EFEKTIVITAS PERAN GURU DALAM MEMBENTUK...

129
EFEKTIVITAS PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KEDISIPLINAN SISWA DI MTS ANNAJAH JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.) Oleh: QORI ABIANSYAH NIM: 1112011000079 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 1439 H/2017 M

Transcript of EFEKTIVITAS PERAN GURU DALAM MEMBENTUK...

EFEKTIVITAS PERAN GURU DALAM MEMBENTUK

KEDISIPLINAN SISWA DI MTS ANNAJAH

JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.)

Oleh:

QORI ABIANSYAH

NIM: 1112011000079

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

TAHUN 1439 H/2017 M

i

ABSTRAK

Qori Abiansyah, 1112011000079, “ Efektivitas Peran Guru dalam

Membentuk Kedisiplinan Di Madrasah Tsanawiyah Annajah Jakarta

Selatan”.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran guru pendidikan Agama

Islam dalam membentuk kedisplinan siswa di Madrasah Tsanawiyah Annajah

Jakarta Selatan. Sehingga diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif

terhadap kedisplinan siswa melalui peran guru Pendidikan Agama Islam.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif

melalui penelitian lapangan, yaitu dengan cara peneliti langsung melakukan

pengamatan, wawancara dan penyebaran angket (Questionaire) dalam bentuk

skala Likert. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX yang berjumlah

35 siswa/i dengan menggunakan metode simple random sampling. Instrumen

penelitian terdiri dari 2 kategori yaitu peran guru pendidikan Agama Islam dan

Kedisplinan siswa, dimana tersebut diambil dari teori-teori yang teruji. Data yang

diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus product Moment Karl

pearson. Berdasarkan hasil analisa data dengan product Moment Karl Pearson

diperoleh hasil nilai r hitung = 0,333, r tabel = 0,429 dengan df = 33 dengan

perhitungan koefesien determinasi diperoleh nilai koefesien determinasi sebesar

9%. Hasil penelitian dapat disimpulkan adanya hubungan yang positif namun

pada taraf/tingkat sangat lemah atau tidak berpengaruh antara peran guru

pendidikan agama islam dengan membentuk kedisplinan siswa karena masih

ada faktor lain yang dapat berperan dalam membentuk kedisiplinan siswa yaitu

faktor eksternal maupun internal, faktor eksternal meliputi lingkungan sosial,

faktor keluarga, masyarakat maupun faktor internal dibiasakan dengan nilai-nilai

tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan yang meresap ke dalam kesadaran hati

nuraninya.

ii

ABSTRACT

Qori Abiansyah, 1112011000079, "The Effectiveness of Teacher's Role

in Establishing Discipline in Madrasah Tsanawiyah Annajah South

Jakarta".

The purpose of this study to determine the effectiveness of the role of

Islamic education teachers in establishing discipline students in Madrasah

Tsanawiyah Annajah South Jakarta. So it is expected to give a positive influence

on the discipline of students through the role of Islamic Education teachers.

In this study the authors use quantitative descriptive method through

field research, that is by direct reports conduct observations, interviews and the

dissemination of questionnaires (Questionaire) in the form of Likert scale. The

sample in this research is the students of class IX which amounted to 35 students /

i by using simple random sampling method. The research instrument consists of 2

categories, namely the role of Islamic Religious Education teachers and the

discipline of students, which are taken from proven theories. The data obtained

were then analyzed using the product formula Moment Karl Pearson. Based on

the results of data analysis with Karl Pearson Moment product obtained results r

value = 0.333, r table = 0.429 with df = 33 with the calculation of coefficient

determination obtained coefficient of determination of 9%. The results of this

study can be concluded that there is a positive relationship but at the level / level

is very weak or there is no relationship between the role of Islamic religious

education teacher with the disciplinary form of students because there are other

factors that can play a role in shaping the discipline of the students that is external

and internal factors, external factors environment social factors, family factors,

societal and internal factors are familiarized with the value of school rules and

values of activities that permeate into conscience awareness

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah Swt, tuhan semesta alam yang tidak pernah berhenti

mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, yang telah menjadikan iman itu indah

dalam hati hamba-Nya serta menjadikan kecintaan akan risalah-Nya lebih dicintai

dari segala apapun di

dunia ini. Dengan curahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

Membentuk Kedisiplinan Siswa di MTS Annajah Jakarta” dapat dituntaskan.

Shalawat serta salam tak lupa penulis hanturkan kepada sesempurnaya

ciptaan Tuhan, yaitu Nabi besar Muhammad SAW. Melalui beliaulah semua umat

islam mendapatkan penerangan Tuhan , sehingga benar-benar memahami Iman,

Islam, dan Ihsan. Tidak lupa kepada para kolega beliau dari Anbiyaa dan

Mursalin, juga Auliayaa Allah yang sama-sama menegakan kalimat laa ilaaha illa

Allah. Begitu juga kepada keluarganya, sahabatnya, tabi‟in tabi‟at, kiyai, guru dan

juga para pelajar yang selalu siaga dan siap untuk menebar rahmat, melanjutkan

perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakan panji-panji Islam. Semoga penulis

dan pembaca termasuk golongan tersebut. Amiin

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi tidak sedikit

hambatan dan kesulitan yang terkadang membuat putus asa. Namun, berkat doa,

saran, dukungan dan motivasi yang tidak pernah tenilai dari berbagai pihak,

membuat penulis sadar akan pentingnya semangat untuk menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada

terhingga juga penghargaan yang sebesar-besarnya dengan penuh rasa tadzim

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini, terlebih kepada:

1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

iv

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, MA. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan motivasi

kepada penulis.

3. Hj. Marhamah Saleh, Lc, MA. Selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan

Agama Islam yang selalu memberikan nasehat-nasehatnya kepda penulis.

4. Dosen pembimbing skripsi Drs. H. Achmad Gholib, M.Ag yang telah

meluangkan waktunya dan kemudahan selama proses bimbingan serta

memberikan saran dan dukungan kepada penulis selama pembuatan skripsi

ini.

5. Dosen penasehat akademik Drs. Ghufron Ihsan, MA. Yang telah

memberikan arahan dari awal penulis masuk di UIN Syarif Hiddayatullah

Jakarta sampai semester akhir beliau mengarahkan penulis.

6. Kedua orang tua saya bapak Abdul Halim dan Ibu Nunung Hernawati

yang telah memberikan semua keikhlasan dan doanya untuk saya dalam

menghadapi kesulitan-kesulitan yang penulis alami, serta penulis tidak

bisa untuk membalas apa yang sudah diberikan kepada penulis,

terimakasih untuk kedua orang tua saya, semoga engkau selalu sehat dan

mendidik anak-anakmu seperti sebagaimana engkau harapkan, amiin.

Kakak saya Fajar Alamsyah, dan kakak saya Yuli Nungvia serta adik

bontot saya Ihwan Agnie Subiansyah, semoga kita menjadi anak-anak

yang selalu patuh kepada orang tua kita dan dapat menjadi anak-anak yang

selalu senantiasa mendoakan orang tua kita. Amiin.

7. Dan tak lupa kepada seseorang yang selalu membuat penulis termotivasi

untuk menyelesaikan skripsi ini, dengan sabarnya dan kesetiannya selalu

membantu penulis supaya cepat menyelesaikan, penulis ingat dengan kata

beliau yang selalu mengatakan “ayo banggakan orang tua, walaupun hanya

dalam hal kecil tapi orang tua kamu akan melihat tersenyum senang”, dari

situ penulis sadari. Terima kasih Retno Endriwati.

8. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

v

9. Teman-teman yang tergabung dalam satu ikatan perjuangan (yang

tergabung dalam komunitas kelas PAI B, yang telah memberikan

semangat yang tak pernah putus. Semoga kebersamaan kita terus terjalin.

10. Terima kasih untuk teman saya agoy, ikhsan dan ansor yang selalu

memberikan semangat untuk sama-sama menyelesaikan tugas akhir ini,

penulis bangga bisa menjalin hubungan baik kepada kalian.

11. untuk kawan-kawan seperjuangan Ikatan Remaja Masjid Darussalam,

penulis sangat senang bisa kenal kalian, doa penulis semoga kita akan

tetap menjaga silaturahmi sampai kita berumah tangga nanti. Mantap.

Semoga jasa-jasa dari semua pihak mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Dan tidak lupa harapan penulis , semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak yang membacanya. Amiin ya rabbal „alamiin.

Ciputat, 28 September 2017

Qori Abiansyah

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 5

D. Perumusan Masalah .............................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

F. Kegunaan Penelitian.............................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Efektivitas Peran Guru Pendidikan Agama Islam ................................. 7

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ..................................... 7

2. Pengertian Peran Guru Pendidikan Agama Islam ......................... 11

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam ....... 15

B. Kedisiplinan Siswa .............................................................................. 18

1. Pengertian Displin ......................................................................... 18

2. Perlunya Displin ............................................................................ 20

3. Fungsi Displin ............................................................................... 21

4. Pembentukan Displin..................................................................... 23

C. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 27

D. Kerangka Berfikir................................................................................ 28

E. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 31

vii

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 32

B. Metode Penelitian................................................................................ 32

C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 32

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 34

E. Konsep dan Pengukuran Variabel ....................................................... 34

F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Annajah Jakarta........................................... 44

1. Sejarang Singkat Madrasah Annajah Jakarta ...................................... 44

2. Visi dan Misi Madrasah Annajah Jakarta .......................................... 45

3. Struktur Organisasi .............................................................................. 46

4. Data Guru dan Karyawan MTs Annajah Jakarta ............................... 46

5. Data Siswa MTs Annajah Jakarta Tahun 2016/2017 .......................... 47

6. Sarana dan Prasarana ........................................................................... 47

B. Deskripsi Data .......................................................................................... 48

C. Analisis Data ............................................................................................. 71

D. Interprestasi Data ....................................................................................... 73

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................ 76

B. Saran ........................................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Kisi-kisi Angket peran guru dalam membentuk

kedisiplinan siswa ................................................................................. 35

Tabel 3.2 Instrumen Kisi-kisi Angket Kedisiplinan siswa ................................... 38

Tabel 3.4 Penilaian Analisis Mean Angket Peran Guru Pendidikan Agama Islam

dalam membentuk kedisiplinan ................................................................ 30

Tabel 3.5 Penilaian Analisis Mean Kedisiplinan Siswa ............................................. 41

Tabel 3.6 Interpretasi Data ...................................................................................... 42

Tabel 4.1 Data Guru dan karyawan ...................................................................... 44

Tabel 4.2 Jumlah Siswa ........................................................................................ 45

Tabel 4.3 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda menyampaikan

perlunya mentaati peraturan sekolah .................................................... 47

Tabel 4.4 Apakah guru Pendidikan Agama Islam mengingatkan anda untuk

berperilaku taat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari ...................... 47

Tabel 4.5 Apakah guru Pendidikan Agama Islam menjelaskan peraturan dan

tata tertib di sekolah .............................................................................. 48

Tabel 4.6 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengingatkan anda

untuk menghormati orang tua, guru, dan teman ................................... 48

Tabel 4.7 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengajarkan anda

untuk berpakaian rapih .......................................................................... 49

Tabel 4.8 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda melarang anda untuk

merokok ................................................................................................ 49

Tabel 4.9 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengingatkan untuk

membaca doa sebelum belajar dan sesudah belajar .............................. 50

Tabel 4.10 Apakah guru Pendidikan Agama Islam memberikan bimbingan,

nasehat, dan contoh tauladan yang baik ................................................ 51

Tabel 4.11 Apakah guru agama anda mendorong siswa untuk melaksanakan

nilai-nilai agama ................................................................................... 51

ix

Tabel 4.12 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda memberikan motivasi

untuk berbuat kebaikan setiap saat ....................................................... 52

Tabel 4.13 Ketika memberikan materi Pendidikan Agama Islam, apakah guru

anda menggunakan media/alat peraga .................................................. 52

Tabel 4.14 Guru Pendidikan Agama Islam hadir di kelas tepat waktu ................... 53

Tabel 4.15 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda, menghukum apabila

tidak mengerjakan pekerjaan rumah ..................................................... 53

Tabel 4.16 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengawasi anda pada

saat ujian Pendidikan Agama Islam berlangsung ................................. 54

Tabel 4.17 Menurut anda, apakah guru Pendidikan Agama Islam anda

mengulang kembali pelajaran yang sudah dipelajari, sebelum

memulai materi berikutnya ................................................................... 55

Tabel 4.18 Apakah anda datang kesekolah dan masuk kelas tepat waktu .............. 55

Tabel 4.19 Apakah kamu memakai seragam dan atribut sekolah ........................... 56

Tabel 4.20 Apakah kamu menguncapkan salam kepada guru ketika bertemu di

lingkungan sekolah atau di luar sekolah ............................................... 58

Tabel 4.21 Ketika sedang mengikuti ujian sekolah (ulangan harian, uts, uas dan

lainya), apakah anda mengerjakan sendiri ............................................ 57

Tabel 4.22 Apakah anda membuang sampah pada tempatnya ............................... 58

Tabel 4.23 Berbicara sopan kepada kepala sekolah, guru, karyawan dan teman ... 58

Tabel 4.24 Apakah kamu memperhatikan guru pada saat pelajaran berlangsung .. 59

Tabel 4.25 Mengerjakan tugas dari guru tepat pada waktunya .............................. 39

Tabel 3.26 Melaksanakan Tugas Piket Dengan Penuh Tanggung Jawab ............... 38

Tabel 3.27 Mengikuti Upaca Bendera .................................................................... 38

Tabel 3.28 Mengikuti Kegiatan Ekstrakulikuler ..................................................... 38

Tabel 3.29 Melaksanakan Shalat Wajib dan Sunnah Berjama‟ah .......................... 38

Tabel 3.30 Menghafal dan Membaca Al-Qur‟an pada saat Takhsin ...................... 38

Tabel 3.31 Ketika Terlambat Apakah guru Memberikan Sanksi ........................... 38

x

DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 Kerangka Berfikir Membentuk Kedisiplinan Siswa di Sekolah ........... 38

Tabel 4.1 Struktur Organisasi ............................................................................... 38

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Surat Bimbingan Skripsi

LAMPIRAN 2 : Surat Permohonan Izin Peneitian

LAMPIRAN 3 : Instrumen Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam

LAMPIRAN 4 : Hasil Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam

LAMPIRAN 5 : Instrumen Angket Peran Guru PAI Dalam Membentuk

Kedisiplinan siswa

LAMPIRAN 6 : Hasil Angket Variabel X dan Variabel Y

LAMPIRAN 7 : Uji Referensi

LAMPIRAN 8 : Surat Keterangan Penelitian Dari Sekolah

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu negara ditentukan oleh sumber daya manusia yang

berkualitas dan dapat mengoptimalkan sumber daya manusia lainya.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini

suatu negara dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang

dapat mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi sehingga

mampu bersaing di era globalisasi. Salah satu cara untuk melahirkan

sumber daya manusia yang berkualitas yaitu melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalani

kehidupannya di era globalisasi dan berguna untuk mengembangkan

potensi diri. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses

pembangunan nasional. Pendidikan juga dijadikan investasi dalam

pengembangan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan

dan kemapuan diri diyakini sebagai faktor pendukung mansia dalam

mengarungi kehidupan yang penuh tangtangan. Dalam kerangka inilah

pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai dasar bagi masyarakat

yang ingin maju dan berkembang.1

Dalam undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat

1, dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2

Selain itu, dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional merumuskan fungsi dan tujuan

1 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya, 2004), hal.iii

2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Bandung: Fokusmedia, 2009), hal.3

2

pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan

upaya pendidikan di Indonesia pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk

watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”.3

Niat dan tekad bangsa ini untuk membangun SDM Indonesia

sangat baik dan ideal. marilah kita cermati bahwa salah satu pertimbangan

utama mengapa UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 lahir adalah bahwa

sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan

kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi, dan efisiensi

manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan

tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Menurut Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang dikutip oleh

Abdul Majid dan Dian Andayani di dalam bukunya yang berjudul

Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, menjelaskan bahwa

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani, ajaran agama Islam serta seimbangkan dengan

tuntunan untuk menjaga atau menghormati hubungan baik terhadap

kerukunan antar umat beragama.4

.Sebagaimana yang dikutip oleh Zakiyah Daradjat, “Pendidikan

Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta

didik agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh.

Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta

menjadikan Islam sebagai pedoman hidup”.5

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara keseluruhan

3 Ibid., hal. 6

4 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep

dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 130

5 Ibid.

3

meliputi, AL-Qur’an dan al-hadis, akidah akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah,

Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan

keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman siswa tentang

agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT.

Disiplin diri peserta didik bertujuan untuk membantu menemukan

diri, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta

berusaha menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan menyenangkan

bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka mentaati segala peraturan

yang ditetapkan.6 Dalam penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

disiplin dapat membantu pendidik untuk mengatasi masalah-masalah yang

timbul dalam proses belajar-mengajar dan menimbulkan peran yang positif

dalam peraturan yang ada di sekolah.

Dalam rangka mensukseskan pendidikan karakter, guru harus

mampu menumbuhkan disiplin peserta didik, terutama disiplin diri (self-

discipline). Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan

pola perilakunya, meningkatkan standar perilakunya, dan melaksanakan

aturan sebagai alat menegakan disiplin. Untuk mendisiplinkan peserta

didik perlu dimulai dengan prinsip yang sesuai dengan tujuan pendidikan

Nasional, yakni sikap demokratis, sehingga peraturan disiplin perlu

berpedoman pada hal tersebut, yakni dari, oleh dan untuk peserta didik itu

sendiri.7

Menurut Nurla Isna Aunillah di dalam bukunya mengatakan bahwa

tidak sedikit guru yang merasa kewalahan dalam menghadapi peserta didik

yang sulit diatur, cenderung membantah saat dinasehati, dan sering kali

melakukan pelanggaran. Menipisnya sikap disiplin pada peserta didik

memang merupakan masalah serius yang dihadapi oleh dunia pendidikan.

dengan tidak adanya sikap disiplin, tentu saja proses pendidikan tidak akan

efektif, sehingga keadaan itu akan menggambat tercapainya cita-cita

6 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT. Bumi Askara, 2012), hal.26.

7 Ibid. , hal.26-27.

4

pendidikan.8

Selanjutnya Sudarwan Danim menjelaskan, disiplin diri itu tidak

mudah bagi orang yang belum berhasil membiasakan diri. Dapat kita

banyangkan apa yang harus dilakukan guru untuk datang tepat waktu,

pada hal jarak tempuh relatif jauh dan potensi kemacetan mengancam.

Penegakan dispilin berawal dari satu titik, yaitu komitmen pribadi yang

harus kuat ditanamkan . Baginya, komitmen ini harus disertai dengan

kesadaran untuk memosisikan diri, menghargai waktu, menguasai

subtansi, memahami satuan waktu untuk menyelesaikan tugas, dan target

yang jelas.9 Dapat disimpulkan bahwa, untuk mendisiplinkan diri itu kita

harus kuat dalam hal yang kita kerjakan sehari-hari dan harus

memanfaatkan waktu sekecil apapun itu sehinnga terbiasa mengatasi

segala pekerjaan yang sudah direncanakan.

Peran disiplin di setiap sekolah cukup bervariasi. Hal ini

disebabkan oleh adanya perbedaan norma kelakuan dan suasana sekolah

masing-masing. Setiap sekolah mempunyai kepala sekolah, guru,

karyawan, dan peserta didik yang berbeda. Perbedaan ini memberikan

kemungkinan adanya perbedaan berbagai kebijakan dan peraluran yang

dikeluarkannya.

Dari latar belakang yang di kemukakan di atas, penulis mencoba

mengkaji dan meneliti lebih jauh dalam bentuk skripsi yang berjudul :

"EFEKTIVITAS PERAN GURU DALAM MEMBENTUK

KEDISIPLINAN SISWA DI MTS ANNAJAH JAKARTA”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

8 Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Penddikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta:

Laksana, 2011), hal.55

9 Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, Ke Profesional

Madani, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011), hal. 138.

5

timbulah permasalahan antara lain :

1. Masih ada guru yang kurang peduli terhadap siswa dalam membentuk

kedisiplinan.

2. Masih ada siswa yang tidak meneladani perilaku kedisiplinan di

sekolah.

3. Masih ada orang tua yang kurang peduli terhadap kedisiplinan anak-

anaknya.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan mencapai sasaran yang

hendak dibahas sebagaimana dalam judul tersebut, maka penulis

memberikan batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai

berikut:

a. Efektivitas peran guru yang dimaksud adalah segala macam

perbuatan yang dilakukan guru di sekolah yang baik, yang

dapat berpengaruh terhadap kedisiplinan dan tata tertib siswa.

b. Kedisiplinan siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

segala sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh siswa di dalam

kelas maupun di luar kelas.

c. Siswa yang dimaksud di sini adalah siswa kelas XI di MTs

Annajah tahun ajaran 2016/2017. Adapun alasan penulis

memilih siswa kelas XI sebagai objek penelitian adalah karena

siswa-siswi kelas XI dianggap sudah cukup memiliki rasa

tanggungjawab dalam menjalankan tan

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah tersebut untuk memudahkan pelaksanaan

penelitian, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai

berikut: Bagaimanakah efektivitas Peran guru agama Dalam

Membentuk kedisiplinan dengan Tata Tertib Siswa di MTs Annajah

Kelas IX Tahun Ajaran 2016/2017.

6

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui sejauh mana efektivitas peran guru dalam

membentuk kedisiplinan peserta didik di MTs Annajah Jakarta.

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi

kajian pendidikan agama islam tentang pembentukan kedisiplinan

di sekolah.

b. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan bahan rujukan

penelitian yang akan datang.

c. Memperkaya kajian tentang kedisplinan siswa di sekolah.

d. Memperkaya konsep pendidikan agama islam terutama tentang

membentuk kedisiplinan siswa di sekolah.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi lembaga pendidikan

dalam hal yang berkenaaan dengan kedisiplinan di sekolah,

sekaligus hasilnya dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan

keberhasilan yang seimbang di masa yang akan datang.

b. Hasil penelitian ini akan menjadi masukan bagi kepala sekolah

dan guru dalam membentuk kedisplinan siswa yang mentaati

peraturan tata tertib di sekolah.

3. Secara Akademis

a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memberikan suatu

karya penelitian baru yang dapat mendukung dalam pendidikan

agama islam terutama mngenai kedisplinan di sekolah.

b. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan yang berarti dalam

memahami secara komprehensif dengan mengaplikasikan ilmu

yang telah diperoleh.

7

c. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai acuan terhadap

pengembangan penelitian pada kajian yang sama.

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Efektivitas Peran Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kata “Pendidikan” adalah

proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

orang mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan; proses dengan cara perbuatan mendidik. Sedangkan Kata

“Keagamaan” adalah kegiatan di bidang pendidikan dan pengajaran

dengan sasaran utama memberikan pengetahuan keagamaan dan

menanamkan sikap hidup beragama.1

Jadi Pendidikan Agama Islam adalah proses mengubah tingkah laku

seseorang untuk menjadi manusia yang dewasa dalam menentukan

perbuatan dengan cara mendidik dalam pengetahuan keagamaan

tujuannya untuk menanamkan kehidupan yang beragama.

Di dalam UU Guru dan Dosen ditegaskan secara jelas dalam pasal

1 ayat (1), yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajarkan,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.2

Menurut Abudin Nata di dalam buku Dimensi-dimensi

Pendidikan Islam mengartikan “pendidik adalah orang yang

melakukan kegiatan dalam bidang mendidik”.3 Maka dapat dikatakan

bahwa pendidik adalah semua orang atau siapa saja yang berusaha dan

memberikan pengaruh terhadap pembinaan orang lain (peserta didik)

agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju kesempurnaan.

1Pusat Bahasa DEPDIKNAS,, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),

Cet.3, hal.263.

2Trianto& Titik Tri Wulan Tutik, UU Guru dan Dosen: Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban

Pendidik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), 20hal.23.

3A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hal,

68.

8

Istilah guru memiliki banyak pengertian dalam literatur Islam

sebagaimana dijelaskan oleh Muhaimin dalam A. Fatah Yasin, Guru

dalam literatur Islam biasa disebut sebagai ustadz, mu’allim, murabby,

mursyid, mudarris, dan mu’addib. Pengertian dari masing-masing

istilah tersebut sebagai berikut: 4

a. Ustadz, Biasa digunakan untuk memanggil seorang profesor. Ini

mengandung makna bahwa seorang pendidik (guru/ ustadz)

dituntut untuk komitmen terhadap profesionalisme dalam

mengemban tugasnya.

b. Mu’allim, artinya bahwa seorang pendidik itu adalah seorang

yang memiliki ilmu pengetahuan luas, dan mampu menjelaskan,

mengajarkan dan mentranfer ilmunya. Sehingga pesrta didik

dapat mengamalkannya dalam kehidupanya.

c. Murabbi, yakin menciptakan, mengatur, mengurus dan

pemerbaharu (memperbaiki).

d. Mursyid, berati guru harus berusaha menularkan penghayatan

akhlak/kepribadiannya kepada peserta didiknya, baik yang berupa

etos beribadah, etos kerja, belajar, maupun dedikasinya yang

mengharapkan ridha Allah semata.

e. Mudarris, artinya orang yang memiliki tingkat kecerdasan tingkat

intelektual lebih, berusaha untuk membantu ketidaktahuan peserta

didik dengan cara melatih intelektualnya melalui proses

pembelajaran.

f. Mu’addib, artinya apabila mu’adib sebagai isim fa’il dari kata

“addaba- yuaddibu- ta’diiban” yang berarti menanamkan sopan

santun yang dilandasi dengan etika, moral dan sikap yang santun,

serta mampu menanamkan kepada peserta didik melalui contoh di

tiru oleh peserta didik.

4 A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press,2008 ), h.

85-86.

9

Menurut zakiah Daradjat, dkk guru adalah pendidik profesional,

karena ia telah merelakan dirinya untuk menerima dan memikul

sebaian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para

orang tua. Meraka ini takala menyerahkan anakanya ke sekolah,

sekaligus berarti pelimpahan sebagai tanggung jawab pendidikan

anaknya kepada guru. 5

Dapat disimpulkan bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan

anaknya kepada sembarang guru/sekolah karena orang tua harus

memilih yang terbaik untuk anak-anaknya dalam pendidikan yang

menjadikan anak-anaknya berkembang dengan baik .

Dalam konteks pendidikan sebagai usaha sadar yang dengan

sengaja dirancang atau didisain dan dilakukan oleh seorang

pendidik agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju kearah

yang lebih baik (dewasa), dan dilaksanakan melalui jalur sekolah

formal, maka yang disebut dengan pendidik dapat disederhanakan

atau dipersempit maknanya.6

Yakni, pendidik adalah orang-orang yang sengaja dipersiapkan

untuk menjadi pendidik secara profesional dengan tujuan agar dapat

menjadikan peserta didik menjadi orang-orang yang lebih baik dan

menjaga akhlak dan perilakunya.

Suatu pekerjaan yang dikatakan profesi dan harus dikerjakan secara

profeional, antara lain memiliki ciri-ciri antara lain. Pertama,

pekerjaan tersebut mempunyai landasan teoritik dan keilmuan yang

jelas. Kedua, pekerjaan tersebut dipersiapkan mulai proses

pendidikan dan pelatihan secara formal. Ketiga, pekerjaan tersebut

mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Keempat, pekerjaan

tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada kode etik yang telah

disepakati. Kelima, pekerjaan tersebut memiliki standar/upah gaji.

Keenam, pekerjaan tersebut biasanya memiliki wadah yang

terorganisasi secara rapi.7

Selanjutnya Suryasubrata dalam Abdul Mujib dan Jusuf

Mudzakkir, Menjelaskan, guru adalah orang yang dewasa yang

5 Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), cet. 10,

h.39.

6 A. Fatah Yasin, Ibid., h. 69.

7 Op.cit. h.69.

10

bertanggung jawab memberi pertolongan pada anak didik dalam

perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat

kedewasaanya, mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai

hamba dan khalifah Allah SWT dan mampu sebagai makhluk sosial

dan sebagai makhluk hidup yang mandiri.8

Pendidik pertama dan utama adalah orang tua itu sendiri.

Mereka berdua yang bertanggung jawab penuh atas kemajuanan

perkembangan anak kandungnya, karena sukses tidaknya anak sangat

tergantung pengasuh, perhatian, dan pendidikan.9 Dapat disimpulkan

Sebagai pendidik pertama dan utama terhadap anak-anaknya, orang

tua tidak selamanya memiliki waktu yang leluasa dalam mendidik

anak-anaknya. Selain dalam kesibukan kerja, tingkat efektivitas dan

efesiensi pendidikan tidak akan baik jika pendidikan hanya dikelola

secara alamiah.

Selanjutnya zakiah Daradjat dalam Ramayulis

mengemukakan, “pendidik adalah individu yang akan memenuhi

kebutuhan pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik”.10

Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa tugas pendidik atau

guru tidak semata-mata mengembangkan potensi peserta didik pada

aspek pengetahuan (kognitif), tetapi juga meliputi aspek sikap

(afektif) dan tingkah laku (psikomotorik). Dengan demikian seorang

peserta didik akan dapat berkembang secara utuh sebagai manusia

yang memiliki akhlak mulia.

Menurut Tayar Yusuf dikutip oleh Abdul Majid dan Dian

Andayani mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar

generasi tua untuk memberikan pengalaman, pengetahuan, kecakapan

dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi yang

8Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana , 2006), h.87.

9Ibid. , h.88.

10

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia), 2012 h.104.

11

bertakwa kepada Allah SWT.11

Dalam pengertian tersebut

menjelaskan bahwa pendidikan agama Islam itu sangat penting,

karena semua orang bertaggung jawab untuk memberikan ilmu-

ilmunya seperti, orang tua mengajarkan anak-anaknya untuk

mengenalkan atau mengajarkan pendidikan agama islam.

Berdasarkan teori-teori yang telah dijabarkan di atas maka

dapat dinyatakan bahwa Guru Pendidikan Agama Islam adalah

pendidik profesional yang mengarahkan dan memenuhi kebutuhan

pengetahuan, sikap dan tingkah laku terhadap peserta didik

berdasarkan nilai-nilai Islami dan menjadikan manusia yang

berkualitas agar terangkat derajat kemanusiannya dan mampu

mengemban tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah SWT.

2. Pengertian Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah, “1. Pemain

sandiwara, 2. tukang lawak pada pemain makyong, 3. perangkat

tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di

masyarakat”.12

Ramayulis Mengungkapkan bahwa Kehadiran guru dalam proses

pembelajaran mempunyai peran yang penting, peran guru itu belum

bisa tergantikan oleh teknologi seperti radio, televisi, tape recorder,

internet, komputer maupun teknologi yang paling modern. Banyak

unsur-unsur manusiawi seperti, sikap, sistem nilai, perasaan,

motivasi kebiasaan dan keteladanan, yang diharapkan dan hasil

proses pembelajaran, yang tidak dapat dicapai kecuali melalui

pendidikan Agama.13

Wrightman dalam Uzer Usman Mengatakan, “peran guru adalah

terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang

dilakukan dalam situasi tertentu serta sehubungan dengan kemajuan

11

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konseep

dan Impementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 130.

12

Pusat Bahasa DEPDIKNAS, Op.cit., hal.854.

13

Ramayulis, op. Cit. , h.123.

12

perubahan tigkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi

tujuan”.14

Dalam buku Didaktika Islamika, “guru Agama Islam di sekolah-

sekolah seperti juga guru mata pelajaran lainya, bukanlah orang yang

serba tahu. Lebih-lebih dengan tersedianya berbagai alternatif sumber

informasi baik dalam bentuk cetak, maupun elektronik”.15

Ahmad Tafsir dalam A.Fatah Yasin menjelaskan “Bahwa

pendidik dalam islam adalah siapa saja bertanggung jawab terhadap

perkembangan peserta didik (anak didik)”. 16

Orang yang paling

pertama dan utama dalam bertanggung jawab terhadap peserta didik

adalah orang tua terhadap anaknya. Hal ini disebabkan karena ada dua

hal. Pertama, orang tua ditakdirkan melahirkan anaknya dan oleh

sebab itu ditakdirkan juga bertanggung jawab mendidik anak-anaknya

tersebut. Kedua, orang tua berkepentingan terhadap kemajuan

perkembangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses pula

orangtuanya.

H.A. Malik Fajar mengemukakan di dalam Jurnal Keislaman,

Kependidikan, dan Kebahasaan bahwa peran guru agama tidak

sekedar sebagai pengajar atau penyampaian materi pengajaran,

tetapi lebih dari itu ia adalah sebagai sumber figure “spiritual” dan

sekaligus “bapak/ibu” , sehingga terjalin hubungan kerohanian

antara guru dan peserta didik menyatu dan mampu melahirkan

keterpaduan bimbingan rohani dan akhlak dengan materi

pengajaran.17

Disamping itu, terdapat tugas pokok guru Pendidikan Agama

Islam. Didalam buku Ilmu Pendidikan Islam, Al-Nahlawi

menyimpulkan bahwa tugas pokok (peran pokok) guru dalam

pendidikan Islam adalah sebagai berikut :

14 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bnadung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h.

4.

15

Anah Suhaenah Suparno, “Reorientasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum”, Jurnal

keislaman, kependidikan dan kebahasaan, edisi khusus, 2000, h.38.

16

A. Fatah Yasin, op.cit., h. 87.

17

H.A. Malik Fajar, Didaktika Islamika: Jurnal Keislaman, Kependidikan dan kebahasaan,

Edisi Khusus, 2000, h.63.

13

a. Tugas pensucian. Guru hendaknya mengembangkan dan

membersihkan jiwa peserta didik agar dapat mendekatkan

diri kepada Allah SWT, menjauhkannya dari keburukan, dan

mengajak agar tetap berada pada fitrahnya.

b. Tugas pengajaran. Guru hendaknya menyampaikna berbagai

pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik untuk

diterjemahkan dalam tingkah laku dan kehidupan.18

Menurut Cece Wijaya peran guru adalah:

a. Guru sebagai pendidik dan pengajar, yakni harus memiliki

kestabilan emosi, ingin memajukan siswa, bersikap realitas,

bersikap jujur dan terbuka dan peka terhadap pekembangan

terutama invasi pendidikan.

b. Guru sebagai anggota masyarakat yakni harus pandai bergaul

dengan anggota masyarakat.

c. Guru sebagai pemimpin.

d. Guru sebagai pelaksana adminisrtasi yakni akan dihadapkan

dengan administrasi yang harus dikerjakan di sekolah.

e. Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar yakni harus

menguasi berbagai metode pengajaran dan harus menguasai

situasi belajar mengajar di dalam kelas dan di luar kelas.19

Menurut Sardiman di dalam bukunya yang Interaksi dan

Motivasi belajar Mengajar menyebutkan peran guru agama islam

sebagai berikut:

a. Sebagai Transmitter (pengajar)

Dalam kegiatan belajar guru bertindak selaku penyebar

kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.

b. Sebagai Inisiator (pendidik)

18 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), h.125.

19

A. Fatah Yasin, Op. cit, hal. 46.

14

Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses

belajar. Sudah tentu ide-ide itu merupakan ide-ide yang kreatif,

yang dapat dicontoh oleh anak didiknya.

c. Sebagai Pengarah/pembimbing

Guru dalam peran ini lebih menonjol. Guru dalam hal ini

harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar

siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

d. Sebagai Motivator

Peran guru sebagai motivator ini penting dalam belajar-

mengajar, dalam rangka menigkatkan kegiatan dan

pengembangan kegiatan belajar siswa.

e. Sebagai mediator

Guru sebagai mediator dapat diartikan sebgai penengah

dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya menengahi atau

memerberikan jalan keluar kemacetan disikusi siswa. Mediator

juga diartikan penyedia media, bagaimana cara memakai dan

mengorganisasikan penggunaan media.

f. Sebagai organisator

Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik.

g. Sebagai evaluator

Evaluasi yang dimaksud adalah menilai prestasi anak didik

dalam bidang akademis maupun tingkah laku.

h. Sebagai informator

Guru sebagai pelaksana cara mengajar informatif dan

sumber kegiatan akademik maupun umum.

i. Sebagai fasilitator

Guru dalam hal ini memberikan fasilitas atau kemudahan

dalam proses belajar-mengajar.20

20 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,2003), hal, 144-146, cet. 10

15

Selanjutnya zakiah Daradjat dalam Ramayulis mengemukakan,

“pendidikan adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan

pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik.”21

Definisi tersebut

mengandung pengertian bahwa tugas pendidik atau guru tidak semata-

mata mengembangkan potensi peserta didik pada aspek pengetahuan

(kognitif), tetapi juga meliputi aspek sikap (afektif) dan tingkah laku

(psikomotorik). Dengan demikian seorang peserta didik akan dapat

berkembang secara utuh sebagai manusia yang memiliki akhlak mulia.

Berdasarkan teori-teori yang telah dijabarkan di atas maka dapat

dinyatakan bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam adalah

pendidik profesional yang mengarahkan dan memenuhi kebutuhan

pengetahuan, sikap dan tingkah laku terhadap peserta didik

berdasarkan nilai-nilai Islami dan menjadikan manusia yang

berkualitas agar terangkat derajat kemanusiannya dan mampu

mengemban tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah SWT.

3. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam

Menurut Al-Ghazali “Tugas Pendidik adalah menyempurnakan,

membersihkan, menyucikan, dan membaca hati manusia untuk selalu

mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT”.22

berdasarkan

penjelasan ini berarti tugas pendidik ini amatlah berat selain hanya

sekedar memberikan materi akan tetapi bertugas untuk mengajarkan

kepada peserta didik untuk selalu mendekatkan diri kepada

penciptanya.

Ramayulis menjelaskan bahwa tugas guru dapat dikategorikan

pada tugas secara umum dan tugas secara Khusus. Tugas secara

umum adalah sebagai waratsat al-anbiya, yang pada hakikatnya

mengemban misi rahmat li al-alamin, yakni suatu misi yang mengajak

manusia untuk tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah, guna

21 Ramayulis, Op. cit. , h. 104.

22

Abdul Mujib dan Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana, 2006), hal. 90.

16

memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Sedangkan tugas guru

secara khusus adalah: 1) sebagai pengajar (intruksional), 2) sebagai

pendidik (edukator), dan 3) sebagai pimpinan (managerial).23

Selain

itu, tugas guru ialah memberikan pengetahuan (cognitive) sikap dan

nilai (afektif) dan keterampilan (psychomotor)kepada anak didik. Guru

itu berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan arif dan

bijakasana sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara

guru dan anak didik.

Berkaitan dengan uraian di atas maka tanggung jawab

pendidikan sebagaimna disebutkan oleh Abd al-Rahman al-Nahlawi

adalah, mendidik individu supaya beriman kepada Allah dan

melaksanakan syari’atNya, mendidik diri supaya beramal saleh, dan

mendidik masyarakat untuk saling menasehati dalam melaksanakan

kebenaran, saling menasehati agar tabah dalam menghadapi kesusahan

beribadah kepada Allah serta menegakan kebenaran.24

Guru adalah profesional, karenanya secara implisit ia telah

merelakan dirinya menerima dan memilkul sebagian tanggung jawab

pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Hal ini

menunjukan pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan

anaknya kepada kesembaranagan guru karna tidak sembaranagan

orang dapat menjadi guru.25

Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah

norma kepada anak didik agar tahu nama perbuataan yang susila dan

asusila, maka perbuatan yang bermoral dan amoral.26

Jadi guru harus

bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuataannya

dalam rangka rangka membina jiwa dan watak anak didik. Dengan

demikian, tanggung guru adalah untuk membentuk anak didik agar

23Ramayulis, Op. cit, h.110-111.

24

Ramayulis, Op. cit. , h. 111.

25

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2012), h. 39

26

Akmal Hawi, Op.cit. , h. 13

17

menjadi orang yang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa,

dna bangsa dimasa yang akan datang.

Djamarah di dalam Fatah Yasin merinci, “ bahwa tugas dan

tanggung jawab pendidik adalah:

a. Kolektor, yaitu pendidik bisa membedakan mana nilai yang

baik dan mana nilain yang buruk , dilakukan bersifat

menyeluruh dari afektif sampai ke psikomotor.

b. Inspirator, yaitu pendidik menjadi ispirator/ ilham bagi

kemajuan belajar siswa.

c. Informator, yaitu pendidik harus dapat memberikan informasi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Organisator, yaitu pendidik harus mampu mengolah kegiatan

belajar.

e. Motivator, yaitu pendidik harus mampu mendorong peserta

didik agar bergairah dan aktif belajar.

f. Inisiator, yaitu pendidik menjadi pencetus ide-ide kemajuan

dalam pendidikan dan pengajaran.

g. Fasilitator, yaitu pendidik dapat memberikan fasilitas yang

memungkinkan kemudahan kegiatan belajar.

h. Pembimbing, yaitu pendidik harus mampu membimbing anak

didik manusia dewasa yang baik.

i. Demonstator, yaitu jika diperlukan pendidi bisa

mendemontrasikan bahan pelajaran yang susah dipahami

j. Pengelola kelas, yaitu pendidik harus mampu mengelola kelas

untuk menunjang interaksi eduktif.

k. Mediator, yaitu pendidik menjadi media yang berfungsi

sebagai alat komusikasi guna menefektifkan proses interaktif

edukatif.

l. Supervisor, yaitu pendidik hendaknya dapat memperbaiki, dan

menilai secara kritis terhadap proses pengajaran dan

18

m. Evaluator, yaitu pendidik tituntut menjadi evaluator yang baik

dan jujur.27

Menurut Amstrong yang dikutip oleh Akmal Hawi berpendapat

bahwa tugas dan tanggung jawab guru ada lima, yaitu: 1. tanggung

jawab pengajaran, 2. tanggung jawab memberikan bimbingan, 3.

tanggung jawab mengembangkan kurikulum, 4. tanggung jawab

mengembangkan profesi, 5. tanggung jawab dalam membina

hubungan dengan masyarakat.28

Berdasarkan teori-teori yang telah jelaskan di atas maka dapat

disimpulkan bahawa tugas pendidik adalah memberikan pembelajaran

dengan tujuan menjadikan para peserta didik untuk selalu

membiasakan diri dalam hal mendekatkan diri kepada yang Maha

Kuasa, sama halnya dengan tanggungjawab yang diberikan oleh

pendidik tujuannya adalah mengarahkan kepda peseerta didik untuk

selalu beriman kepada Allah, mengamalkan syari’atnya dan saling

menasehati agar tabah dalam menghadapi kesusahan beribadah

kepada Allah SWT.

B. Kedisiplinan Siswa

1. Pengertian Displin

Disiplin merupakan padanan kata discipline yang bermakna

tatanan tertentu yang mencerminkan ketertiban.29

Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia disiplin berarti tata tertib; ketaatan

(kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya).30

Dengan disiplin membuat seseorang akan tahu dan dapat

membedakan hal-hal apa yang seharunya dilakukan, yang wajib

27 A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam ,(Malang: UIN Malang press, 2008),

h.82-83.

28

Akmal Hawi, Op.cit., h. 42.

29

Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Kencana Media Grup, 2011),

hal.137

30

Pusat Bahasa DEPDIKNAS, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),

Cet.3 hal.268

19

dilakukan, yang boleh dilkukan, dan yang tak sepatutnya dilakukan.

Bagi seorang yang sudah disiplin, karena sudah menyatu dalam

dirinya, maka perilaku dan perbuatan yang dilakukan bukan lagi

dirasakan sebagai beban, namun akan membebani dirinya apabila ia

tidak berbuat disiplin.untuk lebih memahami tentang disiplin.

Menurut Maman Racman dalam Tu’u, “menyatakan disiplin

sebagai upaya mengendlikan diri dan sikap mental individu atau

masyarakan dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap

peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang

muncul dari dalam hatinya”.31

Menurut Sudarwan Danim yang termasuk dalam istilah disiplin

adalah ketaatan yang mengikuti prosedur.32

Setiap individu yang

disiplin konsisten mengikuti aturan dan arahan yang berlaku sesuai

prosedur. Ketika pengemudi menikung tanpa disiplin dapat

membahayakan. Demikian juga, seorang teknisi pemula yang bekerja

tanpa displin mengikuti manual kerja, berpotensi merusak, bukan

memperbaiki. Guru harus memiliki disiplin diri tinggi, tanpa disiplin

guru tidak akan memcapai hasil yang menajubkan.

Menurut Mulyasa disiplin adalah keadaan tertib, ketika orang-

orang yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-

peraturan yang ada dengan senang hati.33

Berdasarkan definisi

tersebut, disiplin sekolah dapat diartikan sebagai keadaan tertib, ketika

kepala sekolah, guru, dan staf, serta peserta didik yang tergabung

dalam lingkungan sekolah tunduk kepada aturan-aturan yang telah

ditetapkan dengan senang hati.

Berdasarkan uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kedisiplinan itu adalah ketaatan tata tertib yang harus dimiliki oleh

31 Ibid, Hal. 31.

32

Sudarwan Danim, Op.cit., hal.137.

33

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kemandirian Guru dan

Kepala Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. 3, hal. 191.

20

masing-masing individu dengan konsisten tunduk dan patuh kepada

peraturan-peraturan atau sistem yang ada.

2. Perlunya Disiplin

Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun, begitupun

seorang siswa dia harus disiplin dalam menaati tata tertib sekolah,

disiplin dalam belajar sekolah, disiplin dalam mengerjakan tugas,

maupun displin dalam belajar di rumah, sehingga akan dicapai hasil

belajar yang optimal.

Banyaknya perilaku negatif dan penyimpangan di sekolah

menunjukan pentingnya disiplin sekolah. Dalam hal ini, guru

bertanggung jawab mengarahkan pada yang baik, harus menjadi

contoh, sabar, dan penuh pengertian. Guru harus mampu

menumbuhkan disiplin dalam diri peserta didik, terutama disiplin diri

(self discipline). Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu

melakukan tiga hal sebagai berikut:

a. Membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku

untuk dirinya.

b. Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya.

c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk

menegakan disiplin.34

Menurut Tu’u di dalam bukunya menjelaskan bahwa disiplin

itu sangat berperan penting dalam membentuk individu yang

berciri keunggulan, berikut ini alasan bahwa disiplin sangat

berperan penting karena :

a. Disiplin muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil

dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang berulang kali

melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat

optimalisasi potensi dan prestasinya

b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dn juga kelas

kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.

34 E. Mulyasa, Ibid., h.192.

21

Secara positif disiplin memberi dukungan yang tenang dan

tertib bagi proses pembelajaran

c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak

dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan, dan

disiplin. Dengan demikian anak-anak dapat menjadi

individu yang tertib, teratur dan disiplin.

d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam

belajar dan kelak ketika bekerja.35

3. Fungsi Disiplin

Fungsi disiplin sangat penting untuk ditanamkan pada siswa,

disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata

kehidupan berdisiplin, fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u di dalam

bukunya adalah sebagai berikut:

a. Menata kehidupan bersama

Manusia merupakan makhluk sosisal, Manusia tidak akan

bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam kehidupan

bermasyarat sering terjadi pertikaian antara sesama manusia

yang disibabkan karena berbenturan kepentingan, karena

manusia selain makhluk sosial ia juga sebagai makhluk

individu yang tidak lepas dari sifat egonya, sehihingga

terkadang di masyarakat terjadi benturan antara kepentingan

pribadi dan kepentingan bersama. Oleh karena itu disini

pentingnya fungsi disiplin untuk mengatur tata kehidupan

manusuia dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat.

Sehingga dengan begitu, hubungan antara individu satu dengan

individu yang lain menjadi baik dan teratur.

b. Membangun kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan sifat tingkah laku dan pola

hidup sesorang yang tercermin dalam penampilan, perkataan

35 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia, 2004), hal.34.

22

dan perbuatan. Antara orang yang satu dengan orang yang lain

memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Lingkungan sangat

berpengaruh terhadap kepribadian seseorang, apabila sesorang

siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan

sekolah yang tertib, teratur, tenang dan tentram sangat

berperan dalam membangun kepibadian yang baik.

c. Melatih kepribadian yang baik

Kepribadian yang baik selain perlu dibangun sejak dini,

juga perlu dilatih kerena kepribadian yang baik tidak muncul

dengan sendirinya. Kepribadian yang baik perlu dilatih dan

dibiasakan, sekap perilaku dan pola kehidupan dan disiplin

tidak terbentuk dalam waktu yang singkat, namun melalui

suatu proses yang membutuhkan waktu lama.

d. Pemaksaan

Fungsi disiplin dengan paksaan maksudnya adalah sebagai

pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-

peraturan yang berlaku di lingkungan itu. Memang disiplin

seperti ini masih dangkal, akan tetapi, dengan pendampingan

guru-guru, pemaksaan, pembinaan dan latihan disiplin seperti

itu dapat menyadarkan siswa bahwa disiplin itu penting

baginya. Dari mula-mula karena paksaan, kini dilakukan

karena kesadaran diri, menyentuh kalbunya, merasakan

sebagai kebutuhan dan kebiasaan. Diharapkan juga disiplin ini

meningkat menjadi kebiasaan berfikir baik, positif, bermakna,

dan memandang jauh ke depan.

e. Hukuman

Dalam suatu sekolah tentunya ada aturan atau tata tertib.

Tata tertib ini berisi hal-hal yang positif dan harus dilakukan

oleh siswa secara konsisten dan konsekuen. Sisi lainnya berisi

sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut.

Hukuman berperan sangat penting karena dapat memberi

23

motivasi dan kekuatan bagi siswa untuk mematuhi tata tertib

dan peraturan-peraturan yang ada, karena tanpa adanya

hukuman sangat diragukan siswa akan mematuhi peraturan

yang sudah ditentukan.

f. Menciptakan lingkungan yang kondusif

Disiplin sekolah berufngsi mendukung terlaksanannya

proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu itu

dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan

bagi guru-guru dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan

lain yang diangap perlu. Kemudian diimplementasikan secara

konsisten dan konsekuen. Dengan demikian, sekolah menjadi

lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tertib dan teratur.36

4. Pembentukan Disiplin

Prilaku disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan

perlu kesadaran diri, latihan, kebiasaan, dan juga adanya hukuman.

Penanaman disiplin perlu dimulai sedini mungkin mulai dari dalam

lingkungan keluarga, Mulai dari kebiasaan bangun pagi, makan, tidur,

dan mandi harus dilakukan secara tepat waktu sehingga anak-anak

terbiasa.

Dalam rangka Menyukseskan pendidikan karakter, guru harus

mampu menumbuhkan disiplin peserta didik, terutama disiplin diri

(self-discipline). Guru harus mampu membantu peserta didik

menembangkan pola perilakunya, meningkatkan standar perilakunya,

dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakan disiplin.37

Pembentukan disiplin diri (building self-disipline) sangat

individual sifatnya, karena munculnya diinspirasi dan dilakukan oleh

diri sendiri, meski tidak menutup bahwa hai ini berawal dari

pengkondisian yang lama atau tradisi hidup lingkungan komunitas

yang telah mngakar. Pembentukan disiplin diri laksana otot. Makin

36 Ibid, hal. 38-44.

37

E.Mulyasa, Op.cit., h.26.

24

sering seseorang melakukan gerakan, maka semaking terbentuklah

otot-otot ini. Sebaliknya, semakin jarang melakukan gerakan, maka

otot tidak akan terbentuk.38

Ada empat hal yang dapat mempengaruhi dan membentuk

kedisiplinan (individu): mengikuti dan menaati aturan, kesadaran diri,

alat pendidikan, dan hukuman. Keempat ini merupakan faktor

dominan yang mempengaruhi dan membentuk kedisiplinan yaitu:

a. Kesadaran diri

Sebagai pemahaman diri bahwa didiplin penting bagi

kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri

menjadi motif sangat kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin

yang terbentuk atas kesadaran diri akan kuat pengaruhnya dan

akan lebih tahan lama dibandingkan dengan disiplin yang

terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman.

b. Pengikutan dan ketaatan

Sebagai langkah penetapan dan praktik atas peraturan-

peraturan yang mengatur perlaku individunya. Hal ini sebagai

kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh

kemampuan dan kemauan diri yang kuat.

c. Alat pendidikan

Untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan

membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang

ditentukan atau diajarkan.

d. Hukuman

Sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan

yang salah sehingga orang kembali kepada perilaku yang sesuai

dengan harapan.39

Lanjut Tu’u menambahkan masih ada faktor-faktor yang

berpengaruh dalam pembentukan kedisiplinan yaitu:

38 Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, ke profesional

Madani, (Jakarta: Kencana Media Grup, 2011), hal.141

39

Tulus Tu’u, Op.cit,. h.48-49.

25

1) Teladan

Teladan adalah contoh yang baik yang seharusnya

ditiru oleh orang lain. Dalam hal ini siswa lebih mudah

meniru apa yang mereka lihat sebagai teladan (orang yang

dianggap baik dan patut ditiru) daripada dengan apa yang

mereka dengar. Karena itu contoh dan teladan disiplin dari

atasan, kepala sekolah, guru-guru serta penata usaha sangat

berpengaruh terhadap disiplin para siswa.

2) Lingkungan berdisiplin

Lingkungan berdisiplin kuat pengaruhnya dalam

pembentukan disiplin dibandingkan dengan lingkungan

yang belum menerapkan disiplin. Bila berada dalam

lingkungan yang berdisiplin, seseorang akan terbawa oleh

lingkungan tersebut.

3) Latihan berdisiplin

Disiplin dapat tercapai dan dibentuk melalui latihan

dan kebiasaan. Artinya melakukan disiplin secara berulang-

ulang dan membiasakannya dalam praktik-praktik disiplin

sehari-hari. Dengan latihan dan membiasakan diri, disiplin

akan terbentuk pada diri siswa.40

Menurut Bohar Soeharto dikutip oleh Tulus Tu’u di dalam

bukunya menyebutkan sebelas konsep dan prinsip-prinsip

disiplin efektif yng perlu diperhatikan oleh para pembina,

guru, instruktur dalam melatih mempengaruhi dan

membentuk didiplin terhadap binaaanya. Kesebelas konsep

itu sebagai berikut.

a) Suatu disiplin yang efektif akan berusaha

mmperkembangkan pengarahan diri secara maksimal.

b) Disiplin yang efektif didasari pada kebebasan dan

keadilan.

40Tulus Tu’u, Op.cit. , hal. 48-50.

26

c) Disiplin yang efektif akan membantu untuk mengenal

diri lebih baik.

d) Didiplin yang efektif akan membangun konsep diri.

Yakni sebagai idividu yang bermartabat dan perlu

dihormati.

e) Disiplin yang efektif akan membantu untuk mengubah

persepsi terhadap situasi tertentu.

f) Disiplin yang efektif menggunakan kontrol secara

bijak/terbatas.

g) Disiplin yang efektif akan meningkatkan kesiapan

individu untuk pengarahan diri lebih lanjut.

h) Disiplin yang efektif harus tertuju pada yang

berkemuanuntuk melaksanakan sesuatu tanpa

paksaan.

i) Disiplin yang efektif pada dasarnya menetap.

j) Disiplin yang efektif jarang menggunakan hukuman

sebagai cara untuk menakut-nakuti.

k) Disiplin yang efektif tidsk menggunakan kutukan,

tuduhan, atau penyesalan.41

Bedasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan untuk

membentuk suatu sikap hidup, perbuatan dan kebiasaan dalam

mengikuti, mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang

dapat mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan

dirinya dalam mentaati dan mengikuti aturan yang ada. Sanksi yang

diberikan harus dilihat sebagai alat dan proses pendidikan dan

latihan. Di samping itu, perlu ada keteladanan dan lingkungan yang

kondusif bagai pendidikan disiplin.

41 Tulus Tu’u, Op.cit., hal. 51.

27

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Kajian relevansi dalam penelitian adalah sbagai pembanding dari

peneliti dalam penelitian. Oleh sebab itu, peneliti mengambil dua

penelitian yang peneliti kemukakan.

Pertama, Penelitian Kualitatif yang dilakukan oleh Imaniyah dalam

Judulnya Efektifitas Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran SMP

Islamiyah Ciputat, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif

analisis (prosentase). Teknik pengumpulan datanya dengan cara

wawancara, penyebaran angket, dan observasi.. Penulis hanya ingin

mengetahui Memaparkan Bahwa disiplin membawa dampak yang baik

dalam kehidupan, karena dengan disiplin akan menjadikan seseorang

hidup secara tertib dan teratur, dengan demikian disiplin memiliki peranan

penting dalam kegiatan pembelajaran. Seperti dengan disiplin

membiasakan siswa untuk mengerjakan tugas tepat pada waktunya,

mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, karena

dengan mematuhi peraturan diharapkan siswa dapat membiasakan diri

untuk hidup teratur khususnya dalam pembelajaran.Apabila efektivitas

kedisiplinan dapat dilaksanakan dengan baik, maka dapat dikatakan pula

bahwa proses pembelajaran akan baik pula sesuai dengan kedisiplinan

yang dijalani oleh siswa baik di sekolah ataupun di luar sekolah, rumah

atau lingkungan lainnya.

Kedua, Mariatul Kiftih dalam penelitinnya Pembentukan Budaya

Disiplin di SMK Negeri 18 Jakarta. Penelitian ini mengetahui

pembentukan budaya disiplin di sekolah apakah sudah dapat di jalankan

dengan baik atau belum. Penelitian ini meggunakan pendekatan

kuantitatif dengan metode deskriptif dan adapun teknik pengumpulan

datanya adalah dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.

pembudayaan disiplin bagi peserta didik yang dilakukan pihak sekolah

melalui pembiasaan keteladanan, pembiasaan spontan dan pembiasaan

rutin dapat dinilai kurang baik. Karena dengan segala upaya pembiasaan

itu teryata masih ada peserta didik yang belum berperilaku disiplin.

28

budaya disiplin sangat penting di tanamkan di sekolah guna menciptakan

generasi yang penuh tanggung jawab dan mampu me-manage waktu

dengan baik.

Contoh yang penulis kemukakan di atas hanya mengemukakan

sebatas analisis dan observasi dengan menggunakan penelitian kualitatif.

Sedangkan penulis berbeda dengan kedua penelitian tersebut dari segi

pendekatan dan metode penelitiannya. Penulis memilih penelitian ini

dengan menggunakan penelitian kuantitatif, dengan metode deskriptif dan

menggunakan menguji hipotesis antara dua valiabel, sebab penulis ingin

mengetahui seberapa besar dan kecilnya pengaruh dalam permasalahan-

permasalahan-permaslahan yang akan penulis teliti di lapangan.

D. Kerangka Berfikir

Dalam keseluruhan perilaku dan kehidupan, baik secara individual

maupun kelompok. Mengapa demikian? Dengan disiplin, perilaku seorang

individu atau kelompok akan lebih serasi, selaras, dan seimbang dengan

tuntutan ketentuan yang berlaku sehingga dapat menunjang terwujudnya

kualitas hidup yang lebih bermakna.

Disiplin perlu untuk semua tingkat usia dan pada semua jenjang

pendidikan. Namun disiplin mempunyai arti yang berbeda-beda pada

tingkat unsur atau tingkat perkembangan yang berbeda. Sewaktu anak

masih kecil, ia belum tahu mengenai baik atau buruk perilaku, ia

membutuhkan keteladanan dari pendidik. Pendidik harus dapat

menunjukkan secara konsisten (teguh) pada anak mengenai tingkah laku

mana yang dinilai baik dan mana yang tidak. Melalui proses

imitasi(peniruan), identifikasi(keteladanan) dan internalisasi (penyerapan)

anak secara berangsur- angsur belajar mengenai nilai-nilai sosial dan susila

sebagai pedoman tingkah laku. Dengan makin besarnya anak, nilai-nilai

yang semula azaditanamkan dan diteladankan oleh pendidikan akhirnya

diinternalisasi menjadi sistem nilai anak itu sendiri yang sudah mencapai

otonomi dalam menilai baik buruk perilaku.

29

Untuk menjaga dan memelihara kedisiplinan para guru dan orang

tua sangatlah dibutuhkan bagi peserta didik, dimana peran seorang guru

adalah memberikan pengarahan,perhatian, nasehat, dan memberikan

contoh kepada murid agar anak tersebut melaksanakan peraturan tata

tertibyang berlaku di sekolah. Dan peran orang tua adalah memberikan

kasih sayang, perhatian, nasehat, dan contoh yang baik kepada anak-

anaknya agar sikap disiplin yang ada dalam dirinya dipraktekan dalam

kehidupan sehari-hari.

Jadi sikap disiplin harus ditanamkan dan ditegakan baik dalam

lingkungan keluarga,lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat

luas. Hal yang menunjukan bahwa disiplin sekolah bukan bermaksud

mempersulit kehidupan peserta didik dan bukan pula menghalangi

kesenangan orang-orang yang bergabung dalam lembaga tersebut.

Terbentuknya disiplin di sekolah bukan merupakan peristiwa

mendadak yang terjadi tiba-tiba. Kedisiplinan pada diri seseorang tidak

dapat tumbuh tanpa adanya latihan atau pembiasaan yang dilakukan secara

bertahap dan terus-menerus. Dalam kaitannya dengan teori dan masalah

penenelitian tentang peran guru pendidikan agama islam dalam

membentuk kedisiplinan siswa, peneliti membuat kerangka berfikir

sebagai berikut.

30

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir Efektivitas guru Dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa

Berdasarkan gambar 2.1 maka peneliti mendeskripsikan mengenai

terbentuknya kedispilinan siswa disekolah yang mencangkup 4 kekuatan,

GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM

ALAT PENDIDIKAN

HUKUMAN

MEMBENTUK

KEDISIPLINAN SISWA

MENGIKUTI DAN MENTAATI

PERATURAN

KESADARAN DIRI

31

yakni mengikuti dan mentaati aturan, adanya kesadaran diri, hasil proses

pendidikan, dan hukum dalam rangka pendidikan.

E. Hipotesis

Untuk menguji apakah benar peran guru pendidikan agama islam

dapat berpengaruhi dalam membentuk kedisiplinan siswa, maka

diperlukan pengujian hipotesa untuk menguji:

Ho: tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara efektivitas peran

guru dalam membentuk kedisiplinan siswa.

Ha: terdapat korelasi positif yang signifikan antara efektivitas peran guru

dalam membentuk kedispilinan siswa.

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis mengambil tempat di

sebuah sekolah Madrasah Tsanawiyah Annajah Jln. Jl. Ciledug Raya

Petukangan-Jakarta Selatan.

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Annajah Jakarta Selatan.

Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan 15 Februari 2017 - 17

Mei 2017.

B. Metode Penelitian

Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang diupayakan untuk

mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan

sifat objek tertentu.1

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono mengemukakan, “ populasi adalah keseluruhan

sebjek/objek penelitian yang mempunyai kualitas dan larakteristik

tertentu dan kemudian ditarik kesimpulanya”.2 Populasi terdiri atas

sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang daripadanya

terkandung informasi yang akan dietahui.

Jumlah siswa/siswi di MTs Annajah adalah 522 siswa. Adapun dalam

penelitian ini popilasi yang diambil adalah keseluruhan dari

1 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Cet. X, h. 100.

1Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian; Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), Cet. IV, h. 47.

2 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2009), h.80.

33

siswa/siswi kelas IX (tiga) MTs Annajah Jakarta Selatan yang

berjumlah 175 siswa. Karena penelitian ini tidak dilakukan untuk

meneliti semua individu dalam populasi, maka untuk meneliti objek

yang akan diteliti ulang diwakilkan oleh sebagian populasi yaitu

menggunakan sampel.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakter sama

dengan populasi. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknik

pengambilan sampel, teknik yang digunakan adalah penentuan sampel

secara simple random sampling, yakni pengambilan sampel secara

acak sederhana.

Dalam menentukan jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini

penulis mengacu kepada pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu “Apabila

subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian popilasi. Selanjutnya jika jumlah

subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau

lebih.3

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populai itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi

dianggap homogen. Pengambilan sampel acak sederhana dapat

dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan

secara acak, dan sebagainya.4

Adapun dalam penelitian ini adalah 7 orang siswa dari masing-

masing kelas IX yang dijadikan sampel untuk mewakili seluruh kelas

IX yang berjumlah 175 yang ada di MTs Annajah Jakarta Selatan.

Jumlah sampel yang di ambil adalah 35 siswa.

3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2002), Cet. Ke-12, h.112.

4Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2009), h.82.

34

D. Teknik Pengumpulan Data

Mengenai teknik pengumpulan data pada penelitian ini, penulis akan

menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Angket/Kuesioner

Angket adalah daftar pertayaan yang jawabannya yang merupakan

kebutuhan terkait dalam penelitian tersebut.5 Untuk keperluan tersebut

maka disusun kisi-kisi instrumen sebagai alat yang dikembangkan

untuk membantu dalam mengidentifikasi dimensi variabel dan

indikator penelitian, nomor dan jumlah.

2. Wawancara

Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara dari

terwawancara dalam mengumpulkan data dan informasi dengan cara

memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk lisan secara

terstruktur dan sistematis.6

Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan guru PAI sebagai objek

yang diwawancarai untuk mendapatkan informasi tentang upaya apa

yang dilakukan dalam pembentukan disiplin siswa.

E. Konsep dan Pengukuran Variabel

Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatp

dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukan variasi, baik ecara

kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Suharsimi Arikunto, yang

dimaksud dengan variabel adalah “objek penelitian, atau apa yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian”.7

Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu peran guru pendidikan

agama islam sebagai variabel bebas yang dilambangkan dengan huruf “X”

5 Prof. Dr.Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 177.

6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Asdi

Mahasatya, 2006), Cet. XIII, h. 155.

7Suharsimi Arikunto, Ibid, Cet-12, h.96.

35

yang disebut dengan variabel X, dan yang membentuk kedisiplinan siswa

MTs Annajah Jakarta Selatan sebagai variabel terkait yang dilambangkan

dengan huruf “Y”.

1. Efektivitas Peran Guru Dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa

Adapun instrumen kisi-kisi angket disajikan dalam bentuk tabel

berikut ini:

Tabel 3.1

Instrumen Kisi-kisi Angket Efektivitas peran guru dalam membentuk

kedisiplinan siswa

NO VARIABEL

X DIMENSI INDIKATOR

NO

ITEM

JUML

AH

ITEM

1 Efektivitas

Peran Guru

membentuk

kedisiplinan

siswa

1. Peran

Guru

Pendidikan

Agama

Islam

sebebagai

pengajar

dan

pendidik

Mengajarkan

siswa untuk

bersikap

disiplin dalam

kehidupan

sehari-hari

1 1

Mengajarkan

siswa untuk

selalu menaati

peraturan tata

tertib di

sekolah

2, 3 2

Mendidik

siswa untuk

menghormati

sesama

4 1

36

Mendidik

siswa agar

berpakaian

rapih dan

sopan

5 1

2. Peran Guru

Pendidikan

Agama

Islam

sebagai

pengarah/pe

mbimbing

Memberikan

bimbingan,

nasehat dan

contoh teladan

yang baik

6, 8,

11

3

Memberikan

nilai – nilai

agama kepada

siswa

7, 9 2

3. Peran Guru

PendidikanA

gama Islam

sebagai

motivator

Memberikan

semangat

motivasi pada

siswa

10 1

4. Peran Guru

Pendidikan

Agama

Islam

sebagai

mediator

Menjadikan

media

pengajaran

sebagai alat

untuk

mempermudah

pembelajaran

11 1

5. Peran Guru

Pendidikan

Guru disiplin

dalam

12 1

37

Agama

Islam

sebagai

organisator

menjalankan

tugasnya.

Guru agama

islam

mengawasi

siswa pada

saat ujian

pendidikan

agama islam

berlangsung.

14 1

6. Peran Guru

Pendidikan

Agama

Islam

sebagai

evaluator

Mengulang

materi yang

sudah di

pelajari

sebelumnya.

15 1

JUMALAH 15

Tabel 3.2

Instrumen Kisi-kisi Angket Kedisiplinan siswa

NO VARIABEL

Y DIMENSI INDIKATOR

NO

ITEM

JUML

AH

ITEM

38

2 Kedisiplinan

Siswa

1. Mengikutida

nmentaatiper

aturan

Kehadiran 16

1

2. Kesadaran

diri

Sikap Moral 18,

19,

20, 21

4

3. Alat

pendidikan

Kegiatan di

dalam kelas

22,

23,

24

3

Kegiatan di

luarkelas

25, 26 2

Tata cara

berpakaian

2 2

4. Ibadah

27, 28 2

5. Hukuman Menyadarkan

29, 30 2

JUMLAH 15

Agar isntrumen yang diberikan kepada responden benar-benar baik, terlebih dilakukan

pengujian, antara lain

1. Uji Validitas

Instrumen yang baik adalah apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hednak

diukur atau valid atau shahih. Dalam penelitian ini, validitas diukur dengan rumus

39

korelasi pearson product moment, dengan bantuan program excel. Untuk mengetahui

valid tidaknya butir soal, maka r hitung dibandingkan dengan r table pearson product

moment dengan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung > r table maka soal tersebut valid

dan jika r hitung < r table maka soal tersebut tidak valid.

F. Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutya yaitu pengolahan dan analisis data

1. Editing

Mengedit atau memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para

pengumpul daya. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan yag ada didalam

daftar pertanaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.

2. Skoring

Penulis memberi skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket dengan

ketentuan sebagai berikut:

Untuk pertanyaan masing-masing diberikan nilai

Selalu (a) diberi nilai 4

Sering (b) diberi nilai 3

Kadang-kadang (c) diberi nilai 2

Tidak Pernah (d) diberi nilai 1

3. Tabulating

Pada tahap ini, penulis memindahkan jawaban responden kedalam blanko

yang telah tersusun rapi dan rinci dalam bentuk tabel.

Untuk menganalisis data yang telah erukumpul, maka penulis menggunakan

teknik analisa data sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarmya prosentase jawaban

angket dari responden. Rumus yang digunakan adalah:

P =

x 100

Keterangan

P : Prosentase yang dicari

F : Frekuensi

40

N : Number of cases (Jumlah responden)8

b. Analisis Mean

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya mean (rata-rata) nilai

angket peran guru PAI dalam membentuk kedisiplinan siswa dan

kedisiplinan siswa siswa.

Rumus yang digunakan adalah:

Mx =

Keterangan

Mx : Mean (rata-rata)

: Jumlah variabel x

N : Number of cases (Jumlah responden)9

Penilaian analisis mean dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.4

Penilaian Analisis Mean Angket Peran Guru Pendidikan Agama

Islam dalam membentuk kedisiplinan

NO Rentang Nilai Kategori

1 25 – 50 Rendah

2 51 – 75 Sedang

3 76 – 100 Tinggi

Tabel 3.5

Penilaian Analisis Mean Kedisiplinan Siswa

NO Rentang Nilai Kategori

1 25 – 50 Rendah

8 Ma‟aruf Abdullah, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2011)

h. 281

9 Ibid, h. 284

41

2 51 – 75 Sedang

3 76 – 100 Tinggi

c. Analisis Korelasional

Teknik analisis korelasional ini penulis gunakan karena adanya dua

variabel yang saling mempengaruhi dengan tujuan untuk menjawab

pertanyaan apakah antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan

atau tidak. Adapun variabel X pada penelitian ini adalah peran guru PAI

dalam membentuk kedisiplinan siswa yang datanya diperoleh melalui

penyebaran angket kepada responden, sedangkan variabel Y adalah

Kedisiplinan siswa pada pelajaran PAI yang datanya diperoleh melaui

penyebaran angket. maka dari data yang diperoleh diolah dengan

menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Carl Pearson, yaitu:

Keterangan

rxy : angka indeks „r‟ product moments (antara variabel x y)

n : jumlah responden

: Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

: Jumlah seluruh skor X

: Jumlah seluruh skor Y 10

4. Interpretasi Data

Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi „ r „ product

moment yang telah diperoleh dari perhitungan kita dapat memberikan

interpretasi. Dalam hubungan ini ada dua macam cara yang ditempuh dalam

10 Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2009),

hal.183.

42

menginterpretasikan data yang diperoleh. Sebagaiamana Anas Sudjono dalam

bukunya yang berjudul “Pengantar Statistik Pendidikan” yaitu:

a. Memberikan interpretasi angka indeks korelasi product moment dengan

pedoman sebagai berikut :

Tabel 3.6

Interpretasi Data

Besarnya “r”

Product Moment

(rxy)

Interpretasi

0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi akan tetapi korelasi tersebut sangat

lemah atau sangat rendah

0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang lemah atau rendah

0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sedang atau cukup

0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang kuat atau tinggi

0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

b. Mencocokkan hasilnya dengan tabel nilai koefisien korelasi „r „ product

moment baik taraf signifikan 5% ataupun pada taraf 1%, kemudian -

dibuat keismpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau

tidak. Untuk memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi

:r” product moments, prosedurnya adalah :

1) Meurmuskan Ha dan Ho

Ho :Tidak terdapat pengaruh yang positif antara peran guru

PAI terhadap kedisiplinan siswa kelas IX pada mata

pelajaran PAI di MTs Annajah Jakarta Selatan.

43

Ha: Terdapat pengaruh yang positif antara Peran Guru PAI

terhadap Kedisiplinan Siswaa kelas IX pada mata

pelajaran PAI di MTs Annajah Jakarta Selatan.

2) Menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesa yang telah diajukan

dengan membandingkan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel

nilai (db) atau degree of freedom (df). Adapun rumusnya sebagai

berikut:

Df = N – nr

Keterangan

Df : Degree of freedom

N : Number of case

Nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Untuk mencari kontribusi variable X terdapat variable Y, penulis

menggunakan rumus sebagai berikuf L

KD : r2 x 100 %

Keterangan32

KD : Koefisien Determinasi (kontribusi variabel X

terhadap variabel Y)

r2 : Koefisien korelasi antara variabel X terhadap

variabel Y)

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Annajah Jakarta

1. Sejarah Singkat Madrasah Annajah Jakarta

Tahun 1964 atas prakarsa KH. Abdillah Amin dan tokoh

masyarakat sekitar Petukangan didirikanlah sebuah Madrasah

bernama Raudlatul Athfaal, suatu lembaga pendidikan dasar dan

menengah yang bersifat agamis yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Tahun 1960 juga atas prakarsa KH. Abdillah Amin Raudlatul Athfaal

diganti menjadi Madrasah Darun Najah yang berpusat di Kelurahan

Petukangan.

Tahun 1974 ada keinginan dari Pengurus Yayasan

Kesejahteraan Masyarakat Islam (YKMI), yang menaungi Madrasah

Darun Najah, antar lain KH. Abdillah Amin, Drs. H. Komaruzzaman,

Drs. H. Abdul Manaf, Drs. Hafidz Dasuki, MA, H. Syatirih, H.

Kosim, Drs. Arsyad Siagian, untuk mendirikan Pondok Pesantren

Darunnajah yang berlokasi di Kelurahan Ulujami. Sedangkan

Petukangan di bawa ke Ulujami sebagai embrio/cikal bakal santri

Ponpes Darunnajah yang ada sekarang. Perkembangan selanjutnya

pada tanggal 1 April 1985 dengan Akte Notaris R. Soerojo

Wongsowidjoyo. Sarjana Hukum No. 21 tertanggal 12 April 1985

berdirilah Yayasan Annajah yang berdomisili di Kelurahan

Petukangan Selatan Jakarta.

Sejarah berdirinya Yayasan Annajah yang merupakan

kelanjutan daripada Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Islam

(YKMI) serta dualisme nama Darun Najah antara Petukangan dan

Ulujami melaterbelakangi diadakannya Rapat Pengurus Yayasan dan

Para Kepala Sekolah yang berada di naungan Yayasan Annajah dan

Tokoh Masyarakat untuk membahas perubahan nama lembaga

45

pendidikan yang dikelola Yayasan Annajah. Rapat dilaksanakan 1

Muharrah 1427 H bertepatan 31 Januari 2006 M.

Rapat dihadiri oleh seluruh undangan yang terdiri atas

Pengurus Yayasan Annajah, Para Kepala Sekolah dan Tokoh

Masyarakat sehingga memenuhi syarat quorum untuk mengambil

sebuah keputusan.

2. Visi dan Misi MTs Annajah

VISI

Unggul dalam Iman dan Taqwa, Kompetetif dalam Ilmi Pengetahuan

dan Teknologi

Indikator Visi

a. Berperan aktif dalam kegiatan IMTAQ

b. Unggul dalam prestasi akademik

c. Terampil mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan

sehari-hari

MISI

Misi MTs Annajah Petukangan Jakarta Selatan :

a. Menyelenggarakan pendidikan berlandaskan keimanan dan

ketakwaan

b. Menyelenggarakan pembelajaran dan kegiatan yang berkaitan

dengan nilai-nilai ke-islaman

c. Menyelenggarakan pendidikan yang berbasis ilmu pengetahuan

dan teknologi

d. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat mengembangkan

kemampuan berbahasa asing

e. Menyelenggarakan pendidikan yang dapat mengembangkan

bakat, minat dan kreatifitas

46

3. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi

4. Data Guru dan Karyawan MTs Annajah Jakarta

Tabel 4.1

Data Guru dan karyawan

No NAMA JABATAN TUGAS PEND

1 Drs. H. Sam'unal Ghozi Kep. Madrasah S.1

2 Nurhadi S.Pd W. Kep. Sek S.1

3 Ulfah Shihah , S.Ei W. Kep. Sek S.1

4 H. Moh. Yamin, BA Pengawas Madrasah SM

5 Hadromi, S.ag Wali Kelas S.1

6 Drs. Nurali Guru Al-Qur’an Hadits S.1

7 H. Basyaruddin R

Guru IPS, PKN, BP &Wali

Kelas

S.1

8 Sunarsih, BA

Guru Matematika, IPA & Wali

Kelas

S.1

9 Yunita Titi W. S.Pd Guru IPA & Wali Kelas S.1

10 Imawati ,S.Pd Guru Matematika & Wali Kelas S.1

11 Ahmad Fauzi S.Pd Guru B. Indonesia & Wali Kelas S.1

12 Suryadi , S.Thi Guru Fiqh & Wali Kelas S.1

13 Lutfiah, S.Pd Guru SKI, Aqidah & Wali Kelas S.1

14 Asep Djakamaya S.Pd Guru Olahraga D.2

15 Ilfa Rianti S.Pd Guru B. Inggris & Wali Kelas S.1

16 Muh. Guntur S.Pd Guru B. Indonesia &Wali Kelas S.1

Ketua Yayasam

Wakil Bidang

Kurikulum

Wakil Bidang

Kesiswaan

Kepala Sekolah

47

17 Widiasti Rahayu S.Pd Guru IPA &Wali Kelas S.1

18 Tatang S.Pd Guru Olahraga S.1

19 Siti Nur Vadilah ,S.Pd

Guru B. Inggris, SBK &Wali

Kelas

S.1

20 Kurniasari S.Pd Guru MTK, IPA &Wali Kelas S.1

21 Ahmad Jailani S.IP Guru IPS &Wali Kelas S.1

22 Dede Syarifah S.Pd.I Guru B. Arab S.1

23 Farida Indriani, S.Psi Guru BP S.1

24 Virdiah Amalia S.Pd Guru Lab Bahasa S.1

25 Tri Anggarawati, S.Kom Guru Lab Komputer S.1

26 Naily Hidayati S.Pd Guru IPS S.1

27 Robi Saputra Guru SKI UIN

28 Risky Faizul Awal TU D.3

29 Deviya Anggraini TU BL

5. Data Siswa MTs Annajah Jakarta Tahun 2016/2017

Tabel. 4.2

Jumlah Siswa

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

siswa

1 VII 95 80 175

2 VIII 91 81 172

3 IX 83 92 175

6. Sarana dan Prasarana

Gedung MTs Annajah teletak di daerah yang mudah

dijangkau, tepat di pinggir jalan utama yaitu Jl. Ciledug Raya. Sarana

dan prasarana MTs Annajah terbilang cukup memadai dengan fasilitas

yang lengkap. Salah satunya adalah lapangan yang dapat digunakan

siswa-siswi untuk berolah raga, upacara serta kegiatan lainnya.

Gedung MTs Annajah termasuk gedung konfensional. Semua

ruangan yang mendukung proses KBM ada dalam satu bangunan,

kecuali lapangan. Bangunan tersebut terdiri dari 4 lantai dan basement

48

sebagai fungsi utama untuk melaksanakan shalat berjamaah bagi siswa

sedangkan siswi di lantai 4.

Lantai pertama berisi ruang kepala sekolah, ruang TU, ruang

musik, UKS, Lab Bahasa, Lab Komputer, perpustakaan serta toilet

guru dan murid. Di lantai dua terdapat 1 ruang guru dan 6 ruang kelas,

yaitu kelas IX.1 sampai IX.5 dan VIII.1. Ruangan yang ada di lantai 3

sama dengan yang ada di lantai 2, hanya ruang kelas di lantai 3 yaitu

kelas VIII.2 sampai VIII.5 dan kelas VII.1 DAN VII.2. Sedangkan di

lantai 4 hanya terdapat 3 ruang kelas yaitu kelas VII.3 sampai kelas

VII.5 serta terdapat ruang guru, lab biologi, musholah putri dan toilet.

Semua kelas telah terintegrasi dengan Proyektor atau LCD dan

wifi sehingga mempermudah guru untuk menyampaikan

pembelajaran, Setiap kelas juga terdapat AC sehingga membuat siswa

lebih nyaman dalam belajar di kelas, tidak lupa ada kantin di

belakang, di samping gedung sekolah tempat tujuan sebagian besar

siswa ketika jam istirahat tiba.

B. Deskripsi Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan tujuan dapat

ditarik kesimpulan yang baik. Pengolahan data yang masuk, ditempuh

dengan cara menstabulasikan, menganalisa, dan menafsirkan tiap-tiap

data dari masing-masing responden atau individu.

Setelah data dari hasil angket, kemudian data tersebut diolah

dalam bentuk table deskriptif persentase dengan menggunakan rumus:

P = f/N x 100

Keterangan:

P = Angka Presentasi

F = Frekuensi (jumlah jawaban responden)

N = Number of Case (banyaknya individu atau jumlah sampel)

49

Adapun sejumlah pertanyaan yang penulis berikan kepada para

responden dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 4.3

Adakah guru Pendidikan Agama Islam anda menyampaikan

perlunya mentaati peraturan sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 16 46%

Sering 10 29%

Kadang-Kadang 9 26%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (46%) responden

yang menyatakan “selalu”, (29%) responden yang menyatakan

“sering” , “kadang-kadang” (26%), dan “tidak pernah” (0%). Hal ini

dapat disimpulkan bahwa guru selalu menyampaikan kepada siswa

petapa penting dan perlunya mentaati peraturan yang ada di sekolah.

Tabel 4.4

Apakah guru Pendidikan Agama Islam mengingatkan anda untuk

berperilaku taat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 19 54%

Sering 15 43%

Kadang-Kadang 1 3%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (54%) responden

yang menyatakan “selalu”, (43%) responden yang menyatakan

50

“sering”, dan (3%) “kadang-kadang” dan tidak ada responden yang

menjawab “tidak pernah”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru

Pendidikan Agama Islam mengingatkan kepada siswanya untuk

berperilaku taat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel 4.5

Apakah guru Pendidikan Agama Islam menjelaskan peraturan

dan tata tertib di sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 10 29%

Sering 9 26%

Kadang-Kadang 14 40%

Tidak Pernah 2 6%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (40%) responden

yang menyatakan “kadang-kadang”, (29%) responden yang

menyatakan “selalu”, (26%) responden yang menyatakan “sering”, dan

(6%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Dari data tersebut

dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam kadang-

kadang menjelaskan peraturan-peraturan atau tata tertib di sekolah.

Tabel 4.6

Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengingatkan anda

untuk menghormati orang tua, guru, dan teman

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 25 71%

Sering 9 26%

Kadang-Kadang 1 3%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

51

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (71%) responden

yang menyatakan “selalu”, (26%) responden yang menyatakan

“sering”, (3%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

(0%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa guru selalu mengingatkan kepada murid-muridnya

untuk selalu menghormati orang tua, dewan guru, dan teman-temanya.

Tabel 4.7

Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengajarkan anda

untuk berpakaian rapih

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 13 37%

Sering 14 40%

Kadang-Kadang 8 23%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (40%) responden

yang menyatakan “sering”, (37%) responden yang menyatakan

“selalu”, (23%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

(0%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwah guru PAI sering mengajarkan kepada siswanya

untuk dapat berpakaian rapih di lingkungan sekolah.

Tabel 4.8

Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda melarang anda

untuk merokok

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 21 60%

Sering 11 31%

Kadang-Kadang 3 9%

52

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (60%) responden

yang menyatakan “selalu”, (31%) responden yang menyatakan

“sering”, (9%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa guru selalu melarang untuk tidak merokok karna

dapat membahayakan untuk kesehatannya.

Tabel 4.9

Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengingatkan untuk

membaca doa sebelum belajar dan sesudah belajar

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 14 40%

Sering 14 40%

Kadang-Kadang 7 20%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (40%) responden

yang menyatakan “selalu”, (40%) responden yang menyatakan

“sering”, (20%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa guru selalu mengingatkan dengan rutin kepada

siswa untuk selalu membaca doa sebelum dan sesudah belajar.

53

Tabel 4.10

Apakah guru Pendidikan Agama Islam memberikan bimbingan,

nasehat, dan contoh tauladan yang baik

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 15 43%

Sering 16 46%

Kadang-Kadang 4 11%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (46%) responden

yang menyatakan “sering”, (43%) responden yang menyatakan

“selalu”, (11%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

(50%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa sering guru Pendidikan Agama Islam memberikan

bimbingan, nasehat,dan contoh tauladan yang baik, ini menunjukan

guru di MTs Annajah mencontohkan kepada siswanya untuk di jadikan

tauladan terhadap siswa-siswanya.

Tabel 4.11

Apakah guru agama anda mendorong siswa untuk melaksanakan

nilai-nilai agama

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 18 51%

Sering 15 43%

Kadang-Kadang 2 6%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (51%) responden

yang menyatakan “selalu”, (43%) responden yang menyatakan

“sering”, (6%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

54

(0%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa guru agama mendorong kepada siswa untuk

melaksanakan nilai-nilai keagamaan.

Tabel 4.12

Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda memberikan

motivasi untuk berbuat kebaikan setiap saat

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 14 40%

Sering 15 43%

Kadang-Kadang 6 17%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (43%) responden

yang menyatakan “sering”, (40%) responden yang menyatakan

“selalu”, (17%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Ini menunjukan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam sering dan harus ditingkatkan

dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk berbuat kebaikan

setiap saat.

Tabel 4.13

Ketika memberikan materi Pendidikan Agama Islam, apakah

guru anda menggunakan media/alat peraga

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 0 0%

Sering 5 14%

Kadang-Kadang 29 83%

Tidak Pernah 1 1%

Jumlah 35 100%

55

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (83%) responden

yang menyatakan “kadang-kadang”, (14%) responden yang

menyatakan “sering”, (1%) responden yang menyatakan “tidak

pernah” dan (0%) responden yang menyatakan “selalu”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa mayoritas guru pendidikan Agama Islam jarang

atau bahkan tidak pernah menggunakan media/alat peraga dalam

menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam di kelas, karena

keterbatasan atau kreatif guru yang kurang menguasi materi yang akan

di sampaikan kepada siswanya. Dalam pengamatan penulis di sekolah

dari 4 orang guru Pendidikan Agama Islam kebanyakan guru hanya

menyampaikan materi menggunakan metode ceramah saja.

Tabel 4.14

Guru Pendidikan Agama Islam hadir di kelas tepat waktu

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 6 17%

Sering 10 29%

Kadang-Kadang 19 54%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (54%) responden

yang menyatakan “kadang-kadang”, (29%) responden yang

menyatakan “sering”, (17%) responden yang menyatakan “selalu” dan

tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa

Tabel 4.15

Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda, menghukum apabila

tidak mengerjakan pekerjaan rumah

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 1 3%

56

Sering 6 17%

Kadang-Kadang 25 71%

Tidak Pernah 3 9%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (71%) responden

yang menyatakan “kadang-kadang”, (17%) responden yang

menyatakan “sering”, (9%) responden yang menyatakan “tidak

pernah” dan (3%) responden yang menyatakan “selalu”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa guru Agama Islam yang berjumlah 4 orang

kadang-kadang menghukum apabila tidak mengerjakan pekerjaan

rumah.

Tabel 4.16

Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengawasi anda

pada saat ujian Pendidikan Agama Islam berlangsung

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 14 40%

Sering 15 43%

Kadang-Kadang 6 17%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (43%) responden

yang menyatakan “sering”, (40%) responden yang menyatakan

“selalu”, (17%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa guru sudah cukup dalam mengawasi siswanya

pada saat ujian Pelajaran Pendidikan Agama Islam berlangsung.

57

Tabel 4.17

Menurut anda, apakah guru Pendidikan Agama Islam anda

mengulang kembali pelajaran yang sudah dipelajari, sebelum

memulai materi berikutnya

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 7 20%

Sering 14 40%

Kadang-Kadang 11 31%

Tidak Pernah 3 9%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (40%) responden

yang menyatakan “sering”, (31%) responden yang menyatakan

“kadang-kadang”, (20%) responden yang menyatakan “selalu” dan

(9%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa guru masih belum terbiasa ketika memulai materi

selanjutnya mengevaluasi materi yang sudah diajarkan sebelumnya.

Hal ini penting, karna ini menjadi tolak ukur sejauh mana siswa

memahami dan mengingat materi yang sudah dipelajarinya.

Tabel 4.18

Apakah anda datang kesekolah dan masuk kelas tepat waktu

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 18 51%

Sering 8 23%

Kadang-Kadang 9 26%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (51%) responden

yang menyatakan “selalu”, (23%) responden yang menyatakan

58

“sering”, (26%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

“tidak pernah”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa Annajah sudah

berdisiplin waktu ketika datang dan masuk kelas tepat waktu, hal ini

dapat di lihat siswa selalu masuk kesekolah dan kelas tepat waktu.

Tabel 4.19

Apakah kamu memakai seragam dan atribut sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 26 74%

Sering 8 23%

Kadang-Kadang 1 3%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (74%) responden

yang menyatakan “selalu”, (23%) responden yang menyatakan

“sering”, (3%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

(0%) “tidak pernah”. Hal ini dinyatakan dalam tabel tersebut bahwa

dalam berpakaian siswa selalu memakai seragam dan atribut sekolah

dengan lengkap, tidak ada pelanggaran dengan cara berpakaian siswa

dan kelengkapan berpakaian.

Tabel 4.20

Apakah kamu menguncapkan salam kepada guru ketika bertemu

di lingkungan sekolah atau di luar sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 10 29%

Sering 9 26%

Kadang-Kadang 12 34%

Tidak Pernah 4 11%

Jumlah 35 100%

59

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (34%) responden

yang menyatakan “kadang-kadang”, (29%) responden yang

menyatakan “selalu”, (26%) responden yang menyatakan “sering” dan

(11%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa peserta didik mayoritas kurang kesadaran dalam

menguncapkan salam kepada guru ketika bertemu di lingkungan

sekolah maupun di luar sekolah, guru Pendidikan Agama Islam harus

meningkatkan kesdaran dalam hal menumbuhkan kesadaran kepada

peserta didik untuk selalu menguncapkan salam kepada guru apabila

bertemu di lingkungan maupun di luar lingkungan sekolah.

Tabel 4.21

Ketika sedang mengikuti ujian sekolah (ulangan harian, uts, uas

dan lainya), apakah anda mengerjakan sendiri

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 6 17%

Sering 15 43%

Kadang-Kadang 14 40%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (43%) responden

yang menyatakan “sering”, (40%) responden yang menyatakan

“kadang-kadang” dan (17%) responden yang menyatakan “selalu” dan

“tidak pernah”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru harus terus

mengawasi ketika siswa sedang menghadapi ulangan di sekolah,

magar siswa dapat menumbuhkan sikap jujur dan percaya diri.

60

Tabel 4.22

Apakah anda membuang sampah pada tempatnya

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 22 63%

Sering 10 29%

Kadang-Kadang 3 9%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (63%) responden

yang menyatakan “selalu”, (29%) responden yang menyatakan

“sering”, (9%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa mayoritas siswa selalu dan sering membuang

sampah pada tempatnya, namun ada juga yang kadang-kadang

membuang sampah pada tempatnya.

Tabel 4.23

Berbicara sopan kepada kepala sekolah, guru, karyawan dan

teman

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 20 57%

Sering 12 34%

Kadang-Kadang 3 9%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (57%) responden

yang menyatakan “selalu”, (34%) responden yang menyatakan

“sering”, (9%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

(0%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa siswa selalu berkata sopan kepada kepala sekolah,

61

guu dan teman-temanya. Walaupun juga masih ada siswa yang sering

dan kadang-kadang berkata sopan kepada para guru dan teman-

temanya.

Tabel 4.24

Apakah kamu memperhatikan guru pada saat pelajaran

berlangsung

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 17 49%

Sering 12 34%

Kadang-Kadang 6 17%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (49%) responden

yang menyatakan “selalu”, (34%) responden yang menyatakan

“sering”, (17%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat

disimpulkan dari tabel di atas bahwa, siswa ketika guru Pendidikan

Agama Islam menyampaikan materinya, siswa selalu

memperhatikannya, walaupun masih ada yang menjawab kadang-

kadang siswa masih belum memperhatian gurunya pada saat pelajaran

berlangsung.

Tabel 4.25

Mengerjakan tugas dari guru tepat pada waktunya

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 3 9%

Sering 11 31%

Kadang-Kadang 21 60%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

62

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (60%) responden

yang menyatakan “kadang-kadang”, (31%) responden yang

menyatakan “sering”, (9%) responden yang menyatakan “selalu” dan

tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini

menunjukan bahwa mayoritas siswa kadang-kadang melaksanakan

tugas dari guru tepat pada waktunya , walaupun beberapa siswa yang

sering dan selalu mengerjakan tugas dari guru tepat pada waktunya.

Tabel 4.26

Melaksanakan tugas piket dengan penuh tanggung jawab

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 3 9%

Sering 4 11%

Kadang-Kadang 24 69%

Tidak Pernah 4 11%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (69%) responden

yang menyatakan “kadang-kadang”, (11%) responden yang

menyatakan “sering”, (11%) responden yang menyatakan “tidak

pernah” dan (9%) responden yang menyatakan “selalu”. Hal ini

menunjukan bahwa mayoritas kadang-kadang melaksanakan tugas

piket dengan penuh tanggung jawab, walaupun beberapa siswa ada

yang sering dan selalu mekalksanakn tugas piket dengan penuh

tanggung jawab, dan ada juga yang tidak pernah melaksanakan tugas

piket dengan penuh tanggung jawab.

Tabel 4.27

Mengikuti upacara bendera

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 31 89%

Sering 2 6%

63

Kadang-Kadang 0 %

Tidak Pernah 2 6%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (89%) responden

yang menyatakan “selalu”, (6%) responden yang menyatakan “sering”

dan tidak ada responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan (6%)

“tidak pernah”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa

selalu dan sering mengikuti upacara bendera, walaupun ada siswa yang

tidak pernah mengikuti upacara bendera.

Tabel 4.28

Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 20 57%

Sering 9 26%

Kadang-Kadang 5 14%

Tidak Pernah 1 3%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (57%) responden

yang menyatakan “selalu”, (26%) responden yang menyatakan

“sering”, (14%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

(3%) “tidak pernah”. Ini menunjukan bahwa mayoritas siswa selalu

mengikuti ekstrakulikuler di sekolah, walaupun ada juga beberapa

siswa yang sering dan kadang-kadang untuk mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler, dan ada juga yang tidak pernah mengikuti kegiatan

ektrakulikuler.

Tabel 4.29

Melaksanakan shalat wajib dan sunnah berjama’ah di sekolah

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

64

Selalu 29 83%

Sering 4 11%

Kadang-Kadang 2 6%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (83%) responden

yang menyatakan “selalu”, (11%) responden yang menyatakan

“sering” dan (6%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

(0%) “tidak pernah”. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas siswa

selalu melaksanakan shalat wajib dan sunnah berjama’ah di sekolah,

walaupun ada siswa yang kadang-kadang melaksanakan shalat wajib

dan sunnah berjama’ah di sekolah.

Tabel 4.30

Menghafal dan membaca AL-Qur’an pada saat kegiatan takhsin

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 12 34%

Sering 18 51%

Kadang-Kadang 5 14%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (51%) responden

yang menyatakan “sering”, (34%) responden yang menyatakan

“selalu” dan (14%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

(0%) “tidak pernah”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan

penghafalan dan membaca Al-Qur’an sudah baik dan harus

dipertahankan.

65

Tabel 4.31

Ketika terlambat masuk kelas apakah guru memberikan sanksi

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 13 37%

Sering 4 11%

Kadang-Kadang 16 46%

Tidak Pernah 2 6%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (46%) responden

yang menyatakan “kadang-kadang”, (37%) responden yang

menyatakan “selalu” dan (11%) responden yang menyatakan “sering”

dan (6%) “tidak pernah”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas

siswa kadang-kadang di berikan sanksi ketika siswa terlambat masuk

kelas, namun ada juga yang selalu diberikan sanksi ketika terlambat

masuk kelas.

Tabel 4.32

Ketika berisik di kelas, apakah guru menegur anda dan

mengingatkan kepada anda

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 20 57%

Sering 11 31%

Kadang-Kadang 4 11%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (57%) responden

yang menyatakan “selalu”, (31%) responden yang menyatakan

“sering”, (11%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan

(0%) “tidak pernah”. Ini menunjukan bahwa mayoritas siswa ketika

berisik di kelas, guru menegur dan mengingatkan kepada siswanya

66

untuk tidak berisik atau membuat gaduh di dalam kelas, meskipun

sebagaian besar ada juga kadang-kadang guru yang tidak

mengingatkan atau menegur siswa yang berisik di dalam kelas.

Tabel 4.33

Analisis Item Skor Angket Efektivitas Peran Guru (variabel X)

No Responden Kls Jumlah

1 Nayaka IX1 46

2 Dania Aulia Yusuf IX1 51

3 Chalista Lutfiana IX1 40

4 Lingga Jasmine IX1 36

5 Muthiah N.A IX1 41

6 Rubi Tri Setiawan IX1 44

7 Liyona Anjaly. A IX1 49

8 Najwa Azzahra IX2 39

9 Muhammad Rafli IX2 55

10 Alma Almira. M IX2 53

11 Indah Permata Alfi IX2 52

12 Ghifari IX2 48

13 Ilham Alfiansyah IX2 49

14 Jihan Nurjannah IX2 47

15 Shifa Ilya Fadhillah IX3 52

16 Sifa Azka IX3 43

17 Arbima Satya Sandjaya IX3 54

18 Fathia Rahma IX3 47

19 M.Daffa Fadhian IX3 52

67

20 Fachrazy IX3 49

21 M. Fadillah Syaer IX3 37

22 Salma Rahma IX4 39

23 Riandra Khairunisa IX4 39

24 Haifa IX4 44

25 Misell Mazani IX4 43

26 M.Rafli Zachari IX4 42

27 Bunga.F.A IX4 51

28 Fasya. M. Jefir IX4 43

29 Femi Resti Andriani IX5 49

30 M.Abiyyu Sakib IX5 45

31 Tirsya Novitasari IX5 49

32 Nabila Khairunisa Pane IX5 48

33 Vandira Putri Qirana IX5 47

34 Ariendha IX5 40

35 Shafa Rana Syafira IX5 42

Jumlah 35 1605

Sumber data: primer, diolah dengan menggunakan Microsoftexcel

Untuk mengetahui nilai rata-rata peran guru PAI dalam membentuk

kedisiplinan menurut pandangan siswa yang telah memberikan jawaban

umum maka digunakan rumus:

:

Mx =

Mx =

68

= Jumlah nilai variabel X

N = jumlah data

Mx =

=

= 45,85

Tabel 4.34

Klasifikasi Peran Guru PAI dalam Membentuk Kedisiplian Siswa

NO Rentang Nilai Kategori

1 25 – 50 Rendah

2 51 – 75 Sedang

3 76 – 100 Tinggi

Sumber data: primer, diolah dengan menggunakan Microsoftexcel

Dari hasil penelitian diatas, bahwa nilai rata-rataperan guru PAI dalam

pandangan siswa MTS Annajah kelas IX adalah 45,85. Sedangkan nilai

tertingginya adalah 54 dan nilai terendahnya adalah 36.

Dengan demikian, peran guru PAI di MTs Annajah dalam membentuk

kedisiplinan siswa dapat dikategorikan rendah.

Tabel 4.35

Analisis Item Skor Angket Kedisiplinan Siswa (variabel Y)

No Responden Kls Jumlah

1 Nayaka IX1 50

2 Dania Aulia Yusuf IX1 51

69

3 Chalista Lutfiana IX1 53

4 Lingga Jasmine IX1 57

5 Muthiah N.A IX1 52

6 Rubi Tri Setiawan IX1 44

7 Liyona Anjaly. A IX1 47

8 Najwa Azzahra IX2 50

9 Muhammad Rafli IX2 55

10 Alma Almira. M IX2 44

11 Indah Permata Alfi IX2 52

12 Ghifari IX2 55

13 Ilham Alfiansyah IX2 56

14 Jihan Nurjannah IX2 49

15 Shifa Ilya Fadhillah IX3 45

16 Sifa Azka IX3 40

17 Arbima Satya Sandjaya IX3 56

18 Fathia Rahma IX3 44

19 M.Daffa Fadhian IX3 49

20 Fachrazy IX3 52

21 M. Fadillah Syaer IX3 39

22 Salma Rahma IX4 48

23 Riandra Khairunisa IX4 51

24 Haifa IX4 42

25 Misell Mazani IX4 43

26 M.Rafli Zachari IX4 41

70

27 Bunga.F.A IX4 46

28 Fasya. M. Jefir IX4 42

29 Femi Resti Andriani IX5 54

30 M.Abiyyu Sakib IX5 55

31 Tirsya Novitasari IX5 46

32 Nabila Khairunisa Pane IX5 47

33 Vandira Putri Qirana IX5 46

34 Ariendha IX5 33

35 Shafa Rana Syafira IX5 46

Jumlah 35 1680

Sumber data: primer, diolah dengan menggunakan Microsoftexcel

Untuk mengetahui nilai rata-rata kedisiplinan siswa dari suatu

pengamatan, maka digunakan rumus:

My =

My =

= Jumlah nilai variabel y

N = jumlah data

My =

=

= 48

Tabel 4.36

Klasifikasi kedisiplinan siswa dalam pembelajaran PAI

NO Rentang Nilai Kategori

1 25 – 50 Rendah

2 51 – 75 Sedang

71

Sumber data: primer, diolah dengan menggunakan Microsoftexcel

Dari hasil penelitian diatas, bahwa nilai rata-rata kedisiplinan siswa

Annajah Jakarta adalah 48. Sedangkan nilai tertingginya adalah 75 dan nilai

terendahnya adalah 57.

Dengan demikian, kedisiplinan siswa menunjukkan tingkat yang rendah,

yang dipengaruhi oleh peran guru PAI.

C. Analisi Data

Langkah selanjutnya, untuk melihat hubungan yang terjadi antara

variabel-variabel dalam penelitian, maka menggunakan teknik analisa

korelasional dengan rumus product moment Karl Pearson, kemudian untuk

mencari koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut yakni:

a. Variabel Independen (X) adalah peran guru PAI yakni kegiatan didalam

kelas dan di luar kelas.

b. Variabel Dependen (Y) adalah kedisiplinan siswa.

Adapun langkah-langkah perhitungan dapat dilihat pada data dibawah ini:

Tabel 4.37

Uji Korelasi antara Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Membentuk Kedisiplinan Siswa di MTs Annajah kelas IX Jakarta Selatan.

3 76 – 100 Tinggi

NO SUBJEK X Y X2 Y

2 XY

1 Nayaka 46 50 2116 2500 2300

72

2 Dania Aulia Yusuf 51 51 2601 2601 2601

3 Chalista Lutfiana 40 53 1600 2809 2120

4 Lingga Jasmine 36 57 1296 3249 2052

5 Muthiah N.A 41 52 1681 2704 2132

6 Rubi Tri Setiawan 44 44 1936 1936 1936

7 Liyona Anjaly. A 49 47 2401 2209 2303

8 Najwa Azzahra 39 50 1521 2500 1950

9 Muhammad Rafli 55 55 3025 3025 3025

10 Alma Almira. M 53 44 2809 1936 2332

11 Indah Permata Alfi 52 52 2704 2704 2704

12 Ghifari 48 55 2304 3025 2640

13 Ilham Alfiansyah 49 56 2401 3136 2744

14 Jihan Nurjannah 47 49 2209 2401 2303

15 Shifa Ilya Fadhillah 52 45 2704 2025 2340

16 Sifa Azka 43 40 1849 1600 1720

17 Arbima Satya Sandjaya 54 56 2916 3136 3024

18 Fathia Rahma 47 44 2209 1936 2068

19 M.Daffa Fadhian 52 49 2704 2401 2548

20 Fachrazy 49 52 2401 2704 2548

21 M. Fadillah Syaer 37 39 1369 1521 1443

22 Salma Rahma 39 48 1521 2304 1872

23 Riandra Khairunisa 39 51 1521 2601 1989

24 Haifa 44 42 1936 1764 1848

25 Misell Mazani 43 43 1849 1849 1849

26 M.Rafli Zachari 42 41 1764 1681 1722

27 Bunga.F.A 51 46 2601 2116 2346

28 Fasya. M. Jefir 43 42 1849 1764 1806

29 Femi Resti Andriani 49 54 2401 2916 2646

30 M.Abiyyu Sakib 45 55 2025 3025 2475

31 Tirsya Novitasari 49 46 2401 2116 2254

73

Sumber data: primer, diolah dengan menggunakan Microsoftexcel

Dari data tersebut, maka dapat dicari koefisien korelasi dengan

menggunakan rumus:

Karena N = 35 , ∑ XY = 77310, ∑ X2 = 74501, ∑ Y

2 = 81724; maka

rxy = ( )( )

√* ( ) +* ( ) +

rxy =

√, -, -

rxy =

√, -, -

rxy =

rxy =

rxy =

D. Interpretasi Data

Dari hasil perhitungan diatas, ternyata angka korelasi antara variabel X

variabel Y tidak bertanda negative, berarti diantara kedua variable tersebut

terdapat korelasi yang positif (korelasi yang berjalan searah).

Dengan memperhatikan besarrya rxy (yaitu = 0,27) yang besarnya sekitar

antara 0,20 – 0,40. Berarti korelasi antara variabel X dan variabel Y itu adalah

32 Nabila Khairunisa Pane 48 47 2304 2209 2256

33 Vandira Putri Qirana 47 46 2209 2116 2162

34 Ariendha 40 33 1600 1089 1320

35 Shafa Rana Syafira 42 46 1764 2116 1932

74

termasuk korelasi yang tergolong lemah atau sangat rendah. Denagn

demikian secara sederhana dapat diberikan interprestasi terhadap rxy tersebut

yaitu bahwa sekalipun terdapat kolerasi antara peran guru Pendidikan Agama

Islam dalam membentuk kedisiplinan siswa, namun korelasinya sangat lemah.

E. Interprestasi dengan menggunakan tabel nilai “r” Product Moment

Sedangkan untuk interpretasi terhadap angka indeks koefisien korelasi

dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai “r” Product Moment, maka

dirumuskan sebagai berikut:

Ha: Ada Pengaruh Positif yang signifikan Antara Peran Guru Pendidikan

Agama Islam Dengan Membentuk Kedisiplinan Siswa.

Ho: Tidak Ada Pengaruh Positif Yang Signifikan Antara Peran Guru

Pendidikan Agama Islam Dengan Membentuk Kedisiplinan Siswa.

Untuk menguji hipotesa, maka “r” observasi yang didapat dari perhitungan

statistik dibandingkan dengan “r” dalam tabel nilai “r” product moment®

dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau degrees of freedom

(df) angka yang diperoleh yaitu:

Df = N – nr

= 35 – 2 = 33

Ro = 0,27

Rhitung = pada taraf signifikan 5% = 0,333

Rtabel = pada taraf signifikan 1% = 0,429

Hasil yang didapat 0,333 < 0,27 > 0,429, dengan df sebesar 33 diperoleh r

tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,333, sedangkan pada taraf signifikan

1% diperoleh r tabel sebesar 0,429. Selanjutnya kita bandingkan “rxy” dengan

“r” tabel (rt) seperti diketahui rxy masing-masing adalah 0,27 sedangkan rt

0,333 dan 0,429. Dengan demikian ternyata rxy adalah lebih kecil (<) daripada

rt, baik dari taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1%. Karena rxy

lebih kecil (<) daripada rt, maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak atau tidak

terbukti kebenarannya. Sedangkan (Ho) diterima atau tidak terbukti

75

kebenaranya. Dengan demikian tidak ada korelasi negatif yang signifikan

antara peran guru PAI dengan kedisiplinan siswa.

Setelah uji hipotesa dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi

variable X terhadap variable Y, maka digunakan rumus koefisien penentu

(determinasi) sebagai berikut:

Kd = r2 x 100%

R = 0,27 dibulatkan menjadi 0,3

Kd = 0,32 x 100%

= 0,09 x 100%

= 9%

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi di atas tampak bahwa

kofisien determinasi (KD) diperoleh hanya 9%. Ini artinya bahwa peran guru

Pendidikan Agama Islam hanya sebagian kecil dalam membentuk kedisplinan

siswa. Ini menekankan bahwa masih ada faktor lainya yang dapat mendukung

atau menghambat kedisiplinan siswa, yakni baik dari faktor eksternal siswa,

yakni lingkungan sosial siswa maupun faktor internal dibiasakan dengan nilai-

nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan yang meresap ke dalam

kesadaran hati nuraninya.

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan

mengenai Efektivitas Peran Guru Dalam Membentuk siswa di MTs

Annajah Jakarta Selatan maka penulis dapat menyimpukan:

1. Efektivitas Peran Guru dalam membentuk kedisiplinan siswa di MTs

Annajah Jakarta Selatan khususnya kelas IX, yaitu sebagai pengajar,

pendidik, pembimbing, motivator, mediator,organisator, dan

evaluator termasuk dalam kategori “Kurang Efektif”. Kesimpulan

tersebut didasarkan pada nilai rata-rata jawaban responden terhadap

kuesioner efektivitas peran guru dalam membentuk kedisiplinan

siswa sebesar 45,85. Penggunaan-penggunaan yang masih

ditemukan adalah yang berkaitan dengan 1). Memberikan atau

meemngingatkan kepada siswa dalam menjelaskan peaturan dan tata

tertib sekolah 2). Penggunaan media belajar dan 3). Kurangnya

perhatian kepada siswa apabila siswa tidak mengerjakan tugas

rumah.

2. Kedisiplinan siswa di MTs Annajah kelas IX, Yaitu yang berkaitan

dengan mentatati peraturan yang berlaku di sekolah, kesadaran diri,

alat pendidikan, dan hukuman dalam kategori “Kurang Efektif” .

kesimpulan tersebut didasarkan pada nilai rata-rata jawaban

responden terhadap kuesioner kedisiplinan siswa sebesar 48,00.

Kekurangan yang ditemukan adalah kurangnya kesadaran siswa

dalam hal kejujuran dalam mengerjakan ujian sekolah (ulangan

harian, uts, uas dan lainya).

3. Kurang diterimannya hipotesis nihil (maka hal ini menunjukan

bahwa efektivitas peran guru dalam membentuk kedisiplinan siswa

MTs Annajah kurang efektif, artinya dengan demikian, hal ini

mengindikasikan bahwa untuk membentuk kedisiplinan siswa ke

77

arah yang lebih baik, maka salah satu langkah yang harus digunakan

adalah setiap guru harus saling mengingatkan kepda siswa-siswanya

untuk selalu membiasakan diri dalam hal kedisiplinan di sekolah

maupun di luar sekolah, sehingga akan membentuk dan

menumbuhkan kedisiplinan pada diri siswa secara terbiasa, akan

tetapi kalau sekolah tidak dapat menerapkan tata tertib dengan

konsekuen, maka siswa akan tidak mematuhi tata tertib di sekolah.

B. Saran

Dari hasil penelitian di atas diketahui bahwa peran guru pendidikan

agama islam sangat membantu sekali dalam membentuk kedisiplinan

siswa MTs Annajah kelas IX Jakarta Selatan. Oleh karena untuk lebih

memperbaiki terbentuknya kedisplinan siswa MTs Annajah kelas IX

Jakarta Selatan penulis menyarankan agar:

1. Kepada guru Pendidikan Agama Islam khusunya, hendaklah lebih

ditingkatkan lagi peranannya dalam membentuk kedisplinan pada

siswa, baik dalam keteladanan, bimbingan maupun pendidikan

melalui kegiatan mengajar mengajar, walaupun dalam proses

pendidikan dan bimbingannya ini sudah cukup baik.

2. Memperketat pelaksanaan tata tertib yang ada, agar dapat

dijalankan secara maksimal, sehingga mampu meminimalisir

kenakalan atau pelanggaran yang sering dilakukan siswa.

3. Hendaknya seluruh guru-guru, orang tua siswa, dan masyarakat

lebih meningkatkan hubungan kerjasama dalam membentuk

kedisplinan siswa sehinnga anak dapat terkontrol baik di sekolah,

maupu di rumah dan lingkungan masyarakat.

4. Hendaknya setiap siswa dalam berbagai kegiatan di dalam sekolah

harus mentatati tata tertib sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari

selalu mendisiplinkan diri dalam hal ibadah, pergaulan dan

berpakaian.

78

5. Oleh dengan itu pada intinya semua bermuara pada satu tujuan

yaitu menciptakan suasana sekolah yang tertib dan teratur.

Mengingat akan pentingnya disiplin dalam belajar, maka pihak-

pihak yang terkait seperti sekolah, keluarga dan masyarakat,

semestinya menanamkan disiplin ini terhadap siswa. Dalam

penerapan disiplin di sekolah hendaknya secara konsekuen

menjalankan tata tertib yang sudah ditentukan. Bagi siswa yang

melanggar tata tertib tcrsebut hendaknya dikenakan sanksi sesuai

dengan jenis pelanggaran yang dilakukannya.

C. Penutup

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia, nikmat dan

pertolongan-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehinga skripsi ini

dapat diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Skripsi ini ditulis

sesuai dengan keadaan objek yang diteliti, tidak dimaksudkan untuk

mencari kesalahan atau menyudutkan pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu

apabila ada kata-kata yang kurang berkenaan di hati salah satu pihak,

penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan menjadi masukan bagi pembacanya. Penulis juga tidak

lupa menguncapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu sampai terselesainya skripsi ini. Jazakumullah khairul jazaa,

amiin.

79

DATAR PUSTAKA

Aunillah, Nurla Isna, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah,

Jogjakarta: Laksana, 2011.

Danim, Sudarwan, Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, Ke

Profesional Madani, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011.

Daradjat, Zakiyah dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, Cet. 3, 2007.

Fajar, H.A. Malik, Retorasi Peran Guru Agama di Sekolah Umum, Jurnal

Keislaman, Pendidikan, dan Kebahasaan, Edisi Khusus, 2000.

Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agam islam, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada,2013.

Majid, Abdul dan Andayani, Dian. Pendidikan Agama Islam Berbasisi

Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006

Minarni, Sri Ilmu Pendidikan Islam: Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikasi-

Normatif, Jakarta: Amzah,2013.

Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Jusuf, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana ,

2006.

Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kemandirian

Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta : Bumi Aksara, 2009.

Mulyasa,E., Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi,

Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004.

Mulyasa, E. Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT. Bumi Askara, 2012.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2012.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,2003.

80

Suparno, Anah Suhaenah. Reorentasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum,

Jurnal Keislaman, Kependidikan, dan Kebahasaan, Edisi Khusus, 2000.

Tu’u, Tulus, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004.

Tutik, Tri Wulan Tutik & Trianto, UU Guru dan Dosen: Tinjauan Yuridis Hak

serta Kewajiban Pendidik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Bandung: Fokusmedia, 2009.

Usman, Moh. Uzer Menjadi Guru Profesional, Badung: PT. Remaja Rosdakarya,

2011.

Yasin, A. Fatah, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN-Malang Press,

2008.

Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rieneka Cipta,2002.

Dr. Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia,2011.

Abdullah, Ma’aruf. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Yogyakarta: Aswaja

Pressindo,2011.

LAMPIRAN 3

BERITA WAWANCARA

I. Identitas Responden

Nama :

Jabatan :

Hari / Tanggal :

Tempat Wawancara :

1. Menurut Bapak/ibu seberapa pentingkah kedisiplinan diterapkan di sekolah ini?

2. Apa saja kebiasaan yang anda terapkan kepada siswa agar siswa terbiasa

bersikap disiplin?

3. Apa saja keteladan yang anda berikan kepada siswa?

4. Pelanggaran apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?

5. Bagaimana cara menghukum siswa apabila siswa telambat masuk sekolah?

6. Saat mengajar apa yang anda lakukan untuk mendisiplinkan siswa?

7. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru yang

berhubungan dengan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk kedisiplinan

siswa?

Interviewer

Qori Abiansyah

LAMPIRAN 4

HASIL WAWANCARA

I. Identitas Responden

Nama : Suryadhi, S,Thi

Jabatan : Guru Fikih

Hari / Tanggal : Kamis, 19 Januari 2017

Tempat Wawancara : Ruang Guru Lantai 2

1. Menurut Bapak/ibu seberapa pentingkah kedisiplinan diterapkan di sekolah ini?

Jawaban:

Menurut saya, kedisiplinan adalah hal yang angat penting di terapkan disekolah-

sekolah, terutama di sekolah islam, harus bertutur kata dengan sopan, sopan santun,

dan berpakaian yang sudah di atur oleh tata tertib di sekolah ini.

2. Apa saja kebiasaan yang anda terapkan kepada siswa agar siswa terbiasa bersikap

disiplin?

Jawaban:

Kebiasaan yang ada di sekolah ini adalah peraturan secara tertulis yang harus di

patuhi seluruh siswa harus mengetahui dan harus dilaksanakan oleh siswa, contohnya

adalah siswa diharuskan mengikuti kegiatan shalat berjama’ah, shalat sunnah dhuha,

dan takhsin.

3. Apa saja keteladan yang anda berikan kepada siswa?

Jawaban:

Keteladanan yang saya berikan kepada siswa adalah cara berpakaian guru, karena

guru ini di gugu dan di tiru, kalau gurunya tidak mengajarkan berpakaian yang baik,

maka siswapun mengikutinya sebagaimana yang dia lihat gurunya dan akhlak yang

baik yang harus ditanamkan kepada siswa.

4. Pelanggaran apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?

Jawaban:

Pelanggaran yang paling sering dilanggar oleh siswa adalah memakain celana pensil,

dan wanita tidak memakai ciput .

5. Bagaimana cara menghukum siswa apabila siswa telambat masuk sekolah?

Jawaban:

Di MTs Annajah masuk sekolah jam 06.30 sudah sampai sekolah, jika siswa

terlambat masuk maka siswa akan mendapatkan sanksi yaitu hafalan Al-Qur’an yang

sudah di tentukan.

6. Saat mengajar apa yang anda lakukan untuk mendisiplinkan siswa?

Jawaban:

Ketika mengajar saya terlebih dahulu mengkondusifkan kelas supaya siswa siap

untuk mengikuti KBM berlangsung.

7. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru yang berhubungan

dengan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk kedisiplinan siswa?

Jawaban:

Memberikan suri tauladan yang baik sesuai motto Al-Qur’an dan As-Sunnah, anak-

anak wajib melakukan takhsin dan tahfidz selama 3 tahun, tujuannya Juz 30 sudah

hafal dan moralitas, dan juga siswa harus saling menghormati ade kelas dan

sebaliknya. Usaha ini secara pendidikan penyuluhan.

Interviewer

Qori Abiansyah

II. Identitas Responden

Nama : Nurhadi, S.Pd.

Jabatan : Wakil Kep.Sek dan Kesiswaan

Hari / Tanggal : Kamis, 19 Januari 2017

Tempat Wawancara : Ruang Perpustakaan

1. Menurut Bapak/ibu seberapa pentingkah kedisiplinan diterapkan di sekolah ini?

Jawaban:

Sangat penting dan perlu dalam menegakan kedisplinan di sekolah ini, karena

kedisiplinan adalah upaya untuk mendidik karakter siswa, terutama dalam hal

beribadah, di sini siswa di ajakrkan nilai-nilai agama terlebih dahulu supaya siswa

sadar sberapa penting atau setinggi apapun ilmu yang di dapat, tetapi lebih tinggi

ilmu agama.

2. Apa saja kebiasaan yang anda terapkan kepada siswa agar siswa terbiasa bersikap

disiplin?

Jawaban:

Mematuhi peraturan-peraturan yang diterapkan disekolah.

Membawa peci ketika shalat wajib ataupun sunnah.

Tidak membuat gaduh di dalam maupun di luar kelas.

3. Apa saja keteladan yang anda berikan kepada siswa?

Jawaban:

Keteladanan terutama dalam hal beribadah, guru haru ikut serta dalam pelaksanaan

shalat wajib dan sunnah, di sini guru harus menjadi contoh kepada siswanya jangan

hanya siswa yang shalat, akan tetapi gurunya tidak ikut shalat berjama’ah. Di sini

guru harus menjadi panutan kepada siswa.

4. Pelanggaran apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?

Jawaban:

Pelangaran yang paling sering adalah tidak memberikan surat izin apabila tidak

masuk sekolah (bolos), dan tidak memakai peci dan ciput saat shalat berjama’ah.

5. Bagaimana cara menghukum siswa apabila siswa telambat masuk sekolah?

Jawaban:

tidak perlu dengan hukuman fisik, tetapi menghukum dan memberikan sanksi dengan

cara mendidik siswa supaya siswa sadar dengan kesalahan yang telah diperbuatnya,

contohnya, apabila siswa terlambat siswa harus menghafalkan Al-Qur’an Juz 30 yang

sudah di atur sampai hafal, jadi apabila siswa terlambat mendapatkan hukuman yang

mendapatkan pahala bagi siswa.

6. Saat mengajar apa yang anda lakukan untuk mendisiplinkan siswa?

Jawaban:

ketika mengajar di kelas supaya kelas nyaman untuk ditempatkan siswa harus

membuang sampah yang berserakan di bawah bangku atau di sekitarnya di tempat

sampah, hal ini supaya siswa nyaman dan mendisiplinkan siswa untuk selalu

membuang sampah kepada tempatya.

7. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru yang berhubungan

dengan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk kedisiplinan siswa?

Jawaban:

Usaha yang dilakukan dalam hal keagamaan yaittu kegiatan shalat wajib dan sunnah

berjama’ah, supaya siswa terbiasa untuk selalu shalat berjama’ah ketika di rumah

atau dimanapun itu, menjadikan ibadah yang paling terutama.

Interviewer

Qori Abiansyah

III. Identitas Responden

Nama : Robi Saputra, S.Pd.i

Jabatan : Guru Sejararah Kebudayaan Islam/ Wali Kelas 7

Hari / Tanggal : Kamis, 19 Januari 2017

Tempat Wawancara : Ruang Guru Lt. 4

1. Menurut Bapak/ibu seberapa pentingkah kedisiplinan diterapkan di sekolah ini?

Jawaban:

Jika kedisiplinan tidak ada di sekolah akibatnya banyak siswa yang tidak bisa atur

dan banayak penyimpangan-penyimpangan yang di buat oleh siswa apabila

kedisiplinan di sekolah tidak di berlakukan, maka sangatlah penting kedisiplinan di

sekolah.

2. Apa saja kebiasaan yang anda terapkan kepada siswa agar siswa terbiasa bersikap

disiplin?

Jawaban:

Kebiasaan yang diterapkan disekolah ini adalah siswa diajarkan untuk terbiasa shalat

berjama’ah dan harapannya tidak hanya di sekolah akan tetapi di luar lingkungan

sekolah (lingkungan rumah), tidak membawa makanan di saat pembelajaran

berlangsung dan mengingatkan kepada siswa untuk mematuhi peraturan tata tertib di

sekolah.

3. Apa saja keteladan yang anda berikan kepada siswa?

Jawaban:

Berbicara sopan ketika sedang berbicara, karena guru itu sebagai contoh kepada

siswanya di dalam berkomunkasi dan berpalaian. Maka harus dari guru yang

mencontohkan.

4. Pelanggaran apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?

Jawaban:

Tidak mengerjakan tugas dengan tepat waktu, tidak membersihkan kelas kalau

mendapatkan tugas piket, dan lupa membawa peci ketika shalat berjama’ah.

5. Bagaimana cara menghukum siswa apabila siswa telambat masuk sekolah?

Jawaban:

Di sini sudah ada peraturan tertulis dan tegas, siswa harus hadir di sekolah jam 06.30

dan masuk kelas jam 06.40, apabila siswa tidak hadir tepat waktu atau telat, maka

siswa harus menghafal Juz 30 yang sudah di sediakan. Contohnya Surat Yasin, Al-

Mulk, dan Ar-Rahman.

6. Saat mengajar apa yang anda lakukan untuk mendisiplinkan siswa?

Jawaban:

Sebelum memulai pelajaran siswa harus membaca doa sebelum memulai pelajaran

itu tidak boleh lupa, dan apabila siswa yang sering membuat gaduh di kelas saya

akan tempatkan duduknya di depan supaya dapat di perhatikan dan fokus dengan

pembelajaran yang disampaikan.

7. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru yang

berhubungan dengan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk kedisiplinan

siswa?

Jawaban:

Shalat dhuha dan membaca doa bersama-sama.

Takhsin dan tahfidz Al-Qur’an

Ketika selesai shalat wajib siswa membaca doa dan dzikir

Interviewer

Qori Abiansyah

IV. Identitas Responden

Nama : Rif’atul Hasanah

Jabatan : Guru Fikih

Hari / Tanggal : Kamis, 19 Januari 2017

Tempat Wawancara : Perpustakaan

1. Menurut Bapak/ibu seberapa pentingkah kedisiplinan diterapkan di sekolah ini?

Jawaban:

Menurut saya sangat penting ketika belajar seorang siswa itu harus disiplin, disiplin

dalam hal memperhatikan guru yang sedang mengajar tidak membuat gaduh di dalam

kelas.

2. Apa saja kebiasaan yang anda terapkan kepada siswa agar siswa terbiasa bersikap

disiplin?

Jawaban:

Konsistensi waktu, apabila di berikan tugas siswa harus mengerjakannya dengan

tepat waktu.

3. Apa saja keteladan yang anda berikan kepada siswa?

Jawaban:

Berkata baik dengan siapapun

Sopan santun, dan

berpakaian rapih

4. Pelanggaran apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?

Jawaban:

Tidak memakai ciput dan peci ketika shalat, telat shalat dzuhur berjama’ah.

5. Bagaimana cara menghukum siswa apabila siswa telambat masuk sekolah?

Jawaban:

Itu sudah diatur apabila siswa telat, maka hukuman yang diterima adalah hafalan Juz

30 sampai siswa benr-benar hafal baru diperbolehkan masuk kelas.

6. Saat mengajar apa yang anda lakukan untuk mendisiplinkan siswa?

Jawaban:

Mengkondisikan kelas, jika siswa masih berisik maka pelajaran pun tidak akan

dimulai, tidak boleh makan atau minum di kelas saat pembelajaran berlangsung.

7. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru yang berhubungan

dengan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk kedisiplinan siswa?

Jawaban:

Meminimalisir perkataan yang kurang baik

Adab lebih tinggi daripada ilmu.

Interviewer

Qori Abiansyah

LAMPIRAN 5

ANGKET PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM MEMBENTUK KEDISIPLINAN SISWA

I. Identittas Respoden

Nama :........................................

Kelas : .......................................

II. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah basmalah terlebih dahulu sebelum mengisi angket ini.

2. Berilah tanda silah (X) pada jawaban yang sesuai menurut anda.

3. Jawablah andaakan dijamain kerahasiannya dan tidak akan mempengaruhi

4. Jawaban anda akan dijamin kerahasiaanya dan tidak akan mempengaruhi nilai

anda pada mata pelajaran pendidikan agama islam.

III. Pertanyaan-pertanyaan

A. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam

1. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda menyampaikan perlunya mentaati

peraturan sekolah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2. Apakah guru Pendidikan Agama Islam mengingat anda untuk berprilaku taat

dan patuh dalam kehidupan sehari-hari ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3. Apakah guru Pendidikan Agma Islam menjelaskan peraturan atau tata tertib di

sekolah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengingatkan anda untuk

menghormati orang tua, guru, dan teman?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengajarkan anda untuk

berpakaian rapi?

b. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda melarang anda untuk merokok?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

7. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengingatkan untuk membaca

doa sebelum belajar dan sesudah belajar?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

8. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda memberikan bimbingan, nasehat,

dan contoh tauladan yang baik?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

9. Guru agama anda mendorong siswa untuk melaksankan nilai-nilai agama?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

10. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda memberikan motivasi untuk

selalu berbuat baik setiap saat?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

11. Ketika memberikan materi Pendidikan Agama Islam, apakah guru anda

menggunakan media/ alat peraga?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

12. Guru Pendidikan Agama Islam hadir di kelas tepat waktu?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

13. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda, menghukum anda apabila tidak

mengerjakan pekerjaan rumah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

14. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengawasi anda pada saat ujian

Pendidikan Agama Islam berlangsung?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

15. Menurut anda, apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengulang

kembali pelajaran yang suda dipelajari, sebelum memulai materi berikutnya?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

B. Kedisiplinan Siswa

16. Apakah anda datang kesekolah dan masuk kelas tepat waktu?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

17. Apakah kamu memakai seragam dan atribut sekolah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

18. Apakah kamu menguncapkan salam kepada guru ketika bertemu di

lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

19. Ketika sedang mengikuti ujian sekolah (ulangan harian, uts, uas dan lainnya),

apakah anda mengerjakan sendiri?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

20. Anda membuang sampah pada tempatnya?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

21. Berbicara sopan kepada kepala sekolah, guru, karyawan dan teman?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

22. Apakah kamu memperhatikan guru pada saat pelajaran berlangsung?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

23. Mengerjakan tugas dari guru tepat pada waktunya?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

24. Melaksanakan tugas piket dengan penuh tanggung jawab?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

25. Mengikuti upacara bendera setiap hari jum’at?

A. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

26. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

27. Melaksanakan shalat wajib dan sunnah berjama’ah di sekolah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

28. Menghafalkan dan membaca Al-Qur’an pada saat jadwal kegiatan takhsin?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

29. Ketika terlambat masuk kelas apakah guru memberikan sanksi?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

30. Ketika berisik di kelas, apakah guru menegur anda dan mengngatkan kepada

anda?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

LAMPIRAN 6

Analisis Item Skor Angket

Peran Guru PAI (variabel X)

No Responden Kls

Item Soal Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Nayaka IX1 2 4 2 4 3 4 4 3 3 4 2 3 2 3 3 46

2 Dania Aulia Yusuf IX1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 2 4 2 51

3 Chalista Lutfiana IX1 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1 40

4 Lingga Jasmine IX1 2 3 1 4 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 1 36

5 Muthiah N.A IX1 2 3 4 4 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1 41

6 Rubi Tri Setiawan IX1 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 44

7 Liyona Anjaly. A IX1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 2 3 3 2 49

8 Najwa Azzahra IX2 3 3 2 4 2 2 4 2 2 2 3 3 1 4 2 39

9 Muhammad Rafli IX2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 55

10 Alma Almira. M IX2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 53

11 Indah Permata Alfi IX2 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 52

12 Ghifari IX2 2 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 48

13 Ilham Alfiansyah IX2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 49

14 Jihan Nurjannah IX2 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 2 2 3 4 2 47

15 Shifa Ilya Fadhillah IX3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 52

16 Sifa Azka IX3 2 3 2 3 3 2 4 3 4 4 2 2 2 4 3 43

17 Arbima Satya Sandjaya IX3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 54

18 Fathia Rahma IX3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 4 4 47

19 M.Daffa Fadhian IX3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 2 4 4 52

20 Fachrazy IX3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 3 2 2 3 49

21 M. Fadillah Syaer IX3 4 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 37

22 Salma Rahma IX4 4 3 2 2 2 4 2 3 3 2 2 2 3 2 3 39

23 Riandra Khairunisa IX4 2 3 1 3 2 4 3 3 3 3 2 3 1 3 3 39

24 Haifa IX4 3 2 3 4 2 3 3 4 4 3 2 4 2 3 2 44

25 Misell Mazani IX4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 43

26 M.Rafli Zachari IX4 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 42

27 Bunga.F.A IX4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 51

28 Fasya. M. Jefir IX4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 43

29 Femi Resti Andriani IX5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 2 3 3 2 49

30 M.Abiyyu Sakib IX5 4 3 2 3 2 4 4 3 4 3 2 2 3 4 2 45

31 Tirsya Novitasari IX5 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 3 49

32 Nabila Khairunisa Pane IX5 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 2 48

33 Vandira Putri Qirana IX5 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 3 47

34 Ariendha IX5 3 4 3 4 3 3 2 2 2 2 1 2 2 4 3 40

35 Shafa Rana Syafira IX5 3 4 2 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 42

Jumlah 60 1605

Analisis Item Skor Angket

Kedisiplinan Siswa (varibel y)

No Responden Kls

Item Soal Jumlah

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Nayaka IX1 4 4 1 3 4 4 4 3 2 4 2 4 3 4 4 50

2 Dania Aulia Yusuf IX1 4 4 2 2 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 51

3 Chalista Lutfiana IX1 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 53

4 Lingga Jasmine IX1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 57

5 Muthiah N.A IX1 3 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 52

6 Rubi Tri Setiawan IX1 4 3 1 2 3 3 2 3 2 4 2 4 3 4 4 44

7 Liyona Anjaly. A IX1 2 4 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 2 4 47

8 Najwa Azzahra IX2 4 4 1 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 50

9 Muhammad Rafli IX2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 55

10 Alma Almira. M IX2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 44

11 Indah Permata Alfi IX2 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 52

12 Ghifari IX2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 55

13 Ilham Alfiansyah IX2 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 56

14 Jihan Nurjannah IX2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 4 2 4 3 4 4 49

15 Shifa Ilya Fadhillah IX3 3 3 2 2 2 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 45

16 Sifa Azka IX3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 4 4 3 2 1 4 40

17 Arbima Satya Sandjaya IX3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 56

18 Fathia Rahma IX3 2 4 3 2 4 3 3 2 2 4 2 4 3 2 4 44

19 M.Daffa Fadhian IX3 2 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 4 3 2 4 49

20 Fachrazy IX3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 2 4 52

21 M. Fadillah Syaer IX3 2 4 2 2 3 2 2 2 1 4 3 4 4 1 3 39

22 Salma Rahma IX4 3 3 3 3 4 3 4 2 2 4 4 4 4 2 3 48

23 Riandra Khairunisa IX4 4 4 2 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 51

24 Haifa IX4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 4 4 4 3 2 3 42

25 Misell Mazani IX4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 43

26 M.Rafli Zachari IX4 3 3 2 2 3 4 3 2 2 4 1 4 3 2 3 41

27 Bunga.F.A IX4 4 4 3 2 4 4 3 2 2 4 3 3 3 2 3 46

28 Fasya. M. Jefir IX4 2 3 2 2 4 3 3 2 2 4 4 4 2 2 3 42

29 Femi Resti Andriani IX5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3 54

30 M.Abiyyu Sakib IX5 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 55

31 Tirsya Novitasari IX5 3 4 2 3 3 3 2 2 2 4 4 4 3 4 3 46

32 Nabila Khairunisa Pane IX5 3 4 4 3 4 4 4 2 1 1 4 4 3 3 3 47

33 Vandira Putri Qirana IX5 4 4 4 3 4 4 4 3 1 1 3 4 3 2 2 46

34 Ariendha IX5 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 33

35 Shafa Rana Syafira IX5 4 4 3 3 2 4 3 3 1 4 4 4 3 2 2 46

Jumlah 60 Jumlah 1680