Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan ...

16
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MEDIA BOOKLET DIBANDINGKAN AUDIOVISUAL TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KARIES GIGI PADA ANAK USIA 5-9 TAHUN DI DESA MAKAMHAJI NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh: MARIA AGUSTIN J210100007 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Transcript of Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan ...

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MEDIA

BOOKLET DIBANDINGKAN AUDIOVISUAL TERHADAP

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KARIES GIGI

PADA ANAK USIA 5-9 TAHUN

DI DESA MAKAMHAJI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh:

MARIA AGUSTIN

J210100007

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MEDIA

BOOKLET DIBANDINGKAN DENGAN AUDIOVISUAL TERHADAP

PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG KARIES GIGI PADA ANAK

USIA 5- 9 TAHUN DI DESA MAKAM HAJI

Maria Agustin*, Irdawati **, Endang Zulaicha S. ***

ABSTRAK

Masalah kesehatan gigi yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah

karies gigi. Upaya menurunkan insidensi dan akibat gangguan sangat penting

pada masa kanak- kanak karena karies gigi, jika tidak ditangani, akan

menyebabkan kerusakan total pada gigi yang sakit. Tujuan penelitian ini adalah

mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan dengan menggunakan media booklet

dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orang tua tentang karies

gigi pada anak usia 5-9 tahun. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif,

menggunakan metode Quasi Experimental dengan desain penelitian Two Group

Pretest Posttest Design. Sampel penelitian berjumlah 40 responden yang memiliki

anak usia 5- 9 tahun dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 20 responden untuk

tiap-tiap kelompok, dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling.

Analisa data meliputi uji Paired t- test dan Independen t- test. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan antara sebelum dan setelah

pendidikan kesehatan karies gigi pada responden dengan media booklet (p- value=

0,000) dan media audiovisual (p- value= 0,000). Tidak terdapat perbedaan rata-

rata antara kelompok booklet dengan audiovisual dengan (p- value= 0,273).

Kata kunci : karies gigi, pendidikan kesehatan, pengetahuan.

THE EFFECTIVENESS OF BOOKLET MEDIA HEALTH EDUCATION

COMPARE TO AUDIOVISUAL TOWARD PARENTS’ KNOWLEDGE OF

CARIES FOR CHILDREN IN YEAR 5-9 IN MAKAMHAJI REGION

Maria Agustin*, Irdawati **, Endang Zulaicha S. ***

Tooth decay which often occurs to children is caries. Effort to decrease

incident and disturbance-caused to children toward caries, if it is not handled,

will cause total damaged to tooth decay. The objective of this research is to know

the effectiveness of health education used booklet media compare to audiovisual

toward parents’ knowledge of caries for children in year 5-9. Type of research is

quantitative used Quasi Experimental method with Two Group Pretest and

Posttest design. Research sample is about 40 respondent who have children in

year 5-9 and divided into two groups namely 20 respondent for each group, with

Cluster Random Sampling technique. Data analysis consists of Paired t- test and

Independent t- test. Resulted data shows that there is a difference of knowledge

between before and after caries health education to respondent used booklet

media (p- value= 0,000) and audiovisual media (p- value= 0,000). There is no

average disparity between booklet group and audio visual (p- value= 0,273).

Keyword: caries, health education, knowledge.

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Masalah kesehatan gigi yang

paling sering terjadi pada anak-anak

adalah karies gigi. Masalah

kesehatan gigi pada anak merupakan

masalah kesehatan yang terus

meningkat di pedesaan maupun di

perkotaan. Pada wilayah perkotaan

prevalensi penyakit periodontal pada

anak meningkat dari 62%- 72% dan

prevalensi karies meningkat dari

72%- 73%. Di daerah pedesaan

prevalensi penyakit periodontal pada

anak meningkat 68%- 89% dan

prevalensi karies meningkat dari

66%- 71% (Isrofah dan Nonik,

2010).

Hal ini juga diperjelas dengan

penelitian yang dilakukan pada tahun

2007 bertempat di Jakarta

menyebutkan 80% orang Indonesia

mengidap gigi berlubang. Orang

yang menderita gigi karies ini akan

merasakan ngilu atau tidak nyaman

bila lubangnya kemasukan makanan

yang agak keras, atau pun terkena

rangsangan dingin seperti es

(Machfoedz & Zein, 2005).

Masalah kesehatan gigi

terutama pada anak di Indonesia

masih sangat memprihatinkan.

Kebanyakan orang tua menganggap

bahwa pergantian dari gigi sulung ke

permanen tidak perlu dirawat jika

anak tidak mengeluh sakit, padahal

banyak akibat yang ditimbulkan jika

gigi sulung tidak dirawat dengan

baik. Banyak upaya yang dilakukan

untuk mencegah terjadinya gangguan

pertumbuhan gigi pada anak, salah

satunya yaitu melakukan perawatan

ke dokter gigi atau ke puskesmas

setiap 6 bulan sekali (Susilo, 2005;

Tampubolon, 2006).

Mengingat besarnya peran

orang tua dalam peningkatan

pengetahuan terhadap pencegahan

kesehatan gigi pada anak maka perlu

melakukan pendekatan khusus

terhadap orang tua tentang kesehatan

gigi pada anak. Pendidikan kesehatan

gigi pada orang tua yang mempunyai

anak usia 5-9 tahun sangat penting

karena pada usia tersebut adalah

masa kritis, yaitu pada masa

pertumbuhan dan perkembangan

khususnya masa pertumbuhan gigi

permanen, hal ini dilakukan agar

karies gigi pada anak tidak terjadi

(Isrofah dan Nonik, 2010).

Pendekatan pemecahan

masalah yang dilakukan adalah usaha

promotif dan prefentif. Tujuan

pencegahan karies gigi pada

hakikatnya adalah mempertahankan

gigi geligi asli seumur hidup agar

kesehatan gigi dengan fungsi optimal

dapat dinikmati. Dengan melakukan

pencegahan yaitu pembersihan plak

dengan sikat gigi teratur

(Tampubolon, 2006). Upaya

pencegahan kerusakan gigi anak

dititik beratkan pada anak kelompok

umur < 14 tahun (usia SD) karena

anak-anak seusia tersebut mulai

tumbuh gigi tetap sehingga rentan

terhadap penyakit karies gigi

(Alhamda, 2011).

Pusat kesehatan masyarakat

(Puskesmas) Kartasura merupakan

pos kesehatan rawat jalan untuk

berbagai macam penyakit di wilayah

kecamatan Kartasura, diantaranya

adalah penyakit yang sering terjadi

pada anak. Penyakit yang sering

terjadi pada anak masyarakat

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

kartasura adalah gangguan

pertumbuhan gigi dan karies gigi.

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

yang dilakukan oleh pihak

puskesmas Kartasura yaitu UKGS

(Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)

sudah rutin dilakukan, namun pada

kenyataan klien masalah kesehatan

gigi terus meningkat.

Dari data di Puskesmas

Kartasura pada tahun 2012 gangguan

karies gigi dan erupsi pada anak usia

5-9 tahun berada di urutan pertama

yaitu 1366 kasus karies gigi dan

erupsi pada anak yang terdapat di

Desa Makamhaji pada tahun 2012

adalah sebanyak 117 kasus karies

gigi pada anak usia 5-9 tahun.

Berdasarkan keterangan dari petugas

Puskesmas Kartasura, pengetahuan

orang tua tentang kesehatan gigi

pada anak khususnya penyakit karies

gigi dan erupsi pada anak usia 5-9

tahun masih kurang. Orang tua

beralasan apabila anak tidak

mengeluh sakit pada gigi, maka

dianggap tidak ada permasalahan

pada gigi anak tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

. Pendidikan kesehatan adalah

suatu penerapan konsep pendidikan

di dalam bidang kesehatan

(Notoatmodjo, 2007). Pendidikan

kesehatan gigi adalah suatu proses

belajar yang ditujukan kepada

individu dan kelompok masyarakat

untuk mencapai derajat kesehatan

gigi yang setinggi tingginya.

Menurut Maulana (2009)

Media atau alat peraga adalah alat

yang digunakan oleh pendidik dalam

menyampikan bahan pendidikan atau

pengajaran.

Booklet adalah suatu media

untuk menyampaikan pesan – pesan

kesehatan dalam bentuk buku yang

berisi tulisan dan gambar. Booklet

merupakan sebuah buku kecil yang

terdiri dari tidak lebih 24 lembar

(Suiraoka & Supariasa, 2012).

Audiovisual adalah alat bantu

pendidikan yang dalam

penggunaanya menstimulasi indera

penglihatan dan

pendengaran.Audiovisual adalah

media intruksional modern yang

sesuai dengan perkembangan zaman

(kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi), meliputi media yang

dapat dilihat dan didengar

(Unohamzah, 2010).

Pengetahuan adalah

merupakan hasil dari tahu, dan ini

terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek

tertentu. Penginderaan melalui panca

indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

Karies merupakan suatu

penyakit jaringan keras gigi, yaitu

email, dentil dan sementum, yang

disebabkan oleh aktivitas suatu jasad

renik dalam suatu karbohidrat yang

dapat diragikan. Tandanya adalah

adanya demineralisasi jaingan keras

gigi yang kemudian diikuti oleh

kerusakan bahan organiknya.

Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan

kematian pulpa serta penyebaran

infeksinya ke jaringan periapeks

yang dapat menyebabkan nyeri (Kidd

dkk,2013).

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

METODE PENENLITIAN

Penelitian ini adalah jenis

penelitian kuantitatif dengan Metode

Quasi Experimentaldengan desain

penelitian Two Group Pretest

Posttest Design (Notoatmodjo,

2005).

Populasi dalam penelitian ini

adalah semua orang tua yang

memiliki anak usia 5-9 tahun di

wilayah Desa Makamhaji Kecamatan

Kartasura sebanyak 719 orang.

Teknik sampling dalam penelitian ini

menggunakan teknik cluster random

sampling (Area Sampling) dengan

melalui dua tahap, yaitu tahap

pertama menentukan daerah secara

random, dan tahap berikutnya

menentukan orang- orangnya yang

ada didaerah tersebut secara random

juga (Sugiyono,2010). Berdasarkan

teknik cluster random sampling dari

10 dukuh yang ada di desa

Makamhaji di random dengan cara

diundi dan didapatkan 2 dukuh yaitu

dukuh Sanggrahan dan dukuh

Gantungan. Kemudian diundi lagi

untuk menentukan orang- orang atau

responden yang akan digunakan

sebagai sampel.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Tabel 1 karakteristik

responden menurut umur, pekerjaan,

dan pendidikan yang berada di desa

Makamhaji.

Karakteristik Kelompok

Booklet

Kelompok

Audiovisual

Jumlah % Jumlah %

Umur

21- 30 tahun

10

50,0

9

45,0

31- 39 tahun

>40 tahun

7

3

35,0

15,0

8

3

40,0

15,0

Total 20 100,0 20 100,0

Pekerjaan

Buruh

Irt Pedagang

Swasta

Karyawan

1

14 1

3

1

5,0

70,0 5,0

5,0

15,0

1

17 0

1

1

510

85,0 5,0

0

5,0

Total 20 100,0 20 100,0

Pendidikan

SD

SMP

SMA

3

3

14

15,0

15,0

70,0

2

8

10

10,0

50,0

40,0

Total 20 100,0 20 100,0

Berdasarkan tabel di atas

diketahui bahwa jumlah responden

paling banyak pada umur 21- 30

yaitu sebanyak 19 responden

(47,5%). Tingkat pendidikan yang

paling banyak adalah SMA yaitu

sebanyak 24 (60,0%), sedangkan

status pekerjaan yang paling banyak

adalah ibu rumah tangga yaitu

sebanyak 31 responden (77,5%).

ANALISA UNIVARIAT

Pengetahuan Tentang Karies Gigi

Pretest pengetahuan tentang karies

gigi

Tabel 2 pretest pengetahuan

responden tentang karies gigi pada

media booklet dan audiovisual.

Tingkat

pengetahuan

Booklet Audiovisual

Kurang

Cukup

Baik

Total

Frekuensi

5 12

3

20

%e

25,0 60,0

15,0

100

Frekuensi

3 13

4

20

%

15,0 65,0

20,0

100

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa dari kedua

kelompok responden memiliki

pengetahuan dalam kategori cukup.

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

Posttest pengetahuan tentang karies

gigi

Tabel 3 posttest pengetahuan

responden tentang karies gigi pada

media booklet dan audiovisual.

Tingkat

pengetahuan

Booklet Audiovisual

Kurang

Cukup

Baik

Total

Frekuensi

3 15

2

20

%

15,0 75,0

10,0

100

Frekuensi

3 15

2

20

%

15,0 75,0

10,0

100

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa dari kedua

kelompok responden yang paling

tinggi yaitu dalam kategori cukup

sebanyak 30 responden, 15

responden pada kelompok booklet

dan 15 responden pada kelompok

audiovisual.

ANALISA BIVARIAT

Uji homogenitas

Tabel 4 uji homogenitas data

media booklet dan audiovisual.

Variabel Levene’s

test

p-

value

Kesimpulan

Pretest

pengetahuan

Posttest

pengetahuan

0.302

3.363

0.586

0.075

Homogen

Homogen

Berdasarkan tabel di atas data

pengetahuan untuk masing masing

kelompok adalah homogen, sebab

didapatkan hasil p value lebih besar

dari 0.05.

Analisis Uji Normalitas

Tabel 5 uji normalitas data

media booklet dan audiovisual.

Variabel p-

value

Kesimp

uan Pretest pengetahuan booklet Posttest pengetahuan booklet

Pretest pengetahuan

audiovisual Posttest pengetahuan

audiovisual

0.836

0.368

0.797

0.582

Normal

Normal

Normal

Normal

Berdasarkan tabel di atas data

pengetahuan untuk kelompok

booklet maupun audiovisual masing-

masing berdistribusi normal, karena

p value masing- masing kelompok

lebih besar dari 0,05.

Analisis Uji Paired t Test (Uji Beda

Rata- Rata Pretest- Posttest

Pengetahuan Kelompok Booklet)

Tabel 6 Hasil Uji Beda Rata-

Rata Pretest- Posttest Pengetahuan

Kelompok Booklet.

Pengetahuan Rata-

rata

t- test p-

value

Kesimpulan

Pretest

Posttest

16.70

20.80

-9.853 0.000 Ho ditolak

Berdasarkan tabel di atas

didapatkan hasil t- test sebesar -9,853

dan nilai p value 0,000 sehingga

kesimpulannya adalah Ho ditolak

yang artinya terdapat perbedaan

pengetahuan antara sebelum dan

sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan dengan media booklet

tentang karies gigi.

Analisis Uji Paired T- Test (Uji

Beda Rata- Rata Pretest- Posttest

Pengetahuan Kelompok

Audiovisual)

Tabel 7 Hasil Uji Beda Rata-

Rata Pretest- Posttest Pengetahuan

Kelompok Audiovisual.

Pengetahuan Rata- rata

t- test p- value

Kesimpulan

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

Pretest

Posttest

16.90

20,20

-8.157 0.000 Ho ditolak

Berdasarkan tabel 4.7 di atas

diperoleh hasil t- test sebesar -8,157

dan p value 0,000 kesimpulan dari

hasil di atas adalah Ho ditolak yang

artinya ada perbedaan pengetahuan

antara sebelum dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan

dengan media audiovisual tentang

karies gigi.

Analisis Uji Independent T Test

(Uji Beda Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Pengetahuan

Tentang Karies Gigi Antara

Kelompok Booklet dengan

Kelompok Audiovisual.

Tabel 8 Hasil Uji Beda Rata-

Rata Kelompok Booklet dengan

Kelompok Audiovisual Tentang

Karies Gigi.

Posttest

Pengetahuan

Rata-

rata

t-test p-

value

Kesimpulan

Kelompok

Booklet

Kelompok Audiovisual

20.80

20.20

1.113 0.273 Ho diterima

Berdasarkan tabel di atas

didapatkan hasil t- test 1,113 dan

nilai p value sebesar 0,273, sehingga

Ho diterima yang berarti tidak ada

perbedaan antara kelompok booklet

dengan kelompok audiovisual.

Dengan kata lain kedua kelompok

media tersebut tidak berbeda atau

sama.

PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Berdasarkan data hasil

penelitian dari 40 responden yaitu 20

responden untuk kelompok booklet

dan 20 untuk kelompok audiovisual,

dapat diketahui karakteristik

responden menurut umur yaitu

responden yang paling banyak

berumur 21- 30 tahun untuk

kelompok booklet sejumlah 50,0%

dan untuk kelompok audiovisual

45,0%.Pada usia tersebut diharapkan

orangtua mampu memberikan

perawatan terutama kesehatan gigi

yang optimal kepada anaknya

sehingga gigi anak tumbuh normal

dan tidak terjadi masalah pada gigi

anaknya. Seperti yang di ungkapkan

oleh Wong (2004) bahwa usia

merupakan faktor yang

mempengaruhi orangtua untuk dapat

menjalankan peran sebagai ibu. Dan

usia yang paling baik untuk merawat

dan membesarkan anak adalah usia

18- 35 tahun. Selama usia tersebut

kesehatan dianggap masih optimal

dengan perkiraan usia harapan hidup

yang cukup dan memadai untuk

membangun sebuah keluarga, untuk

menjalankan peran perawatan dan

pengasuhan yang optimal diperlukan

kekuatan fisik dan psikososial untuk

melakukannya.

Berdasarkan hasil di atas

bahwa kebanyakan responden

berpendidikan SMA. Peneliti

berharap semakin tinggi pendidikan

responden semakin baik responden

merawat anaknya. Sejalan dengan

yang diungkapkan oleh Notoatmodjo

(2013) bahwa pendidikan adalah

sebuah proses pengubahan sikap dan

tata laku seseorang dan juga usaha

mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan.

Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang, makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi.

anaknya.

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

Berdasarkan hasil penelitian

di atas kebanyakan responden adalah

ibu rumah tangga, ibu rumah tangga

diharapkan mampu memberikan

perawatan pada anaknya lebih

optimal karena waktu yang

diluangkan responden di rumah

bersama anak lebih banyak. Seorang

ibu adalah perawat utama seorang

anak, jika anak merasa disayangi dan

dicintai ibunya , maka anak akan

merasa aman dan ada yang

memperhatikan (Indiarti, 2008).

Sejalan dengan Eviyati (2009) bahwa

ibu rumah tangga akan lebih banyak

meluangkan waktu dibandingkan

pekerja untuk memperhatikan

kondisi kesehatan anaknya,

khususnya kesehatan gigi.

Pengetahuan Tentang Karies Gigi

pada kedua Kelompok Media

Sebelum Pendidikan Kesehatan

Karies Gigi

Berdasarkan data hasil pretest

pengetahuan tentang karies gigi pada

kelompok booklet didapat nilai rata-

rata skor pengetahuan sebesar 16,70

dengan standar deviasi sebesar 2,658

sedangkan pada kelompok

audiovisual didapat nilai rata- rata

skor pengetahuan sebesar 16,90

dengan standar deviasi sebesar 2,426.

Data pretest kategori baik

untuk media booklet sebanyak 3

orang dan kategori cukup 12 orang

sedangkan kategori kurang ada 5

orang, untuk media audiovisual

sebanyak 4 orang berkategori baik 13

orang berkategori cukup dan 3 orang

berpengetahuan kurang.

Pengetahuan merupakan hasil

dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan

terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan yng didapat melalui

pancaindera manusia yaitu indera

penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Budiman,

2007).

Penelitian ini sejalan dengan

penelitian Nazarwin (2011) yang

didapatkan nilai rata- rata skor

pengetahuan tahap awal pada

kelompok curah pendapat adalah

6,03 sedangkan rata- rata pada

kelompok ceramah dengan

audiovisual 6,25.

Pengetahuan Tentang Karies Gigi

pada kedua Kelompok Media

Setelah Pendidikan Kesehatan

Karies Gigi

Hasil penelitian ini

menunjukkan nilai rata- rata

pengetahuan responden kedua

kelompok setelah dilakukan

pendidikan kesehatan tentang karies

gigi. Data hasil posttest pengetahuan

tentang karies gigi pada kelompok

booklet di dapat nilai rata- rata skor

pengetahuan sebesar 20,80 dengan

standar deviasi 1,436, sedangkan

pada kelompok audiovisual didapat

nilai rata- rata skor pengetahuan

sebesar 20,20 dengan standar deviasi

1,936. Sesuai data hasil posttest

didapatkan kategori pengetahuan

responden baik ada 2, dan kategori

cukup 15 sedangkan kategori

pengetahuan kurang 3 pada media

booklet maupun audiovisual, pada

kedua media tersebut dari kategori

baik mengalami penurunan dan

kategori kurang mengalami kenaikan

yaitu ke kategori cukup. Hal tersebut

bisa disebabkan oleh faktor

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

lingkungan yaitu mungkin terlalu

dekat tempat duduk responden satu

dengan yang lain, suasana

lingkungan yang kurang kondusif

dan terlalu ramai sehingga

mengurangi konsentrasi responden

dalam mengisi kuesioner. Menurut

Budiman (2013), bahwa lingkungan

sangat berpengaruh terhadap pross

masuknya pengetahuan ke dalam diri

individu. Hal ini terjadi karena

adanya interaksi timbal balik

lingkungan dan proses masuknya

pengetahuan. Semakin kondusif

lingkungan semakin baik pula proses

masuknya pengetahuan.

Berdasarkan penelitian

menunjukkan bahwa dari kedua

kelompok responden yang paling

tinggi yaitu dalam kategori cukup

sebanyak 30 responden, 15

responden pada kelompok booklet

dan 15 responden pada kelompok

audiovisual.

Penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh

Wibowo (2013) yang didapat hasil

post test sebesar 96,6 untuk

kelompok audiovisual dan sebesar

100,0 untuk kelompok buku saku.

Perbedaan Pengetahuan Tentang

Karies Gigi antara Sebelum Dan

Sesudah Pendidikan Kesehatan

Media Booklet

Bedasarkan data hasil

penelitian diketahui nilai rata- rata

pre test dan nilai post test

pengetahuan kelompok booklet

dengan diberikan pendidikan

kesehatan yaitu nilai rata- rata pre

test 16,70 dengan standar deviasi

2,658 dan rata- rata post test 20,80

dengan standar deviasi 1,436

sedangkan didapatkan nilai t test

sebesar -9,853 dan nilai p value

0,000.

Dilihat dari nilai rata- rata

tersebut terjadi kenaikan nilai rata-

rata pada kelompok booklet setelah

diberikan pendidikan kesehatan.

Berdasarakan analisa sebelum dan

sesudah perlakuan menggunakan

media booklet terhadap pengetahuan

responden tentang karies gigi dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh

pengetahuan kesehatan setelah

dilakukan pendidikan kesehatan

menggunakan media booklet.

Media atau alat peraga

adalah alat yang digunakan oleh

pendidik untuk membantu dan

menerangkan sesuatu dalam proses

pendidikan atau pengajaran. Media

bermanfaat menimbulkan minat

sasaran, merangsang sasaran untuk

meneruskan pesan pada orang lain,

dan memudahkan penyampaian

informasi (Maulana, 2009). Media

booklet adalah buku yang tipis dan

lengkap informasinya, yang

memudahkan media tersebut untuk

dibawa (Satmoko dkk, 2006).

Booklet berisi informasi yang jelas,

tegas dan mudah dimengerti selain

itu juga berisi tulisan dan gambar

(Suiraoka & Supariasa, 2012).

Hal tersebut sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh

Wibowo (2013) bahwa ada pengaruh

pengetahuan responden setelah

dilakukan pendidikan kesehatan

dengan metode buku saku.

Perbedaan Pengetahuan Tentang

Karies Gigi anta Sebelum dan

Sesudah Pendidikan Kesehatan

Media Audiovisual

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

Hasil nilai pre test dan post

test pengetahuan pada kelompok

audiovisual dengan diberikan

pendidikan kesehatan yaitu nilai rata-

rata pre test 16,90 dan rata- rata post

test 20,20 sedangkan didapatkan

hasil t test sebesar -8,157 serta p

value 0,000. Dilihat dari nilai rata-

rata tersebut diketahui bahwa terjadi

kenaikan nilai rata- rata setelah

dilakukan pendidikan kesehatan.

Terdapat perbedaan rerata

pengetahuan responden antara

sebelum dan sesudah dilakukan

pendidikan kesehatan media

audiovisual sebesar 3,30. Hal ini

menunjukkan terjadi peningkatan

pengetahuan responden tentang

karies gigi sebelum dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan dengan

media atau alat peraga dapat

mengubah pengetahuan melalui

pancaindera yang ditangkap oleh

seseorang (Maulana, 2009). Media

audiovisual adalah alat bantu

pendidikan yang dalam

penggunaannya menstimulasi indera

penglihtan dan pendengaran

(Unohamzah, 2010). Sedangkan

menurut Arsyad (2011) media

audiovisual merupakan alat bantu

pendidikan yang memiliki unsur

suara dan gambar, yang sifatnya

mampu meningkatkan persepsi,

mampu meningkatkan pengertian

dan meningkatkan ingatan.

Hasil penelitian ini

sependapat dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nazarwin (2011)

bahwa ada pengaruh pengetahuan

setelah dilakukan pendidikan

kesehatan dengan media audiovisual.

Pada penelitian yang

dilakaukan Hastuti (2010)

mengatakan bahwa ada pengaruh

pendidikan kesehatan gigi

menggunakan metode ceramah

dengan lembar balik dalam

meningkatkan pengetahuan tentang

kesehatan gigi.

Perbedaan Peningkatan

Pengetahuan Tentang Karies Gigi

antara Kelompok Booklet dan

Kelompok Audiovisual

Berdasarkan data hasil

penelitian menunjukkan bahwa tidak

ada perbedaan yang bermakna antara

peningkatan pengetahuan karies gigi

orangtua (selisih skor pengetahuan

karies gigi sebelum dan sesudah

pendidikan kesehatan) pada orangtua

yang mendapatkan pendidikan

kesehatan menggunakan media

booklet maupun audiovisual, karena

didapatka nilai p value sebesar 0,273.

Nilai rata- rata pada

kelompok booklet adalah 20,80

sedangkan pada kelompok

audiovisual 20,20 didapatkan nilai

probabilitas sebesar 0,273 (0,273 >

0,05) maka Ha ditolak dan Ho

diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan

rerata antara kelompok pendidikan

kesehatan dengan media booklet dan

kelompok pendidikan kesehatan

dengan media audiovisual.

Berdasarakan besar nilai selisih yang

begitu kecil dan didapat kesimpulan

bahwa Ho diterima menunjukkan

bahwa kedua media tersebut yaitu

booklet dan audiovisual sama- sama

efektif dapat meningkatkan

pengetahuan tentang karies gigi.

Kemungkinan ini bisa terjadi akibat

setelah pendidikan kesehatan

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

dilakukan, baik menggunakan media

booklet maupun audiovisual

dilakukan diskusi atau tanya jawab

sehingga dapat mempengaruhi hasil

pengisian pertanyaan kuesioner,

selain itu pengaruh lingkungan atau

kondisi ketika responden duduk atau

bisa berinteraksi dengan yang lain

sehingga mampu mengurangi

konsentrasi dan membuat kondisi

tidak kondusif pada pengisian

kuesioner baik untuk kedua media

tersebut dan bisa jadi membuat nilai

rata- rata kedua media tersebut

hampir ada persamaan rata- rata

pengetahuan terhadap responden.

Yang membuat media pendidikan

kesehatan tersebut memiliki

keefektifan yang hampir sama.

Menurut Budiman (2013)

menjelaskan bahwa informasi dan

pengalaman pribadi merupakan

faktor yang mempengaruhi

pengetahuan orangtua. Informasi

adalah sesuatu yang dapat diketahui,

namun ada pula yang menekankan

informasi sebagai transfer

pengetahuan. Berkembangnya

teknologi akan menyediakan

bermacam- macam media yang dapat

mempengaruhi pengetahuan

masyarakat tentang inovasi baru, dan

adanya inovasi baru mengenai suatu

hal memberikan landasan kognitif

baru bagi terbentuknya pengetahuan

terhadap hal baru tersebut. Selain

informasi yang didapat, adanya

pengalaman pribadi juga dapat

sebagai sumber pengetahuan dengan

cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu (Notoatmodjo, 2007). Hal

ini sesuai dengan pernyataan Rogers

dalam buku Efendi (2009) yang

mengatakan bahwa penerimaan

perilaku yang didasari oleh

pengetahuan dan sikap yang positif,

maka perilaku tersebut akan bertahan

lama. Tetapi sebaliknya, jika perilaku

yang tidak didasari dengan

pengetahuan dan sikap yang positif

maka perilaku tersebut tidak bertahan

lama.

Sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Wibowo (2013)

yang mendapatkan hasil yaitu tidak

terdapat perbedaan rerata antara

kelompok yang telah diberi promosi

kesehatan metode audiovisual dan

kelompok yang telah diberi promosi

kesehatan metode buku saku

terhadap peningkatan pengetahuan

penggunaan monosodium, namun

kedua media tersebut sama- sama

memberikan pengaruh terhadap

peningkatan pengetahuan pengguna

monosodium.

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Nazarwin (2011)

mengatakan bahwa tidak ada

perbedaan pengaruh pendidikan

kesehatan metode curah pendapat

dan ceramah dengan audiovisual

terhadap peningkatan pengetahuan

HIV AIDS.

SIMPULAN

Berdasarkan data hasil

penelitian dan pembahasan dari judul

efektifitas pendidikan kesehatan

media booklet dibandingkan dengan

audiovisual terhadap pengetahuan

orangtua tentang karies gigi pada

anak usia 5- 9 tahun di desa

Makamhaji dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

1. Ada pengaruh pendidikan

kesehatan gigi media booklet

terhadap peningkatan

pengetahuan tentang karies gigi

pada orangtua yang memiliki anak

usia 5- 9 tahun di desa

Makamhaji.

2. Ada pengaruh pendidikan

kesehatan media audiovisual

terhadap peningkatan

pengetahuan tentang karies gigi

pada orangtua yang memiliki anak

usia 5- 9 tahun di desa

Makamhaji.

3. Tidak terdapat perbedaan rerata

antara kelompok yang telah diberi

pendidikan kesehatan

menggunakan media booklet dan

kelompok yang diberi pendidikan

kesehatan menggunakan media

audiovisual terhadap pengetahuan

orangtua tentang karies gigi pada

anak usia 5- 9 tahun di desa

Makamhaji.

SARAN

1. Bagi Puskesmas Kartasura

hendaknya melakukan pembinaan

dalam bentuk pendidikan

kesehatan secara rutin dan akan

lebih maksimal apabila

menggunakan media agar para

orangtua lebih menjaga kesehatan

gigi anak- anaknya terutama

masalah karies gigi yang masih

banyak terjadi dan mampu

merawat dengan baik.

2. Bagi peneliti selanjutnya

diharapkan untuk dapat meneliti

sejauh mana pengaruh pendidikan

kesehatan media booklet dan

pendidikan kesehatan media

audiovisual terhadap sikap dan

perilaku orangtua tentang karies

gigi pada anak usia 5- 9 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Alhamda, Syukra. (2011). Status

Kebersihan Gigi Dan Mulut

Dengan status Karies Gigi

(Kajian Pada Murid

Kelompok Umur 12 Tahun

Di Sekolah Dasar Negeri

Bukit Tinggi. Berita

Kedokteran Masyarakat, 108-

115, Vol. 27, No. 2.

Http://lib.unpad.ac.id.

Diakses 2 Oktober 2014.

Budiman dan Agus, Riyanto. ( 2013).

Kapita Selekta Kuesioner

Pengetahuan dan Sikap

Dalam Penelitian Kesehatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Eviyati, Sariningrum. (2009).

Hubungan Tingkat

Pendidikan , Sikap dan

Pengetahuan Orang tua

Tentang Kebersihan Gigi dan

Mulut Pada Anak Balita 3- 5

tahun Dengan Tingkat

Kejadian Karies Di PAUD

Jatipurno. Berita Ilmu

Kesehatan ISSN: 1979- 2697,

Vol. 2, No. 3.

Htp://lib.ums.ac.id. Diakses

tanggal 2 Oktober 2014.

Hastuti, Sri dan Andriyani, A.

(2010). Perbedaan Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Gigi

Dalam Meningkatkan

Pengetahuan Tentang

Kesehatan Gigi Pada Anak Di

SD Negeri 2 Sambi

Kecamatan Sambi Kabupaten

Boyolali. Thesis.

http://library.stikes.ac.id.

Diakses tanggal 10 Oktober

2014.

Indiarti. (2008). A to Z The Golden

Age. Yogyakarta: CV Andi.

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

Isrofah & Nonik, Eka. (2010).

Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Gigi Terhadap

Pengetahuan dan Sikap Anak

Usia Sekolah di SD Boto

Kembang Kulonprogo

Yogyakarta.Skripsi.

http://lib.unpad.ac.id. Diakses

tanggal 4 Agustus 2014.

Kidd, Edwina A. M & Bechal, Sally

J. (2013). Dasar- Dasar

Karies Penyakit dan

Penanggulangan (Narlan

Suwaminata & Safrida

Faruk). Jakarta: EGC.

Machfoedz & Zein. (2005). Menjaga

Kesehatan Gigi dan Mulut

Anak- Anak Ibu Hamil.

Yogyakarta: Fitramaya.

Nazarwin, Saputra. (2011).

Perbedaan Pengaruh

Pendidikan Kesehatan HIV

AIDS Dengan Metode Curah

Pendapat dan Ceramah

Menggunakan Media

Audiovisual Terhadap

Pengetahuan Siswa SMAN 4

Tangerang. Thesis.

http://lib.syarif.ac.id. Diakses

5 Oktober 2014.

Notoatmodjo. (2005). Metodologi

Penelitian Kesehatan Jilid 2.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2007). Pendidikan

dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta: PT Rineka Cipta

Notoatmodjo. (2007). Pendidikan

dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2013). Pendidikan

dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Satmoko, Sriroso & dan Astuti,

Harini T. (2006). Pengaruh

Bahasa Booklet Pada

Peningkatan Pengetahuan

Peternak Sapi Perah tentang

Inseminasi Buatan di

Kelurahan Nongkosawit,

Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang. Jurnal

Penyuluhan ISSN: 1858-

2664, vol. 2. No.2.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, Dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Suiraoka, I Putu., & Supariasa, I

Dewa Nyoman. (2012).

Media Pendidikan Kesehatan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supartini, Y. (2004). Buku Ajar

Konsep Dasar Keperawatan

Anak. Jakarta: EGC.

Susilo, D., Santoso, R. E., & Diyatri,

I. (2005). Peranan Sorbitol

Dalam Mempertahankan

Kestabilan pH Saliva pada

Proses Pencegahan Karies.

Majalah Kedokteran Gigi,

25- 28, Vol. 38, No. 1.

http://litbang.unair.ac.id.

Diakses tanggal 2 Oktober

2014.

Tampubolon, Nurmala S. (2005).

Dampak Karies Gigi Dan

Penyakit Periodontal

Terhadap Kualitas Hidup.

Pidato pengukuhan.

http://USU Repository, 5- 6.

Diakses tanggal 4 Agustus

2014

Uno, Hamzah B., & Lamatenggo, N.

(2010). Teknologi

Komunikasi Dan Informasi

Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Wibowo, Surya & Suryani, Dyah.

(2013). Pengaruh Promosi

Kesehtan Metode

Audiovisual Dan Metode

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

Buku Saku Terhadap

Peningkatan Pengetahuan

Penggunaan Monosodium

Glutamat (MSG) Pada Ibu

Rumah Tangga. Jurnal

Kesmas ISSN: 1978-0575,

Vol.7 No.2.

Http://lib.ugm.ac.id. Diakses

tanggal 2 bulan November

2013.

Wong, D. L. (2004). Keperawatan

Pediatrik. Jakarta: EGC.

* Mahasiswi Program Studi

Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan UMS. Jl. A. Yani

Pabelan Kartasura Tromol

Pos 1 Surakarta.

** Dosen Program Studi

Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan UMS. Jl. A. Yani

Pabelan Kartasura Tromol

Pos 1 Surakarta.

*** Dosen Program Studi

Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan UMS. Jl. A. Yani

Pabelan Kartasura Tromol

Pos 1 Surakarta.