PERANAN TEMBOK PENYENGKER DIDALAM MEREDUKSI …
Transcript of PERANAN TEMBOK PENYENGKER DIDALAM MEREDUKSI …
LAPORAN PENELITIAN
PERANAN TEMBOK PENYENGKER DIDALAM MEREDUKSI
KEBISINGAN AKIBAT SUARA KENDARAAN BERMOTOR DI
KELURAHAN PANJER KECAMATAN DENPASAR SELATAN
KOTA DENPASAR
Oleh :
1. Ir. I Made Suarya, MT NIP. 19561015 1986011001 Ketua Tim Pengusul
2. I Nyoman Susanta,ST.M.Erg NIP.196909231995031002 Anggota Tim Pengusul
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
UNIVERSITAS UDAYANA
SEPTEMBER 2015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN JURUSAN
ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2015
===================================================================
Judul :: Peranan Tembok Penyengker Didalam Mereduksi Kebisingan Akibat Suara
Kendaraan Bermotor Di Kelurahan Panjer Kecamatan Denpasar Selatan Kota
Denpasar
Ketua Tim Peneliti : a. Nama Lengkap : Ir. I Made Suarya, MT
b. NIDN / NIP : 0015105602 / 19561015198601 001
c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
d. Nomor HP / email : (+62) 8123651246 / [email protected]
Anggota Tim Peneliti (1) : a. Nama Lengkap : I Nyoman Susanta, ST., MErg
b. NIDN / NIP : 0023096902 / 196909231995031002
c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
d. Nomor HP / email : (+62) 8123978858 / [email protected]
Personalia:
a. Jumlah Anggota Pelaksana : 1 orang
b. Ju Jumlah Personalia : 1 orang
Jangka Waktu Kegiatan : 2,5 bulan
Bentuk Kegiatan : Pengukuran Kebisingan
Tempat Kegiatan : Di Kelurahan Panjer Kecamatan Denpasar Selatan
Kota Denpasar
Tempat Kegiatan : Rp.10.000.000,-(Sepuluh Juta Rupiah)
Bukit Jimbaran, 3 September 2015
Menyetujui,
Ketua Jurusan Arsitektur FT-UNUD Ketua Tim Pelaksana
Ir. I Made Suarya, MT NIP. 19561015 198601 1 001
Ir. I Made Suarya, MT NIP. 19561015 198601 1 001
iii
DAFTAR ISI Halaman Judul ................................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ......................................................................................................... ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iii
Abstrak .............................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 2
1.2. Tujuan Khusus ....................................................................................... 3
1.3. Urgensi (Keutamaan Penelitian)……………………………………… 3
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 4
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1. Kebisingan…………………………………………………………….. 5
2.2. Intensitas Kebisingan ………………………………………………… 5
2.3. Nilai Ambang Batas Kebisingan…...…………………………………. 6
2.4. Kriteria Kebisingan…..………………………………………………. 7
2.5. Tingkat Kebisingan Sinambung Setara (Leq)……………... 8
2.6. Tingkat Polusi Bising (LNP)………………………………………… 9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian…………………………………………… 12
3.2. Lokasi Penelitian……………………………………………………… 12
3.3. Jenis dan Sumber Data………………………………………………... 12
3.4. Teknik Sampling………...…………………………………………..... 12
3.5. Instrumen Penelitian………………………………………………….. 13
3.6. Teknik Analis Data…………………………………………………… 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Kelurahan Panjer ................................................................ 14
4.2. Pengambilan Sampel ............................................................................ 14
4.3. Prosedur Pengukuran ........................................................................... 15
4.4. Jenis-jenis tembok penyengker sebagai penghalang ............................. 15
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………. 18
5.2. Saran………………………………………………………………….. 18
Daftar Pustaka................................................................................................................ 19
Lampiran :
1. Anggaran Biaya……………………………………………………….. 20
2. Jadwal Kegiatan………………………………………………………. 21
3. Justifikasi Anggaran…………………………………………………... 22
1
ABSTRAK
Jumlah kendaraan bermotor di Kota Denpasar semakin meningkat 6,7 % pertahun. Polusi
udara diakibatkan oleh asap dan suara kendaraan bermotor. Kebisingan dapat diakibatkan oleh
suara kendaraan bermotor yang melampaui ambang batas yaitu melebihi 55 dB. Pagar
penyengker yang dibuat dapat berfungsi sebagai pengaman dan mereduksi suara-suara yang
masuk kedalam pekarangan, termasuk suara kendaraan bermotor. Untuk mengetahui
perbedaan kemampuan mereduksi suara dari tipologi pagar penyengker yang ada, maka
diperlukan pendalaman melalui penelitian. Penelitian ini sebagai penelitian kunatitatif dengan
menggunakan stratified propursional sampling, didapatkan 8 sampel dengan tipologi pagar
penyengker yang berbeda-beda. Sampel penelitian terletak di Kelurahan Panjer Denpasar
Selatan. Hasil penelitian menunjukkan ternyata tembok penyengker dapat mereduksi
kebisingan suara rata-rata 7,9 dB. Tingkat kebisingan setelah melewati tembok penyengker
sebesar 78,54 dB, dimana angka tersebut masih melampaui batas ambang yang seharusnya
yaitu kurang dari 55dB. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya lain agar dapat menurunkan
kebisingan sampai dibawah ambang batas yang diijinkan.
Kata kunci ; kebisingan, pagar penyengker.
2
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi memberikan kemudahan dan
kenyamanan kepada manusia, namun dilain pihak dapat memberikan dampak negative.
Dampak negative ini dapat berupa ketidak nyamanan, lebih jauh lagi dapat menimbulkan
gangguan kesehatan.
Transportasi merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Salah satu komponen
transportasi adalah kendaraan bermotor. Kehadiran kendaraan bermotor di masyarakat
memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat didalam melakukan
pergerakan. Namun disisi lain kendaraan bermotor ini memberikan dampak negative berupa
kebisingan yang ditimbulkan akibat suara kendaraan bermotor tersebut. Pada level tertentu
gangguan kebisingan ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis.
Kebisingan ini memberikan dampak negative kepada manusia seperti : gangguan
pendengaran,mengejutkan dan pertahanan reaksi,sakit aural, ketidak nyamanan telinga,
gangguan bicara, gangguan tidur, efek kardiovaskular, penurunan kinerja dan respon jengkel.
Efek kesehatan ini pada gilirannya dapat menyebabkan cacat social, mengurangi
produktifitas, penurunan kinerja dalam belejar, absen di tempat kerja dan sekolah,
peningkatan penggunaan narkoba dan kecelakaan,(Berglund et al.1999, dalam Jian Kang).
Sehingga gangguan kebisingan ini harus direduksi setidak-tidaknya sampai sampai pada level
yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
Kebisingan kendaraan bermotor disebabkan knalpot mesin, ban, turbolensi udara Dalam hal
mereduksi gangguan kebisingan ini secara garis besar dapat dilakukan pada tiga tempat yaitu
: pertama, pada sumber suara, yaitu kendaraan bermotor tersebut. Kedua, adalah yang
menjadi ranah penelitian ini, yaitu pada media merambatnya suara, yang berkaitan dengan
elemen-elemen ruang maupun elemen-elemen alam yang dapat mereduksi gangguan
kebisingan termasuk jarak antara sumber suara dan pendengar. Ketiga, adalah pada
pendengar. Pendengar dapat menutup telinga bila merasa terganggu oleh kebisingan.
Sejalan dengan perkembangan perkembangan teknologi dan industry kendaraan bermotor dan
perkembangan ekonomi masyarakat kususnya masyarakat Kota Denpasar menyebabkan Kota
Denpasar dibanjiri kendaraan bermotor terutama mobil dan sepeda motor. Sebagai ilustrasi
dapat dikemukakan jumlah kendaraan bermotor tahun 2013 : 1.654.313 buah, dengan
peningkatan 6,7 % pertahun. Perbandingan antara jumlah penduduk dengan jumlah
3
kendaraan bermotor adalah 1 : 1,96. Ini lebih tinggi kalau dibandingkan dengan Jakarta yang
1 : 1,28. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor ini tidak diimbangi dengan penambahan
panjang jalan, sehingga kendaran di jalan semakin padat. Sehingga kebisingan yang
ditimbulkannya semakin meningkat. Tentunya kondisi ini mengganggu kenyamanan
penduduk yang bermukim di kiri kanan jalan.
Rumah Tinggal masyarakat Bali dikelilingi Tembok Penyengker. Disamping sebagai
penyembunyi dan perlindungan, tembok penyengker diduga dapat megurangi kebisingan.
Sehingga dipandang perlu dilakukan penelitian ini. Berdasarkan material yang di gunakan
terdapat beberapa jenis tembok penyengker antara lain: tembok penyengker style Bali
dengan material bata dan paras, material batak, batu bata. Diduga masing-masing tembok
penyengker ini mempunyai daya reduksi yang berbeda pula.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, sebagai berikut :
a. Belum diketahui seberapa besar tembok penyengker dengan material bata pripihan dan
paras (style Bali) dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan
bermotor.
b. Belum diketahui seberapa besar tembok penyengker dengan material bata diplester
dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor.
c. Belum diketahui seberapa besar tembok penyengker dengan material batako diplester
dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui seberapa besar tembok penyengker dengan material bata pripihan
dan paras (style Bali) dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara
kendaraan bermotor.
b. Untuk mengetahui seberapa besar tembok penyengker dengan material bata diplester
dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor.
c. Untuk mengetahui seberapa besar tembok penyengker dengan material batako diplester
dapat mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini akan dapat digunakan oleh masyarakat sebagai acuan didalam
membuat tembok penyengker,sehingga dapat memberikan kenyamanan
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebisingan
Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki dan memggamggu manusia. Berdasarkan
SK Mentri Negara Lingkungan Hidup No: Kep Men-48/MEN.LH/11/1996, kebisingan
adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat waktu
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan,
termasuk ternak, satwa dan sistem alam.
Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan adalah :
a. Kebisingan kontinyu dengan spectrum frekwensi luas (steady state, wide band noice),
misalnya suara yang ditimbulkan oleh kipas angin.
b. Kebisingan kontinyu dengan spectrum frekwensi sempit (steady state, narrow band noice),
misalnya suara yang ditimbulkan oleh gergaji sirkuler dan katup gas.
c. Kebisingan putus putus (intermitten), misalnya suara lalu-lintas dan suara kapal terbang di
lapangan udara.
d. Kebisingan Impulsif (impact or impulsive noice),misalnya suara tembakan atau meriam;
e. Kebisingan Impulsif berulang, misalnya suara yang ditimbulkan oleh mesin pompa.
2.2. Intensitas Kebisingan
Intensitas kebisingan (bunyi) adalah arus energy persatuan luas, yang dinyatakan dengan
satuan desibel (dB), dengan membandingkannya dengan kekuatan dasar 0,0002 dyne/cm2
yaitu kekuatan dari bunyi dengan frekwensi 1000 Hz, yang dapat didengar oleh manusia
normal. Desibel adalah satu per sepuluh bel, sebuah satuan yang dinamakan untuk
menghormati Alexander Graham Bell. Satuan Bell terlalu besar untuk digunakan dalam
kebanyakan keperluan, maka digunakan satuan desibel yang disingkat dengan dB. Tabel
berikut adalah skala intensitas kebisingan yang dikelompokkan berdasarkan sumber
kebisingan.
6
Skala Intensitas (dB) Sumber Kebisngan
Kerusakan alat pendengaran 120 Batas pendengaran tertinggi
Menyebabkan tuli 100 - 110 Halilintar, meriam, mesin uap
Sangat hiruk 80 - 90 Hiruk pikuk jalan raya, persahaan yang
sangat gaduh, peluit polisi
Kuat 60 - 70 Kantor bising, jalan pada umumnya,
radio, perusahaan.
Sedang 40 - 50 Rumah gaduh, kantor pada umumnya,
percakapan kuat, radio perlahan.
Tenang 20 - 30 Rumah tenang, kantor perorangan,
auditorium, percakapan.
Sangat tenang 10 - 20 Uara daun berisik, batas pendengaran
terendah.
2.3. Nilai Ambang Batas Kebisingan
Nilai Ambang Batas ( NAB ) atau baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat
kebisingan yang diperbolehkan dibuang kelingkungan dari usaha atau kegiatan, sehingga
tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
Alat standar yang digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan adalah Sound Level
Meter (SLM). Intensitas kebisingan dinyatakan dengan satuan decibel (dB). Alat ini
mengukur penyimpangan tekanan atmosfir yang disebabkan oleh getaran partikel udara
karena adanya gelombang yang dinyatakan sebagai amplitude dari fluktuasi tekanan. SLM
menunjukkan skala A, B dan C, yang merupakan tiga jenis resfon dari alat tersebut terhadap
frekwensi yang diterima. Skala a merupakan skala yang paling sesuai dengan batasan
pendengaran manusia terhadap kebisingan. Jadi dB(A) adalah satuan tingkat kebisingan
dalam kelas A, yaitu kelas yang sesuai dengan resfon telinga manusia normal.
Tabel 1 : Skala Intensitas Kebisingan Dan Sumbernya
Sumber : Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (HIPERKES)
7
No. Peruntukan Kawasan /
Lingkungan Kegiatan
Tingkat Kebisingan
(dBA)
1 Peruntukan Kawasan :
a Perumahan dan Permukiman 55
b Perdagangan dan Jasa 70
c Perdagangan dan Perkantoran 65
d Ruang Terbuka Hujau 50
e Industri 70
f Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
g Rekreasi 70
2 Lingkungan Kegiatan :
a Rumah Sakit atau sejenisnya 55
b Sekolah atau sejenisnya 55
c Tempat Ibadah atau sejenisnya 55
Kebisingan di lingkungan rumah tinggal dapat mengurangi kenyamanan dan ketenangan bagi
penghuninya. Selain gangguan pendengaran, kebisingan juga menimbulkan akibat lain
seperti: tekanan darah meningkat, denyut jantung dipercepat, kontraksi pembuluh darah kulit,
meningkatkan metabolisme, menurunnya aktivitas alat pencernaan, tensi otot bertambah
sehingga mempercepat timbulnya kelelahan yang pada akhirnya menurunkan produktivitas
kerja (Suma’mur, 1996; Vce, 1991; Kroemer dan Grandjean, 2000).
2.4 Kriteria Kebisingan
Persepsi manusia terhadap bunyi bervariasi, tergantung pada frekuensi dari bunyi tersebut
(Wilson, 1989). Untuk menentukan tingkat kebisingan, dapat diukur melalui intensitas
bunyinya. Intensitas bunyi, yaitu perbandingan tekanan suara yang datang dan tekanan suara
standar yang dapat didengar oleh manusia normal pada frekuensi 1000 Hz, dengan satuan
decibell, disingkat dB (Wardhana, 1999).
Tabel 2 : Baku Tingkat Kebisingan
Sumber : Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996
8
Gambar 1. Perbandingan Tingkat Bising Aktivitas Jalan Kendaraan
Bermotor dan Pesawat Udara (Shaheen, 1992).
Penggunaan skala dBA adalah untuk tingkat bising lingkungan luar dan dalam bangunan,
seperti misalnya bising lalu lintas, bising lingkungan perumahan, bising ruangan kantor, dan
sebagainya. (Lawrence dan Agustina, 2000).
Gambar 2. Respon Telinga Manusia untuk Pembebanan A.
(Lawrence, dan Agustina, 2000).
2.5 Tingkat Kebisingan Sinambung Setara (Leq)
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kep-48/MENLH/11/1996 yang
dimaksud dengan tingkat kebisingan sinambung setara adalah nilai tingkat kebisingan dari
kebisingan yang berubah-ubah (fluktuatif) selama waktu tertentu yang setara dengan tingkat
kebisingan yang ajeg (steady) pada selang waktu yang sama, dengan persamaan matematis
sebagai berikut :
9
LKnknt
Leq 1.010.1
log10 ...................................... (2.1)
Rumus di atas diolah lagi dalam bentuk:
LK
nt
nkLeq 1.010.log10
………………………. (2.2)
ifnt
nk dan Lk = Li
Li
ifLeq 1.010.log10 ………………………. (2.3)
dimana:
Leq : Tingkat Kebisingan Sinambung Setara (dBA)
nt : Jumlah data total
nk : Jumlah data interval tingkat tertentu
Lk = Li : Nilai tengah
2.6 Tingkat Polusi Bising (LNP)
Tingkat polusi bising adalah salah satu kriteria kebisingan yang biasanya digunakan untuk
menilai tanggapan terhadap paparan bising. Tingkat polusi kebisingan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
LNP = Leq + 2,56 α ................................................................. (2.4)
22 ..
n
Lif
n
Lif ............................................... (2.5)
dimana:
α : standar deviasi, dBA
f : frekuensi dari kelas yang mengandung nilai tengah
Li : nilai tengah dari kelas
n : jumlah pembacaan total
10
Gambar 3. Tingkat Bising, dengan Satuan dBA
(Lawrence dan Agustina, 2000).
Menurut kriteria kebisingan US Department of Housing and Urban Development (HUD),
kriteria bising yang dapat diterima untuk lingkungan bising di luar ruangan digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 4. Tingkat Kebisingan di Luar Ruangan
menurut US Department of Housing and Urban Development (HUD)
Kriteria tingkat kebisingan di luar ruangan adalah:
LNP 62 dBA selalu dapat diterima
62 LNP 74 dBA umumnya dapat diterima
74 LNP 88 dBA umumnya tidak dapat diterima
LNP 88 dBA tidak dapat diterima
11
Demi tercapainya kehidupan masyarakat yang sehat, pemerintah telah mengatur batas tingkat
kebisingan yang diperkenankan untuk lingkungan perumahan, yaitu sesuai Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI. Nomor 718/MENKES/XI/1987 adalah 45 – 55 dBA. Sedangkan
Kriteria Baku Tingkat Kebisingan sesuai dengan Keputusan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun
2007, untuk perumahan dan permukiman adalah 50 dBA (siang, 06.00-22.00) dan 40 dBA
(malam, 22.00-06.00) dan US Department of Housing and Urban Development menjelaskan
kriteria tingkat kebisingan di luar ruangan adalah 62 dBA selalu dapat diterima.
Sedangkan tingkat polusi bising di ruang dalam rumah tradisional di Desa Pengotan adalah
49,2 dBA, yang sudah mendekati nilai ambang batas (NAB) yang diperkenankan. Keputusan
Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007, untuk perumahan dan permukiman mensyaratkan NAB
adalah 50 dBA pada siang hari.
12
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang meneliti kemampuan
tembok penyengker untuk mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor.
Sehingga metode yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada rumah tinggal penduduk yang berada di pinggir jalan umm
yang berada di Kelurahan Panjer Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar.
3.3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang akan dikumpulkan berupa data angka kuantitataif) yang titunjukkan oleh alat
ukur kebisingan (Sound Level Meter). Kebisingan akan diukur pada 2 (dua) titik pada bagian
luar dan bagian dalam tembok penyengker dan dilakukan 5 kali pada saat kendaraan lewat.
Selanjutnyan nilai rata-rata akan dilakukan dengan bantuan statistik. Disamping itu juga akan
dikumpulkan data yang bersifat kualitatif dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
penghuni rumah yang diteliti. Data ini diperlukan untuk mengetahui tingkat ketergangguan
dan rentang waktu ketergangguan yang disebabkan oleh suara kendaraan bermotor yang
lewat didepan rumahnya.
b. Sumber Data
Data akan diperoleh langsung dari sumbernya (primer) yaitu dengan pengukuran tingkat
kebisingan dan melalui kuesioner yang dibagikan kepada pemilik rumah.
3.4. Teknik Sampling.
Penelitian ini meneliti kemampuan tembok penyengker untuk mereduksi kebisingan yang
diakibatkan oleh kendaraan bermotor Sehingga populasinya adalah jenis-jenis tembok
penyengker berdasarkan material yang digunakan. Jadi populasi dapat dikelompokkan
berdasarkan material yang umum digunakan sebagai material tembok penyengker yaitu
kombinasi antara paras dan bata pripihan, batu bata dan batako. Sampel diambil secara
purposive (purposive sampling) pada masing-masing kelompok populasi.
Mengenai jumlah sampel pada masing-masing kelompok populasi tidak menjadi penting,
karena satu sampelpun sudah mewakili selama material yang digunakan sama baik ketebalan
maupun kerapatannya.
13
3.5. Instumen Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Sound Level Meter (SLM)
- Kamera
- Meteran.
3.6. Teknik Analisis Data
Data data yang didapat akan diolah dengan bantuan statistic untuk mndapatkan kemampuan
tembok penyengker dalam mereduksi tingkat kebisingan akibat kendaraan bermotor.
14
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Kelurahan Panjer
Kelurahan Panjer merupakan bagian dari Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar.
Kelurahan Panjer terbagi menjadi 9 banjar pekraman yaitu :
1. Banjar Kaja
2. Bajar Celuk
3. Banjar antap
4. Banjar Sasih
5. Banjar Kangin
6. Banjar Bekul
7. Banjar Tegalsari
8. Banjar Maniksaga
9. Banjar Kertasari
Kelurahan Panjer terletak kurang lebih 2 km dari pusat Kota Denpasar,dengan batas-batas
sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Desa Yang Batu dan Renon
- Sebelah timur : Desa Renon
- Sebelah selatan : Desa Sidakarya
- Sebeh Barat : Desa Sesetan
Pada Kelurahan Panjer terdapat 3 jalan yang menjadi litasan atau jalan penghubung yaitu :
1. Jalan Tukad Yeh Aya yang menghubungkan Desa Renon dengan Desa Sesetan.
2. Jalan Tukad Pekerisan, yang menghubungkan Desa Renon dengan Desa Sidakarya.
3. Jalan Tukad Buaji dan jalan Tukad Irawadi, yang menghubungkan Desa Sesetan
dengan jalan Tukad Yeh Aya
4. Jalan Tukad Melangit, Jalan Tukad Languan, jalan Tukad Pancoran, jalan Tukad
Banyu Poh, walaupun jalan-jalan tersebut tidak sebagai jalan penghubung,tetapi
kepadatan lalu-lintasnya cukup tinggi.
Lalu-lintas pada jalan-jalan tersebut diatas sangat padat sehingga menimbulkan kebisingan.
4.2 Pengambilan Sampel
Sampel diambil secara purposive pada jalan-jalan tersebut di atas, dengan pertimbangan
tingkat kebisingan dan kondisi dilapangan (Memungkinkan untuk melakukan pengukuran
sesuai dengan prosedur pengukuran).
15
4.3 Prosedur Pengukuran.
Pengukuran pada jam puncak tingkat kebisingan yaitu pukul 07.00 – 08.00 wita. Pada
masing-masing sampel dilakukan pengukuran pada 2 titik, yaitu satu titik pengukuran pada
jarak 1,50 dari sumber suara, tanpa penghalang. Satu titik lagi pengukuran pada jarak 1,50 m
dari sumber suara dengan penghalang tembok penyengker. Kedua pengukuran ini pada
ketinggian 1 M dari permukaan tanah.
4.4 Jenis-jenis tembok penyengker sebagai penghalang.
Jenis-jenis material tembok penyengker sebagai penghalang adalah batu bata, batu tabas ex.
Karangasem (batu hitam),batako, batu alam.
Tabel 4 : Tipologi Penyengker Penghalang
No Fungsi Tipologi Penyengker Bahan Foto
1
Pura/
Tempat ibadah
Pasangan masip ekspose,
tebal 0.8 M
Batu bata
ex. Badung
2
Bale Banjar/
Fasilitas sosial
Pasangan masip diasab,
tebal 0.4 M Bata Pripihan
ex. Tulikup
3
Pura/
Tempat ibadah
Pasangann masip ekspose,
tebal 0.47 M
Batu Tabas
ex. Karangasem
4
Rumah tinggal/
Hunian
Pasangan masip ekspose,
tebal 0.2 M
Batu Alam/
batu candi
ex. Jogyakarta
16
5
Rumah tinggal/
Hunian
Pasangan masip diplester
dan cat,
tebal 0.16 M
Batako Diplester
berbahan pasir
PC
6
Rumah tinggal/
Hunian
Pasangan masip ekspose,
tebal 0,5 M
Batu Cadas
ekspose
7
Sekolah TK/
Fasilitas
Pendidikan
Pasangan masip ekspose,
tebal 0.12 M
Batako ekspose,
berbahan pasir
dan PC
8
Rumah tinggal/
Hunian
Pasangan masip ekspose,
tebal 0.2 M
Batu Paras
ex. Jogyakarta
Tabel 5 : Tabulasi Hasil Pengukuran Kebisingan
N0
.
Lokasi
Pengukuran
Tipologi Tembok
Penyengker
Tinggi
Pengu
kuran
(M)
Jarak
Penguk
uran
dari
Sumber
suara
(M)
Tingkat Kebisingan dB
Material
Tinggi
(M)
Tebal
(M)
Tanpa
Penghal
ang
Dengan
Penghal
ang
Selisih
1
Pura Kukuh,.
Jl.Tukad Irawadi
Batu bata
ekspose 2.2 0.8 1 1.5 86.6 78.1 8.5
2
Bale Banjar
Celuk, Jl. Tukad
Irawadi
Bata
Pripihan
1.7 0.4 1 1.5 87.5 79.8 7.7
3
Pura Botoh,
Jl.Tukad
Melangit
Batu
Tabas
3.7 0.47 1 1.5 87.2 79 8.2
4
Rumah
Tinggal,Jl Tukad
Languan No.6
Batu
Alam
2.1 0.2 1 1.5 88.3 79.6 8.7
5
Rumah
Tinggal,Jl.
Tukad Banyu
Poh No.95
Batako
Diplester
1.7 0.16 1 1.5 84.3 77.3 7
6
Rumah
Tinggal,Jl.
Tukad Banyu
Poh No.77
Batu
Cadas
1.8 0,5 1 1.5 85 75.3 9.7
17
7
Paud Widya
Kumara Sari, JlJl
Tukad Banyu
Poh
Batako
Ekspose
130 0.12 1 1.5 87.5 78.8 8.7
8
Rumah Tinggal,
Jl. Tukad
Pancoran No.24
Batu
Palimana
n
1.7 0.2 1 1.5 85.1 80.4 4.7
Jumlah
691.5
628.3
63.2
Rerata
86.437
5
78.537
5
7.9
Seluruh objek pengamatan memiliki tingkat kebisingan rata-rata 86,44 dB, yang melewati
ambang batas yang ditetapkan yaitu 50 dB, (Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor
718/MENKES/XI/1987 adalah 45 – 55 dBA. Sedangkan Kriteria Baku Tingkat Kebisingan
sesuai dengan Keputusan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007, untuk perumahan dan
permukiman adalah 50 dBA (siang, 06.00-22.00)). sehingga seluruhnya termasuk kategori
bising. Pagar pembatas dapat menurunkan kebisingan rata-rata 7,9 dB, sehingga tingkat
kebisingan rata-rata dengan penghalang yang ada menjadi 78,54 dB. Kebisingan ini terdapat
di dalam pekarangan dengan titik pengukuran 1,5 M dasi sumber suara.
Kebisingan dapat direduksi paling besar oleh material dengan pola pemasangan yang masip
dan relative lebih tebal. Material batu cadas dengan ketebalan 0,5 M dapat mereduksi
kebisingan 9.7 dB. Pemilihan bahan-bahan yang memiliki permukaan yang tidak
memantulkan bunyi dapat membantu mengurangi kebisingan, (Nur Metawati, dkk., 2013, hal.
147).
Jenis pagar penghalang yang berbeda (bahan, tipologi, tebal dan tinggi) mengakibatkan
perbedaan kemampuan mereduksi kebisingan. Ini sesuai yang dengan hukum refraksi bunyi,
bahwa bunyi dapat diserap, dipantulkan dan sebagaian diteruskan oleh material penghalang
yang berupa tembok penyengker pembatas pekarangan rumah (Putri R., 2012, hal. 17)
18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan hal-hal sebgai berikut :
a. Tembok penyengker dengan material bata pripihan dan paras (style Bali) dapat
mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor sebesar 7,7 dB.
b. Tembok penyengker dengan material bata ekspose dapat mereduksi kebisingan yang
diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor sebesar 8,5 dB.
c. Tembok penyengker dengan material batako diplester dapat mereduksi kebisingan yang
diakibatkan oleh suara kendaraan bermotor sebesar 7 dB..
5.2 Saran
Strategi Umum Penanganan Kebisingan :
a. Dalam mengatasi masalah kebisingan, maka yang pertama dapat dilakukan sebaiknya
menghilangkan sumber kebisingan dengan jalan memastikan produk seperti
kendaraan bermotor menghasilkan bunyi yang tidak melampaui ambang batas.
b. Bila hal diatas tidak dapat dilakukan maka harus diatasi dengan mengolah media
perambatan bunyi baik dengan jarak, pengaturan bentuk dan bahan penghalang.
Langkah ini dilakukan dengan penghitungan desain pagar penyengker dan landscape
untuk memastikan bunyi yang diterima tidak melampaui ambang batas.
c. Bila kedua hal tersebut tidak dapat mengatasi maka upaya dapat dilakukan pada
penerima bunyi.
19
Daftar Pustaka
Grandjean, E. 1988. Fitting the Task to the Man. A textbook of Occupational Ergonomics. 4th
Edition. London : Taylor & Francis.
Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Mc. Guenness, W.J & Stein, B. 1971. Mechanical and Electrical Equipment for Building.
Fifth Edition. New York, London, Sydney, Toronto, John Wiley and Sons, Inc.
Nur Metawati, dkk., 2013, Evaluasi Pemenuhan Standar Tingkat Kebisingan Kelas di SMPN
23 Bandung, INVOTEC, Volume IX. No. 2. Agustus 2013. Bandung. hal. 147.
Pembangunan Perumahan, PT. 2006. Dokumen Menara Kuningan, Jakarta.
Pheasant, S. 1991. Ergonomics Work and Health. First Published Houndmills. London :
Macmillan Academic and Propesional LTD.
Poerbo, H.. (2000), Struktur dan Konstruksi Bangunan Tinggi, Djambatan, Jakarta.
Poerbo, H. 1992. Utilitas Bangunan. Jakarta : Penerbit Djambatan
Ratanawisesa, P. 2012, Penilaian Keadaan Akustik dan Pencahayaan Ruang Auditorium
Sebagi Ruang Perkuliahan di Universitas Indonesia, Teknik Industri, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia. Jakarta.
Saito, H.& Arismunandar, W. 1981. Penyegaran Udara. Cetakan ke-2. Jakarta : Penerbit PT
Pradnya Paramita.
Schuller, Wolfgang, (1977), High Rise Building Structures, John Wiley & Son, New York.
Soetiadji S., S. 1996. Anatomi Ultilitas. Jakarta : Penerbit Jambatan
Susanta, I Nyoman. 1997. Pengaruh Tata letak Lubang Ventilasi Terhadap Kenyamanan
Ruang. Fakultas Pasca Sarjana Universitas Udayana. Denpasar.
Tanggoro, D. 2000. Utilitas Bangunan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit UI-Press
20
Lampiaran 1. Anggaran Biaya
Kegiatan penelitian ini didanai melalui HIBAH Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Udayana dengan total biaya Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). Ringkasan
dari anggaran yang diajukan dapat dilihat pada Tabel 6. Justifikasi dan rincian dari anggaran
yang diajukan dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 6. Anggaran Biaya
Kegiatan Penelitian “Peranan Tembok Penyengker Didalam Mereduksi Kebisingan Akibat Suara Kendaraan
Bermotor Di Kelurahan Panjer Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar”
No. Jenis Pengeluaran Biaya yang
Diusulkan (Rp)
1. Persiapan/Inisisasi Kegiatan (12,00 %) 1.200.000
2. Honor (8,00 %) 800.000
3. Penunjang (20,00 %) 2.000.000
4. Bahan habis pakai (42,50 %) 4.250.000
5. Perjalanan (10,00%) 1.000.000
6. Lain-lain (7,50 %) 750.000
JUMLAH TOTAL : 10.000.000
21
Lampiran 2. Jadual Kegiatan
Keseluruhan kegiatan penelitian ini akan dimulai pada minggu ke 2 bulan Mei dan berakhir
pada akhir bulan Agustus. 2015. Rincian kegiatan dan jadwal ditampilkan pada Tabel 6.
Tabel 7. Jadual Kegiatan Penelitian
“Peranan Tembok Penyengker Didalam Mereduksi Kebisingan Akibat Suara Kendaraan ermotor
Di Kelurahan Panjer Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar”
No KEGIATAN WAKTU
JUNI JULI AGUSTUS
II III IV I II III IV I II III IV
1 Persiapan
2 Pendataan
3 Analisis
4 Penyusunan Laporan
5 Penggandaan dan Penjilidan
6 Penyerahan Laporan
22
Lampiran 3. Justifikasi Anggaran
A. Bahan Habis
I. ATK dan bahan habis pakai Volume Satuan Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1. Amplop folio coklat isi 100 10 Kotak 28.000 280.000
2. Kertas HVS A4 80 gr. 10 Rim 45000 450.000
3. Lim kertas UHU 2 Bh 5.000 10.000
4. Map box file Bantek 15 Kotak 24.000 360.000
5. Potocopy 1 Ls 550.000 550.000
6. Tinta HP. Laser Jet P 1006 black 2 Bh 300.000 600.000
Jumlah A. I. 2.250.000
II. Konsumsi Volume Satuan Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1. Konsumsi Nasi Kotak 30 Kotak 20.000 1.000.000
2. Konsumsi Snack 35 Kotak 10.000 350.000
Jumlah A. II. 1.350.000
B. Perjalanan
No Keterangan/Transportasi local Volume Satuan Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1. Sewa kendaraan untuk survey 3 hari 3 Ls 500.000 1.500.000
Jumlah B 1.500.000
C. Penggandaan Laporan Penelitian
No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1. Penggandaan draft laporan penelitian 10 Bh 25.000 250.000
2. Penggandaan draft final laporan
penelitian
10 Bh 25.000 250.000
Jumlah C 500.000
D. Penyelenggaraan Seminar
No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1. Snack peserta 40 Kotak 6.500 260.000
2. Penggandaan makalah seminar 40 Eks 6.000 240.000
Jumlah D 500.000
E. Honorarium
No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1. Peneliti Utama 40 OJ 50.000 2.000.000
2. Peneliti Madya 76 OJ 25.000 1.900.000
Jumlah E 3.900.000