EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan...

56
EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, MINYAK CENGKEH, DAN GARAM DALAM TRANSPORTASI TERTUTUP BENIH IKAN PATIN Pangasionodon hypopthalmus DENGAN KEPADATAN BERBEDA TOMY RADYA PAMUNGKAS DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Transcript of EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan...

Page 1: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

i

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, MINYAK

CENGKEH, DAN GARAM DALAM TRANSPORTASI TERTUTUP

BENIH IKAN PATIN Pangasionodon hypopthalmus

DENGAN KEPADATAN BERBEDA

TOMY RADYA PAMUNGKAS

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 2: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, MINYAK CENGKEH, DAN GARAM DALAM TRANSPORTASI TERTUTUP BENIH IKAN PATIN Pangasionodon hypopthalmus DENGAN KEPADATAN BERBEDA adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2010

TOMY RADYA PAMUNGKAS

C14060793

Page 3: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

iii

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, MINYAK

CENGKEH, DAN GARAM DALAM TRANSPORTASI TERTUTUP

BENIH IKAN PATIN Pangasionodon hypopthalmus

DENGAN KEPADATAN BERBEDA

TOMY RADYA PAMUNGKAS

SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya Departemen Budidaya Perairan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 4: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

iv

Judul Skripsi : Efektivitas penambahan zeolit, karbon aktif, minyak cengkeh, dan garam dalam transportasi tertutup benih ikan patin Pangasionodon hypopthalmus dengan kepadatan berbeda

Nama Mahasiswa : Tomy Radya Pamungkas

Nomor Pokok : C14060793

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc Dr. Ir. Kukuh Nirmala, M.Sc NIP. 19630212 198903 1 003 NIP. 19610625 198703 1 001

Diketahui

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M. Sc NIP. 19610410 198601 1 002

Tanggal Lulus:

Page 5: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

v

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret 2010 s.d. Juli 2010 di

Laboratorium lingkungan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor berjudul ”Efektivitas penambahan

zeolit, karbon aktif, minyak cengkeh, dan garam dalam transportasi tertutup ikan

patin Pangasionodon hypopthalmus dengan kepadatan berbeda”. Sholawat serta

salam semoga selalu tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW

beserta para sahabat dan umatnya hingga hari akhir nanti.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua Bapak Agus

Suroto dan Ibu Sunarmi yang telah berjasa dalam mendidik, membesarkan, dan

membiayai kehidupan dan pendidikan selama ini. Bapak Dr. Eddy Supriyono

selaku dosen pembimbing (ketua) yang telah banyak memberikan bimbingan,

tema penelitian, nasihat dan bantuan sebagian biaya. Bapak Dr. Kukuh Nirmala

selaku dosen pembimbing yang memberikan semangat dan bimbingan selama ini.

Disamping itu, penulis juga menyampaikan penghargaan kepada Saudara M.

Faisol Riza Ghozali, M.Si yang telah memberikan arahan selama penelitian ini

berlangsung. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada saudara Zamzam

dan Riri yang telah bersama-sama menyusun dan mengkonsep penelitian ini,

mahasiwa BDP angkatan 42, 43 (khususnya mahasiswa laboratorium lingkungan),

dan 44 yang telah memberi dukungannya selama penelitian serta semua pihak

yang telah membantu hingga penelitian selesai.

Penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu

penyusun memohon saran yang berguna dan membangun untuk menyempurnakan

penyusunannya. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2010

Tomy Radya Pamungkas

Page 6: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Karanganyar tanggal 6 Juli 1988 dari pasangan

Bapak Agus Suroto dan Ibu Sunarmi. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga

bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SMA N 1 Karanganyar dan

lulus tahun 2006. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk IPB melalui

jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) dan melalui program mayor-

minor tahun 2007 dan memilih mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan

Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif pada beberapa organisasi

kemahasiswaan, diantaranya Koperasi Mahasiwa Institut Pertanian Bogor

(KOPMA IPB) periode 2006/2007, Himpunan Mahasiswa Akuakultur

(HIMAKUA) periode 2007/2008, dan Paduan Suara FPIK (Endeavour) periode

2007/2009. Penulis juga aktif menjadi Asisten Praktikum pada beberapa mata

kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton

Benthos dan Alga (2010).

Untuk meningkatkan pengetahuan di bidang perikanan budidaya, penulis

mengikuti kegiatan magang liburan di tambak udang Pinang Gading (2007) dan

Praktek Lapangan Akuakultur pembenihan vaname di Cantral Pertiwi Bahari,

Rembang (2009). Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan penulis

dengan menulis skripsi berjudul “Efektivitas penambahan zeolit, karbon aktif,

minyak cengkeh, dan garam dalam transportasi tertutup benih ikan patin

Pangasionodon hypopthalmus dengan kepadatan berbeda”.

Page 7: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

vii

ABSTRAK

TOMY RADYA PAMUNGKAS. Efektivitas penambahan zeolit, karbon aktif, minyak cengkeh, dan garam dalam transportasi tertutup benih ikan patin Pangasionodon hypopthalmus dengan kepadatan berbeda. Dibimbing oleh EDDY SUPRIYONO dan KUKUH NIRMALA. Ikan patin (Pangasionodon hypopthalmus) merupakan ikan ekonomis penting dalam budidaya perairan karena harga jual yang cukup menjanjikan. Namun jarak antara tempat pembenihan dengan pendederan dan pembesaran yang cukup jauh, maka dibutuhkan transportasi benih yang efektif. Selama ini transportasi benih patin masih dengan kepadatan rendah yaitu 75-100 ekor/ℓ sedangkan tingkat kelangsungan hidup atau Survival Rate (SR) juga rendah karena kualitas air yang menurun. Banyak bahan yang ditambahkan dalam transportasi seperti zeolit, karbon aktif, minyak cengkeh dan garam. Zeolit dan karbon aktif berpengaruh terhadap kualitas air sedangkan minyak cengkeh dan garam berpengaruh terhadap ikan. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian terhadap bahan-bahan tersebut untuk meminimalisir tingkat kematian ikan selama transportasi sehingga lebih efisien. Transportasi dilakukan langsung dengan pengepakan benih patin dan ditambahkan bahan-bahan sesuai dosis yaitu 20 g zeolit, 10 g karbon aktif, 6 g/ℓ garam, dan 5 µℓ/ℓ minyak cengkeh yang merupakan hasil-hasil penelitian terdahulu. Transportasi dilakukan selama 72 jam dan pemeliharaan 30 hari. Perlakuannya adalah perbedaan kepadatan benih patin ukuran 2 inchi yaitu 100, 150 dan 200 ekor/ℓ. SR pasca transportasi untuk perlakuan 100, 150, dan 200 ekor/ℓ masing-masing 99%, 90%, dan 57%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan 150 ekor/ℓ lebih efektif dibandingkan perlakuan yang lainnya dengan SR 90% dengan penerimaan tertinggi Rp 16.638,- per kantong serta selama pemeliharaan memiliki nilai Laju Pertumbuhan Harian (LPH) 1,91% dan SR 80%. Kata kunci: transportasi ikan, zeolit, karbon aktif, minyak cengkeh, garam, dan Survival Rate

---------------------------

ABSTRACT

TOMY RADYA PAMUNGKAS. The efektivity of addition zeolith, active carbone, clove oil and salt in closed of patin fish seed Pangasionodon hypopthalmus transportation with different of density. Supervised by EDDY SUPRIYONO and KUKUH NIRMALA. Patin fish (Pangasionodon hypopthalmus) is highvaluable-fish in aquaculture because the price is promises. However, the distance of hatchery from other stage of culture is far enough, so it’s needed efectively transportation of that fish. For while, the transportation of that fish still use low density, 75-100 fish/ℓ even the Survival Rate (SR) also decreased because the decreases of that water quality.

Page 8: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

viii

There are many kinds of material could be added in the system of transportation such as zeolith, active carbone, clove oil and salt. Zeolit and active carbone influenced to the water quality even clove oil and salt influenced to the fish. Because of that, needed an experiment about use of that materials in transportation to minimalize the mortality rate of fish so that more efisien. The transportation done with packing of fish and added each material acording the dose, 20 g zeolith, 10 g active carbon, 6 g/ℓ salt, and 5 µℓ/ℓ clove oil that dose are results of former experiment. The transportation done in 72 hours and post transportation untill 30 days. The treatment used in this experiment is difference of density in 2 inchi-patin fish are; 100, 150 dan 200 fish/ℓ. SR of pasca transportation in each treatment 100, 150, and 200 fish/ℓ are 99%, 90%, are 57%. The result showed that 150 fish/ℓ more efective than other treatment with SR 90% with highest revenue Rp 16.638,- each pack along with in post transportation the grow rate is 1,91% and SR is 80%. Key words: fish transportation, zeolith, active carbone, clove oil, salt, and Survival Rate

Page 9: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ iv

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

II. BAHAN DAN METODE ................................................................ 3

2.1 Tahap Penelitian ....................................................................... 3 2.2 Prosedur Kerja ........................................................................ 3

2.2.1 Penentuan Kemampuan Puasa Ikan ................................... 3 2.2.2 Penentuan Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO) .................. 3 2.2.3 Penentuan Laju Ekskresi Amoniak .................................... 4 2.2.4 Penentuan Kapasitas Zeolit dan Karbon Aktif dalam Penyerapan TAN ............................................................. 4 2.2.5 Penentuan Toleransi Ikan Patin terhadap Dosis Optimum Pencampuran Minyak Cengkeh dan Garam dalam Air ...... 4 2.2.6 Penentuan Kepadatan Optimum Ikan Patin terhadap Zeolit, Karbon Aktif, Minyak Cengkeh, dan Garam dengan Dosis Tertentu ..................................................... 5 2.2.7 Pemeliharaan Pascapengangkutan ..................................... 7 2.3 Rancangan Penelitian ................................................................ 7 2.4 Pengumpulan Data ..................................................................... 7 2.4.1 Derajat Kelangsungan Hidup ............................................ 8 2.4.2 Laju Pertumbuhan Bobot Harian ....................................... 8 2.4.3 Total Ammonia Nitrogen (TAN) dan NH3......... ................ 8 2.4.4 Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO)......... ........................... 9 2.5 Analisis Data ........................................................................ 9

III. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................... ................................ 10

3.1 Hasil................................................................................................ 10 3.2 Pembahasan .......................... ........................................................ 16

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 22

4.1 Kesimpulan.......................................................................... ........... 22 4.2 Saran .......................... .................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 23

LAMPIRAN ......................................................................................... 26

Page 10: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Persentase amoniak tidak terionisasi (NH3) pada pH dan suhu yang berbeda (Boyd, 1992) ........................................................................ 8

2. Kemampuan puasa ikan patin ............................................................ 10 3. Konsentrasi TAN rata-rata pada media air pengepakan ikan patin ..... 13 4. Konsentrasi NH3 rata-rata pada media air pengepakan ikan patin ...... 14

Page 11: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Pengepakan benih ikan patin ............................................................. 6 2. Kandungan oksigen terlarut selama pengangkutan ............................. 11 3. Nilai pH selama pengangkutan .......................................................... 11 4. Suhu selama pengangkutan................................................................ 12 5. Kandungan karbondioksida selama pengangkutan ............................. 12 6. Kandungan TAN selama pengangkutan ............................................. 13 7. Kandungan NH3 selama pengangkutan .............................................. 14 8. Tingkat kelangsungan hidup ikan selama pengangkutan .................... 15 9. Laju pertumbuhan ikan patin setelah pengangkutan ........................... 15 10. Tingkat kelangsungan hidup ikan patin setelah pengangkutan ........... 16

Page 12: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Tingkat konsumsi oksigen ikan patin........ ......................................... 27 2. Eksresi TAN ikan patin tiap 12 jam ................................................... 27 3. Kapasitas daya serap zeolit ................................................................ 27 4. Kapasitas daya serap karbon aktif ...................................................... 27 5. Tingkat kelangsungan hidup (SR) penentuaan dosis optimum ........... 28 6. Konsentrasi DO media pengangkutan ................................................ 28 7. Analisis statistik DO media pengangkutan ......................................... 29 8. Nilai pH media pengangkutan ........................................................... 30 9. Analisis statistik pH media pengangkutan ......................................... 30 10. Nilai suhu media pengangkutan ......................................................... 32 11. Analisis statistik suhu media pengangkutan ....................................... 32 12. Nilai CO2 media pengangkutan ......................................................... 34 13. Analisis statistik CO2 media pengangkutan........................................ 34 14. Nilai Total Amonia Nitrogen (TAN) media pengangkutan ................ 36 15. Analisis statistik TAN media pengangkutan ...................................... 36 16. Nilai NH3 media pengangkutan ......................................................... 38 17. Analisis statistik NH3 media pengangkutan ....................................... 38 18. Tingkat kelangsungan hidup (SR) ikan patin selama pengangkutan ... 40 19. Analisis statistik SR ikan patin akhir pengangkutan jam ke 72........... 40 20. Laju pertumbuhan ikan patin selama pemeliharaan ............................ 40 21. Analisis statistik laju pertumbuhan ikan patin selama pemeliharaan .. 41 22. Tingkat kelangsungan hidup (SR) ikan patin selama pemeliharaan .... 41 23. Analisis statistik SR ikan patin selama pemeliharaan ......................... 42 24. Perbandingan SR ikan patin dengan pustaka ...................................... 42 25. Analisis statistik perbandingan SR ikan patin dengan pustaka ........... 42 26. Analisis biaya .................................................................................... 43

Page 13: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

1

I. PENDAHULUAN

Ikan patin (Pangasionodon hypopthalmus) merupakan ikan ekonomis

penting dalam budidaya perairan karena harga jual yang cukup menjanjikan. Hal

ini sesuai dengan permintaan pasar yang tinggi dilihat dari peningkatan produksi

dari tahun 2005 sebesar 32.575 ton menjadi 132.000 ton pada tahun 2009 (KKP,

2009). Namun produksi patin dan penyebarannya di Indonesia masih belum

optimal. Selama ini kegiatan pemijahan ikan patin masih terpusat di daerah

Sukabumi, Bogor dan Jakarta sedangkan kegiatan pendederan dan pembesaran

berada di daerah pulau Jawa dan Sumatera (Sunarma 2007).

Daerah penyebaran produksi patin dari pemijahan, pendederan dan

pembesaran yang cukup jauh dibutuhkan salah satu kegiatan ekonomi yaitu

distribusi, dalam hal ini adalah transportasi. Handisoeparjo (1982) menyatakan

bahwa transportasi ikan hidup pada dasarnya memaksa dan menempatkan ikan

dalam suatu lingkungan yang berlainan dengan lingkungan asalnya yang disertai

dengan perubahan sifat lingkungan yang mendadak. Karena jarak yang jauh,

biasanya transportasi yang digunakan dengan sistem tertutup. Transportasi sistem

basah menuntut media yang sama dengan tempat hidup ikan sebelumnya yaitu air

dan oksigen (Wibowo 1993). Transportasi ikan terutama benih ikan biasanya

dilakukan dengan menggunakan kepadatan yang tinggi untuk mengefisienkan

biaya. Namun dalam penanganannya, semakin padat ikan maka semakin tinggi

tingkat stres pada ikan dan kondisi media air menjadi buruk sehingga risiko

kematian dalam transportasi semakin tinggi. Tingkat stres tinggi dan kondisi

media air pengangkutan yang menurun dibutuhkan penambahan bahan penenang

dan bahan yang dapat menstabilkan kondisi media air selama pengangkutan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan penelitian untuk

meningkatkan efisiensi transportasi khususnya untuk benih ikan patin agar

kematian ikan bisa diminimalisir sehingga biaya transportasi lebih murah.

Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yaitu penggunaan

garam 6 g/ℓ, zeolit 20 g/ℓ, dan C-aktif 10 g/ℓ pada pengangkutan ikan patin

ukuran 2 inchi dengan kepadatan 150 ekor/ℓ dan SR 48,89% selama 64 jam oleh

Emu (2010), serta penggunaan minyak cengkeh 9 µℓ/ℓ pada pengangkutan ikan

Page 14: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

2

patin ukuran 2 inchi dengan kepadatan 150 ekor/ℓ dan SR 83,11% selama 72 jam

oleh Syahputra (2010). Penggunaan zeolit dan C-aktif mengacu pada penelitian

yang dilakukan oleh Ghozali (2007) sebanyak 20 g/ℓ pada pengangkutan ikan

maanvis dan penggunaan C-aktif sebanyak 10 g/ℓ pada pengangkutan ikan

coridoras. oleh Ardyanti (2007).

Kepadatan benih ikan patin dalam transportasi dengan ukuran benih 2 inchi

di Bogor mencapai 100 ekor/ℓ dengan lama pengangkutan maksimal 24 jam (hasil

wawancara terhadap petani di daerah Bogor). Cole et al. (1999) mengatakan

bahwa air yang digunakan dalam pengangkutan berkualitas meliputi zeolit 20 g/ℓ,

arang aktif 20 g/ℓ, es batu untuk mencegah flkutuasi suhu, dan natrium klorida

sebanyak 9 g/ℓ dan lamanya pengankutan berkisara 48-78 jam. Berdasarkan

penelitian dan data tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan

kepadatan transportasi ikan patin dengan cara penambahan minyak cengkeh,

garam, zeolit dan C-aktif terhadap media transportasi agar didapat SR yang lebih

tinggi.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kepadatan optimum ikan patin

dengan adanya penambahan zeolit, karbon aktif, minyak cengkeh, dan garam

dengan dosis tertentu dalam media transportasi tertutup sehingga dapat

maminimalisir tingkat kematian ikan patin yang diangkut selama 72 jam.

Page 15: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

3

II. BAHAN DAN METODE

2.1 Tahap Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan inti.

Penelitian pendahuluan meliputi kegiatan penentuan kemampuan puasa ikan,

tingkat konsumsi oksigen, laju ekskresi ammoniak, penentuan kapasitas zeolit dan

karbon aktif dalam penyerapan Total Amonia Nitrogen (TAN), serta penentuan

toleransi ikan patin terhadap dosis optimum pencampuran minyak cengkeh dan

garam dalam air. Sedangkan penelitian inti adalah pengepakan dengan tujuan

mengevaluasi efektivitas zeolit, karbon aktif, minyak cengkeh dan garam terhadap

kualitas air media pengangkutan dalam mempertahankan kelangsungan hidup

benih ikan patin dengan kepadatan yang berbeda serta laju pertumbuhan pada saat

pemeliharaan pascapengangkutan.

2.2 Prosedur Kerja

2.2.1 Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

Penentuan puasa ikan dilakukan dengan penyiapan akuarium ukuran

60x50x40 cm yang telah dibersihkan dan dikeringkan selama 2 hari kemudian

diisi dengan air hingga tingginya mencapai 20 cm yang diaerasi selama 2 hari.

Kemudian ikan uji yaitu benih ikan patin ukuran 2 inchi dengan berat rata-rata

1,5 g sebanyak 20 ekor dimasukkan ke dalam akuarium. Pergantian air sebanyak

5-20% dilakukan setiap hari. Parameter yang diamati adalah tingkah laku ikan dan

kualitas air berupa suhu, pH, dan DO.

2.2.2 Penentuan Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO)

Tingkat konsumsi oksigen (TKO) ditentukan dengan cara 3 toples

bervolume 3,5 ℓ yang telah dibersihkan dan dikeringkan disiapkan kemudian diisi

air hingga penuh dan diberi aerasi selama 1 hari (sampai kandungan oksigen

dalam air jenuh). Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan patin ukuran 2 inchi

dengan berat rata-rata 1,5 g sebanyak 20 ekor. Ikan uji yang dilakukan

sebelumnya dibedakan perlakuannya antara setelah makan dan sudah dipuasakan

Page 16: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

4

selama 2 hari. Kemudian toples ditutup dengan plastik hingga rapat dan tidak ada

lagi gelembung udara, lalu DO diukur setiap jam selama 6 jam.

2.2.3 Penentuan Laju Ekskresi Amoniak

Laju ekskresi amoniak ditentukan dengan cara 3 toples bervolume 3,5 ℓ

yang telah dibersihkan dan dikeringkan selama 2 hari disiapkan, kemudian diisi

air hingga penuh. Ikan uji dimasukan kedalam wadah masing-masing 20 ekor per

wadah dengan bobot rata-rata 1,5 g. Kemudian sampel air sebanyak 30 mℓ

diambil setiap 12 jam dan dilakukan pengukuran konsentrasi TAN, suhu, pH, dan

oksigen.

2.2.4 Penentuan Kapasitas Zeolit dan Karbon Aktif dalam Penyerapan TAN

Kapasitas zeolit dan karbon aktif ditentukan dengan cara 2 buah potongan

botol plastik bervolume 600 mℓ yang telah dibersihkan dan dikeringkan

disiapkan. Sebelumnya botol dipotong bagian bawahnya sebagai tempat

dimasukkanya zeolit dan karbon aktif sedangkan tutup pada botol dilubangi

dengan jarum agar air yang nantinya dialirkan bisa keluar dari botol tersebut.

Masing-masing dari karbon aktif 10 g dan zeolit 20 g dimasukkan ke dalam botol

dengan posisi terbalik. Selanjutnya air yang mengandung TAN 0,1 mg/ℓ dengan

volume 1 ℓ dialirkan pada masing-masing botol, di bawah botol diletakkan gelas

piala untuk menampung aliran air yang mengalir dari botol. Langkah ini

dilakukan setiap 1,5 menit selama 7 kali. Kemudian 30 mℓ air sampel diambil dari

masing-masing gelas palan untuk diukur kadar TAN, pH, dan suhu.

2.2.5 Penentuan Toleransi Ikan Patin terhadap Dosis Optimum Pencampuran Minyak Cengkeh dan Garam dalam Air

Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui dosis optimum pencampuran

minyak cengkeh dan garam dalam air. Ada 7 perlakuan yang digunakan, yaitu:

A = 20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/ℓ garam + 3 µℓ/ℓ minyak cengkeh

B = 20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/ℓ garam + 5 µℓ/ℓ minyak cengkeh

C = 20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/ℓ garam + 7 µℓ/ℓ minyak cengkeh

Page 17: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

5

D = 20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/ℓ garam + 9 µℓ/ℓ minyak cengkeh

E = 20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/ℓ garam + 11 µℓ/ℓ minyak cengkeh

F = 20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/ℓ garam + 13 µℓ/ℓ minyak cengkeh

G = 20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/ℓ garam + 15 µℓ/ℓ minyak cengkeh

Prosedur ini dimulai dengan memuasakan ikan uji selama 2 hari. Kemudian

disiapkan 7 lembar kantong plastik dan karet pengikat. Lesmana (2001)

menyatakan bahwa agar ikan tetap hidup sampai ke tangan konsumen, maka

dalam proses pengemasan harus memenuhi syarat. Teknik pengemasan dengan air

dalam kantong plastik yang diisi oksigen adalah cara yang terbaik. Kemasan yang

baik dalam pengangkutan sistem tertutup adalah menggunakan plastik jenis

polyetylen (PE) dengan ketebalan plastik 0,03 mm, karena ringan, mudah didapat,

dan murah (Liviawati dan Afrianto, 1990). Setelah kantong plastik disiapkan,

salah satu ujung plastik dipasang kemasan zeolit dan karbon aktif, sedangkan di

ujung lainnya diikat dengan karet untuk menghindari titik mati air. Kantong

plastik diisi air 1 ℓ yang sebelumnya dicampur garam 6 g/ℓ dan minyak cengkeh

yang masing-masing 3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15 µℓ. Setelah itu, ikan uji dimasukkan

ke dalam kantong plastik masing-masing 150 ekor. Setiap kantong diisi oksigen

dengan perbandingan oksigen dan air 1:4. Lalu diikat dengan karet pengikat dan

dimasukkan ke dalam kotak styrofoam. Pada tiap stirofom diberi es batu dan

ditutup rapat. Pengamatan keadaan ikan dilakukan setiap 6 jam selama 72 jam.

2.2.6 Penentuan Kepadatan Optimum Ikan Patin terhadap Zeolit, Karbon Aktif, Minyak Cengkeh, dan Garam dengan Dosis Tertentu

Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 3 perlakuan dengan

masing-masing perlakuan terdapat 3 ulangan:

A = 100 ekor ikan patin + 20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/ℓ garam + 5 µℓ/ℓ

minyak cengkeh

B = 150 ekor ikan patin + 20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/ℓ garam + 5 µℓ/ℓ

minyak cengkeh

C = 200 ekor ikan patin + 20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/ℓ garam + 5 µℓ/ℓ

minyak cengkeh

Page 18: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

6

Prosedur ini dimulai dengan memuasakan ikan uji selama 2 hari. Kemudian

disiapkan 9 lembar kantong plastik dan karet pengikat. Salah satu ujung plastik

dipasang kemasan zeolit dan karbon aktif, sedangkan di ujung lainnya dipasang

kran aerasi untuk pengambilan sampel air (Gambar 1). Kantong plastik diisi air

1,2 ℓ yang sebelumnya dicampur garam 6 g dan minyak cengkeh 5 µℓ. Setelah itu,

ikan uji dimasukkan ke dalam kantong plastik masing-masing perlakuan diisi ikan

sebanyak A = 100, B = 150 dan C = 200 ekor. Setiap kantong diisi oksigen

dengan perbandingan oksigen dan air 1:4. Lalu diikat dengan karet pengikat dan

dimasukkan ke dalam kotak styrofoam. Pada tiap styrofoam diberi es batu dan

ditutup rapat. Setelah ditutup rapat dilakukan simulasi pengangkutan di dalam

laboratorium. Pengamatan keadaan ikan dilakukan setiap 6 jam, dan pengambilan

air sampel sebanyak 50 mℓ per kantong setiap 24 jam. Pengambilan sampel

dilakukan dengan cara keran aerasi yang dipasang di ujung plastik dibuka

kemudian air dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam botol uji tanpa adanya difusi

dari udara luar atau melalui dinding botol sebanyak 50 mℓ. Selain itu, dilakukan

penggantian es batu setiap 24 jam. Pengamatan ini dilakukan selama 72 jam.

Gambar 1. Pengepakan benih ikan patin

Page 19: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

7

2.2.7 Pemeliharaan Pascapengangkutan

Prosedur ini dilakukan setelah prosedur pengangkutan ikan patin. Setelah 72

jam pengangkutan, ikan dimasukkan ke dalam akuarium berukuran 50x40x30 cm

yang telah disiapkan sebelumnya dengan aklimatisasi selama 20-30 menit.

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah pemberian pakan sebanyak 1 kali

dalam sehari, penyiponan dan pergantian air 5-20% setiap hari, dan pergantian air

80% setiap 3 hari sekali. Sampling bobot dilakukan pada awal dan akhir

pemeliharaan selama 30 hari.

2.3 Rancangan Penelitian

Rancangan yang diguanakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak

lengkap (RAL), yaitu 3 perlakuan dengan masing-masing perlakuan terdapat 3

ulangan, yaitu:

A = 100 ekor ikan patin + 20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/ℓ garam + 5 µℓ/ℓ

minyak cengkeh

B = 150 ekor ikan patin + 20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/ℓ garam + 5 µℓ/ℓ

minyak cengkeh

C = 200 ekor ikan patin + 20 g zeolit + 10 g karbon aktif + 6 g/ℓ garam + 5 µℓ/ℓ

minyak cengkeh

Model rancangan yang digunakan yaitu: yij = µ + τi + έij

Keterangan:

yij = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

µ = nilai tengah data

τi = pengaruh perlakuan ke-i

έij = kesalahan percobaan pada perlakuan ke-j dan ulangan ke-i

2.4 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kematian ikan, nilai

kualitas air (TAN, DO, CO2 pH, dan suhu), bobot ikan, dan konsumsi oksigen.

Data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung parameter yang diamati

meliputi derajat kelangsungan hidup, pertumbuhan bobot harian, dan NH3.

Page 20: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

8

2.4.1 Derajat Kelangsungan Hidup

Derajat kelangsungan hidup atau SR (%) merupakan nilai perbandingan

antara jumlah ikan yang hidup di akhir pemeliharaan (Nt) dengan jumlah ikan

pada awal pemeliharaan (No). Untuk menghitung SR dapat digunakan rumus dari

Goddard (1996).

2.4.2 Laju Pertumbuhan Bobot Harian

Laju pertumbuhan bobot harian (%) ditentukan berdasarkan selisih bobot

rata-rata akhir (Wt) dengan bobot rata-rata awal (Wo) pemeliharaan, kemudian

dibandingkan dengan waktu pemeliharaan (t) dengan rumus dari Huisman (1987):

2.4.3 Total Ammonia Nitrogen (TAN) dan NH3

Nilai TAN didapatkan dari perbandingan nilai absorban dari sampel dan

standar kemudian dikalikan konsentrasi larutan yang dipakai.

NH3 = Nilai TAN yang dikalikan dengan persentase amoniak yang tidak

terionisasi berdasarkan pH dan suhu (Tabel 1).

Tabel 1. Persentase amoniak tidak terionisasi (NH3) pada pH dan suhu yang berbeda (Boyd, 1992)

pH Suhu (0C) 12 16 20 24 28

7.0 0.2 0.3 0.4 0.5 0.7 8.0 2.1 2.9 3.8 5.0 6.6 8.2 3.3 4.5 5.9 7.7 10.0 8.4 5.2 6.9 9.1 11.6 15.0 8.6 7.9 10.6 13.7 17.3 21.8

Page 21: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

9

2.4.4 Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO)

TKO didapat dari selisih antara DO akhir (DOt) dengan DO awal (DO0),

kemudian dibagi selisih waktu pengamatan akhir (t1) dengan waktu pengamatan

awal (t0) dan dibagi banyaknya biomass (W) kemudian dikalikan volume air (V),

dengan rumus dari Pavlovskii (1964):

TKO (mg O2 . g-1 . jam-1) =

2.5 Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis ragam (anova) dengan uji F pada selang

kepercayaan 95% menggunakan program MS.Exel 2007 dan SPSS 16.0 untuk

menentukan berpengaruh atau tidaknya perlakuan terhadap parameter yang

diamati. Apabila berpengaruh nyata, untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan

akan diuji lanjut dengan menggunakan uji Tukey.

Page 22: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

10

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Kemampuan puasa ikan patin ukuran 1,5 g sebanyak 20 ekor dapat bertahan

hidup dalam keadaan puasa selama 7 hari dengan SR 100%. Hasil uji dari

kemampuan puasa ikan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kemampuan puasa ikan patin

Hari ke-

∑ ikan

Hidup (ekor)

∑ ikan Mati

(ekor)

SR (%) Suhu (oC) pH DO

(mg/ℓ) Tingkah Laku

Ikan

1 20 0 100 26,4 7,23 6,3 Berenang aktif 2 20 0 100 26,2 7,32 5,9 Berenang aktif 3 20 0 100 26,5 7,23 5,6 Berenang aktif 4 20 0 100 26,6 7,25 5,6 Berenang aktif 5 20 0 100 26,7 7,19 5,6 Berenang aktif 6 20 0 100 26,4 7,21 5,6 Berenang aktif 7 20 0 100 26,4 7,23 5,5 Berenang aktif

Hasil uji TKO menunjukkan nilai TKO ikan patin ukuran 2 inchi dengan

berat rata-rata 1,5 g yaitu sebesar 0,26 mgO2.g-1. jam-1 (Lampiran 1). Kebutuhan

oksigen ikan patin selama pengankutan 72 jam untuk perlakuan 100, 150, dan 200

ekor/ℓ masing-masing adalah 2808, 4212, dan 5616 mgO2.

Hasil uji laju eksresi TAN ikan patin ukuran 2 inchi dengan berat rata-rata

1.5 g mempunyai laju eksresi TAN sebesar 0,0035 mgTAN.g-1.jam-1 (Lampiran

2). Ekskresi TAN ikan patin selama pengangkutan 72 jam untuk perlakuan 100,

150, dan 200 ekor/ℓ masing-masing adalah 37,8; 56,7; dan 75,6 mg/ℓ.

Penggunaan bahan terutama zeolit dan karbon aktif lebih mempengaruhi

kualitas air. Huet (1971) menyatakan bahwa faktor utama untuk mempengaruhi

pengangkutan ikan hidup dengan memperhatikan persediaan oksigen dalam

pengangkutan Oksigen terlarut (DO) selama pengangkutan menurun dengan nilai

yang berbeda antar perlakuan. Nilai DO pada jam ke 24 perlakuan 100 ekor/ℓ

berbeda dengan perlakuan 150 dan 200 ekor/ℓ. Namun setelah itu hingga jam ke

72 terjadi penurunan yang sangat berbeda antar masing-masing perlakuan. DO

tertinggi hingga jam ke 72 terdapat pada perlakuan 100 ekor/ℓ yaitu 3,53 mg/ℓ.

Page 23: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

11

Kemudian diikuti perlakuan 150 dan 200 ekor/ℓ yaitu masing-masing 2,66 dan

1,40 mg/ℓ (Gambar 2 dan Lampiran 6-7).

Gambar 2. Kandungan oksigen terlarut selama pengangkutan

Nilai pH selama pengangkutan tidak terlihat adanya perbedaan antar

perlakuan. Nilai pH menurun dari jam ke 0 hingga jam ke 48. Namun terjadi

kenaikan pada jam ke 72. Nilai pH dalam pengangkutan berkisar antara 6,92

sampai 7,47 (Gambar 3 dan Lampiran 8-9).

Gambar 3. Nilai pH selama pengangkutan

Suhu selama pengangkutan berbeda antar perlakuan. Suhu selama

pengangkutan diturunkan dengan menggunakan es di luar media pengangkutan

namun di dalam wadah pengepakan yaitu di dalam kotak stirofom. Kisaran suhu

selama pengangkutan adalah 21,67 - 23,67 oC (Gambar 4 dan Lampiran 10-11).

Page 24: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

12

Gambar 4. Suhu selama pengangkutan

Kandungan karbondioksida (CO2) selama pengangkutan meningkat pada

setiap pengamatan. Nilai CO2 pada jam ke 24 perlakuan 100 ekor/ℓ berbeda nyata

dengan perlakuan 150 dan 200 ekor/ℓ. Pada jam ke 48 nilai CO2 perlakuan 100

dan 150 ekor/ℓ tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata dengan perlakuan 200

ekor/ℓ (P<0,05). Sementara pada jam ke 72, nilai CO2 pelakuan 200 ekor/ℓ

berbeda nyata dengan perlakuan 100 dan 150 ekor/ℓ. Nilai CO2 meningkat selama

pengangkutan dengan nilai tertinggi pada perlakuan 200 ekor/ℓ pada jam ke 72

yaitu 182,45 mg/ℓ. Kemudian diikuti perlakuan 150 dan 100 ekor/ℓ yaitu masing-

masing 105,21 dan 83,90 mg/ℓ (Gambar 5 dan Lampiran 12-13).

Gambar 5. Kandungan karbondioksida selama pengangkutan

Konsentrasi total amoniak nitrogen (TAN) selama pengangkutan

mempunyai nilai yang berbeda antar perlakuan setiap jam pengamatannya. Nilai

Page 25: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

13

TAN mengalami peningkatan pada selang jam ke-0 sampai jam ke-48. Namun

terjadi penurunan pada jam ke 72. Semua perlakuan menunjukkan pengaruh yang

berbeda nyata terhadap kandungan nilai TAN (Tabel 3 dan Lampiran 14-15).

Tabel 3. Konsentrasi TAN rata-rata pada media air pengepakan ikan patin

Jam ke- Konsentrasi TAN (mg/ℓ)

100 150 200

0 0,13 0,13 0,13

24 1,84±0,37b 1,08±0,09b 1,17±0,19a

48 2,07±0,07a 2,57±0,70b 2,98±0,20ab

72 1,16±0,13a 1,36±0,34c 1,87±0,23b

Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (P<0,05)

Gambar 6. Kandungan TAN selama pengangkutan

Konsentrasi NH3 merupakan bagian dari TAN dan nilainya dipengaruhi oleh

pH dan suhu. Kandungan NH3 selama pengangkutan berfluktuasi. Nilai NH3 pada

akhir pengangkutan untuk perlakuan 100 dan 200 berbeda nyata dengan perlakuan

150 ekor/ℓ dengan nilai NH3 pada perlakuan ini paling kecil yaitu 0.0186±0.0198

mg/ℓ dan nilai terbesar adalah perlakuan 200 ekor/ℓ yaitu 0.0220±0.0070 mg/ℓ

(Tabel 4 dan Lampiran 16-17).

Page 26: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

14

Tabel 4. Konsentrasi NH3 rata-rata pada media air pengepakan ikan patin

Jam ke- Konsentrasi NH3 (mg/ℓ)

100 150 200

0 0,0060 0,0060 0,0060

24 0,0210±0,0090ab 0,0173±0,0130b 0,0179±0,0062c

48 0,0090±0,0008a 0,0073±0,0060b 0,0040±0,0046a

72 0,0197±0,0025a 0,0186±0,0198b 0,0220±0,0070a

Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (P<0,05)

Gambar 7. Kandungan NH3 selama pengangkutan

Berdasarkan data hasil kualitas air akibat adanya penambahan bahan yang

digunakan pada semua perlakuan maka di dapat tingkat kelangsungan hidup yang

berbeda-beda. Tingkat kelangsungan hidup ikan patin selama transportasi

menunjukkan data yang berbeda nyata (P<0,05). Awal kematian terjadi pada jam

ke 42 untuk perlakuan 200 ekor/ℓ, namun dengan perlakuan lain tidak berbeda.

SR semakin menurun berbanding dengan lamanya pengangkutan. Pada jam ke 48,

tingkat kelangsungan hidup perlakuan 200 ekor/ℓ berbeda nyata dengan perlakuan

100 dan 150 ekor/ℓ. Perbedaan terlihat jelas pada jam ke 72 dengan tingkat

kelangsungan hidup tertinggi pada perlakuan 100 ekor/ℓ yaitu 99% dan terendah

pada perlakuan 200 ekor/ℓ sebesar 57% (Gambar 8 dan Lampiran 18-19).

Page 27: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

15

Gambar 8.Tingkat kelangsungan hidup ikan selama pengangkutan.

Selama pengangkutan terjadi stres dengan kondisi media sudah tidak layak

untuk pertumbuhan ikan patin. Setelah pengangkutan dilakukan pemeliharaan

ikan untuk mengetahui laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup. Laju

pertumbuhan harian ikan paitn setelah dilakukan transportasi adalah tidak berbeda

nyata untuk semua perlakuan. Namun nilai tertinggi LPH selama pemeliharaan 30

hari setelah pengangkutan adalah perlakuan 100 ekor/ℓ dengan nilai 2,33%.

Kemudian diikuti perlakuan 150 dan 200 ekor/ℓ yaitu masing-masing 2,13 dan

1,91% (Gambar 9 dan Lampiran 20-21).

Gambar 9. Laju pertumbuhan ikan patin setelah pengangkutan

Tingkat kelangsungan hidup ikan patin selama pemeliharaan tidak berbeda

nyata terhadap semua perlakuan. Namun nilai SR tertinggi terdapat pada

perlakuan 100 ekor/ℓ yaitu 100%, kemudian diikuti perlakuan 200 dan 150 ekor/ℓ

yaitu masing-masing 88,87 dan 88% (Gambar 10 dan Lampiran 22-23).

Page 28: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

16

Gambar 10. Tingkat kelangsungan hidup ikan patin setelah pengangkutan

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yaitu pengukuran kemampuan

puasa ikan (Tabel 2), tingkat konsumsi oksigen, dan laju ekskresi benih ikan patin

ukuran 2 inchi dengan berat rata-rata 1,5 g maka dapat dilakukan pengangkutan

selama 72 jam dengan penentuan jumlah oksigen yang akan dimasukkan ke dalam

kantong pengepakan. Kemampuan puasa benih ikan patin yang mampu bertahan

selama 7 hari dengan SR 100% dapat digunakan untuk transportasi dengan

kebutuhan waktu selama 5 hari yaitu 2 hari pemuasaan pratransportasi dan 3 hari

pengangkutan. Jumlah konsumsi oksigen ditentukan untuk penyesuaian jumlah

gas oksigen yang dimasukkan ke dalam kantong pengepakan. Oksigen yang

dimasukkan ke kantong sebanyak 5 ℓ, maka berdasarkan rumus PV=nRT akan

didapat oksigen sebanyak 5636 mgO2. Berdasarkan perbandingan jumlah oksigen

dalam kantong terhadap kebutuhan oksigen ikan patin selama pengangkutan dapat

dikatakan cukup. Sementara laju ekskresi TAN ditentukan untuk penggunaan

zeolit dan karbon aktif sebagai penyerap TAN. Hal ini dikarenakan dalam

kandungan TAN terdapat NH3 yang berbahaya bagi ikan. Menurut Setyawan

(2003) bahwa umumnya 1 mg TAN dapat diserap oleh 1 g zeolit.

Penelitian inti atau saat pengepakan dan pengangkutan ikan patin di dapat

hasil tingkat kelangsungan hidup terbesar pada perlakuan 100 ekor/ℓ yaitu 99%

dan diikuti perlakuan 150, dan 200 ekor/ℓ yaitu 90%, dan 57%. Tingkat SR yang

Page 29: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

17

rendah dikarenakan selama pengangkutan ikan melakukan berbagai aktivitas

seperti respirasi dan metabolisme lainnya seperti ekskresi feses sehingga terdapat

adanya amoniak yang dapat membahayakan fisiologi tubuh ikan. Semakin padat

ikan pada perlakuan yang digunakan juga dapat meningkatkan stres. Hal ini

diduga terjadi persaingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti oksigen.

Sedangkan menurut Bose et al. (1991) menyebutkan beberapa hal penyebab

kematian ikan dalam transportasi yaitu menipisnya persediaan oksigen terlarut di

media pengangkutan, akumulasi dari gas toksik seperti amonia, luka fisik akibat

dari penanganan sebelum pengangkutan, gerakan ikan yang hiperaktif di awal

pengangkutan, fluktuasi suhu air yang mendadak, dan penyakit

Nilai DO pada perlakuan kepadatan 100 ekor/ℓ yaitu 3,53 mg/ℓ masih

dalam toleransi hidup ikan patin. Sedangkan nilai DO pada perlakuan kepadatan

150/ℓ yaitu 2,66 mg/ℓ masih dapat ditolerir dalam transportasi ikan. Hal ini sesuai

dengan Pescod (1973) bahwa nilai DO yang baik untuk transportasi ikan adalah 2

mg/ℓ. Namun untuk perlakuan kepadatan 200 ekor/ℓ, nilai DO sangat rendah yaitu

1,40 mg/ℓ dan hal ini dapat menyebabkan kematian ikan. Penurunan suhu dalam

pengangkutan ikan hidup digunakan untuk menurunkan laju metabolisme karena

ikan bersifat poikilotermal yaitu perbandingan terhadap suhu lingkungan

berbanding lurus dengan metabolisme ikan. Selain itu suhu yang rendah dapat

menjaga kandungan oksigen dalam air. Kisaran suhu pada perlakuan yaitu 21,67-

23,67 oC dapat dikatakan wajar karena ikan patin merupakan ikan tropis. Hal ini

sesuai dengan Froese (1998) dalam Emu (2010) yang mengatakan bahwa ikan

tropis dapat bertahan pada saat pengiriman pada suhu yang sama dengan

lingkungannya yaitu sekitar 22–30 oC.

Suhu selama pengangkutan tidak mengalami fluktuasi yang tinggi. Suhu

yang fluktuasinya tinggi dapat menyebabkan kematian pada ikan selama

pengangkutan (Junianto, 2003). Hal ini sesuai Stickney (1979), umumnya

fluktuasi suhu akan membahayakan apabila perubahan secara mendadak yakni

5oC dalam waktu 1 jam. Penurunan suhu air media sampai 18oC pada ikan patin

sudah dapat meredam aktivitas gerak ikan (Kordi dan Ghufran, 2010).

Nilai DO yang menurun dipengaruhi faktor kualitas air lainnya. Hoar (1979)

dalam Nurmayani (2003) menyatakan bahwa penurunan kandungan oksigen

Page 30: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

18

terlarut biasanya diikuti dengan meningkatnya faktor lingkungan seperti amonia,

nitrit, dan urea yang dapat menybabkan turunnya pertumbuhan biota perairan.

Konsentrasi DO yang terlalu rendah menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap

kesehatan ikan seperti anoreksia, stres pernapasan, hipoksia jaringan,

ketidaksadaran, bahkan kematian (Wedemeyer, 1996).

Nilai pH yang diperoleh selama pengangkutan ini tidak berbeda nyata dan

masih dalam kisaran toleransi ikan patin yaitu 5-9 (Khairuman dan Amri, 2008).

Namun pH optimum untuk transportasi ikan adalah 7-8 (Berka, 1986). pH yang

berfluktuasi dalam pengangkutan dapat dikarenakan adanya perubahan ion H+.

Ketika pH naik pada pengamatan jam ke 72 terjadi perubahan kesetimbangan

terhadap reaksi amoniak dalam air yaitu ion H+ akan terlepas sehingga NH4+ turun

sementara OH- meningkat maka NH3 meningkat pula. Hal ini secara mekanisme

pertukaran ion yang dilakukan oleh zeolit dimana mampu menyerap ion selektif

yaitu NH4+ terlepas. Hal ini diduga karena goncangan atau gerakan ikan yang

sudah dalam keadaan tidak tenang menyebabkan terlepasnya NH4+ dari

kemampuan jerap zeolit. Suhu yang lebih rendah pada jam ke72 dibanding dengan

waktu sebelumnya juga dapat memacu meningkatnya pH perairan.

Kematian yang besar pada perlakuan 200 ekor/ℓ dapat dikarenakan adanya

karbondioksida yang sangat tinggi yaitu mencapai 182,45 mg/ℓ. Konsentrasi yang

tinggi ini diakibatkan karena padatnya jumlah ikan sehingga terjadi stres dan

metabolisme meningkat serta penggunaan oksigen semakin meningkat pula.

Ketika terjadi peningkatan konsumsi oksigen maka akan terjadi respirasi dan hasil

buangan berupa karbondioksida juga dihasilkan. Spotte (1970) menyatakan bahwa

karbondioksida dalam fisiologi ikan berkaitan dengan respirasi dan hal ini

berkaitan dengan laju konsumsi oksigen, serta CO2 bebas akan menekan daya ikat

darah dengan oksigen, hal ini diketahui sebagai root effect.

Penggunaan garam adalah sebagai pengatur tekanan osmotik ikan sehingga

energi yang dibutuhkan ikan untuk menjaga kestabilan garam dalam tubuhnya

tidak terlalu besar sedangkan minyak cengkeh sebagai penenang dapat menekan

aktifitas ikan patin. Hal ini sesuai dengan Swann (1993), yaitu penambahan garam

dapat meringankan stres dan menjaga keseimbangan antara kosentrasi cairan

tubuh dan lingkungan. Sementara itu menurut Berka (1986) bahwa kepadatan ikan

Page 31: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

19

dapat meningkatkan konsentrasi CO2 saat transportasi, tetapi konsentrasi tersebut

dapat ditoleransi jika ikan dalam keadaan tenang. Ikan dalam keadaan tenang

dipengaruhi adanya eugenol dalam minyak cengkeh. Hal ini sesuai dengan

Hadiwijaya (1983) bahwa minyak cengkeh mengandung eugenol 70-79%.

Eugenol ini berfungsi sebagai bahan pemingsan. Kematian pada perlakuan 200

ekor/ℓ dapat dikatakan bahwa efektifitas bahan yang digunakan sebagai penenang

telah berkurang. Hal ini dapat dilihat dari nilai DO yang semakin menurun dan

CO2 yang semakin meningkat karena adanya aktifitas respirasi yang berarti

aktifitas ikan kembali pada keadaan semula. Sementara untuk perlakuan 150

ekor/ℓ dengan jumlah CO2 yang cukup tinggi hingga 105,21 mg/ℓ tidak terlalu

menyebabkan kematian ikan walaupun toleransi untuk hidup ikan patin adalah 9-

20 mg/ℓ (Khairuman dan Amri, 2008). Berdasarkan Boyd (1992) bahwa CO2

tidak begitu toksik, hal ini disebabkan kebanyakan ikan hidup beberapa hari pada

air yang kandungan CO2 lebih dari 60 mg/ℓ. Selanjutnya dikatakan konsentrasi

CO2 lebih besar 50-100 mg/ℓ membutuhkan waktu yang relatif lama untuk

membunuh ikan. Berka (1986) menambahkan bahwa nilai-nilai kritis untuk

karbondioksida selama transportasi sistem tertutup tergantung pada spesies,

namun bervariasi antara 40 mg/ℓ untuk spesies ikan di daerah bermusim, dan

sampai dengan 140 mg/ℓ untuk ikan tropis. Dalam hal ini patin termasuk ikan

tropis.

Penggunaan zeolit juga dapat menyerap karbondioksida namun tidak sekuat

terhadap penyerapan TAN. Hal ini sesuai dengan Mumpton (1999), bahwa zeolit

dapat menjerap melekul polar dengan selektifitas yang tinggi dan CO2 merupakan

salah satu melekul polar. Walaupun terdapat garam dalam media pengangkutan

yang bermolekul NaCl dengan kandungan Na+ di dalamnya juga merupakan ion

positif yang dapat diserap dengan zeolit, namun zeolit lebih bersifat selektif untuk

menyerap NH4+ dibanding Na+. Hal ini sesuai dengan Harjono (2004) dalam

Ghozali (2007) bahwa zeolit klinoptiloit akan lebih mudah melakukan pertukaran

dengan NH4 dibandingkan dengan Na, Mg, dan Ca. Sehingga fungsi garam

sebagai pengatur tekanan osmotik dalam perlakuan ini tetap maksimum.

Keadaan TAN dalam penelitian ini terjadi fluktuasi dengan konsentrasi

meningkat hingga jam ke 48, namun turun pada jam ke 72. Hal ini berkaitan

Page 32: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

20

dengan data pH pada akhir pengangkutan yang juga meningkat. Penggunaan zeolit

menurut Setyawan (2003) bahwa zeolit baik digunakan dalam wadah

pengangkutan selain dapat menghilangkan amoniak juga dapat mencegah

terjadinya penurunan pH air yang diakibatkan oleh sisa respirasi organisme yang

diangkut. Konsentrasi TAN menjadi turun dalam hal ini fungsi zeolit sebagai

penyerap TAN terbukti di akhir perlakuan. Sementara itu konsentrasi pH yang

meningkat menyebabkan ion H+ terlepas sehingga NH4+ menjadi berkurang,

namun berubah menjadi NH3. Hal ini berarti kandungan TAN dalam

perbandingannya antara NH3 lebih besar dibanding dengan NH4+ sehingga

kematian dapat terjadi. Boyd (1992) mengatakan bahwa amoniak yang tidak

terionisasi atau NH3 lebih bersifat toksik bagi ikan, tetapi amonium (NH4+) relatif

lebih aman. Sementara itu nilai NH3 hasil penelitian di akhir pengamatan juga

meningkat sesuai dengan keberadaan nilai TAN. Nilai NH3 tertinggi terdapat pada

perlakuan 200 ekor/ℓ yaitu sebesar 0.0220±0.0070 mg/ℓ sehingga kematian ikan

dapat dikatakan sebagian berasal karena faktor ini. Hal ini sesuai dengan Sawyer

dan McCarty (1978) dalam Effendi (2003) jika kadar amoniak bebas lebih dari

0,02 mg/ℓ, perairan bersifat toksik bagi beberapa ikan. Kemudian hal ini

ditambahkan oleh Abel (1989) bahwa kandungan NH3 tidak boleh melebihi 0,025

mg/ℓ.

Transportasi merupakan salah satu rangkain siklus produksi yang bersifat

ekonomi yaitu dalam hal distribusi. Selain untuk mengetahui tingkat

kelangsungan hidup ikan selama pengangkutan maka diperlukan data untuk

mengetahui layak tidaknya ketika dilakukan produksi untuk tahap selanjutnya

khususnya pada penelitian ini adalah pendederan ikan patin. Data kegiatan

produksi yang cukup penting diketahui salah satunya adalah Laju Pertumbuhan

Harian (LPH). Berdasarkan data LPH dan SR setelah pengangkutan, diketahui

bahwa semua perlakuan tidak berbeda nyata yang artinya penggunaan kepadatan

hingga 200 ekor/ℓ pun mampu memberikan hasil produksi yang cukup bagus.

Secara keseluruhan, SR selama pemeliharaan untuk semua perlakuan cukup baik

yaitu di atas 80% sesuai SNI 01-6483.2-2000 (BSN, 2000). Hal ini diduga

adaptasi pemeliharaan ikan patin yang cepat dimana dilakukan pergantian air

Page 33: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

21

secara intensif sehingga kandungan bahan-bahan saat pengepakan yang masuk ke

dalam perairan menjadi terlarut dan hilang.

Tingkat kelangsungan hidup ikan patin terhadap pustaka pada kepadatan

150 ekor/ℓ menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan Emu (2010), namun

tidak berbeda nyata dengan Syahputra (2010). Jika ditinjau dari kualitas air

menurut Emu (2010) didapat parameter air DO 2,83 mg/ℓ, CO2 81,96 mg/ℓ, TAN

4,073 mg/ℓ, dan NH3 0,0268 mg/ℓ dengan lama pengangkutan 64 jam, sedangkan

Syahputra (2010) dengan DO 1,78 mg/ℓ, CO2 50,42 mg/ℓ, TAN 5,348 mg/ℓ, dan

NH3 0,0389 mg/ℓ lama pengangkutan sama yaitu 72 jam. Kualitas air terlihat jelas

pada CO2 dimana Syahputra lebih rendah, TAN yang lebih tinggi, dan amoniak

yang cukup tinggi karena lebih dari 0,025 mg/ℓ. Hal ini menunjukkan bahwa

penelitian ini seefektif dengan penambahan minyak cengkeh (Lampiran 24-25).

Berdasarkan penelitian ini terlihat jelas bahwa SR dalam kepadatan tinggi

sangat berpengaruh terhadap perhitungan biaya. Perbandingan antara

pengangkutan yang dilakukan tanpa bahan tambahan dengan pengangkutan yang

sudah menggunakan bahan tambahan seperti dalam penelitian ini menunjukkan

biaya yang cukup berbeda. Pengangkutan tanpa menggunakan bahan tambahan

dengan kepadatan 150 ekor/ℓ selama 72 jam di dapat SR 0% sesuai yang

dilakukan Emu (2010) sehingga penerimaan yang di dapat Rp 0. Sedangkan jika

dibaningkan dengan Syahputra (2010) hanya mengurangi biaya penambahan

garam didapat harga Rp 15.362. Sementara itu perbandingan tiap kantong pada

perlakuan ini menunjukkan biaya yang berbeda. Hal ini dikarenakan pemberian

bahan dalam 1 ℓ/kantong hanya menambahkan Rp 237. Maka dari itu, biaya

penerimaan untuk perlakuan 100, 150, dan 200 ekor/ℓ masing-masing adalah Rp

12.138, Rp 16.638, dan Rp 14.013. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat

dijelaskan bahwa penggunaan bahan-bahan seperti zeolit, karbon aktif, garam, dan

minyak cengkeh dapat memberikan efisiensi terhadap biaya pengangkutan.

Sedangkan perlakuan 150 ekor/ℓ menunjukkan penerimaan biaya yang lebih besar

dibanding perlakuan yang lain.

Page 34: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

22

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat, efisiensi kepadatan pada pengangkutan

benih ikan patin ukuran 2 inchi dengan berat rata-rata 1,5 g yang terbaik adalah

perlakuan 150 ekor/ℓ dengan nilai Survival Rate (SR) 90% dan penerimaan

tertinggi sebesar Rp 16.638,- per kantong. Hal ini didukung dengan kualitas air di

akhir pengangkutan seperti DO 2,66 mg/ℓ, CO2 105,2 mg/ℓ, Total Amonia

Nitrogen (TAN) 1,356 mg/ℓ, NH3 0,0186 mg/ℓ. Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

dan SR pemeliharaan pasca pengangkutan masing-masing 1,91% dan 80%.

4.2 Saran

Transportasi benih ikan patin lebih baik menggunakan kepadatan 150 ekor/ℓ

dengan penambahan zeolit 20 g/ℓ, karbon aktif 10 g/ℓ, garam 6 g/ℓ dan minyak

cengkeh 5 µℓ/ℓ pada pengangkutan sistem tertutup dengan lama waktu

pengangkutan maksimal 72 jam dan pergantian es untuk menstabilkan suhu

sehingga SR tetap terjaga serta efisiensi biaya tercapai.

Page 35: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

23

DAFTAR PUSTAKA

Abel, P.D., 1989. Water pollution biology. Ellis Horwood Ltd.

Ardyanti. Y., 2007. Pemanfaatan zeolit dan karbon aktif pada sistem pengepakan tertutup ikan corydoras Corydoras aenus dengan kepadatan tinggi [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Berka. R., 1986. The transport of live fish EIFAC Tech. Pap. No. 48. p.52

Bose, S.N., Ghosh, C.T., Yang, dan Mitra, A., 1991. Coastal aquaculture engineering . Edward Arnold, New York.

Boyd,, 1992. Water quality management for pond fish culture. Birmingham Publshing Co. Alabama.

BSN., 2000. SNI 01-6483.2-2000 Benih ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) kelas benih sebar. Badan Standarisasi Nasional.

Cole, B.M.S, Clyde S. Tamaru, Rich Bailey., 1999. Shipping practicesin the ornamental fish industry. Center for Tropical and Subtropical Aquaculture Publication Number 131.

Effendi, H., 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan. Departemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Emu, S., 2010. Pemanfaatan garam pada pengangkutan sistem tertutup benih ikan patin Pangasius sp. berkepadatan tinggi dalam media yang mengandung zeolit dan arang aktif [Tesis]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ghozali, M.F.R., 2007. Pengaruh penambahan zeolit dan karbon aktif terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan maanvis Pterophyllum scalare pada pengangkutan sistem tertutup [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Goddard, S., 1996. Feed management in intensive aquaculture. Chapman and Hall, New York.

Hadiwijaya, T., 1983. Cengkeh data dan petunjuk ke arah swasembada. PT Inti Idaya Pres, Jakarta.

Handisoeparjo, W., 1982. Studi pendahuluan limun sebagai bahan penambahan pada pengangkutan benih ikan mas (Cyprinus carpio Linn). Karya Ilmiah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hlm 1-2.

Page 36: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

24

Huet, M. 1971., Text book of fish culture. Breeding and cultivation of fish. Fishing News (Book). Ltd. London, pp.405.

Huisman, E.A., 1987. Principles of fish culture and fisheries. Wageningen Agricultural University. Netherlands.

Junianto., 2003. Teknik penanganan ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Khairuman, Amri, K., 2008. Buku pintar budi daya 15 ikan konsumsi. Agromedia, Jakarta.

KKP., 2009. Kelautan dan perikanan dalam angka 2009. Kementrian dan Kelautan Perikanan.

Kordi, M. Ghufran H., 2010. Budi daya ikan patin di kolam terpal. Lily Publisher, Yogyakarta.

Lesmana, D., 2001. Budidaya ikan hias populer. Penebar Swadaya, Jakarta.

Liviawaty, E., Afrianto, E., 1990. Budidaya ikan mas koki dan pemasarannya. Kanisius, Yogyakarta.

Mumpton, F.A., 1999. La roca magica: Uses of natural zeolites in agriculture and industry. National Scademy of Sciences colloquium, Clarkson NY 14430. Proc. Natl. Acad. Sci. USA. Vol 96

Nurmayani, D., 2003. Pengaruh deterjen terhadap tingkat konsumsi oksigen ikan mas (Cyprinus carpio L) [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Pavlovskii, E.N., 1964. Technique for the investigation of fish physiology.

Jerussalem: Israel progam for scientific translation Ltd.

Pescod, M.B., 1973. Investigation of rational effluent and stream standar for tropichal countries. Thailand: AIT, Bangkok. p.59.

Setyawan, D.P., 2003. Aktivitas katalis Cr/zeolit dalam reaksi konversi katalitik fenol dan metal isobutyl keton. FMIPA Universitas Negeri Jember. Ilmu Dasar 4:13-19.

Spotte, S.H., 1970. Fish and invertebrate culture. Jhon Wiley & Sons, Inc. New York.

Stickney, R.R., 1979. Principles of warmwater aquaculture. Jhon Wiley & Sons, Inc. New York.

Sunarma, A., 2007. Panduan singkat teknik pembenihan ikan patin Pangasius hypopthalmus. BBPBAT Sukabumi.

Page 37: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

25

Swann. 1993., Transportation of fish in bags north central regional. Aquaculture Center Purdue University, in cooperation with USDA.

Syahputra, R., 2010. Efektifitas pemberian zeolit, arang aktif dan minyak cengkeh terhadap respon fisiologi benih ikan patin Pangasius hypopthalmus pada pengangkutan sistem tertutup [Tesis]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wibowo, S., 1993. Penerapan teknologi pengangkutan dan transportasi ikan hidup di Indonesia. Sub BPPI. Jakarta.

Wedemeyer, G.A., 1996. Physiology of fish in intensive culture systems. Chapman and Hall. New York.

Page 38: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

26

LAMPIRAN

Page 39: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

27

Lampiran 1. Tingkat konsumsi oksigen ikan patin

Jam ke- Tingkat Konsumsi Oksigen Ikan Patin (mgO2.g-1.jam-1)

Rata-rata Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

0 6,88 6,77 6,77 6,81±0,06 1 5,92 5,78 5,82 5,84±0,07

2 5,69 5,56 5,61 5,62±0,07 3 5,34 5,26 5,28 5,29±0,04

4 5,17 5,03 5,05 5,08±0,08 5 4,82 4,81 4,79 4,81±0,02

6 4,53 4,61 4,54 4,56±0,04

Lampiran 2. Eksresi TAN ikan patin tiap 12 jam

Jam ke- Total Amoniak Nitrogen (TAN) (mg/ℓ)

Rata-rata Ulangan1 Ulangan2 Ulangan3

0 0,07 0,05 0,05 0,06±0,01

12 1,00 1,07 1,25 1,11±0,13 24 1,97 2,03 2,11 2,03±0,07

36 2,17 2,05 2,21 2,14±0,08 48 2,61 2,58 2,56 2,59±0,03

Lampiran 3. Kapasitas daya serap zeolit

Waktu (detik) Sampel

Absorban TAN

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rata-rata

Standart 0,107 0 Sampel 1 0,082 0,082 0,082 0,082 0,766 62 Sampel 2 0,021 0,025 0,020 0,022 0,206

152 Sampel 3 0,016 0,016 0,016 0,016 0,150 242 Sampel 4 0,008 0,012 0,015 0,012 0,107

332 Sampel 5 0,002 0,002 0,002 0,002 0,019 422 Sampel 6 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

Lampiran 4. Kapasitas daya serap karbon aktif

Waktu (detik) Sampel

Absorban TAN

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rata-rata

Standart 0,391 0 Sampel 1 0,082 0,082 0,082 0,082 0,766 91 Sampel 2 0,093 0,079 0,084 0,085 0,218

181 Sampel 3 0,067 0,064 0,068 0,066 0,170 271 Sampel 4 0,063 0,063 0,066 0,064 0,164

360 Sampel 5 0,063 0,059 0,058 0,060 0,153 456 Sampel 6 0,049 0,049 0,069 0,056 0,142

Page 40: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

28

Lampiran 5. Tingkat kelangsungan hidup (SR) penentuaan dosis optimum

Minyak cengkeh (μℓ/ℓ) Jumlah ikan mati SR (%)

3 5 96.67 5 3 98.00

7 29 80.67 9 5 96.67

11 56 62.67 13 12 92.00

15 13 91.33

Lampiran 6. Konsentrasi DO media pengangkutan

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) Jam ke-

Konsentrasi DO (mg/ℓ) per perlakuan Rata-rata SD

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

100

0 5,40 5,40 5,40 5,40 0,00 1 8,06 8,09 8,01 8,05 0,04

24 6,64 6,32 6,36 6,44 0,17 48 5,68 5,28 5,25 5,40 0,24

72 3,43 3,65 3,50 3,53 0,11

150

0 5,40 5,40 5.40 5,40 0,00

1 8,14 8,15 8,10 8,13 0,03 24 5,52 5,41 5,43 5,45 0,06

48 4,87 4,62 4,21 4,57 0,33 72 2,56 2,97 2,45 2,66 0,27

200

0 5,40 5,40 5,40 5,40 0,00

1 8,03 8,03 8,07 8,04 0,02

24 5,42 5,17 5,03 5,21 0,20

48 2,84 2,70 2,76 2,77 0,07

72 1,86 1,29 1,04 1,40 0,42

Page 41: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

29

Lampiran 7. Analisis statistik DO media pengangkutan

Analisis statistik DO jam ke 24 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 2,555 2 1,278 52,606 ,000 Sisa ,146 6 ,024 Total 2,701 8

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) N

Subset for alpha = 0.05

a b

Tukey HSDa 200 3 5,2067

150 3 5,4533

100 3 6,4400

Sig. ,209 1,000

Analisis statistik DO jam ke 48 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 10,892 2 5,446 94,113 ,000 Sisa ,347 6 ,058 Total 11,239 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a b c

Tukey HSDa 200 3 2,7667

150 3 4,5667

100 3 5,4033

Sig. 1,000 1,000 1,000

Analisis statistik DO jam ke 72 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 6,884 2 3,442 39,060 ,000 Sisa ,529 6 ,088 Total 7,413 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a b c

Tukey HSDa 200 3 1,3967

150 3 2,6600

100 3 3,5267

Sig. 1,000 1,000 1,000

Page 42: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

30

Lampiran 8. Nilai pH media pengangkutan

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) Jam ke-

Nilai pH per perlakuan Rata-rata SD

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

100

0 8,09 8,09 8,09 8,09 0,00

24 7,26 7,44 7,35 7,35 0,09 48 7,02 7,00 7,01 7,01 0,01

72 7,44 7,49 7,47 7,47 0,03

150

0 8,09 8,09 8,09 8,09 0,00

24 7,35 7,39 7,36 7,37 0,02 48 6,97 7,06 6,97 7,00 0,05

72 7,45 7,49 7,48 7,47 0,02

200

0 8,09 8,09 8,09 8,09 0,00

24 7,23 7,24 7,31 7,26 0,04

48 6,87 6,90 6,98 6,92 0,06

72 7,38 7,39 7,48 7,42 0,06

Lampiran 9. Analisis statistik pH media pengangkutan

Analisis statistik pH jam ke 24 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan ,020 2 ,010 2,840 ,136 Sisa ,021 6 ,003 Total ,041 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a

Tukey HSDa 200 3 7,2600

100 3 7,3500

150 3 7,3667

Sig. ,147

Page 43: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

31

Lanjutan Lampiran 9

Analisis statistik pH jam ke 48 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan ,016 2 ,008 3,917 ,082 Sisa ,012 6 ,002 Total ,028 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a

Tukey HSDa 200 3 6,9167

150 3 7,0000

100 3 7,0100

Sig. ,096

Analisis statistik pH jam ke 72 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan ,006 2 ,003 2,106 ,203 Sisa ,008 6 ,001 Total ,014 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a

Tukey HSDa 200 3 7,4167

100 3 7,4667

150 3 7,4733

Sig. ,225

Page 44: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

32

Lampiran 10. Nilai suhu media pengangkutan

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) Jam ke-

Nilai suhu (oC) per perlakuan Rata-rata SD

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

100

0 26,50 26,50 26,50 26,50 0,00

24 22,00 23,00 23,00 22,67 0,58 48 21,50 22,00 22,00 21,83 0,29

72 22,00 22,00 22,00 22,00 0,00

150

0 26,50 26,50 26,50 26,50 0,00

24 22,00 23,00 24,00 23,00 1,00 48 21,00 22,00 24,00 22,33 1,53

72 21,00 22,00 22,00 21,67 0,58

200

0 26,50 26,50 26,50 26,50 0,00

24 24,00 23,00 24,00 23,67 0,58

48 22,00 23,00 24,00 23,00 1,00

72 22,00 23,00 23,00 22,67 0,58

Lampiran 11. Analisis statistik suhu media pengangkutan

Analisis statistik suhu jam ke 24 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 1,556 2 ,778 1,400 ,317 Sisa 3,333 6 ,556 Total 4,889 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a

Tukey HSDa 100 3 22,6667

150 3 23,0000

200 3 23,6667

Sig. ,300

Page 45: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

33

Lanjutan Lampiran 11

Analisis statistik suhu jam ke 48 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 2,056 2 1,028 ,902 ,454 Sisa 6,833 6 1,139 Total 8,889 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a

Tukey HSDa 100 3 21,8333

150 3 22,3333

200 3 23,0000

Sig. ,427

Analisis statistik suhu jam ke 72 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 1,556 2 ,778 3,500 ,098 Sisa 1,333 6 ,222 Total 2,889 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a

Tukey HSDa 150 3 21,6667

100 3 22,0000

200 3 22,6667

Sig. ,090

Page 46: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

34

Lampiran 12. Nilai CO2 media pengangkutan

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) Jam ke-

Nilai CO2 (mg/ℓ) per perlakuan Rata-rata SD

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

100

0 7,99 7,99 7,99 7,99 0,00

24 19,98 27,97 23,97 23,97 4,00 48 27,97 51,94 59,93 46,61 16,63

72 79,90 87,89 83,90 83,90 4,00

150

0 7,99 7,99 7,99 7,99 0,00

24 39,95 43,95 47,94 43,95 4,00 48 55,93 59,93 71,91 62,59 8,32

72 111,87 79,90 123,85 105,21 22,72

200

0 7,99 7,99 7,99 7,99 0,00

24 47,94 59,93 67,92 58,60 10,05

48 83,90 87,89 83,90 85,23 2,31

72 151,82 195,76 199,76 182,45 26,60

Lampiran 13. Analisis statistik CO2 media pengangkutan

Analisis statistik CO2 jam ke 24 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 1812,531 2 906,265 20,440 ,002 Sisa 266,027 6 44,338 Total 2078,558 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a b

Tukey HSDa 100 3 2,397120

150 3 4,394720

200 3 5,859627

Sig. 1,000 ,080

Page 47: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

35

Lanjutan Lampiran 13

Analisis statistik CO2 jam ke 48 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 2259,456 2 1129,728 9,652 ,013 Sisa 702,311 6 117,052 Total 2961,768 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a b

Tukey HSDa 100 3 4,661067

150 3 6,259147 6,259147

200 3 8,523093

Sig. ,245 ,094

Analisis statistik CO2 jam ke 72 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 16131,880 2 8065,940 19,519 ,002 Sisa 2479,372 6 413,229 Total 18611,252 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a b

Tukey HSDa 100 3 8,389920

150 3 1,052069

200 3 1,824475

Sig. ,453 1,000

Page 48: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

36

Lampiran 14. Nilai Total Amonia Nitrogen (TAN) media pengangkutan

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) Jam ke-

Konsentrasi TAN (mg/ℓ) Rata-rata SD

Ulangan1 Ulangan 2 Ulangan 3

100

0 0,13 0,13 0,13 0,13 0,00

24 2,21 1,47 1,84 1,84 0,37 48 1,05 1,04 1,16 1,08 0,07

72 1,31 1,07 1,14 1,17 0,13

150

0 0,13 0,13 0,13 0,13 0,00

24 2,16 1,99 2,07 2,07 0,09 48 2,13 2,18 3,38 2,57 0,70

72 3,33 2,98 2,65 2,98 0,34

200

0 0,13 0,13 0,13 0,13 0,00

24 0,97 1,36 1,16 1,16 0,19

48 1,40 1,53 1,14 1,36 0,20

72 1,70 1,78 2,14 1,87 0,23

Lampiran 15. Analisis statistik TAN media pengangkutan

Analisis statistik TAN jam ke 24 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 1,340 2 ,670 11,165 ,009 Sisa ,360 6 ,060 Total 1,700 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a b

Tukey HSDa 200 3 1,164380

100 3 1,843218

150 3 2,073167

Sig. 1,000 ,522

Page 49: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

37

Lanjutan Lampiran 15

Analisis statistik TAN jam ke 48 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 3,293 2 1,646 7,746 ,022 Sisa 1,275 6 ,213 Total 4,568 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a b

Tukey HSDa 100 3 1,084746

200 3 1,771680 1,771680

150 3 2,565038

Sig. ,240 ,168

Analisis statistik TAN jam ke 72

ANOVA SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 5,007 2 2,503 40,148 ,000 Sisa ,374 6 ,062 Total 5,381 8

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) N

Subset for alpha = 0.05

a b c

Tukey HSDa 100 3 1,172313

200 3 1,872127

150 3 2,983736

Sig. 1,000 1,000 1,000

Page 50: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

38

Lampiran 16. Nilai NH3 media pengangkutan

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) Jam ke-

Konsentrasi NH3 (mg/ℓ) Rata-rata SD

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

100

0 0,0060 0,0060 0,0060 0,0060 0,0000 24 0,0467 0,0298 0,0329 0,0365 0,0090

48 0,0093 0,0081 0,0097 0,0090 0,0008 72 0,0398 0,0351 0,0362 0,0370 0,0025

150

0 0,0060 0,0060 0,0060 0,0060 0,0000 24 0,0555 0,0375 0,0628 0,0520 0,0130

48 0,0148 0,0237 0,0262 0,0216 0,0060 72 0,0591 0,0979 0,0857 0,0809 0,0198

200

0 0,0060 0,0060 0,0060 0,0060 0,0000

24 0,0222 0,0204 0,0319 0,0248 0,0062

48 0,0016 0,0096 0,0095 0,0069 0,0046

72 0,0463 0,0336 0,0453 0,0418 0,0070

Lampiran 17. Analisis statistik NH3 media pengangkutan

Analisis statistik NH3 jam ke 24 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan ,001 2 ,001 5,752 ,040 Sisa ,001 6 ,000 Total ,002 8

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) N

Subset for alpha = 0.05

a b

Tukey HSDa 200 3 ,024818

100 3 ,036449 ,036449

150 3 ,051949

Sig. ,377 ,210

Page 51: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

39

Lanjutan Lampiran 17

Analisis statistik NH3 jam ke 48 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan ,000 2 ,000 9,825 ,013 Sisa ,000 6 ,000 Total ,000 8

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) N

Subset for alpha = 0.05

a b

Tukey HSDa 200 3 ,006887

100 3 ,009018

150 3 ,021588

Sig. ,828 1,000

Analisis statistik NH3 jam ke 72

ANOVA SK JK db KT F Sig.

Perlakuan ,003 2 ,002 11,613 ,009 Sisa ,001 6 ,000 Total ,004 8

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) N

Subset for alpha = 0.05

a b

Tukey HSDa 100 3 ,037040

200 3 ,041750

150 3 ,080876

Sig. ,887 1,000

Page 52: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

40

Lampiran 18. Tingkat kelangsungan hidup (SR) ikan patin selama pengangkutan Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) Ulangan

Jam ke-

0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 66 72

100 1 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 98 2 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 99

3 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Rata-rata 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 99

SD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

150 1 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 92 85,33 2 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 98 93,33

3 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 96,67 92

Rata-rata 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 95,56 90,22

SD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4,00

200

1 100 100 100 100 100 100 100 89,50 74 71 65,50 63 58,50

2 100 100 100 100 100 100 100 95,50 92,50 79,50 66,50 59,50 57 3 100 100 100 100 100 100 100 100 100 76,50 68 64 56

Rata-rata 100 100 100 100 100 100 100 95 88,83 75,67 66,67 62,17 57,17

SD 0 0 0 0 0 0 0 5 13 4 1 2 1

Lampiran 19. Analisis statistik SR ikan patin akhir pengangkutan jam ke 72 ANOVA

SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 2919,639 2 1459,820 208,947 ,000 Sisa 41,919 6 6,987 Total 2961,558 8

Perlakuan/Kepadatan

(ekor/ℓ) N Subset for alpha = 0.05

a b c

Tukey HSDa 200 3 57,1667 150 3 90,2200 100 3 99,0000

Sig. 1,000 1,000 1,000

Lampiran 20. Laju pertumbuhan ikan patin selama pemeliharaan

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ)

Ulangan Rata-rata SD

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

100 2,6111 1,7317 2,6573 2,33 0,5

150 1,8897 1,7332 2,0942 1,91 0,2

200 1,9288 2,6218 1,8398 2,13 0,4

Page 53: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

41

Lampiran 21. Analisis statistik laju pertumbuhan ikan patin selama pemeliharaan

ANOVA SK JK db KT F Sig.

Perlakuan ,275 2 ,137 ,844 ,475

Sisa ,976 6 ,163 Total 1,251 8

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) N

Subset for alpha = 0.05

a

Tukey HSDa 150 3 1,9057

200 3 2,1301

100 3 2,3334

Sig. ,446

Lampiran 22. Tingkat kelangsungan hidup (SR) ikan patin selama pemeliharaan

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) Ulangan Minggu ke-

I II III IV

100 1 100 100 100 100 2 100 100 100 100

3 100 100 100 100

Rata-rata 100 100 100 100

SD 0 0 0 0

150 1 100 96 96 92 2 100 100 96 72

3 100 100 100 100

Rata-rata 100 98,67 97,33 88

SD 0 2,3 2,3 14,4

200 1 100 100 100 92

2 100 100 98 84 3 100 100 100 90

Rata-rata 100 100 99,33 88,67

SD 0 0 1,2 4,2

Page 54: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

42

Lampiran 23. Analisis statistik SR ikan patin selama pemeliharaan

ANOVA SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 272,889 2 136,444 1,817 ,242

Sisa 450,667 6 75,111 Total 723,556 8

Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ) N

Subset for alpha = 0.05

a

Tukey HSDa 100 3 88,0000

200 3 88,6667

150 3 100,0000

Sig. ,282

Lampiran 24. Perbandingan SR ikan patin dengan pustaka

Perlakuan Nilai SR (%) per perlakuan

Rata-Rata SD Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

6 g Garam (Emu, 2010) 50,00 41,33 55,33 48,89 7,07

9 μℓ Minyak cengkeh (Syahputra, 2010) 81,30 83,30 84,70 83,10 1,71

6 g Garam + 5 μℓ Minyak cengkeh 85,33 93,33 92,00 90,22 4,29

Lampiran 25. Analisis statistik perbandingan SR ikan patin dengan pustaka

ANOVA SK JK db KT F Sig.

Perlakuan 2929,691 2 1464,846 61,699 ,000 Sisa 142,452 6 23,742 Total 3072,143 8

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

a b

Tukey HSDa 6 g Garam (Emu, 2010) 3 48,8889

9 μℓ Minyak cengkeh (Syahputra, 2010) 3 83,1000

6 g Garam + 5 μℓ Minyak cengkeh 3 90,2200

Sig. 1.000 ,251

Page 55: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

43

Lampiran 26. Analisis Biaya

Jumlah kebutuhan 1 box Bahan Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ)

100 150 200 Box 45000 45000 45000

3 plastik 1000 1000 1000 3x es 2250 2250 2250

3 gas 1275 1275 1275 60 gram 150 150 150

30 gram 450 450 450 18 gram 108 108 108

15 mikrolit 2.4 2.4 2.4

Total Bahan 50235 50235 50235 Patin 187500 281250 375000

SR (dikalikan patin) 185625 253125 213750

Berat 1 box Berat (g) Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ)

100 150 200 Ikan 2250 3375 4500 Air 15000 15000 15000

Bahan 4108 4108 4108 Berat total 21358 22483 23608

>17 kg 4358 5483 6608

Estimasi biaya tiap daerah tujuan

Tujuan Harga 1 box (Rp) <17 kg

Biaya Kirim + Bahan (Rp) Pendapatan kotor (Rp)

100 e/ℓ 150 e/ℓ 200 e/ℓ 100 e/ℓ 150 e/ℓ 200 e/ℓ

Banjarmasin 15000 130605 147480 164355 55020 105645 49395

Medan 18000 146679 166929 187179 38946 86196 26571 Balikpapan 24000 178827 205827 232827 6798 47298 -19077

Pontianak 18000 146679 166929 187179 38946 86196 26571 Palembang 12000 114531 128031 141531 71094 125094 72219

Biaya Bahan perlakuan Bahan Harga (Rp)

20 g zeolit 50

10 g karbon aktif 150

6 g garam 36

5 µℓ/ℓ cengkeh 0.8

Total 236,8 237

Page 56: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ZEOLIT, KARBON AKTIF, … · kuliah yaitu Fisika Kimia Perairan (2010) dan Teknologi Produksi Plankton Benthos dan Alga (2010). Untuk meningkatkan pengetahuan

44

Lanjutan Lampiran 26

Perbandingan biaya perkantong

Barang Perlakuan/Kepadatan (ekor/ℓ)

Kontrol 150 (Emu, 2010) 100 150 200

Bahan 0 237 237 237 Patin 18750 12500 18750 25000

SR 0 12375 16875 14250 Efisiensi 0 12138 16638 14013