EFEKTIVITAS KONSENTRASI AIR KELAPA L.) TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/31714/3/SKRIPSI TANPA BAB...
-
Upload
nguyenphuc -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Transcript of EFEKTIVITAS KONSENTRASI AIR KELAPA L.) TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/31714/3/SKRIPSI TANPA BAB...
EFEKTIVITAS KONSENTRASI AIR KELAPA(Cocos nucifera L.) TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN KRISAN
(Dendranthema grandiflora Tzvelev) KULTIVAR ‘Shamrock Green’SECARA IN VITRO
SKRIPSI
OlehEssy Pratiwi
JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG2018
ABSTRAK
EFEKTIVITAS KONSENTRASI AIR KELAPA (Cocos nucifera L.)TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN KRISAN
(Dendranthema grandiflora Tzvelev) KULTIVAR ‘Shamrock Green’SECARA IN VITRO
Oleh
Essy Pratiwi
Bunga Krisan (Dendranthema grandiflora T.) adalah salah satu jenis tanaman hiaspopuler yang digunakan sebagai bunga potong dan tanaman pot yang banyakdigemari di Indonesia. Kendala dalam budidaya krisan adalah rendahnya ketersediaandan kualitas bibit di lapangan. Dengan menggunakan teknik kultur jaringandiharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Salah satu masalahdalam teknik kultur jaringan adalah mahalnya zat pengatur tumbuh (ZPT). Olehkarena itu, diperlukan penelitian untuk menguji efektivitas konsentrasi air kelapayang dapat menggantikan peran sitokinin sintetik. Peneltian ini bertujuan untukmengetahui konsentrasi air kelapa yang efektif pada pertumbuhan eksplanDendranthema grandiflora T. secara in vitro dan mengetahui kandungan klorofilpaling optimum pada planlet Dendranthema grandiflora T. secara in vitro. Penelitianini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitukonsentrasi air kelapa pada 4 taraf konsentrasi: 0%, 5 %, 10 % dan 15%. Masing-masing konsentrasi dilakukan 6 kali ulangan dan terdiri dari 3 eksplan krisan dalamsetiap botol kultur. Data yang diperoleh dari setiap variabel dihomogenkan denganmenggunakan uji Levene kemudian dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragampada taraf nyata 5% dan uji lanjut dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada tarafnyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan air kelapa belummemberikan pengaruh terhadap tinggi planlet, jumlah tunas dan jumlah daun planletkrisan dan konsentrasi air kelapa 10% memberikan pengaruh yang optimum terhadapkandungan klorofil b dan klorofil total.
Kata kunci: Air kelapa, in vitro, krisan (Dendranthema grandiflora T.),pertumbuhan.
EFEKTIVITAS KONSENTRASI AIR KELAPA(Cocos nucifera L.) TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN KRISAN
(Dendranthema grandiflora Tzvelev) KULTIVAR ‘Shamrock Green’SECARA IN VITRO
Oleh
ESSY PRATIWI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh GelarSARJANA SAINS
Pada
Jurusan BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tulang Bawang, Lampung, pada
tanggal 12 Desember 1996. Penulis merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara oleh pasangan Bapak Zaenal
Abidin dan Ibu Komsyatun. Penulis mulai menempuh
pendidikan pertama di Taman Kanak-Kanak Dharma
Wanita “Teratai” Tunggal Warga pada tahun 2001.
Penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 01 Tunggal Warga
pada tahun 2002. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 05 Banjar Agung. Kemudian, penulis melanjutkan
pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Yayasan Pembina Universitas
Lampung (YP UNILA) Bandar Lampung pada tahun 2011. Pada tahun 2014,
penulis terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung melalui Jalur
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi
mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA Unila, Penulis pernah menjadi asisten
praktikum mata kuliah Biologi Gulma, Botani Ekonomi dan Etnobotani,
Embriologi Hewan, Kultur Jaringan Tumbuhan, dan Palinologi. Selain itu, penulis
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sridadi, Kecamatan
Kali Rejo, Lampung Tengah pada bulan Januari - Februari 2017 dan
melaksanakan Kerja Praktik di Balai Penelitian TanamanJeruk dan Buah
Subtropika (Balitjestro) di Junrenjo, Batu, Jawa Timur pada Juli - Agustus 2017
dengan judul “Pengaruh Pertumbuhan dan Serangga OPT (Organisme
Pengganggu Tanaman) Benih Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Pada
Ketinggian 800 mdpl dan 850 mdpl di Kebun Percobaan Tlekung,
Balitjestro”.
juga aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila
sebagai anggota Bidang Sains dan Teknologi periode kepengurusan 2015-2016.
PERSEMBAHAN
حیم الر حمن الر هللا بسم
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin,
dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, ridho, dan karunia-Nya yang tiada hentinya Dia berikan,
Kupersembahkan karya kecilku ini :
Untuk Ibuku yang selalu senantiasa mendukung dan memotivasi dalam setiap
langkahku, memberikan segala kasih sayangnya untukku, dan selalu
menyebut namaku dalam setiap doanya dan aku juga yakin
Ayahku akan bersyukur dan berdo’a di akhirat sana untuk kesuksesan ku,
Adik-adikku yang senantiasa selalu menghibur dan membuat diriku
lebih belajar dalam menjalani hidup,
Keluarga besarku, yang selalu berjuang mempertahankan
kuliah ku hingga lulus, semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan
dengan yang lebih dari apa yang dikorbankan kepadaku,
Bapak dan Ibu Dosen yang selalu memberikanku ilmu yang bermanfaat,
yang membuat diriku memahami dan bersyukur akan kebesaran
Allah SWT dan membantuku dalam menggapai kesuksesan,
Teman-teman, kakak-kakak, dan adik-adik yang selalu
Memberikanku pengalaman berharga, motivasi, dan semangat,
serta Almamaterku tercinta,
Universitas Lampung
MOTTO
جد و جد من “Essy Ku-at!”
“If you rest, you rust”(Helen Hayes)
“Dreams are my reality,The only kind of real fantasy”
(Linton Kwesi Johnson)
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”(Al-Insyirah Ayat 6)
“Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridhapada penuntut ilmu”
(HR. Abu Daud)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu.Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagikamu. Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”
(Al Baqarah Ayat 216)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?(Ar-Rahman Ayat 13)
x
SANWACANA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan segala
bentuk nikmat hidup serta rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS KONSENTRASI AIR KELAPA
(Cocos nucifera L.) TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN KRISAN
(Dendranthema grandiflora Tzvelev) KULTIVAR ‘Shamrock Green’
SECARA IN VITRO” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berperan memberikan bantuan, bimbingan, kritik dan saran
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini :
1. Ayahku yang selalu menjadi alasan ku untuk tetap berjuang dalam segala
aktifitas, ku do’akan Ayah damai di akhirat sana dalam menuju Surga.
2. Ibuku tercinta yang selalu memberikan do’a-do’a terbaiknya, memberi
kasih sayang, semangat, serta motivasi kepada penulis dalam menggapai
cita-cita.
3. Adik-adikku Lia Al’yani dan Faiz Fadillah yang selalu memberikan do’a,
semangat dan menjadi tempat berbagi cerita serta menghibur dan membuat
diriku lebih belajar dalam menjalani hidup.
xi
4. Keluarga besarku, pengorbanan kalian akan selalu menjadi motivasi hidup
ku untuk tetap menjadi seseorang yang humble, ikhlas, dan bersyukur.
5. Ibu Endang Nurcahyani, M.Si., selaku Pembimbing 1 serta Pembimbing
Akademik yang telah sabar membimbing, mengarahkan, dan memberi
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Jurusan
Biologi maupun dalam penyusunan skripsi.
6. Ibu Dra. Tundjung Tripeni Handayani, M.S., selaku Pembimbing 2 atas
semua ilmu, bantuan, bimbingan, nasihat, saran, dan pengarahan, baik
selama perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi.
7. Ibu Dra. Yulianty, M.Si., selaku Pembahas atas semua ilmu, bantuan,
bimbingan, nasihat, saran, dan pengarahan, baik selama perkuliahan
maupun dalam penyusunan skripsi.
8. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung.
9. Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
10. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
11. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
12. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung,
terima kasih telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama
perkuliahan.
13. Zulfi Aprindo, terimakasih telah banyak memberikan waktu, amunisi, dan
bantuan serta dukungan dari Anda sangat berarti.
xii
14. Sepupuku tercinta Shella Dayu Asto, atas pengetahuan dan semangat yang
diberikan melalui curahan hati virtual.
15. Mba Silvi Andriani yang telah memberikan arahan, bantuan dalam
perkuliahan dan ujian skripsi.
16. Ayu Wulan Septitasari rekan seperjuangan sejak menjadi mahasiswa baru,
selama perkuliahan hingga penelitian terima kasih atas semua bantuan,
kerjasama, do’a, semangat, motivasi, tempat berbagi cerita dan canda tawa
serta terima kasih telah menjadi partner terbaik selama ini.
17. Teman terdekatku Shinta Wulandari yang telah menemani kapan saja dan
berbagi berbagai kebutuhan bersama, walau sempat tidak pernah bertatap
muka dan bertegur sapa, rasanya kita masih sedekat nadi dan jangan jauh
lagi seperti matahari.
18. Team Pure (Dwi Sindy Alfatika, Nalindri Impitasari dan Genta Dwi
Destarini) terimakasih atas kebersamaan yang begitu hangat.
19. Team Kultur Jaringan 2014 (Nalin, Sindy, Genta, Mbul, Adul, Tara,
Nadsek, dan Anis) yang memberikan arahan, motivasi dan semangat
dalam pelaksanaan maupun penulisan skripsi.
20. Mutia Syahadaty dan Muhammad Usman atas dukungan dan bantuan dari
SMP sampai saat ini, U’re Rock My Sweetheart!
21. Sahabat-sahabat SMA YP UNILA’14 (Anpus, Inid, Aurinta, Raras, Ama)
dan Grandma Hommies (Disna, Putri, Alfredo, Riski, Nugraha, Zahid,
Saka, Rangga, Olan, dan Farras) yang selalu memberikan semangat,
menghibur, dan selalu ada untuk saya dikala saya senang dan susah.
xiii
22. Teman-teman Biologi 2014 atas kebersamaan, bantuan dan dukungan
selama perkuliahan maupun pelaksanaan skripsi.
23. Teman-teman KKN (Bagus, Trey, Mentari, Shafira, dan Arief) yang
selama ini telah menginspirasi dan memotivasi satu sama lain.
24. Seluruh kakak dan adik tingkat Jurusan Biologi FMIPA Unila yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu atas kebersamaannya di FMIPA, Universitas
Lampung.
25. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan penulis dukungan, berbagai kritik dan saran.
26. Serta almamater Universitas Lampung yang tercinta.
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan pula
dari Allah SWT. Aamiin. Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya.
Bandar Lampung, 4 Mei 2018
Penulis,
Essy Pratiwi
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN ................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL DALAM ............................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ v
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. viii
MOTTO ................................................................................................... ix
SANWACANA ........................................................................................ x
DAFTAR ISI............................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... xix
I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
C. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
D. Kerangka Pemikiran................................................................... 6
E. Hipotesis..................................................................................... 8
xv
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 9
A. Tanaman Krisan ......................................................................... 9
1. Klasifikasi ............................................................................ 9
2. Morfologi ............................................................................. 9
3. Syarat Tumbuh Krisan ......................................................... 11
B. Kultur Jaringan........................................................................... 13
1. Teknik Kultur Jaringan ......................................................... 13
2. Medium Tanam..................................................................... 13
C. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)....................................................... 14
D. Air Kelapa ................................................................................. 15
E. Multiplikasi ................................................................................ 16
F. Biosintesis Klorofil .................................................................... 17
III. METODE PENELITIAN .............................................................. 19
A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 19
B. Alat dan Bahan Penelitian.......................................................... 19
1. Alat-alat Penelitian............................................................... 19
2. Bahan-bahan Penelitian........................................................ 20
C. Rancangan Percobaan ................................................................ 20
D. Bagan Alir Penelitian ................................................................. 21
E. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 23
1. Strerilisasi Alat..................................................................... 23
2. Pembuatan Medium Tanam ................................................. 23
3. Sterilisasi Medium ............................................................... 25
4. Persiapan dan Penyiapan LAF ............................................. 25
5. Penanaman Eksplan Krisan ke Medium Tanam .................. 26
6. Pengamatan .......................................................................... 27
a. Persentase Jumlah Planlet yang Hidup .......................... 27
b. Tinggi Tanaman ............................................................. 27
c. Jumlah Tunas ................................................................. 27
d. Jumlah Daun .................................................................. 27
7. Analisis Kandungan Klorofil ............................................... 28
F. Analisis Data............................................................................... 29
xvi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 30
A. Persentase Jumlah Planlet Hidup ............................................... 31
B. Pertumbuhan Planlet .................................................................. 32
1. Tinggi Planlet ....................................................................... 33
2. Jumlah Tunas ....................................................................... 35
3. Jumlah Daun ........................................................................ 38
C. Kandungan Klorofil ................................................................... 40
1. Kandungan Klorofil a........................................................... 40
2. Kandungan Klorofil b .......................................................... 42
3. Kandungan Klorofil total ..................................................... 43
V. KESIMPULAN .............................................................................. 46
A. Kesimpulan ................................................................................ 46
B. Saran .......................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 47
LAMPIRAN............................................................................................. 52
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tata Letak Satuan Percobaan ........................................................ 21
2. Persentase Jumlah Planlet Hidup Tanaman D. grandiflora T.cv. shamrock green Hidup Hasil Penambahan Air Kelapa(Cocos nucifera L.) Pada Berbagai Konsentrasi ........................... 31
3. Rerata Tinggi Planlet Krisan Per KonsentrasiPada Pengamatan Hari ke-24 Kultur In Vitro ............................... 33
4. Rerata Jumlah Tunas Planlet Krisan Per KonsentrasiPada Pengamatan Hari ke-24 Kultur In Vitro ............................... 35
5. Rerata Jumlah Daun Planlet Krisan Per KonsentrasiPada Pengamatan Hari ke-24 Kultur In Vitro ............................... 38
6. Rerata Kandungan Klorofil a Daun Planlet Krisan....................... 41
7. Rerata Kandungan Klorofil b Daun Planlet Krisan....................... 42
8. Rerata Kandungan Klorofil total Daun Planlet Krisan ................. 43
9. Persentase Planlet Hidup Planlet Dendranthema grandiflora T.cv. shamrock green ....................................................................... 54
10. Uji Levene (Homogenitas) Pada TinggiPlanlet Dendranthema grandiflora T. cv. shamrock green .......... 55
11. Ananalisis Ragam taraf 5% Pada TinggiPlanlet Dendranthema grandiflora T. cv. shamrock green .......... 55
12. Uji Levene (Homogenitas) Pada Jumlah TunasPlanlet Dendranthema grandiflora T. cv. shamrock green .......... 56
13. Analisis Ragam taraf 5% Pada Jumlah TunasPlanlet Dendranthema grandiflora T. cv. shamrock green .......... 56
xviii
14. Uji Levene (Homogenitas) Pada Jumlah DaunPlanlet Dendranthema grandiflora T. cv. shamrock green .......... 57
15. Analisis Ragam taraf 5% Pada Jumlah DaunPlanlet Dendranthema grandiflora T. cv. shamrock green .......... 57
16. Uji Levene (Homogenitas) Pada Kandungan Klorofil a ............... 58
17. Analisis Ragam taraf 5% Pada Kandungan Klorofil a.................. 58
18. Uji Levene (Homogenitas) Pada Kandungan Klorofil b............... 59
19. Analisis Ragam taraf 5% Pada Kandungan Klorofil b ................. 59
20. Uji Levene (Homogenitas) Pada Kandungan Klorofil Total ........ 60
21. Analisis Ragam taraf 5% Pada Kandungan Klorofil Total ........... 60
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bentuk Morfologi Tanaman Krisan .............................................. 11
a. Bunga Dendranthema grandiflora T. cv. shamrock green ..... 11
b. Bunga, batang dan daun Dendranthema grandiflora T.cv. shamrock green ................................................................. 11
2. Lokasi Meristem tanaman ............................................................ 16
3. Bagan Alir Penelitian .................................................................... 22
4. Teknik Perbanyakan...................................................................... 26
5. Pertumbuhan Planlet ..................................................................... 30
6. Rata-rata Tinggi Planlet Krisan D. grandiflora T.cv. shamrock green pada berbagai konsentrasi air kelapahari ke-6 sampai hari ke-24........................................................... 34
7. Rata-rata Jumlah Tunas Planlet Krisan D. grandiflora T.cv. shamrock green pada berbagai konsentrasi air kelapahari ke-6 sampai hari ke-24........................................................... 37
8. Rata-rata Jumlah Daun Planlet Krisan D. grandiflora T.cv. shamrock green pada berbagai konsentrasi air kelapahari ke-6 sampai hari ke-24........................................................... 39
9. Komposisi medium Murashige and Skoog (MS).......................... 53
10. Histogram kandungan klorofil a planlet krisanhasil penambahan air kelapa ......................................................... 61
11. Histogram kandungan klorofil b planlet krisanhasil penambahan air kelapa ......................................................... 61
xx
12. Histogram kandungan klorofil total planlet krisanhasil penambahan air kelapa ......................................................... 62
13. Persiapan alat dan bahan penelitian .............................................. 63
a. Alat-alat penelitian .................................................................. 63
b. Bahan penelitian...................................................................... 63
c. Bahan penelitian setelah di timbang ....................................... 63
d. Air kelapa ................................................................................ 63
14. Penimbangan bahan pembuatan medium...................................... 64
15. Pembuatan medium Murashige and Skoog................................... 64
16. Multiplikasi Dendranthema grandiflora T. cv. shamrock greenpada medium tanam ...................................................................... 64
17. Planlet Dendranthema grandiflora T. cv. shamrock greenpada medium perlakuan ................................................................ 65
18. Pengamatan pertumbuhan eksplanDendranthema grandiflora T. cv. shamrock green ...................... 65
19. Penimbangan daun planlet Dendranthema grandiflora T.cv. shamrock green untuk uji klorofil ........................................... 65
20. Pembuatan ekstrak daun planlet Dendranthema grandiflora T.cv. shamrock green untuk uji klorofil ........................................... 66
21. Ekstrak daun planlet Dendranthema grandiflora T.cv. shamrock green untuk uji klorofil ........................................... 66
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) atau dikenal juga dengan seruni
merupakan salah satu jenis tanaman hias populer yang digunakan sebagai
bunga potong dan tanaman pot. Krisan merupakan komoditas penting dalam
perdagangan tanaman hias dunia. Daerah sentra produsen krisan di Indonesia
antara lain Cipanas, Cisarua, Sukabumi, Lembang (Jabar), Batu, Nangkojajar
(Jatim), Bandungan (Jateng), dan Brastagi (Sumut) (Maharani dan Khumaida,
2012).
Menurut Muhit (2007), petani kecil membudidayakan krisan dengan
menerapkan teknologi sederhana, sedangkan pengusaha besar menggunakan
teknologi modern berbasis agribisnis. Pengembangan krisan juga berdampak
positif terhadap perekonomian di daerah pedesaan, khususnya terhadap
peningkatan pendapatan petani dan masyarakat yang terlibat dalam
pengembangannya.
2
Produktivitas dan permintaan bunga krisan terus meningkat dari tahun ke
tahun sehingga membutuhkan ketersediaan varietas-varietas unggul baru dan
bibit berkualitas secara berkesinambungan (Soedarjo dkk., 2012). Badan
Pusat Statistik (2011) menyatakan bahwa data statistik nilai ekspor bunga
krisan di Indonesia pada tahun 2003 mengalami surplus sekitar US $ 1 juta
dan pada tahun 2010 produktivitas dan penjualan bunga krisan sudah
mencapai angka 186 juta tangkai, dan sebanyak 433.100.145 tangkai bunga
krisan telah di produksi pada tahun 2016 di Indonesia.
Kualitas dan konsistensi produksi bunga krisan masih menjadi permasalahan
umum yang terjadi. Oleh karena itu sering ditemui harga penjualan bunga dan
kualitas bunga yang tidak seragam. Pengamatan yang telah dilakukan di
lapangan memperlihatkan bahwa perbanyakan krisan yang dilakukan oleh
petani masih menggunakan cara konvensional yaitu dengan cara stek pucuk.
Perbanyakan krisan dengan cara ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan
produktivitas dan kualitas krisan (Muhit, 2007).
Yusnita (2003), menyatakan bahwa penggunaan teknik kultur jaringan yang
dilakukan selama ini dirasa cukup efektif untuk mengembangkan bibit yang
berkualitas dan seragam pada berbagai jenis tanaman (tanaman pot, bunga
potong, buah-buahan dan tanaman berumbi). Perbanyakan yang dilakukan
dengan cara kultur jaringan diharapkan dapat menghasilkan kualitas bibit
krisan yang unggul dan seragam, tahan terhadap penyakit, tingkat produksi
tinggi serta waktu yang relatif lebih singkat jika dibandingkan dengan
3
perbanyakan secara konvensional. Proses penggandaan tunas yang dipelihara
dalam kondisi tertentu sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan untuk proses
berikutnya disebut multiplikasi. Kondisi ini memerlukan adanya kerja zat
pengatur tumbuh (ZPT) sitokinin seperti benzil adenine (BA), 2-iP dan
kinetin.
Keberhasilan kultur jaringan ditentukan oleh media kultur jaringan yang
merupakan tempat tumbuh bagi eksplan. Media tersebut harus mengandung
semua zat yang diperlukan eksplan untuk menjamin pertumbuhan eksplan
yang ditanam. Salah satunya media dasar MS (Murashige and Skoog) yang
paling banyak digunakan dalam kultur jaringan. Saat ini sudah banyak
penelitian dengan menggunakan media MS yang dimodifikasi. Modifikasi
media dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan hara yang tepat bagi
eksplan untuk tumbuh dan berkembang pada media kultur jaringan dan
terbebas dari kontaminasi (Fauzy dkk., 2016).
Aplikasi penambahan ZPT dalam kultur jaringan merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan tingginya biaya produksi. Hal ini dikarenakan harga ZPT
sintetik cukup mahal dan tidak selalu ready stock. Oleh karenanya diperlukan
adanya ZPT alami yang dapat digunakan untuk menggantikan peran ZPT
(sitokinin) sintetik. ZPT alami dapat diperoleh dari berbagai buah-buahan,
salah satu diantaranya adalah air kelapa (Seswita, 2010).
4
Pemanfaatan air kelapa sebagai ZPT alami dengan kombinasi media terbukti
efektif pada kultur jaringan alfalfa (Ginanjar dkk., 2017), (Inkriwang dkk.,
2016), anggrek, (Maltatula, 2003) krisan, dan beberapa spesies tanaman
lainnya.
Menurut Ginanjar dkk., (2017) menyatakan bahwa media kombinasi air
kelapa dengan media MS pada perbanyakan tanaman alfalfa dapat digunakan
sampai 25% untuk menumbuhkan kalus tanaman alfalfa dan dengan
penambahan air kelapa 25% menghasilkan induksi kalus tanaman alfalfa
paling baik secara in vitro serta menghasilkan berat kalus tertinggi yaitu
2,847 gram. Pada perbanyakan tanaman anggrek, Inkriwang dkk., (2016)
menunjukkan substitusi media MS 50% dengan air kelapa 30% menghasilkan
rata-rata persentase eksplan yang bertunas 6,78%; jumlah tunas 1,26 dan
tinggi tanaman 1,20 cm. Penelitian kultur jaringan krisan, Maltatula (2003)
menunjukkan bahwa perlakuan media MS, air kelapa dengan penambahan
Gandasil-9 pada Chrysanthemum sp. berpengaruh terhadap pertambahan
tinggi tanaman, jumlah daun, pertambahan berat basah tunas, jumlah akar dan
berat basah akar tanaman krisan secara in vitro.
Kristina & Syahid (2012) menyebutkan bahwa dalam 1 liter air kelapa muda
mengandung ZPT kinetin (sitokinin) sebesar 273,62 mg dan beberapa mineral
lainnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut belum dapat disimpulkan
bahwa adanya kandungan sitokinin dalam air kelapa yang dapat
menggantikan peran ZPT (sitokinin) sintetik. Oleh karenanya diperlukan
5
penelitian mengenai konsentrasi air kelapa yang berpengaruh optimal
terhadap peningkatan multiplikasi tunas krisan, sehingga dapat digunakan
sebagai dasar pertimbangan untuk menggantikan peran sitokinin sintetik.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui konsentrasi air kelapa yang paling efektif pada pertumbuhan
eksplan krisan D. grandiflora T. cv. shamrock green secara in vitro.
2. Mengetahui kandungan klorofil a, b, dan total yang optimum pada planlet
krisan D. grandiflora T. cv. shamrock green secara in vitro setelah
penambahan air kelapa pada berbagai konsentrasi.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengaruh penambahan air kelapa dengan berbagai konsentrasi terhadap
pertumbuhan eksplan tanaman krisan D. grandiflora T. cv. shamrock green
secara in vitro. Selain itu, diharapkan informasi yang diperoleh dari penelitian
dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama
di bidang pemuliaan tanaman serta ilmu terapan yang terkait.
6
D. Kerangka Pemikiran
Salah satu tanaman hias yang banyak diminati oleh masyarakat adalah krisan.
Oleh karena banyak peminatnya, permintaan krisan terus meningkat dari
tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan perlu adanya upaya pengembangan
penelitian tentang budidaya krisan, khususnya yang berkaitan dengan
penyediaan bibit melalui perbanyakan dengan kultur jaringan untuk
menghasilkan bibit dalam jumlah banyak, seragam, dan dalam waktu yang
relatif cepat.
Perbanyakan krisan pada umumnya dilakukan secara vegetatif, seperti stek
pucuk/stek batang dan kultur jaringan. Penggunaan teknik kultur jaringan
dapat membantu memperbanyak tanaman dengan menghasilkan bibit yang
mempunyai keunggulan, antara lain mampu menghasilkan bibit dalam jumlah
besar dengan waktu singkat dan tidak membutuhkan tempat yang luas,
kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat
dibandingkan dengan perbanyakan secara vegetatatif, dan mempunyai sifat
identik dengan induknya serta tidak tergantung pada musim.
Regenerasi in vitro dalam penelitian ini dilakukan dengan perbanyakan tunas
apikal yang berasal dari potongan satu eksplan krisan cv. Muria Sari Bumi,
kemudian mengkulturkan tunas apikal ke dalam medium yang mempunyai
komposisi yang sesuai sehingga diperoleh penggandaan tunas dengan cepat.
Setiap tunas yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai sumber untuk
7
penggandaan tunas selanjutnya sehingga diperoleh eksplan yang banyak
dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Medium yang digunakan untuk perbanyakan tunas apikal adalah medium MS
use ready dengan penambahan air kelapa pada konsentrasi 0%, 5%, 10%, dan
15%. Sitokinin merupakan zat pengatur tumbuh yang mampu mengontrol
pembelahan sel, inisiasi meristem tunas, diferensiasi daun dan akar,
biogenesis kloroplas, dan toleransi stress. Sitokinin bersifat memacu
pembelahan sel sehingga sering digunakan sebagai zat perangsang tumbuh
tunas. Oleh karena itu, untuk mempercepat pertumbuhan tunas apikal
diperlukan pengaplikasian ZPT berupa air kelapa sebagai pengganti sitokinin
sintetik.
Sitokinin yang sering digunakan untuk mempercepat pertumbuhan tunas
adalah BAP/BA (6-benzyl amino purine/6 -benzyl adenine). Namun pada
penelitian ini digunakan sitokinin alami berupa air kelapa pada media dasar
MS untuk mengetahui pengaruh signifikan terhadap multiplikasi krisan secara
in vitro yang diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan pertumbuhan
eksplan krisan yang ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah tunas, dan
panjang tunas yang terbentuk serta karakter ekspresi yang spesifik pada
planlet krisan D. grandiflora T. cv. shamrock green.
8
E. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. Terdapat konsentrasi air kelapa yang paling efektif pada pertumbuhan
planlet krisan D. grandiflora T. cv. shamrock green secara in vitro.
2. Terdapat kandungan klorofil a, b, dan total yang optimum pada planlet
krisan D. grandiflora T. cv. shamrock green secara in vitro setelah
penambahan air kelapa.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Krisan
1. Klasifikasi
Tanaman krisan menurut sistem klasifikasi Cronquist (1981) dan APG II
(2003) adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Dendranthema
Jenis : Dendranthema grandiflora Tzvelev cv. shamrock green
2. Morfologi
Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), secara morfologi tanaman krisan
berbatang tegak, berstruktur lunak, dan berwarna hijau. Bila dibiarkan
terus menerus, batang akan menjadi keras (berkayu) dan berwarna
kecoklat-coklatan. Daun tanaman krisan pada bagian tepi bergerigi,
10
tersusun secara berselang-seling pada cabang atau batang. Benang sari
dan putik pada bunga krisan bertekstur halus, berada pada posisi tengah
bunga dengan mahkota lonjong dan mudah lepas. Panjang benang sari
antara 3-8 mm dan berwarna kuning. Biji krisan berbentuk lonjong,
berukuran kecil dan berwarna hitam (Steenis, 1978). Bentuk bunga
digolongkan menjadi lima macam, pengelompokkan bunga krisan
menurut Dewan Standarisasi Nasional (1998), sebagai berikut:
a. Tunggal: pada satu tangkai hanya terdapat satu bunga.
b. Anemone: bunga mirip seperti bunga tunggal, tetapi lebih besar dan
lebih tebal.
c. Pompon: bentuk bunga bulat seperti bola, mahkota bunga menyebar
ke semua arah.
d. Dekoratif: bunga berbentuk seperti aster, mahkota bunga bertumpuk
rapat, di tengah pendek dan makin ke tepi semakin panjang.
e. Bunga besar: bunga hanya berdiri sendiri pada tangkainya, garis
tengah bunga lebih besar dari 10 cm.
Selain itu, krisan memiliki karakter kuntum bunga masing-masing, yaitu
standar dan spray. Setiap tangkai krisan standar memiliki kuntum bunga
berukuran besar, sedangkan tipe spray memiliki sekitar 10-20 kuntum
bunga dengan diameter 2-3 cm. Bentuk morfologi tanaman krisan
Dendranthema grandiflora T. cv. shamrock green disajikan pada
Gambar 1.
11
Gambar 1. Bentuk morfologi tanaman krisan (a) Bunga D. grandifloraT. cv. shamrock green. Sumber: Puslithorti (2014)(b) Bunga, batang dan daun D. grandiflora T. cv. shamrockgreen. Sumber: PMF (2012).
3. Syarat Tumbuh Krisan
Krisan dapat tumbuh baik di dataran tinggi (>800 m dpl ) dengan pH
tanah 5,5 - 6. Penanaman di daerah pegunungan dengan pH tanah 5 - 5,5
perlu didahului dengan pengapuran. Apabila ditanam di pot pH media
yang sesuai adalah 6,2 - 6,7. Krisan memerlukan tanah dengan kesuburan
sedang karena tanah yang subur akan mengakibatkan tanaman menjadi
rimbun. Secara genetik krisan merupakan tanaman hari pendek, untuk
mendapatkan pertumbuhan yang seragam dan produksi bunga yang
tinggi, pertumbuhan vegetatifnya perlu diberi perlakuan hari panjang
dengan penambahan cahaya lampu pijar atau neon (Harry, 1994).
Daerah tropis seperti di Indonesia suhu rata-rata harian di dataran rendah
terlalu tinggi untuk pertumbuhan tanaman krisan, suhu udara di siang
hari yang ideal untuk pertumbuhan tanaman krisan berkisar antara
12
20°C – 26°C dengan batas minimum 17°C dan batas maksimum 30°C.
Suhu udara pada malam hari merupakan faktor penting dalam
mempercepat pertumbuhan tunas bunga. Suhu ideal berkisar antara
16° – 18°C bila suhu turun sampai di bawah 16°C, maka pertumbuhan
tanaman menjadi bertambah tinggi dan lambat berbunga. Pada suhu
tersebut intensitas warna bunga meningkat (Cerah) sebaliknya bila suhu
malam terlalu tinggi dapat berakibat melunturnya warna bunga sehingga
penampilan tampak kusam walaupun bunganya masih segar (Hasim dan
Reza, 1995).
Kelembaban udara antara 70% - 80% dinilai cocok untuk pertumbuhan
tanaman krisan. Kelembaban udara yang tinggi mengakibatkan
transpirasi (penguapan air) dari tanaman menjadi kecil dalam waktu
pendek. Keadaan ini membuat tanaman selalu dalam keadaan segar.
Untuk waktu yang agak lama, dengan tidak adanya sirkulasi air dalam
tanaman menyebabkan penyerapan air dan unsur hara terlarut dari dalam
tanah juga sedikit. Kekurangan nutrisi kebalikannya, kelembaban udara
yang rendah menyebabkan transpirasi tanaman menjadi tinggi. Air
menguap dengan cepat melalui pori- pori daun dan perakaran ini berarti
menyerap air dari tanah. Bila tanaman terlambat mengganti defisit air
dalam pucuk-pucuk yang baru tumbuh menjadi layu atau tepian daun
yang sudah dewasa menjadi kering (Hasim dan Reza, 1995).
13
B. Kultur Jaringan
1. Teknik Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah teknik menumbuh kembangkan bagian tanaman
baik berupa sel, jaringan atau organ yang dilakukan secara in vitro
(Yusnita 2003). Kultur jaringan dianggap suatu teknik yang tepat untuk
digunakan sebagai solusi keterbatasan bibit. Teknik ini dirasa lebih efektif
digunakan karena memiliki beberapa kelebihan yaitu bibit yang
dihasilkan lebih banyak, seragam dan bebas dari patogen (Soedarjo dkk.,
2012).
Teknik kultur jaringan merupakan suatu teknik yang memperhatikan
faktor aseptik dimana alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
teknik ini harus dalam keadaan steril. Secara garis besar, umumnya teknik
kultur jaringan merupakan kegiatan mengisolasi suatu bagian tanaman
yang selanjutnya dikembangkan dalam media bernutrisi (Indriani, 2014).
2. Medium Tanam
Berbagai formulasi media kultur telah dibuat sesuai dengan tujuan
perbanyakan. Murashige and Skoog (MS) adalah salah satu formula
media kultur yang populer digunakan. Yusnita (2003) menyatakan bahwa
kompleksitas komposisi nutrisi pada medium MS menyebabkan media
tanam ini sering digunakan dalam pemanfaatan perbanyakan tanaman.
14
Selain komposisi nutrisi yang komplek, media MS merupakan media
kultur yang sederhana sehingga mudah untuk dibuat. Media kultur
tersebut dapat digunakan dalam bentuk padat maupun cair. Kandungan
medium kultur jaringan terdiri atas makronutrien dan mikronutrien
berupa garam anorganik, sumber karbohidrat, air, asam amino, vitamin
dan zat pengatur tumbuh (ZPT).
C. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Wattimena (1988) menyatakan bahwa kesesuaian semua faktor yang
dibutuhkan dalam kultur jaringan (ZPT & media tanam) akan mempercepat
proses perbanyakan tanaman dan menghasilkan tanaman yang berkualitas.
Sedangkan, adanya ketidaksesuaian perbandingan faktor tersebut dapat
menyebabkan terjadinya hiperhidrisitas, yaitu pertumbuhan eksplan yang
tidak normal secara morfologi, anatomi, maupun fisiologi. Hal ini
mengakibatkan daun atau batang menjadi transparan, berwarna hijau muda
hingga pucat dengan kandungan klorofil yang rendah (Marlina & Rohayati
2009).
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) merupakan senyawa-senyawa lain yang
memiliki karakteristik yang sama dengan hormon, tetapi diproduksi secara
endogen (Zulkarnain 2009). ZPT bertugas dalam pengaturan metabolik dalam
pertumbuhan tanaman. ZPT ditambahkan karena eksplan belum mampu
menciptakan hormon pertumbuhan secara endogen dengan kadar yang
15
dibutuhkan dalam proses pertumbuhannya. Konsentrasi pemberian ZPT
dalam media kultur biasanya diberikan sesuai dengan tujuan kultur. Pada
pengkulturan untuk menumbuhkan dan menggandakan tunas aksilar atau
menumbuhkan unas adventif, ZPT yang digunakan adalah sitokinin. Jenis
sitokinin yang sering digunakan adalah BA (benzyl adenin) karena
efektivitasnya tinggi (Indriani, 2014).
D. Air Kelapa
Air kelapa mengandung hormon alami kelompok auksin dan sitokinin. Dalam
kultur jaringan, auksin berperan memacu pembentukan kalus, menghambat
kerja sitokinin, membentuk klorofil dalam kalus, mendorong proses
morfogenesis kalus, membentuk akar, dan mendorong proses embryogenesis.
Sitokinin berperan memacu pembelahan sel, proliferasi meristem ujung,
menghambat pembentukan akar dan mendorong pembentukan klorofil pada
kalus (Surachman, 2011).
Kandungan makro seperti N, P, dan K serta beberapa jenis unsur hara mikro
dalam air kelapa juga berpeluang dikembangkan lebih lanjut sebagai upaya
substitusi unsur hara makro dan mikro serta sukrosa sebagai sumber karbon.
Menurut Vigliar dkk. (2006), konsentrasi garam mineral dan sukrosa air
kelapa menurun seiring dengan lama nya keberadaan air kelapa itu sendiri.
16
E. Multiplikasi
Multiplikasi adalah salah satu tahap dalam pertumbuhan tanaman secara in
vitro dimana umumnya terjadi pada sel yang belum mengalami pertumbuhan
sekunder. Pertumbuhan sel ini dipengaruhi oleh bagian tanaman/eksplan yang
diisolasi. Umumnya sel yang belum mengalami pertumbuhan sekunder
terdapat pada bagian meristem (Hidayat 1995).
Menurut Campbel dkk. (2003), populasi sel-sel yang memperbaharui diri
sendiri dengan membelah dan menghasilkan sel-sel untuk pertumbuhan
tumbuhan disebut meristem (Gambar 2).
Gambar 2. Lokasi meristem tanaman (Campbel dkk., 2003)
Ozel & Arslan (2006) menyatakan bahwa teknik terpenting dalam
multiplikasi adalah proliferasi meristem, dimana nodus yang
menghasilkan tunas aksilar dikulturkan untuk meregenerasi perbanyakan
tunas tanpa melalui fase kalus terlebih dahulu. Teknik multiplikasi terdiri
atas dua metode yaitu metode percabangan tunas lateral dan pembentukan
17
tunas adventif. Perbanyakan eksplan dengan metode percabangan tunas
lateral lebih banyak digunakan karena relatif sederhana, perbanyakannya
berlangsung cukup cepat, dan tanaman yang dihasilkan tumbuh dengan
baik (Yusnita 2003).
F. Biosintesis Klorofil
Klorofil merupakan molekul kompleks yang berperan penting dalam proses
fotosintesis yaitu sebagai pengabsorbsi cahaya, transfer energi, transfer
elektron dan katalisator pada tumbuhan (Taiz dan Zeiger, 1998). Klorofil
bersama dengan dengan CO2, air, dan cahaya matahari berperan dalam
membentuk karbohidrat pada proses fotosintesis (Jumin, 1989).
Sifat fisik yang dimiliki klorofil yaitu akan memantulkan cahaya yang
berpendar atau berlainan. Sedangkan sifat kimia pada klorofil yaitu tidak larut
dalam air namun larut pada senyawa yang lebih polar seperti etanol
(Dwidjoseputro, 1994).
Klorofil pada tumbuhan terdiri dari dua jenis, yaitu klorofil a dengan warna
hijau tua dan klorofil b dengan warna hijau muda. Klorofil a merupakan
klorofil yang paling kuat menyerap cahaya di bagian merah dengan panjang
gelombang 600-700 nm dan paling sedikit menyerap cahaya hijau dengan
panjang gelombang 500-600 nm, sedangkan cahaya berwarna biru diserap
oleh karotenoid (Nio Song dan Banyo, 2011).
18
Klorofil memiliki tiga fungsi utama dalam fotosintesis, yaitu memanfaatkan
energi matahari, memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbohidrat dan
menyediakan energi bagi ekosistem (Bahri, 2010). Klorofil merupakan faktor
utama yang mempengaruhi proses fotosintesis. Proses ini penting pada
tumbuhan untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Lie dkk., 2006). Oleh karena itu, kandungan klorofil dapat dijadikan
parameter dalam mengukur pertumbuhan tanaman.
19
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani (ruang penelitian in vitro),
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lampung pada bulan November hingga bulan Desember 2017.
B. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat-alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laminar Air Flow
(LAF) Cabinet sebagai meja steril yang dilengkapi dengan blower dan
lampu UV untuk penanaman eksplan atau subkultur tunas pada medium
dalam botol, autoclave digunakan sebagai sterilisasi basah, plastic wrap,
scalpel, magnetic stirrer, hot plate atau kompor, alumunium foil, label,
bunsen, beaker glass, gelas ukur, batang pengaduk, botol kultur, pipet
tetes, cawan petri, pinset, gunting, neraca analitik, pH meter, kertas
Whatman No 1, spektrofotometer, mortar, karet gelang, mistar, lemari
20
kultur, lampu, tissue, tabung gas, panci, korek api, kamera, masker, dan
sarung tangan.
2. Bahan-bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan adalah planlet krisan (Dendranthema
grandiflora Tzvelev) Varietas Shamrock Green steril dalam botol kultur
yang diperoleh dari CV. Muria Sari Bumi, Batu, Jawa Timur, medium
Murashige dan Skoog (MS) “use ready” dipoduksi oleh Caisson
Laboratories, agar-agar 4g/L, gula 30 g/L, KOH 1 N, HCl 1 N, PPM 0,5
ml/L, air kelapa dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, dan 15%, alkohol 70%
dan 96 %, aquades dan spritus.
C. Rancangan Percobaan
Metode Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan satu faktor yaitu konsentrasi air kelapa yang terdiri dari 4 taraf
perlakuan : 0%, 5%, 10% dan 15%. Penelitian ini dilakukan dengan 6 ulangan
dan setiap ulangan terdiri dari 3 eksplan krisan D. grandiflora T. cv.
shamrock green dalam setiap botol kultur. Tata letak percobaan disajikan
dalam tabel 1.
21
Tabel 1. Tata letak satuan percobaan.
K3U5 K2UI K1U1 K0U5 K2U6 K3U1
K1U6 K0U4 K2U5 K3U2 K1U4 K0U1
K3U3 K2U2 K3U4 K0U6 K2U3 K1U3
K0U3 K1U5 K2U4 K0U2 K3U6 K1U2
Keterangan :
K0 : Konsentrasi air kelapa 0 %K1 : Konsentrasi air kelapa 5 %K2 : Konsentrasi air kelapa 10 %K3 : Konsentrasi air kelapa 15 %U1-U6 : Ulangan ke-1 sampai ke-6
D. Bagan Alir Penelitian
Penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu: 1) Penentuan konsentrasi air
kelapa untuk pertumbuhan eksplan D. grandiflora T. cv. shamrock green
secara in vitro, 2) Penanaman eksplan berupa tunas apikal D. grandiflora T.
cv. shamrock green ukuran ± 2 cm dalam medium MS yang sudah
ditambahkan air kelapa sesuai dengan konsentrasi, 3) Pertumbuhan yang
terjadi pada eksplan D. grandiflora T. cv. shamrock green meliputi
persentase jumlah planlet yang hidup, tinggi tanaman, jumlah tunas, jumlah
daun, dan analisis kandungan klorofil a, b, dan total. Tahap penelitian
disajikan dalam bentuk bagan alir seperti yang tercantum pada Gambar 3.
22
Gambar 3. Bagan Alir Penelitian
Perlakuan Indikator Luaran
Pembuatan mediumtanam MS padatdengan penambahanair kelapa padaberbagai konsentrasi
Medium yang baiktidak mengandungkontaminan, tidakterlalu cair ataupadat
Medium berjumlahbanyak untuk stokpengujian eksplankrisan D.grandiflora T. cv.shamrock green
Terdapat pengaruhair kelapa terhadappertumbuhanplanlet D.grandiflora T. cv.shamrock green
Munculnya tunasdan daun padaplanlet D.grandiflora T. cv.shamrock green
Penanaman eksplankrisan D. grandifloraT. cv. shamrock greenke dalam medium MS+ air kelapa padaberbagai konsentrasi
Parameter eksplanberupa analisispertumbuhan meliputitinggi planlet, jumlahtunas dan jumlah daunserta kandunganklorofil a, b, dan total.
Terjadi pertumbuhanberupa tinggi, tunas,daun sertakandungan klorofila, b, dan total padaeksplan.
Terdapatkonsentrasi palingefektif padapertumbuhan dankandungan klorofilpaling optimumpada planlet D.grandiflora T. cv.shamrock green.
23
E. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian meliputi beberapa langkah sebagai berikut.
1. Sterilisasi Alat
Alat penelitian berupa satu set alat deseksi (pinset, scalpel, gunting dan
pisau), botol kultur, cawan petri, dicuci dan dibersihkan dengan deterjen,
dibilas dengan air mengalir kemudian dibungkus dengan kertas dan
dimasukkan ke dalam autoclave dan dipanaskan dengan suhu 121°C
selama 20 menit. Supaya tetap steril saat penanaman berlangsung, alat
penanaman berupa pinset dan gunting direndam dengan alkohol 96% lalu
dipanaskan diatas nyala api bunsen hingga membara.
2. Pembuatan Medium Tanam
Dalam penelitian ini, pembuatan medium tanam pada 0% (kontrol) dan
perlakuan (5%, 10% dan 15%) dilakukan secara terpisah.
a. Pembuatan medium tanam pada konsentrasi 0% (kontrol)
1. Medium tanam dibuat sebanyak 1 L.
2. Pembuatan medium Murashige and Skoog (MS) dilakukan dengan
cara menimbang medium MS “use ready” 4,43 g/L lalu
dicampurkan dengan gula 30 g/L dan ditambahkan aquades
secukupnya, kemudian dilarutkan ke dalam beaker glass dengan
menggunakan magnetic stirrer dan diletakkan di atas hotplate.
3. Dimasukkan medium MS yang sudah dilarutkan ke dalam gelas
ukur dengan ditambahkan aquades mencapai volume 1000 ml.
24
4. Kemudian larutan dimasukkan ke dalam panci dan pH diukur
hingga mencapai 5,7 dalam kondisi netral (apabila medium terlalu
asam maka ditambahkan KOH 1N dan apabila medium terlalu basa
maka ditambahkan HCl 1 N).
5. Setelah itu, dimasukkan agar 4 gr/L dan PPM 0,5 ml/L ke dalam
panci lalu dimasak dan diaduk hingga mendidih. Selanjutnya,
dituangkan medium tersebut sebanyak 20 ml/botol kultur dan
diberi label menggunakan pensil.
b. Pembuatan medium tanam pada konsentrasi 5%, 10% dan 15%
1. Medium tanam dibuat sebanyak 1 L.
2. Pembuatan medium Murashige and Skoog (MS) dilakukan dengan
cara menimbang medium MS “use ready” 4,43 g/L lalu
dicampurkan dengan gula 30 g/L dan ditambahkan aquades
secukupnya, kemudian dilarutkan ke dalam beaker glass dengan
menggunakan magnetic stirrer dan diletakkan di atas hotplate.
3. Dimasukkan medium MS yang sudah dilarutkan ke dalam gelas
ukur dengan ditambahkan aquades dan air kelapa pada
masing-masing konsentrasi (5%, 10%, dan 15%) yang dilarutkan
bersamaan mencapai volume 1000 ml.
4. Kemudian larutan dimasukkan ke dalam panci dan diukur pH-nya
hingga mencapai 5,7 dalam kondisi netral (apabila medium terlalu
asam maka ditambahkan KOH 1N, dan apabila medium terlalu
basa maka ditambahkan HCl 1 N).
25
5. Setelah itu, dimasukkan agar 4 gr/L dan PPM 0,5 ml/L ke dalam
panci lalu dimasak dan diaduk hingga mendidih. Selanjutnya,
medium tersebut dituangkan sebanyak 20 ml/botol kultur dan
diberi label menggunakan pensil pada masing-masing perlakuan.
3. Sterilisasi Medium
Medium yang telah dituang ke dalam masing-masing botol kultur
kemudian dimasukkan kedalam autoclave dan disterilisasi selama 15
menit pada tekanan 17,5 psi dengan temperatur 121°C. Medium yang
telah disterilkan kemudian dipindahkan di ruang medium steril, untuk
memastikan medium terhindar dari kontaminasi, medium disimpan
selama 3-4 hari sebelum digunakan untuk menanam eksplan.
4. Persiapan dan Penyiapan LAF (Laminar Air Flow)
Sterilisasi ruang kerja dilakukan di ruang inkubasi dalam LAF. Kabel
LAF disambungkan dengan arus listrik, kemudian dinyalakan sinar UV
selama 45 menit, lalu dinyalakan lampu dan blower, pada permukaan
LAF disemprotkan alkohol 70% selanjutnya dinding LAF dibersihkan
menggunakan tissue.
26
5. Penanaman Eksplan Krisan ke Medium Tanam
Eksplan berasal dari planlet tanaman krisan. Eksplan dikeluarkan dari
botol kultur dengan pinset steril, lalu diletakkan di atas cawan petri dan
di multiplikasi (Gambar 4) dengan cara memotong bagian pucuk batang
eksplan dengan gunting steril sepanjang ± 2 cm dan dihilangkan
daunnya. Potongan tersebut ditanam pada medium perlakuan yang berisi
20ml/botol, setiap botol kultur terdiri dari 3 eksplan krisan D. grandiflora
T. cv. shamrock green kemudian botol kultur ditutup dengan alumunium
foil dan direkatkan menggunakan plastic wrap. Botol kultur yang telah
ditanami eksplan disimpan di rak kultur dengan pencahayaan optimal dan
suhu 22°C .
Gambar 4. Teknik Perbanyakan: dari eksplan diinisiasi langsung untukmembentuk multiplikasi tunas; eksplan dapat berasal darijaringan meristem, pucuk atau tunas samping (sumber: Taji,Kumar & Lakshmanan, 2002).
27
6. Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali selama 4 minggu setelah
tanam, untuk mengetahui efektivitas penambahan air kelapa dalam
medium MS pada pertumbuhan tunas krisan D. grandiflora T. cv.
shamrock green secara in vitro dengan parameter sebagai berikut.
a. Persentase Jumlah Planlet yang Hidup
Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah planlet krisan
Dendranthema grandiflora Tzvelev cv. shamrock green yang hidup
yaitu: ℎ ℎ ℎ 100%(Nurcahyani dkk., 2014).
b. Tinggi Planlet (cm)
Eksplan diukur dari luar botol menggunakan mistar dimulai dari
permukaan medium sampai titik tumbuh.
c. Jumlah Tunas (tunas)
Dihitung jumlah tunas yang muncul pada setiap eksplan.
d. Jumlah Daun (helai)
Dihitung jumlah daun yang terbentuk dalam setiap eksplan.
28
7. Analisis Kandungan Klorofil
Bahan untuk analisis kandungan klorofil menggunakan daun planlet
Dendranthema grandiflora T. cv. shamrock green yang sudah diberikan
perlakuan kombinasi medium MS dengan air kelapa, menggunakan
metode Miazek (2002) dengan spektrofotometer yang dilakukan pada
akhir pengamatan. Daun planlet D. grandiflora T. cv. shamrock green
sebanyak 0,1 g dihilangkan ibu tulang daunnya, digerus dengan mortar,
ditambahkan 10 mL ethanol. Larutan disaring dengan kertas Whatman
No. 1 dan dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup rapat. Larutan sampel
dan larutan standar (ethanol) diambil sebanyak 1 mL dimasukkan dalam
kuvet.
Setelah itu dilakukan pembacaan serapan dengan spektrofotometer UV
pada panjang gelombang (λ) 648 nm dan 664 nm, dengan tiga kali
ulangan setiap sampel.
Kadar klorofil dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Klorofil total = 5,24 λ664 + 22,24 λ648 mg/l
Klorofil a = 13,36 λ664 – 5,19 λ648 mg/l
Klorofil b = 27,43 λ648 – 8,12 λ664 mg/l (Miazek, 2002).
29
8. Analisis Data
Data yang diperoleh dari pertumbuhan planlet D. grandiflora T. cv.
shamrock green selama perlakuan kombinasi medium MS dengan air
kelapa berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif disajikan
dalam bentuk deskriptif dan didukung foto. Data kuantitatif yang
diperoleh dari setiap variabel dihomogenkan dengan menggunakan uji
Levene kemudian dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam pada
taraf nyata 5% dan uji lanjut dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada
taraf nyata 5%.
46
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari uraian pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penambahan air kelapa belum memberikan pengaruh terhadap tinggi
planlet, jumlah tunas dan jumlah daun planlet krisan Dendranthema
grandiflora Tzvelev cv. shamrock green.
2. Dalam medium Murashige and Skoog, konsentrasi air kelapa 10%
memberikan pengaruh yang optimum terhadap kandungan klorofil b dan
klorofil total.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dirumuskan saran
sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian lanjut guna mengetahui efektivitas air kelapa
pada tanaman krisan maupun tanaman hias lainnya.
2. Perlunya pengetahuan dalam pemakaian jenis dan konsentrasi ZPT
sehingga sesuai dengan apa yang akan dicapai.
47
DAFTAR PUSTAKA
APG (Angiosperm Phylogeny Group) II. 2003. An update of the Angiospermphylogeny group classification for the orders and families of floweringplants: APG II. Botanical Journal of the Linnean Society 141: 399-436.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2011. Pendapatan Non Migas-Holtikultura 2011.Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Bahri, S. 2010. Klorofil. Diktat Kuliah Kapita Selekta Kimia Organik. UniversitasLampung. Lampung.
Campbell NA, JB Reece & LG Mitchell. 2003. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants.Columbia University Press. New York.
Damayanti, F. dan Samsurianto. 2010. Konservasi in vitro plasma nutfah untukaplikasi di bank gen. Bioprospek 7 (2) : 1-6.
Dewan Standarisasi Nasional. 1998. Bunga Krisan Potong Segar.http://agribisnis.deptan.go.id/xplore/index.php?dir=mutustandarisasi/standar-mutu/standar_nasional/sni_tph/produk%20segar. Diakses pada10 Oktober 2017.
Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Pustaka Gramedia. Jakarta.
Dwi PYD. Niluh Made., Waeniati., Muslimin., dan Nengah Suwastika. 2012.Pengaruh Penambahan Air Kelapa dan Berbagai Konsentrasi Hormon2,4-D Pada Medium MS Dalam Menginduksi Kalus Tanaman Anggur Hijau(Vitis vinifera L). Jurnal Natural Science Vol. 1.(1) 53-62.
48
Fauzy, E., Mansyur dan A. Husni. 2016. Pengaruh Media Murashige dan Skoog(MS) dan Vitamin Terhadap Tekstur, Warna dan Berat Kalus Rumput Gajah(Pennisetum purpureum) CV. Hawaii Pasca Radiasi Sinar Gamma PadaDosis Ld50 (In Vitro). Universitas Padjadjaran. Bandung. Halaman 1-17.
Gamborg. O.L., J.P Shyluk, and E.A shahin. 1981. Isolation, fusion, and cultureof plant protoplast in : thorpe (ed.). plant tissue culture methods andapplication in agriculture. Academic press. Inc New York.
George EF, Sherrington PD. 1984. Plant propagation by tissue culture. Handbookand Directory of Commercil Laboratories. Exergetics Ltd, Eversley, England.
Ginanjar, R. A., I. Susilawati dan L. Khairani. 2017. Pengaruh Substitusi MediaKombinasi Murashige and Skoog (MS) dan Air Kelapa TerhadapPertumbuhan Tanaman Alfalfa (Medicago sativa). Universitas Padjadjaran.Bandung. Halaman 1-6.
Gunawan, L. W. 1987. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. DepartemenPendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PusatAntar Universitas (PAU) Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. 36-101.
Harry, N.R. 1994. Usaha tani Bunga Potong. Pusat Perpustakaan Pertanian &Komunikasi Penelitian. Badan Penelitian & Pengembangan Pertanian.Bogor.
Hasyim, I., dan M. Reza, 1995. Tanaman Krisan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Heddy, S. 1989. Hormon Tumbuhan. CV Rajawali. Jakarta.
Hendaryono, D.P.S. dan A. Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius.Yogyakarta.
Hendaryono, D.P.S. dan A. Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan: Pengenalandan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern. Kanisius.Yogyakarta.
Hidayat E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB. Bandung.
Indriani, B.S. 2014. Efektivitas Substitusi Sitokinin dengan Air Kelapa padaMedium Multiplikasi Tunas Krisan (Chrysanthemum indicum L.) Secara InVitro. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas NegeriSemarang. Semarang. [Skripsi].
49
Inkriwang, Annatje E.B., J. Mandang & S. Runtunuwu. 2016. Substitusi MediaMurashige dan Skoog/MS dengan Air Kelapa dan Pupuk Daun Majemukpada Pertumbuhan Anggrek Dendrobium secara in vitro. Jurnal Bioslogos,6 (1) : 15-19.
Jumin, H. B. 1989. Ekologi Tumbuhan. Rajawali Press. Jakarta.
Kristina N.N. & F.S. Syahid. 2008. Multiplikasi Tunas, Aklimatisasi dan AnalisisMutu Simplisia Daun Encok (Plumbago zeylanica L.) Asal Kultur In VitroPeriode Panjang. Bul. Littro, 212(2): 117 – 128.
Kristina N.N. & F.S. Syahid. 2012. Pengaruh Air Kelapa terhadap MultiplikasiTunam In Vitro, Produksi Rimpang, dan Kandungan Xanthothizol,temulawak di Lapangan. Jurnal Littri, 18(3): 125-134.
Lie, R., P. Guo, M. Baum, S. Grando, S. Ceccarelli. 2006. Evaluation ofChlorophyll Content and Fluorescence Parameters as Indicators ofDrought Tolerance in Barley. Agricultural sciences in China.
Maharani, S. dan N. Khumaida. 2012. Induksi Keragaman dan Karakterisasi DuaVarietas Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) dengan Iradiasi SinarGamma secara In Vitro. J. Hort. Indonesia 4 (1) : 34-43.
Mardin, S., 2002. Media tumbuh kultur jaringan tanaman. Makalah padaPelatihan Kultur Jaringan Tanaman PS. Agronomi Unsoed. Purwokerto.
Marlina, N. 2004. Teknik modifikasi media Murashige dan Skoog (MS) untukkonservasi in vitro mawar. Bull. Teknik Pertanian 9(1): 4-6.
Marlina, N. & E. Rohayati. 2009. Teknik Aklimatisasi Planlet Anyelir (Dianthuscaryophyllus L.) untuk Tanaman Induk. Buletin Teknik Pertanian 14 ( 2):72- 75.
Martini, T. 2014. Kajian Pengendalian Penyakit Karat (Puccinia horiana) padaTanaman Krisan Berdasarkan Prinsip Epidermis. DISERTASI. FakultasPertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Matatula A.J. 2003. Substitution of MS Medium with Coconut Nater andGandasil-D on Chrysanthemum Tissue Culture. Eugenia, 9 (4) : 203-211.
Miazek, Mgr Inz. 2002. Krystian. Chlorophyll Extraktion From Harvested PlantMaterial. Supervesior: Prof. Dr. Ha. Inz Stanislaw Ledakowicz.
Muhit, A. 2007. Teknik Produksi Tahap Awal Benih Vegetatif Krisan(Chrysanthemum morifolium R.). Buletin Teknik Pertanian, 12 (1), 14-18.
50
Nio Song dan Banyo, Y. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun sebagai IndikatorKekurangan Air pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains. 11 (2).
Nurcahyani, E., B. Hadisutrisno, I. Sumardi, dan E. Suharyanto. 2014. Identifikasigalur planlet vanili (Vanilla planifolia Andrews) Resisten terhadap infeksiFusarium oxysporum f. sp. vanillae hasil seleksi in vitro dengan asamfusarat. Prosiding Seminar Nasional: “Pengendalian Penyakit PadaTanaman Pertanian Ramah Lingkungan”. Perhimpunan FitopatologiIndonesia Komda Joglosemar-Fakultas Pertanian UGM. ISBN 978- 602-71784-0-3./2014. pp 272- 279.
Ozel, C.A. dan Arslan. 2006. Efficient micropropagation of English Shrub RoseHeritage Undner In Vitro Conditions. International Journal of Agricultureand Biology, 8 (5) : 626-629.
PMF (Puspita Merapi Farm). 2012. Varietas Krisan di Puspita Merapi Farm(PMF). http;//puspitamerapifarm.co.id/2012/varietas-krisan-di-puspita-merapi-farm.html?m=1. Diakses pada 10 April 2018.
Puslithorti (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura). 2014. Data KoleksiKomoditas Krisan. http://sdghorti.puslithorti.net/pn/lengkap/0112/IOC01120020/01.tampil.html. Diakses pada 10 Oktober 2017.
Rukmana, A.E., dan Mulyana, R. 1997. Seri Bunga Potong Krisan. PenerbitKanisius, Yogyakarta. Halaman: 23, 25-27.
Seswita D. 2010. Penggunaan Air Kelapa Sebagai Zat Pengatur Tumbuh padaMultiplikasi Tunas Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) In Vitro. JurnalLittri, 16(4): 135 – 140.
Sitompul, S.M dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. GadjahMada University Press. Yogyakarta.
Soedarjo M, H. Shintiavira, Y. Supriyadi dan Y. Nasihin. 2012. Peluang BisnisInovasi Krisan Badan Litbang Pertanian. Jakarta Selatan: Agro inovasi.
Sriyanti, D.P. 2000. Perlakuan KH2PO4 dalam media MS pada mikrostekkapulaga. Agrivet 4(1): 15-20.
Surachman, D. 2011. Teknik Pemanfaatan Air Kelapa untuk Perbanyakan Nilamsecara In Vitro. Buletin Teknik Pertanian, (16) :31-33.
Taiz, L., and Zeiger, E. 1998. Plant Physiology. Second Edition. Sunderland :Sinauer Associates, Inc., Publisher.
51
Taji, A., Kumar, P. dan Lakshmanan, P. 2002. In Vitro Plant Breeding.Haworth Press, Inc.: New York.
Vigliar R, V.L. Sdepanian & U.F Neto. 2006. Biochemical Profile of CoconutWater from Coconut palms planted in Inland Region. Journal de pediatria,82: 308-312.
Wattimena G.A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antar UniversitasIPB. Bandung.
Widiastoety, D. 2003. Pengaruh air nirah terhadap pertumbuhan planletDendrobium. Balai Produktivas Bunga Potong Krisan.http//chepzountpala.wordpress.com. Diakses pada tanggal 13 Februari 2018.
Yusnita. 2003. Kultur Jaringan: Cara Memperbanyak Tanaman secara Efisien.Agromedia Pustaka. Jakarta.
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan:Solusi Perbanyakan Tanaman. AgromediaPustaka. Jakarta.