Efektifitas Lendir Bekicot_tesis

6

Click here to load reader

Transcript of Efektifitas Lendir Bekicot_tesis

Page 1: Efektifitas Lendir Bekicot_tesis

Media Kedokteran Hewan Vol. 23, No. 3, September 2007

139

Karakterisasi Protein Lendir Bekicot (Achasin) Isolat Lokalsebagai Faktor Antibakteri

Protein Characterization of Snail Mucin (Achasin) Local Isolateas an Antibacterial Factor

Titiek Berniyanti1 dan Suwarno2

1)Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga; PerumITS Blok J-8 Keputih Sukolilo Surabaya, 60111

(031) 5931129, Fax: (031)5994418;2)Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga

Email : [email protected]

AbstractThis aim of the research is to study the effects of glycoprotein (Achacin) Javanis snail mucus

Achatina fulica Ferussac on the viability of Escherichia coli and Streptococcus mutans bacteria . Theexistence of some antbacterial factors are likely present in the gl ycoprotein, and two-step of studieswere coducted to investigate it. The first step of study was to identify the antbacterial factor of thesnail mucus. The snail used in this study was belong to Achatina fulica Ferussac species, and capturedin East Jawa. The antbacterial activity was identified in the aqueous extract and mucin fraction of themucus Javanis snail on that two kinds of tested bacteria. The second step in this study was tocharacterize and to detect the molecular Achasin. An antibacterial activity was found in the mucinobtained from the body surface mucus Achatina fulica Ferussac of Local Isolate. The mucin fractionexhibited positive antibacterial activity both for the Gram positif bacteria, Streptococcus mutans andGram negative bacteria, Escherichia coli. Antibacterial factor from body surface of the Local isolete,Achatina fulica Ferussac, was isolate by DEAE (Sepharose) ion exchange chromatography. Theantibacterial factor namely achasin was purified and have molecular weight of 71,3 kDa.

Key words: Mucus achatina fulica, achasin, antibacterial factor

PendahuluanProtein Achasin lendir bekicot merupakan

protein yang mempunyai fungsi biologik penting,selain dimaksudkan untuk mencegah terjadinyapenguapan, membantu pergerakan secara halus, jugadiperlukan untuk melindungi tubuh d ari luka-lukamekanis (Simkiss dan Wilbur, 1977). Oleh karena ituwalaupun tubuhnya sangat fragil dan kondisi jari -ngan kulitnya sangat basah, binatang ini mempunyairesistensi terhadap mikroorganisme. Keberadaan fak-tor antibakteri tampaknya ada dalam lendir tersebut.

Faktor antibakteri Achasin ini menurut (Otsuka,1991) dapat bekerja dengan cara menyerang ataumenghambat pembentukan bagian -bagian yangumum dari strain bakteri seperti, lapisan peptidogli-kan dan membran sitoplasma. Lapisan peptidoglikan(Jawetz, 2001) adalah komponen pembentuk dindingsel, dimana pada bakteri dinding sel ini diperlukancukup kuat untuk menahan tekanan osmose dari luar.

Studi gen dan hambatan mengatakan bahwa terdapatdua cara sintesa peptidoglikan dalam pertumbuhansel, yaitu elongasi dan septasi (Wang, 1998). Elongasidan septasi dikatakan membutuhkan Penicilin BindingProtein (PBPs), yaitu suatu transpeptidase yang ber -peran dalam katalisator fase akhir dari biosintesapeptidoglikan. Aktivitas antibakteri ini juga mengaki -batkan terjadinya pemanjangan ( elongation) padatubuh Escherichia coli tiga sampai tujuh kali diban -dingkan dengan ukuran normal, serta mencegahterbentuknya septum pemisah.

Akibat yang terjadi walaupun banyak nukleusyang dihasilkan pada proses replikasi sel, sel akantetap gagal untuk memisah karena septum tidak ter -bentuk (Otsuka-Fuchino, 1993; Dewar dan Dorazi,2000). Sasaran achasin pada Staphylococcus aureus ,adalah membran sitoplasmanya, yaitu dengan caramenyerang membran sitoplasma dan mengakibatkandinding sel terkelupas dan tenggelam ke dalam sito -plasma.

Page 2: Efektifitas Lendir Bekicot_tesis

Berniyanti; Karakterisasi Protein Lendir Bekicot (Achasin) Isolat Lokal sebagai...

140

Penelitian ini secara umum bertujuan untukmemecahkan masalah kelangkaan obat dengan bahanbaku lokal di Indonesia. Isolasi dan karakterisasiprotein sebagai peptida antimikroba yang mempu -nyai kemampuan antibakteri yang cukup tinggi,terutama ikatannya terhadap protein membranbakteri akan merupakan dasar penting dari penelitianini. Protein ini juga mempun yai derajat kemurnianyang cukup tinggi dan lebih aktif. Sehingga denganmelakukan isolasi dan purifikasi protein achasinlendir bekicot Achatina Fullica Ferrusac isolat lokalakan didapatkan bahan dasar yang dapat mematikanpertumbuhan bakteri S. mutans. S. mutans, merupa-kan cariogenic plaque organism , yaitu suatu organismeyang mempunyai kemampuan untuk menghasilkansuatu zat dengan berat molekul yang tinggi yaituextracellular glucan yang dapat melekat padapermukaan enamel dan sangat berperan pada pros espembentukan plak gigi. Pembentukan dental plaquemerupakan syarat utama untuk memulai prosespatogenisitas yang menghasilkan karies gigi(Kusuma, 1990; Hashizum, et al., 2002). Dengan demi-kian protein achasin lendir bekicot isolat lokal dapatdigunakan sebagai komponen terapi khususnya padainfeksi karies gigi.

Protein Achasin pada bekicot Achatina FullicaFerussac mempunyai fungsi biologik penting, antaralain sebagai reseptor pengikat protein (enzim) bakteri.Pada saat terjadi infeksi, bakteri akan tumbuh,melakukan duplikasi dan kemudian membelah diridengan cara membentuk septum dan memisah men -jadi sel anak. Protein achasin akan mengikat protein(enzim) yang ada dan mengganggu aktifitas enzimtersebut untuk membentuk septum sehingga bakteridicegah untuk memisah. Ikatan antara proteinachasin dan protein enzim pada membran bakteridapat dijadikan dasar pembuatan bahan baku untukterapi pada infeksi karies gigi. Protein dikatakan jugamempunyai derajat kemurnian yang cukup tinggi.Permasalahannya adalah apakah protein achasinlendir bekicot Achatina fullica ferrusac isolat lokalakan mempunyai daya antibakteri yang sama, untukitu perlu dilakukan isolasi dan karakterisasi terhadapprotein achasin tersebut sehingga nantinya dapatdibakukan sebagai komponen kit terapi yang ber -manfaat untuk pengobatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkansuatu alternatif obat yang relatif ekonomis danberdaya kerja luas serta aman dalam upaya pengem -bangan obat dibidang kedokteran gigi denganmelakukan isolasi dan karakterisasi protein achasinlendir bekicot isolat local sebagai antibakteri.

Pengembangan obat baru diharapkan bermanfa -at bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat,sekaligus berimplikasi pada bidang ekonomi danpemberdayaan masyarakat

Metode PenelitianIsolasi lendir bekicot

Sampel didapat dari lendir bekicot Achatinafulica ferussac lokal, sebanyak 10 -50 bekicot, denganelektrik shok dari aliran listrik 5 -10 volt, selama 30-60detik. Lendir dimaserasi dengan air selama 24 jamdidalam suhu 40C. Fraksi lendir yang larut dalam air(Water soluble fraction) didapat dari prosedur mencam -pur air sebanyak dua kali jumlah sampel yangditambahkan pada lendir tersebut. Supernatan yangdidapat dikatakan sebagai WSF.

Fraksi lendir (Mucin Fraction) dari WSF didapat-kan dengan menggunakan etanol presipitasi yaitumencampur supernatan hasil maserasi dengan airdengan dengan etanol absolut dengan perbandingan1 :3, yang merupakan metode isolasi umum darilendir. WSF dan campuran tersebut disentifuse pada2900 g selama 30 menit. Presipitasi yang didapat di -larutkan kembali dengan Tris -Cl dan didapatkanfraksi mucin.

Uji aktivitas lendir bekicot Achatina fulica Ferussacisolat lokal

Pengujian aktivitas dimaksudkan untuk men -dapatkan isolat aktif murni dengan aktivitas antibak-teri. Aktivitas antibakteri diuji pada tahap lendir hasilisolasi. Metode yang dipakai selain metode difusiagar nutrient juga digunakan pengujian denganmetode paperdish steril. Semua uji dilakukan secaraaseptik di dalam laminar air flow.

Spesies bakteri gram positif Streptococcus mutansdan Spesies bakteri gram negatif Escherichia coli di-benihkan dalam medium Lowry Berthani (LB ) cairyang mengandung tryptone 1%, y east extrac 0,5 %,dan NaCl 1%. Diperiksa dengan menggunakan meto desumuran (paper dish). Bakteri S. mutans dan E. colisebanyak 5 ml dibenihkan pada medium liquidbouillon (pH 7.0) 30oC selama 24 jam. Bakteri yangtersuspensi inilah yang digunakan sebagai sto k kulturbakteri uji. Sebanyak 100 ml diusapkan padamedium agar padat yang dibuat dengan ketebalan 3cm, dan 15 lubang dibuat pada medium padattersebut. Lubang diisi dengan lendir bekicot hasilisolasi. Sesudah inkubasi selama semalam pada suhu370C, growth inhibitory circle ditemukan disekitarsampel yang dilubangi untuk sampel yang positif,sementara tidak ada margin yang jelas pada sampelyang negatif. Aktivitas ditunjukkan dengan mengu -kur lebar growth-inhibitory dengan margin jelas disekitar lubang

Pemurnian protein dengan kromatografi penukar ionHasil presipitasi (fraksi Etp) yang didapat dan

telah dipekatkan dilarutkan dengan buffer Tris-HCl,untuk kemudian dilakukan pemurnian dengan

Page 3: Efektifitas Lendir Bekicot_tesis

Media Kedokteran Hewan Vol. 23, No. 3, September 2007

141

kromatografi penukar ion. Kromatografi penukar iondilakukan dengan menggunakan penukar anionmatriks sepharose dalam buffer tris 50 mM denganpH 8, serta kolom dengan panjang 17 cm danberdiameter 4 cm. Sepharose dipersiapkan dulusebelum dipacking dalam kolom. Kolom dipakingdengan matriks sepharose sampai padat dan sesuaidengan ketinggian yang diinginkan. Kalibrasi denganbuffer Tris-HCl 50 mM dan pH 8 dilakukan sepanjang2 kali kolom. Selanjutnya sampel sebanyak 3,5 mldimasukkan ke dalam kolom dan dilakukan elusidengan buffer nol sebanyak 120 ml untuk melepaskanbahan-bahan yang tidak terikat pada matriks lebihdulu. Selanjutnya kolom dielusi dengan gradien 0.1 -0,8 M NaCL dalam 200 ml buffer tris 50 mM pH 8.Glikoprotein yang telah dipisahkan dalam fraksi -fraksi berdasarkan muatan ionnya kemudiandispektofotometri dengan OD 280 UV dan untukselanjutnya dilakukan uji aktivi tas.

Pemurnian dan karakterisasi protein dengan SDS -PAGE

Protein dengan aktivitas positif hasil kromato-grafi penukar ion selanjutnya dikumpulkan dandisimpan untuk selanjutnya dilakukan purifikasi dankarakterisasi dengan sodium dodecyl sulphate polyacr ila-mide gel electrophoresis ( (SDS-PAGE) untuk mendapat-kan pita dominan dengan berat molekul tertentu.

Karakterisasi dilakukan dengan teknik SDS -PAGE (Wayan, 1991) dengan komposisi separating gel10 % (1,2 g acrylamid ; 0,032 g bis- acrylamid ; 3 ml1,5 M Tris ph 8,8 ; 0,12 ml SDS 10 % ; 8,88 aquades, 7µl TEMED dan 80 µl APS 10%) dan stacking gel 3 %(0,9 g acrylamid ; 0,024 g bis- acrylamid ; 2,52 ml 1,5M Tris ph 6,8 ; 0,3 ml SDS 10 % ; 17,18 aquades, 3,5 µlTEMED dan 50 µl APS 10%).

Larutan separating gel 10 % dimasukkan pada gelplate pada posisi vertikal, kemudian diatasnyaditambahkan butanol dan dibiarkan polimerisasi.Proses selanjutnya adalah penambahan stacking gel3% dimasukkan ke kaca sampai penuh kemudianpasang sisir dan ditunggu sampai polimerisasi. Platberisi gel kemudian dipasang pada Minigel Twin G-42slab dan dituangi electrophoresis buffer (3g 0,0248 MTris; 14,4 g 0,19 M glisin ; 10 ml 0,1% SDS 10 %)ditempat yang akan dialiri elektroda. Sebanyak 50 µlsampel achasin yang sudah disiapkan diletakkandalam ependov, kemudian ditambah 5 x SDS sampel -buffer (red Prob-b) sebanyak 12,5 µl (2,5 ml 1,5 M TrispH 6,8 ; 2 g SDS ; 0,5 g Dithiothretol (DTT)/ 5 mlmerchaptoethanol) ; 10 mg bromphenol blue ; 10 mlgliserin dan 2,5 ml aquades). Sampel kemudiandirebus selama 2 menit diangkat dan langsungdimasukkan es, dituang sedikit demi sedikit ke dalammasing-masing sumuran stacking gel. Sebagai markerdigunakan protein dengan berat molekul pada

kisaran 6,5-205 kDa produksi Sigma. Power supplydinyalakan arus listrik yang dipakai 99,9 volt, 50 mAdan 12 W. Jika sampel sudah bereaksi sampai bawah,maka koleksi protein dihentikan. Plate dibuka dandipisahkan, selanjutnya dicuci dengan buffer dan dicat dengan methylen blue.

Hasil dan PembahasanPenelitian ini adalah penelitian observasional

ekspkloratif. Observasional eksploratif karena pene-litian ini bertujuan untuk melakukan pengamatan -pengamatan untuk memperoleh suatu data berupaisolat aktif yang murni dan mempunyai aktivitasantibakteri terhadap S. mutans dan E. coli. Sampelyang telah diisolasi dari bekicot Achatina fullicaferussac galur jawa dilakukan uji antibakteri terlebihdahulu dengan uji difusi agar (sumuran/paper dishsteril) terhadap Bakteri E. coli dan S. mutans. Hasilyang diperoleh berupa zona hambatan yang tampakdisekitar bakteri uji yang digunakan.

Perhitungan statistik digunakan untuk melaku -kan pengukuran terhadap fraksi dengan puncakdominan dengan menggunakan spektrofotometer,serta karakterisasi glikoprotein ( Achasin) untukmendapatkan Isolat aktif dari lendir bekicot galurJawa yang murni dengan berat molekul tertentu.Pada perhitungan berat molekul digunakan analisisregresi linier untuk menentukan dan menghitungberat molekul.

Isolasi lendir bekicot Achatina fulica Ferussac isolatlokal

Lendir dari bekicot Achatina fullica ferussacatau achasin yang dikoleksi dengan electric shock padategangan listrik 5-10 volt, selama 30-60 detik sangatkental, volume rata-rata yang dihasilkan sebesar 1,5 -4 ml tiap ekor dan kekentalannya berbeda pada tiap -tiap pengumpulan. Warna lendir sedikit keruh danberwarna pucat/putih sampai kuning atau kecokla -tan. Pada kondisi tertentu walaupun telah d irangsangdengan electric shock bekicot tidak mau mengeluarkanlendirnya.

Aktivitas antibakteri lendir bekicot Achatina FullicaFerussac isolat lokal

Pengujian aktivitas terhadap lendir hasil isolasidilakukan dengan menggunakan metode difusi. Satuspesies bakteri gram negatif S. mutans isolat gigi dansatu spesies gram positif bakteri E. coli (DH5α) dibe-nihkan dalam medium liquid boulion dengan kondisipH medium 7,0 dan suhu medium 37 0C. Pembenihanini dilakukan selama 24 jam. Inokulum sebanyak 100µl diteteskan dan diusap pada agar padat dalam kon -disi tetap bebas kuman lain. Masing -masing sumuranmaupun paper dish diisi dengan 50 μl achasin tanpa

Page 4: Efektifitas Lendir Bekicot_tesis

Berniyanti; Karakterisasi Protein Lendir Bekicot (Achasin) Isolat Lokal sebagai...

142

mempertimbangkan kadar yang dikandungnya dandisimpan pada suhu 37 0C dan diobservasi selama 24jam (Gambar 1 dan 2).

Gambar 1. Hasil uji lendir (bahan mentah) padaStreptococcus mutans dengan metodedifusi agar nutrien. ( ) = Zona sensiti-vitas hasil uji aktifitas

Gambar 1 adalah hasil pengujian aktivitas darilendir terhadap bakteri S. mutans. Gambar 2 adalahhasil pengujian aktivitas dari lendir terhadap bakteriE. coli dan menunjukkan hambatan yang cukup besarpula.

Gambar 2. Hasil uji aktivitas lendir (bahan mentah)pada E. coli dengan metode difusi agarnutrien. ( )= Zona sensitivitas hasil ujiaktifitas

Uji difusi agar nutrien yang dilakukan padalendir setelah diisolasi menunjukkan adanya zonasensitivitas yang berukuran 12.5 mm pada uji denganbakteri E. coli dan 15 mm pada uji dengan S. mutans.Zona yang tampak sebagai hasil uji difusi agar

(sumuran/paper dish) menunjukkan adanya hamba -tan pada pertumbuhan bakter i baik Streptococcusmutans maupun Echerichia Coli. Hasil ini menunjuk-kan adanya faktor antibakteri yang terkandung padalendir bekicot Achatina Fullica Ferussac isolat lokal.

Fraksinasi achasin dengan kromatografi penukarion /kromatografi kolom DEAE S epharose (AnionExchanger)

Hasil presipitasi etanol (fraksi Etp) merupakanendapan yang tampak padat dan kental tapi mencairketika diresuspensi. Hasil Fraksi Etp yang telahdiresuspensi dalam 50 mM Tris -HCL pH 8 selanjut-nya dilakukan freeze dry, dimana hasil freeze drymerupakan protein yang pekat dan kering. Fraksi Etpyang cukup encer dan tidak berlendir selanjutnyadimasukkan ke dalam kolom kromatografi penukarion tujuannya untuk memisahkan protein tersebutyang didasarkan pada prinsip daya tarik elektrostatikreversibel dari molekul yang bermuatan dengansuatu matriks padat yang mengandung grup lawanyang bermuatan dan berikatan secara kovalen.

Protein yang berwarna putih bening yangmengisi fraction collector berjumlah ± 120 tabung, yangterpisah berdasarkan muatan ionnya. Protein yangdihasilkan terpisah dalam fraksi -fraksi berdasarkanmuatan ionnya tersebut, sebagaimana disajikan padaGambar 3.

Hasil dari pemurnian dengan kromatografipenukar ion menunjukkan tidak semua fraksi mem -punyai aktivitas, hanya beberapa fraksi saja. Fraksi -fraksi dengan aktifitas kemudian dikumpulkan dandimurnikan kembali dengan SDS -PAGE, selanjutnyapita hasil SDS-PAGE diukur berat molekulnya.

Dialisis dilakukan dengan maksud menghilang -kan garam-garam yang masih ada setelah proses kro-matografi. Dialisis menggunakan bufer Tris -Cl 10 mMlebih rendah konsentrasinya daripada bufer Tris -Clyang digunakan pada kromatografi dengan hara pangaram yang ada akan mengalir keluar bufer yanglebih rendah. Hasil yang didapat adalah cairan beningdengan volume yang sedikit bert ambah, yang selan-jutnya disimpan dalam freezer untuk uji lebih lanjut.

Purifikasi dan karakterisasi protein berdasarkanberat molekulnya

Setelah didapati protein dengan aktivitas darihasil pemurnian dengan kromatografi penukar ion,kemudian protein dengan fraksi -fraksi yang mem-punyai aktivitas dikumpulkan dan dimurnikan lagidengan SDS-PAGE.

Hasil elektroforesis dengan SDS -PAGE yangmenggunakan pengecatan dengan commasie briliantblue menunjukkan adanya satu band yang dominandengan berat molekul 71,3 kDa.

Page 5: Efektifitas Lendir Bekicot_tesis

Media Kedokteran Hewan Vol. 23, No. 3, September 2007

143

d a t a s p e k t r o

0

0 .5

1

1 .5

2

2 .5

3

1 3 5 7 9 1 1 1 3 1 5 1 7 1 9 2 1 2 3 2 5 2 7 2 9 3 1 3 3 3 5 3 7 3 9 4 1 4 3 4 5 4 7 4 9 5 1 5 3 5 5 5 7

F r a k s i A c h a s i n

Ab

so

rba

ns

i

S e r ie s 1

Gambar 3. Hasil fraksinasi achasin dengan kromatografi penukar ion digambarkan dalam grafik dengan puncak -puncak tertentu yang diukur dengan spektrofotometer λ 280 nm dan terpisah dalam fraksi-fraksiberdasarkan muatan ionnya.

M 1 2 3 4 5

Gambar 4. Profil protein murni hasil kro matografi penukar ion dengan berat molekul tertentu . M, marker;kolom 1, kontrol; kolom 2 -5, perlakuan.

KesimpulanDari hasil penelitian yang dilakukan , dapat

disimpulkan: Achasin yang diisolasi dari Lendirbekicot Achatina fulica Ferussac galur Jawa merupa-kan molekul protein dengan berat molekul 71,3 kDayang aktif sebagai antibakterial dengan kondisi reaksipada pH larutan: 7,98-8.0.

Ucapan Terima KasihArtikel ini merupakan bagian dari hasil peneli -

tian Dosen Muda yang dibiayai oleh bagian proy ekpengembangan sumber daya manusia Dirjen Dikti.Perkenankan kami menyampaikan terima kasihkepada bagian proyek pengembangan sumber dayamanusia Dirjen Dikti, Lembaga Peneli tian Universitas

205,0

84,0

45,0

29,0

20,0

66,6

14,2

55,071,3 kDa

24,0

Page 6: Efektifitas Lendir Bekicot_tesis

Berniyanti; Karakterisasi Protein Lendir Bekicot (Achasin) Isolat Lokal sebagai...

144

Airlangga dan semua pihak yang telah membantupenelitian ini.

Daftar PustakaBachrudin. 1992. Isolasi, Identifikasi dan Pemurnian

Protein. PAU Bioteknologi UGM. Yogyakarta.

Dewar SJ, and Dorazi R. 2000. Control of divisiongene expression in Echerichia coli. J FEMSMicrobiol Lett. 187(1): 1-7.

Guzman LM, Weiss D, and Beckwith J. 1997. Domainswapping analysis of FtsI, FtsL, and FtsQ,bitopic membrane protein essential for celldivision in Escherichia coli, J of Bacteriology. 179:5049-5103.

Hashizum LN, Shinada K, Kawaguchi Y , andYamashita Y. 2002. Sequence of ult rastructuralchanges of enamel crystals and Streptococcusmutans biofilm in early enamel caries in vitro. JMed Dent Sci, 49: 67-75.

Iguchi SMM, Aikawa T, and Matsumoto JJ. 1982Antibacterial activity of snail mucus mucin.Printed in Great Britain Journal Comp. Bio.Chem. Physiol. 72A(3): 571.

Ion Exchange Chromatography. 2000. Mitosis Caduceus MCAT Review Availablefrom <http://www.scientia.org/canduceus/card/biology/mitosis. html > 8/23/00 4:01 PM.

Jawetz, Melnick JL, Adelberg EA, Brooks JF, Butel JS ,and Nicholas OL. 2001. Medical Mikrobiology,12th Ed. Apleton and Large . Prentice-HallInternational Snc. London. UK.

Joklik WK, Willett HP, Amos DB, and Wilfert CM.1992. Zinsser Microbiology. 20th ed. Appleton &Lange. Norwalk. Connecticut. San Mateo.California.

Kubota Y, Watanabe Y, Otsuka H, Tamiya T,Tsuchiya T, and Matsumoto JJ. 1985. Purifica-tion And characterization of an antibacterialfactor from snail mucus. J. Comp. Physiol.Biochem. 82C(2): 345-348.

Kompiang dan Creswell dalam Wijayanti. 1989.Pendayagunaan Bekicot. Konggres NasionalBiologi IV. Bandung.

Lohner K, and Staudegger E. 2001. Development ofNovel Antimicrobial Agent. Emerging Strate -gies. Horizon Scientific Press. Wymondham.nited Kingdom.

Otsuka-Fuchino. 1992. Bactericidal action of gliko-protein from snail body surface mucus of giantafricant snail. J. Comp. Biochem. Physiol. 101C:607-6013.

Otsuka-Fuchino. 1993. Morphological aspect ofachacin treated bacteria. J. Comp. Biochem.Physiol. 104C: 37-41.

Pogliang J, Pogliang K, Weiss DS, Losick R, andEckwith J. 1997. Inactivation of FtsI inhibitconstriction of the FtsZ cytokinetic ring anddelays the assembly of FtsZ rin g at potensialdivision sites. Proc.cNational Academy ofSciences of The USA. Geneticsc 94: 559-564.

Purwoko E. 1987. Isolasi dan identifikasi bakteri padabekicot (Achatina fulica) yang patogen terhadapikan. FKH IPB. Bogor.

Rantam FA. 1998. Culturing dengue virus from DHFpatients in Surabaya. Laporan Penelitian, TDCUnair.

Wang L, Medhat K, Khattar, Donaachie WD , andLutkenhaus J. 1998. FtsI and FtsW are localizedto septum in Escherichia coli. J Bacteriol. 180:2810-2816.

Weiss DS, Chen JC, Ghigo JM, Boyd D, and BeckwithJ. 1999. Localization of FtsI (PBP3) to the septalring requires its membrane anchor. The Z ring,FtsA, FtsQ, and FtsL, Journal of Bacteriology .181(2): 508-520.

Wongso S. 1990. Elektroforesis Gel Protein . PAU-Bioteknologi Universitas Gajahmada Jogjakarta.

Wayan TA. 1991 Rekayasa Genetika. Pusat AntarUniversitas-Bioteknologi Universitas Gajahmada,Jogjakarta.

Zhao G, Yeh WK, Carnahan RH, Flokowitsch J,Meyer TI, Wiliam E, Alborn JR, Gerald W,Becker, and Jaskunas R. 1997. Biochemicalcharacterization of penicillin-resistant and-sensitive penicillin-binding protein 2x transpep-tidase activities of Streptococcus pneumoniae andmechanistic implications in bacterial resistanceto -lactam antibiotic. Journal of Bacteriology.Aug. 4901-4908.