efek samping obat
description
Transcript of efek samping obat
TUGAS FARMAKOLOGI
EFEK SAMPING OBAT
DISUSUN OLEH:
Kelompok: 1
1) Ni Kadek Ariyastuti P07120214007
2) Putu Epriliani P07120214010
3) I Gusti Ayu Cintya Adianti P07120214012
4) Ni Putu Novia Indah Lestari P07120214016
5) Kadek Poni Marjayanti P07120214026
DIV KEPERAWATAN
TINGKAT 1 SEMESTER II
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN 2015
A. Pengertian Efek Samping Obat
B. Efek Samping Obat Kemoterapi (Antikanker)
Efek Samping Antikanker yaitu :
1. Terhadap sumsum tulang: leukopeni , anemi, trombositopenia.
2. Terhadap saluran cerna: mual, muntah, stomatitis,
gastritis, diare,ileus.
3. Terhadap kardiovaskuler: kardiomiopati, hipertensi, dekompensa
sio cordis
4. Terhadap paru : fibrosis
5. Terhadap hepar : fibrosis.
6. Terhadap ginjal : nekrosis tubulus
7. Terhadap kulit: hiperpigmentasi, alopesia.
8. Terhadap syaraf: parestesi, neuropati, , tuli.
9. Terhadap pankreas : pankreatitis.
10. Terhadap uterus : perdarahan.
11. Terhadap kandung kemih: sistitis.
Mekanisme terjadinya resistensi:
1. Konsentrasi obat terbatas oleh karena vaskularisasi yang tidak ad
ekuat.
2. Kegagalan sel untuk mengubah obat kedalam bentuk aktif
3. Impermeabelitas dinding sel terhadap sitostatika.
4. Perubahan spesifitas enzim dalam sel.
5. Katabolisme yang berlebihan oleh sel tumor
Cara mencegah resistensi:
1. Pemakaian dosis intermiten
2. Terapi kombinasi atau disertai imunoterapi
3. Pemakaian obat berbeda dengan siklus berurutan
4. Jika timbul resistensi diganti dengan obat yang bermekanisme ke
rja berbeda.
5. Pemakaian obat harus segera dihentikan sesudah ada remisi.
1. Kemoterapi
1. Indikasi Kemoterapi
2
Pasien dengan keganasan memiliki kondisi dan kelemahan
kelemahan, yang apabila diberikan kemoterapi dapat terjadi untolerable
side effect. Sebelum memberikan kemoterapi perlu pertimbangan sebagai
berikut :
1. Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group
(ECOG) yaitu status penampilan ≤ 2
2. Jumlah lekosit ≥ 3000/ml
3. Jumlah trombosit ≥ 120.0000/ul
4. Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 10
5. Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit (dalam 24 jam) ( Tes Faal
Ginjal )
6. Bilirubin <2 mg/dl. , SGOT dan SGPT dalam batas normal ( Tes
Faal Hepar ).
7. Elektrolit dalam batas normal.
8. Mengingat toksisitas obat-obat sitostatika sebaiknya tidak diberikan
pada usia diatas 70 tahun.
Status Penampilan Penderita Ca ( Performance Status ) Status
penampilan ini mengambil indikator kemampuan pasien, dimana penyait
kanker semakin berat pasti akan mempengaruhi penampilan pasien. Hal ini
juga menjadi faktor prognostik dan faktor yang menentukan pilihan terapi
yang tepat pada pasien dengan sesuai status penampilannya.
2. Kontra Indikasi Kemoterapi
Kontra indikasi absolut:
1) Pada stadium terminal
2) Kehamilan trimester pertama
3) Kondisi septikemia dan koma.
Kontra indikasi relatif : Bayi 8g/dl, leukosit > 3000/mm
3. Efek Samping Kemoterapi
Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada
setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang
timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang
sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh bermakna.
3
Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal,
supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang
paling utama adalah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis
dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa lama setelah
pemberian sitostatika dan berlangsung tidak melebihi 24 jam.
Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel
darah putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah
(anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat
terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera,
penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari ke-8 sampai hari
ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar
laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian
penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu
kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian
naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati normal pada minggu keenam.
Leukopenia dapat menurunkan daya tubuh, trombositopenia dapat
mengakibatkan perdarahan yang terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi
pada traktus gastrointestinal.
Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada
kebotakan. efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah
kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan
hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan hormonal,
dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker baru.
Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit
diatasi, sebagian besar penderita meninggal karena “pump failure”, fibrosis
paru umumnya iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan
pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang
dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran
kencing relatif kecil dan lebih mudah diatasi.
Tergantung jenisnya, Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari,
seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa seri
penderita harus menjalani Kemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker
4
penderita. Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah efek sampingnya. Ada
orang yang sama sekali tidak merasakan adanya efek samping Kemoterapi.
Ada yang mengalami efek samping ringan. Tetapi ada juga yang sangat
menderita karenanya. Ada-tidak atau berat-ringannya efek samping
kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain jenis obat kemoterapi,
kondisi tubuh Anda, kondisi psikis Anda, dan sebagainya. Efek samping
Kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya
membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel
yang membelah dengan cepat. Karena itu efek samping kemoterapi muncul
pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya membelah dengan cepat. Efek
samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa
waktu setelah pengobatan.
Efek samping yang bisa timbul adalah antara lain:
1. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau
perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang
berlangsung terus hingga akhir pengobatan.
2. Mual dan Muntah
Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan
muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap
mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual
yang diberikan sebelum,selama, atau sesudah pengobatan
Kemoterapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun
lama.
3. Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang
menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit
kadang bisa terjadi. Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal,
buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang
hilang. Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga
ringan bila memungkinkan.
4. Rambut Rontok
5
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau
tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan
rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa
minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi
selesai.
5. Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa
pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian
bisa terjadi sakit pada otot.
6. Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah.
Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit
berhenti, lebam, bercak merah di kulit.
7. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai
oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel
darah merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah,
mudah lelah dan tampak pucat.
8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan
terdapat garis putih melintang.
Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda! Reaksi
tiap orang pada tiap siklus juga berbeda! Tetapi Anda tidak perlu
takut. Bersamaan dengan kemoterapi, biasanya dokter memberikan
juga obat-obat untuk menekan efek sampingnya seminimal
mungkin. Lagi pula semua efek samping itu bersifat sementara.
Begitu kemoterapi dihentikan, kondisi Anda akan pulih seperti
semula.
Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa
mengurangi efek samping kemoterapi sekaligus membangun
kembali kondisi tubuh Anda. Anda bisa menggunakannya, tetapi
6
konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu dengan dokter
Anda juga.
Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-
obatan herbal (yang semakin diterima kalangan kedokteran),
banyak klinik yang mengaku bisa memberikan kemoterapi herbal
yang bebas efek samping. Kalau Anda bermaksud
menggunakannya, pastikan yang menangani Anda di klinik
tersebut adalah seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus
berkonsultasi dengan dokter yang merawat Anda, dan lakukan
pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk memantau hasilnya.
9. Cara Mengatasi Efek Samping Kemoterapi
a. Pemberian anti mual dan muntah
Saat merasa mual duduk ditempat yang segar
b. Makan makanan tinggi kadar protein dan karbohidrat (sereal, bakso,
puding, susu, roti panggang, sup, yoghurt, keju, susu kental, kurma,
kacang, dll)
c. Lakukan perawatan mulut dengan menggosok gigi sebelum tidur dan
setelah makan. Bila tidak dapat menggosok gigi karena gusi berdarah,
gunakan pembersih mulut
d. Berikan pelembab bibir sesuai kebutuhan
e. Hindari rokok, makanan pedas dan air es.
Dalam beberapa penelitian kemoterapi mampu menekan jumlah
kematian penderita kanker tahap dini, namun bagi penderita kanker tahap
akhir / metastase, tindakan kemoterapi hanya mampu menunda kematian atau
memperpanjang usia hidup pasien untuk sementara waktu.
B. Efek Samping Obat Antimikroba dan Antiparasit
a. Antimikroba
Obat antimikroba (antibiotik) dapat dikelompokkan berdasarkan:
1. Berdasarkan Penyakitnya
a. Golongan Penisilin
- Mekanisme Resistensi terhadap penisilin adalah :
7
1. Pembentukan enzim betalaktamase misalnya pada kuman S.
aureus, H. influenza, Gonococus dan berbagai batang gram
negative pada umumnya kuman gram negative mensekresi
beta laktamase ekstraseluler dalam jumlah relative besar.
Kuman gram negative hanya sedikit mensekresi keluar
betalaktamase tetapi tempatnya strategis. Kebanyakan jenis
betalaktamase dihasilkan oleh kuman melalui kendali genetik
oleh plasmid.
2. Enzim autolisin kuman tidak bekerja sehingga timbul sifat
toleran kuman terhadap obat.
3. Kuman tidak memiliki dinding sel.
4. Perubahan PBP atau obat tidak dapat mencapai PBP.
Enzim penisilinase selain bersifat konstitutif dapat pula
dirangsang pembentukkannya justru dengan penggunaan penisilin
yang pada dasarnya merupakan substrat yang sukar dirusak oleh
enzim tersebut. Contoh :
a) Amoksisilin
Nama dagang : Ammoxillin, Amosine
Indikasi : infeksi pada saluran napas, saluran genito-urinaria,
Gonnorrhoea
Kontra indikasi : hipersensitif terhadap Penisilin, gangguan
ginjal, leukimia limfatik.
Efek samping : gangguan ginjal, reaksi hipersensitif
Dosis : dewasa 250-500 mg 3 x sehari, anak-anak (7-12 th) 10
ml sirop 125 mg/ 5ml
b) Ampisilin
Nama dagang : Ambiopi, Ampisilin
Indikasi : ISK, saluran pernapasan dan pencernaan
Kontra indikasi : hipersensitif
Efek samping : mual, muntah, diare,hipersensitif
Dosis: 250-500 mg 4 x sehari selama 5-10 hari
b. Golongan Sefalosporin
8
Mekanisme kerja:
Seperti antibiotik Betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba
Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel
mikroba. Yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga
dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Obat golongan
ini berkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati
infeksi saluran pencernaan bagian atas (hidung dan tenggorokan)
seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan
jaringan lunak, tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan
ginjal). Contoh :
1) Sefadroksil
Nama dagang : Biodroxil
Indikasi : Infeksi saluran nafas, kulit dan jaringan, tulang dan
jaringan artikulasi
Kontra indikasi : Hipersensitif
Efek samping : gejala ruam kulit
Dosis : dewasa 1-2 g per hari terbagoi menjadi 2 dosis.
Pengobatan dilakukan selama 2-3 hari setelah gejala hilang.
2) Sefoperazon
Nama dagang : Biofotik, Cefobid
Indikasi : Infeksi saluran napas , saluran kemih, meningitis.
Kontra indikasi : Hipersensitif
Efek samping : ruam makulopapula, urtikaria.
Dosis : dewasa 2-4 g per hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
3) Sefotaksim
Nama dagang : Biocef, Cefoxal
Indikasi : Infeksi bakteri pada saluran napas bawah, saluran
cerna, tulang, dan sendi.
Kontra indikasi : Hipersensitif
Efek samping : diare, nyeri abdomen, ruam kulit
Dosis : dewasa 1 g setiap 12 jam.
c. Golongan Tetracycline
9
Mekanisme kerja : Mengganggu sintesis protein kuman Spektrum
kerjanya luas kecuali terhadap Psudomonas & Proteus. Juga aktif
terhadap Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata),
leptospirae, beberapa protozoa. Contoh :
a) Tetrasiklin
Nama dagang : Bimatra, Tetrasanbe
Indikasi : Infeksi bakteri positif dan negatif, infeksi ricketssia
Kontra indikasi : gangguan ginjal
Efek samping : gangguan saluran cerna, anoreksia, dermatitis,
urtikaria, anafilaksis
Dosis : Dewasa 500 mg 4 x sehari, anak : 25-50 mg /kg/BB
/hari terbagi menjadi 4 dosis
b) Doksisiklin
Nama dagang : Doxin, Doxicor
Indikasi : infeksi saluran nafas,saluran pencernaan, saluran
individu, saaluran kemih dan kelamin
Kontra indikasi : kerusakan hati, diskrasia darah,
hipersensitifitas
Efek samping : gangguan saluran pencernaan, kerusakan hati.
Dosis: Dewasa hari I 200 mg, dilanjutkan dengan 100 mg 1 x
sehari pada hari berikutnya.
d. Golongan Kloramfenikol
Contoh : Kloramfenikol, Turunannya yaitu tiamfenikol. Nama
Dagang : Colme, Anicol, Biothicol.
Kontra indikasi : hipersensitif, penderita gangguan fungsi hati dan
ginjal.
Dosis : Dewasa 4 x sehari 250-500 mg, anak-anak 25-50 mg /kg
dalam dosis terbagi 3-4 x sehari
Efek samping :
1) Reaksi Hematologik
Terdapat dalam 2 bentuk yaitu:
10
o Reaksi toksik dengan manifestasi depresi sumsum tulang.
Kelainan ini berhubungan dengan dosis, menjadi sembuh
dan pulih bila pengobatan dihentikan. Reaksi ini terlihat
bila kadar Kloramfenikol dalam serum melampaui 25
mcg/ml.
o Bentuk yang kedua bentuknya lebih buruk karena anemia
yang terjadi bersifat menetap seperti anemia aplastik
dengan pansitopenia. Timbulnya tidak tergantung dari
besarnya dosis atau lama pengobatan. Efek samping ini
diduga disebabkan oleh adanya kelainan genetik.
2) Reaksi Alergi
Kloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit,
angioudem, urtikaria dan anafilaksis. Kelainan yang
menyerupai reaksi Herxheimer dapat terjadi pada pengobatan
demam Tifoid walaupun yang terakhir ini jarang dijumpai.
3) Reaksi Saluran Cerna
Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare dan
enterokolitis.
4) Sindrom Gray
Pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur yang mendapat
dosis tinggi (200 mg/kg BB) dapat timul sindrom Gray,
biasanya antara hari ke 2 sampai hari ke 9 masa terapi, rata-rata
hari ke 4.Mula-mula bayi muntah, tidak mau menyusui,
pernafasan cepat dan tidak teratur, perut kembung, sianosis dan
diare dengan tinja berwarna hijau dan bayi tampak sakit berat.
Pada hari berikutnya tubuh bayi menjadi lemas dan berwarna
keabu-abuan; terjadi pula hipotermia (kedinginan).
5) Reaksi Neurologik
Dapat terlihat dalam bentuk depresi, bingung, delirium dan
sakit kepala.
e. Golongan Makrolid
11
Mekanisme kerja : Golongan Makrolida menghambat sintesis protein
kuman dengan jalan berikatan secara reversibel dengan Ribosom
subunit 50S, sehingga mengganggu sintesis protein. Bersifat
bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadar
obat Makrolida. Contoh :
a) Klaritromisin
Nama Dagang : Abbotic, Binoklar
Indikasi : Infeksi saluran pernapasan,otitis media akut, infeksi
saluran kulit
Kontra indikasi : Hipersensitivitas, gagal jantung, ibu hamil
dan menyusui.
Efek samping : Diare, mual, pengecapan yang abnormal,
ketidaknyamanan pada perut.
Dosis : dewasa 250-500 mg 2 x sehari selama 7-14 hari
b) Eritromisin
Nama dagang : Bannthrocin, Duramycin
Indikasi : infeksi Streptokokus, Mycoplasma
pneumoniae,Treponema pallidum, Clostridium
Kontra indikasi : gangguan fungsi hati.
Efek samping : kejang perut, mual, muntah, diare.
Dosis:250-500 mg 4 x sehari
c) Azitromisin
Nama dagang : Mezatrin, Zithromax
Indikasi : Infeksi saluran nafas atas dan bawah, penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seks.
Kontra indikasi : hipersensitif, pemberian bersama dengan
derivat ergot.
Efek samping : mual, muntah, diare, nyeri perut dan dada,
palpitasi,vertigo.
Dosis : 500 mg (hari I) dilanjutkan 250 mg (hari II-V)
f. Golongan Kuinolon
12
Mekanisme kerja : Pada saat perkembangbiakkan kuman ada yang
namanya replikasi dan transkripsi dimana terjadi pemisahan double
helix dari DNA kuman menjadi 2 utas DNA. Pemisahan ini akan
selalu menyebabkan puntiran berlebihan pada double helix DNA
sebelum titik pisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman
dengan bantuan enzim DNA girase. Peranan antibiotika golongan
Kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan
bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati.
Efek Samping : Golongan antibiotika Kuinolon umumnya dapat
ditoleransi dengan baik. Efek sampingnya yang terpenting ialah
pada saluran cerna dan susunan saraf pusat. Manifestasi pada
saluran cerna,terutama berupa mual dan hilang nafsu makan,
merupakan efek samping yang paling sering dijumpai. Efek
samping pada susunan syaraf pusat umumnya bersifat ringan
berupa sakit kepala, vertigo, dan insomnia. Efek samping yang
lebih berat dari Kuinolon seperti psikotik, halusinasi, depresi dan
kejang jarang terjadi. Penderita berusia lanjut, khususnya dengan
arteriosklerosis atau epilepsi, lebih cenderung mengalami efek
samping ini. Contoh :
a) Siprofloksasin
Nama Dagang: Bactiprox,Baquinor
Indikasi : Infeksi saluran nafas bawah, infeksi kulit, jaringan
lunak, saluran kemih dan pencernaan
Kontra indikasi : Hipersensitif, hamil dan menyusui, anak-anak
dan remaja
Dosis: dewasa 200 mg setiap 12 jam (infeksi saluran kemih
ringan), 400 mg setiap 12 jam, (infeksi berat)
b) Ofloksasin
Nama dagang : Akilen, Danoflok
Indikasi : ISK, uretritis, servistis, saluran nafas bawah, enteritis
bakterial.
13
Kontraindikasi:Hipersensitivitas, hamil dan menyusui, anak-
anak sebelum pubertas
Dosis: dewasa 100-400 mg 1-2 x sehari selama 10 hari
c) Levofloksasin
Nama dagang : Cravit, Difloxin
Indikasi : Pnemonia, bronkitis akut
Kontraindikasi : Hipersensitif, epilepsi, anak, remaja, hamil dan
menyusui
Dosis : oral, parenteral 250-500 mg 1 x sehari
g. Golongan Aminoglikosida
Deskripsi : Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.
Mekanisme kerjanya : bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri
dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel.Semua anggota
aminoglikosida diketahui menghambat sintesis protein bakteri
dengan mekanisme yang ditentukan untuk streptomisin. Aktivitas
aminoglikosida dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama perubahan
pH, keadaan aerobik dan anaerobik. Aktivitas aminoglikosida lebih
tinggi pada suasana alkali daripada suasan asam. Contoh :
a) Amikasina
Nama dagang : Alostil, Amikin
Indikasi :infeksi kuman Gram nefatif pada intra abdominal,
jaringan lemak, combustio, saluran nafas bawah, saluran kemih.
Konta indikasi :-
Efek samping : ototoksis, nefrotoksik
Dosis : 15 mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2 dosis (im).
b) Gentamisin
Nama dagang: Ethigent, Gentamerck
Indikasi:Infeksi mikroba pada gentamisin,septikemia bakteri,
infeksi mikroba gram negatif dengan komplikasi, ISK, saluran
napas, saluran cerna.
Kontra indikasi: hipersensesitif
Efek samping: telinga berdengung, vertigo, tinitus, pusing.
14
Dosis: dewasa 3 mg/kg dalam dosis terbagi tiap 8 jam (im)
c) Kanamisin
Nama dagang:Kanarco, Kanoxin
Indikasi:Infeksi saluran napas, bronkitis, GO, ISK, uretritis.
Kontra indikasi: Hipersensitif
Efek samping: Ototoksisitas, hipersensitif, avitaminosis,
gangguan ginjal
Dosis: 15 mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2-4 dosis.
d) Spektinomisin
Nama dagang:Trobicin
Indikasi:Uretritis dan proktitis gonokokus akut
Kontra indikasi: hipersensitif
Efek samping: -
Dosis: dewasa suntik 5 ml larutan yang mengandung 2
Spektinomisin (im).
h. Golongan Sulfonamida dan Trimetoprim
Sulfonamida dan trimetoprim merupakan obat yang mekanisme
kerjanya menghambat sintesis asam folat bakteri yang akhirnya berujung
kepada tidak terbentuknya basa purin dan DNA pada bakteri. Kombinasi
dari trimetoprim dan sulfametoxazole merupakan pengobatan yang sangat
efektif terhadap pneumonia akibat P.jiroveci, sigellosis, infeksi salmonela
sistemik, infeksi saluran kemih, prostatitis, dan beberapa infeksi
mikobakterium non tuberkulosis (Katzung, 2007).
i. Golongan Fluorokuinolon
Golongan fluorokuinolon termasuk di dalamnya asam nalidixat,
siprofloxasin, norfloxasin, ofloxasin, levofloxasin, dan lain–lain.
Golongan fluorokuinolon aktif terhadap bakteri gram negatif. Golongan
fluorokuinolon efektif mengobati infeksi saluran kemih yang disebabkan
oleh pseudomonas. Golongan ini juga aktif mengobati diare yang
disebabkan oleh shigella, salmonella, E.coli, dan Campilobacter
(Katzung, 2007).
b.Antiparasit
15
1. Antelmintik
Mekanisme kerja : Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan
menghambat proses penerusan impuls neuromuskuler sehingga
cacing dilumpuhkan. Mekanisme lainnya dengan menghambat
masuknya glukosa dan mempercepat penggunaan (glikogen) pada
cacing. Contoh:
a) Dietil karbamazin
Nama dagang : Filarzan
Indikasi : Filariasis, onkoseriasis, loaiasis, askariasis, dan
ankilostomiasis
Kontra indikasi: anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu
hamil/menyusui
Efek samping : demam, sakit kepala, sakit otot dan persendian,
mual, muntah, menggigil, urtikaria, gejala asma bronkial.
Sedangkan gejala lokal berupa limfadenitis, limfangitis,
abses, ulkus, funikulitis, epidimitis, orchitis, dan limfedeme.
Dosis : Untuk filariasis bankrofti, dosis yang dianjurkan adalah
6mg/kg berat badan/hari selama 12 hari. Sedangkan untuk filaria
brugia, dosis yang dianjurkan adalah 5mg/kg berat badan/hari
selama 10 hari.
b) Levamisol
Nama dagang : Kam cek san, obat cacing kancisan
Indikasi : cacing perut, cacing tambang, cacing gelang, cacing
kremi
Kontraindikasi : hipersensitif, gangguan fungsi ginjal, hati dan ibu
hamil
Efek samping: mual, muntah, nyeri perut, pusing, sakit kepala,
sindroma seperti enselopati.
Dosis: Dewasa dan anak berusia lebih dari 16 tahun: 3 tablet, anak
berusia 5-15 tahun: 2 tablet., anak berusia 1-4 tahun: 1 tablet.
Diberikan sebagai dosis tunggal. Dosis kedua dianjurkan 1 atau 7
hari kemudian.
16
c) Mebendazol
Nama dagang : Gavox
Indikasi : Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura
(cacing cambuk), Enterobius vermicularis (cacing kremi),
Ancylostoma duodenale (cacing tambang), Necator americanus
(cacing tambang).
Kontra indikasi : kehamilan dan menyusui
Efek samping : Nyeri perut, diare
Dosis :
- Ascariasis: 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari
- Trichuriasis:100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari
- Enterobiasis: 100 mg dalam dosis tunggal
- Ancylostomiasis/Necatoriasis: 100 mg, 2 kali sehari selama 3
hari.
- Infeksi campuran : 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari atau
500 mg dalam dosis tunggal untuk semua jenis infeksi.
d) Piperazin
Nama dagang : Degezine, Combicetrin
Indikasi : enterobiasis, askariasis
Kontra indikasi : pasien dengan riwayat epilepsi, pasien dengan
penyakit atau kerusakan ginjal kronik.
Efek samping : mual, muntah, kolik, diare, alergi, nyeri sendi,
demam, vertigo.
Dosis : D ib e r i k an pad a dos i s 50 -75 mg /kgB B d ib ag i
da l am 4 dos i s s e l ama 2 ha r i .
C. Imunosupresan
Pemberian imunosupresan digunakan untuk kondisi seperti :
1. Pencegahan penolakan organ atau jaringan transplant
2. Pengobatan penyakit autoimuna, seperti:
- Lupus b.
- Rhc.
17
- Chron’s disease
- Multiple sclerosis
Masalah utamanya adalah efek samping pemberian obat imunosupresan antara
lain adalahhipertensi, gangguan fungsi ginjal, osteoporosis, dan diabetes mellitus.
Imunosupresan jugamemungkinkan timbulnya kanker.
D. Obat Hematologi
Contoh-Contoh Obat Hematologi dan efek sampingnya
1. Adfer
Komposisi : Fe glukonat 250 mg, Mangan sulfat 200 µg, Tembaga sulfat
200 µg, Vitamin C 50 mg, Asam folat 1000 µg, Vitamin B12 7,5
µg, dan Sorbitol 25 mg.
Indikasi : Anemia yang disebabkan oleh kekurangan Fe, anemia akibat
traumatik atau anemia endogenik, anemia akibat perdarahan
selama masa pertumbuhan, usia lanjut dan masa penyembuhan,
kehamilan, menyusui, dan anemia yang disebabkan malnutrisi
umum atau diet.
Kontra Indikasi : Penumpukan Fe, gangguan penggunaan Fe.
Efek Samping : Gangguan saluran pencernaan.
Kemasan : Kapsul 100 biji.
Dosis : Dosis awal 1-2 kapsul sehari.
2. Bufiron
Komposisi : Fe (II) Fumarat 250 mg, Vitamin B12 10 ug, Mn (II) Sulfat 0,2
mg, Cu (II) Sulfat 0,2 mg, dan Dioktil Natrii Sulfosuccinate 20
mg.
Indikasi : Pencegahan dan penyembuhan berbagai bentuk anemia seperti
anemia makrositik, anemia hipokromik, anemia pernisiosa.
Untuk mengobati keadaan kurang darah yang disebabkan oleh
karena kekurangan zat besi yaitu karena pendarahan, pada wanita
hamil dan pada masa pertumbuhan karena kebutuhan akan zat
besi meningkat.
18
Kontra Indikasi : -
Efek Samping : -
Kemasan : Dus 10x10 kapsul
Dosis : Pencegahan à 1 x 1 kapsul/hari, pengobatan à 3 x 1
kapsul/hari
3. Dasabion Kapsul
Komposisi : Besi (II) Fumarat 360 mg, Kalsium 20 mg, Asam Folat 1,5 mg,
Vitamin B12 15 mkg, Vitamin C 75 mg, Vitamin D3 400 SI, dan
Sorbitol 25 mg.
Indikasi : Segala macam anemia
Kontra Indikasi : -
Efek Samping : Nyeri pada saluran pencernaan disertai mual, muntah dan diare.
Pemberian secara terus menerus dapat menyebabkan konstipasi
dan feses menjadi hitam.
Kemasan : Dus 100 kapsul
Dosis : Sehari 1 kapsul atau menurut resep dokter
4. Emineton
Komposisi : Ferrous Fumarate 90 mg, Cupric Sulfate 0,35 mg, Cobaltous
Sulfate 0,15 mg, Manganese Sulfate 0,05 mg, Pyridoxine
Hydrochloride 0,192 mg, Cyanocobalamine 5 mg, Ascorbicacid
60 mg, Dl-A-Tocopherol Acetate 5 mg, Folicacid 400 mg,
Calcium Phosphate Dibasic 60 mg.
Indikasi : Membantu mengurangi gejala anemia
Kontra indikasi :
Efek Samping : Pemakaian Emineton secara berlebihan dapat menyebabkan
gangguan gastroenterik seperti diare atau gastritis, mual dan
muntah.
Kemasan :
Dosis : Dewasa (1–2 tablet/hari pada waktu atau sesudah makan),
Anak-anak (1 tablet/hari pada waktu atau sesudah makan).
19
5. Ferro Glukonat
Komposisi : Besi (II) sulfat 525 mg
Indikasi : Untuk mencegah dan mengobati kekurangan vitamin dan
mineral seperti kekurangan darah (anemia) dan membantu
pembentukan darah.
Kontra indikasi :
Efek Samping : Konstipasi, diare, mual, dan muntah.
Kemasan : Botol 100 tab
Dosis : Sehari 1 kapsul pada waktu atau sesudah makan, sesuai
petunjuk dokter.
6. Fercee
Komposisi : Besi (II) Fumarat 275 mg, Asatn Askorbat 100 mg, Natrium
Dioktilsulfosuksinat 20 mg, dalam bentuk pelepasan yang
diperlambat
Indikasi : Penyakit kurang darah, yang esensial dan sekunder yang
disebabkan oleh kekurangan zat besi, penyakit kurang darah yang
disebabkan oleh pendarahan, masa akil balik, masa hamil dan
pada anak-anak.
Kontra Indikasi : Terapi besi kontra indikasi untuk pasien dengan iron storage
disease atau pasien yang cenderung ke arah penyakit tersebut
yang disebabkan oleh chronic hemolytic anemia (seperti anomali
keturunan dari struktur/sintesa hemoglobin dan/atau defisiensi
enzim darah merah). Anemia oleh kekurangan piridoksina
hidroklorida sirosis hati.
Efek Samping : Reaksi sensitivitas dan gangguan saluran pencernaan dapat
terjadi.
Kemasan : Dus 100 kapsul lepas lambat
Dosis : 1 kapsul tiap hari sesudah makan pagi – bila perlu dapat sampai
2 kapsul tiap hari.
20
7. Hemobion
Komposisi : Ferrous 360 mg, Asam Folat 1,5 mg, Vitamin B12 15 mcg,
Kalsium Pantotenat 200 mg, Kolekalsiferol 400 UI, dan Vitamin
C 75 mg.
Indikasi : Sebagai vitamin pada anemia pada masa kehamilan dan laktasi,
pada masa kehamilan, dan anemia karena kehilangan darah oleh
berbagai sebab
Kontra indikasi : -
Efek samping : -
Kemasan : 10 x 10 kapsul
Dosis : 1 Kapsul/hari
8. Livron B. Plex
Komposisi : Vitamin B1 1,5 mg, Vitamin B2 0,25 mg, Vitamin B12 0,5 mcg,
Vitamin C 12,5 mg, Kalsium Pantotenant 1,5 mg, Nikotinamid
10 mg, Asam Folat 0,5 mg, Besi (II) Glukonat 7,5 mg, Tembaga
(II) Sulfat 0,65 mg, dan Hati Kering 100 mg
Indikasi : Anemia makrositik hiperkromik, seperti: anemia megaloblasnak
tropikal. Anemia hiperkromik. Anemia yang bertalian dengan
gangguan fungsi hati, perdarahan pada gusi. Anemia hiperkromik
sehabis keracunan. Untuk segalat macam penyakit oleh karena
kekurangan vitamin B. Sesudah pengobatan dengan antibiouka,
sulfonamida dan sebagai tambahan vitamin. Dalam hal–hal yang
tak memungkinkan penyunukan dengan preparat hati, misalnya
oleh karena terlalu peka. Sebagai tonikum umum untuk
pertumbuhan anak–anak yang tidak sehat. Sesudah mengalami
berbagai penyakit infeksi dan dalam masa sembuh dari suatu
penyakit.
Kontra indikasi : -
Efek Samping : Nausea, Nyeri Lambung, Konstipasi, Diare dan Kolik.
Kemasan : Dus 10 x 10 tablet
21
Dosis : Dewasa à 3x sehari 1-2 Tablet Salut Gula, Anak-anak à 3x
sehari 1 Tablet Salut Gula
E. Efek Samping Obat yang Termasuk Elektrolit
1. Diuretik
1. Penghambat kerja enzim karbonik anhidrase diantaranya
Asetazolamid dan diklorofenamid
a. Efek nonterapi dan kontraindikasi asetazolamid
Intoksikasi asetazolamid jarang terjadi. Pada dosis tinggi dapat
timbul parestesia dan kantuk yang terus menerus. Asetazolamid
mempermudah pembentukan batu ginjal karena berkurangnya ekskresi
sitrat, kadar kalium dalam urin tidak berubah atau meningkat.Reaksi alergi
yang jarang terjadi berupa demam, reaksi kulit, depresi sumsum tulang dan
lesi renal mirip reaksi terhadap sulfonamid.
F. Efek Samping Obat-Obat yang Mempengaruhi Konservasi Air
1. ADH
a. Efek ADH pada ginjal
Setelah dilepas oleh kelenjar hipofisis posterior ADH akan disirkulasi oleh
pembuluh darah dan pada individu dewasa ADH mempunyai waktu paruh
sekitar 17-35 menit. Ada beberapa faktor yang terlibat dalam eliminasi
hormone dan darah yang paling penting yaitu pemutusan rantai peptida
oleh enzim peptidase.
b. Efek ADH di luar ginjal
Efek ADH pada jantung merupakan efek tidak langsung, yaitu karena
adanya vasokonstriksi pembuluh darah koroner, penurunan aliran darah
koroner dan adanya perubahan tonus vegal dan tonus simpatis secara
refleks.
c. Efek samping
Suntikan ADH dosis besar menyebabkan vasokonstriksi, tekanan darah
naik dan kulit jadi pucat. Peristaltis usus meningkat, menyebabkan rasa
mual dan kolik usus. Pada wanita ADH menyebabkan spasme uterus.
22
G. Efek Samping Vaksin
Kontraindikasi
Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti eksim, furunkulosis dan
sebagainya, serta orang yang sedang menderita TBC.
1. Vaksin Jerap Difteri Tetanus
a. Efek Samping
Gejala-gejala seperti lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang
bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.
b. Kontraindikasi
Dosis kedua atau selanjutnya dari vaksin DT jangan diberikan pada anak
yang menderita gejala-gejala berat setelah pemberian dosis sebelumnya.
Seseorang yang terinfeksi dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV)
baik tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi DT harus berdasarkan
jadual standar tertentu.
2. Vaksin Jerap Difteri Tetanus Pertusis
a. Efek Samping
Terjadinya gejala-gejala yang bersifat sementara seperti lemas, demam,
kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat
seperti demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi 24
jam setelah imunisasi. Menurut dugaan komplikasi neurologis yang
disebabkan oleh komponen pertusis sangat jarang terjadi, observasi yang
telah dilakukan menunjukkan gejala ini jarang terjadi jika dibandingkan
dengan gejala-gejala lain yang ditimbulkan oleh imunisasi DTP.
b. Kontraindikasi
Terdapat beberapa kontra indikasi yang berkaitan dengan suntikan pertama
DTP. Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau
gejala-gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan kontraindikasi
dari komponen pertussis. Imunisasi DTP kedua tidak boleh diberikan
kepada anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama DTP.
Komponen pertussis harus dihindarkan, dan hanya dengan diberi DT untuk
meneruskan imunisasi ini. Untuk individu penderita HIV baik dengan
23
gejala maupun tanpa gejala harus diberi imunisasi DTP sesuai dengan
standar jadual tertentu.
3. Vaksin Jerap Tetanus
a. Efek Samping
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti
lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan
kadang-kadang gejala demam. Imunisasi TT aman diberikan selama
periode kehamilan.
b. Kontraindikasi
Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT. Bagi Individu yang terinfeksi
oleh virus HIV baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi
TT harus berdasarkan standar jadual tertentu.
4. Vaksin Tetanus Toksoid-Uniject
a. Efek Samping
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti
lemas, dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan
kadang-kadang gejala demam. Imunisasi TT aman diberikan selama
periode kehamilan.
b. Kontraindikasi
Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT. Bagi Individu yang terinfeksi
oleh virus HIV baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi
TT harus berdasarkan standar jadual tertentu.
5. Vaksin Polio Oral
a. Efek Samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa
paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari
0,17 : 1.000.000: Bull WHO 66: 1988).
b. Kontra Indikasi
Vaksin jangan diberikan pada individu yang menderita “immune
deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian
OPV pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya
sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah
24
sembuh. Bayi yang mengidap HIV baik yang tanpa gejala maupun dengan
gejala, imunisasi OPV dilakukan berdasarkan jadual standar tertentu.
6. Vaksin Hepatisis B Rekombinan
a. Efek Samping
Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dam pembengkakan di sekitar
tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya
hilang setelah 2 hari. Keluhan sistemik seperti demam, sakit kepala, mual,
pusing dan rasa lelah belum dapat dibuktikan disebabkan oleh pemberian
vaksin.
b. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksin-
vaksin lain, vaksin Hepatisis B Rekombinan tidak boleh diberikan kepada
penderita infeksi berat yang disertai kejang. Tetapi vaksinasi dapat
diberikan kepada penderita infeksi ringan.
H. Efek Samping NAPZA
Efek samping NAPSA timbul akibat penyalahgunaan yang disebabkan sendiri
oleh masyarakat dan kaula muda. Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA
yang sering disalahgunakan adalah :
1. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :
a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
c. Opioda sintetik : Metadon.
Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.
Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna
putih keabuan. Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan
proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi
morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari
morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai
penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.
Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan
perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf
25
kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai
keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri,
mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.
2. KOKAIN :
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.
Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris
lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup
dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama
dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka
pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu
makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.
3. KANABIS :
Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.
Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan
menggunakan pipa rokok.
Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih
santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif
berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan
tenggorokan.
4. AMPHETAMINE :
Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.
Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet
diminum dengan air.
Ada 2 jenis Amphetamine :
a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )
Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
26
b. Metamphetamine ice
Nama jalanan : SHABU, SS, ice.
Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya dihisap
atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus ( boong ).
5. LSD ( Lysergic Acid ).
Termasuk dalam golongan halusinogen.
Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.
Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar
seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk
pil dan kapsul.
Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30
– 60 menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.
Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi
yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama – lama menjadikan
penggunaanya paranoid.
6. SEDATIF – HIPNOTIK ( BENZODIAZEPIN ) :
Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat
tidur ).
Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami
kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.
7. SOLVENT / INHALASI :
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol,
Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.
Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada
golongan yang kurang mampu.
Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah
gangguan fungsi paru, jantung dan hati.
8. ALKOHOL :
Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang
27
mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses
penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
Nama jalanan : booze, drink.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran
28
DAFTAR PUSTAKA
Bowman, W. and Rand, M., 2000, Textbook of Pharmacology, Second Edition,
Blackwell Scientific Publications, London.
Chapter. 2011. Antibiotik. (Online). Available :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37912/4/Chapter%20II.pdf. (25
April 2015)
Chapter. 2011. Definisi Kanker. (Online). Available :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39872/4/Chapter%20II.pdf. (25
April 2015)
Darma, 2012. Pengenalan Vaksin http://dwidayadarma.com/pengenalan-
vaksin.html (24 April 2015, pukul 16.20 WITA)
Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5 tahun 2007. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Habib. 2012. Antikanker pada Siklus Sel. (Online). Available :
http://habib.blog.ugm.ac.id/kuliah/antikanker-pada-siklus-sel/ (25 April 2015)
Jaya Antara, Ngurah. 2013. Farmakologi Obat Kemoterapi Antikanker. (Online).
Available : http://ngurahjayaantara.blogspot.com/2013/12/farmakologi-obat-
kemoterapi-anti-kanker.html. (25 April 2015)
Julianto. 2009. Obat Antimikroba. (Online). Available :
http://julianto10.blogspot.com/2009/06/obat-anti-mikroba.html. (25 April 2015)
Katzung, Bertram, 2002, Pharmacology, EGC, Jakarta.
Khazanah, Nur. 2014. Farmakologi Antimikroba dan Antiparasit. (Online). Available :
http://chazanahnur.blogspot.com/2014/06/farmakologi-antimikroba-dan-
antiparasit.html. (25 April 2015)
Melvadoile. 2010. Antimikroba. (Online). Available :
http://melvadoile.blogspot.com/2010/07/antimikroba.html. (25 April 2015)
Putra, Semara. 2012. Antimikroba dan Antiparasit. (Online). Available.
http://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/05/26/anti-mikroba-dan-antiparasit/.
(25 April 2015)
Rina. 2013. Mekanisme Kerja Obat. (Online). Available :
https://rinapansieve.files.wordpress.com. (25 April 2015)
29
Sari Kumala Ratih, 2010. Vitamin dan Mineral.
http://skp.unair.ac.id/repository/web-pdf/web_VITAMIN__dan_MINERA
L_RATIH_KUMALA_SARI.pdf (24 April 2015, pukul 16.00 WITA)
Stringer, Janet, 2001, Basic Concept of Pharmacology, Second Edition,
Singapore, McGraw-Hill Book Co.
Zen, 2007. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif)
https://zenc.wordpress.com/2007/06/13/napza-narkotika-psikotropika-dan-
zat-aditif/ (24 April 2015, pukul 16.10 WITA)
30