Efek Pencahayaan Buatan Pada Area Belakang Salib Terhadap Kesan Suci Salib Yesus pada Bangunan...
-
Upload
alexanderdhea -
Category
Documents
-
view
105 -
download
9
Transcript of Efek Pencahayaan Buatan Pada Area Belakang Salib Terhadap Kesan Suci Salib Yesus pada Bangunan...
EFEK PENCAHAYAAN BUATAN PADA AREA BELAKANG SALIB TERHADAP KESAN SUCI SALIB YESUS PADA BANGUNAN GEREJA KATOLIK
KASUS STUDI : GEREJA KATOLIK SALIB SUCI GUNUNG SEMPU DI BANTUL
Alexander Dhea Herbudy Putra/145402222Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta
e-mail : [email protected]
Abstrak :Pencahayaan buatan dapat memberikan kesan pada sebuah obyek yang diteranginya. Pada bangunan gereja,sering dijumpai pencahayaan buatan pada bagian altar. Pencahayaan tersebut memeberikan aksen pada obyek-obyek teretentu sehingga menimbulkan kesan pada umat yang melihat ke altar. Salah satu obyek yang ada di altar adalah salib Yesus. Pada Gereja Salib Suci Gunung Sempu (GSSGS) belum terdapat pencahayaan pada salib yang diolah. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan rancangan desain pada pencahayaan buatan dari area belakang salib yang dapat merepresentasikan kesan suci dari umat GSSGS pada salib Yesus yang berada di altar gereja. Metoda yang dilakukan dimulai dengan mensurvei gereja yang menggunakan rancangan pencahayaan yang sama, membuat beberapa permdoelan,melakukan survei pada umat GSSGS dan menganalisis pilihan dari umat mengenai kesan salib yang suci dari pencahayaan pada salib Yesus.
Kata Kunci : Pencahayaan Buatan, Pencahayaan Belakang, Salib Yesus, Suci
Cahaya buatan (artificial light) adalah segala bentuk cahaya yang bersumber dari alat yang diciptakan oleh manusia, seperti lampu pijar, lilin, dan obor. Pencahayaan buatan diperlukan karena tidak dapat sepenuhnya tergantung pada ketersediaan pencahayaan alami, misalnya pada malam hari atau di ruang yang tidak terjangaku oleh cahaya matahari. Kelebihan dari pencahayaan buatan adalah intensitas cahaya konstan, bisa menjangkau ruang yang tidak dapat dicapai oleh cahaya matahari dan dapat dengan mudah membentuk suasana ruang dengan arah dan warna tertentu. [1]
Penggunaan cahaya buatan dengan arah tertentu dapat menciptakan kesan tertentu yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan manusia. Arah pada pencahayaan dipengaruhi oleh distribusi pencahayaan dan pengaturan susuan amatur lampu. Arah pencahayaan mempengaruhi pembentukan bayangan. Bayangan dapat memperjelas dan menimbulkan efek yang mengesankan atau sebaliknya. Ruangan tanpa banyangan dapat menimbulkan kesan monoton dan membosankan dan juga mempersulit penglihatan.[2]
Selain pada arah pencahayaan, warna dari cahaya lampu dapat membantu dalam membentuk atau menunjukkan kesan-kesan
tertentu terhadap suatu ruang atau obyek tertentu. Pemilihan warna pada pencahayaan buatan dapat memberikan efek psikologis kepada manusia untuk dapat membentuk suasana ruang yang diinginkan.[2]
Salah satu bangunan yang memanfaatkan kelebihan dari pencahayaan buatan adalah gereja. Pencahayaan buatan dimanfaatkan sebagai penerangan utama pada perayaan malam hari atau pada kondisi tertentu. Pencahayaan buatan dengan fungsi penerangan umum terletak pada seluruh bangunan gereja untuk dapat memperlancar jalannya ibadah, sedangkan efek-efek lampu tertentu terletak pada ruang-ruang tertentu atau obyek-obyek tertentu yang dianggap suci.
Pada gereja Katolik, altar menjadi tempat yang disakralkan karena merepresentasikan perjamuan kudus yang dilakukan oleh Yesus Kristus atau tempat berlangsungnya sakramen kudus. Pada bagian altar, biasanya terdapat efek pencahayaan khusus pada bagian salib Yesus, meja Altar, Tarbenakel dan Patung-patung orang kudus seperti Bunda Maria dan Yesus.
Salib Yesus biasanya menjadi latar dari altar dan memiliki dimensi yang cukup besar, sehingga bisa dilihat oleh seluruh umat di dalam gereja. Terdapat berbagai macam rancangan disain pencahayaan yang dilakukan pada bagian
1
Salib Yesus, mulai dari pencahyaan atas, bawah, samping, depan dan belakang. Efek pencahayaan tersebut memberikan kesan tertentu pada umat yang melihat ke arah altar dengan tujuan merepresentasikan bahwa Yesus Kristus adalah pembawa cahaya di dunia.
TINJAUAN LOKASI Bukit Sempu merupakan sebuah bukit
kecil di pinggiran kota Jogja dan masuk kawasan Kabupaten Bantul bagian utara. Pada puncak bukit ini menjulang tinggi sebuah Salib besar terbuat dari kayu tanpa corpus dan disampingnya berdiri sebuah gereja sederhana nan indah yang dinamakan Gereja Salib Suci Gunung Sempu (GSSGS). Tepatnya berada di Jl. Rakai Hino, komplek PPLH Gunung Sempu, Kasihan, Bantul. Gereja ini merupakan salah satu gereja kapel stasi dari Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran dan merupakan salah satu basis umat Kristiani yang besar di paroki tersebut. Gereja Sempu dibangun dan diresmikan tahun 1990 dan dibuka menjadi salah satu tempat peziarahan doa terkenal di Yogyakarta.[3]
Bertambahnya umat setiap tahun, membuat GSSGS mengalami beberapa permasalahan, terutama pada hal kapasitas ruang. Saat ini sedang direncanakan perluasan pada GSSGS, penambahan fasilitas dan perancangan ulang pada bagian altar gereja. Perbaikkan altar ditujukan untuk menambah ruang bagi Tarbenakel dan memeperbaikki pencahayaan pada altar.
Pada bagian altar gereja, belum terdapat pencahayaan khusus pada salib yang khusus menyinari salib Yesus. Pencahayaan pada salib saat ini hanya berasal dari pencahayaan general untuk penerangan altar. Hal ini memunculkan kesan bahwa salib hanya menjadi sebuah latar dan ornamen saja.
Gambar 1. Altar GSSGSSumber : https://pbs.twimg.com/Profile_
images/451869237259161600/DVxWaNjl.jpeg
Pada ilustrasi-ilustarasi mengenai kesucian, sering dijumpai adanya sumber cahaya dari belakang obyek tersebut, seolah-olah obyek tersebut adalah pemabawa terang. Oleh karena itu, pada penelitian ini, pencahayaan buatan yang akan diteliti adalah pencahayaan yang berasal dari area belakang salib. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan kesan suci pada salib altar GSSGS.
Gambar 2. Ilustrasi Cahaya Suci
Sumber : googlesearch
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat ditarik sebuah rumusan permasalahan berupa, bagaiamana wujud rancangan pencahayaan buatan pada bagian belakang Salib Yesus yang dapat memunculkan kesan suci pada salib altar di GSSGS?
KAJIAN PUSTAKA- Tata Lampu Aksentuasi
Tata lampu aksentuasi memebri fokus khusus pada suatu obyeka atau detail tertentu pada sebuah ruangan, sehingga
2
berfungsi sebagai alat dekorasi atau untuk menonjolkan benda-benda tertentu, memilih satu titik fokus, atau hanya untuk memberi sapuan cahaya pada dinding berwarna. Apabila lampu latar belakang memberi cahaya yang datar, tata lampu aksentuasi memunculkan karakter dan daya tarik pada desain. [2]
- Efek Psikologis Warna Pada ManusiaJenis warna dapat memberikan efek psikologis pada manusia berupa kesan terhadap suatu objek.
Tabel 1. Efek Psikologis Warna pada manusiaWarna Kesan Warna
Merah Hangat, nyaman, menggairahkan
Emas Mewah, kecerian, ornamental
Orange Ceria,hangat, menggairahkan, tidak nayaman
Putih Kejujuran, tidak bersalah, kemurnian, keperawanan, kesucian, kesopanan, kesederhanaan, kerendahan hati, terang, cinta, persahabatan, monoton, silau.
Abu-abu
Penebusan dosa, kerendahan hati, kesedihan, umur, keadaan tidak mabuk, kematian, ketakutan, kesuraman, sterilitas, kematangan, tanpa emosi, isolasi.
Kuning Kegembiraan, dan keceriaanCoklat Netral, tidak berbahagia
Sumber : Sri Rahayu, 2001 [4]
TUJUAN DAN SASARAN PENELITIANTujuan dari penelitan ini adalah
menemukan rancangan desain pada pencahayaan buatan dari area belakang salib yang dapat merepresentasikan kesan suci dari umat GSSGS pada salib Yesus yang berada di altar gereja.
Sasaran dari penelitian ini adalah mengetahui efek pencahayaan yang dapat merepresentasikan bahwa salib itu suci dengan
membahas kesan yang didapatkan oleh mata manusia.
HASIL PENELITIANHasil Survei GerejaSurvei hanya difokuskann pada gereja-gereja yang menggunakan rancangan pencahayaan buatan pada area belakang salib. Survei dilakukan pada bangunan gereja katedral dan gereja Katolik yang yang ada di wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Gereja katedral diambil sebagai wakil dari setiap gereja yang ada di dalam wilayah Keuskupan yang tersebar hampir di setiap provinsi di Indonesia. Sedangkan survei pada gereja di DIY, dimaksudkan untuk mengetahui beberapa rancangan desain pencahayaan area salib yang dominan, terutama pencahayaan dari arah belakang salib.
Tabel 2. Daftar Katedral di IndonesiaNama Katedral
Foto
Katedral Roh Kudus di Keuskupan Denpasar
Katedral Santo Yosef (Pontianak) di Keuskupan Agung Pontianak
3
Katedral Kristus Raja (Purwokerto) di Keuskupan Purwokerto
Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci diKeuskupan Agung Semarang
Katedral Tiga Raja diKeuskupan Timika
Sumber : analisis
Tabel 3. Daftar Gereja di IndonesiaNama Gereja
Foto
Paroki Santo Fransiscus Xaverius Kidul Loji
Paroki Kristus Raja Baciro
Paroki Maria Yang Tersuci dari Kurnia Ilahi Marganingsih Kalasan
Paroki Santo Antonius De Padua Kotabaru
Gereja Santo Mikael Pangkalan
Sumber : analisis
Dari hasil pencarian data diatas, terdapat dua desaian yang dominan, yaitu memberikan efek pencahayaan pada keseluruhan salib dan memberikan efek pencahayaan hanya pada bagian tengah salib. Selain itu, terdapat beberapa warna dominan pada bagian dinding belakang salib yaitu putih, coklat, dan abu-abu.
4
Sedangkan pada warna lampu menggunakan lampu yang memilki warna kuning dan putih.
Permodelan Dengan Dialux dan Hasil Survei Umat GSSGSPada permodelan dengan program Dialux, jenis lampu yang digunakan adalah Philips TCH329 1xTL8W O, yang memilki warna cahaya berwarna putih. Gambar 2. Spesifikasi Lampu
Sumber : DIALux Program
Tabel 3. Daftar Model dan Hasil Survei Umat GSSGSNo Model Warna Dinding Jumlah Lampu Jumlah Responden1
Merah Muda
1 0
2
8 9
3
Kuning-Emas
1 3
4
8 0
5
Abu-abu 1 13
5
6
8 0
7
Krem
1 0
8
8 3
9
Biru Pastel
1 3
10
8 0
11
Putih
1 0
12
8 16
6
13
Kuning
1 2
14
8 1
Sumber : analisisJumlah umat yang disurvei pada penelitian kali ini adalah 50 umat dari GSSGS.
PEMBAHASANPembahasan penelitian ini berupa
jabaran kesan yang didapatkan dari kuisoner dilihat dari hasil rancangan desain susunan lampu dan efek psikologis warna yang dihasilkan pada pilihan model yang mendapatkan pilihan terbanyak.
Rancangan Pencahayaan Buatan Pada Bagian Seluruh Salib
Model yang banyak dipilih pada rancangan ini adalah model nomer 12 dengan jumlah 16 responden.
Gambar 3. Model Nomer 12Sumber : Analisis
Bila dilihat dari susunan lampu pada bagian belakang salib, didapatkan kesan bahwa terang suci Yesus Kristus berasal dari salib. Sebuah gambaran bahwa Yesus rela di salib demi memberikan terang di dunia. Efek warna putih dinding, semakin memperkuat salib seolah-olah terselimuti oleh cahaya putih suci yang terang. Dikarenakan ada perbedaan kontras yang signifikan antara dinding belakang salib yang
terkena cahaya langsung dengan yang tidak terkena cahaya secara langsung.
Rancangan Pencahayaan Buatan Pada Bagian Tengah Salib
Model yang banyak dipilih pada rancangan ini adalah model nomer 5 dengan jumlah 13 responden.
Gambar 3. Model Nomer 5Sumber : Analisis
Bila dilihat dari susunan lampu pada bagian belakang salib, didapatkan bahwa Yesus merupakan orang suci. Hal ini dikarenakan sering dijumpainya ilustrasi mengenai Yesus yang memilki lingkaran cahaya di bagian kepala maupun pada bagian hati Yesus. Selain itu, pencahayaan tunggal pada bagian tengah salib, memberi kesan sederhana. Pada bagian latar warna dinding yang berwarna abu-abu, menggambarkan sebuah kesederhanaan.
KESIMPULANRancangan pencahayaan buatan dari area
belakang salib yang dapat merepresentasikan kesan suci pada salib Yesus di altar, harus
7
memperhatikan warna latar dinding dari salib tersebut. Warna putih adalah warna yang memudahkan kesan suci ditangkap oleh manusia.
DAFTAR PUSTAKA[1] Prasasto Satwiko.(2009). Fisika
Bangunan, Andi Offset, Yogyakarta.[2] Sri Rahayu K.S, J. 2001. Penataan Artistik
Pencahayaan Artifisial. Studi Kasus: Ruang Pertemuan Poncowati Hotel Patra Jasa
Semarang. Laporan penelitian. Semarang : Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur, Universitas Katolik Soegijapranata.
[3] https://sabdatamatours.wordpress.com/2012/06/11/salib-suci-gunung-sempu-puncak-dari-doa-kita/
[4] Utami H. H, Sinung. 2010. Aplikasi Semiotik & Efek Psikologis Tampilan Warna pada Rumah, Jurnal Riptek,Vol 4 (1) : 37-44.
8