EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan...
Transcript of EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan...
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
55 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN
EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIPAHUTAR
TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017
Oleh
Sarminta Tarigan1) 1) Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Riama Medan
e-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran contoh
dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017. Sampel penelitian ini
berjumlah 35 siswa dari 106 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Metode The Static Comparison: Randomized Control Group Only Desaign, yang dilaksanakan pada dua kelas yaitu Eksperimen dan kelas kontrol. Kelas Eksperimen
menggunakan Model Pembelajaran Contoh dan Bukan Contoh dengan sampel 35 siswa
dan kelas kontrol menggunakan Model Pembelajaran Ekspositori dengan sampel 36
siswa. Alat atau instrumen penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa dalam menulis karangan eksposisi. Hasil Penelitian pada indikator hal yang diinformasikan dalam
karangan eksposisi yaitu dua (7,69%) siswa dalam kategori sangat baik dengan
menjawab empat deskriptor yang benar. Dua puluh empat (92,30%) Siswa dalam kategori baik dengan menjawab tiga deskriptor yang benar.
Kesimpulan yaitu empat (15,38%) Siswa dalam kategori sangat baik dengan
menjawab empat deskriptor yang benar. Sepuluh (38,46%) siswa dalam kategori baik
dengan menjawab tiga deskriptor yang benar. Dua belas (46,15% ) siswa dalam kategori baik dengan menjawab dua deskriptor yang benar.
Keywords : Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi
A. PENDAHULUAN
Dalam mengungkapkan/menyampaikan ide atau gagasan pada orang lain
sangat diperlukan bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi.
Bahasa adalah alat manusia untuk menyampaikan pengalaman, perasaan dan
pikiran dengan perantara sistem dengan lambang-lambang bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia yang mengandung arti yang digunakan untuk
berkomunikasi.
Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa
berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Dalam standar kompetensi mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan kurikulum adalah program untuk
mengembangkan pengetahuan, kerampilan berbahasa dan sikap positif terhadap
Bahasa Indonesia. Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
56 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
Indonesia. SMA terdiri dari dua aspek yaitu aspek Kemampuan berbahasa dan
Kemampuan bersastra. Keterampilan berbahasa itu mencakup empat kompetensi
yaitu kompetensi menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu
kompetensi yang harus dicapai dalam KTSP SMA Kelas X Semester Ganjil yaitu
menulis Karangan Eksposisi.
Salah satu tujuan pembelajaran menulis karangan eksposisi adalah agar
siswa mampu menulis karangan eksposisi dengan baik dan benar. Namun
kenyataanya di lapangan siswa masih belum mampu menulis karangan eksposisi
dengan baik dan benar. Hal ini dikemukakan oleh Rosdiana Manalu dalam
skripsinya yang berjudul “ Penerapan Teori Gagne dalam pembelajaran karangan
eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran
2016/2017.” Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
keterampilan menulis Karangan Eksposisi dengan menggunakan Teori Gagne
sebagai objeknya terkategorikan kurang dengan nilai rata-rata 68,60. Dalam
penelitian tersebut peserta didik kurang mampu menulis Karangan Eksposisi
sehingga tingkat keterampilan menulis Karangan Eksposisi siswa rendah.
Rendahnya kemampuan atau kurangnya minat siswa dalam menulis
Karangan Eksposisi disebabkan karena kurang efektifnya pembelajaran yang
diciptakan guru dan metode yang diterapkan dalam pembelajaran. Kenyataan
tersebut sering terjadi di lapangan, siswa banyak disuguhi materi tanpa adanya
metode tentang menulis karangan eksposisi yang menuntut siswa menjadi kreatif
dan aktif dalam menulis karangan ekposisi. Model tersebut merupakan model
pembelajaran ekspositori yang menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran
karena guru lebih aktif memberi informasi, menerangkan suatu konsep,
mendemonstrasikan keterampilan dalam memperoleh pola, aturan, dalil dan
memberi contoh soal beserta penyelesaiannya di dalam pembelajaran. Model
pembelajaran ekspositori ini membuat siswa kurang mampu mengungkapkan ide-
idenya atau cara pandang siswa dalam menulis sebuah karangan khususnya
Karangan Eksposisi.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan
eksposisi, maka kualitas pembelajaran perlu ditingkatkan. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah mengembangkan model pembelajaran dalam mengajar,
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
57 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
menyusun program pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang
dipilih, kemudian menerapkannya dalam pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam menulis Karangan Eksposisi adalah model pembelajaran
contoh dan bukan contoh yang peneliti pilih. Model pembelajaran contoh dan
bukan contoh adalah model pembelajaran dengan menggunakan 2 hal yang terdiri
dari contoh dan bukan contoh. Contoh (examples) memberikan gambaran akan
sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas sedangkan
bukan contoh (non examples) memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah
contoh dari suatu materi yang sedang di bahas.
Model pembelajaran contoh dan bukan contoh ini menggunakan gambar
sebagai media pembelajaran, sehingga dengan adanya gambar tersebut siswa
dapat lebih cermat mengamati/memaparkan gambar yang dilihatnya dan
menuangkan idei-denya ke dalam sebuah tulisan khususnya dalam menulis
Karangan Eksposisi.
Dari uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian
dengan judul ” Efektivitas Model Pembelajaran Contoh dan Bukan Contoh dalam
Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMA
Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017.”
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan
menulis Karangan Eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun
Pembelajaran 2016/2017 dengan menggunakan model pembelajaran contoh dan
bukan contoh, dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dan
perbandingan dari hasil belajar kedua model tersebut.
B. METODE PENELITIAN
Berdasarkan masalah yang diteliti, maka penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen, The Static Comparison: Randomized Control Group Only
Design yaitu melakukan efektivitas model pembelajaran contoh dan bukan contoh
dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA
Negeri-1 Sipahutar T.P. 2016/2017.
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
58 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
Menurut Suryabrata (20115:104), The Static Comparison: Randomized
Control Group Only Design adalah sebuah rancangan yang mana sekelompok
subjek diambil dari populasi tertentu, dikelompokkan secara rambang menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen dikenai variabel perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu, lalu
kedua kelompok itu dikenai Pengukuran yang sama. Perbedaan yang timbul
dianggap bersumber pada perlakuan.
Penelitian ini menggunakan perlakuan yang berbeda terhadap dua
kelompok bentuk pembelajaran. Kedua kelompok tersebut diberi pengajaran
menulis karangan eksposisi. Untuk kelompok yang satu sebagai, kelas eksperimen
diberi pengajaran menulis karangan eksposisi dengan model pembelajaran contoh
dan bukan contoh dan kelompok yang lain sebagai kelas kontrol diberi pengajaran
menulis karangan eksposisi dengan model ekspositori, lalu kedua kelompok itu
dikenai pengukuran yang sama yaitu menulis sebuah karangan eksposisi.
Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan siswa kelas X SMA Negeri-
1 Sipahutar Tahun Ajaran 2016/2017 berjumlah 106 siswa.
Ada dua variabel yang menjadi objek penelitian ini yaitu variabel kontrol dan
variabel yang diteliti. Variabel kontrol adalah variabel yang digunakan sebagai
bandingan terhadap variabel yang diteliti. Variabel kontrol yaitu hasil tes menulis
karangan eksposisi dengan menggunakan model ekpositori, sedangkan variabel
yang diteliti yaitu hasil tes menulis karangan eksposisi dengan menggunakan
model pembelajaran contoh dan bukan contoh.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua
variabel, yaitu variabel X atau kelas ekperimen dari variabel Y atau kelas kontrol.
Pada kelas eksperimen digunakan model pembelajaran contoh dan bukan contoh
terhadap kemampuan menulis karangan eksposisi oleh siswa kelas X SMA
Negeri-1 Sipahutar, sedangkan pada kelas kontrol digunakan model pembelajaran
ekspositori terhadap kemampuan menulis karangan eksposisi oleh siswa kelas X
SMA Negeri-1 Sipahutar. Adapun jumlah sampel yang diteliti adalah 25 % dari
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
59 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
106 siswa, yakni 26 siswa ditempatkan pada kelas eksperimen dan 26 siswa
ditempatkan pada kelas kontrol.
a. Dekskripsi Data Kelas Eksperimen (X)
Tabel VII
Data Nilai Kelas Eksperimen (X) No Nama Siswa Skor Nilai
1 A.R. Delisfigo Lubis 13 65
2 Agnes D. Lumban Tobing 19 95
3 Agnes Monica Silitonga 15 75
4 Asriana Simanjuntak 15 75
5 Ayu Diana Silitonga 17 85
6 Bella Joy Simanjuntak 14 70
7 Dimas M. Panjaitan 15 75
8 Donal Simagunsong 14 70
9 Enricho Gabriel Simanjuntak 17 85
10 Esrana Tambunan 19 95
11 Firdaus Gultom 15 75
12 Fransiskanes M. Tampubolon 15 75
13 Fredy S. Simanjuntak 19 95
14 Greis Silitonga 16 80
15 Hilda Tampubolon 18 90
16 Hotler Tampubolon 16 80
17 Inawarti Panjaitan 16 80
18 Jesita Dosma Tampubolon 19 95
19 Joko Johannes Silitonga 15 75
20 Jujur Yasri Silitonga 13 65
21 Keysa Simanjuntak 13 65
22 Mario Kiki Manurung 12 66
23 Nike Seventina Panjaitan 14 70
24 Pontius Otniel Tampubolon 16 80
25 Reynaldi Simanjuntak 18 90
26 Riddik Alvito Tampubolon 14 70
Jumlah 2035 Nilai rata-rata (Mean) 78,26
b. Deskripsi Data Kelas Kontrol (Y)
Tabel VIII
Data Nilai Kelas Kontrol (Y)
No Nama Siswa Skor Nilai
1 Anastasya Napitupulu 11 55
2 Anderson J. Onedo Simanjuntak 13 65
3 Aprizal Silitonga 15 75
4 Arnol Pratama 12 60
5 Clara Naomi Harianja 14 70
6 Daniel Simanjuntak 11 55
7 Fachai Lubis 16 80
8 Febiola Rosalina Panjaitan 15 75
9 Febri Alvin Nugraha 13 65
10 Hiskia Pardede 15 75
11 Ignatius Josua P. Manullang 14 70
12 Irvan A. Panjaitan 17 85
13 Junadi B.F. Purba 16 80
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
60 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
14 Karolina Panjaitan 11 55
15 Lenta Romauli Tampubolon 14 70
16 Lucky Simanjuntak 14 70
17 Mesakh Sinaga 17 85
18 Naomi 15 75
19 Naomi Sitanggang 11 55
20 Nindya Bristella 13 65
21 Panji Samuel Christian Simanjuntak 12 60
22 Putri S. Simanjuntak 14 70
23 Renol Simanjuntak 14 70
24 Rianto Saputra Marpaung 13 65
25 Risanti Naomi 16 80
26 Ronaldo Tampubolon 17 85
Jumlah 1815
Nilai rata-rata (Mean) 69,80
Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen (X)
4.2. Temuan Penelitian
Dari proses penelitian, diperoleh hasil temuan penelitian seperti di bawah ini.
1. Penggunaan Model Pembelajaran Contoh dan Bukan Contoh Terhadap
Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri-1
Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017.
Pemerolehan nilai rata-rata kemampuan menulis karangan eksposisi siswa
kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017 yang
menggunakan model contoh dan bukan contoh adalah 78,26 kategori baik.
Di bawah ini akan diterangkan satu persatu sesuai dengan indikator
penilaian pembelajaran menulis karangan eksposisi
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
61 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
TABEL XXIV
SKOR KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Indikator Persentase Rata-Rata Perolehan Skor Selisih
Model Contoh Dan Bukan
Contoh
Model Ekspositori
Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
% Jumlah
SISWA
%
1. Isi karangan
2. Tatabahasa
3. Hal yang
dinformasikan
dalam karangan
4. Kesimpulan
8
4
10
6
30,76
15,38
38,46
23,07
2
0
2
4
7,69
0
7,69
15,38
6
4
8
2
23,07
15,38
30,76
7,69
Dalam penjelasan di atas, terlihat keefektifan hasil pembelajaran menulis
karangan eksposisi antara siswa yang menggunakan model ekspositori. Dengan
demikian, dapat di rangkaikan bahwa model pembelajaran contoh dan bukan
contoh lebih efektif dlam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi
pada siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar.
Setelah dilakukan penelitian diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen
78,26 dari jumlah siswa sebanyak 26 orang. Dalam uji normalitas kelas
eksperimen dengan uji Lilifoers di peroleh Lhitung = 0,18 sedangkan Ltabel = 1,16.
Hal ini menunjukan data berdistribusi normal dan termasuk dalam kategori wajar.
Hal ini dikarenakan model pembelajaran contoh dan bukan contoh dapat
memperkaya pengetahuan, memperkaya informasi serta mampu mentransfer
kemampuan melalui menulis karangan eksposisi.
Bila dibandingkan dengan hasil penelitian yang menggunakan model
pembelajaran ekspositori, contoh dan bukan contoh lebih efektif terhadap
kemampuan menulis karangan eksposisi, karena model pembelajaran contoh dan
bukan contoh menekan siswa lebih aktif dalam mencari informasi tentang menulis
karangan eksposisi. Model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar
diskusi, tetapi mengkehendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir.
Hal ini dapat dibuktikan pada hasil penelitian, dimana nilai rata-rata
kemampuan menulis karangan eksposisi dengan menggunakan model contoh dan
bukan contoh lebih tinggi yaitu 78,26 daripada nilai rata-rata kemampuan menulis
karangan eksposisi dengan menggunakan model ekspositori yakni 69,80.
Dari penjelasan di atas, terlihat keefektifan hasil pembelajaran menulis
karangan eksposisi siswa yang menggunakan model pembelajaran contoh dan
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
62 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
bukan contoh dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran ekspositori
yaitu model contoh dan bukan contoh lebih efektif dalam meningkatkan
kemampuan menulis karangan eksposisi.
GAMBAR II
IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELAS EKSPERIMEN
b. Distribusi Frekuensi Variabel Y (Kelas Kontrol)
GAMBAR III
DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL (Y)
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
63 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
GAMBAR IV
IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELAS KONTROL (Y)
2. Pembahasan Penelitian
Menulis adalah kegiatan pemindahan pikiran, perasaan atau kehendak
yang berupa huruf, angka, nama dan sesuatu tanda kebahasaan apapun yang
disampaikan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tertulis sebagai
medianya.
Model pembelajaran contoh dan bukan contoh siswa dituntut untuk
mampu melakukan diskusi dengan teman semeja untuk mencari data ataupun
informasi menulis karangan eksposisi. Langkah-langkah pembelajaran model
contoh dan bukan contoh yaitu (1) guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 - 3 orang, (2) guru mempersiapkan
contoh gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran/KD yang ingin dicapai, (3)
guru menempelkan gambar di papan tulis/ memberikan gambar kepada siswa, (4)
guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa menulis sebuah
karangan eksposisi dari gambar tersebut, (5) hasil akhir siswa menulis sebuah
karangan eksposisi dari gambar yang telah dianalisis, Model perbandingan untuk
mengetahui keefektifan model pembelajaran contoh dan bukan contoh adalah
model pembelajaran ekspositori.
Model pembelajaran ekspositori merupakan salah satu model
pembelajaran konvensional. Model ekspositori menempatkan guru sebagai pusat
pembelajaran karena guru lebih aktif memberi informasi, menerangkan suatu
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
64 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
konsep, mendemonstrasikan keterampilan dalam memperoleh pola, aturan, dalil
dan memberi contoh soal beserta
TABEL XXV
SKOR ISI KARANGAN KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Prediktor Persentase Rata-Rata Perolehan Skor Selisih Skor
Contoh Dan
Bukan Contoh
Ekspositori
Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
%
1. Mampu menyampaikan tujuan
karangan, isi karangan memiliki
saran atau tujuan yang jelas
2. Isi sesuai dengan tema.
Menguraikan isi atau materi selalu
berkisar pada judul atau topik yang
dimaksud, tidak menyimpang dari
judul
3. Adanya kesatuan atau keutuhan isi
karangan
4. Adanya kepaduan makna
5. Adanya kepaduan bentuk
12
26
24
21 21
46,15
100
92,30
80,76 80,76
2
20
21
17 17
7,69
76,92
80,76
65,38 65,38
10
6
3
4 4
38,46
23,07
11,53
15,38 15,38
Setelah dilakukan penelitian ternyata model contoh dan bukan contoh
efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas
SMA Negeri-1 Sipahutar. Penguasaan skor indikator Isi karangan pada deskriptor
menyampaikan tujuan karangan sebanyak dua belas (46, 15 %) siswa, isi sesuai
dengan topik karangan sebanyak dua puluh enam (100%) siswa, ada kesatuan dan
keutuhan karangan sebanyak dua puluh empat (92,30), ada kepatuhan makna
sebanyak dua puluh satu (80,76 %) siswa dan ada kepaduan bentuk sebanyak dua
puluh satu (80,76%) siswa. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa siswa mampu
dalam menulis karangan eksposisi. Model pembelajaran contoh dan bukan contoh
sangat membantu siswa dalam menulis isi karangan eksposisi. Hal ini disebabkan
karena dengan model contoh dan bukan contoh, siswa dapat berdiskusi dengan
teman semejanya untuk mencari informasi menulis isi karangan eksposisi dan
model ini juga meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam menganalisis
contoh gambar.
Menulis karangan eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran
ekspositori terlihat rendah. Pada indikator isi karangan deskriptor menyampaikan
tujuan karangan sebanyak dua (7,69 %) siswa, isi sesuai dengan topik karangan
sebanyak dua puluh (76,92%) siswa, ada kesatuan dan keutuhan karangan
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
65 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
sebanyak dua puluh satu (80,76%) siswa, ada kepaduan makna sebanyak tujuh
belas (65,38%) siswa dan ada kepaduan bentuk sebanyak tujuh belas (65,38%)
siswa.
Dari hasil penelitian di atas, model pembelajaran contoh dan bukan contoh
lebih unggul daripada model pembelajaran ekspositori karena siswa lebih luas
untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya dan juga siswa dituntut untuk
meningkatkan daya berpikirnya dalam karangan ekspositori dari gambar yang
telah disajikan.
TABEL XXVI
SKOR TATABAHASA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Prediktor Model Pembelajaran Selisih Skor
Contoh Dan
Bukan Contoh
Ekspositori
Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
%
1. Penggunaan ejaan tepat
2. Penggunaan tanda baca tepat
3. Pilihan kata tepat
4. Struktur kata dan kalimat baik
5. Penulisan kata yang tepat
6. Ragam bahasa yang tepat
7. Bersifat komunikatif
24
26
9
17
19
20 26
92,30
100
34,61
65,38
73,07
76,92 100
20
22
3
2
17
12 21
76,92
84,61
11,53
7,69
65,38
46,15 80,76
4
4
6
15
2
8 5
15,38
15,38
23,07
57,69
7,69
30,76 19,23
Penggunaan skor pada setiap predikator yaitu penggunaan ejaan yang tepat
sebanyak dua puluh empat (92,30%) siswa, penggunaan tanda baca yang tepat
sebanyak dua puluh enam (100%) siswa, pilihan kata tepat sebanyak sembilan
(34,61%) siswa, struktur kata dan kalimat baik sebanyak tujuh belas (65,38%)
siswa, penulisan kata yang tepat sebanyak sembilan belas (73,07%), ragam bahasa
yang tepat sebanyak dua puluh (76,92%) siswa dan bersifat komunikatif sebanyak
dua puluh enam (100%) siswa. Predikator yang tertinggi yaitu penggunaan tanda
baca dan bersifat komunikatif sebanyak dua puluh enam (100%) siswa, kemudian
penggunaan ejaan yang tepat sebanyak dua puluh empat (92,30%) siswa, ragam
bahasa yang tepat sebanyak dua puluh orang (76,92%) siswa dan penulisan kata
yang tepat sebanyak sembilan belas (73,07%) siswa.
Skor rendah pada struktur kata dan kalimat sebanyak tujuh belas (65,38%)
siswa dan pilihan kata tepat sebanyak sembilan (34,61%) siswa. Hal ini
dikarenakan siswa belum mengerti bagaimana penulisan struktur kata dan kalimat
yang baik dan pilihan kata yang tepat begitu juga dengan model ekspositori
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
66 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
predikator struktur dan kalimat yang baik dan pilihan kata memperoleh skor yang
rendah.
TABEL XXVII SKOR HAL YANG DIINFORMASIKAN DALAM KARANGAN
EKSPOSISI KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Prediktor Model Pembelajaran Selisih Skor
Contoh Dan
Bukan Contoh
Ekspositori
Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
%
1. Faktual
2. Suatu analisis atau penafsiran
yang objektif terhadap suatu
fakta
3. Bermanfaat
4. Menarik
26
26
26
12
100
100
100
46,15
20
23
24
2
76,92
88,46
92,30
7,69
6
3
2
10
23,07
11,53
7,69
38,46
Penguasaan skor pada setiap predikator pada indikator hal yang
diinformasikan dalam karangan eksposisi yaitu faktual sebanyak dua puluh enam
(100%) siswa, suatu analisis atau penafsiran yang objektif terhadap suatu fakta
sebanyak dua puluh enam (100%) siswa dan bermanfaat sebanyak dua puluh
enam (100) siswa dan skor yang terendah yaitu menarik sebanyak dua belas
(46,15%). Dari data tersebut terlihat siswa mampu menulis karangan eksposisi
secara faktual, bermanfaat dan analisis atau penafsiran yang objektif terhadap
suatu fakta. Hal ini disebabkan karena siswa mampu memaparkan atau
menguraikan proses pembuatan tempe secara objektif dalam sebuah karangan
eksposisi dan bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui bagaimana proses
pembuatan tempe. Skor menarik rendah, hal ini dikarenakan karena siswa kurang
mampu menulis isi karangan eksposisi dengan menarik sehingga isi karangan
eksposisi biasa-biasa saja dan siswa perlu banyak latihan.
Pada kelas kontrol, penguasaan skor pada setiap predikator pada indikator
hal yang diinformasikan dalam karangan eksposisi yaitu faktual sebanyak dua
puluh (76,92%) siswa, suatu analisis atau penafsiran yang objektif terhadap suatu
fakta sebanyak dua puluh empat (92,30%) siswa dan bermanfaat sebanyak dua
puluh empat (80%) siswa dan skor yang terendah yaitu menarik sebanyak dua
(7,69%) siswa hal ini sikarenakan siswa kurang mampu menulis isi karangan
ekposisi dengan menarik sehingga isi karangan eksposisi biasa-biasa saja dan
siswa perlu banyak latihan.
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
67 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
Predikator yang termasuk dalam kesimpulan yaitu mencerminkan
topik/gagasan tulisan, menciptakan kesan mendalam terhadap khayalak pembaca,
memberi masukan bagi pembaca tentang inti permasalahan yang dibicarakan,
ringkas dan jelas.
TABEL XXVIII
SKOR KESIMPULAN KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Deskriptor Model Pembelajaran Selisih Skor
Contoh Dan
Bukan Contoh
Ekspositori
Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
%
1. Mencerminkan topic/ gagasan
tulisan
2. Menciptakan kesan mendalam
terhadap khalayak pembaca
3. Memberikan masukan bagi
pembaca tentang inti
permasalahan yang dibicarakan
4. Ringkasan
20
20
25
23
100
76,92
96,15
88,46
20
4
17
5
76,92
15,38
65,38
19,23
6
16
8
18
23,07
61,53
30,76
69,23
Indikator yang terakhir adalah kesimpulan. Pada bagian ini penguasaan
skor yang tertinggi yaitu mencerminkan topik/gagasan tulisan seanyak 26 (100%)
siswa, kemudian diikuti dengan memberikan masukan bagi pembaca tentang inti
permasalahan yang dibicarakan sebanyak 25 (96,15%) siswa.
Dari data tersebut siswa mampu mengakhiri dengan mencerminkan
topik/gagasan tulisan dan memberikan masukan bagi pembaca tentang inti
permasalahan yang dibicarakan dari karangan eksposisi yang telah diuraikan.
Selisih yang paling tinggi terdapat pada menyimpulkan secara ringkas dan
jelas isi karangan eksposisi yaitu sebanyak delapan belas (69,23%) siswa. Hal ini
disebabkan karena siswa belum mampu secara ringkas dan jelas inti dari karangan
eksposisi yang telah diuraikan.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang efektivitas model pembelajaran
contoh dan bukan contoh terhadap kemampuan menulis karangan eksposisi siswa
kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
68 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
1. Pemerolehan nilai rata-rata kemampuan menulis karangan eksposisi siswa
kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017 yang
menggunakan model contoh dan bukan contoh adalah 77,16 kategori baik.
2. Pemerolehan nilai rata-rata kemampuan menulis karangan eksposisi siswa
kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017 yang
menggunakan model ekspositori adalah 69,16 kategori cukup.
3. Model contoh dan bukan contoh lebih efektif dibandingkan dengan model
ekspositori di SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017
dalam mengajarkan kemampuan menulis karangan eksposisi. Hal ini dapat
dibuktikan dari hasil nilai rata-rata kelas yang menggunakan model
pembelajaran contoh dan bukan contoh lebih tinggi yaitu 77,16 daripada nilai
rata-rata kelas yang menggunakan model pembelajaran ekspositori yaitu
69,16.
2. Saran
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, nilai rata-rata siswa menulis
karangan eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran contoh dan
bukan contoh lebih tinggi dibanding dengan model ekspositori. Karena itu
tenaga pendidik di SMA Negeri-1 Sipahutar disarankan menggunakan model
pembelajaran contoh dan bukan contoh untuk menciptakan hasil menulis
karangan eksposisi yang lebih baik.
2. Guru yang ingin menerapkan model pembelajaran contoh dan bukan contoh
seharusnya memperhatikan keaktifan siswa dan alokasi waktu agar diperoleh
tujuan pembelajaran yang akan dicapai karena dalam model ini guru harus
mengikutsertakan seluruh siswa, penerapan model contoh dan bukan contoh
diperlukan pemahaman guru bahasa dan sastra Indonesia dalam menuntun
siswa menggunakan langkah-langkah yang diterapkan dalam model tersebut
agar yang diharapkan yaitu pembelajaran menulis karangan eksposisi dapat
lebih baik
3. Perlu dilakukan lanjut guna memberikan masukan yang konstruksi bagi dunia
pendidikan khususnya dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan
eksposisi.
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
69 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
REFERENSI
Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Bumi Aksara
Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: UGM Press
Keraf, Goys. 1980. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores: Nusa Indah
Maryani, Yani dan Mumu. 2005. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
SMA. Bandung: Pustaka Setia Budi
Mulyasa, E. 2003. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses-Belajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara
Poerwadarminta. W. J. S. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta
Semi, Atar M. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya
Soedarmayanti. 1996. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas. Bandung : Ilham
Jaya
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sudjana, N.2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Suparno dan Yunus. 2006. Keterampilan dasar Menulis. Jakarta: Depdikbud UT.
Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grafindo Persada
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana
Pustaka
Syafaruddin dan Irwan. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Quantum
Teaching
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia