EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT MODAL USAHATANI …
Transcript of EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT MODAL USAHATANI …
EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT MODAL USAHATANI
MELALUI KOPERASI GAPOKTAN DI KECAMATAN
LEMBANG KABUPATEN PINRANG
ADRIANI
10596 00880 11
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
i
EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT MODAL USAHATANI
MELALUI KOPERASI GAPOKTAN DI KECAMATAN
LEMBANG KABUPATEN PINRANG
ADRIANI
10596 00880 11
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ii
iii
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :Efektivitas
Penyaluran Kredit Modal Usahatani melalui Koperasi Gapoktan adalah benar
merupakan hasil karya yang belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan oleh penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Makassar, April 2015
Adriani
105960088011
v
ABSTRAK
ADRIANI. 1059688011. Efektivitas Penyaluran Kredit Modal Usahatani melalui
Koperasi Gapoktan di Kecamatan Lembang Kabupaten pinrang. Dibimbing oleh
SRI MARDIYATI dan DEWI SARTIKA.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2015 dengan tujuan
untuk mengetahui efektivitas penyaluran kredit modal usahatani melalui Koperasi
Gapoktan di Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang.
Pengambilan populasi pada penelitian ini dilakukan dengan Purposive
Sampling yaitu secara sengaja memilih responden yang akan diteliti yakni
nasabah yang masih aktif meminjam modal usahatani, pihak keluarga yang
menjadi nasabah atau nasabah untuk memudahkan proses pengambilan data
sebesar 30 petani yang menjadi responden. Analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif.
Sumber data yang digunakan ada dua yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer dikumpulkan dari seluruh responden melalui wawancara dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan juga observasi.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari perpustakaan, literatur dan instansi terkait
dengan koperasi gapoktan di Desa Benteng Paremba Kecamatan Lembang
Kabupaten Pinrang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyaluran kredit modal usahatani
melalui koperasi gapoktan di Desa Benteng Paremba Kecamatan Lembang
Kabupaten Pinrang telah efektif berdasarkan hasil analisis yang menggunakan
skala likert dengan persentase 79,80 %. Hal ini dapat dilihat dari prosedur
penyaluran kredit dilaksanakan secara mudah dan sehat tanpa ada pungutan biaya
yang menguntungkan suatu pihak tertentu, tanpa bunga tetapi bagi hasil yang
telah ditetapkan dan disepakati bersama serta pelayanan yang memuaskan yang
dilakukan oleh pengurus koperasi.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, hidayah-Nya dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada
penulis. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW
beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya, sehingga dengan penuh
ketenangan hati dan keteguhan pikiran penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Efektivitas Penyaluran Kredit Modal Usahatani melalui Koperasi
Gapoktan di Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang”
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Ibu Dr. Sri Mardiyati, SP., M.P. selaku Pembimbing I dan Ibu Dewi Sartika,
S.TP., M.Si. selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.
2. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Amruddin, S.Pt., M.Si selaku ketua Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
4. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yng telah membekali segudang ilmu kepada penulis.
Tak lupa penulis berterima kasih kepada seluruh staf TU Fakultas Pertanian
yang telah banyak membantu dan mengurusi segala administrasi.
5. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Lembang khususnya Kepala Desa
Benteng Paremba dan jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian di daerah tersebut.
6. Kepada Pengurus Koperasi Gapoktan di Desa Benteng Paremba Kecamatan
Lembang Kabupaten Pinrang yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan penulis.
7. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis ayahanda Abdullah dan ibunda
Antaria atas dukungan baik moril maupun material, cinta dan kasih sayang
yang tak pernah habis serta do’a yang senantiasa selalu dipanjatkan dalam
sujud setiap malam-malamnya yang tidak akan pernah bisa terbalaskan.
8. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudari di
Program Studi Agribisnis angkatan 2011 terkhusus buat sahabat-sahabat 4
Kilogram Zulfadlyani, Ummatul Wahidah dan Irma.S yang telah mengukir
banyak kenangan indah di Kampus Biru ini dan selalu memotivasi penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir
yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
viii
Sebagai manusia biasa, tentunya penulis masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan sangat senang jika menerima masukan
dari para pembaca baik berupa kritik maupun saran yang sifatnya membangun.
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Amin.
Makassar, April 2015
Adriani
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iv
ABSTRAK .............................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5
2.1 Efektivitas .................................................................................. 5
2.2 Koperasi dan Ruang Lingkupnya .............................................. 8
2.3 Manajemen Koperasi ................................................................. 11
2.4 Kredit dan Ruang Lingkupnya..... ............................................. 14
2.5 Sistem Pemberian Kredit ........................................................... 20
2.6 Gapoktan .................................................................................... 20
2.7 Kerangka Pemikiran .................................................................. 29
x
III. METODE PENELITIAN .................................................................. 30
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 30
3.2. Teknik Penentuan Sampel ......................................................... 30
3.3. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 30
3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 31
3.5. Teknik Analisis Data ................................................................. 32
3.6. Definisi Operasional ................................................................. 34
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.............................. 36
4.1. Sejarah Koperasi Gapoktan ....................................................... 36
4.2. Visi dan Misi Koperasi Gapoktan ............................................. 37
4.3. Struktur Organisasi Koperasi Gapoktan .................................... 38
4.4. Tugas dan Tanggung jawab Koperasi Gapoktan ....................... 38
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 40
5.1 Identitas Responden ................................................................... 40
5.2 Gambaran Umum Nasabah Koperasi Gapoktan ........................ 47
5.3 Prosedur Pemberian Kredit ........................................................ 47
5.4 Masalah yang Dihadapi oleh Koperasi Gapoktan ..................... 49
5.5 Hasil Analisis ............................................................................. 50
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 55
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 55
5.2 Saran ............................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Skala Efektivitas Penyaluran Kredit Modal Usahatani ..................... 34
2. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 40
3. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Umur ............................. 41
4. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................... 42
5. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani ........... 44
6. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah tanggungan Keluarga ..... 45
7. Luas Lahan Usahatani Reponden ...................................................... 46
8. Hasil Analisis Respon Petani terhadap Pertanyaan yang Diajukan
melalui Kuesioner ............................................................................. 50
9. Hasil Analisis Efektivitas Penyaluran Kredit Modal Usahatani
Responden .......................................................................................... 52
10. Hasil Skor Jawaban dari Keseluruhan Responden ............................ 53
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Skema Kerangka Pikir ..................................................................... 29
2. Struktur Organisasi Koperasi Gapoktan .......................................... 38
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Kuesioner Penelitian ........................................................................ 59
2. Identitas Responden ......................................................................... 61
3. Rekapitulasi Data ............................................................................. 62
4. Peta Lokasi Penelitian ...................................................................... 63
5. Dokumentasi Penelitian ................................................................... 64
6. Surat Izin Penelitian ......................................................................... 65
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usahatani memiliki ciri khas tersendiri dalam penggunaan modal.
Penggunaan modal dilakukan dari awal usahatani, tiap minggu bahkan bisa lebih
sering lagi dan baru akan mendapatkan keuntungan beberapa bulan kemudian
yaitu saat panen. Dalam menyiasati hal ini tentu petani harus menggunakan
penyisihan uang hasil panen untuk keperluan musim tanam berikutnya
(menabung). Namun bagi petani subsisten hal tersebut sulit dilakukan mengingat
hasil yang diperolehnya dari usahatani itu sendiri sangat sedikit. Untuk
menyiasati masalah tersebut, maka pemerintah melakukan usaha pemberian kredit
untuk usaha pertanian melalui koperasi (Nurmansyahindra, 2011).
Menurut Undang-undang Koperasi Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-
pokok Perkoperasian, Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi
yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan. Koperasi Indonesia merupakan bagian dari sistem perekonomian.
Kegiatan koperasi tidak semata-mata hanya ditujukan kepada anggota, tetapi juga
kepada masyarakat umum (Anoraga dan Widiyanti, 2003).
Koperasi sebagai badan usaha senantiasa harus diarahkan dan didorong
untuk ikut berperan secara nyata meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
anggotanya agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial,
sehingga mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat. Koperasi
berperan membantu permasalahan yang dihadapi oleh petani melalui penyaluran
2
kredit atau membantu permodalan usahatani. Dengan peran serta koperasi dalam
pemberian kredit, maka dapat meringankan masalah permodalan dan dapat
meningkatkan usahanya dengan kualitas yang baik dan bermutu sehingga usaha
dari sektor pertanian dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan petani (Yunita, 2010).
Sistem koperasi juga sangat adil, siapa yang banyak berkontribusi maka
semakin banyak pula imbal hasil yang diperoleh. Dengan adanya koperasi, petani
juga bisa memanfaatkannya sebagai wadah untuk menabung dan memperoleh
pinjaman untuk biaya sekolah. Negosiasi harga kepada konsumen besar juga
dapat dilakukan. Selain itu, kebutuhan pedagang besar akan sebuah komoditas
juga bisa terpenuhi.
Gapoktan adalah gabungan kelompok tani yang bergabung dan
bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Membangun
Gapoktan yang ideal diperlukan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas
melalui pembinaan yang berkelanjutan. Proses penumbuhan dan pengembangan
Gapoktan yang kuat dan mandiri diharapkan secara langsung dapat menyelesaikan
permasalahan petani, pembiayaan dan pemasaran (Septiyanti, 2014).
Koperasi gapoktan (gabungan kelompok tani) merupakan koperasi yang
dibentuk dari gabungan beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis
di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan
produksi dan pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani lainnya. Tujuan
utama pembentukan dan penguatan gapoktan adalah untuk memperkuat
3
kelembagaan petani yang ada, sehingga pembinaan pemerintah kepada petani
akan terfokus dengan sasaran yang jelas (Septiyanti, 2014 ).
Kabupaten Pinrang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang
memiliki potensi sumberdaya alam. Kendala yang sering dihadapi dalam memulai
usahatani salah satunya adalah keterbatasan modal yang dimiliki. Sulitnya
memperoleh modal usahatani atau tambahan modal usahatani membuat
kebanyakan petani menjalankan usahataninya dengan modal seadanya atau
meminjam dana pada rentenir dengan bunga yang cukup tinggi sehingga justru
dapat merugikan petani.
Koperasi gapoktan di Desa Benteng Paremba Kecamatan Lembang
Kabupaten Pinrang merupakan salah satu dari sedikitnya koperasi yang ada di
Sulawesi Selatan yang masih bertahan. Banyak koperasi yang hanya berjalan
sesaat kemudian berhenti beroperasi lantaran dana yang dipinjam oleh petani tidak
dikembalikan sesuai dengan yang dipinjam. Oleh karena itu, koperasi ini sangat
diharapkan mampu mengatasi masalah petani utamanya dalam hal permodalan.
Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Efektivitas Penyaluran Kredit Modal
Usahatani melalui Koperasi Gapoktan di Kecamatan Lembang Kabupaten
Pinrang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah
bagaimanakah efektivitas penyaluran kredit modal usahatani melalui koperasi
gapoktan di Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang ?
4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyaluran
kredit modal usahatani melalui koperasi gapoktan di Kecamatan Lembang
Kabupaten Pinrang.
Kegunaan dari penelitian ini yaitu, sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan berpikir dan
pengetahuan. Selain itu, penelitian ini berguna sebagai bahan penulisan
skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk kemajuan
koperasi dalam hal penyaluran kredit modal usahatani.
c. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
tambahan informasi, pengetahuan, dan referensi dalam menyusun penelitian
selanjutnya atau penelitian-penelitian sejenis.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang memiliki makna tercapainya
suatu keberhasilan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari
pengertian menurut asal istilah tersebut bisa diketahui bahwa efektivitas selalu
berkaitan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang telah dicapai. Berikut
ada beberapa pengertian efektivitas menurut beberapa ahli (Anonim, 2014):
1. Menurut Abdurahmat, efektivitas adalah pemanfaatan suatu sumberdaya,
sarana, dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya dengan tujuan untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada
waktunya.
2. Menurut Agung Kurniawan, efektivitas adalah kemampuan melaksanakan
tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) suatu organisasi atau
sejenisnya tanpa adanya tekanan atau ketegangan di antara pelaksanaanya.
3. Menurut Prasetyo Budi Saksono, efektivitas adalah seberapa besar tingkat
kelekatan hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan dari sejumlah
pekerjaan.
4. Menurut Susanto, efektivitas adalah daya pesan untuk mempengaruhi atau
tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi, bisa juga diartikan
sebagai pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya secara matang.
6
5. Menurut Hidayat, efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target berupa kuantitas, kualitas, dan waktu telah tercapai sesuai dengan
apa yang telah direncanakan tersebut.
6. Menurut Schemerhon John R. Jr, efektivitas adalah pencapaian target hasil atau
output yang diukur dengan cara membandingkan anggaran dan realisasi.
2.2 Koperasi dan Ruang Lingkupnya
2.2.1 Pengertian Koperasi
Salah satu bentuk kerjasama dalam lapangan perekonomian adalah
koperasi. Kerjasama dalam koperasi ini dilaksanakan berdasarkan prinsip saling
membutuhkan dan kesamaan kebutuhan di antara beberapa orang. Orang-orang
secara bersama mengupayakan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, baik yang
terkait dengan keperluan pribadi maupun perusahaan. Untuk mencapai tujuan itu,
suatu kerjasama yang berlangsung terus menerus diperlukan (Anoraga dan
Sudantoko, 2002).
Salah satu cara untuk mewujudkan pembangunan sebagaimana yang
tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945, yaitu tercapainya masyarakat yang
adil dan makmur baik materiil maupun spiritual adalah dengan berkoperasi. Istilah
koperasi, dalam bahasa Inggris disebut cooperation, dimana Co berarti bersama,
dan operation berarti bekerjasama. Dalam hal ini, lembaga koperasi adalah suatu
cara atau sistem hubungan kerjasama antara orang-orang yang memiliki
kepentingan yang sama dan bermaksud mencapai tujuan yang telah ditetapkan
bersama-sama dalam suatu wadah koperasi (Widiyanti dan Sunindhia, 2003).
7
Koperasi mempunyai tujuan organisasi yang merupakan kumpulan dari
tujuan-tujuan individu dari anggotanya. Berikut adalah konsep defenisi dari
koperasi menurut beberapa ahli, yaitu :
1. Paul Hubert Casselman dalam bukunya yang berjudul: “The Cooperative
Movement and some of its Problems” mengatakan: “ Cooperation is an
economic system with social content”. (Koperasi adalah suatu sistem ekonomi
yang mengandung unsur sosial) (Hendrojogi, 2002).
2. R.M. Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang berjudul “10 Tahun
Koperasi: Penerangan tentang Koperasi oleh Pemerintah 1930-1940”
menyatakan bahwa: ”Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang
yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan
ekonominya” (Firdaus dan Susanto, 2002).
3. Prof. R.S. Soeriaatmadja memberikan definisi koperasi sebagai suatu
perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai
manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela
masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan
atas tanggungan bersama (Firdaus dan Susanto, 2002).
4. Prof. Marvin A. Schaars seorang guru besar dari Universitas of Wisconsin,
Madison USA mengatakan: “Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara
sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga
pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar
nirlaba atau atas dasar biaya” (Firdaus dan Susanto, 2002).
8
5. Menurut Undang-Undang Perkoperasian No.25 tahun 1992 Pasal 1:“Koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.” (Reksohadiprodjo, 1998).
Dari beberapa rumusan pengertian koperasi di atas dapat disimpulkan
bahwa pada tiap-tiap koperasi akan terlihat paling tidak ciri-ciri sebagai berikut:
1. Adanya sekelompok orang yang mempunyai kepentingan ekonomis yang
sama.
2. Memiliki dan membangun suatu usaha bersama.
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk dapat berdikari sebagai kekuatan utama
bagi kelompok.
4. Kepentingan bersama yang merupakan cerminan dari kepentingan
individu/anggota adalah tujuan utama usaha bersama mereka (Sudarsono dan
Edilius, 2005).
2.2.2 Fungsi dan Peran Koperasi
Menurut Undang-Undang Perkoperasian Nomor 25 tahun 1992 pasal 4,
fungsi dan peran koperasi adalah (Yunita, 2010):
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
9
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
2.2.3 Nilai-Nilai Koperasi
Nilai-nilai koperasi merupakan seperangkat landasan dan norma moral
yang menjadi dasar keyakinan para pendiri dan seluruh anggota koperasi untuk
menyelenggarakan kegiatan koperasi. Bersifat integratif, yaitu antara nilai satu
dengan yang lain tidak terpisahkan. Nilai-nilai koperasi tersebut antara lain:
a. Menolong diri sendiri
b. Tanggung jawab sendiri
c. Demokrasi
d. Persamaan, berarti bahwa setiap anggota memiliki hak yang sama untuk
berpartisipasi, mendapatkan dan memberikan suara dalam pengambilan
keputusan, serta bertanggungjawab dalam mengaktualisasikan dirinya dalam
koperasi.
e. Keadilan, bahwa setiap anggota diperlakukan secara adil dalam hal
penggunaan hak, pemikulan tanggung jawab, dan partisipasi anggota yang
antara lain tercermin dalam pembagian SHU (sisa hasil usaha) sesuai dengan
jasa anggota terhadap koperasinya.
f. Solidaritas, berarti koperasi memberikan makna terhadap kenyataan, bahwa
koperasi adalah lebih dari sekedar perkumpulan-perkumpulan individu.
10
Solidaritas dalam koperasi adalah nilai yang dapat berwujud menjadi kekuatan
kolektif dan dalam bentuk tanggung jawab bersama. Bilamana solidaritas ini
dalam arti tolong-menolong berinteraksi dalam nilai swadaya dalam suatu
kegiatan koperasi yang berimbang, maka kepentingan umum yang menjadi
tujuan koperasi dapat diharapkan terwujud.
g. Kejujuran, merupakan nilai etis yang dicirikan adanya perilaku yang taat dan
patuh dengan norma atau nilai sosial yang berlaku di masyarakat umum
khususnya masyarakat koperasi. Kejujuran dalam koperasi dapat diwujudkan
atau dilihat dari pengeloalaan bidang usaha termasuk keuangan dan prinsip-
prinsip keanggotaan yang tujuannya adalah pencapaian kinerja koperasi yang
tinggi.
h. Keterbukaan mengandung arti bahwa koperasi merupakan organisasi yang
secara teratur membuka dan menyebarluaskan informasi yang berharga
mengenai kegiatan koperasi kepada anggota-anggota, masyarakat, dan
pemerintah.
i. Tanggung jawab sosial merupakan nilai etis koperasi yang dicirikan adanya
konsekuensi dari hubungan koperasi dengan komunitasnya (Yunita, 2010).
2.2.4 Prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi adalah pedoman bagi koperasi-koperasi dalam
melaksanakan nilai-nilai koperasi dalam praktek. Prinsip koperasi merupakan rule
of the game dalam kehidupan koperasi. Adanya prinsip koperasi ini menjadikan
watak koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan badan usaha lain
(Hendrojogi, 2002).
11
Berdasarkan UU Koperasi Nomor 25 tahun 1992, prinsip-prinsip tersebut
antara lain:
a. Keanggotaan Bersifat Sukarela dan Terbuka
Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela, terbuka bagi semua
orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya dan bersedia menerima
tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan jenis kelamin (gender) latar
belakang sosial, ras, politik atau agama.
b. Pengawasan Demokratis oleh Anggota
Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para
anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan.
Pria dan wanita yang dipilih sebagai wakil anggota bertanggungjawab kepada
rapat anggota. Dalam koperasi primer, para anggota memiliki hak suara sama
(satu anggota satu suara) dan koperasi pada tingkat-tingkat lainnya juga
dikelola secara demokratis.
c. Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Ekonomi
Para anggota memberikan kontribusi permodalan koperasi secara adil
dan melakukan pengawasan secara demokratis terhadap modal tersebut.
Setidak-tidaknya sebagian dari modal itu adalah milik bersama koperasi.
Apabila ada, para anggota biasanya menerima kompensasi yang terbatas atas
modal yang disyaratkan untuk menjadi anggota.
12
Para anggota mengalokasikan sisa hasil usaha untuk beberapa atau semua
dari tujuan berikut ini:
Mengembangkan koperasi mereka, mungkin dengan membentuk dana
cadangan, sebagian daripadanya tidak dapat dibagikan.
Membagikan kepada anggota seimbang dengan transaksi mereka dengan
koperasi.
Mendukung kegiatan lainnya yang disahkan oleh rapat anggota.
d. Otonomi dan Kemandirian (Independence)
Koperasi merupakan lembaga otonom, yakni memiliki kewenangan
untuk mengatur diri sendiri dan mengatur kepentingan anggota atas dasar
prakarsa dan aspirasi anggota. Apabila koperasi mengadakan perjanjian dengan
organisasi lain, termasuk pemerintah, atau memupuk modal dari sumber luar,
koperasi melakukannya berdasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan
demokratis oleh para anggotanya dan yang mempertahankan otonomi mereka.
e. Pendidikan, Pelatihan dan Penerangan
Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan kepada para anggota,
wakil-wakil anggota yang dipilih oleh rapat anggota serta para manajer dan
karyawan, agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi
perkembangan koperasinya. Mereka memberikan penerangan kepada
masyarakat umum tentang hakikat perkoperasian dan manfaat berkopersi.
f. Kerjasama antarkoperasi
Koperasi melayani para anggotanya secara kolektif dan memperkuat
gerakan koperasi dengan bekerjasama melalui organisasi koperasi tingkat
13
lokal, nasional, regional, dan internasional. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
g. Kepedulian terhadap Masyarakat
Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarakat
sekitarnya secara berkelanjutan melaui kebijakan-kebijakan yang diputuskan
oleh rapat anggota (Hendrojogi, 2002).
2.3 Manajemen Koperasi
Menurut Ewell Paul Roy dalam Darmawan (2013), mengatakan bahwa
manajemen koperasi melibatkan 4 unsur (perangkat) yaitu, anggota, pengurus,
manajer, karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota
pelanggan. Sedangkan menurut UU No. 25/1992 yang termasuk Perangkat
Organisasi Koperasi adalah Rapat anggota, Pengurus, Pengawas.
1. Rapat Anggota adalah setiap anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban
yang sama. Seorang anggota berhak menghadiri rapat anggota dan memberikan
suara dalam rapat anggota serta mengemukakan pendapat dan saran kepada
pengurus baik di luar maupun di dalam rapat anggota. Anggota juga harus ikut
serta mengadakan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi.
2. Pengurus Koperasi adalah orang-orang yang bekerja di garis depan, mereka
adalah otak dari gerakan koperasi dan merupakan salah satu faktor yang
menentukan berhasil tidaknya suatu koperasi. Menurut Leon Garayon dan Paul
O. Mohn dalam bukunya “The Board of Directions of Cooperatives” fungsi
pengurus adalah pusat pengambilan keputusan tertinggi, pemberi nasihat,
14
pengawas atau orang yang dapat dipercaya, penjaga berkesinambungannya
koperasi dan simbol dari koperasi tersebut.
3. Pengawas Koperasi bertugas melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan
koperasi, termasuk organisasi, usaha-usaha dan pelaksanaan kebijaksanaan
pengurus, serta membuat laporan tertulis tentang pemeriksaan.
4. Peranan Manajer adalah membuat rencana ke depan sesuai dengan ruang
lingkup dan wewenangnya; mengelola sumberdaya secara efisien, memberikan
perintah, bertindak sebagai pemimpin dan mampu melaksanakan kerjasama
dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi (to get things done by
working with and through people).
2.4 Kredit dan Ruang Lingkupnya
2.4.1 Pengertian Kredit
Kebutuhan manusia selalu meningkat, sedangkan kemampuan untuk
mencapainya terbatas. Untuk memenuhi kebutuhannya, seseorang memerlukan
bantuan dalam bentuk permodalan diantaranya berupa kredit (Marbun, 2006).
Kredit merupakan bantuan dalam bentuk tambahan permodalan untuk
meningkatkan usaha, atau meningkatkan daya guna suatu barang yang diperoleh
dengan cara meminjam dari bank atau usaha lain yang menyediakan simpan
pinjam.
Kata kredit berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti “percaya”.
Jadi seandainya seseorang memperoleh kredit, berarti ia memperoleh kepercayaan
(trust). Dengan perkataan lain maka kredit mengandung pengertian adanya suatu
kepercayaan dari seseorang atau badan yang diberikan kepada seseorang atau
15
badan lainnya yaitu bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan datang akan
memenuhi segala sesuatu kewajiban yang telah diperjanjikan terlebih dahulu
(Marbun, 2006).
Kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan pembayaran dan prestasi
yang diberikan sekarang baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa. Disini terlihat
bahwa faktor utama yang memisahkan prestasi dan kontraprestasi. Dengan
demikian kredit dapat pula berarti bahwa pihak kesatu memberikan prestasi baik
berupa uang, barang, atau jasa kepada pihak lain, sedangkan kontraprestasi akan
diterima kemudian dalam jangka waktu tertentu (Marbun, 2006).
Definisi kredit menurut Raymond P. Kent yang dikutip oleh Thomas
Suyatno, et. all dalam Marbun (2006), mendefinisikan kredit sebagai berikut;
“Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan
pembayaran pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang
sekarang”. Selanjutnya definisi kredit menurut Rollin G. Thomas yang dikutip
oleh Rachmat Firdaus dalam Marbun (2006) sebagai berikut: “Dalam pengertian
umum kredit didasarkan pada kepercayaan atas kemampuan si peminjam untuk
membayar sejumlah uang pada masa yang akan datang”.
Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-
Undang Tentang Perbankan, pengertian kredit sebagai berikut: “kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antarbank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
16
tertentu dengan pemberian bunga”. Dari definisi yang telah diuraikan di atas dapat
dilihat bahwa dalam kredit:
1. Adanya suatu penyerahan uang atau tagihan.
2. Adanya suatu kesepakatan antara kreditur dengan debitur.
3. Adanya suatu syarat bagi pihak debitur berkenaan dengan pinjaman dan bunga
yang harus dibayar.
2.4.2 Unsur-Unsur Kredit
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas
kepercayaan, dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian
kepercayaan. Hal ini berarti lembaga kredit akan memberikan kredit jika betul-
betul yakin nasabah akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai
dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah
pihak.
Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
menurut Kasmir dalam Aritonang (2009) adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Kepercayaan adalah suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang
diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.
2. Kesepakatan
Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan
ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
17
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
4. Risiko
Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu
pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit
semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi
tanggungan perusahaan, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai,
maupun risiko yang tidak disengaja.
5. Balas Jasa
Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit, atau jasa
tersebut atau yang kita kenal dengan nama bunga.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam sistem
pemberian kredit akan senantiasa terkandung unsur kepercayaan yang merupakan
falsafah dasar yang melatarbelakangi timbulnya kredit, adanya kesepakatan antara
pemberi kredit (kreditur) dengan penerima kredit (debitur) untuk melaksanakan
tugasnya masing-masing, adanya jangka waktu yang mencakup masa
pengembalian kredit yang telah disepakati bersama oleh kreditur dan debitur,
risiko dan bunga.
2.4.3 Tujuan Kredit
Dalam membahas tujuan kredit, kita tidak akan dapat melepaskan diri dari
falsafah suatu negara. Di negara-negara liberal, tujuan kredit didasarkan pada
usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut
18
oleh negara yang bersangkutan, yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya
untuk memperoleh manfaat atau keuntungan yang wajar. Oleh karena pemberian
kredit yang dimaksud untuk memperoleh keuntungan, suatu lembaga kredit akan
memberikan kredit pada nasabah jika ia betul-betul merasa yakin bahwa nasabah
yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah
diterimanya. Dari faktor kemampuan tersebut, Suyatno dalam Aritonang (2009)
menyatakan bahwa :
1. Keuntungan atau profitability merupakan tujuan dari pemberian kredit yang
terjelma dalam bentuk bunga yang diterima.
2. Keamanan atau safety yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang
diberikan harus benar-benar terjamin pemngembaliannya, sehingga tujuan
profitability benar-benar tercapai tanpa hambatan-hambatan yang berarti.
Dari uraian tersebut, tampak jelas bahwa tujuan dari pemberian kredit
adalah untuk memperoleh keuntungan. Namun tujuan ini hendaknya tidak semata-
mata untuk mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan di negara
kita yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengan
demikian tujuan kredit yang diberikan oleh koperasi yang akan mengembangkan
agent of development menurut Suyatno dalam Aritonang (2009) adalah untuk:
1. Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan.
2. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalakan fungsinya guna
menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
19
3. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat
memperluas usahanya.
Dari tujuan tersebut, terlihat adanya kepentingan yang seimbang antar
kepentingan pemerintah, kepentingan masyarakat (rakyat), dan kepentingan
pemilik modal (pengusaha).
2.4.4 Fungsi kredit
Usaha pokok dari koperasi simpan pinjam atau lembaga kredit adalah
memberikan kredit. Kredit yang diberikan mempunyai pengaruh yang sangat luas
dalam segala bidang kehidupan, khususnya dalam bidang ekonomi. Selain itu juga
merupakan pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam rangka
mendorong dan memperlancar produksi, perdagangan jasa-jasa dan konsumsi
(Aritonang, 2009).
Suatu kredit mencapai fungsinya apabila secara sosial ekonomis baik bagi
debitur, kreditur, maupun masyarakat membawa pengaruh kepada tahapan yang
lebih baik. Dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan, fungsi kredit adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan Daya Guna Uang
Memberikan pinjaman uang kepada pengusaha yang memerlukan dana untuk
kelangsungan usahanya berarti mendayagunakan uang itu secara benar.
2. Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang
Pemberian kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat
menciptakan adanya alat pembayaran yang baru seperti bilyet giro, cek, wesel,
dan sebagainya. Ini berarti ada peningkatan peredaran uang giral. Pemberian
20
kredit uang dalam bentuk tunai juga meningkatkan daya guna peredaran uang
kartal.
3. Meningkatkan Daya Guna dan Peredaran Barang
Dengan modal dari kredit, para pengusaha di bidang industri dapat
menjalankan usaha membeli bahan baku yang kemudian memproses bahan
baku menjadi barang jadi sehingga daya guna barang itu meningkat.
4. Sebagai Salah Satu Stabilitas Ekonomi
Untuk meningkatkan keadaan ekonomi dari keadaan kurang sehat ke keadaan
lebih sehat, biasanya kebijaksanaan diarahkan kepada usaha-usaha untuk
memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, mengendalikan inflasi, dan
mendorong kegiatan ekspor.
5. Meningkatkan Kegairahan Berusaha
Kemampuan para pengusaha untuk mengadakan modal sendiri bagi usahanya
sangat terbatas bila dibandingkan dengan keinginan dan peluang yang ada
untuk memperluas usahanya. Untuk itu pemberian kredit dapat lebih
meningkatkan kegairahan usaha.
6. Meningkatkan Pemerataan Pendapatan
Para pengusaha dapat memperluas usahanya dengan bantuan modal kredit.
Biasanya perluasan usaha ini memerlukan tenaga kerja tambahan. Hal ini sama
saja dengan membuka peluang adanya pemerataan pendapatan.
7. Meningkatkan Hubungan Internasional
Bantuan kredit dapat diselenggarakan dalam negeri maupun luar negeri.
Perusahaan dalam negeri mempunyai kemungkinan untuk menerima bantuan
21
kredit dari bank atau lembaga keuangan luar negeri, demikian pula sebaliknya
(Tohar dalam Aritonang, 2009).
2.4.5 Kredit Usahatani
Tujuan dikeluarkannya kredit usahatani yaitu untuk membantu petani
dalam rangka meningkatkan produksi pangan khususnya padi dan palawija, dan
pendapatan serta kesejahteraan petani yang bersangkutan. Disamping itu, kredit
usahatani juga untuk memobilisasi dana masyarakat dalam upaya menunjang
pembentukan dana pembangunan dari masyarakat, juga menciptakan pemerataan
kesempatan untuk memperoleh fasilitas jasa perbankan ditingkat pedesaan.
Menurut Faisal Afif dalam Budianas (2013) menyatakan bahwa kredit
usahatani adalah merupakan kredit modal kerja yang diperuntukkan kepada petani
guna membelanjai usahataninya dalam rangka intensifikasi
padi/palawija. Menurut MG. Sulistyawardhani dalam Budianas (2013) kredit
usahatani adalah kredit untuk menutup biaya penggarapan lahan, pembelian bibit
padi, pembelian peralatan pertanian, dan penyewaan atau pembelian sawah dan
ternak, dan sebagainya yang berkaitan dengan usahatani.
2.5 Sistem Pemberian Kredit
Sistem pemberian kredit merupakan salah satu kegiatan operasi tata usaha
koperasi yang termuat dalam sistem akuntansi manual suatu koperasi. Dimana
dalam sistem pemberian kredit tersebut tercakup dalam prosedur pemberian kredit
yang didukung dengan prinsip-prinsip pemberian kredit yang akan dijelaskan
seperti berikut.
22
2.5.1 Ketentuan-ketentuan Pemberian Kredit
Menurut Muchdarsyah Sinungan, mengatakan bahwa faktor-faktor yang
dipergunakan dalam menganalisis pemberian kredit yaitu sering disebut dengan
The 5 C's Credit analisis, yang terdiri dari :
1. Character yaitu watak dari calon peminjam merupakan salah satu
pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan dalam pemberian kredit.
2. Capacity (kemampuan) yaitu pihak bank harus mengetahui dengan pasti
sampai dimana kemampuan menjalankan usaha calon peminjam. Kemampuan
ini sangat penting artinya mengingat bahwa kemampuan inilah yang
menentukan besar kecilnya pendapatan atau penghasilan suatu perusahaan
dimasa yang akan datang.
3. Capital (modal) yaitu modal ini menyangkut berapa banyak dan bagaimana
struktur modal yang dimiliki oleh calon peminjam. Jumlah capital yang
dimiliki ini penting untuk diketahui oleh bank untuk menilai tingkat debt to
equity ratio (DER) yang selanjutnya berkaitan dengan tingkat rentabilitas dan
solvabilitas serta jangka waktu pembayaran kembali kredit yang akan diterima.
4. Collateral (jaminan) yaitu jaminan atau agunan harta benda milik debitur atau
pihak ketiga yang diikat sebagai agunan andaikata terjadi ketidakmampuan
debitur untuk menyelesaikan utangnya sesuai dengan perjanjian kredit.
5. Condition of economy (kondisi ekonomi) yaitu kondisi atau situasi ekonomi
perlu pula diperhatikan dalam pertimbangan pemberian kredit terutama dalam
hubungannya dengan sektor usaha calon peminjam.
23
2.5.2 Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur pemberian kredit adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
di dalam mengelola permohonan kredit saat permohonan tersebut diterima sampai
dengan pencairan dana kredit. Manfaat dari prosedur pemberian kredit antara lain
adalah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anggota, untuk
mengetahui dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam permohonan
kredit tersebut, dan untuk mengusahakan pemberian kredit dalam waktu singkat.
Secara umum prosedur pemberian kredit menurut Tohar (2004:108) adalah
sebagai berikut:
1. Permohonan kerdit
2. Evaluasi analisis pemberian kredit
3. Keputusan pemberian kredit
4. Perjanjian kredit
5. Pencairan kredit.
Tahapan-tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Permohonan Kredit
Permohonan kredit umumnya dilakukan dengan mengisi formulir
permohonan kredit. Prosedur pengisian formulir permohonan kredit tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan pinjaman
yang telah tersedia.
b. Pertugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon peminjam
dalam pengisian formulir.
24
c. Proses permohonan diteruskan untuk diproses.
2. Evaluasi atau Analisis Kredit
Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai
sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan
menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi pinjaman adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan interview pada calon peminjam
Tujuan dari interview atau tanya jawab adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit mengusai
kegiatan usahanya;
2) Meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang diterima;
3) Mengenal lebih dekat pribadi sifat serta watak dari calon peminjam;
4) Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar belakang
kehidupan, pendidikan, dan pengalaman usaha.
b. Melaksanakan Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak
tentang:
1) Reputasi dan kondisi calon peminjam;
2) Hubungan dengan pemberian kredit, bank, atau koperasi lain dan
kondisinya sampai saat ini;
3) Penilaian dari teman atau rekan usaha atau tetangganya.
25
c. Melakukan Peninjauan ke Tempat Usaha
Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam benar-benar
memerlukan untuk ditinjau guna melihat sampai sejauh mana
perkembangannya.
3. Keputusan Kredit
Keputusan pinjaman ini berisi hal-hal sebagai berikut:
a. Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari pengurus
koperasi.
b. Manajer simpan pinjam di dalam mengambil keputusan, mempergunakan
bahan pertimbangan sebagai berikut:
(1) Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari pengurus
kelompok;
(2) Informasi lain yang diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut
calon peminjam.
c. Ketentuan-ketentuan peminjam yang tertulis pada lembaran evaluasi yang
memuat:
(1) Jumlah pinjaman yang disetujui;
(2) Penggunaan pinjaman;
(3) Besarnya bunga pinjaman;
(4) Tanggal jatuh tempo pinjaman;
(5) Jaminan pinjaman.
26
d. Setiap keputusan yang diambil harus ditandatangani manajer simpan pinjam
koperasi yang bersangkutan.
4. Perjanjian Kredit
Perjanjian peminjaman berisi hal-hal berikut ini:
a. Perjanjian peminjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum
kredit dicairkan.
b. Penandatangan perjanjian pinjaman baru yang harus dapat dilakukan setelah
adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi.
c. Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan yang meliputi surat perjanjian
pinjaman dan surat kuasa menjual memindah hak.
d. Surat perjanjian yang asli harus disimpan pada koperasi.
e. Penandatangan perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi.
f. Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam, aslinya ada pada kantor
koperasi.
5. Pencairan Kredit
Pencairan pinjaman merupakan tahap terakhir setelah ketentuan-ketentuan
dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi dua
rangkap dua sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Pinjaman ini diberikan
secara tunai dan tidak dibenarkan diberikan dalam bentuk lain. Bilamana
memungkinkan agar diusahakan pencairannya secara bertahap. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam
penggunaan dana tersebut.
27
2.6 Gapoktan
Gapoktan adalah gabungan kelompok tani yang bergabung dan
bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan
dibentuk atas dasar:
a. Kepentingan bersama antara anggota,
b. Berada pada kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama di
antara anggota,
c. Mempunyai kader pengelolaan yang berdedikasi untuk menggerakkan petani,
d. Memiliki kader atau piminan yang diterima oleh petaninya,
e. Mempunyai kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar
anggotanya,
f. Adanya dorongan atau manfaat dari tokoh masyarakat setempat.
Membangun gapoktan yang ideal diperlukan dukungan sumberdaya
manusia yang berkualitas melalui pembinaan yang berkelanjutan. Proses
penumbuhan dan pengembangan gapoktan yang kuat dan mandiri diharapkan
secara langsung dapat menyelesaikan permasalahan petani, pembiayaan dan
pemasaran. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
273/KPTS/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Kelembagaan Petani, pembinaan
kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis, peningkatan peran,
peran serta petani, dan anggota masyarakat pedesaan.
Gapoktan merupakan kelembagaan ekonomi di pedesaan yang di
dalamnya bergabung kelompok-kelompok tani. Gapoktan sebagai aset
kelembagaan dari Kementerian Pertanian diharapkan dapat dibina dan dikawal
28
selamanya oleh seluruh komponen masyarakat pertanian mulai dari pusat,
provinsi, kabupaten/kota hingga kecamatan untuk dapat melayani seluruh
kebutuhan petani di pedesaan.
Fungsi gapoktan antara lain ;
1) Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar
(kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan harga).
2) Penyediaan saprotan (pupuk bersubsidi, benih bersertifikat, pestisida dan
lainnya) serta menyalurkan kepada para petani melalui kelompoknya.
3) Penyediaan modal usaha dan menyalurkan secara kredit/pinjaman kepada para
petani yang memerlukan.
4) Melakukan proses pengolahan produk para anggota (penggilingan, grading,
pengepakan, dan lainnya) yang dapat meningkatkan nilai tambah.
5) Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan/menjual produk petani kepada
pedagang/industri hilir (Septiyanti, 2014).
29
2.7 Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Efektivitas Penyaluran Kredit Modal Usahatani
melalui Koperasi Gapoktan di Desa Benteng Paremba Kecamatan
Lembang Kabupaten Pinrang
Penyaluran Kredit
Efektif Tidak Efektif
Kesejahteraan Meningkat
KOPERASI GAPOKTAN
Bantuan Pemerintah (BLM PUAP)
Petani
(Anggota Koperasi)
Modal Usahatani
Bertambah
Produksi Meningkat
Pendapatan Meningkat
Modal Usahatani
Tidak Bertambah
30
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Benteng Paremba Kecamatan
Lembang Kabupaten Pinrang pada bulan Maret sampai bulan Mei 2015.
Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara purposive (sengaja) dengan
pertimbangan bahwa koperasi gapoktan ini berada di daerah tempat tinggal
peneliti sehingga akan memudahkan proses pengambilan data.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (secara
sengaja) yaitu memilih responden secara sengaja seperti nasabah yang masih aktif
meminjam modal usahatani, pihak keluarga dan nasabah terdekat sehingga dapat
memudahkan proses pengambilan data serta meminimalisir biaya selama
penelitian. Jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 30 responden yang
representatif dari 149 populasi.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Sumber
data diperlukan untuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan dengan
fokus penelitian. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan
data sekunder.
31
1. Data primer
Data primer adalah yang diperoleh dari orang yang terlibat atau yang
menjadi subyek penelitian dari obyek yang diteliti, yaitu pengurus, pegawai,
anggota koperasi gapoktan dan petani sebagai nasabah. Data tentang informasi
yang diperoleh langsung dari sampel melalui wawancara dan pengamatan di
lapangan.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang yang diperoleh dari data yang sudah
ada, seperti data monografi, dokumen, laporan, dan studi kepustakaan tentang
buku-buku yang relevan dengan masalah yang diteliti.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang harus digunakan
dalam mengadakan suatu penelitian, agar mendapat data sesuai dengan apa yang
diinginkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilaksanakan secara
langsung untuk dapat mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya dari obyek
penelitian. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipan yang bertujuan untuk menjaring perilaku individu yang terjadi dalam
kenyataan sebenarnya. Kegiatan yang dilakukan dalam observasi ini adalah
mengamati kondisi dan keadaan responden yang menjadi objek penelitian ini.
32
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan tanyajawab kepada responden untuk mendapat data yang akurat.
Tujuan dari wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam
pikiran dan hati orang lain, yaitu hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui
observasi. Disamping itu juga untuk memastikan dan mengecek informasi yang
diperoleh.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan pencarian data mengenai hal-hal
berupa catatan, transkrip, buku, rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik ini
dipergunakan untuk memperoleh data mengenai hal-hal yang diperlukan dalam
penelitian ini.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh
dan dikumpulkan kemudian dianalisis berdasarkan metode yang telah ditetapkan
dan bertujuan untuk menguji efektivitas penyaluran kredit modal usahatani oleh
koperasi gapoktan. Sedangkan analisis deskriptif kuantitatif digunakan dalam
menghitung skala efektivitas dari penyaluran kredit modal usaha tani, dimana
datanya diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden.
33
a) Skala Likert
Menurut Sugiyono (2010), skala likert merupakan suatu skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban dari setiap item instrumen skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata dengan
perolehan skornya antara lain:
1. Sangat setuju/selalu/sangat positif, diberi skor 5
2. Setuju/sering/positif, diberi skor 4
3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral, diberi skor 3
4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif, diberi skor 2
5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/negatif, diberi skor 1
b) Skala Efektivitas
Rumus Efektivitas
Keterangan : Jumlah skor ideal = Skor ideal x jumlah pertanyaan x jumlah
responden
34
Tabel 1. Skala Efektivitas Penyaluran Kredit Modal Usahatani
No. Skala Bobot (%)
1 Tidak efektif 0-20
2 Kurang efektif 21-40
3 Sedang 41-60
4 Efektif 61-80
5 Sangat efektif 81-100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
2.3 Definisi Operasional
1. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program dengan
tujuan yang telah ditetapkan bersama, yaitu penyaluran kredit yang sehat,
aman, dan lancar serta benar-benar digunakan untuk kegiatan usahatani.
2. Koperasi gapoktan di Desa Benteng Paremba Kecamatan Lembang Kabupaten
Pinrang adalah lembaga keuangan yang dibentuk dari gabungan beberapa
kelompok tani berdasarkan asas kekeluargaan untuk memudahkan petani dalam
memperoleh modal usahatani.
3. Kredit merupakan sistem keuangan untuk memudahkan pemindahan modal
dari koperasi yang diperuntukkan untuk kegiatan usahatani.
4. Penyaluran kredit adalah sistem pemindahan atau pemberian modal dari
koperasi gapoktan kepada petani sebagai nasabah untuk membantu keuangan
petani dalam berusahatani.
5. Modal usahatani adalah modal yang dimiliki petani dan ditambah modal dari
kredit modal usahatani dari koperasi gapoktan berupa dana untuk melakukan
kegiatan usahatani dalam bentuk uang.
35
6. Petani merupakan orang yang melakukan kegiatan usahatani sekaligus sebagai
nasabah koperasi.
7. Usahatani merupakan suatu kegiatan dimana petani mengelola usahataninya
mulai dari pembudidayaan tanaman hingga pascapanen.
36
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Singkat Koperasi Gapoktan
Permasalahan mendasar yang dihadapi petani yaitu kurangnya akses
kepada sumber permodalan yang merupakan salah satu sarana produksi yang
dibutuhkan oleh petani. Maka dari itu, dipandang perlu untuk didirikannya
koperasi sebagai jembatan untuk membantu perekonomian masyarakat.
Koperasi gapoktan didirikan di Desa Benteng Paremba Kecamatan
Lembang Kabupaten Pinrang di desa tersebut. Koperasi ini merupakan koperasi
yang berbasis syariah. Koperasi ini berdiri pada tanggal 18 April 2007. Dana awal
yang digunakan koperasi ini berasal dari dana milik pribadi pengurus koperasi
yaitu salah satu penyuluh pertanian dan merupakan salah satu pengurus gapoktan
sebesar Rp 50.000.000,00. Kemudian pada tahun 2012, koperasi ini mendapat
bantuan dana dari pemerintah (BLM PUAP) sebesar Rp 100.000.000,00.
Koperasi Gapoktan ini belum memiliki kantor resmi. Pelaksanaan atau
proses penyaluran kredit dilakukan di rumah ketua koperasi yang bernama
Syahrir, S.Pd. Lokasi Koperasi ini berada di Dusun Lombo yaitu dusun yang
berada di tengah-tengah desa sehingga jarak yang ditempuh nasabah ataupun
calon nasabah ke koperasi tidak terlalu jauh.
BLM PUAP (Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan) merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk
petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah
tanggatani. PUAP dilaksanakan dengan fokus pada mekanisme pemberdayaan
untuk penanggulangan kemiskinan, mengembangkan potensi dan perkuatan
37
kapasitas kelompok masyarakat miskin khususnya petani di pedesaan
(Hendiawan, 2014).
Syarat-syarat pencairan dana :
1. Harus mendapat rekomendasi dari ketua kelompok tani.
2. Pinjaman maksimal Rp. 1.000.000/orang.
3. Bagi hasil 2 % / bulan.
4. Administrasi 1 %.
5. Masing-masing anggota harus menabung minimal Rp. 50.000,-
6. Saat pelunasan harus dibayar pokok dan bagi hasil yang telah ditentukan.
7. Gagal panen tidak dikenakan margin (bagi hasil) tetapi pokok pinjaman harus
dibayar.
8. Jangka waktu pengembalian maksimal 3 bulan.
4.2 Visi dan Misi Koperasi Gapoktan
Visi koperasi gapoktan yaitu :
“Sebagai lembaga wirausaha sosial agribisnis yang maju dan mandiri
untuk mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui kegiatan agribisnis
berlandaskan syariah Islam”.
Misi koperasi gapoktan yaitu :
1. Penyediaan modal dengan bunga rendah bagi petani yang membutuhkan.
2. Tidak menyulitkan petani dengan memberikan jaminan dalam proses
pengambilan kredit.
3. Tidak dikenakan bunga jika gagal panen karena akan semakin merugikan
petani.
38
4.3 Struktur Organisasi Koperasi gapoktan
Gambar 2. Struktur Organisasi Koperasi Gapoktan
4.4 Tugas dan Tanggungjawab
1. Gapoktan
Koperasi gapoktan merupakan salah satu unit usaha yang dijalankan oleh
gapoktan dan bertanggungjawab untuk mengkordinir unit-unit usaha dibawahnya.
2. Poktan
Ketua kelompok tani bertugas untuk merekomendasikan petani yang layak
untuk dijadikan nasabah dan bertanggung jawab untuk memantau dan menagih
anggotanya jika telah lewat dari tempo yang telah ditetapkan.
GAPOKTAN
POKTAN KOPERASI
KETUA
Syahrir, S.Pd
SEKRETARIS
Husnah
BENDAHARA
Munira
ANGGOTA
Petani
PENGAWAS
H. jamaluddin
H. Sere
Hasan Catuo
39
3. Pengawas
Tugas dan tanggung jawab pengawas yaitu melakukan pemeriksaan
terhadap tata kehidupan koperasi, dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus, serta
membuat laporan tertulis tentang pemeriksaan.
4. Ketua
Ketua bertanggung jawab dalam pengelolaan koperasi, termasuk
mengajukan anggaran pendapatan dan belanja koperasi, dan menandatangani
surat-surat yang berhubungan dengan koperasi. Ketua juga bertanggungjawab
menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota serta menyusun laporan tahunan.
5. Bendahara
Bendahara bertanggungjawab terhadap ketua dan bertugas melaksanakan
dan mengerjakan administrasi keuangan, mengendalikan anggaran belanja dan
pendapatan koperasi. Bendahara juga berwenang untuk menyimpan dan
menyalurkan dana pinjaman.
6. Sekretaris
Sekretaris bertanggungjawab atas terlaksananya tata kelolah yang baik,
menyusun konsep dan membuat surat yang dibutuhkan koperasi.
7. Anggota
Anggota yang dimaksud adalah petani yang menjadi nasabah. Tanpa
nasabah koperasi tidak dapat berjalan dan tidak dapat terjadi perputaran modal.
40
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Responden pada penelitian ini merupakan petani yang menjadi nasabah
koperasi gapoktan di Desa Benteng Paremba Kecamatan Lembang Kabupaten
Pinrang. Karakteristik responden dapat dilihat dari segi jenis kelamin, umur,
pendidikan, pengalaman berusahatani, tanggungan keluarga dan luas lahan.
Adapun kerekteristik responden sebagai berikut :
5.1.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambaran mengenai jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Benteng
Paremba Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang, 2015
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki-laki 25 83,33
2. Perempuan 5 16,67
Total 30 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah petani responden yang berjenis
kelamin laki-laki lebih dominan dibanding perempuan yakni sebanyak 25
responden yang berjenis kelamin laki-laki (83,33 %) dan 5 responden yang
berjenis kelamin perempuan (16,67 %). Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak
laki-laki yang melakukan kegiatan usahatani dibanding perempuan.
41
5.1.3 Umur Responden
Petani responden dalam mengelola usahataninya memiliki tingkat umur
yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh
menunjukkan umur responden bervariasi, mulai dari umur 25 - 70 tahun,
komposisi responden disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Umur di Desa Benteng
Paremba Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang, 2015
Umur
(Tahun)
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
25 – 37
38 – 50
51 – 64
7
12
11
23,33
40,00
36,67
Total 30 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2015
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah petani responden yang berada
pada kelompok umur 25 – 37 tahun jumlah petani responden sebanyak 7 orang
dengan persentase 23,33 %, kelompok umur 38 – 50 tahun sebanyak 12 petani
responden dengan persentase 40 %, dan kelompok umur 51 – 64 tahun berjumlah
11 petani responden dengan persentase 36,67 %. Responden didominasi oleh
kelompok umur 38 – 50 tahun yaitu terdiri 12 orang (40 %) dari 30 responden
dengan umur paling muda adalah 25 tahun dan umur yang tertua adalah 63 tahun .
Melihat komposisi umur tersebut di atas menunjukkan bahwa responden
didominasi oleh petani yang masih tergolong dalam kategori umur produktif
sehingga dapat dikatakan bahwa petani responden masih potensial untuk
mengelola usahataninya. Hal ini sesuai dengan UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal
1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
42
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar
penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan
bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah
memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur
15 tahun – 64 tahun (Anonim, 2014).
5.1.4 Tingkat Pendidikan Responden
Latar belakang pendidikan seseorang akan mempengaruhi dalam
kehidupannya di masyarakat. Di samping itu latar belakang pendidikan akan
menjadi dasar berpikir dan mengungkapkan pendapat dalam mengambil
keputusan termasuk di dalamnya menjadi nasabah. Pada Tabel 3 dapat dilihat
identitas responden berdasarkan pendidikan.
Tabel 4. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Benteng
Paremba Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang, 2015
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
(Org)
Persentase
(%)
1. Tidak Tamat SD 6 20,00
2. SD 14 46,67
3. SMP 6 20,00
4. SMA 3 10,00
5. PERGURUAN TINGGI 1 3,33
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2015
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa persentase tertinggi pada tingkat
pendidikan adalah responden tingkat pendidikan Sekolah Dasar yang jumlahnya
14 orang dengan persentase sebesar 46,67 % dan yang kedua adalah tingkat
pendidikan yang Tidak Tamat SD dan SMP masing-masing sebanyak 6 orang
43
dengan persentase 20 %, Tingkat Sekolah Menengah Atas yang jumlahnya 6
orang dengan persentase 20 %. Selanjutnya, tingkat pendidikan Sekolah
Menengah Atas sebanyak 3 orang dengan persentase 10 %. Kemudian persentase
terendah berada pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi yaitu 3,33 % dengan
jumlah 1 orang.
Hal di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal petani
responden tergolong rendah karena sebagian besar petani hanya mampu
mengeyam pendidikan selama 6 tahun. Rendahnya tingkat petani dan keterbatasan
teknologi modern merupakan dua faktor penyebab utama yang menyebabkan
kemiskinan di sektor pertanian di Indonesia. Keterbatasan dua faktor produksi
tersebut yang sifatnya komplementer satu sama lain mengakibatkan rendahnya
tingkat produktivitas yang pada akhirnya membuat rendahnya tingkat pendapatan
riil petani sesuai mekanisme pasar yang sempurna. (Tambunan, 2003).
5.1.5 Pengalaman Berusahatani Responden
Lama berusahatani petani responden mempengaruhi perilakunya dalam
mengelola usahataninya. Bagi petani yang memiliki pengalaman berusahatani
lebih lama atau banyak, cenderung memiliki banyak pengetahuan berusahatani di
banding yang tidak, sehingga mereka lebih berhati-hati untuk mengambil
keputusan. Komposisi petani responden yang didasarkan pada pengalaman dalam
berusahatani, dapat dilihat pada Tabel 5.
44
Tabel 5. Identitas Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di
Desa Benteng Paremba Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang, 2015
Pengalaman Berusahatani
(tahun)
Jumlah (orang) Persentase (%)
1-13
14-27
28-40
9
10
11
30,00
33,33
36,67
Total 30 100,00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
Berdasarkan dari hasil pengumpulan data yang diperoleh data pada tabel 5
menunjukkan bahwa petani responden memiliki pengalaman dalam berusahatani
yang cukup lama. Sebagian besar petani responden di Desa Benteng Paremba
Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang, memiliki pengalaman dalam melakukan
usahatani selama 28-40 tahun berjumlah 11 orang dengan persentase 36,67 %,
pengalaman usahatani 14-27 tahun berjumlah 10 orang dengan persentase 33,33
% dan pengalaman usahatani 1-13 tahun berjumlah 9 orang dengan persentase
36,67 %.
Semakin banyak pengalaman usahatani yang dimiliki seorang petani,
maka akan semakin efektif pengelolaan usahataninya, termasuk semakin selektif
dalam memilih lembaga keuangan untuk memperoleh kredit yang paling
menguntungkan bagi usahataninya.
5.1.6 Jumlah Tanggungan Keluarga Responden
Jumlah tanggungan keluarga mempengaruhi pendapatan petani. Semakin
besar jumlah tanggungannya, semakin besar pula pengaruhnya terhadap
pendapatan yang di terima petani tersebut. Semakin besar jumlah tanggungan
keluarganya, maka mereka semakin bersemangat dalam mengelola usahataninya
45
karena adanya dorongan untuk rasa tanggung jawab terhadap keluarga, untuk
mengetahui penyebaran jumlah tanggungan keluarga dari petani responden dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Identitas Petani Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga
di Desa Benteng Paremba Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang,
2015
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan keluarga yang
mendominasi yaitu 4 orang. Terdapat 9 kepala keluarga yang memiliki
tanggungan keluarga 4 orang dengan persentase sebesar 30 %, kemudian terdapat
8 kepala keluarga yang memiliki jumlah tanggungan keluarga 2 orang dengan
persentase sebesar 26,67 %, terdapat masing-masing 6 kepala keluarga yang
memiliki jumlah tanggungan keluarga 3 dan 5 orang dengan persentase 20 %.
Serta 1 kepala keluarga yang memiliki tanggungan keluarga sebanyak 6 orang
dengan persentase 3,33 %.
Banyaknya jumlah tanggungan keluarga mengakibatkan banyaknya
pengeluaran terhadap rumah tangganya. Keadaan demikian sangat beralasan,
karena tuntutan kebutuhan uang tunai rumah tangga yang besar, sehingga petani
harus berhati-hati dalam bertindak. Kegagalan petani dalam berusaha tani akan
sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Jumlah anggota
Jumlah Tanggungan Keluarga
(orang)
Jumlah (KK) Persentase (%)
2
3
4
5
6
8
6
9
6
1
26,67
20,00
30,00
20,00
3,33
Total 30 100
46
keluarga yang besar seharusnya memberikan dorongan yang kuat untuk berusaha
tani secara intensif dengan menerapkan teknologi baru sehingga akan
mendapatkan pendapatan (Soekartawi, 2002).
5.1.7 Luas Lahan Responden
Berdasarkan dari hasil pengumpulan yang diperoleh, menunjukkan bahwa
petani responden memiliki luas lahan padi sawah yang bervariasi yaitu mulai dari
0,2 sampai 2 ha. Komposisi petani responden yang didasarkan pada jumlah luas
lahan dapat disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Luas Lahan Usahatani dari Petani Responden di Desa Benteng Paremba
Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang, 2015
Luas Lahan
(ha)
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0,10 – 0,80
0,81 – 1,50
1,51 – 2,20
13
14
3
43,33
46,67
10,00
Total 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Tabel 7 menunjukkan bahwa luas lahan usahatani padi sawah yang
dimiliki petani responden usahatani sebagian besar memiliki luas lahan 0,81 –
1,50 ha yaitu sebanyak 14 orang dengan persentase 46,67 %, luas lahan 0,10 –
0,80 ha yaitu 13 orang dengan persentase 43,33 %, dan luas lahan 1,51 – 2,20 ha
sebanyak 3 orang dengan persentase 10 %.
Ketersediaan lahan garapan yang dimiliki petani yang jauh dibawa skala
usaha ekonomi menjadi salah satu penyebab yang membuat rendahnya
pendapatan petani di Indonesia. Baik didaerah perkotaan maupun daerah
47
pedesaan, jumlah petani miskin yang tidak memiliki lahan jauh lebih banyak
dibandingkan dengan petani miskin yang memiliki lahan (Tambunan, 2003).
5.2 Gambaran Umum Nasabah Koperasi Gapoktan
Petani yang menjadi nasabah pada koperasi gapoktan di Desa Benteng
Paremba Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang rata-rata merupakan petani
budidaya padi sawah karena mayoritas petani merupakan petani padi. Petani
budidaya perkebunan seperti tanaman kakao ataupun pedagang yang bergerak di
bidang agribisnis tidak berani mengambil risiko dengan meminjam modal usaha
di koperasi. Hal itu dikarenakan risiko hasil panen kakao yang sering gagal panen
akibat dari serangan hama dan penyakit tinggi yang dapat mengakibatkan harga
jualnya jatuh. Akibatnya, pendapatan yang diperoleh sedikit apalagi jika harus
membayar bagi hasil pinjaman. Sedangkan bagi pedagang buah hasil penjualan
yang tidak menentu mengakibatkan mereka tidak mau mengambil risiko dengan
meminjam modal pada koperasi. Selain itu, para pedagang tersebut merasa bahwa
apabila meminjam modal pada koperasi maka harus menyisihkan 2 % dari
pendapatan yang diperoleh sehingga pendapatan yang diterima akan berkurang.
5.3 Prosedur Pemberian Kredit
Sistem pemberian kredit oleh Koperasi Gapoktan di Desa Benteng
Paremba Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang sangatlah mudah. Adapun
prosedur pengajuan kredit adalah sebagai berikut :
1. Calon nasabah mengajukan permohonan kepada kelompok tani agar
direkomendasikan untuk menjadi nasabah.
48
2. Jika menurut ketua kelompok tani tempat ia mengajukan permohonan kredit
dianggap layak menjadi nasabah maka calon nasabah boleh meminjam dana di
koperasi dengan melampirkan KTP dan KK. Kelayakan menjadi nasabah
dinilai dari watak, kemampuan untuk mengelolah usahanya, dapat dipercaya
dan bertanggung jawab untuk membayar kembali kredit yang telah diterima
oleh nasabah dengan tepat waktu.
3. Kredit bisa diambil langsung di koperasi atau dapat melalui ketua kelompok
tani dengan jumlah maksimal Rp 1.000.000/orang dengan biaya administrasi
sebesar Rp 10.000 dan kontribusi sebesar Rp 50.000/orang.
4. Jangka waktu pengembalian maksimal 3 bulan dengan bagi hasil 2 %/bulan.
Pada saat pengembalian, kredit langsung dibayar beserta bagi hasil yang telah
ditetapkan bersama. Apabila melewati tempo yang telah ditentukan maka akan
dikenakan sanksi dan bagi hasil tetap berjalan sesuai bulannya. Nasabah
dikenakan sanksi apabila kredit yang dipinjam selama setahun ke atas belum
dikembalikan. Sanksinya adalah dikeluarkan menjadi nasabah dan kredit yang
dipinjam tetap harus dikembalikan.
Prinsip-prinsip dasar perkreditan menrut Muchdarsyah Sinungan (2003),
yaitu prinsip 5 C terdiri dari Charakter (watak), Capacity (kemampuan), Capital
(modal), Collateral (jaminan), Condition of Economy (kondisi ekonomi). Sistem
pemberian kredit yang dilakukan koperasi ini hanya menggunakan 3 prinsip
sebelum kredit diberikan yaitu watak, kemampuan dan kondisi ekonomi. Watak
dilihat dari tingkah laku atau tabiat baik sehari-hari calon nasabah. Kemampuan
dilihat dari bagaimana nasabah menjalankan usahataninya. Serta kondisi ekonomi
49
calon nasabah menjadi pertimbangan pemberian kredit. Apabila calon nasabah
dipandang mampu untuk memenuhi kebutuhannya maka nasabah yang paling
membutuhkanlah yang didahulukan.
Ketua kelompok tani memiliki peran penting dalam menilai layak atau
tidaknya petani tersebut menjadi nasabah di koperasi. Dengan mempertimbangkan
keempat prinsip tersebut maka ia boleh menjadi nasabah. Akan tetapi, meskipun
prinsip tersebut telah diterapkan pada akhirnya ada beberapa yang
direkomendasikan tidak lagi memenuhi prinsip-prinsip tersebut setelah menjadi
nasabah.
5.4 Masalah yang Dihadapi oleh Koperasi Gapoktan
Dalam proses penyaluran kredit modal usahatani yang dijalankan oleh
koperasi gapoktan terdapat masalah yang sering dihadapi yaitu sebagai berikut :
1. Tenggang waktu pengembalian kurang
Masalah tenggang waktu pengembalian yang kurang lama menurut
sebagian responden untuk mengembalikan kredit terjadi karena batas waktu yang
ditentukan hanya 3 bulan sementara petani yang meminjam modal di awal
budidaya tanaman padi selalu terlambat membayar kredit karena harus menunggu
waktu panen tiba. Akibatnya pengembalian kredit tidak lancar. Tetapi, hal ini
masih dimaklumi kecuali bagi nasabah yang terlambat di atas 6 bulan maka akan
diberi teguran oleh ketua kelompok tani. Apabila sudah mencapai batas satu tahun
maka ia akan dikeluarkan menjadi anggota dan tetap harus mengembalikan pokok
pinjaman. Sudah 10 nasabah yang tidak menjadi anggota karena terlalu lama
meminjam kredit.
50
2. Kredit macet
Kredit macet terjadi apabila pengembalian kredit tidak lancar sehingga
dana yang dapat digulirkan sedikit. Masalah ini terjadi pada saat musim tanam
hingga pasca panen budidaya tanaman padi berlangsung. Akan tetapi, masalah ini
belum pernah berlangsung lama hanya saja dana yang disalurkan sedikit demi-
sedikit.
3. Jumlah dana yang disalurkan sedikit
Jumlah kredit yang disalurkan dibatasi sebanyak Rp 1.000.000,00/orang.
Tetapi, dalam satu keluarga petani jika anggota keluarga memiliki KTP maka
boleh menjadi nasabah. Hal ini memberikan keuntungan bagi petani yang
memiliki beberapa anggota keluarga yang dapat menjadi nasabah sehingga modal
usahataninya dapat tercukupi. Akan tetapi, bagi petani yang tidak memiliki
anggota keluarga yang dapat menjadi nasabah maka dana yang diperoleh juga
sedikit.
5.5 Hasil Analisis
5.5.1 Respon Petani terhadap Pertanyaan yang Diajukan melalui Kuesioner
Analisis respon petani dilakukan untuk mengetahui tanggapan positif dan
negatif pertanyaan yang diajukan kepada responden. Untuk mengetahui respon
petani terhadap pertanyaan yang diajukan kepada responden dapat dilihat pada
tabel 8.
51
Tabel 8. Hasil Analisis Respon Petani terhadap Pertanyaan yang Diajukan
melalui kuesioner di Desa Benteng Paremba Kecamatan Lembang
Kabupaten Pinrang, 2015
No. Pernyataan Kategori Total
Skor
Persentase
(%) SS S K TS STS
1. Prosedur Kredit Mudah 20 10 0 0 0 140 11,70
2. Bunga Rendah 14 15 1 0 0 133 11,11
3. Kredit Lancar 5 19 6 0 0 119 9,94
4. Dana Cukup 6 8 5 11 0 99 8,27
5. Membantu Mengurangi Beban Petani 10 17 3 0 0 127 10,61
6. Meningkatkan Produksi 8 13 9 0 0 119 9,94
7. Penyaluran Kredit Tepat Sasaran 6 19 5 0 0 121 10,11
8. Batas Waktu Pengembalian Cukup 3 9 9 9 0 96 8,02
9. Pengembalian Kredit Tepat Waktu 3 9 14 4 0 101 8,44
10. Pelayanan Memuaskan 23 6 1 0 0 142 11,86
Total 98 125 53 24 0 1197 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 8. Dapat disimpulkan bahwa respon positif atas
pertanyaan yang diajukan peneliti kepada responden yaitu terdapat pada
pertanyaan ke 10 yaitu pelayanan di koperasi memuaskan dengan total skor
sebesar 142 (11,86 %), kemudian pertanyaan pertama dengan skor 140 (11,70 %),
pertanyaan ke 2 dengan total skor 133 (11,11 %), pertanyaan ke 5 dengan total
skor 127 (10,61 %), pertanyaan ke 7 dengan total skor 121 (10,11 %), pertanyaan
ke 3 dan dengan total skor masing-masing 119 (9,94 %), pertanyaan ke 9 dengan
total skor 101 (8,44 %), pertanyaan ke 4 dengan total skor 99 (8,27 %), dan
pertanyaan ke 8 yaitu tenggang waktu pengembalian cukup untuk mengembalikan
modal pinjaman dengan total skor terendah sebanyak 96 (8,02 %) berarti tenggang
waktu yang ditentukan oleh koperasi kepada nasabahnya tidak cukup untuk
mengembalikan modal pinjaman.
52
5.5.2 Efektivitas Penyaluran Kredit Modal Usahatani
Untuk mengetahui hasil analisis efektivitas penyaluran kredit modal
usahatani melalui koperasi gapoktan di Desa Benteng Paremba Kecamatan
Lembang Kabupaten Pinrang diperoleh hasil jawaban yang tersaji dalam tabel 9.
Sebagai berikut :
Tabel 9. Hasil Analisis Efektivitas Penyaluran Kredit Modal Usahatani
Responden di Desa Benteng Paremba Kecamatan Lembang Kabupaten
Pinrang, 2015
Kategori Likert Total Persentase (%)
Tidak Efektif (0 - 20 %) 0 0,00
Kurang Efektif (21-40 %) 0 0,00
Cukup Efektif (41-60 %) 0 0,00
Efektif (61-80 %) 17 56,67
Sangat Efektif (81-100%) 13 43,33
Total 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Pada Tabel 9 dapat dikatakan bahwa efektivitas penyaluran kredit modal
usahatani melalui Koperasi Gapoktan di Desa Benteng Paremba Kecamatan
Lembang Kabupaten Pinrang telah efektif yakni mencapai 61-80 % berdasarkan
hasil perhitungan dengan menggunakan skala likert secara parsial atau
menghitung efektivitas tiap responden kemudian dihitung jumlah responden yang
masuk kategori yang telah ditentukan.
Untuk mengetahui efektivitas hasil penelitian secara keseluruhan yaitu
dengan menghitung rata-rata hasil analisis efektivitas dari keseluruhan responden
yang diteliti atau dapat pula dihitung dengan cara sebagai berikut.
53
Tabel 10. Skor Jawaban dari Keseluruhan Responden
Kategori Jumlah Pilihan Jawaban Total Skor
Sangat Setuju 98 490
Setuju 125 500
Kadang-kadang 53 159
Tidak Setuju 24 48
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 300 1.197
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Seluruh jawaban hasil kuesioner akan dikalikan dengan kriteria nilai yang
telah ditetapkan yaitu “Sangat Setuju = 5”, “Setuju = 4”, “Kadang-Kadang = 3”,
“Tidak Setuju = 2”, dan Sangat Tidak Setuju = 1” kemudian dijumlahkan dengan
tiap skornya, sehingga akan diperoleh hasil jawaban sebagai berikut.
Nilai Efektivitas =
=
= 79,80
Penyaluran Kredit Modal Usahatani melalui koperasi gapoktan di Desa
Benteng Paremba Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang telah berjalan secara
efektif berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh yakni sebesar 79,80 %.
Petani lebih memilih meminjam kredit di koperasi ini dibandingkan meminjam
kredit di tempat lain seperti bank, atau masyarakat. Prosedur pengambilan kredit
di Bank cukup sulit bagi petani karena harus melampirkan jaminan serta bunga
yang dikenakan cukup tinggi, dan tidak ada toleransi apabila terjadi gagal panen
maka bunga tetap harus dibayar. Sedangkan, jika meminjam pada masyarakat
yang ingin melipatgandakan uangnya maka mereka mengenakan bunga.
54
Meskipun tidak ada jaminan yang diberikan tetapi jika gagal panen maka
bunganya tetap harus dibayar.
Prosedur pemberian kredit pada koperasi gapoktan di Desa Benteng
paremba Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang mudah tanpa ada syarat-syarat
yang merugikan atau memberatkan petani seperti mengeluarkan biaya untuk
menjadi nasabah yang dapat menguntungkan suatu pihak yang tidak
bertanggungjawab. Bagi hasil yang dikenakan cukup rendah yaitu 2 %. Bagi hasil
yang dikenakan berdasarkan hasil kesepakatan bersama antara pengurus koperasi
dengan masyarakat melalui rapat anggota. Pelayanan di koperasi juga
memuaskan. Maksudnya yaitu ketika nasabah datang ke koperasi maka pengurus
dalam hal ini ketua atau bendahara melayani nasabah dengan baik dengan
bersikap ramah dan langsung mengurus berkas pengambilan kredit.
55
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada Koperasi
Gapoktan di Desa Benteng Paremba Kecamatan Lembang kabupaten Pinrang,
penulis dapat menyimpulkan bahwa efektivitas penyaluran kredit modal usahatani
tersebut telah efektif (79,80 %). Hal ini dapat dilihat dari prosedur penyaluran
kredit dilaksanaan secara mudah dan sehat tanpa ada pungutan biaya yang
menguntungkan suatu pihak tertentu, tanpa bunga tetapi bagi hasil yang telah
ditetapkan dan disepakati bersama serta pelayanan yang memuaskan yang
dilakukan oleh pengurus koperasi.
Kredit yang disalurkan kepada petani paling banyak pada saat musim
tanam padi tiba. Prosedur pemberian kredit juga tidak memberatkan petani. Akan
tetapi, dana yang disalurkan masih sedikit sehingga jika musim tanam padi tiba
akan ada petani yang tidak bisa dengan cepat memperoleh kredit dan harus
menunggu hingga ada nasabah yang lain mengembalikan kredit tersebut. Serta
jangka waktu pengembalian modal masih terasa berat menurut responden karena
batas waktu yang diberikan hanya 3 bulan sementara untuk menunggu budidaya
tanaman padi hingga panen butuh waktu lebih dari batas waktu yang telah
ditentukan.
56
5.2 Saran
Mengingat masalah yang dihadapi oleh koperasi gapoktan yaitu tidak
adanya sanksi yang tegas terhadap nasabah mengenai pengembalian kredit yang
melewati batas jatuh tempo sehingga memungkinkan ada nasabah yang terlambat
mengembalikan modal. Hal ini berpengaruh terhadap macetnya kredit
dikarenakan sebagian dana yang dipinjam masih berada pada nasabah. Oleh
karena itu, dalam sistem penyaluran kredit perlu adanya jaminan dan sanksi yang
tegas untuk meminimalisir risiko tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014. Pengertian Efektivitas menurut Beberapa Ahli. (On-Line).
http://dilihatya.com/2014.html diakses 16 Februari 2015.
Anoraga, P. dan Sudantoko, D. 2002. Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha
Kecil. Jakarta: Rineka Cipta dan Bina Adiaksara.
Anoraga, P. dan Widiyanti, N. 2003. Dinamika Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta
dan Bina Adiaksara.
Aritonang, H. M. 2009. Analisis Keberadaan Kredit Union (CU) sebagai Lembaga
Pembiayaan di Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten
Simalungung. Skripsi. Fakultas Pertanian Sumatera Utara. Medan.
Budianas, Nanang. 2013. Pengertian Kredit Usaha Tani (KUT). (On-Line).
http://nanangbudianas.blogspot.com/html diakses 26 Februari 2015.
Darmawan, M. A. 2013. Pola Manajemen Koperasi. (On-Line).
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/pola-manajemen-koperasi.
html diakses 26 Februari 2015.
Firdaus, M. dan Susanto, A. E. 2002. Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Handoko, T. H. 1999. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE.
Yogyakarta.
Harahap, R. E. 2010. Bab II Tinjauan Pustaka, Landasan Teori dan Kerangka
Pemikiran. (Jurnal). http://repository.usu.ac.id/bitsream/pdf.html diaskes
28 Mei 2015.
Hendiawan, Mulyadi. 2014. Pedoman Pengembangan LKM-A pada Gapoktan
PUAP. Jakarta: Kementrian Pertanian.
Hendrojogi. 2002. Koperasi Asas-asas, Teori dan Praktek. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Marbun, A. 2006. Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang Efektivitas
Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Widyatama. Bandung.
Nurmansyahindra. 2011. Kredit Usaha Tani (KUT). (On-Line).
http://agribisnisbelajarwordpress.com diakses 16 Februari 2015.
Reksohadiprojo, Sukanto. 1998. Manajemen Koperasi. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Septiyanti, Revina. 2014. Koperasi Gapoktan Al-Ikhwan. (On-Line).
http://www.kampoengternak.or.id diakses 16 Februari 2015.
Sinungan, Muchdarsyah. 2003. Strategi Manajemen Bank. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta: Press.
Soedarsono dan Edilius. 2005. Koperasi dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudharta, Widi. 2013. Metode Penelitian Skripsi. (On-Line).
http://www.metodepenelitian-widisudharta.html diakses 3 Mei 2015.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Widiyanti, Ninink. 2004. Manajemen Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Widiyanti, N. dan Sunindhia, Y. W. 2003. Koperasi dan Perekonomian
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta dan Bina Adiaksara.
Wikipedia. 2014. Tenaga Kerja. (On-Line).
http://wikipedia.org/wiki/Tenaga_Kerja/2014.html diakses 3 Mei 2015.
Yunita, Nur. 2010. Efektivitas Kemitraan Usaha pada Koperasi Susu “SAE” Unit
Pujon dalam Meningkatkan Kesejahteraan Peternak Sapi Perah. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Malang.
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Efektivitas Penyaluran Kredit Modal Usahatani
melalui Koperasi Gapotan di Desa Benteng Paremba Kecamatan
Lembang Kabupaten Pinrang
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS PERTANIAN
KUESIONER
Efektivitas Penyaluran Kredit Modal Usahatani Melalui Koperasi Gapoktan
di Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang
ADRIANI
10596 00880 11
A. Identitas Responden
Nama : ...........................................
Jenis Kelamin : L/P
Umur :............................................
Pendidikan Terakhir :............................................
Jumlah Tanggungan Keluarga :............................................
Pengalaman Usahatani :............................................
Luas Lahan Usahatani : ........................................ha
Total Pinjaman/Kredit : Rp ......................................
B. Gambaran Umum Koperasi Gapoktan
1. Apakah syarat-syarat utama dalam pengajuan kredit modal usahatani?
........................................................................................................................
2. Berapakah range nilai kredit modal usahatani di Koperasi Gapoktan?
........................................................................................................................
3. Bagaimanakah cara menentukan besarnya jasa atau bunga?
........................................................................................................................
4. Bagaimanakah aturan atau sistem pengembalian kredit modal usahatani ?
........................................................................................................................
5. Bagaimanakah sanksi yang diberlakukan apabila terjadi pelanggaran?
.......................................................................................................................
6. Permasalahan-permasalahan apakah yang sering terjadi dalam penyaluran
kredit modal usahatani ini dan bagaimana mengatasinya?
......................................................................................................................
C. Efektivitas Penyaluran Kredit Modal Usahatani
No. Pertanyaan
Jawaban
SS
5
S
4
RR
3
TS
2
STS
1
1 Prosedur pemberian kredit mudah.
2 Bunga pinjaman tidak memberatkan
petani.
3 Kredit lancar/tidak macet.
4 Dana yang diberikan cukup.
5
Bantuan kredit dapat membantu
mengurangi beban petani dalam
memperoleh modal usahatani
6
Bantuan kredit dapat membantu
dalam meningkatkan produksi
usahatani.
7 Penyaluran kredit modal usahatani
sudah tepat sasaran.
8
Tenggang waktu pengembalian cukup
untuk mengembalikan modal
pinjaman.
9 Pengembalian kredit modal usahatani
sudah tepat waktu.
10 Pelayanan di koperasi memuaskan.
Keterangan: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
RR : Ragu-Ragu
Lampiran 2. Identitas Responden Nasabah Koperasi Gapoktan di Desa Benteng
Paremba Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang
No. Nama Umur
(tahun)
Tingkat
Pendidikan
(tahun)
Jumlah
Tanggungan
Keluarga
(orang)
Pengalaman
Usahatani
(tahun)
Luas lahan
(hektar)
Jumlah
Kredit
(Rp/Jt)
1 Usman 50 6 6 35 2,00 1
2 Aminuddin 50 12 4 30 0,40 1
3 Kadang Dara 49 9 3 12 0,50 1
4 Paddara 52 9 5 30 2,00 1
5 Abd. Hamid 52 6 4 32 1,00 2
6 Hasan Catuo 51 6 4 39 1,50 2
7 Upang 51 6 4 33 1,00 2
8 Lira 56 6 2 23 0,10 1
9 Jabir 54 6 5 27 1,00 2
10 Hj. Cenna 55 3 2 30 1,00 1
11 Muh. Radi 43 12 4 12 1,50 2
12 Hasan Basri 46 12 5 21 1,30 2
13 Kona 46 4 5 15 1,00 2
14 Ali 63 2 2 39 1,00 1
15 Suburia 38 6 4 15 0,20 1
16 Syamsiah 36 9 2 17 0,50 1
17 Kattang 35 6 2 11 1,00 3
18 Latang 41 6 4 10 0,30 1
19 Syahrir, S.Pd 25 16 3 1 0,80 2
20 Salma 26 12 3 2 0,20 2
21 Marwan 30 9 3 11 0,30 1
22 Sakka 35 6 3 20 0,50 1
23 Liming 57 6 2 34 1,00 2
24 Umar 38 6 5 12 0,50 2
25 Bolong 48 6 2 26 1,00 1
26 Ramli 45 9 2 22 0,20 1
27 Lahaseng 38 9 5 11 1,50 2
28 Tikkang 29 3 4 6 1,30 2
29 Lamani 58 4 3 39 2,00 2
30 Kunu 42 6 4 23 0,30 1
JUMLAH 1.339 218 106 638 26,90 46
Lampiran 3. Rekapitulasi Data Nilai Skor Efektivitas Penyaluran Kredit Modal
Usahatani melalui Koperasi Gapoktan di Desa Benteng Paremba
Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang
No.
Responden
Efektivitas Penyaluran Kredit
Jumlah
Skala
Efektivitas
(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 5 3 3 4 4 4 3 3 5 39 78,00
2 4 4 4 2 4 3 5 2 2 5 35 70,00
3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 78,00
4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 40 80,00
5 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 36 72,00
6 4 4 4 5 5 5 3 2 3 3 38 76,00
7 4 5 5 2 5 5 4 4 4 5 43 86,00
8 4 5 4 3 4 4 4 2 3 5 38 76,00
9 4 4 3 2 4 3 4 2 2 5 33 66,00
10 5 5 3 2 4 3 4 2 3 5 36 72,00
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 100,00
12 5 5 5 3 5 4 5 2 3 5 42 84,00
13 5 4 4 2 5 5 5 3 3 5 41 82,00
14 5 5 5 3 5 5 5 3 3 5 44 88,00
15 5 5 5 2 4 4 4 4 4 5 42 84,00
16 5 3 3 2 4 3 4 2 2 4 32 64,00
17 5 4 4 4 4 4 4 3 3 5 40 80,00
18 4 4 3 4 4 4 4 3 3 5 38 76,00
19 5 5 4 4 5 4 5 3 3 5 43 86,00
20 5 4 4 3 4 3 4 2 3 5 37 74,00
21 5 4 4 2 4 3 4 3 3 5 37 74,00
22 5 5 4 5 4 4 4 3 3 5 42 84,00
23 5 4 4 4 4 4 3 3 3 5 39 78,00
24 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 47 94,00
25 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 47 94,00
26 5 4 4 2 5 5 4 4 4 5 42 84,00
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 80,00
28 5 5 3 2 3 3 3 2 2 5 33 66,00
29 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 43 86,00
30 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41 82,00
TOTAL 141 135 122 103 132 125 128 104 110 152 1.197 2.394
RATA-
RATA 4,55 4,35 3,94 3,32 264 250 256 208 220 4,90 39,90 79,80
Lampiran 4. Peta Lokasi Penelitian
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian
a. Proses wawancara dengan Bapak Abd. Hamid yang merupakan salah satu
nasabah koperasi
b. Proses pengambilan kredit modal usahatani oleh nasabah koperasi melalui
salah satu ketua kelompok tani
c. Proses pengembalian kredit oleh nasabah
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pinrang pada tanggal 30 April
1993 yang merupakan anak tunggal dari pasangan Abdullah
dan Antaria. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah
masuk SDN 146 Botto pada tahun 1999 dan lulus tahun 2005.
Pada tahun yang sama penulis kemudian melanjutkan studi di
SMPN 2 Lembang dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun yang sama kembali
melanjutkan studinya ke jenjang berikutnya yaitu di SMAN 3 Polewali dan lulus
pada tahun 2011. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Perguruan
Tinggi Swasta Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian yaitu di Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi anggota UKM Tapak Suci
pada tahun 2012. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan
menulis skripsi yang berjudul “Efektivitas Penyaluran Kredit Modal Usahatani
melalui Koperasi gapoktan di Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang”.