EFEKTIVITAS PERAN GURU DALAM MEMBENTUK...
Transcript of EFEKTIVITAS PERAN GURU DALAM MEMBENTUK...
EFEKTIVITAS PERAN GURU DALAM MEMBENTUK
KEDISIPLINAN SISWA DI MTS ANNAJAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu
Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.)
Oleh:
QORI ABIANSYAH
NIM: 1112011000079
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
TAHUN 1439 H/2017 M
i
ABSTRAK
Qori Abiansyah, 1112011000079, “ Efektivitas Peran Guru dalam
Membentuk Kedisiplinan Di Madrasah Tsanawiyah Annajah Jakarta
Selatan”.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran guru pendidikan Agama
Islam dalam membentuk kedisplinan siswa di Madrasah Tsanawiyah Annajah
Jakarta Selatan. Sehingga diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif
terhadap kedisplinan siswa melalui peran guru Pendidikan Agama Islam.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif
melalui penelitian lapangan, yaitu dengan cara peneliti langsung melakukan
pengamatan, wawancara dan penyebaran angket (Questionaire) dalam bentuk
skala Likert. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX yang berjumlah
35 siswa/i dengan menggunakan metode simple random sampling. Instrumen
penelitian terdiri dari 2 kategori yaitu peran guru pendidikan Agama Islam dan
Kedisplinan siswa, dimana tersebut diambil dari teori-teori yang teruji. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus product Moment Karl
pearson. Berdasarkan hasil analisa data dengan product Moment Karl Pearson
diperoleh hasil nilai r hitung = 0,333, r tabel = 0,429 dengan df = 33 dengan
perhitungan koefesien determinasi diperoleh nilai koefesien determinasi sebesar
9%. Hasil penelitian dapat disimpulkan adanya hubungan yang positif namun
pada taraf/tingkat sangat lemah atau tidak berpengaruh antara peran guru
pendidikan agama islam dengan membentuk kedisplinan siswa karena masih
ada faktor lain yang dapat berperan dalam membentuk kedisiplinan siswa yaitu
faktor eksternal maupun internal, faktor eksternal meliputi lingkungan sosial,
faktor keluarga, masyarakat maupun faktor internal dibiasakan dengan nilai-nilai
tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan yang meresap ke dalam kesadaran hati
nuraninya.
ii
ABSTRACT
Qori Abiansyah, 1112011000079, "The Effectiveness of Teacher's Role
in Establishing Discipline in Madrasah Tsanawiyah Annajah South
Jakarta".
The purpose of this study to determine the effectiveness of the role of
Islamic education teachers in establishing discipline students in Madrasah
Tsanawiyah Annajah South Jakarta. So it is expected to give a positive influence
on the discipline of students through the role of Islamic Education teachers.
In this study the authors use quantitative descriptive method through
field research, that is by direct reports conduct observations, interviews and the
dissemination of questionnaires (Questionaire) in the form of Likert scale. The
sample in this research is the students of class IX which amounted to 35 students /
i by using simple random sampling method. The research instrument consists of 2
categories, namely the role of Islamic Religious Education teachers and the
discipline of students, which are taken from proven theories. The data obtained
were then analyzed using the product formula Moment Karl Pearson. Based on
the results of data analysis with Karl Pearson Moment product obtained results r
value = 0.333, r table = 0.429 with df = 33 with the calculation of coefficient
determination obtained coefficient of determination of 9%. The results of this
study can be concluded that there is a positive relationship but at the level / level
is very weak or there is no relationship between the role of Islamic religious
education teacher with the disciplinary form of students because there are other
factors that can play a role in shaping the discipline of the students that is external
and internal factors, external factors environment social factors, family factors,
societal and internal factors are familiarized with the value of school rules and
values of activities that permeate into conscience awareness
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah Swt, tuhan semesta alam yang tidak pernah berhenti
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, yang telah menjadikan iman itu indah
dalam hati hamba-Nya serta menjadikan kecintaan akan risalah-Nya lebih dicintai
dari segala apapun di
dunia ini. Dengan curahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Membentuk Kedisiplinan Siswa di MTS Annajah Jakarta” dapat dituntaskan.
Shalawat serta salam tak lupa penulis hanturkan kepada sesempurnaya
ciptaan Tuhan, yaitu Nabi besar Muhammad SAW. Melalui beliaulah semua umat
islam mendapatkan penerangan Tuhan , sehingga benar-benar memahami Iman,
Islam, dan Ihsan. Tidak lupa kepada para kolega beliau dari Anbiyaa dan
Mursalin, juga Auliayaa Allah yang sama-sama menegakan kalimat laa ilaaha illa
Allah. Begitu juga kepada keluarganya, sahabatnya, tabi‟in tabi‟at, kiyai, guru dan
juga para pelajar yang selalu siaga dan siap untuk menebar rahmat, melanjutkan
perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakan panji-panji Islam. Semoga penulis
dan pembaca termasuk golongan tersebut. Amiin
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang terkadang membuat putus asa. Namun, berkat doa,
saran, dukungan dan motivasi yang tidak pernah tenilai dari berbagai pihak,
membuat penulis sadar akan pentingnya semangat untuk menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada
terhingga juga penghargaan yang sebesar-besarnya dengan penuh rasa tadzim
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, terlebih kepada:
1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, MA. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan motivasi
kepada penulis.
3. Hj. Marhamah Saleh, Lc, MA. Selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam yang selalu memberikan nasehat-nasehatnya kepda penulis.
4. Dosen pembimbing skripsi Drs. H. Achmad Gholib, M.Ag yang telah
meluangkan waktunya dan kemudahan selama proses bimbingan serta
memberikan saran dan dukungan kepada penulis selama pembuatan skripsi
ini.
5. Dosen penasehat akademik Drs. Ghufron Ihsan, MA. Yang telah
memberikan arahan dari awal penulis masuk di UIN Syarif Hiddayatullah
Jakarta sampai semester akhir beliau mengarahkan penulis.
6. Kedua orang tua saya bapak Abdul Halim dan Ibu Nunung Hernawati
yang telah memberikan semua keikhlasan dan doanya untuk saya dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan yang penulis alami, serta penulis tidak
bisa untuk membalas apa yang sudah diberikan kepada penulis,
terimakasih untuk kedua orang tua saya, semoga engkau selalu sehat dan
mendidik anak-anakmu seperti sebagaimana engkau harapkan, amiin.
Kakak saya Fajar Alamsyah, dan kakak saya Yuli Nungvia serta adik
bontot saya Ihwan Agnie Subiansyah, semoga kita menjadi anak-anak
yang selalu patuh kepada orang tua kita dan dapat menjadi anak-anak yang
selalu senantiasa mendoakan orang tua kita. Amiin.
7. Dan tak lupa kepada seseorang yang selalu membuat penulis termotivasi
untuk menyelesaikan skripsi ini, dengan sabarnya dan kesetiannya selalu
membantu penulis supaya cepat menyelesaikan, penulis ingat dengan kata
beliau yang selalu mengatakan “ayo banggakan orang tua, walaupun hanya
dalam hal kecil tapi orang tua kamu akan melihat tersenyum senang”, dari
situ penulis sadari. Terima kasih Retno Endriwati.
8. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
v
9. Teman-teman yang tergabung dalam satu ikatan perjuangan (yang
tergabung dalam komunitas kelas PAI B, yang telah memberikan
semangat yang tak pernah putus. Semoga kebersamaan kita terus terjalin.
10. Terima kasih untuk teman saya agoy, ikhsan dan ansor yang selalu
memberikan semangat untuk sama-sama menyelesaikan tugas akhir ini,
penulis bangga bisa menjalin hubungan baik kepada kalian.
11. untuk kawan-kawan seperjuangan Ikatan Remaja Masjid Darussalam,
penulis sangat senang bisa kenal kalian, doa penulis semoga kita akan
tetap menjaga silaturahmi sampai kita berumah tangga nanti. Mantap.
Semoga jasa-jasa dari semua pihak mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Dan tidak lupa harapan penulis , semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membacanya. Amiin ya rabbal „alamiin.
Ciputat, 28 September 2017
Qori Abiansyah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 5
D. Perumusan Masalah .............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
F. Kegunaan Penelitian.............................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Efektivitas Peran Guru Pendidikan Agama Islam ................................. 7
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ..................................... 7
2. Pengertian Peran Guru Pendidikan Agama Islam ......................... 11
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam ....... 15
B. Kedisiplinan Siswa .............................................................................. 18
1. Pengertian Displin ......................................................................... 18
2. Perlunya Displin ............................................................................ 20
3. Fungsi Displin ............................................................................... 21
4. Pembentukan Displin..................................................................... 23
C. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 27
D. Kerangka Berfikir................................................................................ 28
E. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 31
vii
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 32
B. Metode Penelitian................................................................................ 32
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 34
E. Konsep dan Pengukuran Variabel ....................................................... 34
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Annajah Jakarta........................................... 44
1. Sejarang Singkat Madrasah Annajah Jakarta ...................................... 44
2. Visi dan Misi Madrasah Annajah Jakarta .......................................... 45
3. Struktur Organisasi .............................................................................. 46
4. Data Guru dan Karyawan MTs Annajah Jakarta ............................... 46
5. Data Siswa MTs Annajah Jakarta Tahun 2016/2017 .......................... 47
6. Sarana dan Prasarana ........................................................................... 47
B. Deskripsi Data .......................................................................................... 48
C. Analisis Data ............................................................................................. 71
D. Interprestasi Data ....................................................................................... 73
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 76
B. Saran ........................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Instrumen Kisi-kisi Angket peran guru dalam membentuk
kedisiplinan siswa ................................................................................. 35
Tabel 3.2 Instrumen Kisi-kisi Angket Kedisiplinan siswa ................................... 38
Tabel 3.4 Penilaian Analisis Mean Angket Peran Guru Pendidikan Agama Islam
dalam membentuk kedisiplinan ................................................................ 30
Tabel 3.5 Penilaian Analisis Mean Kedisiplinan Siswa ............................................. 41
Tabel 3.6 Interpretasi Data ...................................................................................... 42
Tabel 4.1 Data Guru dan karyawan ...................................................................... 44
Tabel 4.2 Jumlah Siswa ........................................................................................ 45
Tabel 4.3 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda menyampaikan
perlunya mentaati peraturan sekolah .................................................... 47
Tabel 4.4 Apakah guru Pendidikan Agama Islam mengingatkan anda untuk
berperilaku taat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari ...................... 47
Tabel 4.5 Apakah guru Pendidikan Agama Islam menjelaskan peraturan dan
tata tertib di sekolah .............................................................................. 48
Tabel 4.6 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengingatkan anda
untuk menghormati orang tua, guru, dan teman ................................... 48
Tabel 4.7 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengajarkan anda
untuk berpakaian rapih .......................................................................... 49
Tabel 4.8 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda melarang anda untuk
merokok ................................................................................................ 49
Tabel 4.9 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengingatkan untuk
membaca doa sebelum belajar dan sesudah belajar .............................. 50
Tabel 4.10 Apakah guru Pendidikan Agama Islam memberikan bimbingan,
nasehat, dan contoh tauladan yang baik ................................................ 51
Tabel 4.11 Apakah guru agama anda mendorong siswa untuk melaksanakan
nilai-nilai agama ................................................................................... 51
ix
Tabel 4.12 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda memberikan motivasi
untuk berbuat kebaikan setiap saat ....................................................... 52
Tabel 4.13 Ketika memberikan materi Pendidikan Agama Islam, apakah guru
anda menggunakan media/alat peraga .................................................. 52
Tabel 4.14 Guru Pendidikan Agama Islam hadir di kelas tepat waktu ................... 53
Tabel 4.15 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda, menghukum apabila
tidak mengerjakan pekerjaan rumah ..................................................... 53
Tabel 4.16 Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengawasi anda pada
saat ujian Pendidikan Agama Islam berlangsung ................................. 54
Tabel 4.17 Menurut anda, apakah guru Pendidikan Agama Islam anda
mengulang kembali pelajaran yang sudah dipelajari, sebelum
memulai materi berikutnya ................................................................... 55
Tabel 4.18 Apakah anda datang kesekolah dan masuk kelas tepat waktu .............. 55
Tabel 4.19 Apakah kamu memakai seragam dan atribut sekolah ........................... 56
Tabel 4.20 Apakah kamu menguncapkan salam kepada guru ketika bertemu di
lingkungan sekolah atau di luar sekolah ............................................... 58
Tabel 4.21 Ketika sedang mengikuti ujian sekolah (ulangan harian, uts, uas dan
lainya), apakah anda mengerjakan sendiri ............................................ 57
Tabel 4.22 Apakah anda membuang sampah pada tempatnya ............................... 58
Tabel 4.23 Berbicara sopan kepada kepala sekolah, guru, karyawan dan teman ... 58
Tabel 4.24 Apakah kamu memperhatikan guru pada saat pelajaran berlangsung .. 59
Tabel 4.25 Mengerjakan tugas dari guru tepat pada waktunya .............................. 39
Tabel 3.26 Melaksanakan Tugas Piket Dengan Penuh Tanggung Jawab ............... 38
Tabel 3.27 Mengikuti Upaca Bendera .................................................................... 38
Tabel 3.28 Mengikuti Kegiatan Ekstrakulikuler ..................................................... 38
Tabel 3.29 Melaksanakan Shalat Wajib dan Sunnah Berjama‟ah .......................... 38
Tabel 3.30 Menghafal dan Membaca Al-Qur‟an pada saat Takhsin ...................... 38
Tabel 3.31 Ketika Terlambat Apakah guru Memberikan Sanksi ........................... 38
x
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2.1 Kerangka Berfikir Membentuk Kedisiplinan Siswa di Sekolah ........... 38
Tabel 4.1 Struktur Organisasi ............................................................................... 38
xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Surat Bimbingan Skripsi
LAMPIRAN 2 : Surat Permohonan Izin Peneitian
LAMPIRAN 3 : Instrumen Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam
LAMPIRAN 4 : Hasil Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam
LAMPIRAN 5 : Instrumen Angket Peran Guru PAI Dalam Membentuk
Kedisiplinan siswa
LAMPIRAN 6 : Hasil Angket Variabel X dan Variabel Y
LAMPIRAN 7 : Uji Referensi
LAMPIRAN 8 : Surat Keterangan Penelitian Dari Sekolah
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu negara ditentukan oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dan dapat mengoptimalkan sumber daya manusia lainya.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini
suatu negara dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
dapat mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi sehingga
mampu bersaing di era globalisasi. Salah satu cara untuk melahirkan
sumber daya manusia yang berkualitas yaitu melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalani
kehidupannya di era globalisasi dan berguna untuk mengembangkan
potensi diri. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses
pembangunan nasional. Pendidikan juga dijadikan investasi dalam
pengembangan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan
dan kemapuan diri diyakini sebagai faktor pendukung mansia dalam
mengarungi kehidupan yang penuh tangtangan. Dalam kerangka inilah
pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai dasar bagi masyarakat
yang ingin maju dan berkembang.1
Dalam undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat
1, dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2
Selain itu, dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional merumuskan fungsi dan tujuan
1 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2004), hal.iii
2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Bandung: Fokusmedia, 2009), hal.3
2
pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan
upaya pendidikan di Indonesia pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk
watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.3
Niat dan tekad bangsa ini untuk membangun SDM Indonesia
sangat baik dan ideal. marilah kita cermati bahwa salah satu pertimbangan
utama mengapa UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 lahir adalah bahwa
sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi, dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Menurut Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang dikutip oleh
Abdul Majid dan Dian Andayani di dalam bukunya yang berjudul
Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, menjelaskan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, ajaran agama Islam serta seimbangkan dengan
tuntunan untuk menjaga atau menghormati hubungan baik terhadap
kerukunan antar umat beragama.4
.Sebagaimana yang dikutip oleh Zakiyah Daradjat, “Pendidikan
Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta
didik agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh.
Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan Islam sebagai pedoman hidup”.5
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara keseluruhan
3 Ibid., hal. 6
4 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 130
5 Ibid.
3
meliputi, AL-Qur’an dan al-hadis, akidah akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah,
Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman siswa tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT.
Disiplin diri peserta didik bertujuan untuk membantu menemukan
diri, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta
berusaha menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan menyenangkan
bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka mentaati segala peraturan
yang ditetapkan.6 Dalam penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
disiplin dapat membantu pendidik untuk mengatasi masalah-masalah yang
timbul dalam proses belajar-mengajar dan menimbulkan peran yang positif
dalam peraturan yang ada di sekolah.
Dalam rangka mensukseskan pendidikan karakter, guru harus
mampu menumbuhkan disiplin peserta didik, terutama disiplin diri (self-
discipline). Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan
pola perilakunya, meningkatkan standar perilakunya, dan melaksanakan
aturan sebagai alat menegakan disiplin. Untuk mendisiplinkan peserta
didik perlu dimulai dengan prinsip yang sesuai dengan tujuan pendidikan
Nasional, yakni sikap demokratis, sehingga peraturan disiplin perlu
berpedoman pada hal tersebut, yakni dari, oleh dan untuk peserta didik itu
sendiri.7
Menurut Nurla Isna Aunillah di dalam bukunya mengatakan bahwa
tidak sedikit guru yang merasa kewalahan dalam menghadapi peserta didik
yang sulit diatur, cenderung membantah saat dinasehati, dan sering kali
melakukan pelanggaran. Menipisnya sikap disiplin pada peserta didik
memang merupakan masalah serius yang dihadapi oleh dunia pendidikan.
dengan tidak adanya sikap disiplin, tentu saja proses pendidikan tidak akan
efektif, sehingga keadaan itu akan menggambat tercapainya cita-cita
6 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT. Bumi Askara, 2012), hal.26.
7 Ibid. , hal.26-27.
4
pendidikan.8
Selanjutnya Sudarwan Danim menjelaskan, disiplin diri itu tidak
mudah bagi orang yang belum berhasil membiasakan diri. Dapat kita
banyangkan apa yang harus dilakukan guru untuk datang tepat waktu,
pada hal jarak tempuh relatif jauh dan potensi kemacetan mengancam.
Penegakan dispilin berawal dari satu titik, yaitu komitmen pribadi yang
harus kuat ditanamkan . Baginya, komitmen ini harus disertai dengan
kesadaran untuk memosisikan diri, menghargai waktu, menguasai
subtansi, memahami satuan waktu untuk menyelesaikan tugas, dan target
yang jelas.9 Dapat disimpulkan bahwa, untuk mendisiplinkan diri itu kita
harus kuat dalam hal yang kita kerjakan sehari-hari dan harus
memanfaatkan waktu sekecil apapun itu sehinnga terbiasa mengatasi
segala pekerjaan yang sudah direncanakan.
Peran disiplin di setiap sekolah cukup bervariasi. Hal ini
disebabkan oleh adanya perbedaan norma kelakuan dan suasana sekolah
masing-masing. Setiap sekolah mempunyai kepala sekolah, guru,
karyawan, dan peserta didik yang berbeda. Perbedaan ini memberikan
kemungkinan adanya perbedaan berbagai kebijakan dan peraluran yang
dikeluarkannya.
Dari latar belakang yang di kemukakan di atas, penulis mencoba
mengkaji dan meneliti lebih jauh dalam bentuk skripsi yang berjudul :
"EFEKTIVITAS PERAN GURU DALAM MEMBENTUK
KEDISIPLINAN SISWA DI MTS ANNAJAH JAKARTA”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
8 Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Penddikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta:
Laksana, 2011), hal.55
9 Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, Ke Profesional
Madani, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011), hal. 138.
5
timbulah permasalahan antara lain :
1. Masih ada guru yang kurang peduli terhadap siswa dalam membentuk
kedisiplinan.
2. Masih ada siswa yang tidak meneladani perilaku kedisiplinan di
sekolah.
3. Masih ada orang tua yang kurang peduli terhadap kedisiplinan anak-
anaknya.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan mencapai sasaran yang
hendak dibahas sebagaimana dalam judul tersebut, maka penulis
memberikan batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai
berikut:
a. Efektivitas peran guru yang dimaksud adalah segala macam
perbuatan yang dilakukan guru di sekolah yang baik, yang
dapat berpengaruh terhadap kedisiplinan dan tata tertib siswa.
b. Kedisiplinan siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
segala sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh siswa di dalam
kelas maupun di luar kelas.
c. Siswa yang dimaksud di sini adalah siswa kelas XI di MTs
Annajah tahun ajaran 2016/2017. Adapun alasan penulis
memilih siswa kelas XI sebagai objek penelitian adalah karena
siswa-siswi kelas XI dianggap sudah cukup memiliki rasa
tanggungjawab dalam menjalankan tan
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah tersebut untuk memudahkan pelaksanaan
penelitian, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai
berikut: Bagaimanakah efektivitas Peran guru agama Dalam
Membentuk kedisiplinan dengan Tata Tertib Siswa di MTs Annajah
Kelas IX Tahun Ajaran 2016/2017.
6
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui sejauh mana efektivitas peran guru dalam
membentuk kedisiplinan peserta didik di MTs Annajah Jakarta.
E. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi
kajian pendidikan agama islam tentang pembentukan kedisiplinan
di sekolah.
b. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan bahan rujukan
penelitian yang akan datang.
c. Memperkaya kajian tentang kedisplinan siswa di sekolah.
d. Memperkaya konsep pendidikan agama islam terutama tentang
membentuk kedisiplinan siswa di sekolah.
2. Secara Praktis
a. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi lembaga pendidikan
dalam hal yang berkenaaan dengan kedisiplinan di sekolah,
sekaligus hasilnya dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan
keberhasilan yang seimbang di masa yang akan datang.
b. Hasil penelitian ini akan menjadi masukan bagi kepala sekolah
dan guru dalam membentuk kedisplinan siswa yang mentaati
peraturan tata tertib di sekolah.
3. Secara Akademis
a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memberikan suatu
karya penelitian baru yang dapat mendukung dalam pendidikan
agama islam terutama mngenai kedisplinan di sekolah.
b. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan yang berarti dalam
memahami secara komprehensif dengan mengaplikasikan ilmu
yang telah diperoleh.
7
c. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai acuan terhadap
pengembangan penelitian pada kajian yang sama.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Efektivitas Peran Guru Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kata “Pendidikan” adalah
proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok
orang mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan; proses dengan cara perbuatan mendidik. Sedangkan Kata
“Keagamaan” adalah kegiatan di bidang pendidikan dan pengajaran
dengan sasaran utama memberikan pengetahuan keagamaan dan
menanamkan sikap hidup beragama.1
Jadi Pendidikan Agama Islam adalah proses mengubah tingkah laku
seseorang untuk menjadi manusia yang dewasa dalam menentukan
perbuatan dengan cara mendidik dalam pengetahuan keagamaan
tujuannya untuk menanamkan kehidupan yang beragama.
Di dalam UU Guru dan Dosen ditegaskan secara jelas dalam pasal
1 ayat (1), yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajarkan,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.2
Menurut Abudin Nata di dalam buku Dimensi-dimensi
Pendidikan Islam mengartikan “pendidik adalah orang yang
melakukan kegiatan dalam bidang mendidik”.3 Maka dapat dikatakan
bahwa pendidik adalah semua orang atau siapa saja yang berusaha dan
memberikan pengaruh terhadap pembinaan orang lain (peserta didik)
agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju kesempurnaan.
1Pusat Bahasa DEPDIKNAS,, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
Cet.3, hal.263.
2Trianto& Titik Tri Wulan Tutik, UU Guru dan Dosen: Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban
Pendidik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), 20hal.23.
3A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hal,
68.
8
Istilah guru memiliki banyak pengertian dalam literatur Islam
sebagaimana dijelaskan oleh Muhaimin dalam A. Fatah Yasin, Guru
dalam literatur Islam biasa disebut sebagai ustadz, mu’allim, murabby,
mursyid, mudarris, dan mu’addib. Pengertian dari masing-masing
istilah tersebut sebagai berikut: 4
a. Ustadz, Biasa digunakan untuk memanggil seorang profesor. Ini
mengandung makna bahwa seorang pendidik (guru/ ustadz)
dituntut untuk komitmen terhadap profesionalisme dalam
mengemban tugasnya.
b. Mu’allim, artinya bahwa seorang pendidik itu adalah seorang
yang memiliki ilmu pengetahuan luas, dan mampu menjelaskan,
mengajarkan dan mentranfer ilmunya. Sehingga pesrta didik
dapat mengamalkannya dalam kehidupanya.
c. Murabbi, yakin menciptakan, mengatur, mengurus dan
pemerbaharu (memperbaiki).
d. Mursyid, berati guru harus berusaha menularkan penghayatan
akhlak/kepribadiannya kepada peserta didiknya, baik yang berupa
etos beribadah, etos kerja, belajar, maupun dedikasinya yang
mengharapkan ridha Allah semata.
e. Mudarris, artinya orang yang memiliki tingkat kecerdasan tingkat
intelektual lebih, berusaha untuk membantu ketidaktahuan peserta
didik dengan cara melatih intelektualnya melalui proses
pembelajaran.
f. Mu’addib, artinya apabila mu’adib sebagai isim fa’il dari kata
“addaba- yuaddibu- ta’diiban” yang berarti menanamkan sopan
santun yang dilandasi dengan etika, moral dan sikap yang santun,
serta mampu menanamkan kepada peserta didik melalui contoh di
tiru oleh peserta didik.
4 A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press,2008 ), h.
85-86.
9
Menurut zakiah Daradjat, dkk guru adalah pendidik profesional,
karena ia telah merelakan dirinya untuk menerima dan memikul
sebaian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para
orang tua. Meraka ini takala menyerahkan anakanya ke sekolah,
sekaligus berarti pelimpahan sebagai tanggung jawab pendidikan
anaknya kepada guru. 5
Dapat disimpulkan bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan
anaknya kepada sembarang guru/sekolah karena orang tua harus
memilih yang terbaik untuk anak-anaknya dalam pendidikan yang
menjadikan anak-anaknya berkembang dengan baik .
Dalam konteks pendidikan sebagai usaha sadar yang dengan
sengaja dirancang atau didisain dan dilakukan oleh seorang
pendidik agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju kearah
yang lebih baik (dewasa), dan dilaksanakan melalui jalur sekolah
formal, maka yang disebut dengan pendidik dapat disederhanakan
atau dipersempit maknanya.6
Yakni, pendidik adalah orang-orang yang sengaja dipersiapkan
untuk menjadi pendidik secara profesional dengan tujuan agar dapat
menjadikan peserta didik menjadi orang-orang yang lebih baik dan
menjaga akhlak dan perilakunya.
Suatu pekerjaan yang dikatakan profesi dan harus dikerjakan secara
profeional, antara lain memiliki ciri-ciri antara lain. Pertama,
pekerjaan tersebut mempunyai landasan teoritik dan keilmuan yang
jelas. Kedua, pekerjaan tersebut dipersiapkan mulai proses
pendidikan dan pelatihan secara formal. Ketiga, pekerjaan tersebut
mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Keempat, pekerjaan
tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada kode etik yang telah
disepakati. Kelima, pekerjaan tersebut memiliki standar/upah gaji.
Keenam, pekerjaan tersebut biasanya memiliki wadah yang
terorganisasi secara rapi.7
Selanjutnya Suryasubrata dalam Abdul Mujib dan Jusuf
Mudzakkir, Menjelaskan, guru adalah orang yang dewasa yang
5 Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), cet. 10,
h.39.
6 A. Fatah Yasin, Ibid., h. 69.
7 Op.cit. h.69.
10
bertanggung jawab memberi pertolongan pada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat
kedewasaanya, mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai
hamba dan khalifah Allah SWT dan mampu sebagai makhluk sosial
dan sebagai makhluk hidup yang mandiri.8
Pendidik pertama dan utama adalah orang tua itu sendiri.
Mereka berdua yang bertanggung jawab penuh atas kemajuanan
perkembangan anak kandungnya, karena sukses tidaknya anak sangat
tergantung pengasuh, perhatian, dan pendidikan.9 Dapat disimpulkan
Sebagai pendidik pertama dan utama terhadap anak-anaknya, orang
tua tidak selamanya memiliki waktu yang leluasa dalam mendidik
anak-anaknya. Selain dalam kesibukan kerja, tingkat efektivitas dan
efesiensi pendidikan tidak akan baik jika pendidikan hanya dikelola
secara alamiah.
Selanjutnya zakiah Daradjat dalam Ramayulis
mengemukakan, “pendidik adalah individu yang akan memenuhi
kebutuhan pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik”.10
Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa tugas pendidik atau
guru tidak semata-mata mengembangkan potensi peserta didik pada
aspek pengetahuan (kognitif), tetapi juga meliputi aspek sikap
(afektif) dan tingkah laku (psikomotorik). Dengan demikian seorang
peserta didik akan dapat berkembang secara utuh sebagai manusia
yang memiliki akhlak mulia.
Menurut Tayar Yusuf dikutip oleh Abdul Majid dan Dian
Andayani mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar
generasi tua untuk memberikan pengalaman, pengetahuan, kecakapan
dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi yang
8Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana , 2006), h.87.
9Ibid. , h.88.
10
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia), 2012 h.104.
11
bertakwa kepada Allah SWT.11
Dalam pengertian tersebut
menjelaskan bahwa pendidikan agama Islam itu sangat penting,
karena semua orang bertaggung jawab untuk memberikan ilmu-
ilmunya seperti, orang tua mengajarkan anak-anaknya untuk
mengenalkan atau mengajarkan pendidikan agama islam.
Berdasarkan teori-teori yang telah dijabarkan di atas maka
dapat dinyatakan bahwa Guru Pendidikan Agama Islam adalah
pendidik profesional yang mengarahkan dan memenuhi kebutuhan
pengetahuan, sikap dan tingkah laku terhadap peserta didik
berdasarkan nilai-nilai Islami dan menjadikan manusia yang
berkualitas agar terangkat derajat kemanusiannya dan mampu
mengemban tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah SWT.
2. Pengertian Peran Guru Pendidikan Agama Islam
Peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah, “1. Pemain
sandiwara, 2. tukang lawak pada pemain makyong, 3. perangkat
tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di
masyarakat”.12
Ramayulis Mengungkapkan bahwa Kehadiran guru dalam proses
pembelajaran mempunyai peran yang penting, peran guru itu belum
bisa tergantikan oleh teknologi seperti radio, televisi, tape recorder,
internet, komputer maupun teknologi yang paling modern. Banyak
unsur-unsur manusiawi seperti, sikap, sistem nilai, perasaan,
motivasi kebiasaan dan keteladanan, yang diharapkan dan hasil
proses pembelajaran, yang tidak dapat dicapai kecuali melalui
pendidikan Agama.13
Wrightman dalam Uzer Usman Mengatakan, “peran guru adalah
terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang
dilakukan dalam situasi tertentu serta sehubungan dengan kemajuan
11
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konseep
dan Impementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 130.
12
Pusat Bahasa DEPDIKNAS, Op.cit., hal.854.
13
Ramayulis, op. Cit. , h.123.
12
perubahan tigkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi
tujuan”.14
Dalam buku Didaktika Islamika, “guru Agama Islam di sekolah-
sekolah seperti juga guru mata pelajaran lainya, bukanlah orang yang
serba tahu. Lebih-lebih dengan tersedianya berbagai alternatif sumber
informasi baik dalam bentuk cetak, maupun elektronik”.15
Ahmad Tafsir dalam A.Fatah Yasin menjelaskan “Bahwa
pendidik dalam islam adalah siapa saja bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didik (anak didik)”. 16
Orang yang paling
pertama dan utama dalam bertanggung jawab terhadap peserta didik
adalah orang tua terhadap anaknya. Hal ini disebabkan karena ada dua
hal. Pertama, orang tua ditakdirkan melahirkan anaknya dan oleh
sebab itu ditakdirkan juga bertanggung jawab mendidik anak-anaknya
tersebut. Kedua, orang tua berkepentingan terhadap kemajuan
perkembangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses pula
orangtuanya.
H.A. Malik Fajar mengemukakan di dalam Jurnal Keislaman,
Kependidikan, dan Kebahasaan bahwa peran guru agama tidak
sekedar sebagai pengajar atau penyampaian materi pengajaran,
tetapi lebih dari itu ia adalah sebagai sumber figure “spiritual” dan
sekaligus “bapak/ibu” , sehingga terjalin hubungan kerohanian
antara guru dan peserta didik menyatu dan mampu melahirkan
keterpaduan bimbingan rohani dan akhlak dengan materi
pengajaran.17
Disamping itu, terdapat tugas pokok guru Pendidikan Agama
Islam. Didalam buku Ilmu Pendidikan Islam, Al-Nahlawi
menyimpulkan bahwa tugas pokok (peran pokok) guru dalam
pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
14 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bnadung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h.
4.
15
Anah Suhaenah Suparno, “Reorientasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum”, Jurnal
keislaman, kependidikan dan kebahasaan, edisi khusus, 2000, h.38.
16
A. Fatah Yasin, op.cit., h. 87.
17
H.A. Malik Fajar, Didaktika Islamika: Jurnal Keislaman, Kependidikan dan kebahasaan,
Edisi Khusus, 2000, h.63.
13
a. Tugas pensucian. Guru hendaknya mengembangkan dan
membersihkan jiwa peserta didik agar dapat mendekatkan
diri kepada Allah SWT, menjauhkannya dari keburukan, dan
mengajak agar tetap berada pada fitrahnya.
b. Tugas pengajaran. Guru hendaknya menyampaikna berbagai
pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik untuk
diterjemahkan dalam tingkah laku dan kehidupan.18
Menurut Cece Wijaya peran guru adalah:
a. Guru sebagai pendidik dan pengajar, yakni harus memiliki
kestabilan emosi, ingin memajukan siswa, bersikap realitas,
bersikap jujur dan terbuka dan peka terhadap pekembangan
terutama invasi pendidikan.
b. Guru sebagai anggota masyarakat yakni harus pandai bergaul
dengan anggota masyarakat.
c. Guru sebagai pemimpin.
d. Guru sebagai pelaksana adminisrtasi yakni akan dihadapkan
dengan administrasi yang harus dikerjakan di sekolah.
e. Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar yakni harus
menguasi berbagai metode pengajaran dan harus menguasai
situasi belajar mengajar di dalam kelas dan di luar kelas.19
Menurut Sardiman di dalam bukunya yang Interaksi dan
Motivasi belajar Mengajar menyebutkan peran guru agama islam
sebagai berikut:
a. Sebagai Transmitter (pengajar)
Dalam kegiatan belajar guru bertindak selaku penyebar
kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
b. Sebagai Inisiator (pendidik)
18 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), h.125.
19
A. Fatah Yasin, Op. cit, hal. 46.
14
Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses
belajar. Sudah tentu ide-ide itu merupakan ide-ide yang kreatif,
yang dapat dicontoh oleh anak didiknya.
c. Sebagai Pengarah/pembimbing
Guru dalam peran ini lebih menonjol. Guru dalam hal ini
harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
d. Sebagai Motivator
Peran guru sebagai motivator ini penting dalam belajar-
mengajar, dalam rangka menigkatkan kegiatan dan
pengembangan kegiatan belajar siswa.
e. Sebagai mediator
Guru sebagai mediator dapat diartikan sebgai penengah
dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya menengahi atau
memerberikan jalan keluar kemacetan disikusi siswa. Mediator
juga diartikan penyedia media, bagaimana cara memakai dan
mengorganisasikan penggunaan media.
f. Sebagai organisator
Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik.
g. Sebagai evaluator
Evaluasi yang dimaksud adalah menilai prestasi anak didik
dalam bidang akademis maupun tingkah laku.
h. Sebagai informator
Guru sebagai pelaksana cara mengajar informatif dan
sumber kegiatan akademik maupun umum.
i. Sebagai fasilitator
Guru dalam hal ini memberikan fasilitas atau kemudahan
dalam proses belajar-mengajar.20
20 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2003), hal, 144-146, cet. 10
15
Selanjutnya zakiah Daradjat dalam Ramayulis mengemukakan,
“pendidikan adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan
pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik.”21
Definisi tersebut
mengandung pengertian bahwa tugas pendidik atau guru tidak semata-
mata mengembangkan potensi peserta didik pada aspek pengetahuan
(kognitif), tetapi juga meliputi aspek sikap (afektif) dan tingkah laku
(psikomotorik). Dengan demikian seorang peserta didik akan dapat
berkembang secara utuh sebagai manusia yang memiliki akhlak mulia.
Berdasarkan teori-teori yang telah dijabarkan di atas maka dapat
dinyatakan bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam adalah
pendidik profesional yang mengarahkan dan memenuhi kebutuhan
pengetahuan, sikap dan tingkah laku terhadap peserta didik
berdasarkan nilai-nilai Islami dan menjadikan manusia yang
berkualitas agar terangkat derajat kemanusiannya dan mampu
mengemban tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah SWT.
3. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam
Menurut Al-Ghazali “Tugas Pendidik adalah menyempurnakan,
membersihkan, menyucikan, dan membaca hati manusia untuk selalu
mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT”.22
berdasarkan
penjelasan ini berarti tugas pendidik ini amatlah berat selain hanya
sekedar memberikan materi akan tetapi bertugas untuk mengajarkan
kepada peserta didik untuk selalu mendekatkan diri kepada
penciptanya.
Ramayulis menjelaskan bahwa tugas guru dapat dikategorikan
pada tugas secara umum dan tugas secara Khusus. Tugas secara
umum adalah sebagai waratsat al-anbiya, yang pada hakikatnya
mengemban misi rahmat li al-alamin, yakni suatu misi yang mengajak
manusia untuk tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah, guna
21 Ramayulis, Op. cit. , h. 104.
22
Abdul Mujib dan Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana, 2006), hal. 90.
16
memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Sedangkan tugas guru
secara khusus adalah: 1) sebagai pengajar (intruksional), 2) sebagai
pendidik (edukator), dan 3) sebagai pimpinan (managerial).23
Selain
itu, tugas guru ialah memberikan pengetahuan (cognitive) sikap dan
nilai (afektif) dan keterampilan (psychomotor)kepada anak didik. Guru
itu berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan arif dan
bijakasana sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara
guru dan anak didik.
Berkaitan dengan uraian di atas maka tanggung jawab
pendidikan sebagaimna disebutkan oleh Abd al-Rahman al-Nahlawi
adalah, mendidik individu supaya beriman kepada Allah dan
melaksanakan syari’atNya, mendidik diri supaya beramal saleh, dan
mendidik masyarakat untuk saling menasehati dalam melaksanakan
kebenaran, saling menasehati agar tabah dalam menghadapi kesusahan
beribadah kepada Allah serta menegakan kebenaran.24
Guru adalah profesional, karenanya secara implisit ia telah
merelakan dirinya menerima dan memilkul sebagian tanggung jawab
pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Hal ini
menunjukan pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan
anaknya kepada kesembaranagan guru karna tidak sembaranagan
orang dapat menjadi guru.25
Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah
norma kepada anak didik agar tahu nama perbuataan yang susila dan
asusila, maka perbuatan yang bermoral dan amoral.26
Jadi guru harus
bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuataannya
dalam rangka rangka membina jiwa dan watak anak didik. Dengan
demikian, tanggung guru adalah untuk membentuk anak didik agar
23Ramayulis, Op. cit, h.110-111.
24
Ramayulis, Op. cit. , h. 111.
25
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2012), h. 39
26
Akmal Hawi, Op.cit. , h. 13
17
menjadi orang yang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa,
dna bangsa dimasa yang akan datang.
Djamarah di dalam Fatah Yasin merinci, “ bahwa tugas dan
tanggung jawab pendidik adalah:
a. Kolektor, yaitu pendidik bisa membedakan mana nilai yang
baik dan mana nilain yang buruk , dilakukan bersifat
menyeluruh dari afektif sampai ke psikomotor.
b. Inspirator, yaitu pendidik menjadi ispirator/ ilham bagi
kemajuan belajar siswa.
c. Informator, yaitu pendidik harus dapat memberikan informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Organisator, yaitu pendidik harus mampu mengolah kegiatan
belajar.
e. Motivator, yaitu pendidik harus mampu mendorong peserta
didik agar bergairah dan aktif belajar.
f. Inisiator, yaitu pendidik menjadi pencetus ide-ide kemajuan
dalam pendidikan dan pengajaran.
g. Fasilitator, yaitu pendidik dapat memberikan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan kegiatan belajar.
h. Pembimbing, yaitu pendidik harus mampu membimbing anak
didik manusia dewasa yang baik.
i. Demonstator, yaitu jika diperlukan pendidi bisa
mendemontrasikan bahan pelajaran yang susah dipahami
j. Pengelola kelas, yaitu pendidik harus mampu mengelola kelas
untuk menunjang interaksi eduktif.
k. Mediator, yaitu pendidik menjadi media yang berfungsi
sebagai alat komusikasi guna menefektifkan proses interaktif
edukatif.
l. Supervisor, yaitu pendidik hendaknya dapat memperbaiki, dan
menilai secara kritis terhadap proses pengajaran dan
18
m. Evaluator, yaitu pendidik tituntut menjadi evaluator yang baik
dan jujur.27
Menurut Amstrong yang dikutip oleh Akmal Hawi berpendapat
bahwa tugas dan tanggung jawab guru ada lima, yaitu: 1. tanggung
jawab pengajaran, 2. tanggung jawab memberikan bimbingan, 3.
tanggung jawab mengembangkan kurikulum, 4. tanggung jawab
mengembangkan profesi, 5. tanggung jawab dalam membina
hubungan dengan masyarakat.28
Berdasarkan teori-teori yang telah jelaskan di atas maka dapat
disimpulkan bahawa tugas pendidik adalah memberikan pembelajaran
dengan tujuan menjadikan para peserta didik untuk selalu
membiasakan diri dalam hal mendekatkan diri kepada yang Maha
Kuasa, sama halnya dengan tanggungjawab yang diberikan oleh
pendidik tujuannya adalah mengarahkan kepda peseerta didik untuk
selalu beriman kepada Allah, mengamalkan syari’atnya dan saling
menasehati agar tabah dalam menghadapi kesusahan beribadah
kepada Allah SWT.
B. Kedisiplinan Siswa
1. Pengertian Displin
Disiplin merupakan padanan kata discipline yang bermakna
tatanan tertentu yang mencerminkan ketertiban.29
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia disiplin berarti tata tertib; ketaatan
(kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya).30
Dengan disiplin membuat seseorang akan tahu dan dapat
membedakan hal-hal apa yang seharunya dilakukan, yang wajib
27 A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam ,(Malang: UIN Malang press, 2008),
h.82-83.
28
Akmal Hawi, Op.cit., h. 42.
29
Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Kencana Media Grup, 2011),
hal.137
30
Pusat Bahasa DEPDIKNAS, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
Cet.3 hal.268
19
dilakukan, yang boleh dilkukan, dan yang tak sepatutnya dilakukan.
Bagi seorang yang sudah disiplin, karena sudah menyatu dalam
dirinya, maka perilaku dan perbuatan yang dilakukan bukan lagi
dirasakan sebagai beban, namun akan membebani dirinya apabila ia
tidak berbuat disiplin.untuk lebih memahami tentang disiplin.
Menurut Maman Racman dalam Tu’u, “menyatakan disiplin
sebagai upaya mengendlikan diri dan sikap mental individu atau
masyarakan dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap
peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang
muncul dari dalam hatinya”.31
Menurut Sudarwan Danim yang termasuk dalam istilah disiplin
adalah ketaatan yang mengikuti prosedur.32
Setiap individu yang
disiplin konsisten mengikuti aturan dan arahan yang berlaku sesuai
prosedur. Ketika pengemudi menikung tanpa disiplin dapat
membahayakan. Demikian juga, seorang teknisi pemula yang bekerja
tanpa displin mengikuti manual kerja, berpotensi merusak, bukan
memperbaiki. Guru harus memiliki disiplin diri tinggi, tanpa disiplin
guru tidak akan memcapai hasil yang menajubkan.
Menurut Mulyasa disiplin adalah keadaan tertib, ketika orang-
orang yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-
peraturan yang ada dengan senang hati.33
Berdasarkan definisi
tersebut, disiplin sekolah dapat diartikan sebagai keadaan tertib, ketika
kepala sekolah, guru, dan staf, serta peserta didik yang tergabung
dalam lingkungan sekolah tunduk kepada aturan-aturan yang telah
ditetapkan dengan senang hati.
Berdasarkan uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kedisiplinan itu adalah ketaatan tata tertib yang harus dimiliki oleh
31 Ibid, Hal. 31.
32
Sudarwan Danim, Op.cit., hal.137.
33
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. 3, hal. 191.
20
masing-masing individu dengan konsisten tunduk dan patuh kepada
peraturan-peraturan atau sistem yang ada.
2. Perlunya Disiplin
Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun, begitupun
seorang siswa dia harus disiplin dalam menaati tata tertib sekolah,
disiplin dalam belajar sekolah, disiplin dalam mengerjakan tugas,
maupun displin dalam belajar di rumah, sehingga akan dicapai hasil
belajar yang optimal.
Banyaknya perilaku negatif dan penyimpangan di sekolah
menunjukan pentingnya disiplin sekolah. Dalam hal ini, guru
bertanggung jawab mengarahkan pada yang baik, harus menjadi
contoh, sabar, dan penuh pengertian. Guru harus mampu
menumbuhkan disiplin dalam diri peserta didik, terutama disiplin diri
(self discipline). Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu
melakukan tiga hal sebagai berikut:
a. Membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku
untuk dirinya.
b. Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya.
c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk
menegakan disiplin.34
Menurut Tu’u di dalam bukunya menjelaskan bahwa disiplin
itu sangat berperan penting dalam membentuk individu yang
berciri keunggulan, berikut ini alasan bahwa disiplin sangat
berperan penting karena :
a. Disiplin muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil
dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang berulang kali
melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat
optimalisasi potensi dan prestasinya
b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dn juga kelas
kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.
34 E. Mulyasa, Ibid., h.192.
21
Secara positif disiplin memberi dukungan yang tenang dan
tertib bagi proses pembelajaran
c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak
dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan, dan
disiplin. Dengan demikian anak-anak dapat menjadi
individu yang tertib, teratur dan disiplin.
d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam
belajar dan kelak ketika bekerja.35
3. Fungsi Disiplin
Fungsi disiplin sangat penting untuk ditanamkan pada siswa,
disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata
kehidupan berdisiplin, fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u di dalam
bukunya adalah sebagai berikut:
a. Menata kehidupan bersama
Manusia merupakan makhluk sosisal, Manusia tidak akan
bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam kehidupan
bermasyarat sering terjadi pertikaian antara sesama manusia
yang disibabkan karena berbenturan kepentingan, karena
manusia selain makhluk sosial ia juga sebagai makhluk
individu yang tidak lepas dari sifat egonya, sehihingga
terkadang di masyarakat terjadi benturan antara kepentingan
pribadi dan kepentingan bersama. Oleh karena itu disini
pentingnya fungsi disiplin untuk mengatur tata kehidupan
manusuia dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat.
Sehingga dengan begitu, hubungan antara individu satu dengan
individu yang lain menjadi baik dan teratur.
b. Membangun kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sifat tingkah laku dan pola
hidup sesorang yang tercermin dalam penampilan, perkataan
35 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2004), hal.34.
22
dan perbuatan. Antara orang yang satu dengan orang yang lain
memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Lingkungan sangat
berpengaruh terhadap kepribadian seseorang, apabila sesorang
siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan
sekolah yang tertib, teratur, tenang dan tentram sangat
berperan dalam membangun kepibadian yang baik.
c. Melatih kepribadian yang baik
Kepribadian yang baik selain perlu dibangun sejak dini,
juga perlu dilatih kerena kepribadian yang baik tidak muncul
dengan sendirinya. Kepribadian yang baik perlu dilatih dan
dibiasakan, sekap perilaku dan pola kehidupan dan disiplin
tidak terbentuk dalam waktu yang singkat, namun melalui
suatu proses yang membutuhkan waktu lama.
d. Pemaksaan
Fungsi disiplin dengan paksaan maksudnya adalah sebagai
pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-
peraturan yang berlaku di lingkungan itu. Memang disiplin
seperti ini masih dangkal, akan tetapi, dengan pendampingan
guru-guru, pemaksaan, pembinaan dan latihan disiplin seperti
itu dapat menyadarkan siswa bahwa disiplin itu penting
baginya. Dari mula-mula karena paksaan, kini dilakukan
karena kesadaran diri, menyentuh kalbunya, merasakan
sebagai kebutuhan dan kebiasaan. Diharapkan juga disiplin ini
meningkat menjadi kebiasaan berfikir baik, positif, bermakna,
dan memandang jauh ke depan.
e. Hukuman
Dalam suatu sekolah tentunya ada aturan atau tata tertib.
Tata tertib ini berisi hal-hal yang positif dan harus dilakukan
oleh siswa secara konsisten dan konsekuen. Sisi lainnya berisi
sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut.
Hukuman berperan sangat penting karena dapat memberi
23
motivasi dan kekuatan bagi siswa untuk mematuhi tata tertib
dan peraturan-peraturan yang ada, karena tanpa adanya
hukuman sangat diragukan siswa akan mematuhi peraturan
yang sudah ditentukan.
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Disiplin sekolah berufngsi mendukung terlaksanannya
proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu itu
dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan
bagi guru-guru dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan
lain yang diangap perlu. Kemudian diimplementasikan secara
konsisten dan konsekuen. Dengan demikian, sekolah menjadi
lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tertib dan teratur.36
4. Pembentukan Disiplin
Prilaku disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan
perlu kesadaran diri, latihan, kebiasaan, dan juga adanya hukuman.
Penanaman disiplin perlu dimulai sedini mungkin mulai dari dalam
lingkungan keluarga, Mulai dari kebiasaan bangun pagi, makan, tidur,
dan mandi harus dilakukan secara tepat waktu sehingga anak-anak
terbiasa.
Dalam rangka Menyukseskan pendidikan karakter, guru harus
mampu menumbuhkan disiplin peserta didik, terutama disiplin diri
(self-discipline). Guru harus mampu membantu peserta didik
menembangkan pola perilakunya, meningkatkan standar perilakunya,
dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakan disiplin.37
Pembentukan disiplin diri (building self-disipline) sangat
individual sifatnya, karena munculnya diinspirasi dan dilakukan oleh
diri sendiri, meski tidak menutup bahwa hai ini berawal dari
pengkondisian yang lama atau tradisi hidup lingkungan komunitas
yang telah mngakar. Pembentukan disiplin diri laksana otot. Makin
36 Ibid, hal. 38-44.
37
E.Mulyasa, Op.cit., h.26.
24
sering seseorang melakukan gerakan, maka semaking terbentuklah
otot-otot ini. Sebaliknya, semakin jarang melakukan gerakan, maka
otot tidak akan terbentuk.38
Ada empat hal yang dapat mempengaruhi dan membentuk
kedisiplinan (individu): mengikuti dan menaati aturan, kesadaran diri,
alat pendidikan, dan hukuman. Keempat ini merupakan faktor
dominan yang mempengaruhi dan membentuk kedisiplinan yaitu:
a. Kesadaran diri
Sebagai pemahaman diri bahwa didiplin penting bagi
kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri
menjadi motif sangat kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin
yang terbentuk atas kesadaran diri akan kuat pengaruhnya dan
akan lebih tahan lama dibandingkan dengan disiplin yang
terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman.
b. Pengikutan dan ketaatan
Sebagai langkah penetapan dan praktik atas peraturan-
peraturan yang mengatur perlaku individunya. Hal ini sebagai
kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh
kemampuan dan kemauan diri yang kuat.
c. Alat pendidikan
Untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan
membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang
ditentukan atau diajarkan.
d. Hukuman
Sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan
yang salah sehingga orang kembali kepada perilaku yang sesuai
dengan harapan.39
Lanjut Tu’u menambahkan masih ada faktor-faktor yang
berpengaruh dalam pembentukan kedisiplinan yaitu:
38 Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, ke profesional
Madani, (Jakarta: Kencana Media Grup, 2011), hal.141
39
Tulus Tu’u, Op.cit,. h.48-49.
25
1) Teladan
Teladan adalah contoh yang baik yang seharusnya
ditiru oleh orang lain. Dalam hal ini siswa lebih mudah
meniru apa yang mereka lihat sebagai teladan (orang yang
dianggap baik dan patut ditiru) daripada dengan apa yang
mereka dengar. Karena itu contoh dan teladan disiplin dari
atasan, kepala sekolah, guru-guru serta penata usaha sangat
berpengaruh terhadap disiplin para siswa.
2) Lingkungan berdisiplin
Lingkungan berdisiplin kuat pengaruhnya dalam
pembentukan disiplin dibandingkan dengan lingkungan
yang belum menerapkan disiplin. Bila berada dalam
lingkungan yang berdisiplin, seseorang akan terbawa oleh
lingkungan tersebut.
3) Latihan berdisiplin
Disiplin dapat tercapai dan dibentuk melalui latihan
dan kebiasaan. Artinya melakukan disiplin secara berulang-
ulang dan membiasakannya dalam praktik-praktik disiplin
sehari-hari. Dengan latihan dan membiasakan diri, disiplin
akan terbentuk pada diri siswa.40
Menurut Bohar Soeharto dikutip oleh Tulus Tu’u di dalam
bukunya menyebutkan sebelas konsep dan prinsip-prinsip
disiplin efektif yng perlu diperhatikan oleh para pembina,
guru, instruktur dalam melatih mempengaruhi dan
membentuk didiplin terhadap binaaanya. Kesebelas konsep
itu sebagai berikut.
a) Suatu disiplin yang efektif akan berusaha
mmperkembangkan pengarahan diri secara maksimal.
b) Disiplin yang efektif didasari pada kebebasan dan
keadilan.
40Tulus Tu’u, Op.cit. , hal. 48-50.
26
c) Disiplin yang efektif akan membantu untuk mengenal
diri lebih baik.
d) Didiplin yang efektif akan membangun konsep diri.
Yakni sebagai idividu yang bermartabat dan perlu
dihormati.
e) Disiplin yang efektif akan membantu untuk mengubah
persepsi terhadap situasi tertentu.
f) Disiplin yang efektif menggunakan kontrol secara
bijak/terbatas.
g) Disiplin yang efektif akan meningkatkan kesiapan
individu untuk pengarahan diri lebih lanjut.
h) Disiplin yang efektif harus tertuju pada yang
berkemuanuntuk melaksanakan sesuatu tanpa
paksaan.
i) Disiplin yang efektif pada dasarnya menetap.
j) Disiplin yang efektif jarang menggunakan hukuman
sebagai cara untuk menakut-nakuti.
k) Disiplin yang efektif tidsk menggunakan kutukan,
tuduhan, atau penyesalan.41
Bedasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan untuk
membentuk suatu sikap hidup, perbuatan dan kebiasaan dalam
mengikuti, mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang
dapat mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan
dirinya dalam mentaati dan mengikuti aturan yang ada. Sanksi yang
diberikan harus dilihat sebagai alat dan proses pendidikan dan
latihan. Di samping itu, perlu ada keteladanan dan lingkungan yang
kondusif bagai pendidikan disiplin.
41 Tulus Tu’u, Op.cit., hal. 51.
27
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Kajian relevansi dalam penelitian adalah sbagai pembanding dari
peneliti dalam penelitian. Oleh sebab itu, peneliti mengambil dua
penelitian yang peneliti kemukakan.
Pertama, Penelitian Kualitatif yang dilakukan oleh Imaniyah dalam
Judulnya Efektifitas Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran SMP
Islamiyah Ciputat, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
analisis (prosentase). Teknik pengumpulan datanya dengan cara
wawancara, penyebaran angket, dan observasi.. Penulis hanya ingin
mengetahui Memaparkan Bahwa disiplin membawa dampak yang baik
dalam kehidupan, karena dengan disiplin akan menjadikan seseorang
hidup secara tertib dan teratur, dengan demikian disiplin memiliki peranan
penting dalam kegiatan pembelajaran. Seperti dengan disiplin
membiasakan siswa untuk mengerjakan tugas tepat pada waktunya,
mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, karena
dengan mematuhi peraturan diharapkan siswa dapat membiasakan diri
untuk hidup teratur khususnya dalam pembelajaran.Apabila efektivitas
kedisiplinan dapat dilaksanakan dengan baik, maka dapat dikatakan pula
bahwa proses pembelajaran akan baik pula sesuai dengan kedisiplinan
yang dijalani oleh siswa baik di sekolah ataupun di luar sekolah, rumah
atau lingkungan lainnya.
Kedua, Mariatul Kiftih dalam penelitinnya Pembentukan Budaya
Disiplin di SMK Negeri 18 Jakarta. Penelitian ini mengetahui
pembentukan budaya disiplin di sekolah apakah sudah dapat di jalankan
dengan baik atau belum. Penelitian ini meggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode deskriptif dan adapun teknik pengumpulan
datanya adalah dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.
pembudayaan disiplin bagi peserta didik yang dilakukan pihak sekolah
melalui pembiasaan keteladanan, pembiasaan spontan dan pembiasaan
rutin dapat dinilai kurang baik. Karena dengan segala upaya pembiasaan
itu teryata masih ada peserta didik yang belum berperilaku disiplin.
28
budaya disiplin sangat penting di tanamkan di sekolah guna menciptakan
generasi yang penuh tanggung jawab dan mampu me-manage waktu
dengan baik.
Contoh yang penulis kemukakan di atas hanya mengemukakan
sebatas analisis dan observasi dengan menggunakan penelitian kualitatif.
Sedangkan penulis berbeda dengan kedua penelitian tersebut dari segi
pendekatan dan metode penelitiannya. Penulis memilih penelitian ini
dengan menggunakan penelitian kuantitatif, dengan metode deskriptif dan
menggunakan menguji hipotesis antara dua valiabel, sebab penulis ingin
mengetahui seberapa besar dan kecilnya pengaruh dalam permasalahan-
permasalahan-permaslahan yang akan penulis teliti di lapangan.
D. Kerangka Berfikir
Dalam keseluruhan perilaku dan kehidupan, baik secara individual
maupun kelompok. Mengapa demikian? Dengan disiplin, perilaku seorang
individu atau kelompok akan lebih serasi, selaras, dan seimbang dengan
tuntutan ketentuan yang berlaku sehingga dapat menunjang terwujudnya
kualitas hidup yang lebih bermakna.
Disiplin perlu untuk semua tingkat usia dan pada semua jenjang
pendidikan. Namun disiplin mempunyai arti yang berbeda-beda pada
tingkat unsur atau tingkat perkembangan yang berbeda. Sewaktu anak
masih kecil, ia belum tahu mengenai baik atau buruk perilaku, ia
membutuhkan keteladanan dari pendidik. Pendidik harus dapat
menunjukkan secara konsisten (teguh) pada anak mengenai tingkah laku
mana yang dinilai baik dan mana yang tidak. Melalui proses
imitasi(peniruan), identifikasi(keteladanan) dan internalisasi (penyerapan)
anak secara berangsur- angsur belajar mengenai nilai-nilai sosial dan susila
sebagai pedoman tingkah laku. Dengan makin besarnya anak, nilai-nilai
yang semula azaditanamkan dan diteladankan oleh pendidikan akhirnya
diinternalisasi menjadi sistem nilai anak itu sendiri yang sudah mencapai
otonomi dalam menilai baik buruk perilaku.
29
Untuk menjaga dan memelihara kedisiplinan para guru dan orang
tua sangatlah dibutuhkan bagi peserta didik, dimana peran seorang guru
adalah memberikan pengarahan,perhatian, nasehat, dan memberikan
contoh kepada murid agar anak tersebut melaksanakan peraturan tata
tertibyang berlaku di sekolah. Dan peran orang tua adalah memberikan
kasih sayang, perhatian, nasehat, dan contoh yang baik kepada anak-
anaknya agar sikap disiplin yang ada dalam dirinya dipraktekan dalam
kehidupan sehari-hari.
Jadi sikap disiplin harus ditanamkan dan ditegakan baik dalam
lingkungan keluarga,lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat
luas. Hal yang menunjukan bahwa disiplin sekolah bukan bermaksud
mempersulit kehidupan peserta didik dan bukan pula menghalangi
kesenangan orang-orang yang bergabung dalam lembaga tersebut.
Terbentuknya disiplin di sekolah bukan merupakan peristiwa
mendadak yang terjadi tiba-tiba. Kedisiplinan pada diri seseorang tidak
dapat tumbuh tanpa adanya latihan atau pembiasaan yang dilakukan secara
bertahap dan terus-menerus. Dalam kaitannya dengan teori dan masalah
penenelitian tentang peran guru pendidikan agama islam dalam
membentuk kedisiplinan siswa, peneliti membuat kerangka berfikir
sebagai berikut.
30
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir Efektivitas guru Dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa
Berdasarkan gambar 2.1 maka peneliti mendeskripsikan mengenai
terbentuknya kedispilinan siswa disekolah yang mencangkup 4 kekuatan,
GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
ALAT PENDIDIKAN
HUKUMAN
MEMBENTUK
KEDISIPLINAN SISWA
MENGIKUTI DAN MENTAATI
PERATURAN
KESADARAN DIRI
31
yakni mengikuti dan mentaati aturan, adanya kesadaran diri, hasil proses
pendidikan, dan hukum dalam rangka pendidikan.
E. Hipotesis
Untuk menguji apakah benar peran guru pendidikan agama islam
dapat berpengaruhi dalam membentuk kedisiplinan siswa, maka
diperlukan pengujian hipotesa untuk menguji:
Ho: tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara efektivitas peran
guru dalam membentuk kedisiplinan siswa.
Ha: terdapat korelasi positif yang signifikan antara efektivitas peran guru
dalam membentuk kedispilinan siswa.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis mengambil tempat di
sebuah sekolah Madrasah Tsanawiyah Annajah Jln. Jl. Ciledug Raya
Petukangan-Jakarta Selatan.
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Annajah Jakarta Selatan.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan 15 Februari 2017 - 17
Mei 2017.
B. Metode Penelitian
Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang diupayakan untuk
mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan
sifat objek tertentu.1
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono mengemukakan, “ populasi adalah keseluruhan
sebjek/objek penelitian yang mempunyai kualitas dan larakteristik
tertentu dan kemudian ditarik kesimpulanya”.2 Populasi terdiri atas
sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang daripadanya
terkandung informasi yang akan dietahui.
Jumlah siswa/siswi di MTs Annajah adalah 522 siswa. Adapun dalam
penelitian ini popilasi yang diambil adalah keseluruhan dari
1 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Cet. X, h. 100.
1Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian; Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), Cet. IV, h. 47.
2 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), h.80.
33
siswa/siswi kelas IX (tiga) MTs Annajah Jakarta Selatan yang
berjumlah 175 siswa. Karena penelitian ini tidak dilakukan untuk
meneliti semua individu dalam populasi, maka untuk meneliti objek
yang akan diteliti ulang diwakilkan oleh sebagian populasi yaitu
menggunakan sampel.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakter sama
dengan populasi. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknik
pengambilan sampel, teknik yang digunakan adalah penentuan sampel
secara simple random sampling, yakni pengambilan sampel secara
acak sederhana.
Dalam menentukan jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini
penulis mengacu kepada pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu “Apabila
subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian popilasi. Selanjutnya jika jumlah
subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
lebih.3
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populai itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen. Pengambilan sampel acak sederhana dapat
dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan
secara acak, dan sebagainya.4
Adapun dalam penelitian ini adalah 7 orang siswa dari masing-
masing kelas IX yang dijadikan sampel untuk mewakili seluruh kelas
IX yang berjumlah 175 yang ada di MTs Annajah Jakarta Selatan.
Jumlah sampel yang di ambil adalah 35 siswa.
3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2002), Cet. Ke-12, h.112.
4Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), h.82.
34
D. Teknik Pengumpulan Data
Mengenai teknik pengumpulan data pada penelitian ini, penulis akan
menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Angket/Kuesioner
Angket adalah daftar pertayaan yang jawabannya yang merupakan
kebutuhan terkait dalam penelitian tersebut.5 Untuk keperluan tersebut
maka disusun kisi-kisi instrumen sebagai alat yang dikembangkan
untuk membantu dalam mengidentifikasi dimensi variabel dan
indikator penelitian, nomor dan jumlah.
2. Wawancara
Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara dari
terwawancara dalam mengumpulkan data dan informasi dengan cara
memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk lisan secara
terstruktur dan sistematis.6
Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan guru PAI sebagai objek
yang diwawancarai untuk mendapatkan informasi tentang upaya apa
yang dilakukan dalam pembentukan disiplin siswa.
E. Konsep dan Pengukuran Variabel
Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatp
dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukan variasi, baik ecara
kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Suharsimi Arikunto, yang
dimaksud dengan variabel adalah “objek penelitian, atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian”.7
Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu peran guru pendidikan
agama islam sebagai variabel bebas yang dilambangkan dengan huruf “X”
5 Prof. Dr.Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 177.
6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Asdi
Mahasatya, 2006), Cet. XIII, h. 155.
7Suharsimi Arikunto, Ibid, Cet-12, h.96.
35
yang disebut dengan variabel X, dan yang membentuk kedisiplinan siswa
MTs Annajah Jakarta Selatan sebagai variabel terkait yang dilambangkan
dengan huruf “Y”.
1. Efektivitas Peran Guru Dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa
Adapun instrumen kisi-kisi angket disajikan dalam bentuk tabel
berikut ini:
Tabel 3.1
Instrumen Kisi-kisi Angket Efektivitas peran guru dalam membentuk
kedisiplinan siswa
NO VARIABEL
X DIMENSI INDIKATOR
NO
ITEM
JUML
AH
ITEM
1 Efektivitas
Peran Guru
membentuk
kedisiplinan
siswa
1. Peran
Guru
Pendidikan
Agama
Islam
sebebagai
pengajar
dan
pendidik
Mengajarkan
siswa untuk
bersikap
disiplin dalam
kehidupan
sehari-hari
1 1
Mengajarkan
siswa untuk
selalu menaati
peraturan tata
tertib di
sekolah
2, 3 2
Mendidik
siswa untuk
menghormati
sesama
4 1
36
Mendidik
siswa agar
berpakaian
rapih dan
sopan
5 1
2. Peran Guru
Pendidikan
Agama
Islam
sebagai
pengarah/pe
mbimbing
Memberikan
bimbingan,
nasehat dan
contoh teladan
yang baik
6, 8,
11
3
Memberikan
nilai – nilai
agama kepada
siswa
7, 9 2
3. Peran Guru
PendidikanA
gama Islam
sebagai
motivator
Memberikan
semangat
motivasi pada
siswa
10 1
4. Peran Guru
Pendidikan
Agama
Islam
sebagai
mediator
Menjadikan
media
pengajaran
sebagai alat
untuk
mempermudah
pembelajaran
11 1
5. Peran Guru
Pendidikan
Guru disiplin
dalam
12 1
37
Agama
Islam
sebagai
organisator
menjalankan
tugasnya.
Guru agama
islam
mengawasi
siswa pada
saat ujian
pendidikan
agama islam
berlangsung.
14 1
6. Peran Guru
Pendidikan
Agama
Islam
sebagai
evaluator
Mengulang
materi yang
sudah di
pelajari
sebelumnya.
15 1
JUMALAH 15
Tabel 3.2
Instrumen Kisi-kisi Angket Kedisiplinan siswa
NO VARIABEL
Y DIMENSI INDIKATOR
NO
ITEM
JUML
AH
ITEM
38
2 Kedisiplinan
Siswa
1. Mengikutida
nmentaatiper
aturan
Kehadiran 16
1
2. Kesadaran
diri
Sikap Moral 18,
19,
20, 21
4
3. Alat
pendidikan
Kegiatan di
dalam kelas
22,
23,
24
3
Kegiatan di
luarkelas
25, 26 2
Tata cara
berpakaian
2 2
4. Ibadah
27, 28 2
5. Hukuman Menyadarkan
29, 30 2
JUMLAH 15
Agar isntrumen yang diberikan kepada responden benar-benar baik, terlebih dilakukan
pengujian, antara lain
1. Uji Validitas
Instrumen yang baik adalah apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hednak
diukur atau valid atau shahih. Dalam penelitian ini, validitas diukur dengan rumus
39
korelasi pearson product moment, dengan bantuan program excel. Untuk mengetahui
valid tidaknya butir soal, maka r hitung dibandingkan dengan r table pearson product
moment dengan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung > r table maka soal tersebut valid
dan jika r hitung < r table maka soal tersebut tidak valid.
F. Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutya yaitu pengolahan dan analisis data
1. Editing
Mengedit atau memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para
pengumpul daya. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan yag ada didalam
daftar pertanaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.
2. Skoring
Penulis memberi skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket dengan
ketentuan sebagai berikut:
Untuk pertanyaan masing-masing diberikan nilai
Selalu (a) diberi nilai 4
Sering (b) diberi nilai 3
Kadang-kadang (c) diberi nilai 2
Tidak Pernah (d) diberi nilai 1
3. Tabulating
Pada tahap ini, penulis memindahkan jawaban responden kedalam blanko
yang telah tersusun rapi dan rinci dalam bentuk tabel.
Untuk menganalisis data yang telah erukumpul, maka penulis menggunakan
teknik analisa data sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarmya prosentase jawaban
angket dari responden. Rumus yang digunakan adalah:
P =
x 100
Keterangan
P : Prosentase yang dicari
F : Frekuensi
40
N : Number of cases (Jumlah responden)8
b. Analisis Mean
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya mean (rata-rata) nilai
angket peran guru PAI dalam membentuk kedisiplinan siswa dan
kedisiplinan siswa siswa.
Rumus yang digunakan adalah:
Mx =
Keterangan
Mx : Mean (rata-rata)
: Jumlah variabel x
N : Number of cases (Jumlah responden)9
Penilaian analisis mean dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.4
Penilaian Analisis Mean Angket Peran Guru Pendidikan Agama
Islam dalam membentuk kedisiplinan
NO Rentang Nilai Kategori
1 25 – 50 Rendah
2 51 – 75 Sedang
3 76 – 100 Tinggi
Tabel 3.5
Penilaian Analisis Mean Kedisiplinan Siswa
NO Rentang Nilai Kategori
1 25 – 50 Rendah
8 Ma‟aruf Abdullah, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2011)
h. 281
9 Ibid, h. 284
41
2 51 – 75 Sedang
3 76 – 100 Tinggi
c. Analisis Korelasional
Teknik analisis korelasional ini penulis gunakan karena adanya dua
variabel yang saling mempengaruhi dengan tujuan untuk menjawab
pertanyaan apakah antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan
atau tidak. Adapun variabel X pada penelitian ini adalah peran guru PAI
dalam membentuk kedisiplinan siswa yang datanya diperoleh melalui
penyebaran angket kepada responden, sedangkan variabel Y adalah
Kedisiplinan siswa pada pelajaran PAI yang datanya diperoleh melaui
penyebaran angket. maka dari data yang diperoleh diolah dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Carl Pearson, yaitu:
Keterangan
rxy : angka indeks „r‟ product moments (antara variabel x y)
n : jumlah responden
: Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
: Jumlah seluruh skor X
: Jumlah seluruh skor Y 10
4. Interpretasi Data
Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi „ r „ product
moment yang telah diperoleh dari perhitungan kita dapat memberikan
interpretasi. Dalam hubungan ini ada dua macam cara yang ditempuh dalam
10 Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2009),
hal.183.
42
menginterpretasikan data yang diperoleh. Sebagaiamana Anas Sudjono dalam
bukunya yang berjudul “Pengantar Statistik Pendidikan” yaitu:
a. Memberikan interpretasi angka indeks korelasi product moment dengan
pedoman sebagai berikut :
Tabel 3.6
Interpretasi Data
Besarnya “r”
Product Moment
(rxy)
Interpretasi
0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi akan tetapi korelasi tersebut sangat
lemah atau sangat rendah
0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah
0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup
0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi
0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
b. Mencocokkan hasilnya dengan tabel nilai koefisien korelasi „r „ product
moment baik taraf signifikan 5% ataupun pada taraf 1%, kemudian -
dibuat keismpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau
tidak. Untuk memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi
:r” product moments, prosedurnya adalah :
1) Meurmuskan Ha dan Ho
Ho :Tidak terdapat pengaruh yang positif antara peran guru
PAI terhadap kedisiplinan siswa kelas IX pada mata
pelajaran PAI di MTs Annajah Jakarta Selatan.
43
Ha: Terdapat pengaruh yang positif antara Peran Guru PAI
terhadap Kedisiplinan Siswaa kelas IX pada mata
pelajaran PAI di MTs Annajah Jakarta Selatan.
2) Menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesa yang telah diajukan
dengan membandingkan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel
nilai (db) atau degree of freedom (df). Adapun rumusnya sebagai
berikut:
Df = N – nr
Keterangan
Df : Degree of freedom
N : Number of case
Nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Untuk mencari kontribusi variable X terdapat variable Y, penulis
menggunakan rumus sebagai berikuf L
KD : r2 x 100 %
Keterangan32
KD : Koefisien Determinasi (kontribusi variabel X
terhadap variabel Y)
r2 : Koefisien korelasi antara variabel X terhadap
variabel Y)
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Annajah Jakarta
1. Sejarah Singkat Madrasah Annajah Jakarta
Tahun 1964 atas prakarsa KH. Abdillah Amin dan tokoh
masyarakat sekitar Petukangan didirikanlah sebuah Madrasah
bernama Raudlatul Athfaal, suatu lembaga pendidikan dasar dan
menengah yang bersifat agamis yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Tahun 1960 juga atas prakarsa KH. Abdillah Amin Raudlatul Athfaal
diganti menjadi Madrasah Darun Najah yang berpusat di Kelurahan
Petukangan.
Tahun 1974 ada keinginan dari Pengurus Yayasan
Kesejahteraan Masyarakat Islam (YKMI), yang menaungi Madrasah
Darun Najah, antar lain KH. Abdillah Amin, Drs. H. Komaruzzaman,
Drs. H. Abdul Manaf, Drs. Hafidz Dasuki, MA, H. Syatirih, H.
Kosim, Drs. Arsyad Siagian, untuk mendirikan Pondok Pesantren
Darunnajah yang berlokasi di Kelurahan Ulujami. Sedangkan
Petukangan di bawa ke Ulujami sebagai embrio/cikal bakal santri
Ponpes Darunnajah yang ada sekarang. Perkembangan selanjutnya
pada tanggal 1 April 1985 dengan Akte Notaris R. Soerojo
Wongsowidjoyo. Sarjana Hukum No. 21 tertanggal 12 April 1985
berdirilah Yayasan Annajah yang berdomisili di Kelurahan
Petukangan Selatan Jakarta.
Sejarah berdirinya Yayasan Annajah yang merupakan
kelanjutan daripada Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Islam
(YKMI) serta dualisme nama Darun Najah antara Petukangan dan
Ulujami melaterbelakangi diadakannya Rapat Pengurus Yayasan dan
Para Kepala Sekolah yang berada di naungan Yayasan Annajah dan
Tokoh Masyarakat untuk membahas perubahan nama lembaga
45
pendidikan yang dikelola Yayasan Annajah. Rapat dilaksanakan 1
Muharrah 1427 H bertepatan 31 Januari 2006 M.
Rapat dihadiri oleh seluruh undangan yang terdiri atas
Pengurus Yayasan Annajah, Para Kepala Sekolah dan Tokoh
Masyarakat sehingga memenuhi syarat quorum untuk mengambil
sebuah keputusan.
2. Visi dan Misi MTs Annajah
VISI
Unggul dalam Iman dan Taqwa, Kompetetif dalam Ilmi Pengetahuan
dan Teknologi
Indikator Visi
a. Berperan aktif dalam kegiatan IMTAQ
b. Unggul dalam prestasi akademik
c. Terampil mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari
MISI
Misi MTs Annajah Petukangan Jakarta Selatan :
a. Menyelenggarakan pendidikan berlandaskan keimanan dan
ketakwaan
b. Menyelenggarakan pembelajaran dan kegiatan yang berkaitan
dengan nilai-nilai ke-islaman
c. Menyelenggarakan pendidikan yang berbasis ilmu pengetahuan
dan teknologi
d. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat mengembangkan
kemampuan berbahasa asing
e. Menyelenggarakan pendidikan yang dapat mengembangkan
bakat, minat dan kreatifitas
46
3. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
4. Data Guru dan Karyawan MTs Annajah Jakarta
Tabel 4.1
Data Guru dan karyawan
No NAMA JABATAN TUGAS PEND
1 Drs. H. Sam'unal Ghozi Kep. Madrasah S.1
2 Nurhadi S.Pd W. Kep. Sek S.1
3 Ulfah Shihah , S.Ei W. Kep. Sek S.1
4 H. Moh. Yamin, BA Pengawas Madrasah SM
5 Hadromi, S.ag Wali Kelas S.1
6 Drs. Nurali Guru Al-Qur’an Hadits S.1
7 H. Basyaruddin R
Guru IPS, PKN, BP &Wali
Kelas
S.1
8 Sunarsih, BA
Guru Matematika, IPA & Wali
Kelas
S.1
9 Yunita Titi W. S.Pd Guru IPA & Wali Kelas S.1
10 Imawati ,S.Pd Guru Matematika & Wali Kelas S.1
11 Ahmad Fauzi S.Pd Guru B. Indonesia & Wali Kelas S.1
12 Suryadi , S.Thi Guru Fiqh & Wali Kelas S.1
13 Lutfiah, S.Pd Guru SKI, Aqidah & Wali Kelas S.1
14 Asep Djakamaya S.Pd Guru Olahraga D.2
15 Ilfa Rianti S.Pd Guru B. Inggris & Wali Kelas S.1
16 Muh. Guntur S.Pd Guru B. Indonesia &Wali Kelas S.1
Ketua Yayasam
Wakil Bidang
Kurikulum
Wakil Bidang
Kesiswaan
Kepala Sekolah
47
17 Widiasti Rahayu S.Pd Guru IPA &Wali Kelas S.1
18 Tatang S.Pd Guru Olahraga S.1
19 Siti Nur Vadilah ,S.Pd
Guru B. Inggris, SBK &Wali
Kelas
S.1
20 Kurniasari S.Pd Guru MTK, IPA &Wali Kelas S.1
21 Ahmad Jailani S.IP Guru IPS &Wali Kelas S.1
22 Dede Syarifah S.Pd.I Guru B. Arab S.1
23 Farida Indriani, S.Psi Guru BP S.1
24 Virdiah Amalia S.Pd Guru Lab Bahasa S.1
25 Tri Anggarawati, S.Kom Guru Lab Komputer S.1
26 Naily Hidayati S.Pd Guru IPS S.1
27 Robi Saputra Guru SKI UIN
28 Risky Faizul Awal TU D.3
29 Deviya Anggraini TU BL
5. Data Siswa MTs Annajah Jakarta Tahun 2016/2017
Tabel. 4.2
Jumlah Siswa
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
siswa
1 VII 95 80 175
2 VIII 91 81 172
3 IX 83 92 175
6. Sarana dan Prasarana
Gedung MTs Annajah teletak di daerah yang mudah
dijangkau, tepat di pinggir jalan utama yaitu Jl. Ciledug Raya. Sarana
dan prasarana MTs Annajah terbilang cukup memadai dengan fasilitas
yang lengkap. Salah satunya adalah lapangan yang dapat digunakan
siswa-siswi untuk berolah raga, upacara serta kegiatan lainnya.
Gedung MTs Annajah termasuk gedung konfensional. Semua
ruangan yang mendukung proses KBM ada dalam satu bangunan,
kecuali lapangan. Bangunan tersebut terdiri dari 4 lantai dan basement
48
sebagai fungsi utama untuk melaksanakan shalat berjamaah bagi siswa
sedangkan siswi di lantai 4.
Lantai pertama berisi ruang kepala sekolah, ruang TU, ruang
musik, UKS, Lab Bahasa, Lab Komputer, perpustakaan serta toilet
guru dan murid. Di lantai dua terdapat 1 ruang guru dan 6 ruang kelas,
yaitu kelas IX.1 sampai IX.5 dan VIII.1. Ruangan yang ada di lantai 3
sama dengan yang ada di lantai 2, hanya ruang kelas di lantai 3 yaitu
kelas VIII.2 sampai VIII.5 dan kelas VII.1 DAN VII.2. Sedangkan di
lantai 4 hanya terdapat 3 ruang kelas yaitu kelas VII.3 sampai kelas
VII.5 serta terdapat ruang guru, lab biologi, musholah putri dan toilet.
Semua kelas telah terintegrasi dengan Proyektor atau LCD dan
wifi sehingga mempermudah guru untuk menyampaikan
pembelajaran, Setiap kelas juga terdapat AC sehingga membuat siswa
lebih nyaman dalam belajar di kelas, tidak lupa ada kantin di
belakang, di samping gedung sekolah tempat tujuan sebagian besar
siswa ketika jam istirahat tiba.
B. Deskripsi Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan tujuan dapat
ditarik kesimpulan yang baik. Pengolahan data yang masuk, ditempuh
dengan cara menstabulasikan, menganalisa, dan menafsirkan tiap-tiap
data dari masing-masing responden atau individu.
Setelah data dari hasil angket, kemudian data tersebut diolah
dalam bentuk table deskriptif persentase dengan menggunakan rumus:
P = f/N x 100
Keterangan:
P = Angka Presentasi
F = Frekuensi (jumlah jawaban responden)
N = Number of Case (banyaknya individu atau jumlah sampel)
49
Adapun sejumlah pertanyaan yang penulis berikan kepada para
responden dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 4.3
Adakah guru Pendidikan Agama Islam anda menyampaikan
perlunya mentaati peraturan sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 16 46%
Sering 10 29%
Kadang-Kadang 9 26%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (46%) responden
yang menyatakan “selalu”, (29%) responden yang menyatakan
“sering” , “kadang-kadang” (26%), dan “tidak pernah” (0%). Hal ini
dapat disimpulkan bahwa guru selalu menyampaikan kepada siswa
petapa penting dan perlunya mentaati peraturan yang ada di sekolah.
Tabel 4.4
Apakah guru Pendidikan Agama Islam mengingatkan anda untuk
berperilaku taat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 19 54%
Sering 15 43%
Kadang-Kadang 1 3%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (54%) responden
yang menyatakan “selalu”, (43%) responden yang menyatakan
50
“sering”, dan (3%) “kadang-kadang” dan tidak ada responden yang
menjawab “tidak pernah”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam mengingatkan kepada siswanya untuk
berperilaku taat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 4.5
Apakah guru Pendidikan Agama Islam menjelaskan peraturan
dan tata tertib di sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 10 29%
Sering 9 26%
Kadang-Kadang 14 40%
Tidak Pernah 2 6%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (40%) responden
yang menyatakan “kadang-kadang”, (29%) responden yang
menyatakan “selalu”, (26%) responden yang menyatakan “sering”, dan
(6%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam kadang-
kadang menjelaskan peraturan-peraturan atau tata tertib di sekolah.
Tabel 4.6
Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengingatkan anda
untuk menghormati orang tua, guru, dan teman
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 25 71%
Sering 9 26%
Kadang-Kadang 1 3%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
51
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (71%) responden
yang menyatakan “selalu”, (26%) responden yang menyatakan
“sering”, (3%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
(0%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa guru selalu mengingatkan kepada murid-muridnya
untuk selalu menghormati orang tua, dewan guru, dan teman-temanya.
Tabel 4.7
Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengajarkan anda
untuk berpakaian rapih
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 13 37%
Sering 14 40%
Kadang-Kadang 8 23%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (40%) responden
yang menyatakan “sering”, (37%) responden yang menyatakan
“selalu”, (23%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
(0%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwah guru PAI sering mengajarkan kepada siswanya
untuk dapat berpakaian rapih di lingkungan sekolah.
Tabel 4.8
Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda melarang anda
untuk merokok
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 21 60%
Sering 11 31%
Kadang-Kadang 3 9%
52
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (60%) responden
yang menyatakan “selalu”, (31%) responden yang menyatakan
“sering”, (9%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa guru selalu melarang untuk tidak merokok karna
dapat membahayakan untuk kesehatannya.
Tabel 4.9
Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengingatkan untuk
membaca doa sebelum belajar dan sesudah belajar
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 14 40%
Sering 14 40%
Kadang-Kadang 7 20%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (40%) responden
yang menyatakan “selalu”, (40%) responden yang menyatakan
“sering”, (20%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa guru selalu mengingatkan dengan rutin kepada
siswa untuk selalu membaca doa sebelum dan sesudah belajar.
53
Tabel 4.10
Apakah guru Pendidikan Agama Islam memberikan bimbingan,
nasehat, dan contoh tauladan yang baik
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 15 43%
Sering 16 46%
Kadang-Kadang 4 11%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (46%) responden
yang menyatakan “sering”, (43%) responden yang menyatakan
“selalu”, (11%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
(50%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa sering guru Pendidikan Agama Islam memberikan
bimbingan, nasehat,dan contoh tauladan yang baik, ini menunjukan
guru di MTs Annajah mencontohkan kepada siswanya untuk di jadikan
tauladan terhadap siswa-siswanya.
Tabel 4.11
Apakah guru agama anda mendorong siswa untuk melaksanakan
nilai-nilai agama
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 18 51%
Sering 15 43%
Kadang-Kadang 2 6%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (51%) responden
yang menyatakan “selalu”, (43%) responden yang menyatakan
“sering”, (6%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
54
(0%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa guru agama mendorong kepada siswa untuk
melaksanakan nilai-nilai keagamaan.
Tabel 4.12
Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda memberikan
motivasi untuk berbuat kebaikan setiap saat
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 14 40%
Sering 15 43%
Kadang-Kadang 6 17%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (43%) responden
yang menyatakan “sering”, (40%) responden yang menyatakan
“selalu”, (17%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Ini menunjukan
bahwa guru Pendidikan Agama Islam sering dan harus ditingkatkan
dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk berbuat kebaikan
setiap saat.
Tabel 4.13
Ketika memberikan materi Pendidikan Agama Islam, apakah
guru anda menggunakan media/alat peraga
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 0 0%
Sering 5 14%
Kadang-Kadang 29 83%
Tidak Pernah 1 1%
Jumlah 35 100%
55
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (83%) responden
yang menyatakan “kadang-kadang”, (14%) responden yang
menyatakan “sering”, (1%) responden yang menyatakan “tidak
pernah” dan (0%) responden yang menyatakan “selalu”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa mayoritas guru pendidikan Agama Islam jarang
atau bahkan tidak pernah menggunakan media/alat peraga dalam
menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam di kelas, karena
keterbatasan atau kreatif guru yang kurang menguasi materi yang akan
di sampaikan kepada siswanya. Dalam pengamatan penulis di sekolah
dari 4 orang guru Pendidikan Agama Islam kebanyakan guru hanya
menyampaikan materi menggunakan metode ceramah saja.
Tabel 4.14
Guru Pendidikan Agama Islam hadir di kelas tepat waktu
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 6 17%
Sering 10 29%
Kadang-Kadang 19 54%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (54%) responden
yang menyatakan “kadang-kadang”, (29%) responden yang
menyatakan “sering”, (17%) responden yang menyatakan “selalu” dan
tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa
Tabel 4.15
Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda, menghukum apabila
tidak mengerjakan pekerjaan rumah
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 1 3%
56
Sering 6 17%
Kadang-Kadang 25 71%
Tidak Pernah 3 9%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (71%) responden
yang menyatakan “kadang-kadang”, (17%) responden yang
menyatakan “sering”, (9%) responden yang menyatakan “tidak
pernah” dan (3%) responden yang menyatakan “selalu”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa guru Agama Islam yang berjumlah 4 orang
kadang-kadang menghukum apabila tidak mengerjakan pekerjaan
rumah.
Tabel 4.16
Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengawasi anda
pada saat ujian Pendidikan Agama Islam berlangsung
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 14 40%
Sering 15 43%
Kadang-Kadang 6 17%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (43%) responden
yang menyatakan “sering”, (40%) responden yang menyatakan
“selalu”, (17%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa guru sudah cukup dalam mengawasi siswanya
pada saat ujian Pelajaran Pendidikan Agama Islam berlangsung.
57
Tabel 4.17
Menurut anda, apakah guru Pendidikan Agama Islam anda
mengulang kembali pelajaran yang sudah dipelajari, sebelum
memulai materi berikutnya
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 7 20%
Sering 14 40%
Kadang-Kadang 11 31%
Tidak Pernah 3 9%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (40%) responden
yang menyatakan “sering”, (31%) responden yang menyatakan
“kadang-kadang”, (20%) responden yang menyatakan “selalu” dan
(9%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa guru masih belum terbiasa ketika memulai materi
selanjutnya mengevaluasi materi yang sudah diajarkan sebelumnya.
Hal ini penting, karna ini menjadi tolak ukur sejauh mana siswa
memahami dan mengingat materi yang sudah dipelajarinya.
Tabel 4.18
Apakah anda datang kesekolah dan masuk kelas tepat waktu
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 18 51%
Sering 8 23%
Kadang-Kadang 9 26%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (51%) responden
yang menyatakan “selalu”, (23%) responden yang menyatakan
58
“sering”, (26%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
“tidak pernah”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa Annajah sudah
berdisiplin waktu ketika datang dan masuk kelas tepat waktu, hal ini
dapat di lihat siswa selalu masuk kesekolah dan kelas tepat waktu.
Tabel 4.19
Apakah kamu memakai seragam dan atribut sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 26 74%
Sering 8 23%
Kadang-Kadang 1 3%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (74%) responden
yang menyatakan “selalu”, (23%) responden yang menyatakan
“sering”, (3%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
(0%) “tidak pernah”. Hal ini dinyatakan dalam tabel tersebut bahwa
dalam berpakaian siswa selalu memakai seragam dan atribut sekolah
dengan lengkap, tidak ada pelanggaran dengan cara berpakaian siswa
dan kelengkapan berpakaian.
Tabel 4.20
Apakah kamu menguncapkan salam kepada guru ketika bertemu
di lingkungan sekolah atau di luar sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 10 29%
Sering 9 26%
Kadang-Kadang 12 34%
Tidak Pernah 4 11%
Jumlah 35 100%
59
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (34%) responden
yang menyatakan “kadang-kadang”, (29%) responden yang
menyatakan “selalu”, (26%) responden yang menyatakan “sering” dan
(11%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa peserta didik mayoritas kurang kesadaran dalam
menguncapkan salam kepada guru ketika bertemu di lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah, guru Pendidikan Agama Islam harus
meningkatkan kesdaran dalam hal menumbuhkan kesadaran kepada
peserta didik untuk selalu menguncapkan salam kepada guru apabila
bertemu di lingkungan maupun di luar lingkungan sekolah.
Tabel 4.21
Ketika sedang mengikuti ujian sekolah (ulangan harian, uts, uas
dan lainya), apakah anda mengerjakan sendiri
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 6 17%
Sering 15 43%
Kadang-Kadang 14 40%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (43%) responden
yang menyatakan “sering”, (40%) responden yang menyatakan
“kadang-kadang” dan (17%) responden yang menyatakan “selalu” dan
“tidak pernah”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru harus terus
mengawasi ketika siswa sedang menghadapi ulangan di sekolah,
magar siswa dapat menumbuhkan sikap jujur dan percaya diri.
60
Tabel 4.22
Apakah anda membuang sampah pada tempatnya
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 22 63%
Sering 10 29%
Kadang-Kadang 3 9%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (63%) responden
yang menyatakan “selalu”, (29%) responden yang menyatakan
“sering”, (9%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa mayoritas siswa selalu dan sering membuang
sampah pada tempatnya, namun ada juga yang kadang-kadang
membuang sampah pada tempatnya.
Tabel 4.23
Berbicara sopan kepada kepala sekolah, guru, karyawan dan
teman
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 20 57%
Sering 12 34%
Kadang-Kadang 3 9%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (57%) responden
yang menyatakan “selalu”, (34%) responden yang menyatakan
“sering”, (9%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
(0%) responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa siswa selalu berkata sopan kepada kepala sekolah,
61
guu dan teman-temanya. Walaupun juga masih ada siswa yang sering
dan kadang-kadang berkata sopan kepada para guru dan teman-
temanya.
Tabel 4.24
Apakah kamu memperhatikan guru pada saat pelajaran
berlangsung
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 17 49%
Sering 12 34%
Kadang-Kadang 6 17%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (49%) responden
yang menyatakan “selalu”, (34%) responden yang menyatakan
“sering”, (17%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini dapat
disimpulkan dari tabel di atas bahwa, siswa ketika guru Pendidikan
Agama Islam menyampaikan materinya, siswa selalu
memperhatikannya, walaupun masih ada yang menjawab kadang-
kadang siswa masih belum memperhatian gurunya pada saat pelajaran
berlangsung.
Tabel 4.25
Mengerjakan tugas dari guru tepat pada waktunya
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 3 9%
Sering 11 31%
Kadang-Kadang 21 60%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
62
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (60%) responden
yang menyatakan “kadang-kadang”, (31%) responden yang
menyatakan “sering”, (9%) responden yang menyatakan “selalu” dan
tidak ada responden yang menyatakan “tidak pernah”. Hal ini
menunjukan bahwa mayoritas siswa kadang-kadang melaksanakan
tugas dari guru tepat pada waktunya , walaupun beberapa siswa yang
sering dan selalu mengerjakan tugas dari guru tepat pada waktunya.
Tabel 4.26
Melaksanakan tugas piket dengan penuh tanggung jawab
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 3 9%
Sering 4 11%
Kadang-Kadang 24 69%
Tidak Pernah 4 11%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (69%) responden
yang menyatakan “kadang-kadang”, (11%) responden yang
menyatakan “sering”, (11%) responden yang menyatakan “tidak
pernah” dan (9%) responden yang menyatakan “selalu”. Hal ini
menunjukan bahwa mayoritas kadang-kadang melaksanakan tugas
piket dengan penuh tanggung jawab, walaupun beberapa siswa ada
yang sering dan selalu mekalksanakn tugas piket dengan penuh
tanggung jawab, dan ada juga yang tidak pernah melaksanakan tugas
piket dengan penuh tanggung jawab.
Tabel 4.27
Mengikuti upacara bendera
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 31 89%
Sering 2 6%
63
Kadang-Kadang 0 %
Tidak Pernah 2 6%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (89%) responden
yang menyatakan “selalu”, (6%) responden yang menyatakan “sering”
dan tidak ada responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan (6%)
“tidak pernah”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa
selalu dan sering mengikuti upacara bendera, walaupun ada siswa yang
tidak pernah mengikuti upacara bendera.
Tabel 4.28
Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 20 57%
Sering 9 26%
Kadang-Kadang 5 14%
Tidak Pernah 1 3%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (57%) responden
yang menyatakan “selalu”, (26%) responden yang menyatakan
“sering”, (14%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
(3%) “tidak pernah”. Ini menunjukan bahwa mayoritas siswa selalu
mengikuti ekstrakulikuler di sekolah, walaupun ada juga beberapa
siswa yang sering dan kadang-kadang untuk mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler, dan ada juga yang tidak pernah mengikuti kegiatan
ektrakulikuler.
Tabel 4.29
Melaksanakan shalat wajib dan sunnah berjama’ah di sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
64
Selalu 29 83%
Sering 4 11%
Kadang-Kadang 2 6%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (83%) responden
yang menyatakan “selalu”, (11%) responden yang menyatakan
“sering” dan (6%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
(0%) “tidak pernah”. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas siswa
selalu melaksanakan shalat wajib dan sunnah berjama’ah di sekolah,
walaupun ada siswa yang kadang-kadang melaksanakan shalat wajib
dan sunnah berjama’ah di sekolah.
Tabel 4.30
Menghafal dan membaca AL-Qur’an pada saat kegiatan takhsin
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 12 34%
Sering 18 51%
Kadang-Kadang 5 14%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (51%) responden
yang menyatakan “sering”, (34%) responden yang menyatakan
“selalu” dan (14%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
(0%) “tidak pernah”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan
penghafalan dan membaca Al-Qur’an sudah baik dan harus
dipertahankan.
65
Tabel 4.31
Ketika terlambat masuk kelas apakah guru memberikan sanksi
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 13 37%
Sering 4 11%
Kadang-Kadang 16 46%
Tidak Pernah 2 6%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (46%) responden
yang menyatakan “kadang-kadang”, (37%) responden yang
menyatakan “selalu” dan (11%) responden yang menyatakan “sering”
dan (6%) “tidak pernah”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas
siswa kadang-kadang di berikan sanksi ketika siswa terlambat masuk
kelas, namun ada juga yang selalu diberikan sanksi ketika terlambat
masuk kelas.
Tabel 4.32
Ketika berisik di kelas, apakah guru menegur anda dan
mengingatkan kepada anda
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 20 57%
Sering 11 31%
Kadang-Kadang 4 11%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (57%) responden
yang menyatakan “selalu”, (31%) responden yang menyatakan
“sering”, (11%) responden yang menyatakan “kadang-kadang” dan
(0%) “tidak pernah”. Ini menunjukan bahwa mayoritas siswa ketika
berisik di kelas, guru menegur dan mengingatkan kepada siswanya
66
untuk tidak berisik atau membuat gaduh di dalam kelas, meskipun
sebagaian besar ada juga kadang-kadang guru yang tidak
mengingatkan atau menegur siswa yang berisik di dalam kelas.
Tabel 4.33
Analisis Item Skor Angket Efektivitas Peran Guru (variabel X)
No Responden Kls Jumlah
1 Nayaka IX1 46
2 Dania Aulia Yusuf IX1 51
3 Chalista Lutfiana IX1 40
4 Lingga Jasmine IX1 36
5 Muthiah N.A IX1 41
6 Rubi Tri Setiawan IX1 44
7 Liyona Anjaly. A IX1 49
8 Najwa Azzahra IX2 39
9 Muhammad Rafli IX2 55
10 Alma Almira. M IX2 53
11 Indah Permata Alfi IX2 52
12 Ghifari IX2 48
13 Ilham Alfiansyah IX2 49
14 Jihan Nurjannah IX2 47
15 Shifa Ilya Fadhillah IX3 52
16 Sifa Azka IX3 43
17 Arbima Satya Sandjaya IX3 54
18 Fathia Rahma IX3 47
19 M.Daffa Fadhian IX3 52
67
20 Fachrazy IX3 49
21 M. Fadillah Syaer IX3 37
22 Salma Rahma IX4 39
23 Riandra Khairunisa IX4 39
24 Haifa IX4 44
25 Misell Mazani IX4 43
26 M.Rafli Zachari IX4 42
27 Bunga.F.A IX4 51
28 Fasya. M. Jefir IX4 43
29 Femi Resti Andriani IX5 49
30 M.Abiyyu Sakib IX5 45
31 Tirsya Novitasari IX5 49
32 Nabila Khairunisa Pane IX5 48
33 Vandira Putri Qirana IX5 47
34 Ariendha IX5 40
35 Shafa Rana Syafira IX5 42
Jumlah 35 1605
Sumber data: primer, diolah dengan menggunakan Microsoftexcel
Untuk mengetahui nilai rata-rata peran guru PAI dalam membentuk
kedisiplinan menurut pandangan siswa yang telah memberikan jawaban
umum maka digunakan rumus:
:
Mx =
Mx =
68
= Jumlah nilai variabel X
N = jumlah data
Mx =
=
= 45,85
Tabel 4.34
Klasifikasi Peran Guru PAI dalam Membentuk Kedisiplian Siswa
NO Rentang Nilai Kategori
1 25 – 50 Rendah
2 51 – 75 Sedang
3 76 – 100 Tinggi
Sumber data: primer, diolah dengan menggunakan Microsoftexcel
Dari hasil penelitian diatas, bahwa nilai rata-rataperan guru PAI dalam
pandangan siswa MTS Annajah kelas IX adalah 45,85. Sedangkan nilai
tertingginya adalah 54 dan nilai terendahnya adalah 36.
Dengan demikian, peran guru PAI di MTs Annajah dalam membentuk
kedisiplinan siswa dapat dikategorikan rendah.
Tabel 4.35
Analisis Item Skor Angket Kedisiplinan Siswa (variabel Y)
No Responden Kls Jumlah
1 Nayaka IX1 50
2 Dania Aulia Yusuf IX1 51
69
3 Chalista Lutfiana IX1 53
4 Lingga Jasmine IX1 57
5 Muthiah N.A IX1 52
6 Rubi Tri Setiawan IX1 44
7 Liyona Anjaly. A IX1 47
8 Najwa Azzahra IX2 50
9 Muhammad Rafli IX2 55
10 Alma Almira. M IX2 44
11 Indah Permata Alfi IX2 52
12 Ghifari IX2 55
13 Ilham Alfiansyah IX2 56
14 Jihan Nurjannah IX2 49
15 Shifa Ilya Fadhillah IX3 45
16 Sifa Azka IX3 40
17 Arbima Satya Sandjaya IX3 56
18 Fathia Rahma IX3 44
19 M.Daffa Fadhian IX3 49
20 Fachrazy IX3 52
21 M. Fadillah Syaer IX3 39
22 Salma Rahma IX4 48
23 Riandra Khairunisa IX4 51
24 Haifa IX4 42
25 Misell Mazani IX4 43
26 M.Rafli Zachari IX4 41
70
27 Bunga.F.A IX4 46
28 Fasya. M. Jefir IX4 42
29 Femi Resti Andriani IX5 54
30 M.Abiyyu Sakib IX5 55
31 Tirsya Novitasari IX5 46
32 Nabila Khairunisa Pane IX5 47
33 Vandira Putri Qirana IX5 46
34 Ariendha IX5 33
35 Shafa Rana Syafira IX5 46
Jumlah 35 1680
Sumber data: primer, diolah dengan menggunakan Microsoftexcel
Untuk mengetahui nilai rata-rata kedisiplinan siswa dari suatu
pengamatan, maka digunakan rumus:
My =
My =
= Jumlah nilai variabel y
N = jumlah data
My =
=
= 48
Tabel 4.36
Klasifikasi kedisiplinan siswa dalam pembelajaran PAI
NO Rentang Nilai Kategori
1 25 – 50 Rendah
2 51 – 75 Sedang
71
Sumber data: primer, diolah dengan menggunakan Microsoftexcel
Dari hasil penelitian diatas, bahwa nilai rata-rata kedisiplinan siswa
Annajah Jakarta adalah 48. Sedangkan nilai tertingginya adalah 75 dan nilai
terendahnya adalah 57.
Dengan demikian, kedisiplinan siswa menunjukkan tingkat yang rendah,
yang dipengaruhi oleh peran guru PAI.
C. Analisi Data
Langkah selanjutnya, untuk melihat hubungan yang terjadi antara
variabel-variabel dalam penelitian, maka menggunakan teknik analisa
korelasional dengan rumus product moment Karl Pearson, kemudian untuk
mencari koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut yakni:
a. Variabel Independen (X) adalah peran guru PAI yakni kegiatan didalam
kelas dan di luar kelas.
b. Variabel Dependen (Y) adalah kedisiplinan siswa.
Adapun langkah-langkah perhitungan dapat dilihat pada data dibawah ini:
Tabel 4.37
Uji Korelasi antara Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Membentuk Kedisiplinan Siswa di MTs Annajah kelas IX Jakarta Selatan.
3 76 – 100 Tinggi
NO SUBJEK X Y X2 Y
2 XY
1 Nayaka 46 50 2116 2500 2300
72
2 Dania Aulia Yusuf 51 51 2601 2601 2601
3 Chalista Lutfiana 40 53 1600 2809 2120
4 Lingga Jasmine 36 57 1296 3249 2052
5 Muthiah N.A 41 52 1681 2704 2132
6 Rubi Tri Setiawan 44 44 1936 1936 1936
7 Liyona Anjaly. A 49 47 2401 2209 2303
8 Najwa Azzahra 39 50 1521 2500 1950
9 Muhammad Rafli 55 55 3025 3025 3025
10 Alma Almira. M 53 44 2809 1936 2332
11 Indah Permata Alfi 52 52 2704 2704 2704
12 Ghifari 48 55 2304 3025 2640
13 Ilham Alfiansyah 49 56 2401 3136 2744
14 Jihan Nurjannah 47 49 2209 2401 2303
15 Shifa Ilya Fadhillah 52 45 2704 2025 2340
16 Sifa Azka 43 40 1849 1600 1720
17 Arbima Satya Sandjaya 54 56 2916 3136 3024
18 Fathia Rahma 47 44 2209 1936 2068
19 M.Daffa Fadhian 52 49 2704 2401 2548
20 Fachrazy 49 52 2401 2704 2548
21 M. Fadillah Syaer 37 39 1369 1521 1443
22 Salma Rahma 39 48 1521 2304 1872
23 Riandra Khairunisa 39 51 1521 2601 1989
24 Haifa 44 42 1936 1764 1848
25 Misell Mazani 43 43 1849 1849 1849
26 M.Rafli Zachari 42 41 1764 1681 1722
27 Bunga.F.A 51 46 2601 2116 2346
28 Fasya. M. Jefir 43 42 1849 1764 1806
29 Femi Resti Andriani 49 54 2401 2916 2646
30 M.Abiyyu Sakib 45 55 2025 3025 2475
31 Tirsya Novitasari 49 46 2401 2116 2254
73
Sumber data: primer, diolah dengan menggunakan Microsoftexcel
Dari data tersebut, maka dapat dicari koefisien korelasi dengan
menggunakan rumus:
Karena N = 35 , ∑ XY = 77310, ∑ X2 = 74501, ∑ Y
2 = 81724; maka
rxy = ( )( )
√* ( ) +* ( ) +
rxy =
√, -, -
rxy =
√, -, -
rxy =
√
rxy =
rxy =
D. Interpretasi Data
Dari hasil perhitungan diatas, ternyata angka korelasi antara variabel X
variabel Y tidak bertanda negative, berarti diantara kedua variable tersebut
terdapat korelasi yang positif (korelasi yang berjalan searah).
Dengan memperhatikan besarrya rxy (yaitu = 0,27) yang besarnya sekitar
antara 0,20 – 0,40. Berarti korelasi antara variabel X dan variabel Y itu adalah
32 Nabila Khairunisa Pane 48 47 2304 2209 2256
33 Vandira Putri Qirana 47 46 2209 2116 2162
34 Ariendha 40 33 1600 1089 1320
35 Shafa Rana Syafira 42 46 1764 2116 1932
74
termasuk korelasi yang tergolong lemah atau sangat rendah. Denagn
demikian secara sederhana dapat diberikan interprestasi terhadap rxy tersebut
yaitu bahwa sekalipun terdapat kolerasi antara peran guru Pendidikan Agama
Islam dalam membentuk kedisiplinan siswa, namun korelasinya sangat lemah.
E. Interprestasi dengan menggunakan tabel nilai “r” Product Moment
Sedangkan untuk interpretasi terhadap angka indeks koefisien korelasi
dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai “r” Product Moment, maka
dirumuskan sebagai berikut:
Ha: Ada Pengaruh Positif yang signifikan Antara Peran Guru Pendidikan
Agama Islam Dengan Membentuk Kedisiplinan Siswa.
Ho: Tidak Ada Pengaruh Positif Yang Signifikan Antara Peran Guru
Pendidikan Agama Islam Dengan Membentuk Kedisiplinan Siswa.
Untuk menguji hipotesa, maka “r” observasi yang didapat dari perhitungan
statistik dibandingkan dengan “r” dalam tabel nilai “r” product moment®
dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau degrees of freedom
(df) angka yang diperoleh yaitu:
Df = N – nr
= 35 – 2 = 33
Ro = 0,27
Rhitung = pada taraf signifikan 5% = 0,333
Rtabel = pada taraf signifikan 1% = 0,429
Hasil yang didapat 0,333 < 0,27 > 0,429, dengan df sebesar 33 diperoleh r
tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,333, sedangkan pada taraf signifikan
1% diperoleh r tabel sebesar 0,429. Selanjutnya kita bandingkan “rxy” dengan
“r” tabel (rt) seperti diketahui rxy masing-masing adalah 0,27 sedangkan rt
0,333 dan 0,429. Dengan demikian ternyata rxy adalah lebih kecil (<) daripada
rt, baik dari taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1%. Karena rxy
lebih kecil (<) daripada rt, maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak atau tidak
terbukti kebenarannya. Sedangkan (Ho) diterima atau tidak terbukti
75
kebenaranya. Dengan demikian tidak ada korelasi negatif yang signifikan
antara peran guru PAI dengan kedisiplinan siswa.
Setelah uji hipotesa dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi
variable X terhadap variable Y, maka digunakan rumus koefisien penentu
(determinasi) sebagai berikut:
Kd = r2 x 100%
R = 0,27 dibulatkan menjadi 0,3
Kd = 0,32 x 100%
= 0,09 x 100%
= 9%
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi di atas tampak bahwa
kofisien determinasi (KD) diperoleh hanya 9%. Ini artinya bahwa peran guru
Pendidikan Agama Islam hanya sebagian kecil dalam membentuk kedisplinan
siswa. Ini menekankan bahwa masih ada faktor lainya yang dapat mendukung
atau menghambat kedisiplinan siswa, yakni baik dari faktor eksternal siswa,
yakni lingkungan sosial siswa maupun faktor internal dibiasakan dengan nilai-
nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan yang meresap ke dalam
kesadaran hati nuraninya.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan
mengenai Efektivitas Peran Guru Dalam Membentuk siswa di MTs
Annajah Jakarta Selatan maka penulis dapat menyimpukan:
1. Efektivitas Peran Guru dalam membentuk kedisiplinan siswa di MTs
Annajah Jakarta Selatan khususnya kelas IX, yaitu sebagai pengajar,
pendidik, pembimbing, motivator, mediator,organisator, dan
evaluator termasuk dalam kategori “Kurang Efektif”. Kesimpulan
tersebut didasarkan pada nilai rata-rata jawaban responden terhadap
kuesioner efektivitas peran guru dalam membentuk kedisiplinan
siswa sebesar 45,85. Penggunaan-penggunaan yang masih
ditemukan adalah yang berkaitan dengan 1). Memberikan atau
meemngingatkan kepada siswa dalam menjelaskan peaturan dan tata
tertib sekolah 2). Penggunaan media belajar dan 3). Kurangnya
perhatian kepada siswa apabila siswa tidak mengerjakan tugas
rumah.
2. Kedisiplinan siswa di MTs Annajah kelas IX, Yaitu yang berkaitan
dengan mentatati peraturan yang berlaku di sekolah, kesadaran diri,
alat pendidikan, dan hukuman dalam kategori “Kurang Efektif” .
kesimpulan tersebut didasarkan pada nilai rata-rata jawaban
responden terhadap kuesioner kedisiplinan siswa sebesar 48,00.
Kekurangan yang ditemukan adalah kurangnya kesadaran siswa
dalam hal kejujuran dalam mengerjakan ujian sekolah (ulangan
harian, uts, uas dan lainya).
3. Kurang diterimannya hipotesis nihil (maka hal ini menunjukan
bahwa efektivitas peran guru dalam membentuk kedisiplinan siswa
MTs Annajah kurang efektif, artinya dengan demikian, hal ini
mengindikasikan bahwa untuk membentuk kedisiplinan siswa ke
77
arah yang lebih baik, maka salah satu langkah yang harus digunakan
adalah setiap guru harus saling mengingatkan kepda siswa-siswanya
untuk selalu membiasakan diri dalam hal kedisiplinan di sekolah
maupun di luar sekolah, sehingga akan membentuk dan
menumbuhkan kedisiplinan pada diri siswa secara terbiasa, akan
tetapi kalau sekolah tidak dapat menerapkan tata tertib dengan
konsekuen, maka siswa akan tidak mematuhi tata tertib di sekolah.
B. Saran
Dari hasil penelitian di atas diketahui bahwa peran guru pendidikan
agama islam sangat membantu sekali dalam membentuk kedisiplinan
siswa MTs Annajah kelas IX Jakarta Selatan. Oleh karena untuk lebih
memperbaiki terbentuknya kedisplinan siswa MTs Annajah kelas IX
Jakarta Selatan penulis menyarankan agar:
1. Kepada guru Pendidikan Agama Islam khusunya, hendaklah lebih
ditingkatkan lagi peranannya dalam membentuk kedisplinan pada
siswa, baik dalam keteladanan, bimbingan maupun pendidikan
melalui kegiatan mengajar mengajar, walaupun dalam proses
pendidikan dan bimbingannya ini sudah cukup baik.
2. Memperketat pelaksanaan tata tertib yang ada, agar dapat
dijalankan secara maksimal, sehingga mampu meminimalisir
kenakalan atau pelanggaran yang sering dilakukan siswa.
3. Hendaknya seluruh guru-guru, orang tua siswa, dan masyarakat
lebih meningkatkan hubungan kerjasama dalam membentuk
kedisplinan siswa sehinnga anak dapat terkontrol baik di sekolah,
maupu di rumah dan lingkungan masyarakat.
4. Hendaknya setiap siswa dalam berbagai kegiatan di dalam sekolah
harus mentatati tata tertib sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari
selalu mendisiplinkan diri dalam hal ibadah, pergaulan dan
berpakaian.
78
5. Oleh dengan itu pada intinya semua bermuara pada satu tujuan
yaitu menciptakan suasana sekolah yang tertib dan teratur.
Mengingat akan pentingnya disiplin dalam belajar, maka pihak-
pihak yang terkait seperti sekolah, keluarga dan masyarakat,
semestinya menanamkan disiplin ini terhadap siswa. Dalam
penerapan disiplin di sekolah hendaknya secara konsekuen
menjalankan tata tertib yang sudah ditentukan. Bagi siswa yang
melanggar tata tertib tcrsebut hendaknya dikenakan sanksi sesuai
dengan jenis pelanggaran yang dilakukannya.
C. Penutup
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia, nikmat dan
pertolongan-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehinga skripsi ini
dapat diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Skripsi ini ditulis
sesuai dengan keadaan objek yang diteliti, tidak dimaksudkan untuk
mencari kesalahan atau menyudutkan pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu
apabila ada kata-kata yang kurang berkenaan di hati salah satu pihak,
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan menjadi masukan bagi pembacanya. Penulis juga tidak
lupa menguncapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu sampai terselesainya skripsi ini. Jazakumullah khairul jazaa,
amiin.
79
DATAR PUSTAKA
Aunillah, Nurla Isna, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah,
Jogjakarta: Laksana, 2011.
Danim, Sudarwan, Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, Ke
Profesional Madani, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011.
Daradjat, Zakiyah dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, Cet. 3, 2007.
Fajar, H.A. Malik, Retorasi Peran Guru Agama di Sekolah Umum, Jurnal
Keislaman, Pendidikan, dan Kebahasaan, Edisi Khusus, 2000.
Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agam islam, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada,2013.
Majid, Abdul dan Andayani, Dian. Pendidikan Agama Islam Berbasisi
Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006
Minarni, Sri Ilmu Pendidikan Islam: Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikasi-
Normatif, Jakarta: Amzah,2013.
Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Jusuf, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana ,
2006.
Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kemandirian
Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta : Bumi Aksara, 2009.
Mulyasa,E., Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi,
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004.
Mulyasa, E. Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT. Bumi Askara, 2012.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2012.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2003.
80
Suparno, Anah Suhaenah. Reorentasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum,
Jurnal Keislaman, Kependidikan, dan Kebahasaan, Edisi Khusus, 2000.
Tu’u, Tulus, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004.
Tutik, Tri Wulan Tutik & Trianto, UU Guru dan Dosen: Tinjauan Yuridis Hak
serta Kewajiban Pendidik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Bandung: Fokusmedia, 2009.
Usman, Moh. Uzer Menjadi Guru Profesional, Badung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011.
Yasin, A. Fatah, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN-Malang Press,
2008.
Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rieneka Cipta,2002.
Dr. Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia,2011.
Abdullah, Ma’aruf. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Yogyakarta: Aswaja
Pressindo,2011.
LAMPIRAN 3
BERITA WAWANCARA
I. Identitas Responden
Nama :
Jabatan :
Hari / Tanggal :
Tempat Wawancara :
1. Menurut Bapak/ibu seberapa pentingkah kedisiplinan diterapkan di sekolah ini?
2. Apa saja kebiasaan yang anda terapkan kepada siswa agar siswa terbiasa
bersikap disiplin?
3. Apa saja keteladan yang anda berikan kepada siswa?
4. Pelanggaran apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?
5. Bagaimana cara menghukum siswa apabila siswa telambat masuk sekolah?
6. Saat mengajar apa yang anda lakukan untuk mendisiplinkan siswa?
7. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru yang
berhubungan dengan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk kedisiplinan
siswa?
Interviewer
Qori Abiansyah
LAMPIRAN 4
HASIL WAWANCARA
I. Identitas Responden
Nama : Suryadhi, S,Thi
Jabatan : Guru Fikih
Hari / Tanggal : Kamis, 19 Januari 2017
Tempat Wawancara : Ruang Guru Lantai 2
1. Menurut Bapak/ibu seberapa pentingkah kedisiplinan diterapkan di sekolah ini?
Jawaban:
Menurut saya, kedisiplinan adalah hal yang angat penting di terapkan disekolah-
sekolah, terutama di sekolah islam, harus bertutur kata dengan sopan, sopan santun,
dan berpakaian yang sudah di atur oleh tata tertib di sekolah ini.
2. Apa saja kebiasaan yang anda terapkan kepada siswa agar siswa terbiasa bersikap
disiplin?
Jawaban:
Kebiasaan yang ada di sekolah ini adalah peraturan secara tertulis yang harus di
patuhi seluruh siswa harus mengetahui dan harus dilaksanakan oleh siswa, contohnya
adalah siswa diharuskan mengikuti kegiatan shalat berjama’ah, shalat sunnah dhuha,
dan takhsin.
3. Apa saja keteladan yang anda berikan kepada siswa?
Jawaban:
Keteladanan yang saya berikan kepada siswa adalah cara berpakaian guru, karena
guru ini di gugu dan di tiru, kalau gurunya tidak mengajarkan berpakaian yang baik,
maka siswapun mengikutinya sebagaimana yang dia lihat gurunya dan akhlak yang
baik yang harus ditanamkan kepada siswa.
4. Pelanggaran apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?
Jawaban:
Pelanggaran yang paling sering dilanggar oleh siswa adalah memakain celana pensil,
dan wanita tidak memakai ciput .
5. Bagaimana cara menghukum siswa apabila siswa telambat masuk sekolah?
Jawaban:
Di MTs Annajah masuk sekolah jam 06.30 sudah sampai sekolah, jika siswa
terlambat masuk maka siswa akan mendapatkan sanksi yaitu hafalan Al-Qur’an yang
sudah di tentukan.
6. Saat mengajar apa yang anda lakukan untuk mendisiplinkan siswa?
Jawaban:
Ketika mengajar saya terlebih dahulu mengkondusifkan kelas supaya siswa siap
untuk mengikuti KBM berlangsung.
7. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru yang berhubungan
dengan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk kedisiplinan siswa?
Jawaban:
Memberikan suri tauladan yang baik sesuai motto Al-Qur’an dan As-Sunnah, anak-
anak wajib melakukan takhsin dan tahfidz selama 3 tahun, tujuannya Juz 30 sudah
hafal dan moralitas, dan juga siswa harus saling menghormati ade kelas dan
sebaliknya. Usaha ini secara pendidikan penyuluhan.
Interviewer
Qori Abiansyah
II. Identitas Responden
Nama : Nurhadi, S.Pd.
Jabatan : Wakil Kep.Sek dan Kesiswaan
Hari / Tanggal : Kamis, 19 Januari 2017
Tempat Wawancara : Ruang Perpustakaan
1. Menurut Bapak/ibu seberapa pentingkah kedisiplinan diterapkan di sekolah ini?
Jawaban:
Sangat penting dan perlu dalam menegakan kedisplinan di sekolah ini, karena
kedisiplinan adalah upaya untuk mendidik karakter siswa, terutama dalam hal
beribadah, di sini siswa di ajakrkan nilai-nilai agama terlebih dahulu supaya siswa
sadar sberapa penting atau setinggi apapun ilmu yang di dapat, tetapi lebih tinggi
ilmu agama.
2. Apa saja kebiasaan yang anda terapkan kepada siswa agar siswa terbiasa bersikap
disiplin?
Jawaban:
Mematuhi peraturan-peraturan yang diterapkan disekolah.
Membawa peci ketika shalat wajib ataupun sunnah.
Tidak membuat gaduh di dalam maupun di luar kelas.
3. Apa saja keteladan yang anda berikan kepada siswa?
Jawaban:
Keteladanan terutama dalam hal beribadah, guru haru ikut serta dalam pelaksanaan
shalat wajib dan sunnah, di sini guru harus menjadi contoh kepada siswanya jangan
hanya siswa yang shalat, akan tetapi gurunya tidak ikut shalat berjama’ah. Di sini
guru harus menjadi panutan kepada siswa.
4. Pelanggaran apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?
Jawaban:
Pelangaran yang paling sering adalah tidak memberikan surat izin apabila tidak
masuk sekolah (bolos), dan tidak memakai peci dan ciput saat shalat berjama’ah.
5. Bagaimana cara menghukum siswa apabila siswa telambat masuk sekolah?
Jawaban:
tidak perlu dengan hukuman fisik, tetapi menghukum dan memberikan sanksi dengan
cara mendidik siswa supaya siswa sadar dengan kesalahan yang telah diperbuatnya,
contohnya, apabila siswa terlambat siswa harus menghafalkan Al-Qur’an Juz 30 yang
sudah di atur sampai hafal, jadi apabila siswa terlambat mendapatkan hukuman yang
mendapatkan pahala bagi siswa.
6. Saat mengajar apa yang anda lakukan untuk mendisiplinkan siswa?
Jawaban:
ketika mengajar di kelas supaya kelas nyaman untuk ditempatkan siswa harus
membuang sampah yang berserakan di bawah bangku atau di sekitarnya di tempat
sampah, hal ini supaya siswa nyaman dan mendisiplinkan siswa untuk selalu
membuang sampah kepada tempatya.
7. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru yang berhubungan
dengan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk kedisiplinan siswa?
Jawaban:
Usaha yang dilakukan dalam hal keagamaan yaittu kegiatan shalat wajib dan sunnah
berjama’ah, supaya siswa terbiasa untuk selalu shalat berjama’ah ketika di rumah
atau dimanapun itu, menjadikan ibadah yang paling terutama.
Interviewer
Qori Abiansyah
III. Identitas Responden
Nama : Robi Saputra, S.Pd.i
Jabatan : Guru Sejararah Kebudayaan Islam/ Wali Kelas 7
Hari / Tanggal : Kamis, 19 Januari 2017
Tempat Wawancara : Ruang Guru Lt. 4
1. Menurut Bapak/ibu seberapa pentingkah kedisiplinan diterapkan di sekolah ini?
Jawaban:
Jika kedisiplinan tidak ada di sekolah akibatnya banyak siswa yang tidak bisa atur
dan banayak penyimpangan-penyimpangan yang di buat oleh siswa apabila
kedisiplinan di sekolah tidak di berlakukan, maka sangatlah penting kedisiplinan di
sekolah.
2. Apa saja kebiasaan yang anda terapkan kepada siswa agar siswa terbiasa bersikap
disiplin?
Jawaban:
Kebiasaan yang diterapkan disekolah ini adalah siswa diajarkan untuk terbiasa shalat
berjama’ah dan harapannya tidak hanya di sekolah akan tetapi di luar lingkungan
sekolah (lingkungan rumah), tidak membawa makanan di saat pembelajaran
berlangsung dan mengingatkan kepada siswa untuk mematuhi peraturan tata tertib di
sekolah.
3. Apa saja keteladan yang anda berikan kepada siswa?
Jawaban:
Berbicara sopan ketika sedang berbicara, karena guru itu sebagai contoh kepada
siswanya di dalam berkomunkasi dan berpalaian. Maka harus dari guru yang
mencontohkan.
4. Pelanggaran apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?
Jawaban:
Tidak mengerjakan tugas dengan tepat waktu, tidak membersihkan kelas kalau
mendapatkan tugas piket, dan lupa membawa peci ketika shalat berjama’ah.
5. Bagaimana cara menghukum siswa apabila siswa telambat masuk sekolah?
Jawaban:
Di sini sudah ada peraturan tertulis dan tegas, siswa harus hadir di sekolah jam 06.30
dan masuk kelas jam 06.40, apabila siswa tidak hadir tepat waktu atau telat, maka
siswa harus menghafal Juz 30 yang sudah di sediakan. Contohnya Surat Yasin, Al-
Mulk, dan Ar-Rahman.
6. Saat mengajar apa yang anda lakukan untuk mendisiplinkan siswa?
Jawaban:
Sebelum memulai pelajaran siswa harus membaca doa sebelum memulai pelajaran
itu tidak boleh lupa, dan apabila siswa yang sering membuat gaduh di kelas saya
akan tempatkan duduknya di depan supaya dapat di perhatikan dan fokus dengan
pembelajaran yang disampaikan.
7. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru yang
berhubungan dengan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk kedisiplinan
siswa?
Jawaban:
Shalat dhuha dan membaca doa bersama-sama.
Takhsin dan tahfidz Al-Qur’an
Ketika selesai shalat wajib siswa membaca doa dan dzikir
Interviewer
Qori Abiansyah
IV. Identitas Responden
Nama : Rif’atul Hasanah
Jabatan : Guru Fikih
Hari / Tanggal : Kamis, 19 Januari 2017
Tempat Wawancara : Perpustakaan
1. Menurut Bapak/ibu seberapa pentingkah kedisiplinan diterapkan di sekolah ini?
Jawaban:
Menurut saya sangat penting ketika belajar seorang siswa itu harus disiplin, disiplin
dalam hal memperhatikan guru yang sedang mengajar tidak membuat gaduh di dalam
kelas.
2. Apa saja kebiasaan yang anda terapkan kepada siswa agar siswa terbiasa bersikap
disiplin?
Jawaban:
Konsistensi waktu, apabila di berikan tugas siswa harus mengerjakannya dengan
tepat waktu.
3. Apa saja keteladan yang anda berikan kepada siswa?
Jawaban:
Berkata baik dengan siapapun
Sopan santun, dan
berpakaian rapih
4. Pelanggaran apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?
Jawaban:
Tidak memakai ciput dan peci ketika shalat, telat shalat dzuhur berjama’ah.
5. Bagaimana cara menghukum siswa apabila siswa telambat masuk sekolah?
Jawaban:
Itu sudah diatur apabila siswa telat, maka hukuman yang diterima adalah hafalan Juz
30 sampai siswa benr-benar hafal baru diperbolehkan masuk kelas.
6. Saat mengajar apa yang anda lakukan untuk mendisiplinkan siswa?
Jawaban:
Mengkondisikan kelas, jika siswa masih berisik maka pelajaran pun tidak akan
dimulai, tidak boleh makan atau minum di kelas saat pembelajaran berlangsung.
7. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru yang berhubungan
dengan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk kedisiplinan siswa?
Jawaban:
Meminimalisir perkataan yang kurang baik
Adab lebih tinggi daripada ilmu.
Interviewer
Qori Abiansyah
LAMPIRAN 5
ANGKET PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MEMBENTUK KEDISIPLINAN SISWA
I. Identittas Respoden
Nama :........................................
Kelas : .......................................
II. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah basmalah terlebih dahulu sebelum mengisi angket ini.
2. Berilah tanda silah (X) pada jawaban yang sesuai menurut anda.
3. Jawablah andaakan dijamain kerahasiannya dan tidak akan mempengaruhi
4. Jawaban anda akan dijamin kerahasiaanya dan tidak akan mempengaruhi nilai
anda pada mata pelajaran pendidikan agama islam.
III. Pertanyaan-pertanyaan
A. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam
1. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda menyampaikan perlunya mentaati
peraturan sekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Apakah guru Pendidikan Agama Islam mengingat anda untuk berprilaku taat
dan patuh dalam kehidupan sehari-hari ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Apakah guru Pendidikan Agma Islam menjelaskan peraturan atau tata tertib di
sekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengingatkan anda untuk
menghormati orang tua, guru, dan teman?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengajarkan anda untuk
berpakaian rapi?
b. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda melarang anda untuk merokok?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengingatkan untuk membaca
doa sebelum belajar dan sesudah belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda memberikan bimbingan, nasehat,
dan contoh tauladan yang baik?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9. Guru agama anda mendorong siswa untuk melaksankan nilai-nilai agama?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda memberikan motivasi untuk
selalu berbuat baik setiap saat?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11. Ketika memberikan materi Pendidikan Agama Islam, apakah guru anda
menggunakan media/ alat peraga?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12. Guru Pendidikan Agama Islam hadir di kelas tepat waktu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda, menghukum anda apabila tidak
mengerjakan pekerjaan rumah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengawasi anda pada saat ujian
Pendidikan Agama Islam berlangsung?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15. Menurut anda, apakah guru Pendidikan Agama Islam anda mengulang
kembali pelajaran yang suda dipelajari, sebelum memulai materi berikutnya?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
B. Kedisiplinan Siswa
16. Apakah anda datang kesekolah dan masuk kelas tepat waktu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17. Apakah kamu memakai seragam dan atribut sekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18. Apakah kamu menguncapkan salam kepada guru ketika bertemu di
lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
19. Ketika sedang mengikuti ujian sekolah (ulangan harian, uts, uas dan lainnya),
apakah anda mengerjakan sendiri?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
20. Anda membuang sampah pada tempatnya?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
21. Berbicara sopan kepada kepala sekolah, guru, karyawan dan teman?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
22. Apakah kamu memperhatikan guru pada saat pelajaran berlangsung?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
23. Mengerjakan tugas dari guru tepat pada waktunya?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
24. Melaksanakan tugas piket dengan penuh tanggung jawab?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
25. Mengikuti upacara bendera setiap hari jum’at?
A. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
26. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
27. Melaksanakan shalat wajib dan sunnah berjama’ah di sekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
28. Menghafalkan dan membaca Al-Qur’an pada saat jadwal kegiatan takhsin?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
29. Ketika terlambat masuk kelas apakah guru memberikan sanksi?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
30. Ketika berisik di kelas, apakah guru menegur anda dan mengngatkan kepada
anda?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
LAMPIRAN 6
Analisis Item Skor Angket
Peran Guru PAI (variabel X)
No Responden Kls
Item Soal Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Nayaka IX1 2 4 2 4 3 4 4 3 3 4 2 3 2 3 3 46
2 Dania Aulia Yusuf IX1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 2 4 2 51
3 Chalista Lutfiana IX1 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1 40
4 Lingga Jasmine IX1 2 3 1 4 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 1 36
5 Muthiah N.A IX1 2 3 4 4 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1 41
6 Rubi Tri Setiawan IX1 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 44
7 Liyona Anjaly. A IX1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 2 3 3 2 49
8 Najwa Azzahra IX2 3 3 2 4 2 2 4 2 2 2 3 3 1 4 2 39
9 Muhammad Rafli IX2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 55
10 Alma Almira. M IX2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 53
11 Indah Permata Alfi IX2 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 52
12 Ghifari IX2 2 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 48
13 Ilham Alfiansyah IX2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 49
14 Jihan Nurjannah IX2 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 2 2 3 4 2 47
15 Shifa Ilya Fadhillah IX3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 52
16 Sifa Azka IX3 2 3 2 3 3 2 4 3 4 4 2 2 2 4 3 43
17 Arbima Satya Sandjaya IX3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 54
18 Fathia Rahma IX3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 4 4 47
19 M.Daffa Fadhian IX3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 2 4 4 52
20 Fachrazy IX3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 3 2 2 3 49
21 M. Fadillah Syaer IX3 4 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 37
22 Salma Rahma IX4 4 3 2 2 2 4 2 3 3 2 2 2 3 2 3 39
23 Riandra Khairunisa IX4 2 3 1 3 2 4 3 3 3 3 2 3 1 3 3 39
24 Haifa IX4 3 2 3 4 2 3 3 4 4 3 2 4 2 3 2 44
25 Misell Mazani IX4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 43
26 M.Rafli Zachari IX4 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 42
27 Bunga.F.A IX4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 51
28 Fasya. M. Jefir IX4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 43
29 Femi Resti Andriani IX5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 2 3 3 2 49
30 M.Abiyyu Sakib IX5 4 3 2 3 2 4 4 3 4 3 2 2 3 4 2 45
31 Tirsya Novitasari IX5 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 3 49
32 Nabila Khairunisa Pane IX5 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 2 48
33 Vandira Putri Qirana IX5 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 3 47
34 Ariendha IX5 3 4 3 4 3 3 2 2 2 2 1 2 2 4 3 40
35 Shafa Rana Syafira IX5 3 4 2 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 42
Jumlah 60 1605
Analisis Item Skor Angket
Kedisiplinan Siswa (varibel y)
No Responden Kls
Item Soal Jumlah
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Nayaka IX1 4 4 1 3 4 4 4 3 2 4 2 4 3 4 4 50
2 Dania Aulia Yusuf IX1 4 4 2 2 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 51
3 Chalista Lutfiana IX1 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 53
4 Lingga Jasmine IX1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 57
5 Muthiah N.A IX1 3 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 52
6 Rubi Tri Setiawan IX1 4 3 1 2 3 3 2 3 2 4 2 4 3 4 4 44
7 Liyona Anjaly. A IX1 2 4 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 2 4 47
8 Najwa Azzahra IX2 4 4 1 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 50
9 Muhammad Rafli IX2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 55
10 Alma Almira. M IX2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 44
11 Indah Permata Alfi IX2 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 52
12 Ghifari IX2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 55
13 Ilham Alfiansyah IX2 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 56
14 Jihan Nurjannah IX2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 4 2 4 3 4 4 49
15 Shifa Ilya Fadhillah IX3 3 3 2 2 2 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 45
16 Sifa Azka IX3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 4 4 3 2 1 4 40
17 Arbima Satya Sandjaya IX3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 56
18 Fathia Rahma IX3 2 4 3 2 4 3 3 2 2 4 2 4 3 2 4 44
19 M.Daffa Fadhian IX3 2 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 4 3 2 4 49
20 Fachrazy IX3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 2 4 52
21 M. Fadillah Syaer IX3 2 4 2 2 3 2 2 2 1 4 3 4 4 1 3 39
22 Salma Rahma IX4 3 3 3 3 4 3 4 2 2 4 4 4 4 2 3 48
23 Riandra Khairunisa IX4 4 4 2 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 51
24 Haifa IX4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 4 4 4 3 2 3 42
25 Misell Mazani IX4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 43
26 M.Rafli Zachari IX4 3 3 2 2 3 4 3 2 2 4 1 4 3 2 3 41
27 Bunga.F.A IX4 4 4 3 2 4 4 3 2 2 4 3 3 3 2 3 46
28 Fasya. M. Jefir IX4 2 3 2 2 4 3 3 2 2 4 4 4 2 2 3 42
29 Femi Resti Andriani IX5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3 54
30 M.Abiyyu Sakib IX5 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 55
31 Tirsya Novitasari IX5 3 4 2 3 3 3 2 2 2 4 4 4 3 4 3 46
32 Nabila Khairunisa Pane IX5 3 4 4 3 4 4 4 2 1 1 4 4 3 3 3 47
33 Vandira Putri Qirana IX5 4 4 4 3 4 4 4 3 1 1 3 4 3 2 2 46
34 Ariendha IX5 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 33
35 Shafa Rana Syafira IX5 4 4 3 3 2 4 3 3 1 4 4 4 3 2 2 46
Jumlah 60 Jumlah 1680