Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan...

104
1 EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PENAGIHAN AKTIF DALAM PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK PADA KPP PASAR MINGGU SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh PITNAWATI NIM: 204082002365 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Dr. Yahya Hamja, MM. Rahmawati, S. E., MM. NIP: 130 676 334 NIP: 150 377 441 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

Transcript of Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan...

Page 1: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

1

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PENAGIHAN AKTIF DALAM PENCAIRAN

TUNGGAKAN PAJAK PADA KPP PASAR MINGGU

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

PITNAWATI

NIM: 204082002365

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM. Rahmawati, S. E., MM.

NIP: 130 676 334 NIP: 150 377 441

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

2

Hari ini Rabu Tanggal dua puluh Sembilan Bulan April Tahun Dua Ribu Sembilan telah

dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Pitnawati:104082002780 dengan Judul Skripsi

“EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PENAGIHAN AKTIF, DAM PENCAIRAN

TUNGGAKAN PAJAK”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat unruk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatulllah Jakarta.

Jakarta,29 April 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Drs. Abdul Hamid Cebba. Ak., MBA Yesi Fitri, SE., AK., M.Si

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS.

Penguji Ahli,

Page 3: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

3

Hari ini Senin Tanggal dua puluh Dua Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan

Ujian Sekripsi atas nama Pitnawati:104082002780 dengan Judul Skripsi “EFEKTIVITAS

PELAKSANAAN PENAGIHAN AKTIF, DAM PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK”.

Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini

sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat unruk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatulllah Jakarta.

Jakarta,22 Juni 2009

Tim Penguji Ujian Skripsi

DR. Yahya Hamja, MM Rahmawati, SE,MM

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS.

Penguji Ahli,

Page 4: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Pitnawati

Tempat/Tanggal Lahir : Cianjur, 14 Juli 1986

Alamat : KP. Lemahduhur, RT/RW 03/06 Kel/Ds Sukajembar, Kecamatan

Sukanagara, Kabupaten Cianjur, 43264.

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Nama Orang Tua

Ayah : M. Mahpudin

Ibu : Zubaedah

Motto Hidup : Hidup adalah perjuangan tanpa henti untuk meraih prestasi

dijalan Illahi.

Pendidikan:

1. SD Negeri III Sukajembar 1992/1998.

2. SMP Negeri II Sukanagara 1998/2001.

3. MAK Miftahul Huda Sukabumi 2001/2004.

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi Tahun

2004/2009.

Pengalaman Organisasi:

1. Divisi Kerohanian BEM Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta, Tahun

2004/2006

2. Divisi Kerohanian BEM Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta, Tahun

2006/2007

3. Anggota,Komite Mahasiswa Anti Kekerasan (KOMPAK)

4. Anggota, Porum Persatuan Olahraga Mahasiswa (PORSA)

Page 5: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

5

ABSTRAK The purpose of the research is to analyze effeetiveness laf luence recovery Aktif interior

liquidity unpaid tax and see pactor the influence liquidity arrears tax service office

pratama, north pasar minggu.

This research used qualitative descriptive metodwith “Importance and performance

analiysis”. It’s analized the level of performance and importance that world be resulting

the kartesius diagram data about the factor liquidity unpaid tax the data resulted by sprea

ding questioner toward tax employee, of tax service office prtama, north pasar minggu.

The result of questioner shows that the answer with level of appropriateness between

performance and importance is 97,74% tax revenues is very high. It means that revenue

tax in tax service office pratam pasarminggu. Offective because it appropriate with tax

service office pratam, pasar minggu. Lafluence recovery aktif tax show that 87%modern

tax which offer to tax payer effective.

Keyword: Recovery Aktif, Liqudity Unpaid tax.

Page 6: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

6

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan penagihan aktif dalam

pencairan tunggakan pajak dan mengetahui faktor yang mempengaruhi pencairan tunggakan

pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar minggu Jakarta Selatan. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan “Importance and performance analysis” yaitu

analisis tingkat kepentingan dan kinerja, yang akan menghasilkan data dalam diagram kartesius

tentang faktor yang mempengaruhi Pencairan Tunggakan Pajak. Data diperoleh dengan

menyebarkan kuesioner terhadap 50 Pegawai Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Jakarta Pasar minggu Jakarta selatan.

Hasil kuesioner menunjukan jawaban dengan tingkat kesesuaian antara kinerja dengan

kepentingan sebesar 97.74% penerimaan pajak sangat tinggi. Hal ini berarti penerimaan pajak

pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar minggu Jakarta Selatan. Pelaksanaan

Penagihan Aktif telah berjalan dengan baik yaitu sebesar 87% responden telah menyatakan telah

efektif.

Kata Kunci: Penagihan Aktif, Pencairan Tunggakan Pajak.

Page 7: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

7

KATA PENGANTAR

Subhanallah, walham dulillah, wa laillahaillahu Allahu Akbar.

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT. Kepada-nya kita memohon

pertolongan dan pengampunan. Kepada-nya kita berlindung dari kejahatan diri kita dan

keburukan perilaku kita. Kepada-nya pula kita wajib bersyukur atas rahmat dan karunianya,

semoga kita senantiasa mendapatkan hidayah-nya, sehingga kita tertolong orang-orang yang

berada pada jalan yang benar.

Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada nabi besar Muhammad SAW, keluarga,

sahabat, dan para pengikutnya.

Skripsi yang telah penulis selesaikan ini merupakan salahsatu dari banyaknya nikmat

yang telah Allah SWT berikan. Skripsi ini di susun dalam rangka melengkapi tugas dan

memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana Ekonomi jengjang pendidikan Strata satu program

studi Akuntansi pada fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi pemikiran, materi, hingga penulis skripsi ini

dapat terselesaikan. Oleh karma itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepad:

1. Orangtua tercinta. Makasih, limpah kasih _arma_, motivasi moril dan materilnya,

jerihpayahnya untuk kelangsungan studi penulis, cucuran air matanya yang menjadi

penyejuk hati penulis untuk senantiasa bangkit berjuang dalam belajar. Dan yang

terpenting adalah do”anya. Semoga alunan doa dan jerih payah itu menjadi saksi bahwa

emah dan bapa telah berjuang membingbing dan melaksanakan amanah dari Allah SWT.

Makasi atas warisan Ilmu yang tak ternilai oleh apapun, dan motivasinya selama penulis

Page 8: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

8

menyelesaikan studi di UIN. Semoga lelah dan letih dengan bercucuran keringat

memperoleh Rizki demi keberlangsungan studi penulis. Semoga Allah SWT. Mencatat

pengorbanan itu sebagai ibadah dan penembus dosa.

2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM, selaku Dosen pembingbing 1 yang telah memberikan

kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan untuk

kesempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Rahmawati SE., MM, selaku dosen pembimbing II terima kasih atas segala motovasi

dan perbaikan demi kelancaran skripsi ini semoga ilmu yang telah ibu berikan menjadi

ilmu yang bermanfaat.

4. Bapak Prof Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan FEIS UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

5. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA selaku ketu jurusan Akuntansi UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

6. Bapak Amilin SE., AK., M. Si selaku sekertaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan segenap

Ilmunya.

8. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

9. Sahabat-sahabat terbaiku angkatan 2004 Akuntansi B dan A yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

10. Kantor pelayanan pajak pratama Jakarta pasar minggu terutama kepada Drs, Musindra

wijaya. Yang telah memberikan kesempatan untuk menyebarkan kuesoner.

Page 9: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

9

11. Aa tercinta (Arif). Tak terasa separuh waktu dari perjalanan penulis menyelesaikan studi,

aa dengan setia ada disamping pennulis, baik suka maupun duka. Kehadiran aa menjadi

bukti betapa Allah SWT. Sangat menyayangi penulis. Aa menjadi sarana motivator terbesar

dari Allah SWT sehingga penulis bangkit untuk menyelesaikan studi. Makasi hari-harinya

dari detik, menit, jam, hari, minggu, bahkan berbulan-bula, aa telah membuka senyum di

hati penulis untuk senantiasa tegar dan kuat dalam menghadapi hidup. Kasih sayang aa

telah mengisi kekosongan hati. Afwan jiddan…..ya…..aa jika dihadapan Allah SWT. Tidak

bisa membalas kebaikan yang telah aa berikan. Hanya doa yang bisa penulis panjatkan

kepada Allah SWT. Yang maha besar, maha melihat, maha mendengar, dan maha

berkuasa. Semoga waktu, tenaga, pikiran, serta alunan roda motornya, menjadi saksi bahwa

aa telah membantu penulis dan semoga Allah SWT. Mencatat semua pengorbanan itu

sebagai amal sholeh dan menjadikannya sebagai ibadah yang di lakukan semata-mata karna

Allah SWT. Amiien…..

Meskipun peneliti telah berusaha dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk

menyempurnakan skripsi ini, namun peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan.

Oleh karna itu, saran dan keritik untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan.

Akhirnya dengan segala keterbatasan yang dimiliki, peneliti ingin mempersembahkan

skripsi ini bagi semua pihak yang menaruh perhatian di Indonesia dengan harapan akan

bermanfaat bagi kita semua Amin.

Jakarta, Juli 2009

Pitnawati

Page 10: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

10

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBINGBING SKRIPSI .................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF…................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI…. ................................................ iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. iv

ABSTRACT.......................................................................................................... v

ABSTRAK............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar belakang penelitian......................................................... 1

B. Perumusan Masalah................................................................. 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 5 A. Efektivitas................................................................................ 5

1. Pengertian Efektivitas.................................................... 5

B. Pengertian Pajak.. ..................................................................... 5

C. Pengertian Utang Pajak ............................................................ 6

D. Pengertian Tunggakan .............................................................. 6

E. Pengertian Penagihan Pajak, Penagihan Aktif dan

Penagihan Pasif ........................................................................ 6

F. Pengertian pejabat .................................................................... 7

G. Pengertian Juru Sita Pajak......................................................... 8

H. Pengertian Wajib Pajak ............................................................ 8

I. Pengertian Penanggung Pajak .................................................. 9

J. Dasar Hukum Penagihan pajak .................................................10

K. Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak ............................10

L. Daluwarsa Penagihan Pajak ....................................................11

M. Beberapa Aspek Penting Tindakan Penagihan Aktif ..............12

1. Surat teguran ................................................................12

2. Surat Paksa ...................................................................13

3. Penagihan Seketika dan Sekaligus .................................14

4. Penyitaan .....................................................................15

5. Lelang...........................................................................17

N. Standar Pelaksanaan Kegiatan Penagihan Pajak .......................18

O. Penelitian Sebelumnya..............................................................19

P. Kerangka Berfikir ....................................................................22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................23

Page 11: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

11

A. Rancangan Penelitian ...............................................................23

B. Metode Pemilihan Sampel .......................................................23

C. Metode Pengumpulan Data.......................................................23

1. Penelitian Pustaka ........................................................23

2. Penelitian Lapangan .....................................................24

D. Metode Analisis dan Pengolahan Data .....................................24

1. Metode Analisis ...........................................................24

2. Teknik Pengolahan Data Penelitian ..............................25

3. Analisis Data Hasil Penelitian ......................................26

E. Penilaian Tingkat Penerimaan Pajak ........................................31

F. Penilaian Efektivitas Modernisasi Perpajakan ..........................32

G. Variabel dan Pengukurannya ...................................................32

BAB 1V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................37

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..........................................37

1. Sejarah KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu .................37

2. Visi, Misi, Tujuan dan Strategi .....................................37

3. Kedudukan dan Tugas Pokok .......................................38

4. Struktur Organisas ........................................................40

5. Kegiatan .......................................................................43

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .................................................46

1. Uji Validitas ................................................................45

2. Uji Reabilitas ...............................................................49

3. Analisis Importance and Performance Scale .................49

C. Hasil Analisis ..........................................................................50

D. Diagram Kartesius ...................................................................66

E. Penilaian Tingkat Penerimaan Pajak ........................................72

F. Penilaian Efektivitas pelaksanaan penagihan aktif ...................72

BAB V PENUTUP ......................................................................................74

A. Kesimpulan…...........................................................................74

B. Implikasi...................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ………………………………………..……..22

Gambar 3.1 Diagram Kartesius……………………………………………….…30

Gambar 4.1 Stuktur Organisasi KPP Pasar Minggu……………………………..43

Gambar 4.2 Diagram Kartesius…………………………………………………..66

Gambar 4.3 Tingkat Penerimaan Pajak……………………………………..……72

Gambar 4.4 Tingkat Evektifitas Pelaksanaan Penagihan Aktif…………………..73

Page 13: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

13

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Korelasi 26

Tabel 3.2 Pengukuran Tingkat Kinerja Pelaksanaan Penagihan Aktif 27

Tabel 3.3 Pengukuran Tingkat Kepentingan Pencairan Tunggakan Pajak 27

Tabel 3.4 Pengukuran Tingkat Kesesuaian 28

Tabel 3.5 Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak 31

Tabel 3.6 Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif 32

Tabel 3.7 Operasional Variabel 33

Tabel 4.1 Uji Validitas Instrumen Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif 47

Tabel 4.2 Uji Validitas Instrumen Efektivitas Pencairan Tunggakan Pajak 48

Tabel 4.3 Hasil Reabilitas Instrumen Efektivitas Penagiahn Aktif 49

Tabel 4.4 Hasil Reabilitas Instrumen Pencairan Tunggakan Pajak 49

Tabel 4.5 Penilaian Tingkat Kepentingan Terhadap Faktor yang Mempengaruhi

Pelaksanaan Penagihan Aktif 51

Tabel 4.6 Penilaian Tingkat Kepentingan Terhadap Faktor yang Mempengaruhi Pencairan Tunggakan

Pajak 56

Tabel 4.7 Perhitungan Rata-Rata dari Penilaian Efektivitas dan Penilaian Kepentingan Pada Faktor-

Faktof yang Mempengaruhi Pelaksanaan Penagihan Aktif 61

Page 14: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

14

DAFTAR LAMPIRAN

1. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Tingkat Kinerja Pelaksanaan Penagihan Aktif.

2. Uji Validitas dan Reabilitas Tingkat Kentingan Pencairan Tunggakan Pajak

Page 15: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

15

BAB I

PENDAHULUAN

D. Latar belakang penelitian

Sebagai sebuah Negara yang sedang berkembang, Indonesia terus melakukan

pembangunaan diberbagai bidang. Seiring dengan gerak cepat arus globalisasi yang

terjadi dewasa ini, diperlukan pembangunaan berbagai sarana dan prasarana guna

mendukung peningkatan aktivitas perekonomian dan investasi, pengembangan

sumberdaya manusia yang handal, dan kemajuan teknologi yang kompetitif.

Dalam rangka membiayai penyelenggaraan pembangunaan nasional sebagai mana

tersebut diatas, dibutuhkan sumber-sumber pembiayaan yang tidak sedikit, dengan

semakin berkurangnya peranaan penerimaan dari sektor minyak dan gas bumi, diperlukan

sumber pembiayaan lain yang secara dinamis mampu mendukung pembiayaan nasional,

baik dalam jangka pendek, maupun dalam jangka panjang. Dari waktu kewaktu

Penerimaan Negara disektor pajak dari waktu-kewaktu menujukan peranaan yang

semakin dominaan dalam upaya mendukung pembayaaran pembangunaan nasional.

Pajak merupakan bentuk pembayaran mandiri suatu bangsa, sehingga diperlukan

peranaan serta secara aktif setiap lapisan warga Negara dalam upaya melaksanakan

pembangunaan nasional. Berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaraan masyarakat

wajib pajak telah dilaksanakan, tetapi masi dijumpai wajib pajak yang tidak atau belum

sepenuhnya melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan benar dan tepat waktu.

Jumlah tunggakan pajak senantiasa bertambah dari waktu kewaktu merupakan indikator

Page 16: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

16

utama ketidak patuhan wajib pajak. Untuk itu diperlukan suatu tindakan dari aparatur

perpajakan untuk melakukan pencairan tunggakan yang terjadi.

Tindakan yang dimakasud adalah penagihan pajak yang terdiri dari serangkaiaan

tindakasn yang dilaksanakan oleh aparatur perpajakan dalam rangka mencairkan

tunggakan pajak yang terjadi. Tindakan penagihan ini dimulai dengan penerbitan surat

teguran yang berfungsi untuk memperingatkan wajib pajak agar segera melunasi utang

pajaknya yang telah lewat jatuh tempo. Apabila pernyataan ini tidak juga diindahkan oleh

wajib pajak, pajak yang terutang ditagih dengan surat paksa dan dapat dilanjutkan

dengan tindakan penyitaan barang-barang untuk wajib pajak atau penanggung pajak.

Penagihan pajak dengan surat paksa sesuai UUD Nomor 19 tahun 1997 tentang

penagihan pajak dengan surat paksa, sebagai ujud dari penagihan Aktif dapat digunakan

sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan PBB. Hal ini dimaksudkan sebagai ujud

pengenaan sanksi secara tegas kepada penanggung pajak yang dari tahun ketahun selalu

meningkat baik jumlah nominal tunggakan maupun jumlah wajib pajak.

Apabila masyarakat dalam hal ini wajib pajak melakukan kesalahan dalam

melaksanakan kewajiban perpajakannya, maka direktorat jendral pajak dapat melakukan

law Enforcement yang pada peraktek awalnya dilaksanakan dengan tindakan penagihan.

Namun dalam pelaksanaannya mungkin timbul masalah-masalah yang menyebabkan

ketentuan tindakan penagihan terhambat sehingga tidak sesuai lagi dengan yang diatur,

melihat salah satu ciri pajak yang tidak memberi suatu imbalan pajak maka kemungkinan

dapat terjadi tunggakan-tunggakan pajak. Untuk menjaga agar tunggakan-tunggakan

tersebut tidak semakin bertambah besar, maka diperlukan suatu tindakan penagihan yang

efektif dan efesien guna mencairkan tunggakan pajak yang terutang, dengan demikin

Page 17: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

17

dapat disimpulkan bahwa tindakan penagihan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh

pemerintah dalam hal ini direktorat jendral pajak untuk melakukan law Enforcement

terhadap wajib pajak yang lalai untuk memenuhi semua kewajiban perpajakannya sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas penulis

menuangkan masalah tersebut didalam bentuk skripsi dengan judul”Efektivitas

Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan Tunggakan Pajak

E. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas Rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Seberapa besar efektivitas pelaksanaan penagihan aktif dalam pencairan

tunggakan pajak, pada kantor pelayanaan pajak pasar minggu?

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencairan tunggakan pajak dalam

pelaksanaan penagihan aktif pada kantor pelayanaan pajak pasar minggu.

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas pelaksanaan

penagihan aktif dalam pencairan tunggakan pajak pada Kantor pelayanan pajak

pasar minggu.

b. untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencairan tunggakan pajak

dalam pelakasanaan penagihan aktif pada kantor pelayanan pajak pasar munggu.

Page 18: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

18

2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman yang

memadai mengenai efektivitas pelaksanaan penagihan aktif dalam pencairan

tunggakan pajak.

b. Bagi Kantor Pelayanaan Pajak Pasar Minggu, hasil dari penelitian ini diharapkan

dapat berguna untuk mengetahui seberapa besar pelaksanaan penagihan aktif

terhadap pencairan tunggakan pajak.

c. Bagi Penulis, untuk memperluas wawasan berfikir dan untuk memperdalam

pengetahuan penulis, serta merupakan sarana penerapan teori yang diperoleh

dibangku kuliah khususnya perpajakan, dengan kenyataan yang ada di

masyarakat.

Page 19: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

19

BAB II

LANDASAN TEORI

Q. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Menurut (Mardiasmo,2004:132) medefinisikan efektivitas adalah:

“pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau

target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran

dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai kegiatan operasional dikatakan efektif

apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan ( Spending

wisely) Indikator efektivitas menggambarkan jangkauana akibata dan dampak

(outcome) dari keliaran (output) program dalam mencapai tujuan program semakian

besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang

ditentukan, maka semakin efevektif proses kerja suatu organisasi”.

Menurut (N. Anthony, 2004:14) mendefinisikan efektivitas:

“Efektivitas adalah hubungan antar output yang dihasilkan oleh pusat pertanggung

jawaban dengan tujuan jangka pendek (objektivitas), semakin besar output yang

dikontribusikan terhadap jangka pendek perusahaan, maka semakin efektiflah unit

tersebut “.

Dengan demikian efektivitas adalah kemampuan suatu unit kerja untuk mencapai

tujuan perusahaa.

R. Pengertian Pajak

Definisi atau pengertian pajak sangat beragam, salahsatunya adalah pengertian pajak

menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam Wirawan B ILys.dan Richard Burton.

“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut penguasa berdasarkan

norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif

dalam mencapai kesejahteraan umum.”

Sedangkan pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro sebagai berikut:

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung

dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Siti Resmi,

2005: 1).”

Page 20: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

20

Definisi pajak yang dikemukakan oleh Djaja Diningrat sebagai berkut:

"Pajak adalah sebagai suatu kewajiban penyerahaan sebagian dari kekayaan ke kas

negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan

kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagian hukum, menurut peraturan yang ditetapkan

pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa tmbal balik dari Negara secara

langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum. (Siti Resmi 2008:1)

S. Pengertian Utang Pajak

Sebagaimana dimaksud dalam UUD Nomor. 19 tahun 2000 tentang perubahan atas

UUD Nomor 19 tahun 1997 tentang penagihan pajak Dengan surat paksa disebutkan

bahwa:

“Utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi

berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau

surat ketetapan surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan”

T. Pengertian Tunggakan

Istilah tunggakan seringkali digunakan dalam bidang perpajakan untuk

mendefinisikan jumlah utang pajak yang belum atau tidak dilunasi sampai dengan

tanggal jatuh tempo sebagai mana dimaksud dalam Surat Ketetapan Pajak

(SKP).Sedangkan pengertian secara istilah dapat dijumpai dalam kamus besar bahasa

Indonesia, terbitan Balai pustaka tahun 20002 tunggakan didefinisikan sebagai “angsuran

(pajak) yang belum dibayar.

U. Pengertian Penagihan Pajak, Penagihan Aktif dan Penagihan Pasif.

Pengertian penagihan pajak dapat kita lihat pada pasal 1 UUD Nomor 19 tahun

2000 tentang perubahan atas UUD Nomor 19 tahun 1997 tentang penagihan pajak dengan

surat paksa.

Page 21: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

21

“penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi

utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan,

melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa,

mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyan deraan,

menjuwal barang yang telah disita”

Sementara itu menurut Dra. Erly Suwandy. Dalam bukunya “ILmu Hukum pajak”

Pengertian penagihan sebagai dimaksud diatas merupakan pengertian penagihan aktif.

Dalam bukunya ia membedakan penagihan menjadi 2. Kelompok: penagihan aktif dan

penagihan pasif. Pengertian penagihan pasif adalah.

“dilakukan dengan menggunakan surat tagihan pajak (STP), surat ketetapan pajak

kurang Bayar (SKPKB) surat keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan, surat

keputusan banding yang menyebabkan jumlah pajak yang terutang menjadi lebih besar.

Ditambahkannya pula bahwa tindakan penagihan aktif merupakan tindakan lanjut

dari pelaksanaan tindakan lanjut dari pelaksanaan tindakan penagihan pasif. Surat teguran

sebagi awal tindakan penagihan aktif diterbitkan apabila jumlah utang pajak yang

terutang dalam ketetapan pajak diatas tidak dilunasi sampai dengan tanggal jatuh tempo

pembayaran.

V. Pengertian pejabat

Dalam pelaksanaan penagihan pajak sering dijumpai istilah pejabat yang

dimaksud dengan pejabat disini adalah orang yang bertugas dan memiliki wewenang

tertentu dalam pelaksanaan penagihan pajak.

Page 22: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

22

Pengertian pejabat sebagai mana dimaksud dalam pasal 1 UUD Nomor 19 tahun

2000 tentang perubahan atas UUD nomor 19 tahun 1997 tentang penagihan pajak dengan

surat paksa adalah:

Pejabat adalah pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan jurusita

pajak, menerbitan surat perintah seketika dan sekaligus, surat paksa surat perintah

melaksanakan penyitaan, surat penjabutan sita, pengumuman lelang, surat penentuan

limit, pembuwatan lelang, surat perintah penyanderaan dan surat lain yang diperlukan

untuk penagihan pajak sehubungan dengan penanggung pajak tidak melunasi sebagai

atau seluruh utang pajak menurut UUD dan peraturan daerah.

W. Pengertian Juru Sita Pajak

Berbeda dengan pejabat. Jurusita pajak adalah pelaksanaan lapangan tindakan

penagihan pajak, UUD No. 19 tahun 2000 tentang penagihan pajak dengan surat paksa

memberikan pengertian jurusita pajak sebagai berikut: juru sita pajak adalah pelaksanaan

tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus,

pemberitahuwan surat paksa, penyitaan dan penyanderaan.

Menurut pasal 5 ayat 1 UUD No. 19 tahun 2000. juru sita pajak bertugas:

a. Melakukan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus

b. Memberitahukan surat paksa

c. Melaksanakan penyitaan barang penanggung pajak berdasarksn surat perintah

melaksanakan penyitaan

d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan

X. Pengertian Wajib Pajak

Page 23: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

23

Pasal 1 UUD Nomor 16 tahun 2000 tentang perubahan keduwa atas UUD Nomor

6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan memberikan definisi

wajib pajak sebagi berikut: “wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut

ketentuan peratran perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan

kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

Y. Pengertian Penanggung Pajak

Pasal 1 UUD Nomor 16 tahun 2000 tentang perubahan tentang kedua atas UUD

Nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan memberikan

definisi penanggung pajak sebagai berikut:

“penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggunga jawab atas

pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalan kan hak dan memenuhi kewajiban

wajib pajak menurut ketentuan peraturan per Undang-undangan perpajakan.

Berikut ini termasuk dalam katagori penanggung pajak. Kepada pihak-pihak di bawah

ini tindakan penagihan pajak dapat dilaksanakan.

a. Orang Pribadi

1) Para ahli waris, adalah hal wajib pajak telah meninggal dunia dan warisan belum

dibagi

2) Wali atau pengampu, dalam ahli waris belum dewasa

b. Badan

1) perseroan terbatas: Direksi, komisaris, pemegang saham tertentu, dan orang yang

nyata-nyata mempunyai wewenang menentukan kebijaksanaan dan atau

mengambil keputusan dalam menjalankan perseroan.

2) Bentuk usaha tetap kepala perwakilan, kepala cabang atau penanggung jawab

Page 24: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

24

3) U ntuk badan usaha lainya seperti firma perseroan komonditer: direktur, pemilik

modal atau orang yang ditunjuk untuk melaksanakan dan mengendalikan serta

bertanggung jawab atas perusaan dimaksud

4) Untuk yayasan: ketua, atau orang yang melaksanakan dan mengendalikan serta

bertanggung jawab atas yayasan dimaksud

Z. Dasar Hukum Penagihan pajak

1. UUD Nomor 16 tahun 2000 tentang perubahan ketiga Atas UUD Nomor 6 tahun

1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan

2. UUD Nomor 19 tahun 2000 tentang perubahan atas UUD Nomor 19 tahun 1997

tentang penagihan pajak dengan surat paksa

3. Keputusan Menteri keuangan No 562/KMK. 04/2000 ditetapkan tanggal 26

Desember 2000 tentang syarat-syarat tata cara pengangkatan dan pemberhentian juru

sita pajak

4. Keputusan Menteri keuangan nomor: 561/KMK. 04/2000 tentang tata cara

pelaksanaan penagihan seketika dan sekaligus dan pelaksanaan surat paksa

5. Keputusan Menteri keuangan nomor:147/KMK. 04/1998 sebagai mana telah diubah

dengan keputusan Mentri keuangan 21/KMK. 01/1999 tentang menunjukan pejabat

untuk penagihan pajak pusat, tata cara dan jadwal waktu pelaksanaan penagihan pajak

6. Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 135 tahun 2000 tentang tata cara

penyitaan dalam rangka penagihan pajak dengan surat pak

AA. Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak

Page 25: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

25

Ketentuan mengenai jadwal waktu pelaksanaan penagihan pajak diatur dalam

keputusan Menteri keuangan No: 147/KMK. 04/1998 tentang menujukan pejabaat untuk

penagihan pajak pusat, tata cara dan jadwal waktu pelaksanaan penagihan pajak.

Ketentuan ini mengenai hal yang sama juga diatur dalam surat edaran dirjen pajak No.

SE-13/ PJ.75/1998. tanggal 20-11-1998.

Secara garis besar pelaksanaan penagihan pajak diatur sebagai berikut

1) Tindakan pelaksanaan penagihan diawali dengan penerbitan surat teguran,

surat peringatan atau surat lain yang sejenis oleh pejabat atau kuasa yang ditujukan

oleh pejabat tersebut setelah 7 hari sejak saat jatuh tempo pembayaran

2) Surat teguran tidak diterbitkan terhadap penanggung pajak yang telah

disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajaknya

3) Apabila jumlah utang pajak yang masih harus di bayar tidak dilunasi oleh

penanggung pajak setelah lewat waktu 21 hari sejak di terbitkannya surat teguran

pejabat segera menerbitkan surat paksa.

4) Apabila jumlah utang pajak yang masi harus dibayar tidak dilunasi oleh

penanggung pajak setelah lewat waktu 2 kali 24 jam sejak surat paksa

diberitahukan kepadanya pejabat segera menerbitkan surat perintah

melaksanakan penyitaan.

5) Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak yang masi harus dibayar,

tidak dilunasi oleh penanggung jawab setelah lewat waktu 14 hari sejak

tanggal pelaksanaan penyitaan, pejabat segera melaksanakan pengumuman lelang.

6) Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak yang masi harus dibayar,

tidak dilunasi oleh penanggung pajak setelah lewat waktu 14 hari sejak

Page 26: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

26

tanggal pengumuman leag, pejabat segera melakukan penjuwalan

barang sitaan milik penanggung pajak melalui kantor lelang.

BB. Daluwarsa Penagihan Pajak

Sebagai mana dijelaskan diatas tindakan penagihan pajak merupakan serangkaian

tindakan yang dilaksanakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya

penagihan pajak. Namun demikian, hak untuk melakukan penagihan pajak ini dibatasi

sampai 10 tahun. Hal ini sesuai dengan ketentuan sebagai mana dimaksud dalam pasal 22

nomor 16 tahun 2000 tentang perubahan ketiga Atas UUD nomor 6 tahun 1983 tentang

ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Ketentuan mengenai daluwarsa penagihan

pajak ini dimaksud kan untuk memberikan kepastian hukum kapan suatu utang pajak

tidak dapat ditagih lagi.

Namun demikian, menurut ketentuan sebagai dimaksud dalam pasal 22 ayat 2

UUD Nomor 16 tahun 2000 tentang perubahan ketiga atsa UUD Nomor 6 tahun 1983

tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, daluwarsa penagihan pajak

sebagaimana dimaksud diatas tertangguh dalam hal-hal sebagai berikut: kepada wajib

pajak diterbitkan surat teguran dan surat paksa, adanya pengakuan utang pajak dari wajib

pajak baik langsung maupun tidak langsung diterbitkan surat ketetapan pajak kurang

bayar (SKPKB) dan surata ketetapan pajak kurang bayar tambahan (SKPKBT). Dengan

demikian pelaksanaan penerbitan surat teguran dan surat paksa merupakan upaya piskus

dalam mencegah daluwarsa penagihan. Oleh karna itu pengawasan terhadap tunggakan

pajak mutlak diperlukan dengan tujuan untuk mengetahui utang pajak yang akan segera

daluwarsa. Dengan demikian potensi kerugian Negara dari hilangnya hak menagih utang

pajak karna daluwarsa masa penagihannya dapat dihindarkan.

Page 27: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

27

CC. Beberapa Aspek Penting Tindakan Penagihan Aktif

6. Surat teguran

a. Surat teguran, surat peringatan atau surat lainnya sejenis adalah surat yang

diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada wajib pajak

untuk melunasi utang pajaknya.

b. Surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis diterbitkan apabila

penanggung pajak tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh

tempo pembayaran.

c. Pengertian surat lain yang sejenis, meliputi surat atau bentuk lain yang fungsinya

sama dengan surat teguran atau surat peringatan dalam upaya penaguhan pajak

sebelum surat paksa diterbitkan.

d. Surat teguran tidak diterbitkan terhadap penanggung pajak yang telah disetuju

untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajaknya.

7. Surat Paksa

a. Penerbitan surat paksa

Surat paksa diterbitkan apabila:

1) Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah

diterbitkan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis

2) Terhadap penanggung pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan

sekaligus

3) Penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagai mana tercantum dalam

keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak

b. Pemberitahuan Surat Paksa

Page 28: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

28

1) Surat paksa diberitahukan oleh jurusita pajak dengan pernyataan dan

penyerahan salinan surat paksa kepada penanggung pajak.

2) Mengingat surat paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan

hukum yang sama dengan grosse akte, yaitu putusan pengadilan perdata yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap, maka pemberitahuan kepada

penanggung pajak dilaksanakan dengan cara membacakan isi surat paksa dan

keduwa belah pihak mendatangi berita acara sebagai pernyataan bahwa surat

paksa telah diberitahukan.

8. Penagihan Seketika dan Sekaligus

Pengertian penagihan seketika dan sekaligus adalah penagihan pajak tampa

menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran terhadap seluruh utang pajak dan

semua jenis pajak, masa pajak dan tahun pajak. Jurusita pajak melaksanakan

penagihan seketika dan sekaligus tampa menunggu tanggal jatuh tempo

pembayaran berdasarkan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus yang

diterbitkan oleh pejabat apabila:

a. Penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama- lamanya atau

berniat untuk itu.

b. Penanggung pajak memindah tangankan barang yang dimiliki atau dikuwasai

dalam rangka memberhentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan, atau

pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia.

c. Terhadap tanda-tanda bahwa penanggung pajak akan membubarkan badan

usahanya, atau penggabungan badan usahanya, atau memindah tangan kan

Page 29: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

29

perusahaan yang dimiliki atau dikuwasainya, atau melakukan perubahan

bentuk lainya

d. Badan usaha akan dibubarkan oleh Negara atau

e. Terjadi penyitaan atas barang penanggung pajak oleh pihak ketiga atau

terdapat tanda-tanda kepailitan. Penyampean surat perintah penagihan

seketika dan sekaligus dilaksanakan secara langsung oleh juru sita pajak

kepada penanggung pajak.

9. Penyitaan

a. Penyitaan terhadap barang milik penanggung pajak dilaksanakanoleh juru sita

pajak berdasarkan surat perintah melaksanakan penyitaan yang diterbitkan

oleh pejabat

b. Penyitaan dilaksanakan terhadap barang milik penanggung pajak yang berada

ditempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau ditempat lain

termasuk yang termasuk penguasanya berada ditangan pihak lain atau yang

dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu.

c. Penyitaan dapat dilaksanakan terhadap barang-barang milik penanggung pajak

yang dapat berupa:

1) Barang bergerak, termasuk mobil, perusaan, uang tunai dan deposito

berjangka, tabungan, saldo rekening Koran, giro, atau bentuk yang

disamakan dengan itu, obligasi saham atau surat berharga lainya, piutang

dan penyerahan modal pada perusaan lain, dan atau

2) Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi

kantor tertentu

Page 30: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

30

d. Barang yang dikecuwalikan dari penyitaan:

1) Pakean dan tempat tidur berserta perlengkapannya yang digunaka oleh

penanggung pajak dan keliwarga yang menjadi tunggakannya.

2) Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta

peralatan memasak yang berada dirumah.

3) Perlengkapan penanggung pajak yang bersifat dinas yang diperoleh dari

Negara.

4) Buku-buku yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaan penanggung

pajak dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan, kebudayaan, dan

keilmuan.

5) Peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan

pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari

Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).

6) Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh penanggung pajak dan

keluarga yang menjadi tanggungannya.

e. Ukuran penyitaan barang

1) Pada dasarnya penyitaan dilaksanakan dengan mendahulukan barang

bergerak, namun dalam keadaan tertentu penyitaan dapat dilaksanakan

langsung terhadap barang tidak bergerak tanpa melaksanakan penyitaan

terhadap barang bergerak.

2) Dalam keadaan tertentu, misalnya juru sita pajak tidak menjumpai barang

bergerak yang dapat dijadikan obyek sita, atau barang bergerak yang

Page 31: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

31

dijumpainya tidak mempunyai nilai, atau harganya tidak memadai jika

dibandingkan dengan utang pajaknya.

f. Penyitaan tambahan

1) Barang yang disita nilainya tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan

pajak dan utang pajak.

2) Hasil lelang barang yang telah disita tidak cukup untuk melunasi biaya

penagihan pajak dan utang pajak.

g. Pencabutan sita

Pencabutan sita dilaksanakan apbila penanggung pajak telah melunasi biaya

penagihan pajak dan utang pajak atau berdasarkan putusan pengadilan atau

putusan badan peradilan pajak atau ditetapkan lain dengan keputusan Menteri

atau Keputusan Kepala Daerah.

10. Lelang

a. Apabila lelang pajak dan biaya penagihan pajak tidak dilunasi setelah

dilaksanakan penyitaan, pejabat berwenang melaksanakan penjualan secara

lelang terhadap barang yang disita melalui kantor lelang.

b. Sekalipun penanggung pajak telah melunasi utang pajak tetapi belum

melunasi biaya penagihan pajak, penjualan secara lelang terhadap barang yang

telah disita tetap dapat dilaksanakan.

c. Lelang tetap dapat dilaksanakan walaupun keberatan yang dilakukan wajib

pajak belum memperoleh keputusan keberatan, lelang juga tetap dapat

dilaksanakan tanpa dihadiri oleh wajib pajak.

Page 32: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

32

d. Pejabat juru sita pajak tidak diperbolehkan untuk membeli barang sitaan yang

dilelang. Larangan ini berlaku juga terhadap isteri, keluarga sedarah dan

semenda dalam keturunan garis lurus, serta anak angkat.

e. Barang sitaan yang dikecualikan dari penjualan secara lelang berupa:

1) Uang tunai dan surat-surat berharga (deposito, tabungan, saldo rekening

Koran, giro atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu, obligasi,

saham, piutang, penyertaan modal dan surat berharga lainnya.

2) Barang yang mudah rusak atau cepat busuk.

f. Pelunasan dari barang yang dijual tidak secara langsung

Apabila penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dan biaya penagihan

pajak setelah 14 (empat belas) hari sejak penyitaan barang yang penjualannya

dikecualikan dari penjualan secara lelang,: pejabat segera menggunakan,

menjual, dan atau memindah bukukan barang sitaan untuk pelunasan biaya

penagihan pajak dan utang pajak. Yang dimaksud lelang “menggunakan” adalah

menyetor ke kas Negara atau ke kas daerah.

DD. Standar Pelaksanaan Kegiatan Penagihan Pajak

Selain pencapaian target, pencairan tunggakan pajak yang telah ditentukan pada

setiap awal tahun, keberhasilan pelaksanaan tindakan penagihan ditentukan pula oleh

seberapa besar penycapaian terhadap standar prestasi yang telah ditetapkan. Standar

prestasi ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman secara

kuwantitas, jumlah minimal pelaksanaan serangkaian tindakan penagihan yang harus

dilaksanakan, hususnya pemberitahuan surat paksa, pelaksanaan penyitaan dan

pelaksanaan lelang.

Page 33: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

33

Standar prestasi pelaksanaan kegiatan penagihan pajak tahun 2004 sebagsi mana

dimaksud dalam surat edaran direktur jendral pajak No: SE-02/PJ.75/2004 tentang

kebijakan penagihan pajak tahun 2004 adalah sebagai berikut:

1) Penyampean surat paksa: 12 SP per juru sita per bulan SPMP

2) Penyampean SPMP: 3 SPMP per juru sita per bulan.

3) pelaksanaan lelang:1 lelang per tri wulan per tri wulan per KPP.

EE. Penelitian Sebelumnya

a. Analisis Efektivitas Modernisasi Perpajakan dalam Penerimaan Pajak Pada KPP

Bekasi Utara.

Eka Putri Rahmawati dalam skripsinya untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi

pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, malakukan penelitian

pada tahun 2008 mengenai Analisis Efektivitas Modernisasi Perpajakan dalam

Penerimaan Pajak. Penelitian dilakukan dengan metode survey, yaitu mengambil

sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.

Dari 39 responden yang menggunakan pelayanan yang diberikan Kantor Pelayanan

Pajak Bekasi Utara , berkesimpulan bahwa efektifitas menujukan modernisasi

perpajakan dalam penerimaan pajak pada kantor pelayanan pajak bekasi utara efektif.

Hasil diagram kartesius menunjukkan indikator kualitas pelayanan yang berada pada

kuadran A ada 5 faktor, Kuadran B ada 16 faktor, kuadran C ada 13 faktor, kuadran

D ada 1 faktor.

� Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada objek

serta tahun penelitian, penelitian sebelumnya meneliti analisis efektivitas

modernisasi perpajakan dalam penerimaan pajak pada kantor pelayanan pajak

Page 34: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

34

pratama bekasi utara. tahun 2008 sedangkan penelitian ini meneliti efektivitas

pelaksanaan penagihan aktif dalam pencairan tunggakan pajak pada Kantor

pelayanan Pajak pratama Jakarta pasar minggu selatan pada tahun 2009

b. Reformasi Perpajakan: Menuju Sistem Administrasi Perpajakan yang Menopang

Penerimaan Pajak

Penelitian Tedy Iswahyudi yang ada pada jurnal perpajakan Indonesia Vol.4

No.8, Mei 2005 hal 24-28, berkesimpulan bahwa langkah reformasi terhadap sistem

administrasi perpajakan layak disebut sebagai langkah strategis. Karena langkah ini

diharapkan mampu menjawab tuntutan perkembangan di era teknologi informasi

dalam jangka menengah dan mampu menjembatani kesenjangan antara pemenuhan

kewajiban perpajakan para Wajib Pajak dengan realisasi penerimaan pajak yang

diharapkan.

� Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian

sebelumnya hanya membahas masalah sistem administrasi perpajakan untuk

menopang penerimaan pajak dalam kajian teori, sedangkan penelitian ini

mencari seberapa efektifnya Pelaksanaan penagihan aktif untuk

meningkatkan pencairan tunggakan pajak dengan menggunakan analisa

kuadran.

c. Analisis Efektivitas Kinerja Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepuasan

Wajib Pajak pada KPP Madya Jakarta Pusat

Nurliana Aisyah Dewi dalam skripsinya untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi

pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, malakukan penelitian

pada tahun 2007 mengenai kinerja pelayanan Sistem Administrasi Perpajakan

Page 35: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

35

Modern terhadap kepuasan Wajib Pajak. Penelitian dilakukan dengan metode survey,

yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

instrumen penelitian. Dari 67 responden yang menggunakan pelayanan yang

diberikan Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Pusat, berkesimpulan bahwa kinerja

untuk pelayanan sesuai dengan tingkat kepentingan Wajib Pajak sehingga

menimbulkan kepuasan Wajib Pajak. Hasil diagram kartesius menunjukkan indikator

kualitas pelayanan yang berada pada kuadran A ada 11 faktor, Kuadran B ada 11

faktor, kuadran C ada 4 faktor, kuadran D ada 1 faktor.

� Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada objek

serta tahun penelitian, penelitian sebelumnya meneliti efektivitas kinerja

pelayanan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepuasan Wajib

Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Pusat pada tahun 2007

sedangkan penelitian ini meneliti efektivitas pelaksanaan penagihan aktif

dalam pencairan tunggakan pajak pada Kantor pelayanan Pajak pratama

Jakarta pasar minggu selatan pada tahun 2009.

CC. Kerangka Berfikir

Pajak merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap penerimaan negara. Untuk

mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak ini tidak mudah, dikarenakan wajib

pajak akan selalu melihat bagaimana pelayanan yang dilakukan pemerintah khususnya

kantor pajak ini dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Kinerja pelaksanaan surat paksa sangat berperan penting untuk menentukan tingkat

motivasi wajib pajak dalam mencairkan tunggakan pajak. Hal ini dapat diukur melalui

Page 36: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

36

analisis pengaruh penagihan aktif dalam pelaksanaan surat paksa terhadap pencairan

tunggakan pajak.

Kerangka berfikir ini dapat dituangkan dalam suatu bentuk model penelitian sebagai b

Gambar 2.I Kerangka Pemikiran

KPP Pasar Minggu

Tingkat Kinerja (X)

Tingkat Kepentingan (Y)

Penagihan Aktif

Anlisis Kuadran

Efektivitas Pelaksanaan Penagihan

Aktif(Sangat Efektif, Efektif, Cukup

Efektif,Tidak Efektif

Tingkat Pencairan Tunggakan Pajk

(Sanat Tinggi, Tinggi,Cukup

Tinggi,Tidak Tinggi)

Page 37: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

H. Rancangan Penelitian

Lokasi penelitian yang akan diteliti adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Jakarta Pasar minggu yang berlokasi di Jl. TB.Simatupang No. 39 Jakarta Selatan 12510.

Telp.: 021-78842674, 7816131-34, Fax.: 021-78842440. Untuk memperoleh data yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui

efektivitas pelaksanaan penagihan aktif dalam pencairan tunggakan pada kantor pelayanaan

Pajak (KPP) Pasar Minggu.

I. Metode Pemilihan Sampel

Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai

karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan elemen populasi (population

element),. Masalah populasi timbul terutama pada penelitian opini yang menggunakan

metode survei sebagai teknik pengumpulan data (Indriantoro,Nur dan Bambang,

2002:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pajak yang terdaftar pada

KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Penelitian Pustaka

Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder.

Penelusuran data sekunder memerlukan cara agar penelitian data sekunder dapat

dilakukan lebih cepat dan efisien. Penelusuran data sekunder dilakukan dengan dua

cara yaitu penelusuran secara manual dan penelusuran dengan komputer (Indriantoro,

Nur dan Bambang, 2002: 150). Penulis memperoleh informasi yang berkaitan dengan

Page 38: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

38

masalah yang sedang diteliti yang berasal dari buku, jurnal, internet dan perangkat lain

yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan

a. Observasi

Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Jakarta Pasar minggu untuk mengadakan pengamatan dan pengambilan data

objek penelitian.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang

menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro, Nur dan

Bambang, 2002: 152). Penulis melakukan wawancara dengan petugas yang terkait

secara langsung. Penulis mewawancarai pegawai pajak dengan tujuan untuk

menyaring dan menggali informasi yang diperlukan dalam penelitian.

c. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan peneliti yaitu untuk mendapatkan data yang

diperlukan yang berasal dari pegawai pajak pada KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu.

D. Metode Analisis dan Pengolahan Data

1. Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

kualitatif yaitu mempelajari dan menguji apakah teori yang berhubungan dengan masalah

penelitian telah diterapkan pada KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu dalam hal ini

menggunakan metode deskriptif yang menjelaskan konsep pajak, karakteristik

Pelaksanaan penagihan Aktif, dalam pencairan tunggakan Pajak.

Page 39: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

39

2. Teknik Pengolahan Data Penelitian

Dalam melakukan pengujian pada penelitian ini. Ada beberapa tahapan yang

dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Untuk tahap awal terlebih dahulu dilakukan

pengujian instrumen penelitian yaitu angket (kuesioner) yang akan disebarkan kepada

responden. Tujuannya agar angket tersebut dapat dijadikan instrumen yang akan tepat

atau layak untuk pengukuran dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan:

a. Uji Validitas

Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat.

Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang

seharusnya diukur. Dengan kata lain instrumen tersebut dapat mengukur construct

sesuai dengan yang diharapakan oleh peneliti. Pendeketan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah construct validity yaitu untuk mengukur construct tertentu, yang

artinya apakah suatu instrumen mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan

(Indriantoro, Nur dan Bambang, 2002: 183). Pendekatan ini bertujuan menghindari

adanya judgment subyektif dari seseorang dan pernyataan yang ada di dalam

instrumen penelitian diketahui benar konsisten internal. Suatu instrumen (setiap butir

pernyataan) dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan

lebih besar atau sama dengan r kritis. Untuk menentukan r hitung didapatkan dari

perhitungan dengan rumus teknik korelasi Produck Moment dengan menggunakan

SPSS 12, dan menentukan r tabel dengan menggunakan tabel angka kritis nilai r.

b. Uji Reabilitas

Reabilitas menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat

mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu (Nurgiyantoro,

Page 40: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

40

2004:339). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Alpha Cronbach

karena menggunakan jenis data likert/essay. Teknik ini dapat menafsirkan korelasi

antara skala diukur dengan variabel yang ada.

Peneliti menggunakan bantuan SPSS 12 dalam menghitung Alpha Cornbach,

untuk menginterpretasikan nilai Alpha yang diperoleh, digunakan kriteria korelasi

yaitu :

Tabel.3.1.

Kriteria Korelasi

< 0,200 = Tidak ada korelasi

0,200 – 0,399 = Korelasi rendah

0,400 – 0,599 = Korelasi cukup

0,600 – 0,799 = Korelasi tinggi

0,800 – 1, 00 = Korelasi sangat tinggi

Sumber: Nurgiyantoro (2004:339)

4. Analisis Data Hasil Penelitian

Teknis pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik

deskriptif, karena penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Untuk mengetahui tingkat

kesesuaian antara modernisasi perpajakan dengan penerimaan pajak, dengan

menggunakan metode “importance performance analisis” berdasarkan rumus John A.

Martilla dan Jhon C. James dari Philip Kotler 1997:481 (Supranto, 2001:239-240).

Dalam hal ini digunakan skala 5 tingkat yang terdiri dari sangat baik, baik, cukup

baik, kurang baik, dan tidak baik. Kelima penilaian kinerja yang diharapkan oleh Kantor

Pelayanan Pajak diberikan bobot sebagai berikut:

Page 41: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

41

Tabel.3.2.

Pengukuran Tingkat Kinerja Modernisasi Perpajakan Kriteria Bobot

Sangat Baik (SB) 5

Baik (B) 4

Cukup Baik (CB) 3

Kurang Baik (KB) 2

Tidak Baik (TB) 1 Sumber: Supranto (2001:239-240)

Sedangkan untuk tingkat kepentingan dari penerimaan pajak dengan bobot

sebagai berikut:

Tabel.3.3.

Pengukuran Tingkat Kepentingan Penerimaan Pajak

Kriteria Bobot

Sangat Penting (SP) 5

Penting (P) 4

Cukup Penting (CP) 3

Kurang Penting (KP) 2

Tidak Penting (TP) 1 Sumber: Supranto (2001:239-240)

Berdasarkan hasil penilaian tingkat kinerja dan hasil penilaian kepentingan, maka

akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kinerja dan

tingkat kepentingan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara.

Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja dengan skor

kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang kan menentukan urutan prioritas

peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi modernisasi perpajakan dalam

penerimaan pajak.

Dalam penelitian ini terdapat 2 buah variabel yaitu variabel X dan Y. Variabel X

merupakan tingkat kinerja Kantor Pelayanan Pajak yang menggunakan modernisasi

perpajakan, sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan penerimaan pajak.

Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesesuian menurut (Supranto,

2001:241-243):

Page 42: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

42

Keterangan:

Tki = Tingkat modernisasi perpajakan

Xi = Skor penilaian kinerja kantor pelayanan pajak

Yi = Skor penilaian kepentingan penerimaan pajak

Untuk mengukur tingkat kesesuaian dinilai menurut persentase yang dibagi

menjadi lima tingkat sebagai berikut:

Tabel.3.4.

Pengukuran Tingkat Kesesuaian

Kriteria Bobot

Tidak Sesuai 55,00% -< 69,00%

Kurang Sesuai 70,00% - < 84,00%

Cukup Sesuai 85,00% - < 89,00%

Sesuai 90,00% - < 94,00%

Sangat Sesuai 95,00 - < 100% Sumber: Supranto (2001:241-243)

Jika digambarkan dalam suatu grafik, maka sumbu mendatar (X) akan diisi oleh

skor tingkat kinerja Kantor Pelayanan Pajak, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh

skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor yang

mempengaruhi modernisasi perpajakan dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

X = Skor rata-rata tingkat kinerja

Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan

n = Jumlah responden

Xi

Tki = x 100% Yi

∑Xi

X =

n

∑Yi

Y =

n

Page 43: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

43

Dengan menggunakan diagram kartesius, yaitu suatu bangun yang dibagi oleh

atas empat bagian yang dibatasi oleh buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-

titik (X,Y) dimana X merupakan rata-rata dari skor tingkat kinerja atau modernisasi

perpajakan seluruh faktor. Y merupakan rata-rata dari skor tingkat kepentingan seluruh

faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak. Seluruhnya ada 36 faktor .

Keterangan:

K = Banyaknya atribut atau fakta yang dapat mempengaruhi tingkat penerimaan pajak

(dalam penelitian ini K= 36)

i = 1, 2, 3 ...N

Selanjutnya tingkat unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat

bagian kedalam diagram kartesius seperti pada gambar dibawah ini:

∑i = N

X = 1 Xi

K

∑i =

N

Y = 1 Yi

K

Page 44: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

44

Gambar.3.1

Gambar diagram kartesius

Sumber: Hartono, Jurnal Kipas (Oktober 1999)

Keterangan:

1. Kuadran A, menunjukkan faktor yang dianggap mempengaruhi modernisasi

perpajakan, termasuk unsur penerimaan pajak yang dianggap sangat penting,

namun modernisasi perpajakan belum terlaksana sesuai dengan keinginan atau

harapan, sehingga mengecewakan / tidak puas.

2. Kuadran B, menunjukkan unsur modernisasi perpajakan yang telah berhasil

dilaksanakan untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat penting dan

memuaskan.

3. Kuadran C, menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi

penerimaan pajak, sehingga pelaksanaannya dianggap biasa saja. Dianggap

kurang penting dan kurang memuaskan.

Diagram Kartesius

Y (Tingkat Kepentingan)

Prioritas Utama Pertahankan prestasi

A B

Prioritas Rendah Berlebihan

C D

X ( Tingkat Kinerja)

Page 45: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

45

4. Kuadran D, menunjukkan faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak kurang

penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi

sangat memuaskan.

5. Penilaian Tingkat Penerimaan Pajak

Tingkat pencairan tunggakan pajak dengan hasil maksimal merupakan keinginan

dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pasar Minggu. Untuk mengetahui seberapa besar

pencairan tunggakan pajak dapat dilihat pada rumus dibawah ini:

Keterangan:

X = Jumlah rata-rata keseluruhan tingkat kinerja

Y = Jumlah rata-rata keseluruhan tingkat kepentingan

Tabel.3.5.

Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak

Kategori Persentase

Sangat Tinggi 80% - 100%

Tinggi 60% - 79%

Cukup Tinggi 40% - 59%

Tidak Tinggi <40% Sumber: Sugiyono ( 2005:2)

Tingkat penerimaan pajak %100×Υ

Χ=

∑∑

Page 46: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

46

6. Penilaian Efektivitas Modernisasi Perpajakan

Perhitungan rata-rata digunakan untuk memperoleh tingkat efektifitas secara

keseluruhan digunakan analisis statistik rata-rata adalah nilai yang mewakili himpunan

atau sekelompok data (Supranto, 2006: 49). Untuk mengetahui seberapa besar efektivitas

modernisasi perpajakan dalam penerimaan pajak dapat dilihat pada rumus di bawah ini:

Keterangan:

ai = Total skor ke-i

bi = Jumlah skor kriterium ke-i

Tabel.3.6.

Tingkat Efektivitas Modernisasi Perpajakan (%)

Kategori Persentase

Sangat Efektif 80 % – 100%

Efektif 60% -79%

Cukup Efektif 40% – 59%

Tidak Efektif < 40% Sumber: Sugiyono ( 2005:2)

G. Variabel dan Pengukurannya

Variabel penelitian adalah atribut dari sekelompok orang atau objek penelitian

yang mempunyai kriteria yang sama. Penelitian yang dilakukan penulis merupakan

penelitian deskriptif, variabel pada penelitian ini adalah efektivitas pelaksanaan

penagihan aktif dan pencairan tunggakan pajak yang dijabarkan dengan indikator pada

tabel 3.2 (Sugiyono, 2005:2

Tingkat persentase efektivitas %100xb

a

i

i=

Jumlah Skor Kriterium = Skor tertinggi x jumlah pertanyaan x

jumlah responden.

Page 47: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

47

Tabel 3.7

Operasional Variabel

Variabel Sub variabel Indikator Sekal

Pengukuran

Evektivitas

pelaksanaan

penagihan

aktif

1. System Surat

teguran

a. Surat teguran dilayangkan pada

wajib pajak sampai tanggal jatuh

tempo

b. Pengertian surat lain yang sejenis,

meliputi surat atau bentuk lain

yang fungsinya sama dengan

surat teguran atau surat

peringatan dalam upaya

penagihan pajak sebelum surat

pakasa ditrbitkan

c. Surat teguran tidak perlu di terbitkan bila wajib pajak

menyetujui pembayaran secara

angsuran

d. Penerbitan surat paksa diterbitkan

apabila penanggung pajak tidak

melunasi utang pajak

2. Surat Paksa

c. Surat paksa diterbitkan apabila

penanggung pajak tidak bisa

melaksanakan kewajiban

olehkarna itu perlu penagihan

seketika dan sekaligus

d. Pemberi tahuan surat paksa

diterbitkan apabila penanggung

pajak tidak memenuhi ketentuan

sebagai mana tercantum dalam

keputusan persetujuan angsuran

atau penundaan pembayaran pajak

e. Mengingat surat paksa mempunyai kekuatan eksekutorial

dan kedudukan hukum yang sama

dengan grosse akte, yaitu putusan

pengadilan perdata yang telah

mempunyai kekuatan hukum

tetap.

f. Pemberitahuan surat paksa kepads

penanggung pajak dilaksanakan

dengan cara membacakan isi surat

paksa dan kedua belah pihak

mendatangi berita acara sebagai pernyataan bahwa surat paksa

telah diterbitkan

3. Penagihan

seketika dan

sekaligus

a. Penagihan seketika dan sekaligus

penagihan pajak tampa menunggu

tanggal jatuh tempo pembayaran

Page 48: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

48

terhadap seluruh utang pajak dan

semua jenis pajak, masa pajak dan

tahun pajak

4. Penyitaan

a. Penyitaan barang milik wajib

pajak sesuai dengan peraturan

penyitaan yang diterbitkan oleh

pejabat setempat

b. Penyitaan dilaksanakan terhadap

barang milik penanggung pajak

yang berada ditempat tinggal,

tempat usaha, tempat kedudukan,

atau ditempat lain

c. Penyitaan dapat dilaksanakan terhadap barang-barang milik

penanggung pajak yang dapat

berupa Barang bergerak dan

barang tidak bergerak

d. Barang sitaan yang dikecualikan

dari penjualan secara lelang

berupa: pakean dan tempat tidur

berserta perlengkapannya yang

digunakan oleh penangung pajak

dan keluarga yang menjadi

tunggakannya e. Barang yang dikecualikan dari

penyitaan persediaan makanaan

dan minuman untuk keperluan

satu bulan beserta perlengkapan

memasak yang berada dirumah

f. Barang yang dikecualikan dari

penyitaan perlengkapan

penanggung pajak yang bersifat

dinas yang diperoleh dari Negara

g. Pengecualiaan barang sitaan

adalah buku, jabatan atau

pekerjaan wajib pajak. termasuk peralatan yang digunakan,

pendidikan kebudayaan dan

menuntut ilmu

h. Barang yang dikecualikan dari

penyitaan peralatan dalam

keadaan jalan yang masi

digunakan untuk melaksanakan

pekerjaan atau usaha sehari-hari

dengan jumlah seluruhnya tidak

lebih dari Rp. 20.000.000.(dua

puluh juta rupiah) i. Barang yang dikecualikan dari

penyitaan peralatan penyandang

cacat yang digunakan oleh

penanggung pajak dan keluarga

yang menjadi tanggungannya

j. Ukuran penyitaan barang pada

dasarnya penyitaan dilaksanakan

dengan mendahulukan barang

Page 49: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

49

bergerak, namun dalam keadaan

tertentu penyitaan dapat

dilaksanakan langsung terhadap

barang tidak bergerak tampa

melaksanakan penyitaan terhadap

barang bergerak k. Ukuran penyitaan dalam keadaan

tertentu, misalnya juru sita pajak

tidak menjumpai barang bergerak

yang dapat dijadikan obyek sita,

atau barang bergerak yang

dijumpainya tidak mempunyai

nilai, atau harganya tidak

memadai jika dibandingkan

dengan utang pajaknya

l. Penyitaan tambahan barang yang

telah disita tidak cukup untuk

melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak

m. Penjabutan sita dilaksanakan

apabila penanggung pajak telah

melunasi biaya penagihan pajak

dan utang pajak

5. Lelang

g. Apabila lelang pajak dan biaya

penagihan pajak tidak dilunasi

setelah dilaksanakan penyitaan,

pejabat berwenang melaksanakan

penjualan secara lelang terhadap

barang yang disita melalui kantor

lelang. h. Penjualan secara lelang yang telah

disita dari wajib pajak tetap

dilaksanakan bila belum melunasi

biaya penagihan pajak

i. Lelang tetap dapat dilaksanakan

walaupun keberatan yang

dilakukan wajib pajak belum

memperoleh keputusan keberatan,

lelang juga tetap dapat

dilaksanakan tanpa dihadiri oleh

wajib pajak. j. Pejabat juru sita pajak tidak

diperbolehkan untuk membeli

barang sitaan yang dilelang.

Larangan ini berlaku juga

terhadap isteri, keluarga sedarah

dan semenda dalam keturunan

garis lurus, serta anak angkat.

k. Barang sitaan yang dikecualikan

dari penjualan secara lelang

berupa: uang tunai dan surat-surat

berharga (deposito, tabungan,

saldo rekening Koran, giro atau bentuk lain yang dipersamakan

denga itu, obligasi, saham, pitang,

penyertaan modal dan surat

Page 50: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

50

berharga lainnya

l. Pengecualian barang sitaan

adalah yang mudah rusak dan

cepat busuk

Pencairan Tunggakan

Pajak

a. Tarif yang ditetapkan tidak menyimpang dari penentuan pajak

yang berlaku

b. Dengan adanya penagihan aktif

kepatuhan WP semakin

meningkatkan kewajiban

pajaknya dan kesadarannya.

c. Wajib pajak sudah mengetahui

sejak awal seberapa besar wajib

pajak membayar pajak.

d. Prosedur pembayaran pajak

menjadi lebih mudah dari

sebelumnya karna mekanisme dan peraturannya.

e. Pegawai pajak mengetahui secara

pasti jumlah wajib pajak setiap

rentan waktu satu tahun.

Sumber: Sugiyono ( 2005:2)

Page 51: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

51

BAB 1V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

G. Gambaran Umum Objek Penelitian

6. Sejarah KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu

KPP Jakarta Pasar Minggu mulai beroperasi sejak 29 Maret 1994 di bawah

Kantor Wilayah Jakarta IV yang berlokasi di Komplek Pajak Kalibata Jl. Taman

Makam Pahlawan Kalibata. Seiring deng reorganisasi Direktorat Jenderal Pajak,

keberadaan KPP Jakarta Pasar Minggu saat ini dibawah Kantor Wilayah DJP Jakarta

III. Sejak 14 September 2004, KPP Jakarta Pasar Minggu menempati sebuah gedung

di JL. TB Simatupang Kav. 32 Jakarta Selatan bersama dengan KPP Jakarta

Cilandak. Setelah itu pada tanggal 09 Juni 2005 KPP Jakarta Pasar Minggu

menempati gedung baru bersama Karikpa 7 di Jl. TB Simatupang Kav. 39 Jati Padang

Poncol, Jakarta Selatan. Pada saat ini sehubungan dengan reorganisasi dilingkungan

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

55/PMK.01/2007 tentang Tahapan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan

Modern DJP di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta selain Kantor Wilayah DJP

Jakarta Pusat, pada tanggal 12 Juni 2007 KPP Jakarta Pasar Minggu menerapkan

Sistem administrasi Perpajakan Modern dan berubah nama menjadi KPP Pratama

Jakarta Pasar Minggu.

7. Kedudukan dan Tugas Pokok

KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu merupakan instansi vertikal Direktorat

Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala

Page 52: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

52

Kantor Wilayah DJP Jakarta III. Tugas pokok KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu

adalah melaksanakan pelayanan, pengawasan administrasi dan pemeriksaan

sederhana terhadap wajib pajak dibidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

dan pajak tidak langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

8. Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Pasar

Minggu menyelenggarakan fungsi antara lain:

a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan,

penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian

objek Pajak Bumi dan Bangunan.

b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan.

c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan

Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya.

d. Penyuluhan perpajakan

e. Pelaksanaan registrasi wajib pajak.

f. Pelaksanaan ekstensifikasi.

g. Penatausahan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.

h. Pelaksanaan pemeriksaan pajak.

i. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak.

j. Pelaksanaan konsultasi perpajakan.

k. Pelaksanaan intensifikasi.

l. Pelaksanaan administrasi KPP Pratama.

9. Wilayah Kerja

Wilayah kerja serta wewenang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar

Minggu meliputi sebagian wilayah Kotamadya Jakarta Selatan, terdiri dari 2

Page 53: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

53

Kecamatan yaitu Kecamatan Pasar Minggu dan Kecamatan Jagakarsa dan 13

Kelurahan sebagai berikut:

1. Kecamatan Pasar Minggu, terdiri dari 7 Kelurahan Yaitu:

a. Kelurahan Cilandak timur

b. Kelurahan Pejaten Timur

c. Kelurahan Pejaten Barat

d. Kelurahan Pasar Minggu

e. Kelurahan Ragunan

f. Kelurahan Jati Padang

g. Kelurahan Kebagusan

2. Kecamatan Jagakarsa, terdiri dari 6 Kelurahan yaitu:

a. Kelurahan Tanjung Barat

b. Kelurahan Lenteng Agung

c. Kelurahan Jagakarsa

d. Kelurahan Ciganjur

e. Kelurahan Cipedak

f. Kelurahan Srengseng Sawah

Struktur Organisasi

Dalam penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern, terdapat perubahan yang

mendasar, diantaranya perubahan struktur organisasi di KPP Pratama Jakarta Pasar

Minggu yaitu:

3. Bagian Umum

Mempunyai tugas melakukan urusan:

a. Kepegawaian

b. Keuangan

c. Tata Usaha Rumah Tangga

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Mempunyai tugas melakukan urusan:

a. Penatausahaan

b. Pemeliharaan dan Pengawasan Data

c. Pemeliharaan Bank Data

Page 54: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

54

d. Pengelolaan akses dan keamanan sistem komputer

e. Pelayanan dukungan teknis komputer

f. Penyiapan pencetakan dan pengiriman laporan kerja

5. Seksi Pelayanan

Mempunyai tugas melakukan urusan:

a. Layanan Terpadu (pelaporan surat masuk dsb)

b. Pendaftaran Wajib Pajak (WP), Objek Pajak (OP) dan Pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak (PKP)

c. Pengajuan usul penghapusan NPWP, NPPKP, dan NOP PBB

d. Perubahan identitas WP dan OP PBB

e. Perpindahan WP, Mutasi dan Balik Nama OP PBB

f. Perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh

6. Seksi Penagihan

Mempunyai tugas melakukan urusan:

a. Penata usahan piutang pajak

b. Penundaan dan angsuran tunggakan pajak

c. Penerbitan dan penyampaian surat teguran, surat paksa dan surat perintah

melakukan penyitaan

d. Pembuatan usulan pelelangan dan penghapusan piutang pajak

e. Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan

7. Seksi Pemeriksaan

Mempunyai tugas melakukan urusan:

a. Penyusunan rencana pemeriksaan, penerimaan dan perekaman serta penyaluran

data/alat keterangan.

b. Pengawasan pelaksanaan jadwal pemeriksaan.

c. Penerbitan dan penyaluran surat perintah melakukan pemeriksaan pajak.

8. Seksi Ekstensifikasi

Mempunyai tugas melakukan urusan:

a. Pelaksanaan penilaian individual objek pajak PBB

b. Pelaksanaan penilaian massal penyusunan ZNT dan NIR

c. Pembuatan daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB)

Page 55: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

55

d. Pendataan dan penatusahaan hasil pendataan

e. Pencarian data potensi perpajakan dalam rangka intensifikasi dan ekstensifikasi

f. Pencairan data pihak ketiga

g. Penyusuna monografi perpajakan

h. Penelitian oleh pejabat fungsional penilaian PBB dalam rangka penyelesaian

keberatan atau pengurangan PBB

i. Penerbitan surat teguran pengembalian SPOP

j. Penerbitan surat penundaan pengembalian SPOP

k. Penyelesaian mutasi objek dan subjek pajak

l. Pendaftaran objek pajak baru

m. Permohonan surat keterangan NJOP

n. Pembatalan SPPT/SKP/STP

o. Penerbitan Daftar Nominatif untuk usulan

p. Tata cara penerbitan himbauan untuk ber-NPWP

9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)

Mempunyai tugas melakukan urusan:

a. Pengawasan kepatuhan WP

b. Pemantaun proses administrasi perpajakan

c. Bimbingan atau himbauan kepada WP dan konsultasi teknis perpajakan bagi WP

d. Melakukan penerbitan, pembetulan dan penyimpangan produk-produk hukum

e. Rekonsiliasi data WP

Pada seksi ini terbagi dalam 4 wilayah berdasarkann kelurahan yaitu:

1) Waskon I, terdiri dari 2 Kelurahan :

a) Kelurahan Cilandak Timur

b) Kelurahan Ragunan

2) Waskon II, terdiri dari 4 Kelurahan :

a) Kelurahan Pasar Minggu

b) Kelurahan Jati Padang

c) Kelurahan Pejaten Barat

d) Kelurahan Pejaten Timur

3) Waskon III, terdiri dari 3 Kelurahan:

Page 56: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

56

a) Kelurahan Kebagusan

b) Kelurahan Tanjung Barat

c) Kelurahan Lenteng Agung

4) Waskon IV, terdiri dari 4 Kelurahan

a) Kelurahan Jagakarsa

b) Kelurahan Srengseng Sawah

c) Kelurahan Ciganjur

d) Kelurahan Cipedak

Gambar. 4.1

Stuktur Organisasi KPP Pasar Minggu

10. Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar Minggu

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya antara lain:

KEPALA KANTOR

Seksi Ekstensifikasi

Perpajakan

Seksi Pelayanan Seksi Pengawasan Dan Konsultasi

Seksi Penagihan Seksi Pemeriksaan

Kelompok Jabatan Fungsional

Subbagian Umum

Kantor Pelayanan Pajak

KPP PRATAMA

Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Page 57: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

57

No Kegiatan

1 Penataan Outlet Ruang

2 Pengadaan Komputer

3 Pemeliharaan

4 Mengusulkan Diklat

5 Melaksanakan In-House Training

6 Melaksanakan Rotasi Intern

7 Melaksanakan Administrasi Kepegawaian

8 Melaksanakan Pengelolaan Keuangan

9 Memberikan Pelayanan NPWP dan NPPKP

10 Memberikan Pelayanan Restitusi

11 Meneruskan Permohonan Keberatan

12 Menyelesaikan Permohonan Mengangsur atau Menunda

Pembayaran Pajak.

13 Menyelesaikan Seluruh Pengajuan Permohonan WP PBB

14 Menyelesaikan Seluruh Pengajuan Permohonan WP BPHTB

15 Melaksanakan Penyuluhan

16 Mengawasi SPT Masa PPh OP

17 Mengawasi SPT Masa PPh Badan

18 Mengawasi SPT Masa Potput PPh

19 Mengawasi SPT Tahunan PPH OP

20 Mengawasi SPT Tahunan PPH Badan

21 Mengawasi SPT Tahunan PPh Potput

22 Menyusun Rekapitulasi Penerimaan PPN

Pelaksanaan kegiatan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pasar Minggu

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya antara lain: (Lanjutan)

No Kegiatan

23 Mengawasi SPT Masa PPN

24 Mengawasi SPPT PBB

25 Menerbitkan Ketetapan PBB

26 Menyampaikan Ketetapan PBB, Penyuluhn Sosialisasi dan

Monitoring

27 Melaksanakan Konfirmasi SSB yang Masuk

28 Menyusun Rekapitulasi Penerimaan PBB

29 Menerbitkan Surat Teguran

30 Menerbitkan Surat Paksa

31 Melaksanakan Penyitaan

32 Membuat Pengumuman Lelang

33 Melaksanakan Pemeriksaan Rutin

34 Melaksanakan Pemeriksaan Tujuan Lain

35 Melaksanakan Pemeriksaan Rutin

36 Mengusulkan Penyidikan Pajak

37 Melaksanakan Penyisiran Wilayah

38 Melakukan Kerjasama dengan Instansi Lain

Page 58: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

58

39 Melaksanakan Pemeriksaan Sederhana Pengukuhan PKP

40 Melaksanakan Pemutakhiran NIR dan ZNT

41 Melaksanakan Pemutakhiran DBKB

42 Melaksanakan Penilaian Objek PBB Non Standar

43 Melaksanakan Perekaman Data ZNT dan DBKB baru

44 Mengusulkan SK Kakanwil Tentang Klasifikasi NJOP Bumi

dan Bangunan.

45 Membuat Monografi

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Page 59: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

59

Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada

pegawai pajak KPP Pratama pasar minggu sebanyak 50 Responden, berdasarkan rumus

slovin yang penulis gunakan. Sebelum kuesioner disebar ke 39 Responden, peneliti

melakukan try out terhadap 10 Responden dengan memberikan 34 Pertanyaan yang

berasal dari 4 dimensi modernisasi perpajakan dan 1 dimensi pencairan tunggakan pajak.

4. Uji Validitas

Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan menghitung angka

korelasional atau r hitung dari nilai jawaban tiap responden untuk tiap butir

pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan r tabel. Nilai r tabel 0,2387 didapat dari

jumlah kasus – 2, atau 34 – 2 = 32, dengan taraf signifikan 5 %, maka r tabel 0,2387.

Suatu instrumen (setiap butir pertanyaan) dikatakan valid bila angka korelasional

yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dengan r tabel.

Berdasarkan hasil uji dimensi modernisasi perpajakan dan tingkat penerimaan

pajak yang dilihat pada tabel tingkat kinerja diperoleh data bahwa, sebanyak dua

belas pertanyaan tidak valid karena r hitung < r tabel yaitu pada pernyataan 2, 7, 8,

11, 12, 13, 22, 23, 24, 29, 30, 34. dengan r hitung-.106,224,191, 225, 200, 054, 230,

020, 085, 142, 055, 184. Sedangkan berdasarkan tabel tingkat kepentingan diperoleh

data bahwa, terdapat tujuh pernyataan yang tidak valid karena nilai r hitung < r tabel,

yaitu pada nomor 9, 13, 14, 19, 29, 30, 33, dengan r hitung < -.005, 234, 216, 227,

055, 219, 155.

Tabel.4.1.

Uji Validitas Instrumen Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel kriteria

1 0.293 0.2387 VALID

Page 60: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

60

2 0.462 0.2387 VALID

3 0.259 0.2387 VALID

4 0.498 0.2387 VALID

5 0.275 0.2387 VALID

6 0.332 0.2387 VALID

7 0.399 0.2387 VALID

8 0.496 0.2387 VALID

9 -005 0.2387 TIDAK VALID

10 0.320 0.2387 VALID

11 0.454 0.2387 VALID

12 0.506 0.2387 VALID

13 0.234 0.2387 TIDAK VALID

14 0.216 0.2387 TIDAK VALID

15 0.238 0.2387 VALID

16 0.390 0.2387 VALID

17 0.269 0.2387 VALID

18 0.502 0.2387 VALID

19 0.227 0.2387 TIDAK VALID

20 0.352 0.2387 VALID

21 0.570 0.2387 VALID

22 0.278 0.2387 VALID

23 0.017 0.2387 VALID

24 0.282 0.2387 VALID

25 0.267 0.2387 VALID

26 0.346 0.2387 VALID

27 0.291 0.2387 VALID

28 0.264 0.2387 VALID

29 0.055 0.2387 TIDAK VALID

30 0.219 0.2387 TIDAK VALID

31 0.382 0.2387 VALID

32 0.238 0.2387 VALID

33 0.155 0.2387 TIDAK VALID

34 0.259 0.2387 VALID

Page 61: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

61

Tabel.4.2.

Uji Validitas Instrumen Efektivitas Pencairan Tunggakan Pajak

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel kriteria

1 0.309 0.2387 VALID

2 0.106 0.2387 TIDAK VALID

3 0.270 0.2387 VALID

4 0.232 0.2387 VALID

5 0.412 0.2387 VALID

6 0.576 0.2387 VALID

7 0.224 0.2387 TIDAKVALID

8 0.356 0.2387 VALID

9 191 0.2387 TIDAK VALID

10 0.233 0.2387 VALID

11 0.225 0.2387 TIDAK VALID

12 0.200 0.2387 TIDAK VALID

13 0.054 0.2387 TIDAK VALID

14 0.498 0.2387 VALID

15 0.366 0.2387 VALID

16 0.394 0.2387 VALID

17 0.419 0.2387 VALID

18 0.365 0.2387 VALID

19 0.294 0.2387 VALID

20 0.384 0.2387 VALID

21 0.342 0.2387 VALID

22 0.230 0.2387 TIDAK VALID

23 0.-020 0.2387 TIDAK VALID

24 0.-085 0.2387 TIDAK VALID

25 0.330 0.2387 VALID

26 0.420 0.2387 VALID

27 0.420 0.2387 VALID

28 0.335 0.2387 VALID

29 0.142 0.2387 TIDAK VALID

30 0.055 0.2387 TIDAK VALID

31 0.358 0.2387 VALID

32 0.310 0.2387 VALID

33 0.337 0.2387 VALID

34 0.184 0.2387 TIDAK VALID

Page 62: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

62

5. Uji Reabilitas

Uji reabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan

validitasnya. Pengujian reabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat

reabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan adalah dengan mengukur

koefisiensi Cronbach’s alpha dengan bantuan program SPSS versi 12. nilai alpha

bervariasi dari 0 – 1, suatu pernyataan dapat dikategorikan reliabel jika nilai alpha

lebih besar dari 0,6 (Yarnest 2004:68).

Tabel.4.3.

Hasil Reabilitas Instrumen Efektivitas Penagiahn Aktif

Reliability Statistics

,775 34

Cronbach's

Alpha N of Items

Tabel.4.4.

Hasil Reabilitas Instrumen Pencairan Tunggakan Pajak

Reliability Statistics

,747 34

Cronbach's

Alpha N of Items

Terlihat dari uji validitas dan reabilitas, meskipun ada pernyataan yang hasilnya

menunjukkan tidak valid, tetapi memiliki reabilitas yang cukup tinggi yaitu > 0,6,

sehingga peneliti masih tetap menggunakan pernyataan yang hasilnya menunjukkan

tidak valid dengan memperbaiki kalimat kuesioner tersebut.

6. Analisis Importance and Performance Scale

Page 63: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

63

Dalam penelitian ini, pegawai pajak diberikan 34 pernyataan yang terdiri dari dua

dimensi yaitu: Pelaksanaan penagihan aktif dan tingkat pencairan tunggakan pajak.

Pernyataan tersebut diisi dengan 2 kolom, yang pertama kolom yang berkaitan

dengan tingkat efektivitas dan kedua berkaitan dengan tingkat kepentingan.

Setiap unsur pelaksanaan penagihan aktif dinilai berdasarkan tingkat kinerja dan

tingkat kepentingan yang diberi bobot nilai sehingga diperoleh angka yang

menggambarkan pencairan tunggakan pajak, yaitu dengan menggunakan tingkat

kesesuaian antara kedua variabel yang menjadi penentu urutan prioritas faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan penagihan aktif. Hasil dari pernyataan tersebut akan

digambarkan dalam diagram kartesius. Penulis akan menganalisis tanggapan dari 50

pegawai pajak yang menjadi responden pada KPP Pratama Bekasi Utara untuk

masing-masing dimensi pelaksanaan penagihan aktif dan pencairan tunggakan pajak.

C. Hasil Analisis

Analisis Tingkat efektivitas dan kepentingan berdasarkan hal penelitian terdapat 50

responden secara sampling, dihasilkan jawaban yang terangkum yang menujukan

perpandingan antara efektivitas menurut pegawai pajak dengan tingkat kepentingan yang

telah ditujukan oleh aparat pajak selama ini. Variable dimensi serta indikator yang aka

digunakan untuk analisis ini, nampak dalam Tabel 4-3.

Secara keseluruhan hasil kuesioner dari wajib pajak KPP pasar minggu nampak

sebagai berikut:

Tabel.4.5.

Penilaian Tingkat Kepentingan Terhadap Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Penagihan

Aktif

No Faktor-faktor yang

Mempengaruhi

Sangat

Efektif

Efektif Cukup

Efektif

Kurang

Efektif

Tidak

Efektif

Nilai

Page 64: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

64

Penagihan Aktif

1

Surat teguran dilayangkan pada wajib

pajak sampai tanggal

jatuh tempo

27 14 9 0 0 218

2

Pengertian surat lain

yang sejenis, meliputi

surat atau bentuk lain

yang fungsinya sama

dengan surat teguran

atau surat peringatan

dalam upaya penagihan

pajak sebelum surat

pakasa ditrbitkan

7 17 26 0 0 181

3

Surat teguran tidak

perlu di terbitkan bila wajib pajak menyetujui

pembayaran secara

angsuran

38 10 2 0 0 236

4

Penerbitan surat paksa

diterbitkan apabila

penanggung pajak tidak

melunasi utang pajak

32 12 6 0 0 226

5

Surat paksa diterbitkan

bila penanggung pajak

tidak bisa

melaksanakan

kewajiban olehkarna itu

perlu penagihan seketika dan sekaligus

34 13 3 0 0 228

6

Surat paksa diterbitkan

apabila penanggung

pajak tidak memenuhi

ketentuan sebagai mana

tercantum dalam

keputusan persetujuan

angsuran atau

penundaan pembayaran

pajak

25 16 9 0 0 216

7

Pemberitahuan Surat

paksa diterbitkan oleh

juru sita pajak dengan pernyataan dan

penyerahan salinan

surat paksa kepada

penanggung pajak

8 28 14 0 0 194

8

Pemberitahuan surat

paksa mempunyai

kekuatan eksekutorial

dan kedudukan hukum

yang sama dengan

grosse akte, yaitu

putusan pengadilan

perdata yang telah

mempunyai kekuatan

22 18 0 0 192

Page 65: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

65

hukum tetap. 10

9 Pemberitahuan surat

paksa kepa penanggung

pajak dilaksanakan

dengan cara

membacakan isi surat

paksa dan kedua belah pihak mendatangi berita

acara sebagai

pernyataan bahwa surat

paksa telah diterbitkan

14 19 17 0 0 197

10 Penagihan seketika dan

sekaligus penagihan

pajak tampa menunggu

tanggal jatuh tempo

pembayaran terhadap

seluruh utang pajak dan

semua jenis pajak, masa

pajak dan tahun pajak

14 19 17 0 0 197

11 Penyitaan barang milik

wajib sesuai dengan peraturan penyitaan

yang diterbitkan oleh

pejabat setempat

37 11 2 0 0 235

12 Penyitaan dilaksanakan

terhadap barang milik

penanggung pajak

yang berada ditempat

tingggal, tempat

usaha,tempat

kedudukan atau

ditempat lain

37 11 2 0 0 235

13 Penyitaan dapat

dilaksanakan terhadap barang-barang milk

penanggung pajak yang

dapat berupa barang

bergerak dan barang

tidak bergerak

40 7 3 0 0 237

14 Barang sitaan yang

dikecualikan dari

penjualan secara lelang

berupa: pakean dan

tempat tidur berserta

perlengkapannya yang

digunakan oleh penangung pajak dan

keluarga yang menjadi

tunggakannya

22 17 11 0 0 211

15 Barang yang

dikecualikan dari

penyitaan persediaan

makanan dan minuman

untuk keperluan satu

bulan berserta peralatan

23 12 0 0 203

Page 66: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

66

memasak yang berada

dirumah 15

16 Barang yang

dikecualikan dari

penyitaan perlengkapan

penanggung pajak yang

bersifat dinas yang

diperoleh dari Negara

18 17 15 0 0 203

17 Pengecualiaan barang

sitaan adalah buku,

jabatan atau pekerjaan

wajib pajak. termasuk

peralatan yang digunakan, pendidikan

kebudayaan dan

menuntut ilmu

14 21 15 0 0 199

18 Barang yang

dikecualikan dari

penyitaan peralatan

dalam keadaan jalan

yang masi digunakan

untuk melaksanakan

pekerjaan atau usaha

sehari-hari dengan

jumlah seluruhnya tidak

lebih dari Rp. 20.000.000.(dua puluh

juta rupiah)

8 26 16 0 0 192

19 Barang yang

dikecualikan dari

penyitaan peralatan

penyandang cacat yang

digunakan oleh

penanggung pajak dan

keluarga yang menjadi

tanggungannya

13

22 15 0 0 198

20 Ukuran penyitaan

barang pada dasarnya penyitaan dilaksanakan

dengan mendahulukan

barang bergerak, namun

dalam keadaan tertentu

penyitaan dapat

dilaksanakan langsung

terhadap barang tidak

bergerak tampa

melaksanakan

penyitaan terhadap

barang bergerak

29 15 6 0 0 223

21 Ukuran penyitaan

dalam keadaan tertentu, 18 13 0 0 206

Page 67: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

67

misalnya juru sita pajak

tidak menjumpai barang

bergerak yang dapat

dijadikan obyek sita,

atau barang bergerak

yang dijumpainya tidak mempunyai nilai, atau

harganya tidak

memadai jika

dibandingkan dengan

utang pajaknya

19

22 Penyitaan tambahan

barang yang telah disita

tidak cukup untuk

melunasi biaya

penagihan pajak dan

utang pajak

40 8 2 0 0 238

23 Penjabutan sita

dilaksanakan apabila

penanggung pajak telah melunasi biaya

penagihan pajak dan

utang pajak

44 5 1 0 0 243

24 lelang pajak dan biaya

penagihan pajak tidak

dilunasi setelah

dilaksanakan penyitaan,

pejabat berwenang

melaksanakan

penjualan secara lelang

terhadap barang

yangdisita melalui kantor lelang.

39 11 0 0 0 239

25 Penjualan secara lelang

yang telah disita dari

wajib pajak tetap

dilaksanakan bila belum

melunasi biaya

penagihan pajak

33

10 7 0 0 226

26 Lelang tetap dapat

dilaksanakan walaupun

keberatan yang

dilakukan wajib pajak

belum memperoleh

keputusan keberatan, lelang juga tetap dapat

dilaksanakan tanpa

dihadiri oleh wajib

pajak.

20 21 8 1 0 218

27 Pejabat juru sita pajak

tidak diperbolehkan

untuk membeli barang

sitaan yang dilelang.

Larangan ini berlaku

juga terhadap isteri,

keluarga sedarah dan

25 18 1 0 186

Page 68: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

68

semenda dalam

keturunan garis lurus,

serta anak angkat.

6

28 Barang sitaan yang

dikecualikan dari

penjualan secara lelang

berupa: uang tunai dan surat-surat berharga

(deposito, tabungan,

saldo rekening Koran,

giro atau bentuk lain

yang dipersamakan

denga itu, obligasi,

saham, pitang,

penyertaan modal dan

surat berharga lainnya

15 21 14 0 0 201

29 Pengecualian barang

sitaan adalah yang

mudah rusak dan cepat

busuk

24 17 9 0 0 215

30 Tarif yang ditetapkan tidak menyimpang dari

penentuan pajak yang

berlaku

34 16 0 0 0 234

31 Dengan adanya

penagihan aktif

kepatuhan WP semakin

meningkatkan

kewajiban pajaknya dan

kesadarannya.

45 5 0 0 0 245

32 Wajib pajak sudah

mengetahui sejak awal

seberapa besar wajib

pajak membayar pajak.

33 17 0 0 0 233

33 Prosedur pembayaran pajak menjadi lebih

mudah dari sebelumnya

karna mekanisme dan

peraturannya.

37 12 1 0 0 236

34 Pegawai pajak

mengetahui secara pasti

jumlah wajib pajak

setiap rentan waktu satu

tahun.

30

18 2 0 0 228

Tabel.4.6.

Page 69: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

69

Penilaian Tingkat Kepentingan Terhadap Faktor yang Mempengaruhi Pencairan Tunggakan

Pajak

No Faktor-faktor yang

Mempengaruhi

Penagihan Aktif

Sangat

Pentin

g

Pentin

g

Cukup

Pentin

g

Kurang

Penting

Tidak

Penting

Nilai

1

Surat teguran dilayangkan

pada wajib pajak sampai

tanggal jatuh tempo 29 19 2 0 0 277

2

Pengertian surat lain yang

sejenis, meliputi surat atau

bentuk lain yang fungsinya sama dengan surat teguran

atau surat peringatan dalam

upaya penagihan pajak

sebelum surat pakasa

ditrbitkan 11 25 14 0 0 197

3

Surat teguran tidak perlu di

terbitkan bila wajib pajak

menyetujui pembayaran

secara angsuran 36 9 5 0 0 231

4

Penerbitan surat paksa

diterbitkan apabila

penanggung pajak tidak

melunasi utang pajak 35 13 2 0 0 233

5

Surat paksa diterbitkan bila penanggung pajak tidak bisa

melaksanakan kewajiban

olehkarna itu perlu

penagihan seketika dan

sekaligus 39 9 1 1 1 236

6

Surat paksa diterbitkan

apabila penanggung pajak

tidak memenuhi ketentuan

sebagai mana tercantum

dalam keputusan

persetujuan angsuran atau

penundaan pembayaran pajak 27 18 5 0 0 222

7

Pemberitahuan Surat paksa

diterbitkan oleh juru sita

pajak dengan pernyataan

dan penyerahan salinan

surat paksa kepada

penanggung pajak 16 22 12 0 0 204

8

Pemberitahuan surat paksa

mempunyai kekuatan

eksekutorial dan kedudukan

hukum yang sama dengan

grosse akte, yaitu putusan

pengadilan perdata yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap. 11 27 12 0 0 199

Pemberitahuan surat paksa

kepa penanggung pajak 11 30 9 0 0 202

Page 70: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

70

9 dilaksanakan dengan cara

membacakan isi surat paksa

dan kedua belah pihak

mendatangi berita acara

sebagai pernyataan bahwa

surat paksa telah diterbitkan

10

Penagihan seketika dan sekaligus penagihan pajak

tampa menunggu tanggal

jatuh tempo pembayaran

terhadap seluruh utang pajak

dan semua jenis pajak, masa

pajak dan tahun pajak 22 19 7 2 2 211

11

Penyitaan barang milik

wajib sesuai dengan

peraturan penyitaan yang

diterbitkan oleh pejabat

setempat 36 9 5 0 0 231

12

Penyitaan dilaksanakan

terhadap barang milik

penanggung pajak yang berada ditempat tingggal,

tempat usaha,tempat

kedudukan atau ditempat

lain 31 17 2 0 0 229

13

Penyitaan dapat

dilaksanakan terhadap

barang-barang milk

penanggung pajak yang

dapat berupa barang

bergerak dan barang tidak

bergerak 35 14 1 0 0 234

14

Barang sitaan yang

dikecualikan dari penjualan secara lelang berupa: pakean

dan tempat tidur berserta

perlengkapannya yang

digunakan oleh penangung

pajak dan keluarga yang

menjadi tunggakannya 14 29 7 0 0 207

15

Barang yang dikecualikan

dari penyitaan persediaan

makanan dan minuman

untuk keperluan satu bulan

berserta peralatan memasak

yang berada dirumah 15 28 7 0 0 208

16 Barang yang dikecualikan dari penyitaan perlengkapan

penanggung pajak yang

bersifat dinas yang

diperoleh dari Negara 18 21 11 0 0 207

17

Pengecualiaan barang sitaan

adalah buku, jabatan atau

pekerjaan wajib pajak.

termasuk peralatan yang 17 22 11 0 0 206

Page 71: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

71

digunakan, pendidikan

kebudayaan dan menuntut

ilmu

18

Barang yang dikecualikan

dari penyitaan peralatan

dalam keadaan jalan yang

masi digunakan untuk melaksanakan pekerjaan

atau usaha sehari-hari

dengan jumlah seluruhnya

tidak lebih dari Rp.

20.000.000.(dua puluh juta

rupiah) 10 33 7 0 0 203

19

Barang yang dikecualikan

dari penyitaan peralatan

penyandang cacat yang

digunakan oleh penanggung

pajak dan keluarga yang

menjadi tanggungannya 14 27 9 0 0 205

20

Ukuran penyitaan barang

pada dasarnya penyitaan dilaksanakan dengan

mendahulukan barang

bergerak, namun dalam

keadaan tertentu penyitaan

dapat dilaksanakan langsung

terhadap barang tidak

bergerak tampa

melaksanakan penyitaan

terhadap barang bergerak 30 14 6 0 0 224

21

Ukuran penyitaan dalam

keadaan tertentu, misalnya

juru sita pajak tidak menjumpai barang bergerak

yang dapat dijadikan obyek

sita, atau barang bergerak

yang dijumpainya tidak

mempunyai nilai, atau

harganya tidak memadai

jika dibandingkan dengan

utang pajaknya 23 13 14 0 0 209

22

Penyitaan tambahan barang

yang telah disita tidak cukup

untuk melunasi biaya

penagihan pajak dan utang pajak 39 8 3 0 0 236

23

Penjabutan sita dilaksanakan

apabila penanggung pajak

telah melunasi biaya

penagihan pajak dan utang

pajak 41 8 1 0 0 240

24

lelang pajak dan biaya

penagihan pajak tidak

dilunasi setelah

dilaksanakan penyitaan, 37 12 1 0 0 236

Page 72: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

72

pejabat berwenang

melaksanakan penjualan

secara lelang terhadap

barang yangdisita melalui

kantor lelang.

25

Penjualan secara lelang

yang telah disita dari wajib pajak tetap dilaksanakan

bila belum melunasi biaya

penagihan pajak 31 13 6 0 0 225

26

Lelang tetap dapat

dilaksanakan walaupun

keberatan yang dilakukan

wajib pajak belum

memperoleh keputusan

keberatan, lelang juga tetap

dapat dilaksanakan tanpa

dihadiri oleh wajib pajak. 25 13 12 0 0 213

27

Pejabat juru sita pajak tidak

diperbolehkan untuk

membeli barang sitaan yang dilelang. Larangan ini

berlaku juga terhadap isteri,

keluarga sedarah dan

semenda dalam keturunan

garis lurus, serta anak

angkat. 10 15 24 1 1 182

28

Barang sitaan yang

dikecualikan dari penjualan

secara lelang berupa: uang

tunai dan surat-surat

berharga (deposito,

tabungan, saldo rekening Koran, giro atau bentuk lain

yang dipersamakan denga

itu, obligasi, saham, pitang,

penyertaan modal dan surat

berharga lainnya 17 26 7 0 0 210

29

Pengecualian barang sitaan

adalah yang mudah rusak

dan cepat busuk 28 17 5 0 0 240

30

Tarif yang ditetapkan tidak

menyimpang dari penentuan

pajak yang berlaku 40 19 1 0 0 239

31

Dengan adanya penagihan

aktif kepatuhan WP semakin

meningkatkan kewajiban pajaknya dan kesadarannya. 42 5 3 0 0 239

32

Wajib pajak sudah

mengetahui sejak awal

seberapa besar wajib pajak

membayar pajak. 38 9 3 0 0 235

Page 73: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

73

33

Prosedur pembayaran pajak

menjadi lebih mudah dari

sebelumnya karna

mekanisme dan

peraturannya.

41

9

0

0

0

241

34

Pegawai pajak mengetahui secara pasti jumlah wajib

pajak setiap rentan waktu

satu tahun. 34 15 1 0 0 233

Page 74: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan tingkat evektivitas menujukan pelaksanaan penagihan aktif

dalam pencairan tunggakan pajak pada Kantor pelayanan Pajak Pratama

Jakarta Pasar Minggu efektif yaitu sebesar 87%.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencairan tunggakan pajak terhadap

pelaksanaa penagihan aktif pada KPP Pasar Minggu adalah:

a. Fktor Sistem Dengan adanya penagihan aktif kepatuhan WP semakin

meningkatkan kewajiban pajaknya dan kesadarannya, responden merasa

sangat sesuai Tarif yang ditetapkan tidak menyimpang dari penentuan pajak

yang berlaku.

B. Implikasi

1. Efektivitas pelaksanaan penagihan aktif pada Kantor Pelayanan Pajak Pasar Minggu

efektif sebesar 87%. Hal ini dikarnaka Kantor Pelayanan Pajak Pasar Minggu selalu

mengevaluasi terhadap semua faktor-faktor pelaksanaan penagihan aktif secara

berkala dengan pengawasan yang baik dan pelatihan.

2. Faktor-faktor dalam pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pasar

Minggu yang telah sesuai dengan harapan pegawai pajak:

a.

Page 75: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

75

Tabel.4.7

Perhitungan Rata-Rata dari Penilaian Efektivitas dan Penilaian Kepentingan Pada Faktor-Faktof

yang Mempengaruhi Pelaksanaan Penagihan Aktif

N0

Faktor-Faktor yang

Meempengaruhi

Pelaksanaan Penagihan

Aktif

Penilaian

Efektifitas

Penilaian

Kepentingan

X

Y

1

Surat teguran dilayangkan pada wajib pajak sampai

tanggal jatuh tempo 218 277 2,18 2,77

2

Pengertian surat lain yang

sejenis, meliputi surat atau

bentuk lain yang fungsinya

sama dengan surat teguran

atau surat peringatan dalam

upaya penagihan pajak

sebelum surat pakasa

ditrbitkan 181 197 1,81 1,97

3

Surat teguran tidak perlu di

terbitkan bila wajib pajak

menyetujui pembayaran secara angsuran 236 231 2,36 2,31

4

Penerbitan surat paksa

diterbitkan apabila

penanggung pajak tidak

melunasi utang pajak 226 233 2,26 2,33

5

Surat paksa diterbitkan bila

penanggung pajak tidak bisa

melaksanakan kewajiban

olehkarna itu perlu

penagihan seketika dan

sekaligus 228 236 2,28 2,36

6

Surat paksa diterbitkan

apabila penanggung pajak

tidak memenuhi ketentuan sebagai mana tercantum

dalam keputusan

persetujuan angsuran atau

penundaan pembayaran

pajak 216 222 2,16 2,22

7

Pemberitahuan Surat paksa

diterbitkan oleh juru sita

pajak dengan pernyataan

dan penyerahan salinan

surat paksa kepada

penanggung pajak 194 204 1,94 2,04

Pemberitahuan surat paksa

Page 76: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

76

8

mempunyai kekuatan

eksekutorial dan kedudukan

hukum yang sama dengan

grosse akte, yaitu putusan

pengadilan perdata yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

192

199

1,92

1,99

9

Pemberitahuan surat paksa

kepa penanggung pajak

dilaksanakan dengan cara

membacakan isi surat paksa

dan kedua belah pihak

mendatangi berita acara

sebagai pernyataan bahwa

surat paksa telah diterbitkan 197 202 1,97 2,02

10

Penagihan seketika dan

sekaligus penagihan pajak

tampa menunggu tanggal

jatuh tempo pembayaran

terhadap seluruh utang pajak dan semua jenis pajak, masa

pajak dan tahun pajak 197 211 1,97 2,11

11

Penyitaan barang milik

wajib sesuai dengan

peraturan penyitaan yang

diterbitkan oleh pejabat

setempat 235 231 2,35 2,31

12

Penyitaan dilaksanakan

terhadap barang milik

penanggung pajak yang

berada ditempat tingggal,

tempat usaha,tempat

kedudukan atau ditempat lain 235 229 2,35 2,29

13

Penyitaan dapat

dilaksanakan terhadap

barang-barang milk

penanggung pajak yang

dapat berupa barang

bergerak dan barang tidak

bergerak 237 234 2,37 2,34

14

Barang sitaan yang

dikecualikan dari penjualan

secara lelang berupa: pakean

dan tempat tidur berserta

perlengkapannya yang digunakan oleh penangung

pajak dan keluarga yang

menjadi tunggakannya 211 207 2,11 2,07

Page 77: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

77

15

Barang yang dikecualikan

dari penyitaan persediaan

makanan dan minuman

untuk keperluan satu bulan

berserta peralatan memasak

yang berada dirumah

203

208

2,03

2,08

16

Barang yang dikecualikan

dari penyitaan perlengkapan

penanggung pajak yang

bersifat dinas yang

diperoleh dari Negara 203 207 2,03 2,07

17

Pengecualiaan barang sitaan

adalah buku, jabatan atau

pekerjaan wajib pajak.

termasuk peralatan yang digunakan, pendidikan

kebudayaan dan menuntut

ilmu 199 206 1,99 2,06

18

Barang yang dikecualikan

dari penyitaan peralatan

dalam keadaan jalan yang

masi digunakan untuk

melaksanakan pekerjaan

atau usaha sehari-hari

dengan jumlah seluruhnya

tidak lebih dari Rp.

20.000.000.(dua puluh juta rupiah) 192 203 1,92 2,03

19 Barang yang dikecualikan

dari penyitaan peralatan

penyandang cacat yang

digunakan oleh penanggung

pajak dan keluarga yang

menjadi tanggungannya 198 205 1,98 2,05

20

Ukuran penyitaan barang

pada dasarnya penyitaan

dilaksanakan dengan

mendahulukan barang

bergerak, namun dalam

keadaan tertentu penyitaan dapat dilaksanakan langsung

terhadap barang tidak

bergerak tampa

melaksanakan penyitaan

terhadap barang bergerak 223 224 2,23 2,24

21

Ukuran penyitaan dalam

keadaan tertentu, misalnya

juru sita pajak tidak

menjumpai barang bergerak

yang dapat dijadikan obyek

sita, atau barang bergerak 206 209 2,06

Page 78: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

78

yang dijumpainya tidak

mempunyai nilai, atau

harganya tidak memadai

jika dibandingkan dengan

utang pajaknya

2,09

22

Penyitaan tambahan barang

yang telah disita tidak cukup untuk melunasi biaya

penagihan pajak dan utang

pajak 238 236 2,38 2,36

23

Penjabutan sita

dilaksanakan apabila

penanggung pajak telah

melunasi biaya penagihan

pajak dan utang pajak 243 240 2,43 2,40

24

lelang pajak dan biaya

penagihan pajak tidak

dilunasi setelah

dilaksanakan penyitaan,

pejabat berwenang

melaksanakan penjualan secara lelang terhadap

barang yangdisita melalui

kantor lelang. 239 236 2,39 2,36

25

Penjualan secara lelang

yang telah disita dari wajib

pajak tetap dilaksanakan

bila belum melunasi biaya

penagihan pajak 226 225 2,26 2,25

26

Lelang tetap dapat

dilaksanakan walaupun

keberatan yang dilakukan

wajib pajak belum

memperoleh keputusan keberatan, lelang juga tetap

dapat dilaksanakan tanpa

dihadiri oleh wajib pajak. 218 213 2,18 2,13

27

Pejabat juru sita pajak tidak

diperbolehkan untuk

membeli barang sitaan yang

dilelang. Larangan ini

berlaku juga terhadap isteri,

keluarga sedarah dan

semenda dalam keturunan

garis lurus, serta anak

angkat. 186 182 1,86 1,82

28

Barang sitaan yang dikecualikan dari penjualan

secara lelang berupa: uang

tunai dan surat-surat

berharga (deposito,

tabungan, saldo rekening

Koran, giro atau bentuk lain

yang dipersamakan denga

itu, obligasi, saham, pitang, 201 210 2,01 2,10

Page 79: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

79

penyertaan modal dan surat

berharga lainnya

29

Pengecualian barang sitaan

adalah yang mudah rusak

dan cepat busuk 215 240 2,15 2,40

30

Tarif yang ditetapkan tidak

menyimpang dari penentuan

pajak yang berlaku 234 234 2,34 2,34

31

Dengan adanya penagihan

aktif kepatuhan WP semakin

meningkatkan kewajiban

pajaknya dan kesadarannya. 245 239 2,45 2,39

32

Wajib pajak sudah

mengetahui sejak awal

seberapa besar wajib pajak

membayar pajak. 233 235 2,33 2,35

33

Prosedur pembayaran pajak

menjadi lebih mudah dari

sebelumnya karna

mekanisme dan

peraturannya. 236 241 2,36 2,41

34

Pegawai pajak mengetahui secara pasti jumlah wajib

pajak setiap rentan waktu

satu tahun. 228 233 2,28 2,33

Rata-Rata X Y 2,17 2,22

X dan Y = nilai rata-rata dari 50 Wajib Pajak responden.

Sumber: Hasil Perhitungan Kuesioner.

Page 80: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

80

D. Diagram Kartesius

Nilai Rata-Rata yang telah diperoleh dengan perhitungan factor tersebut,

ditempatkan pada diagram kartesius secara berurutan dari nilai tertinggi samapai nilai

terendah

Gambar.4.2.

Diagram Kartesius

1.8 1,85 1.9 1.95 2 2.05 2.1 2.15 2,2 2.25

2.17

2.3 2.35 24 2.45

1.8

1.85

1.9

1.95

2

2.05

2.1

2.22

2.2

2.25

2.3

2.35

2.4

2.45

1

2.5

3

2

3

6

7

8

9

10

1113

141516

17

18

19

20

21

24

25

27

2826

29

34

A B

CD

Y

X

0

12

3022

23

24

31

33

32

5

43

13

Page 81: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

81

Keterangan:

Berdasarkan hasil pengukuran yang terlihat pada gambar di atas, dapat terlihat jenis-jenis

pelayanan mana yang seharusnya lebuh ditingkatkan, dipertahankan, serta usaha-usaha

perbaiakan pada atribut-atribut yang benar-benar dianggap penting oleh Wajib pajak.

Pada gambar diagram kartesius di atas, terlihat bahwa letak unsure-unsur pelaksanaan

faktor-faktor atau atribut-atribut yang mempengaruhi tingkat kepuasan Wajib pajak dari

kantor pelayanan pajak Jakarta pasar minggu, terbagi menjadi empat bagian. Adapun

interprestasi dari diagram kartesius tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kuadran A.

Pada kuadran ini, keberadaan faktor-faktor atau atribut yang diteliti dianggap sangat

penting oleh Wajib pajak, karna sangat mempengaruhi tingkat kepuasan Wajib pajak.

sedangkan kinerja aparat kantor pelayanan pajak selama ini belum dapat memuaskan

Wajib pajak. Untuk itu kantor pelayanan pajak harus lebih memperioritaskan untuk

menangani faktor-faktor atau atribut yang masuk pada kuadran ini.

Adapun faktor-faktor yang masuk pada Kuadran A ini adalah:

1) Surat paksa diterbitkan apabila penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan,

sebagai mana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau

penundaan pembayaran pajak.

2) Pengecualian barang sitaan adalah yang mudah rusak dan cepat busuk

b. Kuadran B

Pada kuadran ini, menujukan unsur pelaksanaan penagihan aktif yang telah berhasil

dilaksanakan untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat penting dan memuaskan

Page 82: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

82

karna tingkat pelaksanaannya telah sesuai dengan kepentingan dan harapan KPP pasar

minggu.

Adapun faktor-faktor yang termasuk dalam kuadran B ini adalah:

1) Surat teguran dilayangkan pada wajib pajak sampai tanggal jatuh tempo

2) Surat teguran tidak perlu di terbitkan bila wajib pajak menyetujui pembayaran

secara angsuran.

3) Penerbitan surat paksa diterbitkan apabila penanggung pajak tidak melunasi utang

pajak.

4) Surat paksa diterbitkan bila penanggung pajak tidak bisa melaksanakan kewajiban

olehkarna itu perlu penagihan seketika dan sekaligus.

5) Penyitaan barang milik wajib sesuai dengan peraturan penyitaan yang diterbitkan

oleh pejabat setempat.

6) Penyitaan dapat dilaksanakan terhadap barang milk penanggung pajak yang berada

ditempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau di tempat lain.

7) Penyitaan dapat dilaksanakan terhadap barang-barang milk penanggung pajak yang

dapat berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak

8) kuran penyitaan barang pada dasarnya penyitaan dilaksanakan dengan

mendahulukan barang bergerak, namun dalam keadaan tertentu penyitaan dapat

dilaksanakan langsung terhadap barang tidak bergerak tampa melaksanakan

penyitaan terhadap barang bergerak.

9) Penyitaan tambahan barang yang telah disita tidak cukup untuk melunasi biaya

penagihan pajak dan utang pajak.

Page 83: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

83

10) Penjabutan sita dilaksanakan apabila penanggung pajak telah melunasi biaya

penagihan pajak dan utang pajak.

11) Lelang apabila pajak dan biaya penagihan pajak tidak dilunasi setelah

dilaksanakan penyitaan, pejabat berwenang melaksanakan penjualan secara lelang

terhadap barang yangdisita melalui kantor lelang.

12) Penjualan secara lelang yang telah disita dari wajib pajak tetap dilaksanakan bila

belum melunasi biaya penagihan pajak.

13) Tarif yang ditetapkan tidak menyimpang dari penentuan pajak yang berlaku

14) Dengan adanya penagihan aktif kepatuhan WP semakin meningkatkan kewajiban

pajaknya dan kesadarannya.

15) Wajib pajak sudah mengetahui sejak awal seberapa besar wajib pajak membayar

pajak.

16) Prosedur pembayaran pajak menjadi lebih mudah dari sebelumnya karna

mekanisme dan peraturannya.

17) Pegawai pajak mengetahui secara pasti jumlah wajib pajak setiap rentan waktu satu

tahun.

c. Kuadran C

Menunjukkan faktor yang kurang penting dan tidak terlalu mempengaruhi penerimaan

pajak, sehingga pelaksanaannya dianggap biasa saja.

Adapun Faktor-faktor yang termasuk pada kuadran C ini adalah:

1) Pengertian surat lain yang sejenis, meliputi surat atau bentuk lain yang

fungsinya sama dengan surat teguran atau surat peringatan dalam upaya

penagihan pajak sebelum surat pakasa ditrbitkan.

Page 84: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

84

2) Pemberitahuan Surat paksa diterbitkan oleh juru sita pajak dengan pernyataan

dan penyerahan salinan surat paksa kepada penanggung pajak.

3) Pemberitahuan surat paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan

hukum yang sama dengan grosse akte, yaitu putusan pengadilan perdata yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

4) Pemberitahuan surat paksa kepa penanggung pajak dilaksanakan dengan cara

membacakan isi surat paksa dan kedua belah pihak mendatangi berita acara

sebagai pernyataan bahwa surat paksa telah diterbitkan.

5) Penagihan seketika dan sekaligus penagihan pajak tampa menunggu tanggal

jatuh tempo pembayaran terhadap seluruh utang pajak dan semua jenis pajak,

masa pajak dan tahun pajak.

6) Barang sitaan yang dikecualikan dari penjualan secara lelang berupa: pakean

dan tempat tidur berserta perlengkapannya yang digunakan oleh penangung

pajak dan keluarga yang menjadi tunggakannya.

7) Barang yang dikecualikan dari penyitaan persediaan makanan dan minuman

untuk keperluan satu bulan berserta peralatan memasak yang berada dirumah.

8) Barang yang dikecualikan dari penyitaan perlengkapan penanggung pajak yang

bersifat dinas yang diperoleh dari Negara.

9) Pengecualiaan barang sitaan adalah buku, jabatan atau pekerjaan wajib pajak.

termasuk peralatan yang digunakan, pendidikan kebudayaan dan menuntut ilmu.

10) Barang yang dikecualikan dari penyitaan peralatan dalam keadaan jalan yang

masi digunakan untuk melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan

jumlah seluruhnya tidak lebih dari Rp. 20.000.000.(dua puluh juta rupiah).

Page 85: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

85

11) Barang yang dikecualikan dari penyitaan peralatan penyandang cacat yang

digunakan oleh penanggung pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya.

12) Ukuran penyitaan dalam keadaan tertentu, misalnya juru sita pajak tidak

menjumpai barang bergerak yang dapat dijadikan obyek sita, atau barang

bergerak yang dijumpainya tidak mempunyai nilai, atau harganya tidak

memadai jika dibandingkan dengan utang pajaknya.

13) Lelang tetap dapat dilaksanakan walaupun keberatan yang dilakukan wajib

pajak belum memperoleh keputusan keberatan, lelang juga tetap dapat

dilaksanakan tanpa dihadiri oleh wajib pajak.

14) Barang sitaan yang dikecualikan dari penjualan secara lelang berupa: uang tunai

dan surat-surat berharga (deposito, tabungan, saldo rekening Koran, giro atau

bentuk lain yang dipersamakan denga itu, obligasi, saham, pitang, penyertaan

modal dan surat berharga lainnya.

d. Kuadran D

Menujukan factor yang mempengaruhi Pelaksanaan penagihan aktif kurang penting dan

tidak mempengaruhi penerimaan pajak, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan, factor ini

dianggap kurang penting, hal ini dapat menyebabkan

inefisiensi dan pemborosan. Adapun faktor/indikator yang masuk pada Kuadran D ini

adalah:

1) Lelang tetap dapat dilaksanakan walaupun keberatan yang dilakukan wajib pajak

belum memperoleh keputusan keberatan, lelang juga tetap dapat dilaksanakan tanpa

dihadiri oleh wajib pajak.

Page 86: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

86

E. Penilaian Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak

Adapun hasil perhitungan Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak, adalah:

Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak %10022.2

17.2x=

= 97.74 %

Hal ini berarti, tingkat pencairan tunggakan pajak adalah sebesar 97.74 %. Jika

disesuaikan dengan kriteria tingkat pencairan tunggakan pajak berada pada kuadran I

(lihat gambar 4.3).

Gambar.4.3.

Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak

F. Penilaian Efektivitas pelaksanaan penagihan aktif

Adapun hasil perhitungan efektivitas pelaksanaan penagihan aktif, adalah:

Jumlah skor kriterium = 5 x 34 x 50

= 8.500

Tingkat persentase efektivitas %1008500

7369x=

= 87 %

Hal ini berarti, tingkat efektivitas pelaksanaan penagihan aktif adalah sebesar

87% . Jika disesuaikan dengan kriteria efektivitas modernisasi perpajakan berada pada

kuadran II (lihat gambar 4.5).

Sangat Tinggi Tinggi 80 % – 100% 60% -79%

Cukup Tinggi Kurang Tinggi 40% – 59% < 40%

Page 87: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

87

Gambar.4.4.

Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif

Berdasarkan Penelitian gambar di atas dapat dijelaskan bahwa yang berpengaruh

adalah Surat Paksa, dengan adanya surat paksa kepatuhan wajib pajak semakin besar dalam

membayar pajak, itu bisa diketahui dari hasil nilai persentase tingkat pencairan tunggakan

pajak sebesar 97.74 % dan hasil nilai persentase dari penagihan aktif sebesar 87 % yang

menunjukkan bahwa penagihan aktif dalam pencairan tunggakan pajak di KPP Pasar

Minggu dengan menggunakan surat paksa sangat efektif. Hal ini berarti Pelaksanaan

Penagihan Aktif telah berjalan dengan baik. Sehingga untuk pelaksanaan penagihan aktif

dalam pencairan tunggakan pajak harus lebih ditingkatkan dan dipertahankan apa yang

sudah dilaksanakan, agar WP mejadi sadar kewajiban membayar pajak dengan tepat waktu.

Sangat Efektif Efektif 80 % – 100% 60% -79%

Cukup Efektif Kurang Efektif 40% – 59% < 40%

Page 88: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan tingkat evektivitas menujukan pelaksanaan penagihan aktif

dalam pencairan tunggakan pajak pada Kantor pelayanan Pajak Pratama

Jakarta Pasar Minggu efektif yaitu sebesar 87%.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencairan tunggakan pajak terhadap

pelaksanaa penagihan aktif pada KPP Pasar Minggu adalah:

a. Faktor system surat teguran: Dengan surat teguran yang tidak perlu di

terbitkan bila wajib pajak menyetujui pembayaran secara angsuran 100%

dari responden merasa sangat sesuai. Sedangkan dengan surat teguran

dilayangkan pada wajib pajak sampai tanggal jatuh tempo, 78,7%

responden merasa sesuai.

b. Faktor system surat paksa: Sebesar 97,2% dari responden merasa sangat

sesuai dengan surat paksa diterbitkan apabila penanggung pajak tidak

memenuhi ketentuan sebagai mana tercantum dalam keputusan persetujuan

angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Sedangkan dengan

pemberitahuan surat paksa diterbitkan oleh juru sita pajak dengan

pernyataan dan penyerahaan salinan surat paksa kepada penanggung pajak,

95,1% responden merasa sesuai.

Page 89: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

89

c. Faktor penagihan seketika dan sekaligus: Dengan penagihan seketika dan

sekaligus penagihan pajak tampa menunggu tanggal jatuh tempo

B. Implikasi

1. Efektivitas pelaksanaan penagihan aktif pada Kantor Pelayanan Pajak Pasar Minggu

efektif sebesar 87%. Hal ini dikarnaka Kantor Pelayanan Pajak Pasar Minggu selalu

mengevaluasi terhadap semua faktor-faktor pelaksanaan penagihan aktif secara

berkala dengan pengawasan yang baik dan pelatihan.

2. Faktor-faktor dalam pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pasar

Minggu yang telah sesuai dengan harapan pegawai pajak:

a.

Page 90: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

90

DAFTAR PUSTAKA

Burton, Richard. “Memahami Masalah Penagihan Pajak” Jurnal Perpajakan Indonesia, Volume

1, Nomor 1, Agustua 2001:20-24.

Diningrat, S.I., Djaja. " Perpajakan Teori dan Kasus." Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Ghozali, Imam. “ Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS ”, Badan Penerbitan

universitas Dipenogoro, 2001.

Gunandi, Djoned M. “Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.” Jakarta: Pusdiklat Perpajakan

Departemen Keuangan Ri, 2002.

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulis Skripsi.” Fakultas Ekonomi dan ILmu sosial. 2007.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan

Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002.

ILyas, B wirawan. dan Burton Richard. “Hukum Pajak.” Jakarta: Salemba Empat, 2004.

Iswahyudi, Tedi “Seputar Penagihan dan Pembayaran Utang Pajak.” Jurnal Pepajakan

Indonesia, Volume 5, Nomor 3, Oktober 2005: 12-18.

Mardiasmo, “Akuntansi Sektor Publik.” Andi Publisher, yogyakarta, 2004.

N. Antony, Rober dan Vijay Govindarajan. “Sistem Pengendalian Manajemen”. Salemba Empat,

Jakarta, 2002.

Nurgiyantoro, Burhan. “Statistik Terapan” Gajah Mada University Press”. Yogyakarta, 2004.

Siti Resmi, “Perpajakan Teori dan Kasus.” Salemba Empat (PT. Salemba Empat Patria), Jakarta,

2003.

Suwandy, Erly, “Ilmu Hukum Pajak”. Edisi ke-2. Jakarta: Salemba Empat. 2002.

Supranto, J. “Pengukuran Tingkat kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa

Pasar”. PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2001.

Sugiono. “Metodologi Penelitian Bisnis” . CV Alfabeta, Bandung, 2005.

Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Jakarta: Direktorat Jendral Pajak, 2000

Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Jakarta: Direktorat Jendral Pajak, 2000

Page 91: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

91

UUD Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas UUD Nomor 19 Tahun 1997

UUD Nomor 16 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua Atas UUD Nomor 6 Tahun 1983

Wawancara Pribadi dengan Drs. Musindra Wijaya. Pasar minggu Tanggal 10 Maret 2009.

Page 92: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

92

Page 93: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

93

Uji validitas dan Reabilitas Tingkat Kinerja Pelaksanaan Penagihan Aktif

Reliability

Case Processing Summary

50 100,0

0 ,0

50 100,0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,775 34

Cronbach's

Alpha N of Items

Page 94: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

94

Item Statistics

4,54 ,579 50

3,94 ,712 50

4,62 ,667 50

4,66 ,557 50

4,72 ,607 50

4,44 ,675 50

4,08 ,752 50

3,98 ,685 50

4,04 ,638 50

4,22 ,840 50

4,62 ,667 50

4,58 ,575 50

4,68 ,513 50

4,14 ,639 50

4,16 ,650 50

4,14 ,756 50

4,12 ,746 50

4,06 ,586 50

4,10 ,678 50

4,48 ,707 50

4,18 ,850 50

4,72 ,573 50

4,78 ,465 50

4,72 ,497 50

4,50 ,707 50

4,26 ,828 50

3,68 ,819 50

4,20 ,670 50

4,46 ,676 50

4,78 ,465 50

4,78 ,545 50

4,70 ,580 50

4,82 ,388 50

4,66 ,519 50

TE1

TE2

TE3

TE4

TE5

TE6

TE7

TE8

TE9

TE10

TE11

TE12

TE13

TE14

TE15

TE16

TE17

TE18

TE19

TE20

TE21

TE22

TE23

TE24

TE25

TE26

TE27

TE28

TE29

TE30

TE31

TE32

TE33

TE34

Mean Std. Deviation N

Page 95: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

95

Item-Total Statistics

145,02 55,693 ,257 ,771

145,62 53,342 ,423 ,762

144,94 55,649 ,217 ,772

144,90 54,092 ,470 ,762

144,84 55,729 ,237 ,771

145,12 54,883 ,291 ,769

145,48 53,765 ,356 ,766

145,58 53,187 ,460 ,761

145,52 58,296 -,046 ,783

145,34 54,229 ,268 ,771

144,94 53,731 ,417 ,763

144,98 53,898 ,477 ,762

144,88 56,434 ,202 ,773

145,42 56,167 ,175 ,774

145,40 55,918 ,196 ,773

145,42 53,840 ,346 ,766

145,44 55,231 ,222 ,773

145,50 53,847 ,472 ,762

145,46 55,927 ,184 ,774

145,08 54,524 ,309 ,768

145,38 51,098 ,529 ,755

144,84 55,851 ,242 ,771

144,78 58,134 -,014 ,779

144,84 56,137 ,251 ,771

145,06 55,404 ,223 ,772

145,30 53,969 ,295 ,769

145,88 54,679 ,239 ,772

145,36 55,582 ,222 ,772

145,10 57,684 ,011 ,782

144,78 56,706 ,190 ,773

144,78 55,114 ,351 ,767

144,86 56,164 ,201 ,773

144,74 57,339 ,130 ,775

144,90 56,214 ,227 ,772

TE1

TE2

TE3

TE4

TE5

TE6

TE7

TE8

TE9

TE10

TE11

TE12

TE13

TE14

TE15

TE16

TE17

TE18

TE19

TE20

TE21

TE22

TE23

TE24

TE25

TE26

TE27

TE28

TE29

TE30

TE31

TE32

TE33

TE34

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

149,56 58,251 7,632 34

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 96: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

96

Uji Validitas dan Reabilitas Tingkat Kepentingan

Pencairan Tunggakan Pajak

Reliability

Case Processing Summary

50 100,0

0 ,0

50 100,0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,775 34

Cronbach's

Alpha N of Items

Page 97: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

97

Item Statistics

4,54 ,579 50

3,94 ,712 50

4,62 ,667 50

4,66 ,557 50

4,72 ,607 50

4,44 ,675 50

4,08 ,752 50

3,98 ,685 50

4,04 ,638 50

4,22 ,840 50

4,62 ,667 50

4,58 ,575 50

4,68 ,513 50

4,14 ,639 50

4,16 ,650 50

4,14 ,756 50

4,12 ,746 50

4,06 ,586 50

4,10 ,678 50

4,48 ,707 50

4,18 ,850 50

4,72 ,573 50

4,78 ,465 50

4,72 ,497 50

4,50 ,707 50

4,26 ,828 50

3,68 ,819 50

4,20 ,670 50

4,46 ,676 50

4,78 ,465 50

4,78 ,545 50

4,70 ,580 50

4,82 ,388 50

4,66 ,519 50

TE1

TE2

TE3

TE4

TE5

TE6

TE7

TE8

TE9

TE10

TE11

TE12

TE13

TE14

TE15

TE16

TE17

TE18

TE19

TE20

TE21

TE22

TE23

TE24

TE25

TE26

TE27

TE28

TE29

TE30

TE31

TE32

TE33

TE34

Mean Std. Deviation N

Page 98: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

98

Item-Total Statistics

145,02 55,693 ,257 ,771

145,62 53,342 ,423 ,762

144,94 55,649 ,217 ,772

144,90 54,092 ,470 ,762

144,84 55,729 ,237 ,771

145,12 54,883 ,291 ,769

145,48 53,765 ,356 ,766

145,58 53,187 ,460 ,761

145,52 58,296 -,046 ,783

145,34 54,229 ,268 ,771

144,94 53,731 ,417 ,763

144,98 53,898 ,477 ,762

144,88 56,434 ,202 ,773

145,42 56,167 ,175 ,774

145,40 55,918 ,196 ,773

145,42 53,840 ,346 ,766

145,44 55,231 ,222 ,773

145,50 53,847 ,472 ,762

145,46 55,927 ,184 ,774

145,08 54,524 ,309 ,768

145,38 51,098 ,529 ,755

144,84 55,851 ,242 ,771

144,78 58,134 -,014 ,779

144,84 56,137 ,251 ,771

145,06 55,404 ,223 ,772

145,30 53,969 ,295 ,769

145,88 54,679 ,239 ,772

145,36 55,582 ,222 ,772

145,10 57,684 ,011 ,782

144,78 56,706 ,190 ,773

144,78 55,114 ,351 ,767

144,86 56,164 ,201 ,773

144,74 57,339 ,130 ,775

144,90 56,214 ,227 ,772

TE1

TE2

TE3

TE4

TE5

TE6

TE7

TE8

TE9

TE10

TE11

TE12

TE13

TE14

TE15

TE16

TE17

TE18

TE19

TE20

TE21

TE22

TE23

TE24

TE25

TE26

TE27

TE28

TE29

TE30

TE31

TE32

TE33

TE34

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

149,56 58,251 7,632 34

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 99: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

99

Tingkat Kesesuaian Pelaksanaan Penagihan Aktif Dengan Kepentingan

Pencairan Tunggakan Pajak Tabel.4.5

Penilaian Tingkat Kesesuan Terhdapap Faktoe-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan

Penagihan Aktif

N0

Pernyataan

Tingkat

Kinerja

(X)

Tingkat

Kepentingan

(Y)

Tingkat

Kesesuanan

1

Surat teguran dilayangkan

pada wajib pajak sampai

tanggal jatuh tempo 2,18 2,77 78.7%

2

Pengertian surat lain yang

sejenis, meliputi surat atau

bentuk lain yang fungsinya

sama dengan surat teguran atau surat peringatan dalam

upaya penagihan pajak

sebelum surat pakasa

ditrbitkan 1,81 1,97 91.8%

3

Surat teguran tidak perlu di

terbitkan bila wajib pajak

menyetujui pembayaran

secara angsuran 2,36 2,31 100%

4

Penerbitan surat paksa

diterbitkan apabila

penanggung pajak tidak

melunasi utang pajak 2,26 2,33 96.9%

5

Surat paksa diterbitkan bila

penanggung pajak tidak bisa melaksanakan kewajiban

olehkarna itu perlu

penagihan seketika dan

sekaligus 2,28 2,36 96.6%

6

Surat paksa diterbitkan

apabila penanggung pajak

tidak memenuhi ketentuan

sebagai mana tercantum

dalam keputusan

persetujuan angsuran atau

penundaan pembayaran 2,16 2,22 97.2%

Page 100: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

100

pajak

7

Pemberitahuan Surat paksa diterbitkan oleh juru sita

pajak dengan pernyataan

dan penyerahan salinan

surat paksa kepada

penanggung pajak

1,94 2,04 95.1%

8

Pemberitahuan surat paksa

mempunyai kekuatan

eksekutorial dan kedudukan

hukum yang sama dengan

grosse akte, yaitu putusan

pengadilan perdata yang

telah mempunyai kekuatan

hukum tetap.

1,92

1,99

96.4%

9

Pemberitahuan surat paksa kepa penanggung pajak

dilaksanakan dengan cara

membacakan isi surat paksa

dan kedua belah pihak

mendatangi berita acara

sebagai pernyataan bahwa

surat paksa telah diterbitkan 1,97 2,02 97.5%

10

Penagihan seketika dan

sekaligus penagihan pajak

tampa menunggu tanggal

jatuh tempo pembayaran

terhadap seluruh utang pajak dan semua jenis pajak, masa

pajak dan tahun pajak 1,97 2,11 93.3%

11

Penyitaan barang milik

wajib sesuai dengan

peraturan penyitaan yang

diterbitkan oleh pejabat

setempat 2,35 2,31 100%

12

Penyitaan dilaksanakan

terhadap barang milik

penanggung pajak yang

berada ditempat tingggal,

tempat usaha,tempat

kedudukan atau ditempat lain 2,35 2,29 100%

13

Penyitaan dapat

dilaksanakan terhadap

barang-barang milk

penanggung pajak yang

dapat berupa barang

bergerak dan barang tidak

bergerak 2,37 2,34 100%

14

Barang sitaan yang

dikecualikan dari penjualan

secara lelang berupa: pakean

dan tempat tidur berserta

2,11 2,07 100%

Page 101: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

101

perlengkapannya yang

digunakan oleh penangung

pajak dan keluarga yang

menjadi tunggakannya

15

Barang yang dikecualikan

dari penyitaan persediaan

makanan dan minuman

untuk keperluan satu bulan

berserta peralatan memasak

yang berada dirumah

2,03

2,08

97.5%

16

Barang yang dikecualikan dari penyitaan perlengkapan

penanggung pajak yang

bersifat dinas yang

diperoleh dari Negara 2,03 2,07 98.1%

17

Pengecualiaan barang sitaan

adalah buku, jabatan atau

pekerjaan wajib pajak.

termasuk peralatan yang

digunakan, pendidikan

kebudayaan dan menuntut

ilmu 1,99 2,06 96.6%

18

Barang yang dikecualikan

dari penyitaan peralatan dalam keadaan jalan yang

masi digunakan untuk

melaksanakan pekerjaan

atau usaha sehari-hari

dengan jumlah seluruhnya

tidak lebih dari Rp.

20.000.000.(dua puluh juta

rupiah) 1,92 2,03 94.5%

19 Barang yang dikecualikan

dari penyitaan peralatan

penyandang cacat yang

digunakan oleh penanggung

pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya 1,98 2,05 96.5%

20

Ukuran penyitaan barang

pada dasarnya penyitaan

dilaksanakan dengan

mendahulukan barang

bergerak, namun dalam

keadaan tertentu penyitaan

dapat dilaksanakan langsung

terhadap barang tidak

bergerak tampa

melaksanakan penyitaan

terhadap barang bergerak 2,23 2,24 99.5%

Page 102: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

102

21

Ukuran penyitaan dalam

keadaan tertentu, misalnya

juru sita pajak tidak

menjumpai barang bergerak

yang dapat dijadikan obyek

sita, atau barang bergerak yang dijumpainya tidak

mempunyai nilai, atau

harganya tidak memadai

jika dibandingkan dengan

utang pajaknya

2,06

2,09

98.5%

22

Penyitaan tambahan barang

yang telah disita tidak cukup

untuk melunasi biaya

penagihan pajak dan utang

pajak 2,38 2,36 100.%

23

Penjabutan sita

dilaksanakan apabila

penanggung pajak telah

melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak 2,43 2,40 100%

24

lelang pajak dan biaya

penagihan pajak tidak

dilunasi setelah

dilaksanakan penyitaan,

pejabat berwenang

melaksanakan penjualan

secara lelang terhadap

barang yangdisita melalui

kantor lelang. 2,39 2,36 100.%

25

Penjualan secara lelang

yang telah disita dari wajib

pajak tetap dilaksanakan bila belum melunasi biaya

penagihan pajak 2,26 2,25 100.%

26

Lelang tetap dapat

dilaksanakan walaupun

keberatan yang dilakukan

wajib pajak belum

memperoleh keputusan

keberatan, lelang juga tetap

dapat dilaksanakan tanpa

dihadiri oleh wajib pajak. 2,18 2,13 100.%

27

Pejabat juru sita pajak tidak

diperbolehkan untuk

membeli barang sitaan yang dilelang. Larangan ini

berlaku juga terhadap isteri,

keluarga sedarah dan

semenda dalam keturunan

garis lurus, serta anak

angkat. 1,86 1,82 100.%

28

Barang sitaan yang

dikecualikan dari penjualan

secara lelang berupa: uang 2,01 2,10 95.7%

Page 103: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

103

tunai dan surat-surat

berharga (deposito,

tabungan, saldo rekening

Koran, giro atau bentuk lain

yang dipersamakan denga

itu, obligasi, saham, pitang, penyertaan modal dan surat

berharga lainnya

29

Pengecualian barang sitaan

adalah yang mudah rusak

dan cepat busuk 2,15 2,40 89.5%

30

Tarif yang ditetapkan tidak

menyimpang dari penentuan

pajak yang berlaku 2,34 2,34 100%

31

Dengan adanya penagihan

aktif kepatuhan WP semakin

meningkatkan kewajiban

pajaknya dan kesadarannya. 2,45 2,39 100%

32

Wajib pajak sudah

mengetahui sejak awal

seberapa besar wajib pajak membayar pajak. 2,33 2,35 99.1%

33

Prosedur pembayaran pajak

menjadi lebih mudah dari

sebelumnya karna

mekanisme dan

peraturannya. 2,36 2,41 97.9%

34

Pegawai pajak mengetahui

secara pasti jumlah wajib

pajak setiap rentan waktu

satu tahun. 2,28 2,33 97.8%

Rata-Rata 2,17 2.22 97,75%

Page 104: Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Aktif dalam Pencairan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8875/1/... · Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul ... KP. Lemahduhur, RT/RW

104