EFEKTIFITAS PROGRAM USAHA PENINGKATAN …repository.unand.ac.id/23921/1/artikel Lili Seprima...

22
EFEKTIFITAS PROGRAM USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA SEJAHTERA ( UPPKS ) UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DI KOTA PAYAKUMBUH Artikel LILI SEPRIMA HIDAYANI 1421613016 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS 2016

Transcript of EFEKTIFITAS PROGRAM USAHA PENINGKATAN …repository.unand.ac.id/23921/1/artikel Lili Seprima...

EFEKTIFITAS PROGRAM USAHA PENINGKATAN PENDAPATANKELUARGA SEJAHTERA ( UPPKS ) UNTUK PENINGKATAN

PENDAPATAN KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGASEJAHTERA I DI KOTA PAYAKUMBUH

Artikel

LILI SEPRIMA HIDAYANI1421613016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ANDALAS

2016

EFEKTIVITAS PROGRAM UPPKS UNTUK PENINGKATANPENDAPATAN KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KSI DI KOTA

PAYAKUMBUH

Oleh : Lili Seprima Hidayani(Dibawah Bimbingan Prof.Dr.Ir.Asdi Agustar,M.Sc dan Dr.Ir.Faidil Tanjung, M.Si)

Abstrak

Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)merupakan Program Nasional yang tumbuh dan berkembang di Kota Payakumbuhsudah dimulai semenjak tahun 1993. Program ini bertujuan untuk mengurangiangka kemiskinan yang lebih dikenal dengan Keluarga Prasejahtera dan KeluargaSejahtera I. Angka kemiskinan menurut BPS kota Payakumbuh adalah 7.01%,namun dari hasil pendataan keluarga, Keluarga Prasejahtera dan KSI berjumlah5107 KK. Namun yang tergolong dalam wadah kelompok UPPKS berjumlah 444Kepala Keluarga, dalam 34 kelompok UPPKS yang tersebar pada 5 kecamatan diKota Payakumbuh.

Adapun lokasi penelitian adalah 1 kelompok per kecamatan yaituKelompok Serumpun Sorai di Kecamatan Payakumbuh Barat, Kelompok KaryaBersama di Kecamatan Payakumbuh Utara, Kelompok Dahlia di KecamatanPayakumbuh Selatan, Kelompok Bunga Tanjung di Kecamatan PayakumbuhTimur dan Kelompok Lamposi I di Kecamatan Latina. Data yang dikumpulkanmelalui wawancara dan dokumentasi, dalam penelitian ini menggunakan metodesurvey dengan jumlah responden 69 orang, dan metode analisa data yangdigunakan adalah statistik diskriptif seperti rata-rata dan persentase. Hasil dandata yang diperoleh didiskripsikan sedemikian rupa berkaitan dengan variabel-variabel yang menjadi tujuan penelitian. Tujuan penelitian yang pertama adalahuntuk mengetahui efektifitas kelompok UPPKS dilakukan dengan melihatpendapatan yang diperoleh anggota keluarga dengan UPPKS dan tanpa UPPKS.Diskripsi perkembangan Program UPPKS di Kota Payakumbuh dalam kurunwaktu 3 tahun terakhir sebelum dan sesudah mengikuti program UPPKS.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa Program UPPKS di KotaPayakumbuh “efektif” dalam meningkatkan pendapatan Keluarga Prasejahteradan Keluarga Sejahtera I, dan perkembangan Program UPPKS dari aspek jenisusaha, pengelolaan usaha dan pemasaran hasil usaha belum menunjukkanperkembangan, sedangkan untuk omset usaha menunjukkan perkembangandengan meningkatnya omset perbulan.

Kata Kunci : Program UPPKS, Peningkatan Pendapatan

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Keluarga berencanamerupakan program pemerintahuntuk menjaring keikutsertaanmasyarakat dalam ber KB sekaligusmemberdayakan ekonomi keluarga.Semenjak tahun 1993 pemerintahmemperkenalkan kelompok UsahaPeningkatan Keluarga Sejahtera(UPPKS). UPPKS merupakankegiatan dari keluarga dalam bentukpaguyuban keluarga sejahtera. Dalammelakukan kegiatan usaha ekonomiproduktif yang dapat meningkatkanpendapatan keluarga beranggotakankeluarga prasejahtera, keluargasejahtera I,keluarga sejahtera II,keluarga sejahtera III dan keluargasejahtera III plus dalammewujudkan keluarga sejahtera.

Program Usaha PeningkatanPendapatan Keluarga Sejahtera(UPPKS) merupakan program yangpelaksanaannya diintegrasikandengan program KB (KeluargaBerencana), yang bertujuan untukmeningkatkan usaha ekonomiproduktif dan keterampilan terutamauntuk keluarga akseptor yangtergabung dalam kelompok UPPKSsedangkan yang menjadi tujuankhusus di bentuknya kelompokUPPKS ini adalah : 1).Meningkatnya jumlah modal usahauntuk mengembangkan kelompokUPPKS. 2). Meningkatnya jumlahkelompok UPPKS yang mempunyaimodal usaha. 3). Meningkatnyajumlah anggota kelompok yangberusaha. 4). Meningkatnya kualitasusaha kegiatan kelompok. 5)meningkatnya kesejahteraan keluargakhususnya keluarga prasejahtera dankeluarga sejahtera I (keluarga miskin).

Sesuai dengan amanatUndang-undang no 52 tahun 2009

pasal 48 dan instruksi Presiden no 3tahun 1996 tentang pembangunankeluarga sejahtera yang salah satunyaadalah pemberdayaan ekonomikeluarga yang bertujuan untukmenumbuhkan dan meningkatkanminat, semangat serta keterampilankeluarga dalam bidang usahaekonomi produktif melalui wadahkelompok Usaha PeningkatanPendapatan Keluarga Sejahtera(UPPKS) pada keluargamiskin.Kegiatan usaha ini telahdirintis dan dipelopori oleh BKKBNyang merupakan model usaha mikrokeluarga yang berfungsi untukmenggerakkan roda ekonomikeluarga.

Peningkatan pendapatankeluarga melalui kelompok kegiatanUPPKS diarahkan kepada seluruhkeluarga terutama pasangan usiasubur (PUS) keluarga prasejahtera,dan keluarga sejahter I melaluiproses pembelajaran usaha, tenagaterampil dan pemantapan pesertaKB. Melalui kelompok kegiatanUPPKS setiap keluarga diberipeluang seluas-luasnya untuk belajarberusaha, mengelola modal, bermitrausaha, berorganisasi, mempelajariteknis produksi dan belajarmenganalisis pasar. Sedangkan bagikeluarga yang tidak atau belummemiliki minat usaha diberi peluanguntuk belajar mengembangkanketerampilan yang diminatinyasehingga dapat menjadi tenagaterampil, handal yang diharapkandapat mengisi lapangan kerja ataumampu menciptakan lapangan kerjabaru.

Pemerintah mendukungsuksesnya program UPPKS melaluiberbagai pola membantu mencarikanmodal yang bersifat hibah maupunpinjaman dengan syarat lunak antaralain : Kredit Usaha Keluarga

3

Sejahtera (Kukesra), kredit modaldari BUMN (PT.POSINDO, PT.Kimia Farma, PT. Angkasa Pura, danBank Pemerintah, KreditPenggalangan Kemitraan Usaha(KPKU) dan Kredit PenerapanTeknologi Tepat Guna (KPTTG).

Pelaksanaan UPPKS telahberlangsung lebih dari 23 tahun,ternyata dari hasil pendataankeluarga oleh BKKBN tahun 2014diperoleh gambaran bahwa kuranglebih 56% keluarga di Indonesiamasih belum mampu berkembangsebagai pemrakarsa dan pelaksanapembangunan bagi anggotanyasendiri. Sebagainama yang disampaikan Mongid (1996) keluargamasih belum atau baru sebatasmampu memenuhi kebutuhan dasarminimumnya.

Sampai akhir tahun 2015 diKota Payakumbuh terdapat 34kelompok UPPKS, dengan jumlahanggota 444 ibu rumah tangga, yangmelaksanakan usaha ekonomiproduktif di lingkungan rumahtangga masing-masing. Seluruhanggota kelompok melakukan usahaperorangan dan tidak ada lagimelakukan usaha secara kelompok.Untuk itu penulis tertarik melakukanpenelitian mengenai :“Efektivitas Program UPPKSUntuk Peningkatan PendapatanKeluarga Pra Sejahtera danKeluarga Sejahtera I di KotaPayakumbuh”

B. Perumusan MasalahBerdasarkan data dan fakta

serta petunjuk pelaksanaanpeningkatan pendapatan keluargamelalui kelompok UPPKS. Adapunpermasalahan penelitian adalahsebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitaskelompok UPPKS dalam

peningkatan pendapatan KPSdan KS I

2. Bagaimana perkembangankelompok UPPKS dan faktor-faktor apa yangmempengaruhinya di KotaPayakumbuh

C. Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui efektifitas

UPPKS dalam peningkatanpendapatan KPS dan KS I diKota Payakumbuh

2. Untuk mengetahui gambaranperkembangan kelompokUPPKS di Kota Payakumbuh.

D. Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah :1. Sebagai masukan bagi

Perwakilan BKKBN PropinsiSumatera Barat danBPMP&KB Kota Payakumbuhdapat menyusun program yanglebih intensif untukmengembangkan kelompokUPPKS dalam peningkatanpendapatan keluarga PraSejahtera dan KeluargaSejahtera I, sekaligus untukmenyampaikan kondisi yangobjektif kelompok UPPKSyang ada di Kota Payakumbuh

2. Manfaat pengembangan ilmu,penelitian di harapkan dapatbermanfaat dalampengembangan ilmu terutamadalam mengentaskankemiskinan.

II.METODOLOGI PENELITIANA. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian di lakukan pada 5(lima) kecamatan dalam wilayahKota Payakumbuh. Berdasarkan dataBPMP dan KB Kota Payakumbuhtahun 2015 terdapat 34 kelompokUPPKS yang tersebar di 5 (lima)

4

kecamatan. Pada masing-masingkecamatan di lakukan penelitianuntuk 1 kelompok. Penelitian dilaksanakan 2 ( dua ) bulan, terhitungsejak tanggal yang di tetapkan olehPascasarjana UnandB. Metode Penelitian

Penelitian menggunakanmetode survey, dimana anggotakelompok yang tergabung dalamkelompok UPPKS akan di pilihsebagai responden. Pada penelitianini akan di tetapkan sebanyak 69responden (semua anggotakelompok) dengan distribusisebagaimana terlihat pada Tabel 3berikut :Tabel 3. Distribusi responden pada

tiap kelompok

NO

KELURAHAN

NAMAKELOMP

OK

JUMLAHREPOND

EN1.2.3.4.5.

PayolansekIkua KotoDi BalaiPadangTiakarSwh Pd

AurKuningSungaiDurian

SarumpunSoraiKaryaBersamaBungaTanjungDahliaLampasi I

15 orang10 orang20 orang13 orang11 orang

JUMLAH RESPONDEN 69 orang

C. Metode Pengumpulan DataData yang di kumpulkan

adalah data sekunder yang bergunauntuk mendukung data primer yangada di lapangan. Data sekunder yangdi kumpulkan adalah adalah laporanperkembangan kelompok UPPKSselama kurun waktu 3 tahun dan datamengenai aktifitas kelompok UPPKSserta regulasi yang berkaitan dengankelompok UPPKS yang menjadiobjek penelitian. Data ini dikumpulkan dari BadanPemberdayaan MasyarakatPerempuan dan Keluarga Berencana,Kantor Camat dan Kantor Lurah di 5

(lima) kecamatan dalam wilayahKota Payakumbuh. Kegiatan ini dilakukan untuk memperolehgambaran diskripsi daerah penelitian.Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancaramenggunakan daftar pertanyaan(kuesioner) yang di siapkan terlebihdahulu. Selain itu juga di lakukanwawancara mendalam (IndepthInterviewing) terhadap informankunci yang terdiri dari: Pembinawilayah kerja / PKB, lurah danKasie Keluarga sejahtera BPMP danKB Kota Payakumbuh.

D. Metode Analisis DataSesuai dengan tujuan

penelitian yang sudah di tetapkanmaka analisa data akan di lakukandengan statistik diskriptif sepertirata-rata, persentase dan standardeviasi (SD). Formula berikut inidigunakan untuk mengetahuipeningkatan pendapatan keluargasebagai berikut :

1. Pendapatan Keluargadengan kelompok UPPKS:

∑ Y = P1 +P2+P3+PX + Pn

∑Y = Totalpendapatan keluarga

P1 = Pendapatandari kepala keluarga

P2 = Pendapatandari istri

P3 = Pendapatandari anak

Px = Pendapatandari kegiatan UPPKS

Pn = Pendapatanlainnya.

2. Pendapatan Tanpa usahakelompok UPPKS

∑ Y1 =P1+P2+P3 + Pn

5

∑Y1 = Totalpendapatan tanpa usahaUPPKS

AYx = ∑ Y- ∑ Y1x 100%

Ax = Peningkatanpendapatan dengan adanya usahaUPPKS

Analisis deskriptifyang digunakan untukmengetahui perkembangankelompok UPPKS akandilakukan denganmenginterperstasikan datayang di perodeh dari dataprimer dan data skunder. Dataprimer danP data skunderyang akan diinterprestasikanberupa :

1. Jenis Usaha2. Pengelolaan usaha3. Omset usaha4. Pemasaran hasil usaha

E. Defenisi OperasionalVariabel dan Pengukurannya

1. Efektifitas program UPPKS,adalah kemampuan modal yangdipinjamkan oleh programUPPKS untuk meningkatkanpendapatan keluarga yang diukur dari peningkatan sebelumdan sesudah mendapatkanmodal usaha kelompokUPPKS.

2. Pendapatan, adalahkemampuan hasil usaha yangdi miliki oleh anggota keluargayang mampu menghasilkanproduksi. Kalkulasi seluruhpenghasilan anggota keluargayang di gunakan untukmemenuhi kebutuhan rumahtangga.

3. Omset usaha, adalah nilai totalpenjualan hasil produksi 1bulan.

4. Peningkatan pendapatankeluarga adalah hasil usaha

dalam bentuk nilai rupiah yangdi peroleh anggota setelahmengikuti program kegiatanUPPKS.

5. Jumlah modal yang dipinjamdari program UPPKS adalah :total rupiah yang sudahdipinjam oleh anggotakelompok dari programUPPKS.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Efektivitas Kelompok UPPKSEfektivitas merupakan

kesesuaian antara output dengantujuan yang di tetapkan. Tingkatefektivitas kelompok UPPKS dalamtujuan penelitian adalah peningkatanpendapatan keluarga melaluikegiatan UPPKS yang di lakukan.Tingkat efektivitas kelompokUPPKS dapat di evaluasi daripendapatan yang di terima anggotakelompok sebelum dan sesudahmengikuti program UPPKS.Sedangkan efektivitas lain dilihatdari perkembangan kelompokUPPKS melalui jenis usaha yang dilakukan, pengelolaan usaha, omsetusaha dan pemasaran hasil usahaanggota kelompok UPPKS.1. Latar Belakang ProgramUPPKS

Terbentuknya kelompokUPPKS diawali pada 1979 dengannama Kelompok Usaha PeningkatanPendapatan Keluarga Akseptor(UPPKA), dan berubah menjadiUPPKS pada 1994, bedasarkanUndang-Undang Nomor 10 tahun1992, yaitu tentang PerkembanganKependudukan dan PembangunanKeluarga Sejahtera denganmenghimpun sebanyak 5 (lima)hingga 10 (sepuluh) keluarga pesertaKB yang melakukan kegiatan usahakeluarga secara perorangan maupun

6

kelompok. Tujuan awal adalah agarpendapatan keluarga yang tergabungdalam UPPKS itu meningkatsekaligus memantapkan kesertaanmereka sebagai peserta keluargaberencana yang aktif. Tahun 1994UPPKS ini dikembangkan secaraNasional dengan desain Kredit UsahaKeluarga Sejahtera (Kukesra)sekaligus membuka TabunganKeluarga Sejahtera (Takesra),melalui pengelolaan kredit oleh BankNegara Indonesia bekerjasamadengan PT POSINDO. Dana awalsecara Nasional merupakansumbangan para pengusahaKelompok Pengusaha Nasional diJimbaran Bali yang bertekadmenyalurkan CSR (Company SocialResponsibility) perusahaan merekamelalui sistem Takesra-Kukesradalam rangka pengentasankemiskinan. Ratusan ribu kelompoksegera terbentuk dengan pinjamanawal tahap pertama sebanyak Rp.500.000 dan Tabungan awalRp300.000 per kelompok yangdianggap memadai menurut nilairupiah pada waktu itu. Pinjamantahap berikutnya mengikuti kelipatanhingga putaran ke-5, dan diharapkandalam proses itu jumlah tabunganjuga meningkat dari peserta melaluikelompok. Setelah empat tahunberjalan dan sebagian besarkelompok masuk putaran ke-3 danke-4, maka pada 1997 terjadilahkrisis ekonomi (krisis moneter) yangmembuat semua proses UPPKSmenjadi stagnan, tidak mampu lagiberkembang karena nilai rupiahmerosot terhadap semua mata uangasing. Kebijakan PengelolaanUPPKS secara Nasional adalahmencairkan tabungan kelompokuntuk dikembalikan kepada anggotasesuai jumlah tabungan yang adapada data PT POSINDO seluruhnya

dilunasi pada 2004. Sejak 2004diupayakan agar kelompok UPPKSyang masih memiliki kegiatan dankepengurusannya masih ada untukdiaktifkan kembali denganmemberikan pinjaman modal yangbersumber dari APBN namuncakupan kelompok penerimapinjaman sangat terbatas setiaptahunnya hingga sekarang. Jumlahpinjaman berkisar 2,5 juta rupiahhingga 5 juta rupiah per kelompokyang jumlah anggotanya berkisar 5hingga 10 orang ibu. Setelah sepuluhtahun pengelolaan UPPKS, makaperlu dilakukan kajian yang dalam,di samping evaluasi rutin yangdilakukan setiap tahunnya.Kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009tentang Perkembangan Pendudukdan Pembangunan Keluarga, makadikembangkan kebijakan barutentang pemberdayaan ekonomikeluarga di samping ketahanankeluarga. Akan tetapi, sejak 2010kebijakan bantuan pinjaman modalkepada kelompok dari sumber APBDmaupun APBN sudah tidak ada lagidengan alasan tidak dibenarkan lagipemberian hibah dalam bentukbantuan modal kepada UPPKSkarena skim pemberian kreditmelalui Bank Pemerintah sudahdianggap memadai seperti KUR yangdisalurkan melalui BRI. Berdasarkanevaluasi petugas BRI bahwakelompok UPPKS dinilai tidak layakmenerima KUR karena kegiatanusaha riil kelompok hampir tidakada. Jumlah Kelompok UPPKS yangmasih ada di Kota Payakumbuhberdasarkan laporan yang dihimpundari BPMP dan KB KotaPayakumbuh terdapat 34 Kelompokyang ada dalam data base masih aktifdengan anggota sebesar 444 orang8.69 persen dari Keluarga Pra-

7

sejahtera dan Keluarga Sejahtera Iyang terdiri dari 5107 ibu anggotadan pengurus. Para pengelolaUPPKS ini masih masih beranggapanbahwa Kelompok UPPKS ini adalahmodel yang paling tepat namunmemerlukan revitalisasi dari segipengelolaan dan implementasipembinaan di lapangan. Untukmembantu revitalisasi PengelolaanUPPKS ini, maka pada kesempatanini akan mencoba menggalivariabel-variabel jenis usaha,pengelolaan UPPKS, omset danpemasaran hasil kelompok UPPKS.2. Karakteristik Keluarga AnggotaUPPKS

Keanggotaan UPPKS initerdiri dari kaum perempuan/ibuyang berstatus keluarga pra sejahteradan keluarga sejahtera I ( keluargaMiskin ) yang ada pada masing-masing kelurahan di mana adakelompok UPPKS dan anggota lainyang di tetapkan berdasarkanmusyawarah kelompok akseptoryang bersangkutan. Tujuan umumdibentuknya lembaga UPPKS iniadalah untuk menunjang pelaksanaanprogram KB dalam rangkamempercepat pelembagaan danpembudayaan NKKBS ( NormaKeluarga Kecil Bahagia danSejahtera )

Sedangkan Tujuan Khususdibentuknya lembaga UPPKS antarlain :1. Menumbuhkan dinamika

kelompok agar anggota dapatdidorong untuk meningkatkan danmemantapkan kesertaan dalam berKB, terutama kesertaan dalampemakaian alat kontrasepsi yangefektif.

2. Mengisi kegiatan kelompokpeserta KB dengan kegiatanekonomi produktif, sehinggadapat menjamin kelangsungan

hidup kelompok-kelompoktersebut.

3. Mengembangkan kegiatan sosialekonomi, khususnya paraperempuan peserta KB untukmeningkatkan perananya dalamkeluarga maupun masyarakat.

4. Merangsang kelompok untukdapat dalam membangun ekonomikeluarga dengan melakukanusaha-usaha mandiri produktif.

5. Memberikan tambahanpengetahuan dan pengalamanberorganisasi maupun mengaturadministrasi keuangan.

6. Merangsang kelompok lain agarberprestasi seperti kelompok yangmendapatkan bantuanpermodalan.

Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan dalam ikatanperkawinan, darah dan ikatanadopsi,para anggota sebuah keluargahidup bersama-sama dalam saturumah tangga , atau jika merekahidup secara terpisah, mereka tetapmenganggap rumah tangga tersebutsebagai rumah merekaFriedman,(1988) Anggota keluargaberinteraksi dan berkomunikasi satusama lain dalam peran-peran sosialkeluarga seperti suami-istri, ayah-ibu, anak laki-laki,anak perempuandan saudara keluarga sama-samamenggunakan kultur yang sama yaitukultur yang diambil dari masyarakatdengan beberapa ciri unik tersendiri.Menurut Undang-undang no 52tahun 2009 bahwa Keluarga dibentuk atas perkawinan yang syahyang merupakan unit terkecil darimasyarakat yang terdiri dari kepalakeluarga dan beberapa orang yangberkumpul dan tinggal di suatutempat di bawah satu atap dalamkeadaan saling ketergantungan.Dapatdisimpulkan bahwa karakteristikkeluarga adalah :

8

1. Terdiri dari dua atau lebih individuyang diikat oleh hubungan darah,perkawinan yang syah atauadopsi.

2. Anggota keluarga biasanya hidupbersama atau jika terpisah merekatetap memperhatikan satu samalain.

3. Anggota keluarga berinteraksisatu sama lain dan masing-masingmempunyai peran sosial : suami,istri, anak, kakak dan adik.

4. Mempunyai tujuan : menciptakandan mempertahankan budaya,meningkatkan perkembanganfisik, psikologis, dan sosialanggota.

Berikut ini akan disampaikankarakeristik keluarga pada kelompokUPPKS daerah penelitian;

a. Umur Anggota KelompokUPPKS

Bila di kaitkan dengan usiaproduktif menurut BPS adalahpenduduk yang berusia 14 hingga 60tahun. Sedangkan anggota UPPKSseluruhnya ibu-ibu pada umumnyatergolong usia produktif yangdiharapkan dapat membantu keluargadalam peningkatan pendapatan untukmemenuhi kebutuhan hidupkeluarga. Persentase tertinggi berusia41 hingga 50 tahun 44,93 persensedangkan usia lebih dari 60 tahun13,04 % ( 9 orang responden ) danuntuk usia kurang dari 30 tahunmasih ada 5 orang responden denganpersentase 7.25 % . Untuk lebihjelasnya dapat di lihat pada Tabel 7berikut ini

Tabel 7. Distribusi jumlah anggotakelompok UPPKS menurutkelompok umur di KotaPayakumbuh.

NOUmur

(tahun)Jumlah Persentase

1 <30 5 7,252 31 – 40 15 21,743 41 – 50 31 44,934 51 – 60 9 13,045 ≥ 60 9 13,04

Jumlah 69 100,00

Jumlah anggota UPPKSberada dalam usia kelompokproduktif dapat di interpestasikandari berbagai aspek. Salah satu diantaranya bahwa ibu yang tergabungdalam kelompok UPPKS masihmenjanjikan untuk meningkatkanpendapatan keluarganya. Disisi laindapat juga di interprestasikan bahwadengan usia produktif dapatmenggeluti usaha kecil yang bisa dilakukan di lingkungan rumahtangga.Dengan pengetahuan danmodal yang relative kecil sudahdapat melakukan usaha.

b. Pendidikan formal anggotaUPPKS

Pendidikan formalmerupakan salah satu indikator yangdapat di jadikan alat ukur untuktingkat pengetahuan, keterampilandan kemampuan mengelola suatuusaha. Diduga ada hubungan linierantara pendidikan formal denganpengetahuan, keterampilan dankemampuan anggota kelompokdalam mengelola usahanya. Anggotakelompok dengan pendidikan formalyang tinggi di harapkan lebih baikmngelola usahanya untukmeningkatkan pendapatankeluargannya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada responden dapat dikatakan bahwa anggota kelompokUPPKS adalah anggota yang

9

terdidik. Hal ini dapat di lihat bahwamayoritas pendidikan anggotakelompok UPPKS adalah tamatanSLA 43,47 persen, yang tidakbersekolah masih ada 2,9 persen,tamatan SD 34,79 persen dan SLP18,84 persen.Tabel 8. Distribusi jumlah anggota

kelompok UPPKSBerdasarkan tingkatpendidikan.

No Pendidikan Jumlah Persentase

1Tdk

sekolah 2 2,9

2 SD 24 34,79

3 SLP 13 18,84

4 SLA 30 43,47

5 PT - -

Jumlah 69 100,00Untuk jumlah anggota

kelompok yang pendidikannyarelative rendah di duga eratkaitannya dengan fenomena anggotamasyarakat di daerah penelitianmasih jauh dari wilayah perkotaan.Pada wilayah yang dekat denganpusat kota lebih baik jika dibandingkan dengan masyarakat yangjauh dari pusat kota.

c. Status kepemilikan tempattinggal

Salah satu indikator untukmenentukan tahapan keluargasejahtera menurut adalah memilikirumah yang layak huni dan statuskepemilikannya adalah miliksendiri.Status rumah dengankepemilikannya milik sendiri atauyang di dapat dengan warisan, akanmembuat anggota kelompok yangtergabung dalam kelompok UPPKSakan fokus memikirkan peningkatanpendapatan melalui usaha yang dilakukannya. Adapun kepemilikanrumah anggota kelompok UPPKSpada Tabel berikut ini.

Tabel 9. Distribusi statuskepamilikan tempat tinggalAnggota kelompok UPPKSdi Kota Payakumbuh

No Status Jumlah Persentase

1 Milik sendiri 52 75,36

2 Sewa/kontrak 1 1,45

3 Warisan 4 5,8

4 Lainnya 12 7,39

Jumlah 69 100%Pada tabel di atas

memperlihatkan bahwa 73.37 persenanggota kelompok UPPKSmenempati rumah milik sendiri,warisan 5,8 persen dan lainnya 12responden dengan pesertase 7,39.Dengan kondisi di atas jelas bahwahanya 1 orang responden yang masihberupaya untuk sewa/ kontrakanrumah yang di tempatinya.

d. Pekerjaan Utama SuamiSuami sebagai pencari nafkah

dalam keluarga mempunyaipekerjaan yang paling dominanadalah pekerjaan petani / peternak30,43 persen , untuk perkerjaanpenerima jasa 28,99 persen danwirausaha kecil 13.04 persen,pedagang 11,6 persen dan PNSgolongan I 1.45 persen. Sedangkanistri yang tergabung dalam kelompokUPPKS menjalankan kegiatan usahakecil merupakan sebagai tambahanuntuk meningkatkan pendapatankeluarga. Hal ini dapat di pahamikarena pilihan untuk bergabungdengan kelompok UPPKSmerupakan alternative yang terbaikyang dapat di lakukan oleh ibu untukmembantu menambah pendapatankeluarga. Ada usaha kecil yang dilakukan anggota kelompok UPPKSsama dengan pekerjaan utamasuami, seperti halnya usaha ternakikan lele pada kelompok BungaTanjung di kelurahan Padang Tiakar

10

dan kelompok Sarumpun Sorai diKelurahan Payolansek. Secara rincidapat di lihat penghasilan utamasuami pada tabel berikut ini :

Tabel 10. Distribusi pekerjaan suamianggota kelompokUPPKS di KotaPayakumbuh.

NoPekerjaan

utamaJumlah Persentase

1Petani/Peternak

21 30,44

2 Pedagang 7 10,14

3Usahakecil/wirasuasta

9 13,04

4Penerima jasa(tukang /sopir)

21 30,44

5 PNS 1 1,45

6Industrikerajinan/ RT

2 2,90

7 Janda 8 11.59

Jumlah 69 100,00

e. Profil jumlah anak anggotaUPPKS yang masih menjaditanggungan keluarga.

Salah satu penyebab keluargapra sejahtera dan keluarga sejahtera Itergantung kepada kondisi jumlahanggota ( jumlah anak ) tidaksebanding dengan pemasukankeuangan keluarga. Jumlah anakyang banyak akan membuat keluargapra sejahtera dan keluarga sejahtera Iakan mengalami kesulitan dalammemenuhi kebutuhan dasarnya.Pada tabel berikut dapat di lihatjumlah anak anggota UPPKS.Tabel 11. Distribusi jumlah anak

anggota UPPKSdi KotaPayakumbuh.

NoJumlah

anakJumlah Persentase

1 Tdk punyatanggungan

8 11,59

2 1 - 2 orang 35 50,73

3 3 - 5 orang 26 41,67

4 > 5 - -

Jadi Jumlah 69 100,00Jumlah anggota keluarga

yang menjadi tanggunganmengambarkan tingkat pengeluaranyang harus di sediakan. Dari data diatas terlihat bahwa responden yangmemiliki jumlah anggota keluargayang menjadi tanggungan rentangan3-5 orang persentasenya cukup tinggi41.67 persen. Sedangkan untukrentangan 1 – 2 orang 50.73 persendan yang tidak punya tangungankeluarga sebanyak 11.59 persen(anak sudah dewasa dan sudah punyakeluarga yang menjaditanggungannya). Kaitannya denganresponden keluarga Pra Sejahteradan keluarga sejahtera I, makajumlah anggota keluarga yang lebihdari 3 orang ini menjadi tanggungjawab suami sebagai kepalakeluarga, melalui kegiatan UPPKSini dapat di bantu oleh istri denganadanya usaha ekonomi produktif.

f. Profil kelompok UPPKSJumlah kelompok UPPKS

yang ada di Kota Payakumbuhsebanyak 34 kelompok yang tersebardi lima Kecamatan dalam wilayahKota Payakumbuh, setiap kelompokterdata dalam data base kelompokUPPKS tingkat Nasional. Kegiatankelompok UPPKS yang ada di KotaPayakumbuh lebih dominanmelakukan usaha pinjam modalusaha keluarga kepada anggotakelompok UPPKS. Untuk pembinaandan bimbingan dilakukan olehPembina wilayah atau penyuluh KByang ada pada masing- masingkeluarahan. Untuk pembinaan usahajuga dilakukan oleh DinasKoperindag dan UMKN serta KantorKetahanan Pangan KotaPayakumbuh. Kelompok UPPKS inisudah ada semenjak tahun 1993 diKota Payakumbuh. Kelompok yang

11

di lakukan penelitian dapat di lihattahun mulai kegiatannya sebagaiberikut:Tabel 12. Tahun berdiri kelompokUPPKS yang di teliti

No Namakelompok

Thberdiri

Lamanya

1 Sarumpunsorai

2003 13 th

2 KaryaBersama

2011 5 th

3 BungaTanjung

2013 3 th

4 Dahlia 2006 10 th

5 Lampasi 1 2008 8 th

Dari tabel diatas dapat dilihatbahwa kelompok serumpun soraiyang terletak di Payolansekkecamatan Payakumbuh Barat palinglama berdiri yaitu sudah berjalan 13th sudah banyak yang dapatdilakukan pengurus bersama anggotakelompok untuk memajukankelompoknya bahkan untuk penilaiankelompok UPPKS yang dilakukansecara berjenjang mulai dari tingkatkecamatan sampai ketingkatnasional, kelompok UPPKSSarumpun Sorai sudahmengharumkan nama KotaPayakumbuh memperoleh juara IIItahun 2014 dan juara 3 untukpengelolaan kelompok UPPKSterbaik tingkat Provinsi Sumbar,kemudian diikuti oleh kelompokDahlia sudah berdiri 10 tahun danyang paling kecil usia berdirinyaadalah kelompok bunga tanjung yaitu3 tahun.Namun dari 5 kelompokyang menjadi responden penelitian,usaha yang paling berkembangadalah kelompok bunga tanjungdengan usaha perternakan ikan lele.3. Pelaksanaan Program UPPKS

Di Kota Payakumbuh masihbanyak terdapat keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1yang perlu di tingkatkanpendapatannya. Pada akhir tahun

2015 dan hasil pendapatan keluargayang di laksanakan BPMP dan KBtercatat keluarga pra sejahtera dankeluarga sejahtera 1 sebanyak 5107KK. Salah satu upaya untukpeningkatan pendapatan keluargatersebut dilakukan melalui kelompokUPPKS yang ada pada masing-masing kelompok. Keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1(keluarga miskin) di kelompokkandalam wadah kelompok UPPKS.

Dalam pelaksanaan kegiatanini, BPMP-KB Kota Payakumbuhtelah di perkuat dengan adanyapemberian pinjaman modal dalambentuk uang tunai kepada kelompokUPPKS yang berkisar Rp.5.000.0000 s/d Rp. 25.000.000 padamasing-masing kelompok denganbiaya administrasi 6% per tahun.Adapun ketentuan-ketentuan yang diperhatikan dalam penyaluranpinjaman kepada kelompok UPPKSsbb :

1. Kelompok UPPKS yang akanmendapatkan pinjaman modalharus teregistrasi dalam data basiskelompok UPPKS.

2. Dana pinjaman kelompok diberikan dengan cara bergilir danproritas kepada kelompok yangbelum pernah mendapat pinjamanmodal usaha.

3. Besarnya bantuan modalkelompok bervariasi tergantungusaha kelompok dan dana yangtersedia.

4. Kelompok UPPKS bebas memilihjenis usaha dan sesuai denganpotensi lingkungan, demikepentingan keberlangsunganusaha.

5. Khusus untuk pinjaman modalusaha yang bersumber darilembaga luar BPMP dan KB sertaBKKBN akan mengikutimekanisme dan sistim

12

administrasi yang berlaku darilembaga yang bersangkutan.

a) Jenis UsahaSecara umum bidang usaha

kecil yang di lakukan oleh penerimapinjaman modal UPPKS dari dataresponden yang di kumpulkan dapatdi kategorikan sebagai usahaproduksi perdagangan dan jasa. Jenisusaha produksi meliputi industrikerajinan, pertanian/peternakan danmakanan. Berikut ini rincian jenisusaha kecil penerima UPPKS.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jenis usaha produksimerupakan usaha yang palingdominan yaitu 55 responden denganpersentase 79,71 usaha perdagangan,18.84 persen dan jasa 1.45 persen.Adapun usaha produksi yang dilakukan adalah kerajinan anyamansangkar ayam,souvenir keperluanrumah tangga, pertanian sayuran,ternakan ikan lele dan usahamakanan ringan ( kripik lento danrakik). Untuk usaha perdaganganadalah barang harian dan menjualmakanan ringan. Sedangkan untukusaha jasa adalah untuk becak.b) Pengelolaan Usaha

Pengelolaan kelompokUPPKS secara berjenjang di mulaidari tingkat Kelurahan sampai ketingkat Propinsi Sumatera Barat,pada tingkat kelurahan penganggungjawab Penyuluh KB (PKB) padamasing-masing kelurahan, denganperanan sebagai berikut :

a. Menyampaikan informasitingkat perkembangan UPPKSwilayah kerja kepada pengeloladan pemantau kegiatan UPPKStingkat Kota Payakumbuh.

b. Melakukan pembinaankelompok UPPKS yang adapada Wilayah kerja PKB, dan

berkoordinasi dengan lintassector terkait untukperkembangan kelompokUPPKS.

c. Melakukan Evaluasi danmonitoring kepada kelompokUPPKS yang ada di wilayahbinaan PKB.

d. Menyetujui dan menyalurkanpermohonan pinjaman modalkelompok UPPKS yangmelakukan usaha.

Untuk tingkat KotaPayakumbuh yang bertanggungjawab untuk pengelolaan kelompokUPPKS adalah BPMP dan KB ,peranan sebagai berikut :a. Memberikan laporan

perkembangan UPPKS tingkatKota Payakumbuh ke BKKBNPropinsi Sumatera Barat.

b. Menyalurkan daftar usulankelompok UPPKS calonpenerima dana modal usaha keBKKBN Propinsi SumateraBarat.

c. Melakukan monitoring danevaluasi kegiatan kelompokUPPKS.

d. Memberikan pembinaan kepadapengelola kelompok UPPKS dimasing-masing kelurahan.

Pengelolaan usaha yang dilakukan sekarang ini masih di kelolasecara tradisional dengan persentase94.20 sedangkan yang di keloladengan menggunakan teknologi tepatguna 5.80 persen, pada kelompoksarumpun sorai di kelurahanPayolansek kecamatan PayakumbuhBarat dan kelompok Dahlia diKecamatan Payakumbuh Selatan.

Pola usaha yang di lakukansekarang ini seluruhnya adalah usahasendiri yang di kelola dalamlingkungan rumah tangga masing-masing. Namun untuk hasil usahanyadi kelola secara kelompok serperti

13

halnya produksi makanan ringanyang di hasilkan oleh anggotakelompok di bantu pemasarannyamelalui pengepul yang datang kekelompok.c) Pendapatan Keluarga Dengan

kelompok UPPKSPendapatan keluarga yang di

maksudkan adalah penghasilan yangdi terima oleh keluarga inti yaituayah, ibu, anak, pendapatan lainnyadan pendapatan yang yang di terimaoleh keluarga dengan kegiatanUPPKS yang di lakukannya.Menurut Gilarso (1992) Pendapatankeluarga adalah segala bentuk balaskarya yang diperoleh sebagaiimbalan atau balas jasa atassumbangan seseorang terhadapproses produksi. Penghasilan yang diterima oleh anggota keluarga ayah,ibu dan anak yang sudah bekerjayang diterima oleh dari keterlibatanlangsung dalam proses produksi atautidak, yang dapat diukur dengan uangdan digunakan untuk memenuhikebutuhan bersama maupunperseorangan pada suatu keluargadalam satu bulan.Penghasilan yang didapat dalam keluarga denganmenggunakan kelompok UPPKS dapatdi lihat sebagai berikut :

1) Penghasilan suami perbulan diKota Payakumbuh.

Suami adalah pencari nafkahutama dalam keluarga dari hasilwawancara dengan responden bahwapenghasilan suami keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera Ipersentese tertinggi adalah 56,52pada rentang penghasilan Rp.1.100.000.- sampai dengan Rp2.000.000.- namun masih ada yangkurang dari Rp. 1.000.000.- denganpesentase 20,29 %. Dan yangmelebihi dari Rp. 3.000.000 denganpesentase 2,90 % serta 7 orang

responden berstatus janda denganpersentase 11,59 %.

2) Penghasilan istri tanpa kelompokUPPKS perbulan Di KotaPayakumbuh.

Untuk menutupi kebutuhankeluarga istri juga berperanmembantu suami mencari nafkah danmempunyai penghasilan sendiri,penghasilan tertinggi istri dari 69responden berada pada rentangpenghasilan Rp. 600.000 sampaidengan Rp. 1.000.000.- denganpersentase 44,93 %, kurang dari Rp.500.000.- dengan persentase 27.54 %, penghasilan rentang Rp. 1.100.000.-sampai dengan Rp. 2.000.000.-dengan persentase 10.14 % dan yangtidak punya penghasilan 13.04persen.

Dari hasil penelitian di atasdapat di gambarkan bahwa ibu /wanita berpotensi dalam memberikankontribusi pendapatan bagi keluarga,khususnya dalam rumah tanggamiskin. Dalam rumah tangga miskinanggota rumah tangga wanita turutserta dalam bekerja untuk menambahpendapatan rumah tangga yangdirasakan jauh dari kataberkecukupan. Peningkatanpartisipasi wanita dalam kegiatanekonomi karena adanya perubahanpandangan dan sikap masyarakattentang sama pentingnya pendidikanbagi kaum wanita dan pria, sertamakin disadari perlunya kaum wanitaikut berpartispasi dalampembangunan terutama dalamkeluarga, selain itu juga karenaadanya kemauan wanita untukmandiri dalam bidang ekonomi yaituberusaha membiayai kebutuhanhidupnya dan mungkin jugakebutuhan hidup dari keluarga yangmenjadi tanggungannya dengan

14

penghasilan sendiri. Dengan adanyaproduktifitas akan dapatmenghasilkaan usaha danmenciptakan lapangan kerja dilingkungan rumah tangga sendirimisalnya muncul indusri kerajinantangan dan industry makanan ringanyang memberikan kontribusipeningkatan pendapatan keluarga.

3) Penghasilan anak yang masihmenjadi tanggungan keluarga.

Untuk memenuhi kebutuhankeluarga anak yang menjaditanggung jawab keluarga ada yangmempunyai penghasilan sendiri danmemberikan kontribusi untukpendapatan keluarga. Dari 69responden yang mempunyai anakyang memiliki penghasilan sendirisebanyak 26 responden denganpersentase 37,68 persen untukpenghasilan kurang dari 1 juta, 8,70persen untuk penghasilan ≥ 1 jutasampai dengan 2 juta 13.04 persen,untuk penghasilan besar dari 2 jutasampai dengan 3 juta 5,80 persen danpenghasilan anak besar dari 3 juta10,14 %. Sedangkan untuk yangtidak punya penghasilan denganpersentase 62.32 % kondisi yangtidak punya penghasilan ini karenamereka berada pada usia sekolah danbalita.

Anak yang sudah mempunyaipenghasilan sendiri sangat membantudalam memenuhi kebutuhan hidupkeluarga. Dari hasil pengamatanyang di lakukan terhadap responden,anak yang sudah memilikipengahasilan sendiri memberikanpenghasilannya kepada orang tua danmemanfaatkannya untuk memenuhikebutuhan keluarga membantupembiayaan pembangunan rumahyang mereka tempati dan membantuadik-adik mereka yangmembutuhkan biaya pendidikan.

4) Pendapatan keluarga yang didapat dari kegiatan UPPKS

Pemanfaatan modal usahakelompok UPPKS oleh respondenuntuk berusaha melakukan kegiatanproduktif membantu dalampeningkatan pendapatan keluarga.Pendapatan yang di peroleh keluargadari melakukan kegiatan UPPKS ,seluruh responden yang berjumlah69, memberikan jawaban bahwadalam mengikuti kegiatan UPPKS ,seluruhnya mendapatkan tambahanpenghasilan. Ada yang mengabunganusaha kelompok UPPKS dan usahautamanya. Pendapatan yang diperoleh dari melakukan kegiatanUPPKS dalam rentang kurang ≤dari Rp 500.000.- dengan persentase49,28 % dan 49,28 % untuk rentangRp. 600.000 sampai dengan 1 Juta ,serta satu orang respondenmemperoleh penghasilan lebih Rp.1.100.000.- dengan persentase 1.44%. Pendapatan lainnya (wakaf/warisan) yang di terima keluargaanggota kelompok UPPKS di KotaPayakumbuh.

Keluarga yang tergabungdalam kelompok UPPKS di dominasioleh keluarga yang berstatuskeluarga pra sejahtera dan keluargasejahtera I, dengan status ini merekaberhak menerima pendapatan lainnyaberupa wakaf dan warisan darikeluarga yang mampu di sekitarnyamaupun dari badan amal yangmengelola wakaf mupun zakat. Darihasil wawancara yang di perolehmelalui responden di ketahui bahwa3 orang responden menerima zakatdan wakaf dalam rentang pendapatanyang berbeda 2 orang dalam rentangRp. 500.000 sampai Rp. 1.000.000.-dan 1 responden mendapatpendapatan lainnya di atas Rp.1.000.000.-. Sedangkan yang tidakmenerima pendapatan lainnya

15

berjumlah 66 responden denganpersentase 95.65 %

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan yang diperoleh anggota keluarga secarafinancial meningkat setelah diakumulasi dari pendapatan yang diterima dari kegiatan kelompokUPPKS. Secara total dari 69responden, meningkat pendapatankeluarga dengan rata-ratapeningkatannya 17.61 persen. Rata-rata pendapatan keluarga denganUPPKS masing masing respondenadalah Rp. 550.724.- (Lima ratuslima puluh ribu tujuh ratus dua puluhempat rupiah). Dilihat di daripendapatan perkapita KotaPayakumbuh tahun 2015 adalah Rp.2.964.166.- perkapita, (BappedaPDRB Kota Payakumbuh tahun2015), sedangkan rata-ratapendapatan keluarga setelahmengikuti program UPPKSberjumlah Rp. 3.678.260.-d). Pendapatan Keluarga TanpaUPPKS

Pendapatan keluarga tanpakelompok UPPKS adalah pendapatanyang di peroleh oleh anggotakeluarga yaitu Suami, istri, anaktanpa adanya kontribusi dari kegiatankelompok UPPKS. Total pendapatan69 responden adalah Rp.215.800.000,- dengan rata-rata ( ∑ )pendapatan masing-masing keluargaadalah Rp. 3.127.536.-.

e). Efektivitas UPPKS dilihat dariPeningkatan Pendapatan Keluarga

Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya bahwaproduktivitas keluarga pra sejahteradan keluarga sejahtera I tidakoptimal, melalui peran ibu dalamkeluarga dapat meningkatkanproduktivitas yang di harapkan dapatmeningkatkan pendapatan anggota

keluarga. Tingkat pendapatan yangdi terima anggota keluarga sesudahmengikuti program UPPKS padaumumnya meningkat. Hal ini diketahui berdasarkan jawabanresponden dari wawancara yang dilakukan peningkatan ini dapat dilihat dalam jumlah rupiah yang didapat setelah mengikuti kegiatanUPPKS. Sebelum mengikuti kegiatanUPPKS masih ada keluarga yangberpenghasilan kurang dari 1 jutarupiah namun setelah mengikutikegiatan UPPKS keluarga di maksudsudah pindah ke rentang penghasilanyang lebih dari 1 juta rupiah.Secaraakumulasi pendapatan keluargasebelum mengikuti UPPKS beradaberada pada rentang penghasilan Rp.1.100.000.- sampai dengan Rp.2.000.000.- dengan persentase 33.33% namun setelah mengikuti kegiatanUPPKS rentang ini berkurangdengan persentase 13.04 % dalamarti pendapatan keluarga setelahmengikuti kegiatan UPPKSmeningkat dan berpindah ke rentangyang lebih tinggi.Begitu juga untukrentang penghasilannyaRp.2.100.000.- sampai dengan Rp.3.000.000.- sebelum mengikutikegiatan UPPKS 27.54 % dan setelahmengikuti kegiatan UPPKSmeningkat menjadi 39.13 %.Peningkatan pendapatan keluargasetelah mengikuti kegiatan UPPKSdari data yang di peroleh dari hasilwawancara dengan respondenberkisar antara Rp250.000.- sampaidengan Rp1.500.000.-. Bervariasinyapeningkatan pendapatan keluargayang mengikuti kegiatan UPPKS inisangat tergantung kepada jenis usahayang dilakukan. Pendapatan yangtinggi di peroleh dari usaha ternakikan lele yang di lakukan dikelompok Bunga Tanjung kelurahanPadang Tiakar Kecamatan

16

Payakumbuh Timur, dan KelompokSerumpun Sorai di PayolansekKecamatan Payakumbuh Barat.

C. Perkembangan KelompokUPPKS

Diskripsi perkembangankelompok UPPKS di KotaPayakumbuh akan di jelaskan berupa: Jenis usaha, Pengelolaan usaha ,Omset Usaha, dan Pemasaran hasilusaha. UPPKS yang akan di jelaskanadalah 5 kelompok teliti meliputi:Kelompok Sarumpun Sorai diKelurahan Payolansek, KelompokKarya bersama di Kelurahan IkuaKoto Dibalai, Kelompok BungaTanjung di Kelurahan PadangTiakar, Kelompok Dahlia di AurKuning Sawah Padang, danKelompok Lamposi I di KelurahanSungai Durian.

Setelah di adakan revitalisasikelompok UPPKS di KotaPayakumbuh, perkembangankelompok UPPKS cukupmengembirakan hal ini di tandaidengan bertambahnya kelompokUPPKS yang ada di KotaPayakumbuh. Awal berdirinyakelompok UPPKS di KotaPayakumbuh Pada Tahun 1993berjumlah 25 kelompok sekarangmenjadi 34 kelompok, yang di awalidengan peluncuran modal awalsebesar Rp. 5.000.000.- untukkelompok yang baru di bentuk.Sedangkan untuk kelompok yanglama dapat di tingkatkanpinjamannya modal usaha melihatkondisi usaha kelompok sertakemampuan anggota kelompokuntuk mengembalikan cicilan setiapbulannya.

Untuk melihat perkembangankelompok UPPKS yang ada di KotaPayakumbuh dapat di lihat denganmembandingkan perkembangan

kelompok selama 3 (tiga) tahunterakhir dan kondisi awal kelompokmulai beroperasional dengan kondisikelompok sekarang melalui aspek:jenis usaha, Pengelolaan usaha,omset usaha dan pemasaran hasilusaha. Aspek-aspek tersebut dapat dilihat berikut ini.1. Perkembangan Jenis Usaha

Untuk jenis usaha anggotakelompok tetap menekuni usahanyayang dirintis sejak awal sampaisekarang ini, kelompok SarumpunSorai dengan usaha makanan ringankripik yang terbuat dari ubi kayudan kerajinan, kelompok Karyabersama dengan hasil pertaniansayur-sayuran, kelompok BungaTanjung dengan usaha ternak ikanlele, Kelompok Dahlia kerajinan danKelompok Lamposi I usaha jualan /dagang.

2. Perkembangan PengelolaanUsaha

Pengelolaan UPPKS dalamrangka peningkatan pendapatanggota keluarga yang tergabungdalam kelompok UPPKS di maknaibagaimana pengurus kelompokmengelola kegiatan UPPKS denganpola yang di lakukan dan peralatanyang di gunakan. Adapun pengurusyang di maksud dalam kelompokterdiri dari : ketua, sekretaris,bendahara dan seksi-seksi yangbekerja untuk mengaktifkan jalannyakelompok, mereka yang telah ditunjuk untuk mengelola kelompokturut bertanggungjawab ataskeberhasilan kelompok yang dikelola, serta memberikan contohkepada anggota yang tergabungdalam kelompok UPPKS.

Pengelolaan kelompok yangbaik,anggota yang terlibat dalamkepengurusan harus memahami tugasdan fungsinya masing-masing

17

kelompok yang di kelola dapatberkembang sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai anggota dituntutpartisipati untuk memajukankegiatan kelompok dan mengikutiaturan-aturan kelompok yang telah disepakati bersama.Pengelolaan usahaadalah proses kegiatan kelompokUPPKS yang dilakukan secaraterencana dalam upaya mengarahkankelompok UPPKS untukmenghasilkan produk sesuai dengankemampuan dalam melakukan usaha.Adapun faktor-faktor kuncikeberhasilan pengelolaan usahakelompok UPPKS menurut BKKBN(2013) sebagai berikut :

1. Pengurus kelompok yang telahdi tunjuk harus mempunyaitekad untuk keberhasilan danmempunyai ciri sikapkewirausahaan.

2. Pengelola harus mampumengelola usaha secara baikdengan membuat perencanaankegiatan usaha, memberikantugas sesuai dengankemampuan, menjagaketetapan perencanaan srtamelakukan pengawasan.

3. Dalam mengelola usaha selaluharus menempuh langkah dasaryang meliputi:1) Menentukan janis bentuk

usaha,mengadakanperhitungan usaha danmempelajari kondisi pasar.

2) Membuat perencanaankegiatan usaha

3) Memberikan tugas sesuaidengan kemampuan

4) Menjaga ketepatanperencanaan danmelakukan pengawasan

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh angggotakelompok UPPKS melakukan usahasendiri dalam lingkungan rumah

tangga , pada tahun 2013 anggotakelompok Sarumpun Sorai dankelompok dahlia melakukan usahabersama dengan persentase 47.62persen dan usaha sendiri 52.38persen. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan responden di ketahuibahwa kecendrungan anggotakelompok melakukaan usaha sendiriadalah karena putaran usaha yangdilakukan sendiri akan memberihasil yang cepat di bandingkandengan usaha yang di lakukan secaraberkelompok.

Dalam mengelola usaha,kelompok UPPKS di KotaPayakumbuh masih dominanmenggunakan alat tradisional dibanding alat teknologi tepat guna,94.20 % responden masih mengelolausaha secara tradisional sedangkanuntuk pengolahan makanan ringangunakan teknologi tepat guna hanya5,80 %. Kelompok yangmenggunakan teknologi tepat gunaadalah kelompok Sarumpun Sorai diKecamatan Payakumbuh Barat danKelompok Bunga Tanjung diKecamatan Payakumbuh Timur.

3. Perkembangan Omset UsahaChaniago (1988) mengatakan

omset adalah pendapatan yang didapat dari hasil penjualan suatubarang dan jasa dalam kurun waktutertentu. Selanjutnya Swastha (1993)mengatakan omset penjualan adalahakumulasi dari kegiatan penjualansuatu produk barang dan jasa yang dihitung secara keseluruhan selamakurun waktu tertentu secara terusmenerus atau dalam satu prosesakutansi. Dari divinisi diatas dapat disimpulkan bahwa omset adalahkeseluruhan penjualan barang/jasa

18

dalam kurun waktu tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yangdi peroleh. Omset usaha merupakanindikasi dari kemajuan suatu usahayang berorientasi pasar. KelompokUPPKS ini akan tumbuh danberkembang apabila omsetnyabertambah. Sebelum dan setelahmenggunakan modal kelompokUPPKS yang relative kecil untukmelakukan usaha.

Penambahan modal usahakhususnya modal kerja pada usahakecil kelompok UPPKS , diharapkanmampu memberikan peningkatanterhadap omset usahanya. Padapenelitian ini, karena keterbatasandata hanya omset usaha dalam satuanrata-rata satu bulan yang dapat ditampilkan.

Omset penjualan masingmasing anggota kelompok dari tahun2013 menunjukan progres yangmeningkat, kecuali untuk satukelompok lamposi I di KelurahanSungai Durian tidak memperolehnyakarena semenjak pertengahan tahun2014 kelompok Lamposi I macet,anggota kelompok tidak mampumencicil pinjaman yang di berikanoleh BPMP dan KB,dan usaha yangdilakukan dengan mengunakanpinjaman modal BPMP dan KB tidakdapat di laksanakan.

Dari Tabel 25 di atas dapat dibandingkan kondisi awal dengansekarang, terjadi peningkatan omsetyang signifikan pada rentang omsetbesar dari 1 juta sampai dengan 3juta dengan persentase 55.07 % danpada rentang omset besar dari 3 jutasampai dengan 5 juta 18.84 persen.Bila di lihat kembali,maka hal inimencermin kan bahwa usaha kecilyang menerima pinjaman programUPPKS ini memang memerlukanmodal untuk menjalankan usahanya.Adapun hal tersebut sejalan dengan

pendapat Anoraga (2002), yangmenyatakan bahwa dalampengembangannya usaha kecilmengalami permasalahan,danmasalah modal merupakan kendalaterbesar dalam menjalankan usaha.

Bila di kaitkan dengansubstansi tujuan dari program,dimanatujuan utama adalah untukmenambah modal usaha dalam artiberupa modal kerja bagi keluarga prasejahtera dan KS 1. Untuk itu perlupeningkatan modal usaha agaranggota UPPKS dapat meningkatusaha dan memenuhi peningkatanpendapatan yang di harapkan.Berdasarkan pendataan keluargayang di lakukan oleh BPMP dan KBtahun 2014 jumlah kepala keluargaadalalah 31.907 KK. Keluarga yangberada pada posisi keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera Ipada tahun 2014 adalah 5107 KK.Sedangkan keluarga pra sejahteradan keluarga sejahtera I yangtergabung dalam kelompok UPPKShanya 444 KK. Dengan demikian,berbagai program lain untukmemperbaiki aspek permodalankeluarga pra sejahtera dan KS 1masih sangat di butuhkan.4. Perkembangan Pemasaran HasilUsaha.

Pemasaran hasil usahakelompok UPPKS oleh anggota yangmelakukan usaha 94.20 % untukKota Payakumbuh.Sedangkan 5.80%hasil usaha di pasarkan keluar KotaPayakumbuh terutama untuk usahamakanan ringan, hasil pertanian danternak ikan lele yang sampai ke KotaPekanbaru. Hasil penelitian ini sesuaidengan apa yang di sampaikan olehTambunan (2003), bahwa padaumumnya orientasi pemasaran dariusaha yang tergolong usaha kecil danmenengah pada wilayah dimanaproduksi di lakukan.

19

Selanjutnya untuk pemasaranhasil usaha yang di lakukan padatahun 2013 di pasarkan di wilayahKota Payakumbuh. Seiring denganperkembangan kelompok tahunberikutnya hasil usaha sudah dapat dipasarkan di luar kota Payakumbuh.Khusus untuk makanan ringan yangdi lakukan oleh kelompok SarumpunSorai hasil produk di pasarkanwilayah Kota Pekanbaru, dansongkok ayam juga sudah memenuhipermintaan daerah tetangga sepertiTanah Datar dan Bukittinggi.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anoraga, Pandji. 2002. Koperasi,Kewirausahaan Dan UsahaKecil, Penerbit RinekaCipta, Jakarta.

Bahrum, S. 2001. Analisis KegiatanKelompok UPPKS dalamPemberdayaan EkonomiKeluarga danPengembangan WilayahKecamatan Hamparan PerakKabupaten Deli Serdang.Universitas Sumatera Utara.Medan.

Bappenas. 2006. PenguranganKetimpangan danPembangunan Wilayah.(www.bappenas.go.id

Baron, R.A and Byrne, D. 1997.Social Psychology:Understanding HumanInteraction. Eight Edition.United State of America:Allyn and Bacon, Inc

BKKBN. 1993. Penuntun KonselingKB untuk PLKB danPPLKB. Jakarta. BKKBN

BKKBN. 2003.Buku PanduanPraktis Pelayanan KeluargaBerencana. 51-56 Jakarta.

BKKBN. 2005. PelaksanaanPelayanan Keluarga

Berencana dan KesehatanReproduksi Bagi PendudukMiskin. Jakarta: BKKBN

BKKBN. 2008. Program KB diIndonesia.http://www..bkkbn..go.id.diakses tanggal 12 Juli2015.

BKKBN. 2012. Evaluasi ProgramKependudukan dan KB.Semarang.

BKKBN. 2013. Profil PendataanKeluarga Tahun 2012.Jakarta.

BKKBN.1996. PembangunanKeluarga Sejahtera dalamRangka PeningkatanPenanggulangankemiskinan, Jakarta,

BPS Kota Payakumbuh. 2015.Payakumbuh dalam Angka2014. Payakumbuh.

BPS. 2004. Monitoring dan KajianTerhadap ProgramKemiskinan di Indonesia,Jakarta.

Chaniago, Arifinal. 1988.Perkoperasian Indonesia.Bandung : AngkasaBandung.

Friedman, M. M. 1988. KeperawatanKeluarga. Teori dan PraktekEdisi 3. Jakarta : EGC

Gilarso, T. 1992. Pengantar IlmuEkonomi Bagian Makro.Kanisius. Yogyakarta.

Goodman & Pennings (eds).1980.New Perspectives onOrganizationalEffectiveness. SanFransisco: Jossey-Bass.

Handoko, T. Hani. 1992. ManajemenPersonalia dan SumberdayaManusia, Edisi Kedua,Cetakan Keempat. PenerbitYogyakarta. BPFE UGM

Heryendi, Wycliffe Timotius. 2013.Efektivitas Program Usaha

20

Peningkatan PendapatanKeluarga Sejahtera(UPPKS) di KecamatanDenpasar Barat. JurnalEkonomi KuantitatifTerapan. Vol 6, No.2, 71-143

Hikmat, H. 2004. StrategiPemberdayaan Masyarakat.Penerbit Humaniora.Bandung

Hurlock, Elizabet. B. 1995.Perkembangan Anak. EdisiKeenam. Jakarta.

Irawan, F.W dan Sudjoni. 1998.Pemasaran : Prinsip danKasus. BPFE, Yogyakarta.

Kecamatan Payakumbuh Barat.2015. Laporan datamonografi wilayah kotapayakumbuh. KotaPayakumbuh

Komarudin. 1994. EnsiklopediaManajemen. Jakarta: BumiAksara

Megawangi, R. 1999. MembiarkanBerbeda, Sudut pandangBaru Tentang RelasiGender,Bandung. MizanMedia Utama, edisi 2 2001

Menteri negara Kependudukan.1996. PanduanPembangunan KeluargaSejahtera (Kukesra) Edisi II.Jakarta

Mongid. 1996. GerakanPembangunan KeluargaSejahtera. Kantor MenteriNegara Kependudukan/Badan Koordinasi KeluargaBerencana

Mubyarto. 2002. Pengantar EkonomiPertanian. Edisi Ketiga.LP3ES. Jakarta.

Mulyono, A. 2006. Pendidikan BagiAnak Berkesulitan Belajar.Jakarta: Rineka cipta.

Munandar, M. 2001. Budgeting,Perencanaan KerjaPengkoodinasian KerjaPengawasan Kerja. EdisiPertama. BPFE UniversitasGajah Mada. Yogyakarta.

Puspito, Hendro, D. 1989. SosiologiSistematik.Kanisius:Yogyakarta

Sajoyjo dan Pudjiwati, S. 1983.Sosiologi PedesaanKumpulan Bacaan. Jakarta:Gajah Mada University

Soekanto, S. 1982. KesadaranHukum dan KepatuhanHukum. Jakarta :CV.Rajawali

Steers, M.R. 1985. EfektivitasOrganisasi Perusahaan.Jakarta. Erlangga.

Subagyo. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang MempengaruhiAudit Delay PadaPerusahaan Go PublicSector Property Dan RealEstate. Jurnal Akuntansi,Volume 9, Nomor 2, Mei :149–168.

Sunarti, E. 2008. Keragaan pemetikteh wanita: sosial ekonomi,ketahanan keluarga,konsumsi pangan,pertumbuhan danperkembangan anak[laporan penelitian]. Bogor.Fakultas Ekologi Manusia,Institut Pertanian Bogor.

Supadi. 2008. Partisipasi PetaniUntuk MeningkatkanProduksi Kedelai MenujuSwasembada. JurnalLitbang Pertanian, 27(3):06-111

Supriatna, T. 1997. Birokrasi,Pemberdayaan, danPengentasan Kemiskinan,Humaniora Utama Press,Bandung.

21

Swastha, Basu. 1993. PengantarBisnis Modern. EdisiKetiga. Liberti. Yogyakarta.

Tambunan, Tulus. 2003.Perkembangan SektorPertanian di Indonesia,Beberapa Isu Penting.GhaliaIndonesia Jakarta.

Usman, Bonar M. Sinaga, danHermanto Siregar. 2004.

Determinan kemiskinansebelum dan sesudahdesentralisasi fiskal. Tesis.Tidak Dipublikasikan.

Wawan. 2011. Teori & PengukuranPengetahuan, Sikap.Yogyakarta : Nuha Medika