Menyusun model pembelajaran contextual teaching and learning
Efektivitas Penerapan Metode Contextual Teaching and Learning …€¦ · cara peneliti memberikan...
Transcript of Efektivitas Penerapan Metode Contextual Teaching and Learning …€¦ · cara peneliti memberikan...
-
Efektivitas Penerapan Metode Contextual Teaching and
Learning Dalam Pembelajaran Fungsi Logika Pada
Microsoft Excel 2007 Siswa Kelas VIII
(Studi Kasus : SMP Negeri 5 Ambarawa)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Peneliti :
Nunung Wuri Kurnia Dewi (702010172)
Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd.
George Nikijuluw, S.Pd.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Januari 2015
-
2
-
3
-
1
-
2
-
3
Efektivitas Penerapan Metode Contextual Teaching and Learning
Dalam Pembelajaran Fungsi Logika Pada Microsoft Excel 2007
Siswa Kelas VIII
(Studi Kasus : SMP Negeri 5 Ambarawa)
1)
Nunung Wuri Kurnia Dewi, 2)
Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd., 3)
George Nikijuluw,
S.Pd.
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)
Abstract
The application of conventional learning methods that are teacher center is just
learning process centered on the teacher so that students are less active in the learning
process. The purpose of this study was to determine whether the application of
Contextual Teaching and Learning methods can enhance the activity of students in the
learning of logic functions in Microsoft Excel 2007. This research uses quasi-
experimental research design with Nonequivalent Control Group Design. The results
showed an average improvement of student learning outcomes experimental class is
higher than the control class. While the observations with the adoption of Contextual
Teaching and Learning categorized either covering aspects of modeling, questioning,
learning community, inquiry, constructivism, and reflection, so the method of Contextual
Teaching and Learning effectively used in learning logic functions in Microsoft Excel
2007.
Keyword : Effectiveness, Contextual Teaching and Learning.
Abstrak
Penerapan metode pembelajaran konvensional yang bersifat teacher center yaitu
proses pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode
Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran fungsi logika pada Microsoft Excel 2007. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian quasi experiment dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Hasil
penelitian menunjukan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol. Sedangkan hasil pengamatan dengan penerapan metode
Contextual Teaching and Learning berkategori baik meliputi aspek modeling,
questioning, learning community, inquiry, kontruktivisme, dan reflection, sehingga
metode Contextual Teaching and Learning efektif digunakan dalam pembelajaran fungsi
logika pada Microsoft Excel 2007.
Kata Kunci : Efektivitas, Contextual Teaching and Learning.
1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 3)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
-
4
1. Pendahuluan Pembelajaran terjadi ketika seorang individu berlaku, beraksi, dan
merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan satu cara yang berbeda dari
caranya berperilaku sebelumnya [1]. Proses pembelajaran yang baik adalah
berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas, menciptakan
kondisi yang menyenangkan dan menantang, kontekstual, menyediakan
pengalaman belajar yang beragam, dan belajar melalui berbuat [2].
Hasil yang diharapkan melalui mata pelajaran TIK khususnya Microsoft
Excel 2007 siswa dapat menggunakan perangkat lunak pengolah angka untuk
menyajikan informasi. Mampu menggunakan perangkat lunak pengolah
angka sebagai hasil belajar TIK artinya siswa memiliki pengetahuan
mengenai fungsi logika pada Microsoft Excel 2007 dan terampil
menggunakannya. Proses pembelajaran TIK diharapkan siswa tidak hanya
memiliki pengetahuan (kognitif) tetapi juga mempunyai keterampilan
(psikomotorik). Siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dan
siswa dapat meningkatkan pemahaman materi yang disampaikan guru dengan
cara praktikum. Guru harus mampu mengarahkan anak didiknya agar mereka
mau dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah diraihnya [3]. Pada
pembelajaran TIK pengembangan dan penerapan pengetahuan serta
keterampilan dilakukan melalui kegiatan praktikum.
Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran TIK dan observasi
secara langsung di SMP Negri 5 Ambarawa metode pembelajaran yang
digunakan menggunakan metode konvensional. Penerapan metode
pembelajaran konvensional yang cenderung menghafal menghasilkan siswa
yang tidak dapat mengembangkan kemapuannya karena pembelajaran hanya
terpaku pada buku peganggan saja. Oleh karena itu diperlukan metode
pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan
kreativitasnya dalam pengolahan data pada Microsoft Excel 2007.
Contextual Teaching and Learning menekankan pada proses
keterlibatan siswa untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka [4]. Penerapan
metode Contextual Teaching and Learning dapat membantu siswa untuk
tidak hanya menghafal sebuah konsep tetapi juga mampu mengembangkan
penerapan konsep yang ada. Melalui penelitian ini akan dilakukan penerapan
metode Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran fungsi logika
pada Microsoft Excel 2007 siswa kelas VIII.
2. Kajian Pustaka Dalam penelitian Yulistiyanto yang berjudul “Peningkatan Hasil
Pembelajaran IPS Melalui Metode Contextual Teching and Learning (CTL)
Bagi Peserta Didik” menjelaskan bahwa metode Contextual Teaching and
Learning merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki
kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai
individu maupun kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui
pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi
-
5
yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam
pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam tugas-tugasnya.
Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas yang
ditempuh dalam tiga siklus. Tindakan dalam setiap siklus dilakukan dengan
cara peneliti memberikan tugas berupa penyelesaian suatu permasalahan
secara berkelompok dan individu, dimana setiap kelompok atau individu
mempunyai tugas masing-masing, kemudian mereka mempresentasikan hasil
karya mereka. Hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif siswa
sebelum tindakan sebesar 65 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 39%.
Pada siklus I sebesar 66 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 40,47 %.
Rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus II sebesar 72,2 dengan
ketuntasan belajar klasikal sebesar 65%. Rata-rata hasil belajar kognitif siswa
pada siklus III sebesar 76,6 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 100%.
Adapun hasil aktivitas belajar siswa diperoleh ketuntasan belajar klasikal pada
siklus I sebesar 52,25%, siklus II sebesar 63,75% dan siklus III sebesar 100%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode
pembelajaran kontekstual, kemampuan siswa dalam menyampaikan materi di
depan kelas dan belajar mandiri di rumah dapat ditingkatkan. Selain itu siswa
menjadi lebih berani mengemukakan pendapat dan dapat menerapkan ilmu
sejarah dalam kehidupan bermasyarakat. [5].
Penelitian lain yang dilakukan oleh Safrida Wati yang berjudul
“Peningkatan Kemahiran Menulis Karangan Deskripsi Dengan Metode
Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas X SMA Negeri I Bintan
Tahun Pelajaran 2012/2013” menunjukkan penerapan metode Contextual
Teaching and Learning dapat meningkatkan kemahiran menulis karangan
deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bintan. Penggunaan metode
Contextual Teaching and Learning sebagai alternatif pembelajaran menulis
deskripsi sehingga siswa akan lebih tertarik untuk menuangkan ide atau
gagasan dalam bentuk tulisan dan diharapkan dapat mengurangi kejenuhan
siswa dalam pembelajaran menulis. Terlihat dari hasil tes praktik menulis
karangan deskripsi siswa dari pratindakan dengan nilai rata-rata 67,80%
kemudian meningkat pada akhir siklus II menjadi 78, 90%. Dengan demikian
kemahiran menulis deskripsi siswa telah mengalami peningkatan baik proses
maupun hasil setelah dikenai tindakan dengan menggunakan metode
Contextual Teaching and Learning [6].
Pada penelitian ini, efektivitas penerapan metode Contextual Teaching
and Learning dilihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini
ditunjukan dalam keberhasilan penerapan prinsip Contextual Teaching and
Learning sehingga hasil belajar dapat meningkat. Siswa dapat menghitung
data penjualan sepatu.
Teknologi informasi dan komunikasi adalah sarana prasarana
(hardware, software, useware), sistem dan metode untuk perolehan,
pengiriman, penerimaan, pengolahan, penafsiran, penyimpanan,
pengorganisasian, dan penggunaan data yang bermakna [7]. Menurut
Departemen Pendidikan Nasional 2006 menjelaskan bahwa karakteristik mata
pelajaran TIK adalah sebagai berikut [8]: TIK merupakan kajian secara
-
6
terpadu tentang data, informasi, pengolahan dan metode penyampaiannya.
Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling terkait bukan
merupakan bagian yang terpisah-pisah atau parsial. Materi TIK berupa tema-
tema esensial, aktual dan global yang berkembang dalam kemajuan teknologi
pada masa kini, sehinggga mata pelajaran TIK merupakan pembelajaran yang
dapat mewarnai perkembangan perilaku dalam kehidupan.
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, meniru, dan
lain sebagainya [9]. Hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul misalnya
dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbul pengertian-pengertian baru,
perubahan dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, kesanggupan, menghargai,
perkembangan sifat-sifat sosial, emosional, dan pertumbuhan jasmani [9].
Bentuk-bentuk hasil belajar meliputi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),
dan keterampilan (psikomotorik) [10]. Pengetahuan (kognitif) yaitu
memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan
menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari
untuk memecahkan masalah tersebut. Sikap (afektif) mencakup watak
perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Keterampilan
(psikomotorik) merupakan ranah yang berkaitan kemampuan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Dengan menggunakan TIK, siswa akan dengan cepat mendapatkan ide
dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa
karena penggunaan teknologi informasi dan komunikasi akan
mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga
siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat dan optimal,
termasuk apa implikasinya saat ini dan di masa yang akan datang [11].
Minat belajar dapat didefinisikan sebagai ketertarikan dari diri siswa
dalam belajar sebagai wujud kemauan untuk melaksanakan suatu kegiatan
belajar dengan ciri timbulnya perasaan senang, perhatian, dan aktivitas dalam
melaksanakan kegiatan tersebut [12]. Beberapa indikator minat belajar yaitu
adanya perasaan senang, adanya ketertarikan siswa, adanya peningkatan
perhatian dan keterlibatan siswa [13].
Contextual Teaching and Learning merupakan strategi yang melibatkan
siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk
beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan
dipelajarinya [4]. Ada beberapa prinsip dalam penerapan metode Contextual
Teaching and Learning, adapun prinsip Contextual Teaching and Learning
dijelaskan pada tabel 1.
Tabel 1 Prinsi-prinsip Contextual Teaching and Learning [4]
Prinsip CTL Keterangan
Konstruktivisme Proses membangun atau menyusun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Inquiry Proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
Questioning Dalam proses pembelajaran kontekstual, guru tidak banyak
-
7
menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi berusaha
memancing agar siswa menemukan sendiri.
Learning
Community
Konsep masyarakat belajar dalam pembelajaran
kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain.
Modeling Proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu
sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
Reflection Proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari
yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali
kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah
dilaluinya.
Autentic
Assessment
Proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan
siswa.
Penerapan metode Contextual Teaching and Learning meliputi empat
tahapan, yaitu: invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi, dan pengambilan
tindakan. Tahapan pembelajaran tersebut dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 Tahapan pembelajaran CTL [14]
Tahap invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan
awalnya tentang konsep yang dibahas. Guru memancing degan memberikan
pertanyaan yang problematik tentang fenomena kedalam kehidupan sehari-hari
melalui kaitan konsep-konsep yang dibahas tadi dengan pendapat yang mereka
miliki. Tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan
menenukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian,
penginterpretasikan data dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang guru.
Tahap penjelasan dan solusi, saat siswa memberikan penjelasan-
penjelasan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan
penguatan guru, maka siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model,
membuat rangkuman dan ringkasan. Tahap pengambilan tindakan, Siswa dapat
membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagai
informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran
baik secara individu maupun kelompok yang berhubungan dengan pemecahan
masalah.
Invitasi
Eksplorasi
Penjelasan dan solusi
Pengambilan tindakan
-
8
Melalui penerapan metode Contextual Teaching and Learning siswa
akan dilatih untuk menggunakan pengetahuan mereka dalam menyelesaikan
soal yang diberikan guru pada mata pelajaran TIK, sehingga mereka akan
lebih memahami dan tidak hanya menghafal saja. Proses pembelajaran TIK
diharapkan siswa tidak hanya memiliki pengetahuan (kognitif) tetapi juga
mempunyai keterampilan (psikomotorik). Siswa dapat meningkatkan
pemahaman materi yang disampaikan guru dengan cara praktikum.
Efektivitas didefinisikan sebagai pencapaian tujuan, dengan kata lain
bagaimana sebaiknya suatu hasil (output) yang dicapai akan merefleksikan
efektifitas [15]. Dikatakan efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam
pengorganisasian dan penentuan informasi, siswa tidak hanya pasif menerima
pengetahuan yang diberikan guru [16]. Efektivitas penerapan metode
Contextual Teaching and Learning akan ditentukan berdasarkan keberhasilan
penerapan prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning dalam proses
pembelajaran.
3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Ambarawa dengan
mengambil kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai
kelas kontrol dengan jumlah siswa adalah sama yaitu masing-masing 33
siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan memperhatikan rekomendasi
dari guru pengampu mata pelajaran TIK yang ada di SMP Negeri 5
Ambarawa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi experiment.
Pengumpulan data diperoleh dengan observasi dan tes. Rancangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design.
Gambar 2 Alur Penelitian [17]
Pada tahap identifikasi masalah, meneliti keadaan pembelajaran yang
sudah berlangsung selama ini. Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan,
dilakukan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran yang selama ini terjadi serta perilaku siswa maupun guru
selama proses pembelajaran berlangsung.
Identifikasi Masalah
Menyusun desain penelitian
Studi Literature
Analisis Data
Pelaksanaan
Kesimpulan
-
9
Pada tahap studi literature, mencari penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya tentang penerapan metode Contextual Teaching and Learning
dan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.
Pada tahap menyusun desain penelitian, desain pelaksanaan yang dibuat
adalah dengan mendesain alur pembelajaran dan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk dapat mengitung besarnya pemasukan dari hasil
penjualan sepatu yang ada. Instrumen yang digunakan adalah observasi dan
tes. Observasi dilakukan melalui pengamatan serta mencatat semua hal yang
diperlukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan
untuk mengetahui keberhasilan penerapan prinsip Contextual Teaching and
Learning melalui partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
Tabel 2 Kisi-kisi Observasi Perilaku Siswa Terhadap Penerapan Metode CTL
Dalam Menghitung Data Penjualan Sepatu [4]
Prinsip CTL Indikator Keberhasilan
Modeling Siswa dapat melakukan seperti yang dicontohkan guru
tentang cara mengisi kolom jurusan dengan fungsi logika
IF.
Questioning Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan tentang cara
menghitung data penjualan sepatu.
Learning
Community
Siswa dapat bekerjasama dan berkolaborasi dengan siswa
lainnya untuk menghitung data penjualan sepatu.
Inquiry Siswa mampu menemukan hal-hal yang baru di dalam
proses pembelajaran berhubungan dengan topik yaitu
menghitung data penjualan sepatu.
Konstruktivisme Siswa mampu mengembangkan hal-hal yang sudah
mereka pelajari tentang cara menghitung data penjualan
sepatu.
Reflection Siswa dapat menyimpulkan hasil dari proses pembelajaran
sesuai dengan apa yang sudah dilakukan yaitu
menghitung data penjualan sepatu.
Pemberian skor pada lembar observasi menggunakan skala guttman yaitu
dengan cara jika siswa tidak melakukan sesuai indikator maka diberi skor 0 dan
jika siswa melakukan kegiatan sesuai indikator diberi skor 1 [17]. Data
observasi dianalisis dengan menggunakan rumus [18]:
P = 𝐹
𝑁 x 100 %
Keterangan
P = Persentase
F = Frekwensi jawaban siswa
N = Jumlah siswa
-
10
Tabel 3 Kriteria Hasil Observasi [18]
Kategori Persentase
Sangat Baik 80,1% - 100%
Baik 60,1% - 80,0%
Sedang 40,1% - 60,0%
Buruk 20,1% - 40,0%
Buruk Sekali 0,0% - 20,0%
Tes yang digunakan adalah tes tertulis dan praktikum. Adapun teknik
pengumpulan tes tertulis dengan pretest dan postest untuk mengukur nilai
kognitif siswa dan tes praktikum untuk mengetahui psikomotorik siswa. Nilai pretest menunjukan kemampuan awal siswa dari kedua kelas.
Untuk menunjukan perbedaan kemampuan awal siswa dilakukan uji hipotesis
terhadap nilai pretest menggunakan Independent Samples T Test. Ho : nilai
pretest kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Ha : nilai pretest kelas
eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol. Kemudian langkah selanjutnya
adalah menentukan tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi dalam hal ini
berarti diambilnya resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak
hipotesis yang sebanyak-banyaknya 5% atau 0.05. Jika signifikansi < 0.05
maka 𝐻𝑜 ditolak, dan jika signifikansi > 0.05, maka 𝐻𝑜 diterima. Uji gain dilakukan dengan cara menghitung selisih antara nilai posttest dan pretest.
Uji data gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep
siswa setelah proses pembelajaran. Untuk menunjukan peningkatan hasil
belajar dari kedua kelas dilakukan uji hipotesis data gain. Langkah pertama
untuk menentukan hipotesis dengan menentukan Ho dan Ha. Ho : nilai gain
kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Ha : nilai gain kelas eksperimen
tidak sama dengan kelas kontrol. Nilai gain dirumuskan sebagai berikut [17]:
g =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Tebel 4 Klasifikasi Nilai Gain [17]
Nilai g Interpretasi 0.7 < g < 1 Tinggi
0.3 ≤ g ≤ 0.7 Sedang 0 < g < 0.3 Rendah
Pada tahap pelaksanaan, kelas eksperimen dengan menggunakan
metode Contextual Teaching and Learning dan kelas kontrol dengan
menggunakan metode pembelajaran konvensional.
Pada tahap kesimpulan dengan pembuatan laporan penelitian.
-
11
4. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian merupakan hasil studi lapangan untuk memperoleh
data dengan teknik tes dan observasi setelah dilakukan suatu pembelajaran
yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Penelitian yang dilaksanakan termasuk dalam penelitian eksperimen yang
terdiri dari dua kelas, VIII A sebagai kelas eksperimen dengan diterapkan
metode Contextual Teaching and Learning dan VIII C sebagai kelas
kontrol dengan diterapkan metode pembelajaran konvensional.
Tahapan penerapan metode Contextual Teaching and Learning
meliputi tahap invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi, dan pengambilan
tindakan dijelaskan pada tabel 5.
Tabel 5 Langkah-langkah pembelajaran CTL [14]
Tahap Kegiatan Belajar
Invitasi Guru memberikan pertanyaan tentang pengertian fungsi
logika pada Microsoft Excel 2007 serta jenis-jenis fungsi
logika pada Microsoft Excel 2007.
1. Apa yang dimaksud dengan fungsi logika? 2. Sebutkan jenis-jenis fungsi logika? 3. Apa manfaat belajar fungsi logika?
(Questioning)
Guru memberikan contoh fungsi logika tentang cara
mengisi kolom jurusan dengan fungsi lofika IF.
(Modeling)
Eksplorasi Guru membagi kelompok untuk menyelesaikan kasus
tentang menghitung data penjualan, setiap kelompok terdiri
dari 5 orang. Dalam kelompok setiap anggota kelompok
diberi tugas.
1. Mengisi kolom barang. 2. Mengisi kolom harga. 3. Menghitung total. 4. Menghitung kolom potongan. 5. Mengisi kolom bonus. 6. Menghitung kolom bayar.
Setiap anggota kelompok memilih untuk mengerjakan
salah satu tugas dalam kasus tersebut kecuali menghitung
kolom bayar. Kolom bayar akan dihitung setelah masing-
masing siswa memperoleh data dari masing-masing
tugasnya. (Learning Community)
Dalam mengerjakan tugas setiap anggota kelompok
menggunakan komputer masing-masing dan melihat buku
panduan TIK. Data yang diperoleh setiap anggota
kelompok dijadikan satu dan setiap anggota kelompok
menjelaskan kepada anggota kelompok lain cara
mengerjakan masing-masing tugas tersebut. Setelah
diperoleh data dari masing-masing anggota kelompok maka
-
12
dapat dilakukan penghitungan pemasukan dari hasil
penjualan tiap jenis barang yang diisi pada kolom bayar.
(inquiry, konstruktivisme, learning community)
Penjelasan
dan solusi
Masing-masing kelompok mampresentasikan data yang
diperoleh dan cara menghitungnya. (Learning Community)
Pengambilan
tindakan
Siswa dapat memberikan tanggapan mengenai hasil yang
dipresentasikan dari setiap kelompok. (Questioning)
Siswa melakukan refleksi dengan cara mencatat proses
pembelajaran dan kesulitan yang dihadapi dalam
menghitung data penjualan. (Reflection)
Penerapan metode Contextual Teaching and Learning diharapkan siswa
yang sebelumnya pasif di kelas karena hanya duduk dan mendengarkan namun
dengan adanya pembelajaran seperti ini siswa cenderung aktif, mereka dapat
melakukan diskusi dengan teman kelompok untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan guru yaitu menghitung harga penjualan. Siswa juga dapat
mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas dan siswa juga dapat
menanggapi hasil diskusi kelompok lain dengan mengajukan pertanyaan
sehingga proses belajar mengajar yang sebelumnya terlihat pasif menjadi aktif,
menarik dan menyenangkan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning,
diperoleh informasi bahwa : (1) Selama pembelajaran berlangsung siswa aktif
dikelas, mereka duduk berkelompok dan mendiskusikan cara menyelesaikan
tugas yang diberikan guru, mereka saling berinteraksi dan bertukar pikiran. (2)
Siswa bertanya hal-hal yang belum mereka ketahui, misal siswa bertanya
tentang cara menggabungkan rumus fungsi seperti penggabungan fungsi IF dan
AND untuk menghitung kolom potongan pada data penjualan sepatu. (3) Pada
saat pembelajaran siswa yang biasanya rame dikelas pada saat itu
memperhatikan apa yang guru perintahkan dan mengikuti pembelajaran dengan
baik. (4) Sebelumnya siswa yang hanya melihat dan mendengarkan apa yang
disampaikan guru pada saat proses pembelajaran namun dengan penerapan
metode Contextual Teaching and Learning siswa turut aktif berkelompok
mereka dapat melihat, mendengar, memahami dan mempresentasikan kepada
teman-temannya. (5) Siswa antusias dan terlihat bersemangat pada saat
pembelajaran.
Observasi pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku
siswa terhadap efektivitas penerapan metode Contextual Teaching and
Learning dalam pembelajaran fungsi logika pada Microsoft Excel 2007 siswa
kelas VIII. Skala sikap ini diberikan pada siswa kelompok eksperimen selama
proses pembelajaran berlangsung.
-
13
Tebel 6 Observasi Perilaku Siswa Terhadap Penerapan Metode CTL
Dalam Menghitung Data Penjualan Sepatu.
Prisip CTL Persentase Pencapaian
Indikator Kategori
Modeling 69,6% Baik
Questioning 57,5% Sedang
Learning
Community
82,8% Sangat Baik
Inquiry 75,7% Baik
Konstruktivisme 45,4% Sedang
Reflection 75,7% Baik
Pada indikator kemampuan siswa dapat melakukan seperti yang
dicontohkan guru tentang cara mengisi kolom jurusan dengan fungsi logika
IF (Modeling) dikatakan berkategori baik karena 69,6% siswa dapat
melakukan seperti yang dicontohkan guru sedangkan 30,4% tidak karena
siswa tidak tertarik dengan materi yang diajarkan, siswa tidak fokus saat
menerima pelajaran karena faktor linkungan sekolah, guru menjelaskan
dengan terburu-buru. Pada indikator kemampuan siswa aktif dalam
mengajukan pertanyaan tentang cara menghitung data penjualan sepatu
(Questioning) dikatakan berkategori sedang karena 57,5% siswa aktif dalam
mengajukan pertanyaan sedangkan 42,5% tidak karena siswa tidak
memperhatikan saat guru mengajar, siswa pasif tidak terbiasa berfikir kritis,
siswa sudah paham apa yang dijelaskan guru, siswa takut pertanyaan yang
diajukan malah akan membuatnya malu.
Pada indikator kemampuan siswa dapat bekerjasama dan berkolaborasi
dengan siswa lainnya untuk menghitung data penjualan sepatu (Learning
community) dikatakan berkategori sangat baik karena 82,8% siswa dapat
bekerjasama dan berkolaborasi dengan siswa lainnya dengan baik sedangkan
17,2% tidak karena pada saat mengerjakan tugas yang diberikan guru siswa
malas mencari materi yang ada pada buku panduan dan siswa tidak bertanya
kepada anggota kelompok maupun guru saat mengalami kesulitan. Pada saat
siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok siswa kurang percaya diri
karena kurang memahami hasil diskusi kelompok, siswa minder karena
banyak yang lebih pintar darinya.
Pada indikator kemampuan siswa mampu menemukan hal-hal yang
baru di dalam proses pembelajaran berhubungan dengan topik yaitu
menghitung data penjualan sepatu (Inquiry) dikatakan berkategori baik
karena 75,7% siswa dapat menemukan hal-hal yang baru di dalam proses
pembelajaran sedangkan 24,3% tidak karena siswa malas mencari materi
yang ada pada buku panduan, siswa tidak mau bertanya kepada teman
maupun guru saat belajar. Pada indikator kemampuan siswa mampu
mengembangkan hal-hal yang sudah mereka pelajari tentang cara menghitung
data penjualan sepatu (Konstruktivisme) dikatakan berkategori sedang karena
45,4% siswa dapat mengembangkan hal-hal yang sudah mereka pelajari
-
14
sedangkan 54,6% tidak karena siswa pasif dan tidak mau berpikir kritis untuk
mencari solusi dari sebuah kasus. Pada indikator kemampuan siswa dapat
menyimpulkan hasil dari proses pembelajaran sesuai dengan apa yang sudah
dilakukan yaitu menghitung data penjualan sepatu (Reflection) dikatakan
berkategori baik karena 75,7% siswa dapat menyimpulkan hasil dari proses
pembelajaran yang sudah dilakukan sedangkan 24,3% tidak karena siswa
tidak memperhatikan saat guru mengajar, siswa tidak aktif bertanya dan
berkolaborasi dengan teman saat proses pembelajaran berlangsung sehingga
kurang menangkap apa yang dipelajarinya.
Untuk melihat hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi
perlakuan, maka perlu dilakukan pengolahan dan analisis data terhadap skor
pretest dan posttest. Rekapitulasi data ditunjukkan pada tabel 7.
Tabel 7 Rata-rata Skor Tes Hasil Belajar Siswa
Kelas Pretest Posttest Gain Kriteria
Eksperimen 64.27 77.41 0.36 Sedang
Kontrol 65.08 72.56 0.21 Rendah
Nilai pretes menunjukan kemampuan awal siswa dari kedua kelas.
untuk menunjukan perbedaan kemampuan awal siswa dilakukan uji hipotesis
terhadap nilai pretest dengan hipotesis:
Ho: Nilai pretest kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.
Ha : Nilai pretest kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol.
Diperoleh P = 0.829 dan nilai thitung = -0.217. Dengan membandingkan
nilai P(0.829) > α( 0.05) dan thitung lebih kecil dari ttabel yaitu -0.217 < 1.6690
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai pretest kelas eksperimen sama
dengan kelas kontrol. Hal itu berarti keadaan awal siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebelum pembelajaran mempunyai kemampuan yang sama.
Uji data gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan
konsep siswa setelah proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil
yang diperoleh siswa setelah pembelajaran, maka hasil belajar yang dimaksud
yaitu adanya peningkatan yang dialami siswa. Hipotesis yang diuji untuk
melihat peningkatan hasil belajar yaitu :
Ho : Nilai gain kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.
Ha : Nilai gain kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol.
Berdasarkan data nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen,
diperoleh nilai gain kelas eksperimen sebesar 0.36 degan kriteria sedang dan
kelas kontrol sebesar 0.21 dengan kriteria rendah. Hal ini menunjukan nilai
gain kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol. Berarti peningkatan
hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Selain pretest dan posttes juga dilihat dari nilai praktikum. Analisis
terhadap data praktikum siswa dilakukan dengan tujuan mengukur
kemampuan siswa dalam menerima proses pembelajaran, dengan kata lain
mengukur pemahaman siswa dalam materi yang akan diajarkan. Rekapitulasi
data ditunjukan pada tabel 8.
-
15
Tabel 8 Hasil praktikum siswa
Kelas Rata-rata Min Max
Eksperimen 67.27 50 80
Kontrol 62.72 40 80
Berdasarkan data pada tabel 8, terlihat bahwa rata-rata skor kelas
eksperimen adalah 67.27 dengan skor maksimum 80 dan skor minimum 50.
Sedangkan rata-rata skor kelas kontrol adalah 62.72 dengan skor maksimum
80 dan skor minimum 40. Dalam mengerjakan tes praktikum siswa kurang
memahami penggunaan operator acuan seperti titik dan koma sehingga tidak
dapat mengisi kolom barang dan harga pada data penjualan. Siswa tidak
memahami cara menggabungkan rumus fungsi logika saat mengisi kolom
total pada penjualan. Siswa kurang memahami operator perhitungan seperti
perkalian dan pengurangan saat mengisi kolom bayar pada penjualan.
5. Simpulan Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, hasil analisis dan
pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode Contextual Teaching and Learning efektif digunakan
dalam pembelajaran fungsi logika pada Microsoft Excel 2007 siswa kelas
VIII. Hal ini ditunjukan dengan keberhasilan penerapan prinsip Contextual
Teaching and Learning dalam proses pembelajaran. Pada hasil uji gain
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
proses pembelajaran. Perhitungan gain antara kelas eksperimen juga lebih
tinggi daripada kelas kontrol, yaitu nilai gain kelas eksperimen 0.36 dengan
kriteria sedang dan pada kelas kontrol 0.21 dengan kriteria rendah. Hal itu
berarti peningkatan belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol. Pada tes praktikum siswa hasil rata-rata skor kelas eksperimen adalah
67.27 sedangkan rata-rata skor kelas kontrol adalah 62.72 yang berarti hasil
nilai praktikum dengan menggunakan metode Contextual Teaching and
Learning lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode
pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti
merekomendasikan untuk menggunakan metode Contextual Teaching and
Learning karena proses belajar mengajar menjadi menyenangkan, siswa aktif
dikelas, tidak membosankan dan perubahan hasil belajar cukup memuaskan.
6. Daftar Pustaka [1] Robbins, Stephen P, Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi.
Jakarta: Salemba Empat.
[2] Saki, Asniatin. 2012. Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan
Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jurnal DIKDAS. 1(1):2.
[3] Anne Fatma dan Sri Ernawati. 2012. Pendekatan Perilaku Kognitif
Dalam Pelatihan Keterampilan Mengelola Kecemasan Berbicara Di
Depan Umum. Jurnal Psikologi, Universitas Sahid Surakarta. 1(1): 7.
-
16
[4] Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
[5] Yulistyanto. 2011. Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Melalui
Metode Contextual Teching and Learning (CTL) Bagi Peserta Didik.
Jurnal Pendidikan Sejarah, IKIP Veteran Semarang.
[6] Wati, Safrida. 2013. Peningkatan Kemahiran Menulis Karangan
Deskripsi Dengan Metode Contextual Teaching And Learning Siswa
Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri I Bintan Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.
[7] Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai benih teknologi pendidikan.
Jakarta: Prenada Media.
[8] Azimatul Ifah dan Rusijono. 2010. Pengaruh Penerapan Pembelajaran
Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar TIK. Jurnal Teknologi
Pendidikan, Universitas Negri Surabaya. 10(10): 31.
[9] Ice Syafsensi, Syahron Lubis, Chairul Israr. 2013. Kontribusi Motivasi
Belajar Terhadapa Hasil Belajar Mata Pelajaran Gambar Bangunan
Siswa SMK Negeri 2 Solok. Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan FT
UNP.
[10] Sudjana. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Sinar Baru
[11] Wahyudin, Din. 2010. Model Pembelajaran Icare Pada Kurikulum Mata
Pelajaran TIK di SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan. Universitas
Pendidikan Indonesia.
[12] Mursid, Yushanafi. 2012. Perbedaan Minat Dan Prestasi Belajar Siswa
Pada Mata Diklat Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektronik
Dengan Menggunakan Software Tutorial Plc Siswa Kelas Xi Smk
Negeri 2 Pengasih. Jurnal Pendidikan Teknik Mekatronika, Universitas
Negri Yogyakarta.
[13] Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
[14] Sa’ud. 2010. Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
[15] Gaspersz, Vincent. 2006. Continuous Cost Reduction Through Lean-
Sigma Approach. Gramedia Pustaka Utama: jakarta.
[16] Mawardi, Puspasari. 2011. Perbedaan Efektivitas Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Pembelajaran Konvensional pada Mata
Pelajaran PKn IV SD Negeri 1 Badran Kecamatan Kranggan
Kabupaten Temanggung. Universitas Kristen Satya Wacana. Scholaria
vol 1. Salatiga.
[17] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: CV. Alfabeta.
[18] Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.
Bandung: Alfabeta.