EFEKTIVITAS PROGRAM UPSUS PAJALE TERHADAP …digilib.unila.ac.id/54862/2/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...

73
EFEKTIVITAS PROGRAM UPSUS PAJALE TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh ANISA SAFIRA Skripsi JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Transcript of EFEKTIVITAS PROGRAM UPSUS PAJALE TERHADAP …digilib.unila.ac.id/54862/2/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...

EFEKTIVITAS PROGRAM UPSUS PAJALE TERHADAPPENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI

DI KECAMATAN NATAR KABUPATENLAMPUNG SELATAN

Oleh

ANISA SAFIRA

Skripsi

JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PROGRAM UPSUS PAJALE TERHADAP PENINGKATANPENDAPATAN USAHATANI DI KECAMATAN NATAR

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

Anisa Safira

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) efektivitas Program Upsus Pajale dalammeningkatkan produktivitas dan pendapatan dari usahatani padi dan jagung (2) faktor-faktoryang berhubungan dengan tingkat efektivitas Program Upsus Pajale (3) perbedaan pendapatanusahatani sebelum dan sesudah mengikuti Program Upsus Pajale, dan (4) kendala-kendala yangterdapat di dalam pelaksanaan Program Upsus Pajele di Kecamatan Natar Kabupaten LampungSelatan. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja di Kecamatan Natar. Responden dalampenelitian ini berjumlah 45 orang petani. Pengambilan data dilaksanakan dari bulan Agustussampai dengan September 2017. Metode penelitian ini menggunakan metode survei, denganmenggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan uji korelasi Rank Spearman. Hasil studimenyimpulkan Program Upus Pajale kurang efektif. Faktor-faktor yang berhubungan denganefektivitas Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan adalahtingkat pengetahuan anggota kelompok tani, motivasi angota kelompok tani, tingkat partisipasianggota kelompok tani, dan peran penyuluh pertanian lapangan. Produktivitas pada tanamanpadi mengalami kenaikan dan pada tanaman jagung justru mengalami penurunan sementara itupendapatan usahatani mengalami penurunan setelah adanya Program Pajale disebabkan olehperubahan keadaan iklim. Kendala-kendala dalam pelaksanaan Program Upsus Pajale diKecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yaitu kualitas bantuan benih yang tidak baik,ketersediaan pupuk yang terlambat, komunikasi antara penyuluh keanggota kelompok tani tidakpernah dilakukan dan kesulitan untuk peminjaman alat pertanian yang diberikan pemerintahkepada ketua kelompok tani.

Kata kunci: Pendapatan, Efektivitas Program, Upsus Pajale

ABSTRACT

PROGRAM EFECTIVENESS UPSUS PAJALE TOWARDS INCREASINGINCOME FARMING IN THE NATAR DISTRICT

SOUTH LAMPUNG DISTRICT

By

Anisa Safira

The purpose of this study was to find out (1) the effectiveness of the Pajale Upsus Program inincreasing productivity and income from rice and corn farming (2) factors related to the level ofeffectiveness of the Pajale Upsus Program (3) differences in farm income before and afterparticipating in the Pajale Upsus Program, and (4) constraints in the implementation of the PajeleUpsus Program in Natar District, South Lampung District. Location determination is doneintentionally in Natar District. Respondents in this study were 45 farmers. Data collection wascarried out from August to September 2017. This study used a survey method, using quantitativedescriptive analysis and Rank Spearman correlation test. The study shows that the Upus PajaleProgram was ineffective. Factors related to the effectiveness of the Pajale Upsus Program inNatar Subdistrict, South Lampung District are the level of knowledge of farmer group members,motivation of farmer group members, level of participation of farmer group members, and therole of field agriculture instructors. Productivity in rice plants has increased and in corn plantshas decreased while farming income has decreased after the Pajale Program was caused bychanges in climate conditions. The obstacles in the implementation of the Upsus Pajale Programin Natar Subdistrict, South Lampung Distric were the poor quality of seed aid, the availability oflate fertilizers, communication between farmer group members' extension workers and thedifficulty of borrowing agricultural tools provided by the government to the farmer groupleaders.

Keywords: Income, Program Effectiveness, Upsus Pajale

EFEKTIVITAS PROGRAM UPSUS PAJALE TERHADAPPENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI DI KECAMATAN NATAR

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

ANISA SAFIRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Lampung Utara, Provinsi

Lampung pada tanggal 19 April 1994 sebagai anak ke tiga

dari pasangan Bapak Alm. Wilemsyah dan Ibu Sumyana.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 2

Cempaka pada tahun 2007. Kemudian menamatkan

pendidikan sekolah menengah pertama di SMP N 6

Kotabumi pada tahun 2010 dan di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun

2013.

Penulis diterima di Jurusan Agribisnis, Universitas Lampung pada tahun 2013

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Penulis dalam kegiatan kemahasiswaan pernah menjadi anggota Bidang

Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himaseperta).

Penulis juga pernah mengikuti pelatihan-pelatihan yaitu; Latihan Dasar

Kepemimpinan (LDK), dan Latihan Kewirausahaan (LK). Pada tahun 2013

penulis melakukan kegiatan Home stay selama tujuh hari di desa Pancasila

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dan pada tahun 2016 penulis

mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama enam puluh hari di Desa Penawar

Jaya Kabupaten Tulang Bawang. Selama masa perkuliahan, penulis juga

melaksanakan Praktik Umum di BP4K Kabupaten Tulang Bawang pada tahun

2016.

SANWACANA

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “efektivitas Program Upsus Pajale terhadap peningkatan

pendapatan usahatani di Kecamatan NatarKabupaten Lampung Selatan”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Dr. Teguh Endaryanto,S.P. M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung yang telah memberikan bimbingan kepada

penulis.

3. Dr. Ir. Tubagus Hasanuddin., M.S. selaku Pembimbing pertama yang telah

banyak memberikan pengarahan, ilmu dan bimbingan kepada penulis. Terima

kasih atas bimbingan, saran, serta nasehat dalam penulisan skripsi.

4. Ir. Begem Viantimala., M.Si. selaku Pembimbing kedua yang telah banyak

memberikan pengarahan, ilmu dan bimbingan kepada penulis. Terima kasih

atas bimbingan, saran, serta nasehat dalam penulisan skripsi.

5. Dr.Ir. Dewangga Nikmatullah.,M.S. selaku Pembahas yang telah memberikan

bimbingan, nasehat dan saran demi perbaikan skripsi.

6. Dr. Ir. Wuryaningsih Dwi Sayekti, M.S. selaku Pembimbing Akademik yang

telah memberikan bimbingan, nasehat, dan saran selama penulis

melaksanakan kuliah.

7. Ayahanda Alm. Wilemsyah. dan Ibunda Sumyana. tercinta, yang senantiasa

dengan kesabaran telah membesarkan, mendidik, memberikan motivasi, doa

dan kasih sayang, serta telah menjaga dengan segenap jiwa dan raga.

8. Rohim, Wilmina Amd. Keb, Melia Sari Amd. Keb sebagai saudara kandung,

Rozi Halim sebagai sepupu serta Rian Kartika Utami, Arjon Deniswin Amd.

Kep, Rudi Anggara, Evi Yunita S.Pd sebagai kaka ipar yang telah

memberikan dukungan, serta semangat dan senantiasa mendoakan penulis.

9. Nadya Maharani, Mudha Mahardika, Nadira Sahasika, Alula, Bilal, Imam

sebagai keponakan-keponakan yang selalu menghibur dan memberikan

keceriaan kepada penulis selama menulis skripsi ini.

10. Keluarga Besar cucu Anwar yang telah memberikan dukungan, motivasi,

nasehat, doa, dan kasih sayang.

11. Sandi Handika, S.H yang telah menemani, memberikan dukungan, perhatian,

kasih sayang, motivasi, dan doa.

12. Sahabat terbaik Tiara Shinta Anggraeni, Hafiza Ayu Rizqi, Ochi Ramadhani,

Fitri Rofiqoh, Sinta Okpratiwi, Risa Agustria Dewinta,dan Putri Mutia yang

telah memberikan motivasi dan semangat selama menyelesaikan skripsi.

13. Teman-teman terbaik Ade Fitriyani, Bela Chintya, Wayan Oki, Destika, Bela

Aldila, Erika, Arienda, Wida, Sasmitha, Rania, Yunni, Ayu Marsela, Fitria,

Ibrohim Saputra, Kuantan Dwi Saputra, Haryadi, Ega, Mifta, Malik, Dhanta,

Azil, yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

14. Sahabat-sahabatku tersayang Kurnia Putri, Fina Fitria, Reynaldi Irawan, Evi

Tirto Nanda, Cyntia, Eca Fitria, Aulia Dian Pratiwi, yang telah memberikan

dukungan dan motivasi kepada penulis.

15. sahabat-sahabat terbaik Pitri, Irenia Bella Nastiti, Siti Soleha yang telah

memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

16. Teman kkn terbaik Fadhila Soraya, Erisa, Laila yang telah memberikan

dukungan dan motivasi kepada penulis.

17. Adik-adik tercinta 2014, 2015, 2016 dan kakak-kakak tercinta 2010, 2011,

2012, Himaseperta terima kasih atas segala bantuannya.

18. Bapak Haryono, Ibu Novitasari, Ibu Sugiatni, Penyuluh pertanian lapang di

BP4K,Warga masyarakat Desa Sidosari dan Negara Ratu selaku responden,

dan seluruh masyarakat Kecamatan Natar, terima kasih untuk semua bantuan

dan kerjasama dalam pelaksanaan penelitian ini.

19. Seluruh dosen, staff administrasi Mba Iin, Mba Ayi, Mba Tunjung, Mas

Bukhori, Mas Boim, dan karyawan FP Unila, atas jasa-jasa kalian penulis

dapat menyelesaikan studi.

20. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu yang telah membantu hingga terselesainya penulisan skripsi ini.

Semoga ALLAH SWT melimpahkan balasan atas kebaikan dan perhatian yang

diberikan kepada penulis, serta semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Amin.

Bandar Lampung, November 2018

ANISA SAFIRA

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL....................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN ......................................................................................1A. Latar Belakang........................................................................................1B. Tujuan Penelitian ...................................................................................14C. Manfaat Penelitian .................................................................................15

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS .....................................................................................16A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................16

1. Konsep Efektivitas...........................................................................162. Program Upsus Pajale .....................................................................203. Analisis Usahatani ..........................................................................264. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Efektivitas

Program ..........................................................................................305. Penelitian Terdahulu .......................................................................326. Kerangka Pemikiran .......................................................................357. Hipotesis .........................................................................................39

III. METODE PENELITIAN .........................................................................40A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Variabel ..................................40B. Lokasi, Waktu Penelitian, dan Responden.............................................45C. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data ...........................................48

IV.

D. Metode Analisis Data.............................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan…………………

1. Keadaan Geografi……………................................................2. Keadaan Iklim……………………….....................................3. Keadaan Demografi…………................................................4. Keadaan Pertanian………………………...............................

B. Gambaran Umum Kecamatan Natar………………….…..……..1. Keadaan Geografi…………………………….......................2. Keadaan Demografi……………………………....................

48

515151525254555557

ii

V.

3. Keadaan Pertanian……………..............................................C. Gambaran Umum Desa Negara Ratu dan Desa Sidosari...............

1. Keadaan Geografi...................................................................2. Keadaan Demografi................................................................3. Keadaan Keadaan Pertanian...................................................

D. Sarana dan Prasarana Penunjang...................................................E. Keadaan Umum Responden..........................................................

1. Keadaan Umum Bedasarkan Umur.........................................2. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan...............................................................................F. Efektivitas Program Upsus Pajale (Variabel Y)............................G. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efektivitas Program

Upsus Pajale (Variabel X).............................................................1. Tingkat Pengetahuan Anggota tentang Program Upsus

Pajale (X1)..............................................................................2. Tingkat Partisipasi Anggota (X2)...........................................3. Motivasi Anggota (X3)..........................................................4. Peran Penyuluh (X4)..............................................................

H. Pendapatan Usahatani Padi dan Jagung Sebelum dan SesudahAdanya Program Upsus Pajale (Variabel Z).................................1. Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Sesudah Adanya

Program Upsus Pajale..............................................................2. Pendapatan Usahatani Jagung Sebelum dan Sesudah Adanya

Program Upsus Pajale..............................................................I. Kendala-kendala yang terdapat di dalam Pelaksanaan Program

Upsus Pajale...................................................................................J. Pengujian Hipotesis.......................................................................

1. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Anggota denganEfektivitas Program Upsus Pajale di Kecamatan NatarKabupaten Lampung Selatan...................................................

2. Hubungan antara Tingkat Partisipasi Anggota denganEfektivitas Program Upsus Pajale di Kecamatan NatarKabupaten Lampung Selatan...................................................

3. Hubungan antara Tingkat Motivasi Anggota denganEfektivitas Program Upsus Pajale di Kecamatan NatarKabupaten Lampung Selatan...................................................

4. Hubungan antara Tingkat Peran Penyuluh Lapanga denganEfektivitas Program Upsus Pajale di Kecamatan NatarKabupaten Lampung Selatan...................................................

KESIMPULAN……………………………………………….........

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...

LAMPIRAN………………………………………………………..

5759595960606363

6465

72

73747677

80

81

87

9293

94

95

97

98

iii

DAFTAR TABEL

Table Halaman1. Rata-rata luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman padi

menurut kabupaten, kota di Provinsi Lampung tahun 2013-2015....... 3

2. Rata-rata luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman jagungmenurut kabupaten, kota di Provinsi Lampung tahun 2013-2015....... 4

3. Rata-rata luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman kedelaimenurut kabupaten, kota di Provinsi Lampung tahun 2013-2015....... 6

4. Data luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman padi, sebelumdan sesudah adanya Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar ........ 8

5. Data luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman jagung,sebelum dan sesudah adanya Program Upsus Pajale di KecamatanNatar..................................................................................................... 10

6. Data luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman kedelai,sebelum dan sesudah adanya Program Upsus Pajale di KecamatanNatar..................................................................................................... 12

7. Ringkasan penelitian terdahulu mengenai efektifitas program............ 32

8. Batasan operasional dan pengukuran variable (X) .............................. 41

9. Sebaran Sampel Penelitian di kelompok tani di Kecamatan Natar...... 48

10. Produksi dan luas lahan berbagai komoditas tanaman di KabupatenLampung Selatan tahun 2015............................................................... 55

11. Sebaran penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin diKecamatan Natar tahun 2015 .............................................................. 56

iv

12. Penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2015 ......... 57

13. Produksi dan luas lahan berbagai komoditas tanaman pangan diKabupaten Lampung Selatan tahun 2015 ............................................ 58

14. Prasarana pertanian di Kecamatan Natar tahun 2016 ......................... 61

15. Keadaan responden berdasarkan umur ............................................... 64

16. Keadaan responden berdasarkan tingkat pendidikan .......................... 65

17. Sebaran petani responden berdasarkan penyediaan kebutuhanprasarana dan sarana Program Upsus Pajale di Kecamatan NatarKabupaten Lampung Selatan .............................................................. 66

18. Sebaran petani responden berdasarkan indeks pertanaman ProgramUpsus Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ....... 67

19. Sebaran petani responden berdasarka produktivitas tanaman padisebelum Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar KabupatenLampung Selatan ................................................................................ 68

20. Sebaran petani responden berdasarka produktivitas tanaman padisesudah Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar KabupatenLampung Selatan ................................................................................ 69

21. Sebaran petani responden berdasarka produktivitas tanaman jagungsebelum Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar KabupatenLampung Selatan ................................................................................ 69

22. Sebaran petani responden berdasarka produktivitas tanaman padisesudah Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar KabupatenLampung Selatan ................................................................................ 70

23. Sebaran petani responden berdasarkan indikator efektivitas tanamanpadi pada Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar KabupatenLampung Selatan ................................................................................ 71

24. Sebaran petani responden berdasarkan indikator efektivitas tanamanjagung pada Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar KabupatenLampung Selatan ................................................................................ 73

v

25. Sebaran petani responden berdasarkan tingkat pengetahuan anggotatentang Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar KabupatenLampung Selatan ................................................................................ 74

26. Sebaran petani responden berdasarkan tingkat partisipasi anggotatentang Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar KabupatenLampung Selatan ............................................................................... 75

27. Sebaran petani responden berdasarkan tingkat motivasi anggotatentang Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar KabupatenLampung Selatan ................................................................................ 77

28. Sebaran petani responden berdasarkan tingkat peran penyuluhlapangan anggota tentang Program Upsus Pajale di Kecamatan NatarKabupaten Lampung Selatan .............................................................. 78

29. Rekapitulasi factor-faktor yang berhubungan dengan EfektivitasProgram Upsus Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten LampungSelatan ................................................................................................. 79

30. Pendapatan dan R/C rasio pada usahatani padi sebelum ProgramUpsus Pajale ........................................................................................ 83

31. Pendapatan dan R/C rasio pada usahatani padi sesudah ProgramUpsus Pajale ........................................................................................ 84

32. Pendapatan dan R/C rasio pada usahatani jagung sebelum ProgramUpsus Pajale ........................................................................................ 89

33. Pendapatan dan R/C rasio pada usahatani jagung sesudah ProgramUpsus Pajale ........................................................................................ 90

34. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat pengetahuan denganefektivitas Program Upsus Pajale ....................................................... 94

35. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat partisipasi anggota denganefektivitas Program Upsus Pajale ...................................................... 96.

36. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat motivasi anggota denganefektivitas Program Upsus Pajale ....................................................... 97

37. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat peran penyuluh denganefektivitas Program Upsus Pajale ....................................................... 99

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.

2.

3.

Kerangka pemikiran efektivitas Program Upsus Pajale terhadappeningkatan pendapatan usahatani di Kecamatan Natar KabupatenLampung Selatan .........................................................................................

Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten LangsungSelatan tahun 2016………………………………………………….

Kondisi jalan di Kecamatan Natar tahun 2016……………………...

38

53

62

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dan Masalah

Sektor tanaman pangan memiliki peranan penting dalam aspek ketahanan

nasional yaitu mewujudkan ketahan pangan, pembangunan wilayah,

pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, penerimaan devisa, serta

menjadi penarik bagi pertumbuhan industri. Menurut Arifin (2005),

ketahanan pangan merupakan tantangan yang mendapatkan prioritas untuk

mencapai kesejahteraan bangsa pada abad ini. Kebutuhan pangan di dunia

semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di dunia.

Bertambahnya penduduk bukan hanya menjadi satu-satunya permasalahan

yang menghambat untuk menuju ketahanan pangan nasional. Sub sektor

tanaman pangan di Indonesia memegang peranan penting sebagai pemasok

kebutuhan konsumsi penduduk dan memelihara stabilitas ekonomi nasional,

namun saat ini sektor pertanian Indonesia mengalami permasalahan dalam

meningkatkan jumlah produksi pangan yang ada. Kementerian Pertanian

(2016) telah merumuskan sebuah kebijakan untuk mencapai ketahanan

pangan di Indonesia berupa swasembada berkelanjutan dari komoditas padi,

jagung, dan kedelai. Program swasembada yang diluncurkan pemerintah

dikenal dengan Program Upsus Pajale (upaya khusus padi, jagung, dan

2

kedelai). Program Upsus Pajale adalah strategi dan upaya yang dilakukan

untuk peningkatan luas tanam dan produktivitas padi, jagung, dan kedelai di

daerah-daerah sentra produksi pangan di Indonesia.Program Upsus Pajale

diharapkan mampu mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. Program

Upsus Pajale dilaksanakan selama tiga tahun mulai tahun 2015 sampai tahun

2017.

Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah sentra produksi pangan yang

melaksanakan Program Upsus Pajale dengan luas panen, produksi, dan

produktivitas yang dapat dikatakan cukup tinggijika dibandingkan dengan

Provinsi lain dengan produktivitas sebesar 5,16 ton/ha untuk padi, 5,02 ton/ha

untuk jagung, dan 1,18 ton/ha untuk kedelai (Badan Pusat Statistik Provinsi

Lampung, 2016). Rata-rata luas panen,produksi, dan produktivitas padi,

jagung, dan kedelai di Provinsi Lampungselama tiga tahun terakhir (2013-

2015) menurutkabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 1, 2,dan 3.

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa Kabupaten Lampung Selatan

merupakan kabupaten yang memiliki produksi padi terbesar ketiga setelah

Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur, namun untuk

produktivitas Kabupaten Lampung Selatan lebih besar jika dibandingkan

dengan Kabupaten Lampung Timur. Pada tahun 2013-2015 produktivitas

padi di Lampung Selatan mengalami kenaikan sebesar 1,62 persen. Rata-rata

luas panen, produksi, dan produktivitas jagung di Provinsi Lampung tahun

2013-2015 dapat dilihat pada Tabel 2.

3

Tabel 1. Rata-rata luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman padi menurut kabupaten, kota di Provinsi Lampung tahun 2013-2015

No Kabupaten

Sebelum adanya Program Upsus Pajale Sesudah adanya Program Upsus Pajale2013 2014 2015

Luas panen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Luaspanen (ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Luas panen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

1. Lampung Barat 38.773 117.81 4.5859 24.590 116.607 4.7420 23.854 115.644 4.84792. Tanggamus 40.114 212.317 5.2928 41.551 226.628 5.4542 50.083 290.615 5.80263. Lampung Selatan 76.108 399.9 5.2543 80.596 441.113 5.4731 88.129 478.760 5.43244. Lampung Timur 94.417 492.315 5.2142 95.383 509.949 5.3463 110.099 567.447 5.15395. Lampung Tengah 125.37 660.443 5.2679 123.74 673.564 5.4433 138.807 780.927 5.62596. Lampung Utara 30.179 139.319 4.6164 31.624 150.339 4.7539 33.011 161.851 4.90297. Way Kanan 30.15 137.161 4.5492 32.314 151.674 4.6937 31.944 156.811 4.90898. Tulang Bawang 42.838 209.906 4.8999 40.922 208.648 5.0986 51.287 263.102 5.12999. Pesawaran 28.864 185.674 6.4327 28.328 153.472 5.4176 30.733 169.83 5.5259

10. Pringsewu 21.453 150.526 7.0165 22.078 120.275 5.4477 23.611 140.926 5.968611. Mesuji 31.35 113.342 3.6153 27.324 129.791 4.7500 39.246 180.121 4.589512. Tulang Bawang Barat 14.351 144.304 10.0532 15.504 73.473 4.7389 18.159 92.408 5.088813. Pesisir Barat - - - 15.289 72.506 4.7423 15.473 80.927 5.230214. Bandar Lampung - - - 1.685 9.22 5.4718 1.675 9.694 5.787415. Metro 4.233 6.752 1.5950 4.853 27.027 5.5691 5.676 35.077 6.1798

Jumlah 391.330 2.452.059 683.933 462.041 3.055.066 771.425 661.787 3.354.310 801.746Sumber :BPS Kabupaten Lampung Selatan2016 (Data diolah)Keterangan: - = data tidak tersedia

4

Tabel 2. Rata-rata luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman jagung menurut kabupaten, kota di Provinsi Lampung tahun 2013-2015

No Kabupaten

Sebelum adanya Program Upsus Pajale Sesudah adanya Program Upsus Pajale2013 2014 2015

Luaspanen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Luaspanen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Luaspanen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

1. Lampung Barat 4.152 16.488 3.9710 241 1.001 4.1535 235 962 4.09362. Tanggamus 6.228 31.34 5.0321 1.954 9.916 5.0747 3.441 17.651 5.12963. Lampung Selatan 105.252 529.028 5.0262 114.232 597.080 5.2269 121.985 632.137 5.18204. Lampung Timur 96.22 481.635 5.0055 100.026 522.776 5.2264 99.025 516.412 5.21495. Lampung Tengah 74.134 373.276 5.0351 56.227 293.763 5.2245 51.805 268.949 5.19156. Lampung Utara 29.467 122.103 4.1437 29.054 125.351 4.3144 24.262 103.243 4.25537. Way Kanan 17.025 70.972 4.1686 14.734 64.525 4.3793 11.369 49.418 4.34678. Tulang Bawang 1.923 10.384 5.3998 1.677 8.544 5.0948 2.116 10.595 5.00709. Pesawaran 18.204 90.555 4.9744 14.654 75.392 5.1448 14.07 71.645 5.0920

10. Pringsewu 5.667 28.102 4.9588 6.167 31.997 5.1884 6.326 31.403 4.964111. Mesuji 461 2.209 4.7917 187 922 4.9304 95 447 4.705212. Tulang Bawang Barat 1.407 5.749 4.0859 1.692 7.389 4.3670 569 2.492 4.379613. Pesisir Barat - - - 4.804 20.048 4.1327 3.254 13.448 5.103614. Bandar Lampung 193 985 5.1036 73 380 5.2054 45 231 5.133315. Metro 152 719 4.7302 470 2.254 4.7557 903 4.460 4.9390

Jumlah 264.265 1.732.205 664.266 346.192 1.761.338 724.189 325.430 1.723.493 727.374Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan 2016 (Data diolah)Keterangan: - = data tidak tersedia

5

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa Lampung Selatan merupakan

kabupaten yang memiliki luas panen jagung terbesar di Provinsi Lampung

jika dibandingkan dengan provinsi lain. Produktivitas jagung selama tiga

tahun terakhir (2013-2015) mengalami peningkatan sebesar 1,49 persen.

Rata-rata luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman kedelai menurut

kabupaten, kota di Provinsi Lampung tahun 2013-2015 disajikan pada Tabel 3.

6

Table 3.Rata-rata luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman kedelai menurut kabupaten, kota di Provinsi Lampung tahun 2013-2015

No Kabupaten

Sebelum adanya Program Upsus Pajale Sesudah adanya Program Upsus Pajale2013 2014 2015

Luaspanen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Luaspanen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Luas panen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

1. Lampung Barat 95 107 1.1263 28 33 1.1785 39 48 1.23072. Tanggamus 679 778 1.1458 109 130 1.1926 2.551 3.095 1.21323. Lampung Selatan 1.528 1.734 1.1348 661 789 1.1936 2.106 2.582 1.22604. Lampung Timur 887 1.06 1.1950 1.285 1.585 1.2334 856 1.085 1.26755. Lampung Tengah 1.556 1.824 1.1722 773 987 1.2768 2.036 2.479 1.21756. Lampung Utara 888 1.079 1.2150 909 1.101 1.2112 1.424 1.754 1.23177. Way Kanan 873 1.103 1.2634 992 1.265 1.2752 681 903 1.32598. Tulang Bawang 703 548 0.7795 13 10 0.7692 807 903 1.11899. Pesawaran 88 102 1.1590 125 139 1.112 37 45 1.2162

10. Pringsewu 17 20 1.1764 20 24 1.2 100 120 1.211. Mesuji 80 97 1.2125 8 10 1.25 212 218 1.028312. Tulang Bawang Barat 3 4 1.3333 - - - - - -13. Pesisir Barat - - - 54 64 1.1851 34 41 1.205814. Bandar Lampung - - - - - - - - -15. Metro 7 8 1.1428 14 19 1.3571 77 100 1.2987

Jumlah 7.404 7.404 142.765 4.991 6.156 112.147 1.0960 1.3373 145.804Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan 2016 (Data diolah)Keterangan: - = data tidak tersedia

7

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa produktivitas kedelai di Lampung

Selatan selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 3,78

persen. Hal tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun 2013-2015 untuk

produktivitas tanaman kedelai mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen.

Berdasarkan Tabel 1, 2, dan 3yang telah disajikan di atas menunjukkanbahwa

pada tahun 2013 dan 2014 produksi padi, jagung, dan kedelai merupakan

produksi sebelumadanya Program Upsus Pajale dan pada tahun 2015

merupakan tahun sesudah adanya Program Upsus Pajale, program tersebut

dilaksanakan di seluruh Kabupaten yang ada di Provinsi Lampung salah satunya

yaitu Kabupaten Lampung Selatan. Program Upsus Pajale yang dilakukan di

Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2015 justru mengalami penurunan

produktivitas untuk komoditas padi dan jagung, sedangkan untuk komoditas

kedelai dengan adanya Program Upsus Pajale justru produktivitas mengalami

peningkatan yang tidak begitu signifikan yaitu hanya sebesar 2,64 persen.

Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari 17 kecamatan. Adapun luas panen,

produksi dan produktivitas padi dari 17 kecamatan yang berada di Kabupaten

Lampung Selatan tahun 2013-2015sebelum dan sesudah adanya Program

Upsus Pajale dapat dilihat pada Tabel 4, 5, dan 6.

8

Tabel 4. Data luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman padi,sebelum dan sesudah adanya Program Upsus Pajale

No Kecamatan

Sebelum adanya Program Upsus PajaleSesudah adanya Program Upsus

Pajale2013 2014 2015

Luas panen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Luaspanen (ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Luaspanen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

1. Natar 7.900 43.238 5.4731 8.395 46.468 5.5351 8.176 45.281 5.53822. Jati Agung 4.635 25.368 5.4731 5.216 28.871 5.5350 5.329 29.513 5.53813. Tanjung Bintang 2.757 15.089 5.4729 3.086 17.081 5.5349 2.632 14.677 5.57634. Tanjung Sari 1.456 7.969 5.4732 1.359 7.522 5.5349 1.570 8.695 5.53825. Katibung 1.686 9.228 5.4733 1.829 10.124 5.5352 1.743 9.653 5.53816. Merbau Mataram 2.984 16.332 5.4731 2.936 16.251 5.5350 2.807 15.546 5.53827. Way Sulan 3.418 18.707 5.4730 3.305 18.294 5.5352 2.959 16.388 5.53838. Sidomulyo 3.835 20.989 5.4730 3.397 22.124 6.5128 5.835 32.316 5.53839. Candipuro 8.753 47.906 5.4730 10.131 56.077 5.5351 10.755 59.564 5.5382

10. Way Panji 2.668 14.602 5.4730 2.890 15.997 5.5352 3.916 21.688 5.538311. Kalianda 5.486 30.026 5.4732 5.759 31.877 5.5351 5.190 28.743 5.538112. Rajabasa 3.310 18.116 5.4731 1.582 8.757 5.5353 2.680 14.842 5.538013. Palas 13.948 76.339 5.4731 10.968 60.71 5.5351 18.627 103.752 5.569914. Sragi 5.249 28.724 5.5352 5.492 30.405 5.5383 3.838 21.256 5.473115. Penengahan 5.096 27.891 5.4731 4.617 25.556 5.5351 5.909 32.725 5.538116. Ketapang 6.468 35.4 5.4730 5.982 33.111 5.5351 4.998 27.68 5.538217. Bakauheni 947 5.183 5.4730 1.038 5.745 5.5346 1.165 6.452 5.5381

Jumlah 80.596 405.707 931.044 77.982 374.260 950.770 88.129 461.091 941.537Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan 2016 (Data diolah)

9

Tabel 4 menunjukkan luas lahan, produksi dan produktivitas tanaman

padisebelum dan sesudah adanya Program Upsus Pajale di Kabupaten Lampung

Selatan. Tabel tersebut menunjukkanbahwa pada tahun 2015 Kecamatan Natar

merupakan kecamatan yang memiliki produksi tertinggi ketiga setelah Kecamatan

Palas dan Kecamatan Candipuro dengan adanya Program Upsus Pajale, dengan

adanya program tersebut Kecamatan Natar mengalami kenaikan produktivitas

sebesar 0,58 persen. Adapun luas panen,produksidan produktivitas tanaman

jagung, sebelum dan sesudah adanya Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2013-2015 dapat dilihat pada Tabel 5.

10

Tabel 5. Data luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman jagung, sebelum dan sesudah adanya Program Upsus Pajale

No Kecamatan

Sebelum adanya Program Upsus PajaleSesudah adanya Program Upsus

Pajale2013 2014 2015

Luaspanen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Luaspanen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Luaspanen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

1. Natar 15.146 79.167 5.2269 16.270 84.313 5.1821 11.568 59.174 5.11542. Jati Agung 6.180 32.302 5.2268 6.106 31.64 5.1821 5.526 28.268 5.11543. Tanjung Bintang 7.234 37.811 5.2268 7.762 40.223 5.1820 5.890 30.59 5.19354. Tanjung Sari 5.810 30.368 5.2268 5.783 29.968 5.1820 4.781 24.475 5.11545. Katibung 5.603 29.286 5.2268 10.491 54.365 5.1820 6.934 35.470 5.11536. Merbau Mataram 1.289 6.737 5.2265 1.845 9.561 5.1821 1.287 6.584 5.11577. Way Sulan 1.734 9.063 5.2266 1.488 7.711 5.2266 1.387 7.095 5.11538. Sidomulyo 8.819 46.096 5.2268 7.892 40.987 5.1934 8.675 44.376 5.11539. Candipuro 3.919 44.376 5.1153 3.247 16.826 5.1820 3.273 16.743 5.1154

10. Way Panji 3.816 19.946 5.2269 3.645 18.889 5.1821 3.316 16.963 5.115511. Kalianda 10.401 54.365 5.2269 12.143 62.926 5.1820 13.812 70.654 5.115412. Rajabasa 324 1.694 5.2283 138 715 5.1811 142 726 5.112613. Palas 8.614 45.025 5.2269 11.051 57.267 5.1154 3.911 50.397 5.115314. Sragi 4.288 22.413 5.2269 3.936 20.392 5.1808 3.911 20.006 5.115315. Penengahan 14.136 73.888 5.2269 14.2 73.586 5.1821 14.325 73.278 5.115316. Ketapang 10.962 57.297 5.2268 10.683 55.36 5.1820 10.532 53.875 5.115317. Bakauheni 5.957 31.137 5.2269 5.306 27.496 5.1820 4.9 25.065 5.1153

Jumlah 114.232 620.971 887.458 107.786 545.225 880.818 99.270 533.149 870.367Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan 2016 (Data diolah)

11

Tabel 5 menunjukkan bahwa produksi jagung pada tahun 2015 sesudah

adanya Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar mengalami penurunan

produktivitas sebesar 1,08 persen, selain itu Kecamatan Natar menempati

posisi tertinggi ketiga dengan produksi sebesar 59.175 ton dan

produktivitassebesar 5.11 ton/ha, setelah Kecamatan Penengahan yang

memiliki tingkat produksi sebesar 73.278 ton dengan produktivitas sebesar

5.11 ton/ha dan Kecamatan Kalianda yang memiliki tingkat produksi 70.654

ton dan produktivitas sebesar 5.11 ton/ha. Adapun luas panen,produksidan

produktivitas tanaman kedelai, sebelum dan sesudah adanya Program Upsus

Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2013-

2015 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukkan bahwa di Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan tidak memproduksi tanaman kedelai

dikarenakan faktor perubahan iklim maupun faktor lingkungan yang tidak sesuai

12

Tabel 6. Data luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman kedelai, sebelum dan sesudah adanya Program Upsus Pajale

No Kecamatan

Sebelum adanya Program Upsus Pajale Sesudah adanya Program Upsus Pajale2013 2014 2015

Luaspanen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Luaspanen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Luaspanen (ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

1. Natar 0 0 0 0 0 0 0 0 02. Jati Agung 0 0 0 49 60 1.2244 58 66 1.13793. Tanjung Bintang 55 66 1.2 160 196 1.225 180 206 1.1444. Tanjung Sari 40 48 1.2 50 61 1.22 60 69 1.155. Katibung 0 0 0 0 0 0 0 0 06. Merbau Mataram 5 6 1.2 25 31 1.24 30 34 1.13337. Way Sulan 0 0 0 164 201 1.2256 80 92 1.158. Sidomulyo 10 12 1.2 126 154 1.2222 131 150 1.14509. Candipuro 10 12 1.2 109 134 1.2293 110 126 1.1454

10. Way Panji 10 12 1.2 132 162 1.2272 59 67 1.135511. Kalianda 41 49 1.1951 125 153 1.224 109 125 1.146712. Rajabasa 0 0 0 0 0 0 0 0 013. Palas 150 179 1.1933 260 319 1.2269 100 114 1.1414. Sragi 45 192 1.2226 157 5 1.25 4 54 1.215. Penengahan 4 54 1.2 45 54 1.2 165 202 1.224216. Ketapang 225 269 1.1955 289 354 1.2249 102 117 1.147017. Bakauheni 25 30 1.2 265 325 1.2264 0 0 0

Jumlah 620 929 4.8065 1.956 2.209 100.518 1.188 1.422 9.3294Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan 2016 (Data diolah)

13

Produksi tanaman padi dan jagung tahun 2015 di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan dengan adanya Program Upsus Pajale

mengalami perbedaan produktivitas, tanaman padi mengalami peningkatan

namun pada tanaman jagung justru mengalami penurunan. Terjadinya

perbedaan produktivitas kedua tanaman tersebut tentu akan berpengaruh

terhadap pendapatan yang diterima oleh petani dalam menjalankan usahatani,

namun demikian dengan tanaman kedelai yang sama sekali tidak

menghasilkan produktivitas.

Menurut Kepala BP3K Kecamatan Natar penurunan yang terjadi pada

tanaman jagung tersebut bukan dikarenakan Program Upsus Pajale yang

belum sepenuhnya berhasil tetapi penurunanproduksi tersebut disebabkan

oleh perubahan iklim dan faktor lingkungan salah satunya adalah peristiwa

EL Nino sehingga terjadi penurunan yang merata di setiap kecamatan yang

berada di Kabupaten Lampung Selatan.

Keberhasilan Program Upsus Pajale dapat diukur dengan melihat efektivitas

program yang dilaksanakan di Kecamatan Natar. Terjadinya perbedaan

produktivitas tanaman padi dan jagung dengan adanya Program Upsus Pajale

tentu merupakan suatu permasalahan,terjadi kenaikan dan penurunan

produktivitas, sehingga dalam penelitian ini perlu diteliti mengenai efektivitas

Program Upsus Pajale apakah dengan adanya Program Upsus Pajale sudah

mencapai hasil yang maksimal untukmeningkatkan kembali produksi dan

produktivitas sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan

usahatani.

14

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan,yaitu:

1. Apakah Program Upsus Pajale efektif dalammeningkatkan produktivitas

tanaman padi dan jagung serta meningkatkan pendapatan anggota

kelompok tani di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?

2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat efektivitas

Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?

3. Berapakah perbedaan pendapatan usahatani sebelum dan sesudah

mengikuti Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan?

4. Kendala-kendala apa saja yang terdapat di dalam pelaksanaan Program

Upsus Pajele di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Program Upsus Pajale efektif dalam meningkatkan

produktivitas tanaman padi dan jagung serta meningkatkan pendapatan

anggota kelompok tani di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat

efektivitas Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan.

3. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan usahatani sebelum dan sesudah

mengikuti Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan.

15

4. Untuk mengetahui kendala-kendala yang terdapat di dalam pelaksanaan

Program Upsus Pajele di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:

1. Bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Lampung Selatan

dalam penyelenggaraan Program Upsus Pajale.

2. Bahan informasi bagi masyarakat agar dapat memanfaatkan Program

Upsus Pajale yang dilakukan oleh pemerintah.

3. Bahan informasi bagi peneliti sejenis.

16

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Efektivitas

Menurut Siagan (2001), efektivitas adalah pemanfaatan sumberdaya,

sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan

sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang

dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai

tidaknya sasaran yang telah ditetapkan, jika hasil kegiatan semakin

mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Menurut Aquino

(2010), efektivitas mengandung arti “terjadinya suatu efek atau akibat

yang dikehendaki”. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa sesuatu

bisa dikatakan efisien atau efektif apabila fungsi, bentuk dan sisi dari suatu

kegiatan dapat bermanfaat untuk pengendalian, penyempurnaan,

pelaksanaan, dan perencanaan kembali.

Efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu

kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.

Efektivitas pada dasarnya menunjukkan pada taraf tercapainya hasil,

sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun

sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan

17

pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana

cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input

dan outputnya (Siagan, 2001).

Melaksanakan suatu program atau kegiatan, setiap individu tentunya

menginginkan hasil yang baik. Hasil yang baik didapatkan apabila yang

dilakukan efektif dalam artian dapat mencapai hasil yang sesuai dengan

yang diharapkan. Efektif berarti bisa mencapai tujuan dengan tepat dan

baik. Efektivitas adalah kemampuan untuk mencapai tujuan dengan tepat

dan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Mengiginso C.S (1988),

efektivitas adalah kemampuan untuk melakukan hal yang tepat atau untuk

menyelesaikan sesuatu dengan baik.

Menurut Sondang dalam Othenk (2008), efektivitas adalah pemanfaatan

sumber daya sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar

ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa

kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari

segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan

semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Sejalan

dengan pendapat tersebut, Abdurahmat dalam Othenk (2008), efektivitas

adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah

tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilakan

sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Efektivitas berkaitan dengan

terlaksananya semua tugas pokok tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan

partisipasi aktif dari anggota serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan

18

hasil yang dinyatakan, dan menunjukkan derajat kesesuaian antara tujuan

yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan sejauh mana rencana

dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, semakin

efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga

diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara

atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Media

pembelajaran bisa dikatakan efektif ketika memenuhi kriteria, diantaranya

mampu memberikan pengaruh, perubahan atau dapat membawa hasil.

Ketika kita merumuskan tujuan instruksional, maka efektivitas dapat

dilihat dari seberapa jauh tujuan itu tercapai. Semakin banyak tujuan

tercapai, maka semakin efektif pula media pembelajaran tersebut.

Menurut Muasaroh (2010), efektivitas suatu program dapat dilihat dari

beberapa aspek antara lain:

1. Tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektif jika tugas dan

fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik dan peserta didik belajar

dengan baik.

2. Rencana atau program, yang dimaksud dengan rencana atau program

disini adalah rencana pembelajaran yang terprogram, jika seluruh

rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau program dikatakan

efektif.

19

3. Ketentuan dan peraturan, efektivitas suau program juga dapat dilihat

dari fungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka

menjaga berlangsungnya proses kegiatannya. Aspek ini mencakup

aturan-aturan baik yang berhubungan dengan guru maupun yang

berhubungan dengan peserta didik, jika aturan ini dilaksanakan dengan

baik berarti ketentuan atau aturan telah berlaku secara efektif.

4. Tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif

dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat

dicapai. Penilaian aspek ini dapat dilihat dari prestasi yang dicapai

oleh peserta didik.

Gibson (1985) menyatakan bahwa kriteria keefektifan secara khas

dinyatakan dalam ukuran waktu jangka pendek, jangka menengah dan

jangka panjang. Kriteria jangka pendek adalah kriteria untuk

menunjukkan hasil tindakan yang mencakup waktu satu tahun atau kurang.

Kriteria jangka menengah diterapkan jika akan menilai efektivitas

seseorang, kelompok atau organisasi dalam jangkawaktu yang lebih lama.

Kriteria jangka panjang dipakai untuk menilai waktu yang akan datang

yang tidak terbatas. Kriteria efektivitas ini digolongkan ke dalam lima

kategori, yaitu:

1. Produksi, yaitu sesuatu yang dapat mencerminkan kemampuan

organisasi untuk menghasilkan jumlah dan kualitas keluaran yang

dibutuhkan lingkungan.

2. Efisiensi, yaitu perbandingan keluaran terhadap masukan.

20

3. Kepuasan, yaitu tingkatan yang menunjukan sejauh mana organisasi

dapat memenuhi kebutuhan anggota.

4. Keadaptasian, yaitu tingkat dimana organisasi dapat dan benar-benar

tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal.

5. Pengembangan, yaitu kriteria untuk mengukur kemampuan organisasi

untuk meningkatkan kapasitasnya menghadapi tuntutan lingkungan.

2. Program Upsus Pajale

Program Upaya Khusus Padi, Jagung, dan Kedelai yang selanjutnya

disebut Upsus Pajale adalah upaya mewujudkan kedaulatan dan ketahanan

pangan khususnya komoditi padi, jagung, dan kedelai. Program ini

tercantum dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 3 Tahun 2015

tentang Pedoman Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi,

Jagung, dan Kedelai Melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi dan

Sarana Pendukungnya Tahun Anggaran 2015.

Program Upsus Pajale dilaksanakan serentak di beberapa provinsi di

Indonesia. Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) diminta untuk

mengaplikasikan teknologi unggulan yang sudah dimilikinya untuk

mendukung suksesnya Program Upsus Pajale terutama dalam hal

penyediaan benih unggul serta teknik-teknik budidaya pajale dan SDM

untuk pendampingan produksi.

21

Pendampingan atau pengawalan Upsus merupakan faktor penting dalam

pencapaian target produksi yaitu dengan mengerahkan sumber daya yang

tersedia di Kementerian Pertanian. Setiap eselon 2 di Kementerian

mendapat tugas untuk mengawal pelaksanaan Upsus di 4-5 Kabupaten

sentra produksi pajale. Tugas pengawalan mulai dari persiapan

pertanaman yaitu mengumpulkan data dari setiap Kabupaten antara lain

pengumpulan data saluran irigasi, luas tanam dan produksi, pengawalan

ketersedian pupuk, benih dan sarana pertanian. Tujuan yang ingin dicapai

dalam pelaksanaan Program Upsus Pajale ini adalah:

1. Menyediakan kebutuhan prasarana dan sarana pertanian berupa air

irigasi, benih, pupuk dan alsintan dan sarana produksi lainnya.

2. Meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas pada lahan

sawah, lahan tadah hujan, lahan kering, lahan rawa pasang surut dan

rawa lebak untuk mendukung pencapain swasembada berkelanjutan

padi dan jagung serta kedelai.

Sasaran Program Upsus Pajale yaitu:

1. Petugas pelaksanaan kegiatan Upsus peningkatan produksi padi,

jagung, dan kedelai dalam pencapain swasembada kedelai

berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai di provinsi,

kabupaten/kota dan di tingkat lapangan.

2. Kelompok tani/Gapoktan/UPJA/P3A/GP3A/Kelompok tani

perkebunan yang berusaha tanaman pangan/kelompok tani kehutanan-

perhutaniyang berusaha tani tanaman pangan.

22

3. Lahan sawah, lahan tadah hujan, lahan kering, lahan rawa pasang

surut, dan lahan rawa lebak.

4. Indeks Pertanaman (IP) meningkatkan minimalsebesar 0,5dan

produktivitas padi meningkat minimal sebesar0,3 ton/ha GKP.

5. Produktivitas kedelai minimal sebesar 1,57 ton/ha pada areal tanam

baru dan meningkatnya produktivitas kedelai sebesar 0,2 ton/ha pada

areal existing.

6. Produktivitas jagung minimal sebesar 5 ton/ha pada areal tanam baru

dan meningkatnya produktivitas jagung sebesar 1 ton/hapada areal

existing.

Ruang lingkup kegiatan Upsus peningkatan produksi padi, jagung, dan

kedelai dalam pencapain swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta

kedelai ini terdiri dari:

1. Pengembangan jaringan irigasi.

2. Optimasi lahan.

3. Pengembangan System of Rice Intensification (SRI).

4. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Padi,

Jagung, Kedelai.

5. Optimasi Perluasan Areal Tanam Kedelai melalui Peningkatan Indeks

Pertanaman (PAT-PIP Kedelai) PerluasanAreal Tanam Jagung (PAT-

Jagung).

6. Penyediaan bantuan benih.

7. Penyediaan bantuan pupuk.

8. Penyediaan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan).

23

9. Pengendalian OPT dan dampak perubahan iklim.

10. Asuransi Pertanian.

11. Pengawalan /pendampingan.

Srategi dalam kegiatan Upsus peningkatan produksi padi, jagung, dan

kedelai dalam pencapaian swasembada berkelanjutan padi, jagung, serta

swasembada kedelai adalah:

1. Strategi dasar

Strategi dasar kegiatan Upsus peningkatan produksi padi, jagung, dan

kedelai dalam pencapain swasembada berkelanjutan padi dan jagung

serta swasembada kedelai ini difokuskan pada:

a. Meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman melalui

peningkatan ketersediaan air irigasi, benih, pupuk, dan alsintan.

b. Memberikan fasilitasi pendampingan dari penyuluh pertanian,

peneliti, perguruan tinggi dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

c. Kegiatan pengembangan irigasi, optimasi lahan, GP-PTT Padi,

Jagung, Kedelai, PAT-PIP Kedelai, dan PAT Jagung masing-

masing dilaksanakan pada lokasi yang berbeda.

d. Optimasi lahan pada sentra produksi padi tidak dialokasikan

bantuan benih.

2. Strategi Oprasional

Strategi oprasional pelaksanaan upaya khusus pencapaian

swasembada berkelanjutan padi dan jagung, serta swasembada kedelai

tahun 2015 yaitu:

24

a. Pusat

Kementerian pertanian melaksanakan upaya pencapain

swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada

kedelai dengan tugas sebagai berikut:

a) Menyusun pedoman teknis.

b) Menginventarisasi dan verifikasi usulan (proposal) dari daerah.

c) Melaksanakan perhitungan dan penyusunan anggaran.

d) Memfasilitasi ketersediaan anggaran.

e) Koordinasi dan konsolidasi secara internal dan dengan instansi

terkait.

f) Sosialisasi.

g) Pelatihan untuk petugas pendamping/pengawal.

h) Melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan

b. Provinsi

Pemerintah daerah provinsi membentuk Tim Pembinaan Teknis

pencapain swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta

swasembada kedelai dengan tugas sebagai berikut:

a) Menyusun petunjuk pelaksanaan.

b) Melakukan rekapitulasi hasil identifikasi dan verifikasi data dan

informasi luas sawah, luas tanam, luas panen, produktivitas dari

Kabupaten/Kota.

c) Melakukan verifikasi dan validasi usulan calon petani dan calon

lokasi (CPCL) pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan

25

jagung serta swasembada kedelai yang diusulkan oleh

kabupaten/kota.

d) Melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi kegiatan pencapain

swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada

kedelai bersama dengan badan koordinasi penyuluhan

(Bakorluh), peneliti, perguruan tinggi, dan TNI.

e) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

f) Menandatangani surat pernyataan komitmen/pakta integritas,

sebagaimana tercantum dalam format-1.

c. Kabupaten / Kota

Pemerintah daerah kabupaten/kota membentuk tim pelaksana

teknis pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta

swasembada kedelai dan dengan tugas sebagai berikut:

a) Menyusun petunjuk teknis.

b) Melakukan rekapitulasi isian identifikasi dan verifikasi data dan

informasi luas sawah, luas tanam, luas panen, produktivitas dari

kecamatan.

c) Mengidentifikasi dan mengusulkan calon petani dan calon lokasi

(CPCL) untuk kegiatan Upsus pencapaian swasembada

berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai.

d) Mengawasi pelaksanaan kegiatan Upsus pencapaian

swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada

kedelai.

e) Merekapitulasi berita acara serah terima hasil pekerjaan.

26

f) Melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi kegiatan Upsus

pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta

swasembada kedelai.

g) Membuat laporan perkembangan dan laporan akhir kegiatan

Upsus pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung

serta swasembada kedelai.

h) Menandatangani surat pernyataan komitmen/pakta integritas,

sebagaimana tercantum dalam format-2.

Untuk mengukur keberhasilan pendampingan Upsus di lapangan perlu

ditetapkan indikator kinerja yang harus dipenuhi meliputi:

1. Meningkatnya Indeks Pertanaman (IP) minimal sebesar 0,5.

2. Meningkatnya produktivitas padi minimal sebesar 0,3 ton/ ha GKP.

3. Tercapainya produktivitas kedelai minimal sebesar 1,57 ton/ha pada

areal tanam baru dan meningkatnya produktivitas kedelai sebesar 0,2

ton/ha pada areal existing.

4. Tercapainya produktivitas jagung minimal sebesar 5 ton/ha pada areal

tanam baru dan meningkatnya produktivitas jagung sebesar1 ton/ha

pada areal existing.

3. Analisis Usahatani

a. Biaya usahatani

Biaya adalah nilai korbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil.

Menurut kerangka waktu, biaya dapat dibedakan menjadi biaya jangka

pendek dan biaya jangka panjang.Biaya jangka pendek terdiri daribiaya

27

tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost), sedangkan dalam

jangka panjang semua biaya dianggap/diperhitungkan sebagai biaya

variabel (Hernanto, 1988).

Biaya usahatani akan dipengaruhi oleh jumlah pemakaian input, harga

dari input, tenaga kerja, upah tenaga kerja, dan intensitas pengelolaan

usahatani. Menurut Rahardja (2006), biaya-biaya tersebut dapat

didefinisikan sebagai berikut:

1. Biaya tetap (fixed cost – FC)

Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami

perubahan, walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan

(dalam batas tertentu). Artinya biaya yang besarnya tidak

tergantungpada besar kecilnya kuantitas produksi yang dihasilkan.

Termasuk biaya tetap seperti gaji yang dibayar tetap, sewa tanah,

pajak tanah, alat dan mesin, bangunan ataupun bunga uang serta

biaya tetap lainnya.

2. Biaya variabel (variable cost – VC)

Biaya variabel merupakan biaya yang secara total berubah-ubah

sesuai dengan perubahan volume produksi atau penjualan.Artinya

biaya variabel berubah menurut tinggi rendahnya ouput yang

dihasilkan, atau tergantung kepada skala produksi yang

dilakukan.Termasuk biaya variabel dalam usahatani seperti biaya

bibit, biaya pupuk, biaya obat-obatan, serta termasuk ongkos tenaga

kerja.

28

b. Penerimaan usahatani

Menurut Rahim dan Diah (2008), penerimaan usahatani adalah

perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual.menurut

Hernanto (1988), penerimaan usahatani adalah penerimaan dari semua

usahatani meliputi jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil,

dan nilai yang dikonsumsi.

Penerimaan usahatani merupakan total penerimaan dari kegiatan

usahatani yang diterima pada akhir proses produksi. Penerimaan

usahatani dapat pula diartikan sebagai keuntungan material yang

diperoleh seorang petani atau bentuk imbalan jasa petani maupun

keluarganya sebagai pengelola usahatani maupun akibat pemakaian

barang modal yang dimilikinya.

Penerimaan usahatani dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penerimaan

bersih usahatani dan penerimaan kotor usahatani (Gross income).

Penerimaan bersih usahatani adalah merupakan selisih antara

penerimaan kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani.

Pengeluaran total usahatani adalah nilai semua masukan yang habis

terpakai dalam proses produksi, tidak termasuk tenaga kerja dalam

keluarga petani. Penerimaan kotor usahatani adalah nilai total produksi

usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual maupun tidak

dijual Soekartawi (2002).

c. Pendapatan usahatani

29

Pendapatan usahatani adalah total pendapatan bersih yang diperoleh

dari seluruh aktivitas usahatani yang merupakan selisih antara total

penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkanHadisapoetra (1979).

Soekartawi (2002) menguraikan dan membagi pendapatan usahatani

menjadi dua, yaitu: pendapatan kotor usahatani (Gross far income) dan

pendapatan bersih usahatani (Net farm income). Pendapatan kotor

usahatani yaitu nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu

yang meliputi seluruh produk yang dihasilkan baik yang (1) dijual, (2)

dikonsumsi rumah tangga petani, (3) digunakan dalam usahatani seperti

untuk bibit atau makanan ternak, (4) digunakan untuk pembayaran, dan

(5) untuk disimpan. Untuk menghitung nilai produk tersebut, harus

dikalikan dengan harga pasar yang berlaku, yaitu harga jual bersih

ditingkat petani.

Sementara pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan

kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani. Pendapatan

usahatani dipengaruhi oleh penerimaan usahatani dan biaya

produksi.Pendapatan usahatani ditentukan oleh harga jual produk yang

diterima ditingkat petani maupun harga-harga faktor produksi yang

dikeluarkan petani sebagai biaya produksi.Jika harga produk atau harga

faktor produksi berubah, maka pendapatan usahatani juga akan

mengalami perubahan. Secara matematis pendapatan usahatani dapat

ditulis sebagai berikut:

Π = Y.Py-Σ Xi.Pxi-BTT............................(1)

30

Keterangan:

Π = Pendapatan (Rp)Y = Hasil produksi (Kg)Py = Harga hasil produksi (Rp)Xi = Faktor produksi (i = 1,2,3,....,n)Pxi = Harga faktor produksi ke-i (Rp)BTT = Biaya tetap total (Rp)

3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Efektivitas Program

Menurut Rusmialdi (1982), berhasil tidaknya suatu kelompok sebagai

wadah kegiatan tergantung dari berbagai faktor, yaitu faktor dari dalam

dan dari luar kelompok. Mekanisme pengaruh dari dalam dan luar

kelompok akan menentukan keefektifan proses belajar mengajar petani

dalam kelompok tersebut seperti pengetahuan anggota kelompok terhadap

ruang lingkup dan tujuan program organisasi kelompok tersebut.

Pengetahuan anggota tentang Program Upsus Pajale merupakan

pengetahuan yang dimiliki anggota kelompok mengenai Program Upsus

Pajale terhadap tujuan, ruang lingkup, pendanaan, dan struktur organisasi

pelaksanaan Program Upsus Pajale. Semakin tinggi tingkat pengetahuan

terhadap program maka akan semakin tinggi partisipasi dalam program

tersebut. Oleh karena itu, tingkat pengetahuan anggota menjadi indikator

yang penting dan perlu dikaji dalam penelitian hubungannya dengan

efektivitas Program Upsus Pajale.

Menurut Rusmialdi (1982), partisipasi anggota dan aktivitas dalam

kelompok akan menjadi jembatan bagi suatu kelompok dalam mencapai

efektivitas. Pendapat teori tersebut dapat dilihat bahwa peran serta atau

partisipasi anggota kelompok Upsus Pajale sangat mempengaruhi

31

efektivitas Program Upsus Pajale dalam mencapai keefektifannya.

Partisipasi anggota Upsus Pajale dapat dilihat dari keikutsertaan atau peran

serta anggota Upsus Pajale dalam perencanaan program dan kegiatan

Upsus Pajale, melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah disepakati

dengan penuh tanggung jawab, memberikan ide atau saran pada setiap

kegiatan serta menerima dan memanfaatkan hasil-hasilnya. Aktivitas-

aktivitas atau kegiatan di dalam suatu Program Upsus Pajale tidak akan

berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh partisipasi dari anggota

Upsus Pajale yang baik pula.

Program pemerintah itu akan terlaksana dengan baik apabila ada motivasi

anggota seperti dikemukakan oleh Azwar (2000), motivasi adalah

rangsangan, dorongan, ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki

seseorang atau sekelompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama

secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal itu,

motivasianggota dalamProgram Upsus Pajale menjadi indikator yang

sangat penting untuk dikaji dalam penelitian, dalam hubungannya dengan

keberhasilanpencapain tujuan-tujuan Program Upsus Pajale.

Selain tugas pokoknya melaksanakan penyuluhan peran penyuluh dalam

Program Upsus Pajale penyuluh berperan sebagai inisiator, peran penyuluh

sebagai fasilitator, peran penyuluh sebagai motivator, peran penyuluh

sebagai penghubung, peran penyuluh sebagai guru,peran penyuluh sebagai

organisator, peran penyuluh penganalisa, dan peran penyuluh sebagai agen

32

perubahan. Selain itu penyuluh berperan memfasilitasi dan membimbing

masyarakat dalam setiap tahapan mulai dari sosialisasi, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan ditingkat desa maupun kecamatan

(Peraturan Menteri Pertanian,2009).

4. Penelitian Terdahulu

Sebagai data pendukung maka dasar atau acuan berupa teori-teori atau

temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan

hal yang sangat penting. Kajian penelitian terdahulu diperlukan sebagai

bahan referensi. Penelitian terdahuluyang menjadi referensi antara lain

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Ringkasan penelitian terdahulu mengenai efektifitas program

No. Penulis,Tahun

Judul Penelitian Metode Hasil

1. Mutakin,2013

Efektivitas programnasionalpemberdayaanmasyarakat mandiripedesaan (PNPM-MP) di kecamatanngambur kabupatenlampung barat

Survei Program PNPM-MP sudahcukup efektif , faktor-faktoryang berhubungan denganefektivitas PNPM-MPadalah tingkat pengetahuananggota kelompok, faktoryang tidak berhubungandengan efektivitas PNPM-MP adalah tingkatpartisipasianggotakelompok.

2. PremisariHastiani,2012

Efektivitas programkelompok usahabersama ekonomi(KUBE) di pekonbumiarum kecamatanpringsewu kabupatenpringsewu

Kualitatif Program Kelompok UsahaBersama Ekonomi (KUBE)sudah cukup efektif, hal inidilihat dari dapattercapainya tujuan programKUBE antara lainKemampuan berusaha padaanggota KUBE secarabersama dalam kelompokmengalami peningkatan,lebih mengetahui cara

Tabel 7. (lanjutan)

33

berternak yang baik,kemampuan dankesetiakawanan anggotakelompok sosial diantaraanggota mengalamipeningkatan pengembanganusaha melalui pengetahuandan penerapan panca usahaternak kambing mengalamipeningkatan, pendapatananggota KUBE dalamberternak kambingmengalami peningkatan

3. KurniaSeto Aji,2011

Efektivitas programpengembangan usahaagribisnis perdesaan(PUAP) dalampemberdayaanmasyarakat petani didesa trisno majukecamatan negrikaton kabupatenpesawaran

Survei Program PUAP di DesaTrisno Maju sudah berjalandengan efektif, faktor-faktoryang berhubungan denganefektivitas PUAP adalahkeragaan gapoktan, manfaatkegiatan penyuluhan danpengetahuan tentangprogram, faktor yang tidakberhubungan denganefekifitas PUAP yaitu jumlahdana yang diberikan, faktoryang paling berhubungandengan efektifitas programPUAP yaitu keragaanGapoktan.

4. IgaRosalina,2012

Efektivitas programnasionalpemberdayaanmasyarakat mandiriperkotaan padakelompok pinjamanbergulir desa mentrenkecamatan karangrejokabupaten magetaan

Deskriptifkuatitatif,kuesioer,dokumentasi,dan observasi

Efektivitas programnasional pemberdayaanmasyarakat-mandiriperkotaan pada kelompokpinjaman bergulir di DesaMantren KecamatanKarangrejo KabupatenMagetan secara keseluruhansudah berjalan efektif.faktor yang berhubunganadalah motivasi anggotakelompok. Dari pengujianvaliditas, reliabilitas dananalisis statistik-deskriptifditemukan bahwa nilaisetiap sub-variabelefektivitas pinjaman beradadiatas angka 60% yaitupencapaian tujuan (63,6%),adaptasi (62,3%) danintegrasi (60,8%) dimananilai dalam rentang 51%-75%. Berada dalam kategoriefektif.

Tabel 7. (lanjutan)5. Hendra Keefektifan program Deskriftif Efektivitas program GSMK

34

Saputra,2012

gerakan serentakmembangunkampung (GSMK)dalammemberdayakanmasyarakat pedesaandi kecamatan rawapitu kabupaten tulangbawang

kualitatif,tabulasi, dankorelasiRankSpearman

dalam memberdayakanmasyarakat pedesaan diKecamatan Rawa PituKabupaten Tulang Bawangsudah baik, karena tujuankhusus program GSMKsudah tercapai dan selain ituProgram GSMK jugamampu menimbulkan rasakepuasan dan kebanggaanterhadap hasil yang telahmereka lakukan, danterdapat hubungan yangpositif antara pengetahuanmasyarakat tentang programGSMK, sikap setujumasyarakat terhadapProgram GSMK, danperanan Pokmas dalamProgram GSMK denganefektivitas Program GSMKdi Kecamatan Rawa PituKabupaten Tulang Bawang .

6 BudiWidiarto,2013

Efektivitas programpemberdayaan usahagaram rakyat di desalosarang, indramayu

Purposive,snowballsampling,Kuantitatif,kualitatif,SWOT danMAHP.

Hasil penelitianmenunjukkan PUGAR diLosarang, Indramayudilaksanakan dengan efektif.Hal ini ditunjukkan denganperan penyuluh yangberhubungan denganprogram pelaksanaanPUGAR membuatproduktivitas garam diLosarang 90,43 ton / ha,meningkatkan pendapatanpetani garam.

7 Usman,2014

Efektivitas programkeluarga harapandalam rangkapenanggulangankemiskinankecamatan kota utarakota gorontalo

Kuantitatif Hasil penelitianmenunjukkan bahwapendapat responden tentangefektivitas ProgramKeluarga Harapan (PKH)rata-rata di tengah ataukategori sedang, yaitu46,7% dari 90 responden,sedangkan pada kategorirendah adalah 23,3%dariresponden, dan dalamkategori tinggi hanya sekitar19,1%, sedangkan untukkemiskinan mengatasimakhluk rata-rata dalamkategori tengah adalah 48,9,sedangkan pada kategorirendah yaitu 14,4% dari 13responden dan kategoritinggi sekitar 36,7%.

5. Kerangka Pemikiran

35

Program Upsus Pajale merupakan program upaya khusus peningkatan padi,

jagung, dan kedelai. Pada kegiatan Upsus pajale, segala strategi dan upaya

dilakukan untuk peningkatan luastanam dan produktivitas di daerah-daerah

sentra produksi pangan. Pencapaian target di lapangan benar-benar

dilaksanakan secara keseluruhan untuk mensukseskan program yaitu dengan

penyediaan dana, pengerahan tenaga, perbaikan jaringan irigasi yang rusak,

bantuan pupuk, ketersedian benih unggul yang tepat, bantuan traktor dan

alsintan lainnya yang mendukung persiapan, panen dan pasca panen

termasuk kepastian pemasarannya. Sehubungan dengan urain diatas perlu

ditelaah apakah oprasionalisasi Program Upsus Pajale sudah efektif di

lapangan, sehubungan dengan itu maka peneliti tertarik untuk meneliti

efektivitas Program Upsus Pajale dan peningkatan pendapatan usahatani di

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

Efektivitas pada penelitian ini menggunakan konsep dari Mengiginso (1998)

yang mengatakan bahwa efektivitas adalah kemampuan untuk mencapai

tujuan dengan tepat dan baik. Sejalan dengan konsep ini tujuan Upsus

Pajale adalah menyediakan kebutuhan prasarana dan sarana pertanian,

meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas untuk mendukung

pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada

kedelai. Selanjutnya tujuan Program Upsus Pajale ini di identifikasi sebagai

variabel Y yang meliputi (1) Penyediaan kebutuhan prasarana dan sarana

pertanian, (2) Peningkatan Indeks Pertanaman (IP), (3) Peningkatan

produktivitas.

36

Efektivitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor yang diduga

berhubungan dengan efektivitas pada penilitian ini mengacu pada hasil

penelitian Mutakin (2013), Hastiani (2012), Saputra (2012), yang meliputi

tingkat pengetahuan anggota (X1), partisipasi anggota (X2), motivasi

anggota (X3), serta peran penyuluh (X4).

Efektivitas suatu program sangat erat kaitanya dengan tingkat pengetahuan

yang di miliki anggota karna semakin tinggi tingkat pengetahuan anggota

terhadap program maka akan semakin tinggi partisipasi dalam program

tersebut.

Partisipasi anggota berhubungan dengan efektivitas karena semakin tinggi

partisipasi anggota maka akan semakin efektif pelaksanaan suatu program.

Partisipasi anggota dapat dilihat dari keikutsertaan atau peran serta anggota

dalam kegiatan program tersebut.

Motivasi anggota berhubungan dengan efektivitas kerena suatu program

akan terlaksana dengan baik apabila ada dorongan dari dalam diri anggota

itu sendiri dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Peran penyuluh berhubungan dengan efektivitas suatu program, dengan

adanya peran penyuluh suatu program dapat berjalan dengan baik karena

penyuluh dapat membantu untuk membimbing, memfasilitasi, memotivasi

anggota agar program dapat berjalan dengan baik.

Pada penelitian ini juga dilihat tingkat pendapatan petani peserta Program

Upsus Pajale yang selanjutnya tingkat pendapatan diidentifikasi sebagai

variabel Z.

37

Lalu selanjutnya dilihat apakah ada perbedaan pendapatan anggota

kelompok tani sebelum mengikuti program dan sesudah mengikuti program.

Hubungan variabel X, Y, dan Z dapat dilihat pada kerangka pemikiran yang

tertera pada Gambar 1 sebagai berikut.

38

Keterangan:: Hubungan variabel yang diuji

Gambar 1. Kerangka pemikiran efektivitas Program Upsus Pajale terhadap peningkatan pendapatan usahatanidi KecamatanNatar Kabupaten Lampung Selatan

Tingkat pengetahuananggota tentang ProgramUpsus Pajale (X1)

Tingkat partisipasianggota (X2)

Motivasi anggota (X3) Peran penyuluh(X4)

Efektivitas Program Upsus Pajale (Variabel Y)1. Penyediaan kebutuhan prasarana dan sarana pertanian2. Peningkatan Indeks Pertanaman (IP)3. Peningkatan produktivitas.

Harga produksi

Biaya total usahatani

Produksi usahatani

Penerimaan usahatani

Pendapatan usahatani (Variabel Z)

39

6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga ada hubungan nyata antara pengetahuan anggota kelompok

tani tentang Program Upsus Pajale dengan efektivitas Program Upsus

Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

2. Diduga ada hubungan yang nyata antara partisipasi anggotakelompok

tani dengan efektivitas Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan.

3. Diduga ada hubungan yang nyata antara motivasi anggota kelompok

tani dengan efektivitas Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan.

4. Diduga ada hubungan yang nyata antara

peranpenyuluhkegiatandengan efektivitas Program Upsus Pajale di

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

5. Diduga terdapat perbedaan peningkatan pendapatan usahatani dengan

efektivitas Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan.

40

III. METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Variabel

Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel

yang akan diteliti untuk menganalisis data yang berhubungan dengan tujuan

penelitian. Varibel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yang

menjadi variabel bebas (Variabel X) adalah 1) tingkat pengetahuan anggota

tentang Upsus Pajale (X1), 2) tingkat partisipasi anggota (X2), 3) motivasi

anggota terhadap program (X3), (4) peranpenyuluh (X4), dan yang menjadi

variabel tidak bebas (Variabel Y) adalah Efektivitas Program Upsus Pajale

yang merupakan besarnya derajat keberhasilan dalam mencapai tujuan

program Upsus Pajale serta (Variabel Z) adalah pendapatan usahatani.

Definisi operasional variabel, indikator, pengukuran, dan klasifikasi variabel-

variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut.

41

Tabel 8. Batasan operasional dan pengukuran variabel (X)

Variabel Definisi Oprasional IndikatorSatuan

PengukuranJumlah

PertanyaanKisaran

PengukuranKlasifikasi

Variabel XTingkatpengetahuananggota tentangProgram UpsusPajale (X1)

Segala sesuatu yangdiperoleh dari panca indraterkait dengan tujuanprogram, ruang lingkup,dan sumber pendanaanProgram Upsus Pajale

Pengetahuan terhadap tujuanProgram Upsus Pajale

Pengetahuan terhadap ruanglingkup Program Upsus Pajale

Pengetahuan anggota terhadapsumber pendanaan ProgramUpsus Pajale

Skor 11 11-33 (25,67-33) = tinggi(18,34-25,66) = sedang(11-18,33) = rendah

Tingkatpartisipasianggota (X2)

Keikutsertaan atau peranserta anggota kelompoktani dalam perencanaan,pelaksanaan, pengawasan,dan menikmati hasil

Ikut serta dalam perencanaan

Ikut serta dalam pelaksanaan

Ikut serta dalam pengawasan

Ikut serta dalam menikmatihasil

Skor 6

5

6

3

6-18

5-15

6-18

3-9

(15-18) = tinggi(11-14) = sedang(6-10) = rendah(11,67-15)= tinggi(8,34-11,66)= sedang(5-8,33)= rendah(15-18) = tinggi(11-14) = sedang(6-10) = rendah(8-9)= tinggi(6-7)= sedang(3-5)= rendah

42

Tingkat motivasianggota (X3)

Dorongan dari dalam diripetani untuk bertindakmelakukan sesuatusehingga mencapai tujuandalam Program UpsusPajale

Frekuensi mengikuti kegiatan Tingkat persistensi (tindakan

sukarela dari petani) Devosi (korbanan dari petani) Tingkat aspirasi (harapan dan

tujuan dari petani) Tingkat kualifikasi (keahlian

yang diperlukan) Sikap terhadap program

Skor 5 5-15 (11,67-15)= tinggi(8,34-11,66)= sedang(5-8,33)= rendah

PeranPenyuluh Pelaksanaan tugasPenyuluh lapang yangmemberikan pendidikan,bimbingan dan penerangankepada masyarakat petaniyang mengikuti ProgramUpsus Pajale

Peran penyuluh dalamdesiminasi

Peran penyuluh dalamfasilitasi

Peran penyuluh dalamkonsultasi

Peran penyuluh dalamsupervisi

Peran penyuluh dalampemantauan

Peran penyuluh dalamevaluasi

Skor 3

6

3

4

5

5

3-9

6-18

3-9

4-12

5-15

5-15

(8-9)= tinggi(6-7)= sedang(3-5)= rendah(154-18) = tinggi(11-14) = sedang(6-10) = rendah(8-9)= tinggi(6-7)= sedang(3-5)= rendah(9,35-12)= tinggi(6,68-9,34)= sedang(4-6,67)= rendah(11,67-15)= tinggi(8,34-11,66)= sedang(5-8,33)= rendah(11,67-15)= tinggi(8,34-11,66)= sedang(5-8,33)= rendah

Tabel 8. (lanjutan)

43

Variabel YPenyediaankebutuhanprasarana dansarana

Kebutuhan prasarana dansarana adalah kebutuhanmasyarakat untukmemenuhi kebutuhandalam berusahataniseperti traktor, cangkul,arit dll

Kepemilikan sarana danprasarana dalam berusahatani

Sarana dan prasarana yangdimiliki telah mendukung atautidak dalam berusahatani

Sarana prasarana apasajakahyg telah diberikan olehProgranm Upsus Pajale

Sarana prasarana yangdiberikan telah memadai atautidak dalam berusahatani

Sumber sarana prasarana yangdigunakan

skor 5 5-15 (11,67-15)= tinggi(8,34-11,66)= sedang(5-8,33)= rendah

PeningkatkanIndeksPertanaman (IP)dan produktivitas

Indeks Pertanamanadalah hitungan rata-ratakali tanam dalam satutahun, sedangkanproduktivitas adalahproduksi yang dihasilkandibagi luas lahan dalamsatu musim tanam

Rata-rata kali tanam dalamsatu tahun

produktivitas dengan satuan(ton/ha)

skor 1 1-3 (3)= tinggi(2)= sedang(1)= rendah

Tabel 8. (lanjutan)

44

Variabel ZPendapatanusahatani

Pendapatan usahataniadalah selisih antarapendapatan kotor(output) dan biayaproduksi (input) yangdihitung dalam perbulan, per tahun, permusim tanam.

Pendapatan dari dalam usahatani

Satuanrupiah (Rp)

- - Rasio

45

Klasifikasi data lapang dirumuskan berdasarkan rumus Sturges (Dajan, 1996)

dengan rumus :

Keterangan :

Z = Lebar selang kelas / kategoriX = Nilai skor tertinggiY = Nilai skor terendahK = Banyaknya kelas kategori

B. Lokasi, Waktu Penelitian, dan Responden

Penelitian ini dilakukan di Desa Negara Ratudan Desa Sidosari Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2017. Penentuan

lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

lokasi tersebut merupakan salah satu desa yang menanam tanaman padi

maupun jagung yang cukup tinggi dan memiliki luas panen dan produksi

padi, jagung, tertinggi di Kecamatan Natar.

Desa Negara Ratu memiliki 13 kelompok tani dan Desa Sidosari memiliki 16

kelompok tani, semua kelompok tani tersebut masuk dalam Program Upsus

Pajale yang diprogramkan. Dari masing-masing desa dipilih dari tiga

kelompok tani yang merupakan kelompok tani unggulan, untuk Desa Negara

Ratu dipilih kelompok tani Sido tani dengan jumlah anggota 21 orang,

kelompok tani Teduh jaya dengan jumlah anggota 14 orang, kelompok tani

Dwi Karya dengan jumlah anggota16 orang, serta untuk Desa Sidosari dipilih

46

kelompok tani Karya mandiri dengan jumlah anggota 20 orang, kelompok

tani Tani maju dengan jumlah anggota 20 orang, kelompok tani Sido makmur

dengan jumlah anggota 20 orang. Penetuan sampel ini merujuk pada teori

Isaac and Michael (1995), dengan rumus:

n =

Keterangan :

n = jumlah sampelN = Jumlah populasiS2 = Variasi sampel (5% = 0,05)Z = Tingkat kepercayaan (95% = 1,96)d = Derajat penyimpangan (5% = 0,05)

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh

jumlah sampel untuk petani di Kecamatan Natar adalah. Adapun perhitungan

tersebut sebagai berikut:

n = 111 x (1,96)2 x (0,05)111 x (0,05)2+(1,96)2(0,05)

= 45,11 orang ≈ 45 orang

Setelah didapatkan 45 responden dari populasi 2 desa di Kecamatan Natar,

untuk menentukan besaran jumlah responden tiap-tiap desa menggunakan

rumus alokasi proporsional sample (Nasir,1988) yaitu sebagai berikut:

n N x nN

47

dimana :na = jumlah sampel desa Anab = jumlah sampel keseluruhanNa = jumlah populasi desa ANab = jumlah populasi keseluruhan

Dalam penetuan proporsi sampel masing-masing kelompok tani adalah

sebagai berikut:

1. Kelompok tani Sido tani

n1 = 21 x 45= 8,51 ≈9 orang

111

2. Kelompok tani Teduh jaya

n2 = 14 x 45= 5,67≈ 6 orang

111

3. Kelompok tani Dwi karya

n3 = 16 x 45 = 6,48 ≈ 6 orang

111

4. Kelompok tani Karya Mandiri

n4 = 20 x 45= 8,10 ≈ 8 orang

111

5. Kelompok tani Maju

n5= 20 x 45 = 8,10 ≈ 8 orang

111

6. Kelompok tani Sido Makmur

n6 = 20 x45 = 8,10 ≈ 8 orang

111

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh petani responden di

daerah penelitian yaitu sebanyak 45 responden. Dapat dilihat padaTabel 5

sebaran sampel penelitian di kelompok tani di Kecamatan Natar.

48

Tabel 9. Sebaran sampel penelitian di kelompok tani di Kecamatan Natar

DesaKelompok tani

Jumlah anggotakelompok tani

Jumlah sampel

Negara ratu Sido tani 21 9Teduh jaya 14 6Dwi karya 16 6

Sidosari Karya mandiri 20 8Tani maju 20 8Sido makmur 20 8

Sumber: Data primer, 2017 (diolah)

C. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang mengambil

sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner. Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data

primer dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuisioner yang telah

disediakan dan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan, buku-buku,

laporan dan dari instansi atau lembaga yang bersangkutan dengan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan tabulasi, dan

analisis data dengan metode deskriptif kuantitatif. Kemudian untuk

mengetahui peningkatkan pendapatan anggota kelompok tani di Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan menggunakan rumus analisis pendapatan

( Soekartawi, 2002). Secara matematis pendapatan usahatani dapat ditulis

sebagai berikut.

Π = Y.Py-Σ Xi.Pxi-BT............................(1)

49

Keterangan:

Π = Pendapatan (Rp)Y = Hasil produksi (Kg)Py = Harga hasil produksi (Rp)Xi = Faktor produksi (i = 1,2,3,....,n)Pxi = Harga faktor produksi ke-i (Rp)BT = Biaya tetap (Rp)

Kemudian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat

efektivitas Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan, dianalisis menggunakan uji statistik non parametrik korelasi Rank

Spearman (Siegel, 1997) dengan rumus adalah sebagai berikut.

Keterangan :

rs = Penduga koefisien korelasi.di = Perbedaan setiap pasangan rank .N = Jumlah responden.

Kaidah pengambilan keputusan adalah:

a. Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H1 diterima, berarti tidak ada perbedaan

yang signifikan antara variabel yang diuji.

b. Jika signifikansi > 0,05 maka H1 ditolak, berarti ada perbedaan yang

signifikan antara variabel yang diuji.

Kemudian untuk mengetahui adanya perbedaan pendapatan usahatani

sebelum dan sesudah mengikuti Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan dianalisis dengan uji Kruskal Wallis. Ragam

Satu Arah Kruskal-Wallis yaitu semua nilai pengamatan dari k sampel

digabung kemudian di rangking dan jumlah rangking dari setiap sampel

50

dihitung kembali kemudian dilakukan analisis statistik. Adapun rumus dari

uji Kruskal Wallis (Siegel, 1997) adalah sebagai berikut:

H = ( )∑ - 3 (N+1) db χ2 = k – 1

H mendekati distribusi 2dengan db 2 = k – 1

Keterangan:ni = banyaknya nilai pengamatan (ulangan) pada tiap-tiap sampel

(perlakuan)k = banyaknya sampel (perlakuan) yang diujiRi = jumlah rangking tiap sampel (perlakuan)n = total pengamatan

Kaidah pengambilan keputusan adalah :

Apabila data tiap variabel lebih dari 5, angka H dibandingkan dengan chi

square tabel. Jika jumlah data tiap variabel kurang dari sama dengan 5,

angka H hasil perhitungan dibandingkan dengan H tabel, maka:

c. Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H1 diterima, berarti tidak ada perbedaan

yang signifikan antara variabel yang diuji.

d. Jika signifikansi > 0,05 maka H1 ditolak, berarti ada perbedaan yang

signifikan antara variabel yang diuji.

Kemudian untuk mengetahui kendala-kendala yang terdapat didalam

pelaksanaan Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan dianalisis secara deskriptif.

100

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan:

1. Program Upsus Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

dilaksanakan dengan kurang efektif. Produktivitas padi meningkat sebesar

0.056 % setelah Program Upsus Pajale namun produktivitas jagung mengalami

penurunan sebesar 1.287 %. Dalam Program Upsus Pajale petani diberi

bantuan benih dan pupuk, akan tetapi produktivitas padi dan jagung tidak

mengalami perubahan secara signifikan, hal ini diakibatkan faktor iklim dan

cuaca yang tidak menentu. Faktor iklim dan cuaca berpengaruh terhadap

produktivitas padi dan jagung.

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat efektivitas Program Upsus

Pajale di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yaitu tingkat

pengetahuan anggota kelompok tani, tingkat partisipasi anggota kelompok tani,

tingkat motivasi anggota kelompok tani, dan tingkat peranan penyuluh

pertanian.

3. Pendapatan usahatani terhadap biaya total komoditas padi mengalami

penurunan sesudah Program Upsus Pajale pada MT 1 sebesar Rp. 14.483.647

dan pada MT 2 sebesar Rp.8.274.165 sementara itu pendapatan usahatani

jagung mengalami kenaikan pada MT1 sebesar Rp. 3.213.660 dan mengalami

101

penurunan pada MT2 sebesar Rp. 489.685. Hal tersebut disebabkan oleh

terjadinya perubahan iklim. Namun dengan adanya Program Pajale petani

mengalami keuntungan, seperti kemudahan mendapatkan pupuk, bibit, dan

obat-obatan dengan harga bersubsidi.

4. Kendala yang terdapat dalam pelaksanaan Program Upsus Pajale di Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan yaitu kualitas bantuan benih yang tidak

baik, ketersediaan pupuk yang terlambat, komunikasi antara penyuluh

keanggota kelompok tani jarang dan tidak pernah dilakukan dan kesulitan untuk

peminjaman alat pertanian yang diberikan pemerintah kepada ketua kelompok

tani.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan koordinasi penyuluh ke anggota kelompok tani begitu pula

ketua kelompok tani ke anggota kelompok tani sehingga informasi sampai

keseluruh petani.

2. Sebaiknya untuk pemerintah dalam menyediakan pupuk atau benih lebih cepat

sehingga petani tidak menunggu terlalu lama

3. Sebaiknya penyuluh menyarankan kepada petani untuk melakukan penanaman

dua kali dalam setahun karena jika dilakukan tiga kali dalam setahun akan

menimbulkan hama yang berlebihan dan menyebabkan kerugian pada petani.

102

DAFTAR PUSTAKA

Areni, Ria. 2007. Peranan guru pembimbing dalam keefektivitasan pelayananbimbingan dan konseling di bidang bimbingan sosial pada siswa-siswi yangterisolir kelas XI di SMA Negri 8 Bandar Lampung. (Skripsi). UniversitasLampung. Bandar Lampung.

Arifin,Bustanul.2005. Pembangunan Pertanian:Paradigma KebijakandanStrategiRevitalisasi. Jakarta:PT. Grasindo.

Aquino, H. 2010. “Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatMandiri Pedesaan (PNPM-MP) Dalam Memberdayakan MasyarakatPedesaan di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran ProvinsiLampung”.(Skripsi). Universitas Lampung. Lampung.

Azwar, S.2000.Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2016. Provinsi Lampung Dalam AngkaTahun 2016. Badan Pusat Statistik. Bandar Lampung

Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan. 2016. Lampung Selatandalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik.Lampung Selatan.

BPS Kabupaten Lampung Selatan,2016 Keadaan Geografi Kecamatan Natar

Dajan, A. 1996. Pengantar Metode Statistik Jilid II.LP3ES. Jakarta.

Data Primer, 2017 (Diolah) Pendapatan dan R/C rasio pada Usahatani padi danJagung Sebelum dan Sesudah Program Upsus Pajale.

Gibson, James, L , John, M, Ivancepich, James, H, D, Jr. 1985. Organisasi:prilaku, struktur dan proses. Jakarta: Erlangga.

Hadisapoetra, S. 1979. Biaya dan Pendapatan dalam Usahatani.Yogyakarta:Departemen Ekonomi Pertanian Universitas Gajah Mada.

Hastiani. P.2012. “Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama Ekonomi(KUBE) di Pekon Bumiarum Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.(Skripsi) . Universitas Lampung.

103

Hernanto, F.1988.Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kecamatan Natar dalam Angka,2016 Sebaran penduduk berdasarkan kelompokumur dan jenis kelamin di Kecamatan Natar.

Kementerian Pertanian, Peraturan Mentri Pertanian Nomer 3 Tahun 2016 tentangPedoman Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, danKedelai. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Lampung Selatan dalam Angka,2016 Keadaan Geografi Kecamatan LampungSelatan.

Lampung Selatan dalam Angka,2016 Produksi dan Luas Lahan berbagaikomoditas tanaman di Kabupaten Lampung Selatan.

Lubis, I. 1984. Pengendalian dan Pengawasan Proyek dalam Manajemen.Ghalia Indonesia. Jakarta.

Mengiginson C.S. 1998. Efektivitas dalam suatu Program.Aneka Cipta. Jakarta.

Mutakin. 2013. “Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatMandiri Pedesaan (PNPM-MP) di Kecamatan Ngambur KabupatenLampung Barat. Jurnal.Agribisnis, Vol. 1, No.1, Februari 2013. Hal.6.Universitas Lampung.

Muasaroh. 2010. Aspek-aspek efektivitas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Natar dalam Angka, 2016 Produksi dan Luas Lahan berbagai Komoditastanaman pangan di Kabupaten Lampung Selatan.

Natar dalam Angka, 2016 Keadaan Geografi Desa Negara Ratu dan DesaSidosari.

Natar dalam Angka, 2017 Kondisi jalan di Kecamatan Natar.

Natar dalam Angka, 2017 Prasarana pertanian di Kecamatan Natar.

Notoadmodjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.Jakarta

Rahardja, Prathama. Manurung, Mandala. 2006. Teori Ekonomi Mikro SuatuPengantar, Edisi Ketiga, Jakarta; Lembaga Penerbit Fakultas EkonomiUniversitas Indonesi.

Rahim, A, dan Diah R.D.H. 2008. Pengantar, Teori, dan Kasus EkonomikaPertanian.Cetakan Kedua. Jakarta: Penebar Swadaya.

104

Rusmialdi, S. 1982. Partisipasi Pemimpin Desa dalam Pembinaan PerkumpulanPetani Pemakai Air (P3A) di Provinsi Lampung. (Tesis). IPB. Bogor. . 144hlm.

Rosalina, Iga.2012. “Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatMandiri Perkotaan pada Kelompok Pinjaman Bergulir Desa MentrenKecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan. Jurnal.Agribisnis, Vol. 2, No.2,Februari 2012. Hal. 6.

Santoso, Singgih. 2014. Statistik Multivariat Edisi Revisi. Jakarta: PT ElexMedia Komputindo.

Seto Aji, K. 2011.“Efektivitas Program Penembangan Usaha AgribisnisPerdesaan (PUAP) dalam Pemberdayaan Masyarakat Petani di Desa TrisnoMaju Kecamatan Negri Katon Kabupaten Pesawaran.(Skripsi). UniversitasLampung.

Saparyati, D. I. 2008. Kajian Peran Pendidikan Terhadap Pembangunan Pertaniandi Kabupaten Demak. Tesis. Universitas Diponogoro.

Saputra,H. 2012.“Keefektifan Program Gerakan Serentak Membangun Kampung(GSMK) dalam Memberdayakan Masyarakat Pedesaan di Kecamatan RawaPitu Kabupaten Tulang Bawang.(Skripsi). Universitas Lampung.

________. 2010. Pedoman Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi. DepartemenDalam Negri. Jakarta Pusat.

Seto Aji, K. 2011. “Efektivitas Program Penebangan Usaha Agribisnis Perdesaan(PUAP) dalam pemberdayaan Masyarakat Petani di Desa Trisno MajuKecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran. (Skripsi). UniversitasLampung.

Siagan, 2001. Fingerprint Meningkatkan Eviktifitas Disiplin Kerja Pegawai.Study kasus bdk. Palembang

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. PTGramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sondang, Othenk. 2008. Peranan tata ruangan kantor dalam meningkatkanefektivitas. UGM-Press. Yogyakarta

Soekartawi, dkk. 2002.Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk PengembanganPetani Kecil. UI-Press. Jakarta.

Isaac S dan Michael WB. 1995. Handbook in Research and Evaluation. EdITSPublishers. San Diego.

105

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia,Beberapa Isu Penting. Jakarta:GhaliaIndonesia.

Usman. 2014.Efektivitas Program Keluarga Harapan dalam RangkaPenangulangan Kemiskinan di Kecamatan Kota Utara.Jurnal.KotaGorontalo.

Peraturan Menteri Pertanian, 2009. Peranan PenyuluhPertanian dalamPembangunan Sumber Daya . Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas MaretUniversity Press.

Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional.2002:263, Tingkat Pendidikan.

Widiarto, B. 2013.“Efektivitas Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat diDesa Losarang.Jurnal Agribisnis, Vol 1, No 1, Maret 2013. Hal 5.Indramayu.