Panas penguapan air tinggi, artinya dibutuhkan 566 gram kalori untuk menguapkan 1 gram air

Berat jenis air maksimal, terjadi pada suhu sekitar 3,98oC. Di bawah dan di atas suhu tersebut, air akan memuai yang mengakibatkan air menjadi lebih ringan. Sifat ini mengakibatkan air danau musim dingin tidak membeku seluruhnya, tetapi hanya di bagian permukaannya. Dengan demikian, masih memungkinkan adanya kehidupan organisme akuatik di perairan pada saat musim dingin.

Meskipun suhu air lebih stabil daripada suhu udara, tetapi suhu air tetap merupakan faktor pembatas karena kebanyakan organisme perairan bersifat stenothermal atau hanya mampu mentolelir kisaran suhu yang sempit >< eurithermal

Umumnya organisme perairan hidup secara normal pd kisaran suhu 25-32°C

Page 24: Ekologi Perairan III

Transparansi, atau kecerahan adalah sifat fisik air yang berhubungan dengan kekuatan intensitas cahaya matahari ke dalam perairan. Penetrasi cahaya sering dirintangi oleh partikel-partikel yang tersuspensi maupun yang terlarut di dalam air, dan dapat mengurangi ketebalan lapisan fotosintesis perairan

Transparansi diukur dengan menggunakan “Piring Secchi/Secchi Disk”. Ditemukan oleh A.Secchi orang Italy pada tahun 1865. Penentuan pengukuran kecerahan yaitu pada saat Piring Secchi masih terlihat dan apabila diturunkan sedikit menjadi tidak terlihat atau dimana intensitas matahari tinggal 5%

Dalam kegiatan perikanan, sebaiknya tingkat kecerahan antara 25-40 cm. Nilai kecerahan kurang dari 25cm berarti kepadatan plankton di perairan tersebut terlalu tinggi,dapat menimbulkan terjadinya penurunan kandungan oksigen terlarut hingga mencapai titik kritis pada malam dan dini hari; dan jika > 40cm berarti tingkat kesuburannya rendah.

Page 25: Ekologi Perairan III

Ketinggian, menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.

Angin, selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu

Arus, berperan dalam penyebaran gas-gas vital, garam-garam dan jasad-jasad kecil.

Kadar gas-gas respirasi, pada ekosistem perairan tawar kadar oksigen dan karbon dioksida adalah faktor pembatas bagi kehidupan. Oleh karena itu, kadar oksigen terlarut (DO = dissolved oxygen) dan permintaan oksigen hayati (BOD = biological oxygen demand) merupakan faktor yang selalu diukur pada setiap penelitian perikanan air tawar

Kadar garam biogenik, Nitrat dan Fosfat terdapat dalam jumlah yg terbatas pada ekosistem air tawar, keterbatasan ini juga terjadi pada beberapa jenis garam-garaman seperti Ca. Oleh sebab itu, kadar garam pada air tawar tidak lebih dari 0,5 promil

Page 26: Ekologi Perairan III

Komponen Biotik : Hewan

Berdasarkan caranya memperoleh makanan di dalam ekosistem, organisme anggota komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Produsen (Autotrof) Konsumen (Pagotrof) Dekomposer (Saprotrof)

Page 27: Ekologi Perairan III

Produsen (Autotrof)

Produsen, yang berarti penghasil. Dalam hal ini, produsen berarti organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah tumbuha hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil.

Di dalam ekosistem perairan, komponen biotik yang berfungsi sebagai produsen adalah tanaman hijau dan mikroorganisme kemosintetik yaitu tanaman air, berbagai jenis alga dan fitoplankton.

Page 28: Ekologi Perairan III

Konsumen (Pegotrof) Konsumen, yang berarti pemakai, yaitu organisme yang

tidak dapat menghasilkan zat makanan sendiri tetapi menggunakan zat makanan yang dibuat oleh organisme lain.

Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau adalah herbivora. Oleh karena itu, herbivora sering disebut konsumen tingkat pertama.

Karnivora yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora disebut konsumen tingkat kedua.

Parasit yang mendapatkan makanan dengan menumpang pada organisme lainnya

Karnivora yang memangsa konsumen tingkat kedua disebut predator/konsumen tingkat ketiga dan seterusnya.

Page 29: Ekologi Perairan III

Dekomposer (Saprotrof)

Dekomposer atau Pengurai. Dekomposer adalah komponen biotik yang berperan menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa pencernaan.

Dengan adanya organisme pengurai, unsur hara dalam tanah yang telah diserap oleh tumbuhan akan diganti kembali, yaituberasal dari hasil penguraian organisme pengurai.

Page 30: Ekologi Perairan III

Organisme Anggota Komponen Biotik

Page 31: Ekologi Perairan III

Organisme Anggota Komponen Biotik Perairan

Page 32: Ekologi Perairan III

Berdasarkan bentuk atau kebiasaan hidupnya, organisme perairan anggota komponen biotik dibedakan menjadi lima, yaitu:

Bentos, yaitu organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar atau hidup di dasar endapan. Binatang bentos dibagi berdasarkan cara makannya, yaitu: Pemakan penyaring (cth: kerang) dan pemakan deposit (cth: siput). Berdasarkan cara mendapatkan makanannya:

Membuat lubang di dalam sedimen (infauna). Dibedakan berdasarkan ukurannya, yaitu:

Macrobentos, berukuran 1 mm. Diantaranya: larva chironomidae, oligochaeta dan bivalvia

Microbentos, berukuran 0,05 mm. Diantaranya: bakteria, fungi dan protozoa

Meiobentos, berukuran 0,05-1mm. Diantaranya: nematoda dan crustacea kecil

Mengambil dari permukaan sedimen (epifauna), diantaranya tubificidae, lintah, larva chironomidae dan bivalvia

Page 33: Ekologi Perairan III

Contoh bentos: Nimfa odonata yg

merangkak Isopoda Nimfa mayfly Kerang, cacing

(Annelida), siput, Chironomid dan larva diptera

Page 34: Ekologi Perairan III

Periphyton (Aufwuchs), yaitu organisme yang menempel pada substrat seperti batuan, pasir, tanah, batang dan daun tanaman

Contoh:Siput kolamNimfa damselNimfa capung

pemanjatRotiferaCacing pipihBryozoaHydraLarva Kutu

Page 35: Ekologi Perairan III

Plankton, yaitu organisme yang hidup melayang dipermukaan air atau kehidupannya tergantung pada arus. Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi :

Phytoplankton (tumbuhan) mendapat makanan dari difusi air Zooplankton (binatang) kemampuan bergerak secara horizontal

dan vertikal. Zooplankton didominasi oleh crustacea umumnya: copepoda dan cladocera

Berdasarkan ukurannya dibagi menjadi : > 2 mm (megaplankton) : 0,2 – 2 mm (makroplankton) : 20 – 200 micrometer (mikroplankton): diatoma 2.0 – 20 micrometer (nanoplankton) : flagellata 0.2 – 2.0 micrometer (picoplankton):phytoplankton kecil

Berdasarkan stadia hidupnya dibagi menjadi : Meroplankton, sebagian daur hidupnya menjadi plankton Holoplankton, seluruh daur hidupnya menjadi plankton

Page 36: Ekologi Perairan III
Page 37: Ekologi Perairan III
Page 38: Ekologi Perairan III

Neuston, yaitu Organisme yg beristirahat atau berenang pada permukaan perairan. Contoh : Kumbang Whirligig (famili Gyrinidae), Strider air (famili Gerridae), Strider air berbahu lebar (famili Veliidae)

Nekton, yaitu Organisme perairan yg memiliki kemampuan gerak secara aktif dan tidak bergantung pada arus.

Contoh: ikan, amfibi, serangga air yg besar.

Memiliki masa hidup lebih panjang daripada plankton (invertebrata : 1 tahun, ikan : 5 – 10 tahun).

Migrasi biasanya berkaitan dengan siklus reproduksi, ikan tuna migrasi dari feeding ground ke breeding ground (ribuan kilometer)

Water Strider Neuston Net

Page 39: Ekologi Perairan III
Page 40: Ekologi Perairan III

Komponen Biotik : Tumbuhan Produsen,terdiri 2 tipe yaitu tanaman benthik yang berakar

(tanaman berbiji), dan fitoplankton (ganggang)

Biasanya tanaman berakar akan membentuk zona melingkar dan membentuk tiga kelompok, yaitu:

Kelompok vegetasi tersembul, merupakan tanaman berakar yang alat fotosintesisnya muncul di atas permukaan air, sehingga karbon dioksida diambil dari udara dan nutrien yang lain diambil dari sedimen di bawah air. Vegetasi tsb berfungsi sebagai “pompa nutrien” bagi ekosistem perairan lentik. Vegetasi tsb bersama-sama dgn vegetasi pd zona pinggir perairan (yg lembab) merupakan mata rantai penghubung antara lingkungan perairan dan daratan.

Page 41: Ekologi Perairan III

Bermanfaat bagi hewan amfibi dan serangga air sbg tempat perlindungan dan mencari makan. Contoh:

- Typha spp - Sparganium spp

- Scirpus spp - Eleocharis spp

- Sagittaria spp - Pontederia spp

Page 42: Ekologi Perairan III

Kelompok vegetasi dengan daun yang mengapung, secara ekologis dapat dikatakan serupa dengan kelompok sebelumnya, tetapi kelompok ini lebih efektif mengurangi penetrasi cahaya matahari ke dalam air. Di bawah daun vegetasi ini merupakan tempat istirahat dan meletakan telur bagi beberapa biota air. Contoh:

- Eceng gondok - Brasenia- Nymphaea (teratai)

Page 43: Ekologi Perairan III

Kelompok vegetasi terendam, merupakan kelompok tanaman yang seluruhnya atau sebagian besar terendam air. Kelompok ini mempunyai ciri daun cenderung tipis dan terbelah-belah halus, sehingga dapat beradaptasi untuk pertukaran nutrisi dengan air. Contoh:

- Pomatogeton spp - Elode - Chara

- Anacharis - Ceratophyllum - Najas

- Myriophyllum - Vallisneria

Page 44: Ekologi Perairan III
Page 45: Ekologi Perairan III

Jenis-jenis Alga Utama

Diatomae (Bacillariaceae), bentuk seperti kotak dengan cangkang silika. Berpigmen kuning atau coklat dalam kromatofora yg menutupi klorofil. Merupakan indikator yg baik utk kualitas air/ pencemaran: Jika Diatom melimpah: kualitas air baik dan jika Diatom menurun: air tercemar

Alga hijau (Chlorofita), Bentuk sel tunggal, Bentuk filamen terapung/terikat, Bentuk koloni terapung, Berwarna hijau (klorofil tdk tertutup pigmen lain) Contoh: Spirogyra,

Zygnema,

Oedogonium

Page 46: Ekologi Perairan III

Alga hijau-biru (Cyanophyta), sel tunggal sederhana ataupun koloni. Klorofil tersebar dan tertutup oleh pigmen hijau-biru.

Secara ekologis penting; krn merupakan indikator pencemaran: Biomass yg besar dapat berkembang pd perairan yg tercemar

Dapat memfiksasi gas N2 menjadi NO3 (cth: Anabaena dan Nostoc)

Sisa metabolisme yg dikeluarkan oleh sel dan hasil penguraian selama proses pembusukan menimbulkan racun, berbau busuk dan rasa tidak enak pada air minum (cth: Anabaena, Oscillatoria, Nostoc, Rivularia)

Page 47: Ekologi Perairan III

Komponen Biotik : Manusia

Manusia memanfaatkan lingkungan

Lingkungan tumbuhan, hewan, ekosistem

Ekosistem sungai, laut, hutan

Eksploitasi asas manfaat dan tanggung jawab

Pemanfaatan berlebihan eksploitasi

Akibatnya?

Page 48: Ekologi Perairan III

Ekosistem sungai ikan, pariwisata, dll Tempat pembuangan limbah: industri, rumah tangga, pariwisata, dll