ekis-lengkapdgdhd

196
EKONOMI ISLAM Oleh: H. Ahmad Rafiki 1

description

sfsfs

Transcript of ekis-lengkapdgdhd

  • EKONOMI ISLAMOleh:H. Ahmad Rafiki

    *

  • Daftar IsiKonsep Dasar Ekonomi IslamKarakteristik dan Rancang Bangun Sistem Ekonomi IslamSejarah Pemikiran Ekonomi IslamTeori Produksi & Konsumsi dalam ekonomi IslamSektor Riil dalam ekonomi IslamUang Dalam Ekonomi IslamKonsep Kepemilikan dalam IslamPeran Negara dalam ekonomi IslamRiba dalam IslamPerbankan IslamPasar Modal Dalam Ekonomi Islam

    *

  • Bab 1Konsep Dasar Ekonomi Islam*

  • EkonomiEkonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta diantara manusia, sehingga manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah untuk mencapai falah di dunia dan akherat (hereafter)Ekonomi adalah aktifitas KOLEKTIF!

    Ekonomi dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari segala prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian & kesejahteraan dunia-akhirat).

    Prilaku manusia disini berkaitan dengan landasan-landasan syariat sebagai rujukan berprilaku dan kecenderungan-kecenderungan dari fitrah manusia.

    *

  • Definisi Ekonomi Dalam IslamS.M. Hasanuzzaman, ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat.M.A. Mannan, ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan social yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang memiliki nilai-nilai Islam. Khursid Ahmad, ilmu ekonomi Islam adalah suatu upaya sistematis untuk mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam.*

  • M.N. Siddiqi, ilmu ekonomi Islam adalah respon para pemikir muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi zaman mereka. Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al Quran dan As Sunnah maupun akal dan pengalaman.

    M. Akram Khan, ilmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi.

    Louis Cantori, ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak ekses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik. Definisi Ekonomi Dalam Islam (lanjutan)*

  • Definisi KonvensionalIlmu yang mempelajari prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas menggunakan faktor-faktor produksi yang terbatas.

    Masalah utama ekonomi adalah kelangkaan (scarcity) dan pilihan (choices) *

  • Ekonomi Islam - Ekonomi RabbaniSurah Ali Imran (3) ayat 109:Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah lah dikembalikan segala urusan

    Surat Asy-Syura (42) ayat 12:Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (nya). Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala sesuatu.

    Surah Ar-Rad (13) ayat 26:Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehiduan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)

    Surah Hud (11) ayat 6:Dan tidak ada suatu bintang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).*

  • Perkembangan Ilmu Ekonomi Islam1930s 40s Fiqh and Kalam1950s early 60s Economic teachings and principles of Islam1970s 80s Calls for Islamic economics and Islamic economics systemEnd of Second World WarDesire to be free of colonial influenceIslamic ResurgencePolitical independence of Muslim countries*

  • Sejarah Ekonomi IslamEkonomi Islam pada hakikatnya bukanlah sebuah ilmu dari sikap reaksioner terhadap fenomena ekonomi konvensional. Awal keberadaannya sama dengan awal keberadaan Islam di muka bumi ini (1500 Th yang lalu), karena ekonomi Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Islam sebagai sistem hidup. Islam yang diyakini sebagai jalan atau konsep hidup tentu melingkupi ekonomi sebagai salah satu aktivitas hidup manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi Islam merupakan aktivitas agama atauibadah kita dalam berekonomi.*

  • The Adjusted Capitalism School; Islamic Economics as a school of thought of capitalismThe Conventional School; Islamic Economics has no scientific basis and structure for creating and establishing a workable economic systemThe Sectarian Diversity School; Islamic Economics lacks a scientific basis (merely a reflection of certain religious beliefs), the existence of different sects in Islam (Muhammad Arif, Toward the shariah Paradigm of Islamic Economics: The beginning of a Scientific Revolution, 1985)Kritik Ekonomi Islam Sebagai Ilmu*

  • Perbandingan EkonomiEkonomiSistem Ekonomi SosialismeIslamKapitalismeParadigmaMarxisSyariahEkonomi Pasar BasisTak ada pemilikan pribadiManusia Muslim (islamic man)Manusia EkonomiLandasan Filosofis DialektikKhalifah Allah di bumiIndividualisme berdasar laissez faire*

  • Bab 2Karakteristik dan Rancang Bangun Sistem Ekonomi Islam*

  • 1. Tujuan Ekonomi IslamEkonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan semata-semata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh mahluk hidup di muka bumi. Esensi prosesEkonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi Islam mampu menangkap nilai fenomena masyarakat sehingga dalam perjalanannya tanpa meninggalkan sumber hukum teori ekonomi Islam, bisa berubah.

    *

  • 2. Karateristik Ekonomi IslamHarta Kepunyaan Allah dan Manusia merupakan khalifah atas hartaEkonomi terikat dengan akidah, syariah (hukum), dan moral.Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan.Kebebasan individu dijamin dalam IslamNegara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian.Bimbingan konsumsiPetunjuk InvestasiZakatLarangan Riba

    *

  • 3. Prinsip Ekonomi IslamKerja (resource utilization)Kompensasi (compensation)Efisiensi (efficiency)Professional (professionalism)Kecukupan (efficiency)Pemerataan kesempatan (equal opportunity)Kebebasan (freedom)Kerja sama (cooperation)Persaingan (competition)Keseimbangan (equilibrium)Solidaritas (solidarity)Information simetri (Symmetris information)Hidup hemat/tidak bermewah-mewah (abstain from wasteful and luxurious living)

    *

  • 4. Nilai Dasar Sistem EkonomiPemilikanKeseimbanganKeadilanPemilikan hanya atas manfaatnyaPemilikan terbatas sepanjang umurTak ada pemilikan individu atas barang umumSederhanaHematMenjauhi pemborosan (thdp pemilikan & pengelolaan sumber daya)Menikmati hasil pembangunanPerbaikan kesejahteraan setiap individuBerarti kebebasan bersyarat akhlak IslamHarus diterapkan di semua fase kegiatan ekonomiAlokasikan sejumlah hasil kepada yang tak mampu masuk pasar atau tak sanggup membeli menurut kekuatan pasar.Kebenaran, Kejujuran, Keberanian, Kelurusan*

  • 5. Nilai Instrumental Sistem EkonomiIslamZakatPelarangan RibaKerjasama EkonomiJaminan SosialPeranan Pemerintah*

  • a. Pandangan Dunia terhadap RibaFatwa MUI, Desember 2003BUNGA BANK ADALAH RIBA, DAN KARENA ITU HARAMKeputusan MUI, Januari 2004 Sidang OKI di Karachi 1970Mufti Negara Mesir 1989Konsul Kajian Islam DuniaAl-Azhar, Al-QahirahBuku Yusuf Qardlawy: Bunga Bank Haram*

  • TauhidTujuannya: Taqarrub ila LlahHukumMenjadi jiwa hukum dalam peradaban manusiaAkhlaqSumber praktek persamaan dan persaudaraanSosialMempersamakan dan mempersaudarakan manusiaEkonomiMenjamin growth with equity, memperbaiki hasrat dan pola konsumsi, mendorong redistribusi, dll.b. Zakat*

  • c. Jaminan SosialKeuntungan dan beban sebanding dengan manfaat: (17:15).Tidak boleh ada eksternalitas negatif: (2:279).Manfaat dari sumber ekonomi harus dapat dinikmati oleh seluruh makhluk (2:22 dan 29).*

  • Pengeluaran sosial adalah hak sah dari orang miskin dan malang (al-Maaarij 24-25).p

    Harta tidak boleh beredar di antara orang kaya saja (Al-Hasyr 7)Mengeluarkan tenaga dan modal untuk kebutuhan masyarakat adalah alasan hidup seorang Muslim.Jaminan Sosial (lanjutan)*

  • d. Kerjasama EkonomiKarakter utama masyarakat ekonomi Islami >< persaingan bebas kapitalis dan kediktatoran marxisQirad: pemilik modal adalah partner, bukan pemberi pinjamanMudharabahMusyarakahQardhul HasanMurabahah*

  • Pemerintah dapat berfungsi sebagai distributor maupun pemilik manfaat sumber-sumber ekonomi serta sebagai lembaga pengawas kehidupan ekonomi melalui lembaga Hisbah. e. Peranan Negara *

  • Hisbah pernah ada di zaman Nabi Muhammad s.a.w., sebagai lembaga pengawas pasar yang menjamin tidak adanya pelanggaran moral di pasar, monopoli, perkosaan terhadap hak konsumen, dan sebagainya. Hisbah adalah independen.Peranan Negara (lanjutan) *

  • 6. Basis Kebijakan Ekonomi IslamPenghapusan Riba (prohibition of riba)Pelembagaan Zakat (implementation of zakat)Pelarangan Gharar (risk) Pelarangan yang Haram/Menjalankan usaha yang halal (permissible conduct)

    *

  • 7. Paradigma Ekonomi IslamBerpikir & Berperilaku (behaviour paradigm)Spirit dan pedoman masyarakat berperilaku --- nilai ekonomi islam

    Umum (grand pattern)Kapitalisme --- individual materialisme dlm berpikir ---Mekanisme pasar dlm berperilaku ekonomi*

  • 8. Rancang Bangun Sistem Ekonomi IslamKepemilikan dalam Islam; individu, umum, dan negaraMashalahah sbg Intensif EkonomiMusyawarah sbg Prinsip Pengambilan KeputusanPasar yg Adil sbg Media KoordinasiPelaku Ekonomi dlm Islam; Pasar, Pemerintah, Masyarakat

    *

  • Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamBab 3*

  • Sejarah Ekonomi IslamEkonomi Islam pada hakikatnya bukanlah sebuah ilmu dari sikap reaksioner terhadap fenomena ekonomi konvensional. Awal keberadaannya sama dengan awal keberadaan Islam di muka bumi ini (1500 Th yang lalu), karena ekonomi Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Islam sebagai sistem hidup. Islam yang diyakini sebagai jalan atau konsep hidup tentu melingkupi ekonomi sebagai salah satu aktivitas hidup manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi Islam merupakan aktivitas agama atau ibadah kita dalam berekonomi.*

  • Perekonomian di Masa Rasulullah SAWMekkah masyarakat Muslim belum sempat membangun perekonomian; perjuangan & mempertahankan diri dari intimidasi kaum QuraisyMadinah; perekonomian sederhana prinsip2 dasar ekonomiKomitmen thdp etika dan norma (syariah Islam)Baitul Maal; Institusi pengelola keuangan Negara - kesejahteraan masyarakatMuzaraah, mudharabah, musaqahPemasukan Negara; zakat dan ushrSadaqah & GhanimahRikaz, amwal fadhla, wakaf, nawaibJizyah

    *

  • Perekonomian Masa KhulafaurrasyidinAbu Bakar Siddiq (537-634M)Melanjutkan dasar-dasar yg dibangun Rasulullah SAWZakat banyak yg tidak membayar ZakatBaitul Maal DiteruskanSistem penggajain aparat Negara

    Umar Bin Khattab (584-644M)Sektor Pertanian & IrigasiHukum Perdagangan & PajakBaitul Maal,Cabang2 nya dan Kebijakan fiskalDiwan Islam

    Usman Bin Affan (577 656M)Zakat & JizyahSupremasi Kelautan (Pelabuhan Islam Pertama)Komposisi kelas sosial

    Ali Bin Abi Thalib (600-661M)SederhanaKeuangan NegaraMata Uang Negara

    *

  • 1. Abu Hanifa (699-767M)Salam; transaksi penjual & PembeliMenghilangkan ambiguitas & perselisihanMurabahah & PerdaganganZakat & Muzaraah

    2. Abu Yusuf (731-798)Al-Kharaj; Perpajakan & Peran NegaraKeuangan NegaraTasarruf al-Iman ala Raiyyah Manatun bi al-MashlahahAkuntabilitas

    3. Muhammad bin Al Hasan (750-804M)Ijarah, Tijarah, Ziraah, dan Sinaah)Perilaku konsumsi idealTransaksi/kerjasama

    4. Abu Ubayd Al-Qasam (838M)Keuangan publikKebijakan fiskalZakat, khums, kharaj, fay*

    Periode Pertama/Fondasi (699-767M)

  • 5. Harith bin Asad Al-Muhasibi (859M)Al-Makasib; memperolehi pendapatanLaba & UpahKerjasama & Hukuman (mencari keuntungan)

    6. Ibn Miskwaih (1030M)Tahdid al-Akhlaq; pertukaran barang, jasa & peranan uangKompensasiEmas logam

    7. Mawardi (1058M)Al-Ahkam al-Sulthoniyyah; pemerintah & administrasiPengawasan PasarPerilaku ekonomi individuWisdomMudharabahTransaksi Dagang

    *

  • Periode Kedua (1058-1446M)Korupsi & dekadensi moral1. Al-Ghazali (1055-1111M)Perukaran & evolusi pasarProduksi & Peranan NegaraBarter & evolusi uangRibaKepentingan individu

    2. Ibn Taimaya (1263-1328)Persaingan pasar bebasMarket supervisorPeranan negaraKepemilikan & sumber daya ekonomiBeban pajak & Konsep harga

    3. Ibn Khaldun (1332-1404M) MuqaddimahPerdagangan InternationalHukum permintaan/penawaranIndustri & kerajinanEmas & PerakBackward sloping supply curve

    4. Nasiruddin Tusi (1093M)Akhlaq e-NasiriPolitical economyPembagian tenaga kerjaStrategi/kerja samaTabungan/konsumsi berlebihanPajak & pertanian

    *

  • Periode Ketiga (1446-1932M)

    1. Shah Waliullah (1703-1763M)Hujjatullah al-BalighaKerjasama; pertukaran barang & JasaPembagian ekonomi alamiahKepemilikan & pengelolaan NegaraPajak

    2. Muhammad Iqbal (1873-1938M)Islam vs Kapitalisme & KomunismePeranan NegaraZakatKeadilan sosial

    Periode Kontemporer (1930-sekarang)

    1930-an --- kebangkitan kembali intelektualitas di dunia IslamPerbandingan sistem ekonomi islam dgn sistem lainnyaKritik thdp sistem ekonomi konvensional; filosofi dan praktikalPembahasan ekonomi islam; mikro dan makro

    *

  • 1. Muhammad Abdul MannanASSUMPTIONSFEATURESIslamic ManMarket System Plus PlanningObservation & Revelation as Source of KnowledgePrivate Property is an Individual RightIndividual & StateRelative & Qualified Ownership of Private PropertyImplementation of ZakatProhibition of Riba (interest)Market Forces & Planning*

  • 2. Muhammad Nejatullah SiddiqiASSUMPTIONSFEATURESIslamic ManRelative, Private Property Subject to Moral & Social ObligationMutual Consultation & Cooperation is the NormPositive & Active Role of StateRelative & Qualified Rights of Individual, Society & StateImplementation of ZakatProhibition of Riba (interest)Guarantee Basic Necessities to All*

  • 3. Syed Nawab Haider NaqviAXIOMsFEATURESUnityFreewillResponsibilityEquilibriumProperty RelationsResource Allocation & Decision MakingIncentiveSocial Security & Anti-Poverty ProgramsAbolition of RibaInfaq*

  • 4. Monzer KahfASSUMPTIONSFRAMEWORKIslamic Man as Active AgentState as Planner & SupervisorMinimization of Distribution GapEnsure Rules of The GameZakatRibaProperty RightsDecision MakingRole of StateMaximization of Rate of Utilization of ResourcesECONOMIC POLICIESCooperate to Achieve Goal of FalahUsing monetary & Fiscal Policies; production & distributional tools; legal enforcement; education*

  • 5. Sayyid Mahmud TaleghaniASSUMPTIONSFEATURESIslamic ManMarket System as in Capitalism Unacceptable to IslamNeed for Qualified and Guided Ijtihad to Answer Contemporary ProblemsSocial Rights Precede Individual RightsProperty RightsDecision-Making & Resource AllocationZakat & Other Taxes (Khums, Jizya, Kharaj)Prohibition of Riba (interest)*

  • 6. Muhammad Baqir As SadrASSUMPTIONSFEATURESIslamic ManRestricted to individual freedom is naturalVicegerency calls for duty, responsibility, accountability & justice, leading to cooperationPrivate, Public & State Ownership Exist SimultaneouslyProperty RelationsDecision-Making & resource AllocationZakat & Other Taxes (Khums, Jizya, Fay, Kharaj)Prohibition of Riba (interest) & all forms of exploitation*

  • Bab 4 Teori Produksi & Konsumsi dalam ekonomi Islam

    *

  • Konsumen mencari kepuasan tertinggiBatasan konsumsi --- kemampuan anggaran

    Mashalahah dalam KonsumsiMemilih barang atau jasa yg memberikan mashlahah maksimumMashlahah --- manfaat & berkah

    Kebutuhan & Keinginan membeli atau memiliki adalah faktor kebutuhan dan keinginan, tidak mendatangkan madharatMashlahah dan kepuasan Manfaat dan kepuasan; identik, Mashlahah tdk individualisMashlahah dan Nilai-nilai Ekonomi Islam penerapan prinsip ekonomi dan nilai-nilai Islam; melahirkan mashlahah dunia akhirat1. Teori Konsumsi*

  • Prilaku Konsumsi

    TUJUAN:Memenuhi kebutuhan baikjasmani maupun ruhani sehingga mampu memaksimalkan fungsi kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat (falah).

    Prilaku Konsumsi (Dr.Yusuf Qardhawi);

    Konsumsi pada barang yang halal & baik; berhemat (saving), berinfak (mashlahat) serta menjauhi judi, khamar, gharar & spekulasiKonsumsi yang menjauhi kemegahan, kemewahan, kemubadziran dan menghindari hutang

    *

  • Hukum Penguatan Kegiatan Mashlahah:

    Keberadaan berkah akan memperpanjang rentang daru suatu kegiatan konsumsiKonsumen yang merasakan adanya mashlahah dan menyukainya akan tetap rela melakukan suatu kegiatan meskipun manfaat dari kegiatan tersebut bagi dirinya sudah tidak ada.

    Islam melarang adanya penggantian (substitusi) dari barang atau transaksi yang halal dengan barang atau transaksi yang haram.Hukum permintaan menyatakan bahawa jika harga barang/jasa meningkat, maka jumlah barang/jasa yang diminta konsumen akan menurun, selama kandungan mashlahah pada barang tersebut dan faktor lain tidak berubahSemakin tinggi barang halal yang dikonsumsi seseorang, tambahan mashlahah yang diterimanya akan meningkat. Bagi orang yg tidak peduli adanya berkah, peningkatan mashlahah adalah identik dengan peningkatan manfaat duniawi semata

    *

  • Zakat Terhadap Konsumsi*

  • Zakat Terhadap Konsumsi (lanjutan)*

  • 2. Prilaku Produksi

    TUJUANMemenuhi kebutuhan setiap individu; bahwa aktifitas produksi hendaknya berorientasi pada kebutuhan masyarakat luas, bukan terbatas pada orientasi pemaksimalan keuntungan materi sajaMewujudkan kemandirian ummat; bahwa aktifitas produksi bertujuan menciptakan rasa kemandirian kolektif yang kemudian menciptakan ketahanan ekonomi, mendukung berkembangnya kemajuan sektor-sektor yang lain

    Barang & Jasa yangDiproduksi

    Jenis barang dan jasa yang diperjual-belikan adalah barang dan jasa yang diperbolehkan oleh syariat atau barang dan jasa yang tidak ada pelarangannya dalam syariat.Barang & Jasa yang terlarang: babi, khamar, naza, judi, mengundi nasib dan lain sebagainya yang disepakati jumhur ulama.

    *

  • Nilai- Nilai Islam dalam ProduksiNilai-nilai Islam yg relevan dengan Produksi dikembangkan dari TIGA nilai utama; Khilafah, Adil dan Takaful;Berwawasan jangka panjang; tujuan akhiratMenepati janji dan kontrakMemenuhi takaran, ketepatan, kelugasan, dan kebenaranBerpegang teguh pada kedisiplinan & dinamisMemuliakan prestasi/produktivitasMendorong ukhuwah antarsesama pelaku ekonomiMenghormati hak milik individu Mengikuti syarat sah & rukun akad/transaksiAdil dalam bertransaksiMemiliki wawasan sosialPembayaran upah tepat waktu dan layakMenghindari jenis dan proses produksi yg haram

    *

  • Zakat Terhadap Produksi

    Dengan asumsi bahwa para muzakki adalah golongan yang umumnya bekerja sebagai produsen, maka manfaat zakat oleh produsen akan dirasakan melalui tingkat konsumsi yang terus terjaga, akibat zakat yang mereka bayarkan dibelanjakan oleh para mustahik untuk mengkonsumsi barang dan jasa dari produsen. Jadi semakin tinggi jumlah zakat semakin tinggi pula konsumsi yang dapat mendorong perekonomian.*

  • Bab 5 Sektor Riil dalam ekonomi Islam*

  • Motif Aktifitas EkonomiDefinisi & Jenis TransaksiKontrak KomersialInstrument instrumentEtika dlm PasarHisbahIntervensi Pemerintah

    *

  • Motif Aktifitas Ekonomi*

  • Definisi

    Sektor yang menjelaskan tentang arus barang dan jasa, yang terjadi akibat transaksi yang dilakukan di pasar dengan menggunakan bentuk-bentuk akad sesuai dengan syariat Islam

    Jenis Transaksi

    Cara transaksi yang dibenarkan dalam Islam adalah pertukaran ekonomi yang bersifat produktif tanpa ada unsur riba (bunga), gharar (manipulasi), maisir (judi), ihtikar (penimbunan), tatfif (curang).

    Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba (Al Baqarah: 275)

    *

  • Profits derived from Al-Bay( trade and commerce) (GHURMI + IKHTIAR) (RISK-TAKING + WORK AND EFFORT) Contractual profits derived from loans = Riba (Risk-free + zero value added)Profit(Ribh)Al-BayRisk-freeZero VADGhurmiIkhtiarDebtHaramHalalJual Beli (Dr. Saiful Azhar Rosly)*

  • Cost-PriceMark-upSelling Price+=Ghurmi(eg.ownership risk)Ikhtiyar(Value-added)Daman(Liability)IWADJual Beli (Dr. Saiful Azhar Rosly)*

  • Prinsip Dasar Transaksi SyariahTransaksi harus dilakukan atas mal atau amal yang mutaqawwam dan memberi faedah (manfaat), dimana atas manfaat yang timbul dapat dilakukan bagi hasil.Uang berfungsi sebagai alat pertukaran nilai, karena nilai uang adalah pada daya beli yang ditimbulkannya dan manfaat hanya timbul akibat pemakaian mal atau amal yang dibeli dengan uang tersebut.Transaksi harus transparan dan tidak boleh ada keraguan yang menimbulkan kerugian (gharar)Harus dapat mengelola resiko yang timbul sehingga tidak mengambil resiko yang berlebihan (maysir)Tidak boleh mengharap hasil tanpa menanggung resiko

    *

  • Kontrak Komersial (Jual-Beli)MurabahahIjarahIstisnaSalamRahnMudharabahMusyarakah*

  • Instrumen Investasi Dalam Pasar

    Mudharabah Yaitu kontrak bagi hasil (Profit-Loss Sharing) antara dua pihak atau lebih dalam sebuah usaha ekonomi, dimana ada pihak yang menjadi penanam modal (Rabbulmal) dan ada pihak yang mengelola modal dengan keahliannya (Mudarrib) Musyarakah Yaitu kontrak bagi hasil (Profit-Loss Sharing) antara dua pihak atau lebih dalam sebuah usaha ekonomi, dimana kedua pihak tersebut dapat berkongsi modal dan keahlian, dan keduanya aktif dalam pengelolaan usaha ekonomi. *

  • Instrumen Jual-Beli Dalam PasarIstisna Yaitu Transaksi jual beli dimana pembeli menerima barang terlebih dahulu dengan pembayaran yang tertunda.Salam Yaitu transaksi jual beli dimana penjual memberikan barang pada pembeli pada masa yang akan datang dengan pembayaran penuh terlebih dahulu.Rahn Yaitu transaksi menggunakan akad gadai, jika penggadai mampu tidak mampu menebus barangnya dalam waktu yang telah disepakati, maka barang tadi menjadi milik penerima gadaiMurabahah Yaitu suatu transaksi jual beli dimana pemilik modal (Rabbulmal) membeli barang atas permintaan pengguna akhir yang kemudian membeli secara kredit dari pemilik modal dengan harga mark-up.Ijarah Yaitu suatu kontrak sewa yang kemudian menjadi transaksi jual beli ketika penyewa menggenapkan pembayaran pada akhir kontrak.

    *

  • Mekanisme Pasar

    Mekanisme pasar dalam Islam adalah mekanisme bebas dimana harga ditentukan oleh kekuatan demand dan supply. Sehingga peningkatan sektor riil dilakukan dengan menstimulus atau memperlancar interaksi permintaan dan penawaran, baik dengan regulasi, kebijakan maupun dengan eksistensi institusi penunjang pasar.*

  • Kebijakan Penunjang Sektor RiilKebijakan Sistemik:Mekanisme ZakatPelarangan Riba

    Kebijakan Pemerintah:Minimalisasi Pajak (Supply-Side Policy)Optimalisasi Sektor Sosial (Demand-Side Policy)Pengembangan Teknologi-InformasiOptimalisasi Institusi Penunjang Pasar*

  • Zakat Dalam Sektor RiilZakat menjadi mekanisme baku yang menjamin terdistribusinya pendapatan dan kekayaan, sehingga tidak terjadi kecenderungan penumpukan faktor produksi pada sekelompok orang yang berpotensi menghambat perputaran ekonomi.Mekanisme zakat merupakan mekanisme perputaran ekonomi (velocity) itu sendiri yang memelihara tingkat permintaan dalam ekonomi. Dengan kata lain pasar selalu tersedia bagi produsen untuk memberikan penawaran. Dengan begitu sektor riil selalu terjaga pada tingkat yang minimum dimana perekonomian dapat berlangsung, karena interaksi permintaan dan penawaran selalu ada. Dengan zakat perekonomian juga mengakomodasi warga negara yang tidak memiliki akses pada pasar karena tidak memiliki daya beli atau modal untuk kemudian menjadi pelaku aktif dalam ekonomi. Sehingga volume aktifitas ekonomi relatif lebih besar (jika dibandingkan dengan aktifitas ekonomi konvensional).*

  • Pelarangan Riba Dalam Sektor RiilAbsensi Riba dalam perekonomian (sektor riil) mencegah penumpukan harta (money concentration) pada sekelompok orang, dimana hal tersebut berpotensi mengeksploitasi perekonomian (eksploitasi pelaku ekonomi atas pelaku yang lain eksploitasi sistem atas pelaku ekonomi). Absensi Riba mencegah timbulnya gangguan-gangguan dalam sektor riil, seperti inflasi dan penurunan produktifitas ekonomi makro (akibat money creation).Absensi Riba mendorong terciptanya aktifitas ekonomi yang adil, stabil dan sustainable melalui mekanisme bagi hasil (profit-loss sharing) yang produktif. Pajak yang tidak definitif (jelas) akan membebani perekonomian dan menekan peningkatan aktifitas pasar, bahkan cenderung berkorelasi positif dengan gangguan ekonomi seperti inflasi. Dimana pajak menjadi beban yang kemudian menekan penawaran.Penggunaan dana pajak yang tidak lancar dan transparan akan membuat ketidakseimbangan ekonomi pada sektor riil.Pajak yang tidak definitif akan menggeser beban pada segolongan pelaku ekonomi dalam perekonomian, yang kemudian menghambat aktifitas sektor riil.Pajak Dalam Sektor Riil*

  • Instrumen Sosial Dalam Sektor RiilInstrumen sosial seperti infaq, shadaqah, hadiah, dan hibah sebenarnya melengkapi pendanaan kesejahteraan sosial bagi golongan masyarakat yang tidak memiliki akses ekonomi yang terlebih dulu dilakukan pemerintah melalui instrumen regulasinya; zakat, kharaj, jizyah, khums dan ushur atau pajak-pajak kondisionalWakaf sebagai investasi publik diharapkan mampu menekan biaya-biaya sosial yang harus dikeluarkan masyarakat. Wakaf kemudian secara langsung atau tak langsung mampu meningkatkan kesejahteraan dan kinerja sektor riil, berupa penekanan biaya ekonomi, menekan pengangguran dan meningkatkan konsumsi.

    Performa sektor sosial ini sangat bergantung pada kondisi kualitas ruhiyah masyarakat, sehingga pendidikan dan pembinaan menjadi fungsi negara yang sangat penting. Bahkan performa sektor sosial ini menjadi variabel yang cukup representatif untuk menggambarkan kesuksesan sebuah negara.*

  • Informasi&Teknologi Dalam Sektor Riil

    Peningkatan informasi dan teknologi tentu akan meningkatkan dinamika sektor riil melalui efisiensi aktifitas sektor riil, penekanan biaya, optimalisasi proses produksi, kelancaran transaksi dan pasar serta kelancaran pengawasan aktifitas pasar.Pengaruh informasi teknologi ini tergambar dalam teori yang diungkapkan melalui rumusan Coub-Douglas, dimana tingkat teknologi tertentu mampu mengangkat level produksi pada tingkat yang lebih tinggi (Q = A K L)

    Institusi Penunjang Sektor Riil

    HisbahHisbah merupakan lembaga pengawas pasar yang berfungsi menjaga aktifitas pasar sejalan dengan prinsip syariah dan memelihara kelancaran aktifitas pasar melalui kebijakan dan penyediaan fasilitas-infrastruktur bagi pasar.

    Baitul MalBaitul Mal merupakan institusi negara yang bertujuan mewujudkan misi negara dalam mensejahterakan warga melalui kebijakan sektor riil dan moneter menggunakan instrumen-instrumen publik yang menjadi wewenangnya, seperti zakat, kharaj-jizyah (pajak), investasi negara (al mustaglat), uang beredar, infak-shadaqah, wakaf, dll.

    *

  • Instrumen Sosial Dalam Sektor RiilInstrumen sosial seperti infaq, shadaqah, hadiah, dan hibah sebenarnya melengkapi pendanaan kesejahteraan sosial bagi golongan masyarakat yang tidak memiliki akses ekonomi yang terlebih dulu dilakukan pemerintah melalui instrumen regulasinya; zakat, kharaj, jizyah, khums dan ushur atau pajak-pajak kondisionalWakaf sebagai investasi publik diharapkan mampu menekan biaya-biaya sosial yang harus dikeluarkan masyarakat. Wakaf kemudian secara langsung atau tak langsung mampu meningkatkan kesejahteraan dan kinerja sektor riil, berupa penekanan biaya ekonomi, menekan pengangguran dan meningkatkan konsumsi.

    Performa sektor sosial ini sangat bergantung pada kondisi kualitas ruhiyah masyarakat, sehingga pendidikan dan pembinaan menjadi fungsi negara yang sangat penting. Bahkan performa sektor sosial ini menjadi variabel yang cukup representatif untuk menggambarkan kesuksesan sebuah negara.*

  • Etika Bertransaksi dalam PasarAdil dalam takaran dan timbanganLarangan mengkonsumsi ribaKejujuran dalam bertransaksi (bermuamalah)Larangan Bai NajasyLarangan Talaqqi al-rakban(menjemput penjual/adanya asymetric information)Larangan menjual barang yang belum sempurna kepemilikannyaLarangan penimbunan harta (Ikhtikar)Konsep kemudahan dan kerelaan dalam pasar

    *

  • Peranan Lembaga Hisbah (Lembaga Pengawas pasar)Tujuan utamanya untuk mengontrol situasi harga yang sedang berkembang; apakah normal atau terjadi lonjakan harga? apakah terjadi karena kelangkaan barang atau faktor lain yang tidak wajar? Dari inspeksi ini, tim pengawas mendapatkan data obyektif yang bisa ditindak lanjuti sebagai respons.

    *

  • Intervensi Pemerintah dalam Mekanisme PasarIbnu Taimiyah, memandang perlu keterlibatan (intervensi) negara dalam aktifitas ekonomi dalam rangka melindungi hak-hak. rakyat/masyarakat luas dari ancaman kezhaliman para pelaku bisnis yang ada, dan untuk kepentingan manfaat yang lebih besar. Hal ini bertujuan untuk menghapuskan kezaliman dan kemiskinan yang merupakan kewajiban negara dan membantu penduduk agar mampu mencapai kondisi finansial yang lebih baik

    *

  • Sinergi Aktifitas EkonomiIslamic Financial InstitutionsFirmHouseholdMARKETHisbahBait Al Mal(Government)*

  • Bab 6 Uang Dalam Ekonomi Islam

    *

  • *Konsep Uang Sistem Ekonomi KonvensionalMoney is anything that is generally accepted as a medium of exchangeFungsiA Means of Payment or ExchangeA Store of ValueA Unit of AccountJenisCommodity moniesFiat or Token moneyKebutuhanDemands for transactionsDemands for precautionaryDemands for speculation

  • Konsep Uang Modern yang Islami*Dinar Milenia atau Dinar MadaniUang tidak harus terbuat dari emas/perak, tetapi Pemerintah harus menyatakan uang sebagai alat pembayaran yang sah dan harus menjamin nilaiBank Sentral harus memastikan kemampuan penjaminan Pemerintah sebelum menerbitkan uang.Nilai Tukar Valuta ditentukan dalam kesepakatan multilateral berdasarkan harga logam mulia di negara yang bersangkutan.Bank Sentral harus mengadakan & mengumumkan valuasi atas penjaminan Pemerintah dengan memakai acuan nilai logam mulia.

  • *Pemikiran Al Ghazalitentang uangUang bagaikan cermin, ia tidak mempunyai warna namun dapat merefleksikan semua warna.Uang diperlukan untuk menentukan nilai dari barang dan jasaUang diperlukan untuk mempercepat transaksiMenimbun uang adalah dosa.Menimbun = mengurangi uang dalam sirkulasi = memperlambat transaksi ekonomiMelebur = menghilangkan uang dari sirkulasiNilai dan bentuk uang ditentukan oleh Pemerintah.Uang yang bukan dari logam mulia = alat bayar resmiPemerintah menjamin nilainya.

  • *Pemikiran Ibnu Chaldun tentang UangKekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di negara tersebut, tetapi ditentukan oleh tingkat produksi di negara tersebut dan kemampuan untuk memperoleh neraca perdagangan yang positif.Nilai uang di suatu negara merefleksikan kemampuan produksi (efisiensi produksi) negara tsb konsep inflasiNilai tukar uang antar negara tergantung pd kemampuan memperoleh neraca perdagangan yg positif moneterEmas dan perak adalah acuan nilai dari uang.Penerbitan uang sesuai dengan nilai harta (cadangan) tidak harus emas/perakHarga emas/perak relatif stabil acuan bagi harga yg lain.

  • *Kesimpulan Umer Chapra tentang uangHanya Pemerintah yang dapat menerbitkan uang.Pemerintah harus menjamin stabilitas nilai uang agar dapat berfungsi sebagai ukuran nilai, alat tukar, dan alat penyimpan daya beli melalui (cadangan) harta yang dimiliki PemerintahPemerintah harus mengelola permintaan uang melalui pengelolaan (1) nilai moral, (2) lembaga yang mempengaruhi mekanisme harga, dan (3) tingkat keuntungan usaha.Pemerintah harus mengelola penawaran uang melalui instrumen (1) cadangan wajib, (2) rasio likuiditas, (3) pagu kredit, dan (4) nisbah bagi hasil.

  • *Konsep Uang dalam Sistem Ekonomi IslamUang diperlukan untuk transaksi, sehingga uang adalah milik masyarakat dan nilai guna uang meningkat bila kegunaannya dalam transaksi meningkat.Uang tidak harus berbasis pada emas dan perak selama dinyatakan oleh pemerintah sebagai alat pembayaran yang sah dan pemerintah wajib menjaga nilainya.Nilai tukar uang antar negara adalah merupakan fungsi neraca perdagangan antar negara tersebutSuatu negara dapat memakai mata uang negara lain sebagai alat pembayaran yang syah di negara tersebut.Larangan penimbunan emas dan perak (kanzul mal) adalah karena emas dan perak pada masa tersebut berlaku sebagai alat pertukaran nilai (uang). .

  • *Emas/Perak dalam UangGold Standard : uang diterbitkan dengan menjamin penukaran uang dengan emas pada nilai paritas tertentu memerlukan cadangan emas untuk menerbitkan uangDinar : uang dicetak dari emas dengan nilai (mutu dan berat) tertentu memerlukan emas untuk penerbitan uangAcuan Emas : nilai tukar valuta ditentukan berdasarkan acuan nilai emas (mutu dan berat) tertentu tetapi tanpa menjamin penukaran uang dengan emas tidak memerlukan (cadangan) emas, tetapi pemerintah tetap harus menjamin nilai uang

  • *Peran Uang Plastik dalam Perniagaan antar NegaraPenyedia Jasa Uang Plastik (Visa, Mastercard, dsb) dapat memberikan jasa pembayaran transaksi perniagaan dalam valuta yang berbeda.Pada saat transaksi, Pemakai tidak mengetahui nilai tukar yang berlaku.Setelah transaksi terjadi, Penyedia Jasa dapat menentukan nilai tukar valuta tanpa persetujuan Pemakai.Penyedia Jasa menjadi clearing agent atas transaksi-transaksi valuta yang terjadi tanpa memerlukan persetujuan dari negara-negara yang menerbitkan valuta yang bersangkutan.

  • *Mekanisme Dinar MadaniKesepakatan multilateral dlm fasilitas pembayaran bagi perdagangan internasionalDibentuk Lembaga Keuangan Internasional yang akan menjadi clearing agent dimana perusahaan dan lembaga yg terlibat akan membuka rekeningTransaksi perniagaan antar negara dilakukan melalui mekanisme yg serupa dgn Uang Plastik.Nilai tukar antar Valuta akan ditentukan oleh Clearing AgentNilai Efektif Uang dapat berubah sesuai dengan perubahan relatif harga logam mulia.Penarikan/penyimpanan dana menurut valuta lokasi penarikan.

  • Peran Uang dalam Ekonomi SyariahFlow Concept of Money Semata-mata digunakan sebagai alat tukar dalam transaksiKegunaan meningkat sesuai dengan perputarannyaStock Concept of Capital Merupakan faktor produksi yang digunakan sesuai kebutuhanKegunaan merupakan fungsi efisiensi & efektivitasMoney is Public GoodsDigunakan untuk kepentingan umumTidak boleh ditimbun atau dihilangkan dari peredaran*

  • Bab 7 Konsep Kepemilikan dalam Islam*

  • PengertianHubungan antara manusia dengan harta yang ditentukan oleh syara dalam bentuk perlakuan secara khusus thdp. harta tersebut yang memungkinkan untuk mempergunakannya secara umum sampai ada larangan untuk menggunakannya.Bahasa: Penguasaan manusia atas harta dan penggunaannya secara pribadiDefinisi Istilah: Pengkhususan hak atas sesuatu tanpa orang lain, dan dia berhak untuk menggunakannya sejak awal kecuali ada larangan syaria.- Larangan syaria seperti: Keadaan gila, keterbelakangan akal (idiot), belum cukup umur ataupun cacat mental, dll.

    *

  • Menurut Syaikh Taqyuddin An-nabhaniKonsep kepemilikanKepemilikan individu; bekerja, warisan, keperluan harta utk mempertahankan hidup, pemberian negara, harta individu diperolehi tanpa berusaha hibah, hadiah, wasiat dllKepemilikan umum; bersama masyarakat memanfaatkan suatu kekayaan air, listrik dll, Brg yg tdk mungkin dimiliki individu danau, lautan, Brg yg menguasai hajat hidup org banyak emas, perak dllKepemilikan negara; ghanimah, fai, kharaj, rikaz dllPemanfaatan Kepemilikan; pengembangan harta & penggunaan hartaDistribusi kekayaan diantara manusia*

  • Distribusi KekayaanWajibnya muzakki memberikan kpd mustahikHak setiap warga negaraPembagian harga negaraPemberian harta waris kpd ahli warisnyaLarangan menimbun emas dan perak sekalipun telah dikeluarkan zakatnya

    Pengaturan Kekayaan:Pemanfaatan hartaPembayaran zakat penyeimbang kekuatan ekonomiPenggunaan harta benda tanpa merugikan org lainMemiliki harta secara sahPenggunaan berimbangKepentingan kehidupan

    *

  • Keadaan/Pembagian Harta, dapat dimiliki ataupun tidaknya:

    1. Harta yang tidak dapat dimiliki dan dihakmilikkan orang lainSetiap harta milik umum seperti jalanan, jembatan, sungai dll. dimana harta/barang tersebut untuk keperluan umum.Harta yang tidak bisa dimiliki kecuali dengan ketentuan syariahSeperti harta wakaf, harta baitul mal dll. Maka harta wakaf tidak bisa dijual atau dihibahkan kecuali dalam kondisi tertentu seperti mudah rusak ataupun biaya pengurusannya lebih besar nilai hartanya.

    2. Harta yang bisa dimiliki dan dihakmilikkan kpd. lainnyaSelain dari dua jenis harta dalam kategori tsb. diatas.

    *

  • Habisnya Hak ManfaatHabisnya waktu pemanfaatan yang terbatasRusaknya benda/barang yang digunakan ataupun tercatat dengan kecacatan yang membatalkan hak pemanfaatannyaWaktu si pengguna, menurut HanafiahWafatnya pemilik resmi harta, apabila penggunaanya melalui cara peminjaman ataupun sewa

    *

  • 1. Pemilikan atas barang sajaHak kepemilikan milik sendiri, namun hak pakai milik yang lain- Hak Pakai tidak bisa diwariskan menurut Hanafiyah

    2. Pemilikan manfaat perorangan atau hak pakai sajaLima hal yang menyebabkan hak pakai/pemilikan manfaat:1. Peminjaman, menurut jumhur hanafiyah dan malikiyah,barang yang dipinjam dapat dipinjamkan kepada yang lainnya. Adapun menurut syafiiyah dan Hanbali, barang tersebut tidak dapat di pinjamkan kepada orang lain (selain peminjam)- Pemindahan hak pakai tanpa membayar ganti2. Sewa (Ijarah), yaitu pemindahan hak pakai dengan membayar ganti3. Wakaf, yaitu penahanan kepemilikan atas barang pada seseorang dan memindahkan hak manfaatnya kepada yang diberikan wakaf4. Wasiyat5. Ibahah, izin untuk menggunakan sesuatu atau memakainya- Perbedaan antara ibahah dan pemilikan

    *

  • 1. Taam: SempurnaJenis Kepemilikian atas sesuatu yang sekaligus dapat memanfaatkannya, atau si pemilik berhak atas seluruh hak-hak syariy - Tidak terbatas pada waktu- Tidak dapat di batalkan pemilikannya

    2. Naqis: Tidak SempurnaBisa hanya memiliki ataupun punya hak pakai- Hak Pakai pada barang tidak bergerak seperti rumah atau tanah

    *Jenis-jenis pemilikan

  • Bab 8 Peran Negara dalam ekonomi Islam*

  • Peran & Fungsi Negara (Yusuf Qardhawy)1. Menjamin kebutuhan minimal rakyat; fungsi ini bertujuan utama untuk memelihara keimanan rakyat dengan menekan atau bahkan menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi yang mengganggu hubungan mereka dengan Allah SWT.2. Memberikan pendidikan dan pembinaan; fungsi ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan rakyat agar kualitas hubungan manusia dengan Allah SWT dapat terus meningkat.

    ASUMSI: Keimanan merupakan parameter utama dari Keberhasilan sebuah negara

    Pemerintah dapat berfungsi sebagai distributor maupun pemilik manfaat sumber-sumberekonomi serta sebagai lembaga pengawas kehidupan ekonomi melalui lembaga Hisbah.

    Hisbah pernah ada di zaman Nabi Muhammad s.a.w., sebagai lembaga pengawas pasar yang menjamin tidak adanya pelanggaran moral di pasar, monopoli, perkosaan terhadap hak konsumen, dan sebagainya. Hisbah adalah independen.

    *

  • Peran & Fungsi Negara (Hasanuzzaman)Pembuat kebijakan dan legislasi. Kebijakan dan legislasi yang menjadi wewenang negara diharapkan mampu menekan inefisiensi dan diskriminasi. 2. Pertahanan negara. Dalam hal ini Islam bukan hanya mempertahankan negara secara fisik tapi jugamempertahankan risalah Islam secara normative. 3. Pendidikan dan penelitian. Dengan begitu diharapkan keilmuan yang mapan mampu memberikan efek multiplier bagi pembangunan segala bidang yang dilakukan negara. Dengan kata lain program ini bukan hanya meningkatkan pembangunan baik secara kuantitas dan kualitas, tapi juga memperkokoh kewujudannya.4. Pembangunan dan pengawasan moral-sosial masyarakat. Sudah menjadi kemestian secara otomatis bahwa negara Islam harus menjaga prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan warga negaranya. Fungsi negara untuk kategori ini dimainkan oleh institusi negara yag di sebut Hisbah. 5. Menegakkan hokum, menjaga ketertiban dan menjalankan hudud. Sejalan dengan fungsi negara kategori sebelumnya, bahwa usaha negara dalam mewujudkan ketertiban dan kedisiplinan fisik maupun moral, diperlukan penegakkan hokum yang jelas dan tegas yang bersifat mengikat, beserta dengan konsekwensi dan pengawasannya. 6. Kesejahteraan publik. Dalam kategori ini, fungsi negara adalah menjadi katalisator bagi warga negara untuk mencapai kesejahteraannya. Kesemuanya ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan kondisi keimanan warga, dengan begitu tidak ada hambatan-hambatan ekonomi yang dapat memposisikan warga negara pada satu kondisi dimana hubungannya dengan Allah SWT terganggu. 7. Hubungan luar negeri. Menurut Hasanuz Zaman, selain bertujuan untuk memelihara hubungan baik dengan negara lain, negara juga dapat menggunakan misi diplomatiknya untuk mengawasi potensi perlawanan atau konspirasi yang ingin menghancurkan negara Islam. *

  • Peran & Fungsi Negara (M.N. Siddiqi)1.Fungsi yang menjadi tugas dari syariat. Fungsi negara ini merupakan tugas yang secara spesifik terangkum dalam Qur'an dan Sunnah dan di benarkan oleh para Fuqaha. Fungsi ini tidak tergantung pada perubahan social masyarakat. Contoh dari fungsi negara jenis ini adalah fungsi pertahanan, ketertiban umum, pelarangan riba dan implementasi Zakat.2.Fungsi turunan dari syariat yang merupakan hasil dari ijtihad berdasarkan situasi kontemporer. Fungsi negara kategori ini bersumber dari analogis argumentasi yang berbasiskan Qur'an dan Sunnah, yang sangat bergantung pada keadaan (tempat dan waktu), misalnya fungsi negara dalam menjaga lingkungan dari masalah-masalah social. 3.Fungsi yang ditugaskan oleh masyarakat melalui mekanisme syura (parlemen) kepada negara. Fungsi negara kategori ini merupakan "permintaan" masyarakat melalui mekanisme yang dibenarkan syariat, dalam hal ini melalui kewenangan syura (parlemen), misalnya fungsi negara dalam menyediakan fasilitas publik, seperti listrik, air bersih dan rumah murah.

    *

  • Anggaran Negara*

  • Keuangan Publik Dalam Perekonomian Islam (Umar Bin Khattab)ZakatFayPajakTakafulZakat ditujukan untuk mensejahterakan masyarakat dengan terlebih dahulu menjamin kebutuhan dasar bagi tiap warga negara.Jika zakat tidak cukup maka negara dapat menggunakan harta negara yang bersumber dari fay meliputi kharaj, jizyah, khums, ushr, al mustaglat, dan lain-lain.Jika fay tidak cukup negara diperkenankan mengambil pajak pada golongan masyarakat yang kaya saja, dengan membuat kriteria objek pajak dan tingkat pajak yang dibenarkan syariah.Jika pajak juga tidak cukup, maka negara dibolehkan melakukan pemerataan (takaful).*

  • Struktur Fay 1Kharaj: Hasanuzzaman mengungkapkan bahwa pajak tanah ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu pajak Ushr dan pajak Kharaj. Pajak ushr dikenakan pada tanah di jazirah arab, baik yang diperoleh secara turun temurun maupun dengan penakhlukan. Sedangkan pajak kharaj dikenakan pada tanah diluar jazirah arab. Sementara Abu Yusuf berpendapat bahwa setiap tanah yang pemiliknya masuk Islam adalah tanah ushr, dan diluar itu, seperti tanah orang-orang asing yang telah didamaikan penduduknya dan menjadi tanggungan umat Islam, maka tanah itu adalah kharaj. Besarnya pajak jenis ini menjadi hak Negara dalam penentuannya. Dan Negara sebaiknya menentukan besarnya pajak ini berdasarkan kondisi perekonomian yang ada.Jizyah (poll tax) merupakan pajak yang hanya diperuntukkan bagi warga negara bukan muslim yang mampu. Quthb Ibrahim Muhammad dan Hasanuzzaman serta beberapa pakar sejarah ekonomi Islam klasik mengungkapkan bahwa jizyah ini rata-rata dikenakan pada setiap laki-laki dewasa non-muslim sebesar 2 dinar. Golongan laki-laki dewasa ini pada hakikatnya adalah golongan non-muslim Dzimmah, yang disebut dzimmi. *

  • Struktur Fay 2Ushur merupakan pajak khusus yang dikenakan atas barang niaga yang masuk ke Negara Islam (impor). Menurut Umar bin Khattab, ketentuan ini berlaku sepanjang ekspor Negara Islam kepada Negara yang sama juga dikenakan pajak ini. Dan jika dikenakan besarnya juga harus sama dengan tariff yang diberlakukan negara lain tersebut atas barang Negara Islam. Infaq-Shadaqah-Wakaf merupakan pemberian sukarela dari rakyat demi kepentingan ummat untuk mengharapkan ridha Allah SWT semata. Namun oleh Negara dapat dimanfaatkan dapat digunakan Negara dalam melancarkan proyek-proyek pembangunan Negara. Al Mustaglat yaitu pendapatan negara yang bersumber dari government investment. Sumber pendapatan ini termasuk sumber baru bagi negara yang diperkenalkan oleh Walid bin Abdul Malik. Untuk komoditi yang vital bagi kepentingan rakyat negara diperkenankan berusaha komersil dengan tujuan penyediaan kebutuhan vital bagi warga negara.Lain-lain. Penerimaan negara dapat juga bersumber dari variable seperti warisan yang memiliki ahli waris, hasil sitaan, denda, hibah atau hadiah dari negara sesama Islam, hima dan bantuan-bantuan lain yang sifatnya tidak mengikat baik dari negara luar maupun lembaga-lembaga keuangan dunia. *

  • Tugas Lembaga HisbahMengawasi timbangan, ukuran dan harga.Mengawasi praktek riba, maisir, gharar dan penipuan.Mengawasi jual beli terlarang.Mengawasi bongkar muat barang di pasar dan pelabuhan.Mengawasi kehalalan, kesehatan dan kebesihan suatu komoditas.Pengaturan (tata letak) pasar.Mengatasi persengketaan dan ketidakadilan.Menyuruh membayar hutang bagi orang yang mampu tapi enggan membayar hutang.Melakukan intervensi pasar.Memberikan hukuman terhadap pelanggaran (tazir).*

  • Arsitektur Ekonomi IslamOtoritas Ekonomi(Economy Authority)Lembaga Hisbah(Hisbah Council)Bait Al Maal(Treasury House)Qiradh(Financial Authority)Perbankan(Banking Institution)Lembaga Non-Bank(Non-Banking Institution)Pasar (Market)Otoritas Pasar (Market Authority)*

  • Bab 9 Riba dalam Islam*

  • Ibnu Al Arabi Al Maliki, dalam kitabnya Ahkam Al Quran,menjelaskan:

    Pengertian riba secara bahasa adalah tambahan, namun yang dimaksud riba dalam ayat Qurani yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariah.*Yang dimaksud dengan transaksi pengganti atau penyeimbang yaitu transaksi bisnis atau komersial yang melegitimasi adanya penambahan tersebut. Seperti transaksi jual-beli, gadai, sewa, atau bagi hasil proyek.Pengertian.

  • Margin dan harga tidak berubahBEDA BUNGA DAN MARGIN KEUNTUNGAN MURABAHAH*

    1BUNGAMARGIN KEUNTUNGAN2Uang sebagai Objek dankomoditasBarang sebagai Objek3Bunga bisa berubah secara sepihakHarga yang telah disepakati tidak bisa berubah4Tidak dikaitkan dengan sektor riel (SektorMoneter & Riel terpisah)Sektor Moneter dan Riel terkait kuat, sehingga mendorong percepatan arus barang dan produksi 56 Bila macet, bunga berbunga

  • 1.Riba Qardh ( ) Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtaridh)2.Riba Jahiliyyah ( ) Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan. 3.Riba Fadhl ( ) Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.4.Riba Nasiah ( ) Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasiah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.

    JENIS-JENIS RIBA*

  • Larangan riba yang terdapat dalam Al Quran tidak diturunkan sekaligus, melainkan diturunkan dalam empat tahap.

    Tahap pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang pada zhahirnya seolah-olah menolong mereka yang memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada Allah

    TAHAPAN PELARANGAN RIBA DALAM AL-QURAN*"Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang -orang yang melipatgandakan (pahalanya). (Q.S. Ar Rum: 39).

  • Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk. Allah mengancam dengan balasan yang keras kepada orang Yahudi yang memakan riba.

    "Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka yang (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih." (Q.S. An Nisa: 160-161)

    Tahap ketiga, Allah mengharamkan riba yang berlipat ganda. Sedangkan riba yang tidak berlipat ganda belum diharamkan. Allah berfirman :"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat-ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan." (Q.S. Ali Imran: 130).

    Ayat ini turun pada tahun ke 3 hijriyah. Secara umum ayat ini harus dipahami bahwa kriteria berlipat-ganda bukanlah merupakan syarat dari terjadinya riba (jikalau bunga berlipat ganda maka riba tetapi jikalau kecil bukan riba), tetapi ini merupakan sifat umum dari praktek pembungaan uang pada saat itu.

    *

  • Tahap terakhir, Allah dengan jelas dan tegas mengharam-kan apa pun jenis tambahan yang diambil dari pinjaman baik bunga yang kecil maupun besar. Ini adalah ayat terakhir yang diturunkan menyangkut riba.

    "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa-sisa (dari berbagai jenis) riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya." (Al Baqarah: 278-279)

    *

  • Perbedaan Investasi dengan Membungakan Uang

    Ada dua perbedaan mendasar antara investasi dengan membungakan uang. Perbedaan tersebut dapat ditelaah dari definisi dan makna masing-masing.

    1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap. 2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung risiko karena perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap.

    Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Islam mendorong seluruh masyarakat untuk melakukan investasi dan melarang membungakan uang. Sesuai dengan definisi di atas, menyimpan uang di bank Islam termasuk kategori kegiatan investasi karena perolehan kembaliannya (return) dari waktu ke waktu tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali itu ter-gantung kepada hasil usaha yang benar-benar terjadi dan dilakukan bank sebagai mudharib atau pengelola dana.

    *

  • DOSA RIBA/BUNGAPelaku Riba/Bunga kekal di Neraka (QS.2:275)Mudah dipengaruhi Syetan (QS. 7:96)Riba diperangi Allah dan Rasulnya (QS. 2:279)Sistem Riba Sumber Petaka (QS.2:275)Rezekinya tidak berkah (QS.2:276)Doanya tidak Maqbul (QS.2:186)Dosanya lebih berat dari menzinai ibu kandungnya sendiri (Hadits Riwayat Hakim dari Ibnu Masud)Dilaknat Rasulullah Saw (H.R.Ahmad & At-Tarmizi)Termasuk 7 dosa besar yang dimurkai Allah (H.R.Muttafaq Alaih)Tidak akan masuk syurga (Pemakan riba, peminum khamar, pemakan harta anak yatim, durhaka kpd ibu-Bapa, Hadits Riwayat Al-Hakim)*

  • ANCAMAN BAGI PEMAKAN RIBAFirman Allah :

    Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang-orang yang kemasukan syetan, lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian, disebabkan disebabkan mereka berpendapat, Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, maka praktek yang lalu menjadi urusan Allah. Tetapi siapa yang mengulangi kembali, mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya (Surah Al-Baqarah : 275)Allah mencabut berkah riba dan menyuburkan sedeqah, Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang engkar dan berdosa (QS. 2.276)Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu orang-orang yang beriman (QS.2:278)Maka jika kamu tidak meninggalkan riba, ketahuilah, bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangi kamu. Jika kamu bertaubat dari riba maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi (QS.279)

    *

  • HADITS-HADITS TENTANG DOSA RIBAAl-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Masud, Nabi Saw bersabda : Riba itu mempunyai 73 pintu (tingkatan). Yang paling rendah dosanya, sama dengan seseorang yang berzina dengan ibunya.Dari Abdillah bin Hanzalah, Nabi Saw bersabda :Satu dirham yang diterima seseorang dengan sengaja lebih buruk daripada berzina sebanyak 36 kali (H.R.Ahmad)

    Sabda Nabi Saw, Jauhi kamulah 7 dosa besar yang membinasakan !!!, : 1. Syirik kepada Allah2. Sihir3. Membunuh orang yang diharamkan Allah4. Makan riba5. Makan harta anak yatim6. Lari dari medan perang7. Menuduh orang beriman yang telah kawin melakukan zina (Muttafaq Alaih)

    : ( ) *

  • Fakta Implikasi RibaVolume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency speculation dan derivative market) dunia berjumlah US$ 1.5 trillion hanya dalam sehari, sedangkan volume transaksi yang terjadi pada perdagangan dunia di sektor real hanya US$ 6 trillion setiap tahun. Sepanjang abad 20, (Roy Davies dan Glyn Davies (1996) dalam buku mereka a history of money from ancient times to the present day), telah terjadi lebih dari 20 krisis (kesemuanya merupakan krisis sektor keuangan). Kekuatan berupa voting powers negara-negara maju atas kebijakan yang ada dalam institusi keuangan dunia adalah sebagai berikut: 24% di WTO, 48% di IDB, 60% di ADB, 61% di WB dan 62% di IMF.Hutang negara berkembang lebih dari tiga trillion US dollars dan masih terus tumbuh. Hasilnya adalah setiap laki-laki, wanita, anak-anak di negara berkembang (80% dari populasi dunia) memiliki hutang $ 600, dimana pendapatan rata-rata pada negara yang paling miskin kurang dari satu dollar perhari. *

  • Bab 10 Perbankan Islam*

  • HUKUM HUKUM SEPUTAR AQAD, JUAL BELI DAN SYIRKAH DALAM ISLAM*

  • Pengertian AqadAkad merupakan hubungan antara ijab dan qabul dalam bentuk yang disyariatkan, dengan dampak yang ditetapkan pada tempatnya. (Ibn al-Abidin, Hasyiyah Ibn Abidin, Juz II, h. 355, Wahbah az Syhayli, al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, juz IV, hal 2918.} Ijab dan qabul ini harus dilakukan secara syari, sehingga dampaknya juga halal bagi masing-masing pihak. (Hafidz Abdurrahman)Aqad sangat penting dalam Aktivitas muamalah hampir sama dengan niat dalam masalah ibadah*

  • SYARAT SAHNYA TRANSAKSI (Menurut SYARIAH)

    a) transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha;(b) prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayib);(c) uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai komoditas;(d) tidak mengandung unsur riba;(e) Tidak mengandung Unsur Kedzoliman(f) tidak mengandung unsur maysir;(g) tidak mengandung unsur gharar;

    *

  • (h) tidak mengandung unsur haram;(i) tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time valueof money).(j) transaksi tidak diperkenankan menggunakan standar ganda harga untuk satu akad serta tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan (taalluq) dalam satu akad;(k) tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan(najasy), maupun melalui rekayasa penawaran (ihtikar);(l) tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap(risywah).

    *

  • ProdukPerbankan Syariah*

  • JUAL BELI*

  • JUAL BELIJenis Produk1. Titipan (Wadiah)2. Bagi Hasil (Syirkah)3. Jual Beli (al Bai)4. Sewa (al Ijarah)5. Jasa-jasa (Jaalah)6. Tukar Menukar Valuta (Sharf)7. Produk dan Jasa Lainnya*

  • Produk & Jasa Lembaga Keuangan SyariahOperasional Bank Syariah di IndonesiaPenghimpunan DanaPenggunaan DanaJasa Layanan PerbankanWadiahMudharabahEquity FinancingDebt FinancingWakalah (arranger/agency)Kafalah (garansi bank)Hawalah (anjak piutang)Rahn (Gadai)TabunganDepositoGiro (Yad Dhamanah)ZISSDB*

  • Produk Pembiayaan (Financing)Equity FinancingMudharabahMusyarakahMuthlaqah (tidak bersyarat)Muqayyadah (bersyarat)Musyarakah (kerjasama dua pihak atau lebih)*

  • Produk Pembiayaan (Financing) (Lanjutan)Debt FinancingBarang-barangBarang - uangBarterUang - Barang Uang - uang Jual Beli (Bai)Murabahah (margin)Bitsaman Ajil (cicil)Sewa Menyewa (Ijarah)Ijarah (sewa)Ijarah Wa Iqtina (sewa beli)Salam (indent-> pertanian) Istishna (indent -> manufacture)Sharf (tukar valas)*

  • Skema Operasional Bank SyariahSUMBER DANA:Giro WadiahTab WadiahTab. MudharabahDep. MudharabahEquity

    POOLING DANA*

  • 1. WadiahDari segi bahasa diartikan sebagai meninggalkan, meletakkan atau meletakan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara dan dijagaSecara teknis berarti titipan murni, dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip kehendakiLandasan hukum:a. Al QuranSesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat (titipan) kepada yang berhak menerimanya (QS An Nisaa (4) : 58)Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya (QS Al Baqarah (2) 283)*

  • Wadiah (Lanjutan)Prinsip wadiah yang diterapkan adalah wadiah yad dhamanah, yang diterapkan pada giroPihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipianBank boleh memanfaatkan harta titipanPrinsip wadiah yang lain adalah wadiah yad amanah, yaitu harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipiKeuntungan dan kerugian menjadi hak dan kewajiban bank (pemilik dana dapat diberi bonus tanpa perjanjian)Bank dapat mengenakan biaya administrasi untuk menutupi biaya yang benar-benar terjaditidak boleh overdraft

    *

  • Skema Wadiah Yad adh-DhamanahNasabah(penitip)Bank(Penyimpan)NasabahPembiayaan1.Titip dana4. Beri bonus3. Bagi hasil2. PemanfaatandanaWadiah (Lanjutan)*

  • Rukun WadiahPenitip / pemilik barang / harta (muwaddi)Penerima titipan / orang yang menyimpan (mustawda)Barang / harta yang dititipkanAqad / Ijab QabulWadiah (Lanjutan)*

  • 2. SyirkahPrinsip yang didasarkan pada prinsip bagi hasilTerdapat pada produk Pendanaan dan PembiayaanJenis-jenis Syirkah :MusyarakahMudharabah (Muthlaqah, Muqayyadah on Balance Sheet & Muqayyadah Off Balance Sheet)Isu sentral dari prinsip ini adalah modal, jaminan, manajemen, jangka waktu, besar bagi hasil

    *

  • Syirkah - MusyarakahMerupakan bentuk umum dari usaha bagi hasilSering disebut dengan syarikah, serikat atau kongsiDilandasi keinginan para pihak bekerjasama untuk meningkatkan nilai assets yang dimiliki secara bersama-samaTermasuk dalam golongan ini adalah semua bentuk usaha yang memadukan seluruh bentuk sumber daya (tangible maupun intangible) serta melibatkan minimal dua pihak Kontribusi para pihak dapat berupa dana, trading assets, enterpreneurship, skill, property, equipment, paten, goodwill, credit worthiness dsb, yang dapat dinilai dengan uangBisa dengan batasan waktu maupun tanpa batasan waktuDengan menyatukan semua modal maka pemilik modal berhak turut serta menentukan kebijakan usaha yang dijalankan pelaksana proyekBiaya pelaksanaan dan jangka waktu proyek harus diketahui bersama

    *

  • Syirkah - Musyarakah (Lanjutan)Keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatanProyek yang dijalankan harus disebutkan dalam akad Pemilik modal dan Pelaksana yang dipercaya tidak boleh :Menggabungkan dana proyek dengan dana pribadiMenjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa izin pemilik modal lainnyaMemberi pinjaman pada pihak lainSetelah proyek selesai, modal dapat dikembalikan kepada pemilik modal bersama bagi hasil, atau sesuai kesepakatan pada akadSetiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan pihak lainSetiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama jika :Menarik diri dari perserikatanMeninggal duniaMenjadi tidak cakap hukum

    *

  • Syirkah - Musyarakah (Lanjutan)Landasan Hukuma. Al QuranMaka mereka berserikat pada sepertiga (QS An Nisaa (4):12)Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh (QS Shaad : 24)

    b. Al HaditsDari Abu Hurairah,Rasulullah SAW bersabda,sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman,Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya(HR. Abu Dawud)*

  • Skema Musyarakah NasabahAsset ValueBankPembiayaanProyek /UsahaKeuntungan / KerugianBagi hasil keuntungan / kerugiansesuai porsi kontribusi modalSyirkah - Musyarakah (Lanjutan)*

  • . 5. Pengembalian Modal Pokok B Rp 125 juta (20%)

    BPRS (B)(Mitra)1. Akad Musyarakah3. Nasabah B

    4.Pembagian KeuntunganNisbah 56% x Marjin Debitur

    Modal PokokAkad

    Bank Umum (A)(Shahibul Maal)Modal Rp 625 jutaModal ARp 500 juta (80%)Modal B Rp 125 juta (20%)Nisbah 44 % x Marjin Debitur

    . 5. Pengembalian Modal Pokok A Rp 500 juta (80%)

    Syirkah - Musyarakah (Lanjutan)*

  • Syirkah - MudharabahPembiayaanBerasal dari kata adharbu fil al ardhi (ulama Iraq), yaitu bepergian untuk urusan dagang. Disebut juga qiradh yang berasal dari kata al qardhu (ulama hijaz) yang berarti al qathu (potongan), karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keutunganMerupakan bentuk musyarakah yang paling populer dalam perbankan syariahBentuk kerjasama antara minimal 2 pihak dimana pemilik modal (shahib al maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntunganKontribusi modal 100% dari shahibu al maal dan skill dari mudharibTidak mensyaratkan adanya wakil shahib al maal dalam manajemen proyek sebagai org kepercayaanMudharib harus bertindak hati-hati karena harus bertanggung jawab atas kerugian akibat kelalaian (PSAK 59) Musyarakah dan Mudharabah dalam fikih berbentuk uqud al amanah (perjanjian kepercayaan), yang menuntut kejujuran yang tinggi dan menjunjung keadilanJumlah modal yang diserahkan sebaiknya tunai, jika bertahap harus jelas tahapannya dan disepakati bersama

    *

  • Pembiayaan - LanjutanHasil pengelolaan dapat diperhitungkan dengan 2 cara:Perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing)Perhitungan dari keuntungan proyek (profit sharing)Hasil usaha dibagi sesuai akad.Shahib al maal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan mudharibShahib al maal dapat melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak berhak campur tangan dalam urusan pekerjaan. Nasabah/pengelola yang wanprestasi dapat dikenakan sanksi administrasiSyirkah - Mudharabah (Lanjutan)*

  • Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)Landasan Hukuma. Al QuranDan jika dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT (QS Al Muzzamil (73):20)

    Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah Karunia Allah SWT (QS Al Jumuah (63):10)

    b. Al HaditsDari Shalih bin Suaib ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampuradukkan gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual (HR. Ibnu Majjah)*

  • Skema Pembiayaan MudharabahRugiLaba60 %40 %0 %100 %Repayment of Capital100 % modalmanagementSyirkah - Mudharabah (Lanjutan)Bank*

  • PendanaanDeposan bertindak sebagai shahib al maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola)Dana dapat dipergunakan bank untuk melakukan pembiayaan murabahah, ijarah, mudharabah dsbDalam hal dana dipergunakan untuk pembiayaan mudharabah, maka kerugian menjadi kewajiban bankProduk mudharabah diaplikasikan pada tabungan dan deposito berjangkaBank wajib memberitahukan nisbah & tata cara pemberian keuntungan dan/atau perhitungan pembagian keuntungan serta risiko yg dpt timbul dr penyimpanan danaDana dpt ditarik oleh pemilik dana sesuai perjanjian

    Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)*

  • Rukun Mudharabah Shahib al maal (pemilik modal / nasabah)Mudharib (Bank)Amal (pekerjaan)Hasil (bagi hasil)Aqad / Ijab qabul

    Contoh Perhitungan Bagi Hasil :saldo rata-rata nasabah x keuntungan yang diperoleh produk x Nisbah saldo rata-rata produk Contoh :Bapak Ahmad memiliki Deposito Rp. 10.000.000,- Jangka waktu 1 bulan, Nisbah Deposan 57% dan Bank 43 %, dgn asumsi rata-rata saldo deposito jangka waktu 1 bln Rp. 950.000.000,- dan keuntungan yang diperoleh u/ deposito 1 bln Rp. 30.000.000,-. Keuntungan Bp Ahmad sbb:(10.000.000 : 950.000.000) x 30.000.000 x 57 % = 180.000 (Sebelum Pajak)

    Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)*

  • Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)Mudharabah MuthlaqahTidak ada pembatasan bagi bank mempergunakan dana yang dihimpunBank wajib menginformasikan nisbah dan tata cara serta resiko & keuntungan, kesepakatan tersebut harus tercantum pada akadUntuk bukti penyimpanan dapat berupa buku (tabungan dan bilyet (deposito)Tabungan dapat diambil setiap saat, tetapi tidak boleh mengalami saldo negatifDeposito hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang disepakatiDeposito yang diperpanjang setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi bila pada akad sudah dicantumkan ARO, maka tidak diperlukan akad baru

    *

  • Skema Mudharabah MuthlaqahPenabung /DeposanShahibul MaalBank :-Mudharib-Wkl Shahibul Maal

    1. Titip dana

    4.Bagi Hasil2. Pemanfaatandana3. Bagi HasilPengusahaSyirkah - Mudharabah (Lanjutan)*

  • Mudharabah Muqayyadah On Balance SheetMerupakan simpanan khusus (restricted investment)Pemilik dana menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi bank (misalnya syarat untuk bisnis, akad atau nasabah tertentu).Bank wajib menginformasikan nisbah dan tata cara serta resiko & keuntungan, kesepakatan tersebut harus tercantum pada akadBank wajib menerbitkan bukti simpanan khusus dan wajib memisahkan dana dari rekening lainnyaPenyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana usahaBank bertindak sebagai perantara (arranger)Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai

    Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)*

  • Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet- Lanjutan

    Bukti penyimpanan berupa bukti simpanan khususBank wajib memisahkan dana dari rekening lainnyaDicatat pada pos tersendiri dalam rekening administratifDana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak yang diamanatkan pemilik danaBank menerima komisi, sementara antara pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasilSyirkah - Mudharabah (Lanjutan)*

  • Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)Skema Mudharabah MuqayyadahInvestasi KhususReksadanaNasabahBankProyek1. Proyek2. dana3. PaperBankReksadanaManajerInvestasiInvestasiEquityObligasiLain-Lain*

  • Prinsip sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property)Tingkat keuntungan bank ditentukan di muka dan menjadi bagian harga atas barang yang dijualJenis-jenis Al Bai adalah :Murabahah (Angsuran/Bai Bi tsaman ajil dan Tangguh)SalamIstishnaIsu sentral Al Bai adalah :Harga kredit lebih tinggi dalam murabahah, harga mecicil lebih mahal dibandingkan tunaiPeningkatan harga kredit dalam murabahah, harga mencicil 2 tahun lebih mahal dibandingkan mencicil 1 tahunPenjual atau penyandang biaya ?Bebas resiko atau bagi-bagi resiko ?

    3. Al Bai *

  • Berasal dari kata Ribhu (keuntungan) yaitu jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntungannyaBank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeliHarga jual adalah harga beli dari pemasok ditambah dengan biaya bank ditambah dengan marjin keuntungan (cost plus profit). Biaya bank tersebut antara lain ekuivalen harapan bagi hasil untuk deposan, overhead cost dan faktor resikoKedua belah pihak wajib menyepakati akad yang berisikan harga jual dan jangka waktu pembayaranAkad tidak dapat diubah selama masa berlakunyaLazimnya dilakukan secara bi tsaman ajil atau cicilan

    Landasan Hukuma. Al QuranAllah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS Al Baqarah (2) : 275)b. Al Haditsdari Suaib ar-Rumi ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,Tiga hal yang di dalam terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual (HR. Ibnu Majah)

    Al Bai - Murabahah*

  • Bank dan pembeli melakukan negosiasi tentang :JumlahKualitasHargaProfit margin bankCara pembayaran nasabahJenis-jenis barang yang dapat diperjualbelikan antara lain barang konsumsi, modal kerja dan investasi

    Nasabah yang lalai dapat dikenakan penaltyDiscount dapat diberikan kepada nasabah yang mempercepat pembayaran (tidak diperjanjikan pada nasabah)Nasabah dapat diwajibkan menyediakan uang muka yang dihitung dari harga beli barang atau sebesar minimal yang ditetapkan bankNasabah dapat dikenakan biaya administrasi sesuai ketentuan Bank

    Al Bai Murabahah (Lanjutan) *

  • Skema MurabahahAl Bai Murabahah Lanjutan *

  • Al Bai Salam Dalam bahasa, salama sama dengan salafa, yaitu pemesan barang menyerahkan uangnya di tempat akad.Menurut sayyid sabiq dalam fiqqih sunnah, as-salam dinamai juga as-salaf (pendahuluan), yaitu penjualan sesuatu dengan kriteria tertentu (yang masih berada) dalam tanggungan dengan pembayaran disegerakanTransaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum adaBarang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran tunaiBank sebagai pembeli dan nasabah sebagai penjualSekilas transaksi ini mirip ijon kecuali sudah adanya kepastian waktu penyerahan, kuantitas, kualitas dan harga, misalnya 100 Kg mangga harumanis kualitas A dengan harga Rp 5.000/Kg dan diserahkan waktu panen 2 bulan mendatangPrakteknya bank akan menjual barang kepada rekanan nasabah atau ke nasabah itu sendiri, baik tunai maupun cicilan

    *

  • Al Bai Salam (Lanjutan) Jika bank menjual tunai maka biasanya disebuat bridging financing dan Umumnya dilakukan pada transaksi komoditi pertanianJika hasil produksi tidak sesuai akad maka nasabah harus bertanggung jawabBank dimungkinkan melakukan salam akad pararel dengan pihak lain.Landasan Hukuma. Al Quranhai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya (QS Al Baqarah (2) : 283)b. Al Haditsdari Suaib ar-Rumi ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,Tiga hal yang di dalam terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual (HR. Ibnu Majah)

    *

  • Rukun SalamPembeli (Muslam / salam)Penjual (Muslam ilaihi)Barang (Muslam fihi)Harga (Tsaman)Ijab-qabulAl Bai Salam (Lanjutan) *

  • Skema SalamNasabahPenjualPembeliB a n k1. NegosiasiPesanan2. PemesananBarang Nasabah& Bayar Tunai4. KirimPesanan5. Bayar tunai setelah pesanan selesai dibuat3. KirimdokumenAl Bai Salam (Lanjutan) *

  • Al Bai Istishna Menyerupai produk salam, namun pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dan beberapa pihak.Menurut jumhur ulama fuqaha, merupakan jenis khusus bai as-salam yang biasanya dipergunakan untuk manufaktur dan konstruksi Spesifikasi barang harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan jumlah. Jika terjadi perubahan dari kriteria pada akad maka seluruh biaya tambahan ditanggung nasabah

    Rukun IstishnaProdusen (Shaani)Pemesan (Mustashni)Barang (Mashnu)Harga (Tsaman)Sighat (Ijab-qabul)

    *

  • Skema IstishnaNasabahKonsumen(pembeli)ProdusenPembuatBankPenjualPesan 2. Pesan, bayar di muka, bayar sesuai terminAl Bai Istishna (Lanjutan) 3. Bank beli pesanan4. Nasabah beli pesanan dan bayar cicil atau tunai*

  • 4. Al Ijarah Berasal dari kata alajru yang berarti al iwadhu (ganti)Merupakan transaksi perpindahan manfaat/hak guna, hampir sama dengan jual beli, perbedaannya hanya pada obyek transaksi dimana tidak diikuti perpindahan kepemilikan (milkiyyah)sewa dapat dilakukan dengan operating lease (tidak terjadi perpindahan kepemilikan) atau bank dapat menjual barang yang disewakannya kepada nasabah (ijarah muntahhiyah bittamlik-IMBT/sewa yang diikuti dengan perpindahan kepemilikan/finance lease)Dalam konteks perbankan dan lembaga keuangan berrarti menyewakan suatu obyek kepada nasabah berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan sebelumnya (fixed charge)

    *

  • Al Ijarah (Lanjutan) Landasan Hukuma. Al QuranDan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu mmberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan (QS Al Baqarah (2) : 233)

    b. Al Haditsdiriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda,berbekam kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu(HR Bukhari & Muslim) Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda,berikanlah upah pekerja sebelum kering keringatnya (HR Ibnu Majah)

    Obyek sewa yang ditransaksikan antara lain meliputi barang konsumsi, properti, peralatan, alat-alat transportasi, dan alat-alat beratPada IMBT harga sewa dan harga jual ditetapkan di muka

    *

  • Al Ijarah (Lanjutan) *

    Nasabah /

    Penyewa

    SKEMA

    IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK

    Supplier /

    Pemasok

    Objek

    Sewa

    1. Mengajukan

    Permohonan Sewa Beli

    4. Menyerahkan

    objek Sewa

    3. Akad Sewa

    2. Membeli Objek Sewa

    Bank

    Syariah

    5. Membayar Sewa

  • 5. Jaalah Adalah akad antara dua pihak; pihak pertama menjanjikan imbalan tertentu kepada pihak kedua atas jasa atau pelayanan yang diberikannya kepada pihak pertamaPenerapannya dalam perbankan syariah dapat berupa berbagai pelayanan dengan imbalan fee tertentu, seperti Referensi Bank, Informasi Usaha dan sebagainyaAntara lain : Safe Deposit Box yang dapat dilakukan dengan akad ijarah atau Wadiah Yad AmanahE-Banking seperti ATM, Debit Card, Prepaid Card, SMS Banking, Internet Banking

    *

  • 6. Sharf Sharf adalah transaksi pertukaran emas dan perak atau pertukaran valuta asing yang dilakukan sesuai syariah yaitu penyerahannya harus dilakukan pada waktu yang sama (spot)Dalam aplikasinya di perbankan syariah, Sharf merupakan jasa / pelayanan bank kepada nasabahnya untuk melakukan transaksi valuta asing menurut prinsip yang dibenarkan syariah.

    Syarat Transaksi :Harus dilakukan secara tunaiTransaksi tidak dimaksudkan untuk tujuan spekulatif, tetapi benar-benar untuk tujuan operasional.Bila yang dipertukarkan adalah mata uang yang sama, maka jumlah / nilainya harus sama pula.

    *

  • Produk dan Jasa Lainnya*

  • 1. Hiwalah Berasal dari kata tahwil yang berarti intiqal (perpindahan), yaitu memindahkan hutang dari tanggungan orang yang berhutang (muhil) menjadi tanggungan orang yang berkewajiban membayar hutang (muhal alaih)Dalam konsep hukum perdata, adalah serupa dengan lembaga pengambialihan utang (schuldoverneming) atau lembaga pelepasan/penjualan utang atau lembaga penggantian kreditor atau penggantian debitor.Prakteknya dipergunakan kepada supplier untuk mendapatkan modal tunai untuk kelanjutan produksiBank mendapat biaya jasa atas pemindahan piutangBank perlu berhati-hati karena resikonya cukup besar, dimungkinkan adanya buy back guaranteeDasar Hukum a. Al HaditsImam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda,menunda pembayaran bagi orang yang mampu adalah suatu kezaliman. Dan jika salah seorang dari kamu diikuti (di-hawalah-kan) kepada orang yang mampu/kaya, terimalah hawalah itu

    *

  • Hiwalah (Lanjutan)Skema Hiwalah dalam Anjak PiutangMuhal alaih Factor/BankMuhilSupplierMuhalPembeli1. Supply Barang2. Invoice3. Bayar4. Tagih5. Bayar*

  • 2. QardhSecara bahasa adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalanDalam literatur fiqih klasik dikatagorikan sebagai akad tathawwu atau saling membantu dan bukan transaksi komersialDalam aplikasi biasanya dilakukan dalam 4 hal :Talangan hajiCash advancedPinjaman kepada pengusaha kecil terutama yang tidak mampu diberikan dengan pinjaman komersialPinjaman kepada pengurus bank

    *

  • Qardh (Lanjutan) Landasan Hukuma. Al QuranSiapa yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak (QS Al Hadiid (57) : 11)

    b. Al HaditsIbnu Masud meriwayatkan bahwa Nabi SAW berkata,bukan seorang muslim (mereka) yang meinjam muslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah (HR Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Baihaqi)

    *

  • Qardh (Lanjutan) BankNasabahPerjanjian/AkadProyek/UsahaKeuntungan100%KembaliModal*

  • 3. Rahn Secara bahasa berarti tetap dan lestari. Sering disebut Al Habsu artinya penahan. Nimatun rahinah artinya karunia yang tetap dan lestariSecara teknis menahan salah satu harta peminjam yang memiliki nilai ekonomis sebagai jaminan barang yang diterimanya. Sering disebut gadaiTujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali pada bank dalam memberikan pembiayaanBarang yang digadaikan harus barang milik nasabah sendiri, jelas ukuran/sifat/nilai nilai ditentukan berdasarkan nilai riil pasarBarang yang digadaikan dikuasai bank namun tidak boleh dimanfaatkan bankNasabah dapat menggunakan barang yang digadaikan atas izin bank. Apabila rusak nasabah harus bertanggung jawab

    *

  • Rahn (Lanjutan) Bank dapat melakukan penjualan barang gadai nasabah wanprestasi. Untuk mendapatkan hasil optimal penjualan, nasabah dengan seizin bank dapat juga melakukan penjualan Biasanya dilakukan dalam 2 akad, yaitu akad penitipan barang dan qardhBank mendapatkan keuntungan dari biaya penitipan. Barang yang digadaikan harus memiliki nilai jaminan dan tidak boleh merupakan barang rampasan, barang pinjaman atau barang yang dijaminkan kepada pihak lainAkad tidak dapat dibatalkan atau ditarik kembali. Jika bank melakukan perbuatan yang menghilangkan status kepemilikan maka akad gadai batalPembayaran hutang sebelum akad berakhir tidak termasuk pembatalan gadai

    *

  • Landasan Hukuma. Al QuranJika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, hendaklah ada barang tanggungan yang dipergang (oleh yang berpiutang) QS Al Baqarah (2) : 283)

    b. Al HaditsAisyah ra berkata bahwa Rasulullah SAW membeli makan dari seorang Yahudi dan menjamin kepadanya baju besi (HR Bukhari & Muslim) Anas ra berkata,Rasulullah SAW menggadaikan baju besinya kepada seorang yahudi di Madinan dan mengambil darinya gandum untuk keluarga beliau (HR Bukhari, Ahmad, NasaI dan Ibnu Majah)

    Rukun GadaiAr Rahin (orang yang menggadaikan)Al Murtahin (yang menerima gadai)Al Marhun/rahn (barang yang digadaikan)Al marhun bih (hutang)Sighat, ijab dan qabul

    Rahn (Lanjutan) *

  • Rahn (Lanjutan) Skema RahnNasabahJaminan/Marhun1. Titip + biaya pemeliharaanBank4. Qardh3. Akad*

  • 4. WakalahWakalah atau wikalah berarti menyerahkan, pendelegasian atau pemberian mandatDalam bahasa Arab dipahami sebagai at-tafwidh (penyerahan), Secara teknis adalah akad perwakilan antara dua pihak, dimana pihak pertama (muwakkil) mewakilkan suatu urusan (taukil) kepada pihak kedua (wakil) untuk bertindak atas nama dan untuk kepentingan pihak pertamaterjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan atau jasa tertentu, seperti kliring, pembukaan L/C (impor dan ekspor), documentary collection, inkaso dan transfer uang.Kelalaian dalam kuasa menjadi tanggung jawab bank, namun sepanjang pihak bank telah menjalankan sebatas kuasa dan wewenang yang diberikan, maka resiko dan tanggung jawab atas dilaksanakannya perintah tersebut menjadi tanggung jawab pemberi kuasa (termasuk force majeur)Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus cakap hukum. Khusus untuk akad LC, apabila dana nasabah tidak cukup maka penyelesainnya dapat dilakukan dengan pembiayaanApabila wakil yang ditunjuk lebih dari satu bank maka masing-masing bank tidak boleh bertindak sendiri-sendiri tanpa musyawarah dengan bank lain kecuali dengan seizin nasabah.

    *

  • Wakalah (Lanjutan)Tugas, wewenang dan tanggung jawab bank harus jelas sesuai dengan kehendak nasabah bank. Setiap tugas harus mengatasnamakan nasabah dan harus dilaksanakan oleh bankAtas pelaksanaan tugasnya, wakil mendapat pengganti biaya (fee) berdasarkan kesepakatan bersama.Landasan Hukuma. Al QuranDan demikian kami bangkitkan mereka agar saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkata salah seorang di antara mereka, sudah berapa lamakah kamu berada di sini? mereka menjawab,kita sudah berada (di sini) satu atau setengah hari berkata (yang lain lagi),Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini dan hendaklah ia lihat manakah makan yang lebih baik dan hendaklah ia membawa makan itu untukmu dan hendaklah ia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorangpun (QS Al Kahfi (18) : 19)

    *

  • Wakalah (Lanjutan)Al Quranjadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi Berpengalaman (QS Yusuf (12) : 55)

    b. Al HaditsBahwa Rasulullah SAW mewakilkan kepada Abu Rafi dan seorang Anshar untuk mewakilkan mengawiniMaimunah binti-Harist(HR Malik)

    Jenis Wakalah :1. WAKALAH AL MUTHLAQAH Perwakilan diberikan secara mutlak, tanpa batasan waktu maupun urusan 2. WAKALAH AL MUQAYYADAH Perwakilan hanya diberikan untuk urusan-urusan tertentu3. WAKALAH AL AMMAH Perwakilan yang diberikan lebih luas dari pada Wakalah Al Muqayyadah, tetapi lebih sederhana dibandingkan dengan Wakalah Al Muthlaqah

    *

  • Wakalah (Lanjutan)Skema Al WakalahNasabah(muwakil)Investor(muwakil)Bank(wakil)AgencyAdministrationCollectionPaymentCo Arranger(taukil)Kontrak + FeeKontrak + Fee*

  • 5. KafalahMerupakan akad jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga dalam rangka menjamin kewajiban pihak yang ditanggung (makfulanhu), apabila pihak yang ditanggung tersebut cedera janji atau wanprestasi.Dalam arti lain berarti juga mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai jaminanDiberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban. Bank dapat mempersyaratkan nasabah untuk menyimpan dana dalam bentuk wadiah.Masuk dalam transaksi jenis ini adalah L/C dengan segala jenis dan variasinyaLandasan HukumAl QuranPenyeru-penyeru itu berseru,kami kehilangan piala raja dan barang siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh makanan (seberat) beban unta dan aku menjamin terhadapnya (QS Yusuf (12) : 72)

    Al HaditsTelah dihadapkan kepada Rasulullah SAW (mayat seorang laki-laki untuk dishalatkan). Rasulullah SAW bertanya,apakah dia mempunyai warisan? Para sahabat menjawab tidak, Rasulullah SAW bertanya lagi,apakah dia mempunyai hutang? Sahabat menjawab,Ya, sejumlah tiga dinar. Rasulullah pun menyuruh pada sahabat untuk menshalatkan (tetapi beliau sendiri tidak). Abu Qatadah lalu bertanya,saya menjamin hutangnya, ya Rasulullah Maka Rasulullah pun menshalatkan mayat tersebut (HR Bukhari)

    *

  • Kafalah (Lanjutan)Jenis-Jenis Kafalah1. KAFALAH BIN NAFS Jaminan dari diri seseorang yang memiliki reputasi, kredibilitas dan bonafiditas yang dikenal baik (Personal Guarantee).2. KAFALAH BIL MAAL Jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang. Dalam aplikasinya di perbankan dapat berupa jaminan uang muka (Advance Payment Bond) atau jaminan pembayaran (Payment Bond).3. KAFALAH BIN NAFS Jaminan dari diri seseorang yang memiliki reputasi, kredibilitas dan bonafiditas yang dikenal baik (Personal Guarantee).4. KAFALAH BIL MAAL Jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang. Dalam aplikasinya di perbankan dapat Berupa jaminan uang muka (Advance Payment Bond) atau jaminan pembayaran (Payment Bond).5. KAFALAH AL MUALLAQAH Jaminan mutlak yang tidak dibatasi oleh suatu jangka waktu dan untuk kepentingan tertentu. Dalam transaksi perbankan dapat berupa jaminan penawaran (Bid Bond) atau jaminan pelaksanaan proyek (Performance Bond).

    *

  • Kafalah (Lanjutan)Skema Al KafalahTertanggung(Jasa/Obyek)Penanggung(Bank)Ditanggung(Nasabah)*

  • 6. Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)Secara fikih berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhakKata zakat dalam bentuk marifah disebutkan 30 kali dalam Al Quran, 27 kali disebutkan bersama shalat dan 1 kali sama dengan shalatZakat diwajibkan pada tahun ke 9 Hijriah sementara shadaqah pada tahun ke 2 HijriahZakat diatur dalam UU No 38 tahun 1999 tentang ketentuan pengelolaan zakat

    *

  • Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) (Lanjutan)Lembaga zakat wajib memiliki persyaratan teknis :Berbadan hukumMemiliki program kerja yang jelasMemiliki pembukuan yang baikBersedia diauditPengelola zakat wajib :Beragama IslamMukallaf (dewasa)Memiliki sifat amanah dan jujurMengerti dan memahami hukum zakatBerkemampuan melaksanakan tugas dengan baikPekerja kerasUU mengizinkan dibentuknya Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat (orpol, ormas, takmir masjid, pesantren, media massa, bank dsb) selain Badan Amil Zakat yang dibentuk pemerintahPenyaluran dana ZIS kepada 8 kelompok masyarakat sesuai Al Quran

    *

  • 7. Wakaf TunaiBerasal dari kata waqafa, berarti menahan atau berhenti, berarti menyerahkan suatu milik yang tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa perorangan maupun badan pengelola dengan ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya digunakan untuk hal-hal yang sesuai dengan syariatHarta yang diwakafkan keluar dari hak milik pewakaf, namun tidak menjadi hak milik nadzir, tetapi menjadi milik Allah dalam pengertian milik masyarakat umumDalam sejarah Islam merupakan lembaga penting dalam sistem sosio ekonomi Islam, khususnya semasa kekhalifahan OttomanLandasan Hukum:a. Al Qurankamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya (QS Ali Imran : 92)b. Al HaditsApabila manusia wafat, terputuslah amal perbuatannya kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah atau ilmu pengetahuan yang dimanfaatkan atau anak yang shaleh

    *

  • Wakaf Tuna