Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaranstudent Centered Learning Berbasis Classroom Blogging...
-
Upload
akbar-de-nayaka -
Category
Documents
-
view
97 -
download
23
Transcript of Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaranstudent Centered Learning Berbasis Classroom Blogging...
1
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE
PEMBELAJARANSTUDENT CENTERED LEARNING BERBASIS
CLASSROOM BLOGGING UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA SMA
Maryam Nur Azizah R Dr.Enjang Ali Nurdin, M.Kom Dr. Wawan Setiawan, M.Kom
Pendidikan Ilmu Komputer Pendidikan Ilmu Komputer Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI FPMIPA UPI FPMIPA UPI
[email protected] [email protected] [email protected]
ABSTRAK Secara umum penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
menguji efektivitas penggunaan Metode Pembelajaran Student
Centered Learning Berbasis Classroom Blogging(SCLBCS)
pada pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan
Metode Pembelajaran SCLBCS dengan siswa yang
menggunakan metode konvensional dan untuk mengetahui efektivitas penggunaan Metode Pembelajaran SCLBCS.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian eksperimental-semu atau quasi-experimental
research. Data dikumpulkan melalui instrumen tes yang
berbentuk pilihan ganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Hipotesis uji ( (H1) dalam penelitian ini
adalah Metode Pembelajaran SCLBCS efektif meningkatkan
hasil belajar siswa. Dari penelitian didapat hasil bahwa nilai
rata-rata kelas eksperimen sebesar 66 dan nilai rata-rata kelas
kontrol sebesar 54,75. Setelah dilakukan uji-t dengan nilai thitung = 2,1688 dan t tabel pada taraf kebenaran = 0.05 sebesar
1,990. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis
(H0) ditolak dan hipotesis (H1) diterima. Artinya hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran TIK dengan menggunakan Metode
Pembelajaran SCLBCS efektif meningkatkan hasil belajar siswa daripada menggunakan metode pembelajaran
konvensional.
Kata Kunci
Efektivitas, Hasil Belajar, Student Centered Learning. Classroom Blogging, Blog.
1. PENDAHULUAN Sekolah sebagai sebuah satuan pendidikan sebaiknya dijadikan
sebagai tempat untuk mencari, mengembangkan dan
membekali siswa dengan berbagai kompetensi dengan tujuan
agar siswa dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan yang
ada. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka proses belajar mengajar di sekolah diharapkan dapat menjadikan siswa lebih
berpartisipasi dan berperan lebih aktif, dimana hal ini dapat
memberikan siswa pengalaman belajar sesungguhnya yang
sesuai dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pendidikan
itu sendiri serta dapat tercapainya hasil belajar yang optimal.
Salah satu strategi pembelajaran yang tepat untuk dapat
mendukung pernyataan tersebut, adalah metode pembelajaran
Student Centered Learning (SCL). Istilah Student Centered
Learning (SCL) merupakan suatu metode pembelajaran dalam dunia pendidikan dan pengajaran dimana didalamnya siswa
memiliki tanggungjawab atas beberapa aktivitas penting seperti
perencanaan, pembelajaran, interaksi antara guru siswa,
penelitian dan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dikerjakan.[1]
Salah satu faktor untuk aspek yang diyakini mampu membantu
mempercepat implementasi metode pembelajaran SCL ini
adalah teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat telah
banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satu
aspek kehidupan yang kini sangat terpengaruh adalah dunia
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Salah satu
teknologi yang dapat mendukung SCL ini adalah media weblog. Melalui weblog, siswa dapat mengekspresikan diri
mereka dengan menulis apa yang mereka pikirkan. Weblog
memfasilitasi siswa untuk dapat saling berinteraksi antar siswa
yang memiliki weblog, saling mengunjungi, berdiskusi
mengenai topik yang diangkat, saling berkomentar, berbagi pengetahuan dan ilmu yang dimiliki oleh masing-masing siswa.
2. RUMUS AN MASALAH Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan pokok
yang akan diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar TIK siswa yang
menggunakan Metode Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging (SCLBCS)
dengan menggunakan metode konvensional?
2. Bagaimana efektivitas pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Student Centered
Learning Berbasis Classroom Blogging (SCLBCS) bila dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode
konvensional?
3. TINJAUAN PUS TAKA 3.1 STUDENT CENTERED LEARNING (SCL)
SCL merupakan suatu metode pembelajaran dalam dunia pendidikan, dimana guru dan penyelenggara pendidikan
memberikan otonomi dan kendali lebih besar kepada siswa
untuk menentukan materi pelajaran, metodepembelajaran dan
cepat-lambat tahapan dalam pembelajaran. [2]
SCL adalah tentang bagaimana cara membantu siswa
menemukan gaya belajarnya sendiri, memahami motivasi dan
menguasai keterampilan belajar yang paling sesuai bagi
mereka. Hal tersebut akan sangat berharga dan bermanfaat
sepanjang hidup mereka.[3] Dalam melaksanakan Metode Pembelajaran SCLBCS, guru perlu membantu siswa untuk
menentukan tujuan yang dapat dicapai, mendorong siswa untuk
2
dapat menilai hasil belajarnya sendiri, membantu mereka untuk
bekerja sama dalam kelompok, dan memastikan agar mereka
mengetahui bagaimana memanfaatkan semua sumber belajar yang tersedia. Pembelajaran lebih merupakan bentuk
pengembangan diri secara keseluruhan dibandingkan kemajuan
linier yang dicapai guru dengan cara pujian dan sanksi.
Kesalahan dilihat sebagai bagian konstruktif dari proses belajar
dan tidak perlu dilihat sebagai hal yang memalukan. [4]
3.2 CLASSROOM BLOGGING
Istilah blog atau blogging muncul dari adanya tindakan
pengeposan/pencatatan pada sebuah jurnal online. Kebanyakan
penulis setuju bahwa weblog merupakan suatu situs web yang sering diperbaharui, yang terdiri atas berbagai posting,
komentar yang ditanggali secara terurut berkebalikan.[5]
Kesukaran tentang penjelasan weblogs karena adanya fakta
bahwa blog diisi dengan sasaran, penggunaan-penggunaan, dan
gaya-gaya penulisan berbeda, namun hanya satu hal sama yakni bentuknya (berupa blog).
Kini, weblog banyak juga dimanfaatkan untuk dunia
pendidikan yang biasa disebut Classroom Blog, khususnya
pada level pendidikan tinggi, contohnya Universitas Iowa, Beras University dan RMIT University di Melbourne yang
menggunakan Classroom Blog sebagai media pembelajaran.
Weblog banyak ditulis secara informal, dan sering kali
memaparkan pengalaman penulis, hasil berpikir yang
mencerminkan diri penulis. [6]
Classroom Blog dapat digunakan oleh para guru atau dosen
untuk mengikuti proses pembelajaran para siswa baik ketika
berada didalam kelas maupun diluar kelas. Siswa dapat juga
menjadikannya sebagai suatu jurnal pelajaran yang berisi tentang materi-materi yang mereka pahami dan
menggambarkan ringkasan dari apa yang mereka baca, serta
menjadikannya sebagai pusat informasi yang dapat dijadikan
referensi untuk menambah pengetahuan siswa. Dengan
menggunakan Classroom Blog, siswa dan guru dapat dikondisikan untuk dapat membangun sebuah lingkungan yang
interaktif dimana mereka dapat saling berinteraksi,
menganalisa sebuah topik yang diangkat, dan saling berkirim
komentar. Dengan demikian guru, dapat menilai sejauh mana
peran aktif siswa dalam proses pembelajaran di luar maupun di dalam kelas.[7]
Gambar 3.1 Contoh Classroom Blog
3.3 KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN PENDUKUNG SCL
Untuk mendukung proses integras i antara sebuah media
pembelajaran dan metode pembelajaran, maka Manajemen
Sekolah, Guru dan Siswa harus memahami 9 (sembilan)
karaktersitik media pembelajaran sebagai pendukung metode
SCL, antara lain: [8]
1. Aktif. Memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.
2. Konstruktif. Memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan yang
telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau
keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada
dalam benaknya.
3. Kolaboratif. Memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama,
berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
4. Antusiastik. Memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
5. Dialogis. Memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa
memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.
6. Kontekstual. Memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui
pendekatan ”problem-based atau case-based learning”
7. Reflektif. Memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah
dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
8. Multisensory. Memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar
(multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik.
9. High order thinking skills training. Memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti
problem solving, pengambilan keputusan, dll).
3.4 CLASSROOM BLOGSEBAGAI ALAT
PENDUKUNG STUDENT CENTERED LEARNING
Berikut ini adalah beberapa aspek dalam pemanfaatan
weblog sebagai media pembelajaran SCL diantaranya adalah sebagai berikut: [9]
1. Berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara:
curah gagasan (brainstorming), kooperatif (bekerja
kelompok), kolaboratif, diskusi kelompok (group discussion). Weblog memungkinkan penggunanya untuk
dapat mengunjungi blog (link), saling berbagi konten,
melakukan tautan sebuah topik dengan topik lain,
memungkinkan siswa-guru untuk dapat saling
berkomunikasi dan berdiskusi dalam fitur komentar, saling bertukar gagasan dll.
2. Belajar dari pengalaman (Experience Based). Siswa yang
menggunakan Classroom Blog sebagai media
pembelajaran yangterhubung ke internet, memungkinkan untuk dapat memperoleh informasi dan materi lebih
banyak, melalui situs-situs pembelajaran atau saling
berkunjung ke blog teman atau guru lainnya. Sehingga
siswa akan mendapat pengalaman belajarnya sendiri
dengan cara mencari secara mendalam atas apa yang mereka pelajari.
3. Pembelajaran melalui Pemecahan Masalah (Problem
Solving Based). Dengan memungkinkannya Classroom
Blog ini dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk dapat berbagi
pengetahuan (Sharing Knowledge), maka media ini juga
3
memungkinka siswa untuk dapat menjadikannya sebagai
media untuk memecahkan sebuah masalah secara
bersama. Siswa dapat mempublish masalah yang diangkat, dan membahasnya serta menganalisanya secara
mendalam.
3.5 PENERAPAN METODEPEMBELAJARAN
STUDENT CENTERED LEARNING BERBASIS CLASSROOM BLOGGING
Tahapan-tahapan yang dapatdilakukandalampenelitianini,
antara lain :
A. TAHAP PERSIAPAN 1. Guru melakukan studiliteraturmengenaiClassroom
Bloggingdanmetodepembelajaran Student Centered
Learning. Guru harus memahami setiap aspek dan
karakterstik antara metode dan media yang digunakan
apakah cocok untuk siswa atau tidak. 2. Guru memastikan fasilitas pendukung Media Classroom
Blog, seperti Internet dan perangkat komputer tersedia
dengan baik.
3. Guru mempelajari dan memahami langkah-langkah
teknis membuat sebuah blog. 4. Guru membuat modul tutorial langkah-langkah cara
membuat blog untuk diberikan kepada siswa.
5. Guru mengisi Classroom Blog dengan konten yang
sesuai dengan materi apa yang akan diberikan kepada
siswa. Konten berupa materi, tugas, sumber belajar, video pendukung, Feed News, Link, newletter,dan
Informasi lain yang dibutuhkan siswa.
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Guru menjelaskan kepada seluruh siswa bahwa akan
akan diterapkannya Metode Pembelajaran SCLBCSsebagai suatu variasi metode pembelajaran.
2. Guru mengkondisikan siswa untuk membentuk kelompok
kerja.
3. Guru mempersiapkan dan mendampingin siswa untuk
dapat membuat blog kelompok/ perorangan, yang akan digunakan sebagai media selama proses pembelajaran
dilakukan.
4. Guru memberikan penjelasan mengenai fitur, fungsi dan
melakukan koneksi ke blog siswa yang telah dibuat ke
Classroom Blogsebagai blog sentral pembelajaran. 5. Guru memberikan arahan kepada siswa tentang
pentingnya menggunakan media weblog selama proses
pembelajaran. Guru menginstruksikan siswa untuk dapat
lebih aktif mengisi weblognya dan berdiskusi antar
sesama siswa. Siswa yang rajin mengupdate blognya dan berperan aktif pada diskusi yang diangkat di Classroom
Blog, diberikan apresiasi berupa nilai.
6. Sebelum pembelajaran, sebelumnya guru telah
memberikan arahan kepada siswa untuk dapat mencari
dan menggali informasi mengenai materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya. Materi yang
telah diperoleh siswa di posting ke blognya masing-
masing dan ditautkan ke Classroom Blog.
7. Guru melakukan apersepsi kepada siswa berdasarkan
materi yang apa yang telah didapat oleh siswa sebelumnya dengan cara menginstruksikan setiap
kelompok untuk mengutarakan pendapatnya mengenai
materi yang telah di posting ke blognya.
8. Guru memberikan tanggapan atas pendapat masing-
masing siswa dan menjelaskan materi singkat (Teaching Group)dengan menggunakan media pembelajaran
Classroom Blog.
9. Guru memberikan instruksi pada kelompok yang telah
terbentuk sebelumnya untuk menyelesaikan tugas
berdasarkan bahan yang sudah disiapkan dengan menciptakan lingkungan dimana keberhasilan individu
ditentukan oleh keberhasilan kelompok (Student
Creative). Latihan yang harus dikerjakan siswa
merupakan latihan studi kasus mengenai materi yang
diajarkan. 10. Guru mendampingi kelompok untuk dapat berdiskusi,
menyelesaikan masalah dan membuat laporan akhir,yang
kemudian di posting di blog kelompok masing-masing.
Diskusi antar kelompok dapat dilakukan langsung pada
masing-masing blog apabila waktu di dalam kelas telah habis.
11. Perwakilan kelompok melaporkan keberhasilan
kelompok atau hambatan yang dialami anggota
kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan
bantuan secara individual (Team Study).
C. TAHAP AKHIR
1. Guru dan siswa melakukan refleksi dan review atas
pembelajaran yang dilakukan.
2. Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi dan pemberian tugas rumah (PR) yang dapat langsung diakses
Classroom Blog.
Alur pembelajaran dengan menggunakan Classroom
Blog dapat dilihat secara keseluruhan pada gambar di bawah ini :
Gambar 3. 2 Aktivitas Classroom Blogging [10]
3.6 KENDALA PELAKSAAN PROSES
PEMBELAJARAN
Pelaksaanaan proses pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran SCLBCS ini tidak lepas dari kendala
yang terjadi di lapangan, antara lain : 1. Mengubah kultur pembelajaran yang semula berpusat
pada guru (Teacher Centered Learning) menjadi berpusat
pada siswa (Student Centered Learning).
2. Karena proses pembelajaran banyak melibatkan peran
aktif siswa, maka alokasi waktu pembelajaran menjadi lebih panjang, sering kali beberapa tahap tidak bisa
dilakukan pada pertemuan tatap muka di hari yang sama.
3. Kemampuan daya serap siswa untuk dapat memahami
materi melalui proses dan metode yang berbeda seperti
pembelajaran konvensional, sehingga siswa harus lebih banyak diberikan pengarahan.
4. Untuk membentuk kultur pembelajaran terpusat pada
siswa, diperlukan lebih banyak waktu untuk pembiasaan,
4
direkomendasikan lebih dari waktu pada saat penelitian
(tiga kali pertemuan).
5. Kesulitan dalam menentukan penilaian keaktifan siswa terlibat langsung di Classroom Blog dan mengaktifkan
blognya masing masing, seperti keaktifan berdiskusi,
keaktifan menulis, membuat tugas dll. Karena sebagian
siswa memiliki keterbatasan dalam akses internet ketika
di luar sekolah, sehingga tidak terlalu maksimal dapat dimanfaatkan ketika pembelajaran di kelas berakhir.
6. Guru harus lebih banyak meluangkan waktu diluar waktu
pembelajaran reguler di kelas. Hal ini karena proses
pembelajaran Student Centered Learning Berbasis
Classroom Blog memungkinkan siswa melakukan proses pembelajaran di luar kelas. Peran guru selalu dibutuhkan
untuk menjadi fasilitator yang dapat mengarahkan siswa
memahami pembelajaran lebih baik.
7. Infrasktruktur yang kurang mendukung. Proses
pembelajaran dengan menggunakan media Classroom Blog sangat tergantung oleh adanya ketersediaan internet,
sehingga ketika fasilitas jaringan internet tidak maksimal,
maka proses pembelajaran juga kurang maksimal.
4. METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyusun, menganalisis, dan
menginterprestasikan data serta menarik kesimpulan. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi ekperiment).
4.2 Desain Penelitian
Desain kuasi eksperimen pada penelitian ini adalah Desain
Nonequivalent Pretest-Postest
T1 X T2
T1 T2
Keterangan: T1 :Pretest kelompok eksperimen dan kontrol
T2 : Posttest kelompok eksperimen dan kontrol
X : Perlakuan dengan model pembelajaran generatif pada
kelas eksperimen
4.3 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) dengan teknik pilihan
ganda dengan lima pilihan jawaban, serta angket untuk
mengetahui respon siswa mengenai model pembelajaran
generatif.
4.4 Teknik Pengolahan Data
Instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat
pengumpul data diujicobakan kepada kelas yang telah mempelajari materi tersebut. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan alat ukur yang valid dan reliabel, serta mengukur
tingkat kesukaran dan daya pembedanya.
1. AnalisisValiditasButirSoal
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh
Pearson, yaitu sebagai berikut :
N∑XY - (∑X)(∑Y)
rxy =
√ {N∑X2 - (∑X)2}{N∑Y2 - (∑Y)2}
2. Reliabilitas Instrumen
Perhitungan reliabilitas instrument dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan rumus product moment
Pearson, yaitu sebagai berikut :
2
2
2
2
2
1
2
1
2121
22
11
xxnxxn
xxxxnr
Untuk mencari realibilitas seluruh tes, digunakan rumus
Spearman-Brown yang pada prinsipnya adalah menghitung
koefisien korelasi diantara kedua belah koefisien yaitu sebagai
berikut :
22
11
22
11
111
2
r
r
r
3. Tingkat Kesukaran
Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran
soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:
B
P = JS
4. DayaPembeda
Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks diskriminasi
adalah
4.5 Teknik Analisis Data
4.5.1 Tes Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah
diberi perlakuan dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata dengan hipotesis:
H0 :Tidak terdapat perbedaan peningkatan pemahaman siswa
dari reratan hasil belajar yang mennggunakan model
pembelajaran generatif dengan metode pembelajaran
konvensional. H1 : Terdapatperbedaanpeningkatan pemahaman siswa dari
rerata hasil belajar yang mennggunakan model
pembelajaran generatif dengan metode pembelajaran
konvensional.
Apabila diperoleh data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu
melalui uji-t dengan taraf kesalahan 5%.
2121
2
22
2
11
21
11
2
)1()1(
nnnn
snsn
xxt
4.5.2 Uji Gain Ujigaininidilakukanuntukmelihatefektivitasdari model
pembelajarangeneratifdalammatapelajaran TIK. Hal inidapatdilakukandenganmenggunakanrumussebagaiberikut:
5
5. HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Data Pretes Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data skor pretes
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Data Pretes
Berdasarkan data pada Tabel 5.1, terlihat bahwa rata-rata skor
pretes kelas eksperimen adalah 34,87 dengan skor maksimum
60 dan skor minimum 15. Sedangkan rata-rata skor pretes kelas
control adalah 33,75 dengan skor maksimum 55 dan skor
minimum 15. Dari tabel 5.1 dapat terlihat pula bahwa varians
yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 108,31 dan kelas
kontrol 79,16 dengan standar deviasi yang diperoleh masing-
masing kelas sebesar10,40 dan 8,89.
Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan perhitungan uji normalitas maka pada kelas
kontrol diperoleh χ2hitung = 10,03 dan pada kelas eksperimen
diperoleh χ2hitung = 2,43. Dengan membandingkan χ2hitung
pada χ2tabel pada taraf signifikans i α = 0,05 diketahui χ2tabel
= 11,07 maka diperoleh χ2hitung < χ2tabel, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal.
Tabel 5.3 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada taraf
signifikansi α = 0,05 diperoleh Fhitung adalah 1,36. Hasil
perhitungan memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel, Sehingga
dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi
dengan varians yang sama (homogen).
Tabel 5.4 Hasil Uji t
Berdasarkan tabel diatas hasil dari perhitungan uji-t,
thitung(0,0237) < t tabel(1,990) dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretes kelas ekperimen dan kontrol. Hal itu berarti keadaan awal siswa
kelas eksperimen dan kontrol sebelum pembelajaran
mempunyai kemampuan yang sama. H0 diterima.
5.2 Analisis Data Postes Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data skor postes
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 5. 5 Deskripsi Data Hasil Postest
Kelas Mean Min Max Std Deviasi
Eksperimen 66.0000 30.00 100.00 14.81510
Kontrol 54.8750 35.00 75.00 11.00626
Berdasarkan Tabel 5.5 di atas terlihat bahwa skor tertinggi
postes kelas eksperimen adalah 100,00, skor terendahnya
adalah 30,00. Skor rata-rata kelas adalah 66,00 dengan standar
deviasi sebesar 14,8. Sedangkan skor tertinggi postes kelas
kontrol adalah 75,00 dan terendahnya adalah 35,00. Skor rata-
rata kelas adalah 54,87dengan standar deviasi sebesar 11,00.
Tabel 5.6Hasil Uji Normalitas Postest
Berdasarkan hasil uji normalitas ternyata hasil dari postes kelas
ekperimen adalah χ_hitung 2<χ_tabel^2 dan postes kelas
control adalah χ_hitung 2<χ_tabel^2). Hal tersebut berarti baik
kelas eksperimen maupun kontrol data berdistribusi normal.
Tabel 5.7 Hasil Uji Homogenitas Postes
Berdasarkan table diatas hasil dari perhitungan uji homogenitas
adalah Fhitung adalah 1,007 dan Ftabel = 1,704. Pada taraf
signifikansi α=0,05 diperoleh Fhitung<Ftabel. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi dengan
varians yang sama (homogen).
Tabel 5.8 Hasil Uji-t Postes
Berdasarkan table diatas hasil dari perhitungan uji-t,
thitung(2,1688)>t tabel(1,990) dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan antara nilai postes kelas ekperimen dan
kontrol. Hal itu berarti keadaan akhir siswa kelas eksperimen
dan kontrol setelah perlakuan terdapat peningkatan hasil
belajar siswa yang berarti H0 ditolak.
5.3 Analisis Data Indeks Gain
Peningkatan (gain) didapat dari selisih nilai postes dan nilai
pretes. Karena hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh
siswa setelah pembelajaran maka hasil belajar yang dimaksud
yaitu adanya peningkatan yang dialami siswa. Untuk mengetahui keefektivan penggunaan metode pembelajaran
Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging pada
kelas ekperimen dan penggunaan metode konvensional pada
kelas control digunakan perhitungan Gain Ternormalisasi.
Hasil dari perhitungan Gain Ternormalisasi (G) pada kelas eksperimen dan control dapat dilihat pada tabel 5.9.
Tabel 5.9 Hasil Indeks Gain Tes Kelas Eksperimen dan
Kontrol
6
Berdasarkan data nilai pretes dan postes pada kelas
eksperimen, diperoleh nilai Gain ternormalisasi (G) pada kelas
eksperimen sebesar 0,777 dan pada kelas kontrol sebesar 0,312. Nilai tersebut selanjutnya diinterpretasikan kedalam
kriterium nilai G, setelah diinterpretasi diperoleh bahwa
efektivitas penggunaan Metode Pembelajaran Student Centered
Learning Berbasis Classroom Blogging di kelas eksperimen
tergolong tinggi.
Gambar 6.1 Grafik Normalized Gain Kelas Eksperimen
dan Kontrol
Jika dibandingkan nilai gain antara kelas kontrol dengan kelas
eksperimen maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan Metode
Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom
Blogging dibandingkan dengan yang menggunakan metode
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
6. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian quasi eksperimen dalam
penerapan metode pembelajaran Student Centered Learning
Berbasis Classroom Blogging menunjukkan bahwa :
1. Terdapat perbedaan peningkatan antara hasil belajar siswa
dengan metode pembelajaran Student Centered Learning
Berbasis Classroom Blogging dan siswa yang
menggunakan metode yang biasa digunakan o leh guru
(konvensional). Hal ini ditunjukkan pada Uji hipotesis
dimana H0 yang ditolak dan H1 yang diterima artinya
terdapat adanya peningkatan hasil belajar siswa.
2. Uji Gain ternormalisasi untuk melihat keefektivitasan dari
metode pembelajaran Student Centered Learning Berbasis
Classroom Blogging termasuk kategori tinggi dan untuk
kelas kontrol termasuk kategori sedang.
Berdasarkan kesimpulan dari peneliti ini dapat dirumuskan
bahwa setelah melalui proses pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Student Centered
Learning Berbasis Classroom Blogging pada kelas eksperimen
dan pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional
terlihat bahwa proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas
eksperimen terdapat efektifitas peningkatan hasil belajar yang
lebih tinggi dibandingkan dengan proses pembelajaran yang
dilakukan pada kelas kontrol.
REFERENS I
[1] Anderson, dkk. (2006), Learner-centered Teaching and
Education at USC: A Resource for Faculty.
http://www.usc.edu/academe/acsen/documents/LC_Resoir
ce_final1.pdf
[3 juli 2010] [2] Gibbs, G. (1995). Assessing Student Centred Courses
Oxford:Oxford Centre for Staff Learning and
Development.
[3] Hall, B. The nature of "Student-Centred Learning".
Diambil 10 Agustus 2010.
http://secondlanguagewriting.com/explorations/Archives/2
200/Jul/StudentcenteredLearning.html.
[4] Bender, B., 2003, Student-Centered Learning: A Personal
Journal, Educause Center. For Applied Research-Research
Bulletin.
http://www.educause.edu/ir/library/pdf/ERB0311.pdf
Available at :18Juni 2010
[5] Burns, S. dan Cox B., Blogging in the Classroom, http://www.il-tce.org/present05/handouts/cox.pdf
Available at :15 juni 2010)
[6] Downes, S., 2004, Educational blogging, EDUCAUSE
Review.
http://www.educause.edu/pub/er/erm04/erm0450.asp, Available at:18 Juni 2010
[7] Du, H.S. dan Wagner, C.(2005). Learning with Weblogs: An
Empirical Investigation, Proceedings of the 38th Annual Hawaii International Conference on System Sciences (HICSS'05) in Big Island, Hawaii,
http://csdl2.computer.org/comp/proceedings/hicss/2005/2268/
01/22680007b.pdf df Available at : 16 Juni 2010
[8] Syamsul, Arifin. Memahami KBK_SCL dan
implementasinya.P3AI-ITS
Available at :
http://www.vilila.com/2010/10/memahami-kbk-scl-dan-implementasinya.html
[9] Syamsul, Arifin. Strategi Pengembangan Pembelajaran
TIK. P3AI-ITS
Available at :
http://www.vilila.com/2010/04/strategi-pengembangan-
pembelajaran.html
[10]Kurniawan, Dwi Ely.2009.Pengembangan Media
PembelajaranBerbasis Classroom Blogging UntukSiswa
SMA. Bandung: Program PendidikanIlmuKomputer
FPMIPA UPI.
[11]Kvavik, R. B. 2005. Convenience, communications, and
control: How students use technology, in Educating the net generation. (online).
Available at 16 agustus 2010)
http://www.educause.edu/ir/library/pdf/pub7101g.pdf .