05 Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg

6
IJNS – Indonesian Journal on Networki ng and Securit y - Volume 4 No 4 – 2015   – ijns.org ISSN : 2302-5700 (Print) 2354-6654 (Online) 34 Efektifitas Wireless  Lan Berbasis 802.11 b/g Sebagai Solusi Jaringan Kampus (Studi Kasus: Sekolah Tinggi Agama Hindu (ST AHN) Gde Pudja Mataram Hairul Fahmi STMIK Lombok [email protected]  Abstract - Institute Of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) 802.11 working on ISM (Industrial Scientific and Medical) free frequency as an option to build the network by the government, private sector, individual and community level (Goth: 2006). Wireless LAN networks are networks that connect two or more computers using radio signals to share files, printers, or internet access (Mulyanta, Edi S: 2008). Wireless LAN as a solution to the existing campus network, on campus STAHN Gde Pudja Mataram with technology based on IEEE 802.11 b/g. by calculating the receive signal level (RSL) and System Operating Margin (SOM) received by each of the building from the network Backbone. Results of network performance, indicating that the wireless LAN on STAHN Gde Mataram Pudja can meet the needs of the campus, but still need an attention to the placement of access points in each building so that devices on each of the building can be fully utilized.  Abstrak – Institute Of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) 802.11 yang bekerja pada frekuensi bebas ISM (Industrial Scientific and Medical) menjadi pilihan untuk membangun jaringan oleh pemerintah, sektor privat, individual maupun komunitas (Goth:2006). Jaringan wireless LAN adalah jaringan yang mengkoneksikan dua komputer atau lebih menggunakan sinyal radio untuk berbagi file, printer, atau akses internet (Mulyanta, Edi S:2008). Wireleis Lan sebagai solusi jaringan kampus yang ada pada kampus STAHN Ggde Pudja Mataram dengan teknologi berbasis IEEE 802.11 b/g. dengan menghitung receive signal level (RSL) dan System Operating Margin (SOM) yang diterima oleh masing-masing gedung dari jaringan Backbone . Hasil unjuk kerja jaringan, menunjukkan bahwa jaringan wireless lan pada kampus STAHN Gde Pudja Mataram dapat memenuhi kebutuhan kampus, namun masih harus memperhatikan penempatan access point  pada masing-masing gedung sehingga perangkat yang berada pada masing-masing gedung dapat dimanfaatkan secara maksimal.  Kata kunci: ISM, IEEE 802.11b/ g, Wireless LAN, R SL,SOM, Topologi St art, ESS, STAHN Gde Pudja Mataram 1.1. Latar Belakang  Institute Of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) 802.11 yang bekerja pada frekuensi bebas ISM (Industrial Scientific and Medical) sejak awal sudah menjadi pilihan untuk membangun jaringan berbasis wireless (Goth, 2006). Dukungan terhadap mobilitas, mudah, fleksibel, cepat diimplementasikan menjadikan teknologi wireless menjdi pilihan penggunan (Hairy:2004). Metode operasi yang didukung oleh 802.11 yaitu, infrastuctur operation mode dan independent operation mode. Infrastructur operation mode dikenal juga dengan mode point to multipoint yang memungkinkan banyak client mengakses 1 access point (AP) sedangkan independent operation mode atau dikenal juga dengan point to point atau wireless ad-hoc (Johnson:2007). Jaringan wireless dapat memperpanjang  jangkauan akses dibandingkan menggunakan kabel (Matthew Gash:2005),jaringan wireless semakin umum digunakan terutama di lingkungan pendidikan, seperti lembaga pendidikan (David Kotz:2005). Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAHN) Gde Pudja Mataram memiliki 3 gedung, gedung rektorat, gedung perkuliahan dan gedung perpustakaan. Pada tahun 2014 setiap gedung dilengkapi perangkat access point (AP) untuk untuk menghubungkan local ke jaringan backbone. Untuk mengetahui efektifitas penyebaran sinyal Wireless antar gedung yang ada pada kampus STAHN Gde Pudja Mataram dengan memperhatikan Received Signal Level (RSL) dan nilai System Operating Margin (SOM), sehingga kemampuan dari jaringan wireless yang ada pada pada kampus STAHN Gde Pudja dapat dimaksimalkan. Banyak faktor yang mempengaruhi perangkat wireless dalam memberikan kualitas penyebaran sinyal, jarak menjadi salah satu penghalang sinyal yang dipancarkan sehingga mengurangi kualitas layanan dari jaringan wireless,(Sasa Ani Arnomo:2014).

Transcript of 05 Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg

Page 1: 05 Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg

7/23/2019 05 Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg

http://slidepdf.com/reader/full/05-efektifitas-wireless-lan-berbasis-80211-bg-efektifitas-wireless-lan-berbasis 1/5

IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No 4 – 2015  – ijns.org

ISSN : 2302-5700 (Print) – 2354-6654 (Online) 34

Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 b/g

Sebagai Solusi Jaringan Kampus

(Studi Kasus: Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAHN) Gde Pudja MataramHairul Fahmi

STMIK [email protected]

 Abstract - Institute Of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) 802.11 working on ISM (IndustrialScientific and Medical) free frequency as an option to build the network by the government, private sector,individual and community level (Goth: 2006). Wireless LAN networks are networks that connect two ormore computers using radio signals to share files, printers, or internet access (Mulyanta, Edi S: 2008).Wireless LAN as a solution to the existing campus network, on campus STAHN Gde Pudja Mataram withtechnology based on IEEE 802.11 b/g. by calculating the receive signal level (RSL) and System OperatingMargin (SOM) received by each of the building from the network Backbone. Results of networkperformance, indicating that the wireless LAN on STAHN Gde Mataram Pudja can meet the needs of thecampus, but still need an attention to the placement of access points in each building so that devices oneach of the building can be fully utilized.

 Abstrak – Institute Of Electrical and Electronics Engineers  (IEEE) 802.11 yang bekerja pada frekuensibebas ISM (Industrial Scientific and Medical) menjadi pilihan untuk membangun jaringan oleh pemerintah,sektor privat, individual maupun komunitas (Goth:2006). Jaringan wireless LAN adalah jaringan yangmengkoneksikan dua komputer atau lebih menggunakan sinyal radio untuk berbagi file, printer, atauakses internet (Mulyanta, Edi S:2008). Wireleis Lan  sebagai solusi jaringan kampus yang ada padakampus STAHN Ggde Pudja Mataram dengan teknologi berbasis IEEE 802.11 b/g. dengan menghitungreceive signal level (RSL) dan System Operating Margin (SOM) yang diterima oleh masing-masinggedung dari jaringan Backbone  . Hasil unjuk kerja jaringan, menunjukkan bahwa jaringan wireless  lan pada kampus STAHN Gde Pudja Mataram dapat memenuhi kebutuhan kampus, namun masih harusmemperhatikan penempatan access point pada masing-masing gedung sehingga perangkat yang beradapada masing-masing gedung dapat dimanfaatkan secara maksimal. Kata kunci: ISM, IEEE 802.11b/g, Wireless LAN, RSL,SOM, Topologi Start, ESS,  STAHN Gde Pudja

Mataram 

1.1. Latar Belakang 

Institute Of Electrical and ElectronicsEngineers  (IEEE) 802.11 yang bekerja padafrekuensi bebas ISM  (Industrial Scientific andMedical) sejak awal sudah menjadi pilihan untukmembangun jaringan berbasis wireless (Goth,2006). Dukungan terhadap mobilitas, mudah,fleksibel, cepat diimplementasikan menjadikanteknologi wireless  menjdi pilihan penggunan(Hairy:2004).Metode operasi yang didukung oleh 802.11 yaitu,infrastuctur operation mode  dan independentoperation mode. Infrastructur operation mode dikenal juga dengan mode point to multipoint yangmemungkinkan banyak client  mengakses 1access point (AP) sedangkan independentoperation mode atau dikenal juga dengan point topoint atau wireless ad-hoc (Johnson:2007).

Jaringan wireless dapat memperpanjang jangkauan akses dibandingkan menggunakankabel (Matthew Gash:2005),jaringan wireless semakin umum digunakan terutama di lingkungan

pendidikan, seperti lembaga pendidikan (DavidKotz:2005).

Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAHN) GdePudja Mataram memiliki 3 gedung, gedungrektorat, gedung perkuliahan dan gedungperpustakaan. Pada tahun 2014 setiap gedungdilengkapi perangkat access point (AP) untukuntuk menghubungkan local ke jaringanbackbone.  Untuk mengetahui efektifitaspenyebaran sinyal Wireless antar gedung yangada pada kampus STAHN Gde Pudja Mataramdengan memperhatikan Received Signal Level(RSL) dan nilai System Operating Margin (SOM),sehingga kemampuan dari jaringan wireless yangada pada pada kampus STAHN Gde Pudja dapatdimaksimalkan.

Banyak faktor yang mempengaruhiperangkat wireless dalam memberikan kualitaspenyebaran sinyal, jarak menjadi salah satupenghalang sinyal yang dipancarkan sehinggamengurangi kualitas layanan dari jaringanwireless,(Sasa Ani Arnomo:2014).

Page 2: 05 Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg

7/23/2019 05 Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg

http://slidepdf.com/reader/full/05-efektifitas-wireless-lan-berbasis-80211-bg-efektifitas-wireless-lan-berbasis 2/5

IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No 4 – 2015  – ijns.org

ISSN : 2302-5700 (Print) – 2354-6654 (Online) 35

2.1 Kajian PustakaWireless Mesh Berbasis sebagai jaringan

berbasi komunitas (Agus:2011), penelitian inimenghasilkan rancangan jaringan wireless berbasis komunitas dikomplek perumahan BumiKodya Mataram.

Visualisasi petas rss fingerprint  padagedung Teknik Elektro UGM  (Chaerani dan

Widyawan:2014) menghasilkan pengukuranvisualisasi letak akses poin pada gedung lantai 3Teknik Elektro UGM dengan metode fingerprint.

Estimasi lokasi objek dalam gedung(Sutardi dkk:2012) menggunakan metode NativeBayes menghasilakan estimasi lokasi dipengaruhioleh beberapa hal antara lain ukuran gridfingerprint, algoritma dan juga orientasipengukuran data fingerprint

Penentuan lokasi objek indoor   dengankekuatan sinyal (Taman Ginting,DidikWarasto:2014) penilitian ini menghasilkan bahwapenyebaran sinyal yang berbeda disebabkan oleh

waktu dan kondisi lingkungan yang berbeda dantingkat akurasi yang dihasilkan berbasi RSSfingerprint memberikan tingkat akurasi yang lebihtinggi

3.1. Analisis dan Pembahasan

Tahapan dalam penelitian :

1.Investigasi Awal

a. Arsitektur Jaringan Wireless

Gedung rektorat adalah pusat dari jaringan,dimana pada gedung rektorat terdapat perangkatyang digunakan sebagai penghubung jaringan

antar gedung, perangkat yang digunakan untukmenghubungkan antar gedung yaitu access pointoudoor TP-Link TL-WA7210N yang berada padagedung rektorat dan access point TL-WDR3600yang ada pada gedung perkuliahan. Pada gedungperkuliahan terdapat 2 perangkat penerima, 1perangkat pada ruang perkuliahan Sarjana (S1)dan 1 berada pada ruang perkuliahan PascaSarjana (S2). Perangkat penerima pada gedungperkuliahan pasca sarjana menggunakan TP-LinkTL-WA7210N outdoor, dapat dilihat pada gambar3.1

INTERNET

Gedung Rektorat 

Gedung Perpustakaan

Gedung Kuliah

Modem

Mikrotik RB

Kabel

Nirkabel

TP‐Link TL‐WA7210N

TP‐Link TL‐WA7210N TP‐Link TL‐WA7210N

TP‐Link TL‐WDR3600   TP‐Link TL‐WA7210N

 

Gambar 3.1 Arsitekur Jaringan Bacbone

b.Topologi Jaringan

Untuk menghubungkan jaringan antar gedungmenggunakan 2 topologi yaitu: point to point danpoint to multipoint perangkat AP outdoor   yangberada pada gedung rektorat menghubungkan 2station yang ada pada gedung perkuliahan.Sedangkan untuk menghubungkan gedung

rektorat dengan perpustakaan digunakan topologipoint to point, seperti terlihat pada gambar 3.2

INTERNET

Gedung Rektorat 

Gedung Perpustakaan

Gedung Kuliah

Modem

MikrotikRB

Kabel

Nirkabel

APStasiun

APStasiunAPClient 

APClient  APClient 

P2MP

P2P

 

Gambar 3.2 Topologi Jaringan Wireless.

c. Arsitektur Jaringan Akses

Jaringan yang disediakan untuk penggunamenggunakan teknologi hotspot, pada masing-masing gedung disediakan perangkat accesspoint  TP-Link TL-WDR3600 yang digunakanclient berhubungan dengan jaringan, baik

 jaringan internet ataupun jaringan intranet

 Arsitektur jaringan pada masing-masinggedung terlihat seperti pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Arsitektur Jaringan Wireless STAHNGde Pudja Mataram

2. Analisis Jaringan Wireless  

a. Coverage Area 

Besar coverage area  atau area cakupan dariaccess point  diperlukan untuk mengetahuisebaran sinyal dari perangkat akses point yangberada pada kampus STAHN Gde PudjaMataram, diperlukan sebuah perhitungan yangdisebut Radio Link Calculation. Dalam Radio LinkCalculation, terdapat beberapa parameter

Page 3: 05 Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg

7/23/2019 05 Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg

http://slidepdf.com/reader/full/05-efektifitas-wireless-lan-berbasis-80211-bg-efektifitas-wireless-lan-berbasis 3/5

IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No 4 – 2015  – ijns.org

ISSN : 2302-5700 (Print) – 2354-6654 (Online) 36

penting yang harus dihitung dengan tepat untukmemastikan sistem dapat berjalan dengan baikyaitu; perhitungan System Operating Margin (SOM), perhitungan Free Space Loss  (FSL),pembatasan EIRP, perhitungan FreznelZoneClearenze (FZC) serta penempatan antena,harus didapatkan sekitar 10 - 15 db som pada

sistem penerima dan mengirim

a) Coverage Area Jaringan Backbone 

Perangkat yang digunakan TP-Link TL-WA7210N pada yang digunakan sebagaipengirim sinyal dengan perangkat penerima TP-Link TL-WA7210N dengan spesifikasi perangkat:

Tx power = 27 dBm

Receiver Sensitivity = -76 (150 Mbps)

Tx cable & Conn. = 0 dBm

Rx cable & Conn. = 0 dBm

Dengan menentukan nilai SOM 15 dBmaka nilai Receive Signal Level (RSL) yaitu :

RSL = SOM + Receiver Sensitivity

RSL = 15 dB+(-76)

RSL = - 61 dBm

Nilai Free Space Loss dapat ditentukandengan :

FSL = Tx power  – Tx cable & conn.loss + Tx antenna gain  + Rx antennagain – Rx cable & conn.los –RSL

FSL = 27 – 0 + 12 + 12 – 0 – (-61)

FSL = 112 dBm

Dengan nilai FSL 112 dBm, maka jarakmaksimum antar akses point (pengirim danpenerima) adalah :

20 log D (Km) = 112 – 32,45 – 20 log f

(2400 MHz)

20 log D (Km) = 112 – 32,45 – 67,604

20 log D (Km) = 11,95

Jadi, D = 10 ^ (11,95/20) = 3,956 Km

b) Radio Link Calculation 

Didapatkan jarak gedung rektorat dengangedung perkuliahan pasca sarjana 90 meter,gedung rektorat dengan gedung perkuliahansarjana 50 meter dan gedung perkuliahandengan gedung perpustakaan 37 meter, Gambar3.4 menunjukkan jarak antar perangkat accesspoint  pada jaringan backbone  dengan accesspoint yang berada pada sisi client pada kampusSTAHN Gde Pudja Mataram

Gambar 3.4 Jarak AP pada jaringan Backbone dengan client

Dengan mengetahu jarak pada masing-masing-masing gedung maka dapat dihitung RecieveSignal Level yaitu :

1. Nilai RSL pada gedung rektoratdengan gedung perkuliahan pascasarjana.

Jarak gedung rektorat dengangedung perkuliahan pasca = 95m

Tx power  minimum = 13 dB

Rx sensitifity 76 dBmTx dan Rx gain 12 dBiMaka FSL =FSL = 32,45 + 20 log D(KM) + 20

log f (MHz)FSL = 32,45 + 20 log 0,095 + 20

log 2400FSL = 32,45 + (-20,445) + 67,604

FSL = 79,608 dBRSL dapat ditentukan sebagai berikut:

RSL = Tx Power   – Tx cabel&Con.loss + Tx antenna gain – FSL+ Rx antenna gain  – Rxcabel&Con. los 

RSL =13 – 0 + 12 – 79,608 +12 – 0RSL = -42, 608 dBm

Dengan mengetahui RSL, maka SOMdapat ditentukan sebagai berikut:

SOM = RSL – Rx sencitivitySOM = -42,608 – (-76)SOM = 33,392 dBm

Nilai SOM sebesar 33,392 dBmsangat memenuhi syarat yang telahditetapkan lebih besar dari 10 dBm

2. Nilai RSL pada gedung rektoratdengan gedung perkuliahan sarjana.

Jarak gedung rektorat dengangedung perkuliahan pasca = 50 mdengan perangkat penerima TP-LinkTL-WDR3600

Page 4: 05 Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg

7/23/2019 05 Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg

http://slidepdf.com/reader/full/05-efektifitas-wireless-lan-berbasis-80211-bg-efektifitas-wireless-lan-berbasis 4/5

IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No 4 – 2015  – ijns.org

ISSN : 2302-5700 (Print) – 2354-6654 (Online) 37

Tx power maximum 18 dBRx Antena Gain 2 dBi Rx sensitifity -76 dBm Tx dan Rx gain 12 dBi, maka FSL =

FSL = 32,45 + 20 log D(KM)+ 20 log f (MHz)

FSL = 32,45 + 20 log 0,05 +

20 log 2400FSL = 32,45 + (-26,02)+ 67,604

FSL = 74,033 dB

RSL dapat ditentukan sebagai

 berikut:

RSL = Tx Power   – Tx

Cabel&Con. loss  + Tx

 Antenna Gain  – FSL + Rx

 Antenna Gain  – Rx

Cabel&Con. loss 

RSL =18 – 0 + 12 – 74,033 +2 – 0

RSL = - 42,033 dBm

Dengan mengetahui RSL, maka

SOM dapat ditentukan sebagai

 berikut:

SOM = RSL – Rx Sencitivity 

SOM = - 42,033 – (-76)

SOM = 33,966 dBm

 Nilai SOM sebesar 33,966 dBm

sangat memenuhi syarat yang telah

ditetapkan leboh besar dari 10

dBm 3. Nilai RSL pada gedung rektorat

dengan gedung perpustakaandengan perangkat yang sama yaitu

.access point access point   TP-Link

TL-WA7210N dengan jarak gedungrektorat dengan gedungperpustakaan = 37m

Tx power minimum 13 dBRx Antena Gain 12 dBi Rx sensitifity -76 dBm

FSL = 32,45 + 20 log D(KM) + 20 log f(MHz)

FSL = 32,45 + 20 log 0,037 + 20 log2400

FSL = 32,45 + (-28,636) + 67,604FSL = 71,418 dB

RSL dapat ditentukan sebagai berikut:RSL = Tx Power  – Tx Cabel&Con.

loss  + Tx  Antenna Gain  –FSL+ Rx  Antenna Gain  – RxCabel&Con. loss 

RSL = 13 – 0 + 12 – 71,418 +12 – 0

RSL = -34, 418 dBm

Dengan mengetahui RSL, maka SOMdapat ditentukan sebagai berikut:SOM = RSL – Rx Sencitivity SOM = -34,418 – (-76)SOM = 41,582 dBmNilai SOM sebesar 41,582 dBm

sangat memenuhi syarat yang telahditetapkan lebih besar dari 10 dBm.

Tabel:3.1 SOM pada jaringan STAHN

No Pengirim PenerimaJrk(m)

Nilai SOM(dBm)

1.TL-

WA7210NTL-WA7210N 95 33,392

2.TL-

WA7210NTL-WDR3600 50 26,966

4.TL-

WA7210NTL-WA7210N 37 41,582

3.Test Koneksi Jaringan Wireless  

Skenario yang dilakukan dalam

pengecekan koneksi antar user   denganperangkat jaringan (client, backbone, server ) daninternet dilakukan dengan cara melakukan tesPing IP address  perangkat jaringan (client,backbone, server ), serta melakukan ping  padaalamat www.google.com. gambar 3.6menunjukkan skenario pengecekan koneksi user  dengan jaringan

Gambar 3.6 Skenario tes koneksi jaringan

Gambar 3.7 Hasil tes client (gedungperpustakaan) dengan jaringan backbone

Page 5: 05 Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg

7/23/2019 05 Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg Efektifitas Wireless Lan Berbasis 802.11 Bg

http://slidepdf.com/reader/full/05-efektifitas-wireless-lan-berbasis-80211-bg-efektifitas-wireless-lan-berbasis 5/5

IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No 4 – 2015  – ijns.org

ISSN : 2302-5700 (Print) – 2354-6654 (Online) 38

Gambar 3.8 Hasil tes jaringan backbone (gedungrektorat) dengan jaringan client gedung

perkuliahan kelas Pasca Sarjana

Gambar 3.9 Hasil tes jaringan backbone(gedung rektorat) dengan jaringan client gedung

perkuliahan kelas Sarjan (s1)

Gambar 3.10 Hasil tes jaringan client  ke jaringan

internet

4. Penutup

Penelitian dilakukan dengan tujuanmengetahui Recaive Signal Level (RSL) dan SOMdari perangkat access point (AP) dari masing-masing gedung pada kampus STAHN Gde PudjaMataram, didapat beberapa kesimpulan :

1. Recaive Signal Level (RSL) yang

dihasilkan Jaringan Backbone TP-LinkTL-WA7210N sebesar -42 dBm dengan

 jarak pancar 95 m, dengan nilai SOM33,392dBm. Hasil ini menunjukkan bahwakualitas sinyal tergolong baik

2. Recaive Signal Level  (RSL) yangdihasilkan pada perangkat  Acess point (TP-Link TL-WDR3600) yang berada digedung perkuliahan sebesar -42 dBmdengan jarak 50m dengan nilai SOM26,966dBm

Beberapa saran bagi peneliti selanjutnya yangdapat meningkatkan efektifitas jaringan wirelessyang terpasang didalam gedung, yaitu

1. Melakukan pengujian kualitas Signal ToNoise Ration (SNR) denganmemperhatikan hambatan yang adadisekitar gedung

2. Melakukan pengujian kualitas sinyal padaakses point yang terpasang didalamgedung.

Pustaka

[1] Arimabawa I. W. A. 2011. Tesis WMN(Wireless Mesh Network)  Berbasis IEEE802.11B/G Sebagai Solusi NirkabelJaringan Komunitas Sebuah KompleksPerumahan. Teknik Elektro dan TeknologiInformasi Universitas Gadjah Mada

[2] Arnomo.S.A. 2014. Analisis Quality Signal

Wifi (QSW) pada Jaringan HotspotRT/RW Berdasarkan Jenis Halangan danLokasi.Sistem Informasi UniversitasPutera Batam

[3] Goth, Greg.  "It’s a WLAN-derful Life".IEEE Distributed Systems Online, vol. 7,no. 10, 2006, art. no. 0610-ox004

[4] Hairy. 2004. Seluk Beluk WirelessNeetworking Bagian 1. Majalah PCMedia, Vol. 5 (Mei) hal. 116 – 119.Jakarta

[5] Johnson, D; Mathee, K; Sokoya, D;Mboweni, L; Makan, A; dan Kotze, H.

2007. Building a Rural Wireless MeshNetwork. South Africa: Meraka Institute

[6] Mulyanta, Edi S. 2008. PengenalanProtokol Jaringan Wireless Komputer .Penerbit Andi. Yogyakarta

[7] Sutarti dkk 2012. Estimasi lokasi objekdalam gedung berbasis 802.11menggunakan metode Naive Bayes 

[8] Wiji Suhardjo , Bambang Eka Purnama(2013), Pemanfaatan Local Area NetworkDan Program Netop School SebagaiMedia Pembelajaran Interaktif PadaJurusan Teknik Komputer Jaringan Smk

N 1 Klaten, IJNS – Indonesian Journal onNetworking and Security, Vol 2 No 3 – Juli2013, ijns.org, ISSN: 2302-5700 

[9] Prawido Utomo, Bambang Eka Purnama,Pengembangan Jaringan KomputerUniversitas Surakarta BerdasarkanPerbandingan Protokol RoutingInformation Protokol (RIP) Dan ProtokolOpen Shortest Path First (OSPF), IJNSVol 1, No 1 (2012)