Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaranstudent Centered Learning Berbasis Classroom Blogging...

6
1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARANSTUDENT CENTERED LEARNING BERBASIS CLASSROOM BLOGGING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA Maryam Nur Azizah R Dr.Enjang Ali Nurdin, M.Kom Dr. Wawan Setiawan, M.Kom Pendidikan Ilmu Komputer Pendidikan Ilmu Komputer Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI FPMIPA UPI FPMIPA UPI [email protected] [email protected] [email protected] ABSTRAK Secara umum penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menguji efektivitas penggunaan Metode Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging(SCLBCS) pada pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan M etode Pembelajaran SCLBCS dengan siswa yang menggunakan metode konvensional dan untuk mengetahui efektivitas penggunaan Metode Pembelajaran SCLBCS. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental-semu atau quasi-experimental research. Data dikumpulkan melalui instrumen tes yang berbentuk pilihan ganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Hipotesis uji ( (H 1 ) dalam penelitian ini adalah Metode Pembelajaran SCLBCS efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian didapat hasil bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 66 dan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 54,75. Setelah dilakukan uji-t dengan nilai t hitung = 2,1688 dan t tabel pada taraf kebenaran = 0.05 sebesar 1,990. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H 0 ) ditolak dan hipotesis (H 1 ) diterima. Artinya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran TIK dengan menggunakan M etode Pembelajaran SCLBCS efektif meningkatkan hasil belajar siswa daripada menggunakan metode pembelajaran konvensional. Kata Kunci Efektivitas, Hasil Belajar, Student Centered Learning. Classroom Blogging, Blog. 1. PENDAHULUAN Sekolah sebagai sebuah satuan pendidikan sebaiknya dijadikan sebagai tempat untuk mencari, men gemb an gkan dan membekali siswa dengan berbagai kompetensi dengan tujuan agar siswa dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan yang ada. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka proses belajar mengajar di sekolah diharapkan dapat menjadikan siswa lebih berpartisipasi dan berperan lebih aktif, dimana hal ini dapat memberikan siswa pengalaman belajar sesungguhnya yang sesuai dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pendidikan itu sendiri serta dapat tercapainya hasil belajar yang optimal. Salah satu strategi pembelajaran yang tepat untuk dapat mendukung pernyataan tersebut, adalah metode pembelajaran Student Centered Learning (SCL). Istilah Student Centered Learning (SCL) merupakan suatu metode pembelajaran dalam dunia pendidikan dan pengajaran dimana didalamnya siswa memiliki tanggungjawab atas beberapa aktivitas penting seperti perencanaan, pembelajaran, interaksi antara guru siswa, penelitian dan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dikerjakan.[1] Salah satu faktor untuk aspek yang diyakini mampu membantu mempercepat implementasi metode pembelajaran SCL ini adalah teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat telah banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan yang kini sangat terpengaruh adalah dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Salah satu teknologi yang dapat mendukung SCL ini adalah media weblog. M elalui weblog, siswa dapat mengekspresikan diri mereka dengan menulis apa yang mereka pikirkan. Weblog memfasilitasi siswa untuk dapat saling berinteraksi antar siswa yang memiliki weblog, saling mengunjungi, berdiskusi mengenai topik yang diangkat, saling berkomentar, berbagi pengetahuan dan ilmu yang dimiliki oleh masing-masing siswa. 2. RUMUS AN MASALAH Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan pokok yang akan diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar TIK siswa yang menggunakan Metode Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging (SCLBCS) dengan menggunakan metode konvensional? 2. Bagaimana efektivitas p embelajaran d en gan menggunakan metode pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging (SCLBCS) bila dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode konvensional? 3. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) SCL merupakan suatu metode pembelajaran dalam dunia pendidikan, dimana guru dan penyelenggara pendidikan memberikan otonomi dan kendali lebih besar kepada siswa untuk menentukan materi pelajaran, metodepembelajaran dan cepat-lambat tahapan dalam pembelajaran . [2] SCL adalah tentang bagaimana cara membantu siswa menemukan gaya belajarnya sendiri, memahami motivasi dan menguasai keterampilan belajar yang paling sesuai bagi mereka. Hal tersebut akan sangat berharga dan bermanfaat sepanjang hidup mereka.[3] Dalam melaksanakan M etode Pembelajaran SCLBCS, guru perlu membantu siswa untuk menentukan tujuan yang dapat dicapai, mendorong siswa untuk

Transcript of Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaranstudent Centered Learning Berbasis Classroom Blogging...

Page 1: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaranstudent Centered Learning Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sma(Maryamnur Azizah 0608624)

1

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE

PEMBELAJARANSTUDENT CENTERED LEARNING BERBASIS

CLASSROOM BLOGGING UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA SMA

Maryam Nur Azizah R Dr.Enjang Ali Nurdin, M.Kom Dr. Wawan Setiawan, M.Kom

Pendidikan Ilmu Komputer Pendidikan Ilmu Komputer Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI FPMIPA UPI FPMIPA UPI

[email protected] [email protected] [email protected]

ABSTRAK Secara umum penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk

menguji efektivitas penggunaan Metode Pembelajaran Student

Centered Learning Berbasis Classroom Blogging(SCLBCS)

pada pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan

Metode Pembelajaran SCLBCS dengan siswa yang

menggunakan metode konvensional dan untuk mengetahui efektivitas penggunaan Metode Pembelajaran SCLBCS.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian eksperimental-semu atau quasi-experimental

research. Data dikumpulkan melalui instrumen tes yang

berbentuk pilihan ganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Hipotesis uji ( (H1) dalam penelitian ini

adalah Metode Pembelajaran SCLBCS efektif meningkatkan

hasil belajar siswa. Dari penelitian didapat hasil bahwa nilai

rata-rata kelas eksperimen sebesar 66 dan nilai rata-rata kelas

kontrol sebesar 54,75. Setelah dilakukan uji-t dengan nilai thitung = 2,1688 dan t tabel pada taraf kebenaran = 0.05 sebesar

1,990. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis

(H0) ditolak dan hipotesis (H1) diterima. Artinya hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran TIK dengan menggunakan Metode

Pembelajaran SCLBCS efektif meningkatkan hasil belajar siswa daripada menggunakan metode pembelajaran

konvensional.

Kata Kunci

Efektivitas, Hasil Belajar, Student Centered Learning. Classroom Blogging, Blog.

1. PENDAHULUAN Sekolah sebagai sebuah satuan pendidikan sebaiknya dijadikan

sebagai tempat untuk mencari, mengembangkan dan

membekali siswa dengan berbagai kompetensi dengan tujuan

agar siswa dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan yang

ada. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka proses belajar mengajar di sekolah diharapkan dapat menjadikan siswa lebih

berpartisipasi dan berperan lebih aktif, dimana hal ini dapat

memberikan siswa pengalaman belajar sesungguhnya yang

sesuai dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pendidikan

itu sendiri serta dapat tercapainya hasil belajar yang optimal.

Salah satu strategi pembelajaran yang tepat untuk dapat

mendukung pernyataan tersebut, adalah metode pembelajaran

Student Centered Learning (SCL). Istilah Student Centered

Learning (SCL) merupakan suatu metode pembelajaran dalam dunia pendidikan dan pengajaran dimana didalamnya siswa

memiliki tanggungjawab atas beberapa aktivitas penting seperti

perencanaan, pembelajaran, interaksi antara guru siswa,

penelitian dan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dikerjakan.[1]

Salah satu faktor untuk aspek yang diyakini mampu membantu

mempercepat implementasi metode pembelajaran SCL ini

adalah teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat telah

banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satu

aspek kehidupan yang kini sangat terpengaruh adalah dunia

pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Salah satu

teknologi yang dapat mendukung SCL ini adalah media weblog. Melalui weblog, siswa dapat mengekspresikan diri

mereka dengan menulis apa yang mereka pikirkan. Weblog

memfasilitasi siswa untuk dapat saling berinteraksi antar siswa

yang memiliki weblog, saling mengunjungi, berdiskusi

mengenai topik yang diangkat, saling berkomentar, berbagi pengetahuan dan ilmu yang dimiliki oleh masing-masing siswa.

2. RUMUS AN MASALAH Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan pokok

yang akan diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar TIK siswa yang

menggunakan Metode Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging (SCLBCS)

dengan menggunakan metode konvensional?

2. Bagaimana efektivitas pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran Student Centered

Learning Berbasis Classroom Blogging (SCLBCS) bila dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode

konvensional?

3. TINJAUAN PUS TAKA 3.1 STUDENT CENTERED LEARNING (SCL)

SCL merupakan suatu metode pembelajaran dalam dunia pendidikan, dimana guru dan penyelenggara pendidikan

memberikan otonomi dan kendali lebih besar kepada siswa

untuk menentukan materi pelajaran, metodepembelajaran dan

cepat-lambat tahapan dalam pembelajaran. [2]

SCL adalah tentang bagaimana cara membantu siswa

menemukan gaya belajarnya sendiri, memahami motivasi dan

menguasai keterampilan belajar yang paling sesuai bagi

mereka. Hal tersebut akan sangat berharga dan bermanfaat

sepanjang hidup mereka.[3] Dalam melaksanakan Metode Pembelajaran SCLBCS, guru perlu membantu siswa untuk

menentukan tujuan yang dapat dicapai, mendorong siswa untuk

Page 2: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaranstudent Centered Learning Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sma(Maryamnur Azizah 0608624)

2

dapat menilai hasil belajarnya sendiri, membantu mereka untuk

bekerja sama dalam kelompok, dan memastikan agar mereka

mengetahui bagaimana memanfaatkan semua sumber belajar yang tersedia. Pembelajaran lebih merupakan bentuk

pengembangan diri secara keseluruhan dibandingkan kemajuan

linier yang dicapai guru dengan cara pujian dan sanksi.

Kesalahan dilihat sebagai bagian konstruktif dari proses belajar

dan tidak perlu dilihat sebagai hal yang memalukan. [4]

3.2 CLASSROOM BLOGGING

Istilah blog atau blogging muncul dari adanya tindakan

pengeposan/pencatatan pada sebuah jurnal online. Kebanyakan

penulis setuju bahwa weblog merupakan suatu situs web yang sering diperbaharui, yang terdiri atas berbagai posting,

komentar yang ditanggali secara terurut berkebalikan.[5]

Kesukaran tentang penjelasan weblogs karena adanya fakta

bahwa blog diisi dengan sasaran, penggunaan-penggunaan, dan

gaya-gaya penulisan berbeda, namun hanya satu hal sama yakni bentuknya (berupa blog).

Kini, weblog banyak juga dimanfaatkan untuk dunia

pendidikan yang biasa disebut Classroom Blog, khususnya

pada level pendidikan tinggi, contohnya Universitas Iowa, Beras University dan RMIT University di Melbourne yang

menggunakan Classroom Blog sebagai media pembelajaran.

Weblog banyak ditulis secara informal, dan sering kali

memaparkan pengalaman penulis, hasil berpikir yang

mencerminkan diri penulis. [6]

Classroom Blog dapat digunakan oleh para guru atau dosen

untuk mengikuti proses pembelajaran para siswa baik ketika

berada didalam kelas maupun diluar kelas. Siswa dapat juga

menjadikannya sebagai suatu jurnal pelajaran yang berisi tentang materi-materi yang mereka pahami dan

menggambarkan ringkasan dari apa yang mereka baca, serta

menjadikannya sebagai pusat informasi yang dapat dijadikan

referensi untuk menambah pengetahuan siswa. Dengan

menggunakan Classroom Blog, siswa dan guru dapat dikondisikan untuk dapat membangun sebuah lingkungan yang

interaktif dimana mereka dapat saling berinteraksi,

menganalisa sebuah topik yang diangkat, dan saling berkirim

komentar. Dengan demikian guru, dapat menilai sejauh mana

peran aktif siswa dalam proses pembelajaran di luar maupun di dalam kelas.[7]

Gambar 3.1 Contoh Classroom Blog

3.3 KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN PENDUKUNG SCL

Untuk mendukung proses integras i antara sebuah media

pembelajaran dan metode pembelajaran, maka Manajemen

Sekolah, Guru dan Siswa harus memahami 9 (sembilan)

karaktersitik media pembelajaran sebagai pendukung metode

SCL, antara lain: [8]

1. Aktif. Memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.

2. Konstruktif. Memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan yang

telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau

keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada

dalam benaknya.

3. Kolaboratif. Memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama,

berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.

4. Antusiastik. Memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

5. Dialogis. Memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa

memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.

6. Kontekstual. Memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui

pendekatan ”problem-based atau case-based learning”

7. Reflektif. Memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah

dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.

8. Multisensory. Memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar

(multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik.

9. High order thinking skills training. Memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti

problem solving, pengambilan keputusan, dll).

3.4 CLASSROOM BLOGSEBAGAI ALAT

PENDUKUNG STUDENT CENTERED LEARNING

Berikut ini adalah beberapa aspek dalam pemanfaatan

weblog sebagai media pembelajaran SCL diantaranya adalah sebagai berikut: [9]

1. Berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara:

curah gagasan (brainstorming), kooperatif (bekerja

kelompok), kolaboratif, diskusi kelompok (group discussion). Weblog memungkinkan penggunanya untuk

dapat mengunjungi blog (link), saling berbagi konten,

melakukan tautan sebuah topik dengan topik lain,

memungkinkan siswa-guru untuk dapat saling

berkomunikasi dan berdiskusi dalam fitur komentar, saling bertukar gagasan dll.

2. Belajar dari pengalaman (Experience Based). Siswa yang

menggunakan Classroom Blog sebagai media

pembelajaran yangterhubung ke internet, memungkinkan untuk dapat memperoleh informasi dan materi lebih

banyak, melalui situs-situs pembelajaran atau saling

berkunjung ke blog teman atau guru lainnya. Sehingga

siswa akan mendapat pengalaman belajarnya sendiri

dengan cara mencari secara mendalam atas apa yang mereka pelajari.

3. Pembelajaran melalui Pemecahan Masalah (Problem

Solving Based). Dengan memungkinkannya Classroom

Blog ini dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk dapat berbagi

pengetahuan (Sharing Knowledge), maka media ini juga

Page 3: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaranstudent Centered Learning Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sma(Maryamnur Azizah 0608624)

3

memungkinka siswa untuk dapat menjadikannya sebagai

media untuk memecahkan sebuah masalah secara

bersama. Siswa dapat mempublish masalah yang diangkat, dan membahasnya serta menganalisanya secara

mendalam.

3.5 PENERAPAN METODEPEMBELAJARAN

STUDENT CENTERED LEARNING BERBASIS CLASSROOM BLOGGING

Tahapan-tahapan yang dapatdilakukandalampenelitianini,

antara lain :

A. TAHAP PERSIAPAN 1. Guru melakukan studiliteraturmengenaiClassroom

Bloggingdanmetodepembelajaran Student Centered

Learning. Guru harus memahami setiap aspek dan

karakterstik antara metode dan media yang digunakan

apakah cocok untuk siswa atau tidak. 2. Guru memastikan fasilitas pendukung Media Classroom

Blog, seperti Internet dan perangkat komputer tersedia

dengan baik.

3. Guru mempelajari dan memahami langkah-langkah

teknis membuat sebuah blog. 4. Guru membuat modul tutorial langkah-langkah cara

membuat blog untuk diberikan kepada siswa.

5. Guru mengisi Classroom Blog dengan konten yang

sesuai dengan materi apa yang akan diberikan kepada

siswa. Konten berupa materi, tugas, sumber belajar, video pendukung, Feed News, Link, newletter,dan

Informasi lain yang dibutuhkan siswa.

B. TAHAP PELAKSANAAN

1. Guru menjelaskan kepada seluruh siswa bahwa akan

akan diterapkannya Metode Pembelajaran SCLBCSsebagai suatu variasi metode pembelajaran.

2. Guru mengkondisikan siswa untuk membentuk kelompok

kerja.

3. Guru mempersiapkan dan mendampingin siswa untuk

dapat membuat blog kelompok/ perorangan, yang akan digunakan sebagai media selama proses pembelajaran

dilakukan.

4. Guru memberikan penjelasan mengenai fitur, fungsi dan

melakukan koneksi ke blog siswa yang telah dibuat ke

Classroom Blogsebagai blog sentral pembelajaran. 5. Guru memberikan arahan kepada siswa tentang

pentingnya menggunakan media weblog selama proses

pembelajaran. Guru menginstruksikan siswa untuk dapat

lebih aktif mengisi weblognya dan berdiskusi antar

sesama siswa. Siswa yang rajin mengupdate blognya dan berperan aktif pada diskusi yang diangkat di Classroom

Blog, diberikan apresiasi berupa nilai.

6. Sebelum pembelajaran, sebelumnya guru telah

memberikan arahan kepada siswa untuk dapat mencari

dan menggali informasi mengenai materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya. Materi yang

telah diperoleh siswa di posting ke blognya masing-

masing dan ditautkan ke Classroom Blog.

7. Guru melakukan apersepsi kepada siswa berdasarkan

materi yang apa yang telah didapat oleh siswa sebelumnya dengan cara menginstruksikan setiap

kelompok untuk mengutarakan pendapatnya mengenai

materi yang telah di posting ke blognya.

8. Guru memberikan tanggapan atas pendapat masing-

masing siswa dan menjelaskan materi singkat (Teaching Group)dengan menggunakan media pembelajaran

Classroom Blog.

9. Guru memberikan instruksi pada kelompok yang telah

terbentuk sebelumnya untuk menyelesaikan tugas

berdasarkan bahan yang sudah disiapkan dengan menciptakan lingkungan dimana keberhasilan individu

ditentukan oleh keberhasilan kelompok (Student

Creative). Latihan yang harus dikerjakan siswa

merupakan latihan studi kasus mengenai materi yang

diajarkan. 10. Guru mendampingi kelompok untuk dapat berdiskusi,

menyelesaikan masalah dan membuat laporan akhir,yang

kemudian di posting di blog kelompok masing-masing.

Diskusi antar kelompok dapat dilakukan langsung pada

masing-masing blog apabila waktu di dalam kelas telah habis.

11. Perwakilan kelompok melaporkan keberhasilan

kelompok atau hambatan yang dialami anggota

kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan

bantuan secara individual (Team Study).

C. TAHAP AKHIR

1. Guru dan siswa melakukan refleksi dan review atas

pembelajaran yang dilakukan.

2. Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi dan pemberian tugas rumah (PR) yang dapat langsung diakses

Classroom Blog.

Alur pembelajaran dengan menggunakan Classroom

Blog dapat dilihat secara keseluruhan pada gambar di bawah ini :

Gambar 3. 2 Aktivitas Classroom Blogging [10]

3.6 KENDALA PELAKSAAN PROSES

PEMBELAJARAN

Pelaksaanaan proses pembelajaran dengan menggunakan

metode pembelajaran SCLBCS ini tidak lepas dari kendala

yang terjadi di lapangan, antara lain : 1. Mengubah kultur pembelajaran yang semula berpusat

pada guru (Teacher Centered Learning) menjadi berpusat

pada siswa (Student Centered Learning).

2. Karena proses pembelajaran banyak melibatkan peran

aktif siswa, maka alokasi waktu pembelajaran menjadi lebih panjang, sering kali beberapa tahap tidak bisa

dilakukan pada pertemuan tatap muka di hari yang sama.

3. Kemampuan daya serap siswa untuk dapat memahami

materi melalui proses dan metode yang berbeda seperti

pembelajaran konvensional, sehingga siswa harus lebih banyak diberikan pengarahan.

4. Untuk membentuk kultur pembelajaran terpusat pada

siswa, diperlukan lebih banyak waktu untuk pembiasaan,

Page 4: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaranstudent Centered Learning Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sma(Maryamnur Azizah 0608624)

4

direkomendasikan lebih dari waktu pada saat penelitian

(tiga kali pertemuan).

5. Kesulitan dalam menentukan penilaian keaktifan siswa terlibat langsung di Classroom Blog dan mengaktifkan

blognya masing masing, seperti keaktifan berdiskusi,

keaktifan menulis, membuat tugas dll. Karena sebagian

siswa memiliki keterbatasan dalam akses internet ketika

di luar sekolah, sehingga tidak terlalu maksimal dapat dimanfaatkan ketika pembelajaran di kelas berakhir.

6. Guru harus lebih banyak meluangkan waktu diluar waktu

pembelajaran reguler di kelas. Hal ini karena proses

pembelajaran Student Centered Learning Berbasis

Classroom Blog memungkinkan siswa melakukan proses pembelajaran di luar kelas. Peran guru selalu dibutuhkan

untuk menjadi fasilitator yang dapat mengarahkan siswa

memahami pembelajaran lebih baik.

7. Infrasktruktur yang kurang mendukung. Proses

pembelajaran dengan menggunakan media Classroom Blog sangat tergantung oleh adanya ketersediaan internet,

sehingga ketika fasilitas jaringan internet tidak maksimal,

maka proses pembelajaran juga kurang maksimal.

4. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan, menyusun, menganalisis, dan

menginterprestasikan data serta menarik kesimpulan. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi ekperiment).

4.2 Desain Penelitian

Desain kuasi eksperimen pada penelitian ini adalah Desain

Nonequivalent Pretest-Postest

T1 X T2

T1 T2

Keterangan: T1 :Pretest kelompok eksperimen dan kontrol

T2 : Posttest kelompok eksperimen dan kontrol

X : Perlakuan dengan model pembelajaran generatif pada

kelas eksperimen

4.3 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) dengan teknik pilihan

ganda dengan lima pilihan jawaban, serta angket untuk

mengetahui respon siswa mengenai model pembelajaran

generatif.

4.4 Teknik Pengolahan Data

Instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat

pengumpul data diujicobakan kepada kelas yang telah mempelajari materi tersebut. Hal ini dilakukan untuk

mendapatkan alat ukur yang valid dan reliabel, serta mengukur

tingkat kesukaran dan daya pembedanya.

1. AnalisisValiditasButirSoal

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh

Pearson, yaitu sebagai berikut :

N∑XY - (∑X)(∑Y)

rxy =

√ {N∑X2 - (∑X)2}{N∑Y2 - (∑Y)2}

2. Reliabilitas Instrumen

Perhitungan reliabilitas instrument dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan rumus product moment

Pearson, yaitu sebagai berikut :

2

2

2

2

2

1

2

1

2121

22

11

xxnxxn

xxxxnr

Untuk mencari realibilitas seluruh tes, digunakan rumus

Spearman-Brown yang pada prinsipnya adalah menghitung

koefisien korelasi diantara kedua belah koefisien yaitu sebagai

berikut :

22

11

22

11

111

2

r

r

r

3. Tingkat Kesukaran

Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran

soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:

B

P = JS

4. DayaPembeda

Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks diskriminasi

adalah

4.5 Teknik Analisis Data

4.5.1 Tes Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah

diberi perlakuan dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata dengan hipotesis:

H0 :Tidak terdapat perbedaan peningkatan pemahaman siswa

dari reratan hasil belajar yang mennggunakan model

pembelajaran generatif dengan metode pembelajaran

konvensional. H1 : Terdapatperbedaanpeningkatan pemahaman siswa dari

rerata hasil belajar yang mennggunakan model

pembelajaran generatif dengan metode pembelajaran

konvensional.

Apabila diperoleh data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu

melalui uji-t dengan taraf kesalahan 5%.

2121

2

22

2

11

21

11

2

)1()1(

nnnn

snsn

xxt

4.5.2 Uji Gain Ujigaininidilakukanuntukmelihatefektivitasdari model

pembelajarangeneratifdalammatapelajaran TIK. Hal inidapatdilakukandenganmenggunakanrumussebagaiberikut:

Page 5: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaranstudent Centered Learning Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sma(Maryamnur Azizah 0608624)

5

5. HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Data Pretes Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data skor pretes

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Data Pretes

Berdasarkan data pada Tabel 5.1, terlihat bahwa rata-rata skor

pretes kelas eksperimen adalah 34,87 dengan skor maksimum

60 dan skor minimum 15. Sedangkan rata-rata skor pretes kelas

control adalah 33,75 dengan skor maksimum 55 dan skor

minimum 15. Dari tabel 5.1 dapat terlihat pula bahwa varians

yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 108,31 dan kelas

kontrol 79,16 dengan standar deviasi yang diperoleh masing-

masing kelas sebesar10,40 dan 8,89.

Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan perhitungan uji normalitas maka pada kelas

kontrol diperoleh χ2hitung = 10,03 dan pada kelas eksperimen

diperoleh χ2hitung = 2,43. Dengan membandingkan χ2hitung

pada χ2tabel pada taraf signifikans i α = 0,05 diketahui χ2tabel

= 11,07 maka diperoleh χ2hitung < χ2tabel, sehingga dapat

disimpulkan bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal.

Tabel 5.3 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada taraf

signifikansi α = 0,05 diperoleh Fhitung adalah 1,36. Hasil

perhitungan memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel, Sehingga

dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi

dengan varians yang sama (homogen).

Tabel 5.4 Hasil Uji t

Berdasarkan tabel diatas hasil dari perhitungan uji-t,

thitung(0,0237) < t tabel(1,990) dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretes kelas ekperimen dan kontrol. Hal itu berarti keadaan awal siswa

kelas eksperimen dan kontrol sebelum pembelajaran

mempunyai kemampuan yang sama. H0 diterima.

5.2 Analisis Data Postes Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data skor postes

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 5. 5 Deskripsi Data Hasil Postest

Kelas Mean Min Max Std Deviasi

Eksperimen 66.0000 30.00 100.00 14.81510

Kontrol 54.8750 35.00 75.00 11.00626

Berdasarkan Tabel 5.5 di atas terlihat bahwa skor tertinggi

postes kelas eksperimen adalah 100,00, skor terendahnya

adalah 30,00. Skor rata-rata kelas adalah 66,00 dengan standar

deviasi sebesar 14,8. Sedangkan skor tertinggi postes kelas

kontrol adalah 75,00 dan terendahnya adalah 35,00. Skor rata-

rata kelas adalah 54,87dengan standar deviasi sebesar 11,00.

Tabel 5.6Hasil Uji Normalitas Postest

Berdasarkan hasil uji normalitas ternyata hasil dari postes kelas

ekperimen adalah χ_hitung 2<χ_tabel^2 dan postes kelas

control adalah χ_hitung 2<χ_tabel^2). Hal tersebut berarti baik

kelas eksperimen maupun kontrol data berdistribusi normal.

Tabel 5.7 Hasil Uji Homogenitas Postes

Berdasarkan table diatas hasil dari perhitungan uji homogenitas

adalah Fhitung adalah 1,007 dan Ftabel = 1,704. Pada taraf

signifikansi α=0,05 diperoleh Fhitung<Ftabel. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi dengan

varians yang sama (homogen).

Tabel 5.8 Hasil Uji-t Postes

Berdasarkan table diatas hasil dari perhitungan uji-t,

thitung(2,1688)>t tabel(1,990) dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan antara nilai postes kelas ekperimen dan

kontrol. Hal itu berarti keadaan akhir siswa kelas eksperimen

dan kontrol setelah perlakuan terdapat peningkatan hasil

belajar siswa yang berarti H0 ditolak.

5.3 Analisis Data Indeks Gain

Peningkatan (gain) didapat dari selisih nilai postes dan nilai

pretes. Karena hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh

siswa setelah pembelajaran maka hasil belajar yang dimaksud

yaitu adanya peningkatan yang dialami siswa. Untuk mengetahui keefektivan penggunaan metode pembelajaran

Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging pada

kelas ekperimen dan penggunaan metode konvensional pada

kelas control digunakan perhitungan Gain Ternormalisasi.

Hasil dari perhitungan Gain Ternormalisasi (G) pada kelas eksperimen dan control dapat dilihat pada tabel 5.9.

Tabel 5.9 Hasil Indeks Gain Tes Kelas Eksperimen dan

Kontrol

Page 6: Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaranstudent Centered Learning Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sma(Maryamnur Azizah 0608624)

6

Berdasarkan data nilai pretes dan postes pada kelas

eksperimen, diperoleh nilai Gain ternormalisasi (G) pada kelas

eksperimen sebesar 0,777 dan pada kelas kontrol sebesar 0,312. Nilai tersebut selanjutnya diinterpretasikan kedalam

kriterium nilai G, setelah diinterpretasi diperoleh bahwa

efektivitas penggunaan Metode Pembelajaran Student Centered

Learning Berbasis Classroom Blogging di kelas eksperimen

tergolong tinggi.

Gambar 6.1 Grafik Normalized Gain Kelas Eksperimen

dan Kontrol

Jika dibandingkan nilai gain antara kelas kontrol dengan kelas

eksperimen maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan Metode

Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom

Blogging dibandingkan dengan yang menggunakan metode

pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

6. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian quasi eksperimen dalam

penerapan metode pembelajaran Student Centered Learning

Berbasis Classroom Blogging menunjukkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan peningkatan antara hasil belajar siswa

dengan metode pembelajaran Student Centered Learning

Berbasis Classroom Blogging dan siswa yang

menggunakan metode yang biasa digunakan o leh guru

(konvensional). Hal ini ditunjukkan pada Uji hipotesis

dimana H0 yang ditolak dan H1 yang diterima artinya

terdapat adanya peningkatan hasil belajar siswa.

2. Uji Gain ternormalisasi untuk melihat keefektivitasan dari

metode pembelajaran Student Centered Learning Berbasis

Classroom Blogging termasuk kategori tinggi dan untuk

kelas kontrol termasuk kategori sedang.

Berdasarkan kesimpulan dari peneliti ini dapat dirumuskan

bahwa setelah melalui proses pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran Student Centered

Learning Berbasis Classroom Blogging pada kelas eksperimen

dan pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional

terlihat bahwa proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas

eksperimen terdapat efektifitas peningkatan hasil belajar yang

lebih tinggi dibandingkan dengan proses pembelajaran yang

dilakukan pada kelas kontrol.

REFERENS I

[1] Anderson, dkk. (2006), Learner-centered Teaching and

Education at USC: A Resource for Faculty.

http://www.usc.edu/academe/acsen/documents/LC_Resoir

ce_final1.pdf

[3 juli 2010] [2] Gibbs, G. (1995). Assessing Student Centred Courses

Oxford:Oxford Centre for Staff Learning and

Development.

[3] Hall, B. The nature of "Student-Centred Learning".

Diambil 10 Agustus 2010.

http://secondlanguagewriting.com/explorations/Archives/2

200/Jul/StudentcenteredLearning.html.

[4] Bender, B., 2003, Student-Centered Learning: A Personal

Journal, Educause Center. For Applied Research-Research

Bulletin.

http://www.educause.edu/ir/library/pdf/ERB0311.pdf

Available at :18Juni 2010

[5] Burns, S. dan Cox B., Blogging in the Classroom, http://www.il-tce.org/present05/handouts/cox.pdf

Available at :15 juni 2010)

[6] Downes, S., 2004, Educational blogging, EDUCAUSE

Review.

http://www.educause.edu/pub/er/erm04/erm0450.asp, Available at:18 Juni 2010

[7] Du, H.S. dan Wagner, C.(2005). Learning with Weblogs: An

Empirical Investigation, Proceedings of the 38th Annual Hawaii International Conference on System Sciences (HICSS'05) in Big Island, Hawaii,

http://csdl2.computer.org/comp/proceedings/hicss/2005/2268/

01/22680007b.pdf df Available at : 16 Juni 2010

[8] Syamsul, Arifin. Memahami KBK_SCL dan

implementasinya.P3AI-ITS

Available at :

http://www.vilila.com/2010/10/memahami-kbk-scl-dan-implementasinya.html

[9] Syamsul, Arifin. Strategi Pengembangan Pembelajaran

TIK. P3AI-ITS

Available at :

http://www.vilila.com/2010/04/strategi-pengembangan-

pembelajaran.html

[10]Kurniawan, Dwi Ely.2009.Pengembangan Media

PembelajaranBerbasis Classroom Blogging UntukSiswa

SMA. Bandung: Program PendidikanIlmuKomputer

FPMIPA UPI.

[11]Kvavik, R. B. 2005. Convenience, communications, and

control: How students use technology, in Educating the net generation. (online).

Available at 16 agustus 2010)

http://www.educause.edu/ir/library/pdf/pub7101g.pdf .