Efektivitas Teknologi Damper Dalam Mereduksi Respon Dinamik Akibat Beban Seismik
-
Upload
nanggar-dwi-raharjo -
Category
Documents
-
view
894 -
download
12
description
Transcript of Efektivitas Teknologi Damper Dalam Mereduksi Respon Dinamik Akibat Beban Seismik
1
Efektivitas Teknologi Damper Dalam Mereduksi Respon
Dinamik Akibat Beban Seismik
(Gempa Bumi di Negara Jepang)
Nanggar Dwi Raharjo
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma
Abstrak
Jepang merupakan negara yang dikelilingi Lingkaran Api Pasifik yang mengakibatkan
wilayah Jepang rentan akan bencana gempa bumi dan tsunami. Bencana alam tersebut
mengakibatkan kerusakan fisik maupun non fisik yang sangat besar. Struktur konstruksi
bangunan perlu dipersiapkan sedemikian rupa untuk meminimimalisir dampak beban
seismik. Untuk mengatasi masalah guncangan yang berlebihan pada struktur gedung akibat
beban dinamis, telah dikembangkan konsep kontrol pada struktur dengan menggunakan
Damper (Base Isolatation). Tulisan ini menyajikan perkembangan teknologi peredam gempa
sebagai alternatif meminimalisir dampak gempa bumi di Jepang. Hasil studi menunjukkan
umumnya respons struktur dapat teredam. Meskipun demikian, pada beberapa kasus dapat
penggunaan Damper perlu diperhatikan lagi pada daerah-daerah rawan likuifaksi.
Kata Kunci : Gempa Bumi, Damper, Base Isolator, Bantalan Karet.
2
Pendahuluan
Jepang adalah sebuah negara yang di kelilingi Lingkaran Api Pasifik (ring of fire).
Hal ini menyebabkan Jepang terletak di persimpangan empat lempeng tektonik yakni
Lempeng Amerika Utara, Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Laut Filipina.
Lempeng ini semua bertemu tepatnya di Pulau Honshu, pulau terbesar di Jepang. Oleh karena
itu, bencana besar seperti gempa bumi sering terjadi dalam skala kecil maupun besar. Sampai
saat ini, tercatat ada tiga gempa bumi dengan skala besar telah memporak-porandakan
Jepang. Gempa-gempa bumi tersebut adalah Gempa Bumi di Nigata tahun 1964, Gempa
Bumi di Kobe 1995 dan Gempa Bumi di Sendai tahun 2011.
Efek dari gempa bumi yang terjadi di Jepang yang sangat nyata ada pada konstruksi
bangunan. Gedung roboh, rumah ambruk maupun jalan miring adalah contoh kerusakan yang
diakibatkan oleh gempa bumi. Banyak cara yang telah diterapkan untuk meminimalisir
kerusakan akibat gempa bumi. Jepang sebagai salah satu negara terdepan dalam teknologi,
telah mengaplikasikan salah satu teknologi tahan gempa yakni penggunaan kontrol pada
struktur bangunan untuk mereduksi respon dinamik yang diakibatkan oleh beban seismik
(gempa bumi).
Kontrol pada struktur dibagi menjadi dua jenis berdasarkan perlu tidaknya energi
untuk menghasilkan gaya kontrol, yaitu kontrol aktif dan kontrol pasif (isolasi seismik).
Kontrol aktif memerlukan arus listrik untuk operasi alat dan menghasilkan gaya kontrol,
sedangkan kontrol pasif menggunakan energi potensial yang dibangkit kan oleh respons
struktur untuk menghasilkan gaya kontrol. Kelebihan kontrol aktif adalah karakteristik
dinamik struktur dapat beradaptasi dengan beban dinamis yang timbul, sedangkan kelebihan
kontrol pasif adalah karena kesederhanaan dalam desain, pemasangan, dan terutama
pemeliharaannya.
Salah satu alat kontrol pasif (isolasi seismik) pada struktur yang berdasarkan
penggunaan massa tambahan sebagai sistem penyerap energi adalah penggunaan damper.
Alat ini dapat dipasang pada bermacam-macam struktur seperti : gedung bertingkat tinggi,
menara, bentangan yang panjang, dan jembatan. Tujuan utama pemasangan damper pada
gedung tinggi dan menara untuk mengurangi goyangan gedung akibat gempa bumi dan
angin, pada struktur berbentang panjang untuk mengurangi getaran akibat lalu lintas, dan
pada jembatan untuk mengurangi goyangan akibat angin atau getaran akibat lalu lintas.
Pada tulisan ini akan disajikan mengenai perkembangan dan penggunaan teknologi
damper pada struktur bangunan. Struktur bangunan yang ditinjau adalah rumah tinggal dan
3
Gambar 2 : Lock Up Device
gedung tinggi dengan penggunaan bantalan karet (seismic bearing). Analisis kelebihan dan
kekurangan penggunaan damper akan menunjukkan efektivitas dalam meminimalisir
kerusakan akibat gempa bumi.
Damper Isolator Gempa pada Struktur Bangunan
Azas utama penyediaan bangunan sipil adalah untuk tujuan kemanusiaan. Oleh
karena itu perlu diperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya. Beberapa
tahun terakhir, perancangan isolasi dasar (base isolation) yang digunakan untuk perlindungan
gedung dari bahaya dan kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi telah digunakan
sebagai teknologi dalam perancangan struktur gedung di wilayah gempa tinggi. Beberapa tipe
struktur telah didesain menggunakan teknologi ini, baik gedung yang telah dibangun maupun
yang masih dalam tahap konstruksi.
Dalam pemodelan struktur gedung dengan base isolator diperlukan pemodelan base
isolation yang optimum sehingga akan diperoleh lateral dan vertikal displacement yang
akurat. Adapun alat peredam gempa tersebut, cukup banyak jenisnya seperti :
1. Bantalan karet tahan gempa (seismic bearing)
Bantalan karet sering dikenal sebagai base
isolation, berbagai daerah dikategorikan rawan gempa
seperti Jepang, menjadikan bantalan karet peredam
gempa ini sangat diperlukan untuk melindungi struktur
bangunan. Bantalan karet ini tergolong murah, dan
bukan merupakan alat berteknlogi tinggi.
Bantalan yang digunakan untuk melindungi gempa bumi dibuat dari kombinasi
lempengan karet alam dan lempeng baja. Bantalan tersebut dipasang disetiap kolom yaitu
diantara pondasi dan bangunan. Karet alam berfungsi untuk mengurangi getaran akibat
gempa bumi sedangkan lempeng baja digunakan untuk menambah kekakuan bantalan karet
sehingga penurunan bangunan saat bertumpu diatas bantalan karet tidak besar.
2. Lock Up Device (LUD)
Alat teknologi peredam gempa berteknologi
tinggi. Penggunaannya pada konstruksi jalan tol dan
jembatan layang.
Gambar 1 : Bantalan Karet
4
3. Fluid Viscous Damper (FVD)
FVD merupakan alat peredam gempa yang
berfungsi sebagai disipator energi, dengan cara
memberikan perlawanan gaya melalui pergerakan yang
dibatasi. Gaya yang diberikan oleh FVD timbul, akibat
adanya gaya luar yang berlawanan arah, bekerja pada
alat tersebut. Peralatan ini bekerja, dengan menggunakan konsep mekanika fluida dalam
mendispasikan energi.
4. High Damping Device (HIDAM).
Alat peredam gempa ini adalah hasil penelitian
dan pengembangan laboraturium Kobori, afiliasi
perusahaan kontraktor Kajima. Di Jepang sendiri, alat ini
berhasil diaplikasikan pada gedung-gedung tinggi dan
struktur khusus lainnya. Berdasarkan hasil penelitian
terhadap alat peredam gempa HiDAM ini, rasio redaman
struktur, mampu ditingkatkan oleh HiDAM pada kisaran
10 – 20 %. Angka ini, sangat signifikan dalam mengurangi respon struktur terhadap gempa
dan kerusakan bangunan, serta telah memenuhi kriteria konvensional gempa di Jepang.
Penggunaan peralatan tahan gempa tersebut, pada prinsipnya berfungsi untuk
menyerap energi gempa yang dipikul oleh elemen-elemen struktur. Sehingga, struktur
bangunan menjadi lebih elastis dan terhindar dari kerusakan gempa yang parah.
Hybrid Seismic Isolation System untuk Perumahan di Jepang
Bangunan tahan gempa pada prinsipnya memiliki struktur pondasi yang dapat
bergerak, menyerap, memperlambat dan memperkecil gerakan akibat gempa, sehingga dapat
mencegah bangunan menjadi hancur. Di Jepang sendiri saat ini dikenal bahan konstruksi
rumah tradisional yang ringan dan kokoh. Pada saat ini selain melalui pemilihan bahan, di
Jepang juga sudah diterapkan rumah dengan teknologi Earthquake Resistance dan Seismic
Isolation Structure.
Teknologi Earthquake Resistance (Tahan Gempa) memungkinkan bangunan untuk
gempa counter dengan membuat kekuatan dan ketahanan cukup besar untuk melawan
guncangan. Walaupun dapat melindungi bangunan, namun furniture di dalam rumah hancur
berantakan.
Gambar 3 : Fluid Viscous Damper
Gambar 4 : High Damping Device
5
Gambar 6 : Slider dan Multi-rubber
Teknologi yang disebut Seismic Isolation Structure mampu mengubah gerakan
seismik merusak menjadi lebih lambat dan pelan sehingga mencegah kerusakan. Teknologi
ini selain menjaga bangunan tetap kokoh juga mencegah kerusakan perkakas dalam bangunan
akibat jatuh atau pecah. Sehingga teknologi bangunan ini lebih baik daripada Earthquake
Resistant House teknologi.
Ciri khas dari dari base isolatation house adanya
Multi-karet dan Slider. Multi karet adalah dilaminasi karet
berperan dalam membangun berosilasi pada frekuensi rendah
pada saat terjadi gempa bumi. Dan slider berfungsi menyerap
energi gempa dengan menggeser bangunan bebas 360
derajat.
Melalui tes uji coba menggunakan akselerogram gempa bumi (Jepang), teknologi
Seismic Isolation Structure mampu meminimalisir guncangan dibandingkan rumah yang
tidak menggunakan teknologi ini.
Gambar 5 : Base Isolated House dan Earthquake Resistance House
Gambar 7 : Uji Ketahan Based Isolated House
6
Standar Bangunan Gedung di Jepang
Standar bangunan untuk penguatan struktur bangunan bertingkat dua ke atas disusun
dengan mengacu pada Peta Bahaya (hazard) percepatan pergerakan tanah di batuan dasar
akibat energi gempa.
Semua gedung bertingkat yang berada di daerah rawan gempa harus memiliki tiang
pancang yang bertumpu hingga ke batuan dasar, agar kokoh bila terguncang gempa.
Perancangan kekuatan struktur gedung harus melihat sumber gempa dan masa gedung. Sisi
bangunan yang berhadapan langsung dengan sumber gempa harus lebih kuat dibandingkan
dengan sisi lain.
Berikut ini diberikan beberapa jenis bangunan di Jepang yang sering menggunakan
sistem kontrol struktural agar kerusakan bangunan pada peristiwa gempa kuat dapat
diminimalisir dan tidak menganggu operasional bangunan tersebut.
Bangunan yang berhubungan dengan fasilitas keadaan darurat (rumah sakit,
pembangkit listrik, telekomunikasi, dsb)
Bangunan dengan komponen atau bahan yang beresiko tinggi terhadap makhluk
hidup( fasilitas nuklir, bahan kimia, dsb)
Bangunan yang berhubungan dengan orang banyak (mall, apartemen, perkantoran,
sekolah, dsb)
Bangunan yang berhubungan dengan pertahanan Negara
Bangunan yang memiliki komponen dan peralatan elektronik yang mahal
Bangunan/museum/monumen yang berhubungan dengan sejarah
Gambar 8 : Detail Bantalan Peredam Gempa
7
Gambar 9 : Gedung di Jepang
Stuktur dan Prinsip Kerja Damper pada Gedung Tingkat di Jepang
Prinsip utama cara kerja base isolation seperti
bearing (HDRB atau LRB) adalah dengan memperpanjang
waktu getar alami struktur diluar frekuensi dominan gempa
sampai 2.5 atau 3 kali dari waktu getar struktur tanpa
isolator (fixed base structures) dan memiliki damping
antara 10 s/d 20%. Akibatnya gaya gempa yang disalurkan
ke struktur menjadi lebih kecil. Sedangkan pada friction
pendulum system (FPS), parameter yang berpengaruh
terhadap besarnya reduksi gaya gempa yang bekerja pada
struktur adalah koefisien gesekan dan radius kelengkungan
dari permukaan cekung bidang gelincir sistem FPS.
Disamping itu satu hal yang unik dari sistem ini adalah
waktu getar struktur tidak tergantung kepada massa
bangunan tetapi tergantung kepada radius kelengkungan
dan percepatan gravitasi Bumi dari sistem FPS.
Sebuah bearing timbal-karet terbuat dari lapisan karet terjepit bersama-sama dengan
lapisan baja. Di tengah bantalan adalah memimpin plug. Solid di atas dan bawah, bantalan
dipasang dengan pelat baja yang digunakan untuk melampirkan bantalan untuk bangunan dan
pondasi. Bantalan ini sangat kaku dan kuat dalam arah vertikal, tetapi fleksibel dalam arah
horisontal.
Pengaruh gempa bumi yang sangat merusak struktur bangunan adalah komponen
arah horizontal. Getaran tersebut dapat menimbulkan gaya reaksi yang besar, bahkan pada
puncak bangunan dapat berlipat hingga mendekati dua kalinya. Oleh sebab itu apabila gaya
yang sampai pada bangunan tersebut lebih besar dari kekuatan struktur maka bangunan
tersebut akan rusak. Gaya reaksi yang sampai bangunan dapat dikurangi melalui penggunaan
Gambar 10 : Detail Base Isolator
8
bantalan karet tahan gempa. Pada dasarnya cara perlindungan bangunan oleh bantalan karet
tahan gempa dicapai melalui pengurangan getaran gempa bumi kearah horizontal dan
memungkinkan bangunan untuk begerak bebas saat berlangusung gempa bumi tanpa tertahan
oleh pondasi. Bila ditinjau gaya-gaya dalam pada struktur dengan base isolation, seolah olah
gedung tersebut dibangun di wilayah gempa yang lebih kecil.
Karena sifat kompleks gerakan gempa tanah, bangunan sebenarnya cenderung
bergetar bolak-balik dalam berbagai arah. Jadi, Gambar 9 adalah benar-benar merupakan
semacam snapshot bangunan hanya pada satu titik tertentu yang tanggap gempa bumi
tersebut.
Efektivitas Penggunaan Damper
Penggunaan damper memang sangat penting dalam meredam reduksi beban dinamik
oleh gerakan seismik. Keunggulan damper adalah karena kesederhanaan dalam desain,
pemasangan, dan terutama pemeliharaannya. Kita akui penggunaan damper membutuhkan
biaya yang sangat mahal dibandingkan membangun tanpa damper. Tetapi, Biaya untuk
memperbaiki kerusakan relatif kecil dan biaya terhentinya akibat terhentinya aktivitas hampir
tidak ada.
Gambar 11 : Perilaku Struktur dengan dan tanpa Base Isolator
d4
dN
d3
d2
d1
db
dg
dN
d4
d3
d2
d1
db
9
Gambar 12 : Gedung mengalami proses
likuifaksi
Yang perlu diperhatikan tidak selamanya
damper dapat digunakan dengan leluasa di daerah
Jepang. Dengan banyaknya daerah yang tersidementasi
(tanah pasir atau lempung) di Jepang perlu juga di
perhatikan kejadian likuifaksi yang menyebabkan
degradasi lahan. Pada daerah ini perlu juga pemakaian
pondasi yang sesuai, baru dapat menerapkan damper
pada bangunan.
Diatas dapat kita lihat perbandingan antara bangunan yang menggunakan damper
dan yang tidak menggunakan damper. Dengan menggunakan damper dapat meminimalisir
perpindahan atau goncangan dimana ditunjukkan oleh difference line. Efektivitas damper
pada saat kejadian gempa di Jepang memang mampu meminimalisir kerusakan bangunan.
Pada kejadian gempa sendai 2011, bangunan di Jepang tidak mengalami kerusakan parah
akibat gempa, melainkan kerusakan parah diakibatkan tsunami.
Kesimpulan dan Saran
Damper merupakan solusi yang cocok untuk daerah rawan gempa. Baik itu
bangunan rumah maupun gedung. Sebagai negara yang maju dalam teknologi, Jepang telah
mampu menerapkan teknologi ini. Penggunaan damper untuk daerah tertentu di Jepang
mampu mereduksi respon dinamik yang disebabkan beban seismik. Kerusakan-kerusakan
yang dialami pada gempa di Jepang cenderung merupakan akibat tsunami. Untuk negara-
negara yang rawan gempa patutnya dapat menerapkan teknologi damper khususnya base
isolation untuk mengantispasi dan meminimalisir efek primer maupun efek sekunder dari
gempa bumi.
Gambar 13 : Horizontal Displacement Time History Plot
Building ------- Damper -- - --- Difference -- --
10
Referensi
Beagle Graphics.2002. Kobe Earthquake. http://www.georesources.co.uk/kobehigh.htm.
27 Maret 2011
Hays, Jeffrey . 2010. KOBE EARTHQUAKE OF 1995.
http://factsanddetails.com/japan.php?itemid=863&catid=26&subcatid=161.
27 Maret 2011
HRD.2007. Base Isolated House. http://hrd-s.com/pro_base.html. 28 Maret 2011
Kidokoro, Ryota.2008. Seismic Control System Inspired by the Pendulum Movement of an
Antique Clock. Beijing
Nagai, Masatsugu. 2006. Rationalized Design Methods in Japan. Tokyo
Pramana, Sangga.2010. “Damper” Isolator Gempa pada Struktur Bangunan.
http://sanggapramana.wordpress.com/2010/11/27/damper-isolator-gempa-pada-
struktur-bangunan/. 27 Maret 2011
Widana, Kadek. 2011. Kemajuan Teknik Desain Tahan Gempa. http://pustaka-
ts.blogspot.com/2011/01/kemajuan-teknik-desain-tahan-gempa.html. 27 Maret
2011