efek samping obat

45
TUGAS FARMAKOLOGI EFEK SAMPING OBAT DISUSUN OLEH: Kelompok: 1 1) Ni Kadek Ariyastuti P07120214007 2) Putu Epriliani P07120214010 3) I Gusti Ayu Cintya Adianti P07120214012 4) Ni Putu Novia Indah Lestari P07120214016 5) Kadek Poni Marjayanti P07120214026 DIV KEPERAWATAN TINGKAT 1 SEMESTER II KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

description

berisikan berbagai efek samping dari obat

Transcript of efek samping obat

Page 1: efek samping obat

TUGAS FARMAKOLOGI

EFEK SAMPING OBAT

DISUSUN OLEH:

Kelompok: 1

1) Ni Kadek Ariyastuti P07120214007

2) Putu Epriliani P07120214010

3) I Gusti Ayu Cintya Adianti P07120214012

4) Ni Putu Novia Indah Lestari P07120214016

5) Kadek Poni Marjayanti P07120214026

DIV KEPERAWATAN

TINGKAT 1 SEMESTER II

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TAHUN 2015

Page 2: efek samping obat

A. Pengertian Efek Samping Obat

B. Efek Samping Obat Kemoterapi (Antikanker)

Efek Samping Antikanker yaitu :

1. Terhadap sumsum tulang: leukopeni , anemi, trombositopenia.

2. Terhadap saluran cerna: mual, muntah, stomatitis,

gastritis, diare,ileus.

3. Terhadap kardiovaskuler: kardiomiopati, hipertensi, dekompensa

sio cordis

4. Terhadap paru : fibrosis

5. Terhadap hepar : fibrosis.

6. Terhadap ginjal  : nekrosis tubulus

7. Terhadap kulit: hiperpigmentasi, alopesia.

8. Terhadap syaraf: parestesi, neuropati, , tuli.

9. Terhadap pankreas : pankreatitis.

10. Terhadap uterus : perdarahan.

11. Terhadap kandung kemih: sistitis. 

Mekanisme terjadinya resistensi:

1. Konsentrasi obat terbatas oleh karena vaskularisasi yang tidak ad

ekuat.

2. Kegagalan sel untuk mengubah obat kedalam bentuk aktif

3. Impermeabelitas dinding sel terhadap sitostatika.

4. Perubahan spesifitas enzim dalam sel.

5. Katabolisme yang berlebihan oleh sel tumor

Cara mencegah resistensi: 

1. Pemakaian dosis intermiten 

2. Terapi kombinasi atau disertai imunoterapi 

3. Pemakaian obat berbeda dengan siklus berurutan

4. Jika timbul resistensi diganti dengan obat yang bermekanisme ke

rja berbeda.

5. Pemakaian obat harus segera dihentikan sesudah ada remisi.

1. Kemoterapi

1. Indikasi Kemoterapi

2

Page 3: efek samping obat

Pasien dengan keganasan memiliki kondisi dan kelemahan

kelemahan, yang apabila diberikan kemoterapi dapat terjadi untolerable

side effect. Sebelum memberikan kemoterapi perlu pertimbangan sebagai

berikut :

1. Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group

(ECOG) yaitu status penampilan ≤ 2

2. Jumlah lekosit ≥ 3000/ml

3. Jumlah trombosit ≥ 120.0000/ul

4. Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 10

5. Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit  (dalam 24 jam) ( Tes Faal

Ginjal )

6. Bilirubin <2 mg/dl. , SGOT dan SGPT dalam batas normal ( Tes

Faal Hepar ).

7. Elektrolit dalam batas normal.

8. Mengingat toksisitas obat-obat sitostatika sebaiknya tidak diberikan

pada usia diatas 70 tahun.

Status Penampilan Penderita Ca ( Performance Status ) Status

penampilan ini mengambil indikator kemampuan pasien, dimana penyait

kanker semakin berat pasti akan mempengaruhi penampilan pasien. Hal ini

juga menjadi faktor prognostik dan faktor yang menentukan pilihan terapi

yang tepat pada pasien dengan sesuai status penampilannya.

2. Kontra Indikasi Kemoterapi

Kontra indikasi absolut:

1) Pada stadium terminal

2) Kehamilan trimester pertama

3) Kondisi septikemia dan koma.

Kontra indikasi relatif : Bayi 8g/dl, leukosit > 3000/mm

3. Efek Samping Kemoterapi

Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada

setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang

timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang

sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh bermakna.

3

Page 4: efek samping obat

Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal,

supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang

paling utama adalah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis

dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa lama setelah

pemberian sitostatika dan berlangsung tidak melebihi 24 jam.

Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel

darah putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah

(anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat

terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera,

penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari ke-8 sampai hari

ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar

laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian

penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu

kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian

naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati normal pada minggu keenam.

Leukopenia dapat menurunkan daya tubuh, trombositopenia dapat

mengakibatkan perdarahan yang terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi

pada traktus gastrointestinal.

Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada

kebotakan. efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah

kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan

hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan hormonal,

dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker baru.

Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit

diatasi, sebagian besar penderita meninggal karena “pump failure”, fibrosis

paru umumnya iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan

pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang

dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran

kencing relatif kecil dan lebih mudah diatasi.

Tergantung jenisnya, Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari,

seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa seri

penderita harus menjalani Kemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker

4

Page 5: efek samping obat

penderita. Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah efek sampingnya. Ada

orang yang sama sekali tidak merasakan adanya efek samping Kemoterapi.

Ada yang mengalami efek samping ringan. Tetapi ada juga yang sangat

menderita karenanya. Ada-tidak atau berat-ringannya efek samping

kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain jenis obat kemoterapi,

kondisi tubuh Anda, kondisi psikis Anda, dan sebagainya. Efek samping

Kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya

membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel

yang membelah dengan cepat. Karena itu efek samping kemoterapi muncul

pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya membelah dengan cepat. Efek

samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa

waktu setelah pengobatan.

Efek samping yang bisa timbul adalah antara lain:

1. Lemas

Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau

perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang

berlangsung terus hingga akhir pengobatan.

2. Mual dan Muntah

Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan

muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap

mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual

yang diberikan sebelum,selama, atau sesudah pengobatan

Kemoterapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun

lama.

3. Gangguan Pencernaan

Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang

menjadi diare disertai  dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit

kadang bisa terjadi. Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal,

buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang

hilang. Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga

ringan bila memungkinkan.

4. Rambut Rontok

5

Page 6: efek samping obat

Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau

tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan

rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa

minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi

selesai.

5. Otot dan Saraf

Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa

pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian

bisa terjadi sakit pada otot.

6. Perdarahan

Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah.

Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit

berhenti, lebam, bercak merah di kulit.

7. Anemia

Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai

oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel

darah merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah,

mudah lelah dan tampak pucat.

8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna

Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan

terdapat garis putih melintang.

Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda! Reaksi

tiap orang pada tiap siklus juga berbeda! Tetapi Anda tidak perlu

takut. Bersamaan dengan kemoterapi, biasanya dokter memberikan

juga obat-obat untuk menekan efek sampingnya seminimal

mungkin. Lagi pula semua efek samping itu bersifat sementara.

Begitu kemoterapi dihentikan, kondisi Anda akan pulih seperti

semula.

Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa

mengurangi efek samping kemoterapi sekaligus membangun

kembali kondisi tubuh Anda. Anda bisa menggunakannya, tetapi

6

Page 7: efek samping obat

konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu dengan dokter

Anda juga.

Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-

obatan herbal (yang semakin diterima kalangan kedokteran),

banyak klinik yang mengaku bisa memberikan kemoterapi herbal

yang bebas efek samping. Kalau Anda bermaksud

menggunakannya, pastikan yang menangani Anda di klinik

tersebut adalah seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus

berkonsultasi dengan dokter yang merawat Anda, dan lakukan

pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk memantau hasilnya.

9. Cara Mengatasi Efek Samping Kemoterapi

a. Pemberian anti mual dan muntah

Saat merasa mual duduk ditempat yang segar

b. Makan makanan tinggi kadar protein dan karbohidrat (sereal, bakso,

puding, susu, roti panggang, sup, yoghurt, keju, susu kental, kurma,

kacang, dll)

c. Lakukan perawatan mulut dengan menggosok gigi sebelum tidur dan

setelah makan. Bila tidak dapat menggosok gigi karena gusi berdarah,

gunakan pembersih mulut

d. Berikan pelembab bibir sesuai kebutuhan

e. Hindari rokok, makanan pedas dan air es.

Dalam beberapa penelitian kemoterapi mampu menekan jumlah

kematian penderita kanker tahap dini, namun bagi penderita kanker tahap

akhir / metastase, tindakan kemoterapi hanya mampu menunda kematian atau

memperpanjang usia hidup pasien untuk sementara waktu.

B. Efek Samping Obat Antimikroba dan Antiparasit

a. Antimikroba

Obat antimikroba (antibiotik) dapat dikelompokkan berdasarkan:

1. Berdasarkan Penyakitnya

a. Golongan Penisilin

- Mekanisme Resistensi terhadap penisilin adalah :

7

Page 8: efek samping obat

1. Pembentukan enzim betalaktamase misalnya pada kuman S.

aureus, H. influenza, Gonococus dan berbagai batang gram

negative pada umumnya kuman gram negative mensekresi

beta laktamase ekstraseluler dalam jumlah relative besar.

Kuman gram negative hanya sedikit mensekresi keluar

betalaktamase tetapi tempatnya strategis. Kebanyakan jenis

betalaktamase dihasilkan oleh kuman melalui kendali genetik

oleh plasmid.

2. Enzim autolisin kuman tidak bekerja sehingga timbul sifat

toleran kuman terhadap obat.

3. Kuman tidak memiliki dinding sel.

4. Perubahan PBP atau obat tidak dapat mencapai PBP.

Enzim penisilinase selain bersifat konstitutif dapat pula

dirangsang pembentukkannya justru dengan penggunaan penisilin

yang pada dasarnya merupakan substrat yang sukar dirusak oleh

enzim tersebut. Contoh :

a) Amoksisilin

Nama dagang : Ammoxillin, Amosine

Indikasi : infeksi pada saluran napas, saluran genito-urinaria,

Gonnorrhoea

Kontra indikasi : hipersensitif terhadap Penisilin, gangguan

ginjal, leukimia limfatik.

Efek samping : gangguan ginjal, reaksi hipersensitif

Dosis : dewasa 250-500 mg 3 x sehari, anak-anak (7-12 th) 10

ml sirop 125 mg/ 5ml

b) Ampisilin

Nama dagang : Ambiopi, Ampisilin

Indikasi : ISK, saluran pernapasan dan pencernaan

Kontra indikasi : hipersensitif

Efek samping : mual, muntah, diare,hipersensitif

Dosis: 250-500 mg 4 x sehari selama 5-10 hari

b. Golongan Sefalosporin

8

Page 9: efek samping obat

Mekanisme kerja:

Seperti antibiotik Betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba

Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel

mikroba. Yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga

dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Obat golongan

ini berkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati

infeksi saluran pencernaan bagian atas (hidung dan tenggorokan)

seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan

jaringan lunak, tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan

ginjal). Contoh :  

1) Sefadroksil

Nama dagang : Biodroxil

Indikasi : Infeksi saluran nafas, kulit dan jaringan, tulang dan

jaringan artikulasi

Kontra indikasi : Hipersensitif

Efek samping : gejala ruam kulit

Dosis : dewasa 1-2 g per hari terbagoi menjadi 2 dosis.

Pengobatan dilakukan selama 2-3 hari setelah gejala hilang.

2) Sefoperazon

Nama dagang : Biofotik, Cefobid

Indikasi : Infeksi saluran napas , saluran kemih, meningitis.

Kontra indikasi : Hipersensitif

Efek samping : ruam makulopapula, urtikaria.

Dosis : dewasa 2-4 g per hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.

3) Sefotaksim

Nama dagang : Biocef, Cefoxal

Indikasi : Infeksi bakteri pada saluran napas bawah, saluran

cerna, tulang, dan sendi.

Kontra indikasi : Hipersensitif

Efek samping : diare, nyeri abdomen, ruam kulit

Dosis : dewasa 1 g setiap 12 jam.

c. Golongan Tetracycline

9

Page 10: efek samping obat

Mekanisme kerja : Mengganggu sintesis protein kuman Spektrum

kerjanya luas kecuali terhadap Psudomonas & Proteus. Juga aktif

terhadap Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata),

leptospirae, beberapa protozoa. Contoh :

a) Tetrasiklin

Nama dagang : Bimatra, Tetrasanbe

Indikasi : Infeksi bakteri positif dan negatif, infeksi ricketssia

Kontra indikasi : gangguan ginjal

Efek samping : gangguan saluran cerna, anoreksia, dermatitis,

urtikaria, anafilaksis

Dosis : Dewasa 500 mg 4 x sehari, anak : 25-50 mg /kg/BB

/hari terbagi menjadi 4 dosis

b) Doksisiklin

Nama dagang : Doxin, Doxicor

Indikasi : infeksi saluran nafas,saluran pencernaan, saluran

individu, saaluran kemih dan kelamin

Kontra indikasi : kerusakan hati, diskrasia darah,

hipersensitifitas

Efek samping : gangguan saluran pencernaan, kerusakan hati.

Dosis: Dewasa hari I 200 mg, dilanjutkan dengan 100 mg 1 x

sehari pada hari berikutnya.

d. Golongan Kloramfenikol

Contoh : Kloramfenikol, Turunannya yaitu tiamfenikol. Nama

Dagang : Colme, Anicol, Biothicol.

Kontra indikasi : hipersensitif, penderita gangguan fungsi hati dan

ginjal.

Dosis : Dewasa 4 x sehari 250-500 mg, anak-anak  25-50 mg /kg

dalam dosis terbagi 3-4 x sehari

Efek samping :

1) Reaksi Hematologik

Terdapat dalam 2 bentuk yaitu:

10

Page 11: efek samping obat

o Reaksi toksik dengan manifestasi depresi sumsum tulang.

Kelainan ini berhubungan dengan dosis, menjadi sembuh

dan pulih bila pengobatan dihentikan. Reaksi ini terlihat

bila kadar Kloramfenikol dalam serum melampaui 25

mcg/ml.

o Bentuk yang kedua bentuknya lebih buruk karena anemia

yang terjadi bersifat menetap seperti anemia aplastik

dengan pansitopenia. Timbulnya tidak tergantung dari

besarnya dosis atau lama pengobatan. Efek samping ini

diduga disebabkan oleh adanya kelainan genetik.

2) Reaksi Alergi

Kloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit,

angioudem, urtikaria dan anafilaksis. Kelainan yang

menyerupai reaksi Herxheimer dapat terjadi pada pengobatan

demam Tifoid walaupun yang terakhir ini jarang dijumpai.

3) Reaksi Saluran Cerna

Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare dan

enterokolitis.

4) Sindrom Gray

Pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur yang mendapat

dosis tinggi (200 mg/kg BB) dapat timul sindrom Gray,

biasanya antara hari ke 2 sampai hari ke 9 masa terapi, rata-rata

hari ke 4.Mula-mula bayi muntah, tidak mau menyusui,

pernafasan cepat dan tidak teratur, perut kembung, sianosis dan

diare dengan tinja berwarna hijau dan bayi tampak sakit berat.

Pada hari berikutnya tubuh bayi menjadi lemas dan berwarna

keabu-abuan; terjadi pula hipotermia (kedinginan).

5) Reaksi Neurologik

Dapat terlihat dalam bentuk depresi, bingung, delirium dan

sakit kepala.

e. Golongan Makrolid

11

Page 12: efek samping obat

Mekanisme kerja : Golongan Makrolida menghambat sintesis protein

kuman dengan jalan berikatan secara reversibel dengan Ribosom

subunit 50S, sehingga mengganggu sintesis protein. Bersifat

bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadar

obat Makrolida. Contoh :

a) Klaritromisin

Nama Dagang : Abbotic, Binoklar

Indikasi : Infeksi saluran pernapasan,otitis media akut, infeksi

saluran kulit

Kontra indikasi : Hipersensitivitas, gagal jantung, ibu hamil

dan menyusui.

Efek samping : Diare, mual, pengecapan yang abnormal,

ketidaknyamanan pada perut.

Dosis : dewasa 250-500 mg 2 x sehari selama 7-14 hari

b) Eritromisin

Nama dagang : Bannthrocin, Duramycin

Indikasi : infeksi Streptokokus, Mycoplasma

pneumoniae,Treponema pallidum, Clostridium

Kontra indikasi : gangguan fungsi hati.

Efek samping : kejang perut, mual, muntah, diare.

Dosis:250-500 mg 4 x sehari

c) Azitromisin

Nama dagang : Mezatrin, Zithromax

Indikasi : Infeksi saluran nafas atas dan bawah, penyakit yang

ditularkan melalui hubungan seks.

Kontra indikasi : hipersensitif, pemberian bersama dengan

derivat ergot.

Efek samping : mual, muntah, diare, nyeri perut dan dada,

palpitasi,vertigo.

Dosis : 500 mg (hari I) dilanjutkan 250 mg (hari II-V)

f. Golongan Kuinolon

12

Page 13: efek samping obat

Mekanisme kerja : Pada saat perkembangbiakkan kuman ada yang

namanya replikasi dan transkripsi dimana terjadi pemisahan double

helix dari DNA kuman menjadi 2 utas DNA. Pemisahan ini akan

selalu menyebabkan puntiran berlebihan pada double helix DNA

sebelum titik pisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman

dengan bantuan enzim DNA girase. Peranan antibiotika golongan

Kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan

bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati.

Efek Samping : Golongan antibiotika Kuinolon umumnya dapat

ditoleransi dengan baik. Efek sampingnya yang terpenting ialah

pada saluran cerna dan susunan saraf pusat. Manifestasi pada

saluran cerna,terutama berupa mual dan hilang nafsu makan,

merupakan efek samping yang paling sering dijumpai. Efek

samping pada susunan syaraf pusat umumnya bersifat ringan

berupa sakit kepala, vertigo, dan insomnia. Efek samping yang

lebih berat dari Kuinolon seperti psikotik, halusinasi, depresi dan

kejang jarang terjadi. Penderita berusia lanjut, khususnya dengan

arteriosklerosis atau epilepsi, lebih cenderung mengalami efek

samping ini. Contoh :

a) Siprofloksasin

Nama Dagang: Bactiprox,Baquinor

Indikasi : Infeksi saluran nafas bawah, infeksi kulit, jaringan

lunak, saluran kemih dan pencernaan

Kontra indikasi : Hipersensitif, hamil dan menyusui, anak-anak

dan remaja

Dosis: dewasa 200 mg setiap 12 jam (infeksi saluran kemih

ringan), 400 mg setiap 12 jam, (infeksi berat)

b) Ofloksasin

Nama dagang : Akilen, Danoflok

Indikasi : ISK, uretritis, servistis, saluran nafas bawah, enteritis

bakterial.

13

Page 14: efek samping obat

Kontraindikasi:Hipersensitivitas, hamil dan menyusui, anak-

anak sebelum pubertas

Dosis: dewasa 100-400 mg 1-2 x sehari selama 10 hari

c) Levofloksasin

Nama dagang : Cravit, Difloxin

Indikasi : Pnemonia, bronkitis akut

Kontraindikasi : Hipersensitif, epilepsi, anak, remaja, hamil dan

menyusui

Dosis : oral, parenteral 250-500 mg 1 x sehari

g. Golongan Aminoglikosida

Deskripsi : Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.

Mekanisme kerjanya : bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri

dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel.Semua anggota

aminoglikosida diketahui menghambat sintesis protein bakteri

dengan mekanisme yang ditentukan untuk streptomisin. Aktivitas

aminoglikosida dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama perubahan

pH, keadaan aerobik dan anaerobik. Aktivitas aminoglikosida lebih

tinggi pada suasana alkali daripada suasan asam. Contoh :

a) Amikasina

Nama dagang : Alostil, Amikin

Indikasi :infeksi kuman Gram nefatif pada intra abdominal,

jaringan lemak, combustio, saluran nafas bawah, saluran kemih.

Konta indikasi :-

Efek samping : ototoksis, nefrotoksik

Dosis :  15 mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2 dosis (im).

b) Gentamisin

Nama dagang: Ethigent, Gentamerck

Indikasi:Infeksi mikroba pada gentamisin,septikemia bakteri,

infeksi mikroba gram negatif dengan komplikasi, ISK, saluran

napas, saluran cerna.

Kontra indikasi: hipersensesitif

Efek samping: telinga berdengung, vertigo, tinitus, pusing.

14

Page 15: efek samping obat

Dosis: dewasa 3 mg/kg dalam dosis terbagi tiap 8 jam (im)

c) Kanamisin

Nama dagang:Kanarco, Kanoxin

Indikasi:Infeksi saluran napas, bronkitis, GO, ISK, uretritis.

Kontra indikasi: Hipersensitif

Efek samping: Ototoksisitas, hipersensitif, avitaminosis,

gangguan ginjal

Dosis: 15 mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2-4 dosis.

d) Spektinomisin

Nama dagang:Trobicin

Indikasi:Uretritis dan proktitis gonokokus akut

Kontra indikasi: hipersensitif

Efek samping: -

Dosis: dewasa suntik 5 ml larutan yang mengandung 2

Spektinomisin (im).

h. Golongan Sulfonamida dan Trimetoprim

Sulfonamida dan trimetoprim merupakan obat yang mekanisme

kerjanya menghambat sintesis asam folat bakteri yang akhirnya berujung

kepada tidak terbentuknya basa purin dan DNA pada bakteri. Kombinasi

dari trimetoprim dan sulfametoxazole merupakan pengobatan yang sangat

efektif terhadap pneumonia akibat P.jiroveci, sigellosis, infeksi salmonela

sistemik, infeksi saluran kemih, prostatitis, dan beberapa infeksi

mikobakterium non tuberkulosis (Katzung, 2007).

i. Golongan Fluorokuinolon

Golongan fluorokuinolon termasuk di dalamnya asam nalidixat,

siprofloxasin, norfloxasin, ofloxasin, levofloxasin, dan lain–lain.

Golongan fluorokuinolon aktif terhadap bakteri gram negatif. Golongan

fluorokuinolon efektif mengobati infeksi saluran kemih yang disebabkan

oleh pseudomonas. Golongan ini juga aktif mengobati diare yang

disebabkan oleh shigella, salmonella, E.coli, dan Campilobacter

(Katzung, 2007).

b.Antiparasit

15

Page 16: efek samping obat

1. Antelmintik

Mekanisme kerja : Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan

menghambat proses penerusan impuls neuromuskuler sehingga

cacing dilumpuhkan. Mekanisme lainnya dengan menghambat

masuknya glukosa dan mempercepat penggunaan (glikogen) pada

cacing. Contoh:

a) Dietil karbamazin

Nama dagang : Filarzan

Indikasi : Filariasis, onkoseriasis, loaiasis, askariasis, dan

ankilostomiasis

Kontra indikasi: anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu

hamil/menyusui

Efek samping :  demam, sakit kepala, sakit otot dan persendian,

mual, muntah, menggigil, urtikaria, gejala asma bronkial.

Sedangkan gejala lokal berupa limfadenitis, limfangitis,

abses, ulkus, funikulitis, epidimitis, orchitis, dan limfedeme.

Dosis : Untuk filariasis bankrofti, dosis yang dianjurkan adalah

6mg/kg berat badan/hari selama 12 hari. Sedangkan untuk filaria

brugia, dosis yang dianjurkan adalah 5mg/kg berat badan/hari

selama 10 hari.

b) Levamisol

Nama dagang : Kam cek san, obat cacing kancisan

Indikasi : cacing perut, cacing tambang, cacing gelang, cacing

kremi

Kontraindikasi : hipersensitif, gangguan fungsi ginjal, hati dan ibu

hamil

Efek samping: mual, muntah, nyeri perut, pusing, sakit kepala,

sindroma seperti enselopati.

Dosis: Dewasa dan anak berusia lebih dari 16 tahun: 3 tablet, anak

berusia 5-15 tahun: 2 tablet., anak berusia 1-4 tahun: 1 tablet.

Diberikan sebagai dosis tunggal. Dosis kedua dianjurkan 1 atau 7

hari kemudian.

16

Page 17: efek samping obat

c) Mebendazol

Nama dagang : Gavox

Indikasi : Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura

(cacing cambuk), Enterobius vermicularis (cacing kremi),

Ancylostoma duodenale (cacing tambang), Necator americanus

(cacing tambang).

Kontra indikasi : kehamilan dan menyusui

Efek samping : Nyeri perut, diare

Dosis :

- Ascariasis: 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari

- Trichuriasis:100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari

- Enterobiasis: 100 mg dalam dosis tunggal

- Ancylostomiasis/Necatoriasis: 100 mg, 2 kali sehari selama 3

hari.

- Infeksi campuran : 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari atau

500 mg dalam dosis tunggal untuk semua jenis infeksi.

d) Piperazin

Nama dagang : Degezine, Combicetrin

Indikasi : enterobiasis, askariasis

Kontra indikasi : pasien dengan riwayat epilepsi, pasien dengan

penyakit atau kerusakan ginjal kronik.

Efek samping :   mual, muntah, kolik, diare, alergi, nyeri sendi,

demam, vertigo.

Dosis : D ib e r i k an pad a dos i s 50 -75 mg /kgB B d ib ag i

da l am 4 dos i s s e l ama 2 ha r i .

C. Imunosupresan

Pemberian imunosupresan digunakan untuk kondisi seperti :

1. Pencegahan penolakan organ atau jaringan transplant

2. Pengobatan penyakit autoimuna, seperti:

- Lupus b.

- Rhc.

17

Page 18: efek samping obat

- Chron’s disease

- Multiple sclerosis

Masalah utamanya adalah efek samping pemberian obat imunosupresan antara

lain adalahhipertensi, gangguan fungsi ginjal, osteoporosis, dan diabetes mellitus.

Imunosupresan jugamemungkinkan timbulnya kanker.

D. Obat Hematologi

Contoh-Contoh Obat Hematologi dan efek sampingnya

1. Adfer

Komposisi : Fe glukonat 250 mg, Mangan sulfat 200 µg, Tembaga sulfat

200 µg, Vitamin C  50 mg, Asam folat 1000 µg, Vitamin B12 7,5

µg, dan Sorbitol 25 mg.

Indikasi : Anemia yang disebabkan oleh kekurangan Fe, anemia akibat

traumatik atau anemia endogenik, anemia akibat perdarahan

selama masa pertumbuhan, usia lanjut dan masa penyembuhan,

kehamilan, menyusui, dan anemia yang disebabkan malnutrisi

umum atau diet.

Kontra Indikasi : Penumpukan Fe, gangguan penggunaan Fe.

Efek Samping : Gangguan saluran pencernaan.

Kemasan : Kapsul 100 biji.

Dosis : Dosis awal 1-2 kapsul sehari.

2. Bufiron

Komposisi    : Fe (II) Fumarat 250 mg, Vitamin B12 10 ug, Mn (II) Sulfat 0,2

mg, Cu (II) Sulfat 0,2 mg, dan Dioktil Natrii Sulfosuccinate 20

mg.

Indikasi            : Pencegahan dan penyembuhan berbagai bentuk anemia seperti

anemia makrositik, anemia hipokromik, anemia pernisiosa.

Untuk mengobati keadaan kurang darah yang disebabkan oleh

karena kekurangan zat besi yaitu karena pendarahan, pada wanita

hamil dan pada masa pertumbuhan karena kebutuhan akan zat

besi meningkat.

18

Page 19: efek samping obat

Kontra Indikasi    : -

Efek Samping      : -

Kemasan         : Dus 10x10 kapsul

Dosis                  : Pencegahan à 1 x 1 kapsul/hari, pengobatan à 3 x 1

kapsul/hari

3. Dasabion Kapsul

Komposisi   : Besi (II) Fumarat 360 mg, Kalsium 20 mg, Asam Folat 1,5 mg,

Vitamin B12 15 mkg, Vitamin C 75 mg, Vitamin D3 400 SI, dan

Sorbitol 25 mg.

Indikasi             : Segala macam anemia

Kontra Indikasi  : -

Efek Samping    : Nyeri pada saluran pencernaan disertai mual, muntah dan diare.

Pemberian secara terus menerus dapat menyebabkan konstipasi

dan feses menjadi hitam.

Kemasan        : Dus 100 kapsul

Dosis                : Sehari 1 kapsul atau menurut resep dokter

4. Emineton

Komposisi    : Ferrous Fumarate 90 mg, Cupric Sulfate 0,35 mg, Cobaltous

Sulfate 0,15 mg, Manganese Sulfate 0,05 mg, Pyridoxine

Hydrochloride 0,192 mg, Cyanocobalamine 5 mg, Ascorbicacid

60 mg, Dl-A-Tocopherol Acetate 5 mg, Folicacid 400 mg,

Calcium Phosphate Dibasic 60 mg.

Indikasi       : Membantu mengurangi gejala anemia

Kontra indikasi  :

Efek Samping  : Pemakaian Emineton secara berlebihan dapat menyebabkan

gangguan gastroenterik seperti diare atau gastritis, mual dan

muntah.

Kemasan      :

Dosis         : Dewasa (1–2 tablet/hari pada waktu atau sesudah makan),

Anak-anak (1 tablet/hari pada waktu atau sesudah makan).

19

Page 20: efek samping obat

5. Ferro Glukonat

Komposisi        : Besi (II) sulfat 525 mg

Indikasi          : Untuk mencegah dan mengobati kekurangan vitamin dan

mineral seperti kekurangan darah (anemia) dan membantu

pembentukan darah.

Kontra indikasi  :

Efek Samping : Konstipasi, diare, mual, dan muntah.

Kemasan        : Botol 100 tab

Dosis  : Sehari 1 kapsul pada waktu atau sesudah makan, sesuai

petunjuk dokter.

6. Fercee

Komposisi : Besi (II) Fumarat 275 mg, Asatn Askorbat 100 mg, Natrium

Dioktilsulfosuksinat 20 mg, dalam bentuk pelepasan yang

diperlambat

Indikasi  : Penyakit kurang darah, yang esensial dan sekunder yang

disebabkan oleh kekurangan zat besi, penyakit kurang darah yang

disebabkan oleh pendarahan, masa akil balik, masa hamil dan

pada anak-anak.

Kontra Indikasi  : Terapi besi kontra indikasi untuk pasien dengan iron storage

disease atau pasien yang cenderung ke arah penyakit tersebut

yang disebabkan oleh chronic hemolytic anemia (seperti anomali

keturunan dari struktur/sintesa hemoglobin dan/atau defisiensi

enzim darah merah). Anemia oleh kekurangan piridoksina

hidroklorida sirosis hati.

Efek Samping   : Reaksi sensitivitas dan gangguan saluran pencernaan dapat

terjadi.

Kemasan         : Dus 100 kapsul lepas lambat

Dosis         : 1 kapsul tiap hari sesudah makan pagi – bila perlu dapat sampai

2 kapsul tiap hari.

20

Page 21: efek samping obat

7. Hemobion

Komposisi  : Ferrous 360 mg, Asam Folat 1,5 mg, Vitamin B12 15 mcg,

Kalsium Pantotenat 200 mg, Kolekalsiferol 400 UI, dan Vitamin

C 75 mg.

Indikasi  : Sebagai vitamin pada anemia pada masa kehamilan dan laktasi,

pada masa kehamilan, dan anemia karena kehilangan darah oleh

berbagai sebab

Kontra indikasi  : -

Efek samping     : -

Kemasan     : 10 x 10 kapsul

Dosis                : 1 Kapsul/hari

8. Livron B. Plex

Komposisi : Vitamin B1 1,5 mg, Vitamin B2 0,25 mg, Vitamin B12 0,5 mcg,

Vitamin C 12,5 mg, Kalsium Pantotenant 1,5 mg, Nikotinamid

10 mg, Asam Folat 0,5 mg, Besi (II) Glukonat 7,5 mg, Tembaga

(II) Sulfat 0,65 mg, dan Hati Kering 100 mg

Indikasi     : Anemia makrositik hiperkromik, seperti: anemia megaloblasnak

tropikal. Anemia hiperkromik. Anemia yang bertalian dengan

gangguan fungsi hati, perdarahan pada gusi. Anemia hiperkromik

sehabis keracunan. Untuk segalat macam penyakit oleh karena

kekurangan vitamin B. Sesudah pengobatan dengan antibiouka,

sulfonamida dan sebagai tambahan vitamin. Dalam hal–hal yang

tak memungkinkan penyunukan dengan preparat hati, misalnya

oleh karena terlalu peka. Sebagai tonikum umum untuk

pertumbuhan anak–anak yang tidak sehat. Sesudah mengalami

berbagai penyakit infeksi dan dalam masa sembuh dari suatu

penyakit.

Kontra indikasi  : -

Efek Samping  : Nausea, Nyeri Lambung, Konstipasi, Diare dan Kolik.

Kemasan        : Dus 10 x 10 tablet

21

Page 22: efek samping obat

Dosis       :  Dewasa à 3x sehari 1-2 Tablet Salut Gula, Anak-anak à 3x

sehari 1 Tablet Salut Gula

E. Efek Samping Obat yang Termasuk Elektrolit

1. Diuretik

1. Penghambat kerja enzim karbonik anhidrase diantaranya

Asetazolamid dan diklorofenamid

a. Efek nonterapi dan kontraindikasi asetazolamid

Intoksikasi asetazolamid jarang terjadi. Pada dosis tinggi dapat

timbul parestesia dan kantuk yang terus menerus. Asetazolamid

mempermudah pembentukan batu ginjal karena berkurangnya ekskresi

sitrat, kadar kalium dalam urin tidak berubah atau meningkat.Reaksi alergi

yang jarang terjadi berupa demam, reaksi kulit, depresi sumsum tulang dan

lesi renal mirip reaksi terhadap sulfonamid.

F. Efek Samping Obat-Obat yang Mempengaruhi Konservasi Air

1. ADH

a. Efek ADH pada ginjal

Setelah dilepas oleh kelenjar hipofisis posterior ADH akan disirkulasi oleh

pembuluh darah dan pada individu dewasa ADH mempunyai waktu paruh

sekitar 17-35 menit. Ada beberapa faktor yang terlibat dalam eliminasi

hormone dan darah yang paling penting yaitu pemutusan rantai peptida

oleh enzim peptidase.

b. Efek ADH di luar ginjal 

Efek ADH pada jantung merupakan efek tidak langsung, yaitu karena

adanya vasokonstriksi pembuluh darah koroner, penurunan aliran darah

koroner dan adanya perubahan tonus vegal dan tonus simpatis secara

refleks.

c. Efek samping

Suntikan ADH dosis besar menyebabkan vasokonstriksi, tekanan darah

naik dan kulit jadi pucat. Peristaltis usus meningkat, menyebabkan rasa

mual dan kolik usus. Pada wanita ADH menyebabkan spasme uterus.

22

Page 23: efek samping obat

G. Efek Samping Vaksin

Kontraindikasi

Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti eksim, furunkulosis dan

sebagainya, serta orang yang sedang menderita TBC.

1. Vaksin Jerap Difteri Tetanus

a. Efek Samping

Gejala-gejala seperti lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang

bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.

b. Kontraindikasi

Dosis kedua atau selanjutnya dari vaksin DT jangan diberikan pada anak

yang menderita gejala-gejala berat setelah pemberian dosis sebelumnya.

Seseorang yang terinfeksi dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV)

baik tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi DT harus berdasarkan

jadual standar tertentu.

2. Vaksin Jerap Difteri Tetanus Pertusis

a. Efek Samping

Terjadinya gejala-gejala yang bersifat sementara seperti lemas, demam,

kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat

seperti demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi 24

jam setelah imunisasi. Menurut dugaan komplikasi neurologis yang

disebabkan oleh komponen pertusis sangat jarang terjadi, observasi yang

telah dilakukan menunjukkan gejala ini jarang terjadi jika dibandingkan

dengan gejala-gejala lain yang ditimbulkan oleh imunisasi DTP.

b. Kontraindikasi

Terdapat beberapa kontra indikasi yang berkaitan dengan suntikan pertama

DTP. Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau

gejala-gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan kontraindikasi

dari komponen pertussis. Imunisasi DTP kedua tidak boleh diberikan

kepada anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama DTP.

Komponen pertussis harus dihindarkan, dan hanya dengan diberi DT untuk

meneruskan imunisasi ini. Untuk individu penderita HIV baik dengan

23

Page 24: efek samping obat

gejala maupun tanpa gejala harus diberi imunisasi DTP sesuai dengan

standar jadual tertentu.

3. Vaksin Jerap Tetanus

a. Efek Samping

Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti

lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan

kadang-kadang gejala demam. Imunisasi TT aman diberikan selama

periode kehamilan.

b. Kontraindikasi

Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT. Bagi Individu yang terinfeksi

oleh virus HIV baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi

TT harus berdasarkan standar jadual tertentu.

4. Vaksin Tetanus Toksoid-Uniject

a. Efek Samping

Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti

lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan

kadang-kadang gejala demam. Imunisasi TT aman diberikan selama

periode kehamilan.

b. Kontraindikasi

Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT. Bagi Individu yang terinfeksi

oleh virus HIV baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi

TT harus berdasarkan standar jadual tertentu.

5. Vaksin Polio Oral

a. Efek Samping

Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa

paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari

0,17 : 1.000.000: Bull WHO 66: 1988).

b. Kontra Indikasi

Vaksin jangan diberikan pada individu yang menderita “immune

deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian

OPV pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya

sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah

24

Page 25: efek samping obat

sembuh. Bayi yang mengidap HIV baik yang tanpa gejala maupun dengan

gejala, imunisasi OPV dilakukan berdasarkan jadual standar tertentu.

6. Vaksin Hepatisis B Rekombinan

a. Efek Samping

Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dam pembengkakan di sekitar

tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya

hilang setelah 2 hari. Keluhan sistemik seperti demam, sakit kepala, mual,

pusing dan rasa lelah belum dapat dibuktikan disebabkan oleh pemberian

vaksin.

b. Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksin-

vaksin lain, vaksin Hepatisis B Rekombinan tidak boleh diberikan kepada

penderita infeksi berat yang disertai kejang. Tetapi vaksinasi dapat

diberikan kepada penderita infeksi ringan.

H. Efek Samping NAPZA

Efek samping NAPSA timbul akibat penyalahgunaan yang disebabkan sendiri

oleh masyarakat dan kaula muda. Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA

yang sering disalahgunakan adalah :

1. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :

a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.

b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.

c. Opioda sintetik : Metadon.

Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.

Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna

putih keabuan. Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan

proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi

morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari

morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai

penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.

Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan

perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf

25

Page 26: efek samping obat

kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai

keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri,

mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.

2. KOKAIN :

Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut

Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.

Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris

lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup

dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama

dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka

pada sekitar lubang hidung bagian dalam.

Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu

makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.

3. KANABIS :

Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.

Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.

Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan

menggunakan pipa rokok.

Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih

santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif

berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan

tenggorokan.

4. AMPHETAMINE :

Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.

Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.

Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet

diminum dengan air.

Ada 2 jenis Amphetamine :

a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )

Nama jalanan : Inex, xtc.

Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.

26

Page 27: efek samping obat

b. Metamphetamine ice

Nama jalanan : SHABU, SS, ice.

Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya dihisap

atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus ( boong ).

5. LSD ( Lysergic Acid ).

Termasuk dalam golongan halusinogen.

Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.

Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar

seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk

pil dan kapsul.

Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30

– 60 menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.

Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi

yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama – lama menjadikan

penggunaanya paranoid.

6. SEDATIF – HIPNOTIK ( BENZODIAZEPIN ) :

Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat

tidur ).

Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.

Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.

Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami

kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.

7. SOLVENT / INHALASI :

Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol,

Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.

Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada

golongan yang kurang mampu.

Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah

gangguan fungsi paru, jantung dan hati.

8. ALKOHOL :

Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia

Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang

27

Page 28: efek samping obat

mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses

penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.

Nama jalanan : booze, drink.

Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran

28

Page 29: efek samping obat

DAFTAR PUSTAKA

Bowman, W. and Rand, M., 2000, Textbook of Pharmacology, Second Edition,

Blackwell Scientific Publications, London.

Chapter. 2011. Antibiotik. (Online). Available :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37912/4/Chapter%20II.pdf. (25

April 2015)

Chapter. 2011. Definisi Kanker. (Online). Available :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39872/4/Chapter%20II.pdf. (25

April 2015)

Darma, 2012. Pengenalan Vaksin http://dwidayadarma.com/pengenalan-

vaksin.html (24 April 2015, pukul 16.20 WITA)

Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5 tahun 2007. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Habib. 2012. Antikanker pada Siklus Sel. (Online). Available :

http://habib.blog.ugm.ac.id/kuliah/antikanker-pada-siklus-sel/ (25 April 2015)

Jaya Antara, Ngurah. 2013. Farmakologi Obat Kemoterapi Antikanker. (Online).

Available : http://ngurahjayaantara.blogspot.com/2013/12/farmakologi-obat-

kemoterapi-anti-kanker.html. (25 April 2015)

Julianto. 2009. Obat Antimikroba. (Online). Available :

http://julianto10.blogspot.com/2009/06/obat-anti-mikroba.html. (25 April 2015)

Katzung, Bertram, 2002, Pharmacology, EGC, Jakarta.

Khazanah, Nur. 2014. Farmakologi Antimikroba dan Antiparasit. (Online). Available :

http://chazanahnur.blogspot.com/2014/06/farmakologi-antimikroba-dan-

antiparasit.html. (25 April 2015)

Melvadoile. 2010. Antimikroba. (Online). Available :

http://melvadoile.blogspot.com/2010/07/antimikroba.html. (25 April 2015)

Putra, Semara. 2012. Antimikroba dan Antiparasit. (Online). Available.

http://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/05/26/anti-mikroba-dan-antiparasit/.

(25 April 2015)

Rina. 2013. Mekanisme Kerja Obat. (Online). Available :

https://rinapansieve.files.wordpress.com. (25 April 2015)

29

Page 30: efek samping obat

Sari Kumala Ratih, 2010. Vitamin dan Mineral.

http://skp.unair.ac.id/repository/web-pdf/web_VITAMIN__dan_MINERA

L_RATIH_KUMALA_SARI.pdf (24 April 2015, pukul 16.00 WITA)

Stringer, Janet, 2001, Basic Concept of Pharmacology, Second Edition,

Singapore, McGraw-Hill Book Co.

Zen, 2007. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif)

https://zenc.wordpress.com/2007/06/13/napza-narkotika-psikotropika-dan-

zat-aditif/ (24 April 2015, pukul 16.10 WITA)

30