ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

96
ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA 4 PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PADA JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN OLEH : SYARIFAH A04130024 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN JURUSAN AKUNTANSI 2017

Transcript of ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

Page 1: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA

TA’WIDH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK

SKRIPSI

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK

MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA 4

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

PADA JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

OLEH :

SYARIFAH A04130024

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

JURUSAN AKUNTANSI

2017

Page 2: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

ii

Page 3: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

iii

Page 4: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Syarifah

Nim : A04130024

Tempat dan Tanggal Lahir : Barabai, 23 Maret 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Martapura lama km.7,3 Komplek Sari

Indah Rt.08a No. 15

Nama Orang Tua (Ayah) : Sahri

Nama Orang Tua (Ibu) : Maspupah

Riwayat Pendidikan : 1. TK. Nurul Ulum (2000)

2. SDN Sungai Lulut 1 (2007 )

3. Tsanawiyah Raudhatusysyubban (2010)

4. SMK Negeri 3 Banjarmasin (2013)

5. Terdaftar sebagai mahasiswi Politeknik

Negeri Banjarmasin Jurusan Akuntansi

Prodi Akuntansi Lembaga Keuangan

Syariah (2013)

Page 5: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

v

MOTTO

HIDUP ITU SINGKAT LAKUKAN YANG TERBAIK.

Page 6: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

vi

Page 7: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT karena berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

Skirpsi ini. Tidak lupa penulis panjatkan shalawat dan salam kepada junjungan

kita Nabi Muhammad SAW serta sahabat dan pengikut beliau hingga akhir

zaman.

Dalam penulisan Skripsi ini penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dalam penyajian Skripsi ini. Oleh

karena itu, kritik dan saran senantiasa penulis harapkan dari pembaca.

Atas berkat rahmat dan kasih sayang Allah SWT. Penulis mampu

menyelesaikan Skripsi yang berjudul ―Analisis Pengelolaan Dana Ta‘zir dan Dana

Ta‘widh Pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk untuk menyelesaikan Program

Diploma IV pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan dorongan dan bimbingan serta

pengarahan dalam menyelesaikan Skripsi ini , yaitu antara lain :

1. Bapak Edy Yohanes ST MT selaku Direktur Politeknik Negeri

Banjarmasin.

2. Ibu Andriani SE,MM,M.Sc selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Banjarmasin.

Page 8: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

viii

3. Ibu Bayirah Ainun.SE selaku Wali Kelas yang telah memberikan

bimbingan dan saran.

4. Bapak Mahyuni.SE.Ak.MM selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan , petunjuk, saran dan koreksi dari segi isi maupun penulisan.

5. Kepada orangtua saya, khususnya untuk papa dan mama tersayang yang

selalu memberikan doa dan dukungan hingga materil yang sangat luar

biasa kepada saya sehingga saya bisa melewati semuanya.

6. Kepada sahabat saya yang selalu ada Halim, Pera, Kurniati Amalia,

Halimah, Nur Amaliah, Cipta Indah Permata, dan yang senantiasa menjadi

tempat berbagi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

7. Kepada keluarga besar ALKS 2013 yang sudah memberikan kesempatan

untuk bekerja sama dalam segala hal yang telah kita lewati.

8. Kepada Seluruh Karyawan Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Banjarmasin yang memberikan ilmu, pemberiaan data (wawancara) dan

juga membimbing untuk Skripsi saya.

9. Kepada semua orang yang sudah memberikan dukungan dalam segala hal.

Tak ada kata yang lain terucap selain Terimkasih yang sebesar-besarnya.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb

Page 9: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... iii

HALAMAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................. iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................ v

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ...................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

ABSTRAK ................................................................................................ xiv

ABSTRACT .............................................................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Permasalahan ............................................................................ 4

C. Batasan masalah ....................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

E. Kegunaan Penelitian .................................................................. 5

Page 10: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............................................................................... 6

1. Pembiayaan .............................................................................. 6

2. Pengertian Ta‘zir ...................................................................... 12

3. Pengertian Ta‘widh .................................................................. 13

4. GRI (Global Reporting Intiative) ............................................... 16

B. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ........................... 27

B. Jenis Penelitian .......................................................................... 27

C. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 27

D. Tekhnik Pengumpulan Data ....................................................... 28

E. Tekhnik Analisa Data ................................................................ 29

F. Kerangka Pemikiran .................................................................. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 32

1. Sejarah Berdirinya Bank Muamalat Indonesia...................... 32

2. Visi dan Misi ....................................................................... 33

3. Pembiayaan Pada Bank Muamalat ....................................... 34

4. Prinsip operasional dalam pembiayaan di Bank Muamalat .. 37

5. Faktor pertimbangan dalam Financing Analyst .................... 38

6. Pemberlakuan Ta‟zir ............................................................ 44

7. Pemberlakuan Ta‟widh pada Nasabah Wansprestasi ............ 54

B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 66

1. Pengalokasian Penyaluran Ta‟zir pada CSR pada BMI ........ 66

2. Pengakuan Ta‘widh Pada Bank Muamalat Indonesia ........... 71

Page 11: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

xi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................... 77

B. Saran ........................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

xii

Tabel 1 Kategori Pilar GRI G4 ...................................................... 18

Tabel 2 Penyaluran Ta‘zir pada CSR BMI ................................... 66

Tabel 3 Bentuk Penyaluran Ta‘zir yang sesuai GRI G4 ................. 73

DAFTAR TABEL

Page 13: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

xiii

Gambar 2 Laporan Penyaluran CSR BMI ................................. 51

Gambar 3 Laporan Sumber Dana Kebajikan ............................. 53

Gambar 4 Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan ................ 72

Gambar 5 Laporan Laba Rugi ................................................... 73

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Laporan Sumber Pendapatan non Halal .................... 50

Page 14: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

xiv

1. Surat ijin penelitian PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

2. Foto Perusahaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

3. Denah Perusahaan PT . Bank Muamalat Indonesia, Tbk

4. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi Pembimbing 1

5. Lembar Saran Ujian Skripsi

6. Hasil Wawancara dengan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

7. Laporan Penyaluran CSR PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

8. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk

9. Laporan laba rugi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

10. Laporan sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

11. Fatwa DSN no :17/DSN-MUI/IX/2000

12. Fatwa DSN no : 43/DSN-MUI/VIII/2004

DAFTAR LAMPIRAN

Page 15: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

xv

ABSTRAK

SYARIFAH / A04130024 / 2017 / ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA‘ZIR

DAN DANA TA‘WIDH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk /

Perbankan Syariah/ Ta‟zir dan Ta‟widh / BANK MUAMALAT INDONESIA,

Tbk.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang penerapan,

pengelolaan danpengakuan dana ta‟zir dan dana ta‟widh pada Bank Muamalat

Indonesia ditinjau dari Fatwa DSN No :17/DSN-MUI/IX/2000 dan Fatwa

43/DSN-MUI/VIII/2004.

Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan metode analisis

secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer berupa

wawancara dan data sekunder yang bersumber dari Annual Report Bank

Muamalat Indonesia tahun 2015.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa penerapan ta‟zir dan ta‟widh pada

Bank Muamalat Indonesia sudah sesuai dengan Fatwa DSN yang berlaku,

sedangkan untuk penyaluran dana ta‘zir masih belum optimal dan masih belum

disalurkan semuanya pada tahun yang sama. Penyaluran dana ta‘zir perlu lebih

divariasikan sasarannya sesuai dengan pilar-pilar yang telah ditetapkan dalam

pedoman GRI G4.

Kata Kunci : Ta‟zir,Ta‟widh, CSR (Corporate Social Responsibility), GRI

(Global Reporting Intiative), Fatwa DSN MUI.

Page 16: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

xvi

ABSTRACT

SYARIFAH / A04130024 / 2017 / ANALYSIS OF TA'ZIR AND TA'WIDH

FUND MANAGEMENT IN BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk / Syariah /

Ta'zir and Ta'widh / BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.

The purpose of this study is to explain about the implementation,

management and recognition of ta'zir funds and ta'widh funds at Bank Muamalat

Indonesia accourding to Fatwa DSN No: 17 / DSN-MUI / IX / 2000 and Fatwa 43

/ DSN-MUI / VIII / 2004 .

This research is a case study using qualitative and quantitative analysis

methods. The data used are about primary data using interview and secondary

data Annual Report of Bank Muamalat Indonesia in 2015.

The results of research indicate that the application found is the

application of ta'zir and ta'widh in Bank Muamalat Indonesia is in accordance

with the prevailing DSN Fatwa, while for ta'zir fund distribution is still not

optimal and still not distributed entirely in the same year. The distribution of ta'zir

funds needs to be more varied according to the pillars determined by GRI G4

guidelines.

Keywords: Ta'zir, Ta'widh, CSR (Corporate Social Responsibility), GRI (Global

Reporting Intiative), Fatwa DSN MUI.

Page 17: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan perekonomian masyarakat yang

semakin canggih dan modern maka munculah pembiayaan yang

ditawarkan oleh lembaga keuangan bank. Pada dasarnya bank syariah dan

bank konvensional memiliki fungsi yang sama, yaitu mengimpun dana

(funding), menyalurkan dana (financing), dan melayani produk jasa

(service), yang membedakannya adalah pada bank syariah tidak mengenal

yang namanya riba.

Awal mula berkembangnya bank syariah di Indonesia pada tahun

1991yang ditandai dengan ditetapkannyaUU No. 7 tahun 1992 tentang

perbankan, yang antara lain menyebutkandimungkinkannya berdiri bank

dengan sistem bagi hasil. UU itu kemudian menjadi dasar berdirinya Bank

Muamalat Indonesia.

Bank Muamalat Indonesia adalah bank syariah pertama di

Indonesia. Bank Muamalat Indonesia berdiri pada 1 November 1991 atau

24 Rabi‘us Tsani 1412 H. Penyaluran dana Bank Muamalat Indonesia

menyalurkan fasilitas pembiayaan kepada nasabah untuk keperluan

produktif maupun konsumtif, yang dibukukan berdasarkan akad atau

Page 18: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

2

skema yang dipakai yaitu sebagai piutang jual beli, pinjaman Qardh, pembiayaan

Mudharabah, pembiayaan Musyarakah, dan Ijarah. Pada akhir tahun 2015, total

penyaluran dana mencapai Rp40,73 triliun. Jumlah tersebut turun sebesar Rp2,81

triliun, atau 5,52% dari jumlah pembiayaan pada tahun sebelumnya yang sebesar

Rp43,11 triliun. Penurunan penyaluran dana, secara umum, disebabkan oleh fokus

bisnis Bank Muamalat Indonesia yang bertumpu pada perbaikan kualitas

penyaluran dana.

Dalam menyalurkan dananya secara garis besar produk perbankan

syariah terbagi menjadi empat kategori, yaitu :

1. Pembiayaan dengan prinsip jual beli

2. Pembiayaan dengan prinsip sewa

3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

4. Pembiayaan dengan prinsip perlengkapan

Dari data statistik perbankan syariah Bank Indonesia (BI) kuartal

ke dua tahun 2016, dari data tersebut Bank Umum Syariah dan unit usaha

syariah mereka membukukan Rp. 6.463 triliun. Total pembiayaan tersebut

tumbuh dibandingkan kuartal sama pada tahun sebelumnya yaitu Rp.

203,8 triliun.

Dalam menjalankan pembiayaan bank sebagai bagian intemediasi

yaitu menghimpun dana dari nasabah yang kelebihan dana, lalu

menyalurkan dana untuk nasabah yang kekurangan, yang diperhatikan

adalah ketika bank menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan yang

Page 19: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

3

semakin berkembang setiap tahunnya maka ada kemungkinan

nasabah yang melakukan pembiayaan secara kredit lalai atau menunda-

nunda pembayarannya, hingga terjadi nasabah yang gagal bayar.

Dalam fatwa DSN no : 17/DSN-MUI/IX/2000 tentang sanksi atas

nasabah yang mampu tapi menunda-nunda pembayaran, yaitu yang

disebut dalam fatwa ini adalah untuk denda (ta‟zir) sanksi yang dikenakan

LKS kepada nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda-nunda

pembayaran dengan disengaja, atau tidak mempunyai kemauan dan itikad

baik untuk membayar sanksi didasarkan pada prinsip ta'zir, yaitu bertujuan

agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya. Nasabah

yang belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh

dikenakan sanksi. Denda diperuntukkan sebagai dana sosial.

Fatwa DSN no : 43/DSN-MUI/VIII/2004 tentang ganti rugi yaitu

ketentuan untuk nasabah yang kena ganti rugi (ta`widh) hanya boleh

dikenakan atas pihak yang dengan sengaja atau karena kelalaian

melakukan sesuatu yang menyimpang dari ketentuan akad dan

menimbulkan kerugian pada pihak lain. Kerugiaannya adalah kerugian riil

yang dapat diperhitungkan, seperti biaya-biaya riil yang dikeluarkan dalam

rangka penagihan, bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi. Ganti

rugi (ta`widh) hanya boleh dikenakan pada transaksi (akad)yang

menimbulkan utang piutang (dain), seperti salam, istishna‟serta

murabahah dan ijarah.

Page 20: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

4

Dalam penerapannya terdapat masalah yang dihadapi oleh bank

syariah harus bisa menentukan mana nasabah yang terkena ta‟zir dan

mana nasabah yang terkena ta‟widh, pengeluaran dan pencatatan tersebut

dalam akuntansi, serta untuk apa saja dana sosial yang berasal dari ta‟zir.

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis ingin

mengetahui proses yang lebih jauh lagi bagaimana pengelelolaan dari dana

ta‟zir dan pegakuan dari danata‟widh, juga bahwa tidak ada penelitian

sebelumnya yang meneliti di PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk sehingga

itu penulis memilih Judul : “ Analisis Pengelolaan Dana Ta‟zir Dan

Dana Ta‟widh Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

B. Permasalahan

Dari latar belakang yang sudah diuraikan di atas maka rumusan

masalah yang diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan dana ta'zir dan ta‟widh pada Bank Muamalat

Indonesia, Tbk ?

2. Bagaimana Pengakuan Dana Ta‟widh Pada Bank Muamalat Indonesia,

Tbk ?

C. Batasan Masalah

Agar mempermudah dalam penulisan dan tidak melebar jauh dari

fokus awal, maka penulis membatasi masalah pada pengelolaan dana

ta‟zir dan ta‟widh di Bank Muamalat Indonesia, Tbk tahun 2015.

Page 21: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

5

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan dari dana ta‟zir dan ta‟widh

pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

2. Untuk mengetahui pengakuan dari dana ta‟widh pada PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk.

E. Kegunaan Penelitiaan

Penelitian di harapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Nasabah dan Masyarakat

Nasabah dan masyarakat yang akan melakukan pembiayaan dapat

mengetahui jika mereka lalai dan menunda-nunda pembayaran akan

kewajibannya ada perlakuan sanksi yaitu ta‟zir dan ta‟widh agar

mereka tidak melakukan kelalaian tersebut.

Bagi nasabah yang pernah mengalami terkena sanksi dari ta‟zir dan

ta‟widh dapat mengetahui kemana uang mereka dialokasikan dan dapat

menghilangkan kecurigaan terhadap dana non halal yang ada pada bank

umum syariah.

2. Bank Syariah

Dapat berguna untuk perbankan syariah dalam perkembangan praktik

dari ta‟zir dan ta‟widh.

Page 22: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan,

yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang

telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun djalankan oleh

orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk

mendefiisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan

seperti bank syariah kepada nasabah. Sedangkan menurut M. Syafi‟I

Antonio, menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah satu tugas

pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi

kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.(Muhammad

2005: 260 )

Pembiayaan adalah suatu hal yang lazim dilakukan oleh bank

syariah. Pembiayaan sendiri merupakan tugas bank sebagai media

intermediasi, yaitu mengumpulkan dan kemudian meyalurkan dana

tersebut. adapun sifat kegunaanya pembiayaan dapat dibagi dalam:

1) Memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis dipakai untuk

memenuhi kebutuhan; dan

2) Produksi dalam bentuk yang luas, yaitu untuk meningkatkan

usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasrkan.

(Zainul Arifin 2006: 200-201)

Berdasarkan UU No. 7 th. 1992, yang dimaksud dengan

pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat

dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

ditambah dengan sejumlah harga, imbalan atau pembagian hasil.

Page 23: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

7

b. Jenis-jenis Pembiayaan

Dalam menjelaskan jenis-jenis pembiayaan dapat dilihat dari

tujuannya, jangka waktunya, jaminan serta orang yang menerima dan

member pembiayaan. Pembiayaan menurut sifat penggunaan dapat

dibagi menjadi dua hal, sebagai berikut:

1) Menurut sifatnya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu

untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi,

perdagangan, maupun investasi.Menurut keperluannya,

pembiayaan produktif dapat di bagi menjadi tiga hal

berikut:

(1) Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu

jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu

peningkatan kualitas atu mutu hasil produksi.

(b) Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility

of place dari suatu barang.

(c) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan

barang-barang modal (capital goods)

b) Pembiayaan Konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan kousumsi, yang akan habis

digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

(Muhammad Ridwan 2004 : 206)

Secara garis besar poduk pembiayaan menurut hukum

ekonomi syariah terbagi dalam empat kategori yang dibedakan

berdasarkan tujuan penggunaanya yaitu:

a. Pembiayaan dengan prinsip Jual Beli (Ba‟i)

Menurut istilah terminologi yang dimaksud sebagai jual beli

ialah menukar barang dengan barang, barang dengan uang, dengan

Page 24: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

8

cara melepaskan hak dari yang satu kepada yang lain dengan cara

saling rela atau ridho antara kedua belah pihak. Prinsip jual beli

dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan

barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank

ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang

dijual. Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan pada waktu

pembayaran dan penyerahan barangnya kepada pembeli.

1). Pembiayaan Murabahah adalah akad jual beli barang sebesar

harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang

disepakati. Berdasarkan jual beli tersebut bank membeli

barang yang di pesan dan menjualnya keada nasabah. Harga

jual bank adalah harga beli dari suplier di tambah keuntungan

yang disepakati. ( Muhammad 2014: 271)

2).Pembiayaan Salam adalah akad jual beli suatu barang (komoditi)

di mana harganya dibayar dengan segera (pada saat akad

disepakati), sedangkan barangnya akan di serahkan kemudian

dalam jangka waktu yang di sepakati‖.( Muhammad 2014: 281)

3). Pembiayaan Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk

pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan

tertentu yang di sepakati anatara pesanan (pembeli, mustashni)

dan penjual (pembuat, shani)‖.( Muhammad 2014: 290)

Page 25: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

9

b. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa ( Ijarah )

Ada yang menterjemahkan ijarah sebagai jual beli jasa (upah-

mengupah), yakni mengambil manfaat tenaga manusia, ada pula

yang menerjemahkan sewa-menyewa. Transaksi ijarah dilandasi

adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah

sama saja dengan prinsip jual beli. Pada akhir masa sewa, bank

dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada nasabah.

Karena itu dalam perbankan syariah dikenal ijarah muntahhiyah

bittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan).

Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian. Al-Bai‟

wal ijarah muntahhiyah bit tamlik (IMBT) merupakan rangkaian

dua buah akad, yakni akad al-Bai‟ dan akad ijarah muntahia bit

tamlik (IMBT). Al-Bai‟ merupakan akad jual beli, sedangkan

IMBT merupakan kombinasi antara sewa-menyewa (ijarah) dan

jual beli atau hibah di akhir masa sewa. (Muhammad 2014: 309-

310)

c. Berdasarkan prinsip Bagi Hasil

Bentuk khusus kontrak keuangan yang telah dikembangkan

untuk mengantikan mekanisme bunga dalam transaksi keuangan

adalah mekanisme bagi hasil. Mekanisme bagi hasil ini merupakan

core product bagi lembaga keuangan syariah, seperti bank syariah.

Karena bank syariah melarang penerapan tingkat bunga pada

Page 26: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

10

semua transaksi keuangann ya. Kedua akad berikut ini adalah yang

tergolong bagi hasil:

1). Pembiayaan Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua

pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-

masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan

bahwa keuntungan dan resiko (kerugian) akan ditanggung

bersama sesuai kesepakatan.

2). Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama antara bank

selaku pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah selaku

(mudharib) yang memunyai keahlianuntuk mengelola suatu

usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari

penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah

yang disepakati. (Muhammad 2014 : 239-241)

d. Pembiayaan dengan Akad Pelengkap

1). Hiwalah (alih hutang-piutang) dalam perbankan tujuan fasilitas

hiwalah adalah untuk membantu supplier mendapatkan modal

tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank mendapat ganti

biaya atas pemindahan piutang. Untuk mengantisipasi risiko

kerugian yang akan timbul, bank perlu melakukan penelitian

atas kemampuan pihak yang berutang dan kebenaran transaksi

antara yang memindahkan piutang dengan yang berutang.

2).Rahn (Gadai) tujuan akad rahn diperbankan untuk memberikan

jaminan kepada bank sewaktu waktu nasabah tidak dapat

Page 27: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

11

memenuhi kewajibannya (wanprestasi). Apabila nasabah

wanprestasi, bank dapat melakukan penjualan barang yang

digadaikan atas perintah hakim. Nasabah mempunyai hak

menjual barang tersebut dengan seizin bank. Apabila hasil

penjualan melebihi kewajibannya, kelebihan tersebut menjadi

milik nasabah. Dalam hal hasil penjualan tersebut lebih kecil

dari kewajibannya, maka nasabah harus menutupi

kekurangannya

3). Qardh (penyediaan dana tagihan) dalam perbankan syariah

adalah suatu pinjaman yang di sediakan tanpa adanya syarat ini

bertujuan untuk pengembangan bisnis dan investasi juga

ditunjukan untuk hal-hal yang bersifat kebaikan, tolong-

menolong dan juga untuk sosial.

4). Wakalah (perwakilan) adapun pengertian secara terminologi al-

wakalah ialah penyerahan dari seseorang kepada orang lain

untuk mengerjakan sesuatu, perwakilan berlaku selama yang

mewakilkan masih hidup. Wakalah dalam aplikasi perbankan

terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk

mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu., seperti

pembukaan L/C, inkaso dan transferuang. Kelalaian dalam

menjalankan kuasa menjadi tanggung jawab bank, kecuali

kegagalan karena force majure menjadi tanggung jawab

nasabah.

Page 28: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

12

5).Kafalah atau garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk

menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank

dapat mensyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah

dana untuk fasilitas ini sebagairahn. Bank dapat pula

menerima dana tersebut dengan prinsip wadi‟ah.

2. Pengertian ta‟zir

Kata ta‟zir berakar dari kata Azzara yang secara arti kata

mengandung arti membantu, membantu menghindarkan dari suatu

yang tidak menyenangkan. Dalam kaitannya dengan ta‟zir pada

lembaga keuangan syariah, ta‟zir adalah sanksi yang dikenakan

LKS kepada nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda-

nunda pembayaran dengan disengaja dengan alasan yang tidak

dibenarkan oleh syar‘i dan tidak mempunyai kemauan dan itikad

baik unntuk membayar hutangnya. Adapun nasabah yang belum

mampu membayar kewajibannya disebabkan force majeur maka

tidak boleh dikenakan ta‟zir menurut Fatwa DSN. Adapun jumlah

tergantung kesepakatan atara kedua belah pihak yang berakad

ketika penandatanganan kontrak akad.(Syarifuddin 2003:321

dalam skripsi yang ditulis oleh Arianto Saputra).

a. Landasan hukum

Firman Allah surat al-Maidah ayat 1 yang artinya :―Hai

orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan

bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu,

Page 29: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

13

(yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika

kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan

hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.‖ (Terjemah QS. 5

ayat 1)

Dasar hukum dari adanya hukuman ta‟zir itu adalah ijtihad ulama

yang berlandaskan kepada umumnya hadist nabi yang mengatakan

Mathlul ghanii dzulmun …. (HR Nasa‟i)

Artinya:“menunda-nunda( pembayaran) yang dilakukan oleh

orang mampu adalah suatu kedhaliman…. (HR Nasa‟i)

3. Pengertian ta‘widh

Kata al-ta‟widh berasal dari kata „iwadha yang mempunyai

arti memberi ganti atau mengganti, sedangkan kata ta‟widh sendiri

mempunyai arti secara bahasa mengganti. Secara umum pengertian

ta‟widh adalah menutup kerugian yang terjadi akibat pelanggaran

atau kekeliruan dengan ketentuan kerugian rill yang dapat

diperhitungkan dengan jelas dengan upaya untuk memperoleh

pembayaran dan bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi

karena adanya peluang yang hilang. (Tim kashiko 2000:499 dalam

skripsi yang ditulis oleh Arianto Saputra).

a. Ganti Rugi Menurut Hukum KUH Perdata

Ada dua sebab timbulnya ganti rugi, yaitu ganti rugi Karena

wanprestasi dan perbuatan melawan hukum ganti rugi karena

Page 30: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

14

perbuatan melawan hukum adalah suatu bentuk ganti rugi yang

dibebankan kepada orang yang telah menimbulkan kesalahan

kepada pihak yang telah dirugikan. Ganti rugi itu timbul karena

adanya kesalahan, bukan karena adanya perjanjian. Ganti rugi

karena wanprestasi adalah suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan

kepada debitur yang tidak memenuhi isi perjanjian yang telah

dibuat antara debitur dan kreditur.

b. Landasan Hukum

Terjemah QS. al-Baqarah ayat 279Artinya: ―Maka jika kamu

tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,

bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu

bertaubat(dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu;

kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya‖.

Mathlul ghanii dzulmun …. (HR Nasa‘i)

Artinya:―menunda-nunda( pembayaran) yang dilakukan oleh orang

mampuadalah suatu kedhaliman…. (HR Nasa‘i)

c. Pendapat Ulama tentang ta‟widh (Ganti Rugi)

Menurut pendapat ulama tentang ta‘zir yang saya kutip dari

fatwa DSN NO43/DSN-MUI/VIII/2004.

Pendapat Ibn Qudamah, bahwa penundaan pembayaran kewajiban

dapat menimbulkan kerugian (dharar) dan karenanya harus

dihindarkan ia menyatakan.― jika orang berutang (debitur)

bermaksud melakukan perjalanan, atau jika pihak berpiutang

Page 31: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

15

(kreditur) bermaksud melarang debitur (melakukan perjalanan),

perlu kita perhatikan sebagai berikut. Apabila jatuh tempo hutang

sebelum kedatangannya dari perjalanan misalnya, perjalanan untuk

berhaji di mana debitur masih dalam perjalanan haji sedangkan

jatuh tempo hutang pada bulan muharram atau dzulhijjah—maka

kreditur boleh melarangnya melakukan perjalanan. Hal ini karena

ia (kreditur) akan menderita kerugian (dharar) akibat

keterlambatan (memperoleh) haknya pada saat jatuh tempo. Akan

tetapi, apabila debitur menunjuk penjamin atau menyerahkan

jaminan (gadai) yang cukup untuk membayar utangnya pada saat

jatuh tempo, ia boleh melakukan perjalanan tersebut, karena

dengan demikian, kerugian kreditur dapat dihindarkan.

Pendapat Wahbah al-Zuhaili, ta‟widh (ganti rugi) adalah menutup

kerugian yang terjadi akibat pelanggaran atau kekeliruan.

Ketentuan umum yang berlaku pada ganti rugi dapat berupa:

a. Menutup kerugian dalam bentuk benda (dharar, bahaya) seperti

memperbaiki dinding…

b. Memperbaiki benda yang dirusak menjadi utuh kembali seperti

semula selama dimungkinkan, seperti mengembalikan benda

yang dipecahkan menjadi utuh kembali. Apabila hal tersebut

sulit dilakukan, maka wajib menggantinya dengan benda yang

sama (sejenis atau dengan uang, sementara itu, hilangnya

keuntungan dan terjadinya kerugian yang belum pasti dimasa

Page 32: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

16

yang akan datang atau kerugian immateriil, maka menurut

ketentuan hukum fiqh hal tersebut tidak dapat diganti

(dimintakan ganti rugi). Hak itu karena objek ganti rugi adalah

harta yang ada dan kongkret serta berharga (diijinkan syariat

untuk memanfaatkannya). Pendapat `Abd al-Hamid Mahmud al-

Ba‘li, Mafahim Asasiyyah fi al-Bunuk al-Islamiyah, al-Qahirah:

al-Ma‘had al-‗Alami li-al-Fikr al-Islami, 1996 : Ganti rugi

karena penundaan pembayaran oleh orang yang mampu

didasarkan pada kerugian yang terjadi secara riil akibat

penundaan pembayaran dan kerugian itu merupakan akibat logis

dari keterlambatan pembayaran tersebut.

(Fatwa 43/DSN-MUI/VIII/2004)

4. GRI (Global Reporting Intiative)

Pedoman pelaporan Corporate Social Responsibility (CSR)

untuk kawasan Asia Tenggara yang disebut dengan GRI G4 ini,

pertama kali diluncurkan di Amsterdam, Belanda, pada tanggal 22

Mei 2013 bertepatan dengan diadakannya Konferensi Global

Pelaporan Berkelanjutan, yang dihadiri oleh 1600 peserta dari 70

negara, termasuk 20 orang delegasi dari Indonesia. Direktur Interim

GRI Asthildur menjelaskan, pedoman pelaporan CSR tersebut telah

dibuat dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan proses

pembuatannya memakan waktu dua tahun. ―Dengan adanya sistem

Page 33: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

17

pelaporan internasional ini, perusahaan dapat menggunakannya

sebagai patok banding dalam menjalankan bisnis yang berwawasan

lingkungan dan kepedulian sosial.

Pedoman pelaporan CSR yang juga disebut Pedoman Laporan

Keberlanjutan itu sebenarnya bukan merupakan hal yang baru. GRI

telah membuat pedoman ini pertama kalinya pada 2000 lalu. Dengan

perkembangan dunia usaha dan kompleksitas isu keberlanjutan dari

masa ke masa, maka pedoman pelaporan juga perlu disesuaikan.

Semenjak tahun 2002, pedoman itu telah direvisi beberapa kali,

hingga akhirnya keluarlah pedoman terbaru yang merupakan generasi

ke 4 atau disingkat G4.

GRI (Global Reporting Intiative) merupakan sebuah jaringan

berbasis organisasi yang telah mempelopori perkembangan dunia,

paling banyak menggunakan kerangka laporan keberlanjutan dan

berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan

penerapan di seluruh dunia.

Tiga fokus pengungkapan GRI, antara lain:

1. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator)

2. Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator)

3. Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator) terdiri dari:

a. Tenaga Kerja (labor practices and decent work)

Page 34: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

18

didistribusikan. -Kinerja Ekonomi EC2 Implikasi finansial dan risiko serta peluang

lainnya kepada kegitan organisasi karena

perubahan iklim. -Kinerja Ekonomi EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas imbalan

pasti. -Kinerja Ekonomi EC4 Bantuan finansial yang diterima dari

pemerintah.

b. Hak Asasi Manusia (human rights performance )

c. Sosial (Society)

d. Tanggung jawab Produk (product responsibility performance).

https:// wordpress.com/2010/11/06/

Berikut adalah tabel kategori dan sub kategori dari GRI G4 :

-Keberadaan Pasar EC5 Rasio upah standar pegawai pemula (entry

level) menurut gender dibandingkan dengan

upah minimum regional di lokasi-lokasi

operasional yang signifikan.

EC6 Perbandingan manajemen senior yang

dipekerjakan dari masyarakat lokal di operasi

yang signifikan.

-Dampak Ekonomi

Tidak Langsung

EC7 Pembangunan dan dampak dari investasi

infrastruktur dan jasa yang diberikan.

EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yang

signifikan, termasuk besarnya dampak.

-Praktik Pengadaan EC9 Perbandingan dari pemasok lokal di

operasional yang signifikan.

KATEGORI LINGKUNGAN

-Bahan EN1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat dan

volume.

EN2 Presentase bahan yang digunakan yang

merupakan bahan input daur ulang.

-Energi EN3 Konsumsi energi dalam organisasi.

EN4 Konsumsi energi diluar organisasi.

Tabel 1. Kategori dar GRI G4

KATEGORI EKONOMI -Kinerja Ekonomi EC1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan

Page 35: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

19

KATEGORI LINGKUNGAN

-Keanekaragaman

Hayati

EN14 Jumlah total spesies dalam IUCN RED LIST

dan spesies dalam daftar spesies yang

dilindungi nasional dengan habitat ditempat

yang dipengaruhi operasional, berdasarkan

tingkat risiko kepunahan.

-Emisi EN15 Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung

(Cakupan 1).

EN16 Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak

langsung (Cakupan 2).

EN17 Emusi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung

lainnya (Cakupan 3).

EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK).

EN19 Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).

EN20 Emisi bahan perusak ozon (BPO).

EN21 NOx, Sox dan emisi udara signifikan lainnya.

-Efluen dan Limbah EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas

dan tujuan.

EN23 Bobot total berdasarkan jenis dan metode

pembuangan.

EN24 Jumlah dan volume total tumpahan signifikan.

EN5 Intensitas energi.

EN6 Pengurangan konsumsi energy.

-Air EN7 Konsumsi energi diluar organisasi.

EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber.

EN9 Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi

oleh pengambila air.

EN10 Presentase dan total volume air yang didaur

ulang dan digunakan kembali.

-Keanekaragaman

Hayati

EN11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki,

disewa, dikelola didalam, atau yang

berdekatan

dengan kawasan lindung dan kawasan dengan

keanekaragaman hayati tinggi diluar kawasan

lindung. EN12 Uraian dampak signifikan kegiatan, produk,

dan jasa terhadap keanekaragaman hayati

tinggi diluar kawasan lindung dan kawasan

dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi

dikawasan lindung.

EN13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan.

Page 36: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

20

EN25 Bobot limbah yang dianggap berbahaya

menurut ketentuan Basel 2 Lampiran I, II, III

dan VIII yang diangkut diimpor, diekspor atau

diolah dan persentase limbah yang diangkut

untuk pengiriman internasional.

EN26 Identitas, ukuran dan status lindung, dan nilai

keanekaragaman hayati dari badan air dan

habitat terkait yang secara signifikan terkea

dampak dari pembuangan dan air limpasan dari

organisasi.

-Produk dan Jasa EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak

lingkungan produk dan jasa.

EN28 Persentase produk yang terjual dan

kemasannya yang direklamasikan menurut

kategori.

-Kepatuhan EN29 Nilai moneter denda yang signifikan dan

jumlah total sanksi non-moneter atas

ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan

peraturan lingkungan.

KATEGORI LINGKUNGAN

-Transportasi EN30 Dampak lingkuuangan signifikan dari

pengangkutan produk dan barang lain serta

bahan untuk operasional organisasi dan

pengangkutan tenaga kerja.

-Lain-lain EN31 Total pegeluaran dan investasi perlindungan

lingkungan berdasarkan jenis.

-Asesmen Pemasok atas

Lingkungan

EN32 Persentase penapisan pemasok baru

menggunakan kriteria lingkungan.

EN33 Dampak lingkungan negatif signifikan aktual

dan potensial dalam rantai pasikan dan

tindakan yang diambil.

-Mekasnisme

Pengaduan Masalah

Lingkungan

EN34 Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan

yang diajukan, ditangani dan diselesaikan

melalui mekasnisme pangaduan resmi.

KATEGORI SOSIAL

Sub Kategori : Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja

-Kepegawaian LA1 Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan

baru dan turnover karyawan menurut

kelompok umur, gender dan wilayah.

Page 37: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

21

LA2 Tunjangan yang diberikan bagi karyawan

purnawaktu yang tidak diberikan bagi karyawa

sementara atau paruh waktu, berdasarkan

lokasi operasi yang signifikan.

LA3 Tingkat kembali bekerja dan tingkat resistensi

setelah cuti melahirkan, menurut gender.

-Hubungan Industrial LA4 Jangka waktu minimum pemberitahuan

mengenai perubahan operasional, termasuk

apakah hal tersebut tercantum dalam perjanjian

bersama.

-Kesehatan dan

Keselamatan Kerja

LA5 Persentase total tenaga kerja yang diwakili

dalam komiite bersama formal manajemen-

pekerja yang membantu mengawasi dan

memberikn saran program kesehatan dan

keselamatan kerja.

LA6 Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja,

hari hilang dan kemangkiran serta jumlah total

kematian akibat kerja, menurut daerah dan

gender.

KATEGORI SOSIAL

Sub Kategori : Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja

-Kesehatan dan

Keselamatan Kerja

LA7 Pekerjaan yang sering terkena atau beresiko

tinggi terkena penyakit yang terkait dengan

pekerjaan mereka.

LA8 Topik kesehatan dan keselamatan tercakup

dalam perjanjian formal serikat pekerja.

-Pelatihan dan

Pendidikan

LA9 Jam pelatihan rata-rata pertahun perkaryawan

menurut gender, dan menurut kategori

karyawan.

LA10 Program untuk manajemen keterampilan dan

pembelajaran seumur hidup yang mendukung

keberlanjutan kerja karyawan dan membantu

mereka mengelola purna bakti.

LA11 Persentase karyawan yang menerima review

kinerja dan pengembangan karier secara

regular menurut gender dan kategori kayawan.

Page 38: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

22

-Keberagaman dan

Kesetaraan Peluang

LA12 Komposisi badan tata kelola dan pembagian

karyawan perkategori karyaman menurut

gender, kelompok usia, keanggotaan kelompok

minoritas dan indikator keberagaman lainnya.

-Kesetaraan

Remunerasi Perempuan

dan Laki-Laki

LA13 Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi

perempuan terhadap laki-laki menurur karegori

karyawan, berdasarkan lokasi operasional yang

signifikan

-Asesmen Pemasok

Terkait Praktik

Ketenagakerjaan

LA14 Persentase penapisan pemasok baru

menggunakan praktik ketenagakerjaan.

LA15 Dampak negative aktual dan potensial yang

signifikan terhadap praktik ketenagakerjaan

rantai pasokan dan tindakan yang diambil

LA16 Jumlah pengaduan tentang praktik

ketenagakerjaan yang diajukan, ditangani, dan

diselesaikan melalui pengaduan resmi.

KATEGORI SOSIAL

Sub Kategori : Hak Asasi Manusia

-Investasi HR1 Jumlah total dan persentase perjanjian dan

kontrak investasi yang signifikan yang

menyertakan klausul terkait hak asasi manusia

atau penapisan berdasarkan hak asasi

manuasia.

-Investasi HR2 Jumlah waktu pelatihan karryawan tentang

kebijakan/prosedur HAM terkait dengan

aaspek HAM yang relevan dengan operasi.

-Non Diskriminasi HR3 Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan

korektif yang diambil.

-Kebebasan Berserikat

dan Perjanjian Kerja

Bersama

HR4 Operasi pemasok teridentifikasi yang mungkin

melanggar atau beresiko tinggi melanggar hak

untuk melaksanakan kebebasan berserikat dan

perjanjian kerja bersama, dan tindakan yang

diambil untuk mendukung hak-hak tersebut.

-Pekerja Anak HR5 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi

beresiko tinggi melakukan eksploitasi pekerja

anak dan tindakan yang diambil untuk

berkonstribusi dalam penghapusan pekerja

anak yang efektif.

-Pekerja Paksa atau

Wajib Kerja

HR6 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi

beresiko tinggi melakukan pekerja paksa atau

wajib kerja dan tindakan untuk berkonstribusi

dalam penghapusan segala bentuk pekerja

paksa atau wajib kerja.

Page 39: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

23

KATEGORI SOSIAL

Sub Kategori : Masyarakat

-Masyarakat Lokal SO1 Persentase operasi dengan pelibatan

masyarakat lokal, dampak & pengembangan.

-Masyarakt Lokal SO2 Operasi dengan dampak negative aktual dan

potensial yang signifikan terhadap masyarakat

lokal.

-Anti Korupsi SO3 Jumlah total dan persentase operasi yang

dinilai terhadap risiko terkaot dengan korupsi

dan risiko signifikan yang teridentifikasi.

SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan

dan prosedur anti korupsi.

SO5 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan

yang diambil.

-Kebijakan Publik SO6 Nilai total konstribusi politij berdasarkan

negara dan penerima/penerima mamfaat.

-Anti Persaingan SO7 Jumlah total tindakan hukum terkait anti

persaingan, anti-trust, serta praktik monopoli

dan hasilnya.

-Praktik Pengamanan HR7 Persentase petugas pengamanan yang dilatih

dalam kebijakan atau prosedur hak asasi

manusia di organisasi yang relevan dengan

operasi.

-Hak Adat HR8 Jumlah total insiden pelanggaran yang

melibatkan hak-hak masyarakat adat dan

tinddakan yang diambil.

-Asesmen HR9 Jumlah total dan persentasi operasi yang telah

melakukan review atau asesmen dampak hak

asasi manusia.

-Asesmen Pemasok atas

Hak Asasi Manusia

HR10 Persentase penapisan pemasok baru

menggunakan kriteria hak asasi manusia.

HR11 Dampak negatif aktual dan potensial yang

signifikan terhadap hak asasi manusia dalam

rantai pasokan dan tindakan yang diambil.

-Mekanisme Pengaduan

Masalah Hak Asasi

Manusia

HR12 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap

hak asasi manusai yang diajukan, ditangani dan

diselesaikan melalui pengaduan formal.

Page 40: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

24

kesehatan dan keselamatan dari produk dan

jasa sepanjang daur hidup, menurut jenis hasil.

-Pelabelan Produk dan

Jasa

PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang

diharuskan oleh prosedur organisasi terkait

dengan informasi dan pelabelan produk dan

jasa yang signifikan harus mengikuti

informasi sejenis.

PR4 Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap

peraturan dan koda sukarela terkait dengan

informasi dan pelabelan produk dan jasa,

menurut jenis hasil.

PR5 Hasil survei untuk mengukur kepuasan

pelanggan.

-Komunikasi

Pemasaran

PR6 Penjualan produk yang dilarang atau

disengketakan.

PR7 Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap

peraturan dan koda sukarela tentang

komunikasi pemasaran, termasuk iklan,

promosi dan sponsor menurut jenis hasil.

-Privasi Pelanggan PR8 Jumlah total keluhan yang terbukti terkait

dengan pelanggaran privasi pelanggan dan

hilangnya data pelanggan.

-Kepatuhan PR9 Nilai moneter denda yang signifikan atas

ketidakpatuhan terhadap undang-undanng dan

peraturan terkait penyediaan dan penggunaan

produk dan jasa.

-Kepatuhan SO8 Nilai moneter denda yang signifikan dan

jumlah total sanksi non moneter atas

ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan

peraturan.

-Asesmen Pemasok atas

Dampak Terhadap

Masyarakat

SO9 Persentase penapisan pemasok baru

menggunakan kriteria untuk dampak terhadap

masyarakat.

SO10 Dampak negative aktual dan potensional yang

signifikan terhadap masyarakat dalam rantai

pasokan dan tindakan yang diambil.

-Mekanisme Pengaduan

Dampak Terhadap

Masyarakat

SO11 Jumlah pengaduan tentan dampak terhadap

masyarakat yang diajukan, ditangani dan

diselesaikan melalui mekanisme pengaduan

resmi.

KATEGORI SOSIAL

Sub Kategori : Tanggungjawab atas Produk

-Kesehatan

Keselamatan Pelanggan

PR1 Persentase kategori produk dan jasa yang

signifikan dampaknya terhadap kesehatan dan

keselamatan yang dinilai untuk peningkatan.

PR2 Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap

peraturan dan koda sukarela terkait dampak

Sumber : www.globalreporting.or

Page 41: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

25

Global Reporting Initiative (GRI) berkolaborasi bersama

National Center for Sustainability Reporting (NCSR) meluncurkan

sebuah kerangka konsep yang global dan dapat dipercaya dalam

melaporkan keberlanjutan yang dapat digunakan oleh berbagai

organisasi yang berbeda ukuran, sektor, dan lokasinya.

Saat ini, sistem pedoman pelaporan ini sudah diterima secara

global, pedoman itu juga dapat digunakan perusahaan-perusahaan

yang tergabung dalam Indonesia Global Compact," kata Ketua Global

Compact Indonesia Junardy. Dia menjelaskan, keberlanjutan sebuah

perusahaan ditentukan oleh aspek sosial dan lingkungan, bukan

semata-mata faktor materiil, dikarenakan aspek social dan lingkungan

adalah parameter untuk mengetahui apakah ada dampak posistif atau

negatif dari kehadiran sebuah komunitas baru (perusahaan) terhadap

komunitas lokal (masyarakat setempat). s

B. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Menurut skripsi yang disusun oleh Muis Hidayat dengan judul

Analisis Penerapan Fatwa DSN-MUI No.43/DSN-MUI/VIII/2004

tentang ta‟widh pada Pembiayaan Murabahah di PT Bank Syariah

Bukopin berada pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2010.

Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan konsep ta‘widh yang telah

dikeluarkan oleh DSN MUI melalui fatwa DSNMUI No. 43/DSN-

Page 42: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

26

MUI/VIII/2004 dan untuk mengetahui penerapan dan aplikasi ta‟widh

pada pembiayaan murabahah dan cara penyelesaiannya di PT Bank

Syariah Bukopin.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis.

Hasil penelitian ini denda merupakan sebagai bentuk proses ganti rugi

oleh salah satu pihak yang merasa kerugian atas Dalam hal ini Islam

memandang bahwa, denda tersebut adalah utangyang wajib dibayar.

Menurut skripsi yang disusun oleh Yetty Nur Indah Sari dengan

judul denda murabahah dalam pandangan sistem ekonomi islam (studi

kasus di Bank Syariah Mega Indonesia) berada pada Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun

2008, tujuan penelitian ini untuk menjelaskan konsep denda dalam

pandangan sistem ekonomi islam dan untuk mengetahui bagaimana

denda pada pembiayaan murabahah dan cara penyelesaiannya di PT

Bank Syariah Mega Indonesia. Hasil penelitian ini denda merupakan

sebagai bentuk proses oleh salah satu pihak yang merasa kerugian atas

biaya yang telah dikeluarkan atas dasar kemaslahatan dan biaya-biaya ril

yang dikeluarkan oleh bank syariah karena terjadinya proses

perpanjangan dalam pembiayaan murabahah akibat dari penundaan

pelunasan oleh nasabah debitur.

Page 43: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Dan Definisi Operasional Variabel

Obyek yang diteliti adalah pengelolaan dana ta‟zir dan ta‟widh,

dengan menggunakan penganalisaan yang berpegang terhadap Fatwa

DSN. Dari analisis tersebut bisa didapatkan bagaimana suatu entitas

mendapatkan, lalu mengalokasi kan dana ta‟zir dan ta‟widh.

Subjek Penelitiannya pada PT.Bank Muamalat Indonesia, Tbk

B. Jenis Penelitian

Studi kasus terhadap kejadian yang berkaitan dengan pembiayaan,

ta‟zir, dan ta‟widh. Studi kasus merupakan penelitian yang kajiannya

kepada satu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail,

dan komperhensif pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif dan data kuantitatif. Menurut Mukhtar (2013:103) Jenis data

kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Namun demikian tidak

semua data angka mencermikan kuantitas yang sebenarnya. Contoh data

kuantitatif yang umum digunakan dalam laporan publikasi bank yaitu:

laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, rasio keuangan dan kinerja

keuangan.

Page 44: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

28

Jenis data adalah kualitatif yang bersifat deskriptif karena data yang

akan dikumpulkan dan diamati lebih berbentuk kata-kata atau gambar

tidak menekan pada angka, sehingga setelah data terkumpul peneliti akan

mendiskripsikan dan menganalisis data tersebut. Penelitian deskriptif tidak

menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis, yang juga berarti

tidak membangun dan mengembangkan teori. Dalam pengolahan dan

analisis data, lazimnya menggunakan pengolahan statistik yang bersifat

deskriptif.

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ialah data primer

dan data sekunder. Data primer didapat secara langsung dari responden

atau pihak terkait dengan instrument wawancara, data primer diperoleh

dari pihak yang mengetahui tentang pengelolaan dari dana ta‟zir dan

ta‟widh khususnya pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data internal bank

laporan keuangan, Fatwa DSN yang berlaku dan lainnya, dan bisa juga

didapat dari studi literatur berupa jurnal penelitian, skripsi terdahulu,

informasi internet, dan buku yang terkait dengan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian lapangan (field research) yaitu,

Wawancara, wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data

dengan jalan komunikasi (lisan) antara peneliti dengan responden,

yakni melalui kontak dan hubungan pribadi. Komunikasi tersebut

Page 45: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

29

dilakukan secara langsung dengan cara face to face, artinya antara

peneliti berhadapan langsung, maupun tidak langsung (atau via telepon)

untuk menanyakan secara lisan hal-hal yang diinginkan dan jawaban

responden permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak

wawancaradiminta pendapat dan idenya. Pada Penelitian ini peneliti

menggunakan jenis wawancara semistruktur, dimana dalam

pelaksanaannya lebih bebas dalam wawancara terstruktur.

Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak

wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.

2. Penelitian perpustakaan (library research) yaitu: Mengambil bahan-

bahan pustaka dan dokumen-dokumen perbankan yang relevan dan

aktual terhadap masalah yang diteliti dan mengambil sumber dari

Internet yang Relevan dan terpercaya sumbernya.

3. Dokumentasi yaitu mengambil bahan dan memeriksa laporan

keuangan bagaimana tentang pengelolaan dari ta‟zir dan ta‟widh pada

Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

E. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif dan

kuantitatif yang bersifat deskriptif dan data yang akan dikumpulkan juga

berbentuk kata-kata, gambar dan juga termasuk menekankan pada angka.

1. Mengamati Laporan Keuangan Dari Bank Muamalat Indonesia, Tbk,

serta menganalisis Fatwa DSNno :17/DSN-MUI/IX/2000 untuk sanksi

Page 46: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

30

atas nasabah yang mampu tapi menunda-nunda pembayarandan Fatwa

43/DSN-MUI/VIII/2004 yang berlaku untukganti rugi (Ta‟widh).

2. Menganalisis data yang didapat dari Laporan Keuangan Bank

Muamalat Indonesia, Tbk.

3. Mengambil data dari laporan posisi keuangan, neraca, laporan laba

rugi dari Laporan Keuangan Bank muamalat Indonesia, Tbk

4. Setelah mendapatkan hasil dari analisis data Bank Muamalat

Indonesia, Tbk, kita harus melihat di mana kelemahannya dan juga

mencoba memberi saran yang baik agar Bank Muamalat bisa jadi

lebih baik lagi kedepannya dalam mengelola dana ta‟zir dan ta‟widh.

F. Kerangka Pemikiran

Pembiayaan adalah hal yang wajar dilakukan di Bank Umum

Syariah, pembiayaan itu sendiri adalah tugas Bank sebagai pihak

intermediasi yaitu menerima dana lalu menyalurkannya. Adapun prinsip

yang digunakan dalam pembiayaan yaitu, prinsip jual beli, prinsip ujrah

dan prinsi bagi hasil.

Dalam melakukan pembiayaan sudah pasti Bank Syariah di

hadapkan dengan resiko pembiayaan atau resiko kredit akibat kegagalan

bayar nasabah, baik karena disengaja menunda-nunda pembiayaan

maupun karena force majuer. Untuk meminimalisir risiko kredit atau

pembiayaan bank memberlakukan ta‟zir sebagai peringatan atas kelalaian

nasabah sekalis ta‟widh atau ganti rugi yang dialami bank secara rill.

Page 47: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

31

Kerangka Pemikiran

Berikut adalah gambaran kerangka pemikiran penyalran dana kepada

nasabah dalam bentuk pembiayaan, dan alur pengelolaan ta‟zir dan ta‟widh.

BANK UMUM SYARIAH

BANK MUAMALAT INDONESIA

PEMBIAYAAN

Prinsip Jual Beli ( Margin)

Prinsip Ujrah ( sewa)

Prinsip Bagi hasil (Laba )

Force majuer Nasabah lalai/

Menunda-nunda pembayaran

Dapat di akui

sebagai

Pendapatan Bank

Di akui sebagai

dana Non halal,

dan di salurkan

untuk dana sosal

Ta’zir Ta’widh

Analisis

Analisisi penyelesaian sesuai dengan prinsip Syariah dan Fatwa DSN, dan ketransparan

bagaimana pengalokasian ta’zir pada Dana non halal, dan pengakuan ta’widh sebagai

pendapatan di Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Page 48: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Bank Muamalat Indonesia

Bank Muamalat Indonesia adalah bank syariah yang pertama

murni di Indonesia. Bank Muamalat Indonesia berdiri pada 1

November 1991 atau 24 Rabi‘us Tsani 1412 H. Pendiriannya digagas

oleh Majelis Ulama Indonesia, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia,

serta pengusaha muslim dengan dukungan Pemerintah Republik

Indonesia. Mulai beroperasi pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H.

Sejak beroperasi, Bank Muamalat Indonesia telah menjadi pelopor

bisnis keuangan syariah lainnya diantaranya asuransi syariah pertama

(Asuransi Takaful), memberikan bantuan teknis dan bantuan modal

kepada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Pusat Inkubasi

Bisnis Usaha Kecil dan Menengah (PINBUK) yang kemudian

mendirikan lebih dari 3.000 Baitulmaal wat Tamwil (BMT),

Beraliansi dengan Perum Pegadaian dalam pendirian pegadaian

Syariah, mendirikan Muamalat Institute (MI) untuk pengembangan,

peningkatan dan penyebarluasan pengetahuan mengenai lembaga

keuangan syariah, Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat

(DPLK Muamalat), Baitul Maal Muamalat (BMM) sebagai

kepanjangan tangan Bank Muamalat Indonesia untuk pengumpulan

Page 49: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

33

dan penyaluran Zakat,Infak, Sedekah (ZIS), serta dana tanggung

jawab sosial perusahaan Bank Muamalat Indonesia melalui program

pengembangan usaha mikro.

Setiap tahun kedepannya Bank Mualmalat Indonesia selalu

memiiliki sejarah yang membanggakan pada tahun 2004 ada

peluncuran produk Shar-e yang merupakan tabungan instan pertama di

Indonesia melalui ribuan jaringan online kantor pos diseluruh

Indonesia, yakni System Online Payment Point (SOPP), lalu ditahun

2007 pendirian Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF) bersama dengan

Boubyan Bank dan International Leasingand Investment Company

(ILIC) sebagai perusahaan multifinance syariah pertama di Indonesia,

kemudian pembukaan kantor cabang internasional pertama di Kuala

Lumpur, Malaysia. Bank Muamalat Indonesia tercatat sebagai bank

pertama di Indonesia yang membuka jaringan bisnis di Malaysia.

2. Visi dan Misi

Dengan pertumbuhan bisnis dan untuk meningkatkan kinerja,

Bank Muamalat Indonesia melakukan peninjauan visi dan misi

perusahaan. Visi M10-Y25 merupakan bagian dari upaya Bank

Muamalat Indonesia untuk mengarahkan perjalanan bisnis Bank

Muamalat Indonesia hingga 10 tahun ke depan. Dengan telah

menetapkan Visi dan Misi sampai dengan 10 tahun ke depan, akan

lebih memudahkan Bank Muamalat Indonesia untuk melangkahkan

Page 50: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

34

kaki dan menyusun perencanaan untuk menyongsong masa depan

yang semakin baik.

Visi

Bank Muamalat Indonesia adalah untuk menjadi ‖Menjadi Bank

Syariah Terbaik dan 10 Bank Terbesar di Indonesia dengan Kehadiran

Regional yang Kuat‖. Untuk mencapai visi tersebut akan dilakukan

dalam tiga fase. Fase pertama akan dilakukan pada 2015-2017, fase

kedua 2018-2020, dan fase terakhir akan dilakukan pada tahun 2021-

2025. Visi tersebut disingkat dengan ―M10Y25‖ yang merupakan

singkatan dari ―Bank Muamalat Indonesia Top 10 Bank di Tahun

2025‖.

Misi

Bank Muamalat Indonesia adalah ―Membangun lembaga

keuangan syariah yang unggul dan berkesinambungan dengan

penekanan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-

hatian, keunggulan sumber daya manusia yang Islami dan profesional

serta orientasi investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai

kepada seluruh pemangku kepentingan‖.

3. Pembiayaan Pada Bank Muamalat

a. Produk Pembiayaan pada Bank Muamalat

Pembiyaan adalah salah satu tugas pokok oleh perbankan

syariah, sebagai media intermediasi yaitu mengumpulkan dana dari

nasabah dari pihak yang surplus dana dan menyalurkan dana

Page 51: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

35

tersebut untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang defisit dana.

Adapun produk-produk pembiayaan yang ditawarkan oleh Bank

Muamalat :

1) Berdasarkan penggunaannya

a) Pembiayaan konsumtif (ritel) yaitu pembiayaan yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis

digunakan untuk dipakai memenuhi kebutuhan. Contoh

pembiayaan pembelian mobil, sepeda motor, kredit pemilikan

rumah (KPR) dan lainnya.

b) Pembiayaan Produktif yaitu pembiayaan yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan produksi, untuk peningkatan usaha, baik

usaha produksi, perdagangan, maupun investasi, pembiayaan

produktif dapat dibagi menjadi :

(1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan produksi, baik secara kuantitatif

yaitu peningkatan jumlah produksi, penambahan cabangbaru,

penambahan alat kerja maupun secara kualitatif yaitu

peningkatan mutu barang dan jasa yang diproduksi.

(2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang diberikan

kepada para nasabah guna keperluan investasi, baik

penanaman modal,penambahan aktiva tetap dan lainnya.

(Wawancara dengan Zulfiana Zahrie sebagai Region Head

RFC, 16 Februari 2017 )

Page 52: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

36

b. Jenis dan nama produk pembiayaan pada Bank Muamalat

1). KPR iB Muamalat

KPR iB Muamalat adalah produk pembiayaan yang akan

membantu nasabah untuk memiliki rumah/apartemen

(indent/ready stock) maupun second. Pembiayaan ini juga

dapat digunakan untuk pengalihan take over KPR dari bank

lain, pembangunan, dan renovasi rumah tinggal.

Diperuntukan bagi perorangan (WNI) cakap hukum yang

berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun untuk

karyawan, dan 60 tahun untuk wiraswasta atau profesional

pada saat jatuh tempo pembiayaan.

2). iB Muamalat Koperasi Karyawan

Pembiayaan yang diberikan kepada koperasi karyawan

untuk disalurkan kepada para anggotanya (pegawai

BUMN/PNS/swasta) dengan tujuan pembelian barang halal.

Diperuntukan bagi para anggota koperasi karyawan secara

berkelompok dengan penghasilan minimum Rp1.000.000,-

(Satu Juta Rupiah)

3). iB Muamalat Multiguna

Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan nasabah dalam

pembelian barang halal (selain tanah, bangunan,mobil dan

emas) serta sewa jasa yang dibolehkan secara syariah

(selain pembiayaan haji dan umroh).

Page 53: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

37

4). iB Muamalat Pensiun

iB Muamalat Pensiun adalah fasilitas pembiayaan yang

diberikan kepada para pensiunan PNS dan BUMN untuk

pembelian barang konsumtif yang halal (termasuk rumah

tinggal dan kendaraan bermotor) atau sewa jasa halal

(seperti keperluan pendidikan anak, umroh, wisata, dan

lainnya) dengan ketentuan pembayaran manfaat pensiun

wajib dialihkan melalui Bank Muamalat Indonesia.

5). iB Muamalat Konsumer Duo

Fasilitas yang diberikan kepada nasabah yang

membutuhkan pembiayaan properti/hunian sekaligus

pembiayaan kendaraan bermotor dengan jangka waktu

maksimum sampai dengan 10 (sepuluh) tahun.

6). Pembiayaan Autoloan (Via Multifinance)

Pembiayaan yang diberikan kepada end user dengan tujuan

pembelian kendaraan bermotor (mobil danmotor) melalui

perusahaan multifinance yang bekerjasama dengan Bank

Muamalat Indonesia.

4. Prinsip operasional dalam pembiayaan di Bank Muamalat

a) Prescreening atau pemeriksaan data ulang

b) SID Reporting

c) Verifikasi memastikan data yang ada adalah benar.

d) Financing Analyst

Page 54: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

38

e) Appraisal

f) Legal

g) Retail Financing Support

h) Financing Admin and Costody

5. Faktor–Faktor yang menjadi pertimbangan Bank Muamalat Indonesia

dalam Financing Analyst.

Dalam meyalurkan pembiayaan kepada nasabah bank syariah

harus selektif mana nasabah yang layak diberikan pembiayan dan

mana yang tidak, dan faktor-faktor apa saja yang menjadi

pertimbangan bank dalam penyaluran pembiayaan, karena dalam

modal bank, baik syariah maupun konvesional, bahwa tidak 100%

modal bank itu sendiri, tapi ada modal-modal pihak lain yang dikelola

oleh bank, sehingga bank syariah harus sangat berhati-hati dalam

penyaluran pembiayaan. Pemberian pembiayaan yang tepat kepada

nasabah dapat meningkatkan profitabilitas bank, sehingga kinerja

bank syariah dapat berjalan dengan semestinya, sebaliknya apabila

pemberian pembiayaan kepada nasabah diberikan kepada orang yang

salah dapat mengganggu kinerja bank dan cash flow bank syariah.

Adapun prinsip operasional pembiayaan yang di Bank Muamalat :

1.Character

Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau

watak dari seseorang yang akan diberikan kredit harus benar-benar

dipercaya. Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa calon

Page 55: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

39

debiturnya memiliki reputasi baik. Artinya selalu menepati janji

dan tidak terlibat hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas,

misalnya menjadi penjudi, pemabuk atau penipu. Untuk dapat

membaca sifat atau watak dari calon debitur dapat dilihat dari latar

belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan

maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup

yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi, dan jiwa sosial. Dari

character inilah bank syariah dapat menilai siapa dan dari mana

asal-usul calon debiturnya. Sehingga dapat mengurangi resiko

kredit macet atau wanprestasi yang berpengaruh pada kinerja serta

cash flow bank syariah. Misalnya dengan pemberian kredit yang

tidak tepat kepada calon debitur, sehingga ditengah-tengah kontrak

debitur melarikan diri sehingga bank mengalami kerugian.

Cara BMI melakukan pemeriksaan character :

a. Teknik mengetahuinya dapat dari hasil interview dengan

nasabah maupun pihak lain (tetangga, suplier, buyer, dan lain-

lain)

b. Melalui Pendekatan hasil SID. Tidak ada tunggakan,

kolektibilitas 1 dalam periode 2 tahun terakhir.

2. Capacity

Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan

nasabah dalam membayar kredit. Bank harus mengetahui secara

pasti atas kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis

Page 56: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

40

usaha dari waktu ke waktu. Pendapatan yang selalu meningkat

diharapkan kelak mampu melakukan pembayaran kembali atas

kreditnya. Sedangkan bila diperkirakan tidak mampu, bank

dapat menolak permohonan dari calon debitur. Capacity sering

juga disebut dengan nama capability. Ini merupakan faktor

kedua setelah character, bank syariah tidak serta merta

memberikan pembiyaan setelah dinilai calon debiturnya

mempunyai latar belakang yang baik. Kemudian nasabah

mengajukan pembiayaan diatas kemampuannya. Bank syariah

dapat menolak permintaan nasabah tersebut. Biasanya bank

memberikan pembiayaan dengan nilai yang lebih kecil dari

plafon yang diajukan nasabah. Ini semua dilakukan agar

terhindar dari kredit macet atau wanprestasi. BMI melakukan

analisis perhitungan debt service ratio cara perhitungan :

Fixed Income

a. Hitung seluruh penghasilan tetap nasabah, dapat di validasi

melalui slip gaji dan rekening koran pembayaran gaji.

b. Kalikan penghasilan nasabah dengan cash ratio sesuai

tiering, yaitu 40% untuk penghasilan < 5 juta, 45% untuk

penghasilan 5-10 juta, 50% untuk penghasilan >10-20 juta,

dan 60% untuk penghasilan > 20 juta

Page 57: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

41

c. Hitung seluruh angsuran existing nasabah maksimal

angsuran baru adalah hasil dari (Penghasilan x Cash ratio) -

seluruh sngsuran kewajiban

3. Capital

Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh

perusahaan yang dikelola oleh debitur. Bank harus meneliti

modal calon debitur selain besarnya juga strukturnya. Untuk

melihat penggunaan modal apakah efektif, dapat dilihat dari

laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) yang disajikan

dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan

solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. Sedangkan

untuk calon perorangan yang statusnya pegawai maka bank

syariah mempunyai kreteria khusus dalam menilai calon debitur

tersebut yaitu: dia harus pegawai tetap (bukan kontrak), laporan

rekening koran 3 (tiga) bulan terakhir, slip gaji 3 bulan terakhir.

Penilaian capital dilakukan agar pemberian kredit tepat sasaran

sehingga dapat dikelola atau dimanfaatkan oleh nasabah dengan

seefektif mungkin. Nasabah tidak melakukan pemborosan yang

dimana pemborosan atau berlebihan dilarang dalam ajaran

islam.

Cara BMI memeriksa Capital :

a. Melihat apakah nasabah yang diajukan memiliki modal yang

cukup, baik tangible maupun intangible

Page 58: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

42

b. Dilihat dari DER (debt to Equity Ratio) yaitu rasio hutang

terhadap modal. Semakin tinggi rasio DER, secara umum

dianggap lebih jelek, karena usaha nasabah sangat

tergantung terhadap hutang.

4. Condition

Pembiayaan yang diberikan juga perlu

mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan

prospek usaha calon nasabah. Penilaian kondisi dan bidang

usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek

yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah

kecil. Kondisi ekonomi merupakan salah satu faktor penting

yang menjadi pertimbangan bank syariah dalam pemberian

pembiayaan. Dimana bank syariah akan melihat berapa laju

inflasi, BI rate, pertumbuhan ekonomi,suasana politik, cuaca.

Karena hal-hal tersebut dapat berpengaruh baikl angsung

maupun tidak langsung pada nasabah pembiayaan dalam

menjalankan usaha. Sehingga meminimalisir resiko sedini

mungkin dilakukan oleh bank syariah suapaya terhindar dari

resiko kredit macet. Faktor-faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi kemampuan nasabah dalam membayar

pembiayaan.contoh : Kebijakan pemerintah, situasi dalam/luar

negeri, dan lain-lain.

Page 59: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

43

5. Collateral

Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon

nasabah baik bersifat fisik maupun nonfisik. Jaminan hendaknya

melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus

diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu, maka

jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat

mungkin. Jaminan inilah yang akan melunasi apabila nasabah

mengalami kebangkrutan dalam usaha. Sehingga nasabah tidak

terlilit hutang oleh pihak bank syariah. Adapun agunan atau

jaminan yang dipersyaratkan dan dapat diterima oleh Bank

Muamalat Indonesia memiliki kreteria:

a. Marketable (mudah dijual kembali)

b. Jenis jaminan bisa berupa cash collateral dan fixed asset

lainnya (tanah, bangunan, mesin, kapal, dan lain-lain).

c. Dihitung nilai pasar dan nilai likuidasi.

Nilai Pasar : perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian

yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli dengan kedua

pihak (penjual dan pembeli) berminat.

Nilai Likuidasi : perkiraan jumlah uang yang dapat diperoleh

dari transaksi jual beli dalam waktu relatif pendek dengan

dapat melibatkan penjual yang tidak berminat menjual dan

pembeli yang mengetahui situasi yang tidak menguntungkan

penjual, khusus untuk pembiayaan property,

Page 60: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

44

memperhitungkan pemenuhan Financing to Value (FTV)

sesuai PBI 18/16/PBI/2016 Tahun 2016.

d. Dinilai oleh pihak Bank Muamalat Indonesia, nilainya

mencukupi.

e. Letak maupun kondisinya sesuai ketentuan yang ditetapkan

oleh Bank Muamalat Indonesia.

f. Atas nama nasabah atau pasangan kawin (yang dapat

dibuktikanoleh undang-undang perkawinan)

g. Memiliki bukti kepemilikan yang sah secara hukum.

h. Dapat diikat secara sempurna sesuai ketentuan hukum

perundang-undangan yang berlaku, kelima faktor tersebut

merupakan hal-hal yang penting sebelum bank syariah

memberikan pembiayaan, karena dalam ajaran islam, islam

sangat menjunjung tinggi keadilan dan tidak saling aniaya

dan merugikan seksama. (Wawancara dengan Ibu Evi

Kusniaty sebagai Financing Analyst di Bank Muamalat pada

tanggal 15 maret 2017 )

6. Pemberlakuan Ta‘zir

Pemberlakuan ta‟zir ada Bank Muamalat Indonesia adalah ketika

nasabah yang sudah bertanda tangan dalam sebuah perjanjian yang tertulis

untuk semua akad pembiayaan dan nasabah tersebut terlambat dalam

membayar angsurannya, dan tidak bisa menunjukan bahwa dia dalam

Page 61: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

45

keadaan force majuer atau nasabah yang telah cidera janji dari pembiayaan

yang telah di setujui.

a. Ketentuan ta‟zir pada Bank Muamalat

Ta‟zir adalah denda yang dikenakan bank syariah kepada

nasabah yang sengaja menunda pembayaran padahal dia mampu,

denda ini diberikan untuk mendisiplinkan nasabah yang nakal dan

memberikan efek jera. Sehingga nasabah memenuhi kewajibannya

tepat pada waktunya. Ta‟zir itu adalah sanksi atau denda yang

ditetapkan kepada nasabah yang telat bayar dan belum masuk kepada

colektibility atau tingkat kolekbilitasnya sebelum macet, misalnya kol

1, kol 2, dan kol 3 bisa dikenakan ta‟zir. Ta‟zir sendiri itu hanya

sanksi atau denda yang bukan merupakan pendapatan bank, ta‟zir

merupakan denda sejumlah uang yang tujuannya adalah untuk

mengenakan efek jera kepada nasabah agar membayar kewajibannya

lebih tepat waktu, dan apa yang dibayar oleh nasabah tersebut, tidak

dimasukan ke dalam pendapatan bank tetapi masuk kedalam dana

sosial yang dikelola oleh bank. Pemberlakuan ta‟zir dan besarnnya

pun ditentukan pada saat kontrak ditandatangani. Sehingga semua

ketentuan dalam kontrak tertulis secara transparan tanpa ada yang

ditutupi atau disembunyikan.

Pemberlakuan ta‟zir kepada nasabah oleh Bank Muamalat

sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia, karena

Bank Muamalat Indonesia selalu mengacu dan berpedoman pada

Page 62: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

46

peraturan yang ada baik surat edaran peraturan Bank Indonesia, Fatwa

DSN-MUI No 17/DSN-MUI/IX/2000, dalam fatwa disebutkan bahwa

ta‟zir dikenakan kepada nasabah mampu tapi sengaja menunda-nunda

pembayaran, maka dalam hal tersebut yang dilakukan oleh Bank

Muamalat Indonesia bagaimana mengetahui nasabah yang layak

dikenakan ta‟zir dan mana yang tidak. Hal tersebut dapat dilihat dari

perjanjian diawal kontrak oleh Bank Muamalat Indonesia, bahwa

nasabah yang lalai itu adalah nasabah yang terlambat bayar, tetapi

nasabah tidak dapat menunjukkan bahwa nasabah tersebut dalam

kondisi terdesak, misalnya harus menunjukan keterangan di PHK atau

nasabah tersebut mengalami sebuah musibah, barangnya rusak dan

lain sebagainya, dari awal sudah diupayakan oleh Bank Muamalat

Indonesia untuk di cover oleh asuransi, jadi jika nasabah gagal

menyampaikan bukti-bukti bahwa dia memang dalam kondisi force

majeur, maka itu adalah kelalaian. Setiap kelalaian itu bisa dikenakan

ta‟zir, minimal nasabah menunjukan dulu bukti-bukti terkena

musibah, maka nantinya bank yang akan menilai kebenaran atau

otentisitas benar atau tidak, karena bank syariah membiayai usaha

nasabah kemudian terbakar misalnya, maka dilihat otentisitasnya

benar tidak terbakar, oleh karena itu akan dilakukan survei

kelapangan, dan benar ternyata terbukti usahanya terbakar, dan yang

terbakar itu tidak tercover oleh asuransi, atau tercover asuransi tapi

asuransi mempunyai batasan dalam mengcovernya. Itu merupakan

Page 63: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

47

suatu kondisi force majeur maka itu tidak dikenakan ta‟zir. Maka

Bank Muamalat Indonesia akan memberi tangguh yang lebih leluasa

lagi kepada nasabah yang bersangkutan. Misalkan menambah waktu

untuk pembiayaan yang sudah ada dengan memperbaharui akad yang

telah disetujui.

b. Menentukan besaran Ta‘zir

Ta‘zir boleh dikenakan berapa saja, adapun yang diterapkan di

Bank Muamalat Indonesia dengan cara tiering, karena ta‟zir itu

bertujuan untuk efek jera, dalam penerapan ta‟zir boleh menyebut

angkanya. Berbeda dengan ta‟widh tidak boleh menyebutkan

angkanya paling hanya boleh mengindikasikan setinggi-tingginya

berapa, dan setiap pembiayaan dengan skema akad apapun hampir

sama semuanya. Dalam wawancara saya dengan Bapa Zulfiana

Zahrie sebagai Region Head RFC, beliau mengatakan bahwa untuk

besaran ta‟zir ada bagian tertentu yang menentukan, beliau juga

mengatakan bahwa untuk jumlah dari besaran ta‟zir di Bank

Muamalat Indonesia bukan berdasarkan dari berapa besar angsuran

perbulan melainkan dari berapa besar plafond pembiayaan yang

nasabah ajukan dan yang di setujui, dan ta‟zir itu sendiri langsung di

katakan pada saat akan penandatanganan akad, jadi pasti diketahui

langsung oleh nasabahnya berapa besaran denda/ ta‟zir yang akan

mereka bayar jika mereka cidera janji. Beliau mengatakan semakin

besar plafond pembiayaan, maka semakin besar juga ta‟zir yang

Page 64: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

48

akan dikenakan, beliau memberikan contoh, seandainya jumlah

plafond pembiayaan nya Rp. 100.000.000,00 maka ta‟zir yang bisa

dikenakan adalah Rp. 50.000,00 untuk satu bulan dan bukan di

hitung perhari keterlambatannya, tapi langsung ditetapkan untuk satu

bulannya. (Wawancara bersama Bapa Zulfiana Zahrie sebagai

Region Head RFC 23 Februari 2017)

Berikut adalah ilutrasi pengenaan ta‟zir kepada nasabah :

Nasabah A melakukan pembiayaan di Bank Muamalat Indonesia

sebesar Rp. 150.000.000, lama pembiayaan 10 tahun, dengan

angsuran perbulan Rp. 2.500.000 dan ta‟zir sudah di tentukan di

awal kontrak saat di tandatangi oleh nasabah yaitu sebesar Rp.

50.000/bulannya, di awal pembiayaan dia lancar saja membayar

angsurannya, tapi di angsuran ke-10 nasabah tersebut tidak

membayar angsuran dengan tepat waktu. Saat angsuran ke-11

nasabah tersebut harus membayar angsuranya dan ta‟zir dengan

jumlah yaitu sebesar Rp. 5.050.000, karena nasabah membayar

angsuran ke 10 dan ke 11 dengan tambahan ta‘zir sebesar Rp. 50.000

untuk angsuran ke 10 yang telat bayar.

c. Pengalokasian dana Tazir

Adapun pengalokasian dana ta‘zir sesuai dengan fatwa DSN-

MUI nomor 17/DSN-MUI/IX/2000 bahwa pendapatan dari dana

ta‟zir masuk kedalam dana sosial, BMI menggunakan dana

tersebut untuk acara sosial yaitu CSR (corporate social

Page 65: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

49

responsibility). Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan

merupakan bagian dari keberadaan. Bank Muamalat Indonesia

sebagai sebuah entitas bisnis. Bank Muamalat Indonesia menyadari

bahwa pertumbuhan dan keberlanjutan bisnisnya tidak bergantung

hanya kepada pencapaian aspek keuangan,namun juga pada

dampak sosial dan lingkungan dari aktivitas yang dilakukannya,

untuk itu Bank Muamalat Indonesia aktif berkontribusi pada

peningkatan kualitas kehidupan masyarakat melalui program-

program CSR secara nasional, sehingga dalam jangka panjang

akan terbentuk komunitas pendukung ekonomi syariah. Dalam

rangka mewujudkan komitmennya terhadap peningkatan kualitas

kehidupan masyarakat, Bank Muamalat Indonesia merancang dan

melaksanakan program-program CSR dengan penekanan pada

empat aspek kelompok kegiatan, yaitu Lingkungan hidup,

Pengembangan sosial kemasyarakatan, Ketenagakerjaan,

Kesehatan & Keselamatan kerja (K3), serta Tanggung jawab

terhadap konsumen. Pelaksanaan program-program CSR di bidang

lingkungan hidup dan pengembangan sosial kemasyarakatan

sebagian besar dilakukan melalui kerja sama dengan afiliasi Bank

Muamalat Indonesia, Baitul maal Muamalat (BMM). Untuk

memperluas lingkup program aktivitas CSR, Bank Muamalat

Indonesia juga menjalin kerja sama dengan lembaga amil zakat

(LAZ) selain BMM, yang dipilih setiap tahun berdasarkan

Page 66: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

50

sejumlah kriteria yang ditentukan oleh Bank Muamalat Indonesia.

Dalam setiap program CSR, lokasi pelaksanaan program

merupakan salah satu aspek yang menjadi perhatian atau

pertimbangan utama. Dalam hal ini, Bank Muamalat Indonesia

berupaya agar pelaksanaan program CSR disuatu lokasi tertentu

dapat mengintegrasikan aspek sosial dan lingkungan dalam operasi

bisnis Bank Muamalat Indonesia maupun interaksinya dengan

pemangku kepentingan di lokasi tersebut. Dalam beberapa kasus,

lokasi program dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa program

aktivitas CSR Bank Muamalat Indonesia tersebut dapat

memberikan kontribusi positif yang signifikan, sehingga tercipta

hubungan yang harmonis dan sekaligus meningkatkan citra dan

reputasi Bank Muamalat Indonesia dimata masyarakat setempat.

Sumber dana untuk program-program CSR Bank Muamalat

Indonesia berasal dari penggalangan dana zakat, infaq dan Sadaqah

(ZIS) dari karyawan Bank Muamalat Indonesia sendiri, dana-dana

non-ZIS, serta dana khusus CSR yang dianggarkan setiap tahun

oleh Bank Muamalat Indonesia. Dana-dana non-ZIS adalah

pendapatan Bank Muamalat Indonesia yang dikategorikan sebagai

‗non-halal‘ yaitu pendapatan bunga dari bank konvensional dan

pendapatan denda atas keterlambatan pembayaran debitur yang

disengaja. (Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia Tahun

2015).

Page 67: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

51

Gambar 1. Laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia tahun 2015

Berikut tabel besarnya denda/ta‟zirdan penyaluran ta‘zir di BMI ada tahun 2015 :

Page 68: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

52

Gambar 2 Laporan Keuangan Bank Muamalat tahun 2015

Page 69: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

53

Gambar 3. Laporan Dana non HalalBank Muamalat tahun 2015

Page 70: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

54

Dari laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan diatas bahwa

Bank Muamalat Indonesia telah mematuhi ketentuan DSN-MUI nomor

17/DSN-MUI/IX/2000 bahwa dana ta‘zir masuk ke dalam dana kebajikan.

Dan penyajiannya dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan PAPSI

(pedoman akuntansi perbankansyariah). Yang dijelaskan didalamnya

bahwa :

1. Sumber dana kebajikan terdiri atas:

a. Infaq

b. Shadaqoh

c. Denda (yang bersal dari pengenaan ta‘zir)

d. Sumbangan/hibah

e. Pendapatan non halal

2. Dana kebajikan harus disalurkan kepada yang berhak sesuai

syariah.

3. Pada laporan dana kebajikan harus memperlihatkan nilai bersih

dari sumber dan penggunaan dana yang belum digunakan.

4. Bank harus melaporkan sumber dan penggunaan dana kebajikan

selama periode tertentu. (Standar Akuntansi Keuangan Syariah Per 1

Janusari 2014 ).

7. Pemberlakuan ta‟widh pada nasabah wanprestasi di Bank Muamalat

Indonesia.

Page 71: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

55

b. Ketentuan ta‟widh di Bank Muamalat Indonesia

Ta‟widh ialah ganti rugi yang dikenakan bank syariah kepada

nasabah pembiayaan yang sengaja atau lalai melakukan sesuatu

yang dapat merugikan salah satu pihak yaitu bank syariah, dan

yang boleh diminta ganti ruginya hanyalah kerugian rill yang

dialami oleh bank syariah dan jelas perhitungannya, dan kerugian

yang diperkirakan terjadi dimasa yang akan datang karena

hilangnya peluang yang dimiliki oleh bank syariah tidak boleh

diminta ganti ruginya. Dalam proses pengenaan ta‘widh pada Bank

Muamalat Indonesia, misalkan nasabah tersebut sudah lalai,

dikenakan ta‘zir tidak membayar, kemudian nasabah tidak bisa

menunjukkan bahwa dia dalam kondisi force majeur berarti telah

terjadi kelalaian atau side streaming, misalnya uangnya dipakai

untuk hal yang lain, oleh sebab itu akan timbul kerugian pada sisi

bank. Jelas, kenapa karena dia terlambat bayar bukan karena

sesuatu yang force majeur sifatnya, nasabah terlambat bayar itu

menimbulkan kerugian bagi pihak bank minimal.

Kerugian menimalnya adalah, bank punya yang namanya

over head cost yaitu, bayar gaji, sewa kantor dan lain-lain. Itu

adalah cost dan itu kalau dapat dicari logikanya dan dapat ketemu

costnya dari setiap pembiayaan yang dilakukan itu, setiap

rupiahnya dari pembiayan yang dilakukan itu menanggung berapa

biaya dari pegawai, biaya sewa kantor, telepon dan lain-lain. Maka

Page 72: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

56

karena nasabah lalai membayar, dari pihak bank terus

mengeluarkan biaya tersebut, dan itu dapat dikuantifikasi

(dihitung) lalu itulah yang dikenakan sebagai bentuk ganti rugi

bukan sanksi atau denda lagi jadi sudah ganti rugi, karena ini

namanya ganti rugi atau ta‟widh oleh sebab itu, ini bisa jadi

pendapatan bank sebagai kompensasi dari kerugian bank. Dalam

menjalankan tugasnya sebagai media intermediasi bank syariah

pasti mempunyai resiko salah satunya yaitu kredit macet.

Walaupun Bank Muamalat Indonesia telah selektif dan

menganalisis sebelum memberikan pembiayaan, bukan berarti

resiko tidak ada, akan tetapi hal tersebut dapat menimalisir resiko

tersebut. Sehingga kemungkinan gagal bayar pasti ada. Islam

adalah agama yang melindungi setiap pihak yang bertransaksi atau

melakukan akad. Maka hak-hak setiap pihak sangat dijaga dalam

islam. Sehingga tidak ada yang salim mendzalimi satu sama lain

ataupun dirugikan. Hal ini sudah ada dalam Al-quran pada surat

Al-Maidah ayat 1 tersebut.

Dari surat Al-Maidah sudah sangat jelas apabila kita melakukan

akad atau kontrak perjanjian maka masing-masing pihak harus

memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing. Sehingga setiap

yang berhutang harus membayar hutangnya. Seandainya yang

mempunyai hutang belum mampu dalam melunasi kewajibannya.

maka tunggulah sampai ada kelapangan dan kemampuan dalam

Page 73: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

57

membayar hutang tersebut sebagai mana dijelaskan dalam surat

Al-baqarah ayat 280. Berdasarkan ayat tersebut apabila seseorang

yang berutang belum mampu melunasi atau melaksanakan

kewajibannya. Maka yang memberikan hutang harus memberikan

tenggang sampai yang berhutang memiliki kemampuan untuk

melaksanakan kewajibanya. Apabila ini terjadi pada Bank

Muamalat Indonesia, maka Bank Muamalat Indonesia akan

mengambil tindakan-tindakan yang tidak merugikan pihak

nasabah dan pihak Bank Muamalat Indonesia sendiri. Sehingga

hak kedua belah pihak tetap terjaga dan sesuai dengan ajaran

Islam.

Dalam proses ta‟widh ini sudah dijelaskan pada fatwa DSN

No.43/DSN- MUI/VII/2004 tentang ta‟widh dan menjadi sumber

kekuatan hukum tertentu yang ditegaskan atau dikuatkan lagi pada

Peraturan Bank Indonesia No. 7/46/PBI/200 tentang Akad

Perhimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank yang melaksanakan

Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

Dengan peraturan yang ada dalam fatwa bahwa bank

khususnya Bank Muamalat Indonesia diperbolehkan untuk

menerapkan ta‟widh terhadap nasabah yang gagal bayar sehingga

terjadi kerugian. Kerugian yang dimaksud adalah kerugian secara

real akibat logis dari perpanjangan pembayaran yang telah jatuh

tempo, seperti biaya administrasi, biaya perpanjangan, overhead,

Page 74: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

58

dan biaya monitoring (penagihan, survey, pengawasan). Adapun

besaranya tidak bisa ditetapkan oleh nominal tertentu,karena

berdasarkan kepada besaran dana yang dikeluarkan dalam proses

ini. Dana ta‟widh ini diberikan diakhir masa perpanjangan

ditambah dengan sisa pembayaran yang belum dilunasi.

c. Proses Perhitungan ta‘widh pada Bank Muamalat Indonesia

Besaran nominal dalam ta‟widh tidak bisa ditentukan sejak

awal akad perjanjian dilakukan, perhitungan berdasarkan nominal

real yang telah dikeluarkan oleh bank syariah selama proses

perpanjangan ini. Berbeda dengan denda yang dikeluarkan, sudah

didasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh setiap bank.

Dalam murabahah ketentuannya ada harga beli, margin, harga jual,

jangka waktu. Ilustrasi dalam pengenaan ta‟widh pada Bank

Muamalat Indonesia, pembiayaan murabahah berupa modal

investasi sebesar 120 juta kepada nasabah dengan marginnya 10

juta sehingga yang harus dibayar oleh nasabah sebesar 130 juta

dengan masa angsurannya 5 tahun. Dalam perjalanan masa

pelunasan hingga tahun ke 5 ternyata tidak mencapai target sesuai

kesepakatan, dengan selisih kekurangan sebesar 30 juta. Setelah

diproses oleh pihak bank syariah ternyata debitur memiliki prospek

atau ada upaya bisa melunasinya dan terjadi kesepakatan antara

pihak Bank Muamalat Indonesia dengan nasabah debitur agar

dapat rekstrukturisasi pembiayaan, lalu diperpanjang 6 bulan

Page 75: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

59

dengan sisa pembiayaan 30 juta dari total pembiayaan 130 juta.

BMI menentukan perpanjangan 6 bulan ini tidak ditambah margin.

Oleh karena itu dikenakanlah ta‟widh atas biaya riil yang

dikeluarkan oleh pihak bank syariah selama proses perpanjangan 6

bulan yang telah jatuh tempo dan bank syariah tidak boleh

mengambil keuntungan atau menambahkan dari biaya riil yang

telah dikeluarkan. Di dalam memperpanjang masa angsurannya

ternyata BMI mengeluarkan dana berupa biaya overhead,

khususnya biaya perpanjangan , biaya monitoring, biaya

penagihan, seluruh biaya ini dibebankan kepada nasabah.

Dengan perincian

Biaya administrasi Rp. 300.000

( telpon, pengiriman surat, matrai)

Biaya monitoring Rp. 2.000.000

( pengawasan, survey dan penagihan)

TOTAL Rp.2.300.000

Jadi yang harus dilunasi oleh debitur kepada bank adalah sisa dari

piutang dan ganti rugi ta‟widh ini yaitu sebesar Rp. 32.300.000,-

Dalam proses pengembalian ini, perhitungan ta‟widh atau ganti rugi

yang diterapkan jadi Bank Muamalat Indonesia sudah sesuai dengan

peraturan yang berlaku biasanya harus dengan kesepakatan kedua

belah pihak agar tidak terjadi manipulasi dan gharar. Proses ini di

lakukan agar pihak bank tidak mengalami kerugian secara finansial

Page 76: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

60

atas biaya yang dikeluarkan dan biaya ini masuk ke dalam

pendapatan bank syariah.

Adapun biaya biaya yang terjadi pada Bank Mumalat Indonesia

untuk biaya pengawasan hanya untuk perjalanan.

1. Banjarmasin – Sungai Danau = Rp.200.000

2. Banjarmasin – Tanjung = Rp. 300.000

3. Banjarmasin – Sampit = Rp.400.000

d. Tindakan penyelesaian kredit macet pada Bank Muamalat

Indonesia.

Adapun tindakan yang dapat dilakukan oleh Bank Muamalat

Indonesia terhadap kredit macet yaitu:

1) Collection

Upaya yang dilakukan oleh BMI dengan melakukan :

a) Penagihan secara langsung tata muka

b) Melakukan dengan media komunikasi

c) Memberikan surat (surat pemberitahuan tentang angsuran

yang di tunggak, surat teguran, hingga surat peringatan 1,2,

dan 3).

2) Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya yang dilakukan bank

dalamrangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan

kewajibannya, antara lain melalui;

Page 77: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

61

a) Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan

persyaratan pembiayaan tidak terbatas pada rescheduling

atau reconditioning, antara lain meliputi :

(1) Penambahan dana pembiayaan bank

(2) Konversi akad pembiayaan

(3) Konversi pembiayaan menjadi surat berharga syariah

berjangka waktu menengah, surat berharga syariah

berjangka waktu menengah adalah surat bukti investasi

berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan

di pasar uang dan/atau pasar modal berjangka waktu 3

(tiga) sampai 5 (lima) tahun dengan menggunakan akad

mudharabah atau musyrakah.

(4) konversi Pembiayaan menjadi penyertaan modal

sementara pada perusahaan nasabah

b) Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan

sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan, antara lain

perubahan jadwal pembayaran, jumlah angsuran jangka

waktu dan/atau pemberian potongan sepanjang tidak

menambah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan

kepada bank;

c) Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal

pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya.

(Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/18/Pbi/2008 tentang

Page 78: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

62

Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit

Usaha Syariah.)

Bank dapat melaksanakan restukturisasi pembiayaan dengan

menerapkan prinsip kehati-hati dan bank wajib menjaga dan

mengambil langkah-langkah agar kualitas pembiayaan setelah

direstrukturisasi dalam keadaan lancar. Bank dilarang melakukan

restrukturisasi pembiayaan dengan tujuan untuk menghindari

penurunan penggolongan kualitas pembiayaan; pembentukan

penyisihan penghapusan aktiva (PPA) yang lebih besar, atau

penghentian pengakuan pendapatan marjin atau ujrah secara

akrual. Dalam proses pengenaan ta‟widh di BMI hanya dikenakan

kepada nasabah yang memiliki kolekbilitas macet, dan sudah

merugikan pihak bank syariah khususnya.

2. Penyelesaian melalui jual jaminan

Jual jaminan secara sukarela atau dengan cara lelang.

3. Pengelolaan aktiva diambil alih, diambil alih oleh bank

4. Write off, penghapusan utang atau angsuran

5. Penyelesaian melalui arbirase dan litigasi, penyelesaian melalui

pengadilan ketika nasabah tidak mau menyerahkan jaminan untuk di

ambil oleh bank.

6. Kerjasama dengan pihak ketiga, contoh kepolisian, pengacara atau agen

properti/perorangan.

a. Ketentuan umum penyelesaian masalah

Page 79: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

63

1) Penyelesaian pembiayaan bermasalah dilakukan secara

efektif, efesien dan aman.

2) Penyelesaian pembiayaan bermasalah dilakukan sesegera

mungkin berdasarkan prioritas.

Yang dilakukan oleh Bank Muamalat adalah :

a) Kol 1: sebelum jatuh tempo

b) Kol 2: 1-90 hari

c) Kol 3 : 91-180 hari kurang lancar

d) Kol 4 : 180 – 270

e) Kol 5 : 271- selajutnya macet

3) Penyelesaian pembiayaan bermasalah memperhatikan dan

meminimalisir potensi resiko-resiko yang mungkin muncul.

4) Penyelesaian pembiayaan bermasalah mengacu dan

mendasarkan prosesnya kepada ketentuan internal bank.

b. Persiapan penyelesaian

Penyelesaian pembiayaan bermasalah harus di lakukan sedini mungkin

agar tidak mengakibatkan kerugian bank yang lebih besar, yaitu

dengan menentukan uapaya-upaya atau tindakan yang akan di tempuh.

Kemudian dibuat strategi yang akan di tempuh, upaya awal yang akan

dilakukan :

1) Melakukan penagihan secara insentif

2) Komunikasi dengan nasabah dan lakukan kunjungan sesering

mungkin.

Page 80: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

64

3) Meneliti sumber-sumber penghasilan nasabah atau pendapatan dari

usaha-usaha lainya.

4) Selalu monitoring usaha nasabah dan kewajiban yang akan jatuh

tempo.

5) Melakukan analisa sumber pengembalian nasabah.

6) Memberikan bantuan konsultasi dan manajemen.

7) Perkuat posisi bank secara umum, terutama posisi yuridis dan

penguasaan agunan.

c. Penyelesaian melalui jaminan

1) Memeriksa kelengkapan dokumen pembiayaan dan jaminan

2) Memeriksa kelengkapan korespondensi

3) Penilaian ulang jaminan

4) Memulai kerjasama dengan pihak ketiga

5) Menginformasikan dan mengedukasi nasabah untuk segera

menyelesaikan kewajibanya yang telah jatuh tempo atau

menyerahkan jaminan secara sukarela.

d. Pengalokasian Dana Ta‘widh

Dalam Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

108 tentangAkuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabahah

Bermasalah bahwa dalam rangka restrukturisasi yang diberikan

kepada debiutur yang tidak bisa melunasi utangnya sesuai jumlah dan

waktu yang telah disepakati. Penjadwalan kembali tagihan murabahah

dilakukan dengan ketentuan.

Page 81: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

65

1) Tidak menambah jumlah utang yang tersisa.

2) Pembebanan biaya dalam proses penjadwalan kembali adalah biaya

riil

3) Perpanjangan masa pembayaran harus berdasarkan kesepakatan

kedua belah.

Biaya riil yang terkait dengan proses penjadwalan kembali

tagihan murabahah yang dibebankan kepada debitur diakui sebagai

pendapatan. Biaya riil dalam proses penjadwalan kembali piutang

murabahah adalah biaya langsung (direct cost) dari aktivitas kreditur

dalam melakukan penjadwalan kembali tersebut.

Jika ada kerugian yang timbul atas restrukuturisasi piutang

murabahah disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi. PSAK

108 : Akuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabahah bermasalah

Ikatan Akuntansi Indonesia hal. 108 3-4 paragraf 13,14,15,20).

Page 82: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

66

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengalokasian penyaluran dana ta‟zir dalam CSR Bank Muamalat

Indonesia.

Berdasarkan data dalam Laporan Keuangan Bank Muamalat, berikut ini

adalah pengalokasian penyaluran dana ta‘zir.

Tabel 2. Penyaluran dana ta‟zir pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2015.

PILAR PENYALURAN DENDA

PERSENTASI %

I. LINGKUNGAN HIDUP

- Program Sanitasi Air Bersih

"Water Treatment Muamalat

Rp. 65.892.000 4,82 %

II. PENGEMBANGAN SOSIAL KEMASYARAKATAN

1. Ekonomi

62,5 % - Launching gerakan cinta

Mesjid Rp. 652.278.500

- Komunitas usaha mikro Muamalat berbasis mesjid (KUM3)

Rp. 7.550.000

- Bina Desa Muamalat Rp. 193.886.290

2. Pendidikan

- Program Beasiswa

Muamalat 2

Rp. 8.000.000 0,59%

3. Kemanusiaan

- Penanganan korban banjir di

Jakarta & Bekasi

Rp. 1.000.000

32,17 %

- Bantuan Masker Untuk

Nasabah dan Masyarakat di

Zona 1 di 5Kantor Cabang

yang Terkena Dampak Kabut Asap

Rp. 900.000

- Kegiatan Donor Darah

(Rangkaian Milad Muamalat ke-23)

Rp. 7.100.000

- Layanan Pemeriksaan

Kesehatan Gratis

Rp. 57.889.700

- Muamalat Berbagi Cahaya Ramadhan

Rp. 217.798.500

- Santunan Tunai Muamalat Rp. 73.912.000

Page 83: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

67

- Berbagi di Akhir Tahun Rp. 63.393.500

- Layanan Husnul Khatimah Muamalat

Rp. 17.850.000

TOTAL Rp.1.367.450.490

Berdasarkan Pengungkapan dana CSR yang dikeluarkan dari dana ta‟zir

menurut GRI (Global Reporting Intiative) dan Bank Muamalat Indonesia terdapat

beberapa perbedaan sebagai berikut :

1. Dalam laporan CSR pada Bank Muamalat Indonesia penyaluran dana ta‘zir

hanya 2 (dua) pilar yaitu Lingkungan hidup dan Pengembangan Sosial

Kemasyarakatan. Sedangkan yang seharusnya dalam laporan GRI G4 ada 3

(tiga) yaitu pilar Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial. Untuk ke depannya dalam

penyusunan laporan CSR lebih disesuaikan dengan pedoman GRI G4.

2. Pada Bank Muamalat Indonesia untuk pilar ingkungan hidup penyaluran dana

ta‟zir hanya dibagian sub pilar air saja. Meskipun didalam GRI G4 untuk pilar

lingkungan mempunyai banyak sub pilar, yaitu bahan, energi, keanekaragaman

hayati, emisi, efluen dan imbah produk dan jasa, kepatuhan, transportasi, lain-

lain, asesmen pemasok atas lingkungan, mekanisme pengaduan masalah

lingkungan. Tetapi untuk Bank Muamalat Indonesia karena merupakan

penyedia jasa, maka masih bisa di toleransi tapi akan lebih baik jika Bank

Muamalat Indonesia memaksimalkan penyalurannya meskipun hanya pada sub

pilar air.

3. Pada Bank Muamalat Indonesia di pilar ekonomi masuk ke dalam sub pilar

dari pengembangan sosial kemasyakatan, sedangkan di dalam GRI G4

Page 84: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

68

ekonomi adalah salah satu pilar. Seharusnya Bank Muamalat Indonesia lebih

melihat pedoman dalam GRI G4 agar sesuai untuk pembagian pilar yang

sebenarnya, bukan hanya asal membuat pilar sendiri, karena perbedaan ini bisa

membuat yang melihat laporan akan merasa ada suatu keganjilan, karena untuk

penyusunan CSR sendiri sudah mempunyai pedoman.

4. Dalam laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia pengembangan sosial

kemasyarakatan di dalam GRI G4 namanya adalah pilar sosial. Seharusnya

untuk nama pilar yang berbeda seperti ini harus disamakan dengan pedoman

GRI G4, agar dalam menyusun CSR berikutnya lebih nyaman memahaminya.

5. Pada Bank Muamalat Indonesia tidak ada pilar sosial, padahal itu adalah salah

satu pilar yang ada di dalam GRI G4, dan mempunyai 4 sub pilar yaitu

ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, HAM, masyarakat, dan

tanggungjawab atas produk. Seharusnya Bank Muamalat Indonesia lebih

menyesuaikan isi pilar karena dana ta‟zir masih banyak yang belum

tersalurkan lebih baik lagi jika diratakan pada pilar pilar yang kita rasa penting

untuk kebutuhan masyarakat luas.

6. Terdapat perbedaan juga di dalam subpilar di Bank Muamalat Indonesia

namanya adalah kemanusiaan sedangkan di pilar GRI G4 adalah masyarakat.

Sebaiknya Bank Muamalat Indonesia harus menyamakan dengan pedoman

GRI G4. Agar nantinya ketika ada yang memeriksa, akan memahami langung

pilar-pilar yang ada.

7. Menurut persentase tabel 1 jumlah dana ta‟zir sendiri mencapai Rp.

4.228.709.000, dan yang tersalurkan hanya Rp. 1.367.450.490 atau hanya

Page 85: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

69

32,34 % saja dari total dana ta‟zir dan sisanya dana ta‟zir akan disalurkan

untuk tahun selanjutnya. Seharusnya Bank Muamalat Indonesia disalurkan

ditahun ini juga tidak ditahan untuk tahun selanjutnya, karena dana ta‟zir

termasuk kedalam dana non halal. Ketika para deposan melihat laporan CSR

tersebut maka akan menurunkan kepercayaan terhadap penerapan syariah.

8. Penyaluran dana ta‘zir pada Bank Muamalat Indonesia sendiri yang paling

banyak digunakan adalah pada pilar ekonomi yaitu sebanyak 62,5 % dan yang

paling sedikit disalurkan adalah pada pilar pendidikan yaitu 0,59% yang tidak

mencapai 1%. Tapi untuk sub pilar pendidikan yang ada di Bank Muamalat

Indonesia, di dalam GRI G4 tidak ada untuk pilar atau sub pilar pendidikan.

Jadi untuk Bank Muamalat harusnya memasukannya di pilar sosial didalam

sub pilar HAM karena itu menyangkut untuk membantu hak seseorang dalam

hal pendidikan.

9. Pada pilar yang lain pun pembagiannya tidak merata, terlihat untuk

lingkungan hidup hanya 4,82%, kemanusiaan hanya 32,17%, dari tabel diatas

terlihat, jika seandainya dana tersebut dapat dimaksimalkan maka untuk

pembagian 4 (empat) pilar tersebut dapat dibagi sekitar 25% per pilarnya, tapi

untuk ini terlihat sekali tidak ratanya penyaluran ta‟zir.

10. Dari tabel 2 diatas dapat kita lihat juga pada pilar kemanusiaan dana yang

disalurkan hanya pada penangan korban banjir yang ada di daerah Jakarta dan

Bekasi, disini terlihat tidak adanya pemerataan untuk seluruh daerah di

Indonesia padahal masih banyak daerah yang membutuhkan dana pada saat

terjadinya bencana.

Page 86: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

70

Berdasarkan uraian analisis diatas maka saya ingin menyarakan untuk

membuat tabel perbaikan yang sesuai dengan GRI G4 untuk penyaluran dana

ta‟zir.

Tabel 3. Bentuk penyaluran dana ta‘zir yang sesuai dengan GRI G4

Pilar Penyaluran Ta‘zir

I. EKONOMI

- Launching gerakan cinta Mesjid Rp. 652.278.500

- Komunitas usaha mikro Muamalat

berbasis mesjid (KUM3)

Rp. 7.550.000

- Bina Desa Muamalat Rp. 193.886.290

II. LINGKUNGAN

- Program Sanitasi Air Bersih

"Water Treatment Muamalat

Rp. 65.892.000

III. SOSIAL

1. HAM

- (pendidikan) Program Beasiswa

Muamalat 2

Rp. 8.000.000

2. Masyarakat

- Penanganan korban banjir di

Jakarta & Bekasi

Rp. 1.000.000

- Bantuan Masker Untuk Nasabah

dan Masyarakat di Zona 1 di

5Kantor Cabang yang Terkena

Dampak Kabut Asap

Rp. 900.000

- Kegiatan Donor Darah (Rangkaian

Milad Muamalat ke-23)

Rp. 7.100.000

- Layanan Pemeriksaan Kesehatan

Gratis

Rp. 57.889.700

- Muamalat Berbagi Cahaya

Ramadhan

Rp. 217.798.500

- Santunan Tunai Muamalat Rp. 73.912.000

Page 87: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

71

- Berbagi di Akhir Tahun Rp. 63.393.500

- Layanan Husnul Khatimah

Muamalat

Rp. 17.850.000

TOTAL Rp.1.367.450.490

Berdasarkan wawancara saya dengan Bapak Zulfia Zahrie untuk alokasi

dan juga penentuan besaran dari dana ta‟zir sudah sesuai dengan Fatwa DSN

no :17/DSN-MUI/IX/2000 tentang sanksi atas nasabah yang mampu tapi

menunda-nunda pembayaran bahwa untuk besaran dari denda tersebut

disebutkan di awal akad, dan untuk perhitungannya sudah ditetapkan denda

tersebut bukan dari berapa besar angsuran pembiayaan tetapi dari plafond atau

besar pinjaman dari pembiayaan dan denda atau ta‟zir besarnya sendiri untuk

perbulan bukan perhari.

Page 88: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

72

2. Pengakuan Ta‘widh Pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Dalam mekanisme pengelolaan pada BMI, dana ta‟widh atas proses

perpanjangan masa angsuran atau masa restrukturisasi ini masuk ke dalam

salah satu pendapatan jasa administrasi pada pendapatan operasional

lainnya. Hal ini sesuai dengan aturan akuntansi yang berlaku, penulisannya

dalam laporan keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk :

Page 89: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

73

Gambar 4. Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2015

Gambar 2. Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2015

Page 90: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

74

Gambar 5 . Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2015

Page 91: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

75

Jika kita melihat catatan laporan keuangan BMI (Gambar 1), menurut BMI

pencatatan ta‟widh dimasukkan ke salah satu pendapatan jasa administrasi, lalu

dalam laporan laba rugi (Gambar 2) terlihat bahwa pendapatan jasa administrasi

sebagai salah satu pendapatan operasonal lainnya. Menurut BMI, hal ini sesuai

dengan perlakuan akuntansi syariah mengenai laporan keuanganyang didasari

oleh prinsip syariah yang berlaku khususnya pada Fatwa DSN-MUINo.43/DSN-

MUI/VIII/2004 tentang ta‟widh, Peraturan Bank Indonesia nomor:7/46/PBI/2005

tentang Akad Perhimpunan dan Penyaluran Dana bagi Bank yang melaksanakan

Kegiatan Usaha Berdasarkan prinsip Syariah, Peraturan Bank Indonesia Nomor:

9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan

Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah,

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi

Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, dan ED PSAK 108:

Akuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabahah Bermasalah.

Untuk pendapatan yang diakui sebagai ta‟widh adalah pendapatan

operasional lainnya, dalam akun pendapatan jasa administrasi. Jika dibandingkan

dengan pendapatan operasional lainnya maka presentasinya cukup signifikan yaitu

sebesar Rp.215.457.094 yaitu 69,08% dari jumlah pendapatan lainnya yaitu

Rp.311.893.892.

Namun jika dibandingkan dengan pendapatan utama yaitu pendapatan

operasional maka presentasinya pendapatannya tidak terlalu signifikan yaitu

hanya Rp.311.893.892 atau 6,30% dari Rp.4.949.359.579.

Page 92: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

76

Menurut wawancara saya dengan Bapa Rizhkan Indra Bayu yang menjabat

sebagai Relationship Manager Remedial pada tanggal 24 Februari 2017 dikatakan

bahwa untuk pengakuan pendapatan dari ta‘widh yang masuk ke dalam

pendapatan jasa administrasi tidak terlalu besar karena ta‘widh sendiri

mempunyai perhitungan yang tidak bisa dilebih-lebihkan, karena biaya yang di

keluarkan adalah biaya yang benar-benar ada.

Page 93: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

77

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil analisis pada bab sebelumnya dapat disimpulkan :

1. Ketentuanta‟zir padaBank Muamalat Indonesia sudah sesuai

penerapannyadenganFatwa DSN No :17/DSN-MUI/IX/2000. Dana yang

dikumpulkan dari ta‟zir tersebut dimasukkan ke dalam dana sosial atau

program CSR (Corporate Social Responsibility) padaBank Muamalat

Indonesia. Jadi, dana ta‟zir tidak diakui sebagai pendapatan, tetapi

disalurkan ke program CSR yang berpedoman pada GRI (Global

Reporting Intiative).Jumlah pendapatan non halal dari ta‟zir pada Bank

Muamalat Indonesia pada tahun 2015 adalah sebesar Rp4.228.709.000,

sedangkan yang disalurkan adalah Rp1.367.450.490. Untuk penyaluran

CSR tampak masih belum optimal karena dana ta‟ziryang masih tersimpan

sebesar 67%dan belum salurkan.

2. Ketentuan Ganti rugi (ta`widh) pada Bank Muamalat Indonesia sudah

sesuaipenerapannyadengan Fatwa 43/DSN-MUI/VIII/2004. Dana yang

didapat dari ta‟widh diakui sebagai pendapatan operasional lainnya, dan

dimasukkan kedalam pos jasa adminitrasi, yaitu sebesar Rp215.457.094

Jika dibandingkan dengan pendapatan operasional lainnya, maka

presentasinya cukup signifikan sebesar 69,08% dari jumlah pendapatan

lainnya, yaitu Rp311.893.892.

Page 94: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

78

B. Saran

Saran-saran dari penulis adalah sebagai berikut :

1. Bank syariah harus lebih teliti dan hati-hati dari awal pembiayaan terutama

saat penilaian nasabah yang ingin melakukan pembiayaan, karena dari

penilaian awal inilah akan berdampak kepada proses berjalannya

pembiayaan yang nantinya menentukan mana nasabah yang bisa berjalan

lancar dan nasabah yang gagal bayar dan akan menimbukan kerugiaan.

Praktisi bank syariah juga harus melakukan penilaian berkala pada

nasabah yang sudah terkena ta‟zir, agar nantinya nasabah tersebut tidak

mengulangi kesalahannya lagi.

2. Bank Muamalat Indonesia hendaknya memaksimalkan penyaluran dana

ta‟zirdan mengalokasikannya ke semua pilar ekonomi yang telah

ditetapkan dalam GRI agar dana yang terkumpul dalam dana sosial dapat

disalurkan secara optimal.

3. Bank Muamalat Indonesia hendaknya mengikuti pedoman GRI G4 dalam

penyusunan CSR agar lebih rapi dan baik kedepannya.

4. Dana yang didapat dari ta‟widh harus diperhitungkan dengan baik, agar

nasabah tidak merasa terbebani dengan biaya-biaya tambahan untuk

ta‟widh, meskipun adanya ta‘widh karena kesalahan nasabah sendiri.

5. Penerapan dari ta‟zir dan ta‟widh bank syariah harus berlandaskan prinsip

kejujuran dan transparansi sehingga tidak ada pihak yang merasadirugikan

baik secara materil maupun non-materil.

Page 95: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

DAFTAR PUSTAKA

Fatwa 43/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang GANTI RUGI

Fatwa DSN no :17/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Sanksi Atas Nasabah Yang

Mampu Tapi Menunda-Nunda Pembayaran

Hidayat Muis. Analisis Penerapan Fatwa DSN-MUI No.43/DSN-MUI/VIII/2004

Tentang Ta‟widh pada Pembiayaan Murabahah di PT Bank

SyariahBukopin.2010. Jakarta

http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan

https://titaviolet.wordpress.com/2010/11/06/ 06 2017, 12:15

Jakarta Press, 2006), h.14. syariah/Pages/Statistik-Perbankan-Syariah

Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia http://www.bankmuamalat.co.id/

Muhammad, Manajemen Keuangan Syariah, Yogyakarta : UPP STIM YKPN

,2014

Mukhtar, Metodologi Penelitian (2013:103)

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/18/PBI/2008

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/19/PBI/2007

Peraturan Bank Indonesia nomor:7/46/PBI/

PSAK 108: Akuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabahah Bermasalah.

Ridwan Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil” (Yogyakarta:

UIIPRESS, 2004), hal. 163

Page 96: ANALISIS PENGELOLAAN DANA TA’ZIR DAN DANA TA’WIDH …

Sari Yetty Nur Indah. Judul Denda Murabahah Dalam Pandangan Sistem

Ekonomi Islam (Studi Kasus di Bank Syariah Mega Indonesia).2008.

Jakarta,

Syamsir Salam Dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, cet.I, (Jakarta:

UIN

Tim kashiko 209 : 499 dari Skripsi Arianto Saputra

www.globalreporting.or 24-06-2017 12:15