EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan,...

83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DILENGKAPI DENGAN MEDIA MOLLYMOD TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Oleh: FALAH WAHYU MANDELA NIM K 3307023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan,...

Page 1: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DILENGKAPI

DENGAN MEDIA MOLLYMOD TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA KELAS X

SEMESTER I SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh:

FALAH WAHYU MANDELA

NIM K 3307023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DILENGKAPI

DENGAN MEDIA MOLLYMOD TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA KELAS X

SEMESTER I SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

FALAH WAHYU MANDELA

NIM K 3307023

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Falah Wahyu Mandela. K3307023. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

KIMIA MENGGUNAKAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISION (STAD) DILENGKAPI DENGAN MEDIA MOLLYMOD

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

IKATAN KIMIA KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 2

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Februari, 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dilengkapi dengan

media mollymod terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Ikatan

Kimia siswa kelas X semester 1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan

desain penelitian Randomize Control Group Pretest Postes Design. Populasi

dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun

Ajaran 2011/1012. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling.

Sampel terdiri dari 2 kelas yaitu X.1 sebagai kelas eksperimen (metode STAD

dilengkapi dengan media mollymod) dan X.2 sebagai kelas kontrol (metode

ceramah). Teknik pengumpulan data prestasi aspek kognitif menggunakan

metode tes, dan prestasi aspek afektif siswa menggunakan metode angket.

Teknik analisis data menggunakan uji-t pihak kanan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD) dilengkapi dengan media mollymod

efektif daripada metode ceramah pada materi pokok Ikatan Kimia siswa kelas

X semester 1 SMA Negeri 2 Karanganyar dibuktikan dengan harga thitung lebih

besar daripada ttabel yaitu 2,330 > 1,667 untuk prestasi aspek kognitif dan

1,869 > 1,667 untuk prestasi aspek afektif.

Kata kunci: Student Teams Achievement Division (STAD), Mollymod, Ikatan

Kimia

Page 7: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Falah Wahyu Mandela. K3307023. THE EFFECTIVENESS OF

CHEMISTRY LEARNING USING STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISIONS (STAD) METHOD COMPLETED MOLLYMOD MEDIA

TOWARD THE STUDENT ACHIEVEMENT ON THE SUBJECT MATTER

OF CHEMICAL BONDING OF CLASS X 1St

SEMESTER AT SMA

NEGERI 2 KARANGANYAR IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis.

Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret

University. February, 2012.

The aim of this research is to know that: the effectiveness of Student

Teams Achievement Division (STAD) learning methods completed mollymod

media toward the student achievement on the subject matter of Chemical

Bonding of class X at SMA Negeri 2 Karanganyar academic year 2011/2012.

This research used an experiment method by using Randomize

Control Group Pretest Postes Design. The population of this research were

student of X class of SMA Negeri 2 Karanganyar in academic year 2011/1012.

The sampel consist of 2 classes, X.1 as experiment class (guided STAD

method completed mollymod media) and X.2 as control class (guided lecture

method). Technique of collection data cognitive aspect achievement using test

method and affective aspect achievement using quationnare. Technique of

analysis data used “t-right test”.

The result of this research show that Student Teams Achievement

Division (STAD) learning methods completed mollymod media effective than

lecture method on the subject matter of Chemical Bonding of class X at SMA

Negeri 2 Karanganyar academic year 2011/2012, it can be shown that tobs >

ttable are 2,330 > 1,667 for cognitive aspect achievement and 1,869 > 1,667 for

affective aspect achievement.

Keyword : Student Teams Achievement Division (STAD), Mollymod,

Chemical Bonding

Page 8: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Motto

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sunguh

(urusan) yang lain”

(QS. Al Insyiroh 6-7)

”Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun kadang kita

melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak

melihat pintu lain yang telah terbuka.”

(Alexander Graham Bell)

“Keindahan ikhtiar akan membawa kita ke tempat doa-doa dan harapan

yang selalu kita impikan, maka hiduplah dengan sungguh-sungguh, lakukan

dengan kerja keras maka kenyataan akan seindah impian”

(Penulis)

Page 9: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

Alm.Bapakku dan Ibuku, terima kasih dan terima kasih atas semua dukungan dan kasih sayangmu,...

Mbakku dan Sdr. Kembarku, terima kasih atas semangat dan dukungan

yang tak pernah putus demi adikmu,.. Alm. Pamanku Sumarjo yang selama ini menggantikan sosok seorang

ayah dan selalu memberi dukungan baik dalam doa dan materiil…

Seseorang yang selalu menemani dan memberi semangat yang tak pernah putus kepadaku….

Sahabat-sahabatku Otit, Christin, Cui , Fiona, Ifa, Eni dan Eka terimakasih sudah mau menemani menapaki setiap jengkal perjuangan kita..

Teman-teman kimia ’07, semoga kita tidak pernah lelah untuk berjuang,..

Almamater tercinta,..

Page 10: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena hanya

dengan rahmat, karunia dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan

menyelesaikan karya sederhana ini guna memenuhi persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Kimia Jurusan P.MIPA

FKIP UNS.

Penulis menyadari, dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan

laporan ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu dalam kesempatan

ini, dengan penuh ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan ijin

penelitian.

2. Bapak Sukarmin, M.Si, Ph.D., selaku Ketua Jurusan P. MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan ijin

penelitian.

3. Ibu Dra. Bakti Mulyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia yang telah memberikan ijin penelitian dan selaku pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan, tuntunan, pengarahan dan saran

kepada penulis.

4. Bapak Drs. Haryono, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, tuntunan, pengarahan dan saran kepada penulis.

5. Bapak Prof. Dr. Ashadi, selaku ketua penguji skripsi yang telah memberi

masukan dan bimbingan kepada penulis.

6. Bapak Dr. M. Masykuri, M.Si., selaku sekretaris penguji skripsi yang telah

memberi masukan dan bimbingan kepada penulis.

7. Ibu Dra. Kus Sri Martini, M.Si., selaku Pembimbing Akademik atas waktu

bimbingan, nasehat, dan ilmunya bagi penulis selama ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Kimia yang telah memberikan banyak

ilmu.

Page 11: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

9. Bapak Drs. Wagiman. M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2

Karanganyar yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan

penelitian.

10. Sri Padmini, S.Pd.,M.Pd., Bardi, S.Pd., dan Drs. Suyatmo selaku Guru

Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan

bantuannya dalam pelaksanakan penelitian.

11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas

kebaikan dan keramahannya selama penelitian di SMA Negeri 2

Karanganyar.

12. Ibuku dan Alm. Bapak tersayang yang telah memberikan cinta, kasih

sayang dan pengorbanannya selama ini.

13. Fatah Wahyu, Sari Febriyanti, dan Susanto yang telah membantu selama

pelaksanaan penelitian berlangsung.

14. Siswa kelas X.1 dan X.2 SMA Negeri 2 Karanganyar atas kerjasamanya

selama penelitian.

15. Kakaku tersayang.

16. Saudara-saudaraku mahasiswa Pendidikan Kimia 2007.

17. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNS.

Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

membantu penulis, baik selama penelitian maupun penyusunan naskah ini.

Penulis menyadari akan adanya kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, saran, dan kritiknya yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para

pembaca.

Surakarta,

Penulis

Page 12: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

PERSETUJUAN .............................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN ............................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

MOTTO ........................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah................................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

F. Manfaat Peneilitian ................................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ............................................................................................ 8

1. Pembelajaran dan Belajar .................................................................. 8

2. Pembelajaran Kooperatif ................................................................... 16

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ................................................ 20

4. Media Pembelajaran Mollymod ......................................................... 21

5. Prestasi Belajar................................................................................... 25

6. Materi Pokok Ikatan Kimia ................................................................ 27

B. Penelitian Yang Relevan......................................................................... 34

C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 36

Page 13: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

D. Hipotesis ................................................................................................. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………… ..... .................................... 40

B. Metode Penelitian ................................................................................... 40

C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 42

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 42

E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 43

1. Instrumen Penilaian Kognitif ............................................................... 43

a. Uji Validitas ....................................................................................... 43

b. Uji Reliabilitas ................................................................................... 44

c. Uji Taraf Kesukaran Soal................................................................... 45

d. Daya Beda Soal .................................................................................. 46

2. Instrumen Penilaian Afektif ................................................................. 47

a. Uji Validitas ....................................................................................... 48

b. Uji Reliabilitas ................................................................................... 48

F.Teknis Analisis Data ................................................................................ 50

1. Uji Prasyarat ......................................................................................... 50

a. Uji Normalitas .................................................................................... 50

b. Uji Homogenitas ................................................................................ 50

2. Uji hipotesis .......................................................................................... 51

BAB IV. HASIL PENELITIAN ...................................................................... 53

A. Deskripsi Data ........................................................................................ 53

B. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 56

C. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 58

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................................ 59

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................... 66

A. Kesimpulan ............................................................................................. 66

B. Implikasi ................................................................................................. 66

C. Saran ....................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 68

LAMPIRAN ..................................................................................................... 71

Page 14: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.

Tabel 2.

Tabel 3.

Tabel 4.

Tabel 5.

Tabel 6.

Tabel 7.

Tabel 8.

Tabel 9.

Tabel 10.

Tabel 11.

Tabel 12.

Tabel 13.

Tabel 14.

Tabel 15.

Tabel 16.

Tabel 17.

Daftar Keelektronegatifan................................................................

Perbedaan Molekul Polar dengan Molekul Nonpolar…..................

Desain penelitian perluasan dari Randomized Pretest-

PostestComparison Group Design..................................................

Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Kognitif........

Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji

Reliabilitas Soal pada Aspek Kognitif.............................................

Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Instrumen Penilaian kognitif....

Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Penilaian

Kognitif............................................................................................

Skor Penilaian Aspek Afektif...........................................................

Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Afektif..........

Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Penilaian Afektif..........

Rangkuman Deskripsi Data Penelitian............................................

Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Siswa

Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Materi Pokok

Ikatan Kimia....................................................................................

Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Antara

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Materi Pokok Ikatan

Kimia................................................................................................

Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Kognitif dan Afektif...........

Hasil Uji Homogenitas Nilai Kognitif dan Afektif.........................

Hasil Uji t-Pihak Kanan Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol............................................................................

Hasil Uji t- Pihak Kanan Nilai Afektif Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol...................................................................................

32

33

40

44

45

46

47

47

48

49

53

54

55

57

58

58

59

Page 15: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.

Gambar 2.

Gambar 3.

Gambar 4.

Gambar 5.

Gambar 6.

Gambar 7.

Gambar 8.

Gambar 9.

Gambar 10.

Gambar 11.

Gambar 12.

Gambar 13.

Gambar 14.

Mollymod………………………………………………………

Lambang Lewis Dari He dan Ar………………….....................

Struktur Lewis dari H2O.............................................................

Pembentukan Senyawa NaCl......................................................

Pembentukan Senyawa MgCl2....................................................

Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Tunggal pada H2..............

Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Dua pada O2.....

Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Dua pada CO2...

Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Tiga pada N2.....

Pembentukan Ikatan Kovalen Koordinasi pada SO3..................

Molekul Polar pada H2O............................................................

Molekul Non Polar pada CO2......................................................

Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai

Kognitif Siswa Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

pada Materi Pokok Ikatan Kimia.................................................

Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif

Siswa Antara Kelas Eksperimendan Kelas Kontrol pada Materi

Pokok Ikatan Kimia.....................................................................

24

29

29

30

30

30

31

31

31

32

32

33

54

56

Page 16: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Lampiran5.

Lampiran6.

Lampiran7.

Lampiran 8.

Lampiran 9.

Lampiran10.

Lampiran 11.

Lampiran 12.

Lampiran 13.

Lampiran 14.

Lampiran 15.

Lampiran 16.

Lampiran 17.

Lampiran 18.

Lampiran 19.

Lampiran 20.

Lampiran 21.

Lampiran 22.

Lampiran 23.

Lampiran 24.

Silabus......................................................................................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.........................................

Lembar Diskusi………………………………………………

Kisi-kisi Soal Kuis....................................................................

Soal Kuis……………………...................................................

Kisi-kisi Instrumen Kognitif.....................................................

Soal Kognitif.............................................................................

Kunci Jawaban Soal Kognitif....................................................

Lembar Jawab Soal Kognitif.....................................................

Kisi-kisi Instrumen Afektif.......................................................

Angket Instrumen Afektif........................................................

Uji Validitas, Reabilitas, Tingkat kesukaran, dan Daya

Beda Soal Kognitif...................................................................

Uji Validitas dan Reabilitas Soal Afektif..................................

Data Induk Penelitian................................................................

Nama Kelompok Diskusi..........................................................

Nilai Kuis..................................................................................

Nilai Kelompok Diskusi………………………………………

Distribusi Frekuensi Data Prestasi Siswa..................................

Uji Normalitas...........................................................................

Uji Homogenitas.......................................................................

Uji t-matching...........................................................................

Uji t-pihak kanan.......................................................................

Dokumentasi Penelitian............................................................

Perijinan....................................................................................

72

76

86

89

90

91

96

104

105

106

107

111

114

118

120

121

123

125

129

139

144

146

148

150

Page 17: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan suatu

bangsa, karena kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh mutu pendidikan

dan sumber daya manusia. Dewasa ini perkembangan dunia pendidikan menjadi

sangat diperhatikan, terutama untuk menghadapi persaingan global yang semakin

tinggi. Sekolah mempunyai peranan tinggi dalam meningkatkan tujuan

pendidikan nasional. Pendidikan merupakan proses sistemik untuk meningkatkan

martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat berkembang secara

optimal.

Salah satu permasalahan yang sampai saat ini sering dikeluhkan oleh

berbagai pihak adalah masih rendahnya mutu pendidikan. Permasalahan yang erat

kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan adalah metode dan media

pembelajaran yang digunakan. Penggunaan metode dan media pembelajaran

seharusnya disesuaikan dengan paradigma dan visi pendidikan yang diharapkan

cocok dengan tuntutan perubahan zaman. Media pembelajaran merupakan alat

atau bahan yang dapat digunakan untuk membantu kelancaran kegiatan

pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran diharapkan mampu mendorong

pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan

partisipasi aktif dari siswa sehingga meningkatkan hasil belajar. Pemilihan media

pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, kondisi siswa dan

lingkungannya, serta karakteristik pelajaran yang akan disampaikan.

Kemampuan profesional guru amatlah penting dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan. Kegiatan perbaikan dalam proses belajar

mengajar adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan. Suatu

pemberian bantuan di dalam proses belajar mengajar yang berupa kegiatan

perbaikan yang terprogram secara sistematis.

Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

pendidikan adalah dengan penyempurnaan sistem kurikulum yang

berkesinambungan. Sesuai dengan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional

Page 18: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

yang tertuang dalam Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

(SI) dan Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Lulusan (SKL), sekolah diwajibkan menyusun kurikulumnya sendiri, dimana

kurikulum yang berlangsung saat ini adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan) sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu KBK

(Kurikulum Berbasisi Kompetensi).

KTSP merupakan kurikulum yang disusun dan dilaksanakan di masing-

masing tingkat satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional

Pendidikan). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mendorong

terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Selain itu,

dalam kurikulum ini, guru diberi kesempatan untuk mengembangkan indikator

pembelajaran sesuai kebutuhan masing-masing sekolah sehingga guru dituntut

untuk kreatif dalam memilih dan mengembangkan materi pembelajaran yang akan

disampaikan di sekolah serta pembelajaran harus melibatkan peserta didik agar

mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali

berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah (E. Mulyasa, 2006: 162). Dalam

KTSP, kegiatan belajar mengajar tidak lagi didominasi oleh guru (teacher

centered), akan tetapi lebih menempatkan siswa sebagai subyek didik, sehingga

dalam kurikulum ini menuntut diterapkannya penggunaan metode pembelajaran

yang berpusat pada siswa (student centered).

Salah satu metode pembelajaran yang sesuai dengan KTSP adalah metode

yang berdasarkan teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan salah satu

teori tentang proses pembelajaran yang menjelaskan tentang bagaimana siswa

belajar dengan mengkonstruksi pengetahuan menjadi pengetahuan yang

bermakna. Siswa perlu membina konsep dan pengetahuan yang diberikan guru

menjadi konsep dan pengetahuan yang bermakna melalui pengalaman awal yang

dimiliki oleh masing-masing siswa. Teori belajar konstruktivisme dalam

pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran

kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan

Page 19: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar

untuk mencapai tujuan belajar. (Nurhadi, 2004: 112).

Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien salah

satunya diperlukan suatu metode mengajar yang tepat. Metode pembelajaran

memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya

suatu proses pembelajaran. Karena dengan metode yang tepat, sesuai dengan

situasi dan kondisi siswa, materi pelajaran, lingkungan dan fasilitas yang tersedia,

diharapkan siswa akan semakin mudah menerima materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Sehingga akan memberi pengaruh baik terhadap prestasi

belajar siswa.

Salah satu model mengajar adalah model pembelajaran kooperatif (Anita

Lie, 2004: 38). Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar mengajar

dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembagian kelompok dibuat heterogen

dalam hal prestasi belajar, jenis kelamin, budaya dan tingkat sosio-ekonomi.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat tanggung jawab individu sekaligus

kelompok sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap saling ketergantungan positif

dalam kelompoknya untuk belajar, bekerja, dan bertanggung jawab dengan

sungguh-sungguh. Dengan pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan

kecakapan sosial dan prestasi belajar siswa. Selain itu pembelajaran kooperatif

juga dapat mencegah misunderstanding siswa (Umit Simsek, 2009).

Salah satu metode pembelajaran kooperatif antara lain Student teams

Achievement Division (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan

metode pembelajaran yang dilakukan secara kelompok yang beranggotakan 4-5

siswa secara heterogen. Dengan metode STAD, siswa dapat saling membantu

dalam kelompoknya dalam menguasai konsep pada materi tersebut serta berusaha

untuk menjadi tim yang terbaik diantara tim lainnya dengan cara memberikan

sumbangsih berupa skor yang dapat diperoleh dari proses belajar mengajar. Di sisi

lain, metode pembelajaran STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif

yang kegiatan kelompoknya lebih mudah dikendalikan dan diawasi. Jadi dengan

metode pembelajaran STAD ini dapat mempertinggi kerjasama siswa dalam

kelompok diskusi. Pada metode pembelajaran STAD sebelum dilakukan kegiatan

Page 20: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kelompok, diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran dan penyampaian

materi, sehingga sangat sesuai digunakan untuk pembelajaran materi Ikatan

Kimia. Pembelajaran kooperatif STAD memiliki potensi untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa di sekolah menengah dibandingkan dengan ceramah.

Dengan Metode Pembelajaran STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

proses belajar mengajar. STAD juga dapat meningkatkan sikap percaya diri, kerja

sama, kedewasaan dan pembelajaran secara umum (Adesoji dan Ibraheem, 2009).

Materi pokok Ikatan Kimia meliputi Sub Materi Pokok yaitu Kestabilan

Atom, Struktur Lewis, Ikatan Ion, Ikatan Kovalen, Ikatan Logam. Untuk

membedakan antara Ikatan Ion dengan Ikatan Kovalen terdapat konsep yang

memerlukan pemahaman siswa sehingga diharapkan siswa dapat membedakan

dan menjelaskan bagaimana terjadinya suatu ikatan kimia dapat terjadi. Materi

pokok Ikatan Kimia merupakan materi yang berisi konsep yang membutuhkan

kemampuan berpikir yang berkaitan dengan konsep-konsep yang pernah diajarkan

sebelumnya. Materi pokok Ikatan Kimia merupakan materi yang penting karena

mendasari materi selanjutnya yaitu Tata Nama Senyawa. Banyak siswa yang

kurang berminat dalam mempelajari materi Ikatan Kimia karena siswa

menganggap bahwa materi Ikatan Kimia sulit. Oleh karena itu untuk mengajarkan

materi Ikatan Kimia kepada siswa diperlukan metode pembelajaran yang

melibatkan keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuan atau konsep sehingga

dapat lebih dipahami dan tahan lama dalam ingatan siswa.

Berdasarkan fakta di lapangan, diketahui bahwa ternyata masih banyak

siswa SMA yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran kimia pada

kelas X. Seperti pada SMA Negeri 2 Karanganyar khususnya pada materi Ikatan

Kimia yang dapat dilihat bahwa 45% nilai ulangan harian materi Ikatan Kimia

siswa pada tahun ajaran 2010/2011 berada di bawah nilai KKM materi Ikatan

Kimia, dengan nilai KKM 75.

Dalam kegiatan belajar mengajar pelajaran Kimia kelas X di SMA Negeri

2 Karanganyar, khususnya dalam materi Ikatan Kimia guru masih menggunakan

metode ceramah sehingga siswa kurang dilibatkan secara aktif. Hal tersebut

menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi kurang maksimal. Sehingga perlu

Page 21: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dilakukan variasi metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa

dan juga agar siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam kegiatan belajarnya.

Di SMA Negeri 2 Karanganyar memiliki fasilitas mollymod yang jarang

digunakan. Mollymod dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk

membantu siswa kelas X agar lebih mudah memahami pelajaran kimia khususnya

pada materi Ikatan Kimia. Dengan media mollymod siswa dapat mengamati

bagaimana proses terjadinya ikatan kimia pada suatu senyawa. Selain itu dengan

media mollymod juga dapat membantu siswa dalam memahami konsep abstrak

dalam materi ikatan kimia sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Dengan

media mollymod dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.

Selain itu media mollymod dapat membantu siswa memecahkan masalah kesulitan

belajar secara diskusi kelompok (Sohye, Young dan Hee, 2007).

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis

tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “EFEKTIVITAS

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DILENGKAPI DENGAN MEDIA

MOLLYMOD TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK IKATAN KIMIA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 2

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012.”

B. Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan dilengkapi media mollymod terhadap prestasi belajar siswa pada

materi pokok Ikatan Kimia dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Kurang minatnya sebagian besar siswa untuk mempelajari materi Ikatan

Kimia.

2. Proses pembelajaran masih dilakukan dengan menggunakan metode

pembelajaran ceramah.

3. Pemilihan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik

materi pelajaran.

4. Kurangnya variasi metode pembelajaran yang digunakan guru.

Page 22: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

5. Guru belum menggunakan media pembelajaran kimia, khususnya materi

Ikatan Kimia dengan maksimal.

6. Masih banyak siswa yang memperoleh nilai hasil ulangan untuk materi

Ikatan Kimia di bawah KKM.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terfokus maka perlu pembatasan masalah. Adapun

masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah metode

Student Teams Achievement Division (STAD).

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah mollymod.

3. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA Negeri 2

Karanganyar semester I tahun pelajaran 2011/2012.

4. Materi Pokok

Materi pokok yang dipilih dalam pembelajaran ini adalah Ikatan Kimia.

5. Penilaian

Penilaian yang digunakan dalam metode pembelajaran ini meliputi aspek

kognitif dan aspek afektif.

D. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka

dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

dilengkapi dengan media mollymod efektif diterapkan pada materi pokok

Ikatan Kimia siswa kelas X semester 1 SMA Negeri 2 Karanganyar?

Page 23: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini untuk

mengetahui:

Efektivitas metode pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) dilengkapi dengan media mollymod pada materi pokok Ikatan Kimia

siswa kelas X semester 1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Menambah pengetahuan tentang penggunaan metode pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD) dilengkapi dengan media mollymod

terhadap prestasi belajar siswa pada materi Ikatan Kimia.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan kepada pengajar bidang studi kimia dalam

pemilihan metode pembelajaran yang diharapkan lebih memberikan hasil

belajar yang lebih baik.

b. Sebagai bahan pemikiran selanjutnya bagi peneliti yang berminat

mengadakan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

c. Memberikan masukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan

khususnya dalam proses belajar mengajar kimia.

Page 24: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran dan Belajar

a. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat

siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam

kegiatan belajar mengajar (Gino, 1998: 32). Sedangkan pembelajaran yang

dilaksanakan harus sesuai dengan materi dan tujuan yang sebelumnya telah

ditetapkan. Oemar Hamalik (2001: 57) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru

dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, alat

tulis, fotografi, slide, film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri

dari ruangan kelas, perlengkapan audiovisual, juga komputer. Prosedur meliputi

jadwal dan metode penyampaian informasi, ujian dan sebagainya

Pembelajaran tidak terlepas dari interaksi belajar mengajar. Menurut Nana

Sudjana (1996: 6) mengajar yaitu membimbing kegiatan belajar siswa, mengajar

adalah mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa

sehingga guru dapat mendorong dan menumbuhkan siswa untuk melakukan kegiatan

belajar. Menurut Alwin W. Howard dalam Slameto (2003: 32) mengemukakan bahwa

pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing

seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals

(cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge. Sardiman A. M (2007: 48)

mengemukakan bahwa mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif

untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi siswa.

Komponen-komponen yang terlibat dalam pembelajaran:

1) Siswa, yaitu seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan

Page 25: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

penyimpanan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk memcapai tujuan.

2) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan pembelajaran

dan peralatan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan tersebut

lebih efektif.

3) Tujuan pembelajaran, yaitu pernyataan tentang perubahan perilaku yang

diinginkan terjadi pada siswa setelah proses pembelajaran. Perubahan perilaku

tersebut mencakup perubahan kognitif, afektif dan psikomotor.

4) Materi pelajaran, yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang

diperlukan untuk mencapai tujuan.

5) Metode pembelajaran, yaitu cara yang tersedia untuk memberikan kesempatan

pada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai

tujuan.

6) Media pembelajaran, yaitu bahan pelajaran dengan atau tanpa peralatan

digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai

tujuan.

7) Evaluasi, yaitu cara tertentu yang digunakan untuk suatu proses dan hasilnya.

(Gino, 1998: 30-31)

Karena pembelajaran diartikan sebagai suatu bentuk perbuatan mengajar maka

didalamnya terdapat guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Dalam hal ini

kegiatan belajar merupakan kegiatan primer dan kegiatan mengajar merupakan

kegiatan skunder yang dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil

yang optimal dapat diperoleh melalui pembelajaran yang efektif. Pembelajaran tidak

mengabaikan karakteristik pebelajar dan prinsip-prinsip belajar. Oleh karena itu di

dalam program pembelajaran guru perlu berpegang bahwa pelajar adalah “primus

motor” dalam belajar. Dengan demikian guru dituntut untuk memusatkan perhatian,

mengelola, menganalisis dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan:

a) Perhatian dan motivasi belajar siswa

b) Keaktifan siswa

c) Optimalisasi keterlibatan siswa

Page 26: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

d) Pengulangan-pengulangan belajar

e) Pemberian tantangan yang bertanggung jawab

f) Memberikan balikan dan penguatan terhadap siswa

g) Mengelola proses belajar sesuai perbedaan individual

(Dimyati dan Mudjiono, 1999: 76)

Pembelajaran merupakan bagian dari elemen yang memiliki peran sangat

dominan untuk mewujudkan kualitas baik proses maupun lulusan (output)

pendidikan. Pembelajaran juga memiliki pengaruh yang menyebabkan kualitas

pendidikan menjadi rendah. Artinya pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan

guru dalam melaksanakan atau mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang

dilaksanakan secara baik dan tepat akan memberikan kontribusi dominan bagi siswa

sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik

menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan dan diberdayakan. Agar keberhasilan

proses pembelajaran dapat dicapai, pembelajaran tersebut harus direncanakan terlebih

dahulu salah satunya dengan memilih metode yang tepat dalam pelaksanaan

pembelajaran. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan materi sehingga dapat

mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa.

Dari pengertian-pengertian diatas pembelajaran dapat diartikan sebagai aktivitas

mengajar yang mendorong terjadinya proses belajar dalam diri siswa yang terdapat

pemanfaatan komponen dan faktor-faktor belajar mengajar yang mampu menjadi

sarana yang mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal.

b. Belajar

Belajar dalam pendidikan tradisional dapat diartikan sebagai penambahan

pengalaman, dimana siswa biasanya hanya menghafal apa yang diberikan guru.

Dalam pandangan modern definisi belajar adalah sebagai bentuk perubahan kelakuan

berkat pengalaman dan latihan. Perubahan ini tidak hanya mengenal jumlah

pengetahuan namun meliputi segala aspek pribadi seseorang. Karena itu seseorang

yang telah belajar tidak sama lagi seperti sebelum belajar.

Page 27: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Menurut Winkel (1996:53), belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

Menurut pendapat Morgan dalam Ngalim Purwanto (2004:84), belajar adalah setiap

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai latihan dan

pengalaman. Belajar disini sifatnya baru dan tumbuhnya hasil belajar ini didapat dari

hasil interaksi dengan lingkungan dan latihan-latihan yang diikuti.

Menurut Nana Sudjana (1996: 5) mendefinisikan bahwa belajar adalah

sesuatu proses yang terjadi pada diri seseorang yang ditandai atau diikuti dengan

perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses belajar

antara lain berbentuk pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, ketrampilan,

serta aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Sardiman A. M (2007:

20) mengungkapkan hal yang senada yaitu belajar sebagai perubahan tingkah laku

karena hasil dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut Ngalim Purwanto (2004: 85)

ada beberapa elemen yang mencirikan pengertian belajar yaitu:

1) Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku.

2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan

pengalaman.

3) Perubahan yang terjadi dalam belajar relatif mantap dan merupakan akhir dari

suatu periode waktu yang cukup panjang.

4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai

aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.

c. Teori – Teori Belajar

Banyak teori belajar yang telah disusun oleh para ahli. Setiap teori belajar

mempunyai keunggulan dan kelemahan sehingga dalam pelaksanaannya perlu

menggabungkan beberapa teori agar saling melengkapi. Beberapa teori yang dapat

dijadikan acuan, antara lain :

1) Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif

Page 28: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

merupakan sesuatu yang fundamental dan membimbing tingkah laku anak. Tingkah

laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang

berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan

pemahaman yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.

Beberapa tokoh yang mengemukakan tentang teori belajar kognitif, diantaranya yaitu:

a) Teori Belajar Ausubel

David Ausubel menyatakan bahwa teori belajar merupakan titik berangkat

untuk menemukan prinsip-prinsip umum tentang mengajar yang efektif. Belajar

merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang dipelajari

diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam

bentuk struktur kognitif. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk

mengorganisasi isi atau materi pelajaran serta penataan kondisi pembelajaran agar

dapat memudahkan proses asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif

orang yang belajar (Ratna Wilis Dahar, 1989:110-111).

b)Teori Belajar Piaget

Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang

menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan menginterprestasikan objek dan

kejadian-kejadian di sekitarnya. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran

aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif

menerima informasi (Ratna Wilis Dahar, 1989:149-150).

Dalam Ratna Wilis Dahar (1989:151-155), Piaget membagi tahap-tahap

perkembangan kognitif menjadi empat yaitu:

a) Tahap Sensorimotor (Umur 0 - 2 Tahun)

Periode ini anak mengatur alamnya dengan indera-inderanya (sensori) dan

tindakan-tindakannya (motor). Selama periode ini bayi tidak mempunyai konsepsi.

b) Tahap Preoperasional (Umur 2 - 7 Tahun)

Anak belum mampu melaksanakan operasi-operasi mental, yaitu menambah,

mengurangi, dan lain-lain.

Page 29: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c) Tahap Operasional Konkret (Umur 7 – 11 Tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah menggunakan

aturan-aturan yang jelas dan logis dan ditandai adanya reversible dan kekekalan.

Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, tetapi hanya dengan benda-benda yang

bersifat konkret, dan masih memiliki masalah mengenai cara berpikir abstrak.

d) Tahap Operasional Formal (Umur11 – keAtas)

Pada tahap ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk

membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks.

c) Teori Belajar Gagne

Gagne mengemukakan teori belajarnya yaitu bahwa belajar adalah suatu

proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan

tingkah laku. Menurut Gagne dalam Ratna Wilis, belajar terdiri dari tiga komponen

penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar.

Kondisi eksternal terdiri dari delapan fase belajar, yaitu : a) fase motivasi, b)

fase pengenalan, c) fase perolehan, d) fase retensi, e) fase pemanggilan, f) fase

generalisasi, g) fase penampilan, h) fase umpan balik. Kondisi internal merupakan

proses yang terjadi di dalam pikiran siswa, sedangkan hasil belajar Gagne

menyebutkan sebagai kemampuan (capabilities).

(Ratna Wilis Dahar, 1989: 141-143)

2) Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah satu pandangan bahwa siswa membina sendiri

pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang

ada. Dalam proses ini, siswa akan menyesuaikan pengetahauan yang diterima dengan

pengetahuan yang ada untuk membina pengetahauan baru (Isjoni, 2010: 30-31).

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan

bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan kita sendiri). Siswa diberi

kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang

dihadapinya sehingga siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri,

Page 30: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif dan mampu

mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional (Sardiman, 2007: 37).

Piaget dan para konstruktivis pada umumnya berpendapat bahwa mengajar

bukan sebagai proses pada siswa, melainkan sebagai proses untuk mengubah gagasan

si anak yang sudah ada yang mungkin salah (Ratna Wilis Dahar, 1989: 167). Paul

Suparno (1997) dalam Sardiman (2007:38) menjelaskan belajar merupakan proses

mengkonstruksi (membangun) pengetahuan melalui interaksi dengan objek,

fenomena, pengetahuan, dan lingkungan. Sehingga diperlukan keaktifan dari masing-

masing siswa.Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja, tetapi harus dibentuk

dan dibangun sendiri oleh setiap individu. Pengetahuan bukan merupakan sesuatu

yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Keaktifan

seseorang amat berperan dalam perkembangan pengetahuan tersebut.

3) Teori Psikologi Sosial

Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang

tradisional. Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1969). Dalam pandangan

belajar sosial “manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam, dan

juga tidak “dipukul” oleh stimulus-stimulus lingkungan. Tetapi, fungsi psikologi

diterangkan sebagai interaksi yang kontinu dan timbal balik dari determinan-

determinan lingkungan” (Bandura dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 27).

Karya yang sangat terkenal dari Bandura menempatkan suatu interpretasi

yang lain pada interaksi seseorang dengan situasi. Bandura menghubungkannya

dengan teori belajar sosial, suatu pendekatan yang melihat tingkah laku sebagai

interaksi timbal balik yang terus menerus antara seseorang dengan lingkungan.

Rumus Lewin: B= f (P,E) diubah oleh Bandura menjadi sebagai berikut:

P

B E

Page 31: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Keterangan: P = Personal

B = Behaviour

E = Enviromental

Bandura melihat tingkah laku, faktor seseorang dan lingkungan lebih sebagai

“faktor yang saling mengisi” satu sama lain daripada fungsi P dan E sebagai variabel

sebab yang bebas dari tingkah laku. Pengaruh yang relatif dari setiap faktor bervariasi

dalam situasi yang berbeda untuk tingkah laku tertentu, oleh karena itu dalam

beberapa situasi faktor lingkungan lebih mempengaruhi padahal dalam situasi lain

seseorang mengatur kejadian-kejadian lingkungan (Abu Ahmadi, 2007: 276).

4) Teori Motivasi

Perspektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutama memfokuskan

pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja. Struktur tujuan

kooperatif menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok

bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh

karena itu untuk mencapai tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membatu

teman satu timnya untuk melakukan apapun guna membuat kelompok mereka

berhasil, dan mungkin yang lebih penting, mendorong anggota satu kelompoknya

untuk melakukan usaha maksimal. Dengan kata lain, penghargaan kelompok yang

didasari pada kinerja kelompok (atau penjumlahan dari kinerja individual)

menciptakan struktur penghargaan interpersonal dimana anggota kelompok akan

memberikan atau menghalangi pemicu-pemicu sosial (seperti pujian dan dorongan)

dalam merespons usaha-usaha yang berhubungan dengan tugas kelompok (Slavin,

2008: 34-35).

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung secara aktif sebagai bekal

untuk memecahkan persoalan sesuai perkembangan kognitif siswa menghasilkan

perubahan yang relatif tetap dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai

sikap.

Page 32: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada

penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan

kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling

membantu untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat

menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat. Manusia memiliki

derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda.

Karena perbedaan itu, manusia dapat saling mencerdaskan (Nurhadi, 2004 : 112).

Pendekatan dalam pembelajaran konstruktivisme dapat menggunakan model

pembelajaran kooperatif. Dengan pembelajaran kooperatif peserta didik akan lebih

mudah menemukan dan mengerti akan konsep-konsep yang sulit jika mereka dapat

membicarakan dan mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Peserta didik

secara rutin bekerja dalam kelompok yang terdiri sekitar 4-5 orang untuk saling

membantu memecahkan masalah-masalah (dalam hal ini penekanannya pada aspek-

aspek sosial) dalam pembelajarannya. Pada sistem pengajaran ini memberikan

kesempatan kepada peserta didik terstruktur. Pengajaran inilah yang disebut dengan

sistem pengajaran gotong royong/ Cooperative Learning. Jadi pembelajaran

kooperatif berarti belajar bersama, saling membantu antara satu dengan yang lain

dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan

yang telah ditentukan (Isjoni, 2010: 6).

Pengelompokkan peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada

fasilitas yang tersedia, perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan

belajar, jenis pekerjaan yang diberikan, wilayah tempat tinggal peserta didik, jenis

kelamin, berdasarkan lotre/ random. Dalam pembagian kelompok ini, kelompok

dibagi secara heterogen, baik dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin

agar terjadi dinamika kegiatan belajar yang lebih baik dari kelompok, sehingga tidak

terkesan ada kelompok yang kuat dan ada yang lemah. Menurut Anita Lie (2004: 41)

dalam pembelajaran kooperatif siswa dikelompokkan secara heterogen dengan

Page 33: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

memperhatikan keanekaragaman jenis kelamin, latar belakang sosio ekonomi, serta

kemampuan akademis. Dalam penelitian ini hanya akan memperhatikan faktor

keanekaragaman gender dan kemampuan akademis. Selanjutnya Slavin (2008: 10)

menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan yang tidak

ditemukan dalam pembelajaran lain seperti penghargaan tim, pertanggungjawaban

individual dan kesempatan sukses yang sama. Dalam kegiatan belajar individual

cenderung mementingkan pribadi dan tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya.

Pada metode pembelajaran kooperatif, siswa akan lebih mudah menemukan dan

memahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa dapat saling mendiskusikan

masalah-masalah yang dihadapi dengan temannya. Dalam kelas kooperatif, para

siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan beragumentasi,

untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan

dalam pemahaman masing-masing. Dalam metode pembelajaran kooperatif, para

siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan 2-5 orang untuk

menguasai materi yang disampaikan oleh guru (Slavin, 2008: 4-8).

Menurut Anita Lie (2004: 31) untuk mencapai hasil maksimal lima unsur

model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu:

a. Saling ketergantungan positif

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun

tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan

tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Intinya setiap

anggota mempunyai tugas yang berlainan, kemudian bertukar pikiran atau

informasi. Selanjutnya pengajar akan mengevaluasi semua anggota mengenai

seluruh bagian, sehingga dengan cara ini mau tidak mau setiap angota harus

merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar anggota yang lain

juga dapat berhasil.

b. Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur pertama. Jika tugas dan

prosedur penelitian dibuat menurut prosedur Cooperative Learning, setiap siswa

Page 34: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci

keberhasilannya adalah persiapan pengajar dalam penyusunan tugasnya.

c. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk

membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran

beberapa anggota akan lebih baik daripada hasil pemikiran dari individu saja.

Lebih jauh lagi hasil kerjasama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-

masing anggota. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan

kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

d. Komunikasi antar anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai

ketrampilan berkomunikasi.Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok,

pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa

mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok

bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan

kemampuan mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama kelompok tersebut agar

selanjutnya bisa bekerjasama dengan efektif.

Terdapat tiga tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran kooperatif,yaitu:

a. Prestasi akademik

Dalam Cooperative Learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial,

juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis yang penting lainnya.

Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, juga dapat

memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas

yang bekerjasama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

Page 35: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Pembelajaran kooperatifmemberi peluang bagi siswa dari berbagai latar

belakang dan kondisi untuk bekerjasama dan saling bergantung pada tugas-tugas

akademik dan dengan penghargaan bersama siswa akan saling menghargai.

c. Pengembangan ketrampilan sosial

Ketrampilan sosial akan mengajarkan siswa bekerjasama dan kolaborasi

dimana ketrampilan ini sangat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat.

(Isjoni, 2010: 39-41)

Menurut Nurhadi (2004: 116) metode-metode yang termasuk dalam pembelajaran

kooperatif adalah sebagai berikut :

1. Metode STAD

2. Metode Jigsaw

3. Metode GI (Group Investigation)

4. Metode Struktural :

a. TPS (Think Pair Share)

b. NHT (Numbered Head Together)

Beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan, yaitu:

a. STAD (Student Teams Achievement Divisions)

b. TGT (Teams Games Tournament)

c. Jigsaw

d. CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

e. TAI (Teams Assisted Individualization)

(Slavin, 2008: 11)

Selain itu ada juga pembelajaran kooperatif yang dikembangkan dan dipelajari, yaitu:

a. Group Investigation (GI);

b. Learning Together;

c. Complex Intruction;

d. Structural Dyadic Methods;

(Slavin, 2008: 24-25)

Page 36: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Alasan perlunya dikembangkan pembelajaran kooperatif antara lain:

a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

b. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

c. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

d. Meningkatkan rasa saling percaya pada sesama manusia.

e. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan,

jenis kelamin, etnis, kelas sosial, dan agama.

3. Pembelajaran Koperatif Tipe STAD

Metode Kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) merupakan

pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert E. Slavin. STAD

merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan

merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru

menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Metode pembelajaran ini lebih menekankan berbagai ciri pembelajaran langsung,

dan merupakan metode yang mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran sains.

Seperti dalam kebanyakan model pembelajaran kooperatif, metode STAD didasarkan

pada prinsip bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung

jawab terhadap belajar teman dan dirinya sendiri.

Secara umum terdiri dari 4 komponen utama, yaitu:

1) Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini

merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi

pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi

audiovisual.

2) Tim/ kelompok

Tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal

kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah

memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya

adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik.

Page 37: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3) Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan

sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis

individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam

mengerjakan kuis, sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk

memahami materinya.

4) Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain dilihat dari

nilai rata-rata kuis masing-masing kelompok. Predikat penghargaan yang akan

diperoleh digolongkan menjadi tiga, yaitu Good Teams (Tim Baik), Great Teams

(Tim Hebat), dan Super Teams (Tim Istimewa). (Slavin, 2008:154-160)

4. Media Pembelajaran Mollymod

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari kata Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium

yang berarti perantara. Oleh karena itu, secara harfiah media diartikan sebagai

perantara atau pengantar pesan.

Menurut Boove (1997) dalam Hujair AH. Sanaky (2009), media adalah

sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media pembelajaran

adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan

pembelajaran.

Batasan lain juga dikemukakan oleh para ahli, Association of Educational and

Communication Technology (AECT, 1977) memberi batasan tentang media sebagai

segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi. Heinich dan Molenda mengemukakan bahwa secara umum media

diartikan sebagai alat komunikasi yang membawa pesan dari sumber ke penerima.

Sementara itu, Briggs (1970) mendefinisikannya sebagai segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Oleh Gagne (1977)

didefinisikan sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsang mereka untuk belajar. Sedangkan menurut Dinje Borman Rumumpuk

Page 38: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dalam Robinson (2005, 7.4) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah setiap

alat baik hardware maupun software yang digunakan sebagai media komunikasi yang

tujuannya untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar.

Dari keseluruhan pengertian di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa

substansi dari media pembelajaran adalah: (1) bentuk saluran yang digunakan untuk

menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau

pembelajar, (2) berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat

merangsang pembelajar untuk belajar, (3) bentuk alat fisik yang dapat menyajikan

pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar, dan (4) bentuk-bentuk komunikasi

yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar, baik cetak maupun audio, visual,

dan audiovisual.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih

dipahami siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran

dengan baik.

3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga.

4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi juga aktivitas lain yang

dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

(Hujair AH. Sanaky, 2009:3)

Page 39: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c. Ciri Media Pembelajaran

Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan

petunjuk mengapa media digunakan dan apa yang dapat dilakukan oleh media yang

mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannnya, yaitu:

1) Ciri Fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,

melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.

2) Ciri Manipulatif

Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media

memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang menghabiskan waktu berhari-hari

dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik

pengambilan gambar time- lapse recording.

3) Ciri Distributif

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian

ditransportasikan melalui ruang dan secara kebersamaan kejadian tersebut

disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang

relatif sama mengenai kejadian itu.

d. Pengelompokan Media Pembelajaran

Pengelompokan berbagai jenis media dilihat dari segi perkembangan teknologi

dibagi menjadi dua yaitu media tradisional dan media mutakhir. Anderson (1976)

dalam Robinson(2005:7.9), mengelompokkan media menjadi 10 golongan sebagai

berikut:

1) Audio: kaset audio, CD, siaran radio

2) Cetak: buku pelajaran, modul, gambar, brosur

3) Audio- cetak: kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis

4) Proyeksi visual diam: overhead transparansi, slide

5) Proyeksi visual audio diam: film bingkai suara

6) Visual gerak: film bisu

7) Audio visual gerak: film gerak bersuara

Page 40: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

8) Objek fisik: benda nyata, model, specimen

9) Manusia dan lingkungan: guru, pustakawan, laboran

10) Komputer: CAI (Computer Assisted Learning)

e. Media Mollymod

Mollymod merupakan salah satu media pembelajaran yang sangat membantu

guru dalam proses pengajaran kimia, khususnya pada materi ikatan kimia. Karena

media ini dapat menggambarkan proses terjadinya suatu ikatan dalam senyawa dalam

bentuk yang yang sederhana namun cukup jelas. Mollymod terdiri atas dua bagian

utama yaitu bola berlubang warna-warni, bola diumpamakan sebagai atom, sementara

lubang dalam bola tersebut menggambarkan jumlah atom lain yang dapat diikat oleh

atom. Warna-warna pada bola mewakili satu atom atau golongan tertentu. Misalnya

warna hitam untuk atom C, atom O diwakili warna merah, putih untuk atom H,

kuning untuk golongan halogen dan lain-lain. Bagian lain berupa pasak yang

menggambarkan ikatan-ikatan yang terjadi antar satu atom dengan atom yang

lainnya. Contoh gambar mollymod dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 1.Mollymod

Mollymod termasuk dalam kategori media model atau mock ups, yaitu

perwujudan tiruan atau penyederhanaan dari suatu benda. Susunan bagian pokok dari

suatu sistem yang rumit disederhanakan sehingga mudah dimengerti siswa. Ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan model sebagai media

pengajaran menjadi lebih efektif yaitu :

1) Model harus digunakan di kelas dengan kondisi semenarik mungkin.

2) Setiap orang dalam kelas harus dapat melihat model dengan mudah.

Page 41: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3) Siswa perlu diberi kesempatan semaksimal mungkin untuk menangani, mencoba,

dan mengamati model,bertanya atau membuat generalisasi.

4) Mengupayakan obyek, sampel, atau model lain yang tidak ada kaitannya dengan

topik yang dibicarakan dialihkan dari pembicaraan siswa.

( Basuki Wibawa, 2001: 80)

5. Prestasi Belajar

Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

dari suatu usaha dalam mengikuti pendidikan atau latihan tertentu yang hasilnya

dapat ditentukan dengan memberikan tes pada akhir pendidikan. Prestasi adalah hasil

yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). Menurut Winkel W. S

(1996: 52) bahwa prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai. Prestasi belajar

mempunyai fungsi yang penting selain sebagai indikator keberhasilan belajar dalam

mata pelajaran tertentu juga dapat berguna sebagai evaluasi dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar. Menurut Zainal Arifin (1990: 3) prestasi belajar mempunyai

beberapa fungsi utama:

a. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai

peserta didik.

b. Sebagai bahan informasi dalam motivasi pendidikan.

c. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan

d. Dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) anak didik.

e. Hasil belajar yang dicapai siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan

instruksional yang direncanakan guru sebelumnya.

Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa selama

mengikuti tingkat kemampuan siswa dalam menguasai materi yang diterima selama

proses belajar mengajar berlangsung.

Menurut Slameto (2003: 55-71) ada dua hal yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar, yaitu:

a. Faktor dari luar individu (faktor ekstern), yaitu faktor lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat. Faktor lingkungan keluarga misalnya cara orang tua

Page 42: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

mendidik, relasi antar anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, suasana

rumah dan pengertian orang tua. Faktor lingkungan sekolah misalnya metode

mengajar, media/ alat pelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, sarana dan prasarana sekolah. Faktor lingkungan

masyarakat misalnya kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan

bentuk kehidupan masyarakat.

b. Faktor dari dalam individu (faktor intern), yaitu faktor jasmani/ fisiologis ,

faktor psikologis dan faktor kelelahan. Faktor fisiologis misalnya cacat tubuh

dan faktor kesehatan. Faktor psikologis misalnya intelegensi (kemampuan

yang dimiliki siswa), sikap, minat, kreativitas/ bakat, motivasi, dan perhatian.

Rumusan tujuan yang direncanakan guru dipengaruhi oleh kemampuan guru

sebagai perancang (designer) belajar-mengajar. Untuk itu guru dituntut untuk

menguasai taksonomi hasil belajar. Menurut Bloom taksonomi hasil belajar terbagi

menjadi 3 domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor.

a. Domain kognitif

Menurut Robinson Situmorang, dkk (2005: 2.17) domain/ kawasan

kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengenalan dan pengembangan

kemampuan intelektual dan keterampilan berpikir. Jenjang taksonomi pendidikan

dalam kawasan kognitif yaitu aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis dan evaluasi.

b. Domain afektif

Menurut Robinson Situmorang (2005: 2.23) domain/ kawasan afektif

berkenaan dengan minat, sikap, nilai, konsep diri dan moral.

c. Domain psikomotor

Menurut Robinson Situmorang, dkk (2005: 2.26) domain/ kawasan

psikomotor berkenaan dengan otot, keterampilan motorik, atau gerak yang

membutuhkan koordinasi otot (neomuscular coordination). Kawasan psikomotor

meliputi peniruan, penggunaan, ketepatan, perangkaian dan naturalisasi.

Page 43: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Prestasi belajar dapat diketahui dengan adanya evaluasi belajar atau penilaian

hasil belajar. Dari hasil penilaian hasil belajar tersebut dapat diperoleh informasi

sehingga guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran yang disampaikan, ketepatan atau keefektifan metode

mengajar, mengetahui kedudukan siswa di kelas atau kelompoknya. Jadi prestasi

belajar memiliki peranan penting, prestasi belajar dapat dijadikan umpan balik (feed

back) terhadap proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikinan proses akan

terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal. Tingkat

keberhasilan siswa dalam pencapaian prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh

banyak faktor, baik faktor dalam maupun faktor dari luar diri siswa. Faktor dari

dalam siswa misalnya intelegensi, sikap bakat, motivasi, dan lain-lain. Sedangkan

faktor dari luar diri siswa misalnya metode pembelajaran, materi pelajaran, fasilitas

yang ada, kondisi lingkungan dan lain-lain.

Dari uraian yang telah dikemukan dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil usaha yang berupa perubahan tingkah laku yang diperoleh dari proses

belajar mengajar yang dapat diketahui dengan mengadakan penilaian belajar.

6. Materi Pokok Ikatan Kimia

Atom–atom di alam cenderung bergabung dengan atom yang lain membentuk

molekul atau membentuk ion-ion. Pada proses penggabungan atom-atom tersebut

terdapat gaya yang bekerja, sehingga antara atom-atom atau ion-ion tersebut dapat

terikat satu sama lain. Gaya yang bekerja pada gabungan atom atau ion disebut

ikatan kimia. Atom-atom yang sukar mengalami perubahan disebut sebagai atom

stabil. Oleh karena untuk bergabung atom harus berubah dahulu, maka atom-atom

yang stabil sukar bergabung dengan atom yang lain (Unggul Sudarmo, 2004: 40).

Menurut kurikulum sekarang ini, materi ikatan kimia diajarkan pada siswa kelas

X semester ganjil. Standar kompetensi yang ingin dicapai dalam pengajaran materi

ini adalah mendeskripsikan struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia

serta struktur molekul dan sifat-sifatnya. Sedangkan kompetensi dasar yang ingin

dicapai adalah membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen,

Page 44: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

ikatan kovalen koordinasi serta hubungannya dengan sifat fisik senyawa yang

terbentuk. Materi yang dibahas dalam materi ikatan kimia adalah ikatan ion, ikatan

kovalen, ikatan kovalen koordinasi, polarisasi ikatan kovalen dan ikatan logam.

a. Konsep Kestabilan Atom

Atom sukar bereaksi karena suatu atom dalam keadaan stabil. Kestabilan

atom ditentukan oleh struktur elektron valensi. Menurut Kossel dan Lewis

menyebutkan bahwa atom stabil memiliki elektron valensi 2 (duplet) dan 8 (oktet).

Atom yang tidak stabil mempunyai elektron valensi belum terisi penuh 8 elektron.

Atom yang belum stabil akan mencapai kestabilan dengan cara:

1) Membentuk Ion

Dalam membentuk ion suatu atom akan melepas atau menangkap elektron.

a) Melepas Elektron

Pada unsur yang mudah melepaskan elektron (mudah membentuk ion positif)

mempunyai energi ionisasi rendah, misal : unsur golongan IA, IIA dan IIIA.

Contoh : 11 Na(s) Na+

(aq) + e -

12 Mg(s) Mg2+

(aq) + 2e -

b) Menangkap Elektron

Pada unsur yang mudah menangkap elektron (mudah membentuk ion negatif)

mempunyai afinitas elektron besar, misal: unsur golongan VA, VIA dan VIIA

Contoh : 17 Cl(g)+ e- Cl

-(aq)

16 S(s)+ 2e- S

2-(aq)

2) Menggunakan Pasangan Elektron Bersama

Unsur yang memiliki energi ionisasi tinggi, sukar melepas elektron (sukar

membentuk ion positif). Unsur yang memiliki afinitas elektron rendah, sukar

menangkap elektron (sukar membentuk ion negatif). Maka unsur-unsur tersebut

cenderung membentuk pasangan elektron yang dipakai bersama. Pasangan elektron

bisa berasal kedua atom yang bergabung maupun dari salah satu atom yang

bergabung. Untuk atom H menambah satu elektron supaya kulit K penuh berisi 2

elektron (Unggul Sudarmo, 2004 : 40-41).

Page 45: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Lambang Lewis dan Struktur Lewis

Untuk menggambarkan pembentukan ikatan kimia secara sederhana dapat

digunakan lambang Lewis dan struktur Lewis.

1) Lambang Lewis

Lambang Lewis adalah lambang unsur yang dikelilingi sejumlah titik yang

melambangkan elektron valensinya. Berikut ini beberapa contoh dari lambang Lewis:

2He : 2 Lambang Lewis :

18Ar : 2 8 8 Lambang Lewis :

Gambar 2. Lambang Lewis He dan Ar

2) Struktur Lewis

Strukutr Lewis adalah kombinasi lambang Lewis yang menggambarkan

perpindahan atau penggunaan bersama pasangan elektron dalam ikatan kimia. Rumus

yang dirancang bangun dengan menggunakan lambang Lewis disebut struktur Lewis

atau rumus titik elektron. Rumus ini digunakan untuk menjelaskan ikatan kovalen,

namun juga dapat digunakan untuk mendiagramkan apa yang terjadi apabila atom-

atom bergabung membentuk senyawa ion. Berikut ini contoh dari struktur Lewis H2O

Gambar 3. Struktur Lewis dari H2O

c. Ikatan Ion/ Heteropolar/ Elektrovalen

Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom

ke atom yang lain. Terbentuk dari atom yang melepaskan elektron (logam) dengan

atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam setelah melepas elektron

menjadi ion positif sedangkan atom bukan logam akan bermuatan negatif. Ikatan ion

terjadi karena adanya gaya tarik-menarik / gaya elektrostatis antara ion positif dan ion

negatif. Senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion disebut senyawa ionik. Dari

uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ikatan ion hanya dapat terjadi apabila atom

He

Ar

HO+ H O H

Struktur Lewis H2O

H

Page 46: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

unsur-unsur yang berikatan mempunyai perbedaan daya tarik elektron

(keelektronegatifan) yang cukup besar. Perbedaan daya tarik elektron yang cukup

besar memungkinkan terjadinya serah-terima elektron (Michael Purba, 2007: 102).

Beberapa contoh senyawa yang berikatan ion :

1) Senyawa NaCl

Proses terbentuknya senyawa NaCl :

Gambar 4. Pembentukan senyawa NaCl

2) Senyawa MgCl2

Proses terbentuknya senyawa MgCl2 :

Gambar 5. Pembentukan Senyawa MgCl2

d. Ikatan Kovalen/ Homopolar

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron

secara bersama oleh dua atom. Terjadi pada atom unsur non logam dengan atom

unsur non logam. Berdasarkan jumlah ikatannya, ikatan kovalen dibagi menjadi dua

yaitu ikatan kovalen tunggal dan ikatan kovalen rangkap.

1) Ikatan Kovalen Tunggal

Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang hanya melibatkan sepasang

elektron untuk berikatan. Salah satu contohnya yaitu pada senyawa H2.

Gambar 6. Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Tunggal pada H2

2) Ikatan Kovalen Rangkap

Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari

sepasang elektron untuk berikatan. Ikatan kovalen rangkap dibedakan menjadi dua

yaitu :

Na Cl+ NaCl+ [ ]Na+ Cl

-

Mg

Cl+ MgCl2+ 2[ ]Mg2+ Cl

-

Cl

HH HH H+ H H2

Page 47: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

a) Ikatan Kovalen Rangkap Dua

Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen rangkap dua yaitu :

(1) Senyawa O2

Gambar 7. Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Dua pada O2

(2) Senyawa CO2

Gambar 8. Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Dua pada CO2

b) Ikatan Kovalen Rangkap Tiga

Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen rangkap tiga yaitu :

(1) Senyawa N2

Gambar 9. Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Tiga pada N2

(Brady, 1994: 273-276)

e. Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi karena pada

pembentukan ikatan terdapat pasangan elektron yang hanya berasal dari salah satu

atom saja dan digunakan secara bersama (Brady, 1994: 294).

N + N NN N N N2

ikatan kovalen rangkap tiga

O + O O O2

ikatan kovalen rangkap dua

O O O

x C xxx

O

O

+ OO x Cx CO O CO2

ikatan kovalen rangkap dua

xx

Page 48: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

O H

H

- +

+

Contoh : SO3

Gambar 10. Pembentukan Ikatan Kovalen Koordinasi pada SO3

f. Polarisasi Ikatan Kovalen

Kelektronegatifan yaitu sifat yang menyatakan kecenderungan relatif dari unsur-

unsur dalam hal menarik elektron ikatan ke pihaknya. Daftar harga kelektronegatifan

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Keelektronegatifan

Atom Harga Keelektronegatifan (µr)

H 2,1

C 2,5

N 3,0

Cl 3,0

O 3,5

F 4,0

Ikatan kovalen disebut polar jika PEI tertarik lebih kuat ke salah satu atom.

Kepolaran ikatan disebabkan oleh perbedaan keelektronegatifan zat yang berikatan.

Makin besar selisih keelektronegatifan, maka semakin besar pula kepolaran ikatan

(makin polar ikatannya). Contoh molekul polar: H2O

Gambar 11. Molekul Polar pada H2O

S O

X

XX

XXX 3 S

O

O

OSX

XXX

X

X

SO3

ikatan kovalen koordinasi

ikatan kovalen rangkap dua

O

O

O

Page 49: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

C O O

Molekul H2O memiliki pasangan elektron bebas (PEB) pada atom pusatnya

(O). Pasangan elektron akan lebih dekat ke arah atom O yang lebih

elektronegatif. Atom yang mempunyai harga keelektronegatifan lebih besar akan

menarik pasangan elektron lebih dekat padanya, sehingga atom tersebut menjadi

lebih negatif dari pada atom yang kurang kuat gaya tariknya. Makin besar harga

keelektronegatifan antara kedua atom yang berikatan maka semakin polar.

Ikatan kovalen disebut non polar jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.

Contoh molekul non polar CO2:

Gambar 12. Molekul Non Polar pada CO2

Pada CO2 merupakan molekul nonpolar karena pada atom pusatnya tidak

memiliki pasangan elektron bebas (PEB) dan pasangan elektron ikatan ini tertarik

sama kuat ke semua atom.

Tabel 2. Perbedaan Molekul Polar dengan Molekul Nonpolar

Perbedaan Molekul Polar Molekul Nonpolar

Keelektronegatifan Sangat besar Sangat kecil atau nol

Bentuk molekul Tidak simetris/

asimetris

simetris

Atom pusat Mempunyai PEB Tidak memiliki PEB

Polarisasi Terjadi polarisasi Tidak terjadi

polarisasi

Dipengaruhi oleh Medan listrik Tidak dipengaruhi

oleh medan listrik

Contoh HCl, H2O, HF, NH3,

SO2

CO2, H2, O2, Cl2, N2,

CCl4, CH4

Page 50: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

g. Ikatan Logam

Unsur logam pada umumnya mempunyai sedikit elektron di kulit terluar. Oleh

karena itu kulit terluar unsur logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong),

sehingga elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain. Mobilitas elektron

dalam logam sedemikian bebas sehingga elektron valensi logam mengalami

delokalisasi, yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap

posisinya pada satu atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu atom ke atom

lain. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur sehingga menyerupai awan atau

lautan yang membungkus ion-ion positif logam di dalamnya. Jadi, struktur logam

dapat dibayangkan terdiri dari ion-ion positif yang dibungkus oleh awan atau lautan

elektron valensi.

Struktur logam seperti di atas dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam, seperti

daya hantar listrik, sifat dapat ditempa dan dapat ditarik. Logam merupakan

konduktor yang baik karena elektron valensinya yang mudah mengalir. Logam dapat

ditempa atau dapat ditarik karena ketika logam dipukul atau ditarik, atom-atom logam

hanya bergeser sedangkan ikatan di dalamnya tidak terputus (Unggul Sudarmo,

2004:48).

B. Penelitian yang Relevan

1. Adesoji dan Ibraheem (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Effects of

Student Teams Achievement Divisions Strategy and Mathematics Knowlegde on

Learning Outcomes inChemical Kinetics” menyimpulkan bahwa strategi

pembelajaran kooperatif STAD memiliki potensi untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa di sekolah menengah dibandingkan dengan ceramah. STAD dapat

meningkatkan sikap percaya diri, kerja sama, kedewasaan dan pembelajaran

secara umum. Yang relevan dengan penelitian peneliti adalah pembelajaran

kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah, maka dari

itu peneliti menggunakan model pembelajaran STAD untuk penelitian ini.

Adapun perbedaannya pada penelitian Adesoji dan Ibrahim penerapan

pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran Kimia Kinetik sedangkan pada

Page 51: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

penelitian ini dilakukan pada materi Ikatan Kimia. Kimia kinteik dan Ikatan

Kimia merupakan materi pelajaran kimia sehingga dapat dikatakan kedua materi

itu sebanding, sehingga dimungkinkan penelitian menggunakan metode yang

sama. Dalam penelitian dilengkapi dengan media mollymod untuk mendukung

proses pembelajaran.

2. Umit Simsek (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “The Effects of Animation

and Cooperative Learning on Chemistry Students’ Academic Achievement and

Conceptual Understanding about Aqueous Solution” menyimpulkan bahwa

model pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan kecakapan sosial dan

prestasi belajar siswa. Selain itu pembelajaran kooperatif juga dapat mencegah

terjadinya misunderstanding siswa. Meskipun dalam penelitian Umit Simsek

digunakan media animasi namun model pembelajaran yang digunakan sama

dengan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga

penelitian dapat dilakukan.

3. Kemal, Ataman dan Sukru (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Effects of

Two Cooperative Learning Strategies on Teaching and Learning Topics of

Termochemistry” menyimpulkan bahwa pembelajaran Group Investigation (GI)

lebih efektif daripada pembelajaran Jigsaw. Pembelajaran GI memberikan efek

yang positif terhadap siswa SMA. Meskipun pada penelitian ini menggunakan

metode GI dan Jigsaw, namun pada dasarnya hampir sama dengan metode STAD

sehingga penelitian dapat dilakukan.

4. Simon Attle dan Bob Baker (2007) dalam penelitiannya yang berjudul

“Cooperatif Learning in a Competitive Environment: Classroom Aplications”

menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa. Selain itu pembelajaran kooperatif juga meningkatkan

kompetisi siswa dalam bersaing mencapai prestasi belajar yang lebih baik.

5. Sohye, Young dan Hee (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Comparison

Study of Concept Test with Molecular Modeling in the Undergraduate Inorganic

Chemistry of Stereoisomerism” menyimpulkan bahwa dengan media mollymod

Page 52: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dapat membantu mahasiswa dalam memahami koordinasi stereoisomer dan

meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran. Selain itu dengan

media mollymod mahasiswa juga dapat memecahkan masalah stereoisomer kimia

anorganik dengan cara diskusi kelompok. Adapun perbedaan pada penelitian

Sohye, Young dan Hee dilakukan pada mahasiswa sedangkan pada penelitian ini

dilakukan pada siswa SMA. Namun pada dasarnya sama yaitu untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.

6. Partini (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran

Kimia Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Student Team

Achievement Division (STAD) dilengkapi Peta Konsep Untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Unsur, Senyawa dan Campuran”

menyimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi

peta konsep membuat siswa lebih termotvasi dalam belajar dan dapat

memperpanjang ingatan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Selain itu

pembelajaran STAD dilengkapi peta konsep juga dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa dalam aspek kognitif dan afektif pada materi pokok unsur, senyawa

dan campuran. Adapun perbedaan dengan penelitian Partini menggunakan media

peta konsep sedangkan dalam penelitian ini menggunakan media mollymod. Pada

dasarnya kedua media itu adalah media pembelajaran, sehingga dimungkinkan

menerapkan metode yang sama. Dan diharapkan mendapatkan hasil yang lebih

baik.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan penalaran dari awal untuk

dapat sampai pada pemberian jawaban sementara pada masalah yang dirumuskan.

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah diuraikan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dilengkapi

dengan media mollymod efektif diterapkan pada materi pokok Ikatan Kimia.

Page 53: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Dalam pembelajaran kimia di SMA Negeri 2 Karanganyar selama ini, khususnya

materi Ikatan Kimia metode yang digunakan masih bersifat teacher centered,

sehingga siswa kurang dilibatkan secara aktif menemukan konsep. Padahal materi ini

disajikan dalam bentuk bacaan, dan tidak sedikit pokok bahasan yang perlu dicermati.

Hal tersebut mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut perlu adanya penerapan metode pembelajaran yang tepat.

Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai suatu pembelajaran

yang berkualitas dan bermakna, dapat dilakukan dengan pendekatan konstruktivisme,

yaitu memulai pelajaran dari “apa yang diketahui siswa”. Salah satu pendekatan

konstruktivisme yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif. Dalam

pembelajaran kooperatif, guru bertindak sebagai fasilitator dan siswa bertindak

sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran. Proses pembelajaran harus

memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk beraktivitas sehingga

pembelajaran bersifat student centered (berpusat pada siswa).

Model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan adalah metode

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yaitu metode

pembelajaran dimana siswa dibagi menjadi kelompok untuk bekerjasama dalam tim

kelompoknya dalam melaksanakan tugas yang akan diberikan. Dalam metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dibutuhkan hubungan kerja yang baik dan

keterampilan siswa dalam kelompoknya, sehingga dapat meningkatkan hasil

belajarnya. Sedangkan pendidik hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator

dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan

belajar yang kondusif bagi peserta didiknya.

Pembelajaran menggunakan media merupakan suatu upaya untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran. Pemanfaatan media merupakan salah satu cerminan kreativitas

guru dalam usaha meningkatkan pemahaman siswa mengenai suatu konsep

pembelajaran. Materi Ikatan Kimia merupakan salah satu materi kimia yang

memungkinkan digunakan suatu media.

Page 54: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Ikatan kimia merupakan pokok materi yang cukup sulit dalam pelajaran ilmu

kimia, karena gejala tentang terjadinya ikatan tidak dapat diamati secara langsung

oleh siswa. Karena tidak dapat diamati secara langsung maka diperlukan kemampuan

khusus yang dapat membantu dalam memahaminya. Penggunaan media yang tepat

bisa dijadikan alternatif dalam peningkatan pemahaman siswa, sekaligus sebagai

suatu alat yang dapat meningkatkan minat siswa terhadap materi yang bersangkutan.

Salah satu media yang dapat digunakan dalam membantu proses pembelajaran materi

Ikatan Kimia adalah dengan media mollymod.

Proses pemikiran dengan menggunakan media mollymod adalah mengamati

secara langsung proses terjadinya ikatan dalam suatu senyawa dalam bentuk tiga

dimensi dan dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat dijadikan alternatif dalam

pemecahan masalah, mendapatkan banyak gagasan baru, maka dengan media

mollymod diharapkan pencapaian prestasi belajar siswa akan lebih baik.

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan siswa dapat lebih mudah

memahami konsep-konsep pada materi Ikatan Kimia serta terlihat lebih aktif dalam

proses pembelajaran, maka dilakukan penelitian sehingga pembelajaran lebih variatif,

diantaranya dengan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif

tipe STAD dilengkapi dengan media mollymod. Pemilihan metode pembelajaran ini

dengan alasan sesuai dengan teori konstruktivisme bahwa seseorang akan lebih

mudah memahami suatu konsep apabila dapat mengkomunikasikan atau

mengungkapkan kesulitannya terhadap yang lain. Dalam proses pembelajaran

kooperatif tipe STAD siswa dituntut memahami dan menguasai konsep dengan baik

supaya dapat saling membantu sehingga setiap ada kesulitan dapat langsung

dipecahkan dalam kelompok.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan melaksanakan proses belajar mengajar

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dilengkapi dengan media

mollymod. Dengan penggunaan metode ini diharapkan siswa menjadi lebih mudah

Page 55: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

memahami konsep, menjadi aktif dalam proses pembelajaran, dan dengan

penggunaan media dapat mempermudah pemahaman siswa.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

Metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dilengkapi

media mollymod efektif diterapkan pada materi pokok Ikatan Kimia siswa kelas

X semester 1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

Page 56: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar, pada kelas X

semester gasal Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011. Pelaksanaan

penelitian ini dilakukan secara bertahap, yaitu pembuatan Proposal dilakukan

pada bulan Maret 2011-Juli 2011, Uji Coba Instrumen pada bulan Agustus 2011,

Penelitian dan Pengambilan Data pada bulan September 2011-Oktober 2011, dan

Penyusunan Hasil Penelitian pada bulan November-Desember 2011.

B. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat eksperimental dengan tujuan

untuk mengetahui perbedaan antara penggunaan metode pembelajaran kooperatif

Student Team Achievement Division (STAD) dilengkapi media mollymod

dibandingkan metode ceramah. Rancangan yang digunakan adalah perluasan dari

”Randomize Control Group Pretest Posttest Design”. Rancangan ini

menggunakan dua kelompok subyek, yaitu metode pembelajaran kooperatif

STAD dilengkapi media mollymod (untuk kelas eksperimen) dan metode ceramah

(untuk kelas kontrol). Untuk lebih jelasnya rancangan dapat dilihat pada Tabel 3:

Tabel 3. Desain penelitian perluasan dari Randomize Control Group Pretest

Posttest Design

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen T1 X1 T2

Kontrol T1 - T2

Page 57: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Keterangan :

X1 : Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif Student

Team Achievement Division (STAD)dilengkapi media mollymod

T1 : Tes awal

T2 : Tes akhir

2. Langkah-langkah Penelitian

Berdasarkan desain penelitian yang telah dirancang maka langkah-langkah

penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Memberikan pretest T1 pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengukur rata-rata kemampuan kognitif sebelum subjek diberi perlakuan.

b. Memberikan perlakuan X1 pada kelompok eksperimen menggunakan metode

pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division (STAD)

dilengkapi dengan media mollymod.

c. Memberikan posttest T2 pada kedua kelas itu untuk mengukur rata-rata

kemampuan kognitif setelah diberi perlakuan X1.

d. Menentukan selisih nilai antara pretest T1 dan posttest T2 pada kelas

eksperimen untuk mengukur rata-rata selisih nilai pretest dan posttest (Z1).

e. Menentukan selisih nilai antara pretest T1 dan posttest T2 pada kelas kontrol

untuk mengukur rata-rata selisih nilai pretest dan posttest (Z2).

f. Menggunakan uji statistik yang sesuai untuk menentukan apakah perbedaan

tersebut signifikan, yaitu dengan uji-t pihak kanan.

g. Menarik kesimpulan.

3. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel terikat adalah kondisi yang menunjukkan pengaruh dari variabel

bebas yaitu prestasi belajar siswa pada materi pokok bahasan ikatan Kimia

yang terlihat dari selisih nilai pretest dan posttest.

b. Variabel bebas adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka

menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Variabel bebas

pada penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif Student Team

Achievement Division (STAD) dilengkapi dengan media mollymod .

Page 58: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

4. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dengan

urutan sebagai berikut :

a. Menentukan dua kelas untuk dijadikan sampel penelitian.

b. Memberikan tes awal dengan instrumen-instrumen penelitian yang telah

diujicobakan dan memenuhi syarat untuk digunakan dalam mengambil

data penelitian.

c. Melaksanakan penelitian yaitu mengajar materi Ikatan Kimia dengan

menggunakan metode ceramah untuk kelas kontrol dan dengan metode

kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) dilengkapi media

mollymod untuk kelas eksperimen.

d. Memberikan tes akhir.

e. Mengolah data yang diperoleh.

f. Menarik kesimpulan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester 1 SMA

Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara cluster random

sampling didapatkan kelas eksperimen yang terdiri dari 2 (dua) kelas X sebagai

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari 8 kelas yang ada di kelas X SMA Negeri

2 Karanganyar dilakukan pengambilan secara random dua kelas untuk dijadikan

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh berasal dari prestasi belajar siswa pada materi pokok

Ikatan Kimia. Aspek penilaian yang diambil meliputi aspek kognitif dan afektif.

Penilaian aspek kognitif diperoleh langsung dari siswa dengan menggunakan tes

bentuk obyektif yang diberikan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.

Penilaian aspek afektif dilakukan dengan menggunakan angket terhadap

pembelajaran yang telah dilakukan yang diisi langsung oleh siswa.

Page 59: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

E. Instrumen Penelitian

Data berasal dari variabel-variabel yang telah diteliti diperoleh dari tes

yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan instrumen aspek kognitif dan

aspek afektif.

1. Instrumen Penilaian Kognitif

Untuk penilaian kognitif dengan menggunakan bentuk tes obyektif.

Sebelum digunakan instrumen penelitian diujicobakan terlebih dahulu untuk

menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal.

a. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2010:348), suatu instrumen valid menurut

validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang

representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Pada kasus ini,

validitas tidak dapat ditentukan dengan mengkorelasikannya dengan suatu

kriteria, sebab tes itu sendiri adalah kriteria dari suatu kerja.

Budiyono (2009:65) mengemukakan bahwa sebuah instrumen tentu

terdiri dari sejumlah butir-butir instrumen. Ke semua butir-butir itu harus

mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula.

Ini berarti harus ada korelasi positif antara skor masing-masing butir tersebut.

Korelasi internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor-skor

butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Rumus yang dipakai adalah korelasi

momen produk dari Karl Pearson, sebagai berikut:

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Dengan :

xyr = koefisien korelasi antara variable X dan Y

X = skor item

Y = skor total

n = cacah subyek

keputusan uji : xyr > kritikr item soal tersebut valid

Page 60: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2

2

111

t

iit

s

qps

n

nr

xyr ≤ kritikr item soal tersebut tidak valid

(Anas Sudijono, 2008: 181)

Hasil uji validitas instrument penilaian kognitif yang dilakukan

terangkum dalam Tabel 4.

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Kognitif

Jenis Soal Jumlah Soal Kriteria

Valid Drop

Kognitif 40 30 10

Hasil uji validitas instrumen penilaian kognitif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 12.

b. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui apakah suatu instrumen yang digunakan reliabel atau

tidak diperlukan adanya uji reliabilitas. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas tes

prestasi belajar berbentuk obyektif digunakan rumus Kuder Richardson (KR-20).

Rumus Kuder-Richardson (KR-20) berbentuk sebagai berikut:

Dengan :

11r : indeks reliabilitas instrumen

n : banyaknya butir instrumen

ip : proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i

iq : 1- ip

2

ts : variansi total

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika indeks reliabelnya > 0.7

(Anas Sudijono, 2008: 252)

Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif terangkum

dalam Tabel 5. Hasil uji coba reliabititas instrumen soal penilaian kognitif yang

lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 12.

Page 61: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 5. Ringkasan Hasil Try out Instrumen Penelitian untuk Uji Reliabilitas

Soal pada Aspek Kognitif

Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Kognitif 40 0,821 Tinggi

c. Uji Taraf Kesukaran Soal

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang

menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam bilangan indeks

yang disebut Indeks Kesukaran (difficulty index), yaitu bilangan yang merupakan

hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban yang

seharusnya diperoleh dari suatu item.

P =

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :

- Soal dengan P kurang dari 0,30 adalah soal sukar

- Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

- Soal dengan P lebih dari 0,70 adalah soal mudah

Dengan ketentuan bila jawaban benar skornya adalah 1 dan bila jawaban salah

skornya adalah 0

(Anas Sudijono, 2008: 372).

Hasil uji taraf kesukaran soal instrument penilaian kognitif yang

dilakukan terangkum dalam Tabel 6.

Tabel 6. Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Instrumen Penilaian kognitif

Jenis soal

Jumlah Soal

Taraf Kesukaran Soal

Mudah Sedang Sukar

Kognitif 40 14 25 1

Hasil uji taraf kesukaran soal instrumen penilaian kognitif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 12.

Page 62: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

d. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda suatu item adalah taraf sampai dimana jumlah jawaban

benar dari siswa. Siswa yang tergolong kelompok atas (pandai) berbeda dari

siswa yang tergolong kelompok bawah (bodoh). Perbedaan jawaban benar

dari siswa yang tergolong kelompok atas dan bawah disebut Indeks

Diskriminasi (ID).

= PA - PB

Dimana :

J : Jumlah peserta tes

JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

BA : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut :

D = kurang dari 0,20 : jelek (poor)

D = 0,20 - 0,40 : cukup (satisfactory)

D = 0,41 - 0,70 : baik (good)

D = 0,71 - 1,00 : baik sekali (exellent)

(Anas Sudijono, 2008: 389-390)

Hasil uji daya beda soal instrumen penilaian kognitif yang dilakukan terangkum

dalam Tabel 7.

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Penilaian Kognitif

Jenis Soal Jumlah Soal

Kriteria

Baik

Sekali Baik Cukup Jelek

Jelek

Sekali

Kognitif 40 - 10 21 9 -

Hasil uji daya beda soal instrument penilaian kognitif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 12.

Page 63: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2. Instrumen Penilaian Afektif

Instrumen penilaian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan

adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan alternatif jawaban. Responden

atau siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban

yang telah disediakan. Penyusunan angket ini terlebih dahulu dibuat konsep alat

ukur yang mencerminkan isi kajian teori.

Penyusunan item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dalam menjawab pertanyaan, responden / siswa hanya dibenarkan

dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Sistem

penskoran yang digunakan menggunakan skala Likert seperti tercantum dalam

tabel 8.

Tabel 8 : Penilaian Aspek Afektif

Skor untuk aspek yang dinilai Nilai

+ -

SS. Sangat Setuju

S. Setuju

TS. Tidak Setuju

STS. Sangat Tidak Setuju

4

3

2

1

1

2

3

4

(Djemari Mardapi, 2008 :121)

Keterangan:

- Jumlah nilai 121-160 sangat baik (A)

- Jumlah nilai 81-120 baik (B)

- Jumlah nilai 41-80 cukup (C)

- Jumlah nilai < 41 kurang (D)

(Depdiknas, 2009:91)

a. Uji Validitas

Untuk menghitung validitas butir soal angket menggunakan indeks

korelasi antara X dan Y yang dapat digunakan rumus korelasi product

moment dengan angka kasar dengan rumus sebagai berikut:

Page 64: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

xyr = koefisien korelasi antara variable X dan Y

X = skor item

Y = skor total

n = cacah subyek

keputusan uji : xyr > kritikr item soal tersebut valid

xyr ≤ kritikr item soal tersebut tidak valid

(Anas Sudijono, 2008: 181)

Hasil uji validitas soal instrumen penilaian afektif yang dilakukan terangkum

dalam Tabel 9

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Afektif

Jenis Soal Jumlah

Soal

Kriteria

Valid Drop

Angket Afektif 40 40 -

Hasil uji validitas instrumen penilaian afektif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 13.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran

tersebut dapat memberikan hasil yang tidak berbeda bila dilakukan kembali

kepada subyek yang sama. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan rumus

alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0, yaitu

sebagai berikut:

2

2

11 11

t

i

S

S

n

nr

Keterangan:

r11 : koefisien reliabilitas suatu tes

Page 65: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

n : jumlah item yang dikeluarkan dalam tes

1 : bilangan konstan

2

iS

: jumlah varian skor dari tiap-tiap item

St2 : varian total

Kriteria pengujian:

Jika r11 ≥ 0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang

tinggi (reliable).

Jika r11 ≤ 0,70 maka tes hasil belajar dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang

tinggi (unreliable).

(Anas Sudijono, 2008: 208-209)

Hasil uji validitas soal instrumen penilaian afektif yang dilakukan terangkum

dalam Tabel 10.

Tabel 10. Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Penilaian Afektif

Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Angket Afektif 40 0,936 Tinggi

Hasil uji validitas instrumen penilaian afektif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 13.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari

populasi distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan

metode Lilliefors dengan prosedur :

1). Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi normal

2). Statistik Uji

L = max ii ZSZF

Page 66: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

3). Taraf Siginifikansi ( ) = 0,05

4). Daerah Kritik (DK)

DK = { L L > Lα:n atau L < -Lα:n} dengan n adalah ukuran sampel.

5). Keputusan Uji

Ho ditolak Jika Lhitung DK.

6). Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi normal jika H0 diterima.

b) Sampel tidak berasal dari populasi normal jika H0 ditolak

(Budiyono, 2009:170)

b. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai

variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini digunakan

metode Bartlett dengan statistik uji Chi kuadrat.

Statistik Uji yang digunakan :

X2

= (ln 10) { B - ∑ (ni – 1) log Si2}

= 2,3026 { B - ∑ (ni – 1) log Si2}

B = (log S2) ∑ (ni – 1)

∑(ni – 1 )Si2

∑ (ni – 1)

Hipotesis yang akan diuji adalah:

Ho = δ12 = δ2

2 = kedua populasi mempunyai varian yang sama

H1 = δ12 ≠ δ2

2 = paling sedikit satu tanda sama tidak berlaku

Adapun langkah-langkah pengujian homogenitas dengan menggunakan uji

Bartlett sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis

Ho = δ12 = δ2

2

H1 = δ12 ≠ δ2

2

2. Menghitung varian masing-masing sampel (Si2) dengan rumus :

(xi – x)2

n – 1 Si

2 =

S2 =

Page 67: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3. Menghitung varian gabungan dari semua sampel (S2) dengan rumus :

∑(ni – 1 )Si2

∑ (ni – 1)

4. Menghitung harga satuan:

B = (log S2) ∑ (ni – 1)

5. Menghitung Chi_kuadrat (X2), dengan rumus:

χ2

= (ln 10) { B - ∑ (ni – 1) log Si2}

6. Menghitung χ2 dari tabel distribuís Chi_kuadrat pada taraf signifikan 5%

7. Kriteria uji

Ho diterima, apabila χ2 hitung < χ

2tabel, yang berarti sampel homogen.

(Budiyono, 2009:175-177)

c. Uji t-matching

Uji t-matching digunakan untuk mengetahui kesamaan atau keseimbangan

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji perbedaan dua rata-rata dengan

uji – t pihak kanan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Hipotesis

Ho : μ1≤ μ2 (nilai rata-rata kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan

nilai rata-rata kelas kontrol)

H1 : μ1> μ2 (nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata

kelas kontrol)

b. Tingkat Signifikansi : α = 0,05

c. Rumus uji-t pihak kanan

t =

Keterangan :

x1 = nilai rata-rata tes kelas eksperimen

x2 = nilai rata-rata tes kelas kontrol

n1 = jumlah sampel pada kelas eksperimen

S2 =

Page 68: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

n2 = jumlah sampel pada kelas kontrol

S1 = simpangan baku sampel pada kelas eksperimen

S2 = simpangan baku sampel pada kelas kontrol

S12

= varians sampel pada kelas eksperimen

S22

= varians sampel pada kelas kontrol

r = korelasi antara dua sampel

Criteria pengujian :

Jika t hitung < t tabel, maka hipotesis nol diterima

Jika t hitung >t tabel, maka hipotesis nol ditolak

(Sugiyono, 2010 : 122)

Page 69: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai prestasi belajar

pada materi pokok Ikatan Kimia. Prestasi belajar siswa meliputi aspek kognitif

dan aspek afektif. Data diperoleh dari kelas X.1 sebagai kelas eksperimen dengan

metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dilengkapi

dengan media mollymod serta kelas X.2 sebagai kelas kontrol dengan metode

ceramah. Jumlah siswa yang dilibatkan pada penelitian ini adalah 36 siswa dari

kelas X.1 dan 36 siswa dari kelas X.2 SMA N 2 Karanganyar tahun ajaran

2011/2012. Untuk lebih memperjelas gambaran dari masing-masing data, maka

akan disajikan deskripsi data hasil penelitian berikut ini.

1. Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Ikatan Kimia

Data penelitian mengenai prestasi belajar meliputi aspek kognitif dan

afektif siswa pada materi pokok Ikatan Kimia kelas eksperimen (metode

pembelajaran STAD dilengkapi dengan media mollymod sebanyak 36 siswa dan

kelas kontrol (metode ceramah) sebanyak 36 siswa dapat dilihat pada Lampiran

14. Deskripsi data penelitian mengenai prestasi belajar secara ringkas disajikan

pada Tabel 11.

Tabel 11. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian

Jenis Penilaian Nilai Rata-Rata

Eksperimen kontrol

Pretest Kognitif 26,2 25,7

Posttest Kognitif 81,9 75,2

Selisih Nilai Kognitif 55,7 49,6

Posttest Afektif 129,4 125,1

Data penelitian dipaparkan dalam sel distribusi frekuensi. Hal ini dilakukan

untuk mempermudah dalam pengamatan hasil penelitian.

Page 70: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

2. Data Selisih Nilai Kognitif pada Materi Pokok Ikatan Kimia

Perbandingan distribusi frekuensi selisih nilai kognitif siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada materi pokok Ikatan Kimia disajikan dalam

Tabel 12 dan histogramnya dapat dilihat pada Gambar 13. Perhitungan distribusi

frekuensinya disajikan dalam Lampiran 18.

Tabel 12. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Siswa Antara

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Materi Pokok Ikatan Kimia

No Interval

Nilai

Tengah

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Frekuensi % Frekuensi Frekuensi % Frekuensi

1 23-30 26,5 1 2,78 1 2,78

2 31-38 34,5 3 8,33 3 8,33

3 39-46 42,5 5 13,89 11 30,56

4 47-54 50,5 5 13,89 11 30,56

5 55-62 58,5 11 30,56 8 22,22

6 63-70 66,5 5 13,89 2 5,55

7 71-78 74,5 6 16,66 0 0

Jumlah 36 100 36 100

Gambar 13. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif

Siswa Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Materi

Pokok Ikatan Kimia

0

2

4

6

8

10

12

26.5 34.5 42.5 50.5 58.5 66.5 74.5

1

3

5 5

11

5

6

1

3

11 11

8

2

0

Fre

kue

nsi

Nilai Tengah kelas eksperimen

kelas kontrol

Page 71: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

3. Data Nilai Afektif pada Materi Pokok Ikatan Kimia

Angket yang digunakan untuk menilai aspek afektif, seperti yang tertera

dalam kurikulum 2004 Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian

(Depdiknas, 2009: 88-91).

Perbandingan distribusi frekuensi nilai Afektif siswa untuk kelas

eksperimen dan kontrol pada materi pokok Ikatan Kimia disajikan dalam Tabel 13

dan histogramnya dapat dilihat pada Gambar 14. Perhitungan distribusi

frekuensinya disajikan dalam Lampiran 18.

Tabel 13.Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Antara Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Materi Pokok Ikatan Kimia

No Interval

Nilai

Tengah

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Frekuensi % Frekuensi Frekuensi % Frekuensi

1 107-114 110,5 1 2,78 3 8,33

2 115-122 118,5 6 16,66 16 44,44

3 123-130 126,5 13 36,11 8 22,22

4 131-138 134,5 12 33,33 6 16,67

5 139-146 142,5 2 5,56 2 5,56

6 147-154 150,5 1 2,78 0 0

7 155-162 158,5 1 2,78 1 2,78

Jumlah 36 100 36 100

Page 72: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Gambar 14. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa

Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Materi Pokok

Ikatan Kimia

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Keseimbangan (Uji t Matching)

Uji keseimbangan ini diambil dari nilai UAN IPA SMP dan nilai pretest

kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 untuk mata

pelajaran kimia kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai UAN IPA SMP untuk

kelas X.1 (kelas eksperimen ) dengan jumlah siswa 36 diperoleh rata-rata 85,7 dan

variansi 50,9. Sedangkan untuk kelas X.2 (kelas kontrol) dengan jumlah siswa 36

diperoleh rata-rata 85,2 dan variansi 72,6. Nilai pretest untuk kelas X.1 (kelas

eksperimen ) dengan jumlah siswa 36 diperoleh rata-rata 26,2 dan variansi 92,8.

Sedangkan untuk kelas X.2 (kelas kontrol) dengan jumlah siswa 36 diperoleh rata-

rata 25,6 dan variansi 52,5.

Hasil uji keseimbangan dengan menggunakan uji t-pihak kanan untuk

nilai UAN IPA SMP diperoleh thitung = 0,227 dengan t(0,975;70) = 1,667. Daerah

penolakan H0 adalah jika thitung > t(0,975;70) (1,667). Dari perhitungan diperoleh

hasil thitung(0,227) < t(0,975;70) (1,667). Nilai pretest diperoleh thitung = 0,276 dengan

t(0,975;70) = 1,667. Dari perhitungan diperoleh hasil thitung(0,276) < t(0,975;70) (1,667),

maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas

0

2

4

6

8

10

12

14

16

110.5 118.5 126.5 134.5 142.5 150.5 158.5

1

6

13 12

2 1 1

3

16

8

6

2

0 1

Fre

kue

nsi

Nilai Tengah kelas eksperimen

kelas kontrol

Page 73: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

kontrol mempunyai rerata kemampuan awal yang sama atau kedua kelas tersebut

dalam keadaan seimbang (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

21).

2. Uji Normalitas

Salah satu syarat untuk melakukan uji t- pihak kanan adalah distribusi

sampelnya harus normal. Untuk mengetahui apakah prasyarat telah dipenuhi,

maka dilakukan uji Liliefors. Uji ini bertujuan untuk menyelidiki apakah sampel

dalam penelitian ini berasal dari populasi normal atau tidak (Budiyono,

2009:170). Uji normalitas nilai kognitif dan afektif siswa tercantum dalam

Lampiran 19. Hasil uji normalitas terangkum dalam Tabel 14.

Tabel 14. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Kognitif dan Afektif

Kelas Parameter Harga L Kesimpulan

Hitung Tabel

Eksperimen Selisih Nilai Kognitif 0,09 0,15 Normal

Nilai Afektif 0,12 0,15 Normal

Kontrol Selisih Nilai Kognitif 0,08 0,15 Normal

Nilai Afektif 0,14 0,15 Normal

Tampak dari tabel di atas bahwa harga L hitung< L tabel , dengan

demikian dapat dikatakan bahwa sampel pada penelitian ini berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan uji t-pihak kanan

adalah varians populasi harus homogen. Untuk menguji homogenitas pada

penelitian ini menggunakan metode Bartlett pada taraf signifikansi 5% dengan

statistik uji Chi kuadrat (Budiyono, 2009:175-177). Uji homogenitas nilai kognitif

dan afektif siswa tercantum dalam Lampiran 20. Hasil uji homogenitas terangkum

dalam Tabel 15.

Page 74: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 15. Hasil Uji Homogenitas Nilai Kognitif dan Afektif

No Parameter 2hitung

2tabel Kesimpulan

1. Selisih Nilai Kognitif 3,26 3,84 homogen

2. Nilai Afektif 0,57 3,84 homogen

Tampak dari tabel di atas bahwa harga statistik uji χ2 tidak melampaui

harga kritik χ2, dengan demikian dapat dikatakan bahwa sampel pada penelitian

ini berasal dari populasi yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penggunaan dua metode

pembelajaran yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka

dilakukan uji perbandingan nilai kognitif dan nilai afektif. Statistik yang

digunakan adalah uji t- pihak kanan pada taraf signifikansi 5% (Sugiyono, 2010 :

122).

1. Uji Hipotesis Selisih Nilai Kognitif antara kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

H0: rata-rata selisih nilai kognitif siswa kelas eksperimen sama dengan siswa

kelas kontrol.

H1 : rata-rata selisih nilai kognitif siswa kelas eksperimen tidak sama dengan

siswa kelas kontrol.

Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 22 dapat dirangkum dalam Tabel

16 sebagai berikut.

Tabel 16. Hasil Uji t-pihak kanan Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Kelompok Sampel Rata-Rata Variansi thitung

Kelas Eksperimen 55,7 159,2 2,330

Kelas Kontrol 49,6 86,3

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan thitung=1,667. Hipotesis nol (H0)

diterima jika thitung < t(0,975;70), karenathitung > t(0,975;70) = 2,330 > 1,667 maka

Page 75: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan demikian rata-rata selisih nilai kognitif siswa

kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol.

2. Uji Hipotesis Nilai Afektif antara kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

H0: rata-rata nilai afektif siswa kelas eksperimen sama dengan siswa kelas

kontrol.

H1 : rata-rata nilai afektif siswa kelas eksperimen tidak sama dengan siswa

kelas kontrol.

Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 22 dapat dirangkum dalam Tabel

17 sebagai berikut.

Tabel 17. Hasil Uji t- pihak kanan Nilai Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Kelompok Sampel Rata-Rata Variansi thitung

Kelas Eksperimen 129,4 83,0 1,869

Kelas Kontrol 125,1 105,5

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan thitung=1,869. Hipotesis nol

(H0) diterima jika thitung < t(0,975;70), karenathitung > t(0,975;70) = 1,869 >1,667 maka

hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan demikian rata- rata nilai afektif siswa kelas

eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dilengkapi dengan

media mollymod pada materi pokok Ikatan Kimia siswa kelas X semester 1 SMA

Negeri 2 Karanganyar.

Dalam penelitian ini menggunakan media pembelajaran berupa mollymod

yang diharapkan mampu menunjang proses pembelajaran. Dengan penggunaan

media pembelajaran mollymod siswa dapat mengamati bagaimana proses

terjadinya ikatan kimia pada suatu senyawa dan dapat membantu siswa dalam

memahami konsep abstrak dalam materi ikatan kimia sehingga prestasi belajar

Page 76: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

siswa meningkat. Dengan media mollymod dapat meningkatkan keaktifan siswa

dalam mengikuti pelajaran. Selain itu media mollymod dapat membantu siswa

memecahkan masalah kesulitan belajar secara diskusi kelompok.

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik cluster random

sampling atau sampel acak dengan cara undian kelas disertai kesetimbangan, uji

homogenitas dan normalitas menggunakan nilai UAN IPA SMP dan nilai pretest

siswa. Berdasarkan teknik ini diperoleh 2 kelas, yaitu kelas X.1 sebagai kelas

eksperimen (metode STAD dilengkapi dengan media mollymod) dan kelas X.2

sebagai kelas kontrol (metode ceramah).

1. Prestasi Belajar Aspek Kognitif

Sebelum dilakukan pembelajaran materi pokok Ikatan Kimia terlebih

dahulu dilakukan pretest untuk aspek kognitif. Pretest digunakan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa, seberapa jauh siswa telah memiliki

pengetahuan mengenai pelajaran yang akan mereka ikuti. Sebelum pembelajaran

juga dilakukan pembentukan kelompok. Pembentukan ini didasari oleh nilai

pretest dengan mempertimbangkan nilai UAN IPA SMP siswa, sehingga dalam

kelas terdiri dari 7 kelompok dengan anggota 5 siswa yang heterogen dalam

kelompok dan homogen antar kelompok. Hal ini bertujuan agar terjadi interaksi

siswa dalam kelompok. Dengan demikian siswa dengan tingkat pemahaman tinggi

dapat membantu siswa dengan tingkat pemahaman yang rendah sehingga

memiliki tingkat pemahaman yang sama. Kemudian pada akhir pembelajaran

materi pokok ikatan kimia dilakukan posttest untuk mengetahui prestasi belajar

siswa.

Hasil analisis menggunakan uji t-matching terhadap nilai UAN IPA SMP

dan nilai pretest siswa kelas X.1 dan X.2 SMA N 2 Karanganyar tahun ajaran

2011/2012 menunjukkan bahwa kedua kelas sampel setara. Dari data induk

penelitian pada Lampiran 14 dapat dilihat bahwa rata- rata nilai UAN IPA SMP

siswa kelas eksperimen pada aspek kognitif adalah 85,7 dan kelas kontrol adalah

85,2. Sedangkan rata-rata nilai pretest siswa kelas eksperimen pada aspek kognitif

adalah 26,2 dan kelas kontrol adalah 25,6. Setelah diuji menggunakan t-matching

Page 77: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

didapatkan hasil bahwa kemampuan awal kedua kelas sampel setara. Selanjutnya

kedua kelas sampel masing-masing dikenai perlakuan.

Hasil pengujian prestasi kognitif menunjukkan bahwa prestasi belajar

kognitif siswa dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif STAD

dilengkapi dengan media mollymod lebih tinggi daripada penggunaan metode

ceramah. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil distribusi frekuensi dengan

besar interval yang sama menunjukkan kelas eksperimen mempunyai rata-rata

selisih nilai tinggi yang lebih banyak dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada

selisih nilai yang lebih tinggi, frekuensi pada kelas eksperimen lebih banyak

dibandingkan dengan kelas kontrol. Lebih banyaknya frekuensi ini juga berlaku

pada prestasi afektif. Karena pada selisih nilai tinggi kelas eksperimen

mempunyai frekuensi yang lebih banyak, baik pada prestasi kognitif maupun

afektif, maka metode pembelajaran STAD dilengkapi dengan media mollymod

memberikan kontribusi yang lebih baik untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Selain berdasarkan distribusi frekuensi, keberhasilan penggunaan metode

pembelajaran STAD dilengkapi dengan media mollymod pada peningkatan

prestasi kognitif dapat dilihat dari uji t-pihak kanan. Berdasarkan hasil uji t-pihak

kanan diperoleh harga thitung = 2,330. Harga thitung ini lebih besar dari harga ttabel =

1,667. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran STAD dilengkapi dengan media mollymod memberikan kontribusi

yang cukup besar terhadap peningkatan prestasi kognitif yang dicapai siswa pada

materi Ikatan Kimia.

Penggunaan metode pembelajaran STAD dilengkapi dengan media

mollymod ternyata memberikan hasil yang lebih baik pada prestasi belajar pada

aspek kognitif dan aspek afektif pada materi Ikatan Kimia. Hal ini disebabkan

pada metode pembelajaran STAD dilengkapi dengan media mollymod kejenuhan

dalam proses belajar mengajar dapat berkurang karena adanya keheterogenan

siswa dalam kelompok belajarnya. Keheterogenan ini merupakan salah satu ciri

pembelajaran kooperatif atau belajar kelompok sehingga siswa yang kurang

memahami materi dapat dibantu oleh teman lain sehingga selalu terjadi interaksi

Page 78: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

dalam kelompok. Keheterogenan dalam penelitian ini meliputi keheterogenan

jenis kelamin dan prestasi. Keheterogenan jenis kelamin dilakukan dengan

membuat semua kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan sehingga tidak ada

dominasi dari laki-laki maupun perempuan dalam kelompok tersebut. Sedangkan

keheterogenan yang kedua adalah prestasi. Keheterogenan prestasi diperoleh dari

hasil pretest. Dari hasil tersebut siswa dikelompokkan dalam kelompok tinggi,

sedang, dan rendah. Masing-masing kelompok terdiri dari siswa yang mempunyai

prestasi tinggi, sedang, maupun rendah.

Salah satu kelebihan penggunaan metode pembelajaran STAD yaitu

dalam proses belajar mengajar siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan kelompok

dan antar kelompok berupaya bersaing untuk meraih prestasi yang lebih baik. Di

dalam kelompok, siswa akan bekerja sama sehingga akan terjadi interaksi,

partisipasi, kontribusi dan dinamika. Artinya, terjadi hubungan antar siswa, saling

memberikan sumbangan pemikiran, saling mempengaruhi dan ikut aktif dalam

kelompok serta mendapat pembagian tugas yang sama sehingga suasana belajar

menjadi dinamis.

Metode pembelajaran STAD lebih menitikberatkan pada keaktifan siswa.

Pada proses kegiatan belajar mengajar komunikasi berlangsung dalam dua arah,

sehingga peran siswa tidak hanya sebagai objek saja tetapi sekaligus sebagai

subjek sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam belajar.

Adanya kompetisi antar kelompok dalam metode pembelajaran STAD sebagai

salah satu aspek penunjang keberhasilan untuk mencapai prestasi belajar yang

lebih baik. Kerja sama dan interaksi antar siswa dalam kelompok akan

memotivasi siswa dalam belajar karena keberhasilan dari suatu individu

tergantung pada keberhasilan kelompok. Setiap siswa akan berusaha aktif

membantu dalam kelompoknya untuk sama-sama berhasil. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara aktif bertanya tentang materi yang kurang dipahami dan

berusaha mengerjakan latihan-latihan soal yang disediakan, sehingga semua

anggota kelompok dapat memahami materi pelajaran sebaik-baiknya.

Apabila dilihat dari kekurangannya metode pembelajaran STAD

membutuhkan persiapan yang rumit. Guru harus mempunyai pengetahuan yang

Page 79: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

luas dan mampu menghidupkan situasi kelas agar proses pembelajaran dapat

berlangsung secara dinamis. Metode ini kurang cocok bagi siswa yang kurang

aktif dalam berdiskusi sebab siswa ini akan menunggu jawaban dari teman satu

kelompok tanpa ikut berdiskusi atau bertanya materi mana yang belum dipahami.

Dengan demikian guru harus mampu mendorong siswa yang kurang aktif dalam

berdiskusi dan mempunyai cara tertentu untuk mengatasi situasi seperti ini. Selain

itu, kemungkinan diskusi keluar dari materi pokok bisa saja terjadi dan keluasan

materi tidak akan terbatas. Dengan demikian peran guru sangat menentukan dalam

membatasi diskusi dan materi yang akan dipelajari.

Penggunaan metode pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi dengan

media mollymod membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar dan dapat

memperpanjang ingatan siswa dalam menguasai materi Ikatan Kimia. Dengan

metode dan media yang digunakan siswa merasa lebih mudah dalam memahami

konsep-konsep pada materi pokok tersebut. Dengan penggunaan media mollymod

siswa dapat mengamati bagaimana proses terjadinya ikatan kimia pada suatu

senyawa dan dapat membantu siswa dalam memahami konsep abstrak dalam

materi ikatan kimia sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Dengan media

mollymod dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. Selain

itu media mollymod dapat membantu siswa memecahkan masalah kesulitan

belajar secara diskusi kelompok. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara

terhadap beberapa siswa yang menyatakan memperoleh kemudahan dengan

penggunaan metode dan media tersebut. Selain itu, motivasi juga dapat

ditingkatkan dengan tugas-tugas yang diberikan sebab terjadi keinginan dari siswa

untuk bersaing dengan kelompok lain sehingga kelompoknya akan lebih baik

daripada kelompok lain.

Sedangkan pada penggunaan metode ceramah, proses pembelajaran

kurang memanfaatkan media dan kondisi siswa yang kurang aktif dalam

mengikuti pembelajaran kimia. Penggunaan metode ceramah terkesan monoton

sehingga siswa cenderung tidak memahami konsep. Di sini siswa hanya sebagai

pendengar dan pencatat yang baik. Keadaan seperti ini dapat menghilangkan

kesempatan siswa untuk berfikir kreatif sehingga siswa tidak mampu memahami

Page 80: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

konsep atau pelajaran yang diberikan dengan baik, akibatnya adalah kegiatan

belajar mengajar yang kurang optimal. Keadaan ini menyebabkan penggunaan

metode ceramah kurang efektif untuk menyampaikan materi Ikatan Kimia. Hal

inilah yang menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa.

2. Prestasi Belajar Aspek Afektif

Perbedaan prestasi belajar tidak hanya terjadi pada aspek kognitif saja

tetapi juga pada aspek afektif. Untuk prestasi belajar siswa aspek afektif pada

kelas yang diajar dengan metode pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi

dengan media mollymod memberikan hasil lebih tinggi daripada kelas yang

diajarkan dengan metode ceramah. Hal ini dapat dilihat dari distribusi frekuensi

dengan interval yang sama menunjukkan pada nilai yang lebih tinggi, frekuensi

pada kelas ekperimen lebih banyak. Lebih banyaknya frekuensi ini, menunjukkan

prestasi afektif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dari data

induk yang terdapat dalam Lampiran 14 diperoleh rata-rata nilai afektif sebesar

129,4 untuk kelas eksperimen dan 125,1 untuk kelas kontrol. Selain itu,

meningkatnya prestasi afektif dapat diketahui berdasarkan hasil uji t-pihak kanan.

Untuk hasil uji t- pihak kanan terhadap prestasi belajar afektif ini diperoleh thitung >

t(0,975;70) = 1,869 > 1,667 yang berarti bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan H1

diterima (Lampiran 22). Sehingga pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi dengan media mollymod memberikan

kontribusi yang lebih besar terhadap peningkatan prestasi afektif yang dicapai

siswa pada materi pokok Ikatan Kimia.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji t- pihak kanan terhadap

kedua aspek di atas diperoleh hasil sesuai dengan harapan peneliti bahwa

penggunaan metode pembelajaran STAD dilengkapi dengan media mollymod

dapat meningkatkan prestasi belajar aspek kognitif dan afektif siswa. Aspek

afektif dalam penelitian ini mencakup sikap, minat, nilai, konsep diri, dan moral

dari siswa. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa kompetensi siswa

pada aspek afektif menjadi penunjang keberhasilan untuk mencapai hasil

pembelajaran pada aspek lainnya yaitu aspek kognitif.

Page 81: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Secara umum penggunaan metode pembelajaran STAD dilengkapi

dengan media mollymod dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Siswa

memiliki antusias yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat jelas

dalam setiap pembelajaran Ikatan Kimia dengan metode STAD dilengkapi dengan

media mollymod tercipta suasana pembelajaran aktif dimana mereka saling

berdiskusi untuk memecahkan masalah yang belum mereka pahami. Setiap siswa

tertantang untuk dapat memahami materi Ikatan Kimia dengan belajar bersama

dalam kelompoknya. Berdasarkan perhitungan secara statistik menunjukkan

bahwa prestasi belajar siswa baik aspek kognitif maupun aspek afektif dengan

penggunaan metode pembelajaran STAD dilengkapi dengan media mollymod

lebih tinggi daripada metode ceramah.

Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, baik aspek

kognitif maupun aspek afektif, siswa dapat lebih mudah memahami konsep-

konsep pada materi pokok Ikatan Kimia dan terlibat lebih aktif dalam proses

pembelajaran, serta pemanfaatan media pembelajaran maka perlu diterapkan

metode pembelajaran STAD dilengkapi dengan media mollymod.

Page 82: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta

mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan sebagai berikut :

Metode pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD)

dilengkapi dengan media mollymod efektif daripada metode ceramah pada materi

pokok Ikatan Kimia siswa kelas X semester 1 SMA Negeri 2 Karanganyar. Hal ini

terlihat dari rata-rata selisih prestasi kognitif sebesar 55,7 untuk kelas eksperimen

dan 49,6 untuk kelas kontrol. Rata-rata nilai afektif sebesar 129,4 untuk kelas

eksperimen dan 125,1 untuk kelas kontrol. Sedangkan berdasarkan hasil Uji t-

pihak kanan, diperoleh thitung sebesar 2,330 untuk prestasi aspek kognitif dan 1,869

untuk prestasi aspek afektif dengan ttabel sebesar 1,667 dan taraf signifikansi 5%.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi yang dapat penulis sampaikan

sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan

penelitian selanjutnya dan dapat digunakan untuk mengadakan upaya bersama

antara guru, siswa serta pihak sekolah lainnya agar dapat membantu siswa dalam

meningkatkan hasil belajar kimia secara maksimal.

2. Implikasi Praktis

Secara praktis berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran menggunakan

metode pembelajaran kooperatif Students Teams Achievement Division (STAD)

dilengkapi dengan media mollymod dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

lebih tinggi daripada metode pembelajaran konvensional sehingga untuk

memperoleh hasil belajar yang lebih optimal maka metode STAD dilengkapi

Page 83: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN … · Kimia SMA Negeri 2 Karanganyar atas bimbingan, petunjuk dan 11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar atas kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dengan media mollymod dapat diterapkan pada kegiatan belajar mengajar kimia

materi pokok Ikatan Kimia.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi maka dapat dikemukakan saran

sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang berpengaruh

terhadap prestasi belajar, sehingga dapat menambah pengetahuan guru dalam

upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Untuk memperkuat penelitian ini, maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut

mengenai penggunaan metode pembelajaran STAD pada materi kimia lain.