EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP...

86
EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP PENCEGAHAN KELALAIAN NASABAH KARTU KREDIT SYARIAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: NABILLA GAMANING TIAS 11150490000068 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Transcript of EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP...

Page 1: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP PENCEGAHAN

KELALAIAN NASABAH KARTU KREDIT SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

NABILLA GAMANING TIAS

11150490000068

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

i

Page 3: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

ii

Page 4: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

iv

Page 5: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

iv

ABSTRAK

Nabilla Gamaning Tias NIM 11150490000068 EFEKTIVITAS PENERAPAN

TA’WIDH TERHADAP PENCEGAHAN KELALAIAN NASABAH KARTU

KREDIT SYARIAH Skripsi Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES),

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas terhadap penerapan

biaya ganti rugi (ta’widh) terhadap kelalaian nasabah pengguna kartu kredit

syariah. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan PT BNI Syariah sebagai

studi kasus penelitian ini, hal ini karena penulis melihat adanya potensi yang lebih

besar dari penggunaan kartu kredit syariah dari BNI Syariah dibandingkan dengan

kartu kredit syariah dari bank lain. Ketentuan biaya-biaya yang terdapat pada

produk kartu kredit syariah dan kesesuaian dengan Fatwa yang sudah ada,

mengetahui pengaruh dari penerapan biaya ganti rugi (ta’widh) bagi nasabah

pengguna kartu kredit.

Dalam penelitian ini, data diperoleh dari dokumentasi dan wawancara

langsung dengan pihak yang terkait yaitu PT BNI Syariah oleh Bapak Asep

Heryadi selaku Manager Collection Card Business Desk dan di bantu

memperoleh data oleh Ibu Flora Nur Linda Utami selaku Assistant Financing

Card Collection.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan biaya ganti rugi

(ta’widh) yang diberlakukan pada produk iB Hasanah Card sangat efektif, dapat di

lihat dari adanya penurunan angka nasabah yang harus membayar biaya ta’widh

pada akhir tahun 2019 lalu.

Kata Kunci : Ta’widh, Efektivitas, Kartu Kredit Syariah

Pembimbing : Mu’min Roup, M.A

Dr. Alimin, M. Ag.

Daftar Pustaka : 1982 sampai dengan 2019

Page 6: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمان الرحيم

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat

dan kurunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam

senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga

dan para sahabat. Dengan rahmat dan kasih sayangnya penulis dapat

menyelesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Sarjana Hukum (S.H),

dengan judul: “EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP

PENCEGAHAN KELALAIAN NASABAH KARTU KREDIT SYARIAH”

Penulis menyadari bahwa penelitian untuk penulisan skripsi ini tidak akan

terlaksana dengan baik tanpa ada bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh

sebab itu pada kesempatan ini pernankanlah penulis untuk mengucapkan rasa

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, S.H., M.H., M.A. Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A.dan Bapak Dr. Abdurrauf, Lc., M.A., selaku

Ketua Program Studi dan Sekertaris Program Studi Hukum Ekonomi

Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Mu’min Roup, M.A. dan Bapak Dr. Alimin M.Ag., selaku dosen

pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian

kepada penulis dalam membantu memberikan arahan dan petunjuk selama

proses penyelesaian skripisi ini.

4. Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection card Business Desk BNI

Syariah dan Mba Flora selaku Assistant Financing Card Collection BNI

Syariah yang telah membantu dan mengizinkan Penulis untuk melakukan

penelitian di Kantor BNI Syariah.

Page 7: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

vi

5. Ayahanda Maftuchin dan Ibunda tercinta Sri Suyatmi yang telah banyak

memberikan dorongan berupa do’a, semangat, fasilitas serta pengorbanan

yang tidak dapat diucapkan dengan kata-kata.

6. Kakak tercinta Ilbanna Bethaning Tias dan Fadilla Alphaning Tias yang

selalu memberikan masukan dan dukungan penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini, serta adiku lelakiku tersayang Muhammad Purnomo Karim

yang senantiasa mendo’akan walaupun juga sedang berjuang menuntut

ilmu di pesantren. Terima kasih banyak atas dukungan dan do’a yang

diberikan kepada penulis, kalian adalah keluarga berharga yang penulis

miliki selama penulis hidup.

7. Kepada seluruh teman-teman HES 2015, Aldana, Naca, Layla, Nadia Ulfa,

Camelia, yang banyak membantu selama proses penyelesaian skripsi ini

dan terima kasih kalian sudah mau mendengarkan keluh kesah penulis

selama ini.

8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah

banyak membantu dan berkontribusi cukup besar sehingga penulis dapat

menjalani perkuliahan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Semoga motivasi dan amal baik di balas oleh Allah SWT dengan pahala

yang melimpah. Dan penulis tidak akan melupakan semua kebaikan yang telah

diberikan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. oleh karena itu

demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak semoga

Allah SWT memberikan kemudahan atas semuanya.

Aamiin yaRobbal Aalamiin

Jakarta, 27 Februari 2020

Penulis

Page 8: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABLE .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6

C. Batasan Masalah ........................................................................... 7

D. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7

F. Metode Penelitian ......................................................................... 8

G. Sistematika Penulisan ................................................................. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 12

A. Kerangka Konseptual ................................................................. 12

B. Kerangka Teori .......................................................................... 13

1. Teori Ta’widh (Ganti Rugi) ................................................ 13

2. Teori Efektivitas Hukum .................................................... 16

3. Teori Perlindungan Konsumen ........................................... 20

4. Teori Akad Kartu Kredit Syariah ....................................... 24

Page 9: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

viii

C. Tinjauan Kajian Terdahulu ........................................................ 31

BAB III DATA PENELITIAN ............................................................................ 38

A. Pembiayaan Syariah ................................................................... 38

B. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia ........ 40

C. Produk-Produk Pembiayaan BNI Syariah ................................. 41

D. iB Hasanah Card ........................................................................ 44

E. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

tentang Syaria Card ......................................................................... 46

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN ................ 50

A. Perlindungan Hukum bagi Nasabah iB Hasanah Card .............. 50

B. Efektivitas Penerapan Biaya Ganti rugi (Ta’widh) terhadap

Kelalaian Nasabah iB Hasanah Card ........................................ 59

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 66

A. Kesimpulan ................................................................................ 66

B. Saran .......................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 72

A. Pedoman Wawancara ................................................................. 72

B. Surat Keterangan Bukti Penelitian ............................................. 76

Page 10: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Biaya Iuran Tahunan ................................................................................ 6

Tabel 4.1 Iuran Tahunan ........................................................................................ 45

Tabel 4.2 Monthly Membership Fee ...................................................................... 45

Tabel 4.3 Biaya Ta’widh ........................................................................................ 46

Tabel 4.4 Biaya Ta’widh ........................................................................................ 51

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Nasabah iB Hasanah Card ...................................................... 3

Gambar 4.1 Presentase Nasabah yang terkena Biaya Ta’widh pada Tahun 2018

................................................................................................................................ 57

Gambar 4.2 Presentase Nasabah yang terkena Biaya Ta’widh pada Tahun 2019

................................................................................................................................ 58

Page 11: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman yang telah berkembang pesat seperti saat ini, sudah banyak

kemajuan yang di raih dari bidang perekonomian. Seiring dengan perkembangan

teknologi digital, uang yang menjadi objek utama dalam perekonomian. Namun,

perbankan telah mengalami perubahan yang cukup signifikan dan bahkan lebih

modern.

Alat pembayaran yang efektif dan praktis menjadi hal yang sangat

diperlukan ketika transaksi perdagangan terjadi, orang yang akan berbelanja tidak

perlu lagi direpotkan dengan membawa uang dalam jumlah yang besar, tetapi

cukup dengan membawa sehelai kartu plastik seukuran KTP1 yang disebut dengan

kartu kredit (Credit Card).

Namun, semakin maju perekonomian maka akan semakin berkembang juga

hukum yang mengikatnya, untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan selama proses perekonomian Indonesia. Jika perekonomian semakin

maju, maka akan semakin banyak produk-produk yang ditawarkan untuk

mempermudah dalam bertransaksi dan juga memberikan kenyamanan bagi

nasabahnya. Kenyamanan nasabah dan kemudahan bertransasksi menjadi prioritas

bagi sebuah lembaga perbankan, terutama di Indonesia yang memiliki penduduk

yang banyak.

Sistem perbankan di Arab pada tahun 1963 memadukan sistem bank

tabungan Jerman dengan prinsip perbankan koperasi umum aturan permodalan

islam yang enggan menggunakan jasa bank konvensional karena alasan agama.2

1 Aditia Ananda Putra, “Konsep Kredit Card dalam Pandangan Islam”, Jurnal At-Tasyi’,

Vol.VI, No. 2, Agustus 2014-Januari 2015. 2 Mervyn K. Lewis& Latifa M. algaoud, Perbankan Syariah Prinsip, Praktik, dan

Prospek, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, cetakan pertama), h. 15.

Page 12: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

2

Dari penjelasan diatas jelas bahwa, perbankan syariah sudah menjadi salah

satu pilihan bagi masyarakat Indonesia bahkan di Dunia, tidak sedikit dari mereka

yang sudah memahami keuntungan menggunakan bank syariah. Untuk itu

perbankan syariah banyak mengeluarkan produk-produk yang memudahkan para

nasabahnya, tentunya tetap pada koridor kehalalan suatu produk tersebut.

Membahas tentang kehalalan suatu produk tidak akan lepas dari Al-Qur’an,

Hadis dan juga Fatwa DSN-MUI sebagai dasar hukum dari kehalalan produk-

produk dari perbankan syariah. Hal ini lah yang menjadi kelebihan bank syariah di

Indonesia.

Salah satu produk perbankan syariah yang memberikan kemudahan dalam

bertransaksi adalah syaria card (kartu kredit syariah). Syaria Card adalah kartu

yang berfungsi seperti Kartu Kredit yang memiliki hubungan hukum berdasarkan

sistem yang sudah ada antara para pihak berdasarkan prinsip Syariah.3 Sesuai

dengan konsep ekonomi syariah yaitu:4

“Hukum asal segala sesuatu itu boleh di lakukan, kecuali ada dalil yang

mengharamkannya.” Dari qowaid diatas dijadikan landasan bahwa kartu syariah

itu adalah boleh selama tidak ada hal-hal yang mengandung kegiatan yang

diharamkan.

Di Indonesia, syaria card pertama kali dikeluarkan oleh Bank Danamon

Syariah pada tahun 2007, setelah itu pada tahun 2009 BNI syariah mengeluarkan

syaria card dengan nama produk iB Hasanah Card, selanjutnya pada tahun 2010

CIMB Niaga Syariah juga mengeluarkan produk syaria card.5

Bank BNI Syariah menjadi bank milik negara pertama yang mengeluarkan

kartu kredit syariah. Sejak pertama kali diterbitkan sudah terlihat minat dari

masyarakat terhadap iB Hasanah card ini, terlihat pada semester pertama tahun

3 Ketentuan umum, Fatwa DSN-MUI No. 54 Tahun 2006 tentang syaria card.

4Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, Penerjemah Abdul Rosyad Siddiq: Terjemahan

Lengkap Bulughul Maram, (Jakarta, Akbar Media, 2012). 5Nadia Ananda Elsanti, “Penerapan Ta’widh pada Pemegang Syaria Card”,

Jurisprudentie, IV, 2 (Desember 2017), h. 147.

Page 13: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

3

2018 sudah ada 270.000 nasabah iB Hasanah Card.6 Bahkan jumlah pengguna iB

Hasanah Card ini terus mengalami peningkatan disetiap tahunnya, menurut Rima

Dwi Permatasari Pimpinan Divisi Kartu Pembiayaan PT BNI Syariah

mengungkap bahwa jumlah nasabah pada September 2019 telah mencapai

304.494 nasabah.7

Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan

bank Syariah dan memberikan inovasi baru bagi dunia perbankan Islam di

Inonesia.8 Masyarakat saat ini masih sangat awam dalam memahami kartu kredit

syariah yang diterbitkan oleh perbankan Islam, masyarakat masih menyamakan

kartu kredit syariah dengan kartu kredit yang diterbitkan bank konvensional.

Oleh karena itu, adanya sistem yang membedakan antara kartu kredit

syariah dengan kartu kredit konvensional. Diantaranya sistem pembiayaan sharia

6 “BNI Syariah Kejar Target 290.00 Nasabah Hasanah Card Hingga Akhir 2018”,

pilihkartu.com, 30 Juli 2018. 7 “Pengguna iB Hasanah Card Capai 350.000 Nasabah, Transaksi Liburan Mendominasi”,

Kompas.com, 20 Mei 2020. 8 Dharma Kharini Abd Haling dkk, “Analisis Implementasi Kartu Kredit Syariah Pada PT

Bank BNI Syariah Cabang Palu Perspektif Ekonomi Islam”, Perbankan dan Keuangan Syariah, I,

1, h. 1.

270000

304494

350000

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

Jumlah Nasabah

2018

2019

2020

Gambar 1.1 Jumlah Nasabah iB Hasanah

Page 14: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

4

card yang sesuai dengan fatwa DSN-MUI mengandung 3 akad, yaitu;9 Pertama,

akad kafalah penerbit kartu adalah penjamin bagi pemegang kartu terhadap

merchant atas semua kewajiban bayar dari transaksi antara pemegang kartu

dengan menchant, atau berupa penarikan tunai.

Kedua, akad qord penerbit kartu adalah pemberi pinjaman kepada

pemegang kartu atas seluruh transaksi penarikan tunai dengan menggunakan kartu

dan juga transaksi pinjaman dana. Ketiga, akad ijarah penerbit kartu adalah

penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang kartu. Atas

akad ijarah ini, pemegang kartu akan dikenakan biaya imbal jasa atau fee.

Dalam akad ijarah, pemegang kartu memiliki hak dan kewajiban, begitupun

dengan penerbit kartu. Salah satu yang menjadi kewajiban dari pemegang kartu

adalah membayar tagihan atas penggunaan transaksi yang dilakukan sesuai

dengan kesepakatan yang tercantum dalam akad. Begitupun penerbit kartu juga

berkewajiban memberikan fasilitas untuk melakukan transaksi.

Ketika seorang pemegang kartu berkewajiban melakukan pembiayaan atas

akad ijarah, maka untuk menghindari dari kekhawatiran kerugian, pihak penerbit

kartu berhak meminta biaya ta’widh jika pemengang kartu mengalami kelalaian

terhadap pembiayaan hingga jatuh tempo.

Akad yang dibuat pihak penerbit kartu sering kali tidak dibaca dengan benar

dan teliti oleh pihak nasabah sehingga ada nasabah yang belum memahami betul

tentang biaya tambahan yang mungkin terjadi jika pihak nasabah terlambat

melakukan pembayaran tagihan.

Dalam menghadapi risiko nasabah yang wanprestasi atau kelalaian dengan

menunda-nunda pembayaran bentuk perlindungan yang diberikan adalah dengan

9https://www.bnisyariah.co.id/id-

id/personal/kartuibhasanah/ketentuanumumibhasanahcard, kamis 14 maret 2019 pukul 20.31.

Page 15: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

5

mekanisme ta’widh (biaya ganti rugi) kepada pihak yang di langgar.10

Hal ini

telah diatur dalam fatwa DSN-MUI Nomer 43 Tahun 2004 tentang Ta’widh.

Dalam H.R. Muttafaqun Alaihi menyebutkan bahwa “Menunda-nunda

(pembayaran) yang dilakukan oleh orang yang mampu adalah suatu

kezhaliman…”. Dari hadis tersebut sudah bahwa memang tidak dianjurkan untuk

kita sebagai nasabah lalai terhadap pembayaran tagihan.

Menurut pasal 27 Undang-Undang Nomer 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, menyebutkan bahwa pelaku usaha yang memproduksi

barang dibebaskan dari tanggung jawab atas kerugian yang di derita konsumen,

Apabila salah satunya adalah kelalaian yang ditimbulkan dari konsumen.11

Menurut ketentuan umum dalam Fatwa DSN-MUI Nomer 43 tahun 2004,

ta’widh adalah Ganti rugi (ta`widh) yang hanya boleh dikenakan atas pihak yang

dengan sengaja atau karena kelalaian melakukan sesuatu yang menyimpang dari

ketentuan akad dan menimbulkan kerugian pada pihak lain.

Yang dimaksud dengan biaya ta’widh (ganti rugi) disini adalah dana yang

diterima ini akan menjadi kas pemasukan atau pendapatan penerbit kartu. Ganti

rugi atas biaya disini adalah biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak BNI Syariah

selama melakukan upaya penagihan tagihan bulanan baik itu berupa telefon, pesan

singkat, e-billing, ataupun pengiriman tagihan cetak.12

Beda halnya dengan biaya ta’zir yaitu dana yang diterima akan disalurkan

ke dana sosial dan tidak menjadi pendapatan penerbit kartu. Biaya denda yang

dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan jika pihak nasabah terlambat melakukan

pembayaran sebagai efek jera bagi nasabah yang lalai, dan besarnya biaya sudah

ditentukan dalam kontak perjanjian.

10

Fatwa DSN-MUI Nomer 43 Tahun 2004 tentang Ta’widh 11

Undang-Undang Nomer 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 27 huruf

D 12

Dikutip dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomer 54/DSN-MUI/X/2006, tentang

Sharia Card

Page 16: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

6

Biaya ta’widh yang harus di tanggung oleh pemegang kartu telah jelas

terdapat dalam fatwa DSN-MUI Nomer 43 Tahun 2004. Terdapat dalam

ketentuan khusus yaitu, jumlah ganti rugi besarnya harus tetap sesuai dengan

kerugian riil dan tata cara pembayarannya tergantung kesepakatan para pihak, dan

besarnya ganti rugi ini tidak boleh dicantumkan dalam akad.

Ketentuan biaya ganti rugi atas biaya penagihan yang dikeluarkan oleh BNI

Syariah akibat keterlambatan pemegang kartu, tarif iB Hasanah dalam membayar

kewajibannya yang telah jatuh tempo.13

iB Hasanah Card sebagai kartu kredit syariah tidak menggunakan

perhitungan bunga dalam penetapan biaya yang dikenakan kepada nasabah,

apalagi dengan perhitungan bunga per bunga. Namun penetapan biaya nasabah

Hasanah Card akan dikenakan iuran bulanan (monthly fee) dan iuran tahunan

(annual fee).14

Jenis Kartu Classic Gold Platinum

Kartu Utama Rp 120.000,- Rp 240.000,- Rp 600.000,-

Kartu Tambahan Rp 60.000,- Rp 120.000,- Rp 300.000,-

Tabel 1.1 biaya iuran tahunan (annual fee)

Selain dari penetapan biaya ta’widh di atas, upaya yang dilakukan sebelum

BNI Syariah menetapkan biaya ta’widh guna mencegah risiko kelalaian nasabah

adalah dengan cara menelepon, mengirimkan surat, atau email dan melakukan

13

https://www.bnisyariah.co.id/id-id/personal/kartuibhasanah/tarifibhasanahcard. 14

Nurwulandari. M dan Isnawati, “Tinjauan Prinsip Syariah dalam Aplikasi iB Hasanah

Card”, Al-Mashrafiyah, II, 1, April 2018.

Page 17: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

7

kunjungan langsung kepada nasabah baik itu di rumah ataupun di kantor nasabah

yang bersangkutan.15

Namun, jika hanya dengan upaya seperti menelepon atau mengirim surat

(email) saja apakah hal tersebut bisa efektif bagi BNI syariah selaku penerbit

kartu? Dan bagaimana dengan nasabah yang lalai karena adanya faktor lain yang

tidak diinginkan? Bagaimana pihak BNI syariah mengatasi hal tersebut?

Berdasarkan uraian fakta dan latar belakang diatas, masalah yang akan

dikaji oleh peneliti adalah apakah upaya hukum pihak BNI syariah terhadap

pencegahan kelalaian nasabah yang mungkin terjadi dalam pembayaran tagihan

dan ganti rugi (ta’widh) sudah efektif. Bagaimana jika banyak dari nasabah yang

lalai terhadap pembayaran tagihan yang sudah menjadi kewajiban nasabah.

B. Identifikasi Masalah

1. Adanya nasabah iB Hasanah Card yang terlambat melakukan

pembayaran tagihan.

2. Jumlah besaran biaya ganti rugi (ta’widh) tidak memberikan efek

jera.

3. Akad yang dibuat seringkali tidak dibaca dengan benar oleh pihak

nasabah.

4. Nasabah belum memahami betul manfaat dalam penggunaan kartu

kredit.

C. Batasan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, untuk mempermudah pembahasan dalam

penelitian ini sehingga lebih jelas dan terarah. Maka peneliti membatasi hanya

pada efektivitas BNI Syariah terhadap penerapan ta’widh (ganti rugi) dalam

15

Nadia Ananda Elsanti, “Penerapan Ta’widh pada Pemegang Syaria Card”,

Jurisprudentie, IV, 2 (Desember 2017), h. 155.

Page 18: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

8

pencegahan kelalaian nasabah dalam pembiayaan tagihan kartu kredit syariah

pada tahun 2018 dan 2019.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perlindungan hukum bagi pengguna iB Hasanah Card

yang dilakukan oleh BNI Syariah?

2. Bagaimana efektivitas ganti rugi (ta’widh) dalam pencegahan

kelalaian nasabah iB Hasanah Card?

E. Tujuan Penelitian :

1. Menganalisis pengaruh ganti rugi (ta’widh) sebagai upaya hukum

dari BNI Syariah terhadap pencegahan kelalaian pembayaran tagihan

nasabah iB Hasanah Card.

2. Menganalisis efektifitas pencegahan yang dilakukan terhadap

kelalaian nasabah iB Hasanah Card.

F. Manfaat Penelitian :

1. Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi bahan untuk penelitian

selanjutnya.

2. Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi informasi bagi nasabah

terhadap kartu kredit syariah (syaria card).

G. Manfaat bagi Praktisi :

1. Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi referensi bagi lembaga

terkait dalam hal ini PT BNI Syariah.

Page 19: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

9

2. Dengan adanya penelitian ini menjadi referensi bagi Dewan

Pengawas Syariah (DPS) dalam mengeluarkan kebijakan terkait

penelitian ini.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian hukum normatif. Peneliti menjelaskan secara lengkap,

rinci, jelas, dan sistematis tentang aspek yang diteliti dalam teori-

teori.16

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan perundang-undangan (Statute Approach) dan pendekatan

kasus (Case Approach). Dalam metode pendekatan perundang-

undangan peneliti perlu memahami asas-asas dalam peraturan

perundang-undangan.17

Dan dalam pendekatan kasus, peneliti perlu

menelaah kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi dalam

kartu kredit syariah.

3. Sumber Bahan Penelitian

Sumber bahan dalam penelitian ini adalah sumber objek darimana

bahan tersebut diperoleh. Adapun sumber bahan yang dipakai pada

penelitian ini adalah:

a. Bahan-bahan hukum primer, yaitu:

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Fatwa DSN-MUI

16

Muh. Abdul Kadir, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: PT Citra Aditya, 2004).

H. 101. 17

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 133.

Page 20: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

10

Undang-Undang Nomer 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Peraturan lain yang berkaitan dengan dengan permasalahan yang

akan diteliti.

b. Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu:

Wawancara

c. Bahan-bahan hukum tersier, yaitu:

Al-Qur’an dan Hadis

Kamus Hukum

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

4. Teknik Pengumpulan Bahan

Pengumpulan dilakukan dengan cara mengumpulkan dan

meneliti peraturan perundang-undangan, buku-buku, dan bahan

bacaan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti peneliti.

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara

melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan masalah yang diteliti. Wawancara ini sebagai pelengkap

dalam penelitian. Wawancara akan dilakukan kepada pihak BNI

Syariah yaitu dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager

Collection Card Business Desk BNI Syariah..

5. Teknis Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum

Teknik pengelolaan data yang peneliti gunakan adalah dengan cara

deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan bahan hukum penelitian

kemudian bahan hukum tersebut disederhanakan kebagian bagian

yang diperlukan, kemudia peneliti menarik kesimpulan dari data-

data tersebut.

Page 21: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

11

6. Teknis penulisan

Dalam teknik penulisan skripsi ini disesuaikan kaidah-kaidah

penulisan karya ilmuyah dan juga buku “Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2017”

I. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran sederhana agar memudahkan penulisan

skripsi maka disusunlah sistematika penulisan yang terdiri dari lima

bagian dengan rincian sebagaimana berikut ini:

Bagian I. Pada bab ini terdiri dari Latar Belakang, Identifikasi,

Batasan, dan Rumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, serta

Sistematika Penulisan.

Bagian II. Pada bab ini berisi tentang efektivitas penerapan

ganti rugi (ta’widh) terhadap pencegahan kelalaian

nasabah, didalamnya tercantum pengertian dari

ta’widh, iB Hasanah Card, sistem pembayaran

ta’widh, kelalaian nasabah. Pengertian ta’widh,

landasan hukum ta’widh, penerapan ta’widh di BNI

Syariah, pengertian efektivitas.

Bagian III. Bab ini membahas tentang mekanisme ganti rugi

(ta’widh) di BNI Syariah yang didalamnya

membahas tentang profil BNI Syariah.

Bagian IV. Bab ini membahas tentang perlindungan hukum

bagi nasabah iB Hasanah Card dan keefektivitasan

penerapan ta’widh pada nasabah iB Hasanah Card.

Bagian V. Pada bab ini merupakan bagian terakhir dalam

penelitian yang berisikan kesimpulan dan juga saran.

Page 22: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konsepual

Kerangka konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan

antara konsep-konsep khusus yang akan diteliti.1 Dalam pelaksanaan penelitian

ini, diperlukan adanya konsep teori untuk menyederhanakan pandangan serta

penjelasan agar tidak terjadi kerancuan dan kekaburan pemahaman sehingga

menjadi lebih jelas dan terarah. Istilah-istilah yang peneliti jelaskan yaitu:

1. Ganti rugi (ta‟widh) adalah biaya ganti rugi terhadap biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh penerbit kartu kredit akibat keterlambatan pemegang

kartu dalam membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo.2

2. Pencegahan kelalaian ini diatur dalam pasal 1238 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata buku ke-3, yang berbunyi: “Debitur dinyatakan lalai

dengan surat perintah atau dengan akta sejenis itu, atau

berdasarkankekuatan dari perikatan sendiri, yaitu apabila perikatan ini

mengakibatkan debitur harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang

ditentukan.”

3. Kartu kredit merupakan kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank yang

dapat digunakan oleh pemegang kartu untuk membeli kebutuhan serrta

layanan tertentu secara utang.3 Sedangkan dalam Fatwa DSN MUI Nomer

54 Tahun 2006 tentang Syaria Card mengartikan kartu kredit syariah

sebagai kartu yang berfungsi seperti kartu kredit yang hubungan hukum

(berdasarkan system yang sudah ada) antara para pihak berdasarkan

prinsip syariah.

1Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), h. 133

2Fatwa DSN-MUI No. 54 Tahun 2006 tentang Syaria Card

3 Aep S. Hamidin, Tips & Trik Kartu Kredit; Memaksimalkan Manfaat dan Mengelola

Risiko Kartu Kredit, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2010, cet. Pertama), h.9-10.

Page 23: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

13

4. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia yang

berhubungan dengan peneitian ini antara lain Fatwa tentang Syaria Card

pada Fatwa DSN MUI Nomer 54 Tahun 2006, Fatwa tentang Ta‟widh

pada Fatwa DSN MUI Nomer 43 Tahun 2004, Fatwa tentang Sanksi atas

Nasabah Mampu yang Menunda Pembayaran pada Fatwa DSN MUI

Nomer 17 Tahun 2000. Dalam beberapa fatwa inilah yang akan

menjelaskan berdasarkan hukum islam dari peneltian ini.

5. iB Hasanah Card adalah kartu pembiayaan yang berfungsi sebagai kartu

kredit berdasarkan prinsip syariah, yaitu dengan sistem perhitungan biaya

bersifat tetap, adil, transparan, dan kompetitif tanpa perhitungan bunga

yang diterima di seluruh tempat bertanda MasterCard dan semua ATM

yang bertanda CIRRUS di seluruh dunia yang diterbitkan oleh BNI

Syariah.4

B. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai

pendapat ahli tentang teori-teori yang digunakan untuk memperkuat pendapat

peneliti dalam analisa penelitian.

1. Ta’widh (Ganti Rugi)

Kata al-ta‟widh berasal dari kata „iwadha yang mempunyai arti

memberi ganti atau mengganti, sedangkan kata ta‟widh sendiri

memiliki arti secara bahasa yaitu mengganti.5

Ta‟widh (ganti rugi) adalah kerugian yang benar-benar dialami

secara riil oleh para pihak dalam bertransaksi yang wijib diganti oleh

pihak yang menimbulkan kerugian tersebut. Ganti rugi dalam bank

4https://www.bnisyariah.co.id/id-id/personal/kartuibhasanah/kartuibhasanah, diakses pada

hari senin tanggal 18 Maret 2019, pukul 11.15 WIB 5 Arianto Saputra, “Analisis Pengelolaan Dana Ta‟zir dan Ta‟widh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT. BRI Syariah.” (Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 31

Page 24: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

14

syariah biasa terjadi akibat penundaan pembayaran oleh nasabah

dalam kondisi mampu.6

Pendapat beberapa ulama kontemporer tentang ta‟widh antara lain

sebagai berikut ini:7

a. Wahbah al-Zuhaili, Nazariyah al-Dhaman, Damsyiq; 1998

“Ta‟widh (ganti rugi) adalah menutup kerugian yang terjadi

akibat pelanggaran atau kekeliruan”.

b. „Abd al-Hamid Mahmud al-Ba‟li; 1996 “Ganti rugi karena

penundaan pembayaran oleh orang yang mampu didasarkan pada

ketugian yang terjadi secara riil akibat penundaan pembayaran

dan kerugian itu merupakan akibat logis dari keterlambatan

pembayaran tersebut”.

c. „Isham Anas al-Zaftawi; 1997 “Kerugian harus dihilangkan

berdasarkan kaidah syariah dan kerugian itu tidak akan hilang

kecuali jika diganti, sedangkan penjatuhan sanksi atas debitur

mampu yang menunda-nunda pembayaran tidak akan

memberikan manfaat bagi kreditur yang dirugikan. Penundaan

pembayaran hak sama dengan ghashab karena itu seharusnya

status hukumnya pun sama, yaitu bahwa pelaku bertanggung

jawab atas manfaat benda yang di-ghashab selama masa ghashab,

menurut mayoritas ulama disamping ia pun harus menanggung

harga (nilai) barang tersebut bila rusak”.

Hadis Nabi riwayat jama‟ah (Bukhari dari Abu Hurairah, Muslim

dari Abu Hurairah, Tirmizi dari Abu Hurairah dan Ibn Umar, Nasa‟i

dari Abu Hurairah, Abu Daud dari Abu Hurairah, Ibn Majah dari Abu

6 Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka

Utama, t.th.,), h. 824. 7 Ahmad Ifham Sholihin, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 209.

Page 25: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

15

Hurairah dan Ibn Umar, Ahmad dari Abu Hurairah dan Ibn Umar,

Malik dari Abu Hurairah, dan Darami dari Abu Hurairah):8

يطم انغي ظهى...

Artinya “menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang

yang mampu adalah suatu kezhaliman …”

Hadis Nabi riwayat Nasa‟i dari Syuraid bin Suwaid, Abu Dawud

dari Syuraid bin Suwaid, Ibu Majah dari Syuraid bin Suwaid, dan

Ahmad dari Syuraid bin Suwaid:9

ني انىاحذيحم عزض وعقىبت

Artinya “ menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang

mampu menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi kepadanya”.

Landasan hukum ta‟widh terdapat dalam QS. Al-Maidah ayat 1:

عهيكى عاو إل يا يته ت ال آيىا أوفىا بانعقىد أحهت نكى بهي غيز يا أيها انذي

يحكى يا يزيذ الل تى حزو إ يذ وأ يحهي انص

Artinya “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.

Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan

kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu

ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah

menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya”.

8 Fatwa DSN-MUI No. 43/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Ganti Rugi (Ta‟widh)

9 Fatwa DSN-MUI No. 43/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Ganti Rugi (Ta‟widh)

Page 26: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

16

Pendapat Wahbah al-Zuhaili yang penulis kutip dari fatwa DSN-

MUI No. 43 tentang “Ganti Rugi (ta‟widh) adalah menutup kerugian

yang terjadi akibat pelanggaran atau kekeliruan”.

Ketentuan umum yang berlaku pada ganti rugi dapat berupa:

1) Menutup kerugian dalam bentuk benda (dharar, bahaya)

seperti memperbaiki dinding…

2) Memperbaiki benda yang rusak menjadi utuh kembali seperti

semula selama dimungkinkan, seperti mengembalikan benda

yang dipecahkan menjadi utuh kembali. Apabila hal tersebut

sulit dilakukan maka wajib menggantinya dengan denda yang

sama (sejenis dengan uang)”.

Sementara itu, hilangnya keuntungan dan terjadinya kerugian yang

belum pasti dimasa yang akan datang atau kerugian materiil, maka

menurut ketentuan hukum fiqih hal tersebut tidak dapat diganti . hak

itu karena objek ganti rugi adalah harta yang ada dan konkret serta

berharga (diizinkan syariat untuk memanfaatkannya).

2. Teori Efektivitas Hukum

Menururt Lawrence M. Friedman menyebutkan bahwa efektif atau

tidaknya suatu perUndang-Undangan dipengaruhi oleh tiga faktir yang

dikenal dengan efektivitas hukum, yaitu sebagai berikut:10

a. Substansi hukum adalah inti dari peraturan perUndang-

Undangan itu sendiri.

b. Struktur hukum adalah sebagaimana sikap masyarakat

hukum di tempat hukum itu dijalankan. Apabila kesadaran

itu telah ditetapkan maka dapat diterapkandan masyarakat

akan menjadi faktor pendukung. Namun, apabila tidak mau

10

Abdullah Mustafa, Soerjono Soekanto, Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, (Jakarta;

CV Rajawali, 1982), h. 13.

Page 27: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

17

mematuhi peraturan yang ada maka masyarakat akan

menjadi faktor penghambat utama dalam penegakan hukum

tersebut.

Menurut Soerjono Soekanto, faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas hukum antara lain:11

a. Hukum/ Undang-Undang dan peraturannya.

b. Penegak Hukum (pembentuk hukum maupun penataan

hukum)

c. Sarana/ fsasilitas pendukung.

d. Masyarakat.

e. Budaya hukum (legal culture).

Berdasarkan pada teori tersebut maka suatu usaha dapat dikatakan

efektif bila sudah meliputi hal-hal diatas, namun jika belum

mencangkup hal tersebut maka belum bisa dikatan efektif.

Efektivitas merupakan sebuah pencapaian sasaran atas usaha

bersama yang telah disepakati. Jadi, tingkat pencapaian sasaran yang

telah dicapai tadi merupakan suatu yang menunjukkan tingkat

efektivitas.12

Efektivitas pada umumnya terkait dengan keberhasilan pencapaian

tujuan dan sasaran, oleh karena itu efektivitas merupakan kemampuan

untuk memilih rencana yang tepat atau strategi yang tepat untuk

mencapai target yang telah ditetapkan ataupun konsistensi kerja yang

tinggi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.13

11

Abdullah Mustafa, Soerjono Soekanto, Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, (Jakarta;

CV Rajawali, 1982), h. 15. 12

James L. Gibson dkk, Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses, Edisi

Kempat,(Jakarta: Erlangga, 1994), h.27. 13

Richard H. Hall, Organitation Structure, Proses and Out Come, ( t.t., New Prentice

Hall, 1991), h. 259

Page 28: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

18

Menurut Prasetyo Budi Saksono, pengertian efektivitas adalah

seberapa besar tingkat kelekatan antara pengeluaran “output” yang

dicapai dengan pengeluaran yang diharapkan dari jumlah masukan

“input” dalam suatu perusahaan atau seseorang.14

Pada kenyataannya orang-orang berbuat atau berprilaku menurut

suatu cara untuk menghindari sanksi yang diancamkan oleh norma

hukum layaknya biaya ganti rugi yang dibuat oleh pihak penerbit

kartu, dan apakah sanksi tersebut benar-benar dilaksanakan dan dalam

hal kondisinya terpenuhi atau tidak.

Efektivitas hukum berarti bahwa orang benar-benar berbuat sesuai

dengan norma hukum sebagaimana mereka harus berbuat, dan norma

itu benar-benar diterapkan dan dipatuhi.15

Menurut Peter F. Drucker, efektivitas merupakan cara melakukan

suatu pekerjaan dengan benar (doing the right things). Merupakan

kemampuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara yang tepat.16

Menurut Enco Mulyasa,17

efektivitas adalah suatu kesesuaian

antara orang yang melakukan tugas yang dituju. Berkaitan erat dengan

perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang

telah dibuat sebelumnya.

Efektivitas organisasi merupakan suatu konsep menyeluruh yang

menyertakan sejumlah konsep komponen.18

Kriteria utama dari

efektivitas organisasi adalah, apakah organisasi tersebut bertahan

14

Yosep P. Koton, Restrukturisasi Organisasi: Teori dan Aplikasi dalam Mengefektifkan

Pengelolaan Keuangan Daerah, (Yogyakarta: Deepublish, 2019, cet. Pertama), h. 22. 15

Hans Kelsen, Teori Umum Hukum dan Negara,(Jakarta: Bee Madia Indonesia, 2007,

cet. Ketiga), h. 47. 16

T. Hani Handoko, Manajemen Edisi Ke 2, (Yogyakarta: BPFE, 1998), h. 7. 17

Awal Ramadhan, “Efektivitas Dana ZIS Bagi Pelatihan Montir Di Bazis Kota ADM Jakarta

Barat.” Skrisi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2016. h. 18. 18

John M. Ivancevich, Penerjemah Gina Gania: Prilaku dan Manajemen Organisasi,

(Jakarta: Erlangga, 2007), h. 23.

Page 29: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

19

dalam lingkungannya.19

Karena sebuah organisasi itu membutuhkan

adaptasi.

Dengan semakin berkembangnya suatu organisasi maka akan

semakin banyak tahap yang akan dilaluinya, maka yang menjadi

indikator dari efektivitas itu sendiri adalah apakah hasil kerja yang

diharapkan sesuai dengan kenyataan hasil sebenarnya.

Menurut Richard M. Steers (Steers, 1985:4-7), bahwa cara terbaik

untuk meneliti efektivitas ialah dengan memperhatikan tiga konsep

yang saling berhubungan, yaitu:

1. Paham mengenai optimasi tujuan, yaitu efektivitas di nilai

menurut ukuran seberapa jauh sebuah organisasi berhasil

mencapai tujuan yang layak dicapai;

2. Perspektif sistematika, yaitu tujuan mengikuti suatu daur

dalam organisasi;

3. Tekanan pada segi prilaku manusia dalam susunan

organisasi, yaitu bagaimana tingkah laku individu dan

kelompok akhirnya dapat menyokong atau menghalangi

tercapainya tujuan organisasi.

Aspek-aspek efektivitas berdasarkan pendapat dari Muasaroh

(2010:13), menjelaskan bahwa efektivitas suatu program dapat di lihat

dari aspek-aspek seperti berikut ini:20

1. Aspek tugas dan fungsi, akan efektif jika tugas dan

fungsinya dilaksanakan dengan baik.

2. Aspek rencana dan program, akan menjadi efktif jika

seluruh rencana yang telah terprogram dapat dilaksanakan.

19

John M. Ivancevich, Penerjemah Gina Gania: Prilaku dan Manajemen Organisasi,

(Jakarta: Erlangga, 2007), h. 23. 20

https://idtesis.com/teori-lengkap-tentang-efektivitas-program-menurut-para-ahli-dan-

contoh-tesis-efektivitas-program/, diakses pada tanggal 29 Januari 2020, pukul 11.01

Page 30: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

20

3. Aspek ketentuan dan peraturan, akan menjadi efektif jika

dapat berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat

dalam rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatan.

4. Aspek tujuan atau kondisi ideal, akan menjadi efektif jika

tujuan dan konsisi ideal program tersebut dapat dicapai.

Dari aspek yang sudah dijelaskan tersebut, maka masih ada

beberapa indikator efektivitas. Prespektif ini dikembangkan oleh

Smith pada tahun 1997, yaitu:

1. Keuangan, yang diukur dengan aliran kas dan pertumbuhan

penjualan.

2. Pelanggan, yang diukur dengan produk baru, waktu

pengiriman, dan kualitas pelayanan.

3. Proses internal, yang diukur dengan peningkatan teknologi,

produktivitas, dan biaya perunit.

4. Inovasi, yang diukur dengan waktu pengembangan, waktu

yang digunakan merespon kebutuhan pasar, dan juga

produk baru.

3. Teori Perlindungan Konsumen

Undang-Undang Perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa

perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya

kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.21

Sedangkan tujuan hukum dalam perlindungan konsumen adalah untuk

menciptakan keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.22

Sehingga dapat diartikan bahwa perlindungan konsumen

merupakan seluruh asas dan kaidah yang mengatur dan melindungi

21

Pasal 1 Angka 1, Undang-Undang Nomer 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen. 22

Erna Widjajati dan Yessy Kusumadewi, Pengantar Hukum Dagang, (Jakarta: Roda Inti

Media, 2010), h.23.

Page 31: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

21

konsumen dalam hubungan penyediaan dan penggunaan produk

konsumen.

Tujuan Perlindungan Konsumen ini telah ditetapkan dalam Pasal 3

Undang-Undang Nomer 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan onsumen

yang mengatur bahwa tujuan dari perlindungan konsumen adalah:

a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian

konsumen untuk melindungi diri.

b. Meningkatkan hartat dan martabat konsumen dengan cara

menghindarkannya dari akses negative dalam pemakaian

barang atau jasa.

c. Menigkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,

menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.

d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang

mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan

informasi serta akses untuk mendapatkan informasi.

e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai

pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap

jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha.

f. Meningkatkan kualitas barang atau jasa, kesehatan,

kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

Pasal 2 Undang-Undang Nomer 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen menetapkan bahwa perlindungan konsumen

berasaskan pada manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan, dan

keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. Sehingga Abdul

Halim Barkatullah merumuskan bahwa perlindungan konsumen

didasari atas beberapa asas, yaitu:23

a. Asas Manfaat, adalah segala upaya dalam

menyelenggarakan perlindungan konsumen harus

23

Abdul Halim Barkatullah, Hukum Perlindungan Konsumen “Kajian Teoritis dan

Perkembangan Pemikiran, (Bandung; Nusa Media, 2008), h. 105.

Page 32: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

22

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan

konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.

b. Asas Keadilan, adalah partisipasi seluruh rakyat dapat

diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan

kepada konsumen dan pelaku usaha unruk memperoleh

haknya dan melaksanakan kewajiban secara adil.

c. Asas Keseimbangan, adalah asas yang memberikan

keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha,

dan pemerintah dalam arti materiil dan spiritual.

d. Asas Keamanan dan Keselamatan, adalah yang memberikan

jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen

dalam pengguna, pemakaian, dan pemanfaatan barang atau

jasa yang dikonsumsi.

e. Asas Kepastian Hukum, adalah agar pelaku usaha maupun

konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam

menyelengarakan perlindungan konsumen serta Negara

menjamin kepasian hukum.

Perlindungan konsumen merupakan bagian yang tidak bisa

dipisahkan dengan kegiatan bisnis. Dalam kegiatan bisnis yang sehat

terdapat keseimbangan perlindungan hukum antara produsen dan

konsumen. Jika tidak adanya perlindungan konsumen yang seimbang

dapat menyebabkan konsumen berada dalam kelemahan. Dan jika

produk yang dihasilkan merupakan produk yang terbatas, maka

produsen bisa menyalahgunakan posisinya. Sehingga hal tersebut akan

merugikan konsumen.24

Perlindungan hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan

pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi

24

Ahmad Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan bagi Konsuen di Indonesia, (Jakarta;

Rajawali Perss, 2011), h. 4.

Page 33: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

23

dan/atau korban yang dapat diwujudkan dalam bentuk seperti melalui

restitusi, pelayanan medis, dan bantuan hukum.25

Islam juga menetapkan adanya keseimbangan antara hak konsumen

dan pelaku usaha dalam jual beli. Hal ini menjadi penting bagi

konsumen Indonesia yang mayoritas beragama Islam, dengan

demikian kegiatan tersebut harus berlandaskan pada prinsip-prinsip

Hukum Ekonomi Syariah.

Dalam Hukum Acara Perdata, upaya hukum perlu dibedakan dari

dasar hukumnya. Sifat dan berlakunya upaya hukum pun dibedakan

menjadi dua jenis yaitu:26

1. Upaya Hukum Biasa, yang pada asasnya terbuka untuk

setiap putusan selama tenggang waktu tertentu yang telah

ditentukan oleh undang- undang. Wewenang untuk

menggunakannya pun dengan menerima putusan. Upaya

hukum biasa ini bersifat menghentikan pelaksanaan putusan

sementara. Yang termasuk upaya hukum biasa adalah

perlawanan putusan verstek (verzet tegen verstek), banding,

dan kasasi.

2. Upaya Hukum Luar Biasa, ini hanya diperbolehkan dalam

suatu hal tertentu yang sudah disebutkan dalam undang-

undang saja. Yang termasuk upaya hukum luar biasa ini

adalah Peninjauan Kembali (request civil) dan Perlawanan

dari Pihak Ketiga (derden verzet).

Upaya hukum tersebut disediakan untuk mencegah kesalahan atau

kekeliruan atas putusan pengadilan. Dalam hal ini adalah untuk

mencegah kesalahan dari pihak nasabah ataupun pihak lembaga

keuangan syariah.

25

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta; UI Press, 1984), h. 133. 26

Bambang Sugeng dan Sujayadi, Pengantar Hukum Acara Perdata dan Contoh

Dokumen Legalisasi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2012, cet. Pertama), h. 91-92.

Page 34: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

24

4. Teori Akad Kartu Kredit Syariah

a. Ijarah (Sewa)

Menurut ulama Hanafiyah dalam mendefinisikan ijarah adalah;

عقذ عه انافع بعىض

“Transaksi terhadap suatu manfaat dengan imbalan”

Sedangkan menurut ulama Malikiyah mendefinisikan ijarah

dengan;27

تهيك بعىض يافع شء يباح يذة يعهىيت

”Pemilikan manfaat dengan suatu imbalan terhadap suatu yang

diperbolehkan dalam waktu tertentu”

Ijarah merupakan akad yang objeknya manfaat, sehingga

berbeda dengan akad jual beli dan hibah yang objeknya adalah

benda.28

Dan manfaat yang boleh dijadikan objek adalah manfaat

berdasarkan ketentuan syara‟, salah satunya adalah objek ijarah

harus diketahui secara sempurna dan jelas. Begitu juga dengan

hak memanfaatkan dalam bentuk akad ijarah harus didampingi

dengan imbalan.

Sesuai dengan ketentuan Fatwa DSN MUI Nomer 54 tahun

2006 tentang Syaria Card menjelaskan bahwa akad yang harus

terdapat dalam kartu kredit syariah adalah akad ijarah yaitu

dalam hal ini Penerbit Kartu adalah penyedia jasa system

pembayaran dan pelayanan terhada Pemegang Kartu. Atas akad

ijarah ini, Pemegang Kartu dikenakan biaya membership fee.29

Dasar hukum diperbolehkannya akad ijarah terdapat dalam al-

Quran surat Al-Baqarah ayat 233;

“Dan apabila kamu ingin anakmu disusui orang lain maka

tidaklah ada dosa atasmu apabila kamu memberikan

27

Asy Syarbaini, Fiqh Muamalat, (Beirut: Dar al-Fikr, 1978), Jilid II, h. 233. 28

Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 120. 29

Fatwa Dewan Syriah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomer 54 Tahun 2006 tentang

Syaria Card, bagian ketiga: ketentuan akad.

Page 35: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

25

pembayaran menurut yang pantas. Bertakwalah kamu kepada

Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang

kamu kerjakan.”

Begitu juga dengan hadis riwayat Abu Ya‟la Ibn Majah al-

Thobroni dan al-Tirmidzi : “Berikanlah upah pekerja sebelum

keringatnya kering”.30

Ijarah dibagi menjadi dua macam yaitu; ijarah manfaat benda

atau barang (manafi‟ al-a‟yan) dan ijarah manfaat manusia

(manfi‟ al-insan).31

Ijarah manfaat benda/ barang dibagi menjadi tiga macam:

1) Ijarah benda yang tidak bergerak (uqar) yaitu, mencangkup

benda yang tidak dapat dimanfaatkan kecuali dengan

menggunakannya seperti sewa rumah untuk ditempati atau

sewa tanah untuk ditanami.

2) Ijarah kendaraan seperti unta, kuda, dan benda-benda yang

memiliki fungsi sama seperti mobil, pesawat, dan kapal.

3) Ijarah barang-barang yang bisa dipindah-pindahkan (al-

manqul), seperti baju, perabot, dan tenda.

Sedangkan ijarah yang berupa manfaat manusia merupakan

objek yang berupa pekerjaan atau jasa seseorang. Ijarah jenis ini

dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu:

1) Ijarah manfaat manusia yang bersifat khusus (al-Khas),

yaitu seseorang yang disewa tenaga atau keahliannya secara

khusus oleh penyewa untuk waktu tertentu.

2) Ijarah manfaat manusia bersifat umum (musytarik) yaitu

pekerjaan atau jasa seseorang disewa/diambil manfaatnya

oleh banyak orang. Seperti dokter.

30

Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 121. 31

Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 125.

Page 36: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

26

Dari penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa akad ijarah yang

terdapat dalam kartu kredit syariah sesuai dengan Fatwa DSN

MUI Nomer 54 tahun 2006 tentang Syaria Card adalah jenis

ijarah benda atau barang yang dapat dipindah-pindahkan (al-

manqul).

b. Utang Piutang (al-Qardh)

Ulama Hanafiyah mengemukakan pengertian qardh menurut

terminology yaitu “Sesusatu yang diberikan seseorang dari

harta mistily atau untuk memenuhi kebutuhannya.”

Menurut ulama Syafi‟iyah qardh adalah akad kepemilikan

sesuatu untuk dikembalikan dengan sejenis atau sepadan. Maka

yang dikatakan dengan qardh adalah penyediaan dana atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dengan pihak

yang memberikan pinjaman yang mewajibkan peminjam

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertantu.32

Menurut Fatwa DSN MUI Nomer 54 tahun 2006 tentang Syaria

Card juga menyebutkan bahwa ketentuan akad yang harus

terdapat dalam kartu kredt syariah adalah Qardh dalam hal ini

Penerbit Kartu adalah pemberi pinjaman (muqridh) kepada

Pemegang Kartu (muqtaridh) melalui penarikan tunai dari bank

atau ATM ban penerbit kartu.33

Yang menjadi dasar hukum diperbolehkannya akad qardh

adalah terdapat dalam Al-Qur‟an surat al-Hadid ayat 11:

32

Harun, Fiqh Muamalah, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2017), h. 144. 33

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomer 54 tahun 2006 tentang

Syariah Card, bagian ketiga: ketentuan akad.

Page 37: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

27

“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang

baik, Allah akan melipat gandakan pinjaman itu untuknya dan

ia akan memperoleh pahala yang baik.”

Hadis yang diriwayatkan Ibn Majah dan Baihaqi dari Anas,

Rasulullah SAW bersabda:

“Aku melihat pada waktu malam diisra‟kan, pada pintu surge

tertulis: sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan qardh delapan

belas kali lipat. Aku bertanya: wahai jibril, mengapa qardh

lebih utama daripada sedekah? Ia menjawab: karena meskipun

orang pengemis meminta-minta namun masih mempunyai harta,

sedangkan yang berutang pastilah karena sangat

membutuhkannya.”

Akad qardh ini merupakan akan yang dimaksudkan untuk

membantu sesame (tabarru‟), bukan untuk mendapatkan

keuntungan karena itulah ada kaidah fiqih yang mengaturnya

seperti hal berikut ini:

كم قزض جز فعا فهىربا

“Semua bentuk qardh yang membuahkan bunga adalah riba”

Para Fuqaha sepakat bahwa jika pinjaman dipersyaratkan agar

mendapatkan keuntungan (manfaat) dalam apapun bentuknya

atau berupa tambahan kepada pihak muqaridh, maka hal

demikian haram hukumnya.34

Jabir bin Abdullah berkata:

كا ني عه رسىل الل حق فقضاي وسادتي )روا احذوانبخاري ويسهى(

34

Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 153.

Page 38: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

28

“Aku pernah mempunyai hak kepada Rasulullah. Beliau lalu

membayarku dan beliau melebihkan untukku.” (H.R Ahmad,

Bukhari, dan Muslim)

Jika keuntungan tersebut tidak diisyaratkan dalam akad seperti

hadis diatas atau jika hal tersebut telah menjadi kebiasaan di

masyarakat menurut mazhab Hanafiyah maka hukumnya

boleh.35

c. Jaminan (Kafalah)

Dalam Al-Qur‟an suart Yusuf ayat 72 Allah SWT berfirman:

Penyeru itu berseru, ”Kami kehilangan piala raja dan barang

siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh

makanan (seberat) beban unta dan aku menjamin

terhadapnya.”

Rasulullah SAW bersabda:

“Pinjaman hendaklah dikembalikan dan yang menjamin

hendaklah membayar” (Riwayat Abu Dawud).

Secara umum, akad kafalah dibagi menjadi dua macam yaitu;

kafalah dengan jiwa dan kafalah dengan harta.

Kafalah dengan jiwa disebut juga dengan kafalah bi al-wajhi,

yaitu adanya kesediaan pihak penjamin untuk menghadirkan

orang yang ia tanggung kepada yang ia janjikan tanggungannya.

Ada beberapa pendapat ulama yang memperbolehkan dan juga

ada yang melarang kafalah dengan jiwa ini. Namun, sebagian

ulama membenarkan adanya kafalah dengan jiwa ini dengan

35

Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 153.

Page 39: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

29

alasan bahwa Rasulullah SAW pernah menjamin urusan

tuduhan.36

Kafalah dengan harta, yaitu kewajiban yang harus ditunaikan

oleh kafil dengan pembayaran berupa harta. Kafalah dengan

harta ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:37

1) Kafalah bi al-dayn yaitu kewajiban membayar utang

yang menjadi beban orang lain. Dasar hukum dari

kafalah bi al-dayn bahwa dalam hadis Salamah bin

Akwa menyebutkan bahwa Rasulullah SAW tidak mau

mensolatkan jenazah yang memiliki kewajiban

membayar utang, kemudian Qhatadah berkata

“sholatkanlah dia dan saya akan membayarkan

utangnya” lalu kemudian Rasulullahpun mensolatkan

jenazah tersebut.

2) Kafalah dengan penyerahan benda, yaitu kewajiban

menyerahkan benda-benda tertentu yang ada di tangan

orang lain. Dalam hal ini disyaratkan materi yang

dijamin tersebut adalah untuk ashil dalam kasus

mencuri, namun jika bukan berbentuk jaminan maka

kafalah batal.

3) Kafalah dengan „aib maksudnya yaitu jaminan bahwa

jika barang yang dijual ternyata mengandung cacat,

karena waktu yang terlalu lama atau karena hal-hal yang

lainnya maka, penjaminan barang kepada penjual untuk

memenuhi kepentingan pembeli (mengganti barang yang

cacat tersebut).

Maka dalam hal akad kafalah yang digunakan dalam kartu

kredit syariah adalah kafalah bi al-dayn, dimana penerbit kartu

36

Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 164. 37

Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 165.

Page 40: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

30

yang akan menanggung utang yang pemegang kartu dengan

akad yang sudah disepakati. Dalam Fatwa Dewan Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomer 54 Tahun 2006

tentang Syaria Card juga menyebutkan bahwa kafalah dalam hal

ini adalah Penerbit Kartu adalah penjamin (kafil) bagi Pemegang

Kartu terhadap merchant atas semua kewajiban bayar (dayn)

yang timbul dari transaksi antara Pemegang Kartu dengan

merchant, dan/atau penarikan tunai dari selain bank atau ATM

bank Penerbit Kartu. Atas pemberian kafalah ini penerbit kartu

dapat menerima fee (ujrah kafalah).38

38

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomer 54 tahun 2006 tentang

Syariah Card, bagian ketiga: ketentuan akad.

Page 41: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

31

C. Tinjauan Kajian Terdahulu

1. Hengki Firmanda, “Syaria Card (Kartu Kredit Syariah) Ditinjau dari

Asas Utilitas dan Maslahah”, Tahun 2014.39

Jurnal ini membahas tentang kepuasan dan kemaslahatan nasabah BNI

Syariah terhadap produk yang dikeluarkan BNI Syariah berupa iB

Hasanah Card. Peneliti juga membahas perbedaan kartu kredit

syariah dengan kartu kredit konvensional.

Peneliti juga membahas upaya terhadap risiko yang terjadi pada kartu

kredit syariah dengan kartu kredit konvensonal. Adanya daya tarik

tersendiri dari kartu kredit syariah yaitu tidak diperkenankan untuk

memungut bunga tetapi hanya imbal jasa atau fee dari setiap transaksi,

dan juga akad yang sesuai dengan fatwa DSN-MUI No. 43 tahun

2004.

Dalam implementasinya banyak dijumpai risiko dan kendala pada

syariah card. Risiko ini tidak hanya diminimalisir, tapi harus

dihilangkan. Sehingga pemegang kartu bisa merasakan manfaat saat

menggunakan kartu kredit syariah.

Pada praktiknya syariah card hanya bisa dikontrol dalam ranah

penerbit kartu saja, dan kontrol yang dilakukan oleh Dewan Pengawas

Syariah (DPS).

Menurut peneliti, syariah card dalam praktik keseluruhannya dapat

disebutkan dengan tegas bahwa syariah card yang saat ini masih

belum memenuhi secara utuh dari ketentuan asas maslahah.

39

Hengki Firmanda, “Syariah Card (Kartu Kredit Syariah) Ditinjau dari Asas Utilitas dan

Maslahah”, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. IV, No. 2, Februari-Juli 2014, h. 253.

Page 42: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

32

2. Miftah Farid, “Implementasi Fatwa DSN MUI No. 43/DSN-

MUI/VIII/2004 tentang Ta‟widh”, Tahun 2013.40

Skripsi ini membahas tentang bagaimana implementasi biaya ta‟widh

dalam praktiknya dengan fatwa DSN MUI No. 43 tahun 2004.

Mekanisme penentuan ta‟widh pada Produk Hasanah Card di BNI

Syariah kantor cabang Semarang belum sesuai dengan prinsip syariah

yaitu biaya ta‟widh di BNI Syariah Kantor Cabang Semarang pada

dasarnya biaya ta‟widh hanya boleh dibebankan kepada nasabah yang

dengan sengaja lalai dalam penagihan kartu kredit, dan besarnya

nominal biaya ta‟widh ditentukan berdasarkan biaya riil yang

dikeluarkan oleh bank pada proses penagihan.

Tetapi prakteknya pada produk Hasanah Card di BNI Syariah Kantor

Cabang Semarang, biaya ta‟widh ditentukan berdasarkan waktu.

Selama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penagihan kepada

nasabah, maka ta‟widh akan semakin meningkat.

Biaya ta‟widh di BNI Syariah dikenakan atas pihak yang dengan

sengaja atau kelalaian melakukan suatu yang menyimpang dari

ketentuan akad dan menimbulkan kerugian pada pihak BNI Syariah.

Hal ini sesuai dengan ketentuan Dewan Syariah Nasional sebagaimana

yang tercantum dalam ketentuan Fatwa NO. 43/DSN-MUI/VIII/2004

tentang ta‟widh yang disebutkan dalam ketentuan umum.

Hal ini disebabkan karena dalam penagihan yang dilakukan oleh tim

collection BNI Syariah, mereka mengeluarkan biaya-biaya seperti

biaya telepon, biaya surat, dan biaya kunjungan setempat. Biaya inilah

yang dikeluarkan selama masa penagihan dikarenakan adanya

penunggakan dari nasabah yang terkait.

40

Miftah Farid, “Implementasi Fatwa DSN MUI No. 43/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang

Ta‟widh, (Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Institut Agama Islam Negeri

Walisongo, 2013).

Page 43: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

33

3. Nurwulandari dan Ismawati, “Tinjauan Prinsip Syariah dalam

Aplikasi iB Hasanah Card”, Tahun 2018.41

Jurnal ini membahas tentang operasional pelaksanaan iB Hasanah

Card dan mekanisme pengelolaan dana ta‟widh pada iB Hasanah Card

dari sudut pandang dari pihak praktisi dalam menyikapi kartu kredit di

Kota Makassar.

Sesuai fatwa DSN MUI No. 43 tentang Ta‟widh menjelaskan bahwa

biaya ta‟widh hanya boleh dibebankan kepada nasabah yang dengan

sengaja lalai dalam penagihan dan besarnya biaya ditentukan

bedasarkan biaya rill yang dikeluarkan oleh bank dalam proses

penagihan.

Pada prakteknya, biaya ta‟widh ditentukan oleh hitungan secara harian

atau berdasarkan waktu. Selama nasabah belum melunasi pembayaran

tagihan maka biaya denda akan terus meningkat.

Namun, menurut dewan direksi BNI Syariah Kota Makassar

memberlakukan biaya denda adalah hukuman efek jera bagi nasabah,

karena bagaimanapun resikonya nasabah yang akan tetap rugi jika

lalai melakukan pembiayaan tagihan.

Menurut peneliti sebagai pihak akademisi menganggap bahwa kartu

kredit syariah perlu di era teknologi seperti sekarang ini. Mereka

menganggap syariah card adalah alat yang memudahkan bertransaksi,

dan mengelola manajemen kas keuangan, serta sangat efisien dan

aman jika dibandingkan dengan uang tunai.

41

Nurwulandari. M dan Ismawati, “Tinjauan Prinsip Syariah dalam Aplikasi iB Hasanah

Card”, Al-Mashrafiyah, Vol. 2, No. 1, April 2018, h. 129.

Page 44: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

34

4. Ulul Azmi Mustofa, “Syariah Card Perspektif Al-Maqasid Syariah”,

Tahun 2015.42

Jurnal ini membahas tentang kesesuaian kartu kredit syariah dengan

maqasid syariah (5 prinsip kemaslahatan umat). Kartu kredit

syariahbanyak dibutuhkan karena bersifat praktis, aman, dan fleksibel

dalam memberikan proteksi keuangan berupa adanya keperluan

mendadak dan kemudahan bertransaksi bagi nasabah.

Menurut penelitian ini, ada banyak permasalahan yang terjadi seperti;

adanya charge atau denda keterlambatan dan juga ta‟widh (ganti rugi),

apa yang membedakan dari keduanya dalam kartu kredit konvensional

dengan kartu kredit syariah.

Ta‟widh yang ada pada kertu kredit syariah menimbulan kontroversi

dari kalangan ulama. Menurut penelitian berbagai pakar ekonomi

islam adalah diperbolehkan dengan argument sebagai berikut;43

a. Diantara inti hukum islam adalah konsep “penolakan

mudharat” di mana setiap mudharat atau kerugian mustilah

dihindari.

b. Praktek riba hanya akan terjadi dalam hal pertukaran uang

dengan uang atau barang ribawi dengan barang ribawi.

c. Riba selalu memberi kelebihan satu pihak atas pihak lain,

sementara bayar ganti rugi hanya sekedar mengembalikan

keadaan kerugian kepada keadaan tidak rugi.

42

Ulul A Mustofa, “Syariah Card Perspektif Al-Maqasid Syariah”, Jurnal Ilmiah Ekonomi

Islam, Vol. 1, No. 01, Maret 2015. 43

Nur Kholis, Urgensi Ijtihad Saintifik dalam Menjawab Problematika Hukum Transaksi

Kontemporer, Makalah, E-Book, h. 11-12.

Page 45: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

35

Menilai dari berbagai aspek yang sudah ada, kartu kredit syariah dapat

dibenarkan secara ilmu fiqh namun, pelaksanaannya juga harus bisa

memenuhi syarat-syarat yang menyertainya sehingga nasabah tidak

ragu dengan kemaslahatannya.

5. Nadia Ananda Elsanti, “Penetapan Ta‟widh pada Pemengang Syaria

Card”, Tahun 2017.44

Jurnal ini membahas tentang sistem syaria card yang ada pada BNI

Syariah dan penggunaan kartu kredit syariah. Dalam penggunaan

kartu kredit ada hak dan kewajiban bagi pemegang kartu salah satunya

adalah menyelesaikan pembayaran tagihan atas transaksi yang

dilakukan.

Namun adanya kemungkinan nasabah akan mengalami ketrlambatan

pembayaran, sehingga menimbulkan kerugian kepada Bank selaku

penerbit kartu.

Karakteristik ta‟widh pada syaria card juga dijelaskan secara umum.

Adanya perhitungan biaya ta‟widh berdasarkan pada jangka waktu

keterlambatan pembayaran pemegang kartu dan penggolongan kartu.

Ta‟widh merupakan biaya atas upaya penagihan yang dilakukan oleh

pihak BNI Syariah bagi nasabah iB Hasanah Card. Upaya pertama

yang dilakukan pihak BNI Syariah terhadap upaya penagihan adalah

dengan cara menelfon, mengirimkan surat ataupun malakukan

kunjungan langsung kepada nasabah baik dirumah maupun di tempat

kerja.

Dari penjelasan jurnal ini, ada beberapa hal yang belum jelas. Untuk

itu peneliti tertarik melengkapi penelitian yang dilakukan oleh Nadia

44

Nadia A Elsinta, “Penetapan Ta‟widh pada Pemegang Syaria Card” Jurisprudentie, Vol.

IV, No. 2, Desember 2017.

Page 46: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

36

Ananda Elsanti yaitu upaya hukum atas kelalaian nasabah iB Hasanah

Card terhadap pembayaran ta‟widh.

6. Dewi Sukma Kristianti, “Kartu Kredit Syariah dan Prilaku Konsumtif

Masyarakat” Tahun 201445

Dalam jurnal ini penulis membahas tentang pengaruh prilaku

konsumtif yang cukup besar bagi nasabah terhadap penggunaan kartu

kredit syariah. Penggunaan kartu kredit syariah dapat meningkatkan

rasio belanja masyarakat, dan akan mempengaruhi naiknya kredit

macet, dan akan akan memberikan pengaruh keadaan eknomi dan

keuangan Negara.

Dari sisi kemaslahatan dan manfaat, pola prilaku konsumen

masyarakat Indonesia yang masih mengikuti trend bukan untuk

kebutuhan, mudah melihat yang menarik, adanya dorongan kelompok

sosial yang merupakan konsumen instant, akan menjadi pemicu

meningkatnya prilaku konsumtif masyarakat muslim Indonesia.

Menurut penulis, prilaku konsumen adalah sebuah studi tentang

proses pengambilan keputusan konsumen dalam memilih, membeli,

dan memanfaatkan produk. Prilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh

mindset bahwa konsumen adalah raja.

Masyarakat Islam mengatur tingkah laku manusia dengan suatu tata

nilai tertentu. Sebagian dari tata nilai ini mempengaruhi tingkah laku

ekonomi. Dengan ekonomi kita memasukkan aktivitas masyarakat

yang berhubungan dengan produksi, pertukaran barang, dan pelayanan

jasa.dari nilai ini akan menghasilkan sebuah pola tingkah laku yang

45

Dewi S. Kristianti, “Kartu Kredit Syariah dan Prilaku Konsumtif Masyarakat”, Ahkam,

Vol. XIV, No. 2, Juli 2014.

Page 47: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

37

dibenarkan secara sosial, karena nilai-nilai tersebut adalah bentuk

untuk mempertahankan kerangka kerja hukum.

Dalam kartu kredit syariah, tidak ada kontrol untuk memastikan

apakah pemegang kartu memegang kartunya untuk membelanjakan

barang- barang yang halal dan batas penggunaan kartu tidak dapat

menyebabkan pemegangnya untuk tidak menjadi konsumtif.

Disamping itu, penggunaan kartu kredit syariah yang dapat

meningkatkan rasio belanja masyarakat akan mempengaruhi naiknya

tingkat kredit macet dari sektor pembiayaan konsumen.

Page 48: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

38

BAB III

DATA PENELITIAN

A. Pembiayaan Syariah

Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dana

kepada pihak selain bank berdasarkan prinsip syariah.1 Dalam perbankan syariah,

return atas pembiayaan bukan berupa bunga melainkan bentuk lain sesuai dengan

akad-akad yang disediakan di bank syariah tersebut.

Dalam Undang-Undang Nomer 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

menyebutkan bahwa: pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berupa:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutng murabahah, salam, dan

istishna;

d. Transasksi pinjam meminjam dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa.

Dalam hal ini, pembiayaan yang terdapat dalam perbankan syariah berfungsi

untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan meningkatkan

usaha. Kartu kredit syariah merupakan jenis pembiayaan konsumsi, dimana

digunakan untuk keperluan pribadi seperti membeli barang-barang tertentu dan

tidak untuk keperluan usaha.

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan/atau Unit

Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

1 Ismail. Perbankan Syariah, (Kencana , 2011), h. 83.

Page 49: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

39

dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil.2

Sesuai dengan Undang-Undang Nomer 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, jenis pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah yaitu sebagai berikut:

a. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau

musyarakah.

b. Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, istisnha.

c. Pembiayaan berdasarkan akad qordh.

d. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada

nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah

muntahiya bittamlik.

e. Pengembalian utang berdasarkan akad hawalah.

Sedangkan menurut kegunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua

bagian, yaitu:3

a. Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu untuk

peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun

industri.

b. Pembiayaan konsumtif yaitu, pembiayaan yang digunakan untuk

memnuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan.

2 M. Amin Suma, Himpunan Undang-Undang Perdata Islam dan Peraturan Pelaksanaan

Lainnya di Negara Hukum Indonesia, cet. II (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 1458. 3 M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah dan Teori ke Praktik, cet. I (Jakarta; Gema Insani

Press, 2001), h. 160.

Page 50: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

40

B. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

terkait dengan fatwa yang berhubungan dengan kartu kredit syariah

adalah terdapat dalam Fatwa DSN MUI Nomer 54 Tahun 2006 yaitu dengan

ketentuan umum sebagai berikut:

a. Syariah Card adalah kartu yang berfungsi seperti Kartu Kredit

yang berhubungan dengan hukum (berdasarkan sistem yang

sudah ada) antara para pihak berdasarkan prinsip syariah

sebagaimana diatur dalam fatwa ini.

b. Para pihak sebagaimana dimaksud dalam butir a adalah pihak

penerbit kartu (mushdir al-bithaqah), pemegang kartu (hamil al-

bithaqah), dan penerima kartu (merchant, tajir, atau qabil al-

bithaqah).

c. Membership fee (rusum al-udhwiyah) adalah iuran keanggotaan,

termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu

imbalan izin menggunakan kartu yang permbayarannya

berdasarkan kesepakatan.

d. Mechant fee adalah fee yang diberikan oleh merchant kepada

penerbit kartu sehubungan dengan transaksi yang menggunakan

kartu sebagai upah/imbalan (ujrah) atas jasa perantara

(samsarah), pemasaran (taswiq), dan penagihan (tehsil al-dayn).

e. Fee penarikan tunai adalah fee atas penggunaan fasilitas untuk

penarikan uang tunai (rusum sahb al-nuqud).

f. Ta’widh adaah ganti rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan

oleh penerbit kartu akibat keterlambatan pemegang kartu dalam

membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo.

g. Denda keterlambatan (late charge) adalah denda akibat

keterlambatan pembayaran kewajiban yang akan diakui

seluruhnya sebagai dana sosial.

Page 51: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

41

Adapula ketentuan akad yang harus ada dalam kartu kredit syariah,

diantaranya adalah:

a. Kafalah dalam hal ini Penerbit kartu adalah penjamin (kafil) bagi

pemegang kartu terhadap merchant atas semua kewajiban bayar

(dayn) yang timbul dari transaksi antara pemegang kartu dengan

merchant, dan/atau penarikan tunai dari selain bank atau ATM

bank penerbit kartu. Atas pemberian kafalah ini, penerbit kartu

dapat menerima fee (ujrah kafalah).

b. Qardh dalam hal ini penerbit kartu adalah pemberi pinjaman

(muqridh) kepada pemegang kartu (muqtaridh) melalui penarikan

tunai dari bank atau ATM bank penerbit kartu.

c. Ijarah dalam hal ini penerbit kartu adalah penyedia jasa system

pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang kartu. Atas ijarah

ini pemegang kartu akan dikenakan membership fee.

C. Produk-Produk Pembiayaan BNI Syariah

Produk-produk yang ada pada BNI Syariah terdapat tiga (3) bagian yaitu,

pendanaan, pembiayaan, dan kartu iB Hasanah. Dari ketiga bagian yang ada

pada produk BNI Syariah ini terbagi lagi menjadi beberapa produk. Untuk

lebih memudahkan yang terdiri dari:

1. BNI Giro iB Hasanah adalah simpanan dalam mata uang Rupiah dan

Dollar yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan pilihan akad

Mudharabah Mutlaqah atau Wadiah Yadh Dhamanah yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek

Bilyet Giro.

2. BNI Deposito iB Hasanah adalah sebuah investasi berjangka yang

dikelola berdasarkan prinsip syariah yang menggunakan akad

Mudharabah.

Page 52: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

42

3. BNI Tabungan iB Hasanah ini terbagi lagi menjadi enam (6) jenis

produk yaitu:

a. BNI Dollar iB Hasanah yaitu,4 tabungan dengan akad

Wadiah dan Mudharabah dengan memberikan fasilitas

serta kemudahan bagi nasabah dalam mata uang USD.

b. BNI SimPel iB Hasanah yaitu,5 tabungan dengan akad

Wadiah untuk siswa berusia dibawah 17 tahun untuk

mendorong budaya menabung sejak dini.

c. BNI Baitullah iB Hasanah yaitu,6 tabungan dengan akad

Mudharabah atau Wadiah yang dipergunakan sebagai

sarana untuk mendapatkan kepastian porsi menunaikan

ibadah Haji (regular/khusus) dan merencanakan ibadah

umroh sesusai keinginan menabung dengan sisitem setoran

bebas atau bulanan dalam mata uang rupiah dan USD.

d. BNI Prima iB Hasanah yaitu, tabungan dengan akad

Mudharabah dan Wadiah dengan fasilitas serta kemudahan

bagi nasabah segmen high networth individuals secara

perorangan dalam mata uang rupiah dan bagi hasil yang

lebih kompetitif.

e. BNI Bisnis iB Hasanah yaitu, tabungan dengan akad

Mudharabah dan Wadiah dilengkapi dengan detail mutasi

debet dan kredit pada buku tabungan dalam mata uang

rupiah.

f. BNI Tabunganku iB Hasanah yaitu, produk simpanan dana

dari Bank Indonesia yang dikelola sesuai dengan prinsip

syariah dengan akad Wadiah dalam mata uang rupiah untuk

meningkatkan kesadaran menabung masyarakat.

4 https://www.bnisyariah.co.id/id-id/personal/pendanaan/bnidollaribhasanah, diakses pada

hari Kamis 15 Agustus 2019, pukul 13.35 5 https://www.bnisyariah.co.id/id-id/personal/pendanaan/bnisimpelibhasanah, diakses

pada hari kamis 15 Agustus 2019, pukul 13.39 6 https://www.bnisyariah.co.id/id-id/personal/pendanaan/bnibaitullahibhasanah, diakses

pada hari kamis 15 Agustus 2019, pukul 13.41

Page 53: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

43

1. Pembiayaan7

i. BNI Griya iB Hasanah : Fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan

kepada anggota masyarakat untuk membeli, membangun, merenovasi

rumah (termaasuk ruko, rusun, rukan, apartemen, dan sejenisnya), dan

membeli tanah kavling serta rumah indent yang besarnya disesuaikan

dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali

masing-masing calon nasabah.

ii. BNI Multiguna iB Hasanah : Fasilitas pembiayaan konsumtif yang

diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian barang kebutuhan

konsumtif dan/atau jasa sesuai prinsip syariah disertai agunan berupa tanah

dan bangunan yang ditinggali berstatus SHM (Sertifikat Hak Milik) atau

SHGB (Sertifikat Hak Guna Bangunan) dan bukan barang yang dibiayai.

iii. BNI Oto iB Hasanah : Fasilitas pembiayaan konsumtif murabahah yang

diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian kendaraan

bermotor yang dibiayai dengan pembiayaan ini.

iv. BNI Emas iB hasanah : Fasilitas pembiayaan yang diberikan untuk

membeli emas logam mulia dalam bentuk batangan yang diangsur setiap

bulannya melalui akad Mudharabah.

v. BNI CCF iB Hasanah : Pembiayaan yang dijamin dengan agunan likuid,

yaitu dijamin dengan simpanan dalam bentuk Deposito, Giro, dan

Tabungan yang diterbitkan BNI Syariah.

2. Kartu iB Hasanah, merupakan kartu pembiayaan yang berfungsi sebagai

kartu kredit berdasarkan prinsip syariah yaitu dengan sistem perhitungan

biaya yang bersifat tetap, adil, transparan, dan kompetitif tanpa

perhitungan bunga yang diterima di seluruh tempat bertanda MasterCard

dan semua ATM yang bertanda CIRRUS di seluruh dunia yang diterbitkan

oleh BNI Syariah dengan akad Kafalah, akad Qardh, dan akad Ijarah.

7 https://www.bnisyariah.co.id/id-id/personal/pembiayaan/konsumer, diakses pada hari

kamis 15 Agustus 2019, pukul 13.50

Page 54: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

44

D. iB Hasanah Card

1. Definisi

iB Hasanah merupakan kartu pembiayaan yang berfungsi sebagai kartu

kredit berdasarkan prinsip syariah, yaitu dengan sistem perhitungan biaya

bersifat tetap, adil, transparan, dan kompetitif tanpa perhitungan bunga

yang diterima di seluruh tempat bertanda MasterCard dan semua ATM

yang bertanda CIRRUS di seluruh dunia yang diterbitkan oleh BNI

Syariah. iB Hasanah Card pertama kali diterbitkan pada tahun 2009,

dengan dengan akad sebagai berikut :

a) Akad Kafalah : BNI Syariah adalah penjamin bagi pemegang iB

Hasanah Card timbul dari transaksi antara pemegang iB Hasanah

Card dengan Merchant, dan atau penarikan tunai.

b) Akad Qardh : BNI Syariah adalah pemberi pinjaman kepada

pemegang iB Hasanah Card atas seluruh transaksi penarikan tunai

dengan menggunakan kartu dan transaksi pinjaman dana.

c) Akad Ijarah : BNI Syariah adalah penyedia jasa sistem

pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang iB hasanah Card.

Atas akad ijarah ini pemegang iB Hasanah Card dikenakan annual

membership fee.

Sebagai penerbit kartu kredit berbasis syariah, membuat BNI Syariah

sangat memperhatikan sistem yang diterapkan dalam Hasanah Card ini. hal

tersebut dilihat dari usaha BNI Syariah dalam menyempurnakan dan terus

mengkaji produk kartu kredit syariahnya, dalam usaha menghindari

praktek riba, gharar, dan israf.

Bapak Asep Heryadi selaku manajer divisi CBD BNI Syariah berpendapat

bahwa dengan adanya kartu kredit syariah ini menjadi sebuah pilihan tepat

bagi umat muslim di Indonesia khususnya, dan di Dunia umumnya untuk

Page 55: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

45

solusi berbelanja bijak dengan menggunakan kartu kredit yang

berlandaskan syariah.8

2. Batasan Penggunaan iB Hasanah Card

iB Hasanah Card tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai

dengan syariah dan juga tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan

(israf), pemegang iB Hasanah Card harus memiliki kemampuan financial

untuk melunasi pada waktunya.

3. Jenis iB Hasanah Card

iB Hasanah Card terdiri dari 3 (tiga) jenis kartu yaitu:

8Hasil Wawancara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card

Business Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3,

kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019.

Page 56: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

46

E. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia tentang

Syariah Card

Di Indonesia dengan negara yang mayoritas penduduknya adalah

beragama Islam, maka harus adanya aturan yang memperbolehkan kartu

kredit syariah sesuai dengan prinsip syariah. Sehingga masyarakat sudah

tidak perlu khawatir dengan akad-akad yang terkandung didalamnya.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomer 54 Tahun

2006 inilah yang menjadi landasan hukum dari kartu kredit syariah yang

beredar di perekonomian Indonesia. Isi yang ada dalam Fatwa tentang

Syaria Card ini adalah sebagai berikut:

Pertama ketentuan umum, dalam Fatwa ini, yang dimaksud dengan:

1) Syariah Card adalah kartu yang berfungsi seperti Kartu Kredit yang

hubungan hukum (berdasarkan system yang sudah ada) antara para

pihak berdasarkan prinsip syariah sebegaimana diatur dalam fatwa

ini.

2) Para pihak sebagaimana dimaksud dalam butir 1) adalah pihak

penerbit kartu (mushdir al-bithaqah), pemegang kartu (hamil al-

bithaqah), dan penerima kartu (merchant, tajir, qabil al-bithaqah).

3) Membership Fee (rusum al-udhwiyah) adalah iuran keanggotaan,

termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu,

sebagai imbalan izin menggunakan kartu yang pembayarannya

berdasarkan kesepakatan.

4) Merchant Fee adalah fee yang diberikan oleh merchant kepada

penerbit kartu sehubungan dengan transaksi yang menggunakan

kartu sebagai upah/imbalan (ujrah) atas jasa perantara (samsarah),

pemasaran (taswiq), dan penagihan (tehsil al-dayn).

5) Fee penarikan uang tunai adalah fee atas penggunaan fasilitas

untuk penarikan uang tunai (rusum sahb al-nuqud).

Page 57: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

47

6) Ta’widh adalah ganti rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan

oleh penerbit kartu akibat keterlambatan pemegang kartu dalam

membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo.

7) Denda keterlambatan adalah denda akibat keterlambatan

pembayaran kewajiban yang akan diakui seluruhnya sebagai dana

sosial.

Kedua adalah hukum dari syariah card adalah diperbolehkan, dengan

ketentuan sebagaimana diatur dalam fatwa ini.

Ketiga ketentuan akad, akad yang digunakan dalam syariah card adalah:

1) Kafalah; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah penjamin (kafil) bagi

Pemegang Kartu terhadap Merchant atas semua kewajiban bayar

(dayn) yang timbul dari transaksi antara Pemegang Kartu dengan

Merchant dan/atau penarikan tunai dari selain bank atau ATM

bank Penerbit Kartu. Atas pemberian kafalah ini penerbit kartu

dapat menerima fee (ujrah kafalah).

2) Qardh; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah pemberi pinjaman

(muqridh) kepada Pemegang Kartu (muqtaridh) melalui penarikan

tunai dari bank atau ATM bank Penerbit Kartu.

3) Ijarah; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah penyedia jasa system

pembayaran dan pelayanan terhadap Pemegang Kartu. Atas ijarah

ini, pemegang kartu dikenakan membership fee.

Keempat adalah Ketentuan tentang Batasan (dhawabith wa Hudud)

Syariah Card, yaitu sebagai berikut:

1) Tidak menimbulkan riba.

2) Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariah.

3) Tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan (israf), dengan cara

antara lain menetapkan pagu maksimal perbelanjaan.

4) Pemegang kartu utama harus memiliki kemampuan financial untuk

melunasi pada waktunya.

Page 58: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

48

5) Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah.

Kelima adanya Ketentuan Fee, diantaranya adalah:

1) Iuran Keanggotaan (membership fee), penerbit kartu berhak

menerima iuran keanggotaan (rusum al-udhwiyah) termasuk

perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu sebagai

imbalan (ujrah) atas izin penggunaan fasilitas kartu.

2) Merchant Fee, penerbit kartu boleh menerima fee yang diambil dari

harga objek transaksi atau pelayanan sebagai upah/imbalan (ujrah)

atas perantara (samsarah), pemasaran (taswiq), dan penagihan

(tehsil al-dayn).

3) Fee penarikan uang tunai, penerbit kartu boleh menerima fee

penarikan uang tunai (rusum sabh al-nuqud) sebagai fee atas

pelayanan dan penggunaan fasilitas yang besarnya tidak dikaitkan

dengan jumlah penarikan.

4) Fee Kafalah, penerbit kartu boleh menerima fee dari pemegang

kartu atas pemberian kafalah.

5) Semua bentuk fee tersebut diatas harus ditetapkan pada saat akad

aplikasi kartu secara jelas dan tetap, kecuali untuk merchant fee.

Keenam Ketentuan Ta’widh dan Denda, sebagaimana diatur seperti

berikut ini:

1) Ta’widh, Penerbit Kartu dapat mengenakan ta’widh yaitu ganti

rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Penerbit Kartu

akibat keterlambatan pemegang kartu dalam membayar

kewajibannya yang telah jatuh tempo.

2) Denda Kterlambatan (late charge), penerbit kartu dapat

mengenakan denda keterlambatan pembayaran yang akan diakui

seleruhnya sebagai dana sosial.

Ketujuh Ketentuan Penutup:

Page 59: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

49

1) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika

terjadi perselisihan di antara para pihak-pihak yang terkait, maka

penyelesaiannya dapat dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah

atau melalui Pengadilan Agama setelah tidak tercapai kesepakatan

melalui musyawarah.

2) Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di

keudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan

disempurnakan sebagaimana mestinya.

Page 60: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

50

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Perlindungan Hukum bagi Nasabah iB Hasanah Card

iB Hasanah Card merupakan produk kartu kredit syariah (syaria

card) BNI Syariah, dalam rangka memberikan kemudahan, keamanan, dan

kenyamanan bagi nasabah maka BNI Syariah hadir dengan kartu kredit

syariah yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Guna memberikan perlindungan hukum bagi nasabahnya, BNI

Syariah selaku penerbit kartu memberikan ketentuan yang terdapat dalam

akad iB Hasanah card, terutama dalam hal biaya-biaya.

Sama halnya dengan pembiayaan pada umumnya, iB Hasanah Card

juga menerapkan biaya-biaya yang sudah sesuai dengan Fatwa DSN MUI,

biaya tersebut antara lain Iuran Tahunan dan Monthly Membership Fee.

Sebelum membahas biaya-biaya tersebut, ada limit kartu dalam ketentuan

iB Hasanah Card yaitu, sebagai berikut:1

Yang di maksud dengan limit kartu dalam ketentuan iB Hasanah

Card adalah batas maksimal dalam penggunaan kartu iB Hasanah Card ini,

dan sudah menjadi ketetapan dari pihak bank. Dalam hal ini pula ketentuan

limit kartu merupakan sebagai bentuk pencegahan pengeluaran secara

berlebihan (israf). Nasabah atau pemegang kartu diharapkan untuk tidak

menggunakan kartu melebihi kategori yang sudah di pilih oleh nasabah,

namun mereka diperbolehkan untuk mengajukan tambahan atau

peningkatan limit kartu tersebut.

1 Formulir aplikasi pendaftaran pengguna iB Hasanah card, informasi biaya.

Page 61: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

51

1. Iuran Tahunan/ Annual Membership Fee

Classic Gold Platinum

Kartu Utama Rp 120.000,- Rp 240.000,- Rp 600.000,-

Kartu Tambahan Rp 60.000,- Rp 120.000,- Rp 300.000,-

Tabel 4.1 Iuran tahunan

2. Monthly Membership Fee

Classic Gold Platinum

Kategori 1 Rp 90.000,- Rp 180.000,- Rp 900.000,-

Kategori 2 Rp 135.000,- Rp 225.000,- Rp 1.125.000,-

Kategori 3 Rp 337.500,- Rp 1.687.500,-

Kategori 4 Rp 450.000,- Rp 2.250.000,-

Kategori 5 Rp 562.500,- >Rp 2.812.500,-

Tabel 4.2 Monthly Membership Fee

Monthly Membership Fee merupakan biaya bulanan yang

dibebankan pada nasabah berdasarkan akad kafalah sesuai dengan

ketentuan Fatwa DSN MUI No.54/DSN-MUI/X/2006.2 Dalam ketentuan

fatwa DSN MUI membership fee merupakan iuran sebagai imbalan izin

menggunakan kartu yang pembayarannya berdasarkan kesepakatan.

Monthly Membership Fee ini, tidak akan dikenakan jika nasabah/

pemegang kartu tidak melakukan transaksi apapun selama bulan tersebut,

sehingga tidak ada tagihan yang harus dibayarkan. Namun, jika nasabah

dalam satu bulan menggunakan hasanah card dalam jumlah tertentu sesuai

2https://www.bnisyariah.co.id/id-id/personal/kartuibhasanah/tarifibhasanahcard, diakses

pada hari senin 17 Februari 2020, pukul 12;17.

Page 62: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

52

dengan jenis kartu yang di miliki nasabah, maka nasabah dikenakan biaya

monthly membership fee sesuai dengan ketentuan dari pihak bank pada

tabel 3.3 tersebut.

3. Ta’widh3

Waktu

Keterlambatan Classic Gold Platinum

1 day- 29 days Rp 57.000,- Rp 57.000,- Rp 57.000,-

30 days- 59 days Rp 57.000,- Rp 57.000,- Rp 57.000,-

60 days- 89 days Rp 57.000,- Rp 57.000,- Rp 57.000,-

90 days- 119 days Rp 57.000,- Rp 57.000,- Rp 57.000,-

120 days- 149 days Rp 57.000,- Rp 57.000,- Rp 57.000,-

150 days- 179 days Rp 150.000,- Rp 150.000,- Rp 150.000,-

>180 days Rp 150.000,- Rp 150.000,- Rp 150.000,-

Tabel 4.3 Biaya Ta’widh

4. Biaya Penggantian Kartu untuk kedua kalinya apabila terjadi

kerusakan, hilang, ataupun di curi akan dikenakan biaya

sebesar Rp 45.000,-

5. Biaya Penarikan Tunai akan dikenakan biaya sebesar Rp

25.000,- setiap kali melakukan penarikan di ATM.

6. Tagihan Bulanan. Bagi nasabah yang memilih menggunakan

fasilitas e-billing tidak dikenakan biaya, namun jika nasabah

memilih untuk cetak lembar tagihan maka akan dikenakan

biaya sebesar Rp 15.000,- per pengiriman.

3 https://www.bnisyariah.co.id/id-id/personal/kartuibhasanah/tarifibhasanahcard, diakses

pada hari Kamis 23 Januari 2020, pukul 14:45.

Page 63: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

53

7. Biaya Salinan Tagihan dikenakan biaya sebesar Rp 30.000,-

perlembar untuk pengiriman melalui jasa pengiriman/pos,

dan Rp 5.000,- per lembar untuk pengiriman melalui email

dan fax. Namun, untuk nasabah yang menggunakan fasilitas

e-billing tidak dikenakan biaya.

8. Biaya Penolakan Cek/Giro dikenakan biaya sebesar Rp

30.000,-

9. Biaya Bill Payment dikenakan biaya Rp 5.000,-/ tagihan/

transaksi.

10. Biaya Administrasi Materai

a. Free untuk pembayaran <Rp 250.000,-

b. Materai Rp 3000,- untuk pembayaran Rp 250.000,-

sampai dengan Rp 1.000.000,-

c. Materai Rp 6.000,- untuk pembayaran diatas Rp

1.000.000,-

Adapun penerapan status kolektibilitas pembayaran pada iB Hasanah

card adanya sistem Call 1 – Call 5 seperti berikut:4

1. Call 1

Pada tahap ini dikategorikan “Lancar”, dimana pembayaran

tagihan tepat waktu dan tidak ada tunggakan yang melebihi

batas waktu jatuh tempo.

2. Call 2

Pada tahap ini dikategorikan “Dalam Perhatian Khusus”,

dimana pembayaran tagihan belum dilakukan pada 0-89 hari

kalender setelah jatuh tempo. Pada kondisi inilah BNI

Syariah mengenakan biaya ta’widh atas keterlambatan

pembayaran, dan pihak bank akan melakukan upaya

penagihan melalui SMS Blast, telepon, email, dan lain

sebagainya.

4 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019.

Page 64: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

54

3. Call 3

Pada tahap ini dikategorikan “Kurang Lancar”, dimana

pembayaran tagihan masih belum dilakukan pada 90-119 hari

kalender setelah jatuh tempo. Pada kondisi ini BNI Syariah

akan mengenakan ta’widh lebih tinggi sesuai dengan tabel

3.4, melakukan upaya penagihan, dan melakukan pembatan

permanent pada fasilitas iB Hasanah Card.

4. Call 4

Pada tahap ini dikategorikan “Diragukan”, dimana tagihan

masih belum dilakukan pada 120-179 hari kalender setelah

jatuh tempo. Pada kondisi ini BNI Syariah akan tetap

mengenakan ta’widh sesuai dengan ketentuan dan melakukan

upaya penagihan secara intensif.

5. Call 5

Pada tahap ini dikategorikan “Macet”, dimana pembayaran

tagihan masih belum dilakukan setelah lewat 180 hari

kalender setelah jatuh tempo. Pada kondisi seperti ini pihak

BNI Syariah akan tetap mengenakan ta’widh sesuai dengan

ketentuan, melakukan upaya penagihan lebih intensif melalui

petugas lapangan, dan secara otomatis kartu akan terblokir.

Dari semua ketentuan diatas merupakan akad aplikasi kartu kredit

syariah yang dimiliki BNI Syariah, dari seluruh ketentuan itu merupakan

jaminan untuk memberikan perlindungan hukum dari nasabah. Dimana

nasabah sudah menyetujui apa yang sudah tertera.

Dalam hal ini juga nasabah diharuskan untuk lebih teliti ketika

hendak menyetujui kontrak atau akad dalam segala jenis bentuk perjanjian.

Permasalahan yang sering kali muncul dalam kartu kredit syariah adalah

bahwa nasabah ada yang tidak membaca dengan benar perjanjian yang

Page 65: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

55

akan ia sepakati dengan pihak bank sehingga ada nasabah yang baru

mengetahui bahwa hal tersebut sudah ada dalam akad.5

Sesuai dengan pasal 2 Undang-Undang Nomer 8 Tahun 1999

menyebutkan bahwa adanya beberapa asas dalam perlindungan konsumen,

diantaranya yaitu:

1. Asas Manfaat, pihak BNI Syariah mengeluarkan pembiayaan

berupa kartu kredit syariah yang dapat dimanfaatkan oleh

nasabah sebagai alat pembayaran yang mudah dengan

ketentuan yang sudah ada.

2. Asas Keadilan, dimana pihak nasabah dan pihak bank

menerima keadilan selama pihak bank dan pihak nasabah

melakukan kewajibannya.

3. Asas Keseimbangan, jika pihak nasabah dan juga pihak bank

sudah menjalankan kewajibannya maka akan terciptanya

keadilan.

4. Asas Keamanan, ketentuan yang sudah ada pada akad ketika

pihak nasabah ingin membuat kartu kredit syariah sudah

disesuaikan dengan kemanan bagi kedua belah pihak.

5. Asas Kepastian Hukum, akad yang sudah di buat dan juga

disetujui oleh pihak nasabah tidak akan lepas dari kepastian

hukum yang mengikatnya.

Setiap produk pasti memiliki kelebihan dan juga kekurangannya,

namun hal tersebut sudah menjadi pilihan bagi nasabah pengguna.

Ganti Rugi (ta’widh) merupakan suatu biaya penagihan terhadap

kerugian yang dialami pihak BNI Syariah selaku penerbit kartu yang wajib

diganti oleh pihak nasabah yang menimbulkan kerugian tersebut. Biaya

5 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019.

Page 66: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

56

ta’widh ini boleh dibebankan kepada nasabah yang mengalami

keterlambatan pembayaran tagihan iB Hasanah Card.

Pada dasarnya biaya ta’widh ditentukan berdasarkan biaya riil yang

dikeluarkan oleh penerbit kartu yaitu BNI Syariah pada proses penagihan,

sehingga penerapan ganti rugi (ta’widh) ini dilakukan semata sebagai

bentuk pencegahan resiko bagi BNI Syariah selaku penerbit kartu terhadap

nasabah yang dengan sengaja atau karena kelalaian melakukan

keterlambatan pembayaran tagihan.

Untuk lebih mengetahui tentang biaya riil yang dimaksudkan dalam

biaya ta’widh adalah, biaya yang telah dikeluarkan BNI Syariah untuk

melakukan penagihan pembayaran tagihan setelah pihak BNI Syariah

menerbitkan lembar tagihan yang sudah dikirimkan ke alamat nasabah

ataupun e-billing yang sudah dikirimkan pada e-mail nasabah.

Jika sejak lembar tagihan itu dikirim sampai dengan tanggal jatuh

tempo yang sudah ditetapkan pada lembar tagihan pihak nasabah belum

juga melakukan pembayaran pelunasan tagihan, maka pihak BNI Syariah

akan menjatuhkan biaya ta’widh. Sehingga biaya itulah yang dimaksud

dengan biaya ta’widh yang harus dibebankan kepada nasabah.

Dalam Fatwa DSN MUI No.43 tentang Ta’widh menjelaskan bahwa

besarnya ganti rugi adalah sesuai dengan nilai kerugian riil yang dialami

dalam transaksi dan bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi.

Namun, pada praktiknya BNI Syariah menetapkan biaya ta’widh sesuai

dengan jangka waktu keterlambatan sejak jatuh tempo.6

Waktu

Keterlambatan Classic Gold Platinum

1 day- 29 days Rp 57.000,- Rp 57.000,- Rp 57.000,-

30 days- 59 days Rp 57.000,- Rp 57.000,- Rp 57.000,-

6 Fatwa DSN MUI No. 43 Tahun 2004 tentang Ganti Rugi (Ta’widh), ketentuan umum

No. 4, h. 6

Page 67: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

57

60 days- 89 days Rp 57.000,- Rp 57.000,- Rp 57.000,-

90 days- 119 days Rp 57.000,- Rp 57.000,- Rp 57.000,-

120 days- 149 days Rp 57.000,- Rp 57.000,- Rp 57.000,-

150 days- 179 days Rp 150.000,- Rp 150.000,- Rp 150.000,-

>180 days Rp 150.000,- Rp 150.000,- Rp 150.000,-

Tabel 4.4 Biaya Ta’widh

Dengan adanya biaya ta’widh yang telah ditetapkan pihak BNI

Syariah dalam website mereka menyebabkan adanya ketidaksesuaian

dengan apa yang sudah ditetapkan oleh Fatwa DSN MUI mengenai

besarnya biaya riil. Namun hal ini enggan di bahas oleh pihak Bank

kepada penulis.

Mengenai biaya pencegahan risiko bagi pihak Bank, BNI Syariah

sudah tidak memberlakukan Denda Keterlambatan (late charge), menurut

Bapak Asep hal tersebut sudah menjadi kebijakan BNI Syariah yang tidak

ingin membebankan nasabah iB Hasanah Card.7

Selain itu, BNI Syariah juga memiliki upaya pencegahan agar pihak

nasabah tidak sampai terlambat melakukan pembayaran tagihan, yaitu

dengan melakukan pengiriman pesan singkat (SMS), ataupun melakukan

penelfonan kepada nasabah iB Hasanah Card sejak lembar tagihan dikirim

sampai waktu jatuh tempo.8

Menurut Bapak Asep selaku Manager Collection Card Business

Desk, sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 2009, iB Hasanah Card

mendapatkan ketertarikan tersendiri dari masyarakat Indonesia. Di lihat

7 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019. 8 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019.

Page 68: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

58

dari iB Hasanah Card merupakan kartu kredit syariah pertama yang

dikeluarkan oleh Perusahaan BUMN.9

Ketertarikan yang diperlihatkan oleh masyarakat tidak lepas dari

peran BNI Syariah dalam hal mempertahankan dan tetap mengedepankan

prinsip-prinsip syariah di dalam setiap regulasinya. Sehingga, banyak

masyarakat yang percaya dan memilih menggunakan kartu kredit berbasis

syariah milik BNI Syariah ini.

Untuk menetapkan seberapa berpengaruhnya biaya ta’widh yang

diterapkan oleh BNI Syariah dalam produk iB Hasanah Card menurut

bapak Asep, untuk sejauh ini sangat berpengaruh bagi BNI Syariah selaku

penerbit kartu, namun bagi nasabah masih belum bisa diperhitungkan

secara terperinci. Tutur beliau.

Hal ini terjadi karena sebagian nasabah memiliki tingkat perhatian

terhadap biaya yang ia keluarkan tinggi, dan tidak sedikit pula yang tidak

memiliki perhatian terhadap biaya yang ia keluarkan, sehingga

menyebabkan dirinya acuh dengan biaya ta’widh yang dibebankan karena

kelalaian mereka.

Dalam hal ini pula, penerapan biaya ta’widh termasuk yang

berpengaruh aktif terhadap pencegahan resiko terhadap nasabah iB

Hasanah Card yang melakukan keterlambatan pembayaran tagihan. Entah

dari segi kelalaian yang diakibatkan diri sendiri atau yang diakibatkan dari

luar.

Dari ketiga contoh bank syariah yang menggunakan ta’widh sebagai

bentuk upaya pencegahan risiko dari kelalaian nasabah (pemegang kartu).

Hanya saja BNI Syariah lebih rinci dan lebih terbuka dalam hal penjelasan

disetiap biayanya. Bahkan mereka memberikan keterangan lengkap pada

website mereka sehingga memudahkan calon nasabah ketika mencari info.

9 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019.

Page 69: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

59

1. Kelebihan

a. Tidak ada bunga, di dalam prinsip syariah tidak

diperbolehkan memakan harta dari hasil bunga karena

termasuk ke dalam golongan riba. Maka perbankan syariah

sangat menghindari adanya unsur riba dari setiap produk

mereka.

b. Biaya-biaya lebih ringan, karena bank syariah menganut

prinsip syariah maka akan berusaha untuk meminimalisir

biaya yang sekiranya akan membebankan nasabah dengan

tetap berpegang pada prinsip syariah.

c. Tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan (israf),

pengeluaran berlebihan dapat dihindari dengan menetapkan

pagu maksimum pembelanjaan. Dengan tujuan agar

masyarakat tidak menjadikan kartu kredit syariah sebagai

alat hutang untuk memenuhi kebutuhan.

2. Kekurangan

a. Penggunaan yang terbatas, karena kartu kredit syariah

berpegang pada prinsip syariah maka kartu kredit syariah

hanya bisa digunakan untuk transaksi barang atau jasa yang

halal dan tidak mengandung riba.

b. Kurangnya promo kartu kredit, adanya promo-promo yang

menggiurkan dari kartu kredit namun sayangnya banyak

promo yang tidak bisa didapatkan dari kartu kredit syariah.

B. Efektivias Penerapan Biaya Ganti Rugi (Ta’widh) terhadap Kelalaian

Nasabah iB Hasanah Card

Biaya ganti rugi (ta’widh) yang diterapkan oleh pihak BNI Syariah

di dalam produk kartu kredit syariah atau yang biasa disebut dengan iB

Hasanah Card merupakan ketentuan yang dibuat semata untuk

menghindari risiko yang mungkin terjadi pada iB Hasanah Card.

Page 70: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

60

Fatwa DSN MUI memperbolehkan adanya pencegahan risiko seperti

ini, namun dengan berbagai ketentuan yang sudah dijelaskan dalam Fatwa

DSN MUI No. 43 Tahun 2004 tentang Ta’widh. Untuk itu pihak BNI

Syariah menerapkan biaya ta’widh yang akan dibebankan kepada nasabah

iB Hasanah Card yang melakukan kelalaian.

Ketika membahas kelalaian, maka yang dimaksud dengan lalai

menurut KUHPer buku ke-3 pasal 1366 yang berbunyi:

“Setiap orang bertanggung jawab bukan hanya atas kerugian yang

disebabkan perbuatan-perbuatan, melainkan juga atas kerugian yang

disebabkan kelalaian atau kesembronoannya”.10

Kelalaian yang mungkin terjadi pada nasabah iB Hasanah Card

adalah seperti berikut:

1. Kelalaian yang terjadi tanpa sadar, lupa, terlewatkan.

2. Kelalaian karena nasabah memang sedang mengalami krisis

ekonomi.

3. Kelalaian karena force majeure yaitu keadaan diluar

kehendak manusia, seperti bencana alam.

Dari ketiga kelalaian yang mungkin terjadi pada nasabah iB Hasanah

Card inilah yang menyebabkan BNI Syariah menerapkan biaya ta’widh,

sebagai bentuk pecegahan risiko yang mungkin terjadi.

Kelalaian nasabah juga bisa terjadi karena pihak nasabah tidak

membaca dengan benar seluruh ketentuan yang terdapat dalam akad saat

nasabah ingin membuka iB Hasanah Card. Sehingga menyebabkan

nasabah merasa terbebani dengan biaya ta’wih yang harus dia terima

ketika dia terlambat melakukan pembayaran tagihan.

Dengan adanya beberapa kemungkinan kelalaian yang terjadi, maka

pihak BNI Syariah selaku penerbit kartu juga memiliki langkah atau cara

pencegahan yang memungkinkan membantu nasabah terkena biaya

ta’widh tersebut. Seperti:

10

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata buku ke-3 pasal 1366, h. 242

Page 71: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

61

1. Melakukan penelfonan dan pengiriman pesan via SMS

ataupun e-mail kepada nasabah setelah pengiriman lembar

tagihan.

2. Jika dengan peringatan seperti pada poin 1 tersebut masih

belum juga membantu hingga masuk tanggal jatuh tempo,

maka pihak penerbit kartu akan tetap melakukan upaya

penagihan sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat.

3. Setelah jatuh tempo upaya penagihan akan dikenakan biaya

ganti rugi yang disebut dengan biaya ta’widh sesuai dengan

ketentuan yang sudah ada.

4. Jika hingga masuk bulan selanjutnya dan pihak nasabah

masih belum juga melakukan pembayaran maka pihak

penerbit kartu akan melakukan pemblokiran terhadap kartu

kredit syaiah nasabah dan tetap melakukan upaya penagihan

dengan cara visit. Hal ini akan dilakukan pihak bank untuk

mencari tau alasan dan memastikan keadaan nasabah. Visit

ini bisa dilakukan ke alamat rumah nasabah langsung atau

mungkin alamat kantor nasabah.

5. Selanjutnya jika pihak penerbit sudah melakukan visit namun

nasabah belum juga melakukan pembayatan tagihan maka

pihak penerbit kartu akan menggunakan jasa orang ketiga

untuk melakukan penagihan dengan cara visit ke lokasi

alamat rumah ataupun kantor nasabah.

6. Jika sudah sampai tahap ini, maka kemungkinan nama

pengguna kartu akan ter-blacklist secara otomatis.

Sesuai dengan Surat Edaran BI No. 11 tahun 2009, menjelaskan

perihal upaya penagihan menggunakan tenaga penagihan yang dimiliki

sendiri atau menggunakan tenaga penagihan dari perusahaan penyedia jasa

penagihan, bahwa penerbit kartu harus memastikan untuk:

Page 72: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

62

1. Tenaga penagihan telah memperoleh pelatihan yang

memadai terkait dengan tugas penagihan dan etika

penagihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Identitas setiap tenaga penagihan ditatausahakan dengan

baik oleh penerbit kartu.

3. Tenaga penagihan dalam melaksanakan penagihan

mematuhi pokok-pokok etika penagihan sebagai berikut:

a. Menggunakan kartu identitas resmi.

b. Penagihan tidak boleh dilakukan dengan cara

ancaman, kekerasan, dan tindakan yang

mempermalukan pengguna kartu.

c. Dilarang menggunakan tekanan secara fisik maupun

verbal.

d. Dilarang dilakukan kepada pihak selain pengguna

kartu.

e. Penagihan menggunakan sarana komunikasi dilarang

dengan terus menerus yang bersifat mengganggu.

f. Penagihan hanya boleh dilakukan di tempat alamat

atau domisili pengguna kartu.

g. Penagihan hanya dapat dilakukan pada pukul 08.00

sampai dengan pukul 20.00 waktu wilayah setempat.

Dalam hal penagihanpun memiliki tata cara dan etika sehingga tidak

dilakukan secara semena-mena dan mengganggu pihak pengguna kartu.

Yang menjadi aspek dalam efektivitas penerapan biaya ta’widh

dalam penelitian ini adalah dengan aspek ketentuan dan peraturan. Jika

ketentuan dan peraturan yang diberlakukan oleh BNI Syariah dapat

berfungsi dan dapat berlangsung maka biaya ta’widh yang dibebankan

pada nasabah mengalami efektivitas.

Untuk mengukur seberapa efektif biaya ganti rugi (ta’widh) dalam

produk iB Hasanah Card adalah dengan data persentase yang sudah

Page 73: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

63

penulis dapatkan dari BNI Syariah secara personal ketika melangsungkan

wawancara yang dikirim via whatsaap oleh pihak BNI Syariah. Berikut

adalah data persentase pada tahun 2018 dan 2019 lalu:

Pada tahun 2018 juga data menunjukkan bahwa jumlah nasabah

pengguna iB Hasanah Card yang terkena biaya ta’widh mengalami

penurunan pada akhir bulan desember tahun 2018. Persentase tertinggi

pada tahun ini juga sama dengan pada tahun 2019, namun pada tahun 2018

ini lebih tinggi dari tahun 2019.

7% 8% 8% 8%

6%

8%

6% 6% 6% 6% 6% 5%

1%2%3%4%5%6%7%8%9%

10%

PERSENTASE NASABAH YANG TERKENA BIAYA TA'WIDH PADA TAHUN 2018

2018

Gambar 4.1

Page 74: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

64

Dari data pada tahun 2019 ini, pada bulan April 2019 merupakan

persentase tertinggi dari nasabah iB Hasanah Card yang harus dibebankan

dengan biaya ta’widh. Namun tidak banyak pengurangan dan penambahan

yang signifikan. Yang menjadi tolak ukur bahwa dengan adanya penerapan

pengenaan biaya ta’widh ini adalah pada akhir bulan desember 2019,

mengalami penurunan sehingga penerapan biaya ta’widh pada tahun 2019

bisa dikatakan efektif.

Namun, dalam hal nasabah yang belum membaca dengan benar

ketuntuan akad pada transaksi kartu kredit syariah masih belum efektif.

Terlihat pada masih adanya nasabah yang mengulang pembayaran biaya

ta’widh atas keterlambatan pembayaran tagihan.

Dari persentase di atas dapat di ketahui bahwa setiap bulannya

mengalami peningkatan dan penurunan sesuai dengan berbagai jenis

kelalaian yang terjadi. Dari sekitar 4.057 pengguna iB Hasnah Card kurang

lebih, hanya beberapa persen saja yang terkena biaya ta’widh. Bahkan

pada akhir tahun mengalami penurunan.

6% 6% 6%

8%

5% 6%

5%

7%

5% 5% 5% 4%

1%

3%

5%

7%

9%

PERSENTASE NASABAH YANG TERKENA BIAYA TA'WIDH PADA TAHUN 2019

2019

Gambar 4.2

Page 75: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

65

Dari persentase di atas jelas bahwa pada dua tahun terakhir,

penerapan biaya ta’widh pada nasabah iB Hasanah Card dapat dikatakan

efektif karena terbukti hanya sedikit yang harus terbebani dan mengalami

pengurangan di bulan terakhir setiap tahunnya dengan biaya ta’widh

tersebut dari kurang lebih 309.000 nasabah pengguna iB Hasanah card di

Indonesia.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan masih adanya nasabah yang

harus terbebani dengan biaya ta’widh ini, salah satunya adalah berbagai

jenis tipikal orang yg berbeda. Namun, pihak BNI Syariah juga tidak dapat

mengukur latar belakang nasabah yang memiliki tipikal lalai ataupun

tidak.

Menurut bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card

Business Desk BNI Syariah, nasabah pengguna iB Hasanah card memiliki

tipenya masing-masing. Ada yang memiliki tipe acuh terhadap biaya

ta’widh ini, ada pula yang tak acuh dengan adanya biaya ta’widh ini.

Sehingga, pihak BNI Syariah pun berusaha semaksimal mungkin

untuk memberikan jalan tengah agar nasabah tidak banyak terbebani

dengan biaya yang tidak akan di dapat jika nasabah melunasi tagihan

sesuai dengan lembar penagihan. Dari hal ini dapat dikatakan bahwa BNI

Syariah selaku penerbit kartu berharap nasabah iB Hasanah Card juga

memiliki I’tikad baik terhadap BNI Syariah.

Page 76: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis teliti, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. BNI Syariah selaku pihak penerbit kartu memberikan ketentuan-

ketetuan yang terdapat dalam akad perjanjian merupakan upaya yang

dilakukan selain untuk mencegah risiko yang akan terjadi pada pihak

bank adalah untuk memberikan perlindungan hukum terhadap nasabah

iB Hasanah Card. Sesuai dengan pasal 2 Undang-Undang Nomer 8

tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen bahwa adanya asas-asas

yang terkandung yaitu asas manfaat, keadilan, keseimbangan,

keamanan, dan keselamatan konsumen.

2. Efektivitas penerpan biaya ganti rugi (ta’widh) bagi nasabah yang

melakukan kelalaian sudah efektif, dilihat dari jumlah nasabah yang

terkena biaya ta’widh pada akhir tahun 2019 lalu mengalami

penurunan hingga 4%. Namun dalam hal nasabah yang mengalami

kesalahan saat membaca dan memahami isi ketentuan yang terdapat

dalam akad iB Hasanah Card masih belum efektif.

B. Saran

1. Kepada BNI Syariah untuk lebih meningkatkan kembali penerapan

praktik sesuai dengan prinsip syariah, sehingga akan semakin banyak

nasabah yang percaya dan beralih untuk menggunakan BNI Syariah.

2. Kepada mahasiswa/I untuk bisa melanjutkan ataupun melengkapi

kembali penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis.

Page 77: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

67

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2010.

Arto, A. Mukti. Upaya Hukum Kasasi dan Peninjauan Kembali Perkara Perdata

Agama, Ekonomi Syariah, dan Jinayah. Jakarta: Prenadamedia Group,

2012.

Ashofa, Burhan. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Azwar, Safidin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

Barkatullah, Abdul Halim. Hukum Perlindungan Konsumen “Kajian Teoritis dan

Perkembangan Pemikiran. Bandung: Nusa Media, 2008.

Dewi, Gemala, dkk. Hukum Perikatan Islam Di Indonesia. Jakarta: Kencana,

2006.

Gibson, James L. dkk. Organisasi dan Manajemen: Prilaku, Struktur, Proses.

Cet.4. Jakarta: Erlangga, 1994.

Hall, Richard H. Organisasi Structure, Proses, and Out Come. New Prentice Hall,

1991.

Handoko, T. Hani. Manajemen Edisi Ke 2. Yogyakarta: Badan Penerbitan

Fakultas Ekonomi, 1998.

Hamidin, Aep S. Tips & Trik Kartu Kredit; Memaksimalkan Manfaat dan

Mengelola Risiko Kartu Kredit. Yogyakarta: Media Pressindo, 2010.

Harun, Fiqh Muamalah, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2017.

Hidayat, Taufik. Buku Pintar Investasi Syariah. Jakarta: Media Kita, 2011.

Ishaq. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2016.

Page 78: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

68

Ivancevich, John M. Penerjemah Gina Gania. Prilaku dan Manajemen

Organisasi. Jakarta: Erlangga, 2007.

Kelsen, Hans. Teori Umum Hukum dan Negara. Cet.3. Jakarta: Bee Media

Indonesia, 2007.

Koton, Yosep P. Restrukturisasi Organisasi: Teori dan Aplikasi dalam

Mengefektifitaskan Pengelolaan Keuangan Daerah. Yogyakarta:

Deepublish, 2019.

Kusumohamidjojo, Budiono. Teori Hukum, Dilema antara Hukum dan

Kekuasaan. Bandung: Yrama Widya, 2016.

Lathif, Azharuddin. Fiqh Muamalat, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Lewis, Mervyn K dan Latifa M. Algaound. Perbankan Syariah, Prinsip, Praktik,

dan Prospek. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2001.

Miru, Ahmad. Prinsip-Prinsip Perlindungan bagi Konsumen di Indonesia.

Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Mustafa, Abdullah dan Soerjono Soekanto. Sosiologi Hukum dalam Masyarakat.

Jakarta: CV Rajawali, 1982.

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 1992.

Salle. Hukum Kontrak, Teori, dan Praktik. Makassar: CV Social Politic Genius

SIGn,

Sholihin, Ahmad Ifham. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Sholihin, Ahmad Ifham. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 1984.

Page 79: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

69

Sugeng, Bambang. dan Surjayadi. Pengantar Hukum Acara Perdata dan Contoh

Dokumen Legalisasi. Jakarta: Prenadamedia Group, 2012.

Syarbani, Asy. Fiqh Muamalat. Beirut: Dar al-Fikr, 1978.

Viswandro. Kamus Istilah Hukum. Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2014.

Widjajati, Ema dan Yessy Kusumadewi. Pengantar Hukum Dagang. Jakarta:

Roda Inti Media, 2010.

Yusmad, Muammar Arafat. Aspek Hukum Perbankan Syariah dari Teori ke

Praktik. Yogyakarta: Deepublish, 2018.

JURNAL DAN SKRIPSI

Elsanti, Nadia Ananda. “Penerapan Ta’widh pada Pemegang Syaria Card”. Jurnal

Jurisprudentie, Vol. IV, No. 2, Desember 2017.

Farid, Miftah. “Implementasi Fatwa DSN MUI No. 43/DSN-MUI/VIII/2004

Tentang Ta’widh”. Skripsi S1, Fakultas Syariah dan Hukum Institut

Agama Islam Negeri Walisongo, 2013.

Firmanda, Hengki. “Syariah Card (Kartu Kredit Syariah) Ditinjau dari Asas

Utilitas dan Mashlahah”. Jurnal Ilmu Hukum, Vol. IV, No. 2, Februari-Juli

2014.

Haling, Dharma Kharini Abd, dkk. “Analisis Implementasi Kartu Kredit Syariah

pada PT BNI Syariah Cabang Palu Perspektif Ekonomi Islam”. Jurnal

Perbankan dan Keuangan Syariah, Vol.1, No. 1.

Khaeruddin, Widyanti. “Analisis Sistem Kartu Kredit Syariah pada PT BNI

Syariah”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

Makassar, 2012.

Kholis, Nur. “Urgensi Ijtihad Saintifik dalam menjawab Problematika Hukum

Transaksi Kontemporer”. Makalah, E-Book.

Page 80: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

70

Kristianti, Dwi Sukma. “Kartu Kredit Syariah dan Prilaku Konsumtif

Masyarakat”. Jurnal Ahkam, Vol. XIV, No. 2, Juli 2014.

M, Nurwulandari. dan Isnawati. “Tinjauan Prinsip Syariah dalam Aplikasi iB

Hasanah Card”. Jurnal Al-Mashrafiyah, Vol. II, No. 1, April 2018.

Mustofa, Ulul A. “Syariah Card Perspektif Al-Maqasid Syariah”. Jurnal Ilmiyah

Ekonomi Islam, Vol.1 No. 01, Maret 2015.

Ramadhan, Awal. “Efektivitas Dana ZIS Bagi Pelatihan Montir di Bazis Kota

ADM Jakarta Barat”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syariaf Hidayatullah Jakarta, 2016.

Saputra, Arianto. “Analisis Pengelolaan Dana Ta’zir dan Ta’widh bagi Nasabah

Wanprestasi pada PT BRI Syariah”. Skripsi S! Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Susanto, Edy. “Syariah Card dan Aplikasinya pada Produk Dirham card di Bank

Danamon Syariah”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Syariaf Hidayatullah Jakarta, 2008.

Putra, Aditia Ananda. “Konsep Kredit Card dalam Pandangan Islam”. Jurnal At-

Tasyi’, Vol. VI, No. 2, Agustus 2015.

PERATURAN-PERATURAN

Fatwa DSN MUI No. 54/ DSN-MUI/X/2006 Tahun 2006 Tentang Syaria Card.

Fatwa DSN MUI No. 17 Tahun 2000 tentang Sanksi Atas Nasabah Mampu yang

Menunda-nunda Pembayaran.

Fatwa DSN MUI No. 43/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang Ganti Rugi (Ta’widh).

Undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Page 81: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

71

INTERNET

KBBI ONLINE

KAMUS BAHASA ARSAB ONLINE

https://idtesis.com/teori-lengkap-tentang-efektivitas-program-menurut-

para-ahli-dan-contoh-tesis-efektivitas-program/, diakses pada tanggal 29 Januari

2020, pukul 11.01

https://www.bnisyariah.co.id/id-id/perusahaan/tentangbnisyariah/sejarah,

diakses pada hari 13 juli 2019, pukul 14.31

https://money.kompas.com/read/2020/05/20/223800026/pengguna-bni-ib-

hasanah-card-capai-350000-nasabah-transaksi-liburan, diakses pada tanggal 16

Juni 2020, pukul 10.23

https://pilihkartu.com/blog/berita/bni-syariah-kejar-target-290-000-

nasabah-hasanah-card-hingga-akhir-2018.htm, diakses pada tanggal 16 Juni 2020,

pukul 12.44

Page 82: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

72

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Pedoman Wawancara

1. Sejak pertama kali diterbitkan, bagaimana minat nasabah dalam

menggunakan iB Hasanah Card?

Sejak pertama kali diterbitkan respon masyarakat dengan kartu

kredit syariah di BNI Syariah ini sangat baik, terlebih karena Hasanah

Card merupakan kartu kredit berbasis syariah di Indonesia dan kami

sangat menjaga sampai hari ini dan kedepannya sehingga kami bisa

menjadi brand kartu kredit berbasis syariah nomer 1 di Indonesia bahkan

di Dunia.1

2. Ada berapa jumlah pengguna iB Hasanah Card di DKI Jakarta dan di

Indonesia pada tahun 2019 ini?

Sejak tahun 2009 sampai tahun 2019 ini sudah ada kurang lebih

309.000 pengguna Hasanah Card di Indonesia. Dan sejak awal 2019

sampai sekarang sekitar 4.057 pengguna Hasanah Card di DKI Jakarta.2

3. Apa yang membuat masyarakat memilih dari iB Hasanah Card?

Karena sejauh ini Hasanah Card adalah satu-satunya kartu kredit

berbasis syariah di Indonesia, dengan sistem yang betul-betul merujuk

pada fatwa DSN MUI. Sehingga banyak keuntungan yang akan diperoleh

nasabah Hasanah Card.3

1 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019. 2 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019. 3 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019.

Page 83: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

73

4. Apakah pengguna iB Hasanah Card tidak pernah ada yang bermasalah?

Jika bermasalah umumnya dalam hal apa?

Pastinya ada. Sama hal nya dengan kartu kredit konvensional, bahwa

masalah yang muncul berasal dari nasabah. Bisa jadi karena faktor

ekonomi yang sedang jatuh atau memang faktor nasabah yang memiliki

tipe yang acuh terhadap tagihan dari pengeluarannya sendiri.4

5. Bagaimanakah iB Hasanah Card menghadapi masalah terkait

keterlambatan tagihan?

Yang BNI Syariah lakukan setelah pengeluaran e-billing adalah

panggilan telefon, pengiriman pesan singkat (SMS), bahkan karena zaman

sudah maju maka kami mengirimkan pesan via WhatsApp, dan juga email

sebagai pengingat bahwa nasabah selaku pemegang kartu sudah memasuki

jatuh tempo untuk segera melunasi tagihan yang ada.5

6. Apa upaya hukum yang dilakukan BNI Syariah terhadap nasabah yang

telah jatuh tempo terhadap pembayaran tagihan?

Untuk upaya hukum yang kami lakukan baru sebatas telefon, sms,

email, dan juga pesan via WhatsApp.6

7. Bagaimana jika pihak BNI Syariah sudah melakukan upaya untuk

mencegah nasabah tersebut jatuh tempo, namun nasabah tetap belum juga

melakukan pembayaran atas tagihan dari iB Hasanah Card milik nasabah

tersebut?

4 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019. 5 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019. 6 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019.

Page 84: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

74

Penerapan status kolekibilitas yang dibuat oleh BNI Syariah adalah

dengan istilah Kol 1 hingga Kol 5. Jika sudah lebih dari 120 hari setelah

jatuh tempo nasabah belum juga membayar sesuai dengan ketentuan yang

sudah ada, maka kami akan melakukan visit ke rumah atau kantor nasabah

untuk menagih sesuai dengan jumlah yang harus dibayarkan nasabah.

Jika kita melihat keadaan ekonomi nasabah sedang jatuh namun

pihak nasabah ada I’tikad baik untuk melunasi maka kami akan

memberikan solusi kepada pihak nasabah supaya bisa melunasi tagihan

yang ada tanpa biaya tambahan. Jika dari pihak nasabah tidak ada I’tikad

baik, maka pihak kami akan melakukan penagihan dengan bantuan pihak

ketiga.7

8. Bagaimana mekanisme ganti rugi (ta’widh) yang diterapkan oleh pihak

BNI Syariah?

Biaya ta’widh tidak langsung dibebankan kepada nasabah melainkan

hanya pada nasabah yang belum melunasi minimum payment setelah

waktu jatuh tempo yang telah ditentukan oleh pihak bank. Setelah jatuh

tempo pihak bank akan melakukan penagihan, dan biaya yang dikeluarkan

pihak bank untuk melakukan penagihan itulah yang harus diganti oleh

nasabah dan akan dibebankan pada nasabah.

Jumlahnya pun disesuaikan dengan kerugian riil dari pihak bank dan

diseusaikan dengan berapa lama pihak bank melakukan upaya penagihan

sampai nasabah melunasi keseluruhan atau bahkan melunasi minimum

payment tersebut.8

7 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019. 8 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019.

Page 85: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

75

9. Apakah dengan adanya ganti rugi (ta’widh) yang diterapkan oleh pihak

BNI Syariah dapat memberikan efek jera bagi nasabah yang lalai dalam

pembayaran tagihan iB Hasanah Card?

Tergantung dari nasabah, ada nasabah dengan tipe orang yang sangat

memperhatikan setiap pengeluaran maka ketika dia tau akan ada biaya

ta’widh jika terlambat membayar, maka dia akan berusaha untuk tepat

waktu dalam melakukan pembayaran tagihan sehingga sangat berpengaruh

untuk baginya. Ada juga tipe nasabah yang acuh dengan biaya ta’widh

yang akan dibebankan kepadanya jika dia terlambat membayar tagihan.9

Terwawancara

Bapak Asep Heryadi

9 Hasil wawacara dengan Bapak Asep Heryadi selaku Manager Collection Card Business

Desk BNI Syariah, di Kantor BNI Syariah Blok M, Jl. Sultan Hasanuddin Dalam No. 3, kec.

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 November 2019.

Page 86: EFEKTIVITAS PENERAPAN TA’WIDH TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51614...Kartu kredit Hasanah Card merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank Syariah

76