Efektifitas Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft) Terhadap Penurunan

download Efektifitas Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft) Terhadap Penurunan

of 9

description

Efektifitas Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft) Terhadap Penurunan

Transcript of Efektifitas Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft) Terhadap Penurunan

EFEKTIFITAS TERAPI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP PENURUNAN KECANDUAN MEROKOK

ANALITIK EKSPERIMENTAL

PROPOSAL PENELITIAN

DWI SEPTIAN WIJAYA11620592

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS KADIRI2014BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pada tahun 2020 penyakit yang berkaitan dengan tembakau atau rokok akan menjadi masalah kesehatan utama terbesar dan menyebabkan 8,4 juta kematian setiap tahun. Diperkirakan, separuh kematian tersebut akan terjadi di Asia karena tingginya peningkatan penggunaan tembakau di Asia.Penggunaan tembakau di Indonesia menyebabkan 70% kematian karena penyakit paru kronik dan emfisema. Data Susenas 2001 memperkirakan penggunaan tembakau menyebabkan lebih dari 5 juta kasus kesakitan dan 400.000 kematian (Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jendral Departemen Kesehatan RI, 2007).Jumlah perokok di dunia pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 1,6 milyar, saat ini jumlah perokok telah mencapai 1,3 milyar. Sekitar 22% perempuan di negara-negara industri adalahperokok, dimana angka tersebut diperkirakan mencapaai 9% di negara-negara dengaan tingkat konsumtif tembakau tertinggi di dunia. Penggunaan tembakau di Indonesia tumbuh dengan sangat cepat. Keinginan merokok diindikasikan meningkat di usia muda, terutama pada populasi 5-19 tahun. Prevalensi merokok tinggi diantara usia 15-19 tahun (Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jendral Departemen Kesehatan RI, 2008).Data Survey Nasional 2004 menyebutkan bahwa 63,2% laki-laki dan 4,4% perempuan Indonesia adalah perokok. Jumlah penduduk di Indonesia yang merokok lebih dari 30% dari jumlah penduduk Indonesia merokok, artinya di negara kita sekitar 60 juta orang perokok. Sekitar 70% dari perokok di Indonesia memulai kebiasaanya sebelum berumur 19 tahun, karena terbiasa melihat anggota keluarganya yang merokok. Data tahun 20014 juga menunjukkan bahwa sebagian besar (84%) dari perokok Indonesia yang merokok setiap hari ternyata menghisap 1-12 batang per hari dan 14% merokok sejumlah 13-24 batang per hari. Perokok 25 batang sehari hanya 1,4% saja. Data tahun 2004 juga menunjukkan bahwa persentase merokok di pedesaaan Indonesia (37%) lebih tinggi dari pada perkotaan (32%). Sementara itu, baik di kota maupun di desa di negara kita terjadi peningkataan perokok sebesar 3% antara tahun 2001 ke 2003 (T.Y Aditama, 2006).Tabel 1.1 menggabarkan prevelensi perokok saat ini rerata jumlah batang rokok yang dihisap per hari menurut karakteristik responden. Prevalensi perokok saat ini mulai meningkat pada kelompok umur 15-24 tahun sampai kelompok umur 55-64 tahun, kemudian menurun pada umur lebih lanjut. Berbeda dengan kelompok umur 10-14 tahun, walaupun prevalensi hanya 2%, tetapi rerata jumlah batang rokok yang dihisap 16 batang per hari (Riskesdas, Departemen Kesehatan RI, 2007).

Tabel 1.1Prevalensi Perokok dan Rearata Jumlah Batang Rokok yang Dihisap Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas menurut Karakteristik Responden, Riskesdaas 2007Karakteristik RespondenPerokok Saat Ini (%)Rerata jumlah batang rokok/hari

Kelompok Umur (tahun)

10-142.010

15-2424.612

25-3435.013

35-4436.014

45-5438.013

55-6437.513

65-7434.710

75+33.113

Jenis Kelamin

Laki-laki55.711.7

Perempuan4.415.7

Pendidikan

Tidak sekolah30.912.1

Tidak tamat SD25.312.6

Tamat SD28.312.0

Tamat SLTP30.611.6

Tamat SLTA34.011.7

Tamat PT27.012.5

Sumber : Riskesdas 2007Menurut Riskesdas 2007 menunjukan bahwa pesentase penduduk umur 10 tahun keatas menurut kebiasaan merokok dan karakteristik responden, pada karakteristik responden yaitu tingkat pendidikan tamat perguruan tingggi terdapat 20,6% yang merupakan perokok setiap hari.Secara nasional, persenatse tertinggi usia pertama kali merokok terdapat pada usia 15-19 tahun 32,4%, disusul usia 20-24 tahun 11,7%. Menurut provinsi, perokok yang mulai merokok pada usia 15-19 tahun tertinggi dijumpai di Bangka Belitung 42,0%, disusul oleh DKI Jakarta 39,9%, Sulawesi Utara 39,5% dan Jawa Barat 35,9%.Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat (Tandra, 2003). Hasil survey yang dilakukan oleh Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) menyatakan bahwa dari 375 responden, 66,2% pernah mencoba berhenti merokok tetapi mereka gagal. Kegagalan ini ada berbagai macam; 42,9% tidak tahu caranya; 25,7% sulit berkonsentrasi, dan 2,9% terikat oleh sponsor rokok (Fawzani dan Triratnawati, 2005).Jacken (Syafiie dkk., 2008) mengatakan bahwa ada dua metode menghentikan kecanduan terhadap rokok yang selama ini dikembangkan para ahli dalam dunia rokok. yaitu : 1. Metode yang mengandalkan perubahan perilaku. Metode yang mengandalkan perubahan perilaku yang dimaksud adalah bahwa perokok berhenti merokok tanpa bantuan obat-obatan. Metode tersebut diantaranya adalah : a. Metode cold turkey Metode ini adalah metode yang paling sederhana dan paling mudah dimengerti tetapi juga paling banyak terjadi kegagalan.Caranya adalah dengan berhenti merokok. Perokok cukup menentukan kapan akan berhenti merokok (Jacken dalam Syafiie dkk., 2008). b. Cognitive behavioral therapy Inti dari pendekatan ini ialah pengetahuan atau kesadaran akan perilaku menjadi dasar untuk merubah perilaku ke arah yang diinginkan. Perokok hanya akan merubah perilaku buruk merokok jika tahu bahwa merokok itu buruk. Berdasar pengetahuan tersebut, perokok tersebut berusaha merubah perilaku dari suka merokok. (Jacken dalam Syafiie dkk., 2008). c. Aversive Conditioning Teknik ini sangat unik, yaitu memasangkan (pairing) sebuah stimulus atau masukan yang negatif (bisa perilaku atau pikiran) dengan perilaku yang ingin dirubah merokok (Jacken dalam Syafiie dkk., 2008). 2. Metode yang mengandalkan terapi obat-obatan.a) Nicotine replacement therapy b) Pemberian obat-obatan bukan nikotin. c) Metode akupuntur. d) Metode Hipnotis Untuk menghentikan kebiasaan merokok, hipnotis digunakan karena mampu merubah perilaku orang secara setengah sadar tetapi sukarela. Artinya, jika pada saat trancedia diberi intervensi oleh penghipnotis bahwa merokok itu buruk dan dia harus berhenti, maka pada saat dia sadar kembali, besar kemungkinan dia akan berhenti, sekalipun dia tidak tahu siapa yang menyuruhnya berhenti merokok (Jacken dalam Syafiie dkk., 2008).SEFT dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menghentikan perilaku merokok seseorang. Dalam sebuah video di youtube yang diunggah pada tanggal 14 Agustus 2008 seseorang bisa berhenti merokok dalam waktu kurang dari lima menit dengan menggunakan SEFT. Video lainnya yang pernah disiarkan oleh Metro TV dan diunggah ke youtube pada tanggal 6 November 2008 memberitakan sekitar 1429 siswa se-Jakarta menolak menghisap rokok setelah diberikan terapi SEFT.Zainuddin (2009) mengatakan bahwa SEFT adalah salah satu varian dari satu cabang ilmu baru yaitu energy psychology.SEFT merupakan penggabungan antara spiritual power dan energy psychology. Efek dari penggabungan antara spiritual dan energy psychology ini dinamakan amplifiying effect (efek pelipatgandaan).The Amplifying EffectEnergy PsyschologySpiritual Power

Gambar 1. Diagram SEFT (Zainuddin, 2009)Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Efektifitas Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Penurunan Kecanduan Merokok.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukann penelitian tentang Efektifitas Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Penurunan Kecanduan Merokok.1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan UmumUntuk mengetahui bagaimana Efektifitas Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Penurunan Kecanduan Merokok.1.3.2 Tujuan KhususUntuk mengetahui gambaran dari Efektifitas Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Penurunan Kecanduan Merokok.1.4 Manfaat Penelitian1. Bagi PenelitiPenelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang Efektifitas Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Penurunan Kecanduan Merokok.2. Bagi Institusi PendidikanHasil penelitian ini dapat dijadikan referensi, dokumentasi dalam pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya yang diharpakan jauh lebih baik dan dapat bermanfaat bagi siapa saja.