Eko Setiawan Makalah

26
MAKALAH KMB KANGKER PARU DI SUSUN OLEH 1. EKO SETIAWAN 2. KARTININNGSIH 3. KURNIASIH 4. RISKA INDARIANTI 5. ROPI KURNIAWAN 6. SANTI RAHAYU 7. WIWIN SRIWAHYUNI PRODI D3 KEPERAWATAN SEKOLAH TIGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

description

ee

Transcript of Eko Setiawan Makalah

MAKALAH

KMB KANGKER PARUDI SUSUN OLEH

1. EKO SETIAWAN

2. KARTININNGSIH3. KURNIASIH

4. RISKA INDARIANTI

5. ROPI KURNIAWAN

6. SANTI RAHAYU

7. WIWIN SRIWAHYUNI

PRODI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TIGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2013KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul CA.PARU tepat pada waktunya.

Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Pringsewu, 30 September 2013Kelompok 4DAFTAR ISI

Halaman judul............................................................................................................. iKata pengantar................................................................................................................iiDaftar isi.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 11.2. Rumusan Masalah............................................................................................. 11.3. Tujuan Penulisan...............................................................................................21.4. Metode Penulisan..............................................................................................21.5. Sistematika Penulisan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN2.1. Definisi Kanker Paru...........................................................................................32.2. Etiologi Kanker Paru..........................................................................................32.3. Patofisiologi Kanker Paru...................................................................................42.4. Klasifikasi Kanker Paru......................................................................................42.5. Manifestasi Klinis Kanker Paru..........................................................................52.6. Penatalaksanaan Kanker Paru............................................................................. 62.7. Asuhan Keperawatan Pada Kanker Paru................................................................ 7BAB III PENUTUP3.1. Kesimpulan........................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKanker paru merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria dan wanita.Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru paru yang mengejutkan.America Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat 1.500.000 kasua baru dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat tinggi, di USA tahun 1993 dilaporkan 173.000/tahun, di inggris 40.000/tahun, sedangkan di Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanyak. Di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun 1998 tumor paru menduduki urutan ke 3 sesudah kanker payudara dan leher rahim. Karena sistem pencatatan kita yang belum baik, prevalensi pastinya belum diketahui tetapi klinik tumor dan paru di rumah sakit merasakan benar peningkatannya. Sebagian besar kanker paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar prevalensinya disebabkan faktor merokok yang lebih banyak pada pria. Insiden puncak kanker paru terjadi antara usia 55 65 tahun.Kelompok akan membahas Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kanker Paru. Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang efektif dana mampu ikut serta dalam upaya penurunan angka insiden kanker paru melalui upaya preventif, promotof, kuratif dan rehabilitative.

1.2. Rumusan Masalah1.2.1. Apa Definisi Kanker Paru ?1.2.2. Apa Etiologi dari Kanker Paru ?1.2.3. Apa Patofisiologi Kanker Paru ?1.2.4. Apa Saja klasifikasi Kanker Paru ?1.2.5. Apa manifestasi klinis dari Kanker Paru ?1.2.6. Bagaimana penatalaksanaan Kanker Paru ?1.2.7. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Kanker Paru ?1.3. Tujuan Penulisan1.3.1. Untuk mengetahui definisi kanker paru1.3.2. Untuk mengetahui etiologi kanker paru1.3.3. Untuk mengetahui patofisiologi kanker paru1.3.4. Untuk mengetahui klasifikasi kanker paru1.3.5. Untuk mengetahui manifestasi klinis kanker paru1.3.6. Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker paru1.3.7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien kanker paru

1.4. Metode PenulisanMakalah ini disusun dengan melakukan studi pustaka dari berbagai referensi dan internet.

1.5. Sistematika PenulisanSistematika penulisan dari makalah ini adalah BAB I Pendahuluan terdiri dari : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II Pembahasan. BAB III Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB IIPEMBAHASAN2.1. Definisi Kanker ParuKanker paru merupakan abnormalitas dari sel sel yang mengalami proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000).

2.2. Etiologi Kanker ParuMeskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :1. Merokok.Tak diragukan lagi merupakan faktor utama.Suatu hubungan statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik).Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.2. Iradiasi.Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.3. Kanker paru akibat kerja.Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput).Pekerja pemecah hematite (paru paru hematite) dan orang orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden.4. Polusi udara.Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).

5. Genetik.Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :a. Proton oncogen.b. Tumor suppressor gene.c. Gene encoding enzyme.6. Diet.Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru.2.3. Patofisiologi Kanker ParuDari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.

2.4. Klasifikasi Kanker ParuKlasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru paru (1977) :1. Karsinoma Bronkogenik.a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus.Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor.Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki besar.Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum.b. Karsinoma sel kecil.Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini timbul dari sel sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus.Terbentuk dari sel sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit.Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ organ distal.c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus.Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru paru dan fibrosis interstisial kronik.Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.d. Karsinoma sel besar.Merupakan sel sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam macam.Sel sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat tempat yang jauh.e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.f. Lain lain.1) Tumor karsinoid (adenoma bronkus).2) Tumor kelenjar bronchial.3) Tumor papilaris dari epitel permukaan.4) Tumor campuran dan Karsinosarkoma5) Sarkoma6) Tak terklasifikasi.7) Mesotelioma.8) Melanoma.

2.5. Manifestasi Klinis Kanker Paru1. Gejala awal.Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksibronkus.2. Gejala umum.a. Batuk Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.b. HemoptisisSputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.

2.6. Penatalaksanaan Kanker ParuTujuan pengobatan kanker dapat berupa :a. KuratifMemperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien. b. Paliatif.Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.d. Supotif.Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.

1. Pembedahan.Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru paru yang tidak terkena kanker.a) Toraktomi eksplorasi.Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.b) Pneumonektomi pengangkatan paru).Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat.c) Lobektomi (pengangkatan lobus paru).Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois.d) Resesi segmental.Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.e) Resesi baji.Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru paru berbentuk baji (potongan es).f) Dekortikasi. Merupakan pengangkatan bahan bahan fibrin dari pleura viscelaris)

2. RadiasiPada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.3. Kemoterafi.Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi. . 2.7. Asuhan Keperawatan Pada Kanker Paru1. Pengkajian.

I. Identitas pasien meliputi:Nama Alamat Jenis kelamin Pekerjaan Umur Agama Status perkawinan

II. Riwayat kesehatan sekarang :Apa yang diderita pasien misalnya nyeri pada dada , dan sesak nafas.

III. Riwayat kesehatan masa laluApakah dahulu pasien mempunyai penyakit paru obstruksi menahunIV. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah keluarganya ada yang menderita penyakit paruV. ADL (activity dialy lifing )

1) Aktivitas/ istirahat.Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin, dispnea karena aktivitas.Tanda : Kelesuan (biasanya tahap lanjut).

2) Sirkulasi.Gejala : JVD (obstruksi vana kava).Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukkan efusi).Takikardi/ disritmia.Jari tabuh.3) Integritas ego.Gejala : Perasaan taku. Takut hasil pembedahan, menolak kondisi yang berat/ potensi keganasan.Tanda : Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang ulang.4) Eliminasi.Gejala : Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil).Peningkatan frekuensi/ jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid)5) Makanan/ cairan.Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan makanan. Kesulitan menelan, haus/ peningkatan masukan cairan.Tanda : Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut)Edema wajah/ leher, dada punggung (obstruksi vena kava), edema wajah/ periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)Glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid).6) Nyeri / kenyamanan.Gejala : Nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu pada tahap lanjut) dimana dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi. Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma) Nyeri abdomen hilang timbul.7) Pernafasan.Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau produksi sputum. Nafas pendek, pekerja yang terpajan polutan, debu industry, Serak, paralysis pita suara.Riwayat merokokTanda : Dispnea, meningkat dengan kerjaPeningkatan fremitus taktil (menunjukkan konsolidasi)Krekels/ mengi pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran udara), krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea ( area yang mengalami lesi). Hemoptisis.8) Keamanan.Tanda : Demam mungkin ada (sel besar atau karsinoma)Kemerahan, kulit pucat (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)9) Seksualitas.Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel besar) Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil).10) Penyuluhan.Gejala : Faktor resiko keluarga, kanker(khususnya paru), tuberculosis, Kegagalan untuk membaik.

2. Pemeriksaan Diagnostik a) Radiologi.1. Foto thorax posterior anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.2. Bronkhografi.Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.b). Laboratorium.1. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.2. Pemeriksaan fungsi paru dan GDADapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.3. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).c). Histopatologi.1. Bronkoskopi.Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).2. Biopsi Trans Torakal (TTB).Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 95 %.3. Torakoskopi.Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.4. Mediastinosopi.Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.5. Torakotomi.Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.d). Pencitraan.

1. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.2. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

3. Analisa DataNo Data Etiologi Masalah1 DS : pasien mengatakan pusing lemah, lelahDO : AGD Tidak normal (PO2 : < 80-95 mmHgPCO2 : > 35-45 mmHgHCOO-3 :