rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web...

29
KONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira Sukma NIM : 131810301049 Kelompok : 5 Asisten : Cinde Puspita LABORATORIUM KIMIA FISIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2015

Transcript of rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web...

Page 1: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

KONSENTRASI KRITIS MISEL

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK

Nama : Rizka Fithriani Safira Sukma

NIM : 131810301049

Kelompok : 5

Asisten : Cinde Puspita

LABORATORIUM KIMIA FISIKJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

BAB. 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan globalisasi dunia, Indonesia yang merupakan Negara

berkembang juga merasa perlu untuk ikut serta dalam perkembangan dunia. Salah satu sektor

di Indonesia yang dirasa perlu untuk dimajukan selain pendidikan dan teknologi adalah

industri. Ilmu kimia juga berperan atas kemajuan industri, melalui senyawa-senyawa atau zat

baru yang ditemukan dalam kimia diharapkan dapat membantu perindustrian menjadi lebih

mudah dan efisien.

Salah satu bahan kimia yang digunakan dalam industry adalah bahan aktif permukaan

atau biasa dikenal dengan Surfaktan (Surface Active Agent). Surfaktan biasa digunakan pada

industri minyak motor, obat-obatan, detergen, makanan, cat, tinta dan sebagainya. Surfaktan

yang begitu penting dalam sebuah industry kemudian diteliti lebih lanjut. Fenomena-

fenomena yang diteliti adalah fenomena yang timbul dari larutan surfaktan. Salah satunya

adalah konsentrasi kritis misel yang biasa disebut kkm atau cmc (Criticals Micelles

Concentration).

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah menentukan konsentrasi kritis misel surfaktan pada

pelarut air dan menentukan harga entalpinya.

1.3 Tinjauan Pustaka

1.3.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)1. Akuades

Akuades atau air mempunyai rumus kimia H2O. air tidak bersifat korosif, iritasi,

permeator atupun sensitif untuk mata, kulit atau menelan. Akuades juga tidak berbahaya jika

terhirup. Akuades tidak memiliki efek karsinogenik dan mutagenic. Bahan ini tidak mudah

terbakar ataupun meledak. Akuades merupakan senyawa netral yang memiliki pH 7, tidak

berbau dan tidak berwarna serta tidak berasa. Air mempunyai titik didih 100oC dan

merupakan senyawa yang stabil (Anonim, 2013).

2. Sodium Dodesil Sulfat

Sodium dodesil sulfat adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi, kemerahan

dan sakit jika terkena mata secara langsung. Kontak kulit dapat menyebabkan iritasi kulit atau

alergi. Bahan ini jika tertelan akan menyebabkan muntah-muntah dan gangguan pencernaan,

sedangkan jika terhirup akan menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Pertolongan pertama

jika terkena mata dibasuh dengan air selama kurang lebih 15 menit sama halnya dengan pada

kulit. Pertolongan jika tertelan segera dimuntahkan dan jika terhirup sebaiknya bawa korban

Page 3: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

ke luar ruangan. Bahan ini termasuk stabil dan higroskopis. Penyimpanan di tempat yang

kering dan sejuk di dalam wadah (Anonim, 2015).

1.3.2 Dasar TeoriSurfaktan adalah produk industri kimia yang mempunyai kegunaan yang luas, antara

lain dalam minyak, obat-obatan, detergen, drieling muds yang digunakan untuk melindungi

petroleum, flotasi dan sebagainya. Akhir-akhir ini surfaktan telah menjadi subjek penelitian

yang intensif bagi para peneliti dalam bidang-bidang kinetika kimia dan Biokimia, karena dari

sifat dan bentuk polimernya yang menarik. Bahan aktif permukaan atau surfaktan, adalah

bahan yang pada konsentrasi rendah dalam suatu sistim mempunyai sifat terserap di atas

permukaan (surface) atau antar permukaan (interface) dan mengubah energy bebas

permukaan atau antar permukaan hingga suatu tingkat yang teramati. Energy bebas di atas

permukaan adalah jumlah usaha atau kerja minimum yang dibutuhkan untuk menghasilkan

suatu luas area dari interface tersebut. Energy bebas antar permukaan per satuan luas area

merupakan besaran yang diukur ketika menentukan tegangan antar permukaan diantara dua

fasa (Rosen M, 1978).

Zat pengaktif permukaan (surfaktan) bersifat sebagai zat terlarut normal dalam larutan

encer. Surfaktan dalam larutan dengan konsentrasi tinggi/larutan pekat, akan terjadi

perubahan mendadak pada beberapa sifat fisik seperti: tekanan osmosis, turbiditas, daya

hantar listrik dan tegangan muka. Zat aktif permukaan merupakan zat yang aktif pada

antarmuka antara dua fase, seperti antarmuka antara fase hidrofil dan hidrofob. Surfaktan

berakumulasi pada antarmuka, dan mengubah tegangan permukaan (Atkins,1997).

Bahan-bahan yang termasuk dalam golongan surfaktan adalah pengemulsi,

penstabil/pemantap emulsi, pengental dan pembasah.

1. Pengemulsi

Pengemulsi adalah suatu bahan yang dapat mengurangi tegangan muka pada permukaan

antara dua fasa yang dalam keadaan normal tidak saling melarutkan menjadi dapat bercampur

dan membentuk emulsi.

2. Pemantap emulsi

Banyak jenis polimer yang berfungsi meningkatkan kekentalan dalam larutan dengan pelarut

air dan menyebabkan pembentukan gel pada suatu keadaan, kecuali masing-masing polimer

tersebut mempunyai sifat-sifat khas mengenai ketahanan terhadap perubahan-perubahan yang

tajam, misalnya pada pengaruh pemanasan dan perlakuan pembekuan serta pelelehan.

3. Pengental

Page 4: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

Sifat lain yang penting selain kelarutan dalam air adalah dapat menghasilkan larutan yang

kental dengan disperse dalam air. Kekntalan yang tinggi diperoleh dengan teknik pembuatan

emulsi. Partikel-partikel terdispersi ditambahkan sehingga lebih banyak dari partikel fasa

pendispersi.

(Shaw, 1980).

Surfaktan (sabun) merupakan salah satu contoh koloid asosiasi. Sabun merupakan

molekul organic yang terdiri dari dua kelompok gugus. Gugus pertama, dinamakan liofolik

(hidrofob bila medium pendespersinya adalah air) yang berarti benci air dan gugus

kedua,dinamakan liofilik (hidrofilik bila medium pendespirsinya air) yang mempunyai arti

suka air. Gugus hidrofilik pada sabun memiliki afinitas yang sangat kuat terhadap medium air,

sedangkan gugus hidrofob bergabung dengan gugus hidrofob dari molekul sabun lain

membentuk agregat yang dinamakan misel. Misel-misel ini dapat terdiri dari 100 molekul.

Gugus-gugus hidrofob akan berkumpul dibagian dalam misel, sedangkan gugus hidrofilik

akan berada diluar (Bird, 1993).

Misel adalah kumpulan molekul berukuran koloid, walaupun tidak ada tetesan lemak.

Hal ini, disebabkan oleh adanya ekor hidrofobnya cenderung berkumpul, dan kepala

hidrofilnya memberikan perlindungan. Dan misel merupakan penggabungan (agregasi dari

ion – ion surfaktan), dimana rantai hidrokarbon yang lipofil akan menuju ke bagian dalam

misel, meninggalkan gugus hidrofil yang berkontak dengan medium air. Misel hanya

terbentuk diatas konsentrasi misel kritis (CMC) dan di atas temperature Kraft (Atkins, 1997).

Teori misel telah lama berkembang tetapi masih banyak pertentangan antara para ahli

mengenai bentuk dari misel. Hartley mengemukakan bentuk bola. Menurut Hartley, misel

adalah tetesan cairan yang berada dalam dimensi koloid dimana gugus yang bermuatan

terletak pada permukaan. Mc Bain dan Harkins juga mengungkapkan kemungkinan bahwa

terdapat misel silindris juga (Shaw, 1980).

Teori misel laminar memperkirakan bahwa molekul surfaktan terkumpul dalam bentuk

double layer dengan bagian kepala menghadap keluar. Teori misel laminar didukung dengan

kenyataan bila berkas sinar x yang monokromatis dilewatkan melalui lapisan tipis dari larutan

sabun akan terjadi difraksi. Interpretasi melalui persamaan Bragg menghasilkan bentuk

laminar sesuai dengan yang diharapkan. Umumnya misel bentuk laminar terjadi pada

konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi kritis misel. Misel-misel tidak dapat dianggap

sebagai partikel padat. Harkin menganggap bentuk silindris juga mungkin ada. Berikut adalah

bentuk dari misel (Shaw, 1980).

Page 5: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

Gambar 1: Misel Sferik dan Laminer (Shaw, 1980)

Sabun, alkil sulfat, dan alkil sulfonat termasuk micelles anion, garam amina termasuk

micelles kation sedang polietilena oksida termasuk micelles non ionic. Kenaikan temperature,

menaikkan CMC dan pada temperature tinggi tidak terjadi lagi micelles. Adanya elektrolit,

merendahkan CMC. Berat molekul koloid asosiasi pada CMC sudah dapat ditentukan dengan

cara light scattering dan berharga 10.000-30.000 gram/mol. Banyak koloid anionic, kationik,

dan non ionic merupakan emulgator, detergent dab stabilizer koloid yang baik. Beberapa

merupakan stabilizer zat organic dalam air (Sukardjo, 1989).

Keunikan sifat-sifat fisik surfaktan karena terbentuknya misel dapat diterangkan oleh

teori arus. Teori arus menggunakan hukum aksi massa pada kesetimbangan antara molekul

atau ion yang tidak terasosiasi dalam misel. Jika c adalah konsentrasi stoikiometri dari larutan,

x adalah fraksi dari suatu monomer yang beragresi dan m adalah jumlah satuan monomer tiap

misel, maka :

mX (X)m

c(1-x) cx/m

Hukum aksi massa dirumuskan :

K = cx /m

[c (1−x )]m

Misel dapat terbentuk pada konsentrasi di atas KKM. Harga KKM dapat diketahui

secara tepat dengan menggunakan tabel entalpi yang sangat erat kaitannya dengan KKM (Tim

Kimia Fisik, 2014).

Page 6: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

BAB. 2 METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan2.1.1 Alat

- Gelas Beaker- Pipet - Pemanas - Labu ukur- Konduktometer - Termometer- Neraca / timbangan

2.1.2 Bahan - Akuades- Surfaktan (Sodium Diodesil Sulfat)

2.2 Prosedur Kerja

- Diambil dari larutan surfaktan 0.1 M tersebut sebanyak 5 , 6, 7, 8, dan 9 mL

kemudian diencerkan dalam labu ukur 100 mL dengan akuades sampai tanda

batas.

- Diambil masing-masing larutan sebanyak 20 mL.

- Diukur daya hantar masing-masing larutan pada suhu kamar.

- Diulangi pengukuran daya hantar semua larutan pada temperature yang lain

yaitu 35, 40, 45 dan 50oC.

Sodium dodesil sulfat

Hasil

Page 7: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

BAB. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Suhu 270 C

Konsentrasi (M) I (A)

V (Volt

)R (Ohm) 1/R

(Ohm-1) kkm ln kkm 1/T (0C-1)

0,005 0,542 2 3,690 0,271

0,026 -3,65 0,00330,006 0,630 2 3,175 0,3150,007 0,722 2 2,770 0,3610,008 0,762 2 2,624 0,3810,009 0,848 2 2,358 0,424

Suhu 350 C

Konsentrasi (M) I (A)

V (Volt

)R (Ohm) 1/R

(Ohm-1) kkm ln kkm 1/T (0C-1)

0,005 0,596 2 3,35 0,298

0,016 -4,13 0,00320,006 0,886 2 2,257 0,4430,007 0,955 2 2,094 0,4470,008 1,012 2 1,976 0,5060,009 1,068 2 1,872 0,534

Suhu 400 C

Konsentrasi (M) I (A)

V (Volt

)R (Ohm) 1/R

(Ohm-1) kkm ln kkm 1/T (0C-1)

0,005 0,830 2 2,41 0,415

0,014 -4,27 0,00320,006 0,827 2 2,42 0,4130,007 1,023 2 1,955 0,5110,008 1,042 2 1,919 0,5210,009 1,134 2 1,763 0,657

Suhu 450 C

Konsentrasi (M) I (A)

V (Volt

)R (Ohm) 1/R

(Ohm-1) kkm ln kkm 1/T (0C-1)

0,005 0,866 2 2,31 0,433

0,027 -3,61 0,00310,006 0,916 2 2,183 0,4580,007 1,004 2 1,992 0,5020,008 1,045 2 1,913 0,5220,009 1,155 2 1,731 0,577

Suhu 500 C

Konsentrasi (M) I (A)

V (Volt

)R (Ohm) 1/R

(Ohm-1) kkm ln kkm 1/T (0C-1)

0,005 0,898 2 2,23 0,4480,028 -3,58 0,00310,006 0,930 2 2,150 0,465

0,007 1,019 2 1,962 0,509

Page 8: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

0,008 1,066 2 1,876 0,5330,009 1,168 2 1,712 0,584

3.2 Pembahasan

Percobaan kali ini adalah menentukan konsentrasi kritis misel surfaktan, di mana

dalam hal ini surfaktan yang digunakan adalah Sodium Dodecil Sulfat atau SDS yang

memiliki rumus molekul C12H25OSO3Na. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan SDS

0.1 M. Dari SDS 0.1 M diambil 5, 6, 7, 8, dan 9 mL untuk kemudian diencerkan sampai

konsentrasi 0.005, 0.006, 0.007, 0.008, dan 0.009 M. Masing-masing larutan SDS yang sudah

diencerkan tadi diambil sebanyak 20 mL untuk diukur konduktivitasnya menggunakan

konduktometer. Sebelum digunakan, konduktometer dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan

KCl, kemudian dibilas dengan akuades. Setiap pengukuran pada konsentrasi yang berbeda,

konduktometer dibilas dan dikalibrasi.

Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya hantar listrik yang

diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah larutan. Menurut literatur faktor-faktor

yang mempengaruhi daya hantar adalah perubahan suhu dan konsentrasi. Dimana jika

semakin besar suhunya maka daya hantar pun juga akan semakin besar dan apabila semakin

kecil suhu yang digunakan maka sangat kecil pula daya hantar yang dihasilkan dan begitu

dengan sebaliknya antara konsentrasi dan daya hantar. Oleh sebab itu pengaruh suhu dan

konsentrasi dapat mempengaruhi daya hantar. Seperti yang terlihat pada tabel hasil di atas,

dapat ketahui pada suhu kamar semakin besar konsentrasi dari surfaktan, maka semakin besar

pula konduktivitasnya.

Fenomena terbentuknya misel dapat diterangkan sebagai berikut : di bawah

konsentrasi CMC amfifil yang mengalami adsorpsi pada antar muka udara atau air meningkat

pada waktu konsentrasi amfifil dinaikkan. Akhirnya dapat dicapai suatu titik dimana antar

muka dan fase bulk keduanya menjadi jenuh dengan monomer. Kondisi ini adalah konsentrasi

kritis misel atau CMC. Tiap penambahan amfifil selanjutnya melebihi konsentrasi akan

mengagregasi membentuk misel dan energi bebas sistem dikurangi dengan cara ini. Di atas

CMC, tegangan permukaan pada pokoknya tetap konstan, yang menunjukkan permukaan

antar muka menjadi jenuh dan terbentuk misel.

Fenomena misel terhadap perbedaan konsentrasi adalah terjadinya daya hantar yang

berbeda-beda antar konsentrasi. Semakin besar konsentrasi atau larutan semakin pekat maka

daya hantar listrik larutan tersebut akan semakin besar sebagaimana dapat dilihat dari tabel di

atas. Fenomena misel terhadap suhu juga berbanding lurus dengan konsentrasi. Semakin suhu

Page 9: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

meningkat, maka semakin besar pula daya hantar listrik. Misal pada konsentrasi 0.005 M, saat

diukur pada suhu kamar menghasilkan daya hantar sebesar 0,271, pada saat suhu dinaikkan

menjadi 35oC maka daya hantar juga naik menjadi 0,298, daya hantar terus bertambah seiring

dengan penambahan suhu. Hal tersebut juga terjadi pada konsentrasi yang lebih tinggi.

Berikut ini terdapat grafik hasil pengamatan dari data yang telah diperoleh. Grafik dibawah

menunjukkan konduktivitas dari berbagai konsentrasi pada saat suhu 27oC.

0.26 0.28 0.3 0.32 0.34 0.36 0.38 0.4 0.42 0.440

0.001

0.002

0.003

0.004

0.005

0.006

0.007

0.008

0.009

0.01

f(x) = 0.0265274687660449 x − 0.00229522505562212R² = 0.986821838096868

Hubungan Konduktivitas dengan Suhu 27oC

konsentLinear (konsent)

Gambar 1. Grafik Konduktifitas SDS pada Temperatur 270CPada grafik di atas dapat dilihat semakin besar konsentrasi, maka daya hantarnya semakin besar. Seiring dengan kenaikan konsentrasi, konduktivitas semakin naik. Hal yang sama juga terjadi pada suhu selanjutnya, yaitu 35oC.

Gambar 2. Grafik Konduktifitas SDS pada Temperatur 350C

dari grafik di atas dapat dilihat perbedaan yang besar daya hantar pada konsentrasi 0.005 M dengan 0.006 M. Grafik selanjutnya adalah grafik pada saat suhu 40oC.

0.2 0.3 0.4 0.5 0.60

0.001

0.002

0.003

0.004

0.005

0.006

0.007

0.008

0.009

0.01

f(x) = 0.0160867421189998 x − 0.000168252288226288R² = 0.86064070336649

Hubungan Konduktivitas dengan Suhu 35oC

konsentLinear (konsent)

Page 10: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

0.4 0.5 0.6 0.70

0.001

0.002

0.003

0.004

0.005

0.006

0.007

0.008

0.009

0.01

f(x) = 0.0148195618216045 x − 0.000460167420995684R² = 0.877318059838985

Hubungan Konduktivitas dengan Suhu 40oC

konsentrasiLinear (konsentrasi)Linear (konsentrasi)

Gambar 3. Grafik Konduktifitas SDS pada Temperatur 400C

Pada suhu ini terjadi sedikit penyimpangan dibandingkan dengan yang lainnya. Grafik yang lain kebanyakan naik secara linear, namun pada grafik di suhu 40oC ini, kenaikan yang terjadi tidak menentu. Terkadang naik dengan jarak yang banyak namun juga naik dengan selisih yang cukup sedikit.

0.4 0.5 0.60

0.001

0.002

0.003

0.004

0.005

0.006

0.007

0.008

0.009

0.01

f(x) = 0.0278102581929651 x − 0.00686063268337381R² = 0.978921088392376

Hubungan Konduktivitas dengan Suhu 45oC

konsentrasiLinear (konsentrasi)

Gambar 4. Grafik Konduktifitas SDS pada Temperatur 450C

Page 11: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

0.4 0.5 0.60

0.001

0.002

0.003

0.004

0.005

0.006

0.007

0.008

0.009

0.01

f(x) = 0.028690046241604 x − 0.0075688054814865R² = 0.975461572214534

Hubungan Konduktivitas dengan Suhu 50oC

konsentrasiLinear (konsentrasi)

Gambar 5. Grafik Konduktifitas SDS pada Temperatur 500 C

Pada suhu 45oC dan 50oC sesuai dengan yang lain mengalami kenaikan daya hantar seiring dengan kenaikan konsentrasi. Namun jika dilihat dari 1 konsentrasi, misalnya pada konsentrasi 0.006 M, pada awalnya daya hantar naik seiring kenaikan suhu, namun sampai pada suhu 40oC, daya hantar menjadi turun. Begitupula yang terjadi pada konsentrasi 0.007 M yang menurun pada suhu 45 dan 50oC. Penyimpangan ini kemungkinan disebabkan karena konduktometer yang tidak stabil pada saat pembacaan. Konduktometer yang digunakan memerlukan waktu lama untuk dapat angka yang stabil pada pengukuran. Kesalahan mungkin terjadi karena hal tersebut. Kesalahan pengukuran juga mungkin terjadi karena suhu pada saat diukur menggunakan konduktometer sudah mulai menurun, karena pada saat pemanasan, sebagian menggunakan waterbath pada awal pemanasan dan sebagian lain menggunakan Bunsen untuk menghemat waktu.

0.00305 0.0031 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335

-4.4

-4.2

-4

-3.8

-3.6

-3.4

-3.2

f(x) = − 1100 x − 0.349999999999989R² = 0.0796651617757718

Grafik Hubungan ln kkm dengan 1/T

ln kkmLinear (ln kkm)

Gambar 6. Grafik Ln kkm vs 1/T untuk Entalpi Miselisasi ∆ H

Page 12: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

Dengan menggunakan grafik di atas dapat diketahui ∆H dengan mengalikan ln kkm

dengan R dan T. Berdasarkan hasil percobaan ini nilai entalpi miselisasi (∆ H ) sodium

dodesil sulfat adalah -9145,4 J/mol.K atau -9,145 kJ/mol.K. Tanda negatif (-) menunjukkan

bahwa reaksi yang terjadi adalah eksotermik, yaitu sistem melepas panas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar adalah perubahan suhu dan

konsentrasi. Semakin banyak konsentrasi suatu misel dalam larutan maka semakin besar nilai

daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor dan

semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya, hal ini karena

saat suatu partikel berada pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka partikel

tersebut secara tidak lansung akan mendapat tambahan energi dari luar dan dari sinilah energi

kinetik yang dimiliki suatu partikel semakin tinggi ( gerakan molekul semakin cepat).

Sehingga semakin sering suatu konduktor menerima sentuhan dari ion-ion larutan.

Page 13: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini adalah pembentukan misel dari

surfaktan terjadi pada saat konsentrasi berada dibawah titik kkm. Daya hantar suatu surfaktan

berbanding lurus dengan kenaikan konsentrasi dan kenaikan suhu. Semakin besar konsentrasi,

maka semakin besar, semakin tinggi suhu maka akan semakin tinggi pula daya hantarnya. ∆H

dapat diketahui dengan mengalikan ln kkm dengan R dan T rata-rata.

4.2 Saran

Praktikum penentuan konsentrasi kritis misel ini menggunakan pemanasan pada suhu

yang berbeda. Pemanasan sebaiknya menggunakan waterbath untuk hasil yang lebih baik

dengan waktu yang memungkinkan. Sedangkan apabila menggunakan Bunsen, akan lebih

cepat namun panas yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Page 14: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. MSDS Akuades. [Serial Online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924923. Diakses tanggal 19 April 2013.

Anonim, 2013. MSDS Sodium Dodesil Sulfat. [Serial Online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924956. Diakses tanggal 19 April 2013.

Atkins. 1997. Kimia Fisik Jilid 1 Edisi IV. Jakarta : Erlangga.

Bird. 1993. Kimia Fisika untuk Universitas Cetakan ke-2. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Rosen, M. 1978. Surfactant and Interfacial Phenomena. New York : John Willy and Son.

Shaw, Duncan. 1980. Introduction to Colloid & Surface Chemistry 3rd Edition. London : Butterworth.

Sukardjo. 1989. Kimia Fisika. Yogyakarta : Rineka Cipta.

Tim Kimia Fisik. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Fisik 1. Jember : Universitas Jember.

Page 15: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

Lampiran Percobaan

Volume SDS untuk pengenceran

V 1× M 1=V 2× M 2

V1 .0,1 M = 100 ml . 0,005 M

V1 = 5 ml

V 1× M 1=V 2× M 2

V1 .0,1 M = 100 ml . 0,006 M

V1 = 6 ml

V 1× M 1=V 2× M 2

V1 .0,1 M = 100 ml . 0,007 M

V1 = 7 ml

V 1× M 1=V 2× M 2

V1 .0,1 M = 100 ml . 0,008 M

V1 = 8 ml

V 1× M 1=V 2× M 2

V1 .0,1 M = 100 ml . 0,009 M

V1 = 9 ml

a. Larutan 0,005 M

1. Suhu kamar 270C

V = 2 V

I = 0,542 A

R = VI =

2 v0,542 = 3,69 Ω

DHL = 1R =

13,69 = 0,271 Ω-1

2. Suhu 350C

V = 2 V

I = 0,596 A

R = VI =

2v0,596 = 3,35 Ω

DHL = 1R =

13,35 = 0,298 Ω-1

3. Suhu 400C

V = 2 V

I = 0,830 A

R = VI =

2v0,830 = 2,41 Ω

Page 16: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

DHL = 1R =

12,41 = 0,415 Ω-1

4. Suhu 450C

V = 2 V

I = 0,866 A

R = VI =

2 v0,866 = 2,31 Ω

DHL = 1R =

12,31 = 0,433 Ω-1

5. Suhu 50oC

V = 2 V

I = 0,898 A

R = VI =

2v0,898 = 2,23 Ω

DHL = 1R =

12,23 = 0,448 Ω-1

b. Larutan 0,006 M

1. Suhu kamar (270C)

V = 2 V

I = 0,630 A

R = VI =

2 v0,630 = 3,175 Ω

DHL = 1R =

13,175 = 0,315 Ω-1

2. Suhu 350C

V = 2 V

I = 0,886 A

R = VI =

2 v0,886 = 2,257 Ω

DHL = 1R =

12,257 = 0,443 Ω-1

3. Suhu 400C

V = 2 V

I = 0,827 A

R = VI =

2v0,827 = 2,42 Ω

DHL = 1R =

12,42 = 0,413 Ω-1

4. Suhu 450C

V = 2 V

I = 0,916 A

R = VI =

2v0,916 = 2,183 Ω

DHL = 1R =

12,183 = 0,458 Ω-1

5. Suhu 50oC

V = 2 V

I = 0,930 A

R = VI =

2v0,930 = 2,150 Ω

DHL = 1R =

12,150 = 0,465 Ω-1

c. Larutan 0,007 M

1. Suhu kamar (270C)

V = 2 V

I = 0,722 A

R = VI =

2 v0,722 = 2,770 Ω

DHL = 1R =

12,770 = 0,361 Ω-1

Page 17: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

2. Suhu 350C

V = 2 V

I = 0,955 A

R = VI =

2 v0,955 = 2,094 Ω

DHL = 1R =

12,094 = 0,477 Ω-1

3. Suhu 400C

V = 2 V

I = 1,023 A

R = VI =

2 v1,023 = 1,955 Ω

DHL = 1R =

11,955 = 0,511 Ω-1

4. Suhu 450C

V = 2 V

I = 1,004 A

R = VI =

2v1,004 = 1,992 Ω

DHL = 1R =

11,992 = 0,502 Ω-1

5. Suhu 50oC

V = 2 V

I = 1,019 A

R = VI =

2 v1,019 = 1,962 Ω

DHL = 1R =

11,962 = 0,509 Ω-1

d. Larutan 0,008 M

1. Suhu kamar (270C)

V = 2 V

I = 0,762 A

R = VI =

2 v0,762 = 2,624 Ω

DHL = 1R =

12,624 = 0,381 Ω-1

2. Suhu 350C

V = 2 V

I = 1,012 A

R = VI =

2 v1,012 = 1,976 Ω

DHL = 1R =

11,976 = 0,506 Ω-1

3. Suhu 400C

V = 2 V

I = 1,042 A

R = VI =

2 v1,042 = 1,919 Ω

DHL = 1R =

11,919 = 0,521 Ω-1

4. Suhu 450C

V = 2 V

I = 1,045A

R = VI =

2 v1,045 = 1,913 Ω

DHL = 1R =

11,913 = 0,522 Ω-1

5. Suhu 50oC

V = 2 V

I = 1,066 A

R = VI =

2 v1,066 = 1,876 Ω

DHL = 1R =

11,876 = 0,533 Ω-1

Page 18: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

e. Larutan 0,009 M

1. Suhu kamar (270C)

V = 2 V

I = 0,848 A

R = VI =

2 v0,848 = 2,358 Ω

DHL = 1R =

12,358 = 0,424 Ω-1

2. Suhu 350C

V = 2 V

I = 1,068 A

R = VI =

2 v1,068 = 1,872 Ω

DHL = 1R =

11,872 = 0,534 Ω-1

3. Suhu 400C

V = 2 V

I = 1,134 A

R = VI =

2v1,134 = 1,763 Ω

DHL = 1R =

11,763 = 0,657 Ω-1

4. Suhu 450C

V = 2 V

I = 1,155 A

R = VI =

2 v1,155 = 1,731 Ω

DHL = 1R =

11,731 = 0,577 Ω-1

5. Suhu 50oC

V = 2 V

I = 1,168 A

R = VI =

2 v1,168 = 1,712 Ω

DHL = 1R =

11,712 = 0,584

Perhitungan ΔH

Page 19: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

ln kkm = ΔH/RT + C

y = mx + C

y = -1100x - 0.35

m = -1100

ΔH = m. R

= -1100 x 8,314 J/mol.K

= -9145,4 J/mol.K

= -9,145 kJ/mol.K

Grafik Hubungan Konduktivitas dengan Suhu

0.26 0.28 0.3 0.32 0.34 0.36 0.38 0.4 0.42 0.440

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.009

0.01

f(x) = 0.0265274687660449 x − 0.00229522505562212R² = 0.986821838096868

Hubungan Konduktivitas dengan Suhu 27oC

konsentLinear (konsent)

konduk konsent0.271 0.0050.315 0.0060.361 0.0070.381 0.0080.424 0.009

Page 20: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

0.2 0.3 0.4 0.5 0.60

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.009

0.01

f(x) = 0.0160867421189998 x − 0.000168252288226314R² = 0.86064070336649

Hubungan Konduktivitas dengan Suhu 35oC

konsentLinear (konsent)

konduktivitas

konsent

0.298 0.0050.443 0.0060.447 0.0070.506 0.0080.534 0.009

0.4 0.5 0.6 0.70

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.009

0.01

f(x) = 0.0148195618216045 x − 0.000460167420995712R² = 0.877318059838986

Hubungan Konduktivitas dengan Suhu 40oC

konsentrasiLinear (konsentrasi)Linear (konsentrasi)

konduktifitas

konsentrasi

0.415 0.0050.413 0.0060.511 0.0070.521 0.0080.657 0.009

Page 21: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

0.4 0.5 0.60

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.009

0.01

f(x) = 0.0278102581929653 x − 0.0068606326833739R² = 0.978921088392377

Hubungan Konduktivitas dengan Suhu 45oC

konsentrasiLinear (konsentrasi)

konduktifitas

konsentrasi

0.433 0.0050.458 0.0060.502 0.0070.522 0.0080.577 0.009

0.4 0.5 0.60

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.009

0.01

f(x) = 0.028690046241604 x − 0.0075688054814865R² = 0.975461572214534

Hubungan Konduktivitas dengan Suhu 50oC

konsentrasiLinear (konsentrasi)

konduktifitas

konsentrasi

0.448 0.0050.465 0.0060.509 0.0070.533 0.0080.584 0.009

Page 22: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira

0.00305 0.0031 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335

-4.4

-4.2

-4

-3.8

-3.6

-3.4

-3.2

f(x) = − 1100 x − 0.349999999999989R² = 0.0796651617757718

Grafik Hubungan ln kkm dengan 1/T

ln kkmLinear (ln kkm)

1/t ln kkm0.0033 -3.650.0032 -4.130.0032 -4.270.0031 -3.610.0031 -3.58

Lembar Data Hasil Percobaan

Page 23: rizkafs.web.unej.ac.idrizkafs.web.unej.ac.id/.../2015/04/Laporan-5-Konsentrasi …  · Web viewKONSENTRASI KRITIS MISEL JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK Nama : Rizka Fithriani Safira