EFEKTIFITAS PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ... · 2018. 9....

136
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI KODINGARENG KEC UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar AMRAN 10519221014 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1439 H/2018 M

Transcript of EFEKTIFITAS PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ... · 2018. 9....

  • EFEKTIFITAS PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN

    KUALITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

    AGAMA ISLAM DI SD NEGERI KODINGARENG KEC UJUNG TANAH

    KOTA MAKASSAR

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama

    Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

    AMRAN

    10519221014

    FAKULTAS AGAMA ISLAM

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    1439 H/2018 M

  • vii

    ABSTRAK

    AMRAN 10519221014 Efektifitas Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Negeri Kodingareng Kec Ujung Tanah Kota Makassar dibimbing oleh Amirah Mawardi dan Muttakallim Sijal.

    Tujuan penelitian:1). Untuk Mengetahui Pengelolaan Kelas Yang Ada

    Di SD Negeri Kodingareng Kec. Ujung Tanah Kota Makassar. 2) Untuk

    mengetahui Efektifitas Pengelolaan Kelas dalam meningkatkan kualitas

    pembelajaran PAI di SD Negeri Kodingareng Kec. Ujung Tanah Kota

    Makassar . 3).Untuk mengatahui Faktor- Faktor Pendukung Dan Penghambat

    Efektifitas Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

    PAI di SD Negeri Kodingareng Kec. Ujung Tanah Kota Makassar

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK), lokasi dan objek penelitian yang digunakan bertempat Di SD Negeri Kodingareng Kec. Ujung Tanah Kota Makassar, dalam penelitian ini meneliti menggunakan fokus penelitian yaitu Efektifitas pengelolaan kelas dalam meningktkan kualitas pembelajaran, teknik penarikan dengan menggunakan random sampling, instrument penelitian yang digunakan yakni observasi, pedoman, catatan dokumentasi, teknik pengumpulan data yang digunakan yakni Kepustakaan meliputi kutipan langsung dan kutipan tidak langsung dan lapangan meliputi observasi, teknik analisis data dengan cara deskriptif kualitatif.

    Dari hasil penelitia menunjukkan bahwa efektifitas pengelolaan kelas

    dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sudah efektif dikarenakan banyaknya inovasi baru dan didukung dengan kecerdasan peserta didik yang mampu bersaing secara sehat . Kata Kunci : Efektifitas Pengelolaan Kelas, Peningkatan Kualitas

    Pembelajaran

  • viii

    PRAKATA

    ِحْيمِ ْحَمِن الرَّ ِبْسِم هللاِ الرَّ

    Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT Penulis dapat

    menyelesaikan tugas akhir laporan skripsi dengan baik.

    Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada nabi besar

    Muhammad SAW, yang berkat syafaatnya dan barokah beliau kita dapat

    menjalankan kehidupan ini dengan penuh kedamaian.

    Penulisan skripsi dengan judul” Efektifitas Pengelolaan Kelas Dalam

    Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pada SD Negeri Kodingareng

    Kecamatan ujung tanah Kota Makassar”. Di maksud untuk memenuhi salah

    satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Agama

    Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas

    Muhammdiyah Makassar.

    Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terimah kasih teriring doa

    ”jazaakumullahu Khairan Jaza” kepada: seluruh pihak yang telah membantu,

    mendukung dan memperlancar terlselesaikan nyalaporan skripsi ini,

    khususnya penyusun sampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

    1. DR. H.Abd. Rahman Rahim, SE., MM. Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

  • ix

    2. Drs. H. Mawardi Pewangi M.Pd. I, Dekan Fakultas Agama Islam

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    3. Ibu Amirah Mawardi S.Ag,M.Si., Dan Ibu Nurhidayah S.Pd.I, M.Pd

    Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam yang

    telah banyak membantu penulisan dalam pelayanan akademik.

    4. Seluruh Dosen Sertajajaran Akademik Fakultas Agama Islam

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    5. Pembimbing I Ibu Amirah Mawardi S.Ag,M.Si. dan Pembimbing II Drs

    Muttakallim Sijal, M,Pd yang telah membimbing dan memberikan ilmu

    kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi.

    6. Kedua orang tua tercinta yaitu bapak H.Alimuddin ibu

    Hj.Darwiah,dengan segala kerendahan dan kemuliaan hati telah

    mendidik, membesarkan, dan mendukung seluruh proses perjalanan

    studi penulis, yang telah menjadi inspirasi terbesar dalam hidup

    penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

    7. nenek, om, tante yang tidak bisa kusebutkan satu persatu dan

    Kakanda, Rekan-rekan sahabat dan adek-adek yang tidak bisa

    kusebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan terbesar

    dalam penyelesaian skripsi penulis terkhusus teman-teman

    mahasiswa angkatan 2014 yang juga telah memberikan motivasi

    kepada penulis untuk menyelesaikan studi dan skripsi ini.

  • x

    8. Teman-teman di HMJ PAI,PIKOM IMM FAI dan BEM FAI Universitas

    Muhammadiyah Makassar Serta teman-teman dan adik-adik

    seperjuanganku di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

    Makassar,.

    9. Terakhir ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada mereka yang

    tidak penulis sebutkan satu-persatu tetapi telah banyak membantu

    baik dalam bentu moril maupun materi dalam penyelesaian sripsi ini.

    Semoga semua pihak yang telah membantu memperoleh balasan dari

    Allah SWT, Amin.

    Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan laporan skripsi ini

    masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu dengan

    kerendahan hati penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

    membangun demi kesempurnaan laporan ini serta demi meningkatkan

    kualitas dan profesionalitas serta integritas dalam dunia pendidikan.

    Akhirnya penulis berharap bahwa apa yang telah penyusun curahkan

    dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan

    pembaca pada umumnya Amin.

    Makassar, 19 Syawal 1439 H 3 J u l i 2018 M

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

    HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

    PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... iii

    BERITA ACARA MUNAQASAH ............................................................. iv

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. v

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ vi

    ABSTRAK ............................................................................................. vii

    PRAKATA ............................................................................................ viii

    DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................. 9

    C. Tujuan Penelitian .................................................................. 10

    D. Manfaat Penelitian ................................................................ 10

    BAB II TINJAUAN TEORITIS

    A. Efektifitas Pengelolaan Kelas ............................................... 12

    1. Pengertian Efektifitas ..................................................... 12

    2. Pengertian Pengolaan kelas .......................................... 12

    3. Tujuan Pengolaan Kelas ................................................ 14

  • xii

    4. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas ................................. 15

    5. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas .................................. 16

    B. Kualitas Pembelajaran PAI .................................................. 18

    1. Pengertian Kualitas ......................................................... 18

    2. Pengertian Pembelajaran .............................................. 19

    3. Pendidikan Agama Islam ................................................ 21

    4. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ................. 22

    5. Komponen Pencapaian Kualitas Pembelajaran .............. 25

    6. Kriteria Dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran ......... 30

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .................................................................... 34

    B. Lokasi dan Objek Penelitian ................................................. 35

    C. Prosedur Penelitian PTK ....................................................... 35

    D. Fokus Penelitan ................................................................... 40

    E. Deskripsi Fokus Penelitian .................................................... 40

    F. Sumber Data ......................................................................... 41

    G. Instrumen Penelitian ............................................................. 42

    H. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 44

    I. Teknik Analisis Data .............................................................. 46

    J. Indikator Keberhasilan .......................................................... 46

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Hasil Penlitian ....................................................... 47

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................ 47

    2. Visi Dan Misi SD Negeri Kodingareng ............................. 49

    3. Tujuan Sekolah ................................................................ 50

  • xiii

    B. Data Sebelum Tindakan Dan Paparan Hasil Penelitian Tindakan

    Siklus I dan Siklus II .............................................................. 50

    1. Siklus 1 ............................................................................ 50

    2. Siklus 2 ............................................................................ 65

    3. Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus 1 Dan Siklus 2 ......... 76

    C. Pembahasan ......................................................................... 80

    1. Gambaran Efektifitas Pengelolaan Kelas

    Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI

    Di SD Negeri Kodingareng Kec Ujung Tanah

    Kota Makassar ................................................................. 81

    2. Faktor Penghambat Dan Pendukung Dalam

    Efektifitas Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan

    Kualitas Pembelajaran PAI Di SD Negeri Kodingareng

    Kec Ujung Tanah Kota Makassar .................................... 84

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .......................................................................... 86

    B. Saran ................................................................................... 87

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 88

  • xi

    Daftar Tabel

    Tabel 4.1 Data Observasi Guru Siklus I / Pertemuan I .................................. 41

    Tabel 4.2 Data Observasi Guru Siklus I / Pertemuan II ........................... 43

    Tabel 4.3 Data Observasi Guru Siklus II / Pertemuan I ................................. 43

    Tabel 4.4 Data Observasi Siswa Siklus I / Pertemuan I ........................... 46

    Tabel 4.5 Data Observasi Siswa Siklus I / Pertemuan II .......................... 47

    Tabel 4.6 Data Observasi Siswa Siklus II / Pertemuan I .......................... 55

    Tabe 4.7 Perangkat Pembelajaran (RPP) ................................................ 64

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 : Memberikan Materi ………………………………………………………….64

    Gambar 4.2 : Memberikan Soal …………………………………………………………….65

    Gambar 4.3 : Proses Belajar Siswa………………………………………………………...66

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan merupakan lembaga yang dengan sengaja

    diselengarakan untuk mewariskan dan mengembangkan pengetahuan,

    pengalaman, keterampilan dan keahlian oleh generasi yang lebih tua

    kepada generasi berikutnya. Suatu bangsa yang pendidikan maju, tentu

    kehidupan juga maju, demikian juga sebaliknya.

    Pendidikan diwujudkan melalui tiga upaya dasar, yaitu bimbingan,

    pengajaran, dan latihan. Upaya pendidikan bukan hanya sekedar

    mengajar atau menyampaikan materi pengetahuan tertentu kepada

    siswa, melainkan juga membimbing dan melatih, bahkan membimbing

    merupakan upaya yang didahulukan dari dua kegiatan lainnya.

    Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat dididik dan mendidik. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental, Emosional, moral, serta keimanan dan ketakwaan manusia.1

    Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana

    dimana peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

    mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran

    agama islam dari sumber utamanya: kitab suci al-Qur’an dan Hadis,

    melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan

    1Udin Syamsudin Sa’ud, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan (cet. IV; Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2009),h.6

    1

  • 2

    pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama

    dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa.

    Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

    1989 tentang System Pendidikan Nasional atau yang lebih dikenal

    dengan sebutan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN)

    pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk

    menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan

    latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”.2

    Pendidikan diwujudkan melalui tiga upaya dasar, yaitu bimbingan,

    pengajaran, dan latihan. Upaya pendidikan bukan hanya sekedar

    mengajar atau menyampaikan materi pengetahuan tertentu kepada

    siswa, melainkan juga membimbing dan melatih, bahkan membimbing

    merupakan upaya yang didahulukan dari dua kegiatan lainnya.

    Guru Efektif adalah guru yang tidak hanya dituntut menguasai

    materi pengajaran yang baik, tapi juga mampu menyajikan materi tersebut

    kepada murid-muridnya sedemikian rupa sehingga dapat dipahami

    dengan mudah. Selain teknik-teknik penyajian materi, seorang guru harus

    mampu menciptakan iklim belajar yang positif. Artinya, guru harus mampu

    menumbuhkan hubungan sesama murid serta hubungan guru-murid yang

    saling membantu, saling terbuka, saling memenuhi kebutuhan, saling

    menerima orang lain sebgaiman adanya, saling menghargai, dan saling

    2Hera Lestari Mikarsa, Agus Taufik,Puji Lestari Prianto,PendidikanAnak Di SD (cet.VIII; Jakarta: Universitas Terbuka, 2007),h.4

  • 3

    memberi kesempatan untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan

    potensi-potensi yang dimiliki masing-masing.3

    Sebagai tenaga pengajar yang professional guru harus mampu

    menunjukkan kompetensinya dalam bidang pengetahuan, ketrampilan,

    menguasai komponen-komponen pembelajaran, seperti penguasaan

    kurikulum, materi dan bahan pembelajaran, metode pembelajaran, tehnik

    evaluasi serta strategi pembelajaran dalam berbagai learning style dan

    komitmen terhadap tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam

    pengembangannya untuk melaksanakan tugas tersebut guru dituntut

    selalu memiliki dedikasi dan disiplin tinggi agar dalam prosesnya berjalan

    secara sinergis dengan tujuan pembelajaran. Di dalam ajaran Islam

    anjuran untuk bekerja sesuai kompetensi yang dimiliki seseorang

    disebutkan Allah QS. Al-An’am (6): 135

    Terjemahnya:

    Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan

    3Joko Wahyono,Cara Ampuh Merebut Hati Murid(cet. II; Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama, 2012)h. 37

  • 4

    mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.4

    Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah

    masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,

    peserta didik kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan ber-

    pikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada ke-

    mampuan peserta didik untuk menghafal informasi; otak mereka dipaksa

    untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk

    memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya

    dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika peserta didik lulus dari

    sekolah, mereka pintar secara teoretis, akan tetapi mereka miskin

    aplikasi.

    Kualitas Mengajar Guru merupakan salah satu komponen yang

    sangat penting dalam proses belajar mengajar yang merupakan salah

    satu upaya untuk tercapainya tujuan pebelajaran secara khusus dan

    tercapainya tujuan pendidikan secara umum.

    Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

    unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

    yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran

    Dengan demikian maka tujuan pengelolaan kelas adalah untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi optimal dalam lingkungan

    4Departemen Agama RI, 2006 : 221

  • 5

    kelas, sehingga siswa dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya serta energinya pada proses pembelajaran.5

    Guru juga harus memperhatikan keadaan kelas agar menciptakan

    kondisi kelas yang efektif demi tercapainya tujuan pengajaran secara

    efisien dan memungkinkan peserta didik dapat belajar dan menerima

    pelajaran dengan baik. Pengelolaan kelas diartikan sebagai kemampuan

    atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka

    pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan dengan pola tertentu. Maka

    pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai keterampilan guru untuk

    menciptakan dan memelihara kondisi belajar mengajar yang optimal dan

    mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar

    (PBM). Dengan kata lain, pengelolaan kelas adalah tindakan guru yang

    melibatkan keterampilan untuk mengembangkan interaksi antara semua

    unsur dalam kelas, atau upaya dalam mendaya gunakan semua potensi

    kelas, sehingga tujuan dari proses belajar mengajar tercapai dengan

    optimal.

    Pengelolaan Kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan

    dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila

    terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.

    Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan

    5Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi(cet. II; Malang: UM Press, 2003)h. 23

  • 6

    anak didik dan anak didik dengan anak didik, merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.6

    Pengelolaan Kelas Yang Efektif merupakan prasyarat mutlak bagi

    berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang baik. Salah satu faktor

    pendorong berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif adalah

    penyediaan kondisi yang menguntungkan. Kondisi dalam pengertian disini

    adalah kondisi fisik dan kondisi emosional. Faktor-faktor yang termasuk

    dalam kondisi fisik diantaranya adalah ruangan kelas, pengaturan atau

    penataan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya, pengaturan

    atau penataan, penyimpanan alat-alat perlengkapan kelas. Sedangkan

    faktor-faktor yang termasuk dalam kondisi emosional diantaranya adalah

    tipe kepemimpinan guru, sikap sabar dan bersahabat dengan suatu

    keyakinan bahwa tingkah laku siswa dapat diperbaiki merupakan sikap

    yang baik dalam menghadapi siswa, suara guru, pembinaan raport.

    Pengelolaan Kelas merupakan salah satu keterampilan yang harus

    dimiliki guru. Pengelolaan Kelas merupakan hal yang berbeda dengan

    pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan Pembelajaran lebih menekankan

    pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut

    dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan

    dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi

    yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan rapport,

    penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian

    6Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Op. Cit. h. 193-194

  • 7

    kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara

    tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya

    mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.

    Dalam Pengelolaan Kelas, Guru dan Anak Didik saling berkaitan

    dan saling berpengaruhi satu sama yang lain karena pengelolaan kelas

    tanpa partisipasi anak didik untuk ikut membantu agar tercapainya kelas

    yang dinamis dan kondusif maka pengelolaan kelas tidak dapat berjalan

    dengan lancar, begitu juga dengan peranan guru dalam pengelolaan

    kelas, guru yang tidak memiliki bekal kemampuan pengelolan kelas

    dengan baik maka akan menghambat kegiatan belajar mengajarnya.

    Tetapi terkait dengan berbagai factor, salah satunya adalah permasalahan

    anak didik.

    Oleh sebab itu, masalah Pengelolaan Kelas merupakan masalah

    pokok yang sering dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah

    berpengalaman. Masalah tersebut bisa dikatakan tidak pernah absen dari

    agenda kegiatan guru, semua itu tidak lain guna kepentingan belajar anak

    didik. Untuk dapat memudahkan guru dalam mengatasi masalah

    pengelolaan kelas maka sebaiknya guru perlu mengetahui bahwa

    masalah pengelolaan kelas itu dapat dikelompokkan menjadi dua kategori

    yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Meskipun perbedaan

    antara kedua kelompok itu hanya merupakan masalah perbedaan tekanan

    saja. Tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan efektif apabila guru

    tersebut dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat memilih strategi

  • 8

    penanggulangan yang tepat pula maka tidak perlu ditekankan lebih kuat

    lagi bahwa setiap macam masalah memerlukan penanganan yang

    berbeda.

    Dalam melakukan penangulangan masalah pengelolaan kelas

    sangat diperlukan suatu pendekatan-pendekatan kelas sebab didalam

    penggunaannya guru harus lebih dahulu menyakinkan bahwa pendekatan

    yang dipilihnya untuk menangani sesuatu kasus pengelolaan kelas

    merupakan alternatif yang terbaik sesuai dengan hakekat masalahnya.7

    Untuk itu dalam melaksanakan pengelolaan kelas pun akan ditemui

    berbagai faktor penghambat. Namun dalam kenyataanya masalah

    pendekatan juga menjadi masalah oleh guru dikarenakan hamper tidak

    pernah ditemukan dalam satu pertemuan, seorang guru tidak melakukan

    pendekatan tertentu terhadap semua anak didik. Karena disadari bahwa

    pendekatan dapat mempengaruhi hasil kegiatan belajar mengajar.

    Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi

    pengejar yang efektif, karena itulah kiranya sangat diperlukan pengelolaan

    kelas yang baik dan tercapainyapun didukung didukung dengan

    kemampuan dan keterampilan guru dalam pengelolaan kelas.

    Berkaitan dengan permasalahan di atas, penulis mengambil contoh

    kasus di SD Negeri Kodingareng Kec. Ujung Tanah Kota Makassar.

    Pengelolaan kelas sebenarnya menjadi masalah pokok yang dihadapi

    guru, baik pemula maupun yang sudah mempunyai banyak pengalaman.

    7Ahmad Rohani dan H. Abu Ahmadi, Pedoman PenyelenggaraanAdministrasi

    Pendidikan Sekolah. (Jakarta: Bumi Aksara, 2001)h.142

  • 9

    Hal ini juga yang dirasakan oleh guru-guru, khususnya guru pendidikan

    agama islam di SD Negeri Kodingareng Kec. Ujung Tanah Kota Makassar

    dan pada prakteknya pengelolan kelas dirasakan oleh guru Pendidikan

    Agama Islam belom optimal dikarenakan kegiatan pengelolaan kelas

    tugas guru yang paling sulit dilakukan, lebih-lebih belom ada pendekatan

    yang paling baik. Selain itu guru masih ada yang belom mempunyai

    keterampilan dalam mengelola kelas, jelasnya bahwa pendekatan

    pengelolaan kelas dan keterampilan guru merupakan faktor penting untuk

    menciptakan kondisi kelas yang efektif dan itu menjadi tangung jawab

    seorang guru untuk mengupayakan pengelolaan kelas yang baik. Hal

    tersebut menghambat dalam pengelolaan kelas yang baik.

    Tujuan yang ingin dicapai dalam Proses Pembelajaran adalah

    adanya proses pengelolaan kelas di SD Negeri Kodingareng Kec. Ujung

    Tanah Kota Makassar yang lebih efektif dan meningkatkan kualitas

    pembelajaran PAI Sehingga pengelolaan kelas di SD Negeri Kodingareng

    Kec. Ujung Tanah Kota Makassar ini dapat bersaing dengan sekolah yang

    sederajatnya baik itu kuantitasnya maupun kualitasnya. Hal ini dapat

    dicapai secara optimal apabila pengelolaan sekolah yakni : pimpinan

    (kepala sekolah), guru dan karyawan benar-benar memperhatikan

    dedikasi dan loyalitas kerjanya masing-masing serta kelas/siswi

    menyadari dirinya sebagai peserta didik. Dan dari berbagai permasalahan

    di atas, menunjukkan betapa pentingnya diadakan penelitian lebih

    mendalam terhadap pengelolaan kelas yang dapat meningkatkan kualitas

  • 10

    pembelajaran PAI, dalam hal ini penulis memfokuskan penelitian pada SD

    Negeri Kodingareng Kec. Ujung Tanah Kota Makassar.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan, adapun

    permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Bagaimana Efektifitas Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan

    Kualitas Pembelajaran PAI Di SD Negeri Kodingareng Kec. Ujung

    Tanah Kota Makassar?

    2. Faktor- Faktor Apa Saja Yang Menghambat Dan Mendukung

    Efektifitas Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Kualitas

    Pembelajaran PAI di SD Negeri Kodingareng Kec. Ujung Tanah

    Kota Makassar?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dan manfaat dalam penelitian ini adalah menjawab

    pertanyaan peneliti dalam rumusan masalah :

    1. Untuk mengetahui Efektifitas Pengelolaan Kelas dalam

    meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di SD Negeri Kodingareng

    Kec. Ujung Tanah Kota Makassar

    2. Faktor- Faktor Mendukung Dan Menghambat Efektifitas

    Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

    PAI di SD Negeri Kodingareng Kec. Ujung Tanah Kota Makassar

  • 11

    D. Manfaat Penelitian

    1. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dan guru di SD

    Negeri Kodingareng Kec. Ujung Tanah Kota Makassar agar dapat

    menerapkan manajemen dalam pelaksanaan proses belajar

    mengajar, agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

    2. Penulis mengharapkan penulisan ini menjadi pelengkap dan

    menambah khasanah ilmu pengetahuan serta dapat mendorong

    usaha peneliti lebih lanjut pengelolaan kelas.

    3. Sebagai latihan bagi penulisan dalam mengungkapkan pikiran yang

    tertuang dalam karya ilmiah.

  • 12

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    A. Efektifitas Pengelolaan Kelas

    1.Pengertian Efektifitas

    Pengertian efektifitas secara umum menujukan sampai seberapa

    jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.adapun

    pengertian efektifitas menurut Prasetyo Budi Saksono (1994). Efektifitas

    adalah seberapa besar tingkat kelekatan ouput yang dicapai dengan

    output yang diharapkan dari sejumlah input.

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah

    ukuran yang menyatakan seberapa jauh target(kuantitas, kualitas, dan

    waktu)yang telah dicapai oleh menejemen yang mana target tersebut

    sudah ditentukan terlebih dahulu.

    2. Pengertian Pengelolaan Kelas

    Pengelolaan kelas adalah merupakan keterampilan guru untuk

    menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal agar tidak

    terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, yakni

    kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang

    optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Yang termasuk ke dalam

    hal ini misalnya, penghentian tingkah laku anak didik yang

    menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah bagi ketetapan

    waktu penyelesaian tugas di kelas

  • 13

    Pendidikan bisa mendorong tumbuhnya kesenangan-serius dengan memiliki target kualitas hasil belajar yang tinggi dan mengatur aktivitas kelas yang menyibukkan siswa. Pembelajaran aktif yang menekankan pada “kesenangan-serius” dapat membantu siswa untuk memusatkan perhatian, meningkatkan kesenangan mereka untuk belajar, dan mengatur suasana agar pengalaman flow (keadaan sadar yang didalamnya seseorang bisa betul-betul terbenam dalam sebuah aktivitas sehingga tidak merasakan waktu yang berlalu) bisa terjadi.1

    a. Menurut pendapat Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa:

    Pengelolaan Kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.2

    b. Menurut pendapat Hadari Nawawi mengatakan bahwa:

    Pengelolaan Kelas adalah kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum.3

    Kualitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar tergantung

    pada banyak faktor antara lain jumlah siswa dalam kelas yang merupakan

    bagian dari pengelolaan kelas.

    Siswa perlu merasa bahwa mereka adalah bagian dari proses

    pembelajaran. Untuk memfasilitasi hal ini, setiap rencana pembelajaran

    menyertakan suatu sesi yang disebut tujuan pembelajaran terukur, yang

    merangkum tujuan-tujuan pembelajaran, yang kemudian dijelaskan pada

    siswa, dan satu sesi di akhir pelajaran yang disebut refleksi pemikiran

    1Gina Lewis, Pembelajaran Aktif(cet. II; Jakarta: PT Indeks; 2008)h. 3 2 Pupuh FathurrahmanSobry Sutikno, Starategi Belajar Mengajar.(Cet.VII; Bandung: PT. Rafika Aditama 2017)h. 103-104 3Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas ( Cet. III; Jakarta: Haji Masaung 2007)h.115

    12

  • 14

    mendalam, yang menyertakan saran untuk membantu siswa

    merefleksikan kembali pengalaman yang mereka peroleh untuk mengukur

    ketercapaian tujuan dan mengetahui apakah mereka mengalami flow

    selama pelajaran berlangsung.4

    Demikian Pengertian Pengelolaan Kelas menurut ahli yang penulis

    dapat simpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah merupakan suatu

    usaha yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa menggali potensi

    yang dimiliki berupa pemberian kesempatan kepada setiap personal untuk

    melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga proses

    belajar mengajar dapat tercapai sesuai kondisi yang diharapkan.

    Dalam pengertian yang lain dikemukakan bahwa pengelolaan kelas

    merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam

    fungsinya sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi penggunaan alat-

    alat belajar yang tepat sesuai masalah yang ada dan karakteristik kelas

    yang dihadapi. Jadi, pengelolaan kelas sebenarnya merupakan upaya

    mendayagunakan seluruh potensi kelas, baik sebagai komponen utama

    pembelajaran maupun komponen pendukungnya.5

    3. Tujuan Pengelolaan kelas Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah untuk

    meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran akan tercapai, jika

    tercapainya tujuan pembelajaran.

    4Gina Lewis, lot, cit. 5Pupuh Fathurrahman, M.Sobry Sutikno, lot, cit.103-104

  • 15

    Karakter kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan

    kelas yang baik akan memiliki sekurang-kurangnya tiga cirri, yakni:

    1. Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan

    progress sehinggah membutuhkan waktu yang relatif singkat.

    2. Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana,

    mudah dicernah dan kelas kondusif.

    3. Self-comfidence, artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa

    percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti

    pelajaran belajar berprestasi.

    4. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas

    Pengelolaan kelas merupakan salah satu komponen yang

    mendukung terjadinya pembelajaran yang efektif dalam kelas, sehingga

    dengan demikian pengelolaan kelas ini memiliki andil untuk meningkatkan

    kualitas pengajara.

    Guru yang sangat berperan penting dalam pengelolaan kelas ini,

    sehingga dengan demikian guru dituntut untuk memiliki suatu

    keterampilan khusus dalam proses pembelajaran agar pembelajaran

    dalam kelas berjalan dengan dasar pencapaian Tujuan pembelajaran.

    Oleh karena itu yang menjadi ruang lingkup pengelolaan kelas itu adalah

    sebagai beikut:

    a. Perencanaan Kurikulum yang lengkap mulai dari rumusan

    tujuannya, bahan ajarannya, sampai pada evaluasinya.

  • 16

    b. Pengorganisasian proses belajar mengajar dan sumber

    belajar sehingga serasi dan bermakna.

    c. Penataan lingkungan yang bernapaskan pokok bahasan

    menjadi usaha guru dalam menata kelas agar menjadi

    merangsang dan penuh dorongan untuk memunculkan proses

    belajar yang efektif dan efisien.

    Dari uraian ruang lingkup di atas merupakan pola mengajar yang

    harus ditarafkan guru dalam proses belajar mengajar, agar tranfernisasi

    ilmu pengetahuan mengalami perkembangan dengan melihat indicator

    keberhasilan siswa dalam belajar melalui evaluasi.

    5.Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas

    Dalam rangka memperkecil gangguan dalam pengelolaan kelas,

    prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas dapat digunakan, maka penting

    bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan

    kelas sebagai berikut:

    a. Hangat dan antusias

    Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar.

    Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan

    antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam

    mengimplementasikan pengelolaan kelas.

    b. Tantangan

    Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang

    menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga

  • 17

    mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.

    Tambahan lagi, akan dapat menarik perhatian anak didik dan dapat

    mengendalikan gairah belajar mereka.

    c. Bervariasi

    Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru,

    pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya

    gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apabila penggunaannya

    bervariasi, sesuai dengan kebutuhan sesaat. Kevariasian dalam

    penggunaan apa yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk

    tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

    d. Keluwesan

    Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi

    mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak

    didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.Keluwesan

    pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak

    didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas, dan sebagainya.

    e. Penekanan pada hal-hal yang positif

    Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harus

    menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan

    perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif.Penekanan pada hal-hal

    yang positif, yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku

    anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif.

    Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang

  • 18

    positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat

    mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

    f. Penanaman disiplin diri.

    Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat

    mengembangkan disiplin diri sendiri.karena itu, guru sebaiknya selalu

    mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru

    sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan

    pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus berdisiplin dalam segala

    hal.6

    B. Kualitas Pembelajaran PAI

    1. Pengertian Kualitas

    Banyak ahli yang mengemukakan tentang kualitas, seperti yang

    dikemukakan oleh beberapa tokoh sebagai berikut :

    A. Menurut Edward Sallis, Kualitas adalah Sebuah filsosofis dan metodologis yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan.7

    B. Menurut Sudarwan Danim, Kualitas mengandung makna derajat keunggulan suatu poduk atau hasil kerja, baik berupa barang dan jasa. Sedangkan dalam dunia pendidikan barang dan jasa itu bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat, tetapi dan dapat dirasakan.8

    C. Menurut Lalu Sumayang, Menyatakan quality (kualitas) adalah tingkat dimana rancangan spesifikasi sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan fungsi dan penggunannya, disamping itu quality adalah tingkat

    6Syaiful Bahri Djamarah.Strategi Belajar Mengajar (cet. II;Jakarta:PT.RinekaCipta, 2002)h.208 7Edward Sallis,Total Quality Menagemen in Edukation (cet. II;Yogyakarta: IRCSoD; 2006)h. 33 8Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan (cet. IV; Bandung: CV Pustaka Setia,2002)h. 53

  • 19

    di mana sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan rancangan spesifikasinya.9

    Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas

    (quality) adalah sebuah filsosofis dan metodologis, tentang (ukuran) dan

    tingkat baik buruk suatu benda, yang membantu institusi untuk

    merencanakan perubahan dan mengatur agenda rancangan spesifikasi

    sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan fungsi dan penggunannya

    agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan

    2. Pengertian Pembelajaran

    Ada beberapa defenisi pembelajaran menurut para ahli :

    pembelajaran adalah “suatu proses yang dilaksanakan secara

    sistematik dimana setiap komponen saling berpengaruh”. Dalam proses

    pembelajaran secara implisit terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan

    mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang

    diinginkan. Pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana

    membelajarkan siswa dan lebih menekankan pada cara untuk mencapai

    tujuan. Sehingga pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan yang

    dilaksanakan secara terencana pada setiap tahapan yaitu : “perencanaan,

    9Lalu Sumayang, Dasar-dasar manajemen produksi dan operasi(cet. IV; Salemba Empat: Erlangga,2003)h. 322

  • 20

    pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran serta pembelajaran tindak

    lanjut” 10

    “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

    unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

    yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”.11

    Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru

    dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium.Material, meliputi buku-

    buku, papan tulis, atau berbagai media lainnya.Fasilitas dan

    perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga

    computer.Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi,

    praktik, belaja, ujian dan sebagainya.

    Menurut Rudianto Pembelajaran adalah Usaha sadar manusia

    yang sistematis, terprogram, terencana dan disengaja dalam proses

    pendidikan untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik

    melakukan kegiatan belajar.12

    Menurut Wartono, dkk Pembelajaran adalah pengembangan

    pengetahuan, keterampilan atau sikap baru pada saat seseorang individu

    berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Dalam kegiatan ini tampak

    jelas bahwa murid dipandang sebagai titik pusat terjadinya belajar, sedang

    guru berperan sebagai fasilitator dan motivator belajar murid, membantu

    10Miarso,Menyamai Benih Teknologi Pendidikan,(cet.IV; Jakarta:Granada

    Media Group, 2007)h.17 11Hamalik,Oemar, Proses Belajar Mengajar,(cet.V;Jakarta:PT

    BumiAksara,2006)h.57 12Rudianto , Pengantar Akutansi Adaptasi IFRS(cet. IV;Jakarta:Erlangga, 2007)h. 12

  • 21

    dan memberikan kemudahan agar murid mendapatkan pengalaman

    belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya sehingga

    terjadilah suatu interaksi aktif.13

    Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

    unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

    yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.14Manusia

    terlibat dalam system pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga

    lainnya, misalnya tenaga laboratorium.Material, meliputi buku-buku,

    papan tulis, atau berbagai media lainnya. Fasilitas dan perlengkapan,

    terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer.

    Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,

    belajar, ujian dan sebagainya.

    Penyelenggaraan Pembelajaran merupakan salah satu tugas

    utama pendidik (dosen/guru). Menurut Dimyati dan Mudjiono,

    Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk

    membelajarkan peserta didik (mahasiswa/siswa); Menurut Arief S.

    Sadiman, Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam

    memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam

    diri peserta didik.15

    13Wartono,dkk,Aplikasi Karateristik Peserta Didik(cet. V; Jakarta:

    Departemen Pendidikan Nasional, 2004)h.15 14Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar.(cet. V; Jakarta:PTBumi Aksara,

    2006) h.57 15M.Sobry Sutikno,Metode dan Model-Model Pembelajaran(cet. II;Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2005)h. 27

  • 22

    Pembelajaran Efektif, ialah suatu pembelajaran yang

    memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah,

    menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuatu dengan

    harapan.16

    3. Pendidikan Agama Islam

    a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan Agama Islamadalahsuatu usaha sadar dan terencana

    untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati

    dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran

    dan latihan.17

    Menurut Depdiknas, Pendidikan Agama Islam adalah:

    Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya: kitab suci Alquran dan Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa.18 Dalam perkembangan selanjutnya, Pendidikan Agama

    Islammenjadi rumpun mata pelajaran yang diajarkan di sekolah umum,

    dengan tujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan

    dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi

    16M. Sobry Sutikno,op. Cit, :h. 39 17Departemen Agama Republik Indonesia,AL-Qur’an danTerjemahannya, (cet.III; Jakarta: Balai Pustaka,2003) h. 2

    18Depdiknas.Kamus BesarBahasa Indonesia.(cet.VII Jakarta: Balai Pustaka, 2004) h. 38

  • 23

    manusia muslim yang bertakwa kepada Allah swt. serta berakhlak mulia

    dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.19

    Jadi Pendidikan Agama Islam adalah suatu mata pelajaran yang

    harus diajarkan di sekolah umum untuk mewujudkan tujuan pendidikan

    Nasional bidang agama, khususnya agama Islam.

    4. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

    1) Fungsi Pendidikan Agama Islam

    Fungsi Kurikulum Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum

    adalah membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa

    kepada Tuhan Yang Maha Esa seta berakhlak mulia dan mampu menjaga

    kerukunan hubungan antar umat beragama.20

    Fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah umum adalah untuk

    mengajarkan, memperbaiki, mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai

    Islam yang telah diperoleh peserta didik melalui orang tuanya, serta untuk

    menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat khusus di bidang agama

    Islam agar bakat tersebut tumbuh dan berkembang secara maksimal

    sehingga bermanfaat bagi dirinya dan orang disekitarnya.

    2) Tujuan Pendidikan Agama Islam

    Tujuan Pendidikan adalah untuk menyiapkan peserta didik agar

    dapat berperan penting dalam kehidupannya di masa yang akan datang.

    Artinya upaya membimbing, mengajar dan melatih peserta didik itu harus

    19Departemen Agama RI, op cit .h. 3 20Abdul Rachman Shaleh, MenejemenPerpustakaan Perguruan Tinggi (cet. IV; Jakarta: Universitas Terbuka, 2005)h. 21

  • 24

    diorientasikan agar peserta didik memiliki kemampuan, pengetahuan,

    sikap dan berbagai keterampilan yang dibutuhkannya sehingga kelak dia

    dapat memainkan peranan yang signifikan dalam peri kehidupannya baik

    sebagai pribadi, sebagai warga masyarakat, sebagai warga Negara

    maupun sebagai warga dunia. Sangat ironis jika siswa yang sedang

    dididik sekarang ini tidak mampu memetik buah pendidikan dimasa yang

    akan datang.21

    Abdul Majid dan Dian Andayani,

    Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.22

    Sedangkan menurut Athiyyah Al-Abrasyih23

    Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah membentuk moral yang tinggi dan akhlak yang mulia serta menghindari hal-hal yang tercela.

    Menurut Depdiknas, Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah

    umum adalah:

    Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya kepada Allah swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

    21Hera Lestari Mikarsa,Agus Taufik dan Puji Lestari PriantoPendidikan Anak SD(cet. VIII; Jakarta: Universitas Terbuka, 2007)h. 4 ` 22Abdul Majid,Belajar dan Pembelajaran Agama Islam(cet. I; Bandung:PT Remaja Rosada Karya Prawiradilaga, 2012) h. 135 23Athiyyah Al-Abrasyih, Dasar-dasar pokok pendidikan agama islam( cet. II; Bandung: Pustaka Setia,2003)h. 22

  • 25

    bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi24

    Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran, bukan bidang

    studi. Mata pelajaran PAI terdapat di semua jenjang pendidikan jalur

    sekolah sejak dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi. Perbedaan

    institusi berimplikasi pada perbedaan perumusan tujuan mata pelajaran

    agama Islam untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan

    sikap profesional.

    Secara formal tujuan itu dirinci dan dikembangkan untuk yang

    paling rendah dicapai melalui pendidikan pendahuluan (pra-sekolah) yang

    dirumuskan pada tujuan pembelajaran agama Islam untuk pendidikan

    anak usia dini (TK/PAUD), selanjutnya meningkat pada tujuan untuk

    sekolah permulaan (SD, Ibtidaiyah), meningkat lagi pada tujuan

    pembelajaran untuk sekolah lanjutan tingkat pertama dan menengah.

    Tujuan pembelajaran lanjutan ini ditingkatkan lagi pada tujuan

    pembelajaran pada Perguruan Tinggi dengan variasi instruksionalnya. Hal

    ini berarti bahwa bobot dan mutunya semakin meningkat dan mendalam.

    Jadi Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum adalah

    usaha untuk menumbuhkembangkan serta meningkatkan keimanan

    peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

    penghayatan, pengamalan serta pengalaman tentang agama Islam

    sehingga menjadi pribadi muslim yang terus berkembang dalam hal

    keimanan dan ketakwaannya, serta berakhlak mulia dalam kehidupannya

    24Depdiknas.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Op cit, h. 8

  • 26

    di masyarakat, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan

    yang lebih tinggi.

    5. Komponen Pencapaian Kualitas Pembelajaran

    a. Pencapaian Tujuan Pembelajaran

    Tujuan Pembelajaran atau tujuan Intruksional (Kompetensi Dasar)

    merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan dengan

    kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah mereka mempelajari

    bahasan tertentu dalam satu kali pertemuan. Tujuan merupakan

    komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran, karena

    semua kegiatan dalam proses pembelajaran berorientasi tujuan yang

    hendak dicapai.25

    Semua kegiatan yang dikondisikan oleh guru harus berorientasi

    pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Semua kegiatan dalam

    proses pembelajaran tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan

    sama dengan komponen jantung dalam tubuh manusia.26 Oleh Karena itu,

    tujuan merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran. Tujuan

    pembelajaran yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan

    metode, media/alat, dan penilaian.

    Benjamin S. Bloom dan D. Krathwohl dalam Hamzah B. Uno

    mengatakan, tujuan pembelajaran diarahkan pada kognitif, afektif dan

    psikomotorik. Setiap tujuan yang akan dicapai harus dirumuskan dengan

    25Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar.(cet VIII; Jakarta: PT Bumi

    Aksara, 2008 )h. 79 26Wina Sanjaya,Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran(cet. III; Jakarta: Pranada Media Group, 2010)h. 58

  • 27

    kata kerja yang operasional27. Perumusan tujuan dengan kata kerja

    operasional akan membantu guru dalam mengukur tercapai atau tidaknya

    tujuan tersebut, dan kata kerja operasional membantu guru dalam

    menyusun intrumen penilaian.

    Tiga Ranah Tujuan Pembelajaran merupakan hal yang harus

    menyatu dalam proses pembelajaran. Guru harus merumuskan tujuan

    pembelajaran mencakup kognitif, afektif dan psikomotirik. Jika salah satu

    ranah tersebut diabaikan, maka terjadi kepincangan baik dalam proses

    maupun dalam hasil pembelajaran.

    b. Metode Pembelajaran

    Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui

    dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan

    yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Adapun istilah metodologi

    berasal dari kata metoda dan logi. ”Logi berasal dari bahasa Yunani logos

    yang berarti akal atau ilmu. Jadi metodologi artinya ilmu tentang jalan atau

    cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan28.

    Abdul Majid mengatakan bahwa metodologi merupakan bagian dari

    perangkat disiplin keilmuan yang menjadi induknya. Hampir semua ilmu

    pengetahuan mempunyai metodologi tersendiri. Oleh karna itu, ilmu

    pendidikan sebagai salah satu disiplin ilmu juga memiliki metodologi, yaitu

    metodologi pendidikan. ”Jadi metodologi pendidikan merupakan suatu

    27Hamzah B. Uno,Perencanaan Pembelajaran(cet.I;Jakarte: Bumi Aksara, 2008)h. 50-55 28Nur Uhdayati, Interaksi Belajar Mengajar(cet.IV;Bandung:Remaja Karya, 2001) h. 99

  • 28

    ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan

    mendidik ”29

    Proses pembelajaran tidak terlepas dari metode. Metode apapun

    yang digunakan oleh seorang pendidik / guru dalam proses pembelajaran

    harus disesuaikan dengan keadaan peserta didiknya.

    Dalam proses pembelajaran seorang guru tidak lepas dari metode

    itu sendiri. Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

    belajar mengajar. Metode yang dapat dipergunakan dalam kegiatan

    belajar mengajar bermacam-macam. Oleh karna itu, penulis akan

    menyajikan beberapa macam metode dalam pembelajaran antara lain:

    metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode

    pemecahan masalah, metode kissah, ”metode kerja sama dan metode

    karyawisata.30

    Pendapat- pendapat yang penulis kutip dari beberapa pakar

    tersebut membawa pada sebuah kesimpulan bahwa metode adalah cara

    yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin

    baik metode yang digunakan makin efektif pula pencapaian tujuan atau

    keberhasilan pembelajaran.

    29Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran,(cet. VII; Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offse, 2011)h.135 30Abdul Majid, op, cit.,h. 137

  • 29

    c. Media Pembelajaran

    Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

    guru untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran

    perasaan, perhatian, dan kemampuan peserta didik, sehingga peserta

    didik terdorong untuk belajar lebih baik. Media pembelajaran sebagai

    bagian dari metodologi pendidikan memiliki peran penting dalam

    membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, membantu peserta didik

    meningkatkan pemahaman, mengarahkan perhatian kepada pelajaran,

    yang pada gilirannya menunjukkan angka prestasi peserta didik berada

    pada tataran maksimal. Di samping itu pula, sebagai sistem penyampai

    atau pengantar, maka dalam pembelajaran media memiliki fungsi sebagai

    mediator yaitu penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam

    mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses

    pembelajaran dan isi pelajaran.31

    Begitu urgennya media dalam keberlangsungan proses

    pembelajaran, maka guru sangat dituntut untuk memiliki keterampilan

    mengelola media pembelajaran agar pesan-pesan materi yang

    disampaikannya kepada peserta didik mudah dipahami dan lebih bertahan

    lama dalam benak mereka. Semakin kreatif guru mengelola media

    pembelajaran, maka semakin mudah mentransfer materi pelajaran kepada

    peserta didik, dan semakin jelas tujuan yang ingin dicapai.

    31Nana Sudjana dan Ahmad Riva’i,Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.(cet . IV, Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta; 2001)h. 2

  • 30

    d. Materi Pembelajaran

    Standar isi merupakan kurikulum yang berlaku (KTSP), dalam

    kurikulum yang demikian, tujuan yang diharapkan adalah dicapainya

    sejumlah kompetensi (standar kompetensi dan kompetensi dasar).32 Isi

    atau materi pembelajaran merupakan unsur kedua dalam proses

    pembelajaran. Dengan demikian, tugas dan tanggung jawab guru adalah

    mengajar dan mengelola sumber belajar, sehingga materi atau pesan/isi

    dalam proses pembelajaran sampai kapada siswa.

    Pada sisi lain, Proses Pembelajaran sering disebut dengan proses

    penyampaian materi pembelajaran. Hal ini dapat dibenarkan jika tujuan

    utama pembelajaran adalah penguasaan materi pembelajaran (subject

    centered teaching). Dalam kondisi seperti ini, penguasaan meteri oleh

    guru mutlak diperlukan. Guru perlu memahami secara detail materi

    pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa, sebab salah satu peran

    dan tugas guru adalah sebagai sumber belajar. Pada sisi lain, tugas dan

    fungsi guru pada saat ini menjadi lebih maksimal dengan pengelola

    sumber belajar. Hal ini karena materi pembelajaran dapat diperoleh oleh

    siswa dari berbagai sumber, baik media cetak, maupun media elektronik,

    seperti software pembelajaran, seperti VCD, internet, dan lain-lain.

    Jelasnya bahwa, media pembelajaran merupakan perangkat yang

    sangat berpengaruh terhadap tercapai tidaknya tujuan pembelajaran serta

    32Wina Sanjaya,Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran(cet. III, Jakarta: Pranada Media Group;2008)h. 60

  • 31

    dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik yang merupakan

    indikator pencapaian tujuan pembelajaran, sangat menuntut guru untuk

    memiliki kreativitas dan keprofesionalannya dalam memilih, menentukan,

    dan memanfaatkan media tersebut.

    e. Penilaian

    Komponen terakhir dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran

    adalah penilaian. Penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian

    tujuan yang telah ditetapkan.33 Penilaian tidak hanya berfungsi untuk

    melihat keberhasilan siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi guru

    atas kinerjanya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Melalui

    penilaian dapat dianalisis komponen proses pembelajaran lainnya, seperti

    tujuan, isi, motode, dan media.

    6. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran

    Indikator merupakan penanda pencapaian keberhasilan

    pembelajaran yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur

    yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator

    dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,

    satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja

    operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

    Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: “(1)

    tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan

    dalam KD; (2) karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;

    33Darmiyati Zuchdi,Humanisasi Pendidikan ( cet. IV; Yogyakarta: Bumi Aksara, 2008)h. 51

  • 32

    dan (3) potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/

    daerah”.34

    Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua

    rumusan indikator, yaitu:”(1) indikator pencapaian kompetensi yang

    dikenal sebagai indikator; dan (2) indikator penilaian yang digunakan

    dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai

    indikoator soal”.35

    Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan

    kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup

    dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media

    pencapaian kompetensi.

    Keberhasilan Pembelajaran, mengandung makna ketuntasan

    dalam belajar dan ketuntasan dalam proses pembelajaran. Artinya belajar

    tuntas adalah tercapainya kompetensi yang meliputi pengetahuan,

    ketrampilan, sikap, atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir

    dan bertindak. Fungsi ketuntasan belajar adalah memastikan semua

    peserta didik menguasai kompetensi yang diharapkan dalam suatu materi

    ajar sebelum pindah kemateri ajar selanjutnya. Patokan ketuntasan

    belajar mengacu pada standard kompetensi dan kompetensi dasar serta

    indikator yang terdapat dalam kurikulum.

    34Akhmad Sudrajat, Media Pembelajaran( cet. V; Bandung: Rafika Aditama. 2009)h. 23 35Akhmad Sudrajat, loc.cit.

  • 33

    Sedangkan ketuntasan dalam pembelajaran berkaitan dengan

    standar pelaksanaannya yang melibatkan komponen pendidik dan peserta

    didik. Dengan demikian pemahaman terhadap kriteria keberhasilan

    belajar, standard kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator yang

    terdapat dalam kurikulum penting dipahami oleh Pengawas.

    Kriteria keberhasilan adalah patokan ukuran tingkat pencapaian

    prestasi belajar yang mengacu pada kompetensi dasar dan standar

    kompetensi yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan konsep atau

    ketrampilan yang dapat diamati dan diukur. Secara umum kriteria

    keberhasilan pembelajaran adalah:

    a. Keberhasilan peserta didik menyelesaikan serangkaian tes, baik tes formatif, tes sumatif, maupun tes keterampilan yang mencapai tingkat keberhasilan rata-rata 60%;

    b. Setiap keberhasilan tersebut dihubungkan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan oleh kurikulum, tingkat ketercapaian kompetensi ini ideal 75%; dan

    c. Ketercapaian keterampilan vokasional atau praktik bergantung pada tingkat resiko dan tingkat kesulitan, ditetapkan idealnya sebesar 75%.36

    Sedangkan Indikator adalah acuan penilaian untuk menentukan

    apakah peserta didik telah berhasil menguasai kompetensi. Untuk

    mengumpulkan informasi apakah suatu indikator telah tampil pada peserta

    didik, dilakukan penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung atau

    sesudahnya.

    Sebuah Indikator dapat dijaring dengan beberapa soal/tugas.

    Selain itu, sebuah tugas dapat dirancang untuk menjaring informasi

    36Direktur Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK Depdiknas,2008 h. 8

  • 34

    tentang ketercapaian beberapa indikator. Kriteria ketuntasan belajar setiap

    indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar

    antara 0% - 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih

    besar dari 75%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat

    pencapaian indikator, tetapi dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu

    satuan pendidikan dapat menetapkan kriteria ketuntasan minimal dibawah

    75%.37

    Penetapan kriteria ini harusnya juga disesuaikan dengan kondisi

    sekolah, seperti kemampuan peserta didik dan pendidik serta

    ketersediaan prasarana dan sarana serta kondisi lingkungan dari sekolah.

    37Direktur Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK Depdiknas,lot. cit

  • 34

    34

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian tindak kelas(PTK). karena

    objek penelitian ini adalah disekolah yang pelaksanaanya dari awal

    sampai akhir penelitian,menganalisis keadaan dan melihat kesenjangan

    yang terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung serta

    merumuskan rencana tindakan dan ikut melaksanakan pemantauan

    secara langsung melalui observasi pada saat proses belajar mengajar

    berlangsung.

    Penelitian PengelolaanKelasadalah penelitian yang dilakukan

    dengan cara berkolaborasi dengan pedidik sehingga peneliti lebih mudah

    memahami kondisi siswa serta berpartisipasi aktif dan terlibat langsung

    dalam penelitian dan memberi gambaran atau kerangka kerja secara

    sistematis tentang penerapan PengelolaanKelasbaik kepada pendidik

    bidang studi yang bersangkutan maupun kepada siswa. Penelitian

    PengelolaanKelas ini terdiri dari empat langkah,yaitu: (1) Perencanaan (2)

    Pelaksanaan, (3) Observasi, (4) Refleksi.kegunaan.30dari langka kerja ini

    adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa dari metode yang digunakan

    oleh penelitii.

    30KunandarLangkahMudahPenelitianTindakanKelasSebagaiPengembanganProfe

    si Guru(Jakarta;Rajawali Pers,2016) hal 70-75

    34

  • 35

    B. Lokasi dan Objek Penelitian

    1. Lokasi

    Tempat pelaksanan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah SD

    Negeri Kodingareng Kec. Ujung Tanah Kota Makassar.

    2. Objek

    Objek dari penelitian ini adalah Guru PAI danSiswa kelas IV SD

    Negeri Kodingareng Kec. Ujung Tanah Kota Makassar.

    C. Prosedur Penelitian PTK

    Prosedur penelitian ini direncanakan terdiri dari dua

    siklus,tiapsiklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin

    dicapai pada factor-factor yang diselidiki atau diteliti.untuk dapat

    mengetahui hasil siswa dalam mengajar Pendidikan Agama Islam

    sebelum diberikan tes awal sedangkan observasi awal yang dilaksanakan

    pada bulan september 2017 adalah untuk mengetahui tindakan apa yang

    harus diketahui dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.untuk itu

    tindakan yang dilakukan yaitu dengan menggunakanPengelolaanKelas

    yang baik.

    Menurut Kemmis dan Mc Taggart sebagaimana dikutip oleh

    Kunandar dalam bukunya langka mudah penelitian

    PengelolaanKelasmenjelakan bahwa dalam pelaksanaan

    PengelolaanKelaspada tiap siklusnya mencakup 4 tahapan yaitu: (1)

  • 36

    Perencanaan (2) Pelaksanaan tindakan (3) Observasi (4)

    Refleksi.31Tahapan siklus yang dimaksud yaitu:

    TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4

    Berdasarkan gambar diatas maka dapat kita pahami bahwa

    dalam penelitian yang dilakukan dalam kelas atau biasa disebut sebagai

    penelitian PengelolaanKelas, setidaknya secara umum harus melalui

    empat tahap ayaitu:perencanaan,pelaksanaan,observasi, dan

    refleksi.empat tahapan tersebut dapat kita lihat secara rinci melalui

    penjelasan dibawah ini:

    1. Gambaran umum siklus I

    a. Tahapan perencanaan (Planning)

    Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan

    yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi.32

    Pada tahap ini peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan

    program metode pembelajaran dengan menggunakan penerapan

    PengelolaanKelas yang baikdanefisien.Langka-langka yang

    dilakukan sebai berikut:

    31Kunandarop.chit, h. 70 32 Ibid h.71

    perencanaan Pelaksanaa

    n

    Observasi Refleksi

  • 37

    b. Melakukan izin terhadap pihak sekolah dah guru mata pelajaran

    terkait untuk menerapkan PengelolaanKelasdalam mata pelajaran

    PAI.

    c. Peneliti melakukan wawancara terhadap guru PAI dan para peserta

    didik kelas IV SD Negeri Kodingareng Kec. Ujung Tanah Kota

    Makassar..

    d. Peneliti berkoordinasi dengan Guru PAI terkait dengan PAI terkait

    dengan tempat dan waktu penelitian.

    e. Peneliti menyiapkan tema atau topik untuk diterapkan dalam

    penerapan PengelolaanKelasnanti.

    f. Peneliti melakukan koordinasi dengan kolaborator yaitu guru

    pengampu mata pelajaran PAI kelas IV terkait dengan tema mata

    pelajaran dan bagaymana pelaksanaan PengelolaanKelas nanti

    pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

    g. Peneliti menyiapkan lembar pedoman observasi dan wawancara

    yang dibutuhkan dalam penelitian tentang

    penerapanPengelolaanKelas dalam meningkatkan hasil belajar

    siswa.

    1) Tahap pelaksanaan (Acting)

    Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan

    pada tahap satuyaitu bertindak dikelas.33 Kegiatan yang dilaksanakan

    pada tahap ini adalah mempraktikkanskenario yang telah direncanakan

    33Suyadi, PanduanPenelitianTindakKelas (Jokjakarta ;Diva Press 2015) h.62

  • 38

    yang berisi tentang tindakan yangditerapkan yaitu penerapan

    PengelolaanKelas dalam pembelajaran PAI. Langkah-langkahyang

    dilakukan dalam penelitian Pengelolaan kelas ini yaitu :

    a) Pendahuluan .

    Guru mata pelajaran PAI memberikan penjelasan mengenai apa itu

    PengelolaanKelas,kemudian menjalankan penerapan

    PengelolaanKelassesuai dengan mata pelajaran yang akan di

    ajarkan.

    b) Kegiatan inti

    Menjelaskan mata pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan

    langkah-langkah penerapan PengelolaanKelas.yaitu siswa

    diberikan kegiatan latihan sesuai dengan mata pelajaran yang

    berlangsung,agar siswa memiliki keterampilan yang tinggi dan lebih

    aktif dalam kelas.kemudian guru memberikan beberapa soal yang

    berkaitan dengan materi yang diajarkan yang sebelumnya sudah

    disediakan oleh guru dan peneliti.

    c) Penutup

    Siswa diberikan kesempatan untuk menyimpulkan hasil

    pembelajaran guna mengetahui sampai dimana pemahaman siswa

    dengan materi yang sudah diajarkan,kemudian guru memberikan

    penguatan materi ajar.

    2) Tahapan pengamatan (Observation)

    Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengamati setiap

    aktivitas dan kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung.Observasi

  • 39

    dilakukan oleh peneliti selama jalannya proses pembelajaran.kemudian

    dilaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan

    menggunakan soal-soal yang telah dibuat untuk mengetahui hasil belajar

    3) Tahapan refleksi

    Dalam tahapan refleksi peneliti melakukan analisis data

    mengenaiproses,masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan

    dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang

    dilaksanakan.34

    h. Gambaran umum siklus II

    Pada siklus II ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan pada

    dasarnya.langka-langka yang dilakukan dalam siklus II ini relative sama

    dengan perencanaan dalam siklus I.namun pada beberapa bagian

    dilakukan perbaikan atau penambahan sesuai dengan kenyataan dan

    maslah yang ditemukan selama proses pembelajaran Pendidikan Agama

    Islam yang berlangsung di siklus I,khususnya berkaitan dengan jenis

    pelaksanaan yaitu:merumuskan tindakan selanjutnya berdasarkan refleksi

    siklus I yakni memberikan penekanan lebih dengan metode yang

    lain.sebagaymana yang dijelaskan sebelumnya PTK terdiri atas empat

    rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam empat siklus yang

    berulang.empat kegiatan yang ada pada siklus,yaitu :

    perencanaan,pelaksanaan,pengamatan,dan refleksi yang dapat

    digambarkan sebagai berikut.

    34ZainalAqib,PenelitianTindakKelasUntuk Guru( Bandung; Yrama Widya,2009)

    h.22

  • 40

    SIKLUS 1

    SIKLUS II

    D. Fokus Penelitian

    Adapun yang menjadifokuspenelitianadalah:

    1. Pengelolaan Kelas

    2. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PAI

    Pelaksanaan Perencanaan

    Tindakan I Pelaksanaan Tindakan

    I

    Refleksi I

    Pengamatan/

    pengumpulan

    data I

    Perenanaan

    Tindakan II

    Pelaksanaan

    Tindakan II

    Pengamatan/

    pengumpulan

    data II

    Refleksi II

    Siklus

    berikutnya

    Permasalahan baru hasil refleksi

    Apabila

    Belum

    terselesaikan

  • 41

    E. DeskripsiFokusPenelitian

    Untuk memudahkan dan agar terhindar dari salah tafsir dalam

    memahami judul ini, maka penulis mengemukakan pengertian judul

    sebagai berikut :

    1. Pengelolaan Kelas merupakan keterampilan guru untuk

    menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal agar

    tidak terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata

    lain, yakni kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan

    mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses

    belajar mengajar.

    2. Kualitas Pembelajaran PAI adalahUpaya sadar dan terencana

    dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

    menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia

    dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya:

    kitab suci Alquran dan Hadis, melalui kegiatan bimbingan,

    pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi

    tuntutan untuk menghormati penganut agama dalam masyarakat

    hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa.

    F. Sumber Data

    Yang dimaksud sumber data dalam penelitian,menurut

    Suharsimi Arikunto adalah”subjek dimana data diperoleh.”35

    35SuharsimiArikunto,ProsedurPenelitian:SuatuPendekatanPraktik,(Jakarta:PTRin

    eka Cipta,2006),h 129

  • 42

    Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data

    dapat diperoleh.apakah peneliti menggunakan kuesiyoner atau

    wawancara.dalam pengumpulan datanya,maka sumber data disebut

    responden,yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-

    pertanyaan peneliti,baik pertanyaan tertulis maupun lisan.apabila peneliti

    menggunakan tehnik observasi maka sumber datanya bisa berupa benda

    gerak atau proses sesuatu.peneliti yang mengamati tumbuhan jagung

    sumber datanya adalah jagung sedangkan objek penelitianya adalah

    pertumbuhan jagung.apbila peneliti menggunakan dokumentasi maka

    dokumen atau catatanya yang menjadi sumber data sedangkan isi catatan

    subjek penelitian atau variabel penelitian.36

    1. Data primer

    a) Data tentang hasil belajar siswa sebelum penerapan

    PengelolaanKelassiswa kelas IV SD Negeri Kodingareng Kec.

    Ujung Tanah Kota Makassar,data primer bersumber dari siswa.

    b) Data tentang keaktifan siswa yang diperoleh dari pembelajaran

    yang terjadi selama berlangsungnya proses pembelajar.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder dalam penelitian ini terdiri atas nilai hasil

    belajar Pendidikan Agama Islam sebelum menjalani tindakan RPP

    yang diperoleh dari dokumen,data sekunder bersumber dari selain

    siswa.

    36Ibid.

  • 43

    G. Instrumen penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk

    mengumpulkan data dari kegiatan penelitiannya.Instrumen penelitian ini

    dapat menguji atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan karena

    data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil

    kesimpulan”.37 Adapun yang menjadi instrumen penelitian ini yaitu:

    1. Observasi atau Pengamatan

    Alat yang digunakan dalam observasi adalah pedoman

    observasi.pedoman observasi adalah catatan yang berisi petunjuk dalam

    membuat sebuah pengamatan,khususnya pengamatan proses

    pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan

    Pengelolaan Kelas yang baik dan efisien selama proses belajar mengajar

    berlangsung dan juga sebagai instrument untuk mengamati aktivitas siswa

    dalam proses belajar mengajar di kelas IV SD Negeri Kodingareng Kec.

    Ujung Tanah Kota Makassar..

    2. Tes

    Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab,harus

    ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites.tes

    digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai

    37M. Subhana, dkk, StatistikaPendidikan (Cet. I; Bandung: PutakaSetia, 2000), h.

    30.

  • 44

    pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan

    keterampilan.38

    3. Pre-Tes

    Pre–Test dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa

    serta hasil belajar pada metode yang digunakan oleh guru sebelum

    penerapan PengelolaanKelaspada mata pelajaran Pendidikan Agama

    Islam.

    4. Post-Test

    Post–Test.Tes penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan tertulis

    yang diberikan kepada siswa kelas IV SD Negeri Kodingareng Kec. Ujung

    Tanah Kota Makassarberupa soal-soal yang disesuaikan dengan materi

    yang diajarkan lalu diberikan penskoran untuk mengetahui hasil belajar

    siswa setelah penerapan PengelolaanKelas.

    5. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung

    dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-

    peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, data yang relevan dengan

    penelitian.39Dokumentasi atau yang sering dikenal sebagai dokumen

    merupakan catatan-catatan peristiwa yang telah dilakukan yang berbentuk

    gambar atau tulisan.dan dari foto-foto atau video tersebut dapat dijadikan

    38Asep Jihad dan Abdul HarisEvaluasiPembelajaran ( cet 1;Yogyakarta;Multi

    Pressindo,2012) hal.67 39Riduan.BelajarMudahPenelitian (cet. VI; Bandung: Alfabeta, 2008), h.77.

  • 45

    bukti kongkrit untuk menilai segala tingkah laku siswa dan sebagai

    pendukung bahwa peneliti betul-betul melakukan penelitian tindak

    kelas(PTK).

    H. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam kegiatan penelitian, teknik pengumpulan data merupakan

    faktor penting yang diperhatikan oleh peneliti. Tehnik pengumpulan data

    yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah:

    a. Observasi

    Terdapat dua pedoman observasi yaitu observasi untuk aktivitas

    peserta didik dan lembar observasi pelaksanaan Pengelolaan

    Kelas.lembar observasi untuk peserta didik berupa lembar observasi

    penilaian proses penerapan Pengelolaan Kelas sedangkan lembar

    observasi pelaksanaan program adalah lembar observasi yang digunakan

    untuk mengamati pelaksanaan penelitian tindakaan kelas yang dilakukan

    oleh guru dan peneliti.

    b. Tes

    Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan,perintahdan

    petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuia

    dengan petunjuk itu40.dalam hal ini tes yang dilakukan adalah berupa soal-

    soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan padaa setiap siklus.tes

    40PupuhFathurrohmandanSobriSutiknoStrategiBelajarMengajar (Bandung; PT

    Refika Aditama,2007) h.77

  • 46

    awal dilakukan sebelum siklus I dan tes akhir dilakukan setiap akhir

    siklus.dari hasil tes,peneliti memperoleh data mengenai tingkat

    kemampuan peserta didik.setiap tes yang diberikan berisikan 5 butir soal

    dengan tingkat kesulitan yang berbeda.

    c. Dokumentasi

    Diperoleh dari hasil penelitian yang berupa foto-foto selama

    penelitian PengelolaanKelas yang berlangsung dikelas IV SD Negeri

    Kodingareng Kec. Ujung Tanah Kota Makassar.dokumentasi ini akan

    memperkuat data atau informasi yang diperlukan

    I. Teknik Analisis Data

    Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif:

    1. Observasi dianalisi dengan deskriptif kualitatif berdasar nilai

    observasi.

    2. Hasil Belajar dianalisis dengan deskriptif komparatif yaitu

    membandingkan nilai tes sebelum penelitian antara siklus I maupun

    dengan indikator kinerjanya

    J. Indikator Keberhasilan

    Indikator keberhasilan penelitian Pengelolaan kelas ini terdiri

    atas duajenis, yaitu indikator hasil belajar dan indikator proses

    belajar.Berdasarkan indikator hasil belajar peneliti dikatakan berhasil jika

    terjadipeningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan

    PengelolaanKelasdenganbaikdanefisien pada mata pelajaran PAI. Apabila

  • 47

    terdapat 75% siswa yang mendapat nilai minimal 7,5 sesuai dengan KKM

    (kriteria ketuntasan minimal) yang digunakan oleh SD Negeri Kodingareng

    Kec. Ujung Tanah Kota Makassar, maka kelas dianggap tuntas secara

    klasikal. Sementara itu untuk indikator proses pembelajaran meningkat

    apabila munculnya rasa ingin tahu siswa untuk bertanya, mendorong

    siswa secara aktif dan kreatif, mencari informasi, data dan mencari

    jawaban atas pertanyaan.

  • 47

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Hasil Penelitian

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    a) Sejarah Berdirinya SD Negeri Kodingareng

    Sekolah ini dibuka pada tahun ajar 1998. Sejak

    berdirinya,pertama kali pimpinan (kepala) sekolah ini berganti yaitu:

    1. Drs Syarifuddin (1998-2001)

    2. Muh Arifin Buhaerah (2001-2008)

    3. St Dahniar Tajuddin S,pd (2008-2015)

    4. Muhammad Anis S.Pd (20015-2018)

    Perkembangan pesat telah dialami sekolah ini dari tahun

    ketahun.berbagai predikat telah diraih diantaranya sekolah peduli

    lingkungan, “sekolah adiwyata” dan sebagainya.SD Negeri

    Kodingareng ditetapkan sebagai sekolah yang terakreditasi Negeri

    dengan tipe akreditasi “B” dari badan akreditasi nasional

    sekolah/madrasah (BAN-S/M).

    Sekolah ini memiliki rombongan belajar sebanyak 18 kelas

    masing-masing kelas I – VI mempunyai 3 rombel.

    .

  • 48

    b) Lokasi SD Negeri Kodingareng

    Lokasi SD Negeri Kodingareng ini menempati lokasi yang

    sangat strategis akan tetapi memiliki tantangan nyawa karena

    lokasi berada ditengah pulau di Kota Makassar dan kita butuh

    waktu 1jam untuk menyebrangi laut untuk sampai dipulau

    Kodingareng.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada identitas

    sekolah sebagai berikut:

    1. Nama Sekolah : SD Negeri Kodingareng

    2. Status : Negeri

    3. Alamat Sekolah : Pulau Kodingareng

    Provinsi : Sulawesi Selatan

    Kabupaten/Kota : Makassar

    Desa/Kecamatan : Ujung Tanah

    Jalan/Kelurahan : Kodingareng

    Kode Pos : 90168

    Telepon :082296390959

    Email :[email protected]

    4. NPSN :40313833

    5. Jenjang Akreditasi : Negeri BAN

    6. Akreditasi : ”B”

    7. Tahun Didirikan : 1998

    8. Tahun operasi : 1998

  • 49

    9. Status bangunan : Pemerintah

    10. Nama Rekening : SD Negeri Kodingareng

    Outlet Sulselbar : Bank Sulselbar

    11. Pemegang rekening

    Kepala Sekolah : Muhammad Anis S.Pd

    Bendahara Sekolah : Muliawarma S.Pd

    2. Visi dan Misi SD Negeri Kodingareng

    Adapun Visi dan Misi dari SD Negeri Kodingareng yang

    dijadikan dasar dalam pencapaian tujuan sekolah tersebut baik

    itu tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek yaitu:

    1) Visi

    “Menciptakan suasana ramah lingkungan dalam setiap aktifitas

    sehingga menjadikan warga sekolah beriman, bertaqwa, dan

    berkualitas”.

    2) Misi

    1) Menyeimbangkan perkembangan intelektual, emosi dan

    spiritual sehingga terbentuk pribadi yang unggul dan

    berkualitas..

    2) Melakukan pembelajaran yang aktif, kreatif dan

    menyenangkan.

    3) Meningkatkan kualitas dumber daya manusia dan sarana

    penunjang pendidikan serta pelestarian sumber daya alam

  • 50

    sekitarnya dalam rangka meningkatan dan pembelajaran

    IPTEK, keunggulan lokal dan global.

    4) Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan

    masyarakat dalam mewujudkan pelestarian lingkungan

    mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan serta

    pemanfaatan sumber daya lokal.

    3. Tujuan Sekolah

    1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai

    dengan minat dan bakat peserta didik.

    2) Menumbuhkan sikap terampil berkarakter serta bermartabat

    terpuji.

    3) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang

    dianut sehingga menjadi sumber kearifan dalam beraktifitas.

    4) Menciptakan warga sekolah yang kreatif,inovatif,berbudaya

    serta kompetitif dalam upaya menumbuhkan semangat

    keunggulan.

    B. Data Sebelum Tindakan dan Paparan Hasil Penelitian Tindakan

    Siklus I dan Siklus II

    1. Siklus I

    a. Data Sebelum Tindakan

    Dalam bab ini akan dipaparkan data dan hasil temuan

    tindakan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar

    Pendidikan Agama Islam pada materi pembelajaran PAI melalui

  • 51

    proses pembelajaran yaitu pengelolaan kelas di kelas IV SD Negeri

    Kodingareng.data tindakan,temuan refleksi diperoleh melalui hasil

    pengamatan,hasil tes belajar (evaluasi) dan wawancara,adapun

    paparan data penelitian mencakup:

    1. Paparan data sebelum tindakan

    2. Paparan data siklus I

    3. Paparan data siklus II

    Hal ini bertujuan untuk melihat perkembangan alur disetiap

    tindakan.sebelum pelaksanaan tindakan dijalankan terlebih dahulu

    peneliti memberikan tes kemampuan awal kepada siswa sebagai

    dasar pengambilan keputusan untuk menuju ketahap

    selanjutnya.tes kemampuan awal diberikan pada pertemuan

    pertama memulai proses pembelajaran dengan menggunakan

    pendekatan pembelajaran yaitu pendekataan pengelolaan kelas.

    Dimana tes kemampuan awal ini berupa uraian,nilai hasil perolehan

    tes kemampuan awal yang menunjukkan bagaimana hasil belajar

    Pendidikan Agama Islam siswa kelas IV sebelum penerapan

    pengelolaan kelas dapat dilihat pada table dibawah ini :

    Table 4.1 : Kategori Skor Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan

    Kategori Skor

    Nilai

    Subjek penelitian 25

  • 52

    Skor ideal 100

    Skor tertinggi 76

    Skor terendah 40

    Rentang skor 36

    Rata-rata skor 55,00

    Sumber :Olah Data Hasil Belajar Siswa, 2018 (Lampiran B.2)

    Jika skor tes hasil kemampuan awal siswa dikategorikan

    kedalam pengkategorian hasil belajar maka diperoleh tabel

    distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut :

    Tabel 4.2 : Frekuensi dan Persentase Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan

    No.

    Skor Kategori

    Frekuensi

    (F) Persentase

    (%)

    1. 90 – 100 Amat Baik 0 0,00

    2. 75 – 89 Baik 4 40,00

    3. 60 - 74 Cukup 6 20,00

    4. 0 - 59 Kurang 15 40,